Anda di halaman 1dari 345

1

BUPATI SIMEULUE
PROVINSI ACEH

QANUN KABUPATEN SIMEULUE


NOMOR 5 TAHUN 2018

TENTANG

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH KABUPATEN SIMEULUE


TAHUN 2017-2022

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM
DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG
ATAS RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

BUPATI SIMEULUE,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan Nota Kesepahaman antara


Pemerintah Republik Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka
(Memorandum of Understanding Between The Government of
Republic of Indonesia and The Free Aceh Movement Helsinki 15
Agustus 2005), Pemerintah Republik Indonesia dan Gerakan
Aceh Merdeka menegaskan komitmen mereka untuk
menyelesaikan konflik Aceh secara damai, menyeluruh,
berkelanjutan dan bermartabat bagi semua, dan para pihak
bertekad untuk menciptakan kondisi sehingga Pemerintahan
Rakyat Aceh dapat diwujudkan melalui suatu proses yang
demokratis dan adil dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia;
b. bahwa untuk mencapai tujuan yang digariskan dalam
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Simeulue
Tahun 2007-2027, perlu menyusun Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Kabupaten Simeulue Tahun 2017-2022
sebagai perwujudan Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Kabupaten Simeulue Tahun 2007-2027 selama lima tahun
kedepan dan kelanjutan dari Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Kabupaten Simeulue Tahun 2012-2017;
c. bahwa.....
2

c. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 141 Undang-Undang


Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh,
perencanaan pembangunan Aceh dan Kabupaten/ Kota
disusun secara komprehensif sebagai bagian dari sistem
perencanaan pembangunan nasional dalam kerangka Negara
Kesatuan Republik Indonesia dengan memperhatikan nilai-
nilai Islam, sosial budaya, berkelanjutan dan berwawasan
lingkungan, keadilan dan pemerataan serta kebutuhan;
d. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 264 ayat (1) Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan
Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah dan Pasal 15 ayat (4) Peraturan
Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan Daerah, Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Kabupaten Simeulue Tahun 2017-2022
ditetapkan dengan Qanun;
e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagimana dimaksud
pada huruf a, huruf b, huruf c dan huruf d, perlu membentuk
Qanun Kabupaten Simeulue tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Kabupaten Simeulue Tahun 2017-2022;
Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) dan Pasal 18B Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1965 tentang
Pembentukan Daerah Otonom Provinsi Atjeh dan Perubahan
Peraturan Pembentukan Provinsi Sumatera Utara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 64, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1103);
3. Undang-Undang Nomor 48 Tahun 1999 tentang
Pembentukan Kabupaten Bireuen dan Kabupaten Simeulue
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor
176, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3897);
4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003
Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4287);

5. Undang-Undang…
3

5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem


Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4438);
7. Undang–Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang
Pemerintahan Aceh (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2006 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4633);
8. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4700);
9. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4725);
10. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah
beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9
Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 5679);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan,
Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar
Akuntasi Pemerintah(Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2010 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5156);
13. Peraturan…
4

13. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang


Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2016 Nomor 114);
14. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 3);
15. Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2017 tentang
Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2017 Nomor 136);
16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2010
tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2006 Nomor 25);
17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017
tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi
Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan
Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah, serta Tata Cara Perubahan Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja
Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2017 Nomor 1213);
18. Qanun Aceh Nomor 2 Tahun 2008 tentang Tata Cara
Pengalokasian Tambahan Dana Bagi Hasil Minyak dan Gas
Bumi dan Penggunaan Dana Otonomi Khusus sebagaimana
telah diubah dengan Qanun Aceh Nomor 10 Tahun 2016
tentang Perubahan Kedua Atas Qanun Aceh Nomor 2 Tahun
2008 tentang Tata Cara Pengalokasian Tambahan Dana Bagi
Hasil Minyak dan Gas Bumi dan Penggunaan Dana Otonomi
Khusus;
19. Qanun Aceh Nomor 9 Tahun 2012 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Aceh Tahun 2012-2032;
20. Qanun Aceh Nomor 19 Tahun 2013 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Aceh Tahun 2013-2033 (Lembaran Aceh
Tahun 2013 Nomor 1);
21. Qanun…
5

21. Qanun Aceh Nomor 8 Tahun 2014 tentang Pokok-Pokok


Syariat Islam;
22. Qanun Aceh Nomor 2 Tahun 2008 tentang Tata Cara
Pengelolaan Tambahan Dana Bagi Hasil Minyak dan Gas
Bumi dan Penggunaan Dana Otonomi Khusus sebagaimana
telah diubah dengan Qanun Aceh Nomor 10 2016 tentang
Perubahan Kedua Atas Qanun Aceh Nomor 2 Tahun 2008
tentang Tata Cara Pengalokasian Tambahan Dana Bagi Hasil
Minyak dan Gas Bumi dan Penggunaan Dana Otonomi
Khusus;
23. Qanun Kabupaten Simeulue Nomor 5 Tahun 2007 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Simeulue
Tahun 2007-2027;
24. Qanun Kabupaten Simeulue Nomor 2 Tahun 2014 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Simeulue
Tahun 2014-2034;
25.Qanun Kabupaten Simeulue Nomor 3 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten
Simeulue;

Dengan Persetujuan Bersama


DEWAN PERWAKILAN RAKYAT KABUPATEN SIMEULUE
Dan
BUPATI SIMEULUE

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : QANUN KABUPATEN TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN


JANGKA MENENGAH KABUPATEN SIMEULUE TAHUN 2017-
2022

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Qanun ini yang dimaksud dengan:


1. Kabupaten adalah Kabupaten Simeulue.
2. Pemerintah Kabupaten adalah Pemerintah Kabupaten
Simeulue.
3. Bupati adalah Bupati Simeulue.
4. Wakil Bupati adalah Wakil Bupati Simeulue.
.5. Dewan……..
6

5. Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten yang selanjutnya


disingkat DPRK adalah Dewan Perwakilan Rakyat
Kabupaten Simeulue.
6. Satuan Kerja Perangkat Kabupaten yang selanjutnya
disingkat SKPK adalah unsur pembantu Bupati dan DPRK
dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangan Kabupaten Simeulue.
7. Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang
diinginkan pada akhir periode perencanaan.
8. Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang
akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi.
9. Strategi adalah langkah-langkah berisikan program-
program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi.
10. Kebijakan adalah arah atau tindakan yang diambil oleh
Pemerintah Kabupaten Simeulue untuk mencapai tujuan.
11. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten
Simeulue Tahun 2017-2022 yang selanjutnya disebut
dengan RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022 adalah
Dokumen Perencanaan Pembangunan Kabupaten
Simeulue untuk periode 5 (lima) tahun terhitung sejak
Tahun 2017 sampai dengan Tahun 2022 yang merupakan
penjabaran visi misi dan program Bupati dan Wakil
Bupati Simeulue hasil pemilihan Tahun 2017.
12. Rencana Strategis Pembangunan Jangka Menengah SKPK
Tahun 2017-2022 yang selanjutnya disingkat RENSTRA
SKPK Tahun 2017-2022 adalah Dokumen Perencanaan
Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRK, Dinas, Lembaga
Teknis Daerah dan Lembaga Daerah untuk periode 5
(lima) tahun, terhitung sejak tahun 2017 sampai dengan
tahun 2022 yang mengacu kepada RPJMK Simeulue
Tahun 2017-2022.
13. Rencana Kerja Pemerintah Kabupaten yang selanjutnya
disingkat RKPK adalah Dokumen Perencanaan Daerah
Kabupaten Simeulue untuk periode 1 (satu) tahun.
14. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten
Simeulue yang selanjutnya disebut Bappeda Kabupaten
adalah perangkat Kabupaten sebagai unsur penunjang
urusan pemerintahan bidang perencanaan
pembangunan, penelitian dan pengembangan.
15. Kepala……..
7

15. Kepala Bappeda Kabupaten adalah Kepala SKPK


Simeulue yang bertanggungjawab terhadap pelaksanaan
tugas dan fungsi perencanaan pembangunan, penelitian
dan pengembangan di Kabupaten Simeulue.

BAB II
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH
KABUPATEN SIMEULUE

Pasal 2

RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022 merupakan penjabaran


visi, misi dan program Bupati hasil pemilihan Bupati dan
Wakil Bupati Simeulue pada tahun 2017.

Pasal 3

Sistematika RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 disusun sebagai
berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
BAB II : GAMBARAN UMUM KABUPATEN SIMEULUE
BAB III : GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN
DAERAH
BAB IV : ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS
BAB V : VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
BAB VI : STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM
PEMBANGUNAN
BAB VII : KERANGKA PENDANAAN PEMBANGUNAN DAN
PPROGRAM PERANGKATKABUPATEN
BAB VIII : KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN
DAERAH
BAB IX : PENUTUP

Pasal 4

RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022 sebagaimana tercantum


dalam Lampiran merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari Qanun ini.

Pasal 5

RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022 sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 4 menjadi pedoman:
a. SKPK………..
8

a. SKPK dalam menyusun Renstra-SKPK dan seluruh


pemangku kepentingan di Kabupaten Simeulue dalam
melaksanakan kegiatan pembangunan selama kurun
waktu 2017-2022;
b. Pemerintah Kabupaten dalam penyusunan RKPK setiap
tahunnya.

Pasal 6

RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022 dilaksanakan oleh


Bupati dan seluruh SKPK dalam rangka penyelenggaraan
pembangunan di Kabupaten.

BAB III
PENGENDALIAN DAN EVALUASI
PERENCANAAN PEMBANGUNAN KABUPATEN SIMEULUE

Pasal 7

(1) Bupati melakukan pengendalian dan evaluasi terhadap


perencanaan pembangunan Kabupaten.
(2) Pengendalian dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) meliputi:
a. kebijakan perencanaan pembangunan Kabupaten; dan
b. pelaksanaan rencana pembangunan Kabupaten.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengendalian
dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2) diatur dengan Peraturan Bupati.

BAB IV
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA
MENENGAH KABUPATEN SIMEULUE

Pasal 8

(1) Perubahan RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022 dapat


dilakukan apabila:
a. hasil pengendalian dan evaluasi menunjukkan bahwa
proses perumusan tidak sesuai dengan tahapan dan
tata cara penyusunan rencana pembangunan daerah
sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-
undangan;

b. Hasil………….
9

b. hasil pengendalian dan evaluasi menunjukkan bahwa


substansi yang dirumuskan, tidak sesuai dengan
peraturan perundang-undangan; dan/ atau
c. terjadi perubahan yang mendasar.
(2) Dalam rangka efektivitas, perubahan RPJMK Simeulue
Tahun 2017-2022 sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a dan huruf b tidak dapat dilakukan apabila sisa
masa berlaku kurang dari 3 (tiga) tahun.
(3) Perubahan yang mendasar sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf c, mencakup antara lain terjadinya bencana
alam, goncangan politik, krisis ekonomi, konflik sosial
budaya, gangguan keamanan, pemekaran Daerah atau
perubahan kebijakan nasional.
(4) Perubahan RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan
Qanun.
(5) Perubahan RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi pedoman
RKPK Simeulue dan Perubahan Renstra-SKPK Simeulue.
(6) Dalam hal terjadi perubahan RPJMK Simeulue Tahun
2017-2022 yang tidak mendasar yang bersifat parsial
dan/atau perubahan capaian sasaran, tetapi tidak
mengubah target pencapaian sasaran akhir pembangunan
RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022, maka penetapan
perubahan capaian sasaran RPJMK Simeulue tersebut
ditetapkan dengan Peraturan Bupati.

BAB V
KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 9

(1) Dokumen perencanaan pembangunan Kabupaten yang


telah disusun dan ditetapkan sebelum Qanun ini
ditetapkan, masih berlaku sepanjang tidak bertentangan
dengan Qanun ini.
(2) Pada saat Qanun ini mulai berlaku, maka RPJMK
Simeulue Tahun 2017-2022 menjadi pedoman
penyusunan rencana pembangunan Kabupaten Simeulue
sampai tahun 2022 dan dapat dijadikan sebagai RPJMK
Simeulue Tahun 2017-2022 Transisi untuk dipedomani
dalam penyusunan RKPK Tahun 2023 sebelum
ditetapkannya RPJMK Simeulue Tahun 2022-2027.
BAB …
RPJMK Simeulue Tahun 2017 -2022

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................... ii
DAFTAR TABEL .............................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR............................................................................ xi

BAB I PENDAHULUAN ................................................................. I-1


1.1 Latar Belakang .............................................................. I-1
1.2 Dasar Hukum Penyusunan ............................................. I-2
1.3 Hubungan Antar Dukumen ........................................... I-4
1.4 Maksud dan Tujuan ...................................................... I-4
1.5 Sistematika penulisan ................................................... I-5

BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN SIMEULUE ....................... II-1


2.1 Aspek Geografi dan Demografi ........................................ II-1
2.1.1 Karakteristik Lokasi dan wilayah........................... II-1
2.1.1.1 Luas dan Batas Wilayah Administrasi ……. II-1
2.1.1.2 Letak dan Kondisi Geografis ...................... II-3
2.1.1.3 Topografi ................................................... II-3
2.1.1.4 Geologi ...................................................... II-4
2.1.1.5 Hidrologi ................................................... II-6
2.1.1.6 Klimatologi ................................................ II-6
2.1.1.7 Pengunaan Lahan .................................... II-7
2.1.2 Potensi Pengembangan wilayah............................ II-10
2.1.3 Wilayah Rawan Bencana ....................................... II-11
2.1.4 Demografi ............................................................. II-11
2.1.4.1. Perkembangan dan Distribusi Penduduk II-11
2.1.4.2. Penduduk Menurut Jenis Kelamin .......... II-14
2.1.4.3. Penduduk Menurut Kelompok Umur ....... II-16
2.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat ...................................... II-17
2.2.1. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi......... II-17
2.2.1.1. Pertumbuhan PDRB dan Distribusi Sektoral........... II-17
2.2.1.2. Pertumbuhan Ekonomi ........................................... II-22
2.2.1.3. Pendapatan Perkapita ............................................. II-25
2.2.1.4. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) ...................... II-26
2.2.1.5. Kemiskinan ............................................................ II-29
2.2.1.6. Angka Kriminalitas yang Tertangani ....................... II-32
2.2.2. Fokus Kesejahteraan Sosial .............................................. II-32
2.2.2.1. Pendidikan ............................................................ II-32
2.2.2.2. Kesehatan .............................................................. II-37
2.2.2.3. Ketenagakerjaan ..................................................... II-39
2.2.3. Fokus Seni Budaya dan Olahraga ..................................... II-40

2.3. Aspek Pelayanan Umum ........................................................ II-43


2.3.1. Layanan Urusan keistimewaan Aceh ................................... II-43
2.3.1.1. Pendidikan ............................................................. II-43
2.3.1.2. Keagamaan ............................................................. II-44

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE i


RPJMK Simeulue Tahun 2017 -2022

2.3.2. Layanan Urusan Wajib ....................................................... II-47


2.3.2.1. Layanan Urusan Wajib Dasar ................................ II-47
2.3.2.1.1. Pendidikan ............................................. II-47
2.3.2.1.2. Kesehatan ............................................... II-54
2.3.2.1.3. Pekerjaan Umum dan Penataan ruang ...... II-65
2.3.2.1.4. Perumahan Rakyat dan Kawasan
Pemukiman .............................................. II-72
2.3.2.1.5. Ketentraman, Ketertiban Umum
dan Perlindungan Masyarakat ................... II-74
2.3.2.1.6. Sosial........................................................ II-75
2.3.2.2. Fokus Layanan Urusan Wajib Non Pelayanan
Dasar ..................................................................... II-76
2.3.2.2.1.Tenaga kerja .............................................. II-76
2.3.2.2.2 Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan anak .................................... II-79
2.3.2.2.3 Pangan ...................................................... II-84
2.3.2.2.4. Pertanahan ............................................... II-87
2.3.2.2.5. Lingkungan Hidup .................................... II-87
2.3.2.2.6. Administrasi Kependudukan dan
Pencatatan sipil ........................................ II-89
2.3.2.2.7. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa ........ II-90
2.3.2.2.8. Pengendalian Penduduk dan Keluarga
Berencana ................................................ II-93
2.3.2.2.9. Perhubungan ............................................ II-95
2.3.2.2.10. Komunikasi dan Informatika ................... II-97
2.3.2.2.11. Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah ...... II-97
2.3.2.2.12. Penanaman Modal Daerah ...................... II-101
2.3.2.2.13. Statistik .................................................. II-104
2.3.3. Urusan Pilihan .................................................................. II-105
2.3.3.1. Pariwisata............................................................... II-105
2.3.3.2. Pertanian Tanaman Pangan .................................... II-106
2.3.3.3. Perkebunan ............................................................ II-111
2.3.3.4. Perikanan dan Kelautan ......................................... II-116
2.3.3.5. Peternakan ............................................................. II-123
2.3.3.6. Perdagangan ........................................................... II-127
2.3.4. Penunjang Urusan ........................................................... II-128
2.4. Aspek Daya Saing Daerah ................................................... II-133
2.4.1. Kemampuan Ekonomi Daerah ................................... II-133
2.4.2. Fasilitas Wilayah/Infrasuktur .................................... II-134
2.4.2.1. Asksesibiltas ................................................... II-134
2.4.2.2. Ketersediaan air Bersih ................................... II-137
2.4.2.3. Fasilitas Listrik, Komunikasi dan Informatika . II-138
2.4.3. Iklim Berinvestasi ...................................................... II-140
2.4.4. Sumber Daya Manusia .............................................. II-142

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH .............. III-1


3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu ........................................... III-1
3.1.1.Kinerja Keuangan Masa Lalu ................................... III-1
3.1.1.1.Sumber Pendapatan Daerah ........................ III-1
3.1.2. Pendapatan Daerah ................................................ III-5

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE ii


RPJMK Simeulue Tahun 2017 -2022

3.1.3. Derajat Kemandirian Daerah .................................. III-10


3.1.4. Tingkat Kemandirian Daerah .................................. III-11
3.2. Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu ...................... III-17
3.2.1. Proporsi Penggunaan Anggaran ................................. III-17
3.2.2. Analisis Pembiayaan Daerah...................................... III-23
3.3. Kerangka Pendanaan ......................................................... III-28
3.3.1. Analisis Pengeluaran Perodik wajib dan
Mengikat serta Prioritas Utama .................................. III-28
3.3.2. Proyeksi Pendapatan dan Belanja Daerah .................. III-31
3.3.3. Perhitungan Kerangka Pendanaan ............................. III-37

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS .......................................... IV-1


4.1. Permasalahan Pembangunan Daerah ................................ IV-1
4.1.1. Permasalahan Bidang pemerintahan Umum ………… IV-1
4.1.2. Permasalahan Bidang Ekonomi …………………………. IV-2
4.1.3. Permaslahan Bidang Sosial dan Budaya ……………… IV-5
4.1.4. Permasalahan Bidang Infrastruktur …………………… IV-7
4.1.5. Permasalahan Bidang Penataan ruang,
Lingkungan Hidup dan Kebencanaan ....................... IV-7
4.2. Isu strategis ....................................................................... IV-8
4.2.1. Kajian Kebijakan Nasional dan International .......... IV-9
4.2.1.1. RPJMN 2015-2019 ................................... IV-9
4.2.1.2. Sustainable Development Goals/SDGs ..... IV-11
4.2.1.3. Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) ........... IV-12
4.2.2. Kajian dan Telaah Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 Tentang pemerintahan Daerah dan
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara ............................................. IV-13
4.3. Isu Strategis Pembangunan Kabupaten Simeulue ............. IV-13

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN


5.1 Visi ............................................................................... V-1
5.2 Misi ................................................................................ V-1
5.2 Tujuan dan Sasaran ....................................................... V-2
BAB VI STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM PEMBANGUNAN
6.1 Strategi ........................................................................ VI-1
6.2 Arah Kebijakan ............................................................. VI-17
6.3 Program Pembangunan Daerah ...................................... VI-20
BAB VII KERANGKA PENDANAAN PEMBANGUNAN DAN PROGRAM
PERANGKAT DAERAH ......................................................... VII-1
BAB VIII KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH . VIII-1
8.1. Indikator Kinerja Utama .................................................. VIII-1
8.2. Penetapan Kinerja Pemerintahan Daerah ........................ VIII-4
BAB IX PENUTUP ......................................................................... IX-1

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE iii


RPJMK Simeulue Tahun 2017 -2022

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kabupaten


Simeulue…………………………………………..…………………… II-2

Tabel 2.2 Ibukota Kecamatan, Jarak Ke Ibukota Kabupaten, Jumlah


Mukim dan Desa di Kabupaten Simeulue, Tahun
2017…………………………………………………………………...… II-3

Tabel 2.3 Luas Wilayah Kabupaten Simeulue Berdasarkan Ketinggian


Tempat Di atas Permukaan Laut (Ha)…………………………… II-4

Tabel 2.4 Perkembangan Curah Hujan dan Hari Hujan Kabupaten


Simeulue Tahun 2012-2016………………………………………. II-7

Tabel 2.5 Rencana Penggunaan Lahan Kabupaten Simeulue …………. II-9

Tabel 2.6 Perkembangan dan Distribusi Penduduk Menurut


Kecamatan Tahun 2012-2016 ……………………………………. II-12

Tabel 2.7 Perkembangan dan Distribusi Penduduk Menurut Jenis


Kelamin dan Kecamatan Tahun 2012-2016………………...... II-16

Tabel 2.8 Produk Domestik Regional Bruto ADHK non-Migas Aceh


dan Kabupaten Simeulue Tahun 2012-2016
(Rp.Triliyun)…………………………………………………………… II-18

Tabel 2.9 PDRB ADHB Kabupaten Simeulue Menurut Lapangan


Usaha Tahun 2012-2016 (Juta Rupiah) ……………………….. II-19

Tabel 2.10 Kontribusi PDRB ADHB Menurut Lapangan Usaha Tahun


2012-2016 (%) ………………………………………………………... II-20

Tabel 2.11 PDRB ADHK Kabupaten Simeulue Tahun 2012-2016


(Jutaan Rupiah) ….………………………………………………….. II-21

Tabel 2.12 Kontribusi PDRB ADHK Menurut Lapangan Usaha Tahun


2012-2016 (%) ……………………………………………………….. II-22

Tabel 2.13 Jumlah Kasus Kriminal di Kabupaten Simeulue, Tahun


2012-2016 …………………………………………………………….. II-32

Tabel 2.14 Perkembangan Angka Pendidikan Yang di Tamatkan (APT)


Kabupaten Simeulue Tahun 2012-2016 (%) ………………….. II-37

Tabel 2.15 Perkembangan Persentase Balita Gizi Buruk Kabupaten


Simeulue Tahun 2012-2016 ………………………………………. II-39

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE iv


RPJMK Simeulue Tahun 2017 -2022

Tabel 2.16 Rasio Penduduk Bekerja Terhadap Angkatan Kerja di


Kabupaten Simeulue, Tahun 2012-2016 ……………………… II-40

Tabel 2.17 Kondisi Seni Budaya di Kabupaten Simeulue, Tahun 2012-


2016. ……………………………………………………………………. II-40

Tabel 2.18 Jumlah Sanggar Seni Menurut Kecamatan Kabupaten


Simeulue Tahun 2012-2016 ……………………………………… II-41

Tabel 2.19 Kondisi Olahraga dan Kepemudaan Kabupaten Simeulue


Tahun 2012-2016 ………………………………………………….. II-42

Tabel 2.20 Jumlah Klub Olahraga Menurut Kecamatan, Tahun 2012-


2016 ……………………………………………………………………. II-42

Tabel 2.21 Prestasi Olahraga Kabupaten Simeulue Tahun 2012-2016 .. II-43

Tabel 2.22 Kasus Pelanggaran Syariat Islam Kabupaten Simeulue,


Tahun 2012-2015 …………………………………………………… II-44

Tabel 2.23 Jumlah Sarana dan Prasarana Ibadah Menurut Kecamatan


di Kabupaten Simeulue, Tahun 2015 …………………………... II-45

Tabel 2.24 Perkembangan Peserta Didik Menurut Jenjang Pendidikan


Kabupaten Simeulue, Tahun 2012-2016 ………………………. II-51

Tabel 2.25 Perkembangan Guru Menurut Jenjang Pendidikan


Kabupaten Simeulue, Tahun 2012-2016 (orang) …………….. II-52

Tabel 2.26 Perkembangan Angka Melanjutkan Menurut Jenjang


Pendidikan Kabupaten Simeulue, Tahun 2014-2016 ………. II-54

Tabel 2.27 Jumlah Tenaga Medis dan non Medis (PNS) Kecamatan
Kabupaten Simeulue Tahun 2012-2016 (orang) ……………... II-57

Tabel 2.28 Jumlah Dokter Menurut Kecamatan di Kabupaten


Simeulue Tahun 2012-2016 ………………………………….…… II-57

Tabel 2.29 Jumlah Bidan Menurut Kecamatan Kabupaten Simeulue,


Tahun 2012-2016 …………………………………………………… II-58

Tabel 2.30 Indikator SPM Kesehatan Lainnya di Kabupaten Simeulue,


Tahun 2012-2016 …………………………………………………… II-64

Tabel 2.31 Perkembangan Panjang Jalan Menurut Status Jalan di


Kabupaten Simeulue, Tahun 2012-2016 (Km) ……………..… II-66

Tabel 2.32 Kondisi Jalan Kabupaten Menurut Jenis Permukaan (Km)


Kabupaten Simeulue, Tahun 2014-2016 ………………………. II-66

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE v


RPJMK Simeulue Tahun 2017 -2022

Tabel 2.33 Perkembangan Jalan Kabupaten Menurut Kondisi Jalan,


Tahun 2012-2016 (Km) …………………………………………….. II-67

Tabel 2.34 Perkembangan Jalan Desa Menurut Permukaan dan


kondisi Jalan di Kabupaten Simeulue, Tahun 2012-2015 II-68
(Km) ……………………………………………………………………..

Tabel 2.35 Kondisi Jalan Provinsi di Kabupaten Simeulue, Tahun


2012-2016 (Km) ……………………………………………………… II-69

Tabel 2.36 Kondisi Jembatan di Kabupaten Simeulue, Tahun 2012- II-70


2016 ……………………………………………………………………..

Tabel 2.37 Perkembangan Panjang Jaringan Irigasi Kabupaten


Simeulue, Tahun 2012-2016 (Km) ………………………………. II-71

Tabel 2.38 Perkembangan Panjang Jaringan Irigasi Kabupaten


Simeulue, Tahun 2015 (meter) ………………………………….. II-71

Tabel 2.39 Aspek Pelayanan Umum Penataan Ruang Kabupaten


Simeulue,Tahun 2013-2016 ………………………………………. II-72

Tabel 2.40 Perkembangan Indikator Perumahan Kabupaten Simeulue,


Tahun 2012-2016 ………………………………………………….. II-73

Tabel 2.41 Perkembangan Rumah Layak Huni Kabupaten Simeulue,


Tahun 2012-2016 (unit) …………………………………………… II-74

Tabel 2.42 Perkembangan Rumah Tangga Bersanitasi Kabupaten


Simeulue, Tahun 2012-2016 ……………………………………… II-74

Tabel 2.43 Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Sosial, Tahun 2012- II-75
2016 …………………………………………………………………....

Tabel 2.44 Perkembangan Pekerja Perempuan di Lembaga Pemerintah


Kabupaten Simeulue, Tahun 2012-2016 (orang) …………….. II-82

Tabel 2.45 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Perempuan Kabupaten


Simeulue,Tahun 2013-2016 ………………………………………. II-83

Tabel 2.46 Rasio Kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) di


Kabupaten Simeulue, Tahun 2012-2016 ………………………. II-84

Tabel 2.47 Perkembangan Desa Rawan Pangan Kabupaten Simeulue,


Tahun 2012-2016 ………………………………………………….. II-85

Tabel 2.48 Perkembangan Luas Areal Sawah Gagal Panen Kabupaten


Simeulue, Tahun 2012-2016 (ha) ………………………………. II-85

Tabel 2.49 Perkembangan Jumlah Petani yang Mendapatkan

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE vi


RPJMK Simeulue Tahun 2017 -2022

Penyuluhan Kabupaten Simeulue, Tahun 2012-2016 II-86


orang) …………………………………………………………………...

Tabel 2.50 Perkembangan Luas Tanah Bersertifikat di Kabupaten


Simeulue, Tahun 2012-2015 …………………………………….. II-87

Tabel 2.51 Indikator Kinerja Persampahan, Tahun 2012-2016 ………… II-88

Tabel 2.52 Jumlah Sampah Berdasarkan Kecamatan, Tahun 2013- II-88


2016 ……………………………………………………………………..

Tabel 2.53 Tempat Pembuangan Sampah per satuan Penduduk,


Tahun 2012-2016 …………………………………………………… II-89

Tabel 2.54 Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Kependudukan dan


Catatan Sipil, Tahun 2012-2016 ………………………………… II-90

Tabel 2.55 Perkembangan PKK Aktif Kabupaten Simeulue, Tahun


2012-2016 …………………………………………………………….. II-91

Tabel 2.56 Perkembangan PKK yang dibina di Kabupaten Simeulue,


Tahun 2012-2016 …………………………………………………… II-91

Tabel 2.57 Perkembangan Status Desa di Kabupaten Simeulue,


Tahun 2012-2016 …………………………………………………… II-92

Tabel 2.58 Bantuan alokasi Dana Desa (Gampong) di Kabupaten


Simeulue, Tahun 2012-2016 ……………………………………… II-93

Tabel 2.59 Jumlah Orang/Barang yang Terangkut angkutan Umum,


Tahun 2012-2016 …………………………………………………… II-96

Tabel 2.60 Jumlah Penumpang Menurut Jenis Transportasi


Kabupaten Simeulue, Tahun 2012-2016 (orang) …………….. II-97

Tabel 2.61 Lamanya, Persyaratan Dokumen, dan Biaya Pengurusan


Perizinan di Kabupaten Simeulue, Tahun 2016 ……………… II-102

Tabel 2.62 Perkembangan Jumlah Perusahaan yang Mengurus


Perizinan, Kabupaten Simeulue Tahun 2012-2016 (unit) …. II-104

Tabel 2.63 Objek Wisata Menurut Kecamatan di Kabupaten Simeulue . II-105

Tabel 2.64 Jumlah Sarana dan Fasilitas Pariwisata, Tahun 2014-2017. II-106

Tabel 2.65 Luas Tanam dan Produksi Komoditas Pertanian Tanaman


Pangan Kabupaten Simeulue, Tahun 2012-2016 …………… II-107

Tabel 2.67 Luas Panen dan Produksi Komoditas Palawija Kabupaten


Simeulue, Tahun 2012-2016 ……………………………………… II-108

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE vii


RPJMK Simeulue Tahun 2017 -2022

Tabel 2.68 Produksi Komoditas Buah-Buahan Kabupaten Simeulue


Tahun 2012-2016 (ton) …………………………………………….. II-109

Tabel 2.69 Perkembangan Panjang Jalan Usaha Tani Kabupaten


Simeulue, Tahun 2012-2016 (meter) …………………………… II-110

Tabel 2.70 Perkembangan Sarana dan Prasarana Pertanian


Kabupaten Simeulue, Tahun 2007-2016 ………………………. II-110

Tabel 2.71 Perkembangan Luas Tanam dan Produksi Komoditas


Perkebunan, Tahun 2012-2016 ………………………………….. II-111

Tabel 2.72 Perkembangan Rumah Tangga Petani Perkebunan Tahun


2012-2016 …………………………………………………………….. II-115

Tabel 2.73 Perkembangan Kelompok Tani Perkebunan Tahun 2012- II-116


2016 ……………………………………………………………………..

Tabel 2.74 Jumlah alat Tangkap Ikan Tahun 2012-2016 (unit) ………… II-121

Tabel 2.75 Fasilitas Pendudkung Perikanan dan Kelautan Kabupaten


Simeulue, Tahun 2012-2016 (unit) ……………………………… II-122

Tabel 2.76 Kondisi Perkembangan Jumlah dan Kelompok Nelayan


serta Pembinaan Nelayan Tahun 2012-2016 …………………. II-123

Tabel 2.77 Perkembangan Jumlah Rumah Tangga yang


Mengembangkan Usaha Ternak Tahun 2012-2015 …………. II-126

Tabel 2.78 Perkembangan Kelompok Tani Ternak Tahun 2014-2016 … II-126

Tabel 2.79 Perkembangan Potensi Luas Lahan Padang rumput Ternak


Tahun 2014-2016 …………………………………………………… II-127

Tabel 2.80 Perkembangan Sarana dan Prasarana Peternakan Tahun


2014-2015 …………………………………………………………….. II-127

Tabel 2.81 Kondisi Kinerja Perdangangan Kabupaten Simeulue Tahun


2012-2016 …………………………………………………………….. II-128

Tabel 2.82 Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Perencanaan


Pembangunan ………………………………………………………… II-129

Tabel 2.83 Perkembangan PNS Menurut Jenis Kelamin Kabupaten


Simeulue Tahun 2012-2016 (orang) …………………………….. II-130

Tabel 2.84 Perkembangan PNS Menurut Tingkat Pendidikan


Kabupaten Simeulue Tahun 2012-2016 (orang) ……………... II-131

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE viii


RPJMK Simeulue Tahun 2017 -2022

Tabel 2.85 Perkembangan PNS Menurut Tingkat Pendidikan


Kabupaten Simeulue Tahun 2012-2016 (orang) ……………. II-131

Tabel 2.86 Perkembangan Temuan Kasus Keuangan Kabupaten


Simeulue Tahun 2012-2016 (Kasus) ……………………………. II-132

Tabel 2.87 Jumlah Pamong Praja dan WH Kabupaten Simeulue


Tahun 2012-2016 …………………………………………………… II-141

Tabel 2.88 Jumlah Kasus yang ditangani Pamong Praja dan WH


Kabupaten Simeulue Tahun 2012 2016…………………………
II-141
Tabel 3.1 Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Simeulue Tahun
2012-2017 …………………………………………………………….. III-3

Tabel 3.2 Kontribusi Pendapatan Asli Daerah Menurut Sumber


Pendapatan Daerah Kabupaten Simeulue Tahun 2012- III-6
2017 ……………………………………………………………………..

Tabel 3.3 Capaian Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Simeulue


Tahun 2012-2017 …………………………………………………… III-7

Tabel 3.4 Anggaran dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah Tahun


2012 – 2016 …………………………………………………………… III-9

Tabel 3.5 Skala Interval Efektivitas Keuangan Daerah ………………….. III-9

Tabel 3.6 Skala Interval Derajat Desentralisasi Fiskal ………………….. III-11

Tabel 3.7 Derajat Desentralisasi Kabupaten Simeulue Tahun 2012– III-11


2017 …………………………………………………………………….

Tabel 3.8 Pengelompokan Keuangan Daerah Berdasarkan


Permendagri No 21 Tahun 2017 untuk Kabupaten dan Kota III-12

Tabel 3.9 Perkembangan Tingkat Kemandirian Kabupaten Simeulue


Tahun 2012-2017 …………………………………………………… III-13

Tabel 3.10 Rata – Rata Pertumbuhan Neraca Daerah Kabupaten


Simeulue Tahun 2012 – 2016 ……………………………………. III-14

Tabel 3.11 Balance Sheet Ratio Tahun 2013-2016, Kabupaten


Simeulue ………………………………………………………………. III-17

Tabel 3.12 Realisasi Belanja Daerah Kabupaten Simeulue Tahun


2012-2017 ……………………………………………………………. III-18

Tabel 3.13 Proporsi Realisasi Belanja Daerah Kabupaten Simeulue III-21


Tahun 2012–2017 ……………………………………………………

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE ix


RPJMK Simeulue Tahun 2017 -2022

Tabel 3.14 Defisit Riil Anggaran Kabupaten Simeulue Tahun 2012- III-15
2017 …………………………………………………………………….

Tabel 3.15 Komposisi Defisit Riil Anggaran Kabupaten Simeulue III-26


Tahun 2012-2017 ……………………………………………………

Tabel 3.16 Kondisi Pembiayaan Daerah Kabupaten Simeulue 2012- III-27


2017……………………………………………………………………...

Tabel 3.17 Realisasi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur


Kabupaten Simeulue Tahun 2012-2016 ……………………….. III-29

Tabel 3.18 Proyeksi Pendapatan Daerah Kabupaten Simeulue Tahun


2018-2022 …………………………………………………………….. III-33

Tabel 3.19 Perkiraan Belanja Daerah Kabupaten Simeulue Tahun


2018-2022 …………………………………………………….………. III-34

Tabel 3.20 Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah Untuk


Mendanai Pembangunan Daerah Kabupaten Simeulue III-38
Tahun 2018-2022 ……………………………………………………

Tabel 3.21 Rencana Penggunaan Kapasitas Riil Kemampuan


Keuangan Kabupaten Simeulue Tahun 2018 – 2022 ……….. III-40

Tabel 6.1 Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pembangunan VI-2
Kabupaten Simeulue Tahun 2017-2022 ………………………..

Tabel 6.2 Tema dan Arah Kebijakan Pembangunan Kabupaten VI-21


Simeulue Tahun 2017-2022 ……………………………………….

Tabel 6.3 Program Pembangunan Daerah yang disertai Pagu Indikatif VI-25
Kabupaten Simeulue ………………………………………………..

Tabel 7.1 Kerangka Pendanaan Pembangunan RPJMK Simeulue VII-1


Tahun 2017-2022 …………………………………………………..

Tabel 7.2 Indikator Rencana Program Prioritas Yang Disertai VII-3


Kebutuhan Pendanaan Kabupaten Simeulue …………………

Tabel 8.1 Indikator Utama Kabupaten Simeulue Tahun 2018-2022 … VIII-1

Tabel 8.2 Penetapan Kinerja Daerah Kabupaten Simeulue Tahun VIII-6


2018- 2022 …………………………………………………………….

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE x


RPJMK Simeulue Tahun 2017 -2022

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Hubungan RPJMK Simeulue Dengan Dukumen


Perencanaan Lainnya …………………………………………….. I-4

Gambar 2.1 Peta Admistrasi Kabupaten Simeulue ………………………… II-2

Gambar 2.2 Perkembangan Penduduk Kabupaten Simeulue Tahun


2012-2016 …………………………………………………………… II-12

Gambar 2.3 Distribusi Penduduk Menurut Kecamatan Tahun 2012-


2016 (%) ……………………………………………………………… II-13

Gambar 2.4 Kepadatan Penduduk Kabupaten Simeulue Menurut


Kecamatan Tahun 2012-2016 (Km /Jiwa) …………………...
2 II-14

Gambar 2.5 Perkembangan Penduduk Menurut Jenis Kelamin Tahun


2012-2016 …………………………………………………………... II-15

Gambar 2.6 Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur Tahun


2012-2016 …………………………………………………………… II-17

Gambar 2.7 Produk Domestik Regional Bruto ADHB dan ADHK


Kabupaten Simeulue Tahun 2012-2016 (Rp.Juta) ………… II-18

Gambar 2.8 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Simeulue, Aceh dan


Nasional Tahun 2012-2016 (%) ………………………………… II-23

Gambar 2.9 Pertumbuhan Komponen PDRB ADHK Menurut


Pengeluaran Kabupaten Simeulue, Tahun 2012-2016 (%). II-24

Gambar 2.10 Laju Pertumbuhan Riil PDRB ADHK Menurut Lapangan


Usaha Kabupaten Simeulue Tahun 2012-2016 II-25
(Persen)………………………………………………………………...

Gambar 2.11 PDRB Perkapita Kabupaten Simeulue Tahun 2012-2016


(Rp.Juta) ……………………………………………………………… II-26

Gambar 2.12 Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia (IPM)


Kabupaten Simeulue, Aceh dan Nasional Tahun 2012-
2016 (Rp.Juta) ……………………………………………………… II-27

Gambar 2.13 Perkembangan Komponen Indeks Pembangunan Manusia


(IPM) Kabupaten Simeulue, Tahun 2012-2016 (%) ………… II-28

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE xi


RPJMK Simeulue Tahun 2017 -2022

Gambar 2.14 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten/kota di


Wilayah Barat-Selatan, Tahun 2012-2016 (%) ……………… II-29

Gambar 2.15 Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Kabupaten


Simeulue, Tahun 2012-2016 ……………………………………. II-30

Gambar 2.16 Tingkat Kemiskinan Kabupaten Simeulue, Aceh dan


Nasional, Tahun 2012-2016 …………………………………….. II-31

Gambar 2.17 Garis Kemiskinan dan Konsumsi Makanan Kabupaten


Simeulue, Tahun 2012-2016 ……………………………………. II-31

Gambar 2.18 Perkembangan Angka Melek Huruf Dewasa di Kabupaten


Simeulue, Aceh dan Nasional, Tahun 2012-2016 (Persen). II-33

Gambar 2.19 Perkembangan Angka Harapan Sekolah di Kabupaten


Simeulue, Aceh,dan Nasional, Tahun 2012-2016 II-34
(Tahun)…………………………………………………………………

Gambar 2.20 Perkembangan Rata-rata Lama Sekolah Kabupaten


Simeulue, Aceh dan Nasional, Tahun 2012-2016 (Tahun). II-35

Gambar 2.21 Perkembangan Angka Partisipasi Kasar (APK) Kabupaten


Simeulue, Tahun 2012-2016 (%) …………………………….… II-36

Gambar 2.22 Perkembangan Angka Partisipasi Murni (APM) Kabupaten


Simeulue, Tahun 2012-2016 (Persen) ……………………….. II-37

Gambar 2.23 Perkembangan Angka Harapan Hidup di Kabupaten


Simeulue, Aceh, dan Nasional, Tahun 2012-2016 (Tahun). II-38

Gambar 2.24 Perkembangan Zakat dan Infak yang Disalurkan di II-47


Kabupaten Simeulue, Tahun 2012-2016 ……………………..

Gambar 2.25 Perkembangan Angka Partisipasi Sekolah (APS)


Kabupaten Simeulue, Tahun 2012-2016 (%) ………………. II-48

Gambar 2.26 Perkembangan Prasarana Pendidikan Umum Kabupaten


Simeulue, Tahun 2012-2017 (Unit)……………………………. II-49

Gambar 2.27 Perkembangan Prasarana Pendidikan Agama Kabupaten


Simeulue, Tahun 2012-2017 (unit) …………………………… II-49

Gambar 2.28 Perkembangan Rasio Ketersediaan Sekolah Kabupaten


Simeulue, Tahun 2012-2016 (unit) ……………………………. II-50

Gambar 2.29 Perkembangan Rasio Guru-Murid Menurut Jenjang


Pendidikan Kabupaten Simeulue, Tahun 2012-2016 …….. II-53

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE xii


RPJMK Simeulue Tahun 2017 -2022

Gambar 2.30 Perkembangan Angka Kelulusan Menurut Jenjang


Pendidikan Kabupaten Simeulue, Tahun 2012-2016 ……. II-53

Gambar 2.31 Perkembangan Prasarana Kesehatan Kabupaten


Simeulue, (unit) ……………………………………………………. II-55

Gambar 2.32 Perkembangan Rasio Prasarana Kesehatan per 1000


Penduduk Kabupaten Simeulue, Tahun 2012-2016 (Unit).. II-56

Gambar 2.33 Perkembangan Rasio Tenaga Medis dan non Medis per
1000 Penduduk Kabupaten Simeulue,Tahun 2012-2016
(orang) ……………………………………………………………..…. II-59

Gambar 2.34 Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil di Kabupaten Simeulue,


Tahun 2012-2016 …………………………………………………. II-60

Gambar 2.35 Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin Kabupaten Simeulue,


Tahun 2014-2016 ………………………………………………….. II-61

Gambar 2.36 Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir di Kabupaten


Simeulue, Tahun 2014-2016 …………………………………… II-61

Gambar 2.37 Pelayanan Kesehatan Balita di Kabupaten Simeulue,


Tahun 2014-2016 ………………………………………………….. II-62

Gambar 2.38 Pelayanan Kesehatan Anak Usia Pendidikan SD di


Kabupaten Simeulue, Tahun 2014-2016 …………………….. II-62

Gambar 2.39 Pelayanan Kesehatan Tuberkulosis di Kabupaten


Simeulue, Tahun 2014-2016 …………………………………… II-63

Gambar 2.40 Cakupan Pelayanan Imunisasi di kabupaten Simeulue,


Tahun 2010-2015 (persen) ………………………………………. II-64

Gambar 2.41 Perkembangan Jalan Kabupaten Menurut Kondisi Jalan,


Tahun 2010-2015 (%) …………………………………………….. II-67

Gambar 2.42 Perkembangan Jalan Desa Menurut Kondisi Jalan di


Kabupaten Simeulue, Tahun 2012-2016 (%) ……………….. II-68

Gambar 2.43 Perkembangan Kondisi Jalan Propinsi di Kabupaten


Simeulue, Tahun 2012-2016 (%) ………………………………. II-69

Gambar 2.44 Perkembangan Rumah Tangga yang Menggunakan Listrik


Kabupaten Simeulue, Tahun 2013-2016 (%) ………………. II-73

Gambar 2.45 Perkembangan TPAK dan TPT Kabupaten Simeulue,


Tahun 2012-2015 (%) …………………………………………….. II-77

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE xiii


RPJMK Simeulue Tahun 2017 -2022

Gambar 2.46 Perkembangan Pencari Kerja Kabupaten Simeulue,


Tahun 2012-2015 (orang) ……………………………………….. II-78

Gambar 2.47 Perkembangan Pencari Kerja Menurut Umur Kabupaten


Simeulue, Tahun 2012-2015 (orang) …………………………. II-79

Gambar 2.48 Perkembangan Indeks Pembangunan Gender Kabupaten


Simeulue dan Provinsi Aceh, Tahun 2012-2015 …………… II-80

Gambar 2.49 Perkembangan Indeks Pemberdayaan Gender (IDG)


Kabupaten Simeulue dan Provinsi Aceh, Tahun 2012-
2015 …………………………………………………………………… II-80

Gambar 2.50 Tingkat Partisipasi Pekerja Perempuan di Lembaga


Pemerintah Kabupaten Simeulue, Tahun 2012-2015 …….. II-83

Gambar 2.51 Perkembangan Akseptor KB dan Jumalah Pasangan Usia


Subur Kabupaten Simeulue, Tahun 2012-2016 …………… II-94

Gambar 2.52 Perkembangan Status Keluarga Kabupaten Simeulue,


Tahun 2012-2015 (KK) …………………………………………… II-95

Gambar 2.53 Kinerja Koperasi Kabupaten Simeulue, Tahun 2012-2016. II-98

Gambar 2.54 Kondisi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dan
Tenaga Kerja di Kabupaten Simeulue, Tahun 2012-2016… II-99

Gambar 2.55 Perkembangan Usaha Mikro,Kecil dan Menengah (UMKM)


Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2012-2016 (unit) …….. II-100

Gambar 2.56 Serapan Tenaga Kerja Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
(UMKM) Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2012-2016
(orang) ………………………………………………………………… II-101

Gambar 2.57 Perkembangan Jumlah Perusahaan yang Mengurus SIUP


Kabupaten Simeulue, Tahun 2012-2016 (unit) …………….. II-104

Gambar 2.58 Luas Tanam, Produksi,dan Produktivitas Padi Menurut


Kecamatan di Kabupaten Simeulue, Tahun 2042-2016 ….. II-108

Gambar 2.59 Luas Tanam dan Produksi Komoditas Cengkeh Menurut


Kecamatan, Tahun 2016 ………………………………………… II-113

Gambar 2.60 Perkembangan Luas Tanam dan Produksi Komoditas


Kelapa Dalam Tahun 2016 ……………………………………… II-113

Gambar 2.61 Luas Tanam dan Produksi Komoditas Kelapa Sawit


Menurut Kecamatan Tahun 2016 ……………………………… II-114

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE xiv


RPJMK Simeulue Tahun 2017 -2022

Gambar 2.62 Perkembangan Luas Tanam dan Produksi Komoditas


Karet Tahun 2016 …………………………………………………. II-115

Gambar 2.63 Perkembangan Jumlah dan Nilai Produksi Perikanan Laut


Tahun 2016 …………………………………………………………. II-117

Gambar 2.64 Produksi Perikanan Laut Menurut Kecamatan Tahun


2014-2016 …………………………………………………………… II-118

Gambar 2.65 Produksi Perikanan Menurut Budidaya Tahun 2012- 2016 II-119

Gambar 2.66 Nilai Produksi Perikanan Menurut Budidaya Tahun 2012-


2016 …………………………………………………………………… II-120

Gambar 2.67 Perkembangan Jumlah Armada Penangkapan Ikan Tahun


2012-2016 …………………………………………………………… II-121

Gambar 2.68 Perkembangan Populasi Ternak Tahun 2014-2016 (ekor)… II-124

Gambar 2.69 Perkembangan Pemotongan Ternak Tahun 2014- 2016


(ekor) ……………………………………………………………..…… II-125

Gambar 2.70 Konsumsi per Kapita Kabupaten Simeulue Tahun 2013-


2015 ……………………………………………………………….….. II-134

Gambar 2.71 Jumlah Kendaraan di Kabupaten Simeulue, Tahun 2012-


2016 ………………………………………………………………….. II-135

Gambar 2.72 Rasio Panjang Jalan per Kendaraan Kabupaten Simeulue,


Tahun 2012-2016 ………………………………………………….. II-135

Gambar 2.73 Jumlah Orang/Barang yang Terangkut Angkutan Umum


Kabupaten Simeulue, Tahun 2012-201 ……………………… II-136

Gambar 2.74 Jumlah Penumpang Menurut Jenis Sarana Transportasi


Kabupaten Simeulue, Tahun 2012- 2016 (orang) ………….. II-136

Gambar 2.75 Rumah Tangga Menurut Sumber Air Minum Kabupaten


Simeulue Tahun 2013-2016 (%) ……………………………….. II-137

Gambar 2.76 Rumah Tangga Menurut Sumber Penerangan Kabupaten


Simeulue, Tahun 2013-2016 (%) ………………………………. II-138

Gambar 2.77 Rumah Tangga Menurut Kepemilikan Sarana


Telekomunikasi Kabupaten Simeulue, Tahun 2013-
2016(%) ………………………………………………………………. II-139

Gambar 2.78 Penduduk Berumur 5 Tahun Mengakses Internet 3 Bulan


Terakhir Kabupaten Simeulue, Tahun 2016 (%) …………… II-140

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE xv


RPJMK Simeulue Tahun 2017 -2022

Gambar 2.79 Tingkat Pendidikan Tertinggi yang ditamatkan Penduduk


Kabupaten Simeulue, Tahun 2012-2016 (%) ……………….. II-142

Gambar 2.80 Rasio Ketergantungan Kabupaten Simeulue, Tahun 2012-


2016 …………………………………………………………….…….. II-144

Gambar 3.1 Kontribusi Sumber-Sumber Pendapatan Asli Daerah


Kabupaten Simeulue, Tahun 2012-2017 …………………….. III-8

Gambar 3.2 Proporsi Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak,
Dana Alokasi umum,dan Dana Alokasi Khusus terhadap
Pendapatan Kabupaten Simeulue, Tahun 2012-2017 …… III-10

Gambar 3.3 Perkiraan Pendapatan Daerah Kabupaten Simeulue


Tahun 2018-2022 ………………………………………………….. III-32

Gambar 3.4 Perkiraan Komposisi Belanja Langsung dan Belanja Tidak


Langsung Kabupaten Simeulue Tahun 2018-2022 ……….. III-36

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE xvi


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional mengamanatkan bahwa untuk
menjamin pembangunan dilaksanakan secara sistematis, terarah,
terpadu, menyeluruh, dan tanggap terhadap perubahan, perlu disusun
sebuah perencanaan pembangunan. Perencanaan pembangunan
tersebut dituangkan dalam rencana pembangunan jangka panjang,
jangka menengah, dan tahunan yang dilaksanakan secara partisipasif
oleh unsur penyelenggaraan pemerintahan di pusat dan daerah.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang
Tata Cara Perencanaan Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah,
serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah dan Rencana
Kerja Pemerintah Daerah mengamanatkan agar perencanaan daerah
dirumuskan secara transparan, responsif, efisien, efektif, akuntabel,
partisipatif, terukur, berkeadilan, dan berwawasan lingkungan. Dalam
kaitan tersebut, perencanaan pembangunan daerah dirumuskan
dengan melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan (stakeholder)
guna tercapainya pemanfaatan dan pengalokasian sumberdaya yang
berkeadilan, efisien, dan efektif serta berdampak pada peningkatan
kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan.
Pelantikan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Simeulue pada
tanggal 20 Juli 2017 untuk periode 2017-2022, menjadi landasan utama
dalam percepatan penyiapan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kabupaten (RPJMK) Simeulue Tahun 2017-2022. RPJMK Simeulue
Tahun 2017-2022 adalah dokumen perencanaan pembangunan untuk
periode 5 (lima) tahun yang merupakan penjabaran dari visi dan misi
Bupati Simeulue terpilih. RPJMK memuat visi, misi, tujuan, sasaran,
strategi, arah kebijakan, kebijakan umum dan program pembangunan
daerah serta indikasi rencana program prioritas yang disertai kebutuhan
pendanaan, yang penyusunannya berpedoman pada Rencana
Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Kabupaten Simeulue Tahun
2007-2027.
RPJMK Simeulue Tahun 2017–2022 merupakan tahap ketiga dari
pelaksanaan RPJP Kabupaten Simeulue Tahun 2007-2027. Secara garis
besar, RPJMK terdiri atas 6 (enam) tahapan yang diawali dengan
persiapan penyusunan RPJMK, penyusunan rancangan awal RPJMK,
penyusunan rancangan RPJMK, pelaksanaan musrenbang RPJMK,
perumusan rancangan akhir RPJMK dan penetapan Peraturan Daerah
tentang RPJMK.
Penyusunan RPJMK Simeulue dilakukan dengan empat
pendekatan penting yaitu: Pertama, pendekatan teknokratik, yakni
proses penyusunan dengan berdasarkan pada penggunaan metode dan
kerangka berpikir ilmiah. Kedua, pendekatan partisipatif yakni dengan
memberikan kesempatan kepada stakeholder untuk memberikan
masukan, saran, dan kritikan atas rancangan RPJMK. Ketiga,
pendekatan politis yakni menetapkan RPJMK Simeulue melalui proses
legislasi daerah dalam bentuk Qanun. Keempat, pendekatan bottom up

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE I-1


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

dan top down yang merupakan proses perencanaan yang aliran


prosesnya dari atas kebawah atau dari bawah ke atas dalam hirarki
pemerintahan.
Selanjutnya, sebagai dokumen publik yang merangkum program
pembangunan pencapaian visi dan misi, serta program pembangunan
perangkat daerah lima tahunan di bidang pelayanan umum
pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan, maka proses
penyusunan RPJMK Simeulue dilakukan melalui serangkaian Forum
Musyawarah Perencanaan Partisipatif, dengan melibatkan seluruh
unsur pelaku pembangunan di Kabupaten Simeulue. Dengan dasar
pertimbangan tersebut, rencana program pembangunan dan program
pembangunan perangkat daerah yang diuraikan dalam dokumen
RPJMK merupakan hasil kesepakatan seluruh unsur pelaku
pembangunan, dengan tetap memperhatikan kebijakan dan program
strategis nasional (Nawacita) dan Pemerintah Aceh.
Dalam pelaksanaannya, RPJMK menjadi rujukan utama seluruh
pemangku kepentingan dalam pembangunan daerah guna mencapai
sasaran pembangunan dalam periode 5 (lima) tahun kedepan. Terutama
bagi Satuan Kerja Perangkat Kabupaten (SKPK) Simeulue dalam
menyusun Rencana Strategis (Renstra) SKPK. RPJMK Simeulue Tahun
2017-2022 akan dijabarkan ke dalam Rencana Kerja Pemerintah
Kabupaten (RKPK) sebagai bentuk perencanaan tahunan selama 5 (lima)
tahun periode pemerintahan.

1.2 Dasar Hukum Penyusunan


Dasar hukum penyusunan RPJMK Simeulue Tahun 2017–2022
adalah sebagai berikut:
1. Undang-Undang Nomor 48 Tahun 1999 tentang Pembentukan
Kabupaten Bireuen dan Kabupaten Simeulue (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 176, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3897);
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor
47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4287);
3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
5. Undang-undang Nomor 11 Tahun 2007 tentang Pemerintahan
Aceh (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor
62, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4633);
6. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
7. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 (Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 68, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE I-2


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

8. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan


Daerah, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999
Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3839, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4844, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 224);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4578);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan,
Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4817);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar
Akuntansi Pemerintah, Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2010 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5156);
12. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2016
tentang Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2016 Nomor 114);
13. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015–
2019;
13. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 59 Tahun 2017
tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan;
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah
diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 21 Tahun 2010 tentang Perubahan Ke tiga atas
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang
Tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian Dan Evaluasi
Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan
Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
Dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Serta
Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Dan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah;
16. Qanun Aceh Nomor 9 Tahun 2012 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Aceh Tahun 2012-2032;
17. Qanun Aceh Nomor 19 Tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Aceh Tahun 2013–2033, Lembaran Aceh Tahun 2014
Nomor 1;
18. Qanun Aceh Nomor 8 Tahun 2014 Tentang Pokok-Pokok Syariat
Islam;
19. Qanun Aceh Nomor 10 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua
Atas Qanun Aceh Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Tata Cara
Pengalokasian Tambahan Dana Bagi hasil Minyak dan Gas Bumi
dan Penggunaan Dana Otonomi Khusus.

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE I-3


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

20. Qanun Kabupaten Simeulue Nomor 5 Tahun 2007 tentang


Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Simeulue
Tahun 2007-2027;
21. Qanun Kabupaten Simeulue Nomor 2 Tahun 2014 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Simeulue Tahun
2014-2034;
22. Qanun Kabupaten Simeulue Nomor 3 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten
Simeulue.

1.3 Hubungan Antar Dokumen


Pemerintah daerah dalam membuat perencanaan pembangunan
menetapkan 6 (enam) jenis dokumen perencanaan dan penganggaran,
yaitu RPJP, RPJMK, Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), Renstra
Perangkat Kabupaten, Rencana Kerja Pemerintah Kabupaten (RKPK),
dan Rencana Kerja Perangkat Kabupaten. Dari segi waktu dokumen
tersebut dapat dibagi menjadi empat, yaitu dokumen perencanaan
jangka panjang (20 tahun) yaitu RPJP, RTRW (20 tahun), perencanaan
jangka menengah (5 tahun) yaitu RPJMK dan Renstra Perangkat
Kabupaten, serta jangka pendek (1 tahun), yaitu RKPK dan Rencana
Kerja Perangkat Kabupaten.
RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022 yang merupakan penjabaran
dari visi, misi, dan program Kepala Daerah penyusunannya berpedoman
pada RPJP Kabupaten Simeulue Tahun 2007-2027 dan RTRW
Kabupaten Simeulue Tahun 2014-2034 dengan memperhatikan RPJM
Nasional 2015-2019. RPJMK selanjutnya dijabarkan dalam Rencana
Kerja Pemerintah Kabupaten (RKPK) yang menjadi pedoman Rencana
Kerja Anggaran (RKA) SKPK. Dari RKPK dan RKA–SKPK inilah
selanjutnya disusun RAPBK. Dokumen-dokumen perencanaan dan
penganggaran bersifat hierarkis, artinya dokumen yang jangka
waktunya lebih panjang menjadi rujukan bagi dokumen yang jangka
waktunya lebih pendek dan dokumen yang dikeluarkan oleh pemerintah
yang lebih tinggi menjadi rujukan bagi dokumen yang dikeluarkan oleh
pemerintah di bawahnya.
Gambar 1.1
Hubungan RPJMK Simeulue dengan Dokumen Perencanaan Lainnya

RTRN dan Pedoman Dijabarkan


RPJMN RKP Nasional
RPJPN RPJM Aceh
RTRW Aceh RKP Aceh
dan
RPJP Aceh

Diperhatikan Dijabarkan

Diacu

RTRW Kab. Pedoman Pedoman


Pedoman
Simeulue dan RPJMK RKPK
Pedoman APBK
RPJP Kab. Simeulue Simeulue
Simeulue

KLHS Diacu
Pedoman Dijabarkan
RPJMK

Pedoman Pedoman DPA


RENJA PK SKPK
RENSTRA PK

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE I-4


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

1.5 M aksud dan Tujuan


RPJMK Simeulue Tahun 2017–2022 ditetapkan sebagai pedoman
dan acuan bagi seluruh komponen daerah (Pemerintah, Masyarakat, dan
Swasta) didalam mewujudkan cita-cita dan tujuan sesuai dengan visi,
misi dan arah pembangunan Kabupaten Simeulue sehingga seluruh
upaya yang dilakukan oleh masing-masing pelaku pembangunan
bersifat sinergis, koordinatif, dan melengkapi satu dengan yang lainnya
didalam satu perbuatan dan tindakan.
RPJMK Simeulue disusun dengan tujuan sebagai berikut:
1. Mewujudkan implimentasi pembangunan lima tahun ke depan
yang terintegrasi, sinkron, dan sinergis dengan visi dan misi
Pemerintahan Kabupaten Simeulue berdasarkan fungsi dan
kewenangan masing-masing SKPK;
2. Mewujudkan keterkaitan dan konsistensi pembangunan antara
perencanaan, penganggaran dan pelaksanaan, serta tercapainya
pemanfaatan sumberdaya secara efektif, efisien, berkeadilan, dan
berkelanjutan; dan
3. Menyediakan instrumen dan tolok ukur sebagai pedoman untuk
pengendalian dan evaluasi terhadap kebijakan, pelaksanaan dan
evaluasi hasil rencana pembangunan jangka menengah dan
tahunan daerah.

1.6 Sistematika Penulisan


RPJMK Simeulue Tahun 2017–2022 disusun berdasarkan tata
urut sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisikan latar belakang, dasar hukum
penyusunan, hubungan antar dokumen perencanaan,
maksud dan tujuan penyusunan RPJMK dan sistematika
penulisan.
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN SIMEULUE
Bab ini menjelaskan dan menguraikan aspek geografi dan
demografi, aspek kesejahteraan masyarakat, aspek
pelayanan umum, dan aspek daya saing daerah.
BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
Bagian ini menyajikan kinerja keuangan masa lalu,
kebijakan pengelolaan keuangan masa lalu, dan kerangka
pendanaan yang menjadi acuan alokasi indikatif dan
sumber pendanaan program pembangunan.
BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS
Bab ini berisi penyajian permasalahan pembangunan dan
isu-isu strategis dalam lima tahun ke depan yang harus
diatasi dan ditanggulangi secara tepat dan komprehensif.
BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN
Bab ini menyajikan dan menguraikan visi dan misi dari
Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Simeulue terpilih,
berikut juga dengan tujuan dan sasaran pembangunan
yang ingin dicapai dalam periode 2017-2022.
BAB VI STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM
PEMBANGUNAN

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE I-5


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

Bagian ini menguraikan strategi, arah kebijakan, dan


program pembangunan yang akan dilaksanakan untuk
mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan.
BAB VII KERANGKA PENDANAAN PEMBANGUNAN DAN
PROGRAM PERANGKAT DAERAH
Bab ini menyajikan kerangka pendanaan pembangunan
dan rencana program perangkat daerah selama tahun
2017-2022.
BAB VIII KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN
DAERAH
Bab ini mencakup indikator kinerja daerah yang menjadi
tolok ukur pencapaian visi dan misi serta kinerja SKPK.
BAB IX PENUTUP

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE I-6


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

BAB II
GAMBARAN UMUM KABUPATEN SIMEULUE

2.1 Aspek Geografi dan Demografi


2.1.1 Karakteristik Lokasi dan Wilayah
2.1.1.1 Luas dan Batas Wilayah Administrasi
Kabupaten Simeulue merupakan salah satu daerah gugusan
kepulauan di Aceh. Kabupaten Simeulue dengan ibukotanya Sinabang
diresmikan sebagai kabupaten yang otonom pada tanggal 12 Oktober
1999, berdasarkan Undang-Undang No.48 Tahun 1999. Kabupaten ini
terletak di sebelah Barat Provinsi Aceh dengan jarak 105 Mil laut dari
Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat, atau 85 Mil laut dari Tapaktuan,
Kabupaten Aceh Selatan. Berdasarkan digitasi Peta RBI Bappeda
Kabupaten Simeulue, luas wilayah daratan Simeulue adalah
183.809,50 Ha, atau setara 3,26 persen dari luas wilayah daratan
Provinsi Aceh.
Kabupaten Simeulue berbatasan dengan Samudera Hindia
disebelah utara, timur, barat, dan selatan. Dengan posisi ini,
Kabupaten Simeulue memiliki potensi yang besar di sektor perikanan
dan kelautan. Selain itu, wilayahnya yang dikelilingi Samudera Hindia
memiliki keanekaragaman pariwisata yang dapat dimanfaatkan untuk
mendorong percepatan pembangunan wilayah.
Sebagai wilayah kepulauan, Simeulue memiliki gugusan
kepulauan yang panjangnya +100,2 Km dan lebarnya antara 8-28 Km.
Selain itu, Kabupaten Simeulue memiliki pulau-pulau besar dan
beberapa pulau kecil. Data dari Kementerian Kelautan dan Perikanan
menyebutkan terdapat sekitar 147 buah pulau-pulau besar dan kecil di
Kabupaten Simeulue. Diantaranya tiga pulau telah berpenduduk,
meliputi Pulau Teupah, Pulau Siumat, dan Pulau Simeulue. Pulau
lainnya meliputi Pulau Panjang, Pulau Batu Berlayar, Pulau Mincau,
Pulau Simeulue Cut, Pulau Pinang, Pulau Dara, Pulau Langgeni, Pulau
Linggam, Pulau Lekon, Pulau Silaut Besar, Pulau Silaut Kecil, Pulau
Tepi, Pulau Ina, Pulau Alafula, Pulau Penyu, Pulau Tinggi, Pulau Kecil,
Pulau Khala-khala, Pulau Asu, Pulau Baby, Pulau Lasia, Pulau
Simanaha, dan pulau-pulau kecil lainnya.
Dari total luas wilayah Kabupaten Simeulue, Kecamatan
Simeulue Barat memiliki wilayah terluas, yaitu mencapai 44.607,40 ha
(24,27 persen). Kecamatan lainnya yang memiliki luas wilayah yang
memadai atau lebih dari 10 persen dari wilayah Simeulue, meliputi
Kecamatan Teluk Dalam, Teupah Selatan, Alafan, dan Salang. Adapun
luas wilayah terkecil adalah Kecamatan Simeulue Cut dengan luasnya
hanya 3.539,92 ha (1,93 persen). Peta administrasi Kabupaten
Simeulue dapat dilihat pada Gambar 2.1 dan luas wilayah menurut
kecamatan dapat dilihat pada Tabel 2.1.

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-1


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

Gambar 2.1
Peta Administrasi Kabupaten Simeulue

Tabel 2.1
Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kabupaten Simeulue
Luas Wilayah
Menurut Persentase
Kecamatan
Digitasi Peta RBI (%)
(Ha)
Teupah Selatan 22.223,80 10,44
Simeulue Timur 17.597,25 9,57
Teupah Tengah 8.369,55 4,55
Teupah Barat 14.673,05 7,98
Simeulue Tengah 11.248,34 6,12
Simeulue Cut 3.539,92 1,93
Teluk Dalam 22.467,74 12,22
Salang 19.895,55 10,82
Simeulue Barat 44.607,40 24,27
Alafan 19.186,90 10,44
Jumlah 183.809,50 100,00
Sumber: RTRW Kabupaten Simeulue 2014-2034

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-2


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

Secara administrasi pemerintahan, Kabupaten Simeulue terdiri


dari 10 kecamatan, 29 mukim, dan 138 desa. Jumlah Desa yang
paling banyak terdapat di Kecamatan Teupah Selatan. Kemudian
diikuti Kecamatan Teupah Barat, Simeulue Timur, Simeulue Tengah,
dan Salang. Sementara itu, Kecamatan Alafan dengan ibukotanya
Langi memiliki jarak yang paling jauh ke ibukota kabupaten,
sebagaimana terlihat pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2
Ibukota Kecamatan, Jarak Ke Ibukota Kabupaten,
Jumlah Mukim dan Desa di Kabupaten Simeulue, Tahun 2017
Jarak ke
Ibukota Ibukota
Kecamatan Mukim Desa
Kecamatan Kabupaten
(km)
Teupah Selatan Labuhan Bajau 45,0 4 19
Simeulue Timur Sinabang 0,0 4 17
Teupah Tengah Lasikin 11,0 2 12
Teupah Barat Saur 24,0 3 18
Simeulue Tengah Kampung Aie 64,0 3 16
Simeulue Cut Kuta Padang 68,0 2 8
Teluk Dalam Selare-e 57,0 2 10
Salang Nasreuhe 70,0 3 16
Simeulue Barat Sibigo 93,0 4 14
Alafan Langi 135,0 2 8
Jumlah 29 138
Sumber: Bappeda, 2017

2.1.1.2 Letak dan Kondisi Geografis


Letak geografis Kabupaten Simeulue membentang dari barat ke
timur yang dibatasi/dikelilingi oleh Samudra Indonesia serta
berbatasan dengan perairan internasional (Lautan Hindia).
Berdasarkan Peta Rupa Bumi Indonesia skala 1 : 50.000, wilayah
daratan Kabupaten Simeulue secara geografis terletak di sebelah Barat
Provinsi Aceh. Kabupaten Simeulue berada pada posisi astronomi
antara 02° 15’ 03’’- 02° 55’ 04’’ Lintang Utara (LU) dan 95° 40’ 15’’ - 96°
30’ 45’’ Bujur Timur (BT).
Hampir 78,51 persen atau 106 desa dari keseluruhan 138 desa
di kabupaten ini merupakan desa pesisir. Desa pesisir ini lebih
dominan ditemui di Kecamatan Simeulue Timur, disamping Kecamatan
Teupah Selatan dan Kecamatan Teupah Barat. Sementara desa bukan
pesisir (dataran) paling banyak terdapat di Kecamatan Simeulue
Tengah.

2.1.1.3 Topografi
Keadaan topografi Pulau Simeulue dimana titik terendah terletak
pada nol meter dari permukaan laut dan titik tertinggi 600 meter di
atas permukaan laut. Hasil interpolasi garis kontur interval 50 meter
dari peta rupa bumi skala 1 : 250.000, menunjukkan bahwa sebagian
besar wilayah Pulau Simeulue terletak pada ketinggian diantara 0 –
300 meter dari permukaan laut. Adapun bagian yang lain merupakan
daerah berbukit-bukit dengan kemiringan di bawah 18°. Daerah

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-3


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

tersebut terletak di bagian tengah pulau, terutama pada daerah


pegunungan di sebelah utara dan selatan. Luas wilayah Kabupaten
Simeulue berdasarkan Ketinggian Tempat Di atas Permukaan Laut (Ha)
dapat dilihat pada tabel 2.3.

Tabel 2.3
Luas Wilayah Kabupaten Simeulue Berdasarkan
Ketinggian Tempat Di atas Permukaan Laut (Ha)

Klasifikasi Ketinggian Tempat (DPL) Jumlah


Kecamatan 50 – 100 100 – 200 200 –
0 – 50 m >300 m Ha %
m m 300 m
Teupah
13.496,73 7.664,06 1.004,15 58,85 - 22.223,79 12,09
Selatan
Simeulue
7.339,61 3.226,32 3.736,34 2.079,07 1.215,92 17.597,25 9,57
Timur
Teupah
3.972,14 2.424,30 1.824,76 148,35 - 8.369,55 4,55
Tengah
Teupah
4.579,50 2.865,18 3.803,99 2.059,01 1.365,38 14.673,06 7,98
Barat
Simeulue
6.007,90 2.742,29 2.198,37 294,2 5,58 11.248,33 6,12
Tengah
Simeulue
2.650,82 671,42 191,32 26,37 - 3.539,92 1,93
Cut
Teluk
10.798,69 5.739,08 5.027,65 872,18 30,14 22.467,75 12,22
Dalam
Salang 10.582,66 4.937,09 3.920,09 430,55 25,15 19.895,55 10,82
Simeulue
16.892,45 14.357,76 10.110,13 3.110,62 136,44 44.607,40 24,27
Barat
Alafan 9.566,25 6.144,13 3.134,28 339,41 2,84 19.186,91 10,44
Total 85.886,75 50.771,63 34.951,08 9.418,58 2.781,46 183.809,51 100,00
Persentase
46,73 27,62 19,01 5,12 1,51 100,00
(%)
Sumber: RTRW Kabupaten Simeulue 2014-2034

2.1.1.4 Geologi
Secara litologi, jenis batuan penyusun Pulau Simeulue terdiri
dari batuan formasi Bancuh Kuala Makmur yang merupakan batuan
tertua dan merupakan batuan dasar (basement rock) di pulau ini.
Formasi bancuh atau campur aduk ini berupa bongkah batuan aneka
bahan yang terdiri dari batuan basal, gabro, sedimen malih, filit, batu
sabak dan rijang. Bongkah–bongkah batuan dengan berbagai ukuran
(dari beberapa cm sampai lebih dari 250 m) terdapat dalam matriks
atau massa dasar batu lumpur dan batu lempung yang tergerus kuat.
Formasi batuan ini diperkirakan terbentuk selama Oligo Miosen yaitu
pada masa tumbukan antara Lampeng India-Australia dengan
Lempeng Eurasia.
Susut laut pada Miosen Tengah menghasilkan Endapan
Karbonat Formasi Sibigo yang terdiri dari batu gamping koral,
kalkarenit dan kalsirudit. Di atas formasi ini dengan lingkungan
endapan laut dangkal terendapkan Formasi Sigulai yang terdiri dari
napal dan batu pasir kuarsa. Di dalam batu pasir banyak terdapat
bahan karbon, setempat tufaan dan gampingan. Sebagai bagian dasar
dari formasi ini terdapat Anggota Lasikin yang terdiri dari konglomerat
aneka bahan terdiri dari fragmen batuan ultra basa, gabro, basal,
kuarsa susu dan rijang.
Formasi dan anggota ini terendapkan selama Miosen Awal-Akhir.

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-4


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

Diatas Formasi Sigulai dengan lingkungan endapan darat pada Miosen


Akhir-Pliose Awal terendapkan Formasi Layabaung yang terdiri dari
batu pasir tufaan, tufa dan batu lempung tufaan mengandung kuarsa
gelas gunung api dan bahan karbon. Formasi Layabaung ini berjemari
dengan Formasi Dihit yang terdiri dari arenit dengan sisipan batu
lanau dan batu lempung.
Formasi Dihit dijumpai menyebar secara luas hampir
mendominasi Pulau Simeulue. Batu gamping terumbu berupa batu
gamping koral, kalkarenit dan kalsilutit, massif, diperkirakan berumur
Plistosen hingga Holosen membentuk pulau-pulau kecil dan teras-teras
di sepanjang pantai Pulau Simeulue. Endapan paling muda yaitu
endapan masa kini, dijumpai endapan danau terdiri dari lempung,
lanau dan pasir halus, tersebar di sekitar Danau Amabaan di daerah
Sibigo, endapan rawa tersebar dibanyak tempat, terdiri dari lempung,
Lumpur dan pasir banyak mengandung sisa tumbuhan, dan endapan
alluvium sebagai endapan sungai dan pantai terdiri dari lumpur, pasir,
lempung, kerikir dan kerakal.
Pulau Simeulue termasuk di deretan kepulauan busur luar.
Struktur geologi Pulau Simeulue mencerminkan suatu kompleks yang
dipengaruhi oleh adanya tumbukan dan penyusupan lempung dasar
Samudera India-Australia ke bawah lempeng Benua Eurasia. Seperti
halnya deretan kepulauan busur luar, penyusupan kedua lempeng
yang terletak di Samudera Hindia yaitu sebelah barat daya Pulau
Simeulue secara regional menerus dan memanjang disepanjang barat
Pulau Sumatera, selatan Jawa menerus ke perairan Maluku dan Irian.
Struktur geologi yang berkembang di Pulau Simeulue dijumpai
beberapa struktur patahan, lipatan, kekar dan perdaunan. Struktur
patahan dijumpai berupa patahan geser, patahan bongkah dan
patahan naik. Ketiga jenis patahan ini berkembang membentuk pola
yang menyebar hampir diseluruh pulau dengan arah umum barat laut-
tenggara dan timur laut barat daya.
Patahan geser yang paling besar adalah Patahan Pagaja yang
berarah barat laut- tenggara memanjang hampir sejajar dengan arah
memanjang Pulau Simeulue. Patahan naik dan patahan bongkah
dijumpai masing-masing disebelah timur dan selatan di Kecamatan
Teluk Dalam. Struktur lipatan berupa antiklin dan sinklin sumbu-
sumbu lipatannya berarah barat laut-tenggara, dijumpai pada Formasi
Layabaung dan Formasi Dihit. Struktur kekar dan perdaunan dijumpai
pada batuan-batuan dari hampir seluruh formasi dengan arah dan
ukuran yang beragam.
Di wilayah Simeulue mempunyai struktur batuan yang
merupakan bahan galian sebagai bahan induk pembentuk tanah,
secara garis besar dapat dikelompokkan sebagai berikut:
a) Bahan tanah liat untuk pembentuk batu bata, banyak
diupayakan oleh masyarakat di areal sawah. Upaya ini banyak
dilakukan di Kecamatan Simeulue Timur.
b) Batuan endapan sungai berupa sirtu (pasir dan batu), banyak
terdapat di Sungai Kuala Makmur, Sungai Kuala Baru, Sungai
Kota Batu, dan sungai didominasi oleh batuan beku yang
merupakan batuan sedimen beku, ukurannya bervariasi dari
yang sangat besar sampai yang kecil dan merupakan pecahan
batu sampai butiran.
c) Bahan galian atau butiran emas, potensi jenis batuan ini masih
dalam tahap eksplorasi.

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-5


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

2.1.1.5 Hidrologi
Potensi hidrologi Kabupaten Simeulue, sebagaimana kondisi
hidrologi kepulauan sangatlah terbatas. Hingga saat ini potensi ini
hanya dimanfaatkan untuk keperluan sehari-hari sehingga masih
dirasakan cukup. Sumber air permukaan di kepulauan Simeulue
berasal dari beberapa mata air, sungai, dan danau.Di Pulau Simeulue
banyak dijumpai sungai, baik sungai sepanjang tahun maupun sungai
musiman, umumnya berpola dendritik, parallel dan sub parallel.
Kualitas air, jernih sampai keruh dengan pH rata–rata 6.5 Rawa
umumnya dijumpai didaerah pantai, air berwarna jernih kecoklatan,
umumnya payau dengan pH sekitar 6.
Mata air dijumpai dibeberapa tempat, umumnya pada Formasi
Dihit antara lain di Desa Labuah, Desa Kuala Makmur, Desa Kampung
Air dan dibanyak tempat lainnya lagi. Debit air rata-rata < 1 liter/detik,
jernih, tawar, tidak berbau dan tidak berasa, pH 6,5 dandapat
digunakan untuk keperluan hidup sehari-hari masyarakat setempat.
Air tanah bebas adalah air tanah yang terdapat diantara permukaan
tanah danlapisan kedap air (akifer) di bawahnya, dapat muncul sebagai
mata air. Air tanah bebasdapat diamati pada sumur-sumur gali
penduduk, umumnya jernih sampai kecoklatan, tidakberbau dan tidak
berasa. Didaerah sekitar pantai kedalam muka air sekitar 1-2 meter,
fluktuasi 1-2 meter dengan debit sekitar10 ltr/ detik.
Biasa juga disebut air tanah dalam yaitu air tanah yang terdapat
pada lapisan kedapair (akifer) yang terdapat di bawah permukaan
tanah dengan kedalaman yang sangatbervariasi. Pengamatan hanya
bisa dilakukan dengan metode pendugaan geolistrik dan
hasilpemboran air didaerah Lasikin. Lapisan pembawa air terdapat
pada lapisan batu pasir kedapair, pada kedalaman sekitar 120 m di
bawah permukaan tanah, kurang produktif dengandebit < 2 ltr/detik,
jernih, tidak berbau dan tidak berasa.

2.1.1.6 Klimatologi
Kabupaten Simeulue termasuk ke dalam zona iklim tropika
basah dengan temperatur udara berkisar antara 23°–34,5° C dan rata-
rata harian antara 25°–27° C. Berdasarkan data curah hujan yang ada
menunjukkan bahwa curah hujan rata-rata cukup tinggi yaitu 2.884
mm/tahun. Musim hujan umumnya terjadi antara bulan September-
Februari, sedangkan musim kemarau pada umumnya antara bulan
Maret-Agustus.
Berdasarkan pada tipe iklim Oldeman, Pulau Simeulue memiliki
tipe iklim A yaitu daerah dengan bulan basah selama 9 bulan berturut-
turut dan selama dua bulan atau kurang mengalami musim kering.
Bulan basah adalah curah hujan lebih dari 200 mm/bulan (Whitten,
1984).
Keadaan cuaca di Kabupaten Simeulue ditentukan oleh
penyebaran musim, dimana musim Barat berlangsung sejak Bulan
September sampai dengan Bulan Februari, ditandai dengan terjadinya
musim badai dan gelombang besar yang berasal dari Lautan Hindia
sehingga sangat berbahaya bagi pelayaran. Sedangkan pada musim
Timur berlangsung sejak Bulan Maret sampai dengan Bulan Agustus
ditandai dengan musim kemarau diselingi oleh hujan yang tidak
merata dan keadaan laut sedikit tenang. Kelembaban udara berkisar
antara 60 persen sampai 75 persen dan lamanya penyinaran rata-rata
perhari adalah 13 – 14 jam. Kecepatan angin rata-rata di wilayah ini

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-6


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

berkisar antara 50 – 65 knot/jam. Perkembangan curah hujan dan hari


hujan Kabupaten Simeulue Tahun 2012-2016 tertera pada tabel 2.4.

Tabel 2.4
Perkembangan Curah Hujan dan Hari Hujan
Kabupaten Simeulue Tahun 2012-2016
Tahun
2012 2013 2014 2015 2016
Bulan Curah Curah Curah Curah Curah
Hari Hari Hari Hari Hari
Hujan Hujan Hujan Hujan Hujan
Hujan Hujan Hujan Hujan Hujan
(mm) (mm) (mm) (mm) (mm)
Januari 172,8 13 155,50 17 152,00 18 26,50 13 178,5 26
Februari 341 23 247,00 23 43,50 6 73,50 19 313,0 16
Maret 69,5 13 269,00 21 244,00 16 93,00 18 493,0 27
April 236,5 21 256,50 22 426,00 19 210,50 24 194,5 16
Mei 191,5 21 606,00 18 169,00 19 80,00 16 188,5 27
Juni 257 13 237,00 17 215,00 18 328,00 17 379,0 19
Juli 133 15 122,00 13 225,00 19 288,00 22 248,5 19
Agustus 381,5 18 184,00 20 319,00 24 295,00 20 371,0 24
September 265,0 217 368,50 16 259,50 17 598,00 24 222,0 26
Oktober 449,5 17 80,00 21 477,50 25 313,00 27 358,0 26
Nopember 320,5 21 278,50 24 433,00 29 510,50 29 574,5 28
Desember 477 20 286,50 19 206,50 24 530,50 24 419,0 26
Total 3.248,80 210 3.080,60 231 3.170,00 234 3.348,60 263 3761,0 254
Sumber : BMKG Kab. Simeulue, 2017

2.1.1.7 Penggunaan Lahan


Berdasarkan Dokumen RTRWK Simeulue Tahun 2014-2034,
kondisi penggunaan lahan Kabupaten Simeulue dapat dikelompokkan
menjadi kawasan lindung dan kawasan budidaya. Luas kawasan
budidaya mencapai 118.096,70 ha atau setara 64,25 persen dari luas
wilayah Kabupaten Simeulue. Adapun luas kawasan lindung sebesar
65.712,80 ha (35,75 persen). Rencana penggunaan untuk kawasan
lindung dan kawasan budidaya sebagaimana tertuang dalam RTRWK
Simeulue Tahun 2014-2034 sebagai berikut.

A. Kawasan Lindung
Rencana pola ruang kawasan lindung di wilayah Kabupaten
Simeulue terdiri atas:
a. Kawasan hutan lindung seluas ± 60.709,97 ha, tersebar di 9
(sembilan) kecamatan, yaitu Kecamatan Simeulue Timur, Teupah
Barat, Teluk Dalam, Simeulue Tengah, Salang, Simeulue Barat,
Alafan, Simeulue Cut, Teupah Tengah.
b. Kawasan perlindungan setempat, terdiri dari sempadan pantai,
sempadan sungai, kawasan sekitar danau, dan ruang terbuka hijau
(RTH).
- Kawasan sempadan pantai seluas ± 1.542,82 ha berada tersebar
di seluruh kecamatan dalam Kabupaten Simeulue.
- Kawasan sempadan sungai seluas ± 1.387,47 ha berada tersebar
di seluruh kecamatan dalam Kabupaten Simeulue.
- Kawasan sekitar danau seluas ± 239,44 h,a terdiri dari danau
Laut Tawar, danau Laulo, danau Tirama, dan danau Luan Boya.
c. Kawasan suaka alam yaitu Taman Hutan Raya (Tahura) seluas ±
451,51 ha berada di Kecamatan Simeulue Timur dan Kecamatan
Teupah Selatan.
d. Kawasan rawan bencana alam, meliputi :
- Kawasan rawan bencana alam banjir rendah seluas ± 8.394,56

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-7


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

ha, berada di Kecamatan Teupah Barat, Simeulue Tengah,


Salang, Simeulue Barat, Simeulue Cut, Teupah Tengah, dan
Alafan.
- Kawasan bencana rawan gerakan tanah tinggi seluas ± 3.602,17
ha, berada di Kecamatan Teluk Dalam, Simeulue Timur, Teupah
Barat, dan Simeulue Tengah.
- Kawasan bencana rawan tsunami tinggi seluas ± 22.195,42 ha,
berada tersebar di seluruh kecamatan.
- Kawasan rawan gempa bumi tektonik meliputi seluruh wilayah
kabupaten.

B. Kawasan Budidaya
Rencana kawasan budidaya di wilayah Kabupaten Simeulue
sebagaimana tertuang dalam RTRWK Simeulue Tahun 2014-2034,
terdiri dari:
1. Kawasan peruntukan hutan produksi meliputi hutan produksi
terbatas dan hutan produksi tetap.
- Hutan produksi terbatas seluas ± 3.485,95 ha yang berada di
Kecamatan Teupah Selatan, Simeulue Barat, dan Alafan.
- Hutan produksi tetap seluas ± 24.407,74 ha, berada tersebar di
Kecamatan Teupah Selatan, Simeulue Timur, Teluk Dalam,
Simeulue Tengah, Salang, Simeulue Barat, Alafan, Simeulue Cut,
dan Teupah Tengah.
2. Kawasan hutan rakyat seluas ± 4.787,41 ha berada di Kecamatan
Simeulue Timur, Teupah Barat, Alafan, Simeulue Barat, Teluk
Dalam, Teupah Selatan, dan Teupah Tengah.
3. Kawasan peruntukan pertanian, meliputi tanaman pangan,
perkebunan, peternakan dan perikanan.
• Tanaman pangan terdiri atas pertanian lahan basah, pertanian
lahan kering dan hortikultura.
- Pertanian lahan basah seluas ± 4.870,89 ha yang
merupakan areal pertanianberirigasi dan ± 3.599,75 ha,
yang merupakan sawah tadah hujan, berada tersebardi
seluruh kecamatan.
- Pertanian lahan kering seluas ± 5.179,33 ha. Tersebar di
seluruh Kecamatan.
- Pertanian hortikultura seluas ± 388,86 ha berada di
Kecamatan Teupah Selatan, Simeulue Tengah, Simeulue
Timur, Teupah Barat, Alafan, Simeulue Barat, Teluk Dalam
dan Teupah Tengah.
• Perkebunan terdiri atas perkebunan besar seluas ± 5.317,52 ha
berada di Kecamatan Teupah Barat, Teluk Dalam, Teupah
Selatan, Simeulue Timur dan Teupah Tengah. Selain itu,
terdapat areal untuk perkebunan rakyat yang berada di pada
areal penggunaan lain seluas ± 54.346,84 ha yang berada
tersebar di seluruh kecamatan dan berada dalam kawasan hutan
lindung seluas ± 1.835,92 ha berada di Kecamatan Teupah
Barat, Teluk Dalam dan Simeulue Barat.
• Peternakan seluas ± 868,99 ha berada di Kecamatan Teupah
Selatan, Simeulue Tengah, Simeulue Timur, Alafan, Simeulue
Barat, Teluk Dalam, Simeulue Cut dan Salang.
• Perikanan berada di kawasan perairan danau dan laut
kewenangan Kabupaten Simeulue.
4. Kawasan peruntukan industri meliputi industri menengah seluas ±
100 ha berada di Kecamatan Simeulue Tengah serta industri kecil

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-8


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

yang merupakan industri rumah tangga yang tersebar di kawasan


permukiman.
5. Kawasan pariwisata meliputi wisata religi, wisata alam, wisata
bahari, wisata minat dan wisata budaya.
6. Kawasan Peruntukan Permukiman meliputi permukiman perkotaan
seluas ± 337.38 ha, berada di permukiman Kota Sinabang,
Kecamatan Simeulue Timur, permukiman kota Kampung Aie,
Kecamatan Simeulue Tengah dan permukiman kota Simeulue
Barat, Kecamatan Simeulue Barat. Selain itu, terdapat juga areal
permukiman pedesaan seluas ± 897,46 ha yang berada tersebar di
seluruh kecamatan.
7. Kawasan peruntukan lainnya terdiri dari kawasan pertahanan dan
keamanan negara serta Kawasan Transmigrasi.
Rencana penggunaan lahan menurut kawasan lindung dan
kawasan budidaya di Kabupaten Simeulue sebagaimana tertuang
dalam RTRWK Simeulue Tahun 2014-2034 dapat dilihat pada tabel
berikut.

Tabel 2.5
Rencana Penggunaan Lahan Kabupaten Simeulue
Penggunaan Lahan Jumlah (ha) Persentase (%)
1 2 3
KAWASAN LINDUNG 65.712,80 35,75
Hutan Lindung 60.709,97 33,03
Tahura 451,51 0,25
Kawasan Lindung Mangrove 863,5 0,47
Rawa 96,9 0,05
Danau/Situ 273,06 0,15
Sungai 446,73 0,24
Sempadan Danau 65,7 0,04
Sempadan Sungai 1.262,63 0,69
Sempadan Pantai 1.542,82 0,84
KAWASAN BUDIDAYA 118.096,70 64,25
Hutan Produksi 24.407,74 13,28
Hutan Produksi Terbatas 3.485,95 1,9
Hutan Rakyat 4.787,41 2,6
Perkebunan Besar 5.317,52 2,89
Perkebunan Rakyat 55.755,94 30,33
Pertanian Lahan Kering 5.169,94 2,81
Holtikultura 388,86 0,21
Sawah Irigasi 4.870,89 2,65
Sawah Non Irigasi 3.598,20 1,96
Permukiman Pedesaan 897,47 0,49
Permukiman Perkotaan 337,38 0,18
Transmigrasi 4.215,81 2,29
Peternakan 868,99 0,47

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-9


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

1 2 3
Industri 100,36 0,05
Pariwisata 3.538,47 1,93
Tambang 304,05 0,17
Budidaya Air Payau 0,22 0
Budidaya Air Tawar 3,16 0
TPA 9,36 0,01
Bandar Udara 38,99 0,02
Jumlah 183.809,50 100,00
Sumber: RTRW Kabupaten Simeulue Tahun 2014-2034

2.1.2 Potensi Pengembangan Wilayah


Berdasarkan RTRWK Simeulue Tahun 2014-2034 bahwa
terdapat beberapa potensi pengembangan wilayah yang dimiliki
Kabupaten Simeulue yang dipolakan kedalam kawasan strategis,
antara lain:

A. Kawasan Strategis dari Sudut Kepentingan Pertumbuhan


Ekonomi
Dalam lingkup kepentingan kabupaten, kawasan strategis yang
lebih berorientasi pada kepentingan ekonomi, juga mencakup kawasan
terpencil atau terbelakang dan kawasan kritis yang tidak semata-mata
pengembangannya meliputi kawasan prioritas cepat berkembang tetapi
juga mencakup kawasan prioritas terbelakang dan kawasan kritis.
Adapun kawasan strategis kabupaten (KSK) dari sudut kepentingan
ekonomi meliputi:
1. Kawasan strategis nasional berupa KSN Kawasan Pulau-pulau kecil
terluar meliputi: Pulau Simeulue Cut di Kecamatan Simeulue
Tengah dan Pulau Silaut Besar, Kecamatan Alafan.
2. Kawasan strategis propinsi berupa KSP Kawasan Minapolitan dan
Pariwisata meliputi KSP Minapolitan, Kecamatan Simeulue Timur,
dan Simeulue Tengah;
3. KSK Koridor Jalan Sinabang – Lasikin;
4. KSK Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Desa Lauke Kecamatan
Simeulue Tengah;
5. KSK Perkotaan Sinabang;
6. KSK Perkotaan Kampung Aie;
7. KSK Perkotaan Sibigo;
8. KSK Agropolitan meliputi Kecamatan Simeulue Tengah meliputi:
Desa Sebbe. Lambaya, Luan Sorep, Latitik, Lakubang, dan
Lamayang, Kecamatan Simeulue Barat meliputi Desa Sefilan,
Layabaung, Sinar Bahagia, dan Sigulai.
9. KSK Minapolitan meliputi Kecamatan Simeulue Timur, meliputi
desa Lugu, Linggi, Sefoyan, Ganting, Amaiteng, Suka Karya, Suka
Jaya, Amiria Bahagia, Sinabang, Suka Maju, Air Dingin, dan Kota
Batu.
10. KSK Wisata Bahari meliputi: Pulau Babi, Pulau Lasia, Pulau
Teupah, Pulau Mincau.

B. Kawasan Strategis dari Sudut Kepentingan Sosial Budaya


Kawasan strategis berdasarkan sudut kepentingan sosial budaya
berupa KSK Adat Terpencil di Kecamatan Simeulue Barat, yaitu di

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-10


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

Desa Amabaan (Dusun Laulo) dan di Desa Layabaung.

2.1.3 Wilayah Rawan Bencana


Kawasan rawan bencana terdiri dari kawasan rawan bencana
dan kawasan lindung Geologi. Untuk kawasan rawan bencana alam
yaitu kawasan rawan banjir rendah seluas kurang lebih 14.695 berada
di Kecamatan Simeulue Timur, Teupah Barat, Simeulue Tengah,
Salang, Simeulue Barat, dan Alafan. Untuk kawasan rawan bencana
alam geologi yang ada di wilayah Kabupaten Simeulue antara lain:
a) Kawasan rawan gempa bumi tektonik meliputi seluruh wilayah
Kabupaten Simeulue.
b) Kawasan rawan gerakan tanah tinggi seluas ± 3.840 ha yang
berada di Kecamatan Teluk Dalam, Simeulue Timur, Teupah
Barat, dan Simeulue Tengah.
c) Kawasan rawan tsunami tinggi seluas 20.220 ha, tersebar di
seluruh kecamatan.
d) Kawasan rawan bencana abrasi terutama berada pada pulau-
pulau kecil yang ada dalam wilayah Kabupaten Simeulue, seperti
pulau Silaut dan pulau Simeulue Cut.
Mengacu pada data Indeks Resiko Bencana (2013), Kabupaten
Simeulue termasuk Kelas Resiko Tinggi (Skor 162). Sampai tahun
2016, jumlah bencana yang terjadi di Kabupaten Simeulue sebanyak
30 kejadian, terutama angin kencang/puting beliung, kebakaran,
tanah longsor, dan banjir. Angka bencana ini meningkat dibandingkan
tahun 2014 yang sebanyak 20 kejadian bencana.

