Anda di halaman 1dari 21

MOTORIZED VALVE VENTILATOR

Diajukkan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mengikuti Kegiatan


Community of Practice (CoP)

Disusun Oleh :
IVAN RIFKI HIDAYAT
RICO HERIANSYAH
M YUDHA ADITYA

PT. PLN (PERSERO) UPDK BENGKULU


UNIT INDUK PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
TAHUN 2021
PERNYATAAN PERSETUJUAN

Dengan ini menyatakan bahwa Karya COP dengan Judul :

MOTORIZED VALVE VENTILATOR

Disusun Oleh :

IVAN RIFKI HIDAYAT


RICO HERIANSYAH
M.YUDHA ADITYA

Desetujui untuk mengikuti


Community Of Practice PT. PLN (Persero)
Bidang
Pembangkitan

Bengkulu, 25 Januari 2021

MANAGER
PT. PLN (Persero)
UPDK Bengkulu

I NYOMAN BUDHA

I
PERNYATAAN ORIGINALITAS

Yang bertanda tangan di bawah ini:

1. Nama/NIP : IVAN RIFKI HIDAYAT / 93163757ZY


Jabatan : JE HAR LISTRIK
9519586ZY
2. Nama/NIP : RICO HERIANSYAH /
Jabatan : AE HAR ALAT BANTU
9515008B2Y
3. Nama/NIP : M YUDHA ADITYA /
Jabatan : JO ALAT BANTU

Dengan ini menyatakan bahwa Community of Practice (CoP) kami yang berjudul
Motorized Valve Ventilator merupakan Karya CoP baru yang original dan belum
pernah dibuat sebelumnya baik di unit kami maupun di unit – unit PLN dan anak
Perusahaan PLN. Apabila dikemudian hari ada tuntutan/klaim mengenai karya inovasi
yang dibuat maka kami siap mempertanggung jawabkan segala konsekuensinya.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya agar dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.

Mengetahui,
Bengkulu, 25 Januari 2021

Manajer PT. PLN (Persero) Koordinator Knowledge


UPDK Bengkulu Management
UPDK Bengkulu

I NYOMAN BUDHA CECEP SUMARLIN

II
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun Karya Community of Practice
(CoP) yang kami beri judul “Motorized Valve Ventilator.”

Ucapan terima kasih, penulis persembahkan kepada:


1. Bapak Djoko Mulyono, selaku General Manajer PT.PLN (Persero) Pembangkit Sumatra
Bagian Selatan.
2. Seluruh Manager Bidang di lingkungan PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera
Bagian Selatan.
3. Ketua KM, Inovasi, EO dan CDC beserta tim Pembina Karya CoP PT. PLN (Persero) Unit
Induk Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan.
4. Bapak I Nyoman Budha, selaku Manajer PT. PLN (Persero) UPDK Bengkulu.
5. Seluruh Manager Bagian di lingkungan PT. PLN (Persero) UPDK Bengkulu.
6. Bapak Alfian Raharja, selaku Manager PLTA Tes dan atasan langsung penulis yang telah
memberikan dukungan yang sangat besar dalam penulisan CoP ini.
7. Seluruh Supervisor di PLTA Tes beserta rekan-rekan di lingkungan PLTA Tes.
8. Dan semua pihak yang telah membantu penyusunan CoP ini.

Penulis menyadari bahwa karya CoP ini masih dapat untuk dikembangkan lebih
lanjut. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua
pihak untuk pengembangan CoP ini selanjutnya. Semoga CoP ini dapat berguna bagi
kemajuan PT PLN (Persero) khususnya dan seluruh pembaca CoP ini pada umumnya.

Bengkulu, 25 Januari 2021

III
PT PLN (Persero)
Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan

Daftar Isi
Halaman Judul
PERNYATAAN PERSETUJUAN...................................................................................................i
PERNYATAAN ORIGINALITAS...................................................................................................ii
KATA PENGANTAR .....................................................................................................................iii
Daftar Isi ..........................................................................................................................................iv
Daftar Gambar .................................................................................................................................v
Daftar Tabel .....................................................................................................................................vi
ABSTRAK........................................................................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ................................................................................................................1
1.2. Maksud dan Tujuan .........................................................................................................2
1.3. Ruang Lingkup ...............................................................................................................2
1.4. Metodologi.......................................................................................................................3
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Ventilator Valve................................................................................................................4
2.2 Motor 3 Fasa ....................................................................................................................5
2.3. Rangkaian Kontrol Open dan Close Ventilator................................................................6
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Pembahasan Motorized Ventilator Valve.........................................................................6
3.2 Penyelesaian masalah.......................................................................................................9
BAB IV MANFAAT DAN ANALISA RISIKO...............................................................................9
4.1 Manfaat Non Finasial.......................................................................................................12
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan.......................................................................................................................13
5.2 Saran.................................................................................................................................13

