Anda di halaman 1dari 16

BAB 5

SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN KEJURUAN

Tugas Mata Kuliah Landasan Keilmuan Pendidikan Teknologi Kejuruan

Dosen Pengampu :

Dr. A. G. Tamrin, M.Pd., M.Si.

Taufiq Lilo Adi Sucipto, S.T., M.T.

Oleh Kelompok 2 :
1. Anugraha Pratama Putra (K1520009)
2. Arini Silmi Kaffa (K1520011)
3. Nurul Firdaus (K1520053)
4. Rocky Kencana Putra (K1520065)

PRODI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kami kemudahan untuk
dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan waktu yang ditentukan. Tanpa adanya berkat dan
rahmat Tuhan Yang Maha Esa tidak mungkin rasanya dapat menyelesaikan makalah ini dengan
baik dan tepat pada waktunya.

Adapun pengajuan makalah ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Landasan
Keilmuan Pendidikan Teknologi Kejuruan. Terlebih penulis ingin mengucapkan terima kasih
pada semua pihak yang mendukung dan membantu penulis untuk menyelesaikan makalah ini.
Penulis juga mengharapkan dengan adanya makalah ini mampu memberi manfaat kepada
pembaca guna menambah wawasan dan pengatahuan mengenai pendidikan kejuruan sesuai
dengan apa yang kita pelajari di mata kuliah ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu
penulis sangat mengharapkan partisipasi pembaca untuk memberikan masukan baik berupa
kritikan maupun saran untuk membuat makalah ini menjadi lebih baik dari segi isi maupun segi
yang lainnya. Penulis memohon maaf bila ada hal yang kurang berkenan dalam penulisan
makalah ini. Akhir kata, penulis ucapkan terima kasih dan selamat membaca.

Surakarta, 28 Maret 2021

Penulis
A. Pengertian Sarana dan Prasarana

Sarana adalah segala sesuatu benda fisik yang dapat tervisualisasi oleh mata maupun
teraba oleh panca-indera dan dengan mudah dapat dikenali oleh pasien dan (umumnya)
merupakan bagian dari suatu bangunan gedung ataupun bangunan gedung itu sendiri.
(Permenkes RI, 2008).

Prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggarakannya


suatu proses (usaha, Pembangunan, proyek). Prasarana juga berarti yaitu fasilitas dasar untuk
menjalankan fungsi sekolah/madrasah.

Pengadaan sarana prasarana pendidikan adalah kegiatan penyediaan semua jenis


sarana dan prasarana sesuai dengan kebutuhan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yang
telah ditetapkan sebelumnya. Ada beberapa alternatif cara pengadaan sarana dan prasarana
pendidikan melalui:

(1) membeli,

(2) produksi/membuat sendiri,

(3) bantuan atau hibah,

(4) menyewa,

(5) meminjam,

(6) mendaur ulang,

(7) menukar, dan

(8) memperbaiki atau merekonstruksi kembali (Barnawi dan Arifin, 2016: 51).

B. Lingkup Sarana dan Prasarana Pendidikan Kejuruan

Lingkup sarana dan prasarana merupakan seluruh bagian yang harus dilengkapi oleh
sebuah organisasi. Menurut Nawawi dalam Ibrahim Bafadal (2004: 2) membedakan menjadi
beberapa macam sarana pendidikan, yaitu

(1) Ditinjau dari habis tidaknya dipakai;

a. Sarana pendidikan yang habis pakai

Sarana pendidikan yang habis pakai adalah segala bahan dan alat yang apabila
digunakan bisa habis dalam waktu yang relatif singkat. Sebagai contohnya adalah
kapur tulis yang biasa digunakan oleh guru dan siswa dalam pembelajaran. Selain itu,
ada beberapa sarana pendidikan yang berubah bentuk misalnya, kayu, besi, dan kertas
karton yang sering sekali digunakan oleh guru dalam mengajar mata kuliah
keterampilan.

b. Sarana pendidikan yang tak tahan lama

Sarana pendidikan yang tahan lama adalah keseluruhan bahan atau alat yang
digunakan secara terus menerus dalam waktu yang relatif lama. Beberapa contohnya
adalah kursi, mesin tulis, dan beberapa peralatan lainnya.