2.1.4 Demografi
2.1.4.1 Perkembangan dan Distribusi Penduduk
Potensi penduduk yang besar merupakan faktor produksi dalam
mendorong percepatan pembangunan. Pemerintah Kabupaten
Simeulue berupaya mendayagunakan potensi penduduk tersebut
secara optimal sehingga berkontribusi signifikan dalam mendorong
percepatan pembangunan Kabupaten Simeulue. Periode 2012-2016,
perkembangan penduduk Kabupaten Simeulue cenderung
berfluktuatif. Selama kurun waktu tersebut, penurunan jumlah
penduduk yang drastis terjadi pada tahun 2013 dan peningkatan yang
drastis terjadi pada tahun 2014. Akhir tahun 2016, populasi penduduk
yang mendiami Kabupaten Simeulue berjumlah 89.059 jiwa. Adapun
tahun 2012 penduduk di Kabupaten Simeulue berjumlah 88.963 jiwa.
Perkembangan penduduk Kabupaten Simeulue selama tahun 2012-
2016 dapat dilihat pada gambar berikut.

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-11


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

Gambar 2.2
Perkembangan Penduduk Kabupaten Simeulue Tahun 2012-2016
11,04
96.000 12
94.000 10
92.000 8
90.000 6
3,12

Pert. (%)
4
88.000 0,82
Jiwa

2
86.000
0
84.000 -2
82.000 -5,85 -4
80.000 -6,96
-6
78.000 -8
2012 2013 2014 2015 2016

Jumlah (jiwa) Pertumbuhan (%)

Sumber: BPS Kabupaten Simeulue dan Disdukcapil, 2017

Selama lima tahun terakhir, pertumbuhan rata-rata penduduk di


Kabupaten Simeulue sebesar 0,027 persen setiap tahunnya. Beberapa
kecamatan memperlihatkan pertumbuhan rata-rata penduduk yang
rendah (minus), seperti Teupah Selatan, Simeulue Timur, Simeulue
Cut, Salang, dan Alafan. Adapun pertumbuhan rata-rata penduduk
yang positif selama lima tahun terakhir terdapat di Kecamatan Teupah
Tengah, Teupah Barat, Simeulue Tengah, Teluk Dalam, dan Simeulue
Barat. Perkembangan dan distribusi penduduk menurut kecamatan di
Kabupaten Simeulue dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.6
Perkembangan dan Distribusi Penduduk
Menurut Kecamatan Tahun 2012-2016
Jumlah Penduduk (Jiwa)
Pert. Rata-
Kecamatan
2012 2013 2014 2015 2016 Rata (%)

Teupah Selatan 9.122 9.347 9.491 8.615 8.974 -0,41


Simeulue Timur 26.489 27.430 28.429 26.785 26.082 -0,38
Teupah Tengah 6.172 6.310 6.469 5.969 6.314 0,57
Teupah Barat 7.769 7.930 8.162 7.976 7.972 0,65
Simeulue 6.821 6.949 7.101 6.963 7.026 0,74
Tengah Cut
Simeulue 3.215 3.253 3.302 3.019 3.201 -0,10
Teluk Dalam 5.213 5.380 5.524 5.483 5.404 0,91
Salang 8.496 8.656 8.835 8.519 8.361 -0,39
Simeulue Barat 10.888 11.049 11.241 10.538 10.997 0,25
Alafan 4.778 4.845 4.945 4.468 4.728 -0,26
Total 88.963 91.149 93.499 88.335 89.059 0,027
Rata-rata 8.896 9.114 9.349 8.833 8.905
Sumber: Disdukcapil, 2017
Penduduk berimplikasi signifikan memperluas pangsa pasar dan
menciptakan pusat pertumbuhan antarkecamatan. Hunian penduduk
yang relatif merata antarkecamatan turut mempengaruhi terjadinya
disparitas pertumbuhan antarwilayah. Kecamatan Simeulue Timur,

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-12


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

sebagai pusat pemerintahan Kabupaten Simeulue, dihuni penduduk


yang dominan. Dari total penduduk Simeulue tahun 2016, paling
kurang 29,29 persen mendiami di Kecamatan Simeulue Timur.
Kecamatan Simeulue Barat dan Teupah Selatan juga dihuni penduduk
yang memadai, yaitu masing-masing berkisar 12,35 persen dan 10,08
persen. Adapun kecamatan lainnya dengan populasi penduduk di
bawah 10 persen dari total penduduk Kabupaten Simeulue.
Diantaranya, meliputi Salang, Teupah Barat, Simeulue Tengah, Teupah
Tengah, Alafan, dan Simeulue Cut. Di Kecamatan Simeulue Cut,
jumlah penduduk tidak lebih dari 3,59 persen, terendah dibanding
dengan kecamatan lainnya di Kabupaten Simeulue.

Gambar 2.3
Distribusi Penduduk Menurut Kecamatan Tahun 2012-2016 (%)

5,31
Alafan 5,29
5,37

12,35
Simeulue Barat 12,02
12,24
2016
9,39 2014
Salang 9,45
9,55 2012
6,07
Teluk Dalam 5,91
5,86

3,59
Simeulue Cut 3,53
3,61

7,89
Simeulue Tengah 7,59
7,67

8,95
Teupah Barat 8,73
8,73

7,09
Teupah Tengah 6,92
6,94

29,29
Simeulue Timur 30,41
29,78

10,08
Teupah Selatan 10,15
10,25 %
0 5 10 15 20 25 30 35

Sumber: Disdukcapil, 2017

Rata-rata penduduk per wilayah Kabupaten Simeulue lebih


rendah dari rata-rata penduduk Aceh. Tahun 2016, rata-rata
penduduk setiap kilometer persegi (km2) hanya dihuni 48 orang di
Simeulue. Di Provinsi Aceh, rata-rata dihuni 85 orang per km2. Wilayah
yang relatif luas, namun tidak diimbangi dengan jumlah penduduk
yang memadai dapat menghambat pengelolaan sumberdaya ekonomi
dalam mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah. Kepadatan
penduduk di bawah rata-rata kabupaten terdapat di beberapa

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-13


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

kecamatan, seperti Teluk Dalam, Salang, Simeulue Barat, Alafan, dan


Teupah Selatan.

Gambar 2.4
Kepadatan Penduduk Kabupaten Simeulue
Menurut Kecamatan Tahun 2012-2016 (Km2/Jiwa)

Km2/Jiwa

180
162
160 151 148

140

120 2012

100 919390 2014

80 747775 2016
616362
60 535654
414340 424442
40
232524 242525 252625
20

0
Teupah Simeulue Teupah Teupah Simeulue Simeulue Teluk Salang Simeulue Alafan
Selatan Timur Tengah Barat Tengah Cut Dalam Barat

Sumber: Disdukcapil, 2017

2.1.4.2 Penduduk Menurut Jenis Kelamin


Dominannya laki-laki dalam struktur penduduk Simeulue
merupakan suatu peluang untuk terus berkiprah secara positif dalam
pembangunan. Disisi lainnya, kaum perempuan juga akan
diberdayakan secara berkelanjutan agar produktif dan berdaya saing
sehingga perannya meningkat dalam setiap kegiatan ekonomi,
pemerintahan, dan sosial kemasyarakatan. Selama periode 2012-2016,
komposisi penduduk Simeulue didominasi laki-laki dan belum
mengalami pergeseran yang berarti dalam struktur penduduk. Tahun
2012, penduduk laki-laki mencapai 51,48 persen dari keseluruhan
penduduk Simeulue. Selanjutnya komposisi penduduk laki-laki
sebesar, 51,21 persen (tahun 2013), 51,30 persen (tahun 2014), 51,29
persen (tahun 2015) dan mencapai 50,87 persen (tahun 2016). Kendati
demikian, pertumbuhan rata-rata penduduk perempuan jauh lebih
tinggi dari pertumbuhan laki-laki selama periode 2012-2016.
Pertumbuhan penduduk perempuan rata-rata sebesar 0,11
persen/tahun dan laki-laki rata-rata minus 0,05 persen/tahun.

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-14


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

Gambar 2.5
Perkembangan Penduduk Menurut Jenis Kelamin Tahun 2012-
2016

43.361
2016
45.698

43.028
2015
45.307

45.530
2014 Perempuan
47.969
Laki-laki

40.577
2013
42.596

43.166
2012
45.797
jiwa
36.000 38.000 40.000 42.000 44.000 46.000 48.000 50.000

Sumber: Disdukcapil, 2017

Dilihat dari sisi pertumbuhan rata-rata (kurun waktu lima tahun


terakhir), beberapa kecamatan memperlihatkan pertumbuhan
penduduk laki-laki dan perempuan yang menurun. Kecamatan
Simeulue Timur yang paling banyak penduduknya juga mengalami
pertumbuhan penduduk yang menurun. Di Kecamatan tersebut,
pertumbuhan penduduk laki-laki berkurang rata-rata 0,58 persen dan
penduduk perempuan berkurang rata-rata 43,87 persen/tahun.
Pertumbuhan penduduk laki-laki yang menurun juga terjadi di
Kecamatan Teupah Selatan, Salang, dan Alafan. Adapun pertumbuhan
penduduk perempuan yang menurun selama lima tahun terakhir
didapati di Kecamatan Teupah Selatan, Simeulue Cut, Salang, dan
Alafan.

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-15


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

Tabel 2.7
Perkembangan dan Distribusi Penduduk
Menurut Jenis Kelamin dan Kecamatan Tahun 2012-2016

Pert.
Jenis
Kecamatan 2012 2013 2014 2015 2016 Rata
Kelamin
(%)
Teupah Laki-Laki 4.661 4.768 4.822 4.386 4.573 -0,48
Selatan Perempuan 4.461 4.579 4.669 4.229 4.401 -0,34
Simeulue Laki-Laki 13.638 14.077 14.581 13.723 13.322 -0,58
Timur Perempuan 12.851 13.353 13.848 13.062 12.760 -43,87
Teupah Laki-Laki 3.155 3.229 3.289 3.037 3.209 0,42
Tengah Perempuan 3.017 3.081 3.180 2.932 3.105 0,72
Teupah Laki-Laki 4.006 4.083 4.189 4.090 4.079 0,45
Barat Perempuan 3.763 3.847 3.973 3.886 3.893 0,85
Simeulue Laki-Laki 3.491 3.566 3.643 3.563 3.595 0,73
Tengah Perempuan 3.330 3.383 3.458 3.400 3.431 0,75
Simeulue Laki-Laki 1.659 1.675 1.704 1.548 1.666 0,10
Cut Perempuan 1.556 1.578 1.598 1.471 1.535 -0,34
Laki-Laki 2.728 2.797 2.850 2.833 2.805 0,69
Teluk Dalam
Perempuan 2.485 2.583 2.674 2.650 2.599 1,13
Laki-Laki 4.374 4.452 4.534 4.385 4.283 -0,52
Salang
Perempuan 4.122 4.204 4.301 4.134 4.078 -0,27
Simeulue Laki-Laki 5.634 5.710 5.810 5.435 5727 0,41
Barat Perempuan 5.254 5.339 5.431 5.103 5.270 0,08
Laki-Laki 2.451 2.491 2.547 2.307 2.439 -0,12
Alafan
Perempuan 2.327 2.354 2.398 2.161 2.289 -0,41
Laki-Laki 45.797 42.596 47.96 45.30 45.69 -0,05
Total 9 7 8
Perempuan 43.166 44.301 45.53 43.02 43.36 0,11
Laki-Laki 4.57 4.259 0
4.796 8
4.530 1
4.302
Rata-Rata 9
Perempuan 4.316 4.430 4.553 4.302 4.336
Sumber: Disdukcapil, 2017

2.1.4.3 Penduduk Menurut Kelompok Umur


Penduduk berumur produktif mendominasi dalam struktur
penduduk Kabupaten Simeulue. Penduduk produktif merupakan
angkatan kerja yang memiliki potensi menggerakkan aktivitas ekonomi,
disamping juga menanggung sebagiannya untuk penduduk belum dan
tidak produktif. Besarnya potensi penduduk produktif merupakan
peluang dalam mendayagunakan potensi sumberdaya ekonomi lokal
yang optimal dan berkelanjutan. Namun, dihadapkan juga tantangan
jika kesempatan kerja bagi penduduk produktif tersedia sangat
terbatas yang memicu terjadinya pengangguran. Tahun 2016, porsi
penduduk usia produktif mencapai 66,44 persen, dari total penduduk
Simeulue yang mencapai 89.059 jiwa. Paling kurang 29,10 persen
penduduk berusia 0-14 tahun, kedua terbesar komposisi penduduk di
Simeulue. Adapun penduduk usia lansia (tidak produktif) sedikitnya
4,46 persen, dari total penduduk Simeulue.

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-16


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

Gambar 2.6
Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur Tahun 2012-2016

3.971
2016 59.168
25.920

4.005
2015 58.241
26.089

4.487 65 >
2014 63.511
15-64
25.501
0-14
2.406
2013 51.430
29.337

3.378
2012 58.046
27.539 jiwa

0 20.000 40.000 60.000 80.000

Sumber: Disdukcapil, 2017

2.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat


2.2.1 Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi
2.2.1.1 Pertumbuhan PDRB dan Kontribusi Sektoral
Dalam lima tahun terakhir, aktivitas ekonomi Kabupaten
Simeulue terus berkembang. Upaya percepatan pembangunan yang
diimplementasikan pemerintah kabupaten dengan dukungan positif
dari seluruh elemen masyarakat dan dunia usaha berdampak
signifikan terhadap perbaikan dan kemajuan ekonomi Kabupaten
Simeulue. Sebagai bagian koridor ekonomi wilayah barat-selatan Aceh,
Kabupaten Simeulue terus berupaya keras memacu pembangunan dan
mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif. BPS mencatat,
produk domestik regional bruto (PDRB) Kabupaten Simeulue
cenderung meningkat signifikan. Tahun 2016, PDRB atas dasar harga
berlaku (ADHB) telah mencapai Rp.1,78 triliyun. PDRB tersebut telah
bertambah rata-rata hampir 8,86 persen dari lima tahun sebelumnya.
Tahun 2012, PDRB ADHB Kabupaten Simeulue paling kurang Rp.1,27
triliyun.
PDRB atas dasar harga konstan (ADHK) juga naik signifikan,
meskipun pertumbuhannya masih dibawah rata-rata PDRB ADHB.
Kurun waktu 2012-2016, PDRB ADHK naik rata-rata 4,55 persen
setiap tahunnya. Mengutip data BPS, nilai tambah PDRB ADHK
Kabupaten Simeulue tahun 2012 sebesar Rp.1,18 triliyun
(menggunakan ADHK 2010). Kemudian, nilai tambah tersebut
meningkat menjadi Rp.1,24 triliyun tahun 2013, atau naik hampir 4,7
persen dari tahun 2012. Kenaikan nilai tambah PDRB ADHK terus
berlanjut pada tahun berikutnya dan akhir tahun 2016 telah mencapai
Rp.1,40 triliyun. Capaian nilai tambah tersebut menandakan

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-17


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

pergerakan aktivitas ekonomi masyarakat terus tumbuh, meskipun


pertumbuhan nilai tambah PDRB tertekan dan memerlukan terobosan
kebijakan Pemerintah Kabupaten Simeulue dalam mendorong
percepatan pembangunan.

Gambar 2.7
Produk Domestik Regional Bruto ADHB dan ADHK
Kabupaten Simeulue Tahun 2012-2016 (Rp.Juta)

2,00
1,78
1,80 1,65
1,60 1,52
1,40 1,35 1,40
1,40 1,27 1,23 1,29
1,18
1,20
Rp. Milyar

1,00 PDRB ADHB


0,80 PDRB ADHK
0,60
0,40
0,20
0,00
2012 2013 2014 2015 2016

Sumber: BPS Kabupaten Simeulue 2017.

Dari total PDRB ADHK (non-migas) Aceh sebesar Rp.111,18


triliyun tahun 2016, Kabupaten Simeulue menyumbang paling kurang
1,27 persen. Periode 2012-2016, kontribusi nilai tambah Simeulue
dalam mendorong percepatan ekonomi Aceh relatif stabil, berkisar rata-
rata 1 persen. Disisi lainnya, pertumbuhan PDRB ADHK Simeulue
rata-rata lebih tinggi dari pertumbuhan PDRB ADHK Aceh, periode
2012-2016.

Tabel 2.8
Produk Domestik Regional Bruto ADHK non-Migas
Aceh dan Kabupaten Simeulue Tahun 2012-2016 (Rp.Triliyun)

Tahun PDRB Aceh PDRB Simeulue Share (%)


2012 94,29 1,18 1,25
2013 98,44 1,23 1,26
2014 102,51 1,29 1,26
2015 106,59 1,35 1,27
2016 111,18 1,41 1,27
Pertumbuhan
4,21 4,55
rata-rata (%)
Sumber: BPS Aceh, 2017

Kabupaten Simeulue memiliki potensi sumberdaya ekonomi yang


berlimpah. Pertanian pada umumnya (tanaman pangan, perkebunan,
perikanan, dan kehutanan) menjadi andalan daerah dalam menunjang
perekonomian dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Kabupaten Simeulue dijuluki sebagai daerah penghasil komoditas
cengkeh di Aceh. Selain itu, posisi wilayahnya di perairan Samudera

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-18


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

Indonesia, menjadikan daerah ini potensi dengan pariwisata serta


potensi perikanan dan kelautan.
Transformasi struktur ekonomi relatif menunjukkan pergeseran
yang berarti. Kontribusi pertanian pada umumnya (pertanian,
kehutanan, dan perikanan) masih mendominasi dalam struktur PDRB,
meskipun berada pada kisaran di bawah separuhnya. Nilai tambah
pertanian tumbuh rata-rata 7,88 persen setiap tahunnya (periode
2012-2016). Penghasil nilai tambah kedua terbesar didominasi
administrasi pemerintahan, pertahanan, dan jaminan sosial wajib.
Rata-rata kenaikan nilai tambah setiap tahunnya 11,02 persen.
Adapun lapangan usaha perdagangan besar dan eceran tumbuh rata-
rata 10,34 persen setiap tahunnya.

Tabel 2.9
PDRB ADHB Kabupaten Simeulue Menurut Lapangan Usaha
Tahun 2012-2016 (Juta Rupiah)
Pert.
Rata-
Lapangan Usaha 2012 2013 2014 2015 2016*
rata
(%)
Pertanian,
A Kehutanan, dan 474.687,3 513.524,8 550.342,10 596.675,7 642.821 7,87
Perikanan
Pertambangan dan
B 24.004,8 26.595,7 29.473,10 31.758,2 33.798,9 8,93
Penggalian
Industri
C 19.236,8 20.302,9 21.916,60 23.455,6 24.836,2 6,60
Pengolahan
Pengadaan Listrik
D 2.352,6 2.426,7 2.664,70 2.911,9 3.289,6 8,74
dan Gas
Pengadaan Air,
Pengelolaan
E 115,4 129,4 144,20 160,8 187,2 12,86
Sampah, Limbah
dan Daur Ulang
F Konstruksi 110.902,7 121.668,3 135.259,30 145,298.3 155.491 8,82
Perdagangan Besar
dan Eceran;
G 154.327,3 168.501,6 187.597,40 207.182,5 228.717,9 10,34
Reparasi Mobil dan
Sepeda Motor
Transportasi dan
H 42.590,5 46.895,6 50.534,50 53.377,4 55.016,9 6,61
Pergudangan
Penyediaan
I Akomodasi dan 18.069,7 19.831,7 21.651,50 23.586,9 26.001 9,52
Makan Minum
Informasi dan
J 52.960,1 56.590,4 62.618,3 65.949,6 5,64
Komunikasi 58.620,60
Jasa Keuangan dan
K 24.131,2 25.743,1 27.802,60 30.024,6 32.510,3 7,74
Asuransi
L Real Estat 45.743,0 49.082,7 59.858,1 65.496,2 9,39
54.361,50
M,N Jasa Perusahaan 1.916,0 2.117,2 2.500,9 2.696,6 8,92
2.290,60
Administrasi
Pemerintahan,
O Pertahanan dan 194.870,0 222.947,2 246.314,80 270.111,1 295.799,8 11,00
Jaminan Sosial
Wajib
P Jasa Pendidikan 38.666,7 42.033,6 46.351,60 51.032,2 56.705,9 10,05
Jasa Kesehatan
Q 55.592,9 61.458,3 67.786,10 72.179 77.148,4 8,54
dan Kegiatan Sosial
R,S,
Jasa Lainnya 11.876,7 12.727,5 14.893,6 16.252,9 8,16
T,U 13.756,10
Total 1.272.043.8 1.392.556,6 1.516.867,30 1.647.625 1.782.719,3 8,80
Rata-rata 74.826,11 81.915,09 96.919,12 104.865,84

Sumber: BPS Kabupaten Simeulue, 2017

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-19


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

Tahun 2016, lapangan usaha pertanian, kehutanan dan


perikanan menyumbang paling kurang 36,06 persen terhadap PDRB
ADHB Kabupaten Simeulue. Lima tahun sebelumnya kontribusi
lapangan usaha ini mencapai 37,32 persen. Meskipun kontribusinya
cenderung menurun, namun lapangan usaha pertanian masih menjadi
andalan sumber nafkah masyarakat Kabupaten Simeulue, disamping
juga sebagai penggerak percepatan ekonomi daerah. Adapun kontribusi
terbesar lainnya adalah kategori Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib, Perdagangan Besar dan Eceran,
Reparasi Mobil dan Motor, dan Konstruksi. Adapun kategori lainnya
hanya memberikan kontribusi dibawah dari 5 persen terhadap PDRB
ADHB Kabupaten Simeulue.

Tabel 2.10
Kontribusi PDRB ADHB Menurut Lapangan usaha
Tahun 2012-2016 (%)
Rata-
Lapangan Usaha 2012 2013 2014 2015 2016
rata
Pertanian, Kehutanan, dan
37,32 36,88 36,28 36.21 36.06 36,57
Perikanan
Pertambangan dan
1,89 1,91 1,94 1.93 1.90 1,91
Penggalian
Industri Pengolahan 1,51 1,46 1,44 1.42 1.39 1,44
Pengadaan Listrik dan Gas 0,18 0,17 0,18 0.18 0.18 0,18
Pengadaan Air, Pengelolaan
Sampah, Limbah dan Daur 0,01 0,01 0,01 0.01 0.01 0,01
Ulang
Konstruksi 8,72 8,74 8,92 8.82 8.72 8,78
Perdagangan Besar dan
Eceran; Reparasi Mobil dan 12,13 12,10 12,37 12.57 12.83 12,39
Sepeda Motor
Transportasi dan
3,35 3,37 3,33 3.24 3.09 3,27
Pergudangan
Penyediaan Akomodasi dan
1,42 1,42 1,43 1.43 1.46 1,43
Makan Minum
Informasi dan Komunikasi 4,16 4,06 3,86 3.80 3.70 3,94
Jasa Keuangan dan
1,90 1,85 1,83 1.82 1.82 1,84
Asuransi
Real Estat 3,60 3,52 3,58 3.63 3.67 3,60
Jasa Perusahaan 0,15 0,15 0,15 0.15 0.15 0,15
Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan 15,32 16,01 16,24 16.39 16.59 16,10
Sosial Wajib
Jasa Pendidikan 3,04 3,02 3,06 3.10 3.18 3,08
Jasa Kesehatan dan
4,37 4,41 4,47 4.38 4.33 4,39
Kegiatan Sosial
Jasa lainnya 0,93 0,91 0,91 0.90 0.91 0,91
Produk Domestik Regional 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Bruto
Sumber: BPS Kabupaten Simeulue, 2017

Berdasarkan PDRB ADHK, nilai tambah pertanian naik rata-rata


3,39 persen setiap tahunnya (periode 2012-2016). Kategori
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-20


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

rata-rata tumbuh meningkat hampir 5,71 persen setiap tahunnya.


Adapun lapangan usaha perdagangan besar dan eceran tumbuh rata-
rata 5,58 persen setiap tahunnya. Nilai tambah ini mencerminkan
secara riil, karena mempertimbangkan kenaikan harga (inflasi) yang
terjadi di Kabupaten Simeulue.

Tabel 2.11
PDRB ADHK Kabupaten Simeulue Tahun 2012-2016 (Jutaan
Rupiah)
Rata-
Lapangan Usaha 2012 2013 2014 2015 2016 Rata
(%)
Pertanian, Kehutanan,
A 435.056,2 450.910,4 463.024,5 480.364,8 497.149 3,39
dan Perikanan
Pertambangan dan
B 22.237,0 23.666,8 24.892,8 26.130,4 27.298,1 5,26
Penggalian
C Industri Pengolahan 17.560,9 18.074,2 18.651 19.204,9 19.581,7 2,76
Pengadaan Listrik dan
D 2.71,3 2.292,3 2.468,7 2.602,4 2.847,1 1,21
Gas
Pengadaan Air,
Pengelolaan Sampah,
E 104,7 112,7 119,3 126,4 137,5 7,05
Limbah dan Daur
Ulang
F Konstruksi 101.985,4 109.511,9 115.984,1 121.203,4 127.310,2 5,71
Perdagangan Besar
dan Eceran; Reparasi
G 147.058,0 155.749,2 164.555,4 172.867,6 182.764,6 5,59
Mobil dan Sepeda
Motor
Transportasi dan
H 39.700,5 41.669,6 43.073,3 45.188,7 46.264 3,90
Pergudangan

Penyediaan Akomodasi
I 17.444,6 18.504,0 19.486,8 20.509,2 21.651,4 5,55
dan Makan Minum
Informasi dan
J 50.550,3 52.627,9 54.233 57.267.6 59483.9 4,16
Komunikasi
Jasa Keuangan dan
K 20.801,8 21.053,1 21.610,9 22.388,9 23.571,9 3,19
Asuransi
L Real Estat 43.298,2 45.263,9 47.798,7 50.271,7 53.058,6 5,21
M,N Jasa Perusahaan 1.768,1 1.879,3 1.980,6 2.086 2.183.1 5,41
Administrasi
Pemerintahan,
O 181.499,1 190.537,8 202.389,2 212.906,2 226.652,4 5,71
Pertahanan dan
Jaminan Sosial Wajib
P Jasa Pendidikan 36.742,4 38. 572,1 40.585,6 42.876,1 45.750,4 5,64
Jasa Kesehatan dan
Q 50.923,1 53.301,2 55.849 57.758,2 60.599.9 4,45
Kegiatan Sosial
R,S,T,
Jasa Lainnya 11.249,6 11.816,6 12.393,3 12.965,9 13.666,8 4,99
U
Total 1.180.151,2 1.235.543,1 1.289.096,2 1.346.781,4 1.409.970,4 4,55
Rata-rata 69.420,66 72.679,01 75.892,19 79.218,73 82.939,45

Sumber: BPS Kabupaten Simeulue, 2017

Berdasarkan PDRB ADHK, kontribusi nilai tambah pertanian


mencapai 35,26 persen tahun 2016. Angka kontribusi tersebut
semakin menurun dibanding tahun 2012 yang sebesar 36,86 persen.
Kategori Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial
Wajib berkontribusi sebesar 15,38 persen tahun 2012 dan semakin
meningkat menjadi 16,07 persen pada tahun 2016. Adapun lapangan
usaha perdagangan besar dan eceran menyumbang hampir 12,96

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-21


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

persen tahun 2016, juga sedikit meningkat dari tahun 2012 yang
sebesar 12,46 persen.

Tabel 2.12
Kontribusi PDRB ADHK Menurut Lapangan usaha
Tahun 2012-2016 (%)
Rata-
Lapangan Usaha 2012 2013 2014 2015 2016
rata
Pertanian, Kehutanan, dan
36,86 36,49 35,92 35.67 35.26 36,074
Perikanan
Pertambangan dan
1,88 1,92 1,93 1.94 1.94 1,92
Penggalian
Industri Pengolahan 1,49 1,46 1,45 1.43 1.39 1,44
Pengadaan Listrik dan Gas 0,18 0,19 0,19 0.19 0.20 0,19
Pengadaan Air, Pengelolaan
Sampah, Limbah dan Daur 0,01 0,01 0,01 0.01 0.01 0,01
Ulang
Konstruksi 8,64 8,86 9,00 9.00 9.03 8,90
Perdagangan Besar dan
Eceran; Reparasi Mobil dan 12,46 12,61 12.77 12.84 12.96 12,72
Sepeda Motor
Transportasi dan
3,36 3,37 3.34 3.36 3.28 3,34
Pergudangan
Penyediaan Akomodasi dan
1,48 1,50 1.51 1.52 1.54 1,51
Makan Minum
Informasi dan Komunikasi 4,28 4,26 4.21 4.25 4.22 4,24
Jasa Keuangan dan
1,76 1,70 1,68 1.66 1.67 1,69
Asuransi
Real Estat 3,67 3,66 3,71 3.73 3.76 3,70
Jasa Perusahaan 0,15 0,15 0,15 0.15 0.15 0,15
Administrasi
Pemerintahan, Pertahanan 15,38 15,42 15,70 15.81 16.07 15,67
dan Jaminan Sosial Wajib
Jasa Pendidikan 3,11 3,12 3,15 3.18 3.24 3,16
Jasa Kesehatan dan 4,31
4,31 4,31 4,33 4.29 4.30
Kegiatan Sosial
Jasa lainnya 0,95 0,96 0,96 0.96 0.97 0,96
Produk Domestik
100,00 100,00 100.00 100,00 100,00 100,00
Regional Bruto
Sumber: BPS Kabupaten Simeulue 2016

2.2.1.2 Pertumbuhan Ekonomi


Pertumbuhan ekonomi daerah adalah satu ukuran kinerja
pembangunan daerah dalam meningkatkan perekonomiannya.
Stabilitas perekonomian merupakan prasyarat dasar dalam tercapainya
peningkatan kesejahteraan rakyat melalui pertumbuhan yang tinggi
dan peningkatan kualitas pertumbuhan. Pencapaian stabilitas
perekonomian adalah sangat penting untuk memberikan kepastian
berusaha bagi para pelaku ekonomi. Perekonomian yang tidak stabil
menimbulkan biaya tinggi (high cost economy) bagi perekonomian dan
masyarakat. Ketidakstabilan ini akan menyulitkan masyarakat, baik
swasta maupun rumah tangga, serta berimplikasi akan meningkatkan
angka kemiskinan pada suatu daerah.
Perubahan kondisi ekonomi yang terjadi dalam skala nasional
dan Aceh juga mempengaruhi perkembangan ekonomi di Kabupaten

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-22


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

Simeulue. Kinerja perekonomian Kabupaten Simeulue mencerminkan


kondisi yang membaik, namun masih rentan terhadap gejolak ekonomi
ataupun dinamika yang terjadi secara eksternal. Kurun waktu 2012-
2016, aktivitas ekonomi Kabupaten Simeulue tumbuh berfluktuasi
serta tumbuh dibawah dari pertumbuhan ekonomi nasional. Tahun
2012, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Simeulue sebesar 5,16
persen. Angka pertumbuhan tersebut jauh lebih tinggi dari
pertumbuhan ekonomi Aceh (sebesar 4,95 persen), namun dibawah
dari pertumbuhan ekonomi Nasional (sebesar 6,2 persen).
Upaya keras Pemerintah Simeulue meningkatkan pertumbuhan
ekonomi memberikan sinyal yang positif pada tahun 2016.
Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2016 sebesar 4,70 persen,
meningkat dibandingkan tahun 2014 yang tumbuh sebesar 4,33
persen. Angka pertumbuhan ekonomi tersebut masih lebih rendah dari
pencapaian tahun 2012. Capaian tahun 2012 merupakan prestasi
tertinggi pertumbuhan ekonomi Kabupaten Simeulue selama lima
tahun terakhir (periode 2012-2016).
Momentum capaian keberhasilan pembangunan tahun
sebelumnya belum sepenuhnya kokoh dalam mengantisipasi berbagai
gejolak ekonomi. Tahun 2014, aktivitas ekonomi Simeulue mengalami
perlambatan dan implikasinya pertumbuhan ekonomi menurun
dibanding tahun-tahun sebelumnya. Perlambatan ekonomi tidak hanya
terjadi di Simeulue saja, ekonomi Aceh dan nasional juga mengalami
perlambatan pertumbuhan pada tahun 2014. Adapun laju
pertumbuhan ekonomi Simeulue sebesar 4,33 persen tahun 2014,
terendah selama dua tahun terakhir. Untuk tahun 2015, aktivitas
ekonomi Kabupaten Simeulue mengalami peningkatan sebesar 4,47
persen dan sepanjang lima tahun terakhir pertumbuhan ekonomi
masih berkisar di bawah dari 5 persen.

Gambar 2.8
Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Simeulue, Aceh,
dan Nasional Tahun 2012-2016 (%)

7
6,0
5,6
6 5,16 5,0 4,79 5,0
4,70 Aceh
5 4,69
4,95 4,33 4,47 Nasional
4 4,31
4,15 4,02 4,27 Simeulue
%

3
2
1
0
2012 2013 2014 2015 2016

Sumber: BPS, 2017

Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan komponen pengeluaran


konsumsi LNPRT tertinggi dibanding dengan komponen pengeluaran
lainnya (kondisi tahun 2015). Laju pertumbuhan komponen
pengeluaran konsumsi LNPRT mencapai 12,4 persen pada tahun 2015,

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-23


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

jauh lebih tinggi dari pertumbuhan tahun 2012 yang sebesar 8,34
persen. Komponen pengeluaran konsumsi RT dan konsumsi
pemerintah juga tumbuh positif pada tahun 2015, namun cenderung
menurun pertumbuhannya dibandingkan dari tahun 2012. Tahun
2015, pertumbuhan pengeluaran konsumsi pemerintah sebesar 4,11
persen, turun drastis dari tahun 2012 yang sebesar 7,73 persen.
Pengeluaran konsumsi rumah tangga merupakan penyumbang
terbesar PDRB ADHK menurut pengeluaran. Komponen tersebut
tumbuh sebesar 2,16 persen tahun 2015 dan sedikit menurun dari
tahun 2012 yang tumbuh sebesar 2,95 persen. Menurunnya
pertumbuhan konsumsi pengeluaran pemerintah juga mempengaruhi
pertumbuhan pengeluaran konsumsi rumah tangga.

Gambar 2.9
Pertumbuhan Komponen PDRB ADHK Menurut Pengeluaran
Kabupaten Simeulue, Tahun 2012-2016 (%)

20

15
Pertumbuhan (%)

10

-5

-10

-15
2012 2013 2014 2015 2016
Pengeluaran Konsumsi RT 2,95 2,26 2,24 2,45 2,49
Pengeluaran Konsumsi LNPRT 8,34 7,40 15,41 -12,40 3,41
Pengeluaran Konsumsi
7,73 3,87 5,18 4,11 0,21
Pemerintah
Pembentukan Modal Tetap
6,71 -2,28 0,15 1,30 2,50
Bruto
Ekspor Barang dan Jasa 3,85 5,91 7,04 7,99 4,42
Net Ekspor 5,05 0,30 3,70 0,50 2,42
Sumber: BPS Kabupaten Simeulue 2017

Melambatnya pertumbuhan ekonomi Simeulue tidak terlepas


dari melambatnya pertumbuhan ekonomi nasional. Perlambatan
pertumbuhan ekonomi nasional dipicu dari dinamika ekonomi global
yang memberikan tekanan perekonomian Indonesia. Kondisi ekonomi
global yang belum pulih (terbatas) turut mempengaruhi melambatnya
pertumbuhan ekonomi Indonesia. Kondisi tersebut diperburuk oleh
penurunan harga komoditas dunia, termasuk harga minyak pada
paruh kedua 2014. Permintaan ekonomi global yang masih lemah dan
harga komoditas global yang rendah berdampak pada kinerja ekspor
Indonesia yang melambat. Hal ini terkait dengan struktur ekspor
Indonesia masih bertumpu pada komoditas berbasis Sumber Daya
Alam (SDA).
Di sisi fiskal, reformasi subsidi sektor energi berjalan lambat
sehingga berdampak pada beban subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM)
yang tinggi. Hal ini menyebabkan ruang fiskal yang tersedia untuk

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-24


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

belanja produktif menjadi terbatas. Kebijakan untuk mengurangi


beban subsidi BBM ditempuh melalui kenaikan harga BBM bersubsidi
pada bulan November 2014 yang juga berimplikasi terhadap kinerja
perekonomian Kabupaten Simeulue.
Secara sektoral, lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan
ekonomi yang tertinggi dicapai pengadaan listrik dan gas, dan
pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang masing-
masing sebesar 9,4 persen dan 8,75 persen pada tahun 2016. Semua
lapangan usaha sebagai penggerak pertumbuhan PDRB pada tahun
2016 terjadi pertumbuhan yang positif. Delapan lapangan usaha
lainnya yang menyentuh pertumbuhan 5 persen meliputi kontruksi,
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor,
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum, Informasi dan Komunikasi,
Real Estat, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan
Sosial Wajib, dan Jasa Pendidikan dan jasa lainnya. Adapun lapangan
usaha lainnya tumbuh dibawah 5 persen. Adapun Pertanian,
Kehutanan, dan Perikanan sebagai penyumbang terbesar dalam PDRB
tumbuh sebesar 3,49 persen pada tahun 2016, jauh lebih rendah dari
tahun 2012 yang sebesar 4,05 persen.

Gambar 2.10
Laju Pertumbuhan Riil PDRB Menurut Lapangan Usaha
Kabupaten Simeulue Tahun 2012–2016 (Persen)

10 2012 2013 2014


9
2015 2016
8
7
% 6
5
4
3
2
1
0

Sumber: BPS Kab.Simeulue 2017

2.2.1.3 Pendapatan Perkapita


Perkembangan pendapatan perkapita menunjukkan besarnya
pendapatan yang dinikmati oleh setiap penduduk secara rata-rata.
Pendapatan per kapita dapat dijadikan suatu indikator tentang tingkat
kesejahteraan masyarakat suatu daerah secara makro. Namun, jika
distribusi pendapatan regional tidak merata atau terjadi ketimpangan
dalam pemanfaatan pendapatan, maka pendapatan regional per kapita

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-25


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

akan menjadi sebuah kegagalan dalam mencapai kesejahteraan.


Semakin tinggi nilai PDRB perkapita maka tingkat kesejahteraan
penduduk juga akan meningkat.
Perkembangan PDRB perkapita Kabupaten Simeulue
menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun seiring dengan
kenaikan jumlah penduduk. Indikator ini menunjukkan bahwa secara
ekonomi setiap penduduk Kabupaten Simeulue rata-rata mampu
menciptakan PDRB atau (nilai tambah) sebesar nilai perkapita di
masing-masing tahun tersebut.
Pada tahun 2016, PDRB per kapita atas dasar harga berlaku
(ADHB) mencapai 19,74 juta rupiah. Empat tahun sebelumnya, PDRB
per kapita masih sebesar 15,01 juta rupiah. Pertumbuhan PDRB per
kapita ADHB rata-rata 7,08 persen/tahun. Adapun PDRB perkapita
atas dasar harga konstan (ADHK) mencapai 15,62 juta rupiah tahun
2016. Sebelumnya tahun 2012, tercatat PDRB per kapita masih
sebesar 13,9 juta rupiah. Kurun waktu 2012-2016, pertumbuhan
PDRB per kapita ADHK rata-rata 2,90 persen/tahun.

Gambar 2.11
PDRB Perkapita Kabupaten Simeulue Tahun 2012-2016 (Rp. Juta)

15,62
2016
19,74

15,11
2015
18,49

14,72
2014 ADHK (jutaan rupiah)
17,32
ADHB (jutaan rupiah)

14,33
2013
16,15

13,93
2012
15,01
Rp. Juta
0,00 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00

Sumber: BPS, 2017

2.2.1.5 Indeks Pembangunan Manusia (IPM)


Pembangunan sumberdaya manusia merupakan suatu proses
yang dibangun agar masyarakat mampu memiliki lebih banyak pilihan
(pendapatan, kesehatan, pendidikan, lingkungan fisik, dan
sebagainya). Kemajuan pembangunan manusia dicerminkan oleh
Indeks Pembangunan Manusia (Human Development Index). Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) merupakan indeks yang mengukur
pencapaian kemajuan pembangunan suatu negara (daerah) yang
dipresentasikan oleh dimensi Angka Harapan Hidup pada Waktu Lahir

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-26


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

(Life Expectancy at Birth), Angka harapan sekolah sebagai pengganti


dari variabel Melek Huruf Penduduk Dewasa (Literacy Rate), Rata-rata
Lamanya Sekolah Penduduk Dewasa (Mean Year of Schooling), dan
Kemampuan Daya Beli (Purchasing Power Parity).
Angka IPM Kabupaten Simeulue mengalami peningkatan dari
tahun ke tahun walaupun peningkatannya tidak terlalu signifikan,
yaitu dari 61,25 pada tahun 2012 menjadi 62,18 pada tahun 2014 dan
terus terjadi peningkatan sebesar 63,82 pada tahun 2016.
Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten
Simeulue, Aceh, dan Nasional Tahun 2012-2016 seperti terlihat pada
gambar berikut.

Gambar 2.12
Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Kabupaten Simeulue, Aceh, dan Nasional Tahun 2012-2016
IPM
72,00
70,00
70,00 69,45
68,30 68,81
67,81
68,00
66,00 Aceh
63,82
63,16
64,00 62,18 Nasional
61,25 61,68
62,00 Simeulue

60,00
58,00
56,00
2012 2013 2014 2015 2016

Sumber: BPS, 2016

Pencapaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten


Simeulue masih dibawah pencapaian rata-rata nilai Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Aceh dan Nasional. Tahun
2012, IPM Provinsi Aceh sebesar 67,81, sedangkan IPM Kabupaten
Simeulue sebesar 61,25. IPM Kabupaten Simeulue pada tahun 2014
sebesar 62,18 dan terus mengalami kenaikan hingga pada tahun 2016
sebesar 63,82. Sementara itu, IPM Aceh sebesar 68,81 tahun 2014
dan akhir tahun 2016 sebesar 70.
Peningkatan kualitas pembangun manusia di Kabupaten
Simeulue selama lima tahun terakhir tidak terlepas dari peningkatan
komponen pembentuk IPM. Angka harapan hidup meningkat menjadi
64,78 tahun pada tahun 2016, dari tahun tahun 2012 yang sebesar
64,22 tahun. Demikian juga dengan komponen pembentuk IPM
lainnya, seperti rata-rata lama sekolah, angka harapan lama sekolah,
dan pengeluaran riil per kapita yang cenderung meningkat signifikan
selama tahun 2012-2016. Secara lebih rinci, perkembangan komponen
IPM Kabupaten Simeulue Tahun 2012-2016 seperti terlihat pada
gambar berikut.

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-27


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

Gambar 2.13
Perkembangan Komponen Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Kabupaten Simeulue, Tahun 2012-2016
6542,00
70 64,22 64,23 64,24 64,66 64,78 6600

60 6327,53 6400
50
6200

Rp. Ribu
40 5956,07
Tahun

5920,45 6000
30 5824,14
5800
20

10 5600

0 5400
2012 2013 2014 2015 2016

AHH EYS MYS Pengeluaran Per Kapita

Sumber: BPS, 2016

Pemerintah Kabupaten Simeulue berupaya keras mendorong


percepatan pembangunan manusia. Upaya yang telah ditempuh selama
ini, seperti peningkatan fasilitas dan prasarana kesehatan, perluasan
akses dan pemerataan layanan pendidikan, dan optimalisasi potensi
sumberdaya ekonomi untuk peningkatan pendapatan masyarakat.
Dalam jangka menengah (2018-2022), program-program pembangunan
yang mampu mendorong percepatan pembangunan manusia terus
diimplimentasikan di setiap kecamatan.
Di wilayah barat-selatan Aceh, pencapaian IPM Kabupaten
Simeulue selama 2012 dan 2016, hanya lebih tinggi dari Kota
Subulussalam, seperti terlihat pada gambar berikut.

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-28


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

Gambar 2.14
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten/Kota
di Wilayah Barat-Selatan Aceh, Tahun 2012-2016

67,70
Aceh Jaya 67,30
66,42

69,26
Aceh Barat 67,31
66,66

67,32
Nagan Raya 65,58
64,91

64,57
Aceh Barat Daya 63,08
62,15 2016
62,18 2014
Subulussalam 60,39
59,76 2012
64,13
Aceh Selatan 62,35
61,69

66,96
Aceh Singkil 65,27
64,23

63,82
Simeulue 62,18
61,25
IPM
55,00 60,00 65,00 70,00

Sumber: BPS, 2016

2.2.1.6 Kemiskinan
Pemerintah Kabupaten Simeulue sangat berkomitmen untuk
memberdayakan penduduk miskin. Kecuali untuk memenuhi hak-hak
dasar masyarakat, penanggulangan kemiskinan merupakan program
prioritas pembangunan RPJMK Simeulue Tahun 2018-2022 yang
harus dilaksanakan multisektoral dan antarwilayah secara
berkelanjutan. Mengutip data BPS, secara absolut, perkembangan
penduduk miskin di Kabupaten Simeulue terus berkurang, meskipun
berfluktuatif periode 2012-2016. Tahun 2012, tercatat penduduk
miskin mencapai 18,5 ribu orang. Angka penduduk miskin tersebut
berkurang menjadi 17,5 ribu orang pada tahun 2014.
Memasuki tahun 2015, terjadi peningkatan penduduk miskin di
Kabupaten Simeulue dibandingkan selama tiga tahun terakhir.
Tercatat masyarakat kurang mampu tersebut sedikitnya 18,12 ribu
orang tahun 2015. Akhir tahun 2016, penduduk miskin tidak kurang
dari 17,93 ribu orang, turun drastis dibanding tahun 2015, namun
masih tinggi dibandingkan tahun 2014. Selama lima tahun terakhir,
terjadi pertumbuhan penurunan masyarakat miskin Kabupaten
Simeulue rata-rata 0,78 persen setiap tahunnya.
Penurunan penduduk miskin ini sebagai wujud komitmen
pemerintah untuk mengatasi kemiskinan secara berkelanjutan.
Berbagai program pemberdayaan dan pembangunan infrastruktur
diarahkan untuk mengatasi kemiskinan, disamping juga melibatkan
secara aktif dunia usaha/swasta dan lembaga non pemerintah.
Aktivitas ekonomi masyarakat yang semakin berkembang berimplikasi

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-29


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

positif terhadap pencapaian berkurangnya penduduk miskin di


Kabupaten Simeulue. Perkembangan kemiskinan di Simeulue selama
lima tahun terakhir dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 2.15
Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin
Kabupaten Simeulue, Tahun 2012-2016

18,6 22,5
18,4 22
18,2 21,5
Ribu Jiwa

18 21
17,8 20,5

%
17,6 20
17,4 19,5
17,2 19
17 18,5
2012 2013 2014 2015 2016
Ribu Jiwa 18,5 18,5 17,5 18,12 17,93
Persen (%) 21,88 20,57 19,92 20,43 19,93

Sumber: BPS Kabupaten Simeulue 2016

Secara persentase, angka penduduk miskin cenderung terus


berkurang di Kabupaten Simeulue sepanjang tahun 2012-2014. Akhir
tahun 2014, tercatat persentase penduduk dengan kondisi di bawah
garis kemiskinan sebesar 19,92 persen. Itu artinya, hampir 80,08
persen masyarakat yang mendiami Kabupaten Simeulue sudah hidup
berkecukupan. Adapun dua tahun sebelumnya, persentase penduduk
miskin di Kabupaten Simeulue mencapai 21,88 persen, atau paling
kurang 78,28 persen bukan masyarakat kurang mampu. Namun
demikian, akhir tahun 2016, angka kemiskinan di Kabupaten
Simeulue masih berkisar 19,93 persen, cenderung stabil dari tahun
2014.
Dalam beberapa tahun terakhir diakui bahwa kerja keras
Pemerintah Kabupaten Simeulue memberdayakan masyarakat miskin
dinilai telah mampu mengurangi secara bertahap penduduk miskin.
Kendati demikian, masih diperlukan terobosan dan inovasi strategi
kebijakan yang tepat dan terarah untuk mengurangi penduduk miskin
secara berkelanjutan. Capaian persentase penduduk miskin di
Kabupaten Simeulue saat ini masih terlihat lebih tinggi dari Provinsi
Aceh dan Nasional. Tahun 2016, tingkat kemiskinan nasional sebesar
10,70 persen dan Provinsi Aceh sebesar 16,73 persen.

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-30


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

Gambar 2.16
Tingkat Kemiskinan Kabupaten Simeulue,
Aceh, dan Nasional, Tahun 2012-2016

25

20
%

15

10

0
2012 2013 2014 2015 2016
Aceh 18,58 17,72 16,98 17,08 16,73
Simeulue 21,88 20,57 19,92 20,43 19,93
Nasional 11,66 11,47 10,96 11,13 10,70
Sumber: BPS, 2017

Batas garis kemiskinan Kabupaten Simeulue terus mengalami


perbaikan, meskipun lebih rendah dari batas garis kemiskinan Aceh.
Garis kemiskinan ini yang menentukan masyarakat tergolong kurang
mampu (miskin), atau sudah keluar dari kemiskinan. Demikian juga
dengan tingkat konsumsi makanan, proporsi masyarakat yang
mengkonsumsi makanan lebih banyak di Simeulue ketimbang rata-
rata Provinsi Aceh. Tahun 2016, lebih dari separuh pengeluaran
masyarakat di Simeulue, atau hampir 60,77 persen digunakan untuk
konsumsi makanan. Adapun proporsi pengeluaran untuk konsumsi
makanan di Aceh juga sama sebanyak 55,22 persen (kondisi tahun
2015).

Gambar 2.17
Garis Kemiskinan dan Konsumsi Makanan
Kabupaten Simeulue, Tahun 2012-2016

330.000 66,13 68,00


325.000 63,36 66,00
64,00
320.000 60,97 60,77
per kapita/bln (Rp)

62,00
315.000 60,00
%

310.000 55,22 58,00


305.000 56,00
54,00
300.000
52,00
295.000 50,00
290.000 48,00
2012 2013 2014 2015 2016
Garis Kemiskinan (per kapita/bln) Konsumsi Makanan (%)

Sumber: BPS, 2017

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-31


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

2.2.1.7 Angka Kriminalitas yang Tertangani


Perwujudan keamanan dan ketertiban merupakan prasyarat
utama dalam mendorong percepatan pembangunan. Berbagai tindakan
kriminalitas yang dapat mengganggu keamanan dan ketertiban di
lingkungan masyarakat harus tertangani secara cepat dan tuntas.
Oleh karena, penanggulangan kriminalitas merupakan salah satu
prioritas untuk mewujudkan stabilitas dalam penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan di Kabupaten Simeulue.
Tindakan kriminalitas yang terjadi di Kabupaten Simeulue
didominasi kasus penganiayaan, disamping juga kasus pencurian dan
narkoba. Selain itu, juga terjadi kasus penipuan dan kejahatan
seksual. Tahun 2016, terdapat 32 kasus penganiayaan di Kabupaten
Simeulue, meningkat drastis dari 24 kasus tahun 2012. Untuk kasus
pencurian, jumlahnya meningkat drastis tahun 2015 menjadi 53
kasus, dari 6 kasus tahun 2012. Adapun kasus narkoba
memperlihatkan kecenderungan peningkatan dari 6 kasus tahun 2012
menjadi 15 kasus tahun 2016.

Tabel 2.13
Jumlah Kasus Kriminal di Kabupaten Simeulue, Tahun 2012-2016
No Jenis Kriminal 2012 2013 2014 2015 2016
1 Kasus Narkoba 6 17 13 13 15
Kejahatan
2 7 5 5 11 10
Seksual
Kasus
3 24 22 29 43 32
Penganiayaan
4 Kasus Pencurian 6 13 20 53 19
5 Kasus Penipuan 14 12 8 9 15
Jumlah 57 69 75 129 91
Sumber: Polres Simeulue, 2017

2.2.2 Fokus Kesejahteraan Sosial


2.2.2.1 Pendidikan
Salah satu indikator kesejahteraan masyarakat adalah
pendidikan. Kemajuan pendidikan di Kabupaten Simeulue terlihat dari
beberapa indikator, meliputi angka melek huruf (AMH), rata-rata lama
sekolah (RLS), dan angka partisipasi murni (APM), dan angka
partisipasi kasar (APK) antar jenjang pendidikan. Berikut ini gambaran
dan perkembangan indikator kemajuan pendidikan tersebut di
Kabupaten Simeulue sebagai berikut.

A. Angka Melek huruf


Angka melek huruf diartikan perbandingan antara jumlah
penduduk usia diatas 15 tahun yang bisa baca/tulis di suatu daerah,
dengan keseluruhan jumlah penduduk usia diatas 15 tahun di daerah
tersebut. Semakin tinggi angka melek huruf dapat mencerminkan
semakin banyak penduduk berkemampuan untuk membaca dan
menulis. Penduduk yang bisa membaca dan menulis secara umum
memiliki akses ke berbagai hal yang jauh lebih besar dibandingkan
dengan penduduk yang tidak memiliki kemampuan tersebut, sehingga
peluang untuk hidup lebih sejahtera dimiliki oleh penduduk yang bisa
membaca dan menulis. Selain itu, angka melek huruf menunjukkan
kemampuan penduduk dalam menyerap informasi dari berbagai media

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-32


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

dan menunjukkan kemampuan untuk berkomunikasi secara lisan dan


tulisan. Angka melek huruf yang semakin besar diharapkan dapat
mengurangi tingkat kemiskinan sehingga tingkat kesejahteraan
diharapkan dapat semakin meningkat. Angka melek huruf juga
menggambarkan keberhasilan suatu daerah dalam pelaksanaan
program wajib belajar hingga ke tingkat pendidikan menengah pertama
(SMP/sederajat), dimana rata-rata usia normal peserta didik adalah 15
tahun.
Kurun waktu 2012-2016, perkembangan angka melek huruf
penduduk dewasa Kabupaten Simeulue cenderung fluktuatif. Tahun
2012, angka melek huruf dewasa berkisar 99,31 persen, atau paling
kurang 0,69 persen tidak bisa membaca dan menulis. Upaya
Pemerintah Kabupaten Simeulue mendorong akses pendidikan bagi
semua penduduk, termasuk Paket A, B, dan C, disamping juga
pendidikan gratis berimplikasi positif terhadap peningkatan angka
melek huruf. Untuk tahun 2014, paling kurang 0,04 persen penduduk
dewasa tidak bisa membaca dan menulis atau angka melek huruf
mencapai 99,96 persen. Adapun tahun 2016, angka melek huruf
cenderung berkurang menjadi 98,71 persen.

Gambar 2.18
Perkembangan Angka Melek Huruf Dewasa
di Kabupaten Simeulue, Aceh dan Nasional, Tahun 2012-2016
(persen)

102
99,96
99,31 99,22 99,0
100 98,71

98
96 Simeulue
Aceh
94
Nasional
92
90
88
2012 2013 2014 2015 2016

Sumber: BPS Aceh, 2017

Meskipun capaian angka melek huruf di Kabupaten Simeulue


mengalami perbaikan dan peningkatan, namun masih terjadinya
disparitas antara penduduk dewasa laki-laki dan perempuan. Angka
melek huruf laki-laki cenderung lebih baik dari perempuan. Untuk
tahun 2015, angka melek huruf laki-laki mencapai 100 persen dan
perempuan 99,92 persen. Karena itu, perbaikan angka melek huruf
penduduk dewasa perempuan menjadi perhatian khusus Pemerintah
Kabupaten Simeulue dan diharapkan dapat sejajar dengan pencapaian
kemajuan angka melek huruf penduduk dewasa laki-laki.

B. Angka Harapan Lama Sekolah dan Rata-rata Lama Sekolah


Indikator lainnya dalam bidang pendidikan adalah angka
harapan lama sekolah dan rata-rata lama sekolah. Kedua indikator
tersebut termasuk juga dalam komponen pembentuk IPM, sebagai
variabel baru menggantikan variabel angka melek huruf dalam
perhitungan IPM, untuk dimensi pengetahuan (pendidikan). Mengutip

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-33


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

BPS, angka melek huruf sudah tidak relevan dalam mengukur


pendidikan secara utuh karena tidak dapat menggambarkan kualitas
pendidikan. Selain itu, karena angka melek huruf di sebagian besar
daerah sudah tinggi, sehingga tidak dapat membedakan tingkat
pendidikan antardaerah dengan baik.
Angka Harapan Lama Sekolah-HLS (Expected Years of Schooling -
EYS) didefinisikan lamanya sekolah (dalam tahun) yang diharapkan
akan dirasakan oleh anak pada umur tertentu di masa mendatang.
Diasumsikan bahwa peluang anak tersebut akan tetap bersekolah pada
umur-umur berikutnya sama dengan peluang penduduk yang
bersekolah per jumlah penduduk untuk umur yang sama saat ini.
Angka Harapan Lama Sekolah dihitung untuk penduduk berusia 7
tahun ke atas. HLS dapat digunakan untuk mengetahui kondisi
pembangunan sistem pendidikan di berbagai jenjang yang ditunjukkan
dalam bentuk lamanya pendidikan (dalam tahun) yang diharapkan
dapat dicapai oleh setiap anak.
Perkembangan kemajuan angka harapan sekolah Kabupaten
Simeulue bergerak relatif lamban dan belum mencapai angka ideal
yang diharapkan, meskipun terdapat kecenderungan semakin
meningkat selama lima tahun terakhir. Tahun 2012, angka harapan
lama sekolah masyarakat Simeulue sebesar 12,67 tahun. Angka
tersebut jauh lebih tinggi dari Nasional yang sebesar 11,68 tahun (BPS,
2012). Tahun 2014, angka harapan lama sekolah Kabupaten Simeulue
meningkat menjadi 12,75 tahun dan terus meningkat menjadi 13,07
tahun pada akhir tahun 2016. Adapun angka harapan lama sekolah
Nasional sebesar 12,39 tahun (2014), sebesar 12,55 tahun (tahun
2015), dan sebesar 12,72 tahun (2016). Kurun waktu 2012-2016,
capaian angka harapan lama sekolah Kabupaten Simeulue cenderung
lebih baik dari Nasional.

Gambar 2.19
Perkembangan Angka Harapan Sekolah di Kabupaten Simeulue,
Aceh, dan Nasional, Tahun 2012-2016 (Tahun)

14,5
14
13,5 13,07
12,75 12,83 12,72
13 12,67 12,67 12,55
12,39 Simeulue
12,5 12,10 Aceh
12 11,68
Nasional
11,5
11
10,5
2012 2013 2014 2015 2016

Sumber: BPS, 2017

Pemerintah Kabupaten Simeulue terus berupaya keras


meningkatkan rata-rata lama sekolah penduduk dewasa. Program
penyetaraan pendidikan melalui Paket A, B, dan C dipandang juga
bermanfaat dalam memperbaiki kualitas SDM dan tingkat pendidikan

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-34


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

masyarakat Kabupaten Simeulue. Sepanjang tahun 2012-2016,


Pemerintah Simeulue dinilai cukup berhasil meningkatkan rata-rata
lama sekolah penduduk, meskipun belum mencapai target pemerintah.
Pada tahun 2012, rata-rata lama sekolah yang telah dijalani penduduk
tidak lebih dari 8,34 tahun. Angka tersebut meningkat menjadi 8,55
tahun (tahun 2013), dan hingga 8,91 tahun (tahun 2016). Sementara
rata-rata lama sekolah yang dijalani penduduk secara Nasional, yakni
7,95 tahun (tahun 2016).

Gambar 2.20
Perkembangan Rata-rata Lama Sekolah Kabupaten Simeulue,
Aceh, dan Nasional, Tahun 2012-2016 (Tahun)

9,50
8,89 8,90 8,91
9,00
8,55
8,34
8,50
7,84 7,95 Simeulue
8,00 7,73
7,59 7,61 Aceh
7,50 Nasional
7,00

6,50
2012 2013 2014 2015 2016

Sumber: BPS Aceh, 2017

Meskipun angka harapan lama sekolah dan rata-rata lama


sekolah penduduk dewasa bergerak naik secara signifikan, kebijakan
lanjutan dan inovasi-inovasi pembangunan pendidikan guna
meningkatkan mutu dan kualitas SDM masyarakat, tetap dibutuhkan.
Disamping mempertahankan kebijakan pendidikan gratis yang telah
digulirkan selama ini, kebijakan pendidikan lainnya yang pro-
masyarakat miskin terus diupayakan dilaksanakan secara
berkelanjutan, seperti peningkatan bantuan beasiswa (diupayakan
berlanjut ke perguruan tinggi), pemerataan tenaga pendidik yang
berkualitas, peningkatan pembangunan PAUD, serta penyediaan
fasilitas pendukung pendidikan yang memadai di setiap jenjang
pendidikan dan antarwilayah.

C. Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM)


APK merupakan indikator yang dapat memberikan gambaran
mengenai partisipasi sekolah penduduk yang bersekolah pada jenjang
pendidikan tertentu tanpa memperhatikan umur. APK adalah rasio
jumlah peserta didik, berapapun usianya, yang sedang sekolah di
tingkat pendidikan tertentu terhadap jumlah penduduk kelompok usia
yang berkaitan dengan jenjang pendidikan tertentu, dinyatakan dalam
persen. APK menunjukkan tingkat partisipasi penduduk secara umum
di suatu jenjang pendidikan. Hasil perhitungan APK ini digunakan
untuk mengetahui banyaknya anak yang bersekolah di suatu jenjang
pendidikan tertentu pada wilayah tertentu. Semakin tinggi APK

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-35


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

menunjukkan semakin banyak anak usia sekolah yang bersekolah di


suatu jenjang pendidikan pada suatu wilayah.
Perkembangan APK pada semua jenjang pendidikan selama lima
tahun terakhir terlihat bervariasi. Capaian APK pada tingkat
pendidikan SD/MI berfluktuatif, namun capaiannya diatas 100 persen.
Tahun 2012, APK tingkat SD sebesar 106,65 persen. Akhir tahun
2016, APK tingkat SD tercapai sebesar 102,94 persen, jauh lebih
rendah dari empat tahun sebelumnya.
Untuk APK jenjang pendidikan SMP, capaian yang tinggi terjadi
pada 2014 yang mencapai 96,72 persen, sedangkan pada tahun
lainnya capaian APK masih dibawah angka tersebut. APK SMP
terendah dicapai pada tahun 2013 yang sebanyak 88,85 persen.
Adapun APK tingkat pendidikan menengah atas (SMA/SMA/SMK)
selama 2012-2015, pencapaian dibawah 100 persen terjadi selama
tahun 2013-2016. APK SMA tertinggi dicapai pada tahun 2012 yang
mencapai 101,28 persen, lebih tinggi dari tahun 2016 yang sebanyak
91,47 persen. APK terendah terjadi pada tahun 2015, yaitu sebesar
88,27 persen. Perkembangan APK menurut jenjang pendidikan di
Kabupaten Simeulue sebagaimana terlihat pada gambar berikut.

Gambar 2.21
Perkembangan Angka Partisipasi Kasar (APK)
Kabupaten Simeulue Tahun 2012-2016 (%)

91,47
2016 93,55
102,94

88,27
2015 93,04
105,98

86,41 SMA/MA/SMK
2014 96,72
111,61 SMP/MTs
SD/MI
97,47
2013 88,85
115,66

101,28
2012 96,49
106,65
%
0 20 40 60 80 100 120 140

Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Simeulue, 2016


Angka partisipasi murni (APM) adalah perbandingan penduduk
usia antara 7 hingga 18 tahun yang terdaftar sekolah pada tingkat
pendidikan SD/SLTP/SLTA dibagi dengan jumlah penduduk berusia 7
hingga 18 tahun. Capaian APM pada semua jenjang pendidikan selama
lima tahun terakhir juga terlihat bervariasi. Capaian APM pendidikan
SD/MI jauh lebih baik daripada pendidikan SMP/MTs dan
SMA/MA/MK. Sampai tahun 2016, capaian APM SD/MI mencapai
91,05 persen, sementara APM SMP/MTs sebesar 68,67 persen dan
SMA/MA/SMK sebanyak 65,11 persen.

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-36


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

Gambar 2.22
Perkembangan Angka Partisipasi Murni (APM)
Kabupaten Simeulue Tahun 2012-2016 (%)

120

100 92,27 95,61 94,97 95,22


91,05

80 72,39 75,45 75,46 72,33


69,43 67,4 68,67
65,12 65,11
59,29
60 SD/MI
%

SMP/MTs
40 SMA/MA/SMK

20

0
2012 2013 2014 2015 2016

Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Simeulue, 2016

D. Angka Pendidikan yang Ditamatkan (APT)


Angka Pendidikan Yang Ditamatkan (APT) adalah
menyelesaikan pelajaran pada kelas atau tingkat terakhir suatu
jenjang sekolah di sekolah negeri maupun swasta dengan
mendapatkan surat tanda tamat belajar/ijazah. Di Kabupaten
Simeulue, Angka Pendidikan Yang Ditamatkan (APT) didominasi tamat
SD yang mencapai 26,77 persen pada tahun 2016, dari 33,71 persen
tahun 2012. Kemudian diikuti dengan APT SMA yang mencapai 19,56
persen dan APT SMP sebesar 19,50 persen pada tahun 2016. Tahun
2012, APT SMA sebanyak 19,93 persen. Adapun penduduk yang
tamatan dari perguruan tinggi tidak lebih dari 9,59 persen tahun 2016,
sebagaimana terlihat dalam tabel berikut.

Tabel 2.14
Perkembangan Angka Pendidikan yang Ditamatkan (APT)
Kabupaten Simeulue Tahun 2012-2016 (%)

No Ijazah 2012 2013 2014 2015 2016


1. SD 33,71 28,12 31,83 31,32 33,56
2. SMP 21,9 19,56 20,65 24,69 19,50
3. SMA 19,93 28,69 23,35 26,79 30,19
4. Diploma DI/DII/DIII 3,68 3,65 4,52 4,40 4,78
5. Diploma DIV/S1/S2/S3 2,87 3,77 4,60 3,92 4,81
Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Simeulue, 2016

2.2.2.2 Kesehatan
A. Angka Harapan Hidup
Indikator terkait bidang kesehatan yang mempengaruhi nilai
IPM, yaitu Angka Harapan Hidup. Angka Harapan Hidup adalah
perkiraan lama hidup rata-rata penduduk dengan asumsi tidak ada
perubahan pola mortalitas (kematian) menurut umur. Angka Harapan

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-37


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

Hidup merupakan angka pendekatan yang menunjukkan kemampuan


untuk bertahan hidup lebih lama. Selain itu, Angka Harapan Hidup
merupakan alat untuk mengevaluasi kinerja pemerintah dalam
meningkatkan kesejahteraan penduduk pada umumnya, dan
meningkatkan derajat kesehatan pada khususnya.
Meskipun capaian angka harapan hidup Kabupaten Simeulue
masih dibawah rata-rata Aceh, namun upaya untuk meningkatkan
kemampuan masyarakat untuk hidup lebih lama terus didorong oleh
Pemerintah Simeulue. Panjang umur dan sehat adalahdambaan
masyarakat Simeulue, dan Pemerintah Kabupaten Simeulue
mengimplimentasikan pembangunan kesehatan untuk meningkatkan
kualitas hidup masyarakat.
Di wilayah barat-selatan Aceh, capaian angka harapan hidup
Kabupaten Simeulue terendah ketiga dibanding kabupaten lainnya.
Periode 2012-2016, angka harapan hidup masyarakat Kabupaten
Simeulue terus meningkat signifikan. Rata-rata peningkatan angka
harapan hidup 0,04 persen setiap tahunnya. Akhir tahun 2016, angka
harapan hidup mencapai 64,78 tahun, jauh lebih tinggi dari capaian
tahun 2012 yang sebesar 64,22 tahun. Perkembangan angka harapan
hidup di Kabupaten Simeulue, Aceh, dan Nasional selama lima tahun
terakhir terlihat pada tabel berikut.

Gambar 2.23
Perkembangan Angka Harapan Hidup di Kabupaten Simeulue,
Aceh, dan Nasional, Tahun 2012-2016 (Tahun)

72 70,59 70,78 70,90


70,20 70,40
69,23 69,31 69,35 69,50 69,51
70

68
Simeulu
66 64,78 e
64,22 64,23 64,24 64,66
Aceh
64
Nasiona
62 l

60
2012 2013 2014 2015 2016

Sumber: BPS Aceh, 2017

B. Balita Gizi Buruk


Persentase balita gizi buruk adalah persentase balita dalam
kondisi gizi buruk terhadap jumlah balita. Klasifikasi status gizi dibuat
berdasarkan standar World Health Organization (WHO). World Health
Organization (WHO) tahun 1999 mengelompokkan wilayah yaitu
kecamatan untuk Kabupaten/Kota dan Kabupaten/Kota untuk
Provinsi berdasarkan prevalensi gizi kurang ke dalam 4 kelompok dari
seluruh jumlah balita, yaitu a). Rendah (di bawah 10 persen), b).
Sedang (10-19 persen), c). Tinggi (20-29 persen), dan d). Sangat tinggi
(30 persen).
Perkembangan persentase balita gizi buruk selama tahun 2012–
2016 berfluktuatif. Tahun 2012, angka balita gizi buruk di Kabupaten
Simeulue berkisar 0,39 persen dari total 5.094 balita. Adapun tahun

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-38


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

2016, balita yang mengalami gizi buruk tidak lebih dari 0,54 persen (4
balita) dari total 8.745 balita di Kabupaten Simeulue. Sepanjang lima
tahun terakhir, Pemerintah Kabupaten Simeulue telah berhasil
menekan angka balita gizi buruk. Perkembangan persentase balita gizi
buruk dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 2.15
Perkembangan Persentase Balita Gizi Buruk
Kabupaten Simeulue Tahun 2012-2016
Pert.rata
Uraian 2012 2013 2014 2015 2016
(%)
Jumlah Balita Gizi
20 19 11 7 4 -33,13
Buruk
Jumlah Balita 5.094 9.342 7.798 7.112 8.745 14,47
Balita Gizi Buruk
0,39 0,20 0,14 0,10 0,54
(%)
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Simeulue, 2016

2.2.2.3 Ketenagakerjaan
Tenaga kerja merupakan faktor terpenting dalam suatu proses
produksi. Di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) saat ini, tenaga
kerja yang kreatif dan inovatif dinilai sangat penting sehingga mampu
mengaktualisasikan potensi yang dimiliki, adaptif teknologi baru, dan
memanfaatkan peluang-peluang ekonomi untuk meningkatkan
pendapatan dan kesejahteraannya. Perkembangan penduduk yang
bekerja di Kabupaten Simeulue selama lima tahun terakhir cenderung
meningkat signifikan. Tahun 2012, tercatat penduduk usia 15 tahun
keatas di Kabupaten Simeulue yang bekerja sebanyak 21.635 jiwa, dari
angkatan kerja berjumlah 25.057 jiwa. Jumlah penduduk yang bekerja
tersebut meningkat menjadi 27.394 jiwa pada tahun 2014, yang diikuti
juga dengan peningkatan angkatan kerja menjadi 32.349 jiwa.
Memasuki tahun 2016, penduduk berumur 15 tahun ke atas
yang bekerja mencapai 28.138 jiwa. Sementara itu, jumlah angkatan
kerja mencapai 33.261 jiwa. Penduduk yang bekerja dan angkatan
kerja tersebut cenderung lebih banyak dari tahun 2015. Pada tahun
2015, penduduk yang bekerja mencapai 27.953 jiwa dan angkatan
kerja berjumlah 32.303 jiwa. Sektor primer (pertanian dan
pertambangan) merupakan penyerap tenaga kerja terbanyak, yaitu
mencapai 60,04 persen.

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-39


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

Tabel 2.16
Rasio Penduduk Bekerja terhadap Angkatan Kerja
di Kabupaten Simeulue, Tahun 2012-2016
Pert.
Uraian 2012 2013 2014 2015 2016 Rata
(%)
Jumlah Penduduk 21,635 21,806 27.394 27.953 28.138 6,79
Bekerja (Jiwa)
Jumlah Penduduk 25,057 25,228 32.349 32.303 33.261 7,34
Angkatan Kerja
(jiwa)
Rasio (%) 0.86 0.86 0.85 0.87 0.85
Sumber: Dinas Penanaman Modal, Tenaga Kerja, Transmigrasi dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kab. Simeulue, 2017

2.2.3 Fokus Seni Budaya dan Olahraga


A. Seni dan Budaya
Pembangunan seni dan budaya yang bercorak (ciri khas) lokal
Kabupaten Simeulue patut menjadi prioritas pembangunan. Selama
enam tahun terakhir, Pemerintah Kabupaten Simeulue terus
mendorong percepatan pembangunan seni dan budaya melalui
kegiatan pagelaran seni dan budaya, penguatan organisasi budaya,
dan pembinaan sanggar (group) kesenian. Tahun 2016, terdapat 41
sanggar (group) kesenian yang tersebar di 10 kecamatan yang menjadi
wadah berlangsungnya kegiatan kesenian. Jumlah sanggar seni ini
berkurang 3 sanggar dari tahun 2015.
Simeulue memiliki khasanah budaya yang tinggi dengan
berbagai jenis kesenian. Salah satunya adalah nyanyian yang dikenal
dengan Simeulue Ate Fulawan. Selain itu, seni lainnya seperti debus,
tari angguk, dan nandong. Dari sisi budaya, Smong merupakan
kearifan lokal yang ada di Kabupaten Simeulue yang terus dilestarikan
hingga saat ini. Kearifan lokal ini telah menyelamatkan masyarakat
Simeulue dari bencana tsunami serta menjadi sarana paling efektif
peringatan dini dari bencana tsunami.

Tabel 2.17
Kondisi Seni Budaya di Kabupaten Simeulue, Tahun 2012 – 2016
Jumlah
No Uraian Satuan
2012 2013 2014 2015 2016
1 Group Kesenian Unit 41 42 43 44 41
2 Gedung Kesenian Unit 1 1 1 1 1
3 Kegiatan Kegiatan
pagelaran seni 3 3 2 2 2
dan budaya
4 Organisasi di Unit
17 18 43 44 40
bidang budaya
5 Jumlah grup Unit 4,61 5,05 4,60 4,98 4,60
kesenian per
10.000 penduduk
6 Jumlah gedung Unit 0,11 0,12 0,11 0,11 0,11
kesenian per
10.000 penduduk
Sumber: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Simeulue, 2017

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-40


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

Aktivitas kegiatan seni didominasi masyarakat yang mendiami di


Kecamatan Simeulue Timur dan Simeulue Tengah. Di Kecamatan
Simeulue Timur, tercatat jumlah sanggar seni sebanyak 13 buah, atau
hampir 31,81 persen dari keseluruhan sanggar seni di Kabupaten
Simeulue. Sanggar seni yang cukup memadai juga terdapat di
Kecamatan Simeulue Tengah (7 buah). Adapun Kecamatan Simeulue
Cut dan Kecamatan Alafan masing-masing hanya tersedia 1 buah
sanggar seni, terendah dibanding dengan kecamatan lainnya.

Tabel 2.18
Jumlah Sanggar Seni Menurut Kecamatan
Kabupaten Simeulue Tahun 2012 – 2016
Jumlah
Kecamatan
2012 2013 2014 2015 2016
Simeulue Timur 13 14 14 14 13
Simeulue Tengah 8 7 8 8 7
Simeulue Barat 3 3 3 3 3
Teupah Selatan 3 3 3 3 2
Teupah Barat 3 5 5 5 5
Salang 5 5 5 5 4
Teluk Dalam 2 3 2 2 4
Alafan 1 1 1 1 1
Teupah Tengah 0 2 2 2 2
Simeulue Cut 0 1 - 1 1
Jumlah 38 44 43 44 41
Sumber: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Simeulue, 2017

B. Pemuda dan Olahraga


Hingga tahun 2015 tercatat di Kabupaten Simeulue terdapat 20
buah organisasi kepemudaan. Dari jumlah itu 18 unit bergerak di
organisasi bidang budaya. Pada tahun yang sama, jumlah pemuda
mencapai 24.056 jiwa. Pemuda merupakan harapan bangsa oleh
karena itu perlunya pembinaan yang berkelanjutan diri semua pihak,
agar arah dan visi kepemudaan menjadi lebih baik dalam menata
kehidupan bermasyarakat. Hal ini menjadi penting mengingat
banyaknya pemuda yang terlibat dalam hal-hal negatif. Sesuai dengan
data yang ada terdapat 13 orang pemuda di Kabupaten ini sudah
terlibat dengan narkoba. Disamping itu ada juga pemuda yang terlibat
dalam hal-hal positif seperti keterlibatan dalam partai politik mencapai
20 orang.

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-41


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

Tabel 2.19
Kondisi Olahraga dan Kepemudaan Kabupaten Simeulue, Tahun
2012 – 2016
Jumlah
Uraian Satuan
2012 2013 2014 2015 2016
Lapangan/sarana
Unit 348 348 348 353 276
olahraga
Klub Olah raga Klub 276 276 276 276 276
Cabang Olah raga Cabang 16 18 20 21 21
Kegiatan Olahraga Kegiatan 16 18 20 21 22
Organisasi
Buah 20 20 20 20 20
kepemudaan
Pemuda Orang 24.458 24.951 26.240 24.056 24.060
Kegiatan
Buah 4 4 4 4 4
Kepemudaan
Pemuda terlibat
Orang - - - 13 40
narkoba
Pemuda terlibat di
Orang - - - 20 -
partai politik
Jumlah
lapangan/sarana
unit 39,12 41,84 37,22 39,96 31,24
olahraga per 10.000
penduduk
Jumlah klub
olahraga per 10.000 klub 31,02 33,18 29,52 31,24 31,24
penduduk
Sumber: Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Simeulue, 2017

Di bidang olahraga, Kabupaten Simeulue memiliki 276 klub


olahraga sesuai dengan jenis olah raga yang digemari oleh masyarakat,
dimana masing masing desa dalam wilayah Kabupaten Simeulue
memiliki 1 (satu) klub olahraga. Kecamatan yang paling banyak klub
olahraga adalah Teupah Selatan sebanyak 38 klub dan disusul oleh
Kecamatan Teupah Barat sebanyak 36 klub. Adapun Kecamatan Alafan
dan Simeulue Cut memiliki klub olahraga yang paling sedikit sebanyak
16 klub olahraga.

Tabel 2.20
Jumlah Klub Olahraga Menurut Kecamatan, Tahun 2012 – 2015
Kecamatan 2012 2013 2014 2015
Simeulue Timur 34 34 34 34
Simeulue Tengah 32 32 32 32
Simeulue Barat 28 28 28 28
Teupah Selatan 38 38 38 38
Teupah Barat 36 36 36 36
Salang 32 32 32 32
Teluk Dalam 20 20 20 20
Alafan 16 16 16 16
Teupah Tengah 24 24 24 24
Simeulue Cut 16 16 16 16
Sumber: Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Simeulue, 2017

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-42


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

Berbagai prestasi di bidang olahraga telah dicapai Kabupaten


Simeulue, antara lain juara 1 catur POPDA tahun 2012, juara II Kid
Atletik O2SN tahun 2013, perolehan 14 emas pada kegiatan PORA
tahun 2014, 33 prestasi pada tahun 2015, 13 prestasi tahun 2016,
serta prestasi lainnya di bidang olah raga. Prestasi dalam bidang olah
raga ini menjadi momentum bagi Pemerintah Kabupaten Simeulue
untuk terus menumbuhkembangkan minat dan bakat para pemuda
Simeulue untuk berkiprah dalam pembangunan olahraga.

Tabel 2.21
Prestasi Olahraga Kabupaten Simeulue, Tahun 2012-2016
Tahun Jenis Prestasi
POPDA 2012 (Juara II Volly Putri, Juara III Takraw).
2012
O2SN (Juara 1 Catur, Juara II Tenis Meja)
O2SN (JUARA II Kid Atletik, Juara III Catur TK SD
2013
Putra dan Putri, Juara III Karate TK SMP Putri)
PORA (Emas 14, perak 9 dan perunggu 13) O2SN
(Juara II Kid Atletik, Juara III Catur TK SD putra dan
2014
putri, Juara III karate TK SMP Putri, POPDA 2014
(Juara II Volly Putri, Juara II dan III).
2015 33 prestasi
2016 16 prestasi
Sumber: Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Simeulue, 2017

2.3 Aspek Pelayanan Umum


Kinerja pembangunan pada aspek pelayanan umum merupakan
gambaran dan hasil dari pelaksanaan pembangunan selama periode
tertentu terhadap kondisi pelayanan umum. Aspek pelayanan umum
Pemerintah Kabupaten Simeulue dapat digambarkan dari layanan
urusan wajib dan urusan pilihan.

2.3.1 Layanan Urusan Keistimewaan Aceh


2.3.1.1 Pendidikan
A. Pendidikan Islami
Sejalan dengan UU No.11 Tahun 2006, Aceh diberikan
kewenangan yang besar dalam penyelenggaraan Keistimewaan Aceh
meliputi Syariat Islam, pendidikan Islami, dan Adat-Istiadat. Hal ini
menjadi momentum bagi Pemerintah Kabupaten Simeulue untuk
melaksanakan Keistimewaan Aceh dalam kehidupan bermasyarakat,
termasuk dalam penyelenggaraan pendidikan Islami. Pendidikan
Islami bertujuan untuk memadukan dan menyempurnakan iman dan
amal saleh untuk tercapainya kesejahteraan hidup di dunia dan di
akhirat. Pendidikan Islami bukan semata-mata menekankan pada
pengembangan aspek jasmaniah, akal, dan moral saja, tetapi juga
menekankan pentingnya ubudiyah dan amal saleh, yang semuanya itu
berkembang secara seimbang.
Dalam hal pendidikan Islami, Pemerintah Kabupaten Simeulue
berupaya untuk menambah jam pelajaran agama di setiap SD dan
SMP. Upaya ini dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan dan
pemahaman ajaran Islam bagi anak didik. Selain di tingkat pendidikan

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-43


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

formal, selama ini pendidikan islami di Kabupaten Simeulue juga


diajarkan di pesantren. Tujuan pendidikan pesantern adalah untuk
menjaga kebutuhan masyarakat dalam bidang studi keagamaan, dan
dalam upaya untuk mengendalikan gejala-gejala negatif yang tidak
diinginkan yang mungkin terjadi dalam masyarakat. Peran lembaga
pesantren ini sangat penting dan memerlukan perhatian dari
Pemerintah Kabupaten Simeulue sehingga dapat berkontribusi positif
dalam pengembangan pendidikan Islami di Kabupaten Simeulue.

2.3.1.2 Keagamaan
A. Syariat Islam
Pelaksanaan Syariat Islam di Kabupaten Simeulue belum
sepenuhnya berjalan optimal serta memerlukan kerja keras semua
komponen masyarakat sebagaimana yang diharapkan. Kondisi ini
terlihat dari masih banyaknya kasus pelanggaran syariat yang terjadi
di wilayah kepulauan ini, meskipun adanya kecenderungan penurunan
kasus pelanggaran. Tahun 2012, kasus pelanggaran Qanun 11 Tahun
2002 Tentang Akidah, Ibadah, dan Syiar Islam terjadi sebanyak 41
kasus. Akhir tahun 2015, jumlah kasus tersebut bertambah menjadi
64 kasus. Demikian juga kasus pelanggaran Qanun No. 6 Tahun 2014
Tentang Hukum Jinayat, terjadi sebanyak 6 kasus tahun 2016,
meningkat dari 4 kasus tahun 2012. Kurangnya tenaga penegak
pelaksana syariat serta masih rendahnya pengamalan masyarakat
dalam menjalankan Syariat Islam, termasuk permasalahan yang
menghambat pelaksanaan Syariat Islam di Kabupaten Simeulue.

Tabel 2.22
Kasus Pelanggaran Syariat Islam
Kabupaten Simeulue, Tahun 2012-2015
2012 2013 2014 2015 2016
To
Satu Tot Kasus Tot Kasus Tot Kasus Tot Kasus Kasus
No Jenis Kasus tal
an al Yang al Yang al Yang al Yang Yang
Ka
Kas Ditang Kas Ditang Kas Ditang Ka Ditang Ditan
su
us ani us ani us ani sus ani gani
s
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Qanun 11
Tahun 2002
1 Tentang Kali 41 33 35 35 52 40 64 55 0 0
Akidah, ibadah
dan syiar Islam
Qanun No. 6
Tahun 2014
2 Kali 4 4 13 13 5 3 5 5 6 6
Tentang
Hukum Jinayat
- Khamar Kali 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1
- Khalwat
Kali 2 2 4 4 0 3 2 3 0 0
(Mesum)
- Ikhtilath
Kali 0 0 0 0 0 0 0 0 2 2
(bercumbu)
- Zina Kali 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
- Pelecehan
Kali 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
seksual
- Pemerkosaan Kali 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-44


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
- Qadzaf
(menuduh Kali 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
orang berzina)
- Liwat (Suka
Kali 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
sejenis)
- Musahaqa Kali 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
(Lesbi)
- Maisir (Judi) Kali 1 1 9 9 0 3 3 2 3 3

Sumber: Dinas Syariat Islam, 2016

Dalam upaya meningkatkan kualitas pelaksanaan ibadah bagi


umat Islam di Kabupaten Simeulue, telah ada sebanyak 163 masjid
dan 219 meunasah (kondisi tahun 2015). Distribusi sarana tersebut
relatif merata di setiap kecamatan. Kecamatan Simeulue Timur
memiliki jumlah masjid terbanyak, yaitu 29 unit. Disusul Kecamatan
Teupah Selatan sebanyak 22 unit, Simeulue Barat 20 unit, Salang 19
unit, dan Teupah Barat 18 unit. Adapun Kecamatan Simeulue Cut
yang paling sedikit memiliki masjid yaitu hanya 6 unit.
Jumlah meunasah paling terbanyak terdapat di Kecamatan
Simeulue Barat, termasuk juga Kecamatan Teupah Selatan. Di
Kecamatan Simeulue Barat, tercatat meunasah sebanyak 48 unit dan
Kecamatan Teupah Selatan sebanyak 32 unit. Adapunmeunasah yang
paling sedikit terdapat di Kecamatan Simeulue Cut, yaitu hanya 6 unit.
Sementara itu, tidak semua kecamatan di Kabupaten Simeulue
memiliki pesantren sebagai salah satu sarana untuk mendidik
masyarakat menuntut ilmu agama Islam. Tahun 2015, tercatat
pesantren sebanyak 4 unit di Kecamatan Teupah Selatan, terbanyak
dibandingkan yang lainnya. Disusul Kecamatan Simeulue Timur yang
memiliki pesantren sebanyak 3 unit, Simeulue Tengah 2 unit, serta
Simeulue Barat dan Teupah Barat masing-masing memiliki 1 unit
pesantren.
Tabel 2.23
Jumlah Sarana dan Prasarana Ibadah
Menurut Kecamatan di Kabupaten Simeulue, Tahun 2015
Sarana dan Prasarana Ibadah
No Kecamatan Pemeluk
Mesjid Meunasah Pesantren Agama
Islam (jiwa)
1. Simeulue Timur 29 29 3 26.598
2. Simeulue Tengah 13 17 2 6.959
3. Simeulue Barat 20 48 1 10.536
4. Teupah Selatan 22 32 4 8.610
5. Teupah Barat 18 21 1 7.971
6. Salang 19 22 - 8.518
7. Teluk Dalam 11 18 - 5.478
8. Alafan 11 14 - 4.466
9. Teupah Tengah 14 12 - 5.955
10 Simeulue Cut 6 6 - 3.019
Total 2015 163 219 11 88.110
Tahun 2016 165 224
Sumber: Dinas Syariat Islam Kabupaten Simeulue, 2017

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-45


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

B. Permusyawaratan Ulama

Peran Ulama dalam pembangunan daerah dan pemberdayaan


umat dinilai sangat penting. Berbagai persoalan umat saat ini, mulai
persoalan kemiskinan, pornografi, korupsi, pendangkalan akidah,
penyebaran aliran sesat dan juga kerusakan moral lainnya, seolah
menegaskan akan pentingnya peran seluruh komponen masyarakat
dalam mengatasi akutnya problematika sosial masyarakat tersebut.
Dalam hal ini, Pemerintah Kabupaten Simeulue berupaya untuk
mendorong peran dan peningkatan SDM ulama melalui pengkaderan
ulama. Hingga akhir tahun 2016, jumlah pengkaderan ulama di
Simeulue berjumlah 50 orang. Angka ini meningkat dari tahun 2014
yang sebanyak 40 orang.
Pelaksanaan pengkaderan Ulama ini diharapkan akan lahir para
ulama muda dan da’i yang mumpuni dalam artian mempunyai
wawasan ke-islaman yang luas yang tersebar di setiap kecamatan
sehingga nantinya dapat berkontribusi nyata dalam masyarakat.
Dengan hadirnya ulama dan da’i yang mempunyai wawasan ke-
islaman yang mumpuni, mempunyai kompetensi intelektual dan
integritas moral yang terpuji akan mampu merespon berbagai gejala
dan fenomena sosial sehingga dapat berperan maksimal di tengah-
tengah kehidupan umat serta diharapkan nantinya dapat mengurai
dan memberikan solusi yang tepat atas berbagai persoalan yang ada
dalam masyarakat.
Disamping pengkaderan Ulama, MPU Kabupaten Simeulue juga
telah mengeluarkan sebanyak 8 tausyiah pada tahun 2016. Jumlah
tausyiah tersebut meningkat dibandingkan dari tahun 2014 yang
sebanyak 4 tausyiah.

C. Baitul Mal
Dalam upaya pelaksanaan Syariat Islam dan mengoptimalkan
pendayagunaan zakat, wakaf, dan harta agama sebagai potensi
ekonomi umat Islam, Pemerintah Kabupaten Simeulue telah
membentuk Baitul Mal sebagai amanat dari Qanun Nomor 10 Tahun
2007 tentang Baitul Mal. Lembaga ini dinilai sangat strategis dan
diberikan kewenangan untuk mengelola zakat, infak, shadaqah, wakaf,
perwalian (ZISWAF dan Perwalian) dan harta agama lainnya untuk
pemberdayaan ummat.
Pemerintah Kabupaten Simeulue terus berupaya untuk
meningkatkan peran Baitul Mal dalam pengelolaan ZISWAF dan
perwalian. Selain itu, kedepan peran Baitul Mal tidak hanya pada
tataran pengelolaan harta zakat secara pasif, hanya berfungsi sebagai
penghimpun dana dan penyalur kepada mustahiq (yang berhak
mendapatkan hak zakat). Namun, yang lebih penting adalah peran
Baitul Mal dapat mengembangkan zakat menjadi sesuatu yang penting.
Zakat tidak hanya sebagai hal yang konsumtif, namun juga lebih
produktif untuk pemberdayaan ummat. Dengan demikian, pengelolaan
ZISWAF tidak hanya habis untuk konsumtif, tapi juga dapat
dimanfaatkan lebih luas dalam proses pengembagan ekonomi umat
secara menyeluruh.
Hingga akhir tahun 2016, jumlah zakat dan infak yang
disalurkan Baitul Mal Kabupaten Simeulue mencapai Rp.2,026 milyar.
Jumlah tersebut meningkat dibandingkan tahun 2012 yang sebesar

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-46


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

Rp.315 juta, atau rata-rata naik sebesar 59,13 persen. Perkembangan


zakat dan infak yang disalurkan dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 2.24
Perkembangan Zakat dan Infak yang Disalurkan
Di Kabupaten Simeulue, Tahun 2012-2016

4.500.000.000
4.000.000.000
3.500.000.000
3.000.000.000
Rp.

2.500.000.000
2.000.000.000
1.500.000.000
1.000.000.000
500.000.000
0
2012 2013 2014 2015 2016

Sumber: Sekretariat Baitul Mal Kabupaten Simeulue, 2017

2.3.2 Layanan Urusan Wajib


2.3.2.1 Layanan Urusan Wajib Dasar
2.3.2.1.1 Pendidikan
A. Angka Partisipasi Sekolah
Angka Partisipasi Sekolah (APS) diartikan sebagai persentase
jumlah murid kelompok usia sekolah tertentu yang bersekolah pada
berbagai jenjang pendidikan dibagi dengan penduduk kelompok usia
sekolah yang sesuai. Indikator ini digunakan untuk mengetahui
banyaknya anak usia sekolah yang masih bersekolah di semua jenjang
pendidikan. APS secara umum dikategorikan menjadi 3 kelompok
umur, yaitu 7-12 tahun mewakili umur setingkat SD, 13-15 tahun
mewakili umur setingkat SMP/MTs, 16-18 tahun mewakili umur
setingkat SMA/SMK dan 19-24 tahun mewakili umur setingkat
perguruan tinggi. Semakin tinggi APS berarti semakin banyak anak
usia sekolah yang bersekolah. Dengan kata lain, meningkatnya APS
dimaknai adanya keberhasilan di bidang pendidikan, terutama dalam
upaya memperluas jangkauan pelayanan pendidikan bagi seluruh
penduduk.
Kondisi APS pada kelompok umur setingkat SD dan SMP terlihat
menggembirakan dibandingkan dengan APS pada kelompok umur
setingkat SMA. Sampai tahun 2016, APS SD mencapai 100 persen dan
APS SMP mencapai 97,54 persen. Adapun APS SMA sebesar 89,75
persen tahun 2016. Angka APS tersebut meningkat dibanding tahun
2012 yang sebesar 78,99 persen. Upaya perluasan layanan pendidikan
SMA sangat diperlukan agar semua penduduk usia sekolah setingkat
SMA dapat mengecap pendidikan yang lebih baik.

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-47


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

Gambar 2.25
Perkembangan Angka Partisipasi Sekolah (APS)
Kabupaten Simeulue, Tahun 2012-2016 (%)

120

99,5296,62 98,3895,31 100 10098,53 99,9898,85 100 97,54


100
89,75
86,40
82,47
78,99
80
7-12 tahun
60
%

13-15 tahun
16-18 tahun
40

20

0
2012 2013 2014 2015 2016

Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Simeulue, 2017

B. Prasarana Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan
kecerdasan dan keterampilan manusia, sehingga dengan adanya
pendidikan diharapkan kualitas sumber daya manusia semakin
meningkat. Fungsi dari pendidikan adalah untuk mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
sedangkan pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis, serta
bertanggung jawab.
Pendidikan merupakan hak asasi setiap orang. Seperti yang
tercantum dalam UUD 1945 pasal 31, bahwa setiap warga negara
berhak mendapatkan pendidikan dan setiap warga negara wajib
mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya. Oleh
karena itu, Pemerintah Kabupaten Simeulue berupaya meningkatkan
kualitas SDM guna mencerdaskan anak bangsa dan meningkatkan
akses pendidikan yang merata di setiap kecamatan.
Pemerintah Kabupaten Simeulue telah membangun prasarana
pendidikan di setiap jenjang pendidikan. Perkembangan prasarana
pendidikan selama enam tahun terakhir terus meningkat. Sampai
tahun 2017, tercatat prasarana pendidikan SD sebanyak 115 unit, dari
sebelumnya 114 unit tahun 2012. Prasarana SMP berjumlah 44 unit,
SMA/SMK sebanyak 32 unit pada tahun 2017. Tahun 2012, prasarana
pendidikan SMP sebanyak 43 unit dan SMA/SMK sebanyak 27 unit.
Periode 2012-2017, pembangunan SD hanya bertambah 1 unit, SMP 1
unit, dan SMA bertambah bertambah 4 unit, dan SMK hanya
bertambah 1 unit.