IV
PT PLN (Persero)
Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan

Daftar Gambar

Gambar 2.1 Ventilator Udara................................................................................4


Gambar 2.2 Ventilator Air PLTA TES.....................................................................5
Gambar 2.3 Motor Listrik 3 Fasa...........................................................................6
Gambar 3.1Desain Ventilator Valve Lama ...........................................................8
Gambar 3.2 RCPS Valve Ventilator.......................................................................9
Gambar 3.3 Alat Perancang Motorized.................................................................9
Gambar 3.4 Rangkaian Control Motorized Valve................................................10
Gambar 3.5 Ventilator Valve.................................................................................10

V
PT PLN (Persero)
Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan

Daftar Tabel

Tabel 4.1.1 Table Ventilator Desain Lama dan Baru.............................................12

VI
PT PLN (Persero)
Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan

ABSTRAK

Ventilator merupakan suatu alat untuk mencegah terjadinya waterhammer ketika unit
mengalami trip, selain itu juga sering terjadinya Over speed pada putaran Turbin (RPM),
saat unit akan dioperasikan sering terjadi gangguan seperti unit sulit untuk masuk
kesistem (pembebanan), sehingga Ventilator dapat dimanfaatkan untuk mengurangi
putaran Turbin (RPM), ketika putaran Turbin mengalami Over Speed diatas 1000 RPM.
pada dasarnya putaran normal Shaft turbin maksimal sebesar 1000 Rpm. Karena ventilator
Unit #1 dan #2 masih menggunakan kontruksi lama dan pengoperasian masih manual,
sehingga pada saat start dan stop operator harus siap dilokasi (unit). Berdasarkan
permasalahan tersebut tim pemeliharaan ULPL TES mencari cara menyelesaikan
permasalahan tersebut dengan menambahkan motorized pada valve ventilator agar dapat
dioprasikan secara automatis ketika unit mengalami trip untuk mencegah terjadinya
waterhammer dan untuk mengurangi overspeed pada turbin, yang dapat merusak
komponen equipment. Dengan penambahan motorized valve ventilator ini diharapkan
dapat mempermudah proses pengoperasian unit. Selain itu karya ini dapat mendukung
program remotisasi.

Keyword : Motorized, Ventilator, Remotisasi

VII
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Pembangkit Listrik Tenaga Air Tes yang mulai beroperasi pada tahun 1923
merupakan PLTA tertua di sumatera dengan menggunakan pola kolam tando dengan
gedung pembangkit berada dipermukaan tanah yang memanfaatkan aliran sungai ketaun
yang dibendung dikolam tando sebelum dialirkan melalui penstock menuju Turbin
(Reservoir) dengan kapasitas total 23,3 MW terdiri dari gedung baru 5 x 4,4 MW dan
gedung lama 2 x 660KW.

Dalam rangka memenuhi kebutuhan listrik, PLTA Tes selalu berupaya meningkatkan
kinerja operasionalnya. Program continuous improvement terus dijalankan dalam upaya
untuk merealisasikan produksi energy listrik dengan melakukan improvisasi dan inovasi
untuk proses meningkatkan keandalan unit.

Seiring dengan meningkatnya tuntutan keandalan pembangkit, PT. PLN (Persero)


berupaya menekan angka gangguan atau pemadaman. Gangguan tersebut merupakan
potensi yang sangat merugikan PT. PLN (Persero) maupun pihak pelanggan. Pada dasarnya
semua pembangkit tidak ada yang benar-benar aman dari gangguan yang datangnya dari
pembangkit itu sendiri, dari dalam sistem itu sendiri maupun dari luar sistem. Untuk
menjaga keandalan pembangkitan agar dapat beroperasi dengan baik menjadi kunci utama
dalam mengurangi gangguan serta mencegah kerusakan peralatan. Salah satunya dengan
melakukan kegiatan pemeliharaan baik preventive maintenance, predictive maintenance
maupun corrective.