(2) Bergerak tidaknya pada saat digunakan;

a. Sarana pendidikan yang bergerak

Sarana pendidikan yang bergerak adalah sarana pendidikan yang bisa digerakkan atau
dipindahkan sesuai dengan kebutuhan pemakaiannya. Lemari arsip sekolah merupakan
salah satu contoh sarana sekolah yang bisa dipindahkan.

b. Sarana pendidikan yang tidak bisa bergerak

Sarana pendidikan yang tidak bisa digerakkan adalah semua sarana yang tidak bisa
atau relatif sangat sulit dipindahkan. Misalnya, jika sekolah memiliki saluran pipa
Perusahaan Daerag Air Minum (PDAM). Pipa PDAM relatif sulit untuk dipindahkan.

(3) Hubungannya dengan proses belajar mengajar.

a. Sarana pendidikan yang secara langsung digunakan dalam proses belajar mengajar.
Sebagai contohnya adalah spidol yang secara langsung digunakan guru dalam
mengajar

b. Sarana pendidikan yang secara tidak langsung berhubungan dengan proses belajar
mengajar, seperti lemari arsip di kantor sekolah merupakan sarana yang tidak secara
langsung digunakan guru dalam mengajar.

Menurut Departemen Pendidikan Nasional (2003 :93) secara garis besarnya dapat
dikelompokkan menjadi :

1. Lahan adalah sebidang tanah yang digunakan untuk mendirikan bangunan sekolah. Jenis
lahan yang digunakan untuk SMK antara lain meliputi :

a. Lahan terbangun, lahan yang di atasnya berisikan bangunan


b. Lahan terbuka adalah lahan yang belum ada bangunan di atasnya, termasuk taman,
plaza, selasar, dan lapangan.

c. Lahan kegiatan praktik adalah lahan yang diperuntukkan untuk kegiatan praktek.

d. Lahan pengembangan adalah lahan yang diperlukan untuk kebutuhan pengembangan


bangunan, kegiatan praktek, dan perumahan.

2. Ruang adalah seperangkat mebel yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan belajar
mengajar, kegiatan penunjang dan kegiatan administrasi. Secara umum, jenis ruang
ditinjau dari fungsinya dapat dikelompokkan dalam :

a. Ruang pendidikan

Ruang pendidikan berfungsi untuk menampung kegiatan belajar mengajar teori dan
praktek antara lain, ruang praktek, bengkel, studio, ruang teori, fasilitas olahraga,
laboratorium, perpustakaan, dan lain-lain.

b. Ruang administrasi

Ruang administrasi berfungsi untuk melaksanakan berbagai kegiatan kantor atau


admnistrasi. Ruang administrasi terdiri dari, ruang kepala sekolah, ruang tata usaha,
ruang sidang, ruang guru, ruang penggandaan, dan gudang administrasi.

c. Ruang penunjang

Ruang penunjang berfungsi untuk menampung kegiatan yang mendukung kegiatan


belajar mengajar antara lain ruangan Unit Kesehatan Sekolah (UKS), ruang Osis,
gudang, ruang umum, WC, kafetaria, tempat sepeda, koperasi, dan sebagainya

3. Perabot adalah seperangkat mebel yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan belajar
mengajar, kegiatan penunjang dan kegiatan administrasi.

4. Alat dan media pendidikan adalah sesuatu yang digunakan untuk membuat atau
melaksanakan hal-hal tertentu yang berkenaan dengan kegiatan belajar mengajar,
kegiatan penunjang, dan kegiatan administrasi. Jenis alat yang digunakan untuk SMK
sebagai berikut:

a. Alat-alat administrasi yang meliputi alat-alat untuk mendukung kegiatan admnistrasi


sekolah, misalnya mesin tik, komputer, mesin penggandaan, mesin hitung, cash
boxes, dan pemotong kertas.

b. Alat-alat penunjang kegiatan belajar mengajar teori, laboratorium, dan praktek


misalnya, papan tulis, slide projector, OHP, alat peraga, alat ukur, alat potong, alat
pembentuk, dan mesin-mesin. Secara umum alat-alat praktek diklasisfikasikan
sebagai berikut :

1) Alat tangan (hand tool). Alat tangan adalah jenis alat yang penggunaannya
menggunakan tangan sebagai sumber tenaga.

2) Alat tangan bertenaga (power hand tool). Alat tangan bertenaga adalah jenis-
jenis alat bertenaga mesin tetapi operasionalnya menggunakan tangan.