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-48


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

Gambar 2.26
Perkembangan Prasarana Pendidikan Umum
Kabupaten Simeulue, Tahun 2012-2017 (unit)

32
2017 44
115
127
32
2016 44
115
127
30
2015 43 SMA/SMK
115
121
SMP
29
2014 38 SD
114
117
TK
29
2013 43
114
56
27
2012 43
114
56
Jumlah (unit)
0 20 40 60 80 100 120 140

Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Simeulue, 2017

Disamping pendidikan umum, Pemerintah Kabupaten Simeulue


juga membangun prasarana pendidikan agama. Tahun 2017,
prasarana pendidikan MI berjumlah 12 unit, MTs sebanyak 12 unit,
dan MA sebanyak 5 unit. Selama enam tahun terakhir, pembangunan
sekolah pendidikan agama cenderung stabil mengingat jumlah siswa
yang ada masih tertampung di setiap sekolah. Untuk lebih jelas
gambaran perkembangan prasarana pendidikan agama menurut
jenjang pendidikan dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 2.27
Perkembangan Prasarana Pendidikan Agama
Kabupaten Simeulue, Tahun 2012-2017 (unit)

14 13 13 13 13
12 12 12 1212 12 12
12 11

10
Jumnlah (unit)

RA
8
MI
6 6 6 6 6
6 5 MTs

4 MA

2 1 1 1 1 1 1

0
2012 2013 2014 2015 2016 2017

Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Simeulue, 2017

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-49


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

Kecuali prasarana pendidikan dasar dan menengah, Kabupaten


Simeulue belum memiliki satu pun perguruan tinggi. Sebagai daerah
kepulauan, keberadaan perguruan tinggi di daerah ini dipandang
sangat berperan penting guna menampung peserta didik yang ingin
melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan tinggi. Dalam kaitan
tersebut, Pemerintah Kabupaten Simeulue berupaya mendorong
terwujudnya perguruan tinggi di Kabupaten Simeulue. Upaya tersebut
akan terus didorong dan diperkuat melalui kerjasama dengan
perguruan tinggi/universitas yang ada di Aceh dan Nasional,
keterlibatan dunia usaha/BUMN, dukungan dari Pemerintah Aceh, dan
dukungan penuh dari elemen masyarakat Simeulue.
Sementara itu, rasio ketersediaan sekolah adalah jumlah sekolah
pada tingkat pendidikan tertentu per 10.000 jumlah penduduk usia
pendidikan. Rasio ini mengindikasikan kemampuan untuk
menampung semua penduduk usia pendidikan. Perkembangan rasio
ketersediaan sekolah pada semua jenjang pendidikan selama lima
tahun terakhir cenderung berfluktuasi. Kurun waktu 2012-2016, rasio
tertinggi pada semua jenjang pendidikan dicapai pada tahun 2013,
seperti terlihat pada gambar berikut.

Gambar 2.28
Perkembangan Rasio Ketersediaan Sekolah
Kabupaten Simeulue, Tahun 2012-2016 (unit)
160 136,12
140 117,1 SD/MI
112,7 108,47
120 111,1 103,87
94,74 95
89,37 SMP/MTs
100 78,79
80 67,5 63,36 88,12
59,51
SMA/SMK
60 70,31 /MA
40
20
0
2012 2013 2014 2015 2016

Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Simeulue, 2017

C. Rasio Guru-Murid
Perkembangan peserta didik/murid pada semua jenjang
pendidikan menunjukkan fluktuatif selama lima tahun terakhir
(periode 2012-2016). Selama periode tersebut, pertumbuhan rata-rata
murid di sekolah pendidikan umum menunjukkan penurunan, kecuali
SMK. Sampai tahun 2016, peserta didik mengecap pendidikan SD
berjumlah 10.504 orang. Adapun tahun 2012, peserta didik SD
mencapai 11.854 orang. Dengan kata lain, pertumbuhan peserta didik
SD rata-rata turun 2,97 persen setiap tahunnya (periode 2012-2016).
Sebaliknya, pertumbuhan peserta didik MI naik rata-rata 3,89
persen/tahun, dari 1.221 orang tahun 2012 menjadi 1.427 orang
tahun 2016.
Untuk tingkat SMP, peserta didik menempuh pendidikan
tersebut berjumlah 4.680 orang tahun 2012. Jumlah peserta didik
tersebut menurun menjadi 4.449 orang tahun 2016, atau turun rata-
rata 1,26 persen/tahun. Pada tingkat SMA, jumlah peserta didik

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-50


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

mencapai 3.542 orang tahun 2016, juga turun rata-rata 0,80 persen
dari tahun 2012 (berjumlah 3.658 orang). Sementara peserta didik
yang menempuh pendidikan pada SMK berjumlah 1.107 orang tahun
2016. Empat tahun sebelumnya (tahun 2012), peserta didik di SMK
paling kurang 795 orang, atau bertambah rata-rata 8,63 persen/tahun.
Peserta didik yang mengecap pendidikan agama juga cenderung
berfluktuatif selama periode 2012-2016. Perkembangan peserta didik
pada jenjang pendidikan agama tingkat MTs sebanyak 895 orang tahun
2012 dan meningkat menjadi 1.100 orang tahun 2016. Kurun waktu
2012-2016, kenaikan tertinggi peserta didik di MTs terjadi pada tahun
2016, yaitu mencapai 1.100 orang. Untuk tingkat MA, jumlah peserta
didik sebanyak 311 orang tahun 2016, jauh lebih rendah dari tahun
2012 yang mencapai 279 orang. Tahun 2014, peserta didik mengecap
pendidikan MA terbanyak selama periode 2012-2016. Gambaran lebih
lanjut, perkembangan peserta didik menurut jenjang pendidikan di
Kabupaten Simeulue periode 2012-2016 dapat dilihat tabel berikut.

Tabel 2.24
Perkembangan Peserta Didik Menurut Jenjang Pendidikan
Kabupaten Simeulue, Tahun 2012-2016 (orang)
Pert.
Jenjang Rata-
2012 2013 2014 2015 2016
Pendidikan rata
(%)
Pendidikan Umum
TK/PAUD 2.537 3.417 2.865 3.232 1.812 -8,07
SD 11.854 11.324 11.341 10.761 10.504 -2,97
SMP 4.680 4.715 4.460 4.448 4.449 -1,26
SMA 3.658 3.652 3.624 3.320 3.542 -0,80
SMK 795 844 831 944 1.107 8,63
Pendidikan Agama
RA 28 31 25 32 26 -1,84
MI 1.225 1.267 1.339 1.358 1.427 3,89
MTs 895 1.005 986 1.070 1.100 5,29
MA 279 309 315 275 311 2,75
Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Simeulue, 2016

Guru berperan penting dalam mewujudkan peningkatan mutu


pendidikan peserta didik. Pemerintah Kabupaten Simeulue masih
dihadapkan permasalahan dan tantangan dalam penyediaan guru
berkualitas yang sesuai dengan kompetensi dan jenjang pendidikan
tinggi. Selama lima tahun terakhir (2012-2016), perkembangan jumlah
guru yang mengabdi di Kabupaten Simeulue berfluktuasi. Pada tingkat
pendidikan SD, guru yang mengabdi mengalami penurunan rata-rata -
0,72 persen setiap tahunnya. Tahun 2012, jumlah guru SD sebanyak
1.602 orang yang tersebar relatif merata di semua kecamatan. Jumlah
guru tersebut berkurang menjadi 1.556 orang pada tahun 2016.
Sementara itu, pada tingkat pendidikan SMP dan SMA, terjadi
pengurangan guru yang sangat drastis pada tahun 2016. Tahun 2012,
tercatat guru SMP berjumlah 543 orang, sementara tahun 2016
sebanyak 263 orang, atau berkurang rata-rata 16,58 persen/tahun.
Demikian juga guru yang mengabdi di SMA, berkurang rata-rata 16,79

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-51


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

persen setiap tahunnya, dari 365 orang tahun 2012 menjadi 175 orang
tahun 2016. Adapun jumlah guru yang mengabdi di MI bertambah
rata-rata 6,53 persen/tahun. Gambaran lebih lanjut perkembangan
Guru menurut jenjang pendidikan di Kabupaten Simeulue dapat dilihat
pada tabel berikut.

Tabel 2.25
Perkembangan Guru Menurut Jenjang Pendidikan
Kabupaten Simeulue, Tahun 2012-2016 (orang)

Pert.
Jenjang Rata-
2012 2013 2014 2015 2016
Pendidikan rata
(%)
Pendidikan Umum
TK 389 688 680 694 386 -0,19
SD 1.602 1.700 1.544 1.695 1.556 -0,72
SMP 543 531 533 760 263 -16,58
SMA 365 346 378 442 175 -16,79
SMK 123 107 137 158 59 -16,78
Pendidikan Agama
RA 6 5 5 5 5 -4,46
MI 163 164 181 170 210 6,53
MTs 131 122 183 161 14 -42,82
MA 59 66 69 70 11 -34,29
Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Simeulue, 2016

Untuk melihat ketersediaan tenaga pengajar (guru) terhadap


peserta didik (murid) agar tercapainya mutu pengajaran digunakan
rasio guru per 10..000 murid. Perkembangan rasio guru per 10.000
murid pada semua jenjang pendidikan menunjukkan fluktuasi selama
lima tahun terakhir. Dibandingkan dengan jumlah murid, ketersediaan
guru pada semua jenjang pendidikan di Kabupaten Simeulue cukup
memadai. Hingga akhir tahun 2016, rasio guru-murid tertinggi terjadi
pada pendidikan SD/MI. Kemudian, diikuti dengan pendidikan
SMP/MTs dan pendidikan SMA/MA.

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-52


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

Gambar 2.29
Perkembangan Rasio Guru-Murid Menurut Jenjang Pendidikan
Kabupaten Simeulue, Tahun 2012-2016
1.800,00
1.600,00
1.400,00
1.200,00
1.000,00
800,00
600,00
400,00
200,00
0,00
2012 2013 2014 2015 2016
SD/MI 1.349,49 1.480,42 1.360,41 1.538,91 1.480,18
SMP/MTs 1.208,97 1.141,61 1.314,73 1.669,08 499,19
SMA/SMK/MA 1.155,96 1.080,12 1.224,32 1.476,10 493,95
Pendidikan Dasar 1.307,49 1.374,58 1.346,68 1.579,63 1.168,76

Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Simeulue, 2016

Perkembangan angka kelulusan menunjukkan bervariasi antar


jenjang pendidikan. Pada tahun 2016, angka kelulusan di SD sebesar
98,79 persen, SMP sebesar 99,4 persen, SMA sebesar 83,89 persen,
dan SMK sebesar 98,81 persen. Adapun di pendidikan agama, angka
kelulusan MI mencapai 103,03 persen pada tahun 2016, tertinggi
dibandingkan dengan pendidikan MTs dan MA. Angka kelulusan MTs
sebesar 98,23 persen dan MA sebesar 95,83 persen pada tahun 2016.
Gambar 2.30
Perkembangan Angka Kelulusan Menurut Jenjang Pendidikan
Kabupaten Simeulue, Tahun 2014-2016
95,83
Pendidikan Agama

MA 87,38
100
98,23
MTs 83,99
86,14
103,03
MI 101,54
95,50
98,81 2016
SMK 43,16
93,56 2015
Pendidikan Umum

83,89 2014
SMA 89,32
93,59
99,4
SMP 107,79
70,42
98,79
SD 96,92
96,9

0 20 40 60 80 100 120
Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Simeulue, 2017

Selama periode 2014-2016, angka melanjutkan menurut jenjang


pendidikan di Kabupaten Simeulue bervariasi. Untuk dari SD
melanjutkan ke SMP pada tahun 2014 berkisar 89,45 persen,
sementara akhir tahun 2016 hanya dicapai sebesar 86,73 persen.
Angka melanjutkan yang sangat rendah terjadi pada pendidikan MTs

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-53


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

melanjutkan ke MA yang dicapai hanya sebesarn 18,62 persen. Secara


lebih rinci, perkembangan angka melanjutkan menurut jenjang
pendidikan dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.26
Perkembangan Angka Melanjutkan Menurut Jenjang Pendidikan
Kabupaten Simeulue, Tahun 2014-2016
No Jenjang Pendidikan Satuan 2014 2015 2016
Pendidikan Umum
1 Dari SD ke SMP Persen 89,45 94,70 86,73
2 Dari SMP ke SMA/SMK Persen 135,65 96,75 106,90
Pendidikan Agama
1 Dari MI ke MTs Persen 312,82 182,32 173,04
2 Dari MTs ke MA Persen 35,32 29,66 18,62
Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Simeulue, 2017

2.3.2.1.2 Kesehatan
A. Rasio Prasarana Kesehatan per 1.000 penduduk
Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
menyatakan bahwa fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu alat
dan/atau tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya
pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif, maupun
rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah,
dan/atau masyarakat. Untuk mewujudkan peningkatan derajat dan
status kesehatan penduduk, ketersediaan dan keterjangkauan fasilitas
dan sarana kesehatan merupakan salah satu faktor penentu utama.
Puskesmas dan puskesmas pembantu merupakan ujung tombak
pelayanan kesehatan karena dapat menjangkau penduduk sampai di
pelosok.
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang
Puskesmas menyebutkan bahwa puskesmas adalah fasilitas pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan
upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan
untukmencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya
dalam rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat. Selain
melaksanakan tugas tersebut, puskesmas memiliki fungsi sebagai
penyelenggara Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) tingkat pertama
dan Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) tingkat pertama serta
sebagai wahana pendidikan tenaga kesehatan.
Selama periode 2012-2016, ketersediaan prasarana kesehatan
terus meningkat. Untuk puskesmas, Pemerintah Kabupaten Simeulue
telah membangun 12 unit tahun 2016, dari 8 unit tahun 2012. Dari 10
kecamatan, Simeulue Barat memiliki Puskesmas 2 unit, dan
kecamatan lainnya masing-masing 1 unit. Demikian juga Puskesmas
Pembantu (Pustu)/poskesdes, dari 113 unit tahun 2012 menjadi 133
unit tahun 2016. Pustu ini paling banyak terdapat di Kecamatan
Teupah Selatan (16 unit) dan Salang (15 unit). Perkembangan
Puskesmas, Poliklinik, dan Pustu selama periode 2012-2016 di
Kabupaten Simeulue telah cukup memadai namun belum didukung
dengan sarana dan tenaga yang berkualitas. Untuk itu, pembangunan

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-54


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

lima tahun kedepan adalah meningkatkan ketersedian peralatan medis


dan tenaga kesehatan yang berkualitas pada Puskesmas, Poliklinik,
dan Pustu dimaksud sehingga dapat memberikan pelayanan yang baik
kepada masyarakat.

Gambar 2.31
Perkembangan Prasarana Kesehatan Kabupaten Simeulue (unit)

166
161
Posyandu 156

5
4
Apotik 4
4
2

12
12 2016
Praktek Dokter 11
4 2015
3
2014
133 2013
128
Puskesmas Pembantu/Poskesdes 129 2012
113
113

12
12
Puskesmas 11
10
8

1
1
Rumah Sakit Umum 1
1
1

0 50 100 150 200

Sumber: Dinas Kesehatan Kab. Simeulue, 2017

Dibandingkan dengan layanan 1.000 penduduk, ketersediaan


prasarana kesehatan di Kabupaten Simeulue sudah memadai. Pada
tahun 2016, untuk melayani 1.000 penduduk sudah tersedia paling
kurang 1,49 unit Pustu. Angka rasio ini tertinggi dibandingkan dengan
prasarana kesehatan lainnya. Rata-rata prasarana kesehatan lainnya
dalam melayani 1.000 penduduk, meliputi Puskesmas 0,13 unit,
puskesmas praktik dokter 0,13 unit, dan apotik 0,06 unit. Adapun
ketersediaan posyandu hampir 2 unit (rasio 1,86) dalam melayani
1.000 penduduk, tertinggi dibandingkan prasarana kesehatan lainnya
di Kabupaten Simeulue.

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-55


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

Gambar 2.32
Perkembangan Rasio Prasarana Kesehatan per 1.000 penduduk
Kabupaten Simeulue, Tahun 2012-2016 (unit)

1,86
1,82
Posyandu 1,67
-
-

0,06
0,05
Apotik 0,04
0,04
0,02

0,13
0,14
Praktek Dokter 0,12 2016
0,04
0,03 2015

1,49 2014
1,45
Puskesmas Pembantu/Poskesdes 1,38 2013
1,24
1,27 2012

0,13
0,14
Puskesmas 0,12
0,11
0,09

0,01
0,01
Rumah Sakit Umum 0,01
0,01
0,01

- 0,50 1,00 1,50 2,00

Sumber: Dinas Kesehatan Kab. Simeulue, 2017

B. Rasio dokter dan tenaga medis


Pembangunan kesehatan berkelanjutan membutuhkan tenaga
kesehatan yang memadai baik dari segi jenis, jumlah maupun kualitas.
Tenaga kesehatan memiliki peranan penting untuk meningkatkan
kualitas pelayanan kesehatan yang maksimal kepada masyarakat agar
masyarakat mampu untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat sehingga akan terwujud derajat kesehatan
yang setinggi-tingginya sebagai investasi bagi pembangunan sumber
daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomi serta sebagai
salah satu unsur kesejahteraan umum.
Selama lima tahun terakhir (2012-2016), tenaga medis dan non
medis Pegawai Negeri Sipil (PNS) bervariasi sesuai dengan kebutuhan
pelayanan. Tenaga perawat dan bidan mendominasi dalam SDM
kesehatan di Kabupaten Simeulue. Pada tahun 2016, tersedia paling
kurang 149 orang perawat dan 79 orang bidan. Jumlah perawat dan
bidan ini terlihat berkurang dibandingkan tahun 2012 yang masing-
masing sebanyak 180 orang perawat dan 96 orang bidan.
Sementara itu, tenaga dokter berstatus PNS masih sangat
terbatas di Kabupaten Simeulue. Bahkan, pada tahun 2016, tidak ada
satu pun dokter spesialis dan dokter gigi berstatus PNS di Kabupaten
Simeulue. Adapun dokter umum, hanya ada 3 orang pada tahun 2016,
sementara puskesmas di daerah ini berjumlah 12 unit. Karena itu,
penambahan dokter di daerah ini sangat mendesak dan prioritas guna

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-56


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

terwujudnya pelayanan kesehatan yang berkualitas bagi masyarakat.


Jumlah tenaga medis dan non medis selama 2012-2016 dapat dilihat
pada tabel berikut.

Tabel 2.27
Jumlah Tenaga Medis dan Non Medis (PNS)
Kabupaten Simeulue, Tahun 2012-2016 (orang)
Jumlah
Uraian
2012 2013 2014 2015 2016
Dokter Spesialis 1 7 0 0 0
Dokter Umum 5 3 2 3 3
Dokter Gigi 3 3 2 1 0
Bidan 96 106 115 117 79
Perawat 180 199 170 172 149
Ahli Gizi 18 19 16 14 8
Tenaga Kesehatan Masyarakat 37 36 37 36 27
Tenaga Kesehatan Lingkungan 14 11 22 9 10
Analis Kesehatan 18 21 19 8 8
Ahli Rontgen 8 0 9 9 1
Tenaga Farmasi - - 16 9 13
Tenaga Apoteker - - 1 1 2
Tenaga Non Kesehatan - - 18 20 18
Sumber: Dinas Kesehatan Kab. Simeulue, 2016

Dari 3 (tiga) orang dokter tersebut, diantaranya masing-masing 1


orang terdapat di Kecamatan Simeulue Timur, Teupah Selatan, dan
Salang. Sementara di Kecamatan Simeulue Tengah, Simeulue Barat,
Teupah Barat, Teluk Dalam, Alafan, Teupah Tengah, dan Simeulue Cut
belum tersedia tenaga dokter sama sekali.

Tabel 2.28
Jumlah Dokter Menurut Kecamatan
di Kabupaten Simeulue, Tahun 2012-2016
Jumlah (orang)
Kecamatan
2012 2013 2014 2015 2016
Simeulue Timur 9 12 15 17 1
Simeulue Tengah 0 0 0 0 -
Simeulue Barat 0 0 0 0 -
Teupah Selatan 0 0 0 1 1
Teupah Barat 0 1 0 0
Salang 0 0 0 1 1
Teluk Dalam 0 0 0 0 -
Alafan 0 0 0 0 -
Teupah Tengah 0 0 0 0 -
Simeulue Cut 0 0 0 0 -
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Simeulue, 2017

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-57


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

Jumlah tenaga bidan tercatat sebanyak 117 di tahun 2015. Dari


angka tersebut hampir 60 persen tenaga bidan bertugas di Kecamatan
Simeulue Timur. Selebihnya tersebar di Kecamatan Simeulue Tengah
dan Simeulue Barat masing-masing 7 orang (5,98 persen) yang paling
sedikit ada di Kecamatan Alafan hanya 2 (dua) orang tenaga bidan.

Tabel 2.29
Jumlah Bidan Menurut Kecamatan
Kabupaten Simeulue, Tahun 2012-2016
Jumlah (orang)
Kecamatan
2012 2013 2014 2015 2016
Simeulue Timur 49 69 69 70 17
Simeulue Tengah 10 12 13 7 7
Simeulue Barat 5 5 7 7 6
Teupah Selatan 5 4 5 4 6
Teupah Barat 5 5 8 8 6
Salang 8 8 8 8 8
Teluk Dalam 3 2 3 3 2
Alafan 1 1 2 2 3
Teupah Tengah 0 0 0 5 3
Simeulue Cut 0 0 0 3 3
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Simeulue, 2017

Berdasarkan Keputusan Menteri Koordinator Bidang


Kesejahteraan Rakyat Nomor 54 Tahun 2013 tentang Rencana
Pengembangan Tenaga Kesehatan Tahun 2011–2025, telah ditetapkan
sejumlah target rasio tenaga kesehatan terhadap jumlah penduduk.
Pada tahun 2014, rasio dokter spesialis ditetapkan sebesar 10 dokter
spesialis per 100.000 penduduk, rasio dokter umum sebesar 40 dokter
umum per 100.000 penduduk, rasio perawat sebesar 158 perawat per
100.000 penduduk dan bidan sebesar 100 bidan per 100.000
penduduk.
Ketersediaan tenaga kesehatan dalam menjangkau dan melayani
1.000 penduduk Kabupaten Simeulue masih bervariasi. Dalam
melayani 1.000 penduduk, rasio tertinggi dicapai tenaga kesehatan
perawat, dimana hampir rata-rata terdapat 2 orang perawat. Disisi
lainnya, bidan, tenaga dokter spesialis, dokter umum, dan dokter gigi
masih sangat kurang memadai dilihat dalam melayani 1.000
penduduk. Tahun 2016, rata-rata ketersediaan dokter tersebut masih
dibawah angka 1 orang dalam melayani 1.000 penduduk di Kabupaten
Simeulue. Perkembangan rasio tenaga medis dan non medis per 1.000
penduduk Kabupaten Simeulue Tahun 2012-2016 terlihat pada
gambar 2.33.

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-58


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

Gambar 2.33
Perkembangan Rasio Tenaga Medis dan No Medis per 1.000
penduduk di Kabupaten Simeulue, Tahun 2012-2016 (orang)

0,01
0,10
Ahli Rontgen 0,10
-
0,09
0,09
0,09
Analis Kesehatan 0,20
0,23
0,20
0,11
0,10
Tenaga Kesehatan Lingkungan 0,24
0,12
0,16
0,30
0,41
Tenaga Kesehatan Masyarakat 0,40
0,39
0,42
0,09
0,16 2016
Ahli Gizi 0,17
0,21
0,20 2015

1,67 2014
1,95
Perawat 1,82 2013
2,18
2,02 2012
0,89
1,32
Bidan 1,23
1,16
1,08
-
0,03
Dokter Gigi 0,02
0,03
0,03
0,03
0,11
Dokter Umum 0,09
0,03
0,06
-
0,07
Dokter Spesialis 0,05
0,08
0,01

- 0,50 1,00 1,50 2,00 2,50

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Simeulue, 2016

C. Indikator SPM Kesehatan


Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah, urusan kesehatan merupakan urusan
pemerintahan yang dibagi antara Pemerintah Pusat, Pemerintah
provinsi dan Pemerintah kabupaten/kota, bersifat wajib, dan terkait
dengan pelayanan dasar. Pemerintah mempunyai tanggung jawab
untuk menjamin setiap warga negara memperoleh pelayanan
kesehatan yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan. Sebagai suatu
kebutuhan dasar, setiap individu bertanggung jawab untuk memenuhi
kebutuhan hidup dirinya dan orang-orang yang menjadi tanggung
jawabnya, sehingga pada dasarnya pemenuhan kebutuhan masyarakat
terhadap kesehatan adalah tanggung jawab setiap warganegara.
Kendati demikian, upaya untuk memenuhi kebutuhan bidang

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-59


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

kesehatan melekat pada setiap warga negara, namun karena


karakteristik barang/jasa kesehatan tidak dapat
diusahakan/diproduksi sendiri secara langsung oleh masing-masing
masyarakat, melainkan harus ada pihak lain yang secara khusus
memproduksi dan menyediakannya, maka penyediaan barang/jasa
bidang kesehatan mutlak memerlukan keterlibatan pemerintah,
termasuk pemerintah kabupaten/kota. Karena itu, penyediaan jasa
pelayanan kesehatan harus memenuhi standar pelayanan minimal
(SPM) yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat.
Sesuai SPM, setiap ibu hamil perlu mendapatkan pelayanan
antenatal sesuai standar. Selama tiga tahun terakhir, capaian
pelayanan kesehatan ibu hamil di Kabupaten Simeulue berfluktuasi.
Akhir tahun 2016, capaian pelayanan ibu hamil hanya sebesar 66,83
persen, sementara idealnya harus 100 persen.

Gambar 2.34
Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil
di Kabupaten Simeulue Tahun 2014-2016

3000 80
76,04
2500 66,83 70
62,28 60
2000 50
1500 40
1000 30
20
500 10
0 0
2014 2015 2016

Jumlah Ibu Hamil (orang)


yang Mendapatkan pelayanan K4 (0rang)
%

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Simeulue Tahun 2017

Demikian juga untuk pelayanan kesehatan ibu bersalin perlu


mendapatkan pelayanan persalinan sesuai standar. Di Kabupaten
Simeulue, capaian pelayanan kesehatan ibu bersalin hanya 63,26
persen tahun 2016. Angka capaian tersebut jauh lebih rendah dari
tahun 2014 yang mencapai 82,67 persen. Hal ini memerlukan
prioritas pelayanan yang ditetapkan dalam RPJM Kabupaten Simeulue
Tahun 2018-2022.

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-60


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

Gambar 2.35
Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin
di Kabupaten Simeulue Tahun 2014-2016
3000 82,67 90,00
80,00
2500 64,24 63,26 70,00
2000 60,00
50,00
1500
40,00
1000 30,00
20,00
500
10,00
0 -
2014 2015 2016

Jumlah Ibu Bersalin (orang)


Jumlah Ibu Bersalin mendapatakan pelayanan di fasilitas Kesehatan (orang)
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Simeulue Tahun 2017

Untuk pelayanan kesehatan bayi baru lahir, capaian


pelayanannya mencapai 99,35 persen tahun 2016, jauh lebih tinggi
dari tahun 2014 yang sebesar 94,93 persen. Capaian pelayanan
tersebut juga meningkat drastis dari tahun 2015 yang sebesar 70,47
persen.

Gambar 2.36
Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir
di Kabupaten Simeulue Tahun 2014-2016

2500 120,00

2000 94,93 99,35 100,00


80,00
1500 70,47
60,00
1000
40,00
500 20,00
0 -
2014 2015 2016

Jumlah Bayi Lahir (orang) Jumlah bayi mendapatkan pelayanan di fasilitas Kesehatan (orang) %

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Simeulue Tahun 2017

Capaian pelayanan kesehatan lainnya yang menggembirakan


juga terlihat untuk pelayanan kesehatan balita berumur 0-59 bulan.
Tahun 2014, capaian pelayanan kesehatan tersebut hanya tercapai
25,23 persen. Sementara tahun 2016, capaian pelayanan kesehatan
untuk balita mencapai 95,55 persen. Upaya meningkatkan pelayanan
kesehatan balita terus dilanjutkan dimasa mendatang sehingga dapat
tercapainya pelayanan 100 persen sesuai dengan SPM.

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-61


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

Gambar 2.37
Pelayanan Kesehatan Balita
di Kabupaten Simeulue Tahun 2014-2016

14000 120,00
11967
95,55
12000 93,16
100,00
10000 9432
80,00
8000 7122
60,00
6000
25,23 40,00
4000
2000 20,00

0 -
2014 2015 2016

Jumlah Balita berumur 0-59 bulan (orang)


Jumlah balita mendapatkan pelayanan Kesehatan sesuai standar (orang)
%

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Simeulue Tahun 2017

Anak usia pendidikan SD membutuhkan pelayanan kesehatan


yang sesuai dengan standar. Pelayanan kesehatan bagi anak usia
tersebut dipandang penting guna membentuk perilaku dan sikap anak
dalam kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan standar kesehatan,
disamping juga meningkatkan derajat kesehatan anak sejak dini. Pada
tahun 2016, capaian pelayanan kesehatan untuk anak usia pendidikan
SD tercapai 92,99 persen. Angka capaian tersebut meningkat drastis
dari tahun 2015 yang sebesar 70,84 persen. Tahun 2014, capaian
pelayanan kesehatan untuk anak usia pendidikan SD sebesar 85,0
persen.
Gambar 2.38
Pelayanan Kesehatan Anak Usia Pendidikan SD
di Kabupaten Simeulue Tahun 2014-2016
92,99
2500 85,00 100,00
90,00
2000 70,84 80,00
70,00
1500 60,00
50,00
1000 40,00
30,00
500 20,00
10,00
0 -
2014 2015 2016

Jumlah Anak Usia Pendidikan SD (orang)


Jumlah Anak Usia Pendidikan SD mendapatkan pelayanan Kesehatan sesuai standar (orang)
%

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Simeulue Tahun 2017

Pelayanan kesehatan tuberculosis (TB) masih membutuhkan


dukungan dan kerja keras dari Pemerintah Kabupaten Simeulue guna
tercapainya pelayanan sesuai dengan standar. Meskipun selama tiga

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-62


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

tahun terakhir, adanya peningkatan pencapaian dalam pelayanan


kesehatan TB, namun belum mencapai angka ideal SPM. Akhir tahun
2016, pelayanan kesehatan untuk orang TB sesuai dengan standar
hanya tercapai 18,32 persen, naik dari 11,71 persen tahun 2014.

Gambar 2.39
Pelayanan Kesehatan Tuberkulosis (TB)
di Kabupaten Simeulue Tahun 2014-2016
1600 18,32 20,00
1400 18,00
13,41 16,00
1200
11,71 14,00
1000 12,00
800 10,00
600 8,00
6,00
400
4,00
200 2,00
0 -
2014 2015 2016

Jumlah Penderita TB (orang)


Jumlah Penderita TB yang mendapatkan pelayanan Kesehatan (orang)
%
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Simeulue Tahun 2017

Program imunisasi merupakan salah satu upaya pemerintah


untuk melindungi penduduk terhadap penyakit tertentu. Program
imunisasi diberikan kepada populasi yang dianggap rentan terjangkit
penyakit menular, yaitu bayi, balita, anak-anak, wanita usia subur,
dan ibu hamil. Imunisasi melindungi anak terhadap beberapa penyakit
yang dapat dicegah dengan Imunisasi. Sebagai salah satu kelompok
yang menjadi sasaran program imunisasi, setiap bayi wajib
mendapatkan imunisasi dasar Lengkap yang terdiri dari: 1 dosis BCG,
3 dosis DPT-HB dan atau DPT-HB-Hib, 4 dosis polio, dan 1 dosis
campak. Dari imunisasi dasar lengkap yang diwajibkan tersebut,
campak merupakan imunisasi yang mendapat perhatian lebih, hal ini
sesuai komitmen Indonesia pada global untuk mempertahankan
cakupan imunisasi campak sebesar 90 persen secara tinggi dan merata
(Kementerian Kesehatan). Hal ini terkait dengan realita bahwa campak
adalah salah satu penyebab utama kematian pada balita. Dengan
demikian pencegahan campak memiliki peran signifikan dalam
penurunan angka kematian balita.
Periode 2012-2015, cakupan pelayanan imunisasi di Kabupaten
Simeulue bervariasi. Untuk tahun 2015, cakupan pelayanan imunisasi
kurang menggembirakan dan belum mencapai target yang diharapkan.
Pemberian imunisasi lengkap seperti BCG hanya tercapai 65 persen,
DPT-HB dan atau DPT-HB-Hib sebesar 49 persen, polio sebesar 72
persen, campak 68 persen, dan HBO sebesar 61,4 persen tahun 2015.
Kecuali capaian imunisasi HBO, pencapaian cakupan pelayanan
imunisasi tersebut merupakan terendah selama enam tahun terakhir.
Adapun tahun 2012, capaian pelayanan imunisasi lengkap, meliputi
BCG sebesar 97 persen, polio sebesar 91,7 persen, dan campak 90
persen. Adapun pencapaian imunisasi HBO sebesar 81,18 persen
tahun 2012.

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-63


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

Gambar 2.40
Cakupan Pelayanan Imunisasi
di Kabupaten Simeulue, Tahun 2010-2015 (Persen)

120
100
80
60
40 2012

20 2013
2014
0
DPT- 2015
BCG HB3/DPT- Polio Campak HBO
HB-HIB3
2012 97 0 91,7 90 81,18
2013 99,23 98,9 95,76 91,99 66
2014 80 76,3 75,6 78 70
2015 65 49 72 68 61,4

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Simeulue Tahun 2017

Capaian kinerja layanan kesehatan berdasarkan indikator SPM


lainnya selama periode 2012-2016 di Kabupaten Simeulue dapat
dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.30
Indikator SPM Kesehatan Lainnya
di Kabupaten Simeulue Tahun 2012-2016

Indikator/Uraian 2012 2013 2014 2015 2016


1 2 3 4 5 6
Angka Kematian Bayi
(IMR) per-1000 kelahiran 22 29 32 22 16
hidup
Jumlah kematian bayi
39 46 89 7 26
(berumur < 1 tahun)
Jumlah Bayi Lahir Hidup 1.734 1.585 1.633 1.647 1.549
Jumlah Balita Gizi Buruk 20 19 11 7 4
Jumlah Balita yang
20 19 11 7 4
mendapatkan perawatan
Jumlah Komplikasi
Kebidanan yang
304 129 271 174 153
mendapatkan
Penanganan
Jumlah Sasaran Ibu
dengan Komplikasi 498 415 271 508 503
Kebidanan

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-64


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

1 2 3 4 5 6
Jumlah Sasaran Ibu
1.906 2.075 2.074 2.537 2.406
Bersalin (orang)
Jumlah Ibu Bersalin yang
ditolong Tenaga 1.762 1.600 1.638 1.616 1.552
Kesehatan (orang)
Jumlah Penderita Baru
yang ditemukan dan yang 91 91 63 80 59
diobati TBC BTA
Jumlah Estimasi
132 90 254 142 146
Penderita Baru TBC BTA
Jumlah Penderita DBD
35 12 0 4 74
yang ditangani
Jumlah Penderita DBD
0 4 74
yang ditemukan
Jumlah Desa UCI 115 117 130 132 113
Jumlah Desa 138 138 138 138 138
Angka masyarakat miskin
yang menderita penyakit
24.346 92.164 84.363 113.328 75.036
(orang) ==> (Jumlah
Kunjungan)
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Simeulue Tahun 2017

2.3.2.1.3 Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang


A. Proporsi Jaringan Jalan dalam kondisi Baik
Infrastruktur jalan berperan penting dalam mendukung
konektivitas antarwilayah dan daya saing ekonomi daerah. Selain itu,
infrastruktur jalan sebagai tulang punggung dalam pergerakan
ekonomi, terutama dalam distribusi barang dan jasa serta bagian
penting dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat dan
penanggulangan kemiskinan. Infrastruktur jalan dapat membuka
akses terhadap kesempatan kerja, pelayanan, investasi, serta dapat
menjadi pendorong perputaran/siklus kegiatan ekonomi, khususnya
kegiatan ekonomi lokal.
Sebagai wilayah kepulauan, ketersediaan infrastruktur jalan
yang representatif di Kabupaten Simeulue merupakan dambaan bagi
masyarakat. Sampai tahun 2016, Pemerintah Kabupaten Simeulue
telah membangun jalan kabupaten sepanjang 480,43 km. Dibanding
tahun 2012 yang masih 255,48 km, berarti mengalami peningkatan
sepanjang 224,95 km, atau tumbuh rata-rata 17,10 persen/tahun.
Sementara itu, ruas jalan provinsi di Kabupaten Simeulue sepanjang
222,06 km tahun 2016, sementara tahun 2012 mencapai 243,672 km.
Jalan lingkar yang menghubungkan antarwilayah di Kabupaten
Simeulue merupakan prioritas Pemerintah Kabupaten Simeulue dalam
mendorong aksesibilitas dan mobilitas orang, barang, dan jasa di setiap
kecamatan di Kabupaten Simeulue. Akhir tahun 2016, panjang jalan
lingkar di Kabupaten Simeulue mencapai 352,36 km. Perkembangan
kondisi panjang jalan nasional, provinsi, kabupaten, dan kecamatan di
Kabupaten Simeulue ditunjukkan pada tabel berikut.

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-65


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

Tabel 2.31
Perkembangan Panjang Jalan Menurut Status Jalan
di Kabupaten Simeulue, Tahun 2012-2016 (km)
Status Jalan 2012 2013 2014 2015 2016
Jalan Nasional 0 0 49,69 65,18 65,18
Jalan Provinsi 243,672 243,672 243,672 222,06 222,06
Jalan Kabupaten 255,48 269,36 281,65 400,64 480,43
Jalan lingkar 336,86 336,86 336,86 352,36 352,36
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten
Simeulue, 2017
Ruas jalan yang bertambah signifikan mengharuskan Pemerintah
Kabupaten Simeulue untuk meningkatkan kualitas jalan. Tahun 2016,
tercatat hampir sepanjang 243 km jalan dalam kondisi permukaan
kerikil. Disamping itu, paling kurang 101,36 km ruas jalan tanah atau
kurang nyaman dilalui kendaraan bermotor. Ruas jalan kabupaten
yang kerikil dan tanah akan ditingkatkan kualitasnya pada tahun
mendatang secara bertahap. Adapun jalan kabupaten yang beraspal
sepanjang 136,07 km tahun 2016, dari 32,38 km tahun 2012. Kondisi
panjang jalan kabupaten menurut jenis permukaan dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 2.32
Kondisi Jalan Kabupaten Menurut Jenis Permukaan (km)
Pert.
Uraian 2012 2013 2014 2015 2016 Rata-
Rata (%)
Aspal 32,38 27,830 30,15 37,236 136,07 43,18
Kerikil/
113,64 222,190 230,96 341,35 243,00 20,93
Pengerasan
Tanah 109,46 19,34 20,54 22,055 101,36 -1,90
Jumlah 255,48 269,36 281,65 400,64 480,43 17,10
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten
Simeulue, 2017

Ruas jalan kabupaten yang rusak sedang, ringan, dan berat


menjadi agenda prioritas pembangunan Pemerintah Kabupaten
Simeulue periode RPJM Tahun 2018-2022. Tahun 2016, ruang jalan
berkondisi baik atau paling nyaman dilalui kendaraan bermotor tidak
lebih dari 136,07 km. Selebihnya merupakan jalan berkondisi rusak
ringan mencapai 143,80 km. Adapun kondisi jalan kabupaten yang
kurang nyaman dilalui kendaraan bermotor atau rusak berat
sepanjang 101,36 km.
Penanganan atau rehabilitasi jalan yang rusak menjadi perhatian
sungguh-sungguh Pemerintah Kabupaten Simeulue. Hal ini mengingat
jalan merupakan urat nadi perekonomian suatu wilayah. Jika jalan
rusak, dipastikan lalulintas orang, barang, dan jasa akan terganggu.
Selanjutnya, aktivitas ekonomi kurang berkembang serta merosot,
layanan transportasi kurang efisien, dan timbulnya high cost economy
bagi masyarakat/pengguna jalan.

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-66


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

Tabel 2.33
Perkembangan Jalan Kabupaten
Menurut Kondisi Jalan, Tahun 2012-2016 (Km)
Pert.
Uraian 2012 2013 2014 2015 2016 Rata-
Rata (%)
Baik 30,13 29,16 30,15 35,70 136,07 45,78
Sedang 99,19 85,59 103,79 206,73 97,20 -0,51
Rusak Ringan 22,04 38,91 39,91 130,62 143,80 59,82
Rusak Berat 104,12 115,7 107,8 27,59 101,36 -0,67
Jumlah 255,48 281,65 400,64 191,4 480,43
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten
Simeulue, 2017

Gambar 2.41
Perkembangan Jalan Kabupaten
Menurut Kondisi Jalan, Tahun 2010-2016 (%)
400,00
350,00
300,00
250,00 Baik
200,00 Sedang
%

150,00 Rusak Ringan


100,00 Rusak Berat
50,00
-
2012 2013 2014 2015 2016

Sumber: Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten


Simeulue, 2017

Pembangunan infrastruktur jalan desa juga terus didorong dan


ditingkatkan kualitasnya. Dari 20,03 km jalan desa yang beraspal
tahun 2012, meningkat menjadi 36,07 km yang beraspal tahun 2016.
Demikian juga permukaan jalan desa yang dilakukan
pengerasan/kerikil, meningkat sepanjang 243, km tahun 2016, dari
berpermukaan kerikil 220,76 km tahun 2012. Periode RPJM 2018-
2022, diharapkan pembangunan infrastruktur jalan di desa terus
diupayakan beraspal, mengingat masih adanya sepanjang 101,36 km
berpermukaan tanah.

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-67


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

Tabel 2.34
Perkembangan Jalan Desa Menurut Permukaan dan Kondisi Jalan
di Kabupaten Simeulue Tahun 2012-2016 (Km)
No Uraian Satuan 2012 2013 2014 2015 2016
Jenis Permukaan Jalan
1 Aspal Km 20,03 20,89 22,94 28,95 36,07
2 Kerikil/Pengerasan Km 220,76 228,49 301,33 296,72 243,00
3 Tanah Km 115,56 153,93 92,52 91,67 101,36
Kondisi Jalan
1 Baik Km 20,03 20,89 22,94 28,95 36,07
2 Sedang Km 220,76 228,49 301,33 296,72 97,20
3 Rusak Ringan Km 115,56 153,93 92,52 91,67 143,30
4 Rusak Berat Km - - - - 101,36
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten
Simeulue, 2017

Gambar 2.42
Perkembangan Jalan Desa Menurut Kondisi Jalan
di Kabupaten Simeulue Tahun 2012-2016 (%)

80,00
70,00
60,00
50,00 Baik
40,00 Sedang
%

30,00 Rusak Ringan


20,00
10,00
-
2012 2013 2014 2015 2016

Sumber: Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten


Simeulue, 2017

Kondisi jalan provinsi di wilayah Simeulue juga masih relatif


menggembirakan, meskipun adanya upaya peningkatan kualitas jalan
secara bertahap. Tahun 2016, ruas jalan beraspal dalam kewenangan
provinsi mencapai 106,838 km. Ruas jalan provinsi yang masih kerikil
atau telah dilakukan pengerasan sepanjang 107,22 km tahun 2016,
dari 61,97 km tahun 2012. Paling kurang 8,0 km jalan provinsi masih
berpermukaan tanah tahun 2016. Kondisi ini berimplikasi kurang
nyaman bagi masyarakat/pengguna jalan, dimana jalan yang rusak
berat mencapai 17,71 km, jalan rusak ringan 6,952 km, dan jalan
berkondisi sedang sepanjang 90,56 km (tahun 2015).

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-68


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

Tabel 2.35
Kondisi Jalan Provinsi di Kabupaten Simeulue Tahun 2012-2016
(Km)
Pert.
No Uraian 2012 2013 2014 2015 2016 Rata-
Rata (%)
Jenis Permukaan Jalan
1 Aspal 82,9 86,4 97,00 106,838 106.838 6,55
Kerikil/
2 61,97 135,77 126,96 104,03 107,222 14,69
Pengerasan
3 Tanah 98,8 21,5 19,71 11,192 8,000 -46,66
Kondisi Jalan
1 Baik 82,9 75,4 83,33 106,838 106,838 6,55
2 Sedang 0 75,7 65,37 70,56 90,56 6,16
3 Rusak Ringan 61,972 56,072 52,972 6,952 6,952 -42,13
4 Rusak Berat 98,8 36,5 42 37,71 17,71 -34,93
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten
Simeulue, 2017

Gambar 2.43
Perkembangan Kondisi Jalan Provinsi
di Kabupaten Simeulue Tahun 2012-2016 (%)
60,00

50,00

40,00
Baik
30,00 Sedang
Rusak Ringan
20,00
Rusak Berat
10,00

-
2012 2013 2014 2015 2015 2016

Sumber: Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten


Simeulue, 2017

Sementara itu, pembangunan infrastruktur jembatan di


Kabupaten Simeulue selama lima tahun terakhir cenderung stabil.
Selama periode 2012-2016, tidak satu pun jembatan yang dibangun di
Kabupaten Simeulue. Akhir tahun 2016, panjang jembatan di
Kabupaten Simeulue mencapai 3.708 meter, dari 3.675 meter tahun
2012.

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-69


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

Tabel 2.36
Kondisi Jembatan di Kabupaten Simeulue, Tahun 2012-2016
Uraian Satuan 2012 2013 2014 2015 2016
Jumlah
Unit 363 363 363 363 363
Jembatan
Panjang
Meter 3.675 3.675 3.708 3.708 3.708
Jembatan
Kondisi
Jembatan:
Baik Meter - - 2.039,40 2.187,72 2.113,56
Sedang Meter - - 556,20 556,20 630,36
Rusak Ringan Meter - - 444,96 444,96 370,80
Rusak Berat Meter - - 667,44 519,12 593,28
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten
Simeulue, 2017

Sesuai RTRW Kabupaten Simeulue, pengembangan jaringan


jalan dengan status jalan kabupaten mencapai 84,52 km, mencakup
ruas jalan Simpang Lugu Sekbahak–Gunung Putih–Simpang Muara
Aman sepanjang 14,27 km; Ruas jalan Simpang Serafon-Amabaan
sepanjang 8,76 km, ruas jalan Simpang Titi Olor-Simpang Batu Asan
sepanjang 16,60 km; ruas jalan Suak Buluh-Ana’o sepanjang 12,76
km; ruas jalan Simpang Labuah-Nancawa-Suak Lamatan sepanjang
9,40 km; ruas jalan Kebun Baru-Latiung sepanjang 7,53 km; ruas
jalan Blang Sebel-Badegong sepanjang 9,90 km; dan ruas jalan
Busung–Matanurung-Lasikin sepanjang 5,30 km.
Selain itu, pengembangan jaringan jalan kolektor primer K1
dengan status jalan nasional yang terdapat di Kabupaten Simeulue
sepanjang 356,39 Km, terdiri atas ruas jalan Sinabang–Sibigo
sepanjang 93,37 km; ruas jalan Sinabang–Lasikin sepanjang 11,20 km,
ruas jalan Lasikin–Nasreuhe sepanjang 64,13 km, ruas jalan
Nasreuhe–Lewak-Sibigo 131,67 km, ruas jalan Simpang Lanting–
Labuhan Bajau sepanjang 32,08 km, dan ruas jalan Air Dingin–Kota
Batu–Labuhan Bajau sepanjang 23,94 km.

B. Rasio Jaringan Irigasi


Jaringan irigasi yang ada di Kabupaten Simeulue terdiri atas
jaringan primer dan jaringan sekunder. Panjang jaringan primer
mencapai 7.357,88 meter tahun 2016. Jaringan irigasi tersebut
meningkat signifikan dari tahun 2012 yang sepanjang 6.278 meter,
atau meningkat rata-rata 4,04 persen setiap tahunnya. Demikian juga
jaringan irigasi sekunder yang mengalami peningkatan rata-rata 4,03
persen/tahun, dari 29.448 meter tahun 2012 menjadi 34.498,92 meter
tahun 201634.343 meter tahun 2016. Perkembangan panjang jaringan
irigasi dapat dilihat pada tabel berikut.

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-70


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

Tabel 2.37
Perkembangan Panjang Jaringan Irigasi
Kabupaten Simeulue, Tahun 2012-2016 (meter)
Panjang Jaringan (meter)
Pert.
Jaringan
No Rata-
Irigasi 2012 2013 2014 2015 2016
rata
(%)
1. Jaringan
6.278 7.013 7.278 7.348 7.357,88 4,04
primer
2. Jaringan
29.448 32.144 33.198 34.343 34.498,92 4,03
Sekunder
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten
Simeulue, 2017

Rasio Jaringan irigasi adalah perbandingan panjang jaringan


irigasi terhadap luas lahan budidaya. Panjang jaringan irigasi meliputi
jaringan primer dan sekunder menurut kecamatan di Kabupaten
Simeulue. Jaringan irigasi sekunder terpanjang terdapat di Kecamatan
Simeulue Cut dan Kecamatan Simeulue Tengah. Selain itu, Kecamatan
Teluk Dalam dan Teupah Selatan juga memiliki panjang jaringan irigasi
yang memadai. Perkembangan rasio jaringan irigasi tahun 2015 dapat
dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.38
Perkembangan Panjang Jaringan Irigasi
Kabupaten Simeulue, Tahun 2015 (meter)
Panjang Jaringan Irigasi Total Luas
Panjang lahan
No Kecamatan Rasio
Primer Sekunder Tersier Jaringan budidaya
Irigasi (ha)
Simeulue
1 105 3.818 - 3.923 240 16,3
Timur
Teupah
2 550 2.268 - 2.818 299 9,4
Tengah
Simeulue
3 482 3.777 - 4.259 268 15,9
Barat
Simeulue
4 1.153 5.272 - 6.425 1.916 3,4
Tengah
Simeulue
5 450 5.751 - 6.201 617 10,1
Cut
Teupah
6 485 2.648 - 3.133 432 7,3
Barat
Teupah
7 2510 4.620 - 7.130 701 10,2
Selatan
8 Teluk Dalam 620 4.944 - 5.564 296 18,8
9 Salang 993 1.200 - 2.193 574 3,8
10 Alafan - 45 - 45 - -
Jumlah 7.348 34.343 0 41.691 5.343 7,80
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten
Simeulue, 2017

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-71


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

C. Penataan Ruang
Kinerja dari aspek pelayanan umum pada urusan penataan
ruang dapat dilihat dari beberapa indikator antara lain Ruang Terbuka
Hijau (RTH) yang ada di Kabupaten Simeulue serta banyaknya
bangunan yang memiliki Izin Mendirikan Bangunan (IMB). Rasio
bangunan memiliki Izin Mendirikan Bangunan (IMB) per satuan
bangunan adalah perbandingan jumlah bangunan yang memiliki Izin
Mendirikan Bangunan (IMB) terhadap jumlah seluruh bangunan yang
ada. Kinerja pembangunan pelayanan urusan penataan ruang dapat
dilihat dari luas ruang terbuka hijau serta bangunan yang memiliki
Izin Mendirikan Bangunan (IMB).
Ruang Terbuka Hijau (RTH) terpadu yang ada untuk saat ini
memang belum ideal, harusnya 30% dari luas wilayah perkotaan
merupakan ruang terbuka hijau dan sampai dengan tahun
2016 jumlah ruang terbuka hijau tercatat seluas 3.282,59 Ha.
Sementara jumlah bangunan yang memiliki Izin Mendirikan Bangunan
(IMB) sampai tahun 2015 adalah sebanyak 34 unit yang seharusnya
semua bangunan memiliki Izin Mendirikan Bangunan (IMB). Disisi lain
banyak lahan-lahan produktif telah beralih fungsi menjadi tempat
pemukiman penduduk. Kondisi Ini juga menunjukkan belum
maksimalnya sosialisasi tentang penataan ruang serta rendahnya
kesadaran masyarakat dalam pemanfaatan ruang.

Tabel 2.39
Aspek Pelayanan Umum Penataan Ruang
Kabupaten Simeulue, Tahun 2013-2016
No Uraian Satuan 2013 2014 2015 2016
Luas Ruang
1 Ha 3.282,59 3.282,59 3.282,59 3.282,59
Terbuka Hijau
Luas kawasan
2 Ha 64.104 64.104 64.104 64.104
Lindung
Luas lahan
3. Ha 119.706 119.706 119.706 119.706
budidaya
Jumlah
4 Bangunan ber- unit 24 21 34 -
IMB
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten
Simeulue, 2017

2.3.2.1.4 Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman


Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan perumahan di
Kabupaten Simeulue dapat dilihat dari beberapa indikator antara lain
persentase rumah tangga yang telah menggunakan air bersih, rasio
rumah layak huni dan persentase rumah tangga yang telah
menggunakan listrik terhadap jumlah seluruh rumah tangga. Pada
tahun 2012, jumlah rumah tangga yang menggunakan air bersih telah
mencapai sebesar 14.918 RT, atau 68,32 persen dari total RT di
Kabupaten Simeulue. Sementara itu, tahun 2016 tercatat RT yang
menggunakan air bersih mencapai 5.063 RT (25,64 persen). Kondisi ini
menunjukkan ketersediaan air bersih yang mudah diakses masyarakat
memerlukan perhatian khusus dari Pemerintah Kabupaten Simeulue.

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-72


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

Tabel 2.40
Perkembangan Indikator Perumahan
Kabupaten Simeulue, Tahun 2012-2016
No Uraian Satuan 2012 2013 2014 2015 2016
Jumlah Rumah
1 RT 21.834 20.145 23.201 22.840 19.744
Tangga
Rumah Tangga
2 Yang Menggunakan RT 14.918 15.703 17.703 18.567 5.063
Air Bersih
Rumah Tangga
3 yang Memiliki RT 11.022 11.222 11.622 12.372 4.960
Jamban Sehat
Rumah Tangga
4 yang Menggunakan % 68,32 77,95 76,30 81,29 25,64
Air Bersih
Rumah Tangga
5 yang Memiliki % 50,48 55,71 50,09 54,17 25,12
Jamban Sehat
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten
Simeulue, 2017

Listrik merupakan kebutuhan vital bagi rumah tangga serta


berperan penting dalam menunjang aktivitas ekonomi. Tahun 2016,
hampir 97,54 RT telah menggunakan listrik bersumber dari PLN,
meningkat dari tahun 2013 yang sebanyak 95,74 persen. Kendati
demikian, tahun 2016 tercatat paling kurang 0,92 persen RT
menggunakan listrik bukan PLN dan sebanyak 1,53 persen RT
menggunakan bukan listrik sebagai sumber penerangan.

Gambar 2.44
Perkembangan Rumah Tangga yang Menggunakan Listrik
Kabupaten Simeulue, Tahun 2013-2016 (%)

95,74 95,39 97,35


100 97,54

80

60 Listrik PLN

40 Listrik Non
PLN
20
4,13
0,13 Bukan Listrik
3,39
1,21
0 0,81,84
0,92 1,53
2013
2014
2015
2016

Sumber: BPS Kabupaten Simeulue, 2016

Rumah layak huni di Kabupaten Simeulue sampai tahun 2015


menunjukkan peningkatan yang signifikan dari 5.110 unit tahun 2012
menjadi 5.445 unit tahun 2015. Kendati demikian, Pemerintah
Kabupaten Simeulue dihadapkan tantangan yang besar dalam upaya

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-73


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

mewujudkan rumah layak huni. Tahun 2015, tercatat paling kurang


11.751 unit rumah yang tidak layak huni. Karena itu, Pemerintah
Kabupaten Simeulue harus bersinergis dengan Pemerintah Aceh dan
Pemerintah Pusat serta BUMN/dunia usaha untuk mendorong secara
bertahap perbaikan atau pembangunan rumah layak huni bagi
masyarakat Kabupaten Simeulue.

Tabel 2.41
Perkembangan Rumah Layak Huni
Kabupaten Simeulue, Tahun 2012-2015 (unit)
No Uraian Satuan 2012 2013 2014 2015
Jumlah Rumah Layak
1 Unit 5.110 5.234 5.339 5.445
Huni
Jumlah Rumah tidak
2 Unit - - - 11.751
layak huni
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Simeulue, 2016

Kondisi rumah tinggal berakses sanitasi di Kabupaten Simeulue


mengalami kemajuan yang menggembirakan kurun waktu 2012-2015.
Tahun 2012, jumlah rumah tinggal yang memiliki akses sanitasi
sebanyak 53,56 persen. Angka tersebut meningkat menjadi 53,57
persen tahun 2013. Tahun 2015, rumah tinggal yang berakses sanitasi
mencapai 59,19 persen, juga meningkat dari tahun 2014 yang sebesar
58,18 persen. Sementara itu, tahun 2016 tercatat rumah tangga
bersanitasi tidak lebih dari 25,12 persen. Pemerintah Kabupaten
Simeulue terus mengupayakan dan mendorong infrastruktur dasar
untuk meningkatkan kualitas permukiman penduduk yang diharapkan
juga terwujudnya akses yang lebih baik terhadap rumah tinggal yang
bersanitasi di setiap kecamatan.

Tabel 2.42
Perkembangan Rumah Tangga Bersanitasi
Kabupaten Simeulue, Tahun 2012-2016
No Uraian Satuan 2012 2013 2014 2015 2016
Jumlah
1 Rumah RT 21.834 20.145 23.201 22.840 19.744
Tangga
Rumah
2. Tangga RT 11.696 11.720 13.732 13.598 4.808
Bersanitasi
Persentase (%) 53,56 53,57 58,18 59,19 25,12
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten
Simeulue, 2017

2.3.2.1.5 Ketenteraman, Ketertiban Umum, dan Perlindungan


Masyarakat
Suasana keamanan dan ketertiban umum yang kondusif
merupakan prasyarat untuk keberlansungan dan percepatan
pembangunan daerah. Suasana keamanan yang kondusif berdampak
juga terhadap ketenteraman dalam kehidupan masyarakat. Indikasi ini
terlihat juga semakin berperannya masyarakat dalam pembangunan
daerah yang diwujudkan melalui wadah atau lembaga swadaya

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-74


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

masyarakat (LSM). Tahun 2012, tercatat sebanyak 9 LSM lokal yang


terdaftar di Kabupaten Simeulue. Jumlah LSM ini meningkat drastis
menjadi 37 buah (terdaftar) pada tahun 2015. Namun, disisi lainnya,
masih banyak ditemui LSM yang tidak aktif. Tahun 2015, dari 37 LSM
terdaftar, paling kurang 34 LSM di Kabupaten Simeulue berstatus
tidak aktif. Oleh karena itu, upaya pembinaan LSM tersebut patut
menjadi prioritas di masa mendatang sehingga diharapkan dapat
berkontribusi dalam mendorong percepatan pembangunan daerah.

2.3.2.1.6 Sosial
Kinerja Pembangunan pelayanan sosial di Kabupaten Simeulue
dalam enam tahun terakhir relatif menunjukkan hasil yang positif,
namun sampai saat ini hanya tersedia sarana sosial sebanyak 1 unit
panti sosial. Ke depan, pemerintah daerah akan terus memperhatikan
keberadaan panti sosial tersebut, terutama dalam hal penataan
manajemennya sehingga keberadaan panti sosial betul-betul
bermanfaat bagi pemberdayaan anak yatim, anak terlantar, dan anak
kurang mampu yang diasuhnya.
Masih banyaknya penyandang masalah sosial, seperti anak
terlantar dan penyandang sosial lainnya, perlu tersedianya sarana
prasarana publik berupa rumah aman/rumah singgah yang
komprehensif. Saat ini penanganan kebutuhan bagi para penyandang
cacat tidak tersedia dan sarana dan prasarana pendukung pelayanan
Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE), konseling dan kampanye
sosial bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) tidak
tersedia. Gedung pusat informasi penyandang cacat dan trauma center
belum tersedia serta rendahnya pengetahuan penyandang sosial dan
tidak tersedianya data yang akurat tentang anak terlantar.
Permasalahan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
(PMKS) diprediksi akan terus meningkat di tahun-tahun mendatang
seiring dengan persoalan tuntutan kehidupan yang semakin berat,
disamping persoalan kemiskinan dan pengangguran. Oleh karena itu,
penanganan persoalan sosial harus dilakukan secara komprehensif
dan terintegrasi.

Tabel 2.43
Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Sosial Tahun 2012-2016
Uraian Satuan 2012 2013 2014 2015 2016
1 2 3 4 5 6 7
Jumlah Panti
Unit 1 1 1 1 1
Sosial
Jumlah anak
Orang 343 198 168 118 118
terlantar
Jumlah anak
Orang 0 60 0 0 5
terlantar di bina
Jumlah anak
Orang 784 967 1.146 1.403 1.403
yatim

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-75


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

1 2 3 4 5 6 7
Jumlah anak
yatim
Orang 0 40 90 0 0
mendapatkan
santunan
Jumlah
penyandang Orang 15.384 15.384 15.384 12.882 15.317
sosial/PMKS
Jumlah
penyandang
sosial/PMKS orang 0 213 637 1.452 2.619
lainnya yang
dibina/ditangani
Jumlah PMKS
yang diberikan orang 0 213 637 6.907 6.916
bantuan sosial
Jumlah
kelembagaan
unit 0 0 10 10 11
sosial/pemerhati
sosial
Jumlah
penerima KK 0 0 1.453 1.450 2.481
Program PKH
Sumber: Dinas Sosial Kabupaten Simeulue, 2017

2.3.2.2 Fokus Layanan Urusan Wajib Non Pelayanan Dasar


2.3.2.2.1 Tenaga Kerja
Pengangguran dan kualitas SDM (terutama tenaga kerja) yang
relatif rendah merupakan masalah pokok yang harus diatasi
Pemerintah Kabupaten Simeulue dalam jangka waktu menengah ke
depan. Tidak bisa dipungkiri, tenaga kerja merupakan faktor terpenting
dalam suatu proses produksi. Tenaga kerja yang kreatif dan inovatif
akan mampu mengaktualisasikan potensi yang dimiliki, adaptif
teknologi baru, dan memanfaatkan peluang sumberdaya ekonomi lokal
secara optimal. Untuk itu, kualitas tenaga kerja harus ditingkatkan.
Melalui implementasi pembangunan secara berkesinambungan akan
terciptanya tenaga kerja berdaya saing tinggi dan mampu merespon
perubahan, baik saat ini maupun di masa mendatang.
Untuk tahun 2015, tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK)
Kabupaten Simeulue sebesar 63,0 persen, sedikit lebih rendah dari
tahun 2012 yang sebesar 60,55 persen. Tingkat pengangguran terbuka
(TPT) menunjukkan peningkatan yang drastis tahun 2015 yang
mencapai 9,64 persen, tertinggi sepanjang empat tahun terakhir.
Sebelumnya tahun 2014, angka TPT hanya sebesar 5,57 persen yang
merupakan pencapaian pengurangan pengangguran terendah selama
2012-2015.

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-76


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

Gambar 2.45
Perkembangan TPAK dan TPT
Kabupaten Simeulue, Tahun 2012-2015 (%)

70 63
60,55
57,19
60 53,4

50
40
TPAK
%

30 TPT
20
8 9,64
6,42 5,57
10
0
2012 2013 2014 2015

Sumber: BPS Kabupaten Simeulue, 2016


Data terakhir (2015) mengungkapkan, bahwa hampir 34,7
persen pencari kerja atau yang belum mendapatkan pekerjaan di
Kabupaten Simeulue merupakan tamatan pendidikan SD. Selain itu,
paling kurang 29,1 persen pencari kerja berpendidikan SMP. Pencari
kerja berpendidikan SMA/SMK juga cukup memadai, yaitu mencapai
24 persen. Sedangkan sisanya merupakan tamatan pendidikan tinggi.
Pengangguran terjadi akibat pertumbuhan ekonomi yang dicapai tidak
diikuti dengan penyerapan tenaga kerja yang optimal. Terbatasnya
akumulasi investasi juga turut mempengaruhi terjadinya
pengangguran. Oleh karena itu, pengangguran harus ditanggulangi
dengan terencana, sistematis, dan berkelanjutan. Jika tidak,
dikhawatirkan akan menimbulkan gejolak ekonomi dan sosial bagi
daerah serta kehidupan masyarakat.

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-77


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

Gambar 2.46
Perkembangan Pencari Kerja
Kabupaten Simeulue, Tahun 2012-2015 (orang)

10.000
9.000
8.000
7.000
6.000
5.000
4.000
3.000
2.000
1.000
-
SD SMP SMA SMK DI/DII/DII DIV/SI S2
I
2012 8.729 7.314 5.020 1.097 2.009 944 6
2013 8.907 7.463 5.123 1.120 2.050 963 6
2014 9.089 7.616 5.227 1.143 2.092 983 6
2015 9.274 7.771 5.334 1.166 2.135 1.003 6

Sumber: BPS Kabupaten Simeulue, 2016


Dari struktur umur, para pencari kerja di Kabupaten Simeulue
merupakan kelompok usia muda. Paling kurang 20,6 persen pencari
kerja berusia 15-19 tahun. Kemudian, pencari kerja berusia 30-34
tahun mencapai 16,3 persen, kedua terbanyak dari struktur umur
pencari kerja di Kabupaten Simeulue. Demikian juga pencari kerja
berusia 35-39 tahun yang cukup memadai berkisar 11,8 persen.
Adapun selebihnya merupakan pencari kerja kelompok usia 40 tahun
ke atas yang berkisar masing-masing di bawah 10 persen.
Kendala yang masih ada dalam hal ketenagakerjaan di
Kabupaten Simeulue adalah belum tersedianya secara maksimal Data
Base pencari kerja. Balai Latihan Kerja (BLK) yang ada juga belum
berfungsi secara optimal disebabkan kurangnya tenaga instruktur dan
pelatih serta kurang sarana dan prasarana pendukung pada BLK
tersebut. Kendala lainnya adalah tidak tersedianya sarana informasi
bursa tenaga kerja serta belum maksimalnya perlindungan dan
penegakan hukum terhadap tenaga kerja dan kesehatan kerja.

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-78


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

Gambar 2.47
Perkembangan Pencari Kerja Menurut Umur
Kabupaten Simeulue, Tahun 2012-2015 (orang)

65+

60-64

55-59

50-54

45-49
2015
40-44 2014

35-39 2013
2012
30-34

25-29

20-24

15-19 Orang

- 1.000 2.000 3.000 4.000 5.000 6.000

Sumber: BPS Kabupaten Simeulue, 2016

2.3.2.2.2 Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak


A. Indeks Pembangunan Gender
Indeks Pembangunan Gender (IPG) menggambarkan kualitas
pembangunan manusia yang dilihat dari komponen yang sama dengan
IPM yaitu Angka Harapan Hidup, Harapan Lama Sekolah, Rata-rata
Lama Sekolah, dan Pengeluaran per Kapita. Keseteraan gender yang
ditunjukkan dengan IPG memperlihatkan peningkatan yang signifikan
selama empat tahun terakhir. Sampai dengan tahun 2015, angka IPG
Kabupaten Simeulue sebesar 76,19. Angka IPG ini masih jauh lebih
rendah dari IPG Aceh yang berada di atas angka nasional (sebesar
92,07). Adapun IPG nasional pada tahun 2015 sebesar 91,03.
Walaupun demikian, sejauh ini hasil yang dicapai dalam upaya
pembangunan kulaitas hidup di Simeulue terlihat masih cenderung
menguntungkan penduduk laki-laki.

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-79


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

Gambar 2.48
Perkembangan Indeks Pembangunan Gender Kabupaten Simeulue
dan Provinsi Aceh, Tahun 2012-2015

100 90,32 90,61 91,5 92,07


90 76,19
72,51 74,55 75,55
80
70
60
50
40
30
20
10
0
2012 2013 2014 2015

Kabupaten Simeulue Aceh

Sumber: BPS, Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2016.

B. Indeks Pemberdayaan Gender


Indeks pemberdayaan gender (IDG) memperlihatkan sejauh mana
peran aktif perempuan dalam kehidupan ekonomi dan politik. peran
aktif perempuan dalam kehidupan ekonomi dan politik mencakup
partisipasi berpolitik, partisipasi ekonomi dan pengambilan keputusan
serta penguasaan sumber daya ekonomi. Kurun waktu 2012-2015,
perkembangan angka IDG Kabupaten Simeulue masih lebih rendah
dari Provinsi Aceh. Akhir tahun 2015, angka IDG Kabupaten Simeulue
sebesar 57,82, sementara Provinsi Aceh sebesar 65,57. Perkembangan
Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) Kabupaten Simeulue dan Provinsi
Aceh selama tahun 2012-2015 dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 2.49
Perkembangan Indeks Pemberdayaan Gender (IDG)
Kabupaten Simeulue dan Provinsi Aceh, Tahun 2012-2015

65,12 65,57
70 59,78
60 54,44
56,79 57,82
50
40 58,30
46,02
30
20
10
0
2012 2013 2014 2015

Kabupaten Simeulue Aceh

Sumber: BPS, Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2016

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-80


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

Capaian IDG Kabupaten Simeulue sebesar 57,82 pada tahun


2015 atau meningkat sebesar 0,92 poin dibanding tahun 2014,
disebabkan oleh peningkatan dari keterlibatan perempuan sebagai
tenaga manajer, professional, dan administrasi. Adapun sumbangan
perempuan dalam pendapatan kerja memperlihatkan penurunan pada
tahun 2015, dibandingkan dengan tahun 2014. Perkembangan capaian
indikator pembentuk Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) Kabupaten
Simeulue selama tahun 2012-2015 sebagaimana terlihat pada tabel
berikut.

Tabel 2.44
Perkembangan Indikator Indeks Pemberdayaan Gender (IDG)
Kabupaten Simeulue Tahun 2012-2015
Indikator
Perempuan
Sumbangan
Tahun Keterlibatan sebagai tenaga
Perempuan dalam
perempuan di manajer,
pendapatan kerja
parlemen (%) profesional, dan
(%)
administrasi (%)
2012 5 37,67 23,55
2013 n/a n/a n/a
2014 15 37,55 24,38
2015 15 39,15 23,87

Sumber: BPS, Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2016

C. Partisipasi Pekerja Perempuan


Partisipasi perempuan di lembaga Pemerintah Kabupaten
Simeulue perlu ditingkatkan dan diupayakan terus signifikan
berkontribusi positif dalam mendorong pembangunan daerah. Hal
tersebut sebagai bentuk penghormatan atas hak bagi kaum perempuan
untuk terlibat secara aktif dalam setiap proses pembangunan di
Kabupaten Simeulue. Tahun 2016, tercatat pekerja perempuan di
berbagai instansi Pemerintah Kabupaten Simeulue sebanyak 2.305
orang, termasuk tenaga kontrak. Angka tersebut meningkat rata-rata
12,05 persen setiap tahunnya dari tahun 2012 yang masih sebanyak
1.462 orang. Selama periode 2012-2016, jumlah pekerja perempuan
terbanyak di lembaga pemerintah terjadi pada tahun 2016.
Dari sisi eselon jabatan, aparatur perempuan di instansi
Pemerintah Kabupaten Simeulue masih didominasi eselon IV. Tahun
2016, jumlah aparatur perempuan menempati jabatan eselon IV
sebanyak 97 orang, jauh lebih banyak dari tahun 2012 yang sebanyak
56 orang. Kemudian diikuti dengan jabatan eselon III yang sebanyak
23 orang, berkurang dari tahun 2012 yang berkisar 56 orang. Adapun
aparatur perempuan menempati jabatan eselon II sangat terbatas.
Dengan kata lain, aparatur perempuan masih sangat terbatas dalam
menduduki jabatan strategis atau penentu keputusan kebijakan
pembangunan di Kabupaten Simeulue. Pemberdayaan dan pembinaan
secara berkelanjutan bagi aparatur perempuan ke jenjang jabatan
eselon II sangat diperlukan sebagai upaya meningkatkan kualitas kerja
aparatur perempuan untuk berkiprah dalam penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan daerah.

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-81


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

Tabel 2.45
Perkembangan Pekerja Perempuan di Lembaga Pemerintah
Kabupaten Simeulue, Tahun 2012-2016 (orang)
Uraian 2012 2013 2014 2015 2016
Jumlah perempuan yang
1 2 2 4 3
menempati jabatan eselon II
Jumlah perempuan yang
24 25 25 66 23
menempati jabatan eselon III
Jumlah perempuan yang
56 102 119 96 67
menempati jabatan eselon IV
Pekerja perempuan di
1.462 1480 1.495 1.600 2.305*
pemerintah
Sumber: Badan Pegawaian dan Pengembangan SDM Kabupaten
Simeulue, 2017.
Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan
Keluarga Berencana Kab. Simeulue, 2017
*) termasuk tenaga kontrak

Pelibatan atau keterwakilan kaum perempuan di instansi


Pemerintah Kabupaten Simeulue di nilai sangat penting, termasuk
dalam proses pengambilan keputusan. Hal tersebut juga harus
didukung dari upaya peningkatan pemahaman dan komitmen para
pelaku pembangunan tentang pentingnya pengintegrasian perspektif
gender dalam berbagai tahapan, proses, dan bidang pembangunan.
Dalam kaitan tersebut, Pemerintah Kabupaten Simeulue berupaya
mendorong meningkatkan kapasitas aparatur perempuan dalam
rangka pemenuhan hak kaum perempuan sebagai pengambil
keputusan di eksekutif.
Selama empat tahun terakhir, tingkat partisipasi pekerja
perempuan di lembaga Pemerintah Kabupaten Simeulue cenderung
berfluktuatif. Sampai tahun 2015, paling kurang 8,98 persen tenaga
kerja perempuan yang terserap di instansi Pemerintah Kabupaten
Simeulue. Angka tersebut sedikit lebih tinggi dari tahun 2014 yang
berkisar 8,44 persen dan tahun 2012 yang berkisar 8,50 persen.

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-82


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

Gambar 2.50
Tingkat Partisipasi Pekerja Perempuan di Lembaga Pemerintah
Kabupaten Simeulue, Tahun 2012-2015

20.000 9,10
18.000 9,00
16.000 8,90
14.000 8,80
12.000 8,70
10.000 8,60
8.000 8,50
6.000 8,40
4.000 8,30
2.000 8,20
0 8,10
2012 2013 2014 2015
Pekerja Perempuan di
lembaga pemerintah 1.462 1.480 1.495 1.600
(orang)
Pekerja Perempuan
17209 17502 17720 17820
(orang)
Partisipasi (%) 8,50 8,46 8,44 8,98
Sumber: BPS Kabupaten Simeulue, 2016.
Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) perempuan di
Kabupaten Simeulue belum mengalami perubahan yang berarti selama
tiga tahun terakhir. TPAK perempuan tidak lebih dari 34,69 persen,
meskipun adanya kecenderungan peningkatan angkatan kerja
perempuan dan penduduk usia perempuan di Kabupaten Simeulue
kurun waktu 2012-2015. Secara rata-rata, pertumbuhan angkatan
kerja perempuan mencapai 3,07 persen setiap tahunnya. Adapun
pertumbuhan penduduk usia kerja perempuan rata-rata 3,07
persen/tahun.

Tabel 2.46
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Perempuan
Kabupaten Simeulue, Tahun 2013-2015
Uraian Satuan 2013 2014 2015
Angkatan Kerja Perempuan Orang 10.555 10.990 11.214
Penduduk Usia Kerja
Orang 30.426 31.680 32.327
Perempuan
TPAK Persen 34,69 34,69 34,69
Sumber: BPS Kabupaten Simeulue, 2016.

B. Kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT)


Perlindungan perempuan dari berbagai tindak kekerasan
merupakan agenda prioritas pembangunan nasional dalam jangka
menengah 2015-2019. Hal ini juga menjadi perhatian khusus
Pemerintah Kabupaten Simeulue yang dilakukan secara terintegrasi
dan sinergis dengan kebijakan pembangunan nasional. Berbagai
regulasi dan peraturan perundang-undangan telah diterbitkan dalam
upaya peningkatan perlindungan perempuan dari berbagai tindak

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-83


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

kekerasan, seperti UU No. 7/1984 tentang Pengesahan Konvensi


Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Wanita (Convention
on the Elimination of all Forms of Discrimination against
Women/CEDAW), UU No. 23/2004 tentang Penghapusan Kekerasan
dalam Rumah Tangga (KDRT), UU No. 21/2007 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Perdagangan Orang, UU No. 44/2008 tentang
Pornografi, dan Perpres No.69/2008 tentang Gugus Tugas Pencegahan
dan Penanganan TPPO.
Kasus KDRT di Kabupaten Simeulue mencapai 10 kasus pada
tahun 2016, sedikit berkurang dari tahun 2015 yang mencapai 15
kasus. Meskipun masih tergolong rasio yang kecil dibandingkan
dengan jumlah rumah tangga, namun adanya kecenderungan kasus
tersebut meningkat drastis dari tahun 2012 yang sebanyak 1 kasus.
Karena itu, upaya pencegahan kasus KDRT akan ditingkatkan melalui
peningkatan mekanisme koordinasi antara pemerintah, aparat penegak
hukum, dunia usaha/masyarakat serta penguatan nilai-nilai Islami
dan nilai sosial-budaya yang melindungi perempuan dari tindak
kekerasan.

Tabel 2.47
Rasio Kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT)
di Kabupaten Simeulue, Tahun 2012-2016
Status Keluarga 2012 2013 2014 2015 2016
Jumlah KDRT 1 11 7 15 10
Jumlah Rumah Tangga 21.834 20.145 23.201 22.840 22.409
Rasio KDRT (%) 0,0045 0,054 0,030 0,06 0,04
Jumlah Kasus Tindak
- - 10 13 17
Kekerasan Anak (kasus)
Jumlah Pengaduan
Perlindungan Perempuan - - 17 28 27
dan Anak
Sumber: Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan
Keluarga Berencana Kab. Simeulue, 2017

2.3.2.2.3 Pangan
Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling
utama dan sangat penting sebagai komponen dasar untuk
mewujudkan SDM yang berkualitas dalam mendukung percepatan
pembangunan Kabupaten Simeulue. Karena itu, upaya untuk
memenuhi kecukupan pangan bagi masyarakat merupakan kerangka
dasar pembangunan Kabupaten Simeulue yang dilaksanakan secara
terpadu, lintas sektor, dan berkelanjutan sehingga diharapkan mampu
mendorong upaya pembangunan sektor lainnya.
Kabupaten Simeulue terus berupaya untuk memperkuat
ketahanan pangan dan perbaikan gizi masyarakat secara
berkelanjutan. Tahun 2012, paling kurang 2 desa tergolong sebagai
desa rawan pangan. Namun, tahun 2014 desa rawan pangan
berjumlah 6 desa, berkurang dari tahun 9 desa rawan pangan tahun
2013. Selama 2012-2015, kondisi desa rawan pangan di Kabupaten
Simeulue mengalami pergeseran antarkecamatan. Oleh karena itu,
antisipasi kemungkinan berlanjutnya desa-desa yang mengalami rawan
pangan antarkecamatan sangat diperlukan sehingga masyarakat
terhindar dari kekurangan pangan.

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-84


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

Tabel 2.48
Perkembangan Desa Rawan Pangan
Kabupaten Simeulue Tahun 2012-2015
Kecamatan 2012 2013 2014 2015
Simeulue Timur 0 1 0 0
Simeulue Tengah 0 2 0 0
Simeulue Barat 0 1 1 0
Teupah Selatan 0 0 1 0
Teupah Barat 0 2 0 0
Salang 0 0 1 0
Teluk Dalam 0 0 1 0
Alafan 0 0 1 0
Teupah Tengah 0 1 0 0
Simeulue Cut 2 2 1 0
Jumlah 2 9 6 0
Sumber: Dinas Pertanian dan Pangan, 2017

Kabupaten Simeulue termasuk daerah yang rentan rawan


pangan, terutama jika dikaitkan dengan pasokan dan distribusi
pangan. Berdasarkan data Food Security and Vulnerability (FSVA)
tahun 2014-2015, terdapat 4 Desa yang sangat rentan rawan pangan
di Kabupaten Simeulue. Selain itu, terdapat 27 Desa dengan kategori
rentan rawan pangan. Adapun jumlah desa dengan kategori kurang
tahan pangan sebanyak 37 desa.
Disisi lainnya, Pemerintah Kabupaten Simeulue dihadapkan
tantangan yang besar dalam perwujudan ketahanan pangan daerah.
Gagal panen areal persawahan masih luas dan berdampak terhadap
penurunan produksi pertanian. Sampai tahun 2015, areal sawah yang
gagal panen mencapai 110 ha. Angka tersebut meningkat
dibandingkan dari tahun 2012 yang hanya 22 ha. Untuk tahun 2013,
gagal panen terbesar terjadi di Kecamatan Simeulue Tengah (230 ha),
sementara tahun 2015 terjadi di Kecamatan Simeulue Cut (110 ha).
Perkembangan luas areal sawah gagal panen dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 2.49
Perkembangan Luas Areal Sawah Gagal Panen
Kabupaten Simeulue Tahun 2012-2015 (ha)
Kecamatan 2012 2013 2014 2015
Simeulue Timur 0 0 0 0
Simeulue Tengah 0 230 0 0
Simeulue Barat 0 0 0 0
Teupah Selatan 11 17 13 0
Teupah Barat 0 0 0 0
Salang 0 0 0 0
Teluk Dalam 0 0 0 0
Alafan 11 6 5 0
Teupah Tengah 0 0 0 0
Simeulue Cut 0 0 140 110
Jumlah 22 253 158 110
Sumber: Dinas Pertanian dan Pangan, 2017

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-85


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

Upaya kegiatan penyuluhan pertanian bagi petani perlu


diperkuat dan ditingkatkan guna mendorong perwujudan ketahanan
pangan daerah. Jumlah petani yang mendapatkan penyuluhan
pertanian terus meningkat, dari 10.915 orang tahun 2012 menjadi
24.927 orang tahun 2016, atau meningkat rata-rata hampir 22,93
persen setiap tahunnya. Ke depan, perlu diupayakan penambahan
tenaga penyuluh, dari penyuluh saat ini yang berjumlah 16 orang PNS,
10 orang kontrak daerah, dan 34 orang penyuluh non PNS (kondisi
tahun 2016). Selain itu, Pemerintah Kabupaten Simeulue perlu
membentuk Dewan Ketahanan Pangan Daerah yang diharapkan
adanya sinergisitas antarinstansi terkait penguatan ketahanan pangan
daerah. Demikian juga halnya dengan manajemen pengelolaan lembaga
cadangan pangan masyarakat, perlu didorong diberdayakan dalam
upaya mengatasi kecukupan pangan di tingkatan rumah tangga.
Tabel 2.50
Perkembangan Jumlah Petani yang Mendapatkan Penyuluhan
Kabupaten Simeulue Tahun 2012-2016 (orang)
Pert.
No Kecamatan 2012 2013 2014 2015 2016 Rata
(%)
Simeulue
1 1.152 532 533 533 2.796 24,82
Timur
Simeulue
2 1.893 1.080 1.081 1.081 2.392 6,02
Tengah
Simeulue
3 2.179 2.179 2.180 2.180 2.921 7,60
Barat
Teupah
4 1.471 1.471 1.473 1.473 3.204 21,48
Selatan
Teupah
5 1.235 1.235 1.236 1.236 3.196 26,83
Barat
6 Salang 1.403 1.404 1.405 1.405 2.799 18,85
Teluk
7 768 769 769 769 1.600 20,14
Dalam
8 Alafan 814 814 814 814 1.629 18,94
Teupah
9 0 623 624 624 2.392 56,59
Tengah
Simeulue
10 0 814 814 814 1.592 25,06
Cut
Jumlah 10.915 10.921 10.929 10.929 24.927 22,93
Sumber: Dinas Pertanian dan Pangan, 2017

Untuk menjaga dan memelihara berbagai dokumen, data, dan


informasi serta berkas administrasi pemerintahan lainnya, diterapkan
sistem pengelolaan arsip secara baku, dengan mengacu kepada
ketentuan-ketentuan yang berlaku. Semua Satuan Kerja Perangkat
Kabupaten (SKPK) Kabupaten Simeulue telah melaksanakan
pengelolaan arsip secara baku, meskipun disadari bahwa pengelolaan
arsip tersebut masih relatif belum cukup sempurna. Kondisi tersebut
terjadi akibat terbatasnya sarana pendukung, disamping juga
kemampuan sumberdaya manusia yang masih memerlukan
peningkatan dalam hal kualitas penanganan data dan arsip, yang tentu

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-86


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

dapat dilakukan melalui bentuk-bentuk kegiatan pelatihan teknis dan


pembinaan secara berkelanjutan.

2.3.2.2.4 Pertanahan
Kurun waktu empat tahun terakhir, perkembangan luas tanah
bersertifikat di Kabupaten Simeulue cenderung meningkat signifikan.
Tahun 2012, luas tanah bersertifikat mencapai 142,0 ha. Angka
tersebut meningkat drastis menjadi 545,0 ha tahun 2015, atau
mengalami pertumbuhan kenaikan rata-rata 56,56 persen setiap
tahunnya. Untuk status tanah hak milik, luas tanah bersertifikat
mencapai 472 ha tahun 2015, dari sebelumnya 132 ha tahun 2012.
Perkembangan luas tanah bersertifikat di Kabupaten Simeulue dapat
dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.51
Perkembangan luas tanah bersertifikat
di Kabupaten Simeulue Tahun 2012-2015
Uraian 2012 2013 2014 2015
Hak Milik 132,00 121,00 210,00 472,00
Hak Guna
0,00 12,00 14,00 11,00
Bangunan
Hak Guna Usaha 0,00 0,00 0,00 0,00
Hak Pakai 10,00 65,00 18,38 62,00
Jumlah 142,00 198,00 233,38 545,00
Sumber: BPN, 2017

Sementara itu, jumlah tanah yang bersertifikat mencapai 2.011


bidang tahun 2015, dari sebelumnya 1.531 bidang tanah tahun 2012.
Untuk tanah pertanian/perkebunan/ladang, luas tanah yang
bersertifikat sebesar 99 ha, dari 393 bidang tanah (kondisi tahun
2015). Luas tanah tersebut juga cenderung meningkat dari tahun 2012
yang seluas 28 ha, dari 38 bidang tanah. Dalam jangka menengah ke
depan, diharapkan tanah pertanian/perkebunan/ladang yang dimiliki
masyarakat telah bersertifikat sehingga status kepemilikan tanah
diakui secara perundang-undangan.

2.3.2.2.5 Lingkungan Hidup


Persoalan pengelolaan sampah di Kabupaten Simeulue harus
mendapat perhatian khusus dalam jangka menengah ke depan.
Jumlah sampah yang terangkut lima tahun terakhir mengalami
peningkatan sedikit dari 19 persen tahun 2012 meningkat menjadi
29,72 persen pada tahun 2016, yang berarti 70,28 persen sampah yang
belum terangkut. Diperkirakan 70,28 persen sampah yang tidak
terangkut ini dikelola oleh masyarakat sendiri atau dibuang ke sungai,
lahan kosong, atau di pinggir jalan. Rasio Tempat Pembuangan
Sampah (TPS) per satuan penduduk di Kabupaten Simeulue selama
periode 2012-2016 mengalami peningkatan setiap tahunnya 0,11-0,55
persen TPS/satuan penduduk. Hal ini menunjukkan bahwa daya
tampung TPS mengalami sedikit peningkatan dibandingkan dengan
jumlah penduduk.

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-87


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

Tabel 2.52
Indikator Kinerja Urusan Persampahan Tahun 2012-2016
Uraian Satuan 2012 2013 2014 2015 2016
Volume Sampah
m3/hari 44 57 69 75 74
ditangani
Jumlah Produksi
m3/hari 237 241 245 251 249
Sampah
Persentase Penanganan
persen 19 24 28 30 29.72
Sampah
Jumlah TPS Unit 589 1.178 1.573 1.335 1.304
Volume Daya Tampung
m3 94 188 253 248 245
TPS
84.72 83.17 87.59 89.11
Jumlah Penduduk jiwa 89.059
2 3 8 7
TPS Per-satuan
persen 0,11 0,23 0,29 0,28 0.55
Penduduk
Sumber: Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Simeulue, 2017
Hingga tahun 2016, jumlah sampah yang mampu ditangani
masih terpusat di Kecamatan Simeulue Timur, Simeulue Tengah, dan
Teupah Barat. Sementara di kecamatan lainnya belum tertangani
secara baik. Secara umum, jumlah volume produksi sampah terbanyak
ada di Kecamatan Simeulue Timur mencapai 91 m3, sedangkan yang
dapat ditangani sebesar 66 m3, dengan persentase sebesar 75,52
persen. Selanjutnya di Kecamatan Simeulue Tengah jumlah produksi
mencapai 18 m3, dengan jumlah sampah yang tertangani sebesar 6 m3.

Tabel 2.53
Jumlah Sampah Berdasarkan Kecamatan, Tahun 2016
Jumlah
Jumlah
volume Persentase
Kecamatan sampah yang
produksi (%)
ditangani
sampah
Simeulue Timur 66 91 75,52
Simeulue Tengah 6 18 33,33
Simeulue Barat 0 27 0,00
Teupah Selatan 0 22 0,00
Teupah Barat 2 20 10,00
Salang 0 21 0,00
Teluk Dalam 0 14 0,00
Alafan 0 12 0,00
Teupah Tengah 0 16 0,00
Simeulue Cut 0 8 0,00
Sumber: Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Simeulue, 2017

Berdasarkan data BPS 2016, jumlah penduduk di Kabupaten


Simeulue mencapai 89.059 jiwa yang tersebar di 10 kecamatan.
Sementara jumlah tempat penampungan sampah hanya sebanyak
1.304 unit. Dari jumlah itu, Kabupaten ini hanya baru dapat melayani
3 kecamatan saja, yaitu Kecamatan Simeulue Timur, Kecamatan
Teupah Barat, dan Kecamatan Simeulue Tengah. Dari 3 (tiga)
kecamatan tersebut, juga terkonsentrasi di Kecamatan Simeulue Timur

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-88


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

mencapai 1.155 unit, atau setara dengan 88,57 persen. Untuk


Kecamatan Simeulue Tengah terdapat TPS sebanyak 99 unit (7,59
persen), dan sisanya di Kecamatan Teupah Barat hanya 50 unit (3,83
persen).

Tabel 2.54
Tempat Pembuangan Sampah Per Satuan Penduduk Tahun 2016
TPS
Jumlah Jumlah Jumlah
Persentase
Kecamatan Penduduk (unit) Daya (%)
(Jiwa) Tampung
(M3)
Simeulue Timur 26.082 1.155 221 0,80
Simeulue
7.026 99 12 0,28
Tengah
Simeulue Barat 10.997 - - 0,00
Teupah Selatan 8.974 - - 0,00
Teupah Barat 7.972 50 12 0,14
Salang 8.361 - - 0,00
Teluk Dalam 5.404 - - 0,00
Alafan 4.728 - - 0,00
Teupah Tengah 6.314 - - 0,00
Simeulue Cut 3.201 - - 0,00
Sumber: Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Simeulue, 2017.

2.3.2.2.6 Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil


Penataan administrasi kependudukan menjadi program
prioritas daerah dalam rangka menerapkan Kartu Tanda Penduduk
Elektronik (E-KTP) yang juga merupakan program prioritas Nasional.
Sampai dengan tahun 2016, jumlah penduduk yang sudah memiliki
Kartu Tanda Penduduk (KTP) adalah sebanyak 30.549 jiwa, atau
sekitar 51,27 persen dari total penduduk wajib KTP. Capaian angka
tersebut lebih rendah dibandingkan tahun 2012 yang mencapai 53,12
persen. Ke depan, program Kartu Tanda Penduduk Elektronik (E-KTP)
perlu diberi perhatian khusus guna penataan administrasi
kependudukan.
Penataan administrasi kependudukan dilakukan dalam suatu
Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK). Selama ini sistem
tersebut hanya online dari kecamatan langsung ke Pusat dan dari
Kabupaten ke Pusat, sedangkan dari kecamatan ke kabupaten belum
online, seharusnya adanya sistem online terpadu antara kecamatan,
kabupaten, dan pusat. Untuk mendukung pelaksanaannya diperlukan
tenaga pengelola yang profesional. Karena itu, tenaga terlatih yang
mampu mengelola Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK)
sangat diperlukan. Dengan demikian diharapkan tersusunnya
database kependudukan yang baik dan akurat sesuai ketentuan.
Selain itu, dalam upaya meningkatan kualitas pelayanan publik
di kecamatan, terutama yang terkait dengan pelayanan administrasi
terpadu kecamatan (PATEN), Pemerintah Kabupaten Simeulue
berupaya mengoptimalkan penyelenggaraan PATEN di setiap
kecamatan. Dalam jangka menengah ke depan, diharapkan kecamatan
dapat berperan sebagai pusat pelayanan masyarakat dan simpul

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-89


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

pelayanan, terutama kecamatan yang jauh dari pusat ibukota


Kabupaten Simeulue.
Gambaran aspek pelayanan umum dalam bidang administrasi
kependudukan dan catatan sipil di Kabupaten Simeulue dapat dilihat
pada tabel berikut.

Tabel 2.55
Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang
Kependudukan dan Catatan Sipil, Tahun 2012-2016

No Uraian Satuan 2012 2013 2014 2015 2016


1 Jumlah penduduk orang 88.963 83.173 93.499 88.335 89.059
2 Jumlah rumah
RT 21.834 20.145 23.201 22.840 22.409
tangga
3 Jumlah Kepala
KK 21.834 20.145 23.201 22.840 22.314
Keluarga
4 Jumlah penduduk
orang 57.324 59.532 61.752 58.343 59.575
wajib KTP
5 Jumlah penduduk
orang 30.440 32.666 36.386 30.898 30.549
ber KTP elektronik
6 Jumlah penduduk
memiliki akte orang 27.037 - 27.983 19.136 34.463
kelahiran
7 Persentase
penduduk ber KTP persen 53,10 54,87 58,92 52,95 51,27
elektronik
8 Persentase
penduduk memiliki Persen 30,39 0 33,64 21,66 38,69
akte kelahiran
Sumber: Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Simeulue,
2017.

2.3.2.2.7 Pemberdayaan Masyarakat dan Desa


A. Pembinaan PKK
Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) merupakan
gerakan nasional dalam pembangunan masyarakat yang tumbuh dari
bawah yang pengelolaannya dari, oleh dan untuk masyarakat menuju
terwujudnya keluarga yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia dan berbudi luhur, sehat sejahtera, maju
dan mandiri, kesejahteraan, dan keadilan gender serta kesadaran
hukum dan lingkungan. Di Kabupaten Simeulue, tercatat PKK aktif
pada tahun 2016 sebanyak 149 unit. Periode 2012-2016,
perkembangan PKK aktif cenderung stabil.

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-90


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

Tabel 2.56
Perkembangan PKK Aktif Kabupaten Simeulue, Tahun 2012-2016
Kecamatan 2012 2013 2014 2015 2016
Simeulue Timur 19 19 19 19 19
Simeulue Tengah 17 17 17 17 17
Simeulue Barat 15 15 15 15 15
Teupah Selatan 20 20 20 20 20
Teupah Barat 19 19 19 19 19
Salang 17 17 17 17 17
Teluk Dalam 11 11 11 11 11
Alafan 9 9 9 9 9
Teupah Tengah 13 13 13 13 13
Simeulue Cut 9 9 9 9 9
Jumlah 149 149 149 149 149
Sumber: Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten
Simeulue, 2017.