Ventilator merupakan suatu alat untuk mencegah terjadinya waterhammer ketika


unit mengalami trip, selain itu Ventilator berfungsi untuk mengurangi tekanan Laju air
dalam memutar turbin, yang dapat menyebabkan Over speed pada Turbin (RPM). Ketika
unit akan dioperasikan sering terjadi gangguan seperti unit sulit untuk masuk kesistem
(pembebanan) karena terjadi overspeed sampai 2000 Rpm, sehingga dibutuhkan 2 (Dua)
Man Power untuk berjaga didekat valve ventilator dan di Control local panel untuk
memastikan unit beroperasi dengan aman dan dapat segera masuk ke sistem. Pada
dasarnya putaran normal Shaft turbin maksimal sebesar 1000 Rpm. Karena ventilator Unit
#1 dan #2 masih menggunakan kontruksi lama dan pengoperasian masih manual,
sehingga pada saat start dan stop operator harus siap dilokasi (unit). Dikhawatirkan bila

1
PT PLN (Persero)
Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan

ventilator valve masih dioperasikan secara manual bila tiba – tiba unit mengalami trip dan
valve dalam keadaan tertutup maka akan menyebabkan terjadinya waterhammer dan bila
itu sering terjadi untuk waktu yang lama dapat merusak komponen penstock serta semua
komponen yang ada di dalam turbin.

Permasalahan inilah yang menimbulkan ide tim pemeliharaan PLTA Tes untuk
melakukan penambahan Motorized pada ventilator valve. Hal ini menjadi latar belakang
ide pembuatan Comunity of Pratice (Cop). Selain itu adalah :

a. Konstruksi unit 2 masih konstruksi lama yang menggunakan ventilator valve di


spiral case.
b. Sejak penggantian governoor ketika waktu star dan stop ventilator valve harus di
adjust agar tidak terjadi overspeed
c. Pada saat start dan stop operator harus selalu stay di unit.

1.2. Maksud dan Tujuan Cop

Maksud dan tujuan dari COP ini adalah sebagai berikut :

1. Mempermudah pengoperasian Unit dengan membuat Ventilator valve dapat


dioperasikan secara automatis agar dapat mengikuti fungsi situasi dan kondisi
sesuai keadaan unit pada saat operasi.
2. Mencegah terjadinya kerusakan semua komponen dalam spiralcase yang
disebabkan oleh waterhammer pada saat unit mengalami trip
3. Mencegah terjadinya overspeed pada putaran turbin agar unit dapat dengan
mudah masuk ke sistem
4. Mendukung program remotisasi

1.3. Ruang Lingkup

Ruang lingkup dalam pembuatan Community of Practice (Cop) ini dibatasi pada
bagaimanan cara mempermudah proses pengoperasian unit , dan ventilator valve dapat
beroperasi secara automatis menyesuaikan pada keadaan unit.

2
PT PLN (Persero)
Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan

1.4. Metodologi

Dalam penyusunan Community of Practice (CoP) ini metodologi yang digunakan


adalah sebagai berikut:
a. Observasi Lapangan
Observasi lapangan dilakukan untuk mengidentifikasi permasalahan, menentukan
pilihan pemecahan masalah, material dan peralatan yang dibutukan untuk CoP
serta pengambilan data-data yang menunjang untuk implementasi CoP
b. Melakukan sharing dengan bagian pemeliharaan, operasi dan engineering.
c. Pemasangan motorized ventilator valve, pengujian dan pemantauan untuk
dilakukan evaluasi sebagai dasar pengembangan COP PLTA Tes, dengan
memanfaatkan motorized bekas yang sudah tidak terpakai untuk dimanfaatkan di
ventilator.
d. Evaluasi hasil Cop
Melakukan evaluasi implementasi Comumunity of Practice (Cop) untuk
mendapatkan hasil yang lebih optimal.

3
PT PLN (Persero)
Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Ventilator Valve

Ventilator valve merupakan suatu komponen mekanik yang berperan penting untuk
mengurangi tekanan laju aliran air ketika putaran turbin mengalami overspeed. Ketika
Overspeed aliran air yang bertekanan mengalir memutar turbin dapat diarahkan keluar
melewati ventilator valve yang ada disamping spiralcase, sehingga putaran turbin dapat
berputar secara normal sebesar 1000 Rpm. Ventilator valve ini masih digunakan pada PLTA
dengan kapasitas kecil sebagai safety pada saat unit akan dilakukan Start dan stop.

Untuk memaksimalkan fungsinya maka ventilator valve perlu ditambahkan motorized


agar pengoperasiannya dari manual dapat dilakukan secara automatis dengan mengikuti
sesuai fungsi situasi dan kondisi keadaan unit pada saat beroperasi. Ventilator ini sendiri
sistem kerjanya hampir sama seperti pintu air.

2.2.1. Jenis – jenis Ventilator Valve

2.1Ventilator valve udara

Jenis ventilator valve ini banyak digunakan di sistem pemipaan, pada prinsipnya
untuk mengeluarkan udara dari dalam instalasi pipa. sehingga dalam instalasi tersebut
benar-benar hanya air (fluida) yang dialirkan.