3) Mesin-mesin. Mesin adalah alat yang operasionalnya memerlukan bantuan listrik


dan mekanik.

4) Alat ukur, alat uji, dan laboratorium :

a) Alat ukur (measuring tool) yaitu alat yang digunakan untuk mengukur bobot dan
bidang (tinggi, panjang, dan lebar) suatu bahan atau benda.

b) Alat uji (testing tool) yaitu alat yang digunakan untuk menguji sifat, kekuatan,
dan kondisi suatu benda atau bahan.

c) Alat laboratorium yaitu alat yang digunakan untuk percobaan dan pengujian yang
dilakukan pada suatu ruang laboratorium.

5. Bahan praktek adalah semua bahan alami dan bahan buatan yang digunakan untuk
praktek.

6. Bahan ajar adalah sumber bacaan yang berisi sumber pengetahuan untuk menunjang
kegiatan belajar mengajar pada program normatif, adaptif, dan produktif. Bahan ajar
mencakup buku dan modul.

1) Buku pegangan. Digunakan oleh guru dan peserta didik sebagai acuan dalam
pembelajaran yang bersifat normatif, adaptif, dan produktif. Buku- buku pegangan
subtansi, normatif, dan produktif hendaknya dimiliki (diberi atau dipinjam) oleh
setiap guru dan peserta pendidikan.

2) Buku pelengkap. Buku ini digunakan oleh guru untuk memperluas dan memperdalam
penguasaan subantansi program adaptif, normatif, dan produktif.

3) Buku sumber. Buku ini digunakan oleh guru dan peserta kependidikan untuk
memperoleh kejelasan informasi mengenai suatu bidang ilmu atau keterampilan.

4) Buku bacaan
a. Buku ini dapat digunakan oleh guru dan peserta kependidikan sebagai bacaan
tambahan untuk memperluas pengetahuan dan wawasan.
b. Modul untuk bahan ajar disusun dengan format tertentu.

7. Sarana olahraga baik di luar ruangan maupun di dalam ruangan

C. Standar Sarana dan Prasarana Pendidikan Kejuruan

Standar sarana dan prasarana pendidikan kejuruan diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Republik Indonesia No. 40 Tahun 2008 tentang Standar Sarana Prasarana untuk
Sekolah Menengah Kejuruan dan Madrasah Aliyah Kejuruan dan diperbarui dalam Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 34 Tahun 2018. Dalam Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 40 Tahun 2008 terdapat lima pasal yang
menjelaskan dan mengatur segala kebutuhan sarana dan prasarana di Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), berikut adalah rangkuman dari lima
pasal yang teradapat pada peraturan :

1. Pasal Satu

Dalam pasal satu dijelaskan mengenai pengertian dan penjelasan berbagai macam sarana
prasarana yang ada yang berjumlah 39 macam.

2. Pasal Dua

Pasal dua menjelaskan tentang kriteria minimum sarana dan prasarana yang dimana
penjelasannya juga sudah terlampir.

3. Pasal Tiga

Pasal tiga menjelaskan tentang penyelanggaran pendidikan yang dapat menyimpangi


standar sarana dan prasarana yang telah diatur dalam peraturan.

4. Pasal Empat

Pasal empat menegaskan kewajiban untuk menerapkan standar sarana dan prasarana, dan
penjelasan mengenai aturan waktu tempuh pendidikan kejuruan (SMK dan MAK) yaitu
selambat - lambatnya selama lima tahun.

5. Pasal Lima
Pasal lima menunjukkan pemberlakukan Peraturan Menteri Pendidikan No. 40 Tahun
2008 dimana telah ditetapkan pada tanggal 31 Juli 2008 oleh Menteri Pendidikan
Nasional kala itu yaitu Bapak Bambang Sudibyo

Terdapat beberapa pengertian dari istilah - istilah mengenai standar sarana prasarana
didalam Peraturan Menteri Pendidikan No. 34 Tahun 2018, antara lain yaitu :

a. Standar sarana prasarana

adalah Standar sarana dan prasarana adalah standar nasional pendidikan yang
berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat berolahraga, tempat
beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat
berkreasi dan berekreasi, serta sumber belajar lain, yang diperlukan untuk
menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan
komunikasi.

b. Sarana

Sarana adalah perlengkapan dan pendukung pembelajaran yang dapat dipindah -


pindahkan.

c. Prasarana

Prasarana adalah fasilitas dasar yang dibutuhkan untuk menjalankan fungsi satuan
pendidikan.

d. Ruang

Ruang adalah tempat yang difungsikan untuk pembelajaran teori dan/atau praktik,
baik tempat terbuka maupun tempat tertutup.