Upaya pembinaan PKK masih relatif terbatas serta diupayakan di


masa mendatang untuk ditingkatkan secara bertahap. Sampai tahun
2016, kecuali Kecamatan Simeulue yang mendapatkan 2 PKK yang
dibina, kecamatan lainnya, seperti Teupah Barat, Teluk Dalam, dan
Simeulue Cut masing-masing hanya mendapatkan 1 PKK yang dibina.
Secara keseluruhan, jumlah PKK yang di bina cenderung berkurang,
dari 11 PKK tahun 2012 berkurang menjadi 5 PKK tahun 2016.
Keaktifan masyarakat untuk ikut serta dalam pembangunan daerah
melalui PKK terus didorong dan diharapkan berimplikasi positif
terhadap kemajuan pemberdayaan masyarakat untuk berperan aktif
dalam pembangunan daerah melalui PKK.
Tabel 2.57
Perkembangan PKK Yang Dibina di Kabupaten Simeulue,
Tahun 2012-2016
Kecamatan 2012 2013 2014 2015 2016
Simeulue Timur 1 1 1 1 2
Simeulue Tengah 1 1 1 1 0
Simeulue Barat 1 1 1 1 0
Teupah Selatan 1 1 1 1 0
Teupah Barat 2 2 2 2 1
Salang 1 1 1 1 0
Teluk Dalam 1 1 1 1 1
Alafan 1 1 1 1 0
Teupah Tengah 1 2 2 2 0
Simeulue Cut 1 1 2 2 1
Jumlah 11 12 13 13 5
Sumber: Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten
Simeulue, 2017

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-91


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

B. Status Desa (Gampong) dan Dana Alokasi Desa


Secara administratif, jumlah desa di Kabupaten Simeulue
sebanyak 138 desa. Selama enam tahun terakhir, tidak ada
penambahan (pemekaran) desa di Kabupaten Simeulue. Dari 138 desa,
paling kurang 36,95 persen (51 desa) tergolong sebagai desa
berkembang. Desa tertinggal sangat menonjol dan jumlahnya mencapai
lebih dari separuh (51,44 persen) dari keseluruhan desa pada tahun
2016. Angka desa tertinggal tersebut belum mengalami perubahan
status dari tahun 2012 yang sebanyak 73 desa. Adapun jumlah desa
sangat tertinggal sebanyak 13 desa tahun 2016, juga belum mengalami
perubahan status desa dari tahun 2012.

Tabel 2.58
Perkembangan Status Desa di Kabupaten Simeulue,
Tahun 2012-2016
Status Desa 2012 2013 2014 2015 2016
Desa Sangat Tertinggal 13 13 13 13 13
Desa Tertinggal 73 73 73 73 73
Desa Berkembang 51 51 51 51 51
Desa Maju 1 1 1 1 1
Desa Sangat Maju - - - - -
Total 138 138 138 138 138
Sumber: Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten
Simeulue, 2017.

Disahkannya Undang-Undang No.6 Tahun 2014 tentang Desa


memberikan harapan baru bagi masyarakat yang mendiami dipedesaan
untuk meningkatkan kesejahteraannya. Undang-Undang tersebut
mengamanatkan untuk memberdayakan desa agar menjadi kuat,
maju, mandiri, dan demokratis sehingga dapat menciptakan landasan
yang kukuh dalam melaksanakan pemerintahan dan pembangunan
menuju masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera. Dengan
demikian, pemberdayaan desa diharapkan mampu mendorong
prakarsa, gerakan, dan partisipasi masyarakat desa untuk
pengembangan potensi dan aset desa guna kesejahteraan bersama,
membentuk pemerintahan desa yang profesional, efisien dan efektif,
terbuka, serta bertanggung jawab; meningkatkan pelayanan publik
bagi warga masyarakat desa guna mempercepat perwujudan
kesejahteraan umum; meningkatkan ketahanan sosial budaya
masyarakat desa guna mewujudkan masyarakat desa yang mampu
memelihara kesatuan sosial sebagai bagian dari ketahanan nasional;
memajukan perekonomian masyarakat desa serta mengatasi
kesenjangan pembangunan nasional; serta memperkuat masyarakat
desa sebagai subyek pembangunan.
Sesuai amanat Undang-Undang Desa, setiap desa di Indonesia,
termasuk di Kabupaten Simeulue mendapatkan pendanaan yang
bersumber dari APBN. Tahun 2015, alokasi dana desa dari Pemerintah
Pusat mencapai Rp.37,34 miliar. Jumlah dana tersebut kemudian
meningkat menjadi Rp.83,66 miliar tahun 2016. Beberapa tahun
sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Simeulue telah mengucurkan
bantuan dana untuk desa berjumlah Rp.99,29 miliar selama 2012-

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-92


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

2016. Disamping itu, alokasi dana desa bersumber dari Pemerintah


Aceh berjumlah Rp.29,662 miliar selama 2012-2014.
Pengalokasian dana desa tersebut merupakan bagian dari wujud
nyata upaya pemberdayaan masyarakat desa dalam berbagai bidang
pembangunan. Selain diharapkan dapat memberikan dampak bagi
peningkatan kesejahteraan masyarakat itu sendiri, juga diharapkan
dapat lebih meningkatkan peran serta dan partisipasi aktif masyarakat
tersebut dalam kegiatan pembangunan. Dengan demikian, diharapkan
masyarakat akan lebih merasa memiliki dan ikut bertanggung jawab
terhadap keberhasilan pembangunan daerah, sehingga proses
pembangunan daerah itu sendiri dapat berjalan dengan lebih
bersinergi dan terintegrasi, menuju kearah keberhasilan pencapaian
tujuan ataupun visi dan misi Pemerintah Kabupaten Simeulue Tahun
2012-2017.

Tabel 2.59
Bantuan Alokasi Dana Desa (Gampong) di Kabupaten Simeulue,
Tahun 2012-2016
Pemerintah Pemerintah Pemerintah
Tahun
Pusat Aceh Kab. Simeulue
2012 0 9.522.000.000 3.450.000.000
2013 0 9.100.000.000 3.450.000.000
2014 0 11.040.000.000 3.450.000.000
2015 37.347.391.000 0 43.058.291.378
2016 83.663.422.589 0 45.883.364.589
Sumber: Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten
Simeulue, 2017.

Berbagai permasalahan yang menghambat pencapaian kemajuan


pemberdayaan masyarakat dan desa di Kabupaten Simeulue, meliputi
rendahnya kualitas SDM Aparatur, keterbatasan sarana dan
prasarana kerja, penempatan pegawai yang tidak sesuai dengan
kompetensi, sistem koordinasi antarlembaga yang kurang optimal
dalam pemberdayaan masyarakat dan desa, kurangnya data dukung
kegiatan pemberdayaan dari desa, sistem pendampingan desa belum
berjalan efektif dikarenakan masih fokus di dana desa, dan kurangnya
alokasi anggaran untuk kegiatan pemberdayaan masyarakat.

2.3.2.2.8 Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana


Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 Tentang Perkembangan
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, menjelaskan bahwa
keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami
istri, atau suami, istri, dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu
dan anaknya. Peraturan Pemerintah Nomor 87 Tahun 2014 Tentang
Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Keluarga
Berencana, dan sistem Informasi Keluarga, menyebutkan bahwa
pembangunan keluarga dilakukan dalam upaya untuk mewujudkan
keluarga berkualitas yang hidup dalam lingkungan yang sehat. Selain
lingkungan yang sehat, masih menurut peraturan pemerintah tersebut,

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-93


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

kondisi kesehatan dari tiap anggota keluarga sendiri juga merupakan


salah satu syarat dari keluarga yang berkualitas.
Keluarga memiliki fungsi yang sangat strategis dalam
mempengaruhi status kesehatan anggotanya. Diantara fungsi keluarga
dalam tatanan masyarakat yaitu memenuhi kebutuhan gizi dan
merawat serta melindungi kesehatan para anggotanya. Hal itu
dilakukan dalam upaya untuk mengoptimalkan pertumbuhan,
perkembangan, dan produktivitas seluruh anggotanya, oleh karena
keadaan kondisi kesehatan salah satu anggota keluarga dapat
mempengaruhi anggota keluarga lainnya.
Untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas ditempuh melalui
Program Keluarga Berencana (KB). KB merupakan salah satu strategi
untuk mengurangi kematian ibu, khususnya ibu dengan kondisi 4T;
terlalu muda melahirkan (di bawah usia 20 tahun), terlalu sering
melahirkan, terlalu dekat jarak melahirkan, dan terlalu tua melahirkan
(di atas usia 35 tahun). Selain itu, program KB juga bertujuan untuk
meningkatkan kualitas keluarga agar dapat timbul rasa aman,
tentram, dan harapan masa depan yang lebih baik dalam mewujudkan
kesejahteraan lahir dan kebahagiaan batin.
Perkembangan jumlah akseptor KB di Kabupaten Simeulue
cenderung berfluktuatif selama tahun 2012-2016. Kurun waktu
tersebut, pencapaian akseptor KB terbanyak terjadi pada tahun 2012,
yaitu mencapai 7.858 orang, dan terendah terjadi pada tahun 2013
yang sebanyak 5.588 orang. Adapun pencapaian jumlah akseptor KB
tahun 2016 sebanyak 6.446 orang, sedikit lebih rendah dari tahun
2015 yang sebanyak 6.564 orang.

Gambar 2.51
Perkembangan Akseptor KB dan Jumlah Pasangan Usia Subur
Kabupaten Simeulue, Tahun 2012-2016

18000 60,00
16000 48,31
45,53 50,00
14000 42,20 41,98
38,96
12000 40,00
10000
30,00
8000
6000 20,00
4000
10,00
2000
0 -
2012 2013 2014 2015 2016

Jumlah akseptor KB
Jumlah pasangan usia subur
Rasio (%)

Sumber: Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan


Keluarga Berencana Kab. Simeulue, 2017.
Upaya pemberdayaan keluarga guna terwujudnya keluarga yang
sejahtera terus diupayakan ditingkatkan di Kabupaten Simeulue.

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-94


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

Pemerintah Kabupaten Simeulue sangat berkomitmen untuk


memperbaiki kehidupan sosial-ekonomi keluarga kearah taraf hidup
yang sejahtera dan bermartabat. Berbagai upaya telah dilakukan,
namun masih memerlukan intervensi kebijakan yang terarah dan tepat
dalam pengentasan keluarga miskin. Selama empat tahun terakhir,
keluarga pra sejahtera (keluarga miskin) di Kabupaten Simeulue
memperlihatkan peningkatan, meskipun cenderung berfluktuatif.
Tahun 2012, jumlah keluarga pra sejahtera sebanyak 4.667 KK. Angka
tersebut meningkat sangat drastis menjadi 8.112 KK tahun 2013.
Akhir tahun 2015, tercatat keluarga pra sejahtera sebanyak 7.042 KK,
cenderung menurun dibanding tahun 2013, namun masih lebih tinggi
dibanding tahun 2012.
Selama periode 2012-2015, status keluarga sejahtera I
mendominasi dibandingkan dengan status keluarga lainnya.
Pertumbuhan status keluarga sejahtera I meningkat signifikan rata-
rata hampir 6,0 persen setiap tahunnya. Tahun 2012, jumlah keluarga
sejahtera I sebanyak 7.938 KK. Tahun 2015, jumlah keluarga
sejahtera I bertambah menjadi 10.021 KK.

Gambar 2.52
Perkembangan Status Keluarga
Kabupaten Simeulue, Tahun 2012-2015 (KK)

255
Keluarga Sejahtera III Plus 259
376
451
760
Keluarga Sejahtera III 762
778
872
2790 2015
Keluarga Sejahtera II 2788
2531 2014
6843
10021 2013
Keluarga Sejahtera I 10018
8654 2012
7938
7042
Keluarga Pra Sejahtera 7031
8112
4667 KK
0 2000 4000 6000 8000 10000 12000

Sumber: Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan


Keluarga Berencana Kab. Simeulue, 2017.

2.3.2.2.9 Perhubungan
Dalam konteks ekonomi, kedudukan wilayah Kabupaten
Simeulue dalam peta Provinsi Aceh memiliki arti penting dan strategis
utamanya terhadap akses transportasi/perhubungan bagi beberapa
kabupaten lainnya di Pesisir Barat-Selatan Aceh untuk menuju pusat
pasar utama Pulau Sumatera, yaitu Medan. Dengan kedudukannya ini
memudahkan bagi Kabupaten Simeulue untuk melakukan transaksi
ekonomi dengan wilayah sekitarnya, seperti Kabupaten Aceh Barat,
Nagan Raya, dan Aceh Barat Daya, Aceh Selatan, dan Aceh Singkil.
Kondisi tersebut di atas tidak terlepas dari tersedianya sarana dan
prasarana transportasi laut dan udara yang sudah ada, walaupun
belum cukup memadai.

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-95


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

Pemerintah daerah juga menyadari masih terdapat beberapa


permasalahan di sektor perhubungan yang harus mendapat
penanganan yang serius seperti masih kurangnya sarana transportasi
ke daerah pedalaman serta penanganan beberapa ruas jalan
kabupaten, negara dan jalan propinsi yang melintasi Kabupaten
Simeulue.
Kurun waktu 2012-2015, kinerja pembangunan pada aspek
pelayanan urusan perhubungan di Kabupaten Simeulue menunjukkan
adanya peningkatan yang dilihat dari salah satunya adalah jumlah
arus penumpang angkutan umum. Jumlah arus penumpang angkutan
umum mengalami peningkatan dari 97.830 penumpang tahun 2012
menjadi 107.351 penumpang pada tahun 2015. Demikian juga dengan
jumlah barang yang terangkut meningkat menjadi 58.968,84 ton tahun
2015, dari 58.968,84 ton tahun 2012. Untuk tahun 2016, terjadinya
penurunan jumlah penumpang dan barang di Kabupaten Simeulue.
Akhir tahun 2016, tercatat jumlah orang yang terangkut angkutan
umum berjumlah 83.227 orang dan barang sebanyak 25.805 ton.

Tabel 2.60
Jumlah Orang/Barang yang Terangkut Angkutan Umum, Tahun
2012-2016
Uraian Satuan 2012 2013 2014 2015 2016
Jumlah
Orang 97.830,00 97.864,00 98.853,00 107.351,00 83.227
orang
Jumlah
Ton 28.597,71 46.176,80 60.274,43 58.968,84 25.805
Barang
Sumber: Dinas Perhubungan Kabupaten Simeulue, 2017

Sebagai wilayah kepulauan, transportasi laut dan udara


merupakan andalan utama masyarakat dalam bepergian ke luar
daerah, atau sebaliknya. Sarana transportasi laut, seperti kapal laut
sangat dominan dimanfaatkan masyarakat Simeulue. Jumlah
penumpang kapal laut mencapai 80.459 orang tahun 2015. Angka
penumpang tersebut meningkat drastis dari tahun 2012 yang sebanyak
70.999 orang. Namun, pada tahun 2016 terjadinya penurunan
penumpang yang memanfaatkan jasa trasportasi laut di Kabupaten
Simeulue. Sebaliknya, masyarakat yang memanfaatkan jasa
transportasi udara atau pesawat udara melalui bandara Lasikin.
Sampai tahun 2016, jumlah penumpang pesawat udara mencapai
35.568 orang, dari sebelumnya 23.826 orang tahun 2012.
Di sektor perhubungan, beberapa permasalahan yang masih
terjadi serta memerlukan kebijakan lanjutan ke depan, seperti
minimnya tenaga teknis (pengelolaan terminal, Sistem APILL, rekayasa
lalulintas, pengukuran kapal, dan bidang penyeberangan), terbatasnya
fasilitas pendukung pelabuhan laut, darat, dan penambahan fasilitas
pendukung pelabuhan udara Lasikin.

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-96


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

Tabel 2.61
Jumlah Penumpang Menurut Jenis Transportasi
Kabupaten Simeulue Tahun 2012-2016 (orang)
Jumlah penumpang
Total
Tahun Pesawat
Bus Kapal Laut Penumpang
Udara
2012 3.005 70.999 23.826 97.830
2013 2.845 74.536 20.483 97.864
2014 3.958 79.031 15.864 98.853
2015 3.635 80.459 23.257 107.351
2016 2.766 44.893 35.568 83.227
Sumber: Dinas Perhubungan Kabupaten Simeulue, 2017.

2.3.2.2.10 Komunikasi dan Informatika


Era “dunia tanpa batas” sejalan dengan perkembangan teknologi
informasi, telah terwujud secara nyata di Kabupaten Simeulue.
Layanan internet sebagai kebutuhan masyarakat untuk memperoleh
informasi yang aktual dan cepat, telah berkembang di Kabupaten
Simeulue. Dukungan infrastruktur teknologi informasi dari Pemerintah
Kabupaten dan berkembangnya investasi dunia usaha/swasta di
sektor tersebut merupakan penyebab akses informasi dan layanan
internet semakin berkembang. Layanan komunikasi berupa telepon
seluler/hand phone sudah menjangkau ke wilayah gampong. Bahkan,
para pelaku usaha yang menjual aksesoris-aksesoris handphone dan
layanan pulsa sangat mudah ditemui di pusat kota dan pusat
kecamatan. Sampai tahun 2015, jumlah gampong yang terakses
dengan HP mencapai 112 desa. Adapun layanan surat kabar terbitan
lokal hanya sebanyak 1 unit di Kabupaten Simeulue.
Selanjutnya, di Kabupaten Simeulue juga terdapat Kantor Pos.
Keberadaan kantor pos tersebut telah memberikan jasa layanan yang
cukup berarti bagi masyarakat, terutama pelayanan pengiriman paket
barang, surat, dan keperluan jasa lainnya.

2.3.2.2.11 Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah


Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (KUKM) di
Kabupaten Simeulue memegang peranan yang sangat penting dan
menjadi basis ekonomi kerakyatan. Kecuali jumlah KUKM yang
banyak, KUKM di Kabupaten Simeulue juga menyerap tenaga kerja
lokal, menggunakan sumberdaya bahan baku lokal, serta mendorong
perekonomian wilayah. Kondisi ini mendorong Pemerintah Kabupaten
Simeulue untuk terus memberdayakan dan mengembangkan KUKM
sebagai basis ekonomi kerakyatan secara berkelanjutan.
Koperasi sebagai jati diri bangsa patut menjadi perhatian
sungguh-sungguh dari Pemerintah Kabupaten Simeulue. Selama
periode 2012-2016, kinerja koperasi relatif menggembirakan. Secara
kuantitas, jumlah koperasi berfluktuatif selama lima tahun terakhir.
Tahun 2012, jumlah koperasi sebanyak 139 unit. Angka tersebut
meningkat menjadi 141 unit tahun 2013. Akhir tahun 2016, tercatat
koperasi di Kabupaten Simeulue berkurang menjadi 78 unit, jauh lebih
rendah dari tahun 2012. Implikasinya, anggota yang terserap dalam
koperasi serta omset koperasi juga berfluktuatif selama periode 2012-
2016.

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-97


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

Gambar 2.53
Kinerja Koperasi Kabupaten Simeulue Tahun 2012-2016
3500 25.000,00
3000
20.000,00
2500
2000 15.000,00

1500 10.000,00
1000
5.000,00
500
0 -
2012 2013 2014 2015 2016
Jumlah Koperasi (unit) 139 141 141 106 78
Jumlah Koperasi Aktif (unit) 21 20 23 29 30
Jumlah Koperasi yang dibina
21 20 23 24 18
(unit)
Jumlah Anggota Koperasi (orang) 2.705 3.117 2.731 2.804 2736
Jumlah Omzet Koperasi (Rp.Juta) 22.626,90 22.631,96 9.700,47 82,32
Sumber: Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UKM
Kabupaten Simeulue, 2016.

Potensi UMKM di Kabupaten Simeulue berpeluang untuk


berkembang. Kurun waktu 2012-2016, pertumbuhan UMKM rata-rata
3,34 persen setiap tahunnya. Akhir tahun 2016, jumlah UMKM
mencapai 1.826 unit, dari tahun 2012 yang berkisar 1.601 unit.
Sementara itu, tenaga kerja yang terserap di sektor UMKM
memperlihatkan penurunan, dari 3.742 orang tahun 2012 menjadi
2.700 orang tahun 2016, atau turun rata-rata -7,83 persen/tahun.
Omset UMKM juga menurun rata-rata hampir -7,58 persen setiap
tahunnya, dari Rp.50,58 miliar tahun 2012 menjadi Rp. 36,29 miliar
tahun 2016. Untuk itu, diperlukan perhatian dan upaya yang lebih
fokus dan terarah dalam melakukan pembinaan terkait pengembangan
UMKM, karena kontribusi kelompok UMKM selama ini memang telah
teruji cukup tangguh dalam menghadapi terpaan krisis, sehingga terus
dapat menjadi pilar utama yang menyangga perekonomian Kabupaten
Simeulue di masa mendatang.

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-98


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

Gambar 2.54
Kondisi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dan Tenaga
Kerja Di Kabupaten Simeulue, Tahun 2012-2016

4.500 140,00

4.000
120,00
3.500
100,00
3.000

2.500 80,00

2.000 60,00

1.500
40,00
1.000
20,00
500

0 0,00
2012 2013 2014 2015 2016
Jumlah UMKM (unit) 1.601 1.645 1.686 1.826 1.826
Jumlah tenaga Kerja (orang) 3.742 3.981 4.115 4.230 2.700
Jumlah Omset UMKM (Milyar
50,58 54,63 66,10 116,97 36,29
Rupiah)

Sumber: Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UKM


Kabupaten Simeulue, 2017

UMKM di Kabupaten Simeulue lebih banyak bergerak pada


lapangan usaha perdagangan. Bahkan, UMKM di lapangan usaha
perdagangan menunjukkan tren yang terus meningkat signifikan
periode 2012-2015. Rata-rata pertumbuhan UMKM tersebut hampir
7,93 persen/tahun. Dari 1.826 unit UMKM tahun 2016, paling kurang
69,28 persen (1.265 unit) adalah UMKM yang bergerak pada lapangan
usaha perdagangan. Selebihnya 30,72 persen UMKM bergerak pada
lapangan usaha lainnya, meliputi industri, perikanan, pertanian,
transportasi, dan pertambangan.

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-99


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

Gambar 2.55
Perkembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)
Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2012-2016 (unit)
1400
1.265 1265
1200
1.143

1000 960
932

800

600

400 325
255 285
267
163
163
163 212
204 212
200

0 5163707070 7798106
106
23
3 5 8 1010

2012 2013 2014 2015 2016

Sumber: Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UKM


Kabupaten Simeulue, 2017.

UMKM sebagai basis ekonomi kerakyatan diharapkan sebagai


motor penggerak dalam penyerapan tenaga kerja (pro-job) di Kabupaten
Simeulue. Tenaga kerja merupakan salah satu faktor terpenting dalam
kegiatan suatu usaha. Begitu juga pada unit UMKM, tenaga kerja
sangat menentukan keberlangsungan usaha. Hal tersebut terjadi
karena rata-rata usaha tersebut dijalankan sendiri oleh pemilik, pelaku
usaha, dan sekaligus sebagai pekerjanya. Dari lapangan usaha yang
ada, terlihat bahwa jumlah tenaga kerja terbanyak terserap di usaha
perdagangan. Namun demikian, serapan tenaga kerjanya
memperlihatkan angka penurunan pada tahun 2016. Tahun 2016,
penyerapan tenaga kerja pada lapangan usaha tersebut mencapai
1.137 orang, atau hampir 42,11 persen dari keseluruhan (2.700 orang)
yang terserap pada lapangan usaha lainnya. Adapun tahun 2012,
tenaga kerja yang terserap pada lapangan usaha perdagangan
sebanyak 2.054 orang.
Potensi penyerapan kerja pada lapangan usaha industri juga
memperlihatkan penurunan pada tahun 2016. Tahun 2012, paling
kurang 782 orang terserap pada lapangan usaha tersebut. Angka
tenaga kerja tersebut menurun menjadi 443 orang tahun 2016. Disisi
lainnya, lapangan usaha perikanan, UMKM di sektor ini menyerap
tenaga kerja sebanyak 455 orang tahun 2016, sedikit meningkat dari
tahun 2012 yang berkisar 453 orang. Adapun UMKM berbasis
pertanian menyerap tenaga kerja sebanyak 291 orang tahun 2016, dari
sebanyak 276 orang tahun 2012.

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-100


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

Gambar 2.56
Serapan Tenaga Kerja Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)
Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2012-2016 (orang)

2500 2.351
2.253
2.188
2.054
2000 2012

2013
1500 1317
2014

2015
1000 875
855 875
782
2016
474
453 455 455 455 443
500 291
276284 291 291
137 174
159 174
110 84
40404884
0

Sumber: Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UKM


Kabupaten Simeulue, 2017

Di era MEA saat ini, KUMKM di Kabupaten Simeulue dituntut


untuk mampu bersaing secara regional serta berupaya kompetitif
dalam meraih pangsa pasar. Karena itu, permasalahan klasik KUKM,
seperti rendahnya SDM pelaku usaha, sistem pemasaran yang belum
efektif, keterbatasan anggaran pembinaan, dan masalah klasik lainnya
diupayakan diatasi secara terpadu dan berkelanjutan.

2.3.2.2.12 Penanaman Modal Daerah


Penanaman modal atau investasi berperan sangat penting dalam
mendorong percepatan pembangunan ekonomi dalam jangka panjang.
Keterbatasan anggaran pembangunan, mengharuskan pemerintah
menggali potensi pendanaan atau penanaman modal dari dunia
usaha/swasta di dalam negeri dan asing (PMDN dan PMA). Hal
tersebut sesuai dengan mandat Peraturan Badan Koordinasi
Penanaman Modal Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2012 tentang
Pedoman penyusunan Rencana Umum Penanaman Modal
Kabupaten/Kota. Berbagai potensi dan unggulan investasi daerah
ditawarkan dengan memperhatikan prospek dan jenis aktivitas
ekonominya yang bermanfaat signifikan bagi daerah. Tujuan utamanya
adalah untuk meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi yang pada
akhirnya berimplikasi secara berkelanjutan terhadap penyerapan
tenaga kerja lokal dan memberikan pendapatan yang
berkesinambungan (income generating) yang lebih baik bagi
masyarakat.
Suasana keamanan dan Iklim usaha yang kondusif turut
berpengaruh positif terhadap perkembangan investasi Aceh, termasuk
di Kabupaten Simeulue. Tahun 2014, tercatat penanaman modal
dalam negeri (PMDN) di Kabupaten Simeulue sebanyak Rp.6,85 miliar.
Angka PMDN tersebut bertambah menjadi Rp.15 miliar tahun 2015.
Adapun tahun 2016, PMDN sebesar Rp.14,5 milyar, dengan jumlah

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-101


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

perusahaan 28 unit. Adapun penanaman modal asing masih terbatas


di Kabupaten Simeulue, yaitu Rp.1 miliar tahun 2016, yang
menampung tenaga kerja 14 orang.
Selama empat tahun terakhir (2012-2015), terdapat 9 qanun
yang diterbitkan Pemerintah Kabupaten Simeulue yang terkait dengan
perizinan. Regulasi tersebut bertujuan untuk kemudahan bagi
masyarakat dan pelaku usaha (dunia usaha/swasta) dalam
pengurusan perizinan, disamping juga sebagai ketentuan untuk
mendorong peningkatan penerimaan daerah melalui Pendapatan Asli
Daerah (PAD). Beberapa perizinan tidak dikenakan pembiayaan untuk
mendorong masyarakat dan pelaku usaha berinvestasi di Kabupaten
Simeulue, seperti pengurusan izin TDP, IUI, TDI, IUP, izin trayek, dan
lainnya.

Tabel 2.62
Lamanya, Persyaratan Dokumen, dan Biaya
Pengurusan Perizinan di Kabupaten Simeulue, Tahun 2016
Biaya
Lama Jumlah
Resmi
NO Uraian Mengurus Persyaratan
Rata-rata
(hari) (dokumen)
Maks ( Rp)
1 2 3 4 5
1. SIUP 1 - Gratis
2. TDP 1 4 Gratis
3. IUI 4 8 Gratis
4. TDI 3 5 Gratis
5. IMB 7 11 2.564.700
6. HO 5 10 286.171
Izin Usaha Pertambangan
7. 15 9 Gratis
(IUP)
Izin Usaha Pertambangan
8. 18 16 Gratis
Rakyat(IUPR)
Tanda Daftar Gudang
9. 2 4 Gratis
(TDG)
10. Izin Trayek 3 9 Gratis
11. Izin pengangkutan 2 9 Gratis
12. Izin Usaha Pertanian 5 6 Gratis
13. Izin Usaha Perkebunan 14 16 Gratis
Izin Usaha Perkebunan
14. 14 13 Gratis
Pengelolahan (IUP-P)
Izin Usaha Rekreasi dan
15. 2 3 Gratis
Hiburan Umum
Izin Operasional Depot Air
16. 2 7 Gratis
Minum Isi Ulang
17. Izin Usaha Peternakan 4 4 Gratis
18. Izin Praktek Dokter 5 9 Gratis
19. Izin Praktek Apoteker 2 9 Gratis
20. Izin Praktek Perawat 1 9 Gratis
21. Izin Praktek Perawat Gigi 2 5 Gratis

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-102


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

1 2 3 4 5
22. Izin Optical 2 9 Gratis
23. Izin Praktek Bidan 1 9 Gratis
Izin Pendirian Rumah
24. 13 15 Gratis
sakit Swasta
25. Izin Praktek Tukang Gigi 2 5 Gratis
26. Izin Operasional Klinik 4 9 Gratis
27. Izin Apotek 3 17 Gratis
Izin pengobatan
28. 2 7 Gratis
Tradisional/Alternatif
Izin Operasional Rumah
29. 1 9 Gratis
Bersalin
30. Izin Usaha Perdagangan 2 5 Gratis
31. Izin Pariwisata 1 7 Gratis
32. Izin Usaha Perikanan 4 6 150.000
33. Izin Reklame 3 4 852.971
Izin Usaha Jasa Kontruksi
34. 3 13 Gratis
(IUJK)
35. Izin Penangkapan Ikan 4 5 150.000
36. Izin tempat Usaha (SITU) 2 5 Gratis
37. Izin Depot Obat 1 8 Gratis
Izin Operasional Rumah
38. 1 9 Gratis
Sakit Swasta
39. Izin Kerja Apoteker 1 7 Gratis
Izin Usaha Peternakan
40. 5 4 Gratis
Unggas
41. Izin Lokasi 5 12 Gratis
42. Izin Praktek Dokter Gigi 3 9 Gratis
Izin Praktek Dokter
43. 2 9 Gratis
Spesialis
Sumber: Dinas Penanaman Modal, Tenaga Kerja, Transmigrasi dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Simeulue, 2017.

Perusahaan yang berbadan hukum yang melakukan aktivitas


ekonomi dan bisnis di Kabupaten Simeulue didominasi perusahaan
kecil. Jenis perusahaan ini pada umumnya berskala kecil serta
aktivitas ekonominya masih skala terbatas. Perkembangan
perusahaan kecil yang mengurus surat izin perdagangan (SIUP)
berfluktuatif selama enam tahun terakhir. Tahun 2012, jumlah
perusahaan kecil berbadan hukum mengurus SIUP mencapai 170 unit.
Jumlah perusahaan tersebut berkurang meningkat drastis pada tahun
2013 yang mencapai 155 unit. Akhir tahun 2016, tercatat perusahaan
kecil mencapai 186 unit, tertinggi sepanjang tahun 2012-2016. Adapun
perusahaan berbadan hukum menengah mengurus SIUP sebanyak 16
unit tahun 2016, dari sebanyak 6 unit tahun 2012. Perusahaan besar
hanya sebanyak 1 unit tahun 2016, dari 2 unit tahun 2012.

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-103


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

Gambar 2.57
Perkembangan Jumlah Perusahaan Yang Mengurus SIUP
Kabupaten Simeulue, Tahun 2012-2016 (unit)

1
2016 16
185
2
2015 14
176
4
2014 25
175
0 Perusahaan Besar
2013 11
155 Perusahaan Menengah
2 Perusahaan Kecil
2012 6
170
Unit
0 50 100 150 200

Sumber: Dinas Penanaman Modal, Tenaga Kerja, Transmigrasi dan


Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Simeulue, 2017

Dari keseluruhan perizinan yang dikeluarkan oleh Kantor


Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Simeulue, perizinan gangguan
(HO) lebih banyak dibandingkan lainnya, seperti TDP, SITU, dan IMB.
Bahkan, adanya kecenderungan peningkatan selama empat tahun
terakhir. Adapun perizinan tempat usaha (SITU) kedua terbanyak
dalam pengurusan perizinan di Kabupaten Simeulue.

Tabel 2.63
Perkembangan Jumlah Perusahaan Yang Mengurus Perizinan
Kabupaten Simeulue, Tahun 2012-2016 (unit)
Jenis
2012 2013 2014 2015 2016
Izin/Perusahaan
TDP
Perusahaan Kecil 66 83 81 73 -
Perusahaan
106 62 79 63 -
Menengah
Perusahaan Besar 5 9 4 8 8
Jumlah 177 154 164 144 8
SITU/HO/IMB
Jumlah Izin SITU 336 346 366 363 -
Jumlah HO 408 473 475 502 -
Jumlah IMB 19 23 8 33 -
Jumlah 763 842 849 898 -
Sumber: Dinas Penanaman Modal, Tenaga Kerja, Transmigrasi dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Simeulue, 2017

2.3.2.2.14 Statistik
Statistik memberikan peranan paling besar terhadap proses
perencanaan dan pembangunan daerah yang berkualitas. Disamping
menghimpun dan menyediakan data dan informasi pokok terhadap

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-104


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

penyusunan dokumen perencanaan pembangunan, juga menyalurkan


data dan informasi pembangunan bagi masyarakat. Data dan informasi
yang akurat akan menghasilkan output perencanaan yang sempurna
serta memberikan informasi yang lebih tepat dan obyektif kepada
masyarakat terhadap hasil-hasil pembangunan yang dicapai. Selama
enam tahun terakhir, Pemerintah Kabupaten Simeulue telah
mempublikasikan berbagai data dan informasi penting bagi
masyarakat, berupa Kabupaten Simeulue Dalam Angka, Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB), Statistik Daerah, maupun bentuk
informasi dan data lainnya yang dapat menggambarkan capaian
perkembangan pembangunan daerah. Data statistik tersebut dinilai
sangat penting karena memperlihatkan kinerja Pemerintah Kabupaten
Simeulue yang dicapai setiap tahunnya.

2.3.3 Fokus Urusan Layanan Pilihan


2.3.3.1 Pariwisata
Wilayah kepulauan Simeulue memiliki potensi pariwisata yang
menarik untuk dikunjungi oleh wisatawan domestik dan mancanegara.
Jumlah obyek wisata di Kabupaten Simeulue terutama terletak pada
keindahan alamnya yang masih sangat alami. Dari 39 lokasi obyek
wisata di kabupaten ini, 24 diantaranya adalah obyek wisata pantai.
Kecamatan Teupah Barat memiliki lokasi obyek wisata terbanyak di
kabupaten ini mencapai 7 buah. Kecamatan Simeulue Barat terdapat 5
obyek wisata yaitu Pantai Sigulai, Pantai Layabaung, Mata Ifaung,
Pulau Tinggi dan Danau Laulo Laut tawar. Sementara di Teluk Dalam
hanya terdapat Danau Laut Tawar Mutiara.

Tabel 2.64
Objek Wisata Menurut Kecamatan di Kabupaten Simeulue
Kecamatan Objek Wisata
Simeulue Pantai Ganting, Pulau Simanaha, Pulau Siumat
Timur dan Pantai Ujung Babang
Simeulue Air Terjun Putra Jaya, Pantai Kampung Aie dan
Tengah Pantai Dihit
Simeulue Pantai Sigulai, Pantai Layabaung, Mata Ifalung,
Barat Pulau Tinggi dan Danau Laulo Laut Tawar
Teupah Pantai Alus-Alus, Pantai Badegong, Pantai Pasir
Selatan Tinggi, Pantai Bebi dan Pantai Lasia
Pantai Lantik, Pantai Salur, Pulau Teupah, Pulau
Teupah Barat Mincau, Pulau Sevelak, Pantai Maudil dan Pantai
Nancala 7
pantai Nasreuheu, Pantai Bidadari, Pantai Iseng
Salang
dan Pantai Along
Teluk Dalam Danau Laut Tawar Mutiara
Pulau Selaut Besar, Pulau Selaut Kecil dan Puklau
Alafan
Lekon
Pantai Busung, Pantai Lasikin, Taman Jaron Rayo
Teupah Tengah
dan Matanurung
Pulau Simeulue Cut, Pantai Sianduk, dan Pantai
Simeulue Cut
Tale-Tale
Sumber: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Simeulue, 2017.

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-105


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

Jumlah sarana dan fasilitas pariwisata di Kabupaten Simeulue


memperlihatkan angka peningkatan. Jumlah losmen/wisma sebanyak
23 unit tahun 2016, dari 19 unit tahun 2014. Demikian juga resort
dari 5 unit tahun 2014 meningkat menjadi 14 unit tahun 2016.
Jumlah rumah makan/restoran sebanyak 34 unit tahun 2016 dari
sebelumnya 21 unit tahun 2014. Selanjutnya jumlah obyek wisata
budaya mencapai yang tersebar di beberapa kecamatan sebanyak 19
lokasi.

Tabel 2.65
Jumlah Sarana dan Fasilitas Pariwisata, Tahun 2014 - 2016
No Jenis sarana Satuan 2014 2015 2016
1 Losmen/Wisma Unit 19 20 23
2 Rumah makan/Restoran Unit 21 21 34
3 Warung kopi/cafe Unit - 120 130
4 Resort Unit 5 5 14
5 Usaha Kerajinan/Souvenir Unit - - 5
Sumber: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Simeulue, 2017

Sampai tahun 2016, jumlah kunjungan wisatawan domestik di


Kabupaten Simeulue mencapai 40.600 orang. Angka kunjungan ini
meningkat dari tahun 2015 yang sebanyak 27.641 orang. Sementara
itu, kunjungan wisatawan asing juga memperlihatkan peningkatan dari
sebanyak 391 orang tahun 2015 menjadi 479 orang tahun 2016.
Berbagai kegiatan prioritas yang dilaksanakan di masa mendatang,
seperti pengembangan wisata halal, event wisata, promosi dan
perbaikan layanan wisata, dan lainnya diharapkan dapat
meningkatkan kunjungan wisatawan domestik dan asing di Kabupaten
Simeulue.

2.3.3.2 Pertanian Tanaman Pangan


Potensi sektor pertanian di wilayah Kabupaten Simeulue
beraneka ragam dan tersebar relatif merata di seluruh kecamatan yang
merupakan potensi besar dalam mendukung proses ketahanan pangan
daerah. Potensi sektor pertanian tersebut didukung oleh luasnya area
pertanian yang masih tersedia di Kabupaten Simeulue. Untuk
mendorong percepatan pembangunan sektor pertanian, Pemerintah
Kabupaten Simeulue berupaya memfokuskan pengembangan
infrastruktur pertanian yang memadai serta meningkatkan
pemanfaatan teknologi pertanian yang ramah lingkungan. Upaya
tersebut ditempuh untuk mengatasi permasalahan terbatasnya
prasarana irigasi teknis serta masih lemahnya pemahaman masyarakat
dalam pemanfaatan teknologi pertanian (pra dan pasca panen).
Komoditas tanaman pangan unggulan di Kabupaten Simeulue,
meliputi padi, ubi kayu, dan ubi jalar. Di wilayah barat-selatan Aceh,
Kabupaten Simeulue termasuk penghasil padi yang masih rendah.
Tahun 2012, areal lahan yang ditanami padi sebanyak 7.215 ha. Luas
lahan tanam padi tersebut meningkat menjadi 11.223 ha tahun 2016.
Pertumbuhan luas tanam padi rata-rata 11,68 persen setiap tahunnya.
Tahun 2016, produksi padi di Kabupaten Simeulue berkisar 13.906
ton, jauh lebih rendah dari tahun 2012 yang mencapai 23.372 ton.

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-106


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

Rata-rata produktivitas lahan sawah berkisar 1,23 ton/ha tahun 2016,


juga lebih rendah dari tahun 2012 yang rata-rata 3,24 ton/ha.
Sebagian petani juga membudidayakan ubi kayu dan ubi jalar.
Namun, luas tanam ubi kayu dan ubi jalar masih terbatas di
Kabupaten Simeulue. Tahun 2012, luas lahan tanam ubi kayu
sebanyak 8 ha dan produksi sebanyak 85,50 ton. Luas tanam ubi
kayu meningkat 13 ha tahun 2016, atau rata-rata meningkat 12,91
persen/tahun. Sementara produksi ubi kayu tidak bertambah hanya
dihasilkan sebanyak 31,9 ton tahun 2016. Adapun ubi jalar
memperlihatkan luas tanam dan produksi yang meningkat pada tahun
2016, dibandingkan dengan tahun 2012.

Tabel 2.66
Luas Tanam dan Produksi Komoditas Pertanian Tanaman Pangan
Kabupaten Simeulue, Tahun 2012-2016
Pert.
No Komoditas 2012 2013 2014 2015 2016 Rata
(%)
Luas Tanam (ha)
Padi
1 7.215,00 6.819,00 5.500,00 5.735,00 11.223 11,68
Sawah
2 Jagung 1,00 0,00 8,00 0,00 118,4
3 Ubi Kayu 8,00 12,00 17,00 3,00 13,0 12,91
4 Ubi Jalar 3,00 6,00 14,00 5,00 7,0 23,59
Produksi (ton)
Padi
1 23.372,00 23.773,43 21.577,00 21.913,10 13.906 12,17
Sawah
2 Jagung 8,75 0,00 28,00 0,00 62,00
3 Ubi Kayu 85,50 110,00 170,00 30,00 31,9 21,85
4 Ubi Jalar 3,00 22,80 56,00 2,50 28,0 74,79
Sumber: Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Simeulue, 2017.

Empat kecamatan di Kabupaten Simeulue merupakan sentra


terluas untuk budidaya padi sawah, meliputi Simeulue Barat,
Simeulue Tengah, Teupah Tengah, dan Teupah Selatan. Ke empat
kecamatan ini membudidayakan padi sawah seluas 6.640 ha, atau
setara 59,16 persen dari luas tanam 11.223 ha tahun 2016. Keempat
kecamatan tersebut juga menghasilkan padi sebanyak 7.574 ton, atau
hampir 54,46 persen dari total produksi 13.906 ton tahun 2016.
Tingkat produktivitas lahan padi di setiap kecamatan tergolong rendah
pada tahun 2016 yaitu masih di bawah dari rata-rata 2 ton/ha.
Adapun pada tahun 2014, rata-rata produktivitas lahan padi sawah
berkisar 4 ton/ha di setiap kecamatan.

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-107


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

Gambar 2.58
Luas Tanam, Produksi, dan Produktivitas Padi
Menurut Kecamatan di Kabupaten Simeulue, Tahun 2014-2016

4000 4,50
3500 4,00
3000 3,50
3,00
2500
2,50
2000
2,00
1500
1,50
1000 1,00
500 0,50
0 -

Luas Tanam (ha) 2014 Luas Tanam (ha) 2015


Luas Tanam (ha) 2016 Produksi (ton) 2014
Produksi (ton) 2015 Produksi (ton) 2016
Produktivitas (ton/ha) 2014 Produktivitas (ton/ha) 2015
Produktivitas (ton/ha) 2016

Sumber: Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Simeulue, 2017.

Tanaman palawija juga akan didorong dikembangkan secara


terpadu dan berkelanjutan di Kabupaten Simeulue. Diversifikasi
pangan sangat diperlukan dalam upaya mengantisipasi terjadinya
kerawanan pangan, disamping juga mendorong dan mendukung
kebijakan nasional pencapaian swasembada pangan (non beras).
Dalam rangka meningkatkan produksi palawija, upaya intensifikasi
dan ekstensifikasi lahan ditingkatkan, termasuk pada lahan-lahan
produktif yang selama ini masih relatif dimanfaatkan. Dukungan
kebijakan lainnya yang akan diterapkan, meliputi bantuan
permodalan, benih berkualitas, dan sarana produksi lainnya,
penguatan kelembagaan petani, peningkatan akses pemasaran,
peningkatan adopsi teknologi pertanian siap diterapkan di lapangan,
serta pengembangan irigasi dan jalan usaha tani.
Tabel 2.67
Luas Panen dan Produksi Komoditas Palawija
Kabupaten Simeulue, Tahun 2012-2016
No Komoditas 2012 2013 2014 2015 2016
1 2 3 4 5 6 7
Luas Panen (ha)
1 Cabe Merah 3 4 14 22 36
2 Cabe Rawit 1 3 11 17 21
3 Kacang Panjang 6 7 14 18 17
4 Ketimun 7 9 20 24 21
5 Labu Siam 0 0 1 0 0
6 Terung 2 3 9 11 21
7 Tomat 1 1 5 7 0
8 Melinjo 540 600 750 325 167

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-108


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

1 2 3 4 5 6 7
Produksi (ton)
1 Cabe Merah 19,5 26 91 14,8 10,8
2 Cabe Rawit 6,1 18,3 67,1 11,6 7,5
3 Kacang Panjang 12 15,4 30,8 12,5 5,4
4 Ketimun 12,6 16,2 37,5 14,1 2,9
5 Labu Siam 0,0 0,0 4,8 0,0 0,0
6 Terung 10 15 48,6 4,6 5,1
7 Tomat 5 5 25,4 3,1 0
8 Melinjo 2,7 3 4,5 10,5 2,6
Sumber: Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Simeulue, 2017.

Permasalahan substansial dalam pengembangan komoditi


pangan dan hortikultura adalah ketersediaan bibit/benih unggul dan
pemasaran. Penggunaan varietas unggul sering menjadi kendala
dimana petani masih sangat tergantung dari bantuan pemerintah
akibat belum tersedianya unit produksi bibit/benih unggul yang
representatif dan mudah diakses oleh masyarakat. Selama ini sebagian
besar kebutuhan bibit/benih unggul masih didatangkan dari luar
daerah dengan harga yang mahal sehingga penggunaan bibit/benih
unggul oleh petani masih sangat minim dan cenderung bergantung
dari bantuan pemerintah. Untuk mengatasi permasalahan tersebut,
diperlukan ketersediaan unit produksi bibit dengan kapasitas modern
serta didukung sumberdaya yang handal sehingga tidak tergantung
lagi dari daerah lain dan dapat menjadi sentral penghasil bibit varietas
unggul untuk petani.

Tabel 2.68
Produksi Komoditas Buah-Buahan
Kabupaten Simeulue, Tahun 2012-2016 (ton)
No Komoditas 2012 2013 2014 2015 2016
1 Pisang 20,4 21,2 29,45 27,1 12,3
2 Nenas 1,3 1,4 3,76 4,9 1,5
3 Belimbing 3,2 1,2 8,36 3,5 3,2
4 Kedondong 0 0 0 0 0
5 Durian 61 9,6 95,9 11,3 14,5
6 Jambu Biji 3,7 1,15 2,76 0,2 0,5
7 Sawo 1,5 0,9 3,1 1,1 2,6
8 Pepaya 8,6 7,35 10,03 19 14,1
9 Sirsak 0 0,1 1,03 2 0,6
10 Semangka 0 0 0 0 0
11 Nangka 5,7 4,1 11,5 35,1 15,8
12 Manggis 7,3 1,3 3,7 0 0,6
13 Alpukat 0 0 0 0 1,9
14 Mangga 1 0 0 0,6 1,3
15 Rambutan 2,5 0,55 0 3 4,5
16 Duku 0 0 0 0 0
Sumber: Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Simeulue, 2017.

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-109


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

Pembangunan jalan usaha tani telah dilakukan di setiap


kecamatan dalam upaya meningkatkan aksesibilitas produksi dan
pemasaran dari kawasan sentra produksi. Sampai tahun 2015, jalan
usaha tani yang dibangun sepanjang 1.300 meter. Ruas jalan usaha
tani ini mengalami penurunan dibandingkan tahun 2012 yang
sepanjang 3.861 meter, seperti terlihat pada tabel berikut.
Tabel 2.69
Perkembangan Panjang Jalan Usaha Tani
Kabupaten Simeulue, Tahun 2012-2015 (meter)
Kecamatan 2012 2013 2014 2015
Simeulue Timur 260 512 102 150
Teupah Selatan 100 1.705 552 0
Teupah Tengah 0 277 105 0
Teupah Barat 250 871 1.657 0
Teluk Dalam 400 625 0 0
Simeulue Tengah 800 1701 0 0
Simeulue Cut 125 478 465 350
Salang 266 1.208 825 0
Simeulue Barat 1.160 1.200 801 800
Alafan 500 387 916 0
Total 3.861 8.964 5.423 1.300
Sumber: Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Simeulue, 2017.

Dalam upaya meningkatkan produksi padi dan mendorong


pembangunan pertanian di Kabupaten Simeulue, telah dilakukan
seperti pembangunan kantor BBU, pembangunan lantai jemur dan
gudang, cetak sawah baru, dan reklamasi lahan sawah, seperti terlihat
pada tabel berikut.
Tabel 2.70
Perkembangan Sarana dan Prasarana Pertanian
Kabupaten Simeulue, Tahun 2007-2016
Tahun
No Uraian Satuan
Anggaran
1 Pembangunan kantor BBU 1 unit 2007
2 Pembangunan lantai jemur 2007
3 Pembangunan gudang padi 1 unit 2007
4 Pembangunan aula 1 unit 2009
5 Pembangunan mes dinas 1 unit 2009
6 Pembangunan gudang alsintan 1 unit 2009
Peningkatan parit dan pengadaan pagar
7 1 pkt 2011
gudang BBU
Cetak sawah baru dan pembukaan
8 17 ha 2011
lahan kering (BBU)
Reklamasi lahan sawah BBU Desa
9 10 ha 2011
sebbeh
Pengadaan mesin pompa air dan tangki
10 air, instalasi jaringan air dilokasi 1 pkt 2011
pembenihan
11 Cetak sawah baru 500 ha 2016
Sumber: Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Simeulue, 2017.

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-110


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

2.3.3.2 Perkebunan
Sektor perkebunan diharapkan tetap menjadi tumpuan dalam
mendorong peningkatan kesejahteraan petani dan akselerasi ekonomi
Kabupaten Simeulue. Hal ini sangat beralasan mengingat subsektor
perkebunan memiliki keunggulan spesifik yang dicirikan, yakni
ditinjau dari cakupan komoditasnya, terdapat paling kurang 145 jenis
tanaman, baik tanaman tahunan maupun tanaman semusim, sehingga
pengembangannya akan dapat menjangkau berbagai tipe sumberdaya.
Ditinjau dari hasil produksinya, merupakan sumber bahan baku
industri atau ekspor, sehingga memiliki keterkaitan yang kuat dengan
kegiatan usaha berbagai sektor dan subsektor lainnya. Dari sisi
pengusahaannya, sekitar 85% merupakan usaha perkebunan rakyat
yang tersebar di berbagai daerah.
Kabupaten Simeulue memiliki potensi perkebunan yang dapat
dikelola secara berkelanjutan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Potensi tersebut belum terkelola secara optimal akibat
terbatasnya investasi dunia usaha/swasta yang bergerak di sektor
perkebunan. Secara statistik, peran sektor perkebunan masih relatif
stabil dalam mendorong kinerja ekonomi daerah Kabupaten Simeulue.
Sektor ini termasuk dalam lapangan usaha pertanian, peternakan,
perburuan, dan jasa pertanian memberikan kontribusi nilai tambah
19,37 persen dari keseluruhan PDRB ADHK Kabupaten Simeulue
tahun 2014. Untuk total nilai tambah PDRB ADHB, kontribusi
lapangan usaha ini mencapai 20,27 persen tahun 2014.
Berbagai komoditas unggulan perkebunan dibudidayakan petani,
meliputi cengkeh, kelapa sawit, karet, kelapa dalam, pala, pinang,
kakao, dan sagu. Luas tanam komoditas tersebut ada yang terus
meningkat signifikan dan ada juga berfluktuatif selama enam tahun
terakhir. Kondisi tersebut juga berdampak pada jumlah produksi
komoditas. Komoditas cengkeh merupakan yang paling luas areal
budidayanya, disamping juga komoditas kelapa dalam dibandingkan
dengan komoditas lainnya. Periode 2012-2016, luas tanam cengkeh
meningkat rata-rata 1,24 persen setiap tahunnya. Adapun jumlah
produksi meningkat drastis hampir rata-rata 69,28 persen setiap
tahunnya. Luas tanam kelapa dalam meningkat rata-rata 1,06
persen/tahun dan produksi meningkat rata-rata 16,44 persen/tahun.

Tabel 2.71
Perkembangan Luas Tanam dan Produksi
Komoditas Perkebunan Tahun 2012-2016
Pert.
Rata-
Komoditas 2012 2013 2014 2015 2016
Rata
(%)
1 2 3 4 5 6 8
Luas Tanam (ha)
Kelapa
3.202,00 3.858,00 3.813,00 3.813,00 3.813 11,75
sawit
karet 2.066,17 2.332,00 2.786,00 3.459,00 6.255 27,96
Kelapa
7.472,00 7.476,00 7.503,00 7.703,00 5.086 1,06
dalam

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-111


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

1 2 3 4 5 6 8
14.238,0 14.851,0 15.141,0 15.141,0
Cengkeh 15.941 1,24
0 0 0 0
Pala 1.556,00 1.669,50 2.132,59 2.568,00 9.799 14,76
Pinang 1.942,00 1.951,00 1.951,00 1.951,00 1.871 0,09
Kakao 1.806,00 1.924,00 1.924,00 1.924,00 3.163 0,57
Sagu 1.999,00 2.351,00 2.356,00 2.356,00 2.356 3,34
Produksi (ton)
Kelapa 9.098, 223,2
246,00 2.671,00 2.872,25 2.822,00
sawit 9 1
karet 158,00 211,90 400,27 736,93 740,3 49,70
Kelapa 5.414,
5.590,00 6.630,00 5.159,78 5.414,43 16,44
dalam 43
2.905,
Cengkeh 740,00 2.342,23 2.635,66 2.635,7 69,28
87
10.103
Pala 50,00 59,80 117,98 130,08 20,12
,6
Pinang 246,00 248,00 248,00 248,00 248,00 -8,46
Kakao 195,00 174,10 180,10 180,1 180,1 26,77
Sagu 196,00 1.853,00 1.853,00 1.853,00 1.853 58,71
Sumber: Dinas Perkebunan, Peternakan, dan Kesehatan Hewan
Kabupaten Simeulue, 2017.

Komoditas cengkeh merupakan andalan perkebunan Kabupaten


Simeulue. Tahun 2012, tercatat luas areal perkebunan cengkeh 14,238
ha, sementara tahun 2016 telah mencapai 15.941 ha. Luas tanam
yang cenderung bertambah berimplikasi positif terhadap peningkatan
produksi cengkeh. Hingga akhir tahun 2016, tercatat produksi cengkeh
sebanyak 2.905,87 ton, jauh lebih tinggi dari produksi tahun 2012
(sebanyak 740 ton). Namun demikian, tingkat produktivitas cengkeh
petani Simeulue masih rendah, yaitu hanya 0,18 ton/ha (kondisi
2016). Perkebunan cengkeh terbesar berada di Kecamatan Teupah
Barat seluas 5.015 ha, atau paling kurang 31,45 persen dari total luas
areal cengkeh di Kabupaten Simeulue (kondisi tahun 2016). Kecamatan
Teupah Selatan juga cukup menonjol luas tanam cengkeh, yaitu seluas
2.657 ha (16,67 persen). Adapun kecamatan lainnya masih dibawah
dari 11 persen luas areal budidaya cengkeh.

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-112


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

Gambar 2.59
Luas Tanam dan Produksi
Komoditas Cengkeh Menurut Kecamatan Tahun 2016
6000 0,40
5000 0,35
0,30
4000 0,25
3000 0,20
2000 0,15
0,10
1000 0,05
0 -

TBM (ha) TM (ha)


TR (ha) Luas Tanam (ha)

Sumber: Dinas Perkebunan, Peternakan, dan Kesehatan Hewan


Kabupaten Simeulue, 2017

Untuk komoditas kelapa dalam, areal budidaya terluas terdapat


di Kecamatan Teupah Selatan, termasuk juga di Kecamatan Simeulue
Tengah, Teupah Barat, dan Kecamatan Teupah Tengah. Keempat
kecamatan tersebut tercatat luas tanam kelapa dalam hampir
mencapai 53,91 persen dari total luas tanam kelapa dalam di
Kabupaten Simeulue. Rata-rata produksi kelapa dalam setiap
hektarnya juga masih rendah, yaitu hanya 1,64 ton pada tahun 2016,
meskipun sedikit meningkat dibanding tahun 2014 (rata-rata 0,14
ton/ha).

Gambar 2.60
Perkembangan Luas Tanam dan Produksi
Komoditas Kelapa Dalam Tahun 2016
1600
1400
1200
1000
800
600
400
200
0
Teupa Teupa Simeul
Simeul Teupa Simeul
h h ue Simeul Teluk
ue h Salang ue Alafan
Selata Tenga Tenga ue Cut Dalam
Timur Barat Barat
n h h
TBM (ha) 89,5 91,5 90 298 329 216 104 57 89,5 241,5
TM (ha) 300 228 597 823 642 518 274 423 190 228
TR (ha) 214 82 205 221 184 160 271 241 214 82
Luas Tanam (ha) 603,5 401,5 892 1342 1155 894 649 721 493,5 551,5
Produksi (ton) 270 330,6 895,5 1111,05 770,4 621,6 350 550 228 287,28
rata-rata (ton/ha) 0,45 0,82 1,00 0,83 0,67 0,70 0,54 0,76 0,46 0,52

Sumber: Dinas Perkebunan, Peternakan, dan Kesehatan Hewan


Kabupaten Simeulue, 2017

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-113


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

Dalam lima tahun terakhir, Pemerintah Kabupaten Simeulue


terus mengembangkan komoditas kelapa sawit. Luas tanam komoditas
tersebut meningkat rata-rata 11,75 persen. Angka tersebut jauh lebih
tinggi dari kenaikan rata-rata luas tanam komoditas lainnya, seperti
kelapa dalam, cengkeh, pinang, kakao, dan sagu. Bahkan, pencapaian
kenaikan produksi kelapa sawit meningkat drastis, yaitu rata-rata
223,21 persen (periode 2012-2016).
Perkebunan kelapa sawit telah dikembangkan di semua
kecamatan di Kabupaten Simeulue. Kecamatan Simeulue Tengah
merupakan kawasan budidaya kelapa sawit terluas. Akhir tahun 2016,
luas tanam kelapa sawit di Kecamatan Simeulue Tengah mencapai
1.262 ha (33,09 persen) dan produksi sebanyak 5.520 ton (62,46
persen). Kecamatan lainnya yang menonjol perkebunan kelapa sawit,
meliputi Teupah Barat, Simeulue Barat, dan Teluk Dalam. Adapun
luas areal budidaya yang relatif kecil terdapat di Kecamatan Alafan.

Gambar 2.61
Luas Tanam dan Produksi Komoditas Kelapa Sawit
Menurut Kecamatan Tahun 2016

6000 5,00
4,50
5000
4,00
3,50
4000
3,00
3000 2,50
2,00
2000
1,50
1,00
1000
0,50
0 -

TBM (ha) TM (ha) TR (ha)


Luas Tanam (ha) Produksi (ton) rata-rata (ton/ha)

Sumber: Dinas Perkebunan, Peternakan, dan Kesehatan Hewan


Kabupaten Simeulue, 2017

Karet merupakan komoditas andalan ekspor dan terus


dikembangkan petani di Kabupaten Simeulue. Luas areal yang
ditanami petani memperlihatkan peningkatan. Tahun 2012, tercatat
areal karet yang ditanami petani berjumlah 2.066,17 ha. Akhir tahun
2016, areal penanaman komoditas karet telah meningkat menjadi
6.255 ha, atau naik rata-rata hampir 27,96 persen setiap tahunnya.
Produksi karet juga cenderung meningkat, dari 158 ton tahun 2012
menjadi 740,3 ton tahun 2016, atau naik rata-rata hampir 49,70
persen/tahun.
Luas areal yang ditanami karet oleh petani relatif merata disetiap
kecamatan. Yang paling menonjol adalah diusahakan petani di
Kecamatan Teupah Barat, disamping juga Kecamatan Simeulue Timur

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-114


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

dan Simeulue Barat. Dan, relatif sedikit luas tanam karet terdapat di
Kecamatan Salang. Dibanding luas areal, produktivitas yang dicapai
masih relatif rendah, yaitu rata-rata 0,12 ton/ha (kondisi tahun 2016),
meskipun adanya kecenderungan meningkat dari rata-rata 0,07 ton/ha
tahun 2012.
Gambar 2.62
Perkembangan Luas Tanam dan Produksi
Komoditas Karet Tahun 2016

1600 0,18
1400 0,16
1200 0,14
1000 0,12
0,10
800
0,08
600 0,06
400 0,04
200 0,02
0 -

TBM (ha) TM (ha) TR (ha)


Luas Tanam (ha) Produksi (ton) rata-rata (ton/ha)

Sumber: Dinas Perkebunan, Peternakan, dan Kesehatan Hewan


Kabupaten Simeulue, 2017.

Pemerintah Kabupaten Simeulue akan terus mendorong


pengembangan perkebunan sebagai penyedia lapangan kerja bagi
masyarakat Simeulue. Akhir tahun 2015, tercatat 26.149 rumah
tangga (RT) petani bekerja di sektor perkebunan. Angka RT petani
tersebut cenderung meningkat dibanding tahun 2012 yang masih
sebanyak 25.850 RT. Selama empat tahun terakhir (2012-2015),
jumlah RT petani di sektor perkebunan meningkat rata-rata 0,38
persen setiap tahunnya. RT petani perkebunan terbanyak mendiami di
Kecamatan Teupah Selatan, termasuk juga di Kecamatan Salang.
Tabel 2.72
Perkembangan Rumah Tangga Petani Perkebunan Tahun 2012-
2015
Kecamatan 2012 2013 2014 2015
Simeulue Timur 4.377 2.188 2.272 2.272
Simeulue Tengah 4.398 2.191 2.232 2.232
Teupah Selatan 4.160 5.060 4.160 4.160
Teupah Barat 2.905 2.905 2.995 2.995
Teluk Dalam 2.601 2.601 2.621 2.621
Teupah Tengah 0 2.178 2.238 2.238
Simeulue Cut 0 2.167 2.167 2.167
Salang 3.357 3.357 3.407 3.407
Simeulue Barat 2.424 2.424 2.424 2.424
Alafan 1.628 1.628 1.633 1.633
Jumlah 25.850 26.699 26.149 26.149

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-115


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

Sumber: Dinas Perkebunan, Peternakan, dan Kesehatan Hewan


Kabupaten Simeulue, 2017.

Pembinaan kelompok tani perkebunan akan terus diintensifkan


serta diupayakan berperan signifikan dalam mendorong peningkatan
produktivitas komoditas perkebunan, disamping juga secara
berkelanjutan diharapkan mampu memperbaiki kesejahteraan petani.
Kurun waktu 2012-2015, kelompok tani perkebunan di Kabupaten
Simeulue meningkat signifikan. Tahun 2012, kelompok tani berjumlah
243kelompok dan akhir tahun 2015 berjumlah 662 kelompok, atau
rata-rata meningkat 39,66 persen/tahun. Kelompok tani perkebunan
terbanyak terdapat di Kecamatan Simeulue Timur dan Teupah Selatan.
Adapun yang relatif sedikit kelompok tani terdapat di Kecamatan
Simeulue Cut dan Alafan.
Tabel 2.73
Perkembangan Kelompok Tani Perkebunan Tahun 2012-2015
Kecamatan 2012 2013 2014 2015
Simeulue Timur 62 76 94 104
Teupah Selatan 30 60 86 101
Teupah Tengah 0 17 30 36
Teupah Barat 21 38 66 72
Teluk Dalam 21 38 49 66
Simeulue tengah 43 54 64 74
Simeulue Cut 0 7 10 14
Salang 29 50 70 77
Simeulue Barat 27 48 69 83
Alafan 10 16 21 35
Jumlah 243 404 559 662
Sumber: Dinas Perkebunan, Peternakan, dan Kesehatan Hewan
Kabupaten Simeulue, 2017

2.3.3.3 Perikanan dan Kelautan


Kegiatan ekonomi utama perikanan merupakan salah satu
kegiatan yang penting untuk dikembangkan guna menuju ketahanan
pangan nasional. Saat ini produk perikanan merupakan sumber
protein hewani dengan tingkat konsumsi terbesar di Indonesia.
Konsumsi produk perikanan mencapai sebesar 30,4 kg/kapita/tahun,
yaitu 72 persen konsumsi protein hewani/kapita/tahun, dibandingkan
sumber protein hewani lainnya seperti ayam, daging, dan telur. Sebagai
negara kepulauan, kondisi geografis Indonesia sangat mendukung
pengembangan kegiatan perikanan. Indonesia memiliki akses sumber
daya perikanan yang berlimpah baik perikanan perairan laut maupun
air tawar dimana 76 persen luas permukaan Indonesia merupakan
perairan laut. Selain itu, terdapat 5.500 sungai dan danau yang
mengairi daratan Indonesia.
Kabupaten Simeulue termasuk salah satu wilayah di barat-
selatan Aceh yang langsung berbatasan dengan laut. Kabupaten ini
diapit dan dikelilingi Samudera Hindia. Dengan posisi tersebut,
Kabupaten Simeulue memiliki potensi kekayaan laut cukup besar yang
dapat didayagunakan meningkatkan taraf hidup masyarakat. Selama
lima tahun terakhir (2012-2016), produksi perikanan di Simeulue

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-116


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

cenderung meningkat signifikan. Sebagian besar produksi perikanan


berasal dari produksi ikan dari laut, atau berjumlah 14.653 ton
(kondisi tahun 2016). Selebihnya berasal dari produksi budidaya air
tawar, budidaya air payau, sungai, dan perairan umum.
Secara keseluruhan, produksi perikanan laut Kabupaten
Simeulue meningkat rata-rata hampir 14,37 persen selama 2012-2016.
Dari total produksi tersebut, dicapai nilai produksi perikanan laut
mencapai Rp. 156,300 milyar pada tahun 2016. Nlai produksi tersebut
cenderung meningkat dibandingkan dari tahun 2012 yang sebanyak
Rp. 85,61 milyar. Secara lebih rinci, perkembangan jumlah dan nilai
produksi perikanan laut di Kabupaten Simeulue selama lima tahun
terakhir dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 2.63
Perkembangan Jumlah dan Nilai Produksi
Perikanan Laut Tahun 2012-2016
250,00 16.000,00
14.000,00
200,00
12.000,00

150,00 10.000,00
8.000,00
100,00 6.000,00
4.000,00
50,00
2.000,00
- -
2012 2013 2014 2015 2016
Nilai Produksi (Rp. Milyar) 85,61 125,38 209,48 152,35 156,30
Jumlah Produksi (ton) 8.561,50 12.538,72 13.965,60 12.696,00 14.653,00

Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Simeulue, 2016

Perikanan laut menyimpan potensi yang cukup besar dengan


adanya semua kecamatan yang berbatasan langsung dengan
Samudera Hindia. Pada tahun 2014, tercatat produksi perikanan laut
terbesar dihasilkan nelayan di Kecamatan Simeulue Timur berjumlah
3.589 ton (28,27 persen). Disusul Kecamatan Teupah Selatan sebanyak
1.590 ton (12,52 persen), Kecamatan Simeulue Barat sebanyak 1.090
ton (8,59 persen), Kecamatan Teupah Barat sebanyak 1.070 ton (8,43
persen), dan Kecamatan Simeulue Tengah sebanyak 1.007 ton (7,93
persen).
Pada tahun 2016, produksi perikanan laut di Kecamatan
Simeulue mencapai 2.370,94 ton atau sekitar 16,18 persen. Disusul
Kecamatan Teupah Selatan yang berproduksi sebanyak 1.773,03 ton
(12,10 persen). Beberapa kecamatan memperlihatkan produksi
perikanan laut yang drastis pada tahun 2016, meliputi Alafan,
Simeulue Barat, Simeulue Cut, dan Teupah Tengah.

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-117


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

Gambar 2.64
Produksi Perikanan Laut Menurut Kecamatan Tahun 2014-2016

4.000,00 30
3.500,00
25
3.000,00
20
2.500,00
2.000,00 15
1.500,00
10
1.000,00
5
500,00
- 0

2014 (ton) 2015 (ton) 2016 (ton)


2014 (%) 2015(%) 2016(%)

Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Simeulue, 2017

Disamping perikanan laut, budidaya perikanan darat juga cukup


berkembang di Kabupaten Simeulue. Luas lahan budidaya perikanan
darat yang dikelola petani ikan semakin bertambah. Hal ini terlihat
dari areal perikanan air tawar yang mencapai 24,55 ha tahun 2016,
dari sebelumnya 2,67 ha tahun 2014. Demikian juga dengan luas
budidaya perikanan tambak, kolam, jaring apung, dan budidaya
perikanan laut.
Optimalisasi produksi perikanan budidaya menjadi agenda
prioritas ke depan, mengingat sumbangannya terus meningkat dalam
sektor perikanan. Sampai tahun 2016, produksi perikanan dari
budidaya laut sebesar sebesar 14,33 ton, meningkat dari tahun 2012
yang sebanyak 4,78 ton. Demikian juga dengan produksi perikanan air
tawar meningkat menjadi 7,88 ton tahun 2016, dari jumlah produksi
5,92 ton tahun 2012. Meskipun demikian, produksi ikan dari budidaya
masih belum optimal serta masih timpang dibanding produksi ikan
dari laut.

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-118


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

Gambar 2.65
Produksi Perikanan Menurut Budidaya Tahun 2012-2016

2016

2015

Perairan Umum (ton)

2014 Air Tawar (ton)


Air payau (ton)
Laut (ton)
2013

2012

0 5 10 15 20

Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Simeulue, 2016

Dalam beberapa tahun terakhir, terjadi penurunan yang drastis


nilai produksi perikanan budidaya di Kabupaten Simeulue. Pola
budidaya perikanan yang masih bersifat tradisional dan belum
menggunakan teknologi yang modern turut menjadi pemicu relatif
lambatnya perkembangan aktivitas ekonomi perikanan budidaya. Oleh
karena itu, investasi dunia usaha/swasta yang bergerak di bidang
perikanan budidaya sangat diperlukan. Hal tersebut dimaksudkan
sebagai upaya untuk mendorong peningkatan produksi perikanan
budidaya di Kabupaten Simeulue. Selain itu, ditujukan juga untuk
menyerap tenaga kerja yang lebih banyak serta berkontribusi signifikan
dalam mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-119


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

Gambar 2.66
Nilai Produksi Perikanan Menurut Budidaya Tahun 2012-2016

2016

2015

Perairan Umum (Rp)


2014 Air Tawar (Rp)
Air payau (Rp)
Laut (Rp)

2013

2012

Rp
- 500.000.000 1.000.000.000

Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Simeulue, 2017

Ketersediaan armada perikanan yang layak sangat


mempengaruhi dalam proses penangkapan ikan di laut. Armada
perikanan yang digunakan nelayan sangat bervariasi dan jumlahnya
sebanyak 3.549 unit tahun 2016. Armada perikanan tersebut
meningkat drastis dibanding tahun 2012 yang sebanyak 2.998 unit.
Atau, rata-rata meningkat sebesar 4,30 persen setiap tahunnya.
Namun demikian, lebih dari 62,41 persen atau sebanyak 2.215 unit
armada merupakan perahu motor. Perahu motor tersebut juga
cenderung meningkat dari tahun 2012 yang sebanyak 1.397 unit (rata-
rata bertambah 12,21 persen/tahun). Selebihnya perahu tanpa motor
ukuran kecil sebanyak 1.062 unit tahun 2016. Sementara tahun 2012,
tercatat perahu tanpa motor sebanyak 1.397 unit. Jangkauan jenis
sarana perahu tanpa motor ini dalam menangkap ikan masih terbatas.
Adapun kapal motor 10-30 GT berjumlah 20 unit dan kapal motor
diatas 30 GT hanya 2 unit di Kabupaten Simeulue (kondisi tahun
2016).

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-120


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

Gambar 2.67
Perkembangan Jumlah Armada Penangkapan Ikan
Tahun 2012-2016

Kapal Motor > 30 GT

Kapal Motor 10 GT-30 GT

Kapal Motor 5-10 GT 2016


2015
2014
Perahu Tidak Bermotor
2013
2012
Kapal Motor

Perahu Motor
Unit

0 500 1.000 1.500 2.000 2.500

Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Simeulue, 2016

Jenis alat tangkap ikan yang digunakan oleh nelayan didominasi


pancing. Jumlah pancing tangan yang digunakan nelayan mencapai
19.870 unit tahun 2016. Dibandingkan tahun 2012 yang sebanyak
4.012 unit, rata-rata setiap tahunnya pancing bertambah hampir 49,15
persen/tahun. Sebagian nelayan juga menggunakan jaring insang yang
sebanyak 2.548 unit tahun 2016, naik drastis rata-rata 43,79 persen
dari tahun 2012 yang sebanyak 596 unit.

Tabel 2.74
Jumlah Alat Tangkap Ikan Tahun 2012-2016 (Unit)
Jenis Alat Tangkap 2012 2013 2014 2015 2016
Purseine 0 0 0 0 0
Jaring Insang 596 596 596 916 2.548
Jaring Udang 0 0 150 916 2.548
Pancing 3.365 4.011 17.484 18.263 0
Serok 0 0 0 0 0
Bubu 0 0 0 0 0
Pancing Tangan 4.015 4.011 17.484 19.568 19.870
Pancing Rawai 583 583 272 281 331
Jaring 0 567 1.088 0 0
Kompresor 0 0 128 0 0
Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Simeulue, 2017

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-121


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

Dalam rangka meningkatkan produksi perikanan, Pemerintah


Kabupaten Simeulue berupaya menyediakan fasilitas pendukung
perikanan yang diharapkan dapat berimplikasi positif terhadap
kesejahteraan petani ikan. Upaya arah tersebut ditempuh melalui
penyediaan berbagai fasilitas perikanan yang dibangun, seperti TPI dan
pasar ikan. Tahun 2016, tercatat TPI sebanyak 14 unit, PPI 1 unit,
pasar ikan sebanyak 12 unit, pabrik es 3 unit, Tempat penyimpanan
ikan 1 unit, Cool Box 1.250 unit, dan fasilitas lainnya.

Tabel 2.75
Fasilitas pendukung Perikanan dan Kelautan
Kabupaten Simeulue Tahun 2012-2016 (Unit)
Jenis Fasilitas 2012 2013 2014 2015 2016
PPI (unit) 0 0 1 1 1
TPI (unit) 13 15 14 14 14
Jumlah Pasar ikan (Unit) 10 10 10 12 12
Jumlah Keramba Tancap 106 106 126 136 -
(unit)
Jumlah Keramba Apung (unit) 24 27 29 39 -
Pabrik Es - - 2 3 3
Tempat Penyimpanan Ikan - - 1 1 1
Koperasi Perikanan - - 1 3 10
Ice Flake - - 0 0 2
Tambatan Perahu - - 22 32 32
Kolam Pelabuhan Perikanan - - 10 10 25
Cool Box - - 820 910 1.250
Mobil Pembeku - - 1 2 3
Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Simeulue, 2017
Sebagai wilayah kepulauan yang berbatasan dengan laut, dapat
dipastikan kehidupan masyarakat Simeulue tidak dapat dipisahkan
dari usaha perikanan dan kelautan. Jumlah nelayan tetap terus
bertambah di Kabupaten Simeulue, termasuk juga petani ikan. Periode
2012-2015, pertumbuhan pertambahan nelayan tetap rata-rata 12,58
persen/tahun. Sebaliknya nelayan tidak tetap menurun rata-rata -2,49
persen/tahun. Selain itu, petani ikan (budidaya di kolam dan air tawar)
meningkat sangat drastis, yaitu masing-masing rata-rata hampir 55,85
persen dan 18,92 persen setiap tahunnya. Kondisi ini mengindikasikan
bahwa sektor perikanan dan kelautan merupakan mata pencaharian
utama serta penyedia lapangan kerja yang berkesinambungan bagi
masyarakat Simeulue. Karena itu, upaya pembinaan kelompok
nelayan, petani ikan, dan pengolah ikan akan didorong
ditingkatkandan terus berlanjut di masa akan datang.

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-122


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

Tabel 2.76
Kondisi Perkembangan Jumlah dan Kelompok Nelayan serta
Pembinaan Nelayan Tahun 2012-2016
Uraian 2012 2013 2014 2015 2016
Nelayan Tetap (Orang) 2.390 2.439 2.447 2.447 3.840
Nelayan Tidak Tetap (orang) 990 990 1.026 1.026 895
Jumlah Petambak (Orang) 2 2 4 20 0
Jumlah Petani Ikan Kolam
10 20 111 84 59
(orang)
Jumlah Petani Ikan Air Tawar
10 20 42 49 20
(orang)
Kelompok Nelayan (klp) 12 18 26 71 87
Jumlah Nelayan/Petambak
2 2 4 25 -
yang dibina
Jumlah Kelompok Nelayan
2 2 32 43 87
yang dibina (klp)
Jumlah petani ikan yang
2 4 5 5 34
dibina (orang)
Jumlah kelompok pengolahan
3 5 6 6 8
Ikan (Klp)
Jumlah Kelompok pengolahan
3 5 4 4 5
ikan yang dibina (klp)
Jumlah Pelaku Usaha
- - 10 28 35
Pengolah Ikan (orang)
Jumlah Usaha Pengolahan
- - 3 7 8
Ikan (Unit)
Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Simeulue, 2017

2.3.3.4 Peternakan
Perkembangan populasi ternak besar, kecil dan unggas selama
tiga tahun terakhir di Kabupaten Simeulue cenderung meningkat. Dari
semua jenis ternak, hanya unggas jenis ayam pedaging yang
memperlihatkan angka penurunan populasi ternak, dari 110.874 ekor
di tahun 2014 berkurang menjadi 83.899 ekor tahun 2016. Ayam ras
dan itik meningkat drastis, masing-masing meningkat menjadi 67.081
ekor dan 11.616 ekor pada tahun 2016. Sementara pada tahun 2014,
ayam ras berjumlah 56.305 ekor dan itik berjumlah 8.268 ekor.
Adapun ternak kambing tercatat 4.701 ekor tahun 2014 meningkat
menjadi 5.195 ekor tahun 2016.
Perkembangan populasi ternak besar juga cenderung meningkat
selama tahun 2014-2016. Pada tahun 2016, populasi kerbau mencapai
35.986 ekor, dari sebelumnya 35.364 ekor tahun 2014. Namun, terjadi
penurunan populasi ternak kerbau menjadi 26.700 ekor di tahun 2017
yang disebabkan oleh meningkatnya penyakit ternak. Sementara itu,
ternak sapi potong sebanyak 2.205 ekor tahun 2014 meningkat
menjadi 3.331 ekor tahun 2016. Perkembangan populasi ternak selama
tiga tahun terakhir dapat dilihat pada tabel berikut.

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-123


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

Gambar 2.68
Perkembangan Populasi Ternak Tahun 2014-2016 (Ekor)

11616
Itik 9743
8268
83899
Ayam Pedaging 81200
110874
67081
Ayam Ras 58910
56305 2016
5195 2015
Kambing 4911 2014
4701
3331
Sapi Potong 2548
2205
35986
Kerbau 35820
35364

0 50000 100000 150000

Sumber: Dinas Perkebunan, Peternakan, dan Kesehatan Hewan


Kabupaten Simeulue, 2017.

Beberapa jenis ternak memperlihakan jumlah pemotongan


populasi ternak yang meningkat selama tiga tahun terakhir, kecuali
ternak ayam pedaging, itik, ayam ras dan sapi potong. Untuk ternak
ayam pedaging, penurunan pemotongan yang drastis sebagai implikasi
dari berkurangnya populasi ternak ayam pedaging dalam tiga tahun
terakhir. Akhir tahun 2016, jumlah pemotongan ayam pedaging tidak
lebih dari 44.994 ekor. Sementara tahun 2014, jumlah pemotongan
ayam pedaging mencapai 104.995 ekor.
Untuk jenis ternak besar, tercatat jumlah pemotongan kerbau
sebanyak 979 ekor di tahun 2012 meningkat menjadi 1.175 ekor tahun
2016. Untuk ternak kecil kambing juga mengalami peningkatan
pemotongan dari 1.344 ekor tahun 2012 menjadi 2.115 ekor tahun
2016. Perkembangan pemotongan ternak selama tiga tahun terakhir
sebagaimana terlihat pada gambar berikut.

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-124


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

Gambar 2.69
Perkembangan Pemotongan Ternak Tahun 2014-2016 (Ekor)

4457
Itik 4155
4724

44994
Ayam Pedaging 75744
104995

4894
Ayam Ras 6728
6728
2016
2115 2015
Kambing 1483
1344 2014
37
Sapi Potong 43
46

1175
Kerbau 1101
979

0 50000 100000 150000

Sumber: Dinas Perkebunan, Peternakan, dan Kesehatan Hewan


Kabupaten Simeulue, 2017

Upaya untuk mengatasi kematian ternak kerbau di Kabupaten


Simeulue harus menjadi perhatian serius Pemerintah Kabupaten
Simeulue. Dalam tiga tahun terakhir (2014-2016), adanya
kecenderungan peningkatan jumlah kematian ternak kerbau. Tahun
2014, tercatat kematian ternak kerbau sebanyak 542 ekor. Angka
kematian tersebut meningkat menjadi 600 ekor tahun 2015 dan
mencapai 1.780 ekor tahun 2016. Bahkan, tahun 2017 tercatat
kematian kerbau telah mencapai 4.457 ekor. Banyaknya jumlah
kerbau yang mati tersebut akibat didera penyakit (surra, SE,
fasciolosis, tympani, keracunan pestisida, defisiensi pakan, dan
cacingan).
Sementara itu, jumlah rumah tangga yang mengembangkan
Usaha ternak di Kabupaten Simeulue menurun sangat signifikan dan
tersebar di hampir kecamatan dengan rata-rata penurunan sebesar
6,05 persen. Kecuali itu, Kecamatan Teupah Barat meningkat 8,13
persen dari 382 rumah tangga tahun 2012 menjadi 483 rumah tangga
tahun 2015. Penurunan jumlah rumah tangga yang mengelola usaha
ternak terbanyak di Kecamatan Teluk Dalam menurun selama empat
tahun terakhir sebanyak 15,51 persen, disusul, Kecamatan Simeulue
Cut menurun sebesar 10,78 persen, Simeulue Tengah 9,78 persen dan
Kecamatan Salang 7,30 persen.

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-125


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

Tabel 2.77
Perkembangan Jumlah Rumah Tangga yang
Mengembangkan Usaha Ternak, Tahun 2012 – 2015
Pert.
Kecamatan 2012 2013 2014 2015 2016 Rata
(%)
Simeulue Timur 549 563 416 453 463 -6,21
Simeulue Tengah 843 922 594 619 629 -9,78
Simeulue Barat 569 569 438 463 473 -6,64
Teupah Selatan 315 325 267 282 291 -3,62
Teupah Barat 382 412 462 483 493 8,13
Salang 777 837 594 619 626 -7,30
Teluk Dalam 499 532 301 301 301 -15,51
Alafan 836 846 741 771 775 -2,66
Teupah Tengah 335 356 287 303 310 -3,29
Simeulue Cut 514 514 365 365 369 -10,78
Jumlah 5.619 5.876 4.465 4.659 4.730 -6,05
Sumber: Dinas Perkebunan, Peternakan, dan Kesehatan Hewan
Kabupaten Simeulue, 2017

Sampai tahun 2016, jumlah kelompok tani ternak mencapai 87


kelompok. Jumlah kelompok tani ternak ini menurun drastis dari
tahun 2015 yang mencapai 121 kelompok. Disisi lainnya, upaya
pembinaan terhadap kelompok tani ternak hanya mampu dilakukan
untuk sebanyak 12 kelompok tani ternak setiap tahunnya. Artinya,
kelompok tani ternak yang dibina hanya sekitar 13,79 persen dari total
kelompok tani ternak. Perkembangan jumlah kelompok tani ternak di
Kabupaten Simeulue dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.78
Perkembangan Kelompok Tani Ternak Tahun 2014-2016
Jumlah Kelompok
Jumlah Kelompok
Tani Ternak
Kecamatan Tani Ternak
yang Dibina
2014 2015 2016 2014 2015 2016
Simeulue Timur 24 39 30 2 2 2
Simeulue Tengah 5 11 10 2 2 2
Simeulue Barat 1 14 0 1 1 1
Teupah Selatan 8 6 9 1 1 1
Salang 1 10 7 1 1 1
Teupah Barat 12 17 10 2 2 2
Teluk Dalam 3 5 6 1 1 1
Alafan 1 4 4 1 1 1
Teupah Tengah 3 10 7 1 1 1
Simeulue Cut 2 5 4 0 0 0
Jumlah 60 121 87 12 12 12
Sumber: Dinas Perkebunan, Peternakan, dan Kesehatan Hewan
Kabupaten Simeulue, 2017.
Potensi pengembangan peternakan di Kabupaten Simeulue
berpeluang untuk dikembangkan secara terpadu. Potensi lahan padang
rumput untuk pengembangan peternakan mencapai 3.166 ha yang

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-126


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

tersebar di setiap kecamatan (kondisi tahun 2016). Luas lahan padang


rumput terluas terdapat di Kecamatan Simeulue Barat, disamping juga
Teupah Selatan, Salang, Teluk Dalam, Teupah Barat, dan Simeulue
Tengah. Adapun lahan padang rumput yang relatif kecil luasnya
terdapat di Kecamatan Simeulue Timur.

Tabel 2.79
Perkembangan Potensi luas lahan Padang Rumput
Ternak Tahun 2014-2016
Potensi Lahan (Ha)
Kecamatan
2014 2015 2016
Simeulue Timur 138 138 138
Simeulue Tengah 319 319 319
Simeulue Barat 468 468 405
Teupah Selatan 385 395 395
Salang 366 366 366
Teupah Barat 322 322 322
Teluk Dalam 333 333 333
Alafan 259 259 259
Teupah Tengah 327 327 327
Simeulue Cut 229 229 229
Jumlah 3.146 3.156 3.166
Sumber: Dinas Perkebunan, Peternakan, dan Kesehatan Hewan
Kabupaten Simeulue, 2017

Sarana dan prasarana yang ada di Kabupaten Simeulue saat ini


meliputi rumah potong hewan (RPH) sebanyak 2 unit, kios/sarana
produksi ternak 7 unit, dan puskeswan 4 unit. Selain itu, terdapat juga
rumah potong unggas sebanyak 1 unit dan pusat karantina hewan 1
unit.
Tabel 2.80
Perkembangan Sarana dan Prasarana Peternakan
Tahun 2014-2017
Jenis Fasilitas 2014 2015 2016 2017
RPH 1 2 2 2
Kios/Sarana Produksi Ternak - - 7 7
Puskeswan 3 4 4 4
Rumah Potong Unggas - 1 1 1
Pusat Karantina Hewan 1 1 1 1
Sumber: Dinas Perkebunan, Peternakan, dan Kesehatan Hewan
Kabupaten Simeulue, 2017

2.3.3.5 Perdagangan
Potensi perdagangan di Kabupaten Simeulue berpeluang sangat
besar untuk berkembang pesat. Data Dinas Perindustrian,
Perdagangan, Koperasi dan UKM Kabupaten Simeulue (2017),
mencatat bahwa jumlah perdagangan menengah di wilayah kepulauan
ini cenderung bertambah signifikan selama lima tahun terakhir. Tahun
2016, jumlah usaha yang bergerak pada perdagangan menengah di
Simeulue sebanyak 272 unit. Angka usaha tersebut cenderung

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-127


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

bertambah dari tahun 2012 yang mencapai rata-rata 9,82


persen/tahun. Tahun 2012, tercatat jumlah usaha perdagangan
menengah di Kabupaten Simeulue berkisar 187 unit.
Di Kabupaten Simeulue telah berkembang juga usaha
perdagangan besar. Meskipun masih terbatas, adanya kecenderungan
usaha tersebut meningkat dari tahun ke tahun. Iklim usaha yang
kondusif dan dukungan kemudahan berinvestasi turut berpengaruh
positif terhadap perkembangan usaha perdagangan besar. Tahun 2012,
tercatat usaha perdagangan besar berjumlah 9 unit. Akhir tahun 2016,
usaha perdagangan besar meningkat menjadi 26 unit, atau rata-rata
meningkat sebesar 30,37 persen/tahun.
Disamping itu, pedagang eceran dan pedagang kaki lima turut
berkontribusi bagi daerah. Pedagang eceran dan pedagang kaki lima
lebih banyak terkonsentrasi di pusat ibukota Simeulue. Pedagang
eceran di Kabupaten Simeulue berjumlah 250 orang dan pedagang kaki
lima berjumlah 46 orang pada tahun 2016. Adapun pada tahun 2012,
pedagang eceran berjumlah 371 orang dan pedagang kaki lima
berjumlah 149 orang.

Tabel 2.81
Kondisi Kinerja Perdagangan
Kabupaten Simeulue, Tahun 2012-2016
Uraian Satuan 2012 2013 2014 2015 2016
Perdagangan Kecil Unit 0 0 1.014 1.078 1.154
Perdagangan
Unit 187 198 210 235 272
Menengah
Perdagangan besar Unit 9 10 11 14 26
Pedagang Eceran Orang 371 491 580 655 250
Pedagang Kaki lima Orang 149 153 197 221 46
Sumber: Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM
Kabupaten Simeulue, 2017

2.3.4. Penunjang Urusan


A. Perencanaan Pembangunan
Perencanaan pembangunan berperan strategis sebagai acuan
dan pedoman dalam pelaksanaan pembangunan yang terpadu dan
berkelanjutan. Sesuai tupoksi, perencanaan pembangunan daerah
dilaksanakan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
(BAPPEDA) Kabupaten Simeulue. Kinerja pembangunan pelayanan
umum bidang perencanaan pembangunan daerah tercermin dari
beberapa indikator, meliputi ketersediaan dokumen Rencana
Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) daerah yang ditetapkan dengan
Peraturan Daerah dan dokumen Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah.
Disamping itu, tersedianya juga dokumen perencanaan jangka pendek
(tahunan) berupa Rencana Kerja Pembangunan Kabupaten (RKPK)
yang ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah. Berikut gambaran
indikator kinerja perencanaan pembangunan daerah di Kabupaten
Simeulue sebagaimana tabel berikut ini:

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-128


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

Tabel 2.82
Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Perencanaan Pembangunan
Tahun
No Indikator
2011 2012 2013 2014 2015 2016
Tersedianya dokumen
perencanaan RPJPD yang
1 Ada ada Ada Ada Ada Ada
telah ditetapkan dengan
PERDA (Ada/ tidak)
Tersedianya Dokumen
Perencanaan: RPJMD yang
2 telah ditetapkan dengan Ada ada Ada Ada Ada Ada
PERDA/PERKADA (Ada/
tidak)
Tersedianya Dokumen
Perencanaan: RKPD yang
3 Ada ada Ada Ada Ada Ada
telah ditetapkan dengan
PERKADA (Ada/ tidak)
Penjabaran Program RPJM
4 Ada ada Ada Ada Ada Ada
kedalam RKPD (Ada/ tidak)
Sumber: Bappeda Kabupaten Simeulue.

Untuk efektifnya perencanaan pembangunan penyelenggaraan


pemerintahan (MUSRENBANG, RKPK, dll) dan perencanaan teknis
(SID, DED kawasan/wilayah, Master Plan dll), dilakukan secara
terpadu satu pintu serta dikoordinasikan secara intensif, baik
fungsional, formal, struktural, materil maupun operasional. Berbagai
hasil studi dan penelitian tetap dijadikan sebagai rujukan perencanaan
pembangunan.
Permasalahan yang sering terjadi dalam menyusun
perencanaan pembangunan daerah selama ini adalah tidak akurat dan
validnya data, ketersediaan dan publikasi data pembangunan belum
tepat waktu, belum optimalnya pelaksanaan penelitian dan
penyusunan berbagai dokumen resmi Master Plan, Survey Investigation
Design (SID), Detail Engineering Design (DED) kawasan serta studi–
studi sebagai dasar dalam penyusunan perencanaan. Selain itu,
lemahnya koordinasi dalam perencanaan pembangunan daerah,
lemahnya Sumber Daya manusia (SDM) perencana, tenaga evaluasi
pembangunan serta terbatasnya tenaga fungsional perencana,
termasuk juga permasalahan dalam perencanaan pembangunan.
Tantangan ke depan lainnya adalah menjaga konsistensi dan
kesinambungan antara perencanaan dengan implementasinya.

B. Keuangan
Pengelolaan keuangan dan aset daerah di lingkup Pemerintahan
Kabupaten Simeulue telah memperlihatkan kemajuan serta
diharapkan dapat berjalan efektif, efisien, transparan dan akuntabel.
Hal ini tergambar dari hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan
(BPK) terhadap pengelolaan keuangan yang memperoleh predikat Wajar
Tanpa Pengecualian (WTP). Predikat yang berhasil diraih ini menjadi
momentum bagi Pemerintah Kabupaten Simeulue untuk terus
membenahi serta meningkatkan pengelolalan keuangan yang efisien,
transparan dan akuntabel.
Disisi lainnya, Pemerintah Kabupaten Simeulue masih
dihadapkan permasalahan dalam upaya meningkatkan penerimaan

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-129


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

daerah yang bersumber dari PAD. Akhir tahun 2016, kontribusi PAD
terhadap penerimaan daerah tidak lebih dari 5,56 persen. Sementara
itu, pengelolaan PDKS (SPBU dan pengolahan kelapa sawit) belum
maksimal dalam menghasilkan kontribusi terhadap PAD.
Dalam hal belanja pemerintah, Pemerintah Kabupaten Simeulue
terus mengupayakan prioritas untuk belanja pelayanan publik yang
manfaatnya diterima langsung oleh masyarakat. Hal ini terlihat dari
hasil rekapitulasi belanja langsung yang mencapai 61,63 persen dan
belanja tidak langsung 38,37 persen tahun 2016. Tahun 2012, belanja
langsung masih sebesar 48,20 persen dan belanja tidak langsung
mencapai 51,80 persen.

C. Kepegawaian serta Pendidikan dan Pelatihan


Berpijak pada kerangka pelaksanaan desentralisasi dan otonomi
daerah, tujuan pokok dari penyelenggaraan pemerintahan dan
pelaksanaan pembangunan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Karena itu, kewajiban bagi Pemerintah Kabupaten
Simeulue untuk mewujudkan tujuan tersebut melalui penyelenggaraan
tata pemerintahan yang baik (good governance) dan implementasi
pembangunan berkualitas secara berkelanjutan hingga ke pelosok
pedesaan.
Pengelolaan pemerintahan dan penyelenggaraan pembangunan
pada SKPK didukung dengan jumlah pegawai negeri sipil (PNS)
sebanyak 3.569 orang tahun 2016. Jumlah PNS tersebut bertambah
rata-rata setiap tahunnya hampir 1,11 persen dari tahun 2012 yang
sebanyak 3.415 orang. Dari 3.569 orang PNS, diantaranya 55,87
persen adalah laki-laki dan selebihnya 44,13 persen perempuan
(kondisi tahun 2016). Komposisi tersebut sudah mengalami perubahan
jika dibandingkan dari tahun 2012. Tahun 2012, PNS laki-laki
sebanyak 57,18 persen dan PNS perempuan berkisar 42,82 persen.
Perkembangan PNS menurut jenis kelamin Kabupaten Simeulue
sebagaimana tercantum dalam tabel berikut ini:

Tabel 2.83
Perkembangan PNS Menurut Jenis Kelamin
Kabupaten SimeulueTahun 2012-2016 (orang)
Jenis Pert.rata
No 2012 2013 2014 2015 2016
Kelamin (%)
1 Laki-laki 1.953 1.889 1.901 1.993 1.994 0,52
2 Perempuan 1.462 1.480 1.495 1.600 1.575 1,88
Total 3.415 3.369 3.396 3.593 3.569 1,11
Sumber: Badan Kepegawaian dan Pengembangan SDM Kabupaten
Simeulue, 2017.