Fungsi Ventilator valve udara ini sendiri untuk :

 Untuk melindungi bahan pipa dan sistem dari korosi karena udara (oksigen).
 Untuk mencegah kebisingan akibat masuknya udara ke dalam sistem pasokan air.
 Dan Untuk start awal halus dan mencegah aliran yang tidak stabil dalam instalasi
pipa.

Gambar 2.1. Ventilator Udara

4
PT PLN (Persero)
Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan

2.2 Ventilator valve air

Jenis ventilator ini biasa masih digunakan pada pembangkit jenis PLTA lama yang
sudah berumur dan digunakan pada PLTA kapasitas kecil. Sebagai peredam atau
mengurangi laju tekanan air.

Fungsi Ventilator air ini sendiri untuk :

 Untuk mengurangi tekanan laju aliran air yang memutar turbin


 Untuk mengurangi overspeed pada putaran turbin
 Dan untuk mencegah terjadinya waterhammer sehingga air bertekanan dapat
dialirkan menuju ventilator valve.

Gambar 2.2 Ventilator Air PLTA Tes

2.2 Motor 3 fasa


Motor listrik 3 fasa adalah motor yang bekerja dengan memanfaatkan perbedaan
fasa pada sumber untuk menimbulkan gaya putar pada bagian rotornya. Perbedaan fasa
pada motor 3 phase didapat langsung dari sumber. Hal tersebut yang menjadi pembeda
antara motor 1 fasa dengan motor 3 fasa.

5
PT PLN (Persero)
Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan

Secara umum, motor 3 fasa memiliki dua bagian pokok, yakni stator dan rotor.
Bagian tersebut dipisahkan oleh celah udara yang sempit atau yang biasa disebut dengan
air gap.

Gambar 2.3 Motor Listrik 3 Phase

Motor ini akan dimanfaatkan dalam CoP ini untuk menggerakkan buka dan tutup ventilator.

2.3 Rangkaian Kontrol Open dan Close Ventilator


Rangkaian Kontrol adalah suatu rangkaian yang berfungsi untuk mengendalikan suat
u peralatan maupun mesin-mesin listrik. Rangkaian yang dirancang untuk sistem ini berfung
si mengontrol buka dan tutup ventilator melalui motor 3 phase. Buka dan tutup ventilator bi
sa dilakukan secara auto maupun manual.

Gambar 2.4 Rangkaian Kontrol

6
PT PLN (Persero)
Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Pembahasan MotorizedVentilator Valve

Pembangkit Listrik Tenaga Air Tes yang mulai beroperasi pada tahun 1923
merupakan PLTA tertua di sumatera dengan menggunakan pola kolam tando dengan
gedung pembangkit berada dipermukaan tanah yang memanfaatkan aliran sungai ketaun
yang dibendung dikolam tando sebelum dialirkan melalui penstock menuju Turbin
(Reservoir) dengan kapasitas total 23,3 MW terdiri dari gedung baru 5 x 4,4 MW dan
gedung lama 2 x 660KW. Dalam rangka memenuhi kebutuhan listrik, PLTA Tes selalu
berupaya meningkatkan kinerja operasionalnya. Program continuous improvement terus
dijalankan dalam upaya untuk merealisasikan produksi energy listrik dengan melakukan
improvisasi dan inovasi untuk proses meningkatkan keandalan unit.

Seiring dengan meningkatnya tuntutan keandalan pembangkit, PT. PLN (Persero)


berupaya menekan angka gangguan atau pemadaman. Gangguan tersebut merupakan
potensi yang sangat merugikan PT. PLN (Persero) maupun pihak pelanggan. Pada dasarnya
semua pembangkit tidak ada yang benar-benar aman dari gangguan yang datangnya dari
pembangkit itu sendiri, dari dalam sistem itu sendiri maupun dari luar sistem. Untuk
menjaga keandalan pembangkitan agar dapat beroperasi dengan baik menjadi kunci utama
dalam mengurangi gangguan serta mencegah kerusakan peralatan. Salah satunya dengan
melakukan kegiatan pemeliharaan baik preventive maintenance, predictive maintenance
maupun corrective.