Cakupan standar sarana dan prasarana SMK dan MAK menurut Peraturan Menteri Pendidikan
No. 34 Tahun 2018

1. Standar lahan
2. Standar bangunan
3. Standar ruangan pembelajaran umum
4. Standar ruang praktik / laboratorium umum
5. Standar ruang praktik / laboratorium keahlian
6. Standar ruang pimpinan dan administrasi
7. Standar ruang penunjang
Didalam Peraturan Menteri Pendidikan No. 40 terdapat lampiran yang mengatur lebih
rinci mengenai standar sarana dan prasarana seperti yang sudah disinggung di pasal dua.
Terdapat pembagian - pembagian dalam lampiran seperti berikut :

a. Satuan Pendidikan

Satuan Pendidikan memaparkan tentang minimum dan tingkatan kebutuhan sarana


prasarana sesuai dengan populasi disekitar satuan pendidikan (daerah).

b. Lahan
- Mengatur tentang luas lahan sehingga dapat mengoptimalisasi kebutuhan sarana
dan prasarana
- Mengatur tentang syarat - syarat lahan yang layak untuk memenuhi kebutuhan
sarana dan prasarana
- Mengatur tentang izin lahan dan status kepemilihan lahan sesuai dengan peraturan
yang berlaku
c. Bangunan
- Mengatur tentang penyesuaian luas lantai bangunan dengan jumlah populasi
- Mengatur pemenuhan ketentuan tata bangunan
- Mengatur tentang pemenuhan persyaratan keselamatan, kesehatan, dan
kenyamanan pada bangunan
- Syarat keamanan bangunan bertingkat
- Sistem keamanan dan kelistrikan pada bangunan
- Kualitas minimum bangunan
- Mengatur tentang pemeliharaan bangunan
- Izin pendirian dan penggunaan bangunan
d. Kelengkapan Sarana Prasarana

Menjelaskan tentang kelengkapan sarana prasarana sesuai dengan kelompok ruang.


Kelompok ruang dibagi menjadi tiga yaitu :

1. Kelompok ruang pembelajaran umum

Ruang pembelajaran umum adalah ruang yang digunakan untuk pembelajaran


pada umumnya seperti :

- Ruang kelas, Ruang kelas berfungsi sebagai tempat berlangsungnya


kegiatan pembelajaran teori, praktik yang tidak memerlukan peralatan
khusus, atau praktik dengan alat khusus yang mudah dihadirkan. Kelas
juga harus memiliki fasilitas yang baik dan wajib terkelola agar selalu
aman dan nyaman untuk dipakai.
- Perpustakaan, Ruang perpustakaan berfungsi sebagai tempat kegiatan
peserta didik dan guru memperoleh informasi dari berbagai jenis bahan
pustaka dengan membaca, mengamati, mendengar, dan sekaligus tempat
petugas mengelola perpustakaan.
- Laboratorium bahasa, laboratorium bahasa berfungsi sebagai tempat
berlangsungnya kegiatan pembelajaran mengembangkan keterampilan
berbahasa asing.
- Laboratorium komputer, laboratorium komputer berfungsi sebagai tempat
berlangsungnya kegiatan pembelajaran bidang teknologi informasi dan
komunikasi.
- Laboratorium IPA, laboratorium IPA berfungsi sebagai tempat
berlangsungnya kegiatan pembelajaran IPA secara praktik yang
memerlukan peralatan khusus.
- Laboratorium biologi, laboratorium biologi berfungsi sebagai tempat
berlangsungnya kegiatan pembelajaran biologi secara praktik yang
memerlukan peralatan khusus.
- Laboratorium fisika, laboratorium fisika berfungsi sebagai tempat
berlangsungnya kegiatan pembelajaran fisika secara praktik yang
memerlukan peralatan khusus.
- Laboratorium kimia, laboratorium kimia berfungsi sebagai tempat
berlangsungnya kegiatan pembelajaran kimia secara praktik yang
memerlukan peralatan khusus.
- Ruang praktik gambar teknik, ruang praktik gambar teknik berfungsi
sebagai tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran menggambar
teknik, perhitungan bahan, dan menghitung anggaran biaya.
2. Kelompok ruang pembelajaran penunjang