Dari 3.415 orang PNS tahun 2012, hampir 36,54 persen


berpendidikan diploma (DI/DII/DIII). Selanjutnya tahun 2016 telah
mengalami perubahan signifikan yang didominasi PNS tamatan sarjana
(S1) sebanyak 44,35 persen, sedangkan PNS tamatan diploma tidak
lebih dari 22,27 persen. Kondisi ini memperlihatkan bahwa Pemerintah
Kabupaten Simeulue terus berupaya mewujudkan SDM aparatur yang
berkualitas melalui perbaikan tingkat pendidikan PNS ke jenjang
pendidikan tinggi. Ke depan, PNS yang berpendidikan tamatan
pendidikan SMA harus menjadi prioritas untuk mengecap pendidikan

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-130


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

tinggi. Sampai tahun 2016, paling kurang 28,27 persen PNS di


lingkungan Pemerintah Kabupaten Simeulue berpendidikan SMA.

Tabel 2.84
Perkembangan PNS Menurut Tingkat Pendidikan
Kabupaten Simeulue, Tahun 2012-2016 (orang)
Pert.
Tingkat
No 2012 2013 2014 2015 2016 Rata
Pendidikan
(%)
1 SD 9 9 9 15 13 9,63
2 SMP 25 19 19 54 57 22,88
3 SMA 855 861 859 1.001 1.013 4,33
4 DI/DII/DIII 1.248 1.111 1.091 1.032 813 10,16
5 S1 1.234 1.326 1.374 1.449 1.583 6,42
6 S2/S3 44 43 44 42 58 7,15
Total 3.415 3.369 3.396 3.593 3.569
Sumber: Badan Kepegawaian dan Pengembangan SDM Kabupaten
Simeulue, 2017.

Dari sisi golongan, paling kurang 53,01 persen PNS Pemerintah


Kabupaten Simeulue bergolongan III pada tahun 2016. PNS
bergolongan II juga cukup dominan yang berkisar 31,99 persen.
Adapun PNS bergolongan IV tidak lebih dari 13,30 persen, disamping
juga PNS golongan I yang sebanyak 1,68 persen. Komposisi PNS
tersebut menggambarkan bahwa masih terbatasnya sumber daya
aparatur yang profesional dalam melakukan pengelolaan
pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan publik. Sumber daya
aparatur dijajaran Pemerintah Kabupaten Simeulue tidak sebanding
dengan kebutuhan perangkat daerah dalam upaya meningkatkan
pelayanan publik yang berkualitas.

Tabel 2.85
Perkembangan PNS Menurut Tingkat Pendidikan
Kabupaten SimeulueTahun 2012-2016 (orang)
Pert.
No Golongan 2012 2013 2014 2015 2016 Rata
(%)
1 I 35 30 40 58 60 14,42
2 II 1.627 1.176 1.071 1.182 1.142 -8,47
3 III 1.381 1.670 1.792 1.866 1.892 8,19
4 IV 372 493 493 487 475 6,30
Total 3.415 3.369 3.396 3.593 3.569
Sumber: Badan Kepegawaian dan Pengembangan SDM Kabupaten
Simeulue, 2017.

Belum tersedianya gedung Badan Kepegawaian, Pendidikan dan


Pelatihan Kabupaten Simeulue yang representatif, termasuk gedung
untuk pelaksanaan pendidikan dan pelatihan, mess peserta diklat,
serta ruang makan dan mushalla, merupakan permasalahan yang
dapat menghambat kinerja pembinaan SDM aparatur. Oleh karena itu,
pembangunan gedung Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-131


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

Kabupaten Simeulue patut diprioritaskan. Dengan demikian,


diharapkan akan meningkatkan kualitas pelayanan kepada
masyarakat serta mempermudah pelaksanaan diklat, baik diklat pra
jabatan, diklat PIM, dan diklat teknis lainnya.

B. Penelitian dan Pengembangan


Penelitian dan pengembangan (litbang) memiliki peran penting
dalam perencanaan pembangunan serta dapat dijadikan indikator
kemajuan dari suatu daerah. Sejalan dengan perubahan OPD di
Kabupaten Simeulue, peran fungsi litbang semakin ditingkatkan,
meskipun diakui belum berbentuk badan tersendiri yang terpisah dari
BAPPEDA. Hal ini juga tidak terlepas dari keterbatasan sumber
penerimaan daerah. Ke depan, diharapkan peran Litbang semakin
strategis dalam mendukung setiap kebijakan yang dikeluarkan oleh
kepala daerah. Selain itu, Litbang juga diharapkan lebih berperan
dalam menghasilkan berbagai rekomendasi dan alternatif kebijakan
dalam mengatasi berbagai masalah di bidang ekonomi, sosial, dan
budaya.

C. Pengawasan
Pelayanan bidang urusan pengawasan memberikan informasi
seperti persentase tindak lanjut temuan dan persentase jumlah temuan
BPK/inspektorat terhadap penyelenggaraan pemerintahan baik
administrasi maupun keuangan. Sampai tahun 2016, jumlah temuan
kasus keuangan di Kabupaten Simeulue tercatat 57 kasus. Angka
temuan kasus ini berkurang dibandingkan tahun 2012 yang sebanyak
78 kasus. Secara lebih rinci, perkembangan temuan kasus keuangan di
Kabupaten Simeulue dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.86
Perkembangan Temuan Kasus Keuangan
Kabupaten Simeulue Tahun 2012-2016 (Kasus)
Tahun Anggaran
No Hasil Pemeriksaan
2012 2013 2014 2015 2016
1 BPK 13 7 4 2 3
2 Inspektorat Aceh 30 23 20 15 25
Inspektorat
3 35 40 27 39 9
Kabupaten
Jumlah 78 70 51 56 57
Sumber : Inspektorat Kabupaten Simeulue, 2017

Sementara itu, dari 57 kasus temuan tahun 2016, hanya


ditangani/ditindak lanjuti sebanyak 2 kasus. Angka ini berkurang
drastis dibandingkan tahun 2012 yang temuannya ditangani sebanyak
55 kasus, sebagaimana terlihat pada tabel berikut.

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-132


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

Tabel 2.87
Perkembangan Kasus Keuangan yang Ditangani
Kabupaten Simeulue Tahun 2012-2016 (Kasus)
Tahun Anggaran
No Hasil Pemeriksaan
2012 2013 2014 2015 2016
1 BPK 10 4 1 0 0
2 Inspektorat Aceh 22 10 17 14 0
Inspektorat
3 23 23 4 15 2
Kabupaten
Jumlah 55 37 22 29 2
Sumber: Inspektorat Kabupaten Simeulue, 2017

D. Sekretariat Dewan
Untuk layanan bidang urusan Sekretariat Dewan (Setwan)
meliputi beberapa pelayanan antara lain, tersedianya rencana kerja
tahunan pada setiap alat-alat kelengkapan Dewan Perwakilan Rakyat
Kabupaten (DPRK) Simeulue; tersusun dan terintegrasinya program-
program Kerja DPRK untuk melaksanakan fungsi pengawasan, fungsi
pembentukan perda, dan fungsi anggaran dalam dokumen rencana
lima tahunan (RPJMK) maupun dokumen rencana tahunan (RKPK);
dan terintegrasi program-program DPRK untuk melaksanakan fungsi
pengawasan, pembentukan Perda dan Anggaran ke dalam dokumen
perencanaan dan dokumen anggaran Setwan DPRK.

2.4. Aspek Daya Saing Daerah


Daya saing daerah merupakan salah satu tujuan
penyelenggaraan pemerintah daerah yang didasarkan pada potensi,
kekhasan, dan keunggulan suatu daerah. Suatu daya saing
(competitiveness) merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan
pembangunan ekonomi dalam mencapai tingkat kesejahteraan dan
keberlanjutan. Gambaran umum kondisi daerah terkait dengan aspek
daya saing daerah dapat dilihat dari beberapa aspek diantaranya
kemampuan ekonomi daerah, fasilitas wilayah/infrastruktur, iklim
berinvestasi, dan sumber daya manusia.

2.4.1 Kemampuan Ekonomi Daerah


Kemampuan ekonomi daerah atau kapasitas ekonomi daerah
harus memiliki daya tarik (attractiveness) bagi pelaku ekonomi yang
akan masuk dan telah berada pada suatu daerah untuk menciptakan
multiplier effect bagi peningkatan daya saing daerah.

A. Pengeluaran riil dan Konsumsi Rumah Tangga per Kapita


Salah satu ukuran kesejahteraan penduduk dapat dilihat melalui
perkembangan pendapatan. Pendapatan masyarakat dapat didekati
dengan pengeluaran masyarakat. Pada tahun 2015, rata-rata
pengeluaran perkapita per bulan masyarakat Kabupaten Simeulue
adalah Rp.752.119. Angka tersebut jauh lebih tinggi dari rata-rata
pengeluaran perkapita perbulan Provinsi Aceh yang sebesar Rp.
679.224.
Selama tiga tahun terakhir, pola konsumsi masyarakat
Kabupaten Simeulue untuk makanan cenderung mengalami

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-133


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

penurunan, meskipun proporsinya masih diatas 50 persen. Tahun


2013, persentase pengeluaran makanan mencapai 66,13 persen. Angka
pengeluaran tersebut menurun menjadi 55,22 persen tahun 2015.
Adapun pengeluaran non-makanan perkapita sebulan adalah 44,78
persen pada tahun 2015. Angka pengeluaran tersebut meningkat
drastis dari tahun 2013 yang sebesar 33,87 persen. Pola pengeluaran
konsumsi masyarakat Kabupaten Simeulue yang cenderung mengalami
peningkatan untuk non-makanan dipandang sangat positif dalam
jangka menengah ke depan. Hal tersebut menandakan bahwa tingkat
kesejahteraan masyarakat Kabupaten Simeulue mengalami perubahan
kearah yang lebih baik dan diharapkan ke depan taraf hidup
masyarakat lebih sejahtera.

Gambar 2.70
Konsumsi per Kapita Kabupaten Simeulue Tahun 2013-2015
Rp
800.000 752.119
700.000
600.000
470.470 459.481
500.000 415.354 2013
400.000 336.765 2014
311.145291.126
300.000
2015
200.000 159.325 168.355

100.000
0
Makanan Non Makanan Total

Sumber: BPS Kabupaten Simeulue, 2016

2.4.2 Fasilitas Wilayah/Infrastruktur


Fasilitas wilayah/infrastruktur merupakan penunjang daya saing
daerah dalam ketersediaan (availability) fasilitas untuk mendukung
aktivitas ekonomi di berbagai sektor pada suatu daerah atau
antardaerah (wilayah). Semakin lengkap ketersediaan fasilitas
wilayah/infrastruktur, maka semakin kuat daya saing daerah.
Gambaran umum kondisi daya saing daerah terkait dengan fasilitas
wilayah/infrastruktur diantaranya dapat dilihat dari fasilitas
perhubungan, pengairan/irigasi, air bersih, serta energi dan
telekomunikasi.

2.4.2.1 Aksesibilitas
A. Rasio Panjang Jalan per Jumlah Kendaraan
Untuk mengetahui tingkat aksesibilitas daerah tercermin dari
rasio panjang jalan per jumlah kendaraan. Rasio panjang jalan per
jumlah kendaraan dihitung untuk mengetahui tingkat ketersediaan
sarana jalan dapat memberi akses tiap kendaraan. Rasio panjang jalan
per jumlah kendaraan adalah perbandingan panjang jalan terhadap
jumlah kendaraan. Perkembangan rasio panjang jalan per jumlah
kendaraan di Kabupaten Simeulue kurun waktu tiga terakhir
berfluktuasi, namun masih memadai dalam memberi akses tiap
kendaraan. Dengan kata lain, kapasitas jalan yang ada masih sangat

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-134


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

memadai seiring dengan meningkatnya jumlah kendaraan. Ke depan,


yang harus menjadi perhatian adalah tetap menjaga kondisi jalan yang
ada serta memperbaiki jalan yang rusak sedang dan rusak berat.

Gambar 2.71
Jumlah Kendaraan di Kabupaten Simeulue, Tahun 2014-2016
5000

4000
2014
3000 2015
2016
2000

1000

0
Roda 2 Roda 3 Kendaraan Penumpang,
Barang dan Bus
Sumber: Dinas Perhubungan Kabupaten Simeulue, 2017.

Gambar 2.72
Rasio Panjang Jalan per Kendaraan
Kabupaten Simeulue, Tahun 2012-2016

6000 0,22 0,25


0,21
5000 0,20
0,15
4000 0,13 0,15
3000
0,10
2000 0,06

1000 0,05

0 -
2012 2013 2014 2015 2016

Panjang Jalan (km) Kendaraan (unit) rasio

Sumber: Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, 2017.


Dinas Perhubungan Kabupaten Simeulue, 2017.

B. Jumlah Orang/Barang yang Terangkut


Jumlah arus penumpang angkutan umum mengalami
peningkatan kurun waktu 2012-2015, namun akhir tahun 2016
mengalami penurunan. Tahun 2012, tercatat penumpang yang
terangkut angkutan umum berjumlah 97.830 orang. Angka terssebut
meningkat menjadi 107.351 orang pada tahun 2015. Demikian juga
dengan jumlah barang yang terangkut meningkat menjadi 58.968,84
ton tahun 2015, dari 30.851 ton tahun 2010. Peningkatan jumlah arus
penumpang angkutan umum dan barang tersebut mengindikasikan
juga berkembangnya perekonomian daerah.

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-135


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

Gambar 2.73
Jumlah Orang/Barang yang Terangkut Angkutan Umum
Kabupaten Simeulue, Tahun 2012-2016

120.000
107.351
97.830 97.864 98.853
100.000
83.227
80.000
60.274,43 58.968,84
60.000 Jumlah orang
46.176,80
Jumlah Barang (ton)
40.000 28.597,71 25.805,00
20.000

-
2012 2013 2014 2015 2016

Sumber: Dinas Perhubungan Kabupaten Simeulue, 2017

C. Jumlah Orang/Barang melalui Dermaga/Bandara/Terminal


Sebagai wilayah kepulauan, transportasi laut dan udara
merupakan andalan utama masyarakat dalam bepergian ke luar
daerah, atau sebaliknya. Sarana transportasi laut, seperti kapal laut
sangat dominan dimanfaatkan masyarakat Simeulue. Jumlah
penumpang kapal laut mencapai 35.568 orang tahun 2016. Angka
penumpang tersebut cenderung menurun dibandingkan tahun 2012
yang mencapai 70.999 orang. Sementara itu, penumpang pesawat
udara melalui bandara Lasikin cenderung meningkat. Pada tahun
2012, jumlah penumpang pesawat udara sebanyak 23.826 orang.
Angka tersebut meningkat drastis menjadi 35.568 orang tahun 2016.
Secara keseluruhan, jumlah orang yang memanfaatkan layanan
transportasi darat, laut, dan udara berjumlah 83.227 orang pada
tahun 2016, seperti terlihat pada gambar berikut.

Gambar 2.74
Jumlah Penumpang Menurut Jenis Sarana Transportasi
Kabupaten Simeulue, Tahun 2012-2016 (orang)

120.000 107.351
97.830 97.864 98.853
100.000
80.459 83.227
79.031
70.999 74.536
80.000 Bus
Kapal Laut
60.000 44.893
35.568 Pesawat Udara
40.000
23.826 20.483 23.257 Total
15.864
20.000
3.005 2.845 3.958 3.635 2.766
0
2012 2013 2014 2015 2016

Sumber: Dinas Perhubungan Kabupaten Simeulue, 2017.

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-136


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

2.4.2.2 Ketersediaan Air Bersih


Ketersediaan air bersih layak konsumsi dan sesuai standar
kesehatan sangat diperlukan masyarakat. Kecuali untuk kebutuhan
konsumsi sehari-hari, mandi, cuci, dan kakus (MCK), fungsi air bersih
sangat penting guna meningkatkan derajat kesehatan dan kualitas
hidup. Tidak hanya itu, air bersih juga diperlukan dalam mendukung
kelancaran proses produksi industri dan aktivitas ekonomi lainnya
yang ditekuni masyarakat.
Sumber air minum yang paling banyak dipakai oleh masyarakat
Kabupaten Simeulue pada tahun 2016 adalah air isi ulang dengan
jumlah RT sebesar 48,56 persen. Hal ini terjadi karena menggunakan
air isi ulang dengan membeli di depot-depot isi ulang air minum dirasa
lebih praktis dan hemat dibandingkan dengan dimasak terlebih
dahulu. Air minum bersumber dari sumur yang terlindungi juga
dimanfaatkan oleh masyarakat Simeulue. Tahun 2016, tercatat paling
kurang 21,66 persen RT menggunakan air minum dari sumber air
terlindungi. Disisi lainnya, paling kurang 8,75 persen RT
memanfaatkan air hujan untuk sumber air minum pada tahun 2016.
Bahkan, persentase RT tersebut sedikit meningkat dari tahun 2013
yang sebanyak 6,88 persen. Oleh karena itu, penyediaan air minum
yang layak konsumsi serta mudah diakses oleh masyarakat menjadi
agenda prioritas pembangunan RPJM Kabupaten Simeulue Tahun
2018-2022.

Gambar 2.75
Rumah Tangga Menurut Sumber Air Minum
Kabupaten Simeulue Tahun 2013-2016 (%)

8,75
Air Hujan 7,0
4,70
6,88
0
Air Permukaan 1,99
1,02
0,4
8,51
Mata Air tak Terlindung 13,78
3,56
2,78
0
Mata Air Terlindung 2,83
1,74
3,63 2016
7,37
Sumur Tak terlindung 7,55 2015
8,1
6,21
2014
21,66
Sumur terlindungi 17,09 2013
34,71
25,67
3,79
Sumur bor 1,74
3,25
5,7
1,36
Leding Meteran 1,98
2,47
0,74
48,56
Air Isi Ulang 46,06
39,81
47,73
0 10 20 30 40 50 60

Sumber: BPS Kabupaten Simeulue, 2016

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-137


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

2.4.2.3 Fasilitas Listrik, Komunikasi, dan Informatika


A. Persentase RT yang Menggunakan Listrik
Arus listrik yang tidak normal dan sering padam membuat
aktivitas ekonomi masyarakat terhambat. Kondisi ini tidak hanya
dialami masyarakat di Simeulue saja, namun juga di semua
kabupaten/kota di Provinsi Aceh. Oleh karena itu, penyediaan listrik
bagi masyarakat dinilai sangat penting dalam upaya mendorong
perekonomian wilayah serta mendukung percepatan aktivitas ekonomi
masyarakat.
Persentase rumah tangga yang menggunakan listrik merupakan
proporsi jumlah rumah tangga yang menggunakan listrik sebagai daya
penerangan terhadap jumlah rumah tangga. Kurun waktu empat tahun
terakhir, RT yang memanfaatkan listrik bersumber PLN cenderung
stabil. Pada tahun 2013, RT yang memanfaatkan listrik PLN sebanyak
95,74 persen. Sementara itu, RT penguna listrik pada tahun 2016 juga
sebesar 95,74 persen. Karena itu, masih ada sekitar 4,26 persen RT di
Kabupaten Simeulue yang menggunakan energi lain sebagai daya
penerangan (listrik non PLN dan bukan listrik).

Gambar 2.76
Rumah Tangga Menurut Sumber Penerangan
Kabupaten Simeulue, Tahun 2013-2016 (%)

95,74 95,39 97,35


100 97,54

80

60 Listrik PLN

40 Listrik Non
PLN
20
4,13 Bukan Listrik
0,13 3,39
1,21
0 0,81,84
0,92
1,53
2013
2014
2015
2016

Sumber: BPS Kabupaten Simeulue, 2016.

B. Persentase Penduduk yang Menggunakan HP/Telepon


Peningkatan daya saing daerah dapat dilihat dari
perkembangan teknologi komunikasi dan informasi yang terjadi pada
suatu daerah. Salah satu indikator dalam melihat perkembangan
teknologi komunikasi adalah dengan melihat seberapa banyak
penduduk/atau RT suatu daerah telah memiliki perangkat komunikasi
berupa hand phone (HP) dan telepon rumah.
Penggunaan HP merupakan kebutuhan yang tidak dapat
dihindari saat ini. Perkembangan jaringan telekomunikasi dalam
beberapa tahun terakhir cukup menggembirakan, terlihat dengan
banyaknya penggunaan perangkat tersebut oleh masyarakat. Layanan
komunikasi berupa telepon seluler/HP sudah menjangkau seluruh
kecamatan di Kabupaten Simeulue. Bahkan, para pelaku usaha yang
menjual aksesoris-aksesoris hand phone dan layanan pulsa sangat

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-138


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

mudah ditemui di pusat kota dan gampong-gampong yang tidak jauh


dari pusat kota. Sampai tahun 2016, terdapat paling kurang 85,03
persen RT memiliki atau menggunakan HP sebagai alat komunikasi.
Kondisi ini meningkat dibandingkan tahun 2013 yang sebanyak 83,26
persen. Selain itu, terdapat juga RT yang memiliki Laptop/notebook.
Tahun 2012, RT yang memiliki laptop/notebook sebesar 8,12 persen.
Sementara tahun 2016, RT yang memiliki laptop/notebook meningkat
menjadi 15,88 persen.

Gambar 2.77
Rumah Tangga Menurut Kepemilikan Sarana Telekomunikasi
Kabupaten Simeulue, Tahun 2013-2016 (%)

15,88
Desktop/PC/laptop 9,85
10,75
8,12
2016
0
Telepon Seluler (HP) 85,03 2015
86,1
83,26 2014

1,03 2013
Telepon Rumah 0,1
2,43
2,4

0 20 40 60 80 100

Sumber: BPS Aceh, 2017.

Layanan internet yang cepat dan berkualitas sangat didambakan


masyarakat Simeulue. Fasilitas layanan internet masih terbatas
jangkauannya di Kabupaten Simeulue. Dalam tiga bulan terakhir
(tahun 2016), masyarakat yang menggunakan layanan internet
didominasi dengan fasilitas HP/ponsel sebesar 94,81 persen. Tidak ada
perbedaan yang signifikan antara laki-laki dan perempuan dalam
mengakses internet dengan menggunakan HP. Selain HP/ponsel, akses
internet juga dilakukan oleh masyarakat dengan mengunakan
laptop/notebook yang berkisar 43,46 persen, disamping juga computer
desktop yang sebanyak 17,04 persen.

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-139


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

Gambar 2.78
Penduduk Berumur 5 tahun Mengakses Internet 3 bulan Terakhir
Kabupaten Simeulue, Tahun 2016 (%)

6,2
Lainnya 6,07
6,28

94,81
HP/Ponsel 94,04
95,28
Laki-laki dan Perempuan
Perempuan
43,46
Laptop/Notebook 42,4 laki-laki
44,11

17,04
Komputer Desktop 17,28
16,89

0 50 100 150

Sumber: BPS Aceh, 2017

2.4.3 Iklim Berinvestasi


A. Keamanan dan Ketertiban
Aceh memiliki kekhususan pasca tercapainya kesepakatan damai
antara Pemerintah RI dan GAM melalui MoU Helsinki yang
ditandatangani pada tanggal 15 Agustus 2005. Kekhususan tersebut
tersirat dan diatur dalam Undang-Undang No.11 Tahun 2016 tentang
Pemerintahan Aceh. Sejalan dengan amanat Undang-Undang tersebut,
pengawasan kedisiplinan bagi aparatur, termasuk juga perwujudan
ketertiban bagi masyarakat di Kabupaten Simeulue tidak hanya
dilakukan oleh satuan polisi pamong praja, tetapi juga melibatkan
wilayatul hisbah (WH). Polisi Pamong Praja adalah aparatur
Pemerintah Daerah yang melaksanakan tugas Kepala Daerah dalam
memelihara dan menyelenggarakan ketentraman dan ketertiban
umum, menegakkan Peraturan Daerah dan Keputusan Kepala Daerah.
Dibandingkan dengan jumlah penduduk dan wilayah layanan,
ketersediaan satuan polisi pamong praja dan WH masih sangat
terbatas. Hal ini berimplikasi pada kurang optimalnya pelaksanaan
tugas dilapangan. Jumlah satuan polisi pamong praja dan WH di
Kabupaten Simeulue dapat dilihat pada tabel berikut.

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-140


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

Tabel 2.88
Jumlah Pamong Praja dan WH
di Kabupaten Simeulue Tahun 2012-2015

Jumlah (orang)
No Tahun
Satpol PP WH
1 2012 18 1
2 2013 12 1
3 2014 13 3
4 2015 14 2
Sumber: Satuan Polisi Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah Kabupaten
Simeulue, 2017

Kasus-kasus yang ditangani oleh Satpol PP dan WH didominasi


atas pelanggaran kedisiplinan PNS, disamping juga kasus penertiban
pedagang ikan, penertiban pemeliharaan hewan ternak, penertiban
pengambilan pasir pantai, terumbu karang dan hutan mangrove, dan
pengelolaan bahan Galian Golongan C, seperti terlihat pada tabel
berikut.
Tabel 2.89
Jumlah Kasus yang Ditangani Pamong Praja dan WH
Kabupaten Simeulue Tahun 2012-2016
2012 2013 2014 2015 2016
Satu Kasus Kasus Kasus Kasus Kasus
No Jenis Kasus Total Yang Total Yang Total Yang Total Yang Total Yang
an
Kasus Dita Kasus Dita Kasus Dita Kasus Dita Kasus Dita
ngani ngani ngani ngani ngani
PP 53 Tahun
2013
1 Kali 50 30 77 35 45 25 48 30 50 35
Tentang
Disiplin PNS
Penertiban
2 Pedagang Kali 12 10 16 15 18 15 25 20 19 17
Ikan
Qanun No.
23 Tahun
2002
Tentang
3. Kali 17 15 20 15 23 10 19 15 15 14
Penertiban
Pemeliharaan
Hewan
Ternak
Qanun no.
30 thn 2002
Tentang
Penertiban
Pengambilan
4 Kali 22 10 24 12 14 10 20 5 10 5
Pasir Pantai,
Terumbu
Karang dan
Hutan
Mangrof
Qanun no. 8
thn 2008
Tentang
Pemberian
5 izin Kali 14 5 16 8 13 11 17 7 13 8
Pengelolaan
Bahan
Galian
Golongan C

Sumber: Satuan Polisi Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah Kabupaten Simeulue,
2016.

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-141


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

2.4.4 Sumber Daya Manusia


A. Kualitas Tenaga Kerja (Tingkat Pendidikan Yang Ditamatkan)
Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas merupakan kunci
keberhasilan pembangunan. Oleh karena itu, pembangunan SDM
harus benar-benar diarahkan dan ditingkatkan agar mampu dan
memiliki etos kerja yang kreatif, terampil, disiplin, produktif, dan
profesional serta mampu memanfaatkan, mengembangkan dan
menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dalam rangka
melaksanakan pembangunan.
Kualitas SDM juga memiliki peranan penting dalam
meningkatkan daya saing daerah dan perkembangan investasi di
daerah. Indikator kualitas SDM dalam rangka peningkatan daya saing
daerah dapat dilihat salah satunya dari tingkat pendidikan yang
ditamatkan. Kondisi tingkat pendidikan penduduk yang ditamatkan
masih kurang menggembirakan, meskipun adanya perbaikan selama
lima tahun terakhir. Tahun 2012, paling kurang 33,71 persen
penduduk berpendidikan tamat setara SD. Akhir tahun 2016,
penduduk berpendidikan tamat setara SD meningkat menjadi 40,30
persen.
Sementara itu, penduduk yang tamat setara SMA sebanyak
27,26 persen tahun 2016, terbanyak kedua dari total penduduk
berumur 10 tahun keatas. Angka tersebut meningkat drastis dari
tahun 2012 yang sebanyak 19,93 persen. Adapun penduduk yang
menamatkan pendidikan tinggi tidak lebih dari 10,17 persen tahun
2016.

Gambar 2.79
Tingkat Pendidikan Tertinggi yang ditamatkan Penduduk
Kabupaten Simeulue Tahun 2012-2016 (%)

6,56
3,92
DIV/S1/S2/S3 4,60
2,89
2,87
3,61
4,67
DI/DII/DIII 4,52
3,63
3,68
27,26
26,79
SMA/MA/SMK/Paket C 23,35
24,73 2016
19,93
2015
13,89
24,69 2014
SMP/MTs/Paket B 20,65
19,61
21,9 2013
40,30 2012
31,32
SD/MI/Paket A 31,83
31,62
33,71
8,38
8,87
Tidak punya Ijazah SD 15,05
17,51 %
17,91

0 10 20 30 40 50

Sumber: BPS Aceh, 2017

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-142


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

B. Angka Beban Tanggungan


Angka Beban Tanggungan atau Dependency Ratio merupakan
suatu ukuran untuk mengetahui produktivitas penduduk. Angka
Beban Tanggungan merupakan angka yang menyatakan perbandingan
antara banyaknya orang berumur tidak produktif (belum
produktif/umur di bawah 15 tahun dan tidak produktif lagi/umur 65
tahun ke atas) dengan yang berumur produktif (umur 15–64 tahun).
Angka ini dapat digunakan sebagai indikator yang secara kasar dapat
menunjukkan keadaan ekonomi suatu daerah. Semakin tinggi
persentase dependency ratio menunjukkan semakin tinggi beban yang
harus ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai hidup
penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi. Adapun
persentase dependency ratio yang semakin rendah menunjukkan
semakin rendahnya beban yang ditanggung penduduk yang produktif
untuk membiayai penduduk yang belum produktif dan tidak produktif
lagi.
Selama lima tahun terakhir, angka beban tanggungan penduduk
Kabupaten Simeulue cenderung berfluktuatif. Pada tahun 2012, rata-
rata dari 100 penduduk usia produktif menanggung sekitar 53
penduduk tidak produktif (rasio 53,26). Angka tersebut meningkat
pada tahun 2013 yang mencapai rasio 61,72 dan menurun pada tahun
2014 yang sebesar 47,22. Pada tahun 2016, angka beban tanggungan
sebesar 50,52. Hal ini berarti bahwa 100 penduduk Simeulue yang
produktif, disamping menanggung dirinya sendiri, juga menanggung
paling kurang 50 orang yang tidak produktif. Kondisi ini sedikit
mengalami kemajuan perubahan dari tahun 2015 (rasio 51,67).
Membaiknya angka beban ketergantungan diikuti juga dengan
menurunnya proporsi penduduk usia muda (<15 tahun) dan penduduk
lansia, sementara itu proporsi penduduk produktif mengalami
kenaikan pada tahun 2016.
Meningkatnya proporsi penduduk produktif dibandingkan
proporsi penduduk tua serta penurunan penduduk usia remaja,
berimplikasi positif terhadap perubahan angka beban tanggungan
secara keseluruhan. Dengan kata lain, struktur umur penduduk
Kabupaten Simeulue berada pada tahap transisi antara penduduk
muda menjadi penduduk tua. Hal ini karena proporsi penduduk
mudanya (di bawah 15 tahun) semakin berkurang dari 30 persen,
tetapi proporsi penduduk tuanya (usia 65+) masih kurang dari 5
persen.

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-143


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

Gambar 2.80
Rasio Ketergantungan Kabupaten Simeulue Tahun 2012-2016

70.000 70,00
60.000 60,00
50.000 50,00
40.000 40,00
30.000 30,00
20.000 20,00
10.000 10,00
0 -
2012 2013 2014 2015 2016
0-14 Tahun 27.539 29.337 25.501 26.089 25.920
15-64 Tahun 58.046 51.430 63.511 58.241 59.168
65 > Tahun 3.378 2.406 4.487 4.005 3.971
Rasio Ketergantungan 53,26 61,72 47,22 51,67 50,52
Sumber: Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Simeulue,
2017.

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE II-144


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

BAB III
GAMBARAN PENGELOLAN KEUANGAN DAERAH

3.1 Kinerja Keuangan Masa Lalu


3.1.1 Kinerja Pelaksanaan APBK
3.1.1.1 Sumber Pendapatan Daerah
Pembangunan merupakan suatu proses yang dilakukan secara
terencana dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat pada
umumnya. Disadari bahwa kebutuhan pembangunan semakin
meningkat, mendesak, tidak terbatas serta semakin komplek. Di sisi lain,
kemampuan pemerintah relatif sangat terbatas, terutama keterbatasan
di bidang keuangan daerah. Sedangkan kebutuhan pembangunan yang
terus meningkat, membutuhkan anggaran biaya yang semakin besar
pula. Oleh karena itu, untuk memenuhi kebutuhan pembangunan
dengan dana yang terbatas, diperlukan perencanaan dan kebijakan yang
tepat, termasuk kebijakan anggaran yang tepat dan terarah. Untuk itu,
diperlukan alokasi anggaran dengan prinsip ekonomis yang dimuat
dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten setiap
tahunnya. Besar kecilnya anggaran yang dialokasikan sangat tergantung
pada besaran manfaat yang diharapkan, selain ditentukan oleh
kemampuan daerah itu sendiri.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003
tentang Keuangan Negara, ayat (1), Pasal 17 menyebutkan bahwa APBD
(APBK) disusun sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan
pemerintahan dan kemampuan pendapatan daerah. Dengan demikian,
dalam penyusunannya, diupayakan agar belanja operasional tidak
melampaui pendapatan dalam tahun anggaran yang bersangkutan.
Berdasarkan arahan undang-undang tersebut, dapat dipahami
bahwa diperlukan suatu kebijakan yang tepat dalam proses penyusunan
dan pelaksanaan APBK suatu daerah, sehingga alokasi anggaran untuk
setiap kegiatan lebih terarah, efektif dan efisien. Adapun kebijakan yang
dimaksudkan adalah sebagai suatu ketetapan yang memuat prinsip-
prinsip tertentu untuk mengarahkan cara-cara bertindak yang harus
dibuat, disusun dan dilaksanakan secara benar dan konsisten dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Kebijakan keuangan daerah yang meliputi pendapatan daerah,
belanja daerah dan pembiayaan yang ditetapkan oleh Pemerintah
Kabupaten Simelue, mengacu pada Kebijakan Umum Anggaran (KUA),
yang disepakati bersama dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPRK)
Kabupaten Simeulue. Kemudian Pemerintah Kabupaten bersama DPRK
melaksanakan pembahasan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara
(PPAS) yang menjadi acuan bagi seluruh Satuan Kerja Perangkat
Daerah.Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dari masing-masing SKPD/K
disusun berdasarkan pendekatan prestasi kerja (kinerja) yang dicapai.
Sebagaimana diketahui, bahwa sejak tahun 2001, pemerintah telah
menetapkan kebijakan anggaran dengan menganut sistim anggaran
berbasis kinerja (performance budget) yang memuat prinsip anggaran
surplus/defisit.Sistim anggaran ini menggunakan model vertikal dengan
struktur yang terdiri atas pendapatan, belanja dan pembiayaan.
Sumber pendapatan daerah terdiri dari Pendapatan Asli Daerah,
Dana Perimbangan, dan Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah. Dalam
perencanaan APBK terdapat target pendapatan daerah yang merupakan

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE III-1


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

capaian yang harus diperoleh, sedangkan pada akhir tahun anggaran,


diketahui realisasi penerimaan atas pendapatan daerah. Secara umum
pendapatan daerah Kabupaten Simeulue cenderung meningkat selama
2012 hingga Oktober 2017 (anggaran perubahan).

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE III-2


Tabel 3.1
Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Simeulue Tahun 2012-2017
Tahun
No Uraian
2012 2013 2014 2015 2016 2017*
1 2 3 4 5 6 7 8

1 Pendapatan 419.857.233.501 485.545.686.993 654.972.857.500 733.711.627.065 874.347.342.308 1.014.253.900.590


Pendapatan Asli
1.1 14.927.023.555 15.309.778.448 34.956.712.854 45.938.231.973 48.649.116.736 58.968.896.639,00
Daerah
Pendapatan Pajak
1.1.1 2.746.825.794 3.135.619.796 3.167.599.931 3.732.470.810 5.722.429.023 4.646.000.000
Daerah
Hasil Retribusi
1.1.2 6.800.677.438 6.634.006.880 1.272.737.773 1.882.395.729 1.603.191.065 2.046.272.872
Daerah
Hasil Pengelolaan
1.1.3 Kekayaan Daerah 1.894.682.925 2.533.417.385 2.769.193.606 3.938.963.007 4.128.118.925 4.201.523.668
yang Dipisahkan
1.1.4 Zakat 1.128.769.681 1.157.020.891 1.504.411.122 1.645.793.497 3.344.661.111 1.500.000.000
Lain-lain Pendapatan
1.1.5 2.356.067.716 1.849.713.497 26.242.770.422 34.738.608.930 33.850.716.612 46.556.100.099
Asli Daerah yang Sah

1.2 Dana Perimbangan 381.096.204.284 445.173.949.468 470.730.000.867 504.797.934.621 612.714.265.741 638.358.451.000


Bagi Hasil Pajak/Bagi
1.2.1 29.062.218.284 30.728.831.468 24.882.325.667 15.722.043.621 13.686.271.826
Hasil Bukan Pajak
1.2.2 Dana Alokasi Umum 309.799.056.000 345.242.688.000 378.820.205.200 403.115.791.000 439.543.813.000 473.469.177.000
1.2.3 Dana Alokasi Khusus 42.234.930.000 69.202.430.000 67.027.470.000 85.960.100.000 159.484.180.915 164.889.274.000

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE III-3


1 2 3 4 5 6 7 8
Lain-Lain Pendapatan
1.3 23.834.005.662 25.061.959.077 149.286.143.779 182.975.460.472 212.983.959.831 316.926.552.951
Daerah Yang Sah
1.3.1 Dana Hibah
1.3.2 Dana Darurat 3.818.000.000
Dana Bagi Hasil Pajak Dari
1.3.3 Provinsi dan Pemerintah 8.422.574.782 6.411.853.077 6.141.078.628 14.216.395.635 17.725.973.840 15.989.756.397
Daerah Lainnya
Dana Penyesuaian dan
1.3.4 12.315.860.000 14.832.106.000 27.518.621.000 60.269.031.000 83.780.058.000 154.155.611.000
Otonomi Khusus
Bantuan Keuangan Dari
1.3.5 Provinsi atau Pemerintah 3.095.570.880 115.626.444.151 108.490.033.837 111.477.927.991 143.980.185.554
Daerah Lainnya
Sumber: BPKD Kabupaten Simeulue, 2012-2017 (Diolah)

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE III-4


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

Pemerintah Pusat melalui Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014


telah berupaya untuk melaksanakan desentralisasi keuangan hingga
ketingkat desa. Undang-Undang Desa adalah seperangkat aturan
mengenai penyelenggaraan pemerintah desa dengan pertimbangan telah
berkembang dalam berbagai bentuk sehingga perlu dilindungi dan
diberdayakan agar menjadi kuat, maju, mandiri, dan demokratis
sehingga dapat menciptakan landasan yang kuat dalam melaksanakan
pemerintahan dan pembangunan menuju masyarakat yang adil,
makmur, dan sejahtera. Undang-Undang ini juga mengatur materi
mengenai Asas Pengaturan, Kedudukan dan Jenis Desa, Penataan Desa,
Kewenangan Desa, Penyelenggaraan Pemerintahan Desa, Hak dan
Kewajiban Desa dan Masyarakat Desa, Peraturan Desa, Keuangan Desa
dan Aset Desa, Pembangunan Desa dan Pembangunan Kawasan
Perdesaan, Badan Usaha Milik Desa, Kerja Sama Desa, Lembaga
Kemasyarakatan Desa dan Lembaga Adat Desa, serta Pembinaan dan
Pengawasan. Selain itu, Undang-Undang ini juga mengatur dengan
ketentuan khusus yang hanya berlaku untuk Desa Adat.Salah satu point
yang paling penting dalam pembahasan Undang-Undang Desa, adalah
terkait alokasi anggaran untuk desa, di dalam penjelasan Pasal 72 Ayat
2 tentang Keuangan Desa. Jumlah alokasi anggaran yang langsung ke
desa, ditetapkan sebesar 10 persen dari dan di luar dana transfer
daerah. Kemudian dipertimbangkan jumlah penduduk, angka
kemiskinan, luas wilayah, kesulitan geografi. Hal ini dalam rangka
meningkatkan kemandirian dan perputaran dan pertumbuhan ekonomi
di wilayah perdesaan
Tercatat sejak tahun 2017 jumlah dana yang dialokasikan untuk
dana bantuan desa meningkat drastis yang bersumber dari bantuan
pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten. Disamping itu, pemerintah
pusat setelah terbitnya Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014 mulai
tahun 2015 mengalokasikan anggaran untuk desa di Kabupaten
Simeulue sebesar 35,35 miliar lebih dan pada tahun 2016 meningkat
100 persen lebih menjadi 88, 66 miliar. Disamping itu juga pemerintah
Kabupaten Simeulue juga menganggarkan dana yang pendampingan
mencapai 43 miliar lebih di tahun 2015 dan meningkat menjadi 45,88
miliar di tahun 2016. Dengan alokasi dana yang relatif besar untuk
gampong diharapkan meningkatnya kemandirian gampong yang diikuti
dengan meningkatnya kesejahteraan masyarakat kabupaten ini secara
umum.

3.1.1.2 Pendapatan Daerah


A. Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Pasal 6 ayat
(1) dan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 pasal 22 ayat (1),
ada 4 (empat) sumber Pendapatan Asli Daerah yang memegang peranan
penting dalam pengelolaan keuangan daerah, yaitu: (i) Pajak Daerah; (ii)
Retribusi Daerah; (iii) Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan; dan (iv) Lain-lain PAD yang sah.

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE III-5


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

Tabel 3.2
Kontribusi Pendapatan Asli Daerah Menurut Sumber Pendapatan
Daerah Kabupaten Simeulue Tahun 2012-2017
Tahun
No Uraian
2012 2013 2014 2015 2016 2017*

Pendapatan Asli
1.1 3,56 3,15 5,34 6,26 5,56 5,81
Daerah
Pendapatan Pajak
1.1.1 0,65 0,65 0,48 0,51 0,65 0,46
Daerah
1.1.2 Hasil Retribusi Daerah 1,62 1,37 0,19 0,26 0,18 0,20
Hasil Pengelolaan
1.1.3 Kekayaan Daerah yang 0,45 0,52 0,42 0,54 0,47 0,41
Dipisahkan
1.1.4 Zakat 0,27 0,24 0,23 0,22 0,38 0,15
Lain-lain Pendapatan
1.1.5 0,56 0,38 4,01 4,73 3,87 4,59
Asli Daerah yang Sah
Sumber: DPKKD Kabupaten Simeulue, 2012-2017 (Diolah)

Kontribusi PAD terhadap Pendapatan Daerah di Kabupaten


Simeulue relatif rendah masih di bawah sepuluh persen dari total
pendapatan daerah ini. Tingkat ketergantungan kepada Pemerintah
Pusat, khususnya terhadap Dana Alokasi Umum (DAU) juga relatif
masih tinggi. Jika dilihat dari tingkat pertumbuhan PAD dari tahun 2012
hingga 2017 maka angka pertumbuhannya selalu positif. Artinya dari
sisi daya tumbuh sudah relatif baik, hanya kontribusinya ke Pendapatan
Daerah masih rendah. Penerimaan dari Pajak Daerah bertumbuh rata-
rata sebesar 1,31 % per tahun dan Retribusi Daerah bertumbuh rata-
rata 5,15% per tahun.
Secara umum Realisasi PAD pada Kabupaten Simeulue lebih besar
dari yang ditargetkan. Hingga tahun 2016 realisasi terbesar disumbang
dari pajak daerah dan zakat. Hanya restribusi dan pendapatan lain-lain
yang sah berada di bawah 100 persen. Untuk lebih jelasnya, perhatikan
data pada tabel berikut.

Tabel 3.3
Capaian Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Simeulue
Tahun 2012-2016
2012 2013 2014 2015 2016
No Uraian
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)

1.1 Pendapatan Asli Daerah 95,21 81,96 98,73 115,49 105,00


1.1.1 Pendapatan Pajak Daerah 126,73 146,18 131,98 149,30 220,09
1.1.2 Hasil Retribusi Daerah 92,24 63,82 63,09 91,97 82,74
Hasil Pengelolaan Kekayaan
1.1.3 83,10 111,11 109,31 101,41 100,00
Daerah yang Dipisahkan
1.1.4 Zakat 66,40 68,06 75,22 82,29 144,17
Lain-lain Pendapatan Asli
1.1.5 109,17 85,71 99,20 118,38 95,77
Daerah yang Sah
Sumber: DPKKD Kabupaten Simeulue, 2012-2016 (Diolah)

Jika dilihat dari strukturnya, sumber penyumbang PAD terbesar


di Kabupaten Simeulue adalah lain-lain pendapatan asli daerah yang

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE III-6


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

sah, dimana selama periode empat tahun terakhir kontribusinya rata-


rata mencapai 44,64%. Pembentuk PAD terbesar kedua dari sumber
hasil restribusi daerah sebesar 24,16%. Walaupun kontribusinya relatif
kecil sumber dari zakat sangat potensial untuk dapat dioptimalkan di
masa yang akan datang, sumber ini selama empat tahun terakhir
memberikan kontribusi (rata-rata) terhadap PAD sebesar
5,75%.Disamping itu juga diharapkan pemerintah Kabupaten Simeulue
dapat meningkatkan penerimaan Pendapatan Asli Daerah dari sumber-
sumber yang potensial dari Badan Usaha Milik Daerah seperti
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) dan Perusahaan Daerah
Kabupaten Simeulue (PDKS) juga dari sumber lainnya yang dipandang
dapat meningkatkan keuangan daerah. Oleh karenanya Pemerintah
daerah perlu membina Badan Usaha Milik Daerah agar perusahaan-
perusahaan tersebut dapat berkembang dan memberikan kontribusi
positif bagi kesejahteraan masyarakat juga dapat berdampak positif
dalam pembangunan daerah. Berikut ini dapat dijelaskan sumber-
sumber Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Simeulue sejak tahun 2012
hingga 2016.

Gambar 3.1
Kontribusi Sumber-Sumber Pendapatan Asli Daerah Kabupaten
Simeulue Tahun 2012-2017
5,00
4,50
4,00
3,50
3,00 2012
2,50 2013
2,00
1,50 2014
1,00 2015
0,50
2016
-
Pendapatan Hasil Hasil Zakat Lain-lain 2017*
Pajak Retribusi Pengelolaan Pendapatan
Daerah Daerah Kekayaan Asli Daerah
Daerah yang yang Sah
Dipisahkan

Sumber: Buku APBK Simeulue, 2012-2017

Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Simeulue


selama 5 (lima) tahun terakhir semakin membaik. Pada 2 (dua) tahun
terakhir terlihat bahwa realiasi PAD tergolong dalam katagori sangat
efektif (di atas 100 persen), dari sebelumnya masih pada katagori efektif
dan cukup efektif. Kondisi ini mengambarkan bahwa target anggaran
yang direncanakan dapat direalisasikan secara baik.

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE III-7


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

Tabel 3.4
Anggaran dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah
Tahun 2012 – 2016
Target
Tahun Realisasi (Rp) % Kriteria
Anggaran (Rp)
2012 15.678.691.000 14.927.023.555 95,21 Efektif
2013 18.678.691.000 15.309.778.448 81,96 Cukup Efektif
2014 35.405.306.575 34.956.712.854 98,73 Efektif
2015 39.775.947.904 45.938.231.973 115,49 Sangat Efektif
2016 46.331.695.662 48.649.116.736 105,00 Sangat Efektif
Sumber : Lapaoran Keuangan Daerah Tahun 2012-2016, (diolah)

Kemampuan daerah dalam menjalankan tugasnya dikategorikan


efektif apabila rasio yang dicapai minimal 100 persen. Semakin tinggi
rasio efektivitas keuangan suatu daerah, menggambarkan kemampuan
pengelolaan keuangan daerah semakin baik.
Tabel 3.5
Skala Interval Efektivitas Keuangan Daerah
Efektifitas Keuangan Daerah
Kriteria
(%)
Lebih dari 100 Sangat efektif
90 – 100 Efektif
80 – 90 Cukup efektif
60 – 80 Kurang efektif
Kurang dari 60 Tidak efektif
Sumber : Kepmendagri, 1996.

B. Dana Perimbangan
Dalam penjelasan UU Nomor 33 Tahun 2004 telah dinyatakan
bahwa Dana Perimbangan merupakan pendanaan daerah yang
bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang
terdiri atas Dana Bagi Hasil (DBH), Dana Alokasi Umum (DAU), dan
Dana Alokasi Khusus (DAK). Dana Perimbangan ini merupakan sistem
transfer dana dari Pemerintah serta merupakan satu kesatuan yang
utuh. Proporsi dana perimbangan terhadap APBK Simeulue relatif besar,
namun cenderung menurun. Teracatan ditahun 2012 kontribusinya
mencapai 83, 85 persen menurun menjadi hanya 62,94 persen (terdiri
dari 46,68 persen dari transfer umum dan 16,26 persen transfer
khusus).

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE III-8


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

Gambar 3.2
Proporsi Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak, Dana
Alokasi Umum, dan Dana Alokasi Khusus terhadap Pendapatan
Kabupaten Simeulue Tahun 2012-2017
80
70
60
50
R² = 0,9441
40
30
20
10
0
2012 2013 2014 2015 2016 2017*

Transfer Umum Transfer Khusus


Linear (Transfer Umum) Linear (Transfer Umum)

Sumber: Buku APBK Simeulue, 2012-2017

3.1.2 Derajat Kemandirian Daerah


Hubungan fiskal antara pemerintah pusat dengan pemerintah
daerah merupakan suatu sistem yang mengatur bagaimana sejumlah
dana yang tersedia dapat dibagi di berbagai tingkat pemerintahan, dan
bagaimana mencari sumber-sumber pembiayaan daerah untuk
mendukung kegiatan-kegiatan di sektor publik. Pada dasarnya, realitas
hubungan fiskal antara pusat dan daerah ditandai oleh dominannya
peranan bantuan dan sumbangan. Kondisi ini muncul karena
terbatasnya kemampuan daerah dalam menggali sumber Pendapatan
Asli Daerah (PAD). Hal ini mempunyai implikasi langsung terhadap
kebutuhan dana yang cukup besar. Untuk itu perlu diatur hubungan
keuangan antara pusat dan daerah yang bermaksud untuk membiayai
pelaksanaan fungsi yang menjadi kewenangannya sesuai dengan UU
Nomor 33 Tahun 2004 dalam hal keuangan daerah terjadi pergeseran
bahwa penyelenggaraan tugas pemerintah di daerah dibiayai oleh
Anggaran Pendapatan dan Belanja Kabupaten (APBK).
Derajat desentralisasi fiskal, khususnya komponen PAD
dibandingkan dengan Total Penerimaan Daerah (TPD), menggunakan
skala interval sebagai berikut:

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE III-9


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

Tabel 3.6
Skala Interval Derajat Desentralisasi Fiskal
PAD/TPD (%) Kemampuan Keuangan Daerah
00.00 – 10.00 Sangat Kurang
10.01 – 20.00 Kurang
20.01 – 30.00 Cukup
30.01 – 40.00 Sedang
40.01 – 50.00 Baik
> 50.00 Sangat Baik
Sumber : Munir, Tim Peneliti UGM, Tahun 2004

Berikut ini dapat dilihat berdasarkan Tabel 3.7 tentang derajat


desentralisasi pendapatan asli daerah terhadap dana perimbangan.

Tabel 3.7
Derajat Desentralisasi Kabupaten Simeulue Tahun 2012-2017
Dana Derajat
Pendapatan Asli
Tahun Perimbangan Desentralisasi Keterangan
Daerah (Rp)
(Rp) (Rp)
2012 14.927.023.555 381.096.204.284 3,92 Sangat Kurang
2013 15.309.778.448 445.173.949.468 3,44 Sangat Kurang
2014 34.956.712.854 470.730.000.867 7,43 Sangat Kurang
2015 45.938.231.973 504.797.934.621 9,10 Sangat Kurang
2016 48.649.116.736 612.714.265.741 7,94 Sangat Kurang
2017* 58.968.896.639 638.358.451.000 9,24 Sangat Kurang
Sumber: Buku APBK Simeulue, 2012-2017.

Berdasarkan dari Tabel 3.7 derajat desentralisasi dari tahun 2012


sampai dengan 2017 cenderung meningkat. Walaupun demikian pada
tahun 2012 tercatat derajat desentralisasi sebesar 3,92 persen menjadi
9,24 persen tahun 2017. Sesuai dengan kondisi tersebut dapat
dinyatakan bahwa tingkat derajat desentralisasi fiskal Kabupaten
Simeulue masih dikategorikan dalam skala sangat kurang. Solusi yang
dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Simeulue adalah dengan cara
memperbesar penerimaannya dari sisi Pendapatan Asli Daerah (PAD),
sehingga akan menyebabkan skala derajat desentralisasinya akan
berubah menjadi baik atau minimal pada tingkat cukup.

3.1.3 Tingkat Kemandirian Daerah


Untuk melihat tingkat kemandirian Kabupaten Simeulue dari
Tahun 2012 sampai dengan 2017, didasarkan pada Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2017 tentang Pengelompokan
Kemampuan Keuangan Daerah, Penganggaran dan Pertanggungjawaban
Penggunaan Belanja Penunjang Operasional Pimpinan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah serta Tata Cara Pengembalian Tunjangan
Komunikasi Intensif dan Dana Operasional. Tingkat kemandirian ini
dapat dilihat berdasarkan selisih antara total penerimaan umum daerah
Kabupaten Simeulue tahun 2012 sampai dengan 2017. Pendapatan
umum daerah terdiri atas pendapatan asli daerah ditambah dana bagi
hasil dan dana alokasi umum.

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE III-10


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

Sementara belanja pegawai negeri sipil daerah terdiri atas gaji dan
tunjangan Pegawai Negeri Sipil daerah yang meliputi gaji pokok,
tunjangan keluarga, tunjangan jabatan, tunjangan beras, dan tunjangan
pajak penghasilan (PPh Pasal 21).
Pengelompokan kemampuan keuangan daerah untuk
kabupaten/kota sebagaimana diatur dalam Permendagri No 62 Tahun
2017 seperti terdapat pada Tabel 3.8.

Tabel 3.8
Pengelompokan Keuangan Daerah Berdasarkan Permendagri No 62
Tahun 2017 Untuk Kabupaten dan Kota
No Besarnya Kemampuan Daerah (Rp) Pengelompokan

1. > 550.000.000.000,- Tinggi


2. 300.000.000.000.s.d 550.000.000.000,- Sedang
3. < 300.000.000.000,- Rendah
Sumber : Permendagri No 62 Tahun 2017

Secara umum tingkat kemandirian Kabupaten Simeulue


memperlihatkan kecenderungan membaik, meskipun sesuai dengan
Permendagri No 62 Tahun 2017, selama lima tahun terakhir Kabupaten
Simeulue berada dalam kondisi rendah. Namun demikian, tingkat
kemandirian secara nominal di tahun 2017 meningkat cukup signifikan
yaitu hampir tiga kali lipat dari tahun 2014.
Kedepan diharapkan agar Pemerintah Kabupaten Simeulue dapat
memperbesar pendapatan umum daerah baik dari segi Pendapatan Asli
Daerah (PAD) maupun dari sisi dana perimbangan. Peningkatan PAD
lebih diarahkan pada sumber dari retribusi dan penerimaan deviden dari
perusahaan daerah serta dari sumber lainnya yang potensial. Sementara
pengeluaran untuk belanja pegawai perlu dilakukan efisiensi dan
pengkajian menyeluruh menyangkut penerimaan pegawai baru di
lingkungan pemerintahan Kabupaten Simeulue di masa yang akan
datang. Disamping perlunya optimalisasi penerimaan daerah secara
seimbang dengan tidak memberatkan pelaku usaha dan masyarakat
Kabupaten Simeulue untuk tujuan peningkatan pendapatan daerah.

Tabel 3.9
Perkembangan Tingkat Kemandirian Kabupaten Simeulue
Tahun 2012-2017
Pendapatan
Belanja PNS Tingkat
Tahun Umum Daerah Keterangan
Daerah (Rp) Kemandirian
(Rp)
2014 419.857.233.501 328.894.319.614 90.962.913.886,81 Rendah
2015 485.545.686.993 384.669.011.199 100.876.675.794,37 Rendah
2016 654.972.857.500 456.352.295.918 198.620.561.582,07 Rendah
2017 733.711.627.065 478.336.302.777 255.375.324.288,22 Rendah
Sumber: Buku APBK Simeulue, 2012-2017

Upaya peningkatan kemandirian daerah perlu


mempertimbangkan kontribusi PAD terhadap APBK Kabupaten

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE III-11


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

Simeulue. Pengelolaan Pendapatan Asli Daerah merupakan hal yang


perlu mendapatkan perhatian khusus oleh pemerintah daerah karena
hal ini menjadi item penting yang menjadi wewenang dan ukuran kinerja
pemerintah daerah dalam mencari sumber-sumber pendapatan dan
langsung dikelola oleh pemerintah daerah sehingga potensi ini dapat
terus menerus digali dan ditingkatkan. Implikasi dari baiknya
pengelolaan keuangan daerah yang berdampak pada meningkatnya
Pendapatan Asli Daerah (PAD) di mana Kabupaten Simeulue dapat
meminimalisir ketergantungan dana dari pemerintah pusat.
Gambaran perkembangan finansial daerah dapat dilihat pada
laporan keuangan daerah. Terdapat dua bentuk umum rasio keuangan
yang sering digunakan yaitu rasio likuiditas dan rasio solvabilitas. Rasio
likuiditas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan suatu daerah dalam memenuhi kewajiban (hutang) jangka
pendek. Pemerintah daerah yang mempunyai kemampuan dalam
membayar hutang jangka pendek disebebut pemerintah yang liquid.
Tingkat likuiditas suatu daerah dapat diukur dengan cara menunjukkan
sejauh mana aktiva lancar dapat digunakan untuk menutupi kewajiban
jangka pendek (curent ratio). Cara lainnya melalui kemampuan daerah
membayar kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar tanpa
memperhitungkan presediaan kaerena persedian memerlukan waktu
relatif lama untuk diuangkan dibanding asset lain. Cara ini dikenal
dengan Quick Ratio Analysis. Sementara rasio solvabilitas yang disebut
juga dengan rasio leverage digunakan untuk mengukur perbandingan
dana yang disedikan oleh daerah dengan dana yang dipinjamkan dari
pemerintah pusat/provinsi/swasta/investor. Adapun rasio yang
tergabung dalam rasio leverage adalah total debt to equity ratio dan total
debt to total asset ratio.

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE III-12


Tabel 3.10
Rata – Rata Pertumbuhan Neraca Daerah Kabupaten Simeulue Tahun 2012 – 2016
Nilai Realisasi
Uraian
2012 2013 2014 2015 2016
1 2 3 4 5 6

1. Aset* 1.128.455.228.539,56 1.279.334.178.853,74 1.452.406.674.513,87 1.357.813.487.977,08 1.404.345.980.663,93


1. Aset Lancar* 26.820.022.546,35 41.413.551.614,71 111.613.248.076,84 150.089.472.069,55 176.802.672.953,97
Kas dan Setara
1. 24.457.487.769,46 37.504.927.481,23 98.683.830.895,54 107.531.831.423,32 123.903.819.269,03
Kas
Investasi Jangka
2.
Pendek
Piutang
3. 11.245.344,00 2.385.336.675,00 4.608.041.072,65 10.178.139.246,71
Pendapatan
4. Piutang Lainnya 388.800.595,00 2.731.196.581,00 4.838.193.168,00 10.182.136.617,82
5. Penyisihan Piutang (1.795.961.744,10) (2.241.999.556,26)
Beban Dibayar
6. 29.947.000,00 45.516.666,67
Dimuka
7. Persediaan 1.973.734.181,89 3.897.378.789,48 7.812.883.925,30 34.877.421.149,68 34.735.060.710,00
Aset Untuk
8.
Dikonsolidasi
Investasi Jangka
2. 220.475.771.892,18 257.650.051.436,00 223.946.706.326,00 223.486.318.670,00 209.804.525.203,00
Panjang*
Investasi Jangka
1. Panjang Non
Permanen
Investasi Jangka
2. 220.475.771.892,18 257.650.051.436,00 223.946.706.326,00 223.486.318.670,00 209.804.525.203,00
Panjang Permanen

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE III-13


1 2 3 4 5 6
3. Aset Tetap* 881.131.913.361,03 980.243.055.063,03 1.116.771.496.675,03 969.959.754.718,54 1.002.850.407.615,96
1. Tanah 77.213.386.046,04 81.225.112.101,04 82.823.143.036,04 84.153.469.040,48 84.515.285.666,48
Peralatan dan
2. 184.391.958.766,16 202.849.655.737,16 228.946.042.946,16 226.637.720.106,23 254.268.520.810,38
Mesin
Gedung dan
3. 341.333.843.410,03 373.303.348.168,03 405.198.104.645,03 476.099.620.370,47 507.152.554.554,47
Bangunan
Jalan, Irigasi, dan
4. 263.210.558.177,00 299.793.132.255,41 329.519.180.784,10 392.563.687.841,52 484.654.681.987,16
Jaringan
5. Aset Tetap Lainnya 11.363.136.960,80 12.551.808.960,80 13.557.933.428,80 12.025.812.014,00 13.063.498.014,00
Konstruksi Dalam
6. 3.619.030.001,00 10.519.997.840,59 56.727.091.834,90 54.248.944.287,03 68.237.658.017,88
Pengerjaan
Akumulasi
7. (275.769.498.941,19) (409.041.791.434,41)
Penyusutan
4. Dana Cadangan
1. Dana Cadangan
5. Aset Lainnya* 27.520.740,00 27.520.740,00 75.223.436,00 14.277.942.519,00 14.888.374.891,00
Tagihan Jangka
1.
Panjang
Kemitraan Dengan
2.
Pihak Ketiga
Aset Tidak
3. 199.150.000,00 200.550.000,00
Berwujud
4. Aset Lain-Lain 27.520.740,00 27.520.740,00 75.223.436,00 14.078.792.519,00 14.687.824.891,00

2. Kewajiban* 518.517.096,00 127.361.591,00 1.390.012.224,00 12.276.718.098,99 12.572.752.433,33


Kewajiban Jangka
1. 518.517.096,00 127.361.591,00 1.390.012.224,00 12.276.718.098,99 12.572.752.433,33
Pendek*
Utang Perhitungan
1. 129.716.501,00 127.361.591,00 366.554,00 923.932,00 366.554,00
Pihak Ketiga (PFK)
2. Utang Bunga

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE III-14


1 2 3 4 5 6
Bagian Lancar
3. Utang Jangka
Panjang
Pendapatan
4. 122.474.500,00 116.893.933,33
Diterima Dimuka
5. Utang Belanja 12.153.319.666,99 12.455.491.946,00
Utang Jangka
6. 388.800.595,00 1.389.645.670,00
Pendek Lainnya
Kewajiban Jangka
2.
Panjang*
1. Utang Dalam Negeri
Utang Jangka
2.
Panjang Lainnya

3. Ekuitas*
1. Ekuitas* 1.127.936.711.443,56 1.279.206.817.262,74 1.451.016.662.289,87 1.345.536.769.878,09 1.391.773.228.230,59
2. Ekuitas Sal 1.127.936.711.443,56 1.279.206.817.262,74 1.451.016.662.289,87 1.345.536.769.878,09 1.391.773.228.230,59
Ekuitas Untuk
3.
Dikonsolidasikan

Sumber : Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Simelue, Tahun 2012 – 2016

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE III-15


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

Berdasarkan tabel 3.11 terlihat bahwa current ratio dan quick ratio
selama 5 (lima) di atas 100 persen. Hal ini menggambarkan bahwa aktiva
lancar (aset lancar) jauh di atas hutang lancar. Ini bermakna
kemampuan deerah dalam menutupi kewajiban jangka pendeknya
sangat baik. Sementara untuk quick ratio juga menunjukkan di atas 100
persen, yang berarti kemampuan aktiva lancar paling likuid mampu
menutupi hutang lancar. Selanjutnya nilai total debt to total assets ratio
dan debt to equity ratio dari periode 2012 – 2016 menunjukkan trend
yang relatif meningkat dalam batas aman (solvable). Angka ini
mengindikasikan bahwa porsi hutang terhadap aktiva masih kecil. Hal
ini bermakna pemerintah Kabupaten Simeulue memiliki kemampuan
dalam memenuhi segala kewajiban baik kewajiban jangka pendek
maupun jangka panjang.
Tabel 3.11
Balance Sheet Ratio Tahun 2013-2016, Kabupaten Simeulue
Tahun
Balance Sheet Ratio
2012 2013 2014 2015 2016
Current Ratio 51,72 325,17 80,30 12,23 14,06
Liquidity Ratio
Quick Ratio 47,92 294,56 74,68 9,38 11,30
Debt to Assets Ratio 0,05% 0,01% 0,10% 0,90% 0,90%
Solvability Ratio
Debt to Equity Ratio 0,05% 0,01% 0,10% 0,91% 0,90%
Sumber : Laporan Keuangan Kabupaten Simeulue, Tahun 2013-2012

3.2 Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu


3.2.1 Proporsi Penggunaan Anggaran
Kebijakan Belanja Daerah Kabupaten Simeulue masa lalu
mengacu pada Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah. Bab I Ketentuan Umum, Pasal 1 ayat (51)
menjelaskan bahwa, “Belanja daerah adalah kewajiban pemerintah
daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih”.
Mengingat sifatnya yang demikian, maka penyusunan pengalokasian
belanja semestinya dilakukan dengan cermat, efektif dan efisien, sesuai
dengan kebutuhan. Sejalan dengan itu, alokasi belanja dilakukan secara
transparan dan akuntabel dan tetap diupayakan agar tidak terjadinya
penyimpangan yang merugikan pemerintah dan masyarakat.
Selanjutnya, belanja daerah sebagai salah satu komponen dalam
struktur APBK (APBK), diarahkan dalam Permendagri Nomor 13 Tahun
2006 (Pasal 31) untuk dipergunakan dalam rangka mendanai
pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan provinsi
atau kabupaten/kota yang terdiri dari urusan wajib, urusan pilihan.
Dalam hal ini, termasuk urusan-urusan yang penanganannya dalam
bidang atau bagian tertentu yang dapat dilaksanakan bersama antara
pemerintah dengan pemerintah atau antar pemerintah daerah yang
ditetapkan dengan ketentuan perundang-undangan.

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE III-16


Tabel 3.12
Realisasi Belanja Daerah Kabupaten Simeulue Tahun 2012-2017
Tahun
No Uraian
2012 2013 2014 2015 2016 2017
1 2 3 4 5 6 7 8

2 Belanja
2.1 Belanja Tidak Langsung 205.583.045.670 232.675.238.149 233.010.861.251 385.909.011.002 408.425.576.556 436.051.969.313
2.1.1 Belanja Pegawai 184.611.609.080 200.237.070.853 216.243.334.808 237.106.664.761 254.698.112.771 254.826.469.136
2.1.2 Belanja Bunga - 874.498 - 3.578.923
2.1.3 Belanja Subsidi -
2.1.4 Belanja Hibah 14.024.234.010 23.941.265.798 9.314.240.500 61.104.366.345 23.671.267.000 6.104.220.000
2.1.5 Belanja Bantuan Sosial 3.326.450.000 4.227.000.000 2.843.370.000 5.289.514.000 3.973.310.000 6.061.128.020
Belanja Bagi Hasil
Kepada
2.1.6 3.740.000.000 464.006.289 464.006.286 450.000.000
Provinsi/Kabupaten/Kota
dan Pemerintahan Desa
Belanja Bantuan
Keuangan Kepada
2.1.7 3.450.000.000 - 4.141.851.568 80.762.964.092 125.144.899.676 157.210.152.157
Provinsi/Kabupaten/Kota
dan Pemerintahan Desa
2.1.8 Belanja Tidak Terduga 170.752.580 529.027.000 468.064.375 1.181.495.515 470.401.900 11.400.000.000

2.2 Belanja Langsung 191.332.516.413 238.325.049.523 335.628.750.126 327.271.721.731 448.249.220.529 700.305.383.992


2.2.1 Belanja Pegawai 52.778.607.462 60.075.561.224 71.693.707.829 55.107.849.289 61.121.561.104 81.981.127.535
2.2.2 Belanja Barang dan Jasa 79.007.066.176 95.054.287.521 124.775.180.795 122.772.682.116 205.995.715.463 298.211.906.545
- Hibah Barang/Jasa
yang Diserahkan Kepada 74.496.720.647
Pihak Ketiga/Masyarakat

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE III-17


1 2 3 4 5 6 7 8
- Barang/Jasa Selain Hibah
79.007.066.176 95.054.287.521 124.775.180.795 122.772.682.116 131.498.994.816
dan Bantuan Sosial
2.2.3 Belanja Modal 59.546.842.775 83.195.200.778 139.159.861.502 149.391.190.326 181.131.943.963 320.112.349.912
Total 396.915.562.083 471.000.287.672 568.639.611.377 713.180.732.733 856.674.797.085 1.136.357.353.305

Sumber: Buku APBK, Kabupaten Simeulue Tahun 2012-2017

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE III-18


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

Menyangkut dengan penyusunan anggaran atau belanja


penyelenggaraan urusan wajib, Pemerintah Kabupaten Simeulue tetap
mempedomani ketentuan yang diatur dalam Permendagri tersebut.
Belanja yang dialokasikan, diprioritaskan untuk melindungi dan
meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat, yang diutamakan pada
peningkatan pelayanan dasar pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan
fasilitas umum yang layak, di samping mengembangkan jaminan sosial
kemasyarakatan lainnya.
Pasal 36 ayat (1) Permendagri yang sama menetapkan kelompok
belanja yang terdiri atas: a) Belanja Tidak Langsung; dan b) Belanja
Langsung. Seterusnya, ayat (2) menyatakan bahwa kelompok belanja
tidak langsung merupakan belanja yang dianggarkan, sama sekali tidak
terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan.
Berikut ayat (3) menerangkan bahwa belanja langsung merupakan
belanja yang dianggarkan terkait secara langsung dengan pelaksanaan
program dan kegiatan. Pelaksanaan anggaran yang telah dilaksanakan
oleh Pemerintah Kabupaten Simeulue di masa lalu, baik berkenaan
dengan belanja tidak langsung maupun belanja langsung, mengacu
pada Pasal 37 Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 yang menyebutkan
bahwa kelompok belanja tidak langsung meliputi: a) Belanja Pegawai; b)
Pembayaran Bunga; c) Subsidi; d) Hibah; e) Bantuan Sosial; f) Belanja
Bagi Hasil; g) Bantuan Keuangan; dan h) Belanja Tidak Terduga.
Sedangkan belanja langsung, terdiri dari: a) Belanja Pegawai, b) Belanja
Barang dan Jasa; dan c) Belanja Modal. Upaya Pemerintah Kabupaten
Simeulue dalam mempercepat peningkatan kesejahteraan masyarakat,
maka besaran alokasi anggaran untuk belanja tidak langsung
senantiasa diusahakan dan diarahkan untuk tidak melebihi alokasi
belanja langsung.
Berdasarkan pada upaya dan arahan tersebut, maka untuk
mencapai kinerja penyusunan anggaran yang baik, Pemerintah
Kabupaten Simeulue masa lalu telah menempuh hal-hal sebagai
berikut:
1) Memprioritaskan alokasi belanja daerah pada program dan
kegiatan pembangunan yang dinilai dapat memberikan manfaat
yang lebih besar kepada masyarakat banyak.
2) Mengacu pada prinsip dasar anggaran yaitu value for money
(setiap rupiah yang dianggarkan harus memiliki nilai yang berarti),
efektif dan efisien sesuai dengan program/kegiatan yang telah
diprioritaskan.
3) Meningkatkan koordinasi dan sinkronisasi antar SKPK dalam
setiap implementasi program/kegiatan pembangunan sehingga
tercapainya manfaat yang optimal serta terhindarnya tumpang-
tindih program/kegiatan.
4) Meningkatkan pengawasan, di samping melakukan evaluasi
berkala terhadap capaian hasil/manfaat dari setiap alokasi
belanja daerah yang telah digunakan untuk masing-masing
program dan kegiatan pembangunan yang diprioritaskan.
Akan tetapi, meskipun berbagai upaya yang telah dilakukan oleh
Pemerintah Kabupaten Simeulue untuk menciptakan anggaran yang
efektif dan efisien sesuai dengan ketentuan keuangan daerah, namun
dalam pelaksanaannya masih saja terjadi sebaliknya. Kelihatannya,
semakin meningkatnya kebutuhan aparatur yang tidak mungkin
diabaikan, maka Belanja Tidak Langsung tetap saja relatif lebih tinggi
dibanding dengan Belanja Langsung. Hal ini dapat dilihat dari realisasi

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE III-19


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

belanja daerah Kabupaten Simeulue tahun 2012-2017, sebagaimana


disajikan di Tabel 3.12.
Struktur belanja dalam APBK mengalami perubahan dari
kelompok belanja aparatur dan belanja pelayanan publik berdasarkan
Kepmendagri Nomor 29 Tahun 2002 menjadi kelompok belanja tidak
langsung dan belanja langsung berdasarkan Permendagri Nomor 13
Tahun 2006 dan juga Permendagri Nomor 59 Tahun 2007. Belanja
Daerah terdiri dari:
1) Belanja Tidak Langsung merupakan belanja yang dianggarkan
tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan
kegiatan, yang terdiri dari jenis belanja (a) Belanja Pegawai, (b)
Belanja Bunga, (c) Belanja Subsidi, (d) Belanja Hibah, (e) Belanja
Bantuan Sosial, (f) Belanja Bagi Hasil, (g) Belanja Bantuan
Keuangan, dan (h) Belanja Tidak Terduga.
2) Belanja Langsung merupakan belanja yang dianggarkan terkait
secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan, yang
terdiri dari jenis belanja (a) Belanja Pegawai, (b) Belanja barang
dan jasa, dan (c) Belanja Modal.
Belanja tidak langsung terus mengalami peningkatan setiap
tahunnya dan tetap melebihi realisasi belanja langsung. Secara rinci
terhadap proporsi Realisasi Belanja Daerah Kabupaten Simeulue tahun
2012-2017 disajikan dalam Tabel 3.13.

Tabel 3.13
Proporsi Realisasi Belanja Daerah Kabupaten Simeulue Tahun
2012– 2017
Tahun
No Uraian
2012 2013 2014 2015 2016 2017
1 2 3 4 5 6 7 8

2 Belanja
2.1 Belanja Tidak Langsung 51,80 49,40 40,98 54,11 47,68 38,37
2.1.1 Belanja Pegawai 46,51 42,51 38,03 33,25 29,73 22,42
2.1.2 Belanja Bunga - 0,00 - - 0,00 -
2.1.3 Belanja Subsidi - - - - - -
2.1.4 Belanja Hibah 3,53 5,08 1,64 8,57 2,76 0,54
2.1.5 Belanja Bantuan Sosial 0,84 0,90 0,50 0,74 0,46 0,53
Belanja Bagi Hasil
Kepada
2.1.6 Provinsi/Kabupaten/ - 0,79 - 0,07 0,05 0,04
Kota dan Pemerintahan
Desa
Belanja Bantuan
Keuangan Kepada
2.1.7 0,87 - 0,73 11,32 14,61 13,83
Provinsi/Kabupaten/Kota
dan Pemerintahan Desa
2.1.8 Belanja Tidak Terduga 0,04 0,11 0,08 0,17 0,05 1,00

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE III-20


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

1 2 3 4 5 6 7 8
2.2 Belanja Langsung 48,20 50,60 59,02 45,89 52,32 61,63
2.2.1 Belanja Pegawai 13,30 12,75 12,61 7,73 7,13 7,21
2.2.2 Belanja Barang dan Jasa 19,91 20,18 21,94 17,21 24,05 26,24
- Hibah Barang/Jasa
yang Diserahkan Kepada
- - - - 8,70 -
Pihak Ketiga/
Masyarakat
- Barang/Jasa Selain
Hibah dan Bantuan 19,91 20,18 21,94 17,21 15,35 -
Sosial
2.2.3 Belanja Modal 15,00 17,66 24,47 20,95 21,14 28,17
Total 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

Sumber : Tabel 3.12 (diolah)

Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, bahwa upaya


meningkatkan kinerja aparatur, Pemerintah Kabupaten Simeulue sesuai
dengan kemampuan anggaran belanja yang tersedia setiap tahun, telah
mengalokasikan belanja, baik belanja tidak langsung maupun belanja
langsung berkenaan dengan meningkatnya kebutuhan aparatur.
Pengalokasian tersebut, di samping diupayakan untuk tidak melebihi
belanja pelayanan publik (belanja langsung) diupayakan pula
penghematan pada jenis pengeluaran yang dianggap layak/pantas
untuk efisiensinya belanja aparatur.
Penganggaran belanja langsung dalam rangka melaksanakan
program dan kegiatan pemerintah daerah sebagaimana diamanatkan
oleh Permendagri Nomor 37 Tahun 2012 disebutkan bahwa alokasi
belanja langsung dalam APBK digunakan untuk pelaksanaan urusan
pemerintahan daerah yang terdiri dari urusan wajib dan urusan
pilihan.Belanja langsung yang dituangkan dalam bentuk program dan
kegiatan, yang manfaat capaian kinerjanya dapat dirasakan langsung
oleh masyarakat dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan publik
dan keberpihakan pemerintah daerah kepada kepentingan
publik.Penyusunan anggaran belanja untuk setiap program dan
kegiatan mempedomani SPM yang telah ditetapkan, Analisis Standar
Belanja (ASB), dan standar satuan harga.ASB dan standar satuan harga
ditetapkan dengan keputusan kepala daerah dan digunakan sebagai
dasar penyusunan RKA-SKPD dan RKA-PPKD.
Lebih rinci dalam Permendagri Nomor 31 Tahun 2016 disebutkan
bahwa, pemerintah harus memprioritaskan alokasi belanja modal pada
APBK tahun anggaran 2018 sampai dengan 2022 untuk pembangunan
dan pengembangan sarana dan prasarana yang terkait langsung dengan
peningkatan pelayanan dasar kepada masyarakat. Pemerintah daerah
harus melakukan upaya peningkatan alokasi belanja modal, mengingat
alokasi belanja modal secara nasional pada tahun anggaran 2016
sebesar 22,97% jumlah belanja modal yang dialokasikan dalam APBK
sekurang-kurangnya 29 persen dari belanja daerah sesuai amanat
Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang RPJMN Tahun 2015 –
2019. Mengacu pada aturan ini, pada tahun 2015 Kabupaten Simeulue
telah mengalokasikan untuk belanja modal sebesar 20,95 persen dan
tahun 2016 menjadi 24,82 persen. Sementara untuk tahun 2017
diperkirakan alokasi pengeluaran modal mencapai 24,37 persen. Oleh
karenanya kedepan diharapkan dalam pengalokasian belanja modal
perlu memperhatikan peraturan yang ada, sehingga tidak menyalahi
aturan hukum dalam pelaksanaan kebijakan daerah.
PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE III-21
RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

Selain itu, penganggaran untuk pengadaan kebutuhan barang


milik daerah, menggunakan dasar perencanaan kebutuhan barang milik
daerah sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang
Milik Daerah dan memperhatikan standar barang berdasarkan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2006 tentang
Standarisasi Sarana dan Prasarana Kerja Pemerintah Daerah,
sebagaimana diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 11
Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 7 Tahun 2006. Khusus penganggaran untuk pembangunan
gedung dan bangunan milik daerah memperhatikan Peraturan Presiden
Nomor 73 Tahun 2011 tentang Pembangunan Bangunan Gedung
Negara.

3.2.2 Analisis Pembiayaan Daerah


Permendagri Nomor 31 tahun 2016 tentang pedoman penyusunan
anggaran dan pendapatan daerah tahun 2017 menyebutkan bahwa
dalam hal perhitungan SILPA tahun berjalan negatif, pemerintah daerah
harus melakukan pengurangan bahkan penghapusan pengeluaran
pembiayaan yang bukan merupakan kewajiban daerah, pengurangan
program dan kegiatan yang kurang prioritas dan atau pengurangan
volume program dan kegiatannya. Permendagri Nomor 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah menyebutkan bahwa
pembiayaan daerah adalah semua penerimaan yang perlu dibayar
kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada
tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun
anggaran berikutnya. Pembiayaan dapat juga diartikan sebagai seluruh
transaksi-transaksi keuangan pemerintah, baik penerimaan maupun
pengeluaran yang perlu dibayar atau akan diterima kembali, yang dalam
anggaran pemerintah, terutama dimaksudkan untuk menutup defisit
dan/atau memanfaatkan surplus anggaran. Pembiayaan dapat
bersumber dari: a) Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Daerah Tahun Lalu;
b) Penerimaan Pinjaman Daerah; c) Dana Cadangan Daerah; dan d) Hasil
Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan.
Sehubungan dengan pembiayaan daerah ini, Pemerintah
Kabupaten Simeulue selama lima tahun yang lalu, telah menempuh
kebijakan-kebijakan dalam rangka:
1) Menjaga agar tidak terjadi defisit anggaran daerah pada setiap
tahun anggaran, melalui upaya peningkatan pendapatan daerah;
2) Menjaga agar pendapatan daerah dapat lebih besar dari belanja
daerah;
3) Mengingatkan agar setiap SKPK tetap komit dalam pemanfaatan
plafon anggaran yang tersedia tetap sesuai dengan skala prioritas
yang telah disepakati dan selalu menekankan pada efisiensi
anggaran; dan
4) Program dan kegiatan yang dilaksanakan harus sesuai dengan
yang telah ditetapkan dalam RPJMD dan tetap menjaga keadilan
dalam pelaksanaan pembangunan daerah.
Meskipun demikian, dalam proses pelaksanaan pembangunan
daerah, dijumpai kendala-kendala seperti kenaikan harga, dan faktor
lainnya yang tidak terduga sehingga rencana anggaran yang ditetapkan
dapat saja berubah, meskipuntanpa mengurangi maksud dan tujuan
program. Kendala dan faktor-faktor yang tidak terduga lainnya, maka

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE III-22


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

defisit anggaran belanja daerah di masa lalu tidak dapat dihindari.


Berdasarkan uraian di atas dapat disajikan analisis pembiayaan daerah
Kabupaten Simeulue berkenaan dengan penutup defisit riil anggaran
Kabupaten Simeulue untuk tahun 2012 hingga 2017 disajikan di Tabel
3.14.

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE III-23


Tabel 3.14
Defisit Riil Anggaran Kabupaten Simeulue Tahun 2012-2017
No Uraian 2012 (Rp) 2013 (Rp) 2014 (Rp) 2015 (Rp) 2016 (Rp) 2017 (Rp)

1 Realisasi Pendapatan Daerah 419.857.233.501 485.545.686.993 654.972.857.500 733.711.627.065 874.347.342.308 1.014.253.900.590


2 Dikurangi realisasi:
3 Belanja Daerah 396.915.562.083 471.000.287.672 568.639.611.377 713.180.732.733 856.674.797.085 1.136.357.353.305
Pengeluaran Pembiayaan
4 26.970.292.000 1.500.000.000 27.550.000.000 9.050.000.000 1.300.000.000 1.800.000.000
Daerah
A Defisit riil -4.028.620.582 13.045.399.322 58.783.246.123 11.480.894.332 16.372.545.224 -123.903.452.715

Ditutup oleh realisasi


1
Penerimaan Pembiayaan:
Sisa Lebih Perhitungan
2 Anggaran (SiLPA) Tahun 28.356.391.851 24.327.771.268 37.266.767.036 96.050.013.159 107.530.907.491 123.903.452.715
Anggaran sebelumnya
3 Pencairan Dana Cadangan
Hasil Penjualan Kekayaan
4
Daerah Yang di Pisahkan
5 Penerimaan Pinjaman Daerah
Penerimaan Kembali
6
Pemberian Pinjaman Daerah
7 Penerimaan Piutang Daerah
Total Realisasi Penerimaan
B 28.356.391.851 24.327.771.268 37.266.767.036 96.050.013.159 107.530.907.491 123.903.452.715
Pembiayaan Daerah
A- Sisa lebih pembiayaan
-32.385.012.433 -11.282.371.947 21.516.479.087 -84.569.118.827 -91.158.362.268 -247.806.905.430
B anggaran tahun berkenaan
Sumber: Buku APBK Simeulue, 2012-2017 (diolah).

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE III-24


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

Pada tahun 2012, komposisi defisit riil anggaran Kabupaten


Simeulue sebesar minus 703,87 persen meningkat menjadi positif di
tahun 2013 dan di akhir tahun 2016 menjadi minus 656,78 persen.
Namun demikian untuk sisa lebih pembiayaan anggaran tahun
berkenaan cenderung tumbuh negarif pada tahun 2012 tercatat lebih
dari 803,87 persen menjadi minus 556,78 persen lebih di tahun 2016.
Selanjutnya komposisi menjadi surplus hingga tahun 2017 dapat dilihat
melalui Tabel 3.15.

Tabel 3.15
Komposisi Defisit Riil Anggaran Kabupaten Simeulue Tahun 2012-
2017
Proporsi dari Total Difisit Riil (%)
No Uraian
2012 2013 2014 2015 2016 2017
Sisa Lebih
Perhitungan
1 Anggaran (SiLPA) -703,87 186,49 63,40 836,61 656,78 -100,00
Tahun Anggaran
sebelumnya
Pencairan Dana
2 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Cadangan
Hasil Penjualan
3 Kekayaan Daerah 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Yang dipisahkan
Penerimaan
4 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Pinjaman Daerah
Penerimaan Kembali
5 Pemberian Pinjaman 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Daerah
Penerimaan Piutang
6 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Daerah
Sisa lebih
pembiayaan -
7 803,87 -86,49 36,60 -556,78 200,00
anggaran tahun 736,61
berkenaan
Sumber: Buku APBK Simeulue, 2012-2017 (diolah)

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE III-25


Tabel 3.16
Kondisi Pembiayaan Daerah Kabupaten Simeulue Tahun 2012-2017
No Uraian 2012 (Rp) 2013 (Rp) 2014 (Rp) 2015 (Rp) 2016 (Rp) 2017* (Rp)
Saldo kas neraca
1 24.171.266.987,89 37.392.910.289,73 96.050.013.159,30 107.530.907.491,32 123.903.452.715,00 193.314.066.316,42
daerah
Dikurangi:
Kewajiban kepada
pihak ketiga sampai
2 518.517.096,00 127.361.591,00 1.390.012.224,00 12.276.718.099,00 12.572.752.433,00 11.481.841.522,00
dengan akhir tahun
belum terselesaikan
3 Kegiatan lanjutan
Sisa Lebih (Riil)
Pembiayaan 23.652.749.891,89 37.265.548.698,73 94.660.000.935,30 95.254.189.392,33 111.330.700.281,70 181.832.224.794,42
Anggaran
*) per Oktober 2017
Sumber: Buku APBK Simeulue, 2012-2017

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE III-26


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

3.3 Kerangka Pendanaan


3.3.1 Analisis Pengeluaran Periodik Wajib dan Mengikat Serta
Prioritas Utama
Selanjutnya mengikuti Permendagri Nomor 54 Tahun 2010, maka
Realisasi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur Kabupaten Simeulue
Tahun 2012-2017 dapat dilihat dalam realisasi sebagaimana terdapat di
Tabel 3.17.

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE III-27


Tabel 3.17
Realisasi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur Kabupaten Simeulue Tahun 2012-2016
No Uraian 2012 (Rp) 2013 (Rp) 2014 (Rp) 2015 (Rp) 2016 (Rp)
1 2 3 4 5 6 7

Belanja Tidak Langsung (Belanja


A 184.611.609.080 200.237.070.853 216.243.334.808 237.106.664.761 254.695.737.771
Pegawai)
1 Belanja Gaji dan Tunjangan 142.176.555.320 153.280.744.434 163.495.168.142 179.835.841.025 218.788.720.626
2 Belanja Tambahan Penghasilan**) 40.751.500.500 45.280.723.266 51.232.315.853 55.700.202.365 34.287.574.593

Belanja Penerimaan Anggota dan


3 Pimpinan DPRD serta Operasional 1.191.470.000 1.190.765.000 1.233.400.000 1.265.140.000 1.312.550.000
KDH/WKDH

4 Belanja pemungutan Pajak Daerah**) 492.083.260 484.838.153 282.450.813 305.481.371 306.892.552

B Belanja Langsung 144.282.710.534 184.431.940.346 240.108.961.110 241.229.638.016 76.160.572.440


1 Belanja Honorarium PNS**) 50.277.422.562 57.608.132.274 57.313.180.208 44.321.111.139 17.240.820.996
2 Belanja Uang Lembur**) 848.959.900 1.120.146.500 729.592.000 41.175.000
3 Belanja Beasiswa Pendidikan PNS - - - 1.442.000.000 1.456.020.000

Belanja Kursus, Pelatihan, Sosialisasi


4 3.885.245.011 5.776.226.068 5.972.648.137 7.788.517.319 10.834.014.718
dan Bimbingan Teknis PNS**)

5 Belanja premi asuransi kesehatan 403.080.600 60.971.725 85.562.555 24.349.260 27.784.339

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE III-28


1 2 3 4 5 6 7
Belanja makanan dan minuman
6 3.695.288.510 5.017.919.590 6.726.596.330 7.439.638.456 8.061.083.742
pegawai***)
Belanja pakaian dinas dan
7 412.334.000 2.654.533.800 585.138.000 289.794.960 2.492.980.000
atributnya**)
Belanja Pakaian Khusus dan Hari-hari
8 135.873.200 373.814.000 123.291.150 224.249.000 71.650.000
Tertentu*)
9 Belanja perjalanan dinas**) 23.117.038.976 27.048.745.611 28.678.091.228 29.977.051.906 35.976.218.645
10 Belanja perjalanan pindah tugas 1.960.625.000 1.576.250.000 735.000.000

11 Belanja Pemulangan Pegawai

Belanja Modal (Kantor, Mobil Dinas,


12 Meubelair, peralatan dan 59.546.842.775 83.195.200.778 139.159.861.502 149.681.750.976
perlengkapan dll)
TOTAL 328.894.319.614 384.669.011.199 456.352.295.918 478.336.302.777 330.856.310.211
Sumber: Buku APBK Simeulue, 2012-2016 (diolah).

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE III-29


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

3.3.2 Proyeksi Pendapatan dan Belanja Daerah


Pada bagian ini akan dimuat suatu analisis pendapatan dan
belanja daerah Kabupaten Simeulue untuk lima tahun ke depan, tahun
2018-2022. Analisis tersebut dilakukan melalui suatu proyeksi terhadap
pendapatan daerah, belanja daerah dan pembiayaan daerah, yang akan
dikelola Pemerintah Kabupaten Simeulue di masa depan. Proyeksi
tersebut dilakukan berdasarkan data keuangan masa lalu (lima tahun
sebelumnya), dengan menggunakan asumsi-asumsi serta
kebijaksanaan-kebijaksanaan yang mungkin atau terpaksa ditempuh.
Kebijaksanaan tersebut mengingat perkembangan data keuangan
Kabupaten Simeulue masa lalu relatif fluktuatif, baik menyangkut
pendapatan daerah, belanja daerah, maupun pembiayaan daerah yang
berakibat kepada relatif kurang rasionalnya tingkat pertumbuhan yang
terjadi di ketiga unsur keuangan tersebut. Untuk menghindari besarnya
bias dalam perkembangan keuangan daerah masa depan, maka
ditempuh kebijaksanaan untuk menetapkan angka Pertumbuhan
Pendapatan Daerah, Belanja Daerah, dan Pembiayaan daerah yang
dianggap layak dan wajar tanpa mengurangi tujuan dan sasaran
anggaran itu sendiri.
Kemampuan keuangan pemerintah Kabupaten Simeulue yang
diperkirakan meningkat setiap tahun merupakan modal yang dapat
dimanfaatkan untuk membiayai program-program pembangunan yang
direncanakan lima tahun ke depan, yaitu:
1) Rencana pembiayaan untuk program-program yang menjadi
prioritas utama seperti program-program unggulan dari bupati
dan wakil bupati, serta kebijakan nasional yang harus
dilaksanakan oleh daerah. Kebijakan tersebut, meliputi biaya
pendidikan sebesar 20 persen dan kesehatan sebesar 10 persen.
Berikutnya program prioritas utama merupakan program yang
langsung terkait dengan kebutuhan masyarakat, dengan memiliki
dampak positif dan manfaat yang besar bagi masyarakat.
2) Pembiayaan program pembangunan prioritas kedua adalah
berkaitan dengan tupoksi SKPK berdasarkan urusan yang
menjadi kewenangan masing-masing SKPK.
3) Pembiayaan program-program pada prioritas ketiga adalah untuk
memenuhi kebutuhan biaya-biaya tidak langsung, misalnya
tambahan penghasilan PNS, belanja hibah, bantuan-bantuan
social, belanja tidak terduga, dan sebagainya.
Prioritas-prioritas pembiayaan tersebut di atas, sesuai dengan
arahan Permendagri No. 54 Tahun 2010, yang menyebutkan bahwa
alokasi pembiayaan harus mengutamakan urusan prioritas terhadap
program-program pembangunan yang direncanakan. Proyeksi komposisi
sumber pendapatan Kabupaten Simeulue dari tahun 2018 hingga 2022
memperlihatkan kecenderungan yang semakin membaik ditandai
dengan semakin mengecilnya tingkat ketergantungan keuangan dari
pemerintah pusat.
Realisasi pendapatan daerah Kabupaten Simeulue pada tahun
2012 mencapai Rp419,86 miliar lebih yang terdiri dari Pendapatan Asli
Daerah sebesar 3,56 persen, dana perimbangan 90,77 persen dan Lain-
lain pendapatan yang sah 5,68 persen. Hingga tahun 2017 sumber
penerimaan terbesar masih didominasi dari dana perimbangan yaitu
transfer Umum (DAU) dan transger Khusus (DAK). Khusus DAU yang

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE III-30


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

merupakan penerimaan terbesar mencapai 74,30 persen dibandingkan


dengan dana perimbangan dan jika dibandingkan dengan total
pendapatan daerah sebesar 48,26 persen. Ini mengindikasikan bahwa
walaupun cenderung menurun, namun tingkat ketergantungan secara
keuangan masih sangat tinggi terhadap pemerintah pusat. Oleh
karenanya perlu pengoptimalisasi penerimaan dari sumber-sumber
penerimaan dari PAD dan lain-lain pendapatan yang sah.