Ventilator valve merupakan suatu peralatan yang berfungsi untuk mencegah terjadinya
waterhammer yang dapat merusak komponen dalam turbin, seiring berjalannya waktu
ventilator valve ini dapat difungsikan untuk menurunkan putaran overspeed pada turbin
agar unit dapat sinkron dan masuk ke sistem. Ventilator valve ini pada umumnya masih
dapat ditemukan pada PLTA dengan kapasitas daya di bawah 1 Mw. Ketika akan dilakukan
pengoperasian pada Unit 1 dan 2 sering sekali didapati gangguan seperti unit sulit masuk ke
sistem (sinkron) dikarenakan putaran turbin mengalami overspeed diatas 1500 Rpm tentu
melebihi dari batas Rpm yang ditetapkan sebesar 1000 Rpm agar unit dapat sinkronisasi.
Pada ventilator valve ini pengoperasiannya masih dilakukan secara manual masih
membutuhkan 2 man power untuk berjaga di unit, sehingga setiap kali unit 1 dan 2 akan

7
PT PLN (Persero)
Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan

dioperasikan harus dioperasikan secara manual dari control panel yang ada di unit atau
tidak bisa di operasikan secara automatis dari dalam ruang control, sangat jelas
pengoperasian tidak efektif sedangkan untuk PLTA Tes sendiri akan diterapkan sistem
pengoperasian Remot sehingga semua unit dan setiap peralatan harus dapat bekerja secara
automatis. Agar ketika dioperasikan dari jarak jauh tidak terjadi suatu kendala yang
diinginkan.

Gambar 3.1 Desain Ventilator Valve lama

Permasalahan inilah yang menimbulkan ide tim pemeliharaan dan operasi PLTA Tes untuk
melakukan penambahan motorized pada valve ventilator agar dapat beroperasi secara
automatis. Hal ini menjadi latar belakang ide pembuatan Community of Pratice (Cop).

8
PT PLN (Persero)
Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan

Gambar 3.2 RCPS Valve Ventilator

Berdasarkan Diagram RCPS tersebut diputuskan dengan memodifikasi valve ventilato.


3.2 Penyelesaian Masalah

Tahapan selanjutnya dari peneyelesaian masalah ini adalah

a. Melakukan perancangan motorized valve ventilator


Menentukan material yang diperlukan seperti :

Motor Listrik Contactor Gear Motor

Limit Switch Relay

Gambar 3.3 Alat Perancang Motorrized

9
PT PLN (Persero)
Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan

b. Membuat rangkaian control

Rangkaian control ini digunakan untuk menggerakkan motor untuk membu


ka dan menutup ventilator. Rangkaian ini menggunakan beberapa material yaitu k
ontaktor, limit switch, relay, selector switch dan push button. Berikut adalah gamb
ar dari rangkaian control tersebut :

Gambar 3.4 Rangkaian Control Motorized

Gambar 3.5 Ventilator Valve

10
PT PLN (Persero)
Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan

Penjelasan rangkaian :

1. Pilih selector untuk pengoperasian ventilator, bisa auto dan manual.


2. Apabila auto, ventilator akan bergerak menunggu indikasi dari relay CB.
3. Setelah ada indikasi dari relay CB, Kontaktor akan bekerja dan mengalirkan tegangan
3 fase ke motor.
4. Kemudian ventilator akan bergerak.
5. Apabila pengoperasian secara manual, ventilator akan bergerak sesuai dengan perint
ah push button.
6. Motor akan berhenti ketika sudah mencapai posisi full open atau full close, dengan m
enggunakan limit switch untuk memutus aliran tegangan ke kontaktor.

11
PT PLN (Persero)
Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan

BAB IV
MANFAAT PELAKSANAAN COP

4.1. Manfaat Non Finansial


Manfaat non finansial yang didapatkan dari pelaksanaan CoP ini adalah :
a. Efesiensi Man Power pada saat start & stop Unit 1 & 2
b. Mempermudah pengoperasian Unit secara auto
c. Menghindari Unit gagal sinkron

Kekurangan Kelebihan
Design Lama Buka tutup valve ventilator
masih manual
Dibutuhkan Manpower

Design Baru Pengoperasian dapat dilakukan


secara automatis
Tidak diperlukan Manpower

4.1 Tabel ventilator desain lama dan baru

BAB V
KESIMPULAN & SARAN

Kesimpulan

12
PT PLN (Persero)
Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan

Motorized valve ventilator merupakan cara yang diharapkan agar dapat


mempermudah dan mempercepat pengoperasian agar unit dapat segera
sinkronisasi, dalam mengantisipasi overspeed putaran turbin dan mencegah
waterhamer ketika unit akan dilakukan start dan stop operasi

Saran
Diharapkan dari penambahan moifikasi Valve ventilator ini dapat
dikembangkan lebih lanjut lagi agar menjadi peralatan yang dapat mempermudah
setiap akan dilakukan pengoperasian.

13

Anda mungkin juga menyukai