Ruang pembelajaran penunjang adalah sarana prasarana yang ada untuk


menunjang proses pembelajaran dan dapat menciptakan rasa aman dan nyaman.
Contoh dari ruang pembelajaran penunjang yaitu :

- Ruang pimpinan, ruang pimpinan berfungsi sebagai tempat melakukan


kegiatan pengelolaan SMK/MAK, pertemuan dengan sejumlah kecil guru,
orang tua murid, unsur komite sekolah/majelis madrasah, petugas dinas
pendidikan, atau tamu lainnya.
- Ruang guru, ruang guru berfungsi sebagai tempat guru bekerja dan
istirahat serta menerima tamu, baik peserta didik maupun tamu lainnya.
- Ruang tata usaha, ruang tata usaha berfungsi sebagai tempat kerja petugas
untuk mengerjakan administrasi SMK/MAK
- Ruang konseling, ruang konseling berfungsi sebagai tempat peserta didik
mendapatkan layanan konseling dari konselor berkaitan dengan
pengembangan pribadi, sosial, belajar, karir, dan bursa kerja.
- Ruang UKS, ruang UKS berfungsi sebagai tempat untuk penanganan dini
peserta didik yang mengalami gangguan kesehatan di SMK/MAK.
- Ruang organisasi kesiswaan, ruang organisasi kesiswaan berfungsi sebagai
tempat melakukan kegiatan kesekretariatan pengelolaan organisasi
kesiswaan.
- Ruang sirkulasi, ruang sirkulasi horizontal berfungsi sebagai tempat
penghubung antar ruang dalam bangunan SMK/MAK dan sebagai tempat
berlangsungnya kegiatan bermain dan interaksi sosial peserta didik di luar
jam pelajaran, terutama pada saat hujan ketika tidak memungkinkan
kegiatan-kegiatan tersebut berlangsung di halaman SMK/MAK.
- Tempat beribadah, tempat beribadah berfungsi sebagai tempat warga
SMK/MAK melakukan ibadah yang diwajibkan oleh agama
masing-masing pada waktu sekolah.
- Jamban, jamban berfungsi sebagai tempat buang air besar dan/atau kecil.
- Gudang, gudang berfungsi sebagai tempat menyimpan peralatan dan
bahan pembelajaran yang belum dimanfaatkan.
- Area bermain / olahraga, area bermain/berolahraga berfungsi sebagai area
bermain, berolahraga, pendidikan jasmani, upacara, dan kegiatan
ekstrakurikuler.
3. Kelompok ruang pembelajaran khusus

Ruang pembelajaran khusus adalah ruang yang digunakan untuk pembelajaran


praktik dengan menyesuaikan dengan progam keahliannya atau jurusannya.
Sarana prasarana serta fasilitas yang lebih terperinci dalam lingkup kelompok
ruang pembelajaran khusus sudah diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan
No. 40.

D. Perencanaan Kebutuhan Sarana dan Prasarana

1. Pengertian Perencanaan Kebutuhan Sarana dan Prasarana

Perencanaan dapat diartikan sebagai keseluruhan proses perkiraan dan penentuan


secara matang hal-hal yang akan dikerjakan di masa yang akan datang dalam rangka
pencapaian tujuan yang telah ditentukan (Sondang P. Siagian).

Perencanaan adalah pola perbuatan menggambarkan dimuka hal-hal yang akan


dikerjakan kemudian.Perencanaan sarana dan prasarana dapat diartikan sebagai
keseluruhan proses perkiraan secara matang rancangan pembelian, pengadaan,
rehabilitasi, distribusi sewa atau pembuatan peralatan dan perlengkapan yang sesuai
dengan kebutuhan.