Gambar 3.3
Perkiraan Pendapatan Daerah Kabupaten Simeulue Tahun 2018-
2022

2022

2021

2020

2019

2018

0% 20% 40% 60% 80% 100%


Pendapatan Asli Daerah Dana Perimbangan Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah

Sumber: Buku APBK Simeulue (diolah)

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE III-31


Tabel 3.18
Proyeksi Pendapatan Daerah Kabupaten Simeulue Tahun 2018-2022
Tahun
No Uraian
2018* 2019 2020 2021 2022
1 2 3 4 5 6 7

1 Pendapatan
1.1 Pendapatan Asli Daerah 61.273.691.992 67.514.317.122 74.393.989.276 81.978.536.741 90.340.612.751
1.1.1 Pendapatan Pajak Daerah 4.646.000.000 5.064.140.000 5.519.912.600 6.016.704.734 6.558.208.160
1.1.2 Hasil Retribusi Daerah 2.284.272.872 2.558.385.617 2.865.391.891 3.209.238.918 3.594.347.588
Hasil Pengelolaan
1.1.3 Kekayaan Daerah yang 4.201.523.660 4.705.706.499 5.270.391.279 5.902.838.233 6.611.178.821
Dipisahkan
1.1.4 Zakat 1.500.000.000 1.680.000.000 1.881.600.000 2.107.392.000 2.360.279.040
Lain-lain Pendapatan Asli
1.1.5 48.641.895.460 53.506.085.006 58.856.693.507 64.742.362.857 71.216.599.143
Daerah yang Sah

1.2 Dana Perimbangan 599.101.647.000 668.174.740.940 745.254.695.783 831.274.143.800 927.274.814.031


1.2.1 Dana Alokasi Umum 458.146.462.000 513.124.037.440 574.698.921.933 643.662.792.565 720.902.327.673
1.2.2 Dana Alokasi Khusus 140.955.185.000 155.050.703.500 170.555.773.850 187.611.351.235 206.372.486.359
Lain-Lain Pendapatan
1.3 161.388.562.397 161.388.562.397 161.388.562.397 161.388.562.397 161.388.562.397
Daerah Yang Sah
Bagi hasil Pajak dari
1.3.1 Provinsi dan Pemerintah 15.989.756.397 15.989.756.397 15.989.756.397 15.989.756.397 15.989.756.397
Daerah Lainnya
1.3.2 Dana Penyesuaian 145.398.806.000 145.398.806.000 145.398.806.000 145.398.806.000 145.398.806.000
Total 821.763.901.389 897.077.620.459 981.037.247.456 1.074.641.242.938 1.179.003.989.179
Sumber: Buku APBK Simeulue dan Tabel 3-1 (diolah)
*) Pagu APBK

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE III-32


Tabel 3.19
Perkiraan Belanja Daerah Kabupaten Simeulue Tahun 2018-2022
Tahun
No Uraian
2018* 2019 2020 2021 2022
1 2 3 4 5 6 7

2 Belanja
2.1 Belanja Tidak Langsung 413.499.225.905,03 418.825.398.206,71 424.253.934.525,73 429.786.876.049,05 435.426.304.778,41
2.1.1 Belanja Pegawai 255.088.030.393,83 260.189.791.001,71 265.393.586.821,74 270.701.458.558,18 276.115.487.729,34
2.1.2 Belanja Hibah 2.909.200.000,00 2.909.200.000,00 2.909.200.000,00 2.909.200.000,00 2.909.200.000,00
2.1.3 Belanja Bantuan Sosial 1.826.128.020,00 1.826.128.020,00 1.826.128.020,00 1.826.128.020,00 1.826.128.020,00
Belanja Bagi Hasil Kepada
2.1.4 Provinsi/Kabupaten/Kota 671.127.287,20 672.115.335,71 673.104.838,84 674.095.798,74 675.088.217,56
dan Pemerintahan Desa
Belanja Bantuan Keuangan
Kepada Provinsi/
2.1.5 150.004.740.204,00 150.225.580.515,97 150.446.745.953,95 150.668.236.996,60 150.890.054.123,29
Kabupaten/Kota dan
Pemerintahan Desa
2.1.6 Belanja Tidak Terduga 3.000.000.000,00 3.002.583.333,33 3.005.168.891,20 3.007.756.675,53 3.010.346.688,22

2.2 Belanja Langsung 415.574.625.883,97 485.114.675.132,13 563.223.923.166,41 650.897.375.413,26 749.245.994.146,76


2.2.1 Belanja Pegawai 77.669.543.375,50 84.879.103.882,59 99.138.835.819,31 115.093.467.817,32 132.936.936.109,99
2.2.2 Belanja Barang dan Jasa 209.124.131.545,00 240.850.618.869,44 273.200.437.153,66 309.340.160.831,52 349.703.563.529,12
2.2.3 Belanja Modal 128.780.950.963,47 159.384.952.380,10 190.884.650.193,44 226.463.746.764,43 266.605.494.507,65

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE III-33


1 2 3 4 5 6 7

3 Pembiayaan 7.309.950.400,00 6.862.452.880,00 6.440.610.236,00 6.043.008.524,20 5.668.309.745,99


Penerimaan
3.1 15.509.950.400,00 14.734.452.880,00 13.997.730.236,00 13.297.843.724,20 12.632.951.537,99
Pembiayaan Daerah
Pengeluaran
3.2 8.200.000.000,00 7.872.000.000,00 7.557.120.000,00 7.254.835.200,00 6.964.641.792,00
Pembiayaan Daerah
Total 829.073.851.789,00 903.940.073.338,84 987.477.857.692,14 1.080.684.251.462,31 1.184.672.298.925,16
Sumber: Buku APBK Simeulue dan Tabel 3.8 (diolah)
*) Pagu APBK

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE III-34


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

Tabel 3.19 memperlihatkan perkiraan belanja daerah yang terdiri


dari belanja tidak langsung dan belanja langsung Kabupaten Simeulue
pada tahun 2018-2022. Secara umum langsung diprediksikan memiliki
nilai yang hampir sama besar dengan belanja tidak langsung. Belanja
langsung difokuskan pada urusan wajib dan pilihan dengan
mengedepankan pada aspek pelayanan publik dan keberpihakan kepada
kepentingan masyarakat. Komposisi belanja tidak langsung pada tahun
2018 berbanding 50 : 50 persen belanja langsung. Kondisi ini
diharapkan akan menjadi lebih baik dari tahun ke tahun sehingga di
akhir pemerintahan (tahun 2022) akan menjadi 37 : 63 persen.

Gambar 3.4
Perkiraan Komposisi Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung
Kabupaten Simeulue Tahun 2018-2022

2022 36,76 63,24

2021 39,77 60,23

2020 42,96 57,04

2019 46,33 53,67

2018 49,87 50,13

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

Belanja Tidak Langsung Belanja Langsung

Sumber : Tabel 3.19 (diolah)

Bila dijabarkan lebih terperinci kondisi belanja daerah Kabupaten


Simeulue terlihat bahwa belanja tidak langsung terkonsentrasi pada
belanja pegawai mencapai 33,25 persen dari total belanja daerah atau
61,44 persen dari belanja tidak langsung di tahun 2015. Diperkirakan
hingga tahun 2017, belanja pegawai terhadap belanja daerah sebesar
22,42 persen dan 58,44 persen terhadap total belanja tidak langsung.
Fakta ini memperlihatkan bahwa jumlah pegawai yang ada di
Pemerintahan Kabupaten Simeulue relatif tinggi, disisi lain perlu juga
diperhitungkan tentang kinerja pegawai yang ada saat ini. Lebih lanjut,
perlu juga dianalisis tentang jumlah pegawai honorer yang masih
berharap untuk menjadi pegawai negeri sipil daerah. Dalam konteks ini,
perlu dipikirkan metode terbaru agar tidak membebankan keuangan
daerah. Permasalahan pegawai negeri harus mendapat perhatian agar
lebih efisien dan produktif. Perlu evaluasi kapasitas aparatur agar
alokasi anggaran tidak terserap terlalu besar untuk aparatur.
Penggunaan e-government dan e-kinerja dapat digunakan untuk
mengukur kinerja aparatur sekaligus meningkatkan efisiensi dan
profesionalitas aparatur.

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE III-35


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

3.3.3 Perhitungan Kerangka Pendanaan


Proyeksi kapasitas riil kemampuan daerah Kabupaten Simeulue
akan semakin membaik. Berdasarkan proyeksi pendapatan dan belanja
serta pengeluaran pembiayaan wajib dan mengikat serta prioritas
utama, maka dapat diproyeksikan kapasitas riil keuangan daerah yang
akan digunakan untuk membiayai program dan kegiatan selama 5 (lima)
tahun yang akan datang. Perkiraan kapasitas riil keuangan daerah ini
bersifat indikatif, dalam artian tidak kaku dan disesuaikan dengan
kondisi dan informasi terkini pada saat perencanaan dan pengganggaran
setiap tahunnya. Dari hasil proyeksi kapasistas riil keuangan daerah
Kabupaten Simelue tercatat pada tahun 2018 sebesar Rp. 829 miliar
lebih dan diperkirakan akan mencapai Rp 1 (satu) triliun lebih di tahun
2022 dengan asumsi pendapatan meningkat yang diikuti oleh belanja
dan pengeluaran pembiayaan wajib dan mengikat mengalami
pertumbuhan stabil.

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE III-36


Tabel 3.20
Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah Untuk Mendanai Pembangunan Daerah Kabupaten Simeulue Tahun 2018-2022
Proyeksi (Rp)
No Uraian
2018 2019 2020 2021 2022
1 Pendapatan 821.763.901.389 897.077.620.459 981.037.247.456 1.074.641.242.938 1.179.003.989.179
2 Pencairan Dana Cadangan (sesuai
perda)
3 Sisa Lebih Riil Perhitungan
15.509.950.400 14.734.452.880 13.997.730.236 13.297.843.724 12.632.951.538
Anggaran
Total Penerimaan 837.273.851.789 911.812.073.339 995.034.977.692 1.087.939.086.662 1.191.636.940.717
Dikurangi:
4 Pengeluaran Pembiayaan 8.200.000.000 7.872.000.000 7.557.120.000 7.254.835.200 6.964.641.792
Kapasitas riil kemampuan keuangan 829.073.851.789 903.940.073.339 987.477.857.692 1.080.684.251.462 1.184.672.298.925
Sumber: Ringkasan Penjabaran APBK Simeulue 2018-2022, Tabel 3.14 (diolah)

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE III-37


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

Kapasitas riil kemampuan keuangan daerah ini dipergunakan


untuk membiayai rencana alokasi pengeluaran prioritas I, Prioritas II
dan Prioritas III. Pengalokasian dana pada prioritas III akan dipenuhi,
setelah pemenuhan dana pada prioritas I dan II terlebih dahulu. Prioritas
I berkaitan dengan alokasi belanja-belanja tadak langsung, seperti
belanja pegawai, tambahan penghasilan Pegawai Negeri Sipil (PNS),
Belanja Hibah, Belanja Bantuan, Sosial, dan Belanja Tidak Terduga.
Untuk prioritas II, berkaitan langsung dengan kepentingan publik,
bersifat monumental, berskala besar, dan memiliki kepentingan dan
nilai manfaat yang tinggi, memberikan dampak luas pada masyarakat
dengan daya ungkit yang tinggi pada capaian visi/misi daerah. Program
pembangunan daerah yang menjadi unggulan kepala daerah,
sebagaimana diamanatkan dalam RPJMK termasuk kebijakan RPJMA
dan Nasional yang definitif. Disamping itu juga alokasi untuk prioritas
bidang pendidikan 20 (dua puluh) persen dan kesehatan sebesar 10
(sepuluh) persen.
Prioritas II juga dipergunakan bagi prioritas belanja yang wajib
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
merupakan penjabaran belanja langsung yang terdiri dari belanja
pegawai, belanja modal dan belanja barang/jasa. Semetara itu, prioritas
III diperuntukkan untuk program prioritas di tingkat Satuan Kerja
Perangkat Kabupaten (SKPK) yang merupakan penjabaran dari masing-
masing urusan/bidang urusan yang berdampak luas pada masing-
masing kelompok masyarakat yang dilayani. Hal ini sesuai dengan
kondisi dan permasalahan yang dihadapi berkaitan dengan layanan
dasar serta tugas pokok dan fungsi SKPK, termasuk peningkatan
kapasitas kelembagaan dan administrasi perkantoran serta program
pendukung lainnya untuk meningkatkan pelayanan SKPK.
Perkembangan rencana penggunaan kapasitas riil kemampuan
keuangan Kabupaten Simeulue 2018–2022 terlihat terfokus pada
prioritas II. Prioritas ini berhubungan langsung dengan kepentingan
publik dan pencapain visi/misi kepala daerah selama 5 (lima) tahun
yang akan datang. Lebih terperinci mengenai rencana penggunaan
kemampuan keuangan riil dapat ditelusuri pada tabel 3.21.

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE III-38


Tabel 3.21
Rencana Penggunaan Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Kabupaten Simeulue Tahun 2018 – 2022
Tahun
Prioritas
2018 % 2019 % 2020 % 2021 % 2022 %

Kapasitas
829.073.851.789,00 100,00 903.940.073.339,00 100,00 987.477.857.692,00 100,00 1.080.684.251.462,00 100,00 1.184.672.298.925,00 100,00
Riil
Prioritas 1 413.499.225.905,00 49,87 418.825.398.207,00 46,33 424.253.934.526,00 42,96 429.786.876.049,00 39,77 435.426.304.778,00 36,76
Prioritas 2 350.360.807.139,82 42,26 390.265.464.871,52 43,17 454.866.544.945,63 46,06 535.673.126.771,70 49,57 608.456.122.461,58 51,36
Prioritas 3 65.213.818.744,18 7,87 94.849.210.260,49 10,69 108.357.378.220,37 10,97 115.224.248.641,30 10,66 140.789.871.685,42 11,88

Sumber: Ringkasan Penjabaran APBK Simeulue 2018-2022, (diolah)

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE III-39


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

BAB IV
ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

Permasalahan pembangunan daerah merupakan “expectation


gap” antara kinerja pembangunan yang dicapai saat ini dengan yang
direncanakan atau antara apa yang ingin dicapai di masa datang
dengan kondisi riil saat perencanaan sedang dibuat. Potensi
permasalahan pembangunan daerah pada umumnya timbul dari
kekuatan yang belum didayagunakan secara optimal dan kelemahan
yang tidak diatasi. Permasalahan pembangunan daerah yang akan
menjadi agenda utama untuk ditangani melalui program selama lima
tahun mendatang.

4.1. Permasalahan Pembangunan Daerah


4.1.1. Permasalahan Bidang Pemerintahan Umum
A. Permasalahan Penyelenggaraan Pelayanan Pemerintahan dan
Pelayanan Dasar
Permasalahan yang muncul adalah: (i) Pemenuhan standar
pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal (SPM); (ii) Belum
terpenuhinya ketersediaan standar pelayanan publik dan maklumat
pelayanan publik; (iii) Tindak lanjut pengaduan masyarakat yang
dinilai belum sesuai yang diharapkan; (iv) Sistem inovasi daerah yang
belum optimal pengembangannya; dan (v) Belum optimalnya
penyelenggaraan pelayanan terpadu kecamatan (PATEN).

B. Integrasi Perencanaan dan Pelaporan


Permasalahan yang muncul adalah (i) Pelaksanaan tahapan
perencanaan belum maksimal; (ii) Persentase konsistensi antar
dokumen perencanaan belum optimal; (iii) Belum terintegrasinya
pengelolaan sistem perencanaan, pengelolaan keuangan, pelaporan dan
evaluasi; dan (iv) Perencanaan belum berbasis kajian dan penelitian.

C. Kinerja Pengelolaan Keuangan Daerah


Masalah pendataan data dasar (based data) objek dan subjek
pajak dan retribusi daerah berpengaruh terhadap intensifikasi dan
ekstensifikasi sumber-sumber pendapatan daerah yang belum
optimal. Selain itu, kontribusi PDKS terhadap PAD Kabupaten
Simeulue juga masih rendah dan diharapkan ke depan perlu upaya
untuk optimalisasi PAD yang bersumber dari pengelolaan PDKS
(pengolahan kelapa sawit). Sementara itu, Pemerintah Kabupaten
Simeulue melalui PDKS akan membangun SPBU dalam upaya
meningkatkan PAD di masa mendatang. Disisi lainnya, efektivitas dan
efisiensi belanja daerah perlu juga dioptimalkan untuk belanja yang
kemanfaatannya lebih besar bagi masyarakat.
Publikasi informasi keuangan daerah kepada masyarakat masih
perlu ditingkatkan. Publikasi ini harus dilakukan oleh semua SKPK
sebagai bentuk akuntabilitas sosial (pasal 394, Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah). Ketertiban
administrasi aset daerah perlu ditingkatkan terkait sertifikasi tanah.

D. Manajemen Kepegawaian dan Penataan Organisasi


Penempatan aparatur secara proporsionalberdasarkan
kebutuhan organisasi juga masih bermasalah, misalnya proporsi
penempatan pegawai di kecamatan dan di level gampong yang

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE IV-1


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

disesuaikan dengan luas wilayah. Manajemen aparatur berdasarkan


pada asas kepastian hukum, profesionalitas, proporsionalitas,
keterpaduan, delegasi, netralitas, akuntabilitas, efektif dan efisien,
keterbukaan, non diskriminatif, persatuan dan kesatuan, keadilan
dan kesetaraan, dan kesejahteraan perlu dioptimalkan (merujuk
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara).

E. Penyusunan, Implementasi dan Penegakan Regulasi Daerah


Produktivitas kajian peraturan daerah yang tidak sesuai dengan
peraturan perundang-undangan atau kebutuhan/tuntutan
masyarakat perlu ditingkatkan. Penegakan regulasi pemerintah untuk
kasus-kasus sengketa lahan dan peruntukan lahan masih banyak
persoalan.

F. Kerjasama Antar Daerah dan Dunia Usaha (Private Sector)


Kerjasama antara daerah dalam rangka mengembangkan daya
saing sejauh ini masih belum optimal, seringkali berhenti di
kesepakatan dan kesepahaman (MoU: Memorandum of
Understanding), tetapi tidak berlanjut hingga menghasilkan
outcomepeningkatan daya saing.

G. Kerjasama Internal Penyelenggara Pemerintahan dan DPRK


Kerjasama antara SKPK masih perlu dioptimalkan. Sinergi
program dan kegiatan lintas sektor, termasuk sinergitas administrasi
data dan pemanfaatan data untuk perencanaan dan evaluasi
program/kegiatan. Kerjasama dengan DPRK pada ranah legislasi,
pengawasan, dan penganggaran perlu dioptimalkan sehingga fungsi
perencanaan, pengendalian, pengawasan, dan evaluasi
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan berbasis kinerja
dapat lebih akuntabel.

4.1.2 Permasalahan Syariat Islam dan Keistimewaan Aceh


Permasalahan dalam pelaksanaan Syariat Islam dan
Keistimewaan Aceh di Kabupaten Simeulue dirangkum sebagai berikut:
1) Masih terjadinya kasus-kasus pelanggaran Syariat Islam;
2) Belum optimalnya pemanfaatan dan pengelolaan Zakat, Infaq,
Sadakah, dan Wakaf (ZISWAF);
3) Belum optimalnya standarisasi pendidikan dayah;
4) Masih lemahnya pengarusutamaan Syariat Islam dalam
pembangunan;
5) Belum optimalnya pelaksanaan kurikulum atau muatan lokal
berbasis syariat Islam;
6) Belum optimalnya pelaksanaan prinsip-prinsip ekonomi Islam;
7) Belum optimalnya pelestarian budaya, seni dan adat istiadat Aceh.

4.1.3. Permasalahan Bidang Ekonomi


A. Kemiskinan
Permasalahan terkait kemiskinan adalah (i) Masih tingginya
tingkat kemiskinan; (ii) Kesenjangan pendapatan penduduk yang
relatif tinggi; (iii) Kesenjangan pendapatan di antara penduduk
miskin; (iv) Masih adanya ketidaktepatan sasaran program
penanggulangan kemiskinan; dan (v) akuransi dan akuntabilitas data
penduduk miskin.

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE IV-2


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

B. Ketahanan Pangan
Permasalahan pembangunan yang terkait dengan ketahanan
pangan dari berbagai sumber adalah sebagai berikut:
1) Ketergantungan bahan pangan dari luar daerah yang masih
besar sehingga ketersediaan dan pasokan bahan pokok kurang
terjamin;
2) Belum optimalnya pencapaian pola pangan harapan;
3) Masih rendahnya konsumsi pangan berbasis lokal yang sehat
dan aman bagi masyarakat;
4) Masih rendahnya produksi pangan; dan
5) Sering terjadi fluktuasi harga dari berbagai komoditas di
Kabupaten Simeulue.

C. Daya Saing Ekonomi


Permasalahan pembangunan di Kabupaten Simeulue yang
terkait dengan daya saing ekonomi adalah:
1) Masih tingginya tingkat pengangguran;
2) Rendahnya keterampilan angkatan kerja;
3) Belum optimalnya sarana dan prasarana, termasuk instruktur
Balai Latihan Kerja;
4) Kurangnya Link and Match dengan dunia usaha dan
terbatasnya peluang kerja;
5) Kurangnya promosi investasi;
6) Belum optimalnya pengelolaan sarana dan prasarana kawasan
transmigrasi;
7) Belum optimalnya pengelolaan investasi mulai dari
perencanaan dan pengembangan investasi yang kurang inklusif
sampai dengan pelayanan perizinan yang belum optimal;
8) Kurangnya pengembangan potensi destinasi wisata;
9) Kurangnya pembinaan, pengembangan dan pagelaran atraksi
budaya;
10) Belum optimalnya sarana dan prasarana pariwisata dan sistem
pengelolaan dan pelayanan pariwisata didestinasi wisata;
11) Kurangnya promosi dan pemasaran pariwisata;
12) Terbatasnya SDM pariwisata; dan
13) Masih rendahnya kualitas dan kuantitas produk UMKM.

D. Pertanian
Permasalahan pembangunan yang terkait dengan pertanian dari
berbagai sumber adalah sebagai berikut:
1) Belum optimalnya produksi hasil pertanian;
2) Belum optimalnya produktivitas hasil pertanian;
3) Masih rendahnya mutu bibit;
4) Masih tingginya tingkat serangan hama dan penyakit
(pertanian/perkebunan/ peternakan)
5) Belum optimalnya pemasaran hasil pertanian (tanaman
pangan/perkebunan/peternakan);
6) Belum optimalnya penerapan teknologi pertanian dan tanaman
pekarangan;
7) Belum optimalnya pemanfaatan pekarangan;
8) Belum optimalnya penyediaan sarana dan prasarana produksi
pertanian;
9) Belum optimalnya standarisasi dan sertifikasi produksi hasil
pertanian;
10) Kurangnya pengolahan hasil produksi pertanian;

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE IV-3


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

11) Belum optimalnya kelembagaan kelompok tani; dan


12) Kurangnya kuantitas dan kualitas penyuluh
pertanian/perkebunan/ peternakan.

E. Kelautan dan Perikanan


Permasalahan pembangunan yang terkait dengan kelautan dan
perikanan dari berbagai sumber adalah sebagai berikut:
1) Belum optimalnya pemanfaatan potensi perikanan budidaya;
2) Produksi perikanan budidaya masih rendah;
3) Belum optimalnya produksi perikanan tangkap;
4) Belum optimalnya kelembagaan kelautan perikanan;
5) Kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana kelautan
perikanan;
6) Belum optimalnya pemanfaatan sarana dan prasarana
kelautan perikanan;
7) Pengawasan sumber daya kelautan perikanan belum optimal,
terutama untuk memerangi illegal fishing;
8) Belum optimalnya usaha pengolahan hasil perikanan;
9) Belum optimalnya pengelolaan kawasan konservasi perairan
dan terumbu karang;
10) Kurangnya Pemasaran hasil produksi perikanan budidaya;
11) Tidak tersedianya pembibitan perikanan budidaya; dan
12) Kurangnya kuantitas dan kualitas SDM penyuluh perikanan
dan pelaku perikanan.

F. Perdagangan
Permasalahan pembangunan yang terkait dengan perdagangan
dari berbagai sumber adalah sebagai berikut:
1) Masih banyaknya peredaran barang dan jasa yang belum
terstandarisasi dan belum aman;
2) Belum optimalnya standarisasi produk barang dan jasa dalam
rangka peningkatan daya saing;
3) Masih belum optimalnya penataan Pelaku Usaha Kecil (PKL),
dan kesadaran disiplin PKL;
4) Masih kurangnya pasar tradisionalyang memenuhi syarat
kesehatan, kebersihan dan kenyamanan;
5) Terbatasnya kemampuan sumber daya manusia pelaku Usaha
Mikro Kecil dan Menengah (UMKM);
6) Belum adanya pengendalian penyaluran bahan bakar;
7) Belum tersedianya sarana dan prasarana kemetrologian; dan
8) Belum adanya badan penyelesaian sengketa konsumen (BPSK).

G. Industri
Permasalahan utama pada pengembangan industri di
Kabupaten Simeulue yaitu:
1) Penguasaan teknologi pada Industri kecil dan Menengah (IKM)
belum optimal;
2) Penurunan kontribusi sektor perindustrian terhadap PDRB;
3) Belum optimalnya pengelolaan badan usaha;
4) Ketersediaan tenaga kerja yang berkualitas sesuai kebutuhan
dunia usaha industri masih rendah;
5) Produk industri yang dihasilkan belum standar dan kurang
berdaya saing;
6) Rendahnya Pengelolaan manajemen dan daya saing produk
UKM;

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE IV-4


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

7) Kurangnya penataan sentra-sentra IKM;


8) Kurangnya promosi produk hasil UMKM dan IKM;
9) Kurangnya pemasaran hasil UMKM dan IKM;
10) Rendahnya peran teknologi dalam produk UKM dan IKM; dan
11) Belum optimalnya sarana dan prasarana perindustrian.

H. Koperasi dan UMKM


Permasalahan pokok dalam pengembangan koperasi dan UMKM
di Kabupaten Simeulue sebagai berikut:
1) Rendahnya jumlah koperasi aktif;
2) Rendahnya SDM pengurus, pengawas dan partisipasi anggota
koperasi;
3) Keterbatasan modal usaha perkoperasian;
4) Akses kredit perbankan masih rendah; dan
5) Masih rendahnya manajemen dan daya saing produk UMKM

I. Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman


Permasalahan utama pada perumahan rakyat dan pemukiman
di Kabupaten Simeulue adalah: (i) Masih banyak jumlah rumah tidak
layak huni; (ii) Masih terbatasnya kemampuan penyediaan
permukiman bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR); (iii)
Persentase kondisi prasarana dan sarana dasar permukiman baik
belum mencapai 100 persen.

J. Ketersediaan Energi
Permasalahan utama pada urusan menyediakan energi,
termasuk energi terbarukan di Kabupaten Simeulue adalah: (i)
Elektrifikasi belum 100%; dan (ii) Pengembangan energi alternatif
terbarukan belum optimal.

4.1.4. Permasalahan Bidang Sosial dan Budaya


A. Pendidikan
Beberapa isu penting pada perluasan dan pemerataan
pendidikan formal di Kabupaten Simeulue antara lain: (i) Capaian APM
masih berada di bawah target; (ii) APK pada jenjang PAUD juga masih
kurang; (iii) tingkat pendidikan tenaga pendidik pada jenjang Sekolah
Dasar/sederajat yang belum memenuhi kualifikasi D4/S1 masih
tinggi; (iv) Sarana dan prasarana penunjang pendidikan belum
optimal; (v) Belum meratanya kualitas pendidikan; (vi) Pelaksanaan
pendidikan karakter belum optimal; dan (vii) Terbatasnya akses
masyarakat untuk mengecap pendidikan tinggi akibat belum adanya
perguruan tinggi di Kabupaten Simeulue.

B. Kesehatan
Adapun yang menjadi isu penting pada sektor kesehatan di
Kabupaten Simeulue adalah: (i) Masih adanya kematian ibu
melahirkan dan bayi lahir; (ii) Masih adanya balita gizi buruk; (iii)
Cakupan jaminan kesehatan belum optimal; (iv) Pelayanan kesehatan
kepada masyarakat belum optimal; (v) Masih adanya penyakit
menular (demam berdarah/DBD, leptospirosis, Tubercolose/TBC,
Infeksi Saluran Pernafasan Akut/ISPA, diare dan sebagainya); (vi)
Belum mencukupinya rasio tenaga kesehatan di puskesmas; (vii)
Masih tingginya angka kesakitan dan kematian akibat penyakit
menular disebabkan oleh masih buruknya perilaku di masyarakat

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE IV-5


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

dalam mengikuti Pola Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS); (viii)
Jangkauan transportasi umum menuju ke lokasi RSUD masih sulit.

C. Perempuan dan Anak


Permasalahan perempuan dan anak, yaitu: (i) Belum
optimal/masih rendahnya kualitas hidup perempuan dan anak yang
ditunjukkan dengan masih adanya disparitas antara laki-laki dan
perempuan; (ii) Masih rendahnya partisipasi perempuan di lembaga
pemerintahan dan partisipasi angkatan kerja perempuan dalam dunia
kerja; (iii) Perlunya peningkatan perlindungan bagi perempuan dan
anak terhadap berbagai tindak kekerasan; (iv) Belum optimalnya
pemenuhan kebutuhan esensial anak usia dini; (v) Jumlah fasilitas
umum yang ramah anak, remaja dan lansia belum mencukupi; (vi)
Pengarusutamaan gender yang belum optimal.

D. Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)


PMKS meliputi anak balita terlantar, anak korban tindak
kekerasan, anak nakal, anak jalanan, anak penyadang disabilitas,
Wanita Rawan Sosial Ekonomi (WRSE), Wanita Korban Tindak
Kekerasan (WKTK), lanjut usia terlantar, lanjut usia tindak kekerasan,
Orang dengan HIV/AIDS (ODHA), penyandang disabilitas bukan
kusta, tuna susila, eks narapidana, pekerja migran bermasalah, dan
korban NAPZA. Beberapa permasalahan penanganan Penyandang
Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) adalah (i) Penanganan PMKS
untuk membangun kapasitas individu dan kelembagaan PMKS masih
belum berjalan secara optimal; (ii) Terbatasnya daya tampung dan
ketersediaan sarana dan prasarana panti sosial; (iii) Belum optimalnya
kemitraan lintas sektor juga menjadi permasalahan dalam
penanganan PMKS; (iv) Jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan
Sosial yang masih relatif besar dengan permasalahan yang semakin
kompleks; (v) Rendahnya aksesibilitas pelayanan dan rehabilitasi
kesejahteraan sosial.

E. Kepemudaan dan Olahraga


Permasalahan yang masih dihadapi:(i) Kurangnya gelanggang
olahraga, juga diikuti oleh minimnya pembinaan olahraga sehingga
berimbas pada minimnya prestasi olahraga di kalangan pemuda; (ii)
Masih rendahnya kapasitas dan kualitas kelembagaan kepemudaan;
(iii) Masih rendahnya jiwa kewirausahaan yang dimiliki oleh generasi
muda; (iv) Belum optimalnya kegiatan pembinaan terhadap organisasi
kepemudaan dan kegiatan kepemudaan yang ada; (v) Kurangnya
penyelenggaraan event olahraga; (vi) Belum tercukupinya sarana dan
prasarana pengembangan pemuda dan olahraga; (vii) Pemuda belum
sebagai agent of change, pembentukan karakter kepribadian pemuda
belum optimal; (viii) Penguatan organisasi kepemudaan belum
maksimal.

F. Ketenagakerjaan
Permasalahannya: (i) Tingginya tingkat pengangguran terbuka;
(ii) Kesempatan kerja yang ada belum mampu menampung seluruh
pencari kerja; (iii) dan Pencari kerja belum kompetitif, sehingga perlu
difasilitasi pendidikan keterampilansesuai standarisasi pasar tenaga
kerja.

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE IV-6


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

G. Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana


Kabupaten Simeulue masih menghadapi persoalan terkait
pengendalian penduduk dan keluarga berencana, antara lain: (i)
Belum optimalnya pelaksanaan program Keluarga Berencana dan (ii)
Tingginya cakupan PUS dengan usia di bawah 20 tahun.

4.1.5. Permasalahan Bidang Infrastruktur


A. Infrastruktur Pemukiman
Adapun yang menjadi permasalahan di bidang infrastruktur
pemukiman adalah (i) Belum optimalnya sistem penyediaan air minum
dan pengembangan air minum terlindungi dikarenakan kurangnya
ketersediaan prasarana dan sarana sumber daya air terkait
ketersediaan air baku untuk air minum; (ii) Rendahnya pelayanan dan
pengelolaan kegiatan penyehatan lingkungan sanitasi yang layak baik
berupa sanitasi air limbah dan pengelolaan sampah 3R; (iii) belum
optimalnya dan ketersediaan IPAL (Instalasi Pengelolaan Air Limbah),
komunal, serta kawasan, (iv)) belum optimalnya sinergisitas
kerjasama dalam pengelolaan sampah (v) belum tergarapnya
infrastruktur hijau (green infrastructure) dan upaya hemat energi (vi)
Dalam sektor pengembangan kawasan permukiman diantaranya
adalah belum optimalnya penanganan kawasan kumuh perkotaan
serta rendahnya pelayanan kualitas hunian, masih banyak rumah
tidak layak huni (RTLH), rendahnya penyediaan rumah layak huni
serta belum meratanya keterpaduan jaringan infrastruktur dalam
pengatasan degradasi lingkungan pada kawasan kumuh; (vii) Belum
optimalnya sistem drainase di perkotaan karena banyak saluran
drainase yang rusak atau tersumbat; (viii) Belum semua rumah tangga
terlayani air minum; dan (ix) ruang terbuka hijau (RTH) taman kota
belum memadai.

B. Perhubungan
Permasalahan yang dihadapi adalah: (i) Belum optimalnya
kualitas dan kapasitas kondisi jalan untuk mendukung pertumbuhan
ekonomi dan pengembangan wilayah, utamanya terkait belum
optimalnya kondisi kinerja pelayanan, keselamatan transportasi,
integrasi antar moda transportasi dan pengembangan sistem
transportasi massal; (ii) Belum optimalnya pemenuhan aksesibilitas
transportasi untuk mendukung daya saing wilayah, utamanya lebih
mengoptimalkan aksesibilitas transportasi pada kawasan tertinggal;
(iii) Kualitas infrastruktur pelabuhan yang masih kurang;

C. Infrastruktur Teknologi Informasi


Permasalahan yang masih dihadapi adalah (i) Masih terbatasnya
kapasitas bandwidth internet; (ii) Kondisi infrastruktur jaringan yang
melayani belum merata di seluruh wilayah dan sesuai kapasitasnya;
(iii) Masih terbatas pengetahuan dan SDM aparatur serta masyarakat
terhadap teknologi informasi dan kelembagaannya.

4.1.6. Permasalahan Bidang Penataan Ruang, Lingkungan Hidup


dan Kebencanaan
A. Penataan Ruang
Tingginya laju pertumbuhan dan pesatnya kegiatan sosial
ekonomi serta masih adanya kesenjangan antarwilayah, memerlukan
pengembangan wilayah kota secara terpadu, integral dan lintas sektor
yang sinergis dalam rencana penataan ruang. Permasalahan utama

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE IV-7


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

bidang penataan ruang adalah belum terkoneksinya penataan ruang


dengan pembangunan sektoral. Dokumen perencanaan tata ruang
kota dan turunannya (RTRW, RDRTK, RTBL) belum operasional
sebagai dasar perizinan pemanfaatan ruang (IPR). Sedangkan
permasalahan penataan ruang pada kawasan strategis, yaitu: (i)
Menurunnya daya dukung kawasan strategis cepat tumbuh (pusat
kota); dan (ii) Tidak optimalnya daya dukung kawasan strategis yang
perlu menjadi perhatian.

B. Lingkungan Hidup
Dalam pengelolaan sampah dan pencemaran, permasalahan di
Kabupaten Simeulue adalah sebagai berikut: (i) Terbatasnya daya
tampung Tempat Pembuangan Akhir (TPA); (ii) Pelembagaan
pengelolaan persampahan menuju konsep zero waste; (iii)
Pemahaman masyarakat akan pengelolaan sampah berbasis 3R
(Reduce, Reuse, Recycle) masih terbatas; (iv) Belum ditegakkan
regulasi lingkungan seperti AMDAL (Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan), UKL dan UPL; (v) Penurunan kualitas tanah, kualitas air
dan kualitas udara.

C. Kebencanaan
Permasalahan dalam penanggulangan bencana antara lain:
belum terintegrasinya penanggulangan bencana dalam rencana
pembangunan (RKPK, RPJMK, RPJPD), membangun sistem
penanggulangan bencana yang handal melalui kelembagaan yang
kuat, pendanaan yang memadai, dan membangun masyarakat yang
tangguh/tahan dalam menghadapi bencana. Terkait kesiapsiagaan
masyarakat terhadap bencana, belum semua masyarakat terlatih
untuk tanggap bencana. Ketersediaan prasarana dan sarana
kebencanaan belum memadai dan masih terdapatnya jalan evakuasi
yang rusak.

4.1.7. Keberlanjutan Perdamaian


Permasalahan keberlanjutan perdamaian adalah sebagai berikut:
1) Belum optimalnya pelaksanaan UUPA secara konsisten dan
komprehensif dalam mendorong percepataan pembangunan daerah; 2)
Masih terbatasnya kegiatan-kegiatan pembangunan yang bernuansa
menjaga keutuhan dan keberlanjutan perdamaian; 3) dan 3) Lemahnya
pengenalan sejarah konflik Aceh;

4.2. Isu Strategis


Untuk menderivasi isu strategis pembangunan jangka
menengah di Kabupaten Simeulue, dilakukan kajian terhadap
kebijakan nasional dan internasional. Kajian ini dilakukan untuk
mendapatkan agenda pembangunan nasional dan internasional, agar
agenda-agenda tersebut memberikan arah pembangunan Kabupaten
Simeulue yang sama.
Selain mengkaji kebijakan pembangunan nasional dan
internasional, dilakukan pula kajian terhadap berbagai lingkungan
eksternal Kabupaten Simeulue. Lahirnya Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara. Berikut
dielaborasi hasil kajian yang dimaksud.

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE IV-8


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

4.2.1. Kajian Kebijakan Nasional dan Internasional


4.2.1.1. RPJMN 2015-2019
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
2015-2019 mengangkat visi “Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat,
Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”. Dari visi
tersebut kemudian ditetapkan 7 misi untuk mewujudkannya yang
meliputi:
1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga
kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan
mengamankan sumber daya maritim dan mencerminkan
kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.
2. Mewujudkan masyarakat maju, berkesinambungan dan
demokratis berlandaskan negara hukum.
3. Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat
jati diri sebagai negara maritim
4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi,
maju dan sejahtera.
5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.
6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri,
maju, kuat dan berbasiskan kepentingan nasional.
7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam
kebudayaan.
Berdasarkan visi dan misi tersebut kemudian dirumuskan 9
agenda Nawacita dengan sub agenda sebagai berikut:
1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap
bangsa dan memberikan rasa aman kepada seluruh warga
negara, dengan subagenda:
a. Pelaksanaan politik luar negeri bebas aktif.
b. Penguatan sistem pertahanan.
c. Memperkuat jatidiri sebagai negara maritim.
d. Meningkatkan kualitas perlindungan warga negara
Indonesia dan badan hukum Indonesia di luar negeri.
e. Melindungi hak dan keselamatan pekerja migran.
f. Memperkuat peran dalam kerjasama global dan regional.
g. Meminimalisasi dampak globalisasi.
h. Membangun industri pertahanan nasional.
i. Membangun Polri yang professional.
j. Peningkatan ketersediaan dan kualitas data serta informasi
kependudukan.
2. Membangun Tata Kelola Pemerintahan yang bersih, efektif,
demokratis dan terpercaya, dengan subagenda:
a. Melanjutkan konsolidasi demokrasi untuk memulihkan
kepercayaan publik.
b. Meningkatkan peranan dan keterwakilan perempuan dalam
politik dan pembangunan.
c. Membangun transparansi dan akuntabilitas kinerja
pemerintahan.
d. Penyempurnaan dan peningkatan kualitas Reformasi
Birokrasi Nasional (RBN).
e. Meningkatkan partisipasi publik dalam proses pengambilan
kebijakan publik.
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat
daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan,
dengan sub agenda:
a. Peletakan dasar-dasar dimulainya desentralisasi asimetris.

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE IV-9


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

b. Pemerataan pembangunan antarwilayah terutama kawasan


timur Indonesia.
c. Penanggulangan kemiskinan.
4. Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi
sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat
dan terpercaya, dengan subagenda:
a. Peningkatan penegakan hukum yang berkeadilan.
b. Pencegahan dan pemberantasan korupsi.
c. Pemberantasan penyalahgunaan narkoba.
d. Menjamin kepastian hukum hak kepemilikan tanah.
e. Melindungi anak, perempuan, dan kelompok marjinal
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat
Indonesia, dengan subagenda:
a. Pembangunan kependudukan dan keluarga berencana.
b. Pembangunan pendidikan khususnya pelaksanaan Program
Indonesia Pintar.
c. Pembangunan kesehatan khususnya pelaksanaan Program
Indonesia Sehat.
d. Peningkatan kesejahteraan rakyat marjinal melalui
pelaksanaan Program Indonesia Kerja
6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar
internasional, dengan subagenda:
a. Membangun konektivitas nasional untuk mencapai
keseimbangan pembangunan.
b. Membangun transportasi massal perkotaan.
c. Membangun infrastruktur/prasarana dasar.
d. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam pembiayaan
infrastruktur.
e. Menguatkan peran investasi.
f. Mendorong BUMN menjadi agen pembangunan.
g. Meningkatkan kapasitas inovasi dan teknologi.
h. Meningkatkan akselerasi pertumbuhan ekonomi nasional.
i. Mengembangkan kapasitas perdagangan nasional.
j. Meningkatkan daya saing tenaga kerja.
7. Peningkatan kedaulatan pangan, dengan subagenda:
a. Peningkatan kedaulatan pangan.
b. Peningkatan ketahanan air.
c. Melestarikan sumber daya alam lingkungan hidup dan
pengelolaan bencana.
d. Penguatan sektor keuangan.
8. Melakukan revolusi karakter bangsa.
9. Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial
Indonesia.

4.2.1.2. Sustainable Development Goals/SDGs


Sustainable Development Goals (SDG’s) merupakan kelanjutan
dari MilleniumDevelopment Goals (MDG’s) yang berakhir pada tahun
2015. MDG’s yang diklaim sukses membawa penduduk negara dunia
ketiga untuk memenuhi kebutuhan dasarnya, terutama di bidang
kesehatan, pendidikan dan standar hidup yang diukur melalui Human
Development Index dilanjutkan dengan pencanangan SDG’s. SDG’s
adalah sasaran jangka panjang bagi komunitas dunia dalam rangka
mempertahankan keberlanjutan pencapaian kebutuhan dasar melalui
keseimbangan pembangunan di sektor ekonomi, sosial dan
lingkungan. Dalam konsep ini, pertumbuhan, stabilitas dan efisiensi

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE IV-10


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

ekonomi tetap harus diimbangi dengan kesetaraan sosial, partisipasi


masyarakat, serta terjaganya kelestarian lingkungan dalam jangka
panjang untuk kembali menunjang pembangunan ekonomi di masa
mendatang.
Bila pada MDGs terdapat 8 sasaran dan 60 target, maka pada
SDGs terdapat 17 sasaran dan 169 target pembangunan. Adapun 17
sasaran tersebut terdiri dari:
1. Mengentaskan kemiskinan dalam segala bentuknya dimana-
mana.
2. Mengatasi kelaparan, mencapai ketahanan pangan,
meningkatkan gizi dan mengembangkan pertanian
berkelanjutan.
3. Memastikan kehidupan yang sehat dan meningkatkan
kesejahteraan untuk semua pada segala usia.
4. Menjamin kualitas pendidikan inklusif dan adil dan
meningkatkan kesempatan belajar seumur hidup bagi semua.
5. Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan perempuan
dan anak perempuan.
6. Memastikan ketersediaan dan pengelolaan yang berkelanjutan
atas air dan sanitasi untuk semua.
7. Menjamin akses ke energi yang terjangkau, handal,
berkelanjutan dan modern untuk semua.
8. Meningkatkan secara berkelanjutan pertumbuhan ekonomi
yang berkelanjutan dan inklusif serta meningkatkan secara
berkelanjutan pekerjaan penuh dan produktif dan pekerjaan
yang layak untuk semua.
9. Membangun infrastruktur yang tangguh, mempromosikan
industrialisasi inklusif dan berkelanjutan dan menggiatkan
inovasi.
10. Mengurangi ketimpangan di dalam suatu dan diantara negara-
negara.
11. Membuat kota dan permukiman penduduk yang inklusif, aman,
tangguh dan berkelanjutan
12. Memastikan pola konsumsi dan pola produksi yang
berkelanjutan.
13. Mengambil tindakan segera untuk mengatasi perubahan iklim
dan dampaknya.
14. Konservasi dan penggunaan berkelanjutan sumberdaya
samudera dan kepesisiran untuk pembangunan yang
berkelanjutan.
15. Melindungi, mengembalikan dan meningkatkan pemanfaatan
berkelanjutan dari ekosistem darat, pengelolaan hutan secara
lestari, memerangi dan menghentikan proses penggurunan,
memulihkan degradasi lahan dan menghentikan kehilangan
keanekaragaman hayati.
16. Meningkatkan ketenteraman masyarakat yang inklusif untuk
pembangunan berkelanjutan, memberi akses keadilan bagi
semua dan dibangun lembaga yang efektif, akuntabel dan
inklusif di semua tingkatan.
17. Memperkuat sarana pelaksanaan dan revitalisasi kerjasama
global untuk pembangunan berkelanjutan.
SDG’s sebagai agenda global perlu diintegrasikan dengan
agenda nasional sehingga idealnya perlu ada regulasi yang mengatur
pelaksanaan pencapaian SDG’s tersebut sebelum kemudian
diturunkan menjadi agenda daerah. Hal ini bertujuan agar ada

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE IV-11


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

kepastian hukum dan arahan dalam penyesuaiannya dengan


nawacita maupun RPJMD di daerah.

4.2.1.3. Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)


Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) adalah bentuk integrasi
ekonomi negara-negara yang tergabung dalam ASEAN sehingga pada
prakteknya terbentuk sistem perdagangan bebas antara negara-
negara ASEAN. MEA ini telah disepakati oleh negara-negara di ASEAN
dan mulai diberlakukan pada tanggal 31 Desember 2015.
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akan membentuk ASEAN
sebagai pasar dan basis produksi tunggal sehingga ASEAN akan
bersifat lebih dinamis dan kompetitif dengan mekanisme dan langkah-
langkah untuk memperkuat pelaksanaan baru yang menerapkan
inisiatif ekonomi; mempercepat integrasi regional di sektor-sektor
prioritas; memfasilitasipergerakan bisnis, tenaga kerja terampil dan
bakat; dan memperkuat kelembagaan mekanisme ASEAN.
Karakteristik utama Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) adalah:
a) Pasar dan basis produksi tunggal;
b) Kawasan ekonomi yang kompetitif;
c) Wilayah pembangunan ekonomi yang merata;
d) Daerah terintegrasi penuh dalam ekonomi global.
Masyarakat Ekonomi ASEAN ini memiliki beberapa dampak positif,
diantaranya:
a) Masyarakat Ekonomi ASEAN akan mendorong arus investasi
dari luar masuk ke dalam negeri yang akan menciptakan
multiplier effect dalam berbagai sektor khususnya dalam bidang
pembangunan ekonomi.
b) Kondisi pasar yang satu (pasar tunggal) membuat kemudahan
dalam hal pembentukan joint venture (kerjasama) antara
perusahaan-perusahaan di wilayah ASEAN sehingga akses
terhadap bahan produksi semakin mudah.
c) Pasar Asia Tenggara merupakan pasar besar yang begitu
potensial dan juga menjanjikan dengan luas wilayah sekitar 4,5
juta kilometer persegi dan jumlah penduduk yang mencapai 600
juta jiwa.
d) MEA memberikan peluang kepada negara-negara anggota
ASEAN dalam hal meningkatkan kecepatan perpindahan
sumber daya manusia dan modal yang merupakan dua faktor
produksi yang sangat penting.
e) Khusus untuk bidang teknologi, diberlakukannya Masyarakat
Ekonomi ASEAN ini menciptakan adanya transfer teknologi dari
negara-negara maju ke negara-negara berkembang yang ada di
wilayah Asia Tenggara.
Peraturan untuk mengantisipasi berlakunya MEA di akhir 2015
telah diterbitkan, salah satunya melalui Peraturan Presiden Nomor 10
Tahun 2014 tentang Pengesahan Protocol to Amend Certain ASEAN
Economic Agreements Related to Trade in Goods (Protokol untuk
Mengubah Perjanjian Ekonomi ASEAN tertentu terkait Perdagangan
Barang).
Tantangan dari pemberlakuan MEA pada tahun 2015 adalah
kesiapan pemerintah Kabupaten Simeulue mempersiapkan mental
dan keterampilan hidup penduduk Kabupaten Simeulue menghadapi
MEA, yaitu: (i) memiliki wawasan kebangsaan yang tinggi untuk
mencintai dan mendukung produk dalam negeri; (ii) mengupayakan
standarisasi dan sertifikasi keterampilan yang dipersyaratkan untuk

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE IV-12


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

kompetisi pasar tenaga kerja; (iii) meningkatkan arus investasi,


mencetak eksportir ke ASEAN, pengiriman tenaga terampil ke ASEAN,
dan peningkatan kunjungan wisata.

4.2.2. Kajian dan Telaah Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014


tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 5
Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
Tantangan yang dihadapi dari kehadiran Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 bagi pembangunan Kabupaten Simeulue
adalah: (i) mengelola penataan organisasi pemerintah daerah yang
efisien dan efektif; (ii) mengelola aparatur agar profesional, kompetitif,
dan akuntabel; (iii) pengelolaan keuangan daerah yang
memprioritaskan pemenuhan pelayanan dasar secara efisien dan
akuntabel; dan (iv) tata kelola pemerintahan yang kolaboratif dengan
multi pemangku kepentingan dan akuntabel.

4.3. Isu Strategis Pembangunan Kabupaten Simeulue


Berdasarkan uraian permasalahan pembangunan daerah,
kebijakan pembangunan nasional dan internasional, maka isu
strategis pembangunan Kabupaten Simeulue 2017-2022 adalah
sebagai berikut:

4.3.1. Peningkatan Kualitas dan Pelayanan Pendidikan


Pembangunan yang menekankan pada peningkatan kualitas
sumber daya manusia (SDM) yang berharkat, bermartabat, bermoral
dan memiliki jati diri serta karakter tangguh baik dalam sikap mental,
daya pikir maupun daya ciptanya. Selain itu, pembangunan manusia
sebagai insan menekankan pada pendidikan yang tinggi, sehat
jasmani dan rohani serta bergizi.
Adapun pembangunan manusia sebagai sumberdaya
pembangunan yaitu sebagai pelaku pembangunan menekankan pada
manusia yang memiliki etos kerja produktif, keterampilan, kreatif dan
inovatif, disiplin dan profesional, berorientasi pada ilmu pengetahuan
dan teknologi sehingga terwujud sumberdaya manusia yang maju dan
mandiri sehingga mampu berdaya saing dalam era globalisasi dan
mampu memanfaatkan peluang yang ada.
Untuk itu pelayanan pendidikan harus semakin berkualitas dan
terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat termasuk masyarakat
pedesaan dan masyarakat miskin yang ditandai dengan membaiknya
taraf pendidikan penduduk.
Permasalahan di bidang pendidikan antara lain rendahnya
tingkat pemerataan pelayanan pendidikan, ketersediaan prasarana
dan sarana pendidikan, keteterjangkauan pelayanan pendidikan,
belum optimalnya kualitas pendidikan dan belum optimalnya tata
kelola penyelenggaraan pendidikan pada satuan pendidikan dasar dan
pendidikan nonformal serta PAUD.

4.3.2. Peningkatan Kualitas dan Pelayanan Kesehatan


Derajat kesehatan masyarakat Kabupaten Simeulue masih
relatif rendah. Kasus-kasus penyakit menular dan penyakit tidak
menular juga masih mengkhawatirkan. Pertumbuhan penduduk dan
mobilitas penduduk yang tinggi yang diikuti dengan masih rendahnya
pelaksanaan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) menyebabkan
tingkat penularan penyakit seperti TB, Malaria, dan DBD juga tinggi.
Distribusi tenaga kesehatan juga belum merata, dan masih rendahnya

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE IV-13


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

kesadaran gizi masyarakat juga masih merupakan isu penting


peningkatan derajat kesehatan masyarakat.

4.3.3. Penanggulangan Kemiskinan dan Percepatan Pertumbuhan


Ekonomi
Permasalahan kesejahteraan sosial merupakan permasalahan
yang sangat kompleks, yang diakibatkan oleh berbagai faktor
penyebab. Masalah kemiskinan dewasa ini bukan saja menjadi
persoalan yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Simeulue, akan tetapi
sudah menjadi persoalan Pemerintah Aceh dan juga Bangsa
Indonesia. Permasalahan kemiskinan yang dihadapi oleh masyarakat
Kabupaten Simeulue, antara lain disebabkan rendahnya tingkat
pendidikan, derajat kesehatan, dan rendahnya pendapatan
masyarakat.
Berbagai upaya telah dilaksanakan oleh pemerintah, baik pusat,
provinsi maupun kabupaten dalam rangka menanggulangi dan
mengurangi populasi penduduk miskin/keluarga miskin. Tingkat
Kemiskinan di Kabupaten Simeulue pada tahun 2012 sebesar 21,88%
turun menjadi 19,93% pada tahun 2016 atau mengalami penurunan
sebesar 1,95% dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Secara
kabupaten penurunan tersebut cenderung melambat, bahkan
dibandingkan dengan tingkat kemiskinan Provinsi Aceh dan nasional
masih terlalu tinggi. Disparitas tingkat kemiskinan Kabupaten
Simeulue dibandingkan sasaran tingkat kemiskinan nasional 2016
(10,70%) dan kemiskinan Aceh (16,73%), mengharuskan Pemerintah
Kabupaten Simeulue bekerja keras untuk mencapainya. Paling tidak
terdapat perbedaan sebesar 9,23% kondisi existing tingkat kemiskinan
Simeulue dengan sasaran penurunan tingkat kemiskinan nasional
dan sebesar 3,2% dengan penurunan tingkat kemiskinan Provinsi
Aceh pada tahun 2016.
Pembangunan ekonomi perlu mendapatkan akselerasi di tengah
kondisi perekonomian global yang kurang kondusif. Pertumbuhan
ekonomi Kabupaten Simeulue sejak tahun 2011 sampai dengan tahun
2015 cenderung melambat. Perlu upaya serius dalam rangka
menggairahkan dinamika perekonomian Kabupaten Simeulue.
Pertumbuhan ekonomi yang melambat akan berdampak pula semakin
menurunnya kesempatan kerja dengan demikian menjadi salah satu
sebab meningkatnya angka Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT).

4.3.4. Pengembangan Pariwisata


Melalui isu strategis pengembangan pariwisata diupayakan dapat
berpengaruh pada peningkatan jumlah kunjungan wisata domestik dan
mancanegara yang pada akhirnya akan menjadi penerimaan asli daerah
(PAD) dan pendapatan bagi masyarakat pelaku usaha pariwisata di
Kabupaten Simeulue. Karena itu, pariwisata dikembangkan dengan
tetap memperhatikan penerapan Syariat Islam.

4.3.5. Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat


Kualitas hidup masyarakat dan kesejahteraan masyarakat
Kabupaten Simeulue masih relatif rendah dibandingkan
kabupaten/kota di Aceh dan nasional. IPM Kabupaten Simelue tahun
2016 sebesar 63,82, lebih rendah dari IPM Aceh pada tahun yang
sama yaitu 70,00, dan IPM Indonesia sebesar 70,18.

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE IV-14


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

4.3.6. Perluasan Kesempatan Kerja


Masih tingginya TPT merupakan isu penting yang harus
ditanggulangi oleh Pemerintah Kabupaten Simeulue. Pengendalian
angkatan kerja dan peningkatan kompetensi tenaga kerja menjadi
permasalahan tersendiri, sementara itu perluasan kesempatan kerja
dan penempatan tenaga kerja harus dapat ditingkatkan dengan
mendorong sektor usaha padat karya dan pengembangan UMKM.

4.3.7. Peningkatan Kualitas Birokrasi, Tata Kelola, dan Pelayanan


Publik
Melalui isu strategis peningkatan kualitas birokrasi, tata kelola,
dan pelayanan publik ini akan berpengaruh kepada peningkatan
kualitas pelayanan publik yang mudah, cepat, berkualitas dan bebas
pungutan. Menempatkan pimpinan SKPK sesuai dengan latar belakang
dan bidang keahlian, serta menjadikan aparatur pemerintah sebagai
pelayan bagi masyarakat. Di samping itu, dengan isu strategis ini juga
akan melahirkan sistem kelembagaan dan ketatalaksanaan
pemerintahan yang efektif, efisien, transfaran dan akuntabel, serta
meningkatan sistem pengawasan dan penilaian kinerja aparatur
pemerintah.

4.3.8. Peningkatan Kualitas Infrastruktur


Penyediaan dan pengembangan infrastruktur yang berkualitas
dan memadai dalam rangka menyediakan prasarana dasar bagi
aktivitas penduduk belum terlaksana secara optimal. Ketersediaan
infrastruktur seperti jalan dalam kondisi bagus sangat penting untuk
menunjang aktivitas perekonomian dan pengembangan usaha di
Kabupaten Simeulue. Selain itu, kurangnya infrastruktur pariwisata
pada destinasi pariwisata unggulan. Isu penting lainnya adalah belum
terintegrasinya pembangunan jaringan irigasi dan air minum. Sebagai
daerah kepulauan, infrastruktur pelabuhan masih harus ditingkatkan
untuk menunjang penyediaan layanan yang berkualitas dan
memfasilitasi arus barang dan manusia dari dan ke Simeulue.

4.3.9. Penanggulangan Kerawanan Bencana, Pengelolaan


Sumberdaya Alam, dan Lingkungan Hidup
Isu strategis kerawanan bencana, pengelolaan sumberdaya alam,
dan lingkungan hidup diterapkan melalui strategi mitigasi dan
manajemen risiko bencana. Dalam hal ini, indeks kualitas lingkungan
hidup diharapkan dapat meningkat. Untuk itu, pengendalian
lingkungan hidup dan pengelolaan sumberdaya alam berkelanjutan
yang didukung partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sumberdaya
alam yang dapat menurunkan dampak risiko bencana.

4.3.10. Revitalisasi Sektor Pertanian dan Peningkatan Ketahanan


Pangan
Pertumbuhan sektor pertanian terhadap PDRB selama kurun
waktu 2011–2016 menunjukkan kecenderungan melambat, namun
pertanian masih memberikan kontribusi terbesar dalam struktur
PDRB dan penyerapan tenaga kerja. Revitalisasi sektor pertanian akan
mampu secara signifikan mendorong pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Simeulue dan menjaga ketahanan pangan.
Dalam ranah ketahanan pangan, masih rendahnya kualitas
konsumsi pangan penduduk dan belum sesuai dengan pola konsumsi
pangan yang aman, beragam dan bergizi seimbang masih menjadi isu

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE IV-15


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

pembangunan yang penting di Kabupaten Simeulue. Selain itu, masih


terdapat daerah rawan pangan dan masih rentannya ketahanan
pangan pada skala rumah tangga. Pengelolaan sistem cadangan
pangan daerah akan memperkuat ketahanan pangan di Kabupaten
Simeulue. Produktivitas pangan juga masih sangat rendah sehingga
belum mampu memenuhi kebutuhan masyarakat sendiri.

4.3.11. Penguatan Nilai-nilai Syariat dan Adat Istiadat yang Islami


Dalam jangka menengah ke depan, melalui isu strategis
penguatan nilai-nilai Syariat secara signifikan akan meningkatkan
pengamalan nilai-nilai Syariat dalam kehidupan masyarakat yang pada
akhirnya berpengaruh kepada penurunan angka pelanggaran Syariat
Islam. Selain itu, penguatan dan pelestarian adat istiadat yang Islami
dapat berdampak positif kepada peningkatan nilai-nilai budaya ke
Acehan yang Islami. Di samping itu, melalui isu strategis ini akan
memperkuat eksistensi kelembagaan adat dalam menyebarluaskan
nilai-nilai Syariat dalam kehidupan bermasyarakat.

4.3.12. Penguatan Perdamaian secara Berkelanjutan


Melalui isu strategis penguatan perdamaian secara
berkelanjutan diharapakan memberi manfaat dalam rangka
penguatan pelaksanaan Undang-Undang Pemerintah Aceh (UUPA)
sesuai dengan prinsip-prinsip MoU Helsinki secara konsisten dan
komprehensif. Pemerintah Kabupaten Simeulue dapat meningkatkan
ketertiban masyarakat dalam rangka menjaga dan menciptakan
situasi damai di tengah-tengah masyarakat. Disamping itu juga
membangun nilai nilai perdamaian bagi seluruh lapisan masyarakat.

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE IV-16


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

BAB V
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

5.1 Visi
Visi adalah keadaan yang ingin dicapai pada akhir periode
kepemimpinan Bupati yang menjadi dasar perencanaan selama periode
Bupati dan Wakil Bupati. Mempertimbangkan permasalahan dan
tantangan pembangunan, ditetapkan Visi Bupati dan Wakil Bupati
Kabupaten Simeulue untuk periode 2017-2022 adalah:

“Terwujudnya masyarakat Simeulue yang adil dan sejahtera


berdasarkan nilai-nilai Syariat”

Penjabaran makna dari visi tersebut sebagai berikut:


1. Adil, yaitu masyarakat simeulue yang memiliki akses dan
jangkauan layanan kesehatan, pendidikan, ekonomi dan
infrastruktur yang merata dan proporsional diseluruh kecamatan
sehingga kesenjangan pelayanan masyarakat di seluruh
kecamatan tidak timpang.
2. Sejahtera, yaitu suatu kondisi terpenuhinya hak-hak dasar
secara layak mencakup pemenuhan pangan, pelayanan
kesehatan, pekerjaan dan kesempatan berusaha, perumahan, air
bersih dan sanitasi, tanah, sumber daya alam dan lingkungan
hidup, rasa aman dan tentram serta pemenuhan hak untuk
berpartisipasi dalam hal kegiatan pembangunan, politik dan sosial
kemasyarakatan.
3. Nilai-Nilai Syariat, yaitu suatu kondisi meningkatnya nuansa-
nuansa islami dalam hidup dan kehidupan masyarakat yang
ditandai dengan penerapan nilai-nilai islami yang kaffah dalam
seluruh aktifitas, berakhlak mulia, jujur dan adil, bertaqwa
kepada Allah SWT, berilmu pengetahuan tinggi, terwujudnya
keluarga sakinah serta memelihara hubungan yang harmonis
sesama antar umat beragama.

5.2 Misi
Agar Visi tersebut dapat dicapai, dilaksanakan 8 misi
pembangunan Kabupaten Simeulue tahun 2017-2022 sebagai berikut
1. Mewujudkan pendidikan yang berkualitas untuk menghasilkan
sumberdaya manusia yang unggul dan berdaya saing;
2. Mewujudkan pelayanan kesehatan yang berkualitas, terjangkau,
dan merata;
3. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat berbasis ekonomi
kerakyatan dan pemanfaatan teknologi;
4. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, bersih, dan
amanah;
5. Meningkatkan ketersediaan dan kualitas infrastruktur dan
fasilitas umum;
6. Mengelola sumberdaya alam secara optimal, berkelanjutan, dan
berwawasan lingkungan;
7. Mewujudkan ketahanan dan kemandirian pangan;
8. Mewujudkan tatanan kehidupan masyarakat yang rukun dan
harmonis dengan pengamalan nilai-nilai syariat Islam.

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE V-1


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

5.3 Tujuan dan Sasaran


Berdasarkan Visi dan Misi Kepala Daerah, maka ditetapkan
tujuan dan sasaran pembangunan Kabupaten Simeulue Tahun 2017-
2022 sebagai berikut:

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE V-2


Tabel 5.1
Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Pembangunan Kabupaten Simeulue Tahun 2017-2022
Kondisi Target Capaian
Kinerja Awal Kondisi
No Misi/Tujuan/Sasaran Indikator Satuan
RPJMD 2018 2019 2020 2021 2022 Akhir
(2016)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 Mewujudkan pendidikan yang berkualitas untuk menghasilkan sumber daya manusia yang unggul dan berdaya saing
1.1 Meningkatkan perluasan dan pemerataan akses, serta mutu pendidikan pada jenjang pendidikan dasar
1.1.1 Tercapainya pemerataan akses pendidikan pada jenjang pendidikan dasar
Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket
persen 91,05 95,67 95,67 96,27 96,57 100,00 100,00
A
Angka Partisipasi Murni (APM)
persen 68,67 76,38 77,31 78,24 79,17 80,10 80,10
SMP/MTs/Paket B
Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI/Paket A persen 102,94 105,00 108,00 111,00 114,00 117,00 117,00

Angka Partisipasi Kasar (APK)


persen 93,55 97,22 97,95 98,68 99,41 100,00 100,00
SMP/MTs/Paket B
Angka rata-rata lama sekolah tahun 8,91 8,93 8,96 9,00 9,13 9,16 9,16
Angka harapan sekolah tahun 12,72 13,07 13,27 13,37 13,47 13,57 13,57
Angka Melek Huruf persen 98,71 99,01 99,16 99,31 99,46 99,61 99,61
1.1.2 Meningkatnya ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan dasar 9 tahun yang berkualitas
Persentase SD/SMP yang memiliki
persen 81,28 85,00 90,00 95,00 100,00 100,00 100,00
perpustakaan yang baik
Persentase ruang kelas yang baik di SD/SMP persen 34,55 50,00 60,00 70,00 80,00 90,00 90,00

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE V-3


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1.1.3 Tercapainya Standar Pelayanan Minimal (SPM) pendidikan SD dan SMP

Jumlah peserta didik setiap rombel untuk


SD/MI tidak melebihi 32 orang. Setiap
rombongan belajar tersedia 1 (satu) ruang persen 81,00 82,00 85,00 90,00 95,00 100,00 100,00
kelas dengan meja dan kursi yang cukup
untuk peserta didik dan guru serta papan tulis
Di setiap SD/MI tersedia satu ruang guru yang
dilengkapi dengan meja dan kursi untuk
persen 57,00 70,00 80,00 90,00 95,00 100,00 100,00
setiap orang guru, kepala sekolah dan staf
kependidikan lainnya
Di setiap SD/MI tersedia 2 (dua) orang guru
yang memenuhi kualifikasi akademik S1 atau
persen 82,00 81,00 85,00 90,00 95,00 100,00 100,00
D-IV dan 2 (dua) orang guru yang telah
memiliki sertifikat pendidik
Jumlah kepala SD/MI berkualifikasi
akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki persen 71,00 75,00 80,00 85,00 90,00 100,00 100,00
sertifikat pendidik
Jumlah pengawas SD/MI berkualifikasi
akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki persen 79,00 85,00 90,00 95,00 100,00 100,00 100,00
sertifikat pendidik
Persentase jumlah peserta didik dalam setiap
rombongan belajar untuk SMP/MTs tidak
melebihi 36 orang. Untuk setiap rombongan
persen 81,00 81,00 85,00 90,00 95,00 100,00 100,00
belajar tersedia 1 (satu) ruang kelas yang
dilengkapi dengan meja dan kursi yang cukup
untuk peserta didik dan guru serta papan tulis

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE V-4


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Persentase SMP dan MTs tersedia ruang
laboratorium IPA yang ada meja dan kursi
yang cukup untuk 36 peserta didik dan persen 81,00 81,00 85,00 90,00 95,00 100,00 100,00
minimal satu set peralatan praktek IPA untuk
peserta didik
Persentase SMP/MTs tersedia satu ruang
guru yang ada dengan meja dan kursi untuk
setiap orang guru, kepala sekolah dan staf
persen 81,00 81,00 85,00 90,00 95,00 100,00 100,00
kependidikan lainnya; dan di setiap SMP/MTs
tersedia ruang kepala sekolah yang terpisah
dari ruang guru
Persentase SMP/MTs tersedia 1 (satu) orang
guru untuk setiap mata pelajaran, dan untuk
persen 81,00 81,00 85,00 90,00 95,00 100,00 100,00
daerah khusus tersedia satu orang guru untuk
setiap rumpun mata pelajaran
setiap SMP/MTs tersedia guru dengan
kualifikasi akademik S-1 atau D-IV sebanyak
70% dan separuh diantaranya (35% dari
persen 81,00 85,00 90,00 95,00 100,00 100,00 100,00
keseluruhan guru) telah memiliki sertifikat
pendidik, untuk daerah khusus masing-
masing sebanyak 40% dan 20%

1.2 Menguatkan dan mengintegrasikan muatan agama Islam dalam penyelenggaraan pendidikan umum guna menghasilkan sumber daya manusia yang unggul dan Islami
1.2.1 Meningkatnya muatan ajaran Islam dan kukirulum madrasah di jenjang pendidikan dasar
Persentase SD yang memiliki tambahan jam
persen n.a. 50,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
pelajaran agama Islam minimal 4 jam sehari
Persentase SMP yang memiliki tambahan jam
persen n.a. 50,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
pelajaran agama Islam minimal 4 jam sehari

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE V-5


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1.2.2 Meningkatnya peran camat dalam meningkatkan efektifitas TPQ
Persentase efektifitas penyelenggaraan TPQ persen 40,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

1.3 Mengembangkan pendidikan karakter di jenjang pendidikan dasar


1.3.1 Meningkatnya indeks pendidikan karakter di semua tingkatan SD dan SMP

sangat sangat sangat


Indeks pendidikan karakter di SD dan SMP predikat n.a baik baik baik
baik baik baik

1.4 Meningkatkan sumber daya manusia yang unggul melalui pemantapan budaya dan gemar membaca di kalangan masyarakat
1.4.1 Meningkatnya budaya dan gemar membaca di kalangan masyarakat
Jumlah pengunjung pustaka orang 0 0 0 3600 5400 7200 7200

1.5 Menyiapkan SDM pemuda yang unggul dan berdaya saing serta prestasi olahraga
1.5.1 Berkembangnya organisasi pemuda yang berkiprah dalam pembangunan
Organisasi pemuda yang dibina buah 20 22 24 26 28 30 30
1.5.2 Tumbuhnya minat, bakat, dan peran aktif pemuda dalam olahraga
Jumlah klub olahraga per 10.000 penduduk rasio 31,24 32,24 33,24 34,24 35,24 36,24 36,24
Cakupan pembinaan olahraga persen 92,00 95,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
1.5.3 Meningkatnya prestasi olahraga
Jumlah prestasi olahraga prestasi 16 27 32 37 41 46 46

1.6 Meningkatkan pengarusutamaan gender dalam pembangunan


1.6.1 Berkurangnya kesenjangan pencapaian pembangunan antara laki-laki dan perempuan
Indeks Pembangunan Gender (IPG) indeks 76,19 76,83 77,47 78,11 78,75 79,39 79,39
Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) indeks 57,82 58,82 59,82 60,82 61,82 62,82 62,82

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE V-6


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
2 Mewujudkan pelayanan kesehatan yang berkualitas, terjangkau dan merata
2.1 Memantapkan dan memperluas akses dan daya dukung sarana dan prasarana pelayanan kesehatan
2.1.1 Meningkatnya pemerataan akses dan mutu pelayanan kesehatan
Rasio dokter umum per 1.000 penduduk rasio 0,16 0,18 0,22 0,26 0,30 0,34 0,34
Rasio dokter spesialis per 1.000 penduduk rasio 0,21 0,24 0,27 0,30 0,33 0,36 0,36
Rasio bidan per 1.000 penduduk rasio 0,89 0,92 0,94 0,96 0,98 1,00 1,00
Rasio perawat per 1.000 penduduk rasio 1,67 1,68 1,69 1,70 1,71 1,72 1,72
Rasio puskesmas per 1.000 penduduk rasio 0,13 0,14 0,15 0,16 0,16 0,16 0,16
Rasio RSUD per 1000 penduduk rasio 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01
Angka harapan hidup tahun 64,78 65,08 65,23 65,38 65,53 65,68 65,68

Persentase ketersediaan layanan evakuasi


persen 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00 90,00 90,00
medis yang berkualitas (darat, laut dan udara)

Persentase cakupan layanan BPJS persen 60,00 70,00 80,00 90,00 100,00 100,00 100,00
Indeks kepuasan masyarakat bidang sangat sangat sangat
predikat n.a baik baik baik
kesehatan baik baik baik

2.2 Menyelenggarakan dan meningkatkan kualitas dan cakupan pelayanan kesehatan ibu dan anak
2.2.1 Meningkatnya status kesehatan ibu dan anak
Angka kematian ibu per 1.000 kelahiran ibu/1.00
7,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
hidup 0 KLH
Angka kematian bayi per 1.000 kelahiran bayi/1.0
8,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
hidup 00 KLH
bayi/1.0
Angka Kelangsungan Hidup Bayi (AKB) 992,00 1000,00 1000,00 1000,00 1000,00 1000,00 1000,00
00 KLH
Persentase persalinan ibu oleh tenaga
persen 63,26 82,66 92,36 100,00 100,00 100,00 100,00
kesehatan
Persentase ibu hamil mendapatkan K4 persen 66,83 76,03 80,63 85,23 89,83 94,23 94,23

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE V-7


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
2.3 Meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan gizi yang berkualitas, adil, dan merata bagi masyarakat
2.3.1 Meningkatnya status gizi masyarakat
Persentase balita gizi buruk persen 0,54 0,40 0,30 0,20 0,10 0,00 0,00

2.4 Meningkatkan upaya perlindungan masyarakat dari penyakit menular yang diikuti dengan penyehatan lingkungan
2.4.1 Terbentuknya perilaku pola hidup sehat dan unit reaksi cepat pada setiap kecamatan yang responsif
Persentase terbentuknya unit reaksi cepat
persen 0,00 50,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
pelayanan kesehatan di setiap kecamatan
Persentase RT berperilaku bersih dan sehat persen 62,28 67,28 72,28 77,28 82,28 87,28 87,28

2.5 Meningkatkan ketersediaan obat, dan mutu makanan serta diversifikasi obat kimia ke herbal
2.5.1 Meningkatnya diversifikasi obat kimia ke herbal

Persentase diversifikasi obat kimia ke herbal persen n.a 20,00 40,00 60,00 80,00 100,00 100,00

3 Meningkatkan kesejahteraan masyarakat berbasis ekonomi kerakyatan dan pemanfaatan teknologi


3.1 Mendorong percepatan pengurangan kemiskinan yang terpadu, lintas sektoral dan antar wilayah
3.1.1 Menurunnya penduduk miskin dan pengurangan kesenjangan pendapatan antar golongan dan antar kecamatan
Tingkat Kemiskinan persen 19,93 18,95 18,46 17,98 17,49 17,00 17,00

3.2 Mengembangkan ekonomi kerakyatan yang berbasis sumber daya lokal untuk mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat Simeulue
3.2.1 Meningkatnya produksi komoditas perkebunan unggulan daerah
Jumlah produksi cengkeh ton 2905,87 3988,00 4530,00 5071,00 5613,00 6154,00 6154,00
Jumlah produksi kelapa dalam ton 5414,43 6000,00 6500,00 7000,00 7500,00 8000,00 8000,00
3.2.2 Meningkatnya populasi ternak unggulan daerah
Jumlah populasi kerbau ekor 26700 28660 30026 31392 32758 34124 34124

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE V-8


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Jumlah populasi sapi ekor 3331 3981 4631 5281 5931 6581 6581
Jumlah populasi ayam pedaging ekor 150970 160970 172970 184970 196970 208970 208970
3.2.3 Menurunnya angka kematian ternak
Jumlah kematian/didera penyakit (ternak
ekor 4457 1335 1292 1066 1564 430 430
kerbau)
3.2.4 Meningkatnya KUKM yang kuat berbasis kerakyatan
Jumlah usaha kecil unit 180 190 190 200 215 225 225
Persentase koperasi aktif persen 39,74 42,74 44,74 46,74 48,74 50,74 50,74
Jumlah usaha menengah unit 25 30 35 40 45 50 50
Jumlah usaha mikro unit 1621 1651 1681 1711 1741 1771 1771
3.2.5 Meningkatnya investasi/penanaman modal di Kabupaten Simeulue
Jumlah penanaman modal dalam negeri
buah 13 14 15 16 17 18 18
(PMDN)
3.2.6 Meningkatnya TPAK (Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja)
Angka TPAK persen 63,00 64,00 65,00 66,00 67,00 68,00 68,00

3.3 Meningkatkan produksi dan produktivitas perikanan tangkap dan budidaya yang ramah lingkungan dan berbasis pembangunan berkelanjutan
3.3.1 Meningkatnya produksi perikanan dan kelautan
Jumlah produksi perikanan laut ton 14653 16000 17000 18000 19000 20000 20000
Jumlah produksi perikanan budidaya ton 23,73 32,73 42,73 52,73 62,73 72,73 72,73

3.4 Mengembangkan industri pengolahan yang ramah lingkungan


3.4.1 Berkembangnya industri pengolahan produk perikanan
Jumlah industri pengolahan perikanan unit 8 10 12 14 16 18 18
Produksi pengolahan hasil perikanan ton 120 129 138 147 156 167 167

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE V-9


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
3.4.2 Berkembangnya industri pengolahan pertanian, terutama perkebunan

Jumlah industri pengolahan hasil cengkeh,


unit 2 6 6 6 6 6 6
kelapa dalam, kelapa sawit dan minyak atsiri

3.4.3 Meningkatnya kontribusi industri pengolahan

Kontribusi industri pengolahan dalam PDRB persen 1,39 1,44 1,49 1,53 1,57 1,61 1,61

3.5 Menyediakan pemasaran hasil pengolahan komoditas pertanian

3.5.1 Tersedianya pemasaran hasil pengolahan komoditas pertanian unggulan


Jumlah Gapoktan/Poktan pemasaran hasil
klp n.a 2 4 6 8 10 10
pengolahan komoditas pertanian unggulan

3.6 Mengembangkan objek dan daya tarik pariwisata yang sesuai dengan potensi wilayah yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana pendukung pariwisata
3.6.1 Meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan domestik dan asing
Jumlah kunjungan wisatawan domestik dan
orang 28032 40000 50000 60000 70000 80000 80000
mancanegara
3.6.2 Meningkatnya kontribusi pariwisata
Kontribusi pariwisata dalam PDRB persen 1,46 1,50 1,55 1,60 1,65 1,70 1,70

3.7 Mewujudkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Kabupaten Simeulue


3.7.1 Terwujudnya Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) pada tahun 2020
Capaian pelaksanaan Kawasan Ekonomi
persen 0,00 30,00 70,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Khusus (KEK) pada tahun 2020

3.8 Mengembangkan BUMDes yang sehat dan profesional dan membentuk kelompok usaha bersama ekonomi produktif skala desa (KUBE)
3.8.1 Terbentuknya BUMDes yang sehat dan profesional
Jumlah BUMDEs Mandiri unit 0,00 5 6 6 7 7 29

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE V-10


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
3.8.2 Terbentuknya kelompok usaha bersama ekonomi produktif skala desa (KUBE)
Jumlah KUBE unit 0 5 5 6 6 7 29
3.8.3 Terbentuknya dan terbinanya Teknologi Tepat Guna (TTG)
Jumlah Teknologi Tepat Guna (TTG) yang
unit 0 5 5 6 6 7 29
terbentuk

3.9 Meningkatkan pemberdayaan dan kesejahteraan anak terlantar dan PMKS


3.9.1 Terbinanya PMKS di Kabupaten Simeulue
Persentase PMKS yang dibina persen 45,15 50,00 60,00 70,00 80,00 100,00 100,00

4 Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, bersih, dan amanah


4.1 Meningkatkan kualitas tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif dan amanah secara berkelanjutan
4.1.1 Tercapainya birokrasi yang bersih dan akuntabel serta terlaksananya road map reformasi birokrasi
Opini WTP atas laporan keuangan opini WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP
LPPD berkategori tinggi kategori sedang tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi
LAKIP kategori B predikat C B B B B B B
Indeks kepuasan masyarakat terhadap sangat sangat sangat
predikat n.a baik baik baik
pelayanan pemerintah baik baik baik
Tingkat kapabilitas Akuntabilitas
Pengawasan Internal Pemerintah level 2 2 3 3 3 3 3
(APIP)
Tingkat maturitas SPIP level 2 2 3 3 3 3 3
Jumlah ASN yang memiliki kompetensi orang n.a. 100 120,00 150 170 180 540
Persentase tindak lanjut temuan persen 22,22 30,00 35,00 40,00 45,00 50,00 50,00

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE V-11


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Meningkatnya kualitas perencanaan, koordinasi, penelitian dan evaluasi pembangunan yang didukung sistem informasi teknologi serta data informasi statistik yang
4.1.2
akurat dan tepat waktu
Persentase tahapan perencanaan tepat waktu persen 60,80 64,28 73,68 84,21 94,73 100,00 100,00
Terlaksananya e-goverment persen 0,00 50,00 70,00 90,00 100,00 100,00 100,00

4.2 Membina hubungan yang harmonis dan meningkatkan kerjasama antar instansi pemerintah, swasta/bisnis, dan akademisi
4.2.1 Meningkatnya kerjasama dengan instansi pemerintah, swasta/bisnis, akademisi minimal 10 kerjasama/tahun
Jumlah kerjasama (MoU) dengan instansi Kerjasam
n.a 10 10 10 10 10 50
pemerintah, swasta/bisnis, akademisi a/MoU

Meningkatkan kualitas dan akses pelayanan, administrasi kependudukan dan pencatatan sipil demi tercapaianya sistem administrasi kependudukan yang akurat dan
4.3
dinamis
4.3.1 Mempermudah akses administrasi pelayanan kependudukan yang akurat, cepat, dekat dan gratis

Persentase penduduk ber-KTP persen 51,27 63,45 75,63 87,81 99,00 100,00 100,00

5 Meningkatkan ketersediaan dan kualitas infrastruktur dan fasilitas umum


Meningkatkan ketersediaan, kualitas, dan cakupan pelayanan infrastruktur yang terpadu dan berkelanjutan untuk percepatan aksesibilitas wilayah dan menunjang
5.1
perekonomian daerah
5.1.1 Meningkatnya kualitas jalan Kabupaten Simeulue
Proporsi panjang jaringan jalan kabupaten
persen 28,32 36,86 41,85 46,85 51,84 56,84 56,84
dalam kondisi baik
5.1.2 Bertambahnya volume dan kapasitas penerbangan Lasikin-Nagan Raya
Jumlah volume dan kapasitas penerbangan
frekuensi 647 708 769 830 891 952 952
Lasikin-Nagan Raya

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE V-12


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
5.1.3 Meningkatnya kapasitas dan kualitas serta cakupan pelayanan perhubungan
Jumlah kapasitas angkut penyeberangan laut
ton 25805 58000 68000 78000 98000 108000 108000
(barang)
Persentase kualitas pelayanan penyeberangan
persen 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00 100,00 100,00
orang
Persentase standarisasi angkutan darat antar
persen n.a 20,00 40,00 60,00 80,00 100,00 100,00
kecamatan dan dalam kota
5.1.4 Meningkatnya akses dan cakupan pelayanan komunikasi
Persentase gampong terakses jaringan HP persen 81,15 90,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

5.2 Meningkatkan kualitas dan cakupan pelayanan irigasi untuk mendukung peningkatan produksi pertanian pangan
5.2.1 Terbangunnya tiga daerah irigasi teknis skala menengah Sigulai, Sibuluh dan Suak Lamatan untuk mengairi lahan sawah 3000 ha tahun 2020
Persentase luas sawah yang terairi irigasi persen 17,42 24,91 32,40 39,88 47,37 56,15 56,15

5.3 Meningkatkan ketersediaan perumahan layak huni dan pembangunan infrastruktur permukiman untuk mendukung layanan infrastruktur dasar yang layak
5.3.1 Berkurangnya rumah tidak layak huni
Persentase rumah layak huni persen 44,90 46,66 49,59 53,01 56,19 59,85 59,85
5.3.2 Meningkatnya kualitas dan cakupan pelayanan infrastruktur permukiman

Persentase rumah tangga terakses air minum persen 31,09 36,59 42,09 47,59 53,09 58,63 58,63
Persentase rumah tangga terakses sanitasi
persen 51,81 55,66 59,51 63,36 67,01 71,08 71,08
layak
Persentase ketersediaan infrastruktur
persen 35,00 40,00 45,00 50,00 55,00 60,00 60,00
lingkungan permukiman perkotaan

5.4 Menyediakan fasilitas publik dan ruang terbuka hijau


5.4.1 Terselesaikannya RTH Sinabang 1% dari luas kawasan kota tahun 2022
Luas RTH publik yang dikelola Hektar 4,17 6,07 6,07 7,27 7,27 7,27 7,27

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE V-13


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
5.4.2 Tertatanya kawasan perkotaan yang representatif (Suka Jaya, Sinabang, Suka Maju, Air Dingin dan Suka Karya)
Jumlah dokumen dan regulasi perencanaan
dokumen 2,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 7,00
tata ruang
Persentase penataan kawasan kota sinabang
persen 50,00 60,00 70,00 80,00 90,00 100,00 0,00
yang representatif

6 Mengelola sumber daya alam secara optimal, berkelanjutan, dan berwawasan lingkungan
6.1 Meningkatkan pengelolaan lingkungan hidup yang didukung peran aktif seluruh komponen masyarakat
6.1.1 Meningkatnya kesadaran pelestarian lingkungan hidup yang sesuai dengan kondisi daerah dan berwawasan lingkungan
Persentase keterlibatan masyarakat dalam
persen 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00 80,00
pelestarian lingkungan hidup
6.1.2 Terbentuknya dan terbinanya kawasan TAHURA
Persentase pengelolaan kawasan Tahura persen 0,00 25,00 50,00 75,00 100,00 100,00 100,00

6.2 Meningkatkan cakupan pelayanan persampahan di setiap kecamatan


6.2.1 Meningkatnya cakupan pelayanan persampahan di 10 kecamatan
Cakupan wilayah penanganan persampahan di kecamata
3 4 6 8 8 8 8
ibukota kecamatan n
Persentase operasionalisasi TPA Control
persen 40,00 60,00 70,00 80,00 90,00 100,00 100,00
Lanfill Desa Suak Buluh
Persentase penanganan sampah persen 29,72 34,54 39,36 41,77 44,18 46,59 46,59
6.2.2 Terbentuknya dan terbinanya unit usaha ekonomi yang berbasis sampah

Jumlah usaha ekonomi yang berbasis sampah unit n.a. 3 6 9 12 15 15

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE V-14


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Mengembangkan manajemen sistem mitigasi bencana secara terpadu termasuk Early Warning System dan pencegahan bencana yang melibatkan peran aktif seluruh
6.3
komponen masyarakat
6.3.1 Meningkatnya manajemen sistem mitigasi bencana termasuk Early Warning System dan pencegahan bencana
157 152 147 142 137 137
Indeks resiko bencana indeks 162 (tinggi) (sedang) (sedang)
(tinggi) (tinggi) (tinggi) (sedang)

7 Mewujudkan ketahanan pangan dan kemandirian pangan


Mengembangkan sistem pertanian berkelanjutan yang efisien, berbasis iptek dan sumber daya lokal, serta berwawasan lingkungan yang dapat menumbuhkan
7.1
ketahanan pangan dan kemandirian pangan
7.1.1 Meningkatkan produksi pangan dan kesejahteraan petani
Produktivitas padi per hektar ton/ha 1,24 2,00 3,00 4,00 4,00 4,00 4,00
Jumlah produksi padi gabah ton 13906 15000 17000 19000 22000 24000 24000
Luas tanaman palawija dan hortikultura ha n.a. 500,00 1000,00 1500,00 1700,00 2000,00 2000,00
Jumlah desa mandiri pangan desa n.a. 40,00 50,00 20,00 15,00 13,00 138,00

7.2 Meningkatkan diversifikasi pangan yang bergizi, seimbang, terjangkau dan terakses oleh seluruh masyarakat
7.2.1 Meningkatnya diversifikasi hasil pangan yang beragam, bergizi, seimbang, terjangkau dan terakses
Jumlah produksi daging sapi kg 7716 30000 50000 70000 90000 110000 110000
Jumlah produksi daging ayam kg 117016 118000 119000 120000 130000 140000 140000

8 Mewujudkan tata kehidupan masyarakat yang rukun dan harmoni dengan pengamalan nilai-nilai syariat
8.1 Meningkatkan kualitas pelaksanaan dan pengamalan nilai-nilai Islam dalam sendi kehidupan bermasyarakat dan di lingkungan pemerintahan
8.1.1 Menguatnya kualitas masyarakat berbasis Al-Qur'an dan Al-Hadits
Jumlah hafizh Al-Qur'an orang 0 5 10 15 20 25 25

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE V-15


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
8.1.2 Makmurnya masjid dan meunasah
Jumlah Masjid yang aktif melaksanakan
unit n.a. 165,00 168,00 168,00 168,00 168,00 168,00
shalat berjamaah lima waktu
8.1.3 Meningkatnya kualitas sarana dan prasarana ibadah
Persentase masjid yang memenuhi standar persen 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00 80,00
8.1.4 Meningkatnya kader dakwah dan ulama
Jumlah pengkaderan ulama orang 50 60 70 80 90 90 90
8.1.5 Meningkatnya pembinaan pesantren/dayah/balai pengajian
Persentase pesantren/dayah/balai pengajian
persen 0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 50,00
yang dibina
8.1.6 Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk berzakat dan berinfaq
Jumlah zakat dan infaq yang disalurkan Juta Rp 2026,24 2228,87 2431,49 2634,11 2836,74 3039,36 3039,36

8.2 Meningkatkan intensitas penegakan dan pengawasan Qanun dan nilai-nilai syariat (Jinayah, Muamalah dan Aqidah)
8.2.1 Berkurangnya kasus pelanggaran qanun dan nilai-nilai syariat
Jumlah kasus pelanggaran qanun syariat kasus 6 4 2 0 0 0 0

8.3 Melestarikan adat istiadat yang bernilai syariat dan meningkatkan peran kelembagan adat di tengah kehidupan masyarakat
8.3.1 Terbinanya dan terpeliharanya adat istiadat yang bernilai syariat
Persentase adat-istiadat yang dilestarikan persen 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00 80,00
8.3.2 Meningkatnya dan efektifnya kelembagaan adat di tengah-tengah kehidupan masyarakat
Persentase aktifnya kelembagaan adat dan
budaya di tengah-tengah kehidupan persen 40 50 60,00 70,00 80,00 90,00 90,00
masyarakat

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE V-16


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

BAB VI
STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM PEMBANGUNAN
DAERAH

6.1. Strategi Pembangunan


Strategi merupakan langkah-langkah penting yang akan
dilaksanakan dalam jangka waktu lima tahun ke depan untuk
mengatasi berbagai permasalahan dan tantangan pembangunan yang
mendesak serta memiliki dampak (impact) yang besar terhadap
pencapaian visi, misi, tujuan, dan sasaran pembangunan yang telah
ditetapkan. Dalam kaitan itu, untuk mewujudkan Visi Pembangunan
Jangka Menengah Kabupaten Simeulue Tahun 2017-2022, yaitu
“Terwujudnya masyarakat Simeulue yang adil dan sejahtera
berdasarkan nilai-nilai Syariat” maka Pemerintah Kabupaten Simeulue
akan melaksanakannya melalui 8 (delapan) misi yang telah disusun dan
strategi-strategi pembangunan daerah yang tepat dan komprehensif
dalam jangka waktu 5 (lima) tahun mendatang.
Untuk mewujudkan pencapaian visi dan misi pembangunan
jangka menengah Kabupaten Simeulue Tahun 2017-2022, dirumuskan
strategi pembangunan sebagai berikut:

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE VI-1


Tabel 6.1
Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pembangunan Kabupaten Simeulue Tahun 2017-2022
Visi
No dan Tujuan Sasaran Strategi Pembangunan
Misi
1 2 3 4 5
Terwujudnya masyarakat Simeulue yang adil dan sejahtera berdasarkan nilai-nilai Syariat
1 Misi 1 : Mewujudkan pendidikan yang berkualitas untuk menghasilkan sumberdaya manusia yang unggul dan berdaya saing
Meningkatkan pelayanan dan fasilitas pendidikan dasar yang berkualitas di setiap
Tercapainya
Meningkatkan sekolah guna tercapainya standar pelayanan minimal (SPM) dan pencapaian Wajib
pemerataan akses
perluasan dan belajar 12 tahun; Menyediakan bantuan untuk anak didik yang berasal dari keluarga
pendidikan jenjang
pemerataan akses, kurang mampu serta memiliki potensi bakat, minat, serta berprestasi pada jenjang
pendidikan dasar
serta mutu pendidikan pendidikan dasar.
pada jenjang Meningkatnya
pendidikan usia dini ketersediaan sarana Menyediakan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai di setiap SD dan SMP,
(PAUD) dan pendidikan dan prasarana meliputi perpustakaan, alat peraga, laboratorium, dan rehabilitasi ruang kelas yang
dasar yang bermutu pendidikan dasar 9 rusak.
tahun yang berkualitas

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE VI-2


1 2 3 4 5
Meningkatkan pelayanan dan fasilitas pendidikan dasar yang berkualitas di setiap
sekolah guna tercapainya standar pelayanan minimal (SPM) dan pencapaian Wajib
belajar 12 tahun; Meningkatkan kinerja guru dan tenaga kependidikan melalui
Tercapainya standar
pembinaan berkelanjutan yang mampu memiliki pengetahuan di bidangnya dengan
pelayanan minimal
baik dan kualitas sikap (berkepribadian, spriritual, dan sosial) yang dapat memberikan
(SPM) pendidikan SD
suri tauladan yang baik bagi anak didik; Penyediaan beasiswa dan bantuan pendidikan
dan SMP
bagi guru dan tenaga kependidikan berprestasi untuk menunjang kualifikasi akademik
dan kompetensi; Meningkatkan kapasitas tata kelola dan manajemen pendidikan dasar
berdasarkan standar mutu pendidikan.
Menguatkan dan Meningkatnya muatan
Mempercepat pembangunan sekolah (boarding school); Mengembangkan dan
mengintegrasikan ajaran Islam dan
meningkatkan muatan kurikulum agama islam pada jenjang pendidikan dasar serta
muatan agama Islam kukirulum madrasah di
percepatan pengembangan sistem pendidikan boarding school yang memperhatikan
dalam penyelenggaran jenjang pendidikan
kebutuhan dan potensi anak.
pendidikan umum dasar
guna menghasilkan Meningkatnya peran
sumberdaya manusia Camat dalam Meningkatkan keterlibatan dan fungsi Camat dalam mendorong kualitas dan efektivitas
yang unggul dan meningkatkan penyelengaraaan TPQ.
Islami. efektifitas TPQ
Mengembangkan dan memperkuat pendidikan karakter bagi peserta didik yang
Mengembangkan Meningkatnya indeks
melibatkan kerjasama antar satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat;
pendidikan karakter di pendidikan karakter di
Mengoptimalkan potensi dan meningkatkan kompetensi pendidik, tenaga kependidikan,
jenjang pendidikan semua tingkatan SD
peserta didik, masyarakat, dan lingkungan keluarga dalam mengimplimentasikan
dasar dan SMP
pendidikan karakter.