2. Prosedur Perencanaan Kebutuhan Sarana dan Prasarana

Menurut Emery Stoops dan Russel E Johnson (1969), keduanya menegaskan


bahwa prosedur perencanaan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan, sebagai
berikut:

a. Pembentukan panitia pengadaan barang atau perlengkapan.


b. Penetapan kebutuhan perlengkapan
c. Penetapan spesifikasi
d. Penetapan harga satuan perlengkapan
e. Pengujian segala kemungkinan
f. Rekomendasi
g. Penilaian kembali

Menurut Djati Juliatriarsa (1998) dalam bukunya Manajemen Umum,


menyebutkan lima syarat perencanaan yang baik, diantaranya yaitu:

a. Berdasarkan alternatif : Ketika menerapkan suatu perencanaan, sebaiknya ada alternatif


perencanaan untuk mempertimbangkan untung dan ruginya (cost & benefit) sehingga
ada alternatif perencanaan terbaik

b. Realistis : Perencaanaan tidak hanya tertulis dilaporan, tetapi harus dapat dilaksanakan.
Rencana-rencana realistis bisa saja terjadi karena para pembuat rencana tidak
memperkirakan adanya kekuatan, kelemahan, kesempatan dan batas-batasan yang
dimiliki oleh organisasi yang bersangkutan

c. Ekonomis : Apabila dalam pembuatan rencana tidak ada pertimbangan faktor


ekonomis, kemungkinan saat pelaksanaan perencanaan tersebut akan timbul
pemborosan-pemborosan, baik dari segi tenaga, waktu maupun sumber daya

d. Fleksibel/luwes : Perencanaan yang sudah dibuat hendaknya dapat dievaluasi setiap


waktu yang dapat disesuaikan dengan perkembangan organisasi/perusahaan ataupun
situasi dan kondisi pada waktu tersebut

e. Rencana harus dilandasi partisipasi : Ketika membuat perencanaan, hendaknya


melibatkan berbagai pihak pada organisasi/perusahaan.
3. Analisis perencanaan sarana prasarana

Dalam sebuah perencanaan sarana prasarana juga harus mengadakan analisis agar
perencanaan itu berjalan dengan baik. Departemen pendidikan nasional merinci analisisis
kebutuhan sarana dan prasarana sebagai berikut :

a. Analisis kebutuhan dan perencanaan pengadaan alat, Analisis kebutuhan alat dan
pengadaannya dilaksanakan melalu pendekatan sebagai berikut :

1) Tuntutan kompetensi yang tertuang dalam dokumen kurikulum. Kegiatan analisis


ini lebih difokuskan pada pencermatan berbagai keteknikan atau praktek keterampilan.

2) Jumlah kelompok belajar atau kelompok praktik. Jumlah kelompok belajar teori
klasikal (36 atau 40 peserta didik pada setiap tingkat). didik secara seri, paralel, atau
semi paralel.

3) Komposisi kelas praktek. Pada dasarnya, kebutuhan alat dalam komposisi kelas
paralel adalah sama dengan jumlah alat yang digunakan untuk satu kelas paralel.

4) Alokasi waktu untuk mencapai kompetensi yang tertuang dalam dokumen


kurikulum

5) Faktor guna alat, merupakan koefisien dari jam alat yang disediakan dengan jam
alat yang dipergunakan.

6) Spesifikasi alat, ditentukan berdasarkan tuntutan kompetensi. Selain itu juga


didasarkan pada tuntutan memenuhi kapasitas, kemampuan, keamanan, dan
kenyamanan, serta kelestarian desain alat agar tidak kadaluarsa (out of date).

4. Tujuan dan Manfaat Perencanaan Kebutuhan Sarana dan


Prasarana Tujuan perencanaan adalah
1) Untuk menghindari terjadinya kesalahan dan kegagalan yang tidak diinginkan
2) Untuk meningkatkan efektifitas dan efesiensi dalam pelaksanaannya.
Manfaat perencanaan adalah
1) Dapat membantu dalam menentukan tujuan, (
2) Meletakkan dasar-dasar dan menentukan langkah-langkah yang akan dilakukan,
3) Menghilangkan ketidakpastian, dan
4) Dapat dijadikan sebagai suatu pedoman atau dasar untuk melakukan pengawasan
E. Model Pengelolaan Laboratorium/Workshop

1. Pendahuluan

Mengingat tujuan dan pentingnya peran pendidikan kejuruan sebagaimana


disebutkan oleh para pakar tersebut, maka peran LABORATORIUM pada pendidikan
kejuruan menjadi kebutuhan dan sarana yang harus ada untuk fasilitas praktik
dalam penyiapan tenaga terampil di SMK/MAK. laboratorium di SMK/MAK
merupakan sarana belajar untuk mensimulasikan pekerjaan sebagaimana kegiatan yang
dilakukan oleh karyawan di industri.

Laboratorium sangat riskan terhadap bahaya kecelakaan kerja maupun


kebakaran, sebab setiap kegiatan praktikum siswa akan menggunakan sarana yang
ada disemua laboratorium dan terpakai secara maksimal dimana banyak terdapat
fasilitas berupa alat maupun bahan yang berbahaya. Untuk mengkondisikan agar
laboratorium selalu dalam keadaan yang bersih, rapi dan terawat, diperlukan
pengelolaan dan pemeliharaan laboratorium secara baik dan benar. Hal tersebut
mencakup pemeliharaan kebersihan ruangan bengkel dan perawatan terhadap semua
peralatan yang ada di laboratorium serta penyimpanannya. Maka dari itu guru di
pendidikan kejuruan memerlukan keterampilan manajemen atau pengelolaan untuk
pembelajaran di SMK/MAK serta memerlukan pelatihan manajemen untuk mengatasi
kendala-kendala yang terjadi di sekolah.

2. Peraturan penggunaan laboratorium

Peraturan penggunaan bagi setiap pengguna menjadi salah satu dasar dalam pengelolaan
laboratorium agar senantiasa tetap dalam kondisi baik setiap pemakaiannya. Berikut
peraturan dalam penggunaan laboratorium :

● Memperhatikan keselamatan kerja


● Menggunakan pelindung tubuh
● Menjaga kebersihan bengkel
● Menggunakan alat sesuai fungsinya
● Mengganti bila merusakkan alat
● Tidak bercanda selama berada di bengkel
● Merapikan, membersihkan dan mengenbalikan peralatan yang telah dipakai
● Mengkondisikan bengkel seperti keadaan semula (bersih dan rapi)
3. Metode pengelolaan laboratorium
a. Struktur organisasi laboratorium

Secara umum struktur organisasi bengkel dimaksudkan untuk memudahkan dalam


pengelolaan, pembagian tugas dan wewenang serta fungsi yang terkait, serta
memudahkan dalam melakukan pengawasan. Struktur organisasi laboratorium
secara umum seperti yang ada pada bagan dibawah ini.

b. Pengelolaan pembelajaran
● Perencanaan progam pembelajaran praktikum
● Perencanaan penyusunan jadwal penggunaan laboratorium
● Pengadaan bahan inttruksional dan pendukungnya
● Perencanaan penganggaran untuk program pendidikan di laboratorium
c. Pengelolaan tata laksana laboratorium
● Perencanaan pengembangan dan peremajaan fasilitas laboratorium
● Pengembangan sistem keamanan penggunaan laboratorium
● Administrasi perawatan dan pemeliharaan terhadap bahan dan
peralatan praktikum
● Organisasi personal pengelolaan laboratorium
● Perencanaan pemanfaatan bersama penggunaan laboratorium
● Perencanaan laboratorium untuk penggunaan khusus, seperti pelatihan,
pengabdian dan jasa pekerjaan
● Perencanaan unit cost per siswa
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Pemahaman Tentang Sarana dan Prasarana.


https://smkn5batam.sch.id/2019/02/23/pemahaman-tentang-sarana-dan-prasarana/ (Diakses Pada
01 Maret 2021)

Arie. Pengertian Pendidikan Kejuruan.


http://eksis.ditpsmk.net/artikel/pengertian-pendidikan-kejuruan (Diakses Pada 05 Maret 2021)

Bafadal, Ibrahim. 2004. Manajememn Perlengkapan Sekolah. Jakarta : Bumi Aksara

Nita. Perencanaan Kebutuhan Sarana dan Prasarana Kantor.


https://belajarbersamabunita.blogspot.com/2020/08/perencanaan-kebutuhan-sarana-dan.html?m=
1 (Diakses Pada 01 Maret 2021)

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 40 Tahun 2008 Tentang Standar
Sarana dan Prasarana Untuk Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 34 Tahun 2018 Lampiran VI
Tentang Standar Sarana dan Prasarana Untuk Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah
Kejuruan.

Yasdin. Lingkup Sarana dan Prasarana.


https://yasdin.wordpress.com/2013/10/25/lingkup-sarana-dan-prasarana/ (Diakses Pada Maret 01
2021)

Yoto. 2015. Manajemen Bengkel Teknik Mesin. Malang : Aditya Media Publishing

Anda mungkin juga menyukai