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE VI-3


1 2 3 4 5
Meningkatkan sumber
Tersedianya
daya manusia yang
perpustakaan daerah
unggul melalui Membangun pustaka daerah yang modern serta dilengkapi dengan fasilitas pendukung,
serta tumbuhnya
pemantapan budaya termasuk pustaka keliling untuk menunjang budaya membaca di kalangan masyarakat
budaya membaca di
dan gemar membaca di
kalangan masyarakat
kalangan masyarakat
Berkembangnya
Menguatkan kapasitas organisasi pemuda dan peningkatan potensi pemuda untuk
organisasi pemuda
berjiwa kewirausahaan, kepeloporan, dan kepemimpinan dalam pembangunan serta
yang berkiprah dalam
perluasan kesempatan memperoleh pendidikan dan keterampilan.
Menyiapkan SDM pembangunan
pemuda yang unggul Meningkatkan sarana dan prasarana olahraga yang memadai dan berkualitas untuk
Tumbuhnya minat,
dan berdaya saing mendukung pembinaan serta upaya pembibitan dan pengembangan prestasi olahraga
bakat, dan peran aktif
secara sistematik, berjenjang, dan berkelanjutan; Meningkatkan penghargaan dan
pemuda dalam
kesejahteraan atlet, pelatih, dan tenaga keolahragaan yang berprestasi di bidang
olahraga
olahraga.
Berkurangnya
Meningkatkan pemahaman dan memperkuat komitmen para pelaku pembangunan
Meningkatkan kesenjangan
guna pengintegrasian perspektif gender dalam berbagai tahapan, proses, dan bidang
pengarusutamaan pencapaian
pembangunan; Memperkuat lembaga/jejaring PUG, termasuk organisasi masyarakat
gender dalam pembangunan antara
dalam penerapan PUG; Meningkatkan kualitas dan peran kaum perempuan di berbagai
pembangunan laki-laki dan
bidang pembangunan sesuai potensi dan bakat/keahlian.
perempuan

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE VI-4


1 2 3 4 5
2 Misi 2 : Mewujudkan pelayanan kesehatan yang berkualitas, terjangkau dan merata
Meningkatkan dan penyediaan fasilitas pendukung kesehatan di puskesmas,
puskesmas pembantu (Pustu) dan RSUD yang berkualitas dan merata guna menunjang
Memantapkan dan
Meningkatnya peningkatan akses dan mutu pelayanan kesehatan dasar; Meningkatkan pemenuhan
memperluas akses dan
pemerataan akses dan kebutuhan tenaga medis di puskesmas dan RSUD serta percepatan distribusi tenaga
daya dukung sarana
mutu pelayanan medis dan tenaga kesehatan yang terintegrasi dan mengikat di setiap kecamatan;
dan prasarana
kesehatan Meningkatkan mutu tenaga kesehatan melalui peningkatan kompetensi, pendidikan
pelayanan kesehatan
dan pelatihan, dan mendorong pelaksanaan sertifikasi seluruh jenis tenaga kesehatan
untuk mendorong percepatan mutu pelayanan kesehatan.
Meningkatkan akses dan mutu pelayanan ibu dan anak, meliputi kunjungan ibu hamil,
Menyelenggarakan dan
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih di fasilitas kesehatan dan
meningkatkan kualitas Meningkatnya status
penurunan kasus kematian ibu; Meningkatkan peran upaya kesehatan berbasis
dan cakupan kesehatan ibu dan
masyarakat termasuk posyandu dan pelayanan terintegrasi lainnya dalam pendidikan
pelayanan kesehatan anak
kesehatan dan pelayanan kesehatan ibu, anak, remaja, dan lansia.
ibu dan anak
Meningkatkan promosi dan sosialiasi perilaku masyarakat tentang kesehatan, gizi,
Meningkatkan cakupan sanitasi, hygiene, dan pengasuhan; Meningkatkan peran masyarakat dalam perbaikan
pelayanan kesehatan gizi terutama untuk ibu hamil, wanita usia subur, anak, dan balita, termasuk melalui
Meningkatnya status
gizi yang berkualitas, upaya kesehatan berbasis masyarakat; Menguatkan peran dan keterlibatan lintas
gizi masyarakat
adil, dan merata bagi sektor dalam rangka intervensi sensitif dan spesifik yang didukung oleh Pemerintah
masyarakat pusat dan Pemerintah Aceh dalam pelaksanaan rencana aksi pangan dan gizi di
Kabupaten Simeulue;

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE VI-5


1 2 3 4 5
Meningkatkan upaya preventif dan promotif termasuk pencegahan kasus baru penyakit
dalam pengendalian penyakit menular terutama TB, dan penyakit tidak menular;
Meningkatkan upaya
Terbentuknya perilaku Meningkatkan kesehatan lingkungan dan akses terhadap air minum dan sanitasi yang
perlindungan
pola hidup sehat dan layak dan perilaku hygiene serta pemberdayaan dan peningkatan keterlibatan dunia
masyarakat dari
unit reaksi cepat pada usaha/swasta dan masyarakat dalam pengendalian penyakit dan penyehatan
penyakit menular yang
setiap kecamatan yang lingkungan; Meningkatkan pemberdayaan masyarakat melalui pendidikan kesehatan
diikuti dengan
responsif masyarakat, komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) serta upaya kesehatan berbasis
penyehatan lingkungan
masyarakat (UKBM) termasuk pengembangan rumah sehat; Membentuk unit reaksi
cepat pelayanan kesehatan di setiap puskesmas.
Meningkatkan
ketersediaan obat, dan Meningkatnya
mutu makanan serta diversifikasi obat kimia Meningkatkan ketersediaan dan keterjangkauan obat herbal
diversifikasi obat kimia ke herbal
ke herbal
3 Misi 3 : Meningkatkan kesejahteraan masyarakat berbasis ekonomi kerakyatan dan pemanfaatan teknologi
Menurunnya penduduk
Mendorong percepatan miskin dan
pengurangan pengurangan Meningkatkan sinergi masyarakat, Pemerintah Kabupaten Simeulue, swasta, asosiasi,
kemiskinan yang kesenjangan perguruan tinggi, LSM, organisasi masyarakat, dan kelompok peduli lainnya untuk
terpadu, lintassektoral pendapatan berkomitmen dalam pengurangan kemiskinan.
dan antarwilayah antargolongan dan
antarkecamatan

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE VI-6


1 2 3 4 5
Mengembangkan sektor ekonomi unggulan berbasis potensi dan karakteristik wilayah,
terutama sektor perkebunan, peternakan, perikanan, dan UMKM dalam rangka
perluasan kesempatan kerja dan peningkatan kesejahteraan masyarakat Kabupaten
Meningkatnya produksi
Mengembangkan Simeulue; Meningkatkan produksi dan produktivitas perkebunan yang berdaya saing,
komoditas perkebunan
ekonomi kerakyatan meliputi cengkeh dan kelapa dalam;
unggulan daerah
yang berbasis Meningkatkan rehabilitasi perkebunan rakyat (cengkeh, kelapa dalam) melalui
sumberdaya lokal penyediaan bantuan bibit dan sarana produksi lainnya untuk mendorong peningkatan
untuk mendorong kesejahteraan masyarakat.
peningkatan Meningkatkan populasi dan produktivitas ternak melalui pelayanan inseminasi buatan
Meningkatnya populasi
kesejahteraan yang lebih baik dan penerapan good farming practices serta pencegahan pemotongan
ternak unggulan
masyarakat Simeulue sapi (ternak) betina produktif; Menyediakan sarana dan prasarana peternakan yang
daerah
berkualitas untuk menunjang aktivitas usaha peternakan.
Menurunnya angka Meningkatkan pencegahan dan pengendalian penyakit ternak dalam upaya untuk
kematian ternak mengurangi angka mortalitas anak dan induk.
Meningkatkan produksi Mengembangkan sektor ekonomi unggulan berbasis potensi dan karakteristik wilayah,
dan produktivitas terutama sektor perkebunan, peternakan, perikanan, dan UMKM dalam rangka
perikanan tangkap dan perluasan kesempatan kerja dan peningkatan kesejahteraan masyarakat Kabupaten
Meningkatnya produksi
budidaya secara ramah Simeulue; Meningkatkan produksi perikanan tangkap dan pengembangan budidaya
perikanan dan
lingkungan dan perikanan (rumput laut, tripang, dan lainnya); Meningkatkan pemberdayaan ekonomi
kelautan
berbasis pembangunan masyarakat nelayan yang didukung pengembangan sarana dan prasarana, penguatan
berkelanjutan kelembagaan nelayan, revitalisasi armada penangkapan ikan, dan pengembangan
budidaya perikanan darat dan laut.
Mengembangkan
industri pengolahan Berkembangnya Mengembangkan industri pengolahan perikanan yang ramah lingkungan untuk
pertanian berbasis industri pengolahan meningkatkan nilai tambah perikanan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat
sumberdaya lokal yang produk perikanan nelayan
ramah lingkungan

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE VI-7


1 2 3 4 5
Berkembangnya Mengembangkan unit usaha dan industri pengolahan perkebunan yang ramah
industri pengolahan lingkungan, meliputi pengolahan minyak atsiri cengkeh, pengolahan kelapa dalam,
pertanian, terutama untuk meningkatkan nilai tambah dan peningkatan kesejahteraan masyarakat;
perkebunan Mempercepat operasionalisasi industri pengolahan minyak sawit (CPO).
Berkembangnya usaha Mengembangkan unit usaha dan industri pakan ternak yang ramah lingkungan untuk
industri pakan ternak mendukung penguatan usaha peternakan masyarakat.
Menyediakan Tersedianya pemasaran
pemasaran hasil hasil pengolahan Meningkatkan akses pemasaran produk pertanian unggulan daerah melalui penyediaan
pengolahan komoditas komoditas pertanian pasar, penguatan jejaring bisnis, dan perluasan pemasaran ke luar daerah.
pertanian unggulan
Meningkatkan kapasitas pelaku usaha mikro, kecil dan menengah, melalui pembinaan
Meningkatnya UMKM dan pelatihan, serta bantuan sarana usaha; Menguatkan sinergi dan kerja sama
yang kuat berbasis antarSKPK/lembaga/pemangku kepentingan di tingkat Pemerintah Aceh, pusat, dan
Mengembangkan kerakyatan Kabupaten Simeulue dalam rangka peningkatan daya saing dan peran UMKM dan
KUKM dalam koperasi dalam mendorong perekonomian Kabupaten Simeulue.
mendorong percepatan Meningkatnya
ekonomi daerah pertumbuhan koperasi Meningkatkan revitalisasi koperasi dalam mendorong perekonomian daerah, melalui
yang sehat dan pembenahan dan penguatan manajemen usaha, peningkatan SDM pelaku usaha, serta
produktif peningkatan akses koperasi dalam sumberdaya modal dan akses pemasaran.

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE VI-8


1 2 3 4 5
Meningkatkan sarana dan prasarana pendukung pariwisata yang memadai di lokasi
objek dan daya tarik wisata; Mengembangkan destinasi wisata alam, budaya, dan
Mengembangkan objek
buatan melalui pengembangan pengembangan wisata bahari, wisata sejarah dan religi,
dan daya tarik Meningkatnya jumlah
pengembangan wisata seni budaya, dan lainnya yang sesuai potensi daya tarik wisata;
pariwisata yang sesuai kunjungan wisatawan
Mengembangkan daya tarik wisata Halal Tourism yang memperhatikan nilai-nilai
dengan potensi wilayah domestik dan
Islami dan budaya lokal masyarakat Simeulue; Meningkatkan kemitraan pelaku
yang dilengkapi dengan mancanegara
pariwisata melalui penguatan usaha jasa dan usaha sarana pariwisata, fasilitasi
sarana dan prasarana
investasi usaha pariwisata, pengembangan dan peningkatan jenjang keterampilan
pendukung pariwisata
tenaga kerja lokal dalam bidang pariwisata serta pelaksanaan even pariwisata skala
daerah, nasional, dan internasional.
Mewujudkan Kawasan Terwujudnya Kawasan Mempercepat perwujudan kawasan ekonomi khusus (KEK) Simeulue dalam upaya
Ekonomi Khusus (KEK) Ekonomi Khusus (KEK) optimalisasi potensi sumberdaya ekonomi yang terpadu serta mendorong percepatan
di Kabupaten Simeulue pada tahun 2020 ekonomi wilayah.
Terbentuknya BUMDes
Meningkatkan di yang sehat dan
kapasitas pengelolaan Mengembangkan BUMDes untuk mendorong optimalisasi potensi sumberdaya ekonomi
profesional dan
dana desa untuk dan penyerapan tenaga kerja wilayah perdesaan
terbentuknya kelompok
percepatan ekonomi Menguatkan dan penambahan KUBE untuk mendukung pengembangan sektor usaha
usaha bersama
perdesaan guna produktif dan peningkatan kesejahteraan masyarakata perdesaan
ekonomi produktif
meningkatkan skala desa (KUBE)
pendapatan
Terbentuknya dan
masyarakat yang Mengembangkan dan penerapan teknologi tepat guna (TTG) untuk mendorong
terbinanya Teknologi
berkesinambungan produktivitas masyarakat
Tepat Guna (TTG)

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE VI-9


1 2 3 4 5
Meningkatnya Meningkatkan iklim usaha yang kondusif, perbaikan pelayanan investasi, serta
Meningkatkan
investasi/penanaman modal di pemberian kemudahan bisnis bagi pelaku usaha yang berinvestasi di Kabupaten
investasi/penanaman
Kabupaten Simeulue Simeulue
modal di Kabupaten
Menurunnya jumlah Memperluas kesempatan kerja dan kesempatan berusaha melalui pengembangan
Simeulue
pengangguran sektor-sektor ekonomi produktif dan penguatan ekonomi rakyat
Meningkatkan Meningkatkan pemberdayaan sosial-ekonomi dan produktivitas masyarakat
Menurunnya angka anak
pemberdayaan dan penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS); Meningkatkan pembinaan anak
terlantar dan terbinanya PMKS
kesejahteraan anak terlantar yang melibatkan seluruh komponen masyarakat untuk memenuhi kebutuhan
di Kabupaten Simeulue
terlantar dan PMKS dasar dan peningkatan kesejahteraan
4 Misi 4 : Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, bersih, dan amanah
Meningkatkan implimentasi tata kelola pemerintahan yang bersih, dan berwibawa yang
didukung terobosan kinerja secara terpadu, akuntabel, dan integritas; Meningkatkan
kompetensi sumber daya aparatur secara bertahap dan berkesinambungan dalam
Tercapainya birokrasi yang menunjang pelaksanaan tugas pemerintahan dan pembangunan; Meningkatkan
bersih dan akuntabel dan kualitas pelayanan publik yang didukung manajemen pelayanan yang profesional, SDM
terlaksananya road map aparatur berintegritas, dan penerapan standar pelayanan minimal; Meningkatkan
Meningkatkan kualitas
reformasi birokrasi pengawasan internal untuk menjamin pengelolaan keuangan yang transparan dan
tata kelola
akuntabilitas serta penyelenggaraan pemerintahan yang bersih, amanah, dan
pemerintahan yang
berwibawa; Menguatkan kapasitas DPRK dalam melaksanakan peran dan fungsi
bersih, efektif, dan
legislasi, penganggaran, dan pengawasan kinerja pemerintah daerah.
amanah secara
Meningkatnya kualitas
berkelanjutan
perencanaan, koordinasi, Meningkatkan kualitas perencanaan pembangunan yang inovatif dan partisipasif yang
penelitian dan evaluasi didukung penguatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) perencana dan penerapan
pembangunan yang didukung teknologi komunikasi dan informasi; Meningkatkan ketersediaan data dan informasi
sistem informasi teknologi statistik yang berkualitas serta didukung ketersediaan sarana dan prasarana TIK dalam
serta data informasi statistik kegiatan informasi statistik.
yang akurat dan tepat waktu

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE VI-10


1 2 3 4 5
Membina hubungan yang
harmonis dan Meningkatnya kerjasama
meningkatkan kerjasama dengan instansi Meningkatkan kerjasama dengan instansi pemerintah, swasta/bisnis, dan akademisi di
antarinstansi pemerintah, pemerintah, swasta/bisnis, semua bidang pembangunan dalam mendorong percepatan pembangunan daerah
swasta/bisnis, dan akademisi
akademisi
Meningkatkan kualitas
dan akses pelayanan,
administrasi Meningkatnya pelayanan
kependudukan dan administrasi Meningkatkan kualitas pelayanan administrasi kependudukan secara professional yang
pencatatan sipil demi kependudukan yang didukung kualitas data dan ketersediaan informasi kependudukan yang akurat serta
tercapaianya sistem akurat, cepat, dekat dan kinerja aparatur yang berkualitas
administrasi gratis
kependudukan yang
akurat dan dinamis
5 MIsi 5 : Meningkatkan ketersediaan dan kualitas infrastruktur dan fasilitas umum
Meningkatkan kualitas dan percepatan pembangunan infrastruktur yang terintegrasi
Meningkatkan
yang di dukung lingkungan yang terpadu, seimbang dan berkelanjutan untuk
ketersediaan, kualitas,
mendorong kelancaran mobilitas orang, barang, dan jasa serta percepatan
dan cakupan pelayanan
perekonomian daerah; Meningkatkan kualitas jalan kabupaten berkondisi baik untuk
infrastruktur yang terpadu Meningkatnya kualitas
menghubungkan keterkaitan dan perwujudan konektivitas antarwilayah di kabupaten
dan berkelanjutan untuk jalan Kabupaten Simeulue
Simeulue; Meningkatkan pemeliharaan dan perbaikan jalan dan jembatan dalam
percepatan aksesibilitas
mendukung peningkatan kualitas pelayanan transportasi darat yang efisien, ekonomis,
wilayah dan menunjang
dan aman; Mendorong dan memfasilitasi peningkatan jaringan jalan propinsi dan
perekonomian daerah
nasional di Kabupaten Simeulue dalam kondisi baik

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE VI-11


1 2 3 4 5
Bertambahnya volume dan
Mendorong dan memfasilitasi peningkatan fasilitas pendukung dan landasan pacu
kapasitas penerbangan
bandara Lasikin.
Lasikin-Nagan Raya
Meningkatkan kualitas pelayanan transportasi darat dalam mendukung kelancaran
Meningkatnya kapasitas tranportasi darat yang lancar, aman, dan efisien; Meningkatkan penyediaan serta
dan kualitas serta cakupan kerjasama dan sinergi fasilitas transportasi untuk kelancaran aksesibilitas dan
pelayanan perhubungan mobilitas orang, barang, dan jasa; Meningkatkan kualitas pelayanan transportasi udara
dan laut yang aman, efektif dan efisien sebagai gerbang udara masuknya wisatawan
domestik dan asing.
Meningkatnya akses dan
Meningkatkan jangkauan layanan akses telekomunikasi universal dan internet di
cakupan pelayanan
seluruh gampong.
komunikasi
Meningkatkan kualitas Terbangunnya tiga daerah
dan cakupan pelayanan irigasi tehnis skala Meningkatkan infrastruktur pengairan untuk menjamin ketersediaan dan pasokan
irigasi untuk mendukung Menengah Sigulai, Sibuluh sumberdaya air dalam menunjang peningkatan produksi pertanian; Meningkatkan
peningkatan produksi dan Suak Lamatan untuk pemeliharaan dan perbaikan jaringan irigasi secara bertahap untuk efektifitas pasokan
pertanian pangan mengairi lahan sawah 3000 air ke lahan pertanian.
tahun 2020
Meningkatkan
ketersediaan perumahan
layak huni dan
pembangunan Berkurangnya rumah tidak Membangun rumah kaum dhuafa/keluarga miskin secara bertahap serta peningkatan
infrastruktur permukiman layak huni bedah rumah dan rehabilitasi rumah tidak layak huni di setiap kecamatan
untuk mendukung
layanan infrastruktur
dasar yang layak

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE VI-12


1 2 3 4 5
Meningkatnya kualitas dan Menyediakan dan meningkatkan infrastruktur permukiman yang berkualitas bagi
cakupan pelayanan
masyarakat wilayah perkotaan dan perdesaan.
infrastruktur permukiman
Terselesaikannya RTH
Meningkatkan fasilitas publik dan ruang terbuka hijau (RTH) untuk menunjang
Sinabang 1% dari luas
aktivitas publik serta perwujudan kawasan yang sejuk, bersih dan nyaman.
Menyediakan fasilitas kawasan kota tahun 2022
fublik dan ruang terbuka Tertatanya kawasan
perkotaan yang
hijau Menata kawasan perkotaan yang representatif untuk menunjang aktivitas publik serta
representatif (Suka Jaya,
perwujudan kawasan kota yang elok, sejuk, bersih, dan nyaman.
Sinabang, Suka Maju, Air
Dingin dan Suka Karya
6 Misi 6 : Mengelola sumber daya alam secara optimal, berkelanjutan, dan berwawasan lingkungan
Meningkatkan pengelolaan Meningkatnya kesadaran
lingkungan hidup yang pelestarian lingkungan Meningkatkan kesadaran dan peran masyarakat akan hak dan kewajiban dalam
didukung peran aktif hidup yang sesuai dengan
pelestarian lingkungan hidup
seluruh komponen kondisi daerah dan
masyarakat berwawasan lingkungan
Terbentuknya dan
terbinanya kawasan Mengembangkan kawasan TAHURA
TAHURA
Meningkatkan kualitas kinerja cakupan pelayanan persampahan melalui penyediaan
Meningkatkan cakupan Meningkatnya Cakupan sarana dan prasarana persampahan, penerapan teknologi pengelolaan sampah yang
pelayanan persampahan di pelayanan persampahan di ramah lingkungan serta peningkatan pendampingan masyarakat pengelolaan sampah
setiap kecamatan 10 kecamatan secara mandiri; Meningkatkan kesadaran dan peran masyarakat akan hak dan
kewajiban dalam pengelolaan persampahan yang ramah lingkungan.

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE VI-13


1 2 3 4 5
Terbentuknya dan
terbinanya unit usaha
Mengembangkan unit usaha ekonomi yang berbasis sampah yang ramah lingkungan
ekonomi yang berbasis
sampah
Mengembangkan
manajemen sistem
mitigasi bencana secara Meningkatnya manajemen Meningkatkan prasarana dan fasilitas pendukung antsipasi bencana termasuk
terpadu termasuk Early sistem mitigasi bencana penguatan kesiapan menghadapi bencana pada semua tingkatan masyarakat serta
Warning System dan termasuk Early Warning
penerapan sistem peringatan dini yang efektif dalam upaya pengurangan risiko bencana
pencegahan bencana yang System dan pencegahan
melibatkan peran aktif bencana yang terpadu
seluruh komponen
masyarakat
7 Misi 7 : Mewujudkan ketahanan pangan dan kemandirian pangan
Mengembangkan sistem
pertanian berkelanjutan
yang efisien, berbasis Meningkatkan produksi dan produktivitas pangan melalui optimalisasi pemanfaatan
iptek dan sumberdaya Meningkatkan produksi lahan-lahan pertanian dan pemberdayaan petani untuk mendorong ketahanan pangan
lokal, serta berwawasan pangan dan kesejahteraan daerah; Meningkatkan kualitas sumber daya petani melalui pelatihan, penyuluhan,
lingkungan yang dapat petani magang serta penyediaan sarana dan prasarana yang memadai dalam menunjang
menumbuhkan ketahanan aktivitas usaha tani.
pangan dan kemandirian
pangan
Meningkatkan diversifikasi
Meningkatnya hasil pangan Menyediakan hasil pangan yang beragam, bergizi, seimbang, terjangkau dan terakses
pangan yang bergizi,
yang beragam, bergizi, oleh masyarakat melalui upaya diversifikasi pangan, meliputi jagung, kedele, daging
seimbang, terjangkau dan
seimbang, terjangkau dan sapi, daging kerbau, dan daging ayam; Meningkatkan antisipasi kerawanan pangan di
terakses oleh seluruh
terakses setiap kecamatan serta mendorong peningkatan kualitas distribusi pangan masyarakat
masyarakat

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE VI-14


1 2 3 4 5
Meningkatkan kapasitas
dan memper luas akses Meningkatnya pemasaran Meningkatkan akses pemasaran produk pangan unggulan daerah melalui penyediaan
pemasaran hasil produksi hasil produksi pangan pasar, penguatan jejaring bisnis, dan perluasan pemasaran ke luar daerah.
pangan
8 Misi 8 : Mewujudkan tata kehidupan masyarakat yang rukun dan harmoni dengan pengamalan nilai-nilai syariat
Menguatnya kualitas
masyarakat berbasis Al- Meningkatkan kualitas dan pembinaan masyarakat sesuai Al Quran dan Al Hadist.
Qur'an dan Al-Hadist
Meningkatkan sosialisasi, bimbingan, dan penyuluhan tentang qanun-qanun syariat
serta nilai-nilai ajaran Islam dalam rangka pengamalan Syariat Islam dalam sendi
Makmurnya masjid dan
Memeningkatkan kualitas kehidupan bermasyarakat; Meningkatkan kapasitas dan kualitas penyuluh agama,
meunasah
pelaksanaan dan tokoh agama/ulama, lembaga sosial keagamaan, dan media massa dalam melakukan
pengamalan nilai-nilai pembinaan dan bimbingan nilai-nilai Syariat Islam kepada masyarakat.
Islam dalam sendi Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana ibadah (masjid, meunasah) di setiap
kehidupan masyarakat Meningkatnya kualitas kecamatan
sarana dan prasarana
Meningkatkan pengelolaan dan fungsi tempat ibadah untuk menunjang kualitas
ibadah
ibadah.
Meningkatkan kualitas dan pembinaan pengkaderan dakwah dan sumberdaya agama
Meningkatnya kader
yang berkelanjutan sebagai penggerak serta memperjuangkan tegaknya nilai-nilai Islam
dakwah dan ulama
dalam kehidupan bermasyarakat.

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE VI-15


1 2 3 4 5
Meningkatnya pembinaan
Meningkatkan kapasitas dan keterlibatan dayah/pesantren dan balai pengajian dalam
pesantren/dayah, balai
mendorong syiar-syiar Islam dan berkiprah dalam pembangunan daerah.
pengajian
Meningkatkan sosialisasi, bimbingan, dan penyuluhan tentang qanun-qanun syariat
serta nilai-nilai ajaran Islam dalam rangka pengamalan Syariat Islam dalam sendi
Meningkatkan intentitas
Berkurangnya kasus kehidupan bermasyarakat; Meningkatkan kerjasama dan kemitraan antara pemerintah
penegakan dan
daerah, tokoh agama, lembaga sosial keagamaan, cendekiawan dan masyarakat dalam
pengawasan Qanun dan pelanggaran qanun dan
pencegahan dan penanganan pelanggaran Syariat Islam; Meningkatkan peran ulama
nilai-nilai syariat (Jinayah, nilai-nilai syariat terhadap perumusan dan penetapan kebijakan penyelenggaraan pemerintahan serta
Muamalah dan Aqidah)
keterlibatan dalam perumusan Qanun dalam mendukung percepatan penerapan nilai-
nilai Syariat Islam.

Terbinanya dan
Melestarikan adat istiadat terpeliharanya adat istiadat
Meningkatkan perlindungan, pengembangan dan aktualisasi nilai dan tradisi/adat
yang bernilai syariat dan yang bernilai syariat
istiadat yang bernilai Syariat dalam rangka memperkaya dan memperkukuh khasanah
meningkatkan peran
budaya; Menguatkan kelembagaan adat dalam upaya pelestarian dan pengembangan
kelembagan adat di tengah
adat-istiadat yang bernilai Syariat.
kehidupan masyarakat
Meningkatnya dan
efektifnya kelembagan adat
di tengah-tengah
kehidupan masyarakat

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE VI-16


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

6.2. Arah Kebijakan Pembangunan

Arah kebijakan adalah pedoman untuk mengarahkan rumusan


strategi yang dipilih agar lebih terarah dalam mencapai tujuan dan
sasaran dari waktu ke waktu selama 5 (lima) tahun atau selama periode
RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022. Arah kebijakan akan mengarahkan
pilihan-pilihan strategi agar selaras dengan arahan dan tidak
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE VI-17


Tabel 6.2
Tema dan Arah Kebijakan Pembangunan Kabupaten Simeulue Tahun 2017-2022
Tahun Tema/Arah Kebijakan
1 2
2018 Optimalisasi Fungsionalitas Infrastruktur Dasar Ekonomi dan Sumberdaya Manusia untuk Meningkatkan Kesempatan
Kerja serta Mengurangi Kemiskinan
Pembangunan Kabupaten Simeulue pada tahun ini diarahkan pada peningkatan kualitas pelayanan dan fasilitas pendidikan
(terutama PAUD, pencapaian SPM), peningkatan kualitas pelayanan dan fasilitas kesehatan (pelayanan kesehatan masyarakat
miskin, pembangunan sarana dan prasarana Pustu, pelayanan RSUD), penguatan tatakelola pemerintahan dan pelayanan publik
yang efisien dan cepat, peningkatan nilai-nilai Syariat islam, penguatan ekonomi masyarakat (perkebunan dan pangan, promosi
wisata, pengendalian SDA kelautan, perlindungan konsumen, pengembangan pasar dan distribusi barang), pemberdayaan fakir
miskin dan PMKS, peningkatan kualitas infrastruktur (pembangunan jalan, saluran drainase, air minum dan pemeliharaan jaringan
irigasi, rumah layak huni, dan kualitas layanan angkutan), peningkatan kinerja pengelolaan persampahan, peningkatan pelayanan
KB bagi masyarakat miskin, pembinaan olahraga, dan peningkatan kesiapsiagaandan dan pencegahan bencana.
2019 Memperkuat Infrastruktur untuk mendorong Pembangunan yang berkualitas dan Berkeadilan
Pembangunan Kabupaten Simeulue pada tahun 2019 diarahkan pada pengembangan pendidikan berkarakter, peningkatan
kualitas pelayanan dan fasilitas kesehatan (upaya kesehatan, pemenuhan kebutuhan tenaga dokter di puskesmas dan RSUD),
penguatan tatakelola pemerintahan dan pelayanan publik yang efisien dan cepat berbasis IT, penguatan nilai-nilai Syariat islam
dan keistimewaan Aceh, peningkatan kualitas infrastruktur jalan, prasarana permukiman, rumah layak huni, dan kualitas layanan
angkutan darat, laut, dan udara, peningkatan kinerja pengelolaan persampahan, peningkatan kualitas dan kapasitas kaum
perempuan pemenuhan bahan pangan, pengembangan industri pengolahan, pengembangan objek wisata halal tourism, dan
promosi wisata, pengembangan perikanan budidaya, pengembangan UMKM, pemberdayaan fakir miskin dan PMKS, pembinaan
olahraga, dan peningkatan kesiapsiagaan dan pencegahan bencana.

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE VI-18


1 2
2020 Memacu Kualitas dan Daya Saing Sumberdaya Manusia untuk Memperkuat Fondasi Ekonomi Kerakyatan yang sesuai
Nilai-nilai Syariat
Pembangunan Kabupaten Simeulue pada tahun 2020 diarahkan fokus pada kelanjutan pendidikan berkarakter, peningkatan
kualitas pelayanan puskesmas dan RSUD, penguatan tatakelola pemerintahan dan pelayanan publik yang efisien dan cepat
berbasis IT, penguatan nilai-nilai Syariat islam dan keistimewaan Aceh, peningkatan kualitas infrastruktur jalan, pengembangan
RTH Sinabang, kelanjutan pembangunan rumah layak huni, dan kualitas layanan angkutan darat, laut, dan udara, pengembangan
usaha ekonomi persampahan, peningkatan kualitas dan kapasitas kaum perempuan, penguatan ketahanan pangan,
pengembangan industri pengolahan, Kerjasama pembangunan objek wisata, pengembangan perikanan tangkap, perluasan akses
pasar, pembinaan PMKS, pembinaan olahraga, dan peningkatan kesiapsiagaan dan pencegahan bencana.
2021 Memacu Ekonomi Kerakyatan untuk Mempercepat Pengurangan Kemiskinan dan Kesempatan Kerja
Pembangunan Kabupaten Simeulue pada tahun 2021 diarahkan pada perluasan kesempatan kerja melalui pengembangan KUBE,
pemantapan industri pengolahan, optimalisasi produksi pangan dan, perkebunan, peningkatan produksi perikanan laut dan
budidaya, Even Wisata, pemberdayaan ekonomi kaum perempuan, pemantapan layanan pendidikan dan kesehatan, penguatan
tatakelola pemerintahan dan pelayanan publik yang efisien dan cepat berbasis IT, penguatan nilai-nilai Syariat islam dan
keistimewaan Aceh, peningkatan kualitas infrastruktur jalan, permukiman layak huni, dan pelayanan angkutan, pembinaan
pemuda, dan pemberdayaan PMKS.
2022 Melanjutkan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat dan Memantapkan Ketahanan Pangan menuju Masyarakat Simeulue
yang adil dan sejahtera
Pembangunan Kabupaten Simeulue pada tahun 2022 merupakan periode akhir dari pelaksanaan RPJMK 2017-2022 yang
diarahkan untuk kelanjutan optimalisasi pengembangan industri pengolahan, optimalisasi produksi pangan dan, perkebunan,
peningkatan produksi perikanan laut dan budidaya, Even Wisata, peningkatan kualitas dan kapasitas kaum perempuan,
pembinaan pemuda, pemantapan layanan pendidikan dan kesehatan, penguatan tatakelola pemerintahan dan pelayanan publik
yang efisien dan cepat berbasis IT, penguatan nilai-nilai Syariat islam dan keistimewaan Aceh, peningkatan kualitas infrastruktur
jalan, permukiman layak huni dan air minum.

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE VI-19


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

6.3. Program Pembangunan Daerah


Berdasarkan Visi dan Misi pembangunan Kabupaten Simeulue
Tahun 2017-2022, serta memperhatikan permasalahan dan tantangan
dalam jangka menengah ke depan, dirumuskan lebih lanjut ke dalam
sejumlah program pembangunan prioritas yang akan diimplimentasikan
secara bertahap dan berkelanjutan. Sebagian besar sumber daya dan
kebijakan akan diprioritaskan untuk menjamin implementasi, yaitu:
1. Pendidikan dan Pemuda dan Olahraga;
2. Pemberdayaan Perempuan;
3. Kesehatan;
4. Penanggulangan Kemiskinan;
5. Pengembangan Ekonomi Kerakyatan dan Pariwisata;
6. Kesejahteraan Sosial;
7. Tata kelola Pemerintahan;
8. Infrastruktur dan Penataan Ruang;
9. Kelestarian lingkungan dan kebencanaan;
10. Ketahanan dan Kemandirian Pangan; dan
11. Pelaksanaan Dinul Islam dan Keistimewaan Aceh.
Keberhasilan dalam pelaksanaan prioritas pembangunan diatas
sangat tergantung dari komitmen semua pelaku pembangunan dan
seluruh komponen masyarakat Kabupaten Simeulue. Karena itu,
dukungan dan peran aktif dari seluruh komponen masyarakat/dunia
usaha sangat diharapkan. Dalam kaitan itu pula, Pemerintah Kabupaten
Simeulue tidak pula menyampingkan bidang pembangunan lainnya
yang akan dilaksanakan selama lima tahun ke depan. Hal tersebut
disadari bahwa keberhasilan pencapaian prioritas pembangunan/di
setiap bidang pembangunan tidak dapat berdiri sendiri, tetapi saling
terkait sehingga membutuhkan saling terpadu, mendukung, dan saling
memperkuat.
Program prioritas pembangunan ini merupakan pengungkit untuk
tercapainya Visi dan Misi Kabupaten Simeulue Tahun 2017-2022.
Adapun alokasi dan distribusi program-program prioritas pembangunan
5 (lima) tahunan berdasarkan misi, tujuan, dan sasaran pembangunan
disajikan Tabel 6.3.

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE VI-20


Tabel 6.3
Program Pembangunan Daerah Yang Disertai Pagu Indikatif Kabupaten Simeulue
Kondisi
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Perangka
Kinerja
Misi/Tujuan/Sasaran/Program Pembangunan Indikator Kinerja t Daerah
Kode Satuan Awal Kondisi Kinerja Pada
Daerah (tujuan/impact/outcome) 2018 2019 2020 2021 2022 Penanggu
RPJMD Akhir Periode RPJMD ng Jawab
(2016) Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

Mewujudkan pendidikan yang berkualitas untuk


1 menghasilkan sumber daya manusia yang unggul dan 25.542.850.000 25.022.382.500 26.169.138.125 41.909.049.500 55.067.903.400 173.711.323.525
berdaya saing
Meningkatkan perluasan dan pemerataan akses,
1.1 serta mutu pendidikan pada jenjang pendidikan 10.617.800.000 11.118.190.000 11.793.599.500 23.170.000.000 32.170.000.000 88.869.589.500
dasar
Tercapainya pemerataan akses pendidikan pada
1.1.1 3.572.600.000 3.972.730.000 4.197.866.500 7.990.000.000 10.990.000.000 30.723.196.500
jenjang pendidikan dasar
1.1.1.1 Program pemerataan akses pendidikan dasar
Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket
persen 91,05 95,67 587.100.000 95,67 595.455.000 96,27 632.977.750 96,57 1.265.000.000 100,00 1.765.000.000 100,00 4.845.532.750
A
Angka Partisipasi Murni (APM)
persen 68,67 76,38 587.100.000 77,31 595.455.000 78,24 632.977.750 79,17 1.265.000.000 80,10 1.765.000.000 80,10 4.845.532.750
SMP/MTs/Paket B
Disdik dan
Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI/Paket A persen 102,94 105,00 587.100.000 108,00 595.455.000 111,00 632.977.750 114,00 1.265.000.000 117,00 1.765.000.000 117,00 4.845.532.750
Sek. MPD
Angka Partisipasi Kasar (APK)
persen 93,55 97,22 587.100.000 97,95 595.455.000 98,68 632.977.750 99,41 1.265.000.000 100,00 1.765.000.000 100,00 4.845.532.750
SMP/MTs/Paket B
Angka rata-rata lama sekolah tahun 8,91 8,93 587.100.000 8,96 595.455.000 9,00 632.977.750 9,13 1.265.000.000 9,16 1.765.000.000 9,16 4.845.532.750
Angka harapan sekolah tahun 12,72 13,07 587.100.000 13,27 595.455.000 13,37 632.977.750 13,47 1.265.000.000 13,57 1.765.000.000 13,57 4.845.532.750
Angka Melek Huruf persen 98,71 99,01 50.000.000 99,16 400.000.000 99,31 400.000.000 99,46 400.000.000 99,61 400.000.000 99,61 1.650.000.000
Meningkatnya ketersediaan sarana dan
1.1.2 prasarana pendidikan dasar 9 tahun yang 1.174.200.000 1.190.910.000 1.265.955.500 2.530.000.000 3.530.000.000 9.691.065.500
berkualitas
Persentase SD/SMP yang memiliki
1.1.2.1 Program peningkatan kualitas pendidikan dasar persen 81,28 85,00 587.100.000 90,00 595.455.000 95,00 632.977.750 100,00 1.265.000.000 100,00 1.765.000.000 100,00 4.845.532.750 Disdik dan
perpustakaan yang baik
Sek. MPD
Persentase ruang kelas yang baik di SD/SMP persen 34,55 50,00 587.100.000 60,00 595.455.000 70,00 632.977.750 80,00 1.265.000.000 90,00 1.765.000.000 90,00 4.845.532.750

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE VI-21


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Tercapainya Standar Pelayanan Minimal (SPM)
1.1.3 5.871.000.000 5.954.550.000 6.329.777.500 12.650.000.000 17.650.000.000 48.455.327.500
pendidikan SD dan SMP
Program percepatan pencapaian Standar Pelayanan
1.1.3.1
Minimal (SPM) pendidikan dasar

Jumlah peserta didik setiap rombel untuk


SD/MI tidak melebihi 32 orang. Setiap
rombongan belajar tersedia 1 (satu) ruang persen 81,00 82,00 587.100.000 85,00 595.455.000 90,00 632.977.750 95,00 1.265.000.000 100,00 1.765.000.000 100,00 4.845.532.750
kelas dengan meja dan kursi yang cukup
untuk peserta didik dan guru serta papan tulis

Di setiap SD/MI tersedia satu ruang guru yang


dilengkapi dengan meja dan kursi untuk
persen 57,00 70,00 587.100.000 80,00 595.455.000 90,00 632.977.750 95,00 1.265.000.000 100,00 1.765.000.000 100,00 4.845.532.750
setiap orang guru, kepala sekolah dan staf
kependidikan lainnya
Di setiap SD/MI tersedia 2 (dua) orang guru
yang memenuhi kualifikasi akademik S1 atau
persen 82,00 81,00 587.100.000 85,00 595.455.000 90,00 632.977.750 95,00 1.265.000.000 100,00 1.765.000.000 100,00 4.845.532.750
D-IV dan 2 (dua) orang guru yang telah
memiliki sertifikat pendidik
Jumlah kepala SD/MI berkualifikasi
akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki persen 71,00 75,00 587.100.000 80,00 595.455.000 85,00 632.977.750 90,00 1.265.000.000 100,00 1.765.000.000 100,00 4.845.532.750
sertifikat pendidik
Jumlah pengawas SD/MI berkualifikasi
akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki persen 79,00 85,00 587.100.000 90,00 595.455.000 95,00 632.977.750 100,00 1.265.000.000 100,00 1.765.000.000 100,00 4.845.532.750
sertifikat pendidik Disdik dan
Sek. MPD
Persentase jumlah peserta didik dalam setiap
rombongan belajar untuk SMP/MTs tidak
melebihi 36 orang. Untuk setiap rombongan
persen 81,00 81,00 587.100.000 85,00 595.455.000 90,00 632.977.750 95,00 1.265.000.000 100,00 1.765.000.000 100,00 4.845.532.750
belajar tersedia 1 (satu) ruang kelas yang
dilengkapi dengan meja dan kursi yang cukup
untuk peserta didik dan guru serta papan tulis

Persentase SMP dan MTs tersedia ruang


laboratorium IPA yang ada meja dan kursi
yang cukup untuk 36 peserta didik dan persen 81,00 81,00 587.100.000 85,00 595.455.000 90,00 632.977.750 95,00 1.265.000.000 100,00 1.765.000.000 100,00 4.845.532.750
minimal satu set peralatan praktek IPA untuk
peserta didik
Persentase SMP/MTs tersedia satu ruang
guru yang ada dengan meja dan kursi untuk
setiap orang guru, kepala sekolah dan staf
persen 81,00 81,00 587.100.000 85,00 595.455.000 90,00 632.977.750 95,00 1.265.000.000 100,00 1.765.000.000 100,00 4.845.532.750
kependidikan lainnya; dan di setiap SMP/MTs
tersedia ruang kepala sekolah yang terpisah
dari ruang guru
Persentase SMP/MTs tersedia 1 (satu) orang
guru untuk setiap mata pelajaran, dan untuk
persen 81,00 81,00 587.100.000 85,00 595.455.000 90,00 632.977.750 95,00 1.265.000.000 100,00 1.765.000.000 100,00 4.845.532.750
daerah khusus tersedia satu orang guru untuk
setiap rumpun mata pelajaran

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE VI-22


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
setiap SMP/MTs tersedia guru dengan
kualifikasi akademik S-1 atau D-IV sebanyak
70% dan separuh diantaranya (35% dari
persen 81,00 85,00 587.100.000 90,00 595.455.000 95,00 632.977.750 100,00 1.265.000.000 100,00 1.765.000.000 100,00 4.845.532.750
keseluruhan guru) telah memiliki sertifikat
pendidik, untuk daerah khusus masing-
masing sebanyak 40% dan 20%

Menguatkan dan mengintegrasikan muatan agama


Islam dalam penyelenggaraan pendidikan umum
1.2 3.130.825.000 3.296.711.250 3.475.996.813 4.607.506.250 6.588.910.000 21.099.949.313
guna menghasilkan sumber daya manusia yang
unggul dan Islami
Meningkatnya muatan ajaran Islam dan
1.2.1 kukirulum madrasah di jenjang pendidikan 787.100.000 705.455.000 853.977.750 1.398.100.000 1.911.410.000 5.656.042.750
dasar
Program pengintegrasian pendidikan islami dan
1.2.1.1
pendidikan umum
Persentase SD yang memiliki tambahan jam
persen n.a. 50,00 687.100.000 100,00 650.455.000 100,00 743.477.750 100,00 1.331.550.000 100,00 1.838.205.000 100,00 5.250.787.750 Disdik dan
pelajaran agama Islam minimal 4 jam sehari
Sek. MPD
Persentase SMP yang memiliki tambahan jam
persen n.a. 50,00 100.000.000 100,00 55.000.000 100,00 110.500.000 100,00 66.550.000 100,00 73.205.000 100,00 405.255.000
pelajaran agama Islam minimal 4 jam sehari
Meningkatnya peran camat dalam meningkatkan
1.2.2 2.343.725.000 2.591.256.250 2.622.019.063 3.209.406.250 4.677.500.000 15.443.906.563
efektifitas TPQ
1.2.2.1 Program peningkatan efektivitas TPQ Persentase efektifitas penyelenggaraan TPQ persen 40,00 100,00 2.343.725.000 100,00 2.591.256.250 100,00 2.622.019.063 100,00 3.209.406.250 100,00 4.677.500.000 100,00 15.443.906.563 Sek. Kec

Mengembangkan pendidikan karakter di jenjang


1.3 839.725.000 860.711.250 911.496.813 1.561.906.250 2.530.000.000 6.703.839.313
pendidikan dasar
Meningkatnya indeks pendidikan karakter di
1.3.1 839.725.000 860.711.250 911.496.813 1.561.906.250 2.530.000.000 6.703.839.313
semua tingkatan SD dan SMP
sangat sangat sangat Disdik dan
1.3.1.1 Program pengembangan pendidikan karakter Indeks pendidikan karakter di SD dan SMP predikat n.a baik 839.725.000 baik 860.711.250 baik 911.496.813 1.561.906.250 2.530.000.000 6.703.839.313
baik baik baik Sek. MPD

Meningkatkan sumber daya manusia yang unggul


1.4 melalui pemantapan budaya dan gemar membaca 1.094.500.000 1.083.570.000 1.103.570.000 1.091.927.000 1.110.312.400 5.483.879.400
di kalangan masyarakat
Meningkatnya budaya dan gemar membaca di
1.4.1 1.094.500.000 1.083.570.000 1.103.570.000 1.091.927.000 1.110.312.400 5.483.879.400
kalangan masyarakat
1.4.1.1 Program pengembangan budaya membaca Jumlah pengunjung pustaka orang 0 0 1.094.500.000 0 1.083.570.000 3600 1.103.570.000 5400 1.091.927.000 7200 1.110.312.400 7200 5.483.879.400 Setdakab

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE VI-23


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Menyiapkan SDM pemuda yang unggul dan
1.5 9.200.000.000 7.912.200.000 8.028.375.000 10.500.000.000 11.550.000.000 47.190.575.000
berdaya saing serta prestasi olahraga
Berkembangnya organisasi pemuda yang
1.5.1 1.570.000.000 1.207.500.000 1.267.875.000 2.000.000.000 2.500.000.000 8.545.375.000
berkiprah dalam pembangunan
1.5.1.1 Program pembinaan organisasi kepemudaan Organisasi pemuda yang dibina buah 20 22 1.570.000.000 24 1.207.500.000 26 1.267.875.000 28 2.000.000.000 30 2.500.000.000 30 8.545.375.000 Dispora
Tumbuhnya minat, bakat, dan peran aktif
1.5.2 7.580.000.000 6.649.700.000 6.700.000.000 8.000.000.000 8.500.000.000 37.429.700.000
pemuda dalam olahraga
1.5.2.1 Program pengembangan olahraga Jumlah klub olahraga per 10.000 penduduk rasio 31,24 32,24 3.700.000.000 33,24 3.700.000.000 34,24 3.700.000.000 35,24 4.500.000.000 36,24 5.000.000.000 36,24 20.600.000.000 Dispora
Cakupan pembinaan olahraga persen 92,00 95,00 3.880.000.000 100,00 2.949.700.000 100,00 3.000.000.000 100,00 3.500.000.000 100,00 3.500.000.000 100,00 16.829.700.000 Dispora
1.5.3 Meningkatnya prestasi olahraga 50.000.000 55.000.000 60.500.000 500.000.000 550.000.000 1.215.500.000
1.5.3.1 Program peningkatan prestasi olahraga Jumlah prestasi olahraga prestasi 16 27 50000000 32 55000000 37 60500000 41 500000000 46 550000000 46 1.215.500.000 Dispora

Meningkatkan pengarusutamaan gender dalam


1.6 660.000.000 751.000.000 856.100.000 977.710.000 1.118.681.000 4.363.491.000
pembangunan
Berkurangnya kesenjangan pencapaian
1.6.1 660.000.000 751.000.000 856.100.000 977.710.000 1.118.681.000 4.363.491.000
pembangunan antara laki-laki dan perempuan
1.6.1.1 Program pengarusutamaan gender Indeks Pembangunan Gender (IPG) indeks 76,19 76,83 330.000.000 77,47 375.500.000 78,11 428.050.000 78,75 488.855.000 79,39 559.340.500 79,39 2.181.745.500
DP3AKB
Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) indeks 57,82 58,82 330.000.000 59,82 375.500.000 60,82 428.050.000 61,82 488.855.000 62,82 559.340.500 62,82 2.181.745.500

Mewujudkan pelayanan kesehatan yang berkualitas,


2 31.713.665.661 66.563.331.559 103.612.476.500 103.942.634.552 110.368.793.000 416.200.901.272
terjangkau dan merata
Memantapkan dan memperluas akses dan daya
2.1 dukung sarana dan prasarana pelayanan 28.821.862.369 63.478.418.559 90.961.768.000 90.711.361.875 96.731.898.000 370.705.308.804
kesehatan
Meningkatnya pemerataan akses dan mutu
2.1.1 28.821.862.369 63.478.418.559 90.961.768.000 90.711.361.875 96.731.898.000 370.705.308.804
pelayanan kesehatan

2.1.1.1 Program peningkatan kualitas pelayanan kesehatan Rasio dokter umum per 1.000 penduduk rasio 0,16 0,18 2.191.200.000 0,22 1.816.800.000 0,26 2.216.800.000 0,30 2.328.379.600 0,34 2.328.379.600 0,34 10.881.559.200

Rasio dokter spesialis per 1.000 penduduk rasio 0,21 0,24 2.191.200.000 0,27 1.816.800.000 0,30 2.216.800.000 0,33 2.328.379.600 0,36 2.328.379.600 0,36 10.881.559.200
Rasio bidan per 1.000 penduduk rasio 0,89 0,92 2.191.200.000 0,94 1.816.800.000 0,96 2.216.800.000 0,98 2.328.379.600 1,00 2.328.379.600 1,00 10.881.559.200
Rasio perawat per 1.000 penduduk rasio 1,67 1,68 2.191.200.000 1,69 1.816.800.000 1,70 2.216.800.000 1,71 2.328.379.600 1,72 2.328.379.600 1,72 10.881.559.200
Rasio puskesmas per 1.000 penduduk rasio 0,13 0,14 0 0,15 2.000.000.000 0,16 2.100.000.000 0,16 2.200.000.000 0,16 2.300.000.000 0,16 8.600.000.000
Rasio RSUD per 1000 penduduk rasio 0,01 0,01 0 0,01 40.800.000.000 0,01 42.100.000.000 0,01 41.254.463.875 0,01 47.175.000.000 0,01 171.329.463.875 Dinkes
Angka harapan hidup tahun 64,78 65,08 2.191.200.000 65,23 1.816.800.000 65,38 2.216.800.000 65,53 2.328.379.600 65,68 2.328.379.600 65,68 10.881.559.200 dan RSUD

Persentase ketersediaan layanan evakuasi


persen 40,00 50,00 30.000.000 60,00 75.000.000 70,00 338.884.000 80,00 307.500.000 90,00 307.500.000 90,00 1.058.884.000
medis yang berkualitas (darat, laut dan udara)

Persentase cakupan layanan BPJS persen 60,00 70,00 8.902.931.185 80,00 5.722.209.280 90,00 17.500.000.000 100,00 17.500.000.000 100,00 17.500.000.000 100,00 67.125.140.464
Indeks kepuasan masyarakat bidang sangat sangat sangat
predikat n.a baik 8.932.931.185 baik 5.797.209.280 baik 17.838.884.000 17.807.500.000 17.807.500.000 68.184.024.464
kesehatan baik baik baik

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE VI-24


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Menyelenggarakan dan meningkatkan kualitas dan
2.2 715.212.000 424.913.000 432.266.000 444.395.000 444.395.000 2.461.181.000
cakupan pelayanan kesehatan ibu dan anak
2.2.1 Meningkatnya status kesehatan ibu dan anak 715.212.000 424.913.000 432.266.000 444.395.000 444.395.000 2.461.181.000
2.2.1.1 Program peningkatan kesehatan ibu dan anak
Angka kematian ibu per 1.000 kelahiran ibu/1.00
7,00 0,00 143.042.400 0,00 84.982.600 0,00 86.453.200 0,00 88.879.000 0,00 88.879.000 0,00 492.236.200
hidup 0 KLH
Angka kematian bayi per 1.000 kelahiran bayi/1.0
8,00 0,00 143.042.400 0,00 84.982.600 0,00 86.453.200 0,00 88.879.000 0,00 88.879.000 0,00 492.236.200
hidup 00 KLH
Dinkes
bayi/1.0
Angka Kelangsungan Hidup Bayi (AKB) 992,00 1000,00 143.042.400 1000,00 84.982.600 1000,00 86.453.200 1000,00 88.879.000 1000,00 88.879.000 1000,00 492.236.200 dan RSUD
00 KLH
Persentase persalinan ibu oleh tenaga
persen 63,26 82,66 143.042.400 92,36 84.982.600 100,00 86.453.200 100,00 88.879.000 100,00 88.879.000 100,00 492.236.200
kesehatan
Persentase ibu hamil mendapatkan K4 persen 66,83 76,03 143.042.400 80,63 84.982.600 85,23 86.453.200 89,83 88.879.000 94,23 88.879.000 94,23 492.236.200

Meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan gizi


2.3 380.000.000 390.000.000 777.160.000 792.500.000 792.500.000 3.132.160.000
yang berkualitas, adil, dan merata bagi masyarakat

2.3.1 Meningkatnya status gizi masyarakat 380.000.000 390.000.000 777.160.000 792.500.000 792.500.000 3.132.160.000
2.3.1.1 Program peningkatan gizi masyarakat Persentase balita gizi buruk persen 0,54 0,40 380.000.000 0,30 390.000.000 0,20 777.160.000 0,10 792.500.000 0,00 792.500.000 0,00 3.132.160.000 Dinkes dan RSUD

Meningkatkan upaya perlindungan masyarakat


2.4 dari penyakit menular yang diikuti dengan 1.428.000.000 1.070.000.000 6.878.419.000 6.500.000.000 6.500.000.000 22.376.419.000
penyehatan lingkungan
Terbentuknya perilaku pola hidup sehat dan
2.4.1 unit reaksi cepat pada setiap kecamatan yang 1.428.000.000 1.070.000.000 6.878.419.000 6.500.000.000 6.500.000.000 22.376.419.000
responsif
Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Persentase terbentuknya unit reaksi cepat
2.4.1.1 persen 0,00 50,00 767.000.000 100,00 0 100,00 4.542.219.000 100,00 4.000.000.000 100,00 4.000.000.000 100,00 13.309.219.000 Dinkes
Menular pelayanan kesehatan di setiap kecamatan
dan RSUD
2.4.1.2 Program Pengembangan Lingkungan Sehat Persentase RT berperilaku bersih dan sehat persen 62,28 67,28 661.000.000 72,28 1.070.000.000 77,28 2.336.200.000 82,28 2.500.000.000 87,28 2.500.000.000 87,28 9.067.200.000

Meningkatkan ketersediaan obat, dan mutu


2.5 368.591.292 1.200.000.000 4.562.863.500 5.494.377.677 5.900.000.000 17.525.832.469
makanan serta diversifikasi obat kimia ke herbal

2.5.1 Meningkatnya diversifikasi obat kimia ke herbal 368.591.292 1.200.000.000 4.562.863.500 5.494.377.677 5.900.000.000 17.525.832.469
Dinkes
2.5.1.1 Program diversifikasi obat kimia ke herbal Persentase diversifikasi obat kimia ke herbal persen n.a 20,00 368.591.292 40,00 1.200.000.000 60,00 4.562.863.500 80,00 5.494.377.677 100,00 5.900.000.000 100,00 17.525.832.469
dan RSUD

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE VI-25


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Meningkatkan kesejahteraan masyarakat berbasis
3 34.146.600.000 39.890.131.541 42.382.123.867 58.264.778.798 76.857.558.787 251.541.192.994
ekonomi kerakyatan dan pemanfaatan teknologi
Mendorong percepatan pengurangan kemiskinan
3.1 7.877.500.000 9.367.913.851 9.991.758.500 12.709.512.840 16.919.191.833 56.865.877.024
yang terpadu, lintas sektoral dan antar wilayah
Menurunnya penduduk miskin dan pengurangan
3.1.1 kesenjangan pendapatan antar golongan dan 7.877.500.000 9.367.913.851 9.991.758.500 12.709.512.840 16.919.191.833 56.865.877.024
antar kecamatan
3.1.1.1 Program penanggulangan kemiskinan Tingkat Kemiskinan persen 19,93 18,95 7.877.500.000 18,46 9.367.913.851 17,98 9.991.758.500 17,49 12.709.512.840 17,00 16.919.191.833 17,00 56.865.877.024 Dinsos

Mengembangkan ekonomi kerakyatan yang


3.2 berbasis sumber daya lokal untuk mendorong 4.300.600.000 5.393.500.000 6.075.734.367 8.434.525.000 10.528.651.250 34.733.010.617
peningkatan kesejahteraan masyarakat Simeulue
Meningkatnya produksi komoditas perkebunan
3.2.1 1.080.000.000 1.080.000.000 1.080.000.000 1.350.000.000 1.750.000.000 6.340.000.000
unggulan daerah
Program peningkatan produksi komoditas
3.2.1.1
perkebunan unggulan Disbunnak
Jumlah produksi cengkeh ton 2905,87 3988,00 540.000.000 4530,00 540.000.000 5071,00 540.000.000 5613,00 675.000.000 6154,00 875.000.000 6154,00 3.170.000.000 keswan
Jumlah produksi kelapa dalam ton 5414,43 6000,00 540.000.000 6500,00 540.000.000 7000,00 540.000.000 7500,00 675.000.000 8000,00 875.000.000 8000,00 3.170.000.000
3.2.2 Meningkatnya populasi ternak unggulan daerah 2.250.600.000 1.452.000.000 1.958.534.367 2.100.000.000 2.310.000.000 10.071.134.367
3.2.2.1 Program peningkatan populasi ternak unggulan
Jumlah populasi kerbau ekor 26700 28660 750.200.000 30026 484.000.000 31392 652.844.789 32758 700.000.000 34124 770.000.000 34124 3.357.044.789 Disbunnak
Jumlah populasi sapi ekor 3331 3981 750.200.000 4631 484.000.000 5281 652.844.789 5931 700.000.000 6581 770.000.000 6581 3.357.044.789 keswan
Jumlah populasi ayam pedaging ekor 150970 160970 750.200.000 172970 484.000.000 184970 652.844.789 196970 700.000.000 208970 770.000.000 208970 3.357.044.789
3.2.3 Menurunnya angka kematian ternak 300.000.000 500.000.000 500.000.000 850.000.000 1.209.600.000 3.359.600.000
3.2.3.1 Program penanggulangan penyakit ternak
Disbunnak
Jumlah kematian/didera penyakit (ternak
ekor 4457 1335 300.000.000 1292 500.000.000 1066 500.000.000 1564 850.000.000 430 1.209.600.000 430 3.359.600.000 keswan
kerbau)
Meningkatnya KUKM yang kuat berbasis
3.2.4 330.000.000 679.000.000 693.700.000 1.205.525.000 1.234.051.250 4.142.276.250
kerakyatan
3.2.4.1 Program peningkatan KUKM berbasis kerakyatan
Jumlah usaha kecil unit 180 190 200.000.000 190 210.000.000 200 220.500.000 215 231.525.000 225 243.101.250 225 1.105.126.250
Diperinda
Persentase koperasi aktif persen 39,74 42,74 80.000.000 44,74 84.000.000 46,74 88.200.000 48,74 339.000.000 50,74 355.950.000 50,74 947.150.000
gkop
Jumlah usaha menengah unit 25 30 0 35 150.000.000 40 150.000.000 45 150.000.000 50 150.000.000 50 600.000.000
Jumlah usaha mikro unit 1621 1651 50.000.000 1681 235.000.000 1711 235.000.000 1741 485.000.000 1771 485.000.000 1771 1.490.000.000
Meningkatnya investasi/penanaman modal di
3.2.5 0 1.312.500.000 1.363.500.000 1.404.000.000 1.925.000.000 6.005.000.000
Kabupaten Simeulue
3.2.5.1 Program peningkatan investasi
DPMT2PT
Jumlah penanaman modal dalam negeri
buah 13 14 0 15 1.312.500.000 16 1.363.500.000 17 1.404.000.000 18 1.925.000.000 18 6.005.000.000 SP
(PMDN)

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE VI-26


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Meningkatnya TPAK (Tingkat Partisipasi
3.2.6 340.000.000 370.000.000 480.000.000 1.525.000.000 2.100.000.000 4.815.000.000
Angkatan Kerja)
3.2.6.1 Program peningkatan partisipasi angkatan kerja DPMT2PT
Angka TPAK persen 63,00 64,00 340.000.000 65,00 370.000.000 66,00 480.000.000 67,00 1.525.000.000 68,00 2.100.000.000 68,00 4.815.000.000 SP

Meningkatkan produksi dan produktivitas


perikanan tangkap dan budidaya yang ramah
3.3 3.200.000.000 3.221.453.839 3.371.375.000 5.975.625.000 10.789.406.250 26.557.860.089
lingkungan dan berbasis pembangunan
berkelanjutan

3.3.1 Meningkatnya produksi perikanan dan kelautan 3.200.000.000 3.221.453.839 3.371.375.000 5.975.625.000 10.789.406.250 26.557.860.089

3.3.1.1 Program peningkatan produksi perikanan


Jumlah produksi perikanan laut ton 14653 16000 1.550.000.000 17000 1.627.500.000 18000 1.708.875.000 19000 3.700.000.000 20000 7.000.000.000 20000 15.586.375.000 DKP
Jumlah produksi perikanan budidaya ton 23,73 32,73 1.650.000.000 42,73 1.593.953.839 52,73 1.662.500.000 62,73 2.275.625.000 72,73 3.789.406.250 72,73 10.971.485.089

Mengembangkan industri pengolahan yang ramah


3.4 1.080.000.000 3.400.000.000 3.550.000.000 4.800.000.000 6.250.000.000 19.080.000.000
lingkungan
Berkembangnya industri pengolahan produk
3.4.1 686.666.667 2.175.000.000 2.275.000.000 3.058.333.333 3.958.333.333 12.153.333.333
perikanan
Program pengembangan industri pengolahan
3.4.1.1 DKP dan
perikanan
Disperind
Jumlah industri pengolahan perikanan unit 8 10 343.333.333 12 1.087.500.000 14 1.137.500.000 16 1.529.166.667 18 1.979.166.667 18 6.076.666.667
ag
Produksi pengolahan hasil perikanan ton 120 129 343.333.333 138 1.087.500.000 147 1.137.500.000 156 1.529.166.667 167 1.979.166.667 167 6.076.666.667
Berkembangnya industri pengolahan pertanian,
3.4.2 343.333.333 1.087.500.000 1.137.500.000 1.529.166.667 1.979.166.667 6.076.666.667
terutama perkebunan

Program pengembangan industri pengolahan Jumlah industri pengolahan hasil cengkeh, Disperind
3.4.2.1 unit 2 6 343.333.333 6 1.087.500.000 6 1.137.500.000 6 1.529.166.667 6 1.979.166.667 6 6.076.666.667
pertanian kelapa dalam, kelapa sawit dan minyak atsiri ag

3.4.3 Meningkatnya kontribusi industri pengolahan 50.000.000 137.500.000 137.500.000 212.500.000 312.500.000 850.000.000
Disperind
3.4.3.1 Program pengembangan industri pengolahan Kontribusi industri pengolahan dalam PDRB persen 1,39 1,44 50.000.000 1,49 137.500.000 1,53 137.500.000 1,57 212.500.000 1,61 312.500.000 1,61 850.000.000
ag

Menyediakan pemasaran hasil pengolahan


3.5 7.795.000.000 5.780.000.000 5.830.000.000 6.650.000.000 7.300.000.000 33.355.000.000
komoditas pertanian
Tersedianya pemasaran hasil pengolahan
3.5.1 7.795.000.000 5.780.000.000 5.830.000.000 6.650.000.000 7.300.000.000 33.355.000.000
komoditas pertanian unggulan
Program pengembangan sistem pemasaran hasil Jumlah Gapoktan/Poktan pemasaran hasil Distan
3.5.1.1 klp n.a 2 7.795.000.000 4 5.780.000.000 6 5.830.000.000 8 6.650.000.000 10 7.300.000.000 10 33.355.000.000
pengolahan komoditas pertanian pengolahan komoditas pertanian unggulan Pangan

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE VI-27


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Mengembangkan objek dan daya tarik pariwisata
yang sesuai dengan potensi wilayah yang
3.6 2.350.000.000 3.574.500.000 3.712.225.000 5.227.333.333 7.758.123.479 22.622.181.812
dilengkapi dengan sarana dan prasarana
pendukung pariwisata
Meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan
3.6.1 1.175.000.000 1.787.250.000 1.856.112.500 2.613.666.667 3.879.061.739 11.311.090.906
domestik dan asing
Jumlah kunjungan wisatawan domestik dan
3.6.1.1 Program peningkatan wisatawan orang 28032 40000 1.175.000.000 50000 1.787.250.000 60000 1.856.112.500 70000 2.613.666.667 80000 3.879.061.739 80000 11.311.090.906 Disparbud
mancanegara
3.6.2 Meningkatnya kontribusi pariwisata 1.175.000.000 1.787.250.000 1.856.112.500 2.613.666.667 3.879.061.739 11.311.090.906
3.6.2.1 Program pengembangan pariwisata Kontribusi pariwisata dalam PDRB persen 1,46 1,50 1.175.000.000 1,55 1.787.250.000 1,60 1.856.112.500 1,65 2.613.666.667 1,70 3.879.061.739 1,70 11.311.090.906 Disparbud

Mewujudkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di


3.7 498.500.000 643.100.000 682.322.500 1.148.033.500 1.213.986.850 4.185.942.850
Kabupaten Simeulue
Terwujudnya Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)
3.7.1 498.500.000 643.100.000 682.322.500 1.148.033.500 1.213.986.850 4.185.942.850
pada tahun 2020
Program pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus Capaian pelaksanaan Kawasan Ekonomi
3.7.1.1 persen 0,00 30,00 498.500.000 70,00 643.100.000 100,00 682.322.500 100,00 1.148.033.500 100,00 1.213.986.850 100,00 4.185.942.850 Setdakab
(KEK) Khusus (KEK) pada tahun 2020

Mengembangkan BUMDes yang sehat dan


3.8 profesional dan membentuk kelompok usaha 2.927.500.000 3.897.250.000 4.686.975.000 7.081.350.000 8.294.485.000 26.887.560.000
bersama ekonomi produktif skala desa (KUBE)
Terbentuknya BUMDes yang sehat dan
3.8.1 1.500.000.000 1.527.000.000 1.644.700.000 3.481.350.000 4.094.485.000 12.247.535.000
profesional
3.8.1.1 Program Pengembangan BUMDes Jumlah BUMDEs Mandiri unit 0,00 5 1.500.000.000 6 1.527.000.000 6 1.644.700.000 7 3.481.350.000 7 4.094.485.000 29 12.247.535.000 DPMD
Terbentuknya kelompok usaha bersama
3.8.2 500.000.000 1.150.000.000 1.200.000.000 1.200.000.000 1.200.000.000 5.250.000.000
ekonomi produktif skala desa (KUBE)
3.8.2.1 Program Pengembangan KUBE Jumlah KUBE unit 0 5 500.000.000 5 1.150.000.000 6 1.200.000.000 6 1.200.000.000 7 1.200.000.000 29 5.250.000.000 DPMD
Terbentuknya dan terbinanya Teknologi Tepat
3.8.3 927.500.000 1.220.250.000 1.842.275.000 2.400.000.000 3.000.000.000 9.390.025.000
Guna (TTG)
Program pengembangan Teknologi Tepat Guna Jumlah Teknologi Tepat Guna (TTG) yang
3.8.3.1 unit 0 5 927.500.000 5 1.220.250.000 6 1.842.275.000 6 2.400.000.000 7 3.000.000.000 29 9.390.025.000 DPMD
(TTG) terbentuk

Meningkatkan pemberdayaan dan kesejahteraan


3.9 4.117.500.000 4.612.413.851 4.481.733.500 6.238.399.125 7.803.714.125 27.253.760.601
anak terlantar dan PMKS
3.9.1 Terbinanya PMKS di Kabupaten Simeulue 4.117.500.000 4.612.413.851 4.481.733.500 6.238.399.125 7.803.714.125 27.253.760.601
3.9.1.1 Program pembinaan PMKS Persentase PMKS yang dibina persen 45,15 50,00 4.117.500.000 60,00 4.612.413.851 70,00 4.481.733.500 80,00 6.238.399.125 100,00 7.803.714.125 100,00 27.253.760.601 Dinsos

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE VI-28


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik,
4 98.511.059.003 108.939.606.278 114.802.837.135 128.086.696.369 142.858.166.484 593.198.365.270
bersih, dan amanah
Meningkatkan kualitas tata kelola pemerintahan
4.1 yang bersih, efektif dan amanah secara 95.364.019.003 104.689.606.278 110.802.837.135 124.096.696.369 138.373.920.992 573.327.079.777
berkelanjutan
Tercapainya birokrasi yang bersih dan akuntabel
4.1.1 serta terlaksananya road map reformasi 82.704.544.753 93.616.782.378 98.044.823.228 110.334.294.019 121.382.856.633 506.083.301.012
birokrasi
4.1.1.1 Program pelaksanaan reformasi birokrasi
Opini WTP atas laporan keuangan opini WTP WTP 6.719.000.000 WTP 7.054.950.000 WTP 7.407.697.500 WTP 7.778.082.375 WTP 8.166.986.494 WTP 37.126.716.369
LPPD berkategori tinggi kategori sedang tinggi 1.015.000.000 tinggi 2.336.250.000 tinggi 2.386.312.500 tinggi 2.652.381.250 tinggi 2.829.475.313 tinggi 11.219.419.063
LAKIP kategori B predikat C B 1.015.000.000 B 2.336.250.000 B 2.386.312.500 B 2.652.381.250 B 2.829.475.313 B 11.219.419.063
BPKD,
Indeks kepuasan masyarakat terhadap sangat sangat sangat
predikat n.a baik 64.044.306.881 baik 68.479.232.227 baik 72.245.253.606 82.214.281.727 90.155.504.696 377.138.579.137 Setdakab,
pelayanan pemerintah baik baik baik
BKPSDM
Tingkat kapabilitas Akuntabilitas
dan
Pengawasan Internal Pemerintah level 2 2 230.000.000 3 188.000.000 3 182.000.000 3 250.000.000 3 350.000.000 3 1.200.000.000
Inspektora
(APIP)
t
Tingkat maturitas SPIP level 2 2 1.650.000.000 3 1.885.000.000 3 1.925.500.000 3 2.462.750.000 3 3.202.500.000 3 11.125.750.000
Jumlah ASN yang memiliki kompetensi orang n.a. 100 6.831.237.872 120,00 10.077.100.151 150 10.188.747.122 170 10.824.417.417 180 11.848.914.819 540 49.770.417.380
Persentase tindak lanjut temuan persen 22,22 30,00 1.200.000.000 35,00 1.260.000.000 40,00 1.323.000.000 45,00 1.500.000.000 50,00 2.000.000.000 50,00 7.283.000.000

Meningkatnya kualitas perencanaan, koordinasi,


penelitian dan evaluasi pembangunan yang
4.1.2 12.659.474.250 11.072.823.900 12.758.013.907 13.762.402.350 16.991.064.359 67.243.778.765
didukung sistem informasi teknologi serta data
informasi statistik yang akurat dan tepat waktu

4.1.2.1 Program penataan sistem perencanaan


Persentase tahapan perencanaan tepat waktu persen 60,80 64,28 10.949.474.250 73,68 9.417.823.900 84,21 10.992.513.907 94,73 11.880.352.350 100,00 15.059.014.359 100,00 58.299.178.765 Bappeda
Terlaksananya e-goverment persen 0,00 50,00 1.710.000.000 70,00 1.655.000.000 90,00 1.765.500.000 100,00 1.882.050.000 100,00 1.932.050.000 100,00 8.944.600.000

Membina hubungan yang harmonis dan


4.2 meningkatkan kerjasama antar instansi 1.647.040.000 600.000.000 600.000.000 600.000.000 600.000.000 4.047.040.000
pemerintah, swasta/bisnis, dan akademisi
Meningkatnya kerjasama dengan instansi
4.2.1 pemerintah, swasta/bisnis, akademisi minimal 1.647.040.000 600.000.000 600.000.000 600.000.000 600.000.000 4.047.040.000
10 kerjasama/tahun
Jumlah kerjasama (MoU) dengan instansi Kerjasam
4.2.1.1 Program kerjasama pembangunan n.a 10 1.647.040.000 10 600.000.000 10 600.000.000 10 600.000.000 10 600.000.000 50 4.047.040.000 Setdakab
pemerintah, swasta/bisnis, akademisi a/MoU

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE VI-29


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Meningkatkan kualitas dan akses pelayanan,
administrasi kependudukan dan pencatatan sipil
4.3 1.500.000.000 3.650.000.000 3.400.000.000 3.390.000.000 3.884.245.492 15.824.245.492
demi tercapaianya sistem administrasi
kependudukan yang akurat dan dinamis
Mempermudah akses administrasi pelayanan
4.3.1 kependudukan yang akurat, cepat, dekat dan 1.500.000.000 3.650.000.000 3.400.000.000 3.390.000.000 3.884.245.492 15.824.245.492
gratis
Disdukcap
4.3.1.1 Program penataan administrasi kependudukan Persentase penduduk ber-KTP persen 51,27 63,45 1.500.000.000 75,63 3.650.000.000 87,81 3.400.000.000 99,00 3.390.000.000 100,00 3.884.245.492 100,00 15.824.245.492
il

Meningkatkan ketersediaan dan kualitas


5 141.684.411.239 128.670.835.899 146.534.555.825 177.475.470.339 191.089.986.736 785.455.260.037
infrastruktur dan fasilitas umum
Meningkatkan ketersediaan, kualitas, dan cakupan
pelayanan infrastruktur yang terpadu dan
5.1 97.922.411.239 98.341.405.724 98.263.204.142 113.110.364.648 121.094.986.736 528.732.372.490
berkelanjutan untuk percepatan aksesibilitas
wilayah dan menunjang perekonomian daerah
Meningkatnya kualitas jalan Kabupaten
5.1.1 91.460.530.549 71.965.000.000 85.121.681.931 98.375.481.327 104.735.000.000 451.657.693.807
Simeulue
Proporsi panjang jaringan jalan kabupaten
5.1.1.1 Program peningkatan kualitas jalan kabupaten persen 28,32 36,86 91.460.530.549 41,85 71.965.000.000 46,85 85.121.681.931 51,84 98.375.481.327 56,84 104.735.000.000 56,84 451.657.693.807 DPUPR
dalam kondisi baik
Bertambahnya volume dan kapasitas
5.1.2 363.000.000 1.046.956.000 848.600.000 652.815.000 652.815.000 3.564.186.000
penerbangan Lasikin-Nagan Raya
Jumlah volume dan kapasitas penerbangan
5.1.2.1 Program pengembangan transportasi udara frekuensi 647 708 363.000.000 769 1.046.956.000 830 848.600.000 891 652.815.000 952 652.815.000 952 3.564.186.000 Dishub
Lasikin-Nagan Raya
Meningkatnya kapasitas dan kualitas serta
5.1.3 4.628.420.460 18.572.966.483 10.048.614.807 11.248.045.548 12.331.447.824 56.829.495.122
cakupan pelayanan perhubungan
5.1.3.1 Program peningkatan pelayanan perhubungan
Jumlah kapasitas angkut penyeberangan laut
ton 25805 58000 516.666.667 68000 1.666.666.667 78000 1.833.333.333 98000 1.833.333.333 108000 1.833.333.333 108000 7.683.333.333
(barang)
Persentase kualitas pelayanan penyeberangan Dishub
persen 40,00 50,00 516.666.667 60,00 1.666.666.667 70,00 1.833.333.333 80,00 1.833.333.333 100,00 1.833.333.333 100,00 7.683.333.333
orang
Persentase standarisasi angkutan darat antar
persen n.a 20,00 654.166.667 40,00 1.726.666.667 60,00 1.893.333.333 80,00 1.913.333.333 100,00 1.913.333.333 100,00 8.100.833.333
kecamatan dan dalam kota
Meningkatnya akses dan cakupan pelayanan
5.1.4 1.470.460.230 6.756.483.242 2.244.307.404 2.834.022.774 3.375.723.912 16.680.997.561
komunikasi
5.1.4.1 Program pemerataan akses layanan komunikasi Persentase gampong terakses jaringan HP persen 81,15 90,00 1.470.460.230 100,00 6.756.483.242 100,00 2.244.307.404 100,00 2.834.022.774 100,00 3.375.723.912 100,00 16.680.997.561 Diskominsa

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE VI-30


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Meningkatkan kualitas dan cakupan pelayanan
5.2 irigasi untuk mendukung peningkatan produksi 15.200.000.000 3.251.930.174 5.414.526.683 6.585.253.017 7.000.000.000 37.451.709.874
pertanian pangan
Terbangunnya tiga daerah irigasi teknis skala
menengah Sigulai, Sibuluh dan Suak Lamatan
5.2.1 15.200.000.000 3.251.930.174 5.414.526.683 6.585.253.017 7.000.000.000 37.451.709.874
untuk mengairi lahan sawah 3000 ha tahun
2020
5.2.1.1 Program pembangunan irigasi Persentase luas sawah yang terairi irigasi persen 17,42 24,91 15.200.000.000 32,40 3.251.930.174 39,88 5.414.526.683 47,37 6.585.253.017 56,15 7.000.000.000 56,15 37.451.709.874 DPUPR

Meningkatkan ketersediaan perumahan layak huni


dan pembangunan infrastruktur permukiman
5.3 26.903.000.000 22.294.500.000 37.136.825.000 49.344.852.673 53.250.000.000 188.929.177.673
untuk mendukung layanan infrastruktur dasar
yang layak
5.3.1 Berkurangnya rumah tidak layak huni 1.305.000.000 1.400.000.000 2.000.000.000 2.344.852.673 3.250.000.000 10.299.852.673
5.3.1.1 Program pembangunan rumah layak huni Persentase rumah layak huni persen 44,90 46,66 1.305.000.000 49,59 1.400.000.000 53,01 2.000.000.000 56,19 2.344.852.673 59,85 3.250.000.000 59,85 10.299.852.673 DPUPR
Meningkatnya kualitas dan cakupan pelayanan
5.3.2 25.598.000.000 20.894.500.000 35.136.825.000 47.000.000.000 50.000.000.000 178.629.325.000
infrastruktur permukiman
5.3.2.1 Program pembangunan infrastruktur permukiman
Persentase rumah tangga terakses air minum persen 31,09 36,59 11.199.000.000 42,09 6.447.250.000 47,59 10.068.412.500 53,09 11.000.000.000 58,63 12.000.000.000 58,63 50.714.662.500
Persentase rumah tangga terakses sanitasi DPUPR
persen 51,81 55,66 11.199.000.000 59,51 6.447.250.000 63,36 10.068.412.500 67,01 11.000.000.000 71,08 12.000.000.000 71,08 50.714.662.500
layak
Persentase ketersediaan infrastruktur
persen 35,00 40,00 3.200.000.000 45,00 8.000.000.000 50,00 15.000.000.000 55,00 25.000.000.000 60,00 26.000.000.000 60,00 77.200.000.000
lingkungan permukiman perkotaan

Menyediakan fasilitas publik dan ruang terbuka


5.4 1.659.000.000 4.783.000.000 5.720.000.000 8.435.000.000 9.745.000.000 30.342.000.000
hijau
Terselesaikannya RTH Sinabang 1% dari luas
5.4.1 129.000.000 1.353.000.000 1.820.000.000 2.285.000.000 2.845.000.000 8.432.000.000
kawasan kota tahun 2022

5.4.1.1 Program pembangunan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Luas RTH publik yang dikelola Hektar 4,17 6,07 129.000.000 6,07 1.353.000.000 7,27 1.820.000.000 7,27 2.285.000.000 7,27 2.845.000.000 7,27 8.432.000.000 DPUPR
Tertatanya kawasan perkotaan yang
5.4.2 representatif (Suka Jaya, Sinabang, Suka Maju, 1.530.000.000 3.430.000.000 3.900.000.000 6.150.000.000 6.900.000.000 21.910.000.000
Air Dingin dan Suka Karya)
5.4.2.1 Program penataan kawasan perkotaan
Jumlah dokumen dan regulasi perencanaan
dokumen 2,00 1,00 500.000.000 1,00 1.500.000.000 1,00 1.750.000.000 1,00 2.900.000.000 1,00 3.250.000.000 7,00 9.900.000.000
tata ruang DPUPR
Persentase penataan kawasan kota sinabang
persen 50,00 60,00 1.030.000.000 70,00 1.930.000.000 80,00 2.150.000.000 90,00 3.250.000.000 100,00 3.650.000.000 0,00 12.010.000.000
yang representatif

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE VI-31


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Mengelola sumber daya alam secara optimal,
6 491.487.500 1.653.200.000 941.600.000 956.000.000 1.200.000.000 5.242.287.500
berkelanjutan, dan berwawasan lingkungan
Meningkatkan pengelolaan lingkungan hidup yang
6.1 didukung peran aktif seluruh komponen 491.487.500 1.653.200.000 941.600.000 956.000.000 1.200.000.000 5.242.287.500
masyarakat
Meningkatnya kesadaran pelestarian lingkungan
6.1.1 hidup yang sesuai dengan kondisi daerah dan 245.743.750 826.600.000 470.800.000 478.000.000 600.000.000 2.621.143.750
berwawasan lingkungan
Program pengendalian pencemaran lingkungan Persentase keterlibatan masyarakat dalam
6.1.1.1 persen 30,00 40,00 245.743.750 50,00 826.600.000 60,00 470.800.000 70,00 478.000.000 80,00 600.000.000 80,00 2.621.143.750 DLH
hidup pelestarian lingkungan hidup
6.1.2 Terbentuknya dan terbinanya kawasan TAHURA 245.743.750 826.600.000 470.800.000 478.000.000 600.000.000 2.621.143.750

6.1.2.1 Program pengelolaan kawasan Tahura Persentase pengelolaan kawasan Tahura persen 0,00 25,00 245.743.750 50,00 826.600.000 75,00 470.800.000 100,00 478.000.000 100,00 600.000.000 100,00 2.621.143.750 DLH

Meningkatkan cakupan pelayanan persampahan di


6.2 300.000.000 4.297.600.000 5.869.360.000 7.618.296.000 8.650.072.500 30.304.978.500
setiap kecamatan
Meningkatnya cakupan pelayanan persampahan
6.2.1 200.000.000 500.000.000 750.000.000 1.200.000.000 1.249.250.750 3.899.250.750
di 10 kecamatan
Program peningkatan kinerja pengelolaan
6.2.1.1
persampahan
Cakupan wilayah penanganan persampahan di kecamata
3 4 100.000.000 6 250.000.000 8 375.000.000 8 600.000.000 8 624.625.375 8 1.949.625.375
ibukota kecamatan n DLH
Persentase operasionalisasi TPA Control
persen 40,00 60,00 100.000.000 70,00 250.000.000 80,00 375.000.000 90,00 600.000.000 100,00 624.625.375 100,00 1.949.625.375
Lanfill Desa Suak Buluh
Persentase penanganan sampah persen 29,72 34,54 100.000.000 39,36 250.000.000 41,77 375.000.000 44,18 600.000.000 46,59 624.625.375 46,59 1.949.625.375
Terbentuknya dan terbinanya unit usaha
6.2.2 100.000.000 250.000.000 375.000.000 600.000.000 624.625.375 1.949.625.375
ekonomi yang berbasis sampah

6.2.2.1 Program pembinaan unit usaha berbasis sampah Jumlah usaha ekonomi yang berbasis sampah unit n.a. 3 100.000.000 6 250.000.000 9 375.000.000 12 600.000.000 15 624.625.375 15 1.949.625.375 DLH

Mengembangkan manajemen sistem mitigasi


bencana secara terpadu termasuk Early Warning
6.3 670.000.000 3.500.000.000 7.270.000.000 9.225.000.000 12.500.000.000 33.165.000.000
System dan pencegahan bencana yang melibatkan
peran aktif seluruh komponen masyarakat
Meningkatnya manajemen sistem mitigasi
6.3.1 bencana termasuk Early Warning System dan 670.000.000 3.500.000.000 7.270.000.000 9.225.000.000 12.500.000.000 33.165.000.000
pencegahan bencana
162 157 152 147 142 137 137
6.3.1.1 Program pengembangan sistem mitigasi bencana Indeks resiko bencana indeks 670.000.000 3.500.000.000 7.270.000.000 9.225.000.000 12.500.000.000 33.165.000.000 BPBD
(tinggi) (tinggi) (tinggi) (tinggi) (sedang) (sedang) (sedang)

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE VI-32


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Mewujudkan ketahanan pangan dan kemandirian
7 4.970.050.000 4.265.600.000 5.675.049.578 6.618.296.000 7.691.571.000 29.220.566.578
pangan
Mengembangkan sistem pertanian berkelanjutan
yang efisien, berbasis iptek dan sumber daya lokal,
7.1 serta berwawasan lingkungan yang dapat 3.469.650.000 3.297.600.000 4.369.360.000 5.218.296.000 6.151.571.000 22.506.477.000
menumbuhkan ketahanan pangan dan
kemandirian pangan
Meningkatkan produksi pangan dan
7.1.1 3.469.650.000 3.297.600.000 4.369.360.000 5.218.296.000 6.151.571.000 22.506.477.000
kesejahteraan petani

7.1.1.1 Program peningkatan produksi komoditas pangan


Distan
Produktivitas padi per hektar ton/ha 1,24 2,00 783.883.333 3,00 775.000.000 4,00 1.135.833.333 4,00 1.332.750.000 4,00 1.532.691.667 4,00 5.560.158.333
Pangan
Jumlah produksi padi gabah ton 13906 15000 1.073.883.333 17000 1.040.000.000 19000 1.373.333.333 22000 1.675.000.000 24000 2.041.666.667 24000 7.203.883.333
Luas tanaman palawija dan hortikultura ha n.a. 500,00 1.073.883.333 1000,00 1.040.000.000 1500,00 1.373.333.333 1700,00 1.675.000.000 2000,00 2.041.666.667 2000,00 7.203.883.333
Jumlah desa mandiri pangan desa n.a. 40,00 538.000.000 50,00 442.600.000 20,00 486.860.000 15,00 535.546.000 13,00 535.546.000 138,00 2.538.552.000

Meningkatkan diversifikasi pangan yang bergizi,


7.2 seimbang, terjangkau dan terakses oleh seluruh 1.500.400.000 968.000.000 1.305.689.578 1.400.000.000 1.540.000.000 6.714.089.578
masyarakat
Meningkatnya diversifikasi hasil pangan yang
7.2.1 beragam, bergizi, seimbang, terjangkau dan 1.500.400.000 968.000.000 1.305.689.578 1.400.000.000 1.540.000.000 6.714.089.578
terakses
7.2.1.1 Program peningkatan produksi daging dan telur
Disbunnak
Jumlah produksi daging sapi kg 7716 30000 750.200.000 50000 484.000.000 70000 652.844.789 90000 700.000.000 110000 770.000.000 110000 3.357.044.789
keswan
Jumlah produksi daging ayam kg 117016 118000 750.200.000 119000 484.000.000 120000 652.844.789 130000 700.000.000 140000 770.000.000 140000 3.357.044.789

Mewujudkan tata kehidupan masyarakat yang rukun


8 13.300.683.737 15.260.377.094 14.748.763.915 18.420.201.214 23.322.143.054 85.052.169.014
dan harmoni dengan pengamalan nilai-nilai syariat

Meningkatkan kualitas pelaksanaan dan


pengamalan nilai-nilai Islam dalam sendi
8.1 11.725.683.737 11.880.377.094 12.259.013.915 15.035.551.214 18.947.570.614 69.848.196.574
kehidupan bermasyarakat dan di lingkungan
pemerintahan
Menguatnya kualitas masyarakat berbasis Al-
8.1.1 1.135.612.929 1.248.341.742 1.249.215.846 1.342.252.405 1.475.585.738 6.451.008.659
Qur'an dan Al-Hadits
8.1.1.1 Program pembinaan syariat Islam Jumlah hafizh Al-Qur'an orang 0 5 1.135.612.929 10 1.248.341.742 15 1.249.215.846 20 1.342.252.405 25 1.475.585.738 25 6.451.008.659 Dinsyar
8.1.2 Makmurnya masjid dan meunasah 1.135.612.929 1.248.341.742 1.249.215.846 1.342.252.405 168 1.475.585.738 6.451.008.659
Jumlah Masjid yang aktif melaksanakan
8.1.2.1 Program gerakan memakmurkan masjid unit n.a. 165,00 1.135.612.929 168,00 1.248.341.742 168,00 1.249.215.846 168,00 1.342.252.405 168,00 1.475.585.738 168,00 6.451.008.659 Dinsyar
shalat berjamaah lima waktu

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE VI-33


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Meningkatnya kualitas sarana dan prasarana
8.1.3 5.205.000.000 5.205.000.000 5.205.000.000 6.000.000.000 7.500.000.000 29.115.000.000
ibadah
Program pembangunan/peningkatan/ pemeliharaan
8.1.3.1 Persentase masjid yang memenuhi standar persen 30,00 40,00 5.205.000.000 50,00 5.205.000.000 60,00 5.205.000.000 70,00 6.000.000.000 80,00 7.500.000.000 80,00 29.115.000.000 Dinsyar
sarana dan prasarana ibadah
8.1.4 Meningkatnya kader dakwah dan ulama 1.041.017.180 1.198.124.098 1.542.998.608 2.320.000.000 3.820.000.000 9.922.139.886
Sek.MPU
8.1.4.1 Program pengkaderan ulama Jumlah pengkaderan ulama orang 50 60 1.041.017.180 70 1.198.124.098 80 1.542.998.608 90 2.320.000.000 90 3.820.000.000 90 9.922.139.886 dan
Dinsyar
Meningkatnya pembinaan
8.1.5 2.072.827.770 1.732.227.770 1.763.367.770 2.688.794.000 3.200.813.400 11.458.030.710
pesantren/dayah/balai pengajian
Program pembinaan pesantren/dayah/balai Persentase pesantren/dayah/balai pengajian
8.1.5.1 persen 0,00 10,00 2.072.827.770 20,00 1.732.227.770 30,00 1.763.367.770 40,00 2.688.794.000 50,00 3.200.813.400 50,00 11.458.030.710 Dinsyar
pengajian yang dibina
Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk
8.1.6 1.135.612.929 1.248.341.742 1.249.215.846 1.342.252.405 1.475.585.738 6.451.008.659
berzakat dan berinfaq
8.1.6.1 Program pengumpulan dan penyaluran ZIS Jumlah zakat dan infaq yang disalurkan Juta Rp 2026,24 2228,87 1.135.612.929 2431,49 1.248.341.742 2634,11 1.249.215.846 2836,74 1.342.252.405 3039,36 1.475.585.738 3039,36 6.451.008.659 Se.BMK

Meningkatkan intensitas penegakan dan


8.2 pengawasan Qanun dan nilai-nilai syariat (Jinayah, 0 500.000.000 525.000.000 1.000.000.000 1.589.922.440 3.614.922.440
Muamalah dan Aqidah)
Berkurangnya kasus pelanggaran qanun dan
8.2.1 0 500.000.000 525.000.000 1.000.000.000 1.589.922.440 3.614.922.440
nilai-nilai syariat
Program pengawasan dan pengendalian
8.2.1.1 Jumlah kasus pelanggaran qanun syariat kasus 6 4 0 2 500.000.000 0 525.000.000 0 1.000.000.000 0 1.589.922.440 0 3.614.922.440 Dinsyar
pelaksanaan qanun syariat Islam

Melestarikan adat istiadat yang bernilai syariat dan


8.3 meningkatkan peran kelembagan adat di tengah 1.575.000.000 2.880.000.000 1.964.750.000 2.384.650.000 2.784.650.000 11.589.050.000
kehidupan masyarakat
Terbinanya dan terpeliharanya adat istiadat
8.3.1 1.575.000.000 2.880.000.000 1.964.750.000 2.384.650.000 2.784.650.000 11.589.050.000
yang bernilai syariat
Program pelestarian adat istiadat yang bernilai
8.3.1.1 Persentase adat-istiadat yang dilestarikan persen 30,00 40,00 1.575.000.000 50,00 2.880.000.000 60,00 1.964.750.000 70,00 2.384.650.000 80,00 2.784.650.000 80,00 11.589.050.000 Sek.MAA
syariat Islam
Meningkatnya dan efektifnya kelembagaan adat
8.3.2 1.099.000.000 219.000.000 160.000.000 240.000.000 245.000.000 1.963.000.000
di tengah-tengah kehidupan masyarakat
Persentase aktifnya kelembagaan adat dan
8.3.2.1 Program pembinaan lembaga adat budaya di tengah-tengah kehidupan persen 40 50 1.099.000.000 60,00 219.000.000 70,00 160.000.000 80,00 240.000.000 90,00 245.000.000 90,00 1.963.000.000 Sek.MAA
masyarakat

JUMLAH 350.360.807.140 390.265.464.872 454.866.544.946 535.673.126.772 608.456.122.462 2.339.622.066.190

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE VI-34


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

BAB VII
KERANGKA PENDANAAN PEMBANGUNAN DAN PROGRAM
PERANGKAT DAERAH

7.1. Kerangka Pendanaan Pembangunan


Memperhatikan potensi penerimaan daerah yang akan dicapai
Pemerintah Kabupaten Simeulue Tahun 2018-2022, direncanakan
pengeluaran atau belanja tidak langsung mencapai Rp.2,12 triliyun
selama tahun 2017-2022. Sementara itu, untuk pengeluaran/belanja
langsung direncanakan mencapai Rp 2,21 triliyun selama tahun 2018-
2022. Belanja langsung tersebut dialokasikan Pemerintah Kabupaten
Simeulue untuk belanja pegawai, belanja barang dan jasa, dan belanja
Modal. Belanja langsung tersebut juga untuk mendanai berbagai
program pembangunan prioritas Pemerintah Kabupaten Simeulue
dalam upaya mencapai Visi dan Misi Pembangunan Kabupaten
Simeulue Tahun 2017-2022. Lebih lanjut, belanja langsung tersebut
berdasarkan bidang urusan pembangunan yang merupakan
pengeluaran yang terdiri dari program rutin SKPK dan program prioritas.

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE VII-1


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022
Tabel 7.1
Kerangka Pendanaan Pembangunan RPJMK Simeulue Tahun 2018-2022
Kapasitas Proyeksi
Kode
Riil/Belanja 2018 2019 2020 2021 2022

KAPASITAS RIIL
829.073.851.789,00 903.940.073.339,00 987.477.857.692,00 1.080.684.251.462,00 1.184.672.298.925,00
KEUANGAN
2 BELANJA 829.073.851.789,00 903.940.073.338,84 987.477.857.692,14 1.080.684.251.462,31 1.184.672.298.925,16
Belanja Tidak
2.1 413.499.225.905,03 418.825.398.206,71 424.253.934.525,73 429.786.876.049,05 435.426.304.778,41
Langsung
2.1.1 Belanja Pegawai 255.088.030.393,83 260.189.791.001,71 265.393.586.821,74 270.701.458.558,18 276.115.487.729,34
2.1.2 Belanja Hibah 2.909.200.000,00 2.909.200.000,00 2.909.200.000,00 2.909.200.000,00 2.909.200.000,00
Belanja Bantuan
2.1.3 1.826.128.020,00 1.826.128.020,00 1.826.128.020,00 1.826.128.020,00 1.826.128.020,00
Sosial
2.1.4 Belanja Bagi Hasil 671.127.287,20 672.115.335,71 673.104.838,84 674.095.798,74 675.088.217,56
Belanja Bantuan
2.1.5 150.004.740.204,00 150.225.580.515,97 150.446.745.953,95 150.668.236.996,60 150.890.054.123,29
Keuangan
Belanja Tidak
2.1.6 3.000.000.000,00 3.002.583.333,33 3.005.168.891,20 3.007.756.675,53 3.010.346.688,22
Terduga

2.2 Belanja Langsung 415.574.625.883,97 485.114.675.132,13 563.223.923.166,41 650.897.375.413,26 749.245.994.146,76


2.2.1 Belanja Pegawai 77.669.543.375,50 84.879.103.882,59 99.138.835.819,31 115.093.467.817,32 132.936.936.109,99
2.2.2 Belanja Modal 209.124.131.545,00 240.850.618.869,44 273.200.437.153,66 309.340.160.831,52 349.703.563.529,12
Belanja Barang dan
2.2.3 128.780.950.963,47 159.384.952.380,10 190.884.650.193,44 226.463.746.764,43 266.605.494.507,65
Jasa

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE VII-2


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

7.2. Program Perangkat Daerah


Program-program yang telah diuraikan pada BAB VI sebelumnya
merupakan upaya untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten
(RPJMK) Simeulue Tahun 2017-2022. Program-program prioritas 5
(lima) tahunan yang disertai dengan pagu indikatif sesuai dengan
rencana/proyeksi penerimaan tiap tahun. Distribusi kebutuhan
pendanaan berdasarkan masing-masing urusan/bidang urusan
pemerintahan dan program prioritas pembangunan disajikan Tabel 7.2.

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE VII-3


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

Tabel 7.2
Indikasi Rencana Program Prioritas Yang Disertai Kebutuhan Pendanaan Kabupaten Simeulue
Kondisi Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Perangkat
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kinerja Program Kinerja Kondisi Kinerja Pada Akhir Daerah
Kode Satuan 2018 2019 2020 2021 2022
Program Prioritas Pembangunan (Outcome) Awal Periode RPJMK Penanggung
RPJMK Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Jawab
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

Urusan Wajib 289.774.248.416 342.820.991.205 412.790.975.601 477.120.644.415 540.164.955.995 2.062.671.815.632


1 Terkait Pelayanan Dasar 250.176.628.771 274.433.940.542 346.700.086.685 408.279.086.554 465.044.599.855 1.744.634.342.408
1 01 Pendidikan 31.314.850.900 31.860.116.179 33.881.209.260 55.876.923.167 79.310.224.183 232.243.323.689
Program Pelayanan Administrasi Indeks kepuasan masyarakat sangat sangat sangat Disdik dan
1 01 01 predikat n.a baik 14.057.188.149 baik 14.741.491.372 baik 15.503.833.941 20.821.323.282 25.818.933.812 90.942.770.556
Perkantoran terhadap pelayanan pemerintah baik baik baik Sek.MPD
Program Peningkatan Sarana dan Tingkat ketersediaan kebutuhan Disdik dan
1 01 02 persen n.a 75,00 253.145.708 77,00 301.446.194 80,00 319.287.143 82,00 337.057.300 82,00 354.149.664 82,00 1.565.086.008
Prasarana Aparatur sarana dan prasarana aparatur Sek.MPD
Program Peningkatan Disiplin
1 01 03 Tingkat kedisiplinan aparatur persen n.a 70,00 0 73,00 52.340.000 77,00 0 80,00 31.200.000 85,00 0 85,00 83.540.000 Sek.MPD
Aparatur
Program Peningkatan Kapasitas Jumlah ASN yang memiliki Disdik dan
1 01 05 orang n.a. 100,00 125.017.043 120,00 134.254.613 150,00 141.780.677 170,00 148.869.711 180,00 156.313.196 540,00 706.235.239
Sumber Daya Aparatur kompetensi Sek.MPD
Program Peningkatan
Disdik dan
1 01 06 Pengembangan Sistem Pelaporan 40.000.000 150.000.000 150.000.000 150.000.000 150.000.000 640.000.000
Sek.MPD
Capaian Kinerja dan Keuangan
LPPD berkategori tinggi kategori sedang tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi 0
LAKIP kategori B predikat C B B B B B B 0
Program Pendidikan Anak Usia
1 01 15 Angka Partisipasi PAUD persen n.a 85,00 598.000.000 88,00 627.900.000 92,00 659.295.000 95,00 4.000.000.000 100,00 10.748.968.050 100,00 16.634.163.050 Disdik
Dini
Program Wajib Belajar Pendidikan Disdik dan
1 01 16 11.742.000.000 11.909.100.000 12.659.555.000 25.300.000.000 35.300.000.000 96.910.655.000
Dasar Sembilan Tahun Sek.MPD
Angka Partisipasi Murni (APM)
persen 91,05 95,67 95,67 96,27 96,57 100,00 100,00 0
SD/MI/Paket A
Angka Partisipasi Murni (APM)
persen 68,67 76,38 77,31 78,24 79,17 80,10 80,10 0
SMP/MTs/Paket B
Angka Partisipasi Kasar (APK)
persen 102,94 105,00 108,00 111,00 114,00 117,00 117,00 0
SD/MI/Paket A
Angka Partisipasi Kasar (APK)
persen 93,55 97,22 97,95 98,68 99,41 100,00 100,00 0
SMP/MTs/Paket B
Angka rata-rata lama sekolah tahun 8,91 8,93 8,96 9,00 9,13 9,16 9,16 0
Angka harapan sekolah tahun 12,72 13,07 13,27 13,37 13,47 13,57 13,57 0
Persentase SD/SMP yang memiliki
persen 81,28 85,00 90,00 95,00 100,00 100,00 100,00 0
perpustakaan yang baik
Persentase ruang kelas yang baik
persen 34,55 50,00 60,00 70,00 80,00 90,00 90,00 0
di SD/SMP
Jumlah peserta didik setiap rombel
untuk SD/MI tidak melebihi 32
orang. Setiap rombongan belajar
tersedia 1 (satu) ruang kelas persen 81,00 82,00 85,00 90,00 95,00 100,00 100,00 0
dengan meja dan kursi yang cukup
untuk peserta didik dan guru serta
papan tulis

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE VII-4


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Di setiap SD/MI tersedia satu
ruang guru yang dilengkapi dengan
meja dan kursi untuk setiap orang persen 57,00 70,00 80,00 90,00 95,00 100,00 100,00 0
guru, kepala sekolah dan staf
kependidikan lainnya

Di setiap SD/MI tersedia 2 (dua)


orang guru yang memenuhi
kualifikasi akademik S1 atau D-IV persen 82,00 81,00 85,00 90,00 95,00 100,00 100,00 0
dan 2 (dua) orang guru yang telah
memiliki sertifikat pendidik
Jumlah kepala SD/MI
berkualifikasi akademik S-1 atau D-
persen 71,00 75,00 80,00 85,00 90,00 100,00 100,00 0
IV dan telah memiliki sertifikat
pendidik
Jumlah pengawas SD/MI
berkualifikasi akademik S-1 atau D-
persen 79,00 85,00 90,00 95,00 100,00 100,00 100,00 0
IV dan telah memiliki sertifikat
pendidik
Persentase jumlah peserta didik
dalam setiap rombongan belajar
untuk SMP/MTs tidak melebihi 36
orang. Untuk setiap rombongan
belajar tersedia 1 (satu) ruang persen 81,00 81,00 85,00 90,00 95,00 100,00 100,00 0
kelas yang dilengkapi dengan meja
dan kursi yang cukup untuk
peserta didik dan guru serta papan
tulis
Persentase SMP dan MTs tersedia
ruang laboratorium IPA yang ada
meja dan kursi yang cukup untuk
persen 81,00 81,00 85,00 90,00 95,00 100,00 100,00 0
36 peserta didik dan minimal satu
set peralatan praktek IPA untuk
peserta didik
Persentase SMP/MTs tersedia satu
ruang guru yang ada dengan meja
dan kursi untuk setiap orang guru,
kepala sekolah dan staf
persen 81,00 81,00 85,00 90,00 95,00 100,00 100,00 0
kependidikan lainnya; dan di
setiap SMP/MTs tersedia ruang
kepala sekolah yang terpisah dari
ruang guru
Persentase SMP/MTs tersedia 1
(satu) orang guru untuk setiap
mata pelajaran, dan untuk daerah
persen 81,00 81,00 85,00 90,00 95,00 100,00 100,00 0
khusus tersedia satu orang guru
untuk setiap rumpun mata
pelajaran

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE VII-5


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
setiap SMP/MTs tersedia guru
dengan kualifikasi akademik S-1
atau D-IV sebanyak 70% dan
separuh diantaranya (35% dari
persen 81,00 85,00 90,00 95,00 100,00 100,00 100,00 0
keseluruhan guru) telah memiliki
sertifikat pendidik, untuk daerah
khusus masing-masing sebanyak
40% dan 20%
Persentase SD yang memiliki
tambahan jam pelajaran agama persen n.a. 50,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 0
Islam minimal 4 jam sehari
Indeks pendidikan karakter di SD
predikat n.a baik baik baik sangat baik sangat baik sangat baik 0
dan SMP
1 01 18 Program Pendidikan Non Formal Angka Melek Huruf persen 98,71 99,01 50.000.000 99,16 400.000.000 99,31 400.000.000 99,46 400.000.000 99,61 400.000.000 99,61 1.650.000.000 Disdik
Program Peningkatan Mutu
Persentase guru berpendidikan
1 01 20 Pendidikan dan Tenaga persen 79,17 80,00 1.000.000.000 81,00 1.000.000.000 82,00 1.000.000.000 83,00 1.400.000.000 84,00 2.800.000.000 84,00 7.200.000.000 Sek.MPD
S1/S2
Kependidikan
Program Pengembangan Budaya Setdakab dan
1 01 21 Jumlah pengunjung pustaka orang 0 0 1.094.500.000 0 1.083.570.000 3.600 1.103.570.000 5.400 1.091.927.000 7.200 1.110.312.400 7.200 5.483.879.400
Baca dan Pembinaan Perpustakaan Sek.MPD

Program Manajemen Pelayanan Disdik dan


1 01 22 Persentase SD berakreditasi A persen 6,96 7,10 1.055.000.000 7,20 1.000.014.000 7,30 1.111.887.500 7,40 1.113.445.875 7,50 1.205.137.061 7,50 5.485.484.436
Pendidikan Sek.MPD
Persentase mahasiswa yang
Program Pembinaan dan Bantuan
1 01 23 mendapat pembinaan/bantuan persen 30,00 40,00 300.000.000 55,00 240.000.000 70,00 390.000.000 85,00 350.000.000 100,00 420.000.000 100,00 1.700.000.000 Setdakab
Pendidikan
pendidikan
Persentase pesantren/dayah/balai
1 01 24 Program Pendidikan Dayah persen 0,00 10,00 800.000.000 20,00 110.000.000 30,00 221.000.000 40,00 600.000.000 50,00 700.000.000 50,00 2.431.000.000 Dinsyar
pengajian yang dibina

Program Pengembangan
1 01 25 Pelaksanaan Syariat Islam di 200.000.000 110.000.000 221.000.000 133.100.000 146.410.000 810.510.000 Disdik
Lokasi Sekolah
Persentase SD yang memiliki
tambahan jam pelajaran agama persen n.a. 50,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 0
Islam minimal 4 jam sehari
Persentase SMP yang memiliki
tambahan jam pelajaran agama persen n.a. 50,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 0
Islam minimal 4 jam sehari
0
1 02 Kesehatan 44.181.665.661 80.811.731.559 118.094.346.500 120.989.374.239 128.308.819.672 492.385.937.632
Program Pelayanan Administrasi Indeks kepuasan masyarakat Dinkes dan
1 02 01 predikat n.a baik 11.560.500.000 baik 12.138.525.000 baik 12.745.451.250 sangat baik 15.000.000.000 sangat baik 15.750.000.000 sangat baik 67.194.476.250
Perkantoran terhadap pelayanan pemerintah RSUD
Program Peningkatan Sarana dan Tingkat ketersediaan kebutuhan Dinkes dan
1 02 02 persen n.a 75,00 867.500.000 77,00 910.875.000 80,00 956.418.750 82,00 1.004.239.688 82,00 1.054.451.672 82,00 4.793.485.109
Prasarana Aparatur sarana dan prasarana aparatur RSUD
Program Peningkatan Disiplin Dinkes dan
1 02 03 Tingkat kedisiplinan aparatur persen n.a 70,00 0 73,00 449.000.000 77,00 0 80,00 231.000.000 85,00 291.000.000 85,00 971.000.000
Aparatur RSUD
Program Peningkatan Kapasitas Jumlah ASN yang memiliki Dinkes dan
1 02 05 orang n.a. 100,00 0 120,00 600.000.000 150,00 630.000.000 170,00 661.500.000 180,00 694.575.000 540,00 2.586.075.000
Sumber Daya Aparatur kompetensi RSUD

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE VII-6


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Program Peningkatan
Dinkes dan
1 02 06 Pengembangan Sistem Pelaporan 40.000.000 150.000.000 150.000.000 150.000.000 150.000.000 640.000.000
RSUD
Capaian Kinerja dan Keuangan
LPPD berkategori tinggi kategori sedang tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi 0
LAKIP kategori B predikat C B B B B B B 0
Program Obat dan Perbekalan Persentase diversifikasi obat kimia
1 02 15 persen n.a 20,00 120.000.000 40,00 1.000.000.000 60,00 4.000.000.000 80,00 4.876.366.000 100,00 5.000.000.000 100,00 14.996.366.000 Dinkes
Kesehatan ke herbal
Program Upaya Kesehatan Dinkes dan
1 02 16 10.956.000.000 9.084.000.000 11.084.000.000 11.641.898.000 11.641.898.000 54.407.796.000
Masyarakat RSUD
Rasio dokter umum per 1.000
rasio 0,16 0,18 0,22 0,26 0,30 0,34 0,34 0
penduduk
Rasio dokter spesialis per 1.000
rasio 0,21 0,24 0,27 0,30 0,33 0,36 0,36 0
penduduk
Rasio bidan per 1.000 penduduk rasio 0,89 0,92 0,94 0,96 0,98 1,00 1,00 0
Rasio perawat per 1.000 penduduk rasio 1,67 1,68 1,69 1,70 1,71 1,72 1,72 0

Angka harapan hidup tahun 64,78 65,08 65,23 65,38 65,53 65,68 65,68 0
Program Pengawasan Obat dan Persentase diversifikasi obat kimia
1 02 17 persen n.a 20,00 248.591.292 40,00 200.000.000 60,00 562.863.500 80,00 618.011.677 100,00 900.000.000 100,00 2.529.466.469 Dinkes
Makanan ke herbal
Program Promosi Kesehatan dan Persentase RT berperilaku bersih
1 02 19 persen 62,28 67,28 561.000.000 72,28 570.000.000 77,28 357.000.000 82,28 500.000.000 87,28 500.000.000 87,28 2.488.000.000 Dinkes
Pemberdayaan Masyarakat dan sehat
Program Perbaikan Gizi
1 02 20 Persentase balita gizi buruk persen 0,54 0,40 380.000.000 0,30 390.000.000 0,20 777.160.000 0,10 792.500.000 0,00 792.500.000 0,00 3.132.160.000 Dinkes
Masyarakat
Program Pengembangan Persentase RT berperilaku bersih
1 02 21 persen 62,28 67,28 100.000.000 72,28 500.000.000 77,28 1.979.200.000 82,28 2.000.000.000 87,28 2.000.000.000 87,28 6.579.200.000 Dinkes
Lingkungan Sehat dan sehat
Persentase terbentuknya unit
Program Pencegahan dan
1 02 22 reaksi cepat pelayanan kesehatan persen 0,00 50,00 767.000.000 100,00 0 100,00 4.542.219.000 100,00 4.000.000.000 100,00 4.000.000.000 100,00 13.309.219.000 Dinkes
Penanggulangan Penyakit Menular
di setiap kecamatan
Program Standarisasi Pelayanan
1 02 23 60.000.000 150.000.000 677.768.000 615.000.000 615.000.000 2.117.768.000 Dinkes
Kesehatan
Persentase ketersediaan layanan
evakuasi medis yang berkualitas persen 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00 90,00 90,00 0
(darat, laut dan udara)
Indeks kepuasan masyarakat sangat sangat sangat
predikat n.a baik baik baik 0
bidang kesehatan baik baik baik
Program Pengadaan, Peningkatan
dan Perbaikan Sarana dan Rasio puskesmas per 1.000
1 02 25 rasio 0,13 0,14 0 0,15 2.000.000.000 0,16 2.100.000.000 0,16 2.200.000.000 0,16 2.300.000.000 0,16 8.600.000.000 Dinkes
Prasarana Puskesmas/Puskesmas penduduk
Pembantu dan Jaringannya
Program Pengadaan, Peningkatan
Sarana dan Prasarana Rumah
1 02 26 Rasio RSUD per 1000 penduduk rasio 0,01 0,01 0 0,01 39.825.000.000 0,01 39.575.000.000 0,01 38.254.463.875 0,01 43.675.000.000 0,01 161.329.463.875 RSUD
Sakit/Rumah Sakit Jiwa/Rumah
Sakit Paru-Paru/Rumah Sakit Mata

Program Pemeliharaan Sarana dan


Prasarana Rumah Sakit/Rumah
1 02 27 Rasio RSUD per 1000 penduduk rasio 0,01 0,01 0 0,01 975.000.000 0,01 2.525.000.000 0,01 3.000.000.000 0,01 3.500.000.000 0,01 10.000.000.000 RSUD
Sakit Jiwa/Rumah Sakit Paru-
paru/Rumah Sakit Mata

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE VII-7


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Program Kemitraan Peningkatan
1 02 28 17.805.862.369 11.444.418.559 35.000.000.000 35.000.000.000 35.000.000.000 134.250.280.929 RSUD
Pelayanan Kesehatan
Persentase cakupan layanan BPJS persen 60,00 70,00 80,00 90,00 100,00 100,00 100,00 0
Indeks kepuasan masyarakat sangat sangat sangat
predikat n.a baik baik baik 0
bidang kesehatan baik baik baik
Program Peningkatan Keselamatan
1 02 32 715.212.000 424.913.000 432.266.000 444.395.000 444.395.000 2.461.181.000 Dinkes
Ibu Melahirkan dan Anak

Angka kematian ibu per 1.000 ibu/1.000


7,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0
kelahiran hidup KLH
Angka kematian bayi per 1.000 bayi/1.00
8,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0
kelahiran hidup 0 KLH
Angka Kelangsungan Hidup Bayi bayi/1.00
992,00 1.000,00 1.000,00 1.000,00 1.000,00 1.000,00 1.000,00 0
(AKB) 0 KLH
Persentase persalinan ibu oleh
persen 63,26 82,66 92,36 100,00 100,00 100,00 100,00 0
tenaga kesehatan
Persentase ibu hamil mendapatkan
persen 66,83 76,03 80,63 85,23 89,83 94,23 94,23 0
K4
0
1 03 Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang 153.051.137.089 119.874.992.368 149.664.097.027 178.682.904.098 190.269.114.743 791.542.245.325
Program Pelayanan Administrasi Indeks kepuasan masyarakat
1 03 01 predikat n.a baik 1.059.556.540 baik 1.055.512.194 baik 1.161.063.413 sangat baik 1.277.169.754 sangat baik 1.277.169.754 sangat baik 5.830.471.655 DPUPR
Perkantoran terhadap pelayanan pemerintah
Program Peningkatan Sarana dan Tingkat ketersediaan kebutuhan
1 03 02 persen n.a 75,00 15.598.050.000 77,00 15.883.050.000 80,00 15.500.000.000 82,00 15.500.000.000 82,00 15.500.000.000 82,00 77.981.100.000 DPUPR
Prasarana Aparatur sarana dan prasarana aparatur
Program Peningkatan Disiplin
1 03 03 Tingkat kedisiplinan aparatur persen n.a 70,00 0 73,00 40.000.000 77,00 0 80,00 40.000.000 85,00 0 85,00 80.000.000 DPUPR
Aparatur
Program Peningkatan Kapasitas Jumlah ASN yang memiliki
1 03 05 orang n.a. 100,00 30.000.000 120,00 30.000.000 150,00 30.000.000 170,00 30.000.000 180,00 30.000.000 540,00 150.000.000 DPUPR
Sumber Daya Aparatur kompetensi
Program Peningkatan
1 03 06 Pengembangan Sistem Pelaporan 20.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 320.000.000 DPUPR
Capaian Kinerja dan Keuangan
LPPD berkategori tinggi kategori sedang tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi 0
LAKIP kategori B predikat C B B B B B B 0
Program Pembangunan Jalan dan Proporsi panjang jaringan jalan
1 03 15 persen 28,32 36,86 89.460.530.549 41,85 70.965.000.000 46,85 83.121.681.931 51,84 94.375.481.327 56,84 98.235.000.000 56,84 436.157.693.807 DPUPR
Jembatan kabupaten dalam kondisi baik
Program Pembangunan Saluran Persentase drainase/gorong-
1 03 16 persen n.a. 70,00 275.000.000 75,00 500.000.000 80,00 600.000.000 80,00 700.000.000 90,00 800.000.000 100,00 2.875.000.000 DPUPR
Drainase/Gorong-Gorong gorong yang dibangun
Program
Proporsi panjang jaringan jalan
1 03 18 Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan persen 28,32 36,86 2.000.000.000 41,85 1.000.000.000 46,85 2.000.000.000 51,84 4.000.000.000 56,84 6.500.000.000 56,84 15.500.000.000 DPUPR
kabupaten dalam kondisi baik
dan Jembatan
Program Peningkatan Sarana dan Tingkat Ketersediaan sarana dan
1 03 23 persen 60,00 70,00 2.280.000.000 80,00 2.100.000.000 85,00 1.925.000.000 88,00 2.000.000.000 95,00 2.951.944.989 95,00 11.256.944.989 DPUPR
Prasarana Kebinamargaan prasarana kebinamargaan
Program Pengembangan dan
Persentase luas sawah yang terairi
1 03 24 Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa persen 17,42 24,91 15.200.000.000 32,40 3.251.930.174 39,88 5.414.526.683 47,37 6.585.253.017 56,15 7.000.000.000 56,15 37.451.709.874 DPUPR
irigasi
dan Jaringan Pengairan Lainnya

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE VII-8


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Program Pengembangan Kinerja
1 03 27 Pengelolaan Air Minum dan Air 22.398.000.000 12.894.500.000 20.136.825.000 22.000.000.000 24.000.000.000 101.429.325.000 DPUPR
Limbah
Persentase rumah tangga terakses
persen 31,09 36,59 42,09 47,59 53,09 58,63 58,63 0
air minum
Persentase rumah tangga terakses
persen 51,81 55,66 59,51 63,36 67,01 71,08 71,08 0
sanitasi layak
Persentase luas kawasan
permukiman yang terhindar dari
1 03 28 Program Pengendalian Banjir persen 30,00 35,00 0 40,00 650.000.000 45,00 800.000.000 50,00 950.000.000 55,00 1.000.000.000 55,00 3.400.000.000 BPBD
dampak banjir dan ancaman abrasi
pantai
Persentase ketersediaan
Program Pengembangan
1 03 30 infrastruktur lingkungan persen 35,00 40,00 3.200.000.000 45,00 8.000.000.000 50,00 15.000.000.000 55,00 25.000.000.000 60,00 26.000.000.000 60,00 77.200.000.000 DPUPR
Infrastruktur Perdesaan
permukiman perkotaan
1 03 31 Program Perencanaan Tata Ruang 1.000.000.000 3.000.000.000 3.500.000.000 5.800.000.000 6.500.000.000 19.800.000.000 DPUPR
Jumlah dokumen dan regulasi
dokumen 2,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 7,00 0
perencanaan tata ruang
Persentase penataan kawasan kota
persen 50,00 60,00 70,00 80,00 90,00 100,00 0,00 0
sinabang yang representatif
Program Pengendalian Persentase penataan kawasan kota
1 03 33 persen 50,00 60,00 530.000.000 70,00 430.000.000 80,00 400.000.000 90,00 350.000.000 100,00 400.000.000 0,00 2.110.000.000 DPUPR
Pemanfaatan Ruang sinabang yang representatif
0
1 04 Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman 2.610.000.000 2.800.000.000 4.000.000.000 4.689.705.347 6.500.000.000 20.599.705.347
Program Pengembangan
1 04 15 2.460.000.000 2.650.000.000 3.850.000.000 4.539.705.347 6.350.000.000 19.849.705.347 DPUPR
Perumahan
Tingkat Kemiskinan persen 19,93 18,95 18,46 17,98 17,49 17,00 17,00 0
Persentase rumah layak huni persen 44,90 46,66 49,59 53,01 56,19 59,85 59,85 0
Program Pengelolaan Areal
1 04 20 Jumlah TPU yang tertata TPU 1,00 1,00 150.000.000 2,00 150.000.000 3,00 150.000.000 4,00 150.000.000 5,00 150.000.000 5,00 750.000.000 DPUPR
Pemakaman
0
1 05 Ketentraman dan Ketertiban Umum serta Perlindungan Masyarakat 7.519.309.000 11.352.050.000 11.385.875.890 13.056.758.399 17.715.038.474 61.029.031.763
Bakesbangpol
Program Pelayanan Administrasi Indeks kepuasan masyarakat
1 05 01 predikat n.a baik 2.570.000.000 baik 2.590.500.000 baik 2.612.025.000 sangat baik 2.634.626.250 sangat baik 2.658.357.563 sangat baik 13.065.508.813 dan Satpol PP
Perkantoran terhadap pelayanan pemerintah
WH
Bakesbangpol
Program Peningkatan Sarana dan Tingkat ketersediaan kebutuhan
1 05 02 persen n.a 75,00 426.000.000 77,00 1.000.000.000 80,00 1.150.000.000 82,00 1.322.500.000 82,00 3.718.138.012 82,00 7.616.638.012 dan Satpol PP
Prasarana Aparatur sarana dan prasarana aparatur
WH
Bakesbangpol
Program Peningkatan Disiplin
1 05 03 Tingkat kedisiplinan aparatur persen n.a 70,00 0 73,00 726.800.000 77,00 0 80,00 710.465.000 85,00 0 85,00 1.437.265.000 dan Satpol PP
Aparatur
WH
Bakesbangpol
Program Peningkatan Kapasitas Jumlah ASN yang memiliki
1 05 05 orang n.a. 100,00 427.309.000 120,00 435.750.000 150,00 446.825.890 170,00 458.808.399 180,00 469.789.149 540,00 2.238.482.438 dan Satpol PP
Sumber Daya Aparatur kompetensi
WH
Program Peningkatan Bakesbangpol
1 05 06 Pengembangan Sistem Pelaporan 40.000.000 150.000.000 150.000.000 150.000.000 150.000.000 640.000.000 dan Satpol PP
Capaian Kinerja dan Keuangan WH
LPPD berkategori tinggi kategori sedang tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi 0
LAKIP kategori B predikat C B B B B B B 0
Bakesbangpol
Program Peningkatan Keamanan Meningkatnya keamanan dan
1 05 15 persen 70,00 75,00 165.000.000 80,00 1.500.000.000 85,00 2.000.000.000 87,00 2.500.000.000 90,00 4.300.000.000 90,00 10.465.000.000 dan Satpol PP
dan Kenyamanan Lingkungan kenyamanan lingkungan
WH

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE VII-9


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Program Pemeliharaan Bakesbangpol,
Indeks penegakan produk hukum
1 05 16 Kentrantibmas dan Pencegahan kategori n.a sedang 1.081.000.000 sedang 1.685.000.000 baik 1.685.000.000 baik 1.685.000.000 baik 2.685.000.000 baik 8.821.000.000 Setdakab, dan
daerah (qanun) menuju skala baik
Tindak Kriminal Satpol PP WH
Bakesbangpol,
Setdakab,
Simtim,
Simteng,
Program Pengembangan Wawasan Meningkatnya wawasan
1 05 17 persen 60,00 63,00 1.650.000.000 65,00 1.992.500.000 70,00 2.091.875.000 75,00 2.198.693.750 80,00 2.258.588.750 80,00 10.191.657.500 Simbar, Tepsel,
Kebangsaan kebangsaan masyarakat Simeulue
Salang, Tepbar,
Teldal, Alafan,
Tepteng dan
Simcut

Program Kemitraan Pengembangan Jumlah LSM Ormas dan OKP yang


1 05 18 unit 31,00 34,00 385.000.000 36,00 385.000.000 38,00 385.000.000 40,00 385.000.000 42,00 423.500.000 42,00 1.963.500.000 Bakesbangpol
Wawasan Kebangsaan aktif

Program Pendidikan Politik Jumlah LSM Ormas dan OKP yang Bakesbangpol
1 05 21 unit 31,00 34,00 775.000.000 36,00 886.500.000 38,00 865.150.000 40,00 1.011.665.000 42,00 1.051.665.000 42,00 4.589.980.000
Masyarakat aktif dan Setdakab
0
1 06 Sosial 11.499.666.122 27.735.050.436 29.674.558.008 34.983.421.303 42.941.402.784 146.834.098.653
Program Pelayanan Administrasi Indeks kepuasan masyarakat Dinsos dan
1 06 01 predikat n.a baik 1.400.000.000 baik 2.591.120.000 baik 2.622.620.000 sangat baik 2.655.695.000 sangat baik 3.371.512.365 sangat baik 12.640.947.365
Perkantoran terhadap pelayanan pemerintah BPBD
Program Peningkatan Sarana dan Tingkat ketersediaan kebutuhan Dinsos dan
1 06 02 persen n.a 75,00 861.266.122 77,00 3.122.392.734 80,00 3.434.632.008 82,00 3.778.095.208 82,00 4.662.904.729 82,00 15.859.290.801
Prasarana Aparatur sarana dan prasarana aparatur BPBD
Program Peningkatan Disiplin Dinsos dan
1 06 03 Tingkat kedisiplinan aparatur persen n.a 70,00 0 73,00 77.970.000 77,00 0 80,00 88.055.570 85,00 0 85,00 166.025.570
Aparatur BPBD
Program Peningkatan Kapasitas Jumlah ASN yang memiliki Dinsos dan
1 06 05 orang n.a. 100,00 98.400.000 120,00 103.240.000 150,00 158.564.000 170,00 164.420.400 180,00 170.862.440 540,00 695.486.840
Sumber Daya Aparatur kompetensi BPBD
Program Peningkatan
Dinsos dan
1 06 06 Pengembangan Sistem Pelaporan 200.000.000 240.000.000 285.250.000 290.762.500 296.550.625 1.312.563.125
BPBD
Capaian Kinerja dan Keuangan
LPPD berkategori tinggi kategori sedang tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi 0
LAKIP kategori B predikat C B B B B B B 0
Program Pemberdayaan Fakir
Miskin, Komunikasi Adat
1 06 15 Terpencil (KAT) dan Penyandang 5.650.000.000 4.783.517.000 4.783.517.000 4.783.517.000 5.000.000.000 25.000.551.000 Dinsos
Masalah Kesejahteraan Sosialisasi
(PMKS) Lainnya
Tingkat Kemiskinan persen 19,93 18,95 18,46 17,98 17,49 17,00 17,00 0
Persentase PMKS yang dibina persen 45,15 50,00 60,00 70,00 80,00 100,00 100,00 0
Program Pelayanan dan Dinsos dan
1 06 16 995.000.000 1.252.310.702 950.000.000 2.992.470.000 4.271.717.000 10.461.497.702
Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial Bappeda
Tingkat Kemiskinan persen 19,93 18,95 18,46 17,98 17,49 17,00 17,00 0
Persentase PMKS yang dibina persen 45,15 50,00 60,00 70,00 80,00 100,00 100,00 0
Program Pembinaan Anak
1 06 17 Persentase PMKS yang dibina persen 45,15 50,00 120.000.000 60,00 500.000.000 70,00 500.000.000 80,00 931.700.000 100,00 1.300.000.000 100,00 3.351.700.000 Dinsos
Terlantar
Program Pembinaan Para
1 06 18 Persentase PMKS yang dibina persen 45,15 50,00 245.000.000 60,00 257.250.000 70,00 270.112.500 80,00 465.850.000 100,00 500.000.000 100,00 1.738.212.500 Dinsos
Penyandang Cacat dan Trauma
Program Pembinaan Panti
1 06 19 Persentase PMKS yang dibina persen 45,15 50,00 145.000.000 60,00 152.250.000 70,00 159.862.500 80,00 167.855.625 100,00 167.855.625 100,00 792.823.750 Dinsos
Asuhan/Panti Jompo

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE VII-10


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Program Pembinaan Eks
Penyandang Penyakit Sosial (Eks
1 06 20 Persentase PMKS yang dibina persen 45,15 50,00 0 60,00 400.000.000 70,00 400.000.000 80,00 500.000.000 100,00 800.000.000 100,00 2.100.000.000 Dinsos
Narapidana, PSK, Narkoba dan
Penyakit Sosial Lainnya)
Program Pemberdayaan
1 06 21 Persentase PMKS yang dibina persen 45,15 50,00 285.000.000 60,00 285.000.000 70,00 285.000.000 80,00 285.000.000 100,00 400.000.000 100,00 1.540.000.000 Dinsos
Kelembagaan Kesejahteraan Sosial

Program Kesiapsiagaan,
1 06 22 Pencegahan Dini dan Tanggap Indeks resiko bencana indeks 162 (tinggi) 157 (tinggi) 0 152 (tinggi) 2.000.000.000 147 (tinggi) 2.270.000.000 142 (sedang) 2.225.000.000 137 (sedang) 4.500.000.000 137 (sedang) 10.995.000.000 BPBD
Darurat Bencana
142 137 137
Program Penguatan Kelembagaan 162 152 147
1 06 23 Indeks resiko bencana indeks 157 (tinggi) 670.000.000 1.500.000.000 5.000.000.000 (sedang 7.000.000.000 (sedang 8.000.000.000 (sedang 22.170.000.000 BPBD
Penanggulangan Bencana (tinggi) (tinggi) (tinggi)
) ) )
Program Rehabilitasi dan Persentase KK terdampak bencana
1 06 24 persen n.a. 50,00 500.000.000 60,00 5.470.000.000 70,00 4.705.000.000 80,00 4.805.000.000 90,00 5.500.000.000 90,00 20.980.000.000 BPBD
Rekonstruksi Pasca Bencana yang tertangani
Program Peningkatan Kesiagaan Cakupan layanan penanganan
1 06 25 persen 20,00 40,00 330.000.000 50,00 5.000.000.000 60,00 3.850.000.000 70,00 3.850.000.000 80,00 4.000.000.000 80,00 17.030.000.000 BPBD
dan Pencegahan Bahaya Kebakaran bahaya kebakaran

0
2 Tidak Terkait Pelayanan Dasar 39.597.619.645 68.387.050.663 66.090.888.916 68.841.557.861 75.120.356.140 318.037.473.223
2 01 Tenaga Kerja 566.000.424 1.252.700.445 1.447.376.467 2.590.972.951 3.281.728.701 9.138.778.988
Program Pelayanan Administrasi Indeks kepuasan masyarakat
1 02 01 predikat n.a baik 73.000.424 baik 76.650.445 baik 80.482.967 sangat baik 84.507.115 sangat baik 88.732.471 sangat baik 403.373.422 DPMT2PTSP
Perkantoran terhadap pelayanan pemerintah
Program Peningkatan Kualitas dan
2 01 15 Angka TPAK persen 63,00 64,00 280.000.000 65,00 300.000.000 66,00 400.000.000 67,00 1.435.000.000 68,00 2.000.000.000 68,00 4.415.000.000 DPMT2PTSP
Produktivitas Tenaga Kerja
Program Peningkatan Kesempatan
2 01 16 Angka TPT persen 9,64 9,40 153.000.000 9,00 806.050.000 8,70 886.893.500 8,50 981.465.836 8,00 1.092.996.230 8,00 3.920.405.566 DPMT2PTSP
Kerja
Program Perlindungan dan
2 01 17 pengembangan Lembaga Angka TPAK persen 63,00 64,00 60.000.000 65,00 70.000.000 66,00 80.000.000 67,00 90.000.000 68,00 100.000.000 68,00 400.000.000 DPMT2PTSP
Ketenagakerjaan
0
2 02 Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak 1.723.000.000 1.904.220.000 2.059.944.500 2.284.662.075 2.529.397.564 10.501.224.139
Program Pelayanan Administrasi Indeks kepuasan masyarakat
2 02 01 predikat n.a baik 415.000.000 baik 435.750.000 baik 457.537.500 sangat baik 480.414.375 sangat baik 504.435.094 sangat baik 2.293.136.969 DP3AKB
Perkantoran terhadap pelayanan pemerintah
Program Peningkatan Sarana dan Tingkat ketersediaan kebutuhan
2 02 02 persen n.a 75,00 310.000.000 77,00 269.570.000 80,00 286.527.000 82,00 305.179.700 82,00 365.697.670 82,00 1.536.974.370 DP3AKB
Prasarana Aparatur sarana dan prasarana aparatur
Program Peningkatan Disiplin
2 02 03 Tingkat kedisiplinan aparatur persen n.a 70,00 0 73,00 23.100.000 77,00 0 80,00 23.100.000 85,00 0 85,00 46.200.000 DP3AKB
Aparatur
Program Peningkatan Kapasitas Jumlah ASN yang memiliki
2 02 05 orang n.a. 100,00 40.000.000 120,00 44.000.000 150,00 48.400.000 170,00 53.240.000 180,00 58.564.000 540,00 244.204.000 DP3AKB
Sumber Daya Aparatur kompetensi
Program Peningkatan
2 02 06 Pengembangan Sistem Pelaporan 20.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 320.000.000 DP3AKB
Capaian Kinerja dan Keuangan
LPPD berkategori tinggi kategori sedang tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi 0
LAKIP kategori B predikat C B B B B B B 0
Program Keserasian Kebijakan
2 02 15 Peningkatan Kualitas Anak dan Rasio KDRT 110.000.000 121.000.000 133.100.000 146.410.000 161.051.000 671.561.000 DP3AKB
Perempuan

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE VII-11


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

Program Penguatan Kelembagaan


2 02 16 325.000.000 382.500.000 450.750.000 531.825.000 628.207.500 2.318.282.500 DP3AKB
Pengarusutamaan Gender dan Anak

Indeks Pembangunan Gender (IPG) indeks 76,19 76,83 77,47 78,11 78,75 79,39 79,39 0

Indeks Pemberdayaan Gender


indeks 57,82 58,82 59,82 60,82 61,82 62,82 62,82 0
(IDG)
Program Peningkatan Kualitas
2 02 17 Hidup dan Perlindungan Rasio KDRT 168.000.000 184.800.000 203.280.000 223.608.000 245.968.800 1.025.656.800 DP3AKB
Perempuan
Program Peningkatan Peran Serta
2 02 18 dan Kesetaraan Jender Dalam 335.000.000 368.500.000 405.350.000 445.885.000 490.473.500 2.045.208.500 DP3AKB
pembangunan
Indeks Pembangunan Gender (IPG) indeks 76,19 76,83 77,47 78,11 78,75 79,39 79,39 0

Indeks Pemberdayaan Gender


indeks 57,82 58,82 59,82 60,82 61,82 62,82 62,82 0
(IDG)
0
2 04 Pertanahan 1.547.200.000 3.772.010.000 3.804.360.500 838.328.525 966.294.811 10.928.193.836
Program Pelayanan Administrasi Indeks kepuasan masyarakat
2 04 01 predikat n.a baik 150.000.000 baik 157.500.000 baik 165.375.000 sangat baik 173.643.750 sangat baik 274.625.799 sangat baik 921.144.549 Pertanahan
Perkantoran terhadap pelayanan pemerintah
Program Peningkatan Sarana dan Tingkat ketersediaan kebutuhan
2 04 02 persen n.a 75,00 35.700.000 77,00 37.485.000 80,00 39.359.250 82,00 41.327.213 82,00 43.393.573 82,00 197.265.036 Pertanahan
Prasarana Aparatur sarana dan prasarana aparatur
Program Peningkatan Kapasitas Jumlah ASN yang memiliki
2 04 05 orang n.a. 100,00 15.750.000 120,00 16.537.500 150,00 17.364.375 170,00 18.232.594 180,00 19.144.223 540,00 87.028.692 Pertanahan
Sumber Daya Aparatur kompetensi
Program Peningkatan
2 04 06 Pengembangan Sistem Pelaporan 20.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 320.000.000 Pertanahan
Capaian Kinerja dan Keuangan
LPPD berkategori tinggi kategori sedang tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi 0
LAKIP kategori B predikat C B B B B B B 0
Program Pembangunan Sistem
2 04 15 Luas tanah yang bersertifikasi hektar 547,10 549,00 204.750.000 550,00 214.987.500 600,00 225.736.875 650,00 237.023.719 700,00 248.874.904 700,00 1.131.372.998 Pertanahan
Pendaftaran Tanah
Program Penataan Penguasaan, Simteng,
2 04 16 Pemilikan, Penggunaan dan Luas tanah yang bersertifikat hektar 547,10 549,00 911.000.000 550,00 3.000.000.000 600,00 3.000.000.000 650,00 0 700,00 0 700,00 6.911.000.000 Simbar, BPKD
Pemanfaatan Tahan dan
Program Penyelesaian Konflik- Tingkat penyelesaian konflik-
2 04 17 persen n.a 75,00 210.000.000 80,00 270.500.000 85,00 281.525.000 90,00 293.101.250 100,00 305.256.312 100,00 1.360.382.562 Pertanahan
Konflik Pertanahan konflik pertanahan
0
2 05 Lingkungan Hidup 3.380.487.500 7.094.270.836 7.342.302.125 8.820.287.231 9.944.209.429 36.581.557.121
Program Pelayanan Administrasi Indeks kepuasan masyarakat
2 05 01 predikat n.a baik 1.850.000.000 baik 1.942.500.000 baik 2.039.625.000 sangat baik 2.141.606.250 sangat baik 2.248.686.563 sangat baik 10.222.417.813 DLH
Perkantoran terhadap pelayanan pemerintah
Program Peningkatan Sarana dan Tingkat ketersediaan kebutuhan
2 05 02 persen n.a 75,00 490.000.000 77,00 345.914.500 80,00 296.077.125 82,00 370.680.981 82,00 375.365.030 82,00 1.878.037.636 DLH
Prasarana Aparatur sarana dan prasarana aparatur
Program Peningkatan Disiplin
2 05 03 Tingkat kedisiplinan aparatur persen n.a 70,00 0 73,00 61.656.336 77,00 0 80,00 0 85,00 61.656.336 85,00 123.312.672 DLH
Aparatur
Program Peningkatan Kapasitas Jumlah ASN yang memiliki
2 05 05 orang n.a. 100,00 0 120,00 103.000.000 150,00 110.000.000 170,00 12.000.000 180,00 60.000.000 540,00 285.000.000 DLH
Sumber Daya Aparatur kompetensi

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE VII-12


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Program Peningkatan
2 05 06 Pengembangan Sistem Pelaporan 20.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 320.000.000 DLH
Capaian Kinerja dan Keuangan
LPPD berkategori tinggi kategori sedang tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi 0
LAKIP kategori B predikat C B B B B B B 0
Program Pengembangan Kinerja
2 05 15 400.000.000 1.000.000.000 1.500.000.000 2.400.000.000 2.498.501.500 7.798.501.500 DLH
Pengelolaan Persampahan
Jumlah usaha ekonomi yang
unit n.a. 3,00 6,00 9,00 12,00 15,00 15,00 0
berbasis sampah
Cakupan wilayah penanganan
kecamata
persampahan di ibukota 3,00 4,00 6,00 8,00 8,00 8,00 8,00 0
n
kecamatan
Persentase operasionalisasi TPA
persen 40,00 60,00 70,00 80,00 90,00 100,00 100,00 0
Control Lanfill Desa Suak Buluh
Persentase penanganan sampah persen 29,72 34,54 39,36 41,77 44,18 46,59 46,59 0
Persentase keterlibatan
Program Pengendalian Pencemaran
2 05 16 masyarakat dalam pelestarian persen 30,00 40,00 245.743.750 50,00 826.600.000 60,00 470.800.000 70,00 478.000.000 80,00 600.000.000 80,00 2.621.143.750 DLH
dan Perusakan Lingkungan Hidup
lingkungan hidup
Program Perlindungan dan Jumlah sungai, danau, dan sumber Setdakab dan
2 05 17 unit 0 0 0 3 560.000.000 3 560.000.000 3 580.000.000 3 580.000.000 12 2.280.000.000
Konservasi Sumber Daya Alam daya air yang dilindungi DLH
Program Pengelolaan Ruang DLH dan
2 05 24 Luas RTH publik yang dikelola Hektar 4,17 6,07 129.000.000 6,07 1.353.000.000 7,27 1.820.000.000 7,27 2.285.000.000 7,27 2.845.000.000 7,27 8.432.000.000
Terbuka Hijau (RTH) DPUPR
Program Perlindungan dan Persentase pengelolaan kawasan
2 05 16 persen 0,00 25,00 245.743.750 50,00 826.600.000 75,00 470.800.000 100,00 478.000.000 100,00 600.000.000 100,00 2.621.143.750 DLH
Konservasi Sumber Daya Hutan Tahura
0
2 06 Administrasi Kependudukan dan Catatan Sipil 2.214.319.000 6.517.000.000 5.498.300.000 4.277.074.589 4.771.418.331 23.278.111.920
Program Pelayanan Administrasi Indeks kepuasan masyarakat
2 06 01 predikat n.a baik 520.000.000 baik 546.000.000 baik 573.300.000 sangat baik 601.965.000 sangat baik 632.063.250 sangat baik 2.873.328.250 Disdukcapil
Perkantoran terhadap pelayanan pemerintah
Program Peningkatan Sarana dan Tingkat ketersediaan kebutuhan
2 06 02 persen n.a 75,00 150.319.000 77,00 2.060.000.000 80,00 1.450.000.000 82,00 180.109.589 82,00 180.109.589 82,00 4.020.538.178 Disdukcapil
Prasarana Aparatur sarana dan prasarana aparatur
Program Peningkatan Disiplin
2 06 03 Tingkat kedisiplinan aparatur persen n.a 70,00 0 73,00 50.000.000 77,00 0 80,00 30.000.000 85,00 0 85,00 80.000.000 Disdukcapil
Aparatur
Program Peningkatan Kapasitas Jumlah ASN yang memiliki
2 07 05 orang n.a. 100,00 24.000.000 120,00 136.000.000 150,00 0 170,00 0 180,00 0 540,00 160.000.000 Disdukcapil
Sumber Daya Aparatur kompetensi
Program Peningkatan
2 06 06 Pengembangan Sistem Pelaporan 20.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 320.000.000 Disdukcapil
Capaian Kinerja dan Keuangan
LPPD berkategori tinggi kategori sedang tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi 0
LAKIP kategori B predikat C B B B B B B 0
Simtim,
Simteng,
Program Penataan Administrasi Simbar, Tepsel,
2 06 15 Persentase penduduk ber-KTP persen 51,27 63,45 1.500.000.000 75,63 3.650.000.000 87,81 3.400.000.000 99,00 3.390.000.000 100,00 3.884.245.492 100,00 15.824.245.492
Kependudukan Salang, Tepbar,
Teldal, Alafan,
Tepteng,
0

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE VII-13


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
2 07 Pemberdayaan Masyarakat Desa 4.132.900.000 6.302.695.000 6.166.024.750 7.356.445.488 8.068.825.212 32.026.890.449
Program Pelayanan Administrasi Indeks kepuasan masyarakat
2 07 01 predikat n.a baik 410.000.000 baik 430.500.000 baik 452.025.000 sangat baik 474.626.250 sangat baik 498.357.563 sangat baik 2.265.508.813 DPMD
Perkantoran terhadap pelayanan pemerintah
Program Peningkatan Sarana dan Tingkat ketersediaan kebutuhan
2 07 02 persen n.a 75,00 520.000.000 77,00 590.900.000 80,00 277.090.000 82,00 304.799.000 82,00 335.278.900 82,00 2.028.067.900 DPMD
Prasarana Aparatur sarana dan prasarana aparatur
Program Peningkatan Disiplin
2 07 03 Tingkat kedisiplinan aparatur persen n.a 70,00 0 73,00 21.000.000 77,00 0 80,00 0 85,00 21.000.000 85,00 42.000.000 DPMD
Aparatur
Program Peningkatan Kapasitas Jumlah ASN yang memiliki
2 07 05 orang n.a. 100,00 100.000.000 120,00 50.000.000 150,00 50.000.000 170,00 50.000.000 180,00 50.000.000 540,00 300.000.000 DPMD
Sumber Daya Aparatur kompetensi
Program Peningkatan
2 07 06 Pengembangan Sistem Pelaporan 20.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 320.000.000 DPMD
Capaian Kinerja dan Keuangan
LPPD berkategori tinggi kategori sedang tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi 0
LAKIP kategori B predikat C B B B B B B 0
DPMD,
DP3AKB,
Simtim,
Program Peningkatan Keberdayaan
2 07 15 Jumlah BUMDEs Mandiri unit 0,00 5,00 1.500.000.000 6,00 1.527.000.000 6,00 1.644.700.000 7,00 3.481.350.000 7,00 4.094.485.000 29,00 12.247.535.000 Simteng,
Masyarakat Perdesaan
Simbar, Tepsel,
Salang, Tepbar,
Teldal, Alafan,
Program Pengembangan Lembaga
2 07 16 Jumlah BUMDEs Berbadan Hukum unit 0,00 5,00 0 6,00 400.000.000 6,00 400.000.000 7,00 400.000.000 7,00 400.000.000 29,00 1.600.000.000 DPMD
Ekonomi Perdesaan
DPMD, Simtim,
Simteng,
Program Peningkatan Partisipasi Simbar, Tepsel,
2 07 17 Masyarakat Dalam Membangun Jumlah KUBE unit 0,00 5,00 500.000.000 5,00 1.150.000.000 6,00 1.200.000.000 6,00 1.200.000.000 7,00 1.200.000.000 29,00 5.250.000.000 Salang, Tepbar,
Desa Teldal, Alafan,
Tepteng,
Simcut dan
DPMD,
Setdakab,
Simtim,
Program Peningkatan Kapasitas
2 07 18 Peningkatan kualitas aparatur desa n.a 60,00 1.007.900.000 62,00 1.998.295.000 65,00 2.007.209.750 67,00 1.310.670.238 70,00 1.334.703.749 70,00 7.658.778.737 Simteng,
Aparatur Pemerintah Desa
Simbar, Tepsel,
Salang, Tepbar,
Teldal, Alafan,
Program Peningkatan Imum Terpenuhinya fasilitas kantor
2 07 20 mukim 0 10 75.000.000 6 60.000.000 6 60.000.000 6 60.000.000 5 60.000.000 33 315.000.000 DPMD
Mukim dan Kelembagaannya mukim yang memadai
0
2 08 Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana 710.000.000 1.100.000.000 1.221.750.000 1.375.675.000 1.459.492.500 5.866.917.500
2 08 15 Program Keluarga Berencana Cakupan peserta KB aktif persen 47,73 48,00 100.000.000 50,00 110.000.000 55,00 121.000.000 60,00 133.100.000 65,00 146.410.000 65,00 610.510.000 DP3AKB
Program Kesehatan Reproduksi Persentase resiko seksualitas di
2 08 16 persen n.a. 0,00 200.000.000 0,00 250.000.000 0,00 300.000.000 0,00 300.000.000 0,00 300.000.000 0,00 1.350.000.000 DP3AKB
Remaja kalangan remaja
pasangan/
2 08 17 Program Pelayanan Kontrasepsi Rasio akseptor KB 475,34 500,00 85.000.000 525,00 150.000.000 550,00 157.500.000 575,00 245.000.000 600,00 257.250.000 600,00 894.750.000 DP3AKB
1.000 PUS

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE VII-14


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Program Pembinaan Peran Serta
pasangan/
2 08 18 Masyarakat Dalam Pelayanan Rasio akseptor KB 475,34 500,00 75.000.000 525,00 82.500.000 550,00 90.750.000 575,00 99.825.000 600,00 109.807.500 600,00 457.882.500 DP3AKB
1.000 PUS
KB/KR Yang Mandiri
Program Pengembangan Pusat
Berkembangnya pusat pelayanan
2 08 20 Pelayanan Informasi dan Konseling persen 60,00 61,00 0 62,00 150.000.000 63,00 165.000.000 64,00 175.000.000 65,00 180.000.000 65,00 670.000.000 DP3AKB
informasi dan konseling KRR
KKR
Program Pengembangan Bahan
Informasi Tentang Pengasuhan dan kasus/1.0
2 08 22 Rasio KDRT 0,45 0,44 0 0,43 275.000.000 0,42 302.500.000 0,41 332.750.000 0,40 366.025.000 0,40 1.276.275.000 DP3AKB
Pembinaan Tumbuh Kembang 00 RT
Anak
Program Penyiapan Tentang
Persentase keluarga pra sejahtera
2 08 23 Pendampingan Kelompok Bina persen 81,77 81,50 250.000.000 81,00 82.500.000 80,50 85.000.000 80,00 90.000.000 79,50 100.000.000 79,50 607.500.000 DP3AKB
dan keluarga sejahtera I
Keluarga
0
2 09 Perhubungan 3.842.180.000 8.066.206.000 8.057.326.500 7.686.035.300 7.866.035.300 35.517.783.100
Program Pelayanan Administrasi Indeks kepuasan masyarakat
2 09 01 predikat n.a baik 776.500.000 baik 800.000.000 baik 807.976.500 sangat baik 868.970.300 sangat baik 868.970.300 sangat baik 4.122.417.100 Dishub
Perkantoran terhadap pelayanan pemerintah
Program Peningkatan Sarana dan Tingkat ketersediaan kebutuhan
2 09 02 persen n.a 75,00 300.000.000 77,00 702.100.000 80,00 426.100.000 82,00 382.100.000 82,00 382.100.000 82,00 2.192.400.000 Dishub
Prasarana Aparatur sarana dan prasarana aparatur
Program Peningkatan Disiplin
2 09 03 Tingkat kedisiplinan aparatur persen n.a 70,00 0 73,00 42.500.000 77,00 0 80,00 42.500.000 85,00 42.500.000 85,00 127.500.000 Dishub
Aparatur
Program Peningkatan Kapasitas Jumlah ASN yang memiliki
2 09 05 orang n.a. 100,00 440.180.000 120,00 84.650.000 150,00 84.650.000 170,00 84.650.000 180,00 84.650.000 540,00 778.780.000 Dishub
Sumber Daya Aparatur kompetensi
Program Peningkatan
2 09 06 Pengembangan Sistem Pelaporan 20.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 320.000.000 Dishub
Capaian Kinerja dan Keuangan
LPPD berkategori tinggi kategori sedang tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi 0
LAKIP kategori B predikat C B B B B B B 0
Program Pembangunan Prasarana Jumlah volume dan kapasitas
2 09 15 frekuensi 647,00 708,00 0 769,00 666.156.000 830,00 468.600.000 891,00 272.815.000 952,00 272.815.000 952,00 1.680.386.000 Dishub
dan Fasilitas Perhubungan penerbangan Lasikin-Nagan Raya
Program Rehabilitasi dan Persentase standarisasi angkutan
2 09 16 Pemeliharaan Prasarana dan darat antar kecamatan dan dalam persen n.a 20,00 137.500.000 40,00 60.000.000 60,00 60.000.000 80,00 80.000.000 100,00 80.000.000 100,00 417.500.000 Dishub
Fasilitas LLAJ kota
Program Peningkatan Pelayanan Jumlah volume dan kapasitas
2 09 17 frekuensi 647,00 708,00 363.000.000 769,00 380.800.000 830,00 380.000.000 891,00 380.000.000 952,00 380.000.000 952,00 1.883.800.000 Dishub
Angkutan penerbangan Lasikin-Nagan Raya
Program Pembangunan Sarana dan
2 09 18 1.550.000.000 5.000.000.000 5.500.000.000 5.500.000.000 5.500.000.000 23.050.000.000 Dishub
Prasarana Perhubungan
Jumlah kapasitas angkut
ton 25.805,00 58.000,00 68.000,00 78.000,00 98.000,00 108.000,00 108.000,00 0
penyeberangan laut (barang)
Persentase kualitas pelayanan
persen 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00 100,00 100,00 0
penyeberangan orang
Persentase standarisasi angkutan
darat antar kecamatan dan dalam persen n.a 20,00 40,00 60,00 80,00 100,00 100,00 0
kota
Program Pengendalian dan
2 09 19 Persentase kecelakaan lalu lintas persen n.a. 0,00 255.000.000 0,00 255.000.000 0,00 255.000.000 0,00 0 0,00 180.000.000 0,00 945.000.000 Dishub
pengamanan Lalu Lintas
0

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE VII-15


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
2 10 Komunikasi dan Informatika 3.200.274.221 11.306.687.932 6.371.602.378 7.987.702.505 7.802.698.267 36.668.965.303
Program Pelayanan Administrasi Indeks kepuasan masyarakat
2 10 01 predikat n.a baik 450.000.000 baik 472.500.000 baik 496.125.000 sangat baik 520.931.250 sangat baik 546.977.813 sangat baik 2.486.534.063 Diskominsa
Perkantoran terhadap pelayanan pemerintah
Program Peningkatan Sarana dan Tingkat ketersediaan kebutuhan
2 10 02 persen n.a 75,00 80.000.000 77,00 1.001.000.000 80,00 315.800.050 82,00 401.960.060 82,00 493.352.072 82,00 2.292.112.182 Diskominsa
Prasarana Aparatur sarana dan prasarana aparatur
Program Peningkatan Disiplin
2 09 03 Tingkat kedisiplinan aparatur persen n.a 70,00 0 73,00 20.400.000 77,00 0 80,00 20.400.000 85,00 0 85,00 40.800.000 Diskominsa
Aparatur
Program Peningkatan Kapasitas Jumlah ASN yang memiliki
2 10 05 orang n.a. 100,00 0 120,00 500.000.000 150,00 525.000.000 170,00 551.250.000 180,00 578.812.500 540,00 2.155.062.500 Diskominsa
Sumber Daya Aparatur kompetensi
Program Peningkatan
2 10 06 Pengembangan Sistem Pelaporan 20.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 320.000.000 Diskominsa
Capaian Kinerja dan Keuangan
LPPD berkategori tinggi kategori sedang tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi 0
LAKIP kategori B predikat C B B B B B B 0
Program Pengembangan
Persentase gampong terakses Diskominsa
2 10 15 f Komunikasi, Informasi, dan Media persen 81,15 90,00 1.470.460.230 100,00 6.756.483.242 100,00 2.244.307.404 100,00 2.834.022.774 100,00 3.375.723.912 100,00 16.680.997.561
jaringan HP dan Setdakab
Massa
Diskominsa,
Program Kerjasama Informasi dan
2 10 18 Jumlah MoU informatika MoU n.a. 1,00 1.179.813.991 1,00 1.481.304.690 1,00 1.615.369.925 1,00 1.768.138.421 1,00 916.831.970 5,00 6.961.458.997 Bappeda dan
Media Massa
Setdakab
2 10 19 Program Pengelolaan E-Goverment Terlaksananya e-government persen 0,00 30,00 0 50,00 1.000.000.000 70,00 1.100.000.000 85,00 1.816.000.000 100,00 1.816.000.000 100,00 5.732.000.000 Diskominsa
0
2 11 Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah 330.000.000 679.000.000 693.700.000 1.205.525.000 1.234.051.250 4.142.276.250
Program Penciptaan Iklim Usaha Disperindagko
2 11 15 Jumlah usaha kecil unit 180,00 190,00 200.000.000 190,00 210.000.000 200,00 220.500.000 215,00 231.525.000 225,00 243.101.250 225,00 1.105.126.250
Kecil Menengah Yang Kondusif p
Program Pengembangan
Disperindagko
2 11 16 Kewirausahaan dan Keunggulan Jumlah usaha menengah unit 25,00 30,00 0 35,00 150.000.000 40,00 150.000.000 45,00 150.000.000 50,00 150.000.000 50,00 600.000.000
p
Kompetitif Usaha Kecil Menengah
Program Pengembangan Sistem
Disperindagko
2 11 17 Pendukung Usaha Bagi Usaha Jumlah usaha mikro unit 1.621,00 1.651,00 50.000.000 1.681,00 235.000.000 1.711,00 235.000.000 1.741,00 485.000.000 1.771,00 485.000.000 1.771,00 1.490.000.000
p dan Setdakab
Mikro Kecil Menengah
Program Peningkatan Kualitas Disperindagko
2 11 18 Persentase koperasi aktif persen 39,74 42,74 80.000.000 44,74 84.000.000 46,74 88.200.000 48,74 339.000.000 50,74 355.950.000 50,74 947.150.000
Kelembagaan Koperasi p
0
2 12 Penanaman Modal 2.087.000.000 4.579.800.000 4.789.175.000 6.635.643.500 7.316.604.025 25.408.222.525
Program Pelayanan Administrasi Indeks kepuasan masyarakat
2 12 01 predikat n.a baik 692.000.000 baik 726.600.000 baik 762.930.000 sangat baik 801.076.500 sangat baik 841.130.325 sangat baik 3.823.736.825 DPMT2PTSP
Perkantoran terhadap pelayanan pemerintah
Program Peningkatan Sarana dan Tingkat ketersediaan kebutuhan
2 12 02 persen n.a 75,00 189.000.000 77,00 231.000.000 80,00 258.000.000 82,00 303.000.000 82,00 256.500.000 82,00 1.237.500.000 DPMT2PTSP
Prasarana Aparatur sarana dan prasarana aparatur
Program Peningkatan Disiplin
2 12 03 Tingkat kedisiplinan aparatur persen n.a 70,00 0 73,00 27.500.000 77,00 0 80,00 27.500.000 85,00 0 85,00 55.000.000 DPMT2PTSP
Aparatur
Program Peningkatan Kapasitas Jumlah ASN yang memiliki
2 12 05 orang n.a. 100,00 79.000.000 120,00 100.000.000 150,00 132.000.000 170,00 144.000.000 180,00 156.000.000 540,00 611.000.000 DPMT2PTSP
Sumber Daya Aparatur kompetensi

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE VII-16


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Program Peningkatan
2 12 06 Pengembangan Sistem Pelaporan 20.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 320.000.000 DPMT2PTSP
Capaian Kinerja dan Keuangan
LPPD berkategori tinggi kategori sedang tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi 0
LAKIP kategori B predikat C B B B B B B 0
DPMT2PTSP,
Program Peningkatan Promosi dan
2 12 15 997.000.000 1.286.200.000 1.364.645.000 2.296.067.000 2.427.973.700 8.371.885.700 Setdakab dan
Kerjasama Investasi
Bappeda
Capaian pelaksanaan Kawasan
Ekonomi Khusus (KEK) pada tahun persen 0,00 30,00 70,00 100,00 100,00 100,00 100,00 0
2020
Meningkatnya pembinaan dan
persen 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00 80,00 0
manajemen PDKS
Program Peningkatan Iklim Jumlah penanaman modal dalam
2 12 16 buah 13,00 14,00 0 15,00 962.500.000 16,00 988.500.000 17,00 1.004.000.000 18,00 1.500.000.000 18,00 4.455.000.000 DPMT2PTSP
Investasi dan Realisasi Investasi negeri (PMDN)
Program Penyiapan Potensi
Jumlah penanaman modal dalam
2 12 17 Sumber Daya, Sarana dan buah 13,00 14,00 0 15,00 350.000.000 16,00 375.000.000 17,00 400.000.000 18,00 425.000.000 18,00 1.550.000.000 DPMT2PTSP
negeri (PMDN)
Prasarana Daerah
Simtim,
Simteng,
Program Peningkatan Pelayanan Kepuasan masyarakat terhadap sangat sangat sangat sangat Simbar, Tepsel,
2 12 18 predikat n.a baik 110.000.000 baik 821.000.000 833.100.000 1.585.000.000 1.635.000.000 4.984.100.000
Publik pelayanan perizinan baik baik baik baik Salang, Tepbar,
Teldal, Alafan,
Tepteng,
0
2 13 Kepemudaan dan Olah Raga 9.895.660.500 8.663.187.450 12.827.841.195 11.365.702.072 12.658.537.095 55.410.928.312
Program Pelayanan Administrasi Indeks kepuasan masyarakat
2 13 01 predikat n.a baik 545.660.500 baik 520.487.450 baik 572.416.195 sangat baik 610.947.072 sangat baik 692.371.595 sangat baik 2.941.882.812 Dispora
Perkantoran terhadap pelayanan pemerintah
Program Peningkatan Sarana dan Tingkat ketersediaan kebutuhan
2 13 02 persen n.a 75,00 60.000.000 77,00 63.500.000 80,00 4.067.350.000 82,00 71.585.000 82,00 238.678.500 82,00 4.501.113.500 Dispora
Prasarana Aparatur sarana dan prasarana aparatur
Program Peningkatan Disiplin
2 13 03 Tingkat kedisiplinan aparatur persen n.a 70,00 0 73,00 15.000.000 77,00 0 80,00 15.000.000 85,00 0 85,00 30.000.000 Dispora
Aparatur
Program Peningkatan Kapasitas Jumlah ASN yang memiliki
2 13 05 orang n.a. 100,00 70.000.000 120,00 77.000.000 150,00 84.700.000 170,00 93.170.000 180,00 102.487.000 540,00 427.357.000 Dispora
Sumber Daya Aparatur kompetensi
Program Peningkatan
2 13 06 Pengembangan Sistem Pelaporan 20.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 320.000.000 Dispora
Capaian Kinerja dan Keuangan
LPPD berkategori tinggi kategori sedang tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi 0
LAKIP kategori B predikat C B B B B B B 0
Program Peningkatan Peran Serta
2 13 16 Organisasi pemuda yang dibina buah 20,00 22,00 1.150.000.000 24,00 1.207.500.000 26,00 1.267.875.000 28,00 2.000.000.000 30,00 2.500.000.000 30,00 8.125.375.000 Dispora
Kepemudaan
Program Peningkatan Upaya
2 13 17 Pembunuhan Kewirausahaan dan Organisasi pemuda yang dibina buah 20,00 22,00 420.000.000 24,00 0 26,00 0 28,00 0 30,00 0 30,00 420.000.000 Dispora
Kecakapan Hidup Pemuda
Program Pengembangan Kebijakan
2 13 19 Jumlah prestasi olahraga prestasi 16,00 27,00 50.000.000 32,00 55.000.000 37,00 60.500.000 41,00 500.000.000 46,00 550.000.000 46,00 1.215.500.000 Dispora
dan Manajemen Olahraga

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE VII-17


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Program Pembinaan dan
2 13 20 Cakupan pembinaan olahraga persen 92,00 95,00 3.880.000.000 100,00 2.949.700.000 100,00 3.000.000.000 100,00 3.500.000.000 100,00 3.500.000.000 100,00 16.829.700.000 Dispora
Pemasyarakatan Olahraga
Program Peningkatan Sarana dan Jumlah klub olahraga per 10.000
2 13 21 rasio 31,24 32,24 3.700.000.000 33,24 3.700.000.000 34,24 3.700.000.000 35,24 4.500.000.000 36,24 5.000.000.000 36,24 20.600.000.000 Dispora
Prasarana Olahraga penduduk
0
2 14 Statistik 1.120.000.000 1.124.750.000 1.331.212.500 1.392.670.625 1.775.947.656 6.744.580.781
Disdukcapil,
Distan Pangan,
Dishub,
tepat Diskominsa,
Program Pengembangan waktu/tid tepat tepat tepat tepat tepat tepat tepat DPMT2PTSP,
2 14 15 Publikasi data statistik tepat waktu 1.120.000.000 1.124.750.000 1.331.212.500 1.392.670.625 1.775.947.656 6.744.580.781
Data/Informasi/Statistik Daerah ak tepat waktu waktu waktu waktu waktu waktu waktu DPMD, Dinsos,
waktu DKP,
Disparbud,
Disbunnakkes
wan, BPBD dan
0
2 15 Persandian 130.000.000 136.500.000 143.325.000 150.491.250 158.015.813 718.332.063
Program Layanan Pengelolaan dan
Jumlah SKPK Yang sudah
2 15 15 Perlindungan Informasi Milik SKPK 0 3 130.000.000 5 136.500.000 7 143.325.000 10 150.491.250 12 158.015.813 12 718.332.063 Diskominsa
Melakukan Persandian Informasi
Pemerintah Daerah
0
2 16 Kebudayaan 3.218.598.000 4.388.023.000 2.836.648.000 3.374.341.750 3.787.100.188 17.604.710.938
Program Pelayanan Administrasi Indeks kepuasan masyarakat
2 16 01 predikat n.a baik 350.000.000 baik 367.500.000 baik 385.875.000 sangat baik 405.168.750 sangat baik 425.427.188 sangat baik 1.933.970.938 Sek.MAA
Perkantoran terhadap pelayanan pemerintah
Program Peningkatan Sarana dan Tingkat ketersediaan kebutuhan
2 16 02 persen n.a 75,00 100.000.000 77,00 732.000.000 80,00 149.000.000 82,00 140.000.000 82,00 140.000.000 82,00 1.261.000.000 Sek.MAA
Prasarana Aparatur sarana dan prasarana aparatur
Program Peningkatan Disiplin
2 16 03 Tingkat kedisiplinan aparatur persen n.a 70,00 0 73,00 17.500.000 77,00 0 80,00 17.500.000 85,00 0 85,00 35.000.000 Sek.MAA
Aparatur
Program Peningkatan Kapasitas Jumlah ASN yang memiliki
2 16 05 orang n.a. 100,00 52.023.000 120,00 52.023.000 150,00 52.023.000 170,00 52.023.000 180,00 52.023.000 540,00 260.115.000 Sek.MAA
Sumber Daya Aparatur kompetensi
Program Peningkatan
2 16 06 Pengembangan Sistem Pelaporan 20.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 320.000.000 Sek.MAA
Capaian Kinerja dan Keuangan
LPPD berkategori tinggi kategori sedang tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi 0
LAKIP kategori B predikat C B B B B B B 0
Persentase aktifnya kelembagaan
Program Pengembangan Nilai Sek.MAA dan
2 16 15 adat dan budaya di tengah-tengah persen 40,00 50,00 1.099.000.000 60,00 219.000.000 70,00 160.000.000 80,00 240.000.000 90,00 245.000.000 90,00 1.963.000.000
Budaya Disparbud
kehidupan masyarakat
Program Pengelolaan Kekayaan Persentase adat-istiadat yang Sek.MAA dan
2 16 16 persen 30,00 40,00 275.000.000 50,00 715.000.000 60,00 531.500.000 70,00 584.650.000 80,00 584.650.000 80,00 2.690.800.000
Budaya dilestarikan Disparbud
Program Pengelolaan Keragaman Persentase adat-istiadat yang Sek.MAA dan
2 16 17 persen 30,00 40,00 1.300.000.000 50,00 2.165.000.000 60,00 1.433.250.000 70,00 1.800.000.000 80,00 2.200.000.000 80,00 8.898.250.000
Budaya dilestarikan Disparbud
Program Pemantauan dan Evaluasi Persentase adat dan budaya yang
2 16 19 persen n.a. 5,00 22.575.000 10,00 45.000.000 15,00 50.000.000 20,00 60.000.000 25,00 65.000.000 25,00 242.575.000 Sek.MAA
Program terdokumentasi
0

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE VII-18


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
2 18 Kearsipan 1.500.000.000 1.500.000.000 1.500.000.000 1.500.000.000 1.500.000.000 7.500.000.000
Program Perbaikan Sistem Persentase tertatanya administrasi
2 18 15 persen 0,00 25,00 750.000.000 35,00 750.000.000 45,00 750.000.000 55,00 750.000.000 65,00 750.000.000 65,00 3.750.000.000 Setdakab
Administrasi Kearsipan arsip
Program Penyelamatan dan
Persentase terdokumentasinya
2 18 16 Pelestarian Dokumen/Arsip persen 0,00 25,00 750.000.000 35,00 750.000.000 45,00 750.000.000 65,00 750.000.000 75,00 750.000.000 75,00 3.750.000.000 Setdakab
arsip daerah
Daerah
0
3 Urusan Pilihan 32.767.802.500 39.648.133.989 42.402.417.360 52.295.935.548 67.471.430.993 234.585.720.390
3 01 Kelautan dan Perikanan 4.280.000.000 4.756.053.839 5.300.435.000 8.275.846.000 13.239.117.000 35.851.451.839
Program Pelayanan Administrasi Indeks kepuasan masyarakat
3 01 01 predikat n.a baik 550.000.000 baik 577.500.000 baik 606.375.000 sangat baik 636.693.750 sangat baik 668.528.438 sangat baik 3.039.097.188 DKP
Perkantoran terhadap pelayanan pemerintah
Program Peningkatan Sarana dan Tingkat ketersediaan kebutuhan
3 01 02 persen n.a 75,00 300.000.000 77,00 344.600.000 80,00 358.660.000 82,00 743.426.000 82,00 743.426.000 82,00 2.490.112.000 DKP
Prasarana Aparatur sarana dan prasarana aparatur
Program Peningkatan Disiplin
3 01 03 Tingkat kedisiplinan aparatur persen n.a 70,00 0 73,00 22.000.000 77,00 0 80,00 22.000.000 85,00 0 85,00 44.000.000 DKP
Aparatur
Program Peningkatan Kapasitas Jumlah ASN yang memiliki
3 01 05 orang n.a. 100,00 0 120,00 60.000.000 150,00 70.000.000 170,00 80.000.000 180,00 90.000.000 540,00 300.000.000 DKP
Sumber Daya Aparatur kompetensi
Program Peningkatan
3 01 06 Pengembangan Sistem Pelaporan 20.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 320.000.000 DKP
Capaian Kinerja dan Keuangan
LPPD berkategori tinggi kategori sedang tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi 0
LAKIP kategori B predikat C B B B B B B 0
Program Pemberdayaan Ekonomi Terbinanya kelompok masyarakat
3 01 15 klp 0,00 0,00 0 4,00 100.000.000 4,00 400.000.000 4,00 200.000.000 4,00 280.000.000 16,00 980.000.000 DKP
Masyarakat Pesisir konservasi sumber daya pesisir

Program Pemberdayaan
Masyarakat Dalam Pengawasan Jumlah kasus illegal fishing yang
3 01 16 persen 40,00 60,00 210.000.000 80,00 220.500.000 100,00 231.525.000 100,00 243.101.250 100,00 255.256.312 100,00 1.160.382.562 DKP
dan Pengendalian Sumber Daya terselesaikan
Kelautan
Program Peningkatan Kesadaran Meningkatkan kesadaran
3 01 17 dan Penegakan Hukum Dalam masyarakat dalam pendayagunaan persen 25,00 25,00 0 35,00 75.000.000 45,00 112.500.000 55,00 150.000.000 65,00 187.500.000 65,00 525.000.000 DKP
Pendayagunaan Sumber Daya Laut sumberdaya laut
Program Peningkatan Kegiatan Meningkatkan pengetahuan
3 01 19 Budaya Kelautan dan Wawasan industri bahari dan meningkatkan persen 70,00 72,00 0 75,00 60.000.000 77,00 75.000.000 78,00 150.000.000 80,00 150.000.000 80,00 435.000.000 DKP
Maritim Kepada Masyarakat minat konsumsi ikan
Program Pengembangan Budidaya Jumlah produksi perikanan
3 01 20 ton 23,73 32,73 1.650.000.000 42,73 1.343.953.839 52,73 1.400.000.000 62,73 2.000.000.000 72,73 3.500.000.000 72,73 9.893.953.839 DKP
Perikanan budidaya
Program Pengembangan Perikanan
3 01 21 Jumlah produksi perikanan laut ton 14.653,00 16.000,00 1.550.000.000 17.000,00 1.627.500.000 18.000,00 1.708.875.000 19.000,00 3.700.000.000 20.000,00 7.000.000.000 20.000,00 15.586.375.000 DKP
Tangkap
Program Pengembangan Sistem Jumlah produksi perikanan
3 01 22 ton 23,73 32,73 0 42,73 250.000.000 52,73 262.500.000 62,73 275.625.000 72,73 289.406.250 72,73 1.077.531.250 DKP
Penyuluhan Perikanan budidaya
0
3 02 Pariwisata 3.830.000.000 6.839.875.000 5.994.428.750 7.320.573.938 10.069.173.446 34.054.051.133
Program Pelayanan Administrasi Indeks kepuasan masyarakat
3 02 01 predikat n.a baik 510.000.000 baik 535.500.000 baik 562.275.000 sangat baik 590.388.750 sangat baik 619.908.188 sangat baik 2.818.071.938 Disparbud
Perkantoran terhadap pelayanan pemerintah
Program Peningkatan Sarana dan Tingkat ketersediaan kebutuhan
3 02 02 persen n.a 75,00 210.000.000 77,00 1.852.000.000 80,00 860.200.000 82,00 524.720.000 82,00 524.720.000 82,00 3.971.640.000 Disparbud
Prasarana Aparatur sarana dan prasarana aparatur

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE VII-19


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Program Peningkatan Disiplin
3 02 03 Tingkat kedisiplinan aparatur persen n.a 70,00 0 73,00 19.800.000 77,00 0 80,00 0 85,00 19.800.000 85,00 39.600.000 Disparbud
Aparatur
Program Peningkatan Kapasitas Jumlah ASN yang memiliki
3 02 05 orang n.a. 100,00 0 120,00 33.075.000 150,00 34.728.750 170,00 36.465.188 180,00 38.288.446 540,00 142.557.384 Disparbud
Sumber Daya Aparatur kompetensi
Program Peningkatan
3 02 06 Pengembangan Sistem Pelaporan 10.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 310.000.000 Disparbud
Capaian Kinerja dan Keuangan
LPPD berkategori tinggi kategori sedang tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi 0
LAKIP kategori B predikat C B B B B B B 0
Program Pengembangan
3 02 15 850.000.000 1.500.000.000 1.600.000.000 2.694.000.000 3.500.000.000 10.144.000.000 Disparbud
Pemasaran Pariwisata
Jumlah kunjungan wisatawan
orang 28.032,00 40.000,00 50.000,00 60.000,00 70.000,00 80.000,00 80.000,00 0
domestik dan mancanegara
Kontribusi pariwisata dalam PDRB persen 1,46 1,50 1,55 1,60 1,65 1,70 1,70 0
Program Pengembangan Destinasi
3 02 16 2.250.000.000 2.250.000.000 2.250.000.000 2.600.000.000 3.100.000.000 12.450.000.000 Disparbud
Pariwisata
Tingkat Kemiskinan persen 19,93 18,95 18,46 17,98 17,49 17,00 17,00 0
Jumlah kunjungan wisatawan
orang 28.032,00 40.000,00 50.000,00 60.000,00 70.000,00 80.000,00 80.000,00 0
domestik dan mancanegara
Kontribusi pariwisata dalam PDRB persen 1,46 1,50 1,55 1,60 1,65 1,70 1,70 0

3 02 17 Program Pengembangan Kemitraan 0 574.500.000 612.225.000 800.000.000 2.191.456.812 4.178.181.812 Disparbud


Jumlah kunjungan wisatawan
orang 28.032,00 40.000,00 50.000,00 60.000,00 70.000,00 80.000,00 80.000,00 0
domestik dan mancanegara
Kontribusi pariwisata dalam PDRB persen 1,46 1,50 1,55 1,60 1,65 1,70 1,70 0
0
3 03 Pertanian 12.779.802.500 12.997.705.150 15.752.003.610 18.142.234.360 21.096.709.360 80.768.454.980
Program Pelayanan Administrasi Indeks kepuasan masyarakat Distan Pangan
3 03 01 predikat n.a baik 1.744.822.500 baik 1.902.722.150 baik 2.076.411.765 sangat baik 2.083.932.170 sangat baik 2.083.932.170 sangat baik 9.891.820.755
Perkantoran terhadap pelayanan pemerintah dan
Program Peningkatan Sarana dan Tingkat ketersediaan kebutuhan Distan Pangan
3 03 02 persen n.a 75,00 591.840.000 77,00 1.181.450.000 80,00 1.389.995.000 82,00 1.352.294.500 82,00 1.352.294.500 82,00 5.867.874.000
Prasarana Aparatur sarana dan prasarana aparatur dan
Program Peningkatan Disiplin Distan Pangan
3 03 03 Tingkat kedisiplinan aparatur persen n.a 70,00 0 73,00 223.194.000 77,00 0 80,00 0 85,00 261.600.000 85,00 484.794.000
Aparatur dan
Program Peningkatan Kapasitas Jumlah ASN yang memiliki Distan Pangan
3 03 05 orang n.a. 100,00 24.990.000 120,00 72.489.000 150,00 79.737.900 170,00 87.711.690 180,00 87.711.690 540,00 352.640.280
Sumber Daya Aparatur kompetensi dan
Program Peningkatan Distan Pangan
3 03 06 Pengembangan Sistem Pelaporan 40.000.000 150.000.000 150.000.000 150.000.000 150.000.000 640.000.000 dan
Capaian Kinerja dan Keuangan Disbunnakkes
LPPD berkategori tinggi kategori sedang tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi 0
LAKIP kategori B predikat C B B B B B B 0
Program Peningkatan Distan Pangan
3 03 15 Jumlah desa mandiri pangan desa n.a. 40,00 538.000.000 50,00 442.600.000 20,00 486.860.000 15,00 535.546.000 13,00 535.546.000 138,00 2.538.552.000
Kesejahteraan Petani dan

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE VII-20


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Program Peningkatan Ketahanan
3 03 16 1.601.650.000 1.500.000.000 2.500.000.000 3.000.000.000 3.500.000.000 12.101.650.000 Distan Pangan
Pangan (Pertanian/Perkebunan)
Produktivitas padi per hektar ton/ha 1,24 2,00 3,00 4,00 4,00 4,00 4,00 0
Jumlah produksi padi gabah ton 13.906,00 15.000,00 17.000,00 19.000,00 22.000,00 24.000,00 24.000,00 0
Luas tanaman palawija dan
ha n.a. 500,00 1.000,00 1.500,00 1.700,00 2.000,00 2.000,00 0
hortikultura
Program Peningkatan Pemasaran Jumlah Gapoktan/Poktan
3 03 17 Hasil Produksi pemasaran hasil pengolahan klp n.a 2,00 850.000.000 4,00 950.000.000 6,00 1.000.000.000 8,00 1.150.000.000 10,00 1.200.000.000 10,00 5.150.000.000 Distan Pangan
Pertanian/Perkebunan komoditas pertanian unggulan
Program Peningkatan Penerapan Jumlah Teknologi Tepat Guna
3 03 18 unit 0,00 5,00 927.500.000 5,00 1.220.250.000 6,00 1.842.275.000 6,00 2.400.000.000 7,00 3.000.000.000 29,00 9.390.025.000 Distan Pangan
Teknologi Pertanian/Perkebunan (TTG) yang terbentuk
Program Peningkatan Produksi
3 03 19 2.160.000.000 2.160.000.000 2.160.000.000 2.700.000.000 3.500.000.000 12.680.000.000 Distan Pangan
Pertanian/Perkebunan
Jumlah produksi cengkeh ton 2.905,87 3.988,00 4.530,00 5.071,00 5.613,00 6.154,00 6.154,00 0
Jumlah produksi kelapa dalam ton 5.414,43 6.000,00 6.500,00 7.000,00 7.500,00 8.000,00 8.000,00 0
Jumlah produksi padi gabah ton 13.906,00 15.000,00 17.000,00 19.000,00 22.000,00 24.000,00 24.000,00 0
Luas tanaman palawija dan
ha n.a. 500,00 1.000,00 1.500,00 1.700,00 2.000,00 2.000,00 0
hortikultura
Program Pemberdayaan Penyuluh
3 03 20 Produktivitas padi per hektar ton/ha 1,24 2,00 250.000.000 3,00 275.000.000 4,00 302.500.000 4,00 332.750.000 4,00 366.025.000 4,00 1.526.275.000 Distan Pangan
Pertanian/Perkebunan Lapangan
Program Pencegahan dan Jumlah kematian/didera penyakit Disbunnakkes
3 03 21 ekor 4.457,00 1.335,00 300.000.000 1.292,00 500.000.000 1.066,00 500.000.000 1.564,00 850.000.000 430,00 1.209.600.000 430,00 3.359.600.000
Penanggulangan Penyakit Ternak (ternak kerbau) wan
Program Peningkatan Produksi Disbunnakkes
3 03 22 3.751.000.000 2.420.000.000 3.264.223.945 3.500.000.000 3.850.000.000 16.785.223.945
Hasil Peternakan wan
Jumlah populasi kerbau ekor 26.700,00 28.660,00 30.026,00 31.392,00 32.758,00 34.124,00 34.124,00 0
Jumlah populasi sapi ekor 3.331,00 3.981,00 4.631,00 5.281,00 5.931,00 6.581,00 6.581,00 0
Jumlah populasi ayam pedaging ekor 150.970,00 160.970,00 172.970,00 184.970,00 196.970,00 208.970,00 208.970,00 0
Jumlah produksi daging sapi kg 7.716,00 30.000,00 50.000,00 70.000,00 90.000,00 110.000,00 110.000,00 0
Jumlah produksi daging ayam kg 117.016,00 118.000,00 119.000,00 120.000,00 130.000,00 140.000,00 140.000,00 0
0
3 05 Energi dan Sumberdaya Mineral 300.000.000 500.000.000 420.075.000 457.282.500 457.282.500 2.134.640.000
Program Pengembangan dan Persentase rumah tangga pengguna
3 05 18 persen 97,88 98,00 300.000.000 98,20 500.000.000 98,40 420.075.000 98,60 457.282.500 98,80 457.282.500 98,80 2.134.640.000 Setdakab
Pemanfaatan Energi listrik
0
3 06 Perdagangan 7.105.000.000 5.570.000.000 5.570.000.000 6.240.000.000 6.840.000.000 31.325.000.000
Kontribusi sektor perdagangan
Program Perlindungan Konsumen besar dan eceran; reparasi mobil Disperindagko
3 06 15 persen 12,83 13,00 160.000.000 13,25 500.000.000 13,50 500.000.000 13,75 500.000.000 14,00 500.000.000 14,00 2.160.000.000
dan Pengembangan Perdagangan dan sepeda motor terhadap PDRB p
(ADHK)
Jumlah Gapoktan/Poktan
Program Peningkatan Efisiensi Disperindagko
3 06 18 pemasaran hasil pengolahan klp n.a 2,00 6.945.000.000 4,00 4.830.000.000 6,00 4.830.000.000 8,00 5.500.000.000 10,00 6.100.000.000 10,00 28.205.000.000
Perdagangan Dalam Negeri p
komoditas pertanian unggulan
Program Pembinaan Pedagang Kaki
3 06 19 Jumlah pedagang asongan binaan orang 0,00 5,00 0 10,00 240.000.000 15,00 240.000.000 20,00 240.000.000 25,00 240.000.000 25,00 960.000.000 Setdakab
Lima dan Asongan
0

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE VII-21


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
3 07 Perindustrian 1.973.000.000 5.484.500.000 5.690.475.000 6.999.998.750 8.519.148.688 28.667.122.438
Program Pelayanan Administrasi Indeks kepuasan masyarakat Disperindagko
3 07 01 predikat n.a baik 590.000.000 baik 619.500.000 baik 650.475.000 sangat baik 682.998.750 sangat baik 717.148.688 sangat baik 3.260.122.438
Perkantoran terhadap pelayanan pemerintah p
Program Peningkatan Sarana dan Tingkat ketersediaan kebutuhan Disperindagko
3 07 02 persen n.a 75,00 223.000.000 77,00 345.000.000 80,00 405.000.000 82,00 382.000.000 82,00 382.000.000 82,00 1.737.000.000
Prasarana Aparatur sarana dan prasarana aparatur p
Program Peningkatan Disiplin Disperindagko
3 07 03 Tingkat kedisiplinan aparatur persen n.a 70,00 0 73,00 35.000.000 77,00 0 80,00 0 85,00 35.000.000 85,00 70.000.000
Aparatur p
Program Peningkatan Kapasitas Jumlah ASN yang memiliki Disperindagko
3 07 05 orang n.a. 100,00 60.000.000 120,00 60.000.000 150,00 60.000.000 170,00 60.000.000 180,00 60.000.000 540,00 300.000.000
Sumber Daya Aparatur kompetensi p
Program Peningkatan
Disperindagko
3 07 06 Pengembangan Sistem Pelaporan 20.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 320.000.000
p
Capaian Kinerja dan Keuangan
LPPD berkategori tinggi kategori sedang tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi 0
LAKIP kategori B predikat C B B B B B B 0
Program Peningkatan Kapasitas Kontribusi sektor industri Disperindagko
3 07 15 1,39 1,50 1,75 0 2,00 250.000.000 2,25 250.000.000 2,50 250.000.000 2,75 250.000.000 2,75 1.000.000.000
IPTEK Sistem Produksi pengolahan terhadap PDRB p
Program Pengembangan Industri Disperindagko
3 07 16 Tingkat Kemiskinan persen 19,93 18,95 0 18,46 700.000.000 17,98 700.000.000 17,49 750.000.000 17,00 750.000.000 17,00 2.900.000.000
Kecil dan Menengah p
Program Peningkatan Kemampuan Disperindagko
3 07 17 200.000.000 550.000.000 550.000.000 850.000.000 1.250.000.000 3.400.000.000
Teknologi Industri p
Jumlah industri pengolahan
unit 8,00 10,00 12,00 14,00 16,00 18,00 18,00 0
perikanan
Produksi pengolahan hasil
ton 120,00 129,00 138,00 147,00 156,00 167,00 167,00 0
perikanan
Jumlah industri pengolahan hasil
cengkeh, kelapa dalam, kelapa unit 2,00 6,00 6,00 6,00 6,00 6,00 6,00 0
sawit dan minyak atsiri
Kontribusi industri pengolahan
persen 1,39 1,44 1,49 1,53 1,57 1,61 1,61 0
dalam PDRB
Disperindagko
3 07 18 Program Penataan Struktur Industri 0 1.850.000.000 2.000.000.000 2.450.000.000 3.150.000.000 9.450.000.000
p
Jumlah industri pengolahan
unit 8,00 10,00 12,00 14,00 16,00 18,00 18,00 0
perikanan
Produksi pengolahan hasil
ton 120,00 129,00 138,00 147,00 156,00 167,00 167,00 0
perikanan
Jumlah industri pengolahan hasil
cengkeh, kelapa dalam, kelapa unit 2,00 6,00 6,00 6,00 6,00 6,00 6,00 0
sawit dan minyak atsiri
Program Pengembangan Sentra- Disperindagko
3 07 19 880.000.000 1.000.000.000 1.000.000.000 1.500.000.000 1.850.000.000 6.230.000.000
Sentra Industri Potensial p
Jumlah industri pengolahan
unit 8,00 10,00 12,00 14,00 16,00 18,00 18,00 0
perikanan
Produksi pengolahan hasil
ton 120,00 129,00 138,00 147,00 156,00 167,00 167,00 0
perikanan
Jumlah industri pengolahan hasil
cengkeh, kelapa dalam, kelapa unit 2,00 6,00 6,00 6,00 6,00 6,00 6,00 0
sawit dan minyak atsiri
0

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE VII-22


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
3 08 Transmigrasi 2.500.000.000 3.500.000.000 3.675.000.000 4.860.000.000 7.250.000.000 21.785.000.000
Program Pengembangan Wilayah
3 08 15 Tingkat Kemiskinan persen 19,93 18,95 2.500.000.000 18,46 3.000.000.000 17,98 3.150.000.000 17,49 4.000.000.000 17,00 6.000.000.000 17,00 18.650.000.000 DPMT2PTSP
Transmigrasi
3 08 16 Program Transmigrasi Lokal Tingkat Kemiskinan persen 19,93 18,95 0 18,46 500.000.000 17,98 525.000.000 17,49 860.000.000 17,00 1.250.000.000 17,00 3.135.000.000 DPMT2PTSP
0
4 Fungsi Penunjang Urusan 93.032.574.968 102.645.549.938 108.030.530.205 121.480.795.450 141.609.607.160 566.799.057.721
4 01 Administrasi Pemerintahan 44.217.655.176 54.225.015.039 55.614.997.412 64.700.004.694 77.357.444.784 296.115.117.105
Setdakab,
Sek.DPRK,
Sek.MPU,
Simtim,
Program Pelayanan Administrasi Indeks kepuasan masyarakat
4 01 01 predikat n.a baik 15.009.772.482 baik 15.990.488.140 baik 17.106.592.489 sangat baik 18.092.337.035 sangat baik 19.151.301.443 sangat baik 85.350.491.589 Simteng,
Perkantoran terhadap pelayanan pemerintah
Simbar, Tepsel,
Salang, Tepbar,
Teldal, Alafan,
Tepteng,
Setdakab,
Sek.DPRK,
Sek.MPU,
Simtim,
Program Peningkatan Sarana dan Tingkat ketersediaan kebutuhan
4 01 02 persen n.a 75,00 5.440.448.269 77,00 8.281.297.133 80,00 7.904.026.244 82,00 8.218.450.737 82,00 8.369.636.562 82,00 38.213.858.946 Simteng,
Prasarana Aparatur sarana dan prasarana aparatur
Simbar, Tepsel,
Salang, Tepbar,
Teldal, Alafan,
Tepteng,
Setdakab,
Sek.DPRK,
Sek.MPU,
Simtim,
Program Peningkatan Disiplin
4 01 03 Tingkat kedisiplinan aparatur persen n.a 70,00 0 73,00 470.800.000 77,00 0 80,00 488.127.700 85,00 0 85,00 958.927.700 Simteng,
Aparatur
Simbar, Tepsel,
Salang, Tepbar,
Teldal, Alafan,
Tepteng,
Setdakab,
Sek.DPRK,
Simtim,
Simteng,
Program Peningkatan Kapasitas Jumlah ASN yang memiliki
4 01 05 orang n.a. 100,00 787.500.000 120,00 2.763.588.750 150,00 2.878.611.375 170,00 2.935.166.313 180,00 2.972.926.571 540,00 12.337.793.009 Simbar, Tepsel,
Sumber Daya Aparatur kompetensi
Salang, Tepbar,
Teldal, Alafan,
Tepteng,
Simcut,

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE VII-23


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

Setdakab,
Sek.DPRK,
Sek.MPU,
Simtim,
Simteng,
Program Peningkatan
Simbar, Tepsel,
4 01 06 Pengembangan Sistem Pelaporan 380.000.000 1.550.000.000 1.540.000.000 1.614.000.000 1.662.400.000 6.746.400.000
Salang, Tepbar,
Capaian Kinerja dan Keuangan
Teldal, Alafan,
Tepteng,
Simcut,
Dinsyar dan
Sek.BMK

LPPD berkategori tinggi kategori sedang tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi 0
LAKIP kategori B predikat C B B B B B B 0
Program Peningkatan Kapasitas
Meningkatnya kapasitas lembaga
4 01 15 Lembaga Perwakilan Rakyat persen 70,00 72,00 4.202.114.000 74,00 4.622.325.400 76,00 5.084.557.940 78,00 7.000.000.000 80,00 9.500.000.000 80,00 30.408.997.340 Sek.DPRK
perwakilan rakyat daerah
Daerah
Program Peningkatan Pelayanan
Tingkat pelayanan kedinasan
4 01 16 Kedinasan Kepala Daerah/Wakil persen 80,00 81,00 484.531.688 82,00 508.758.272 83,00 534.196.186 84,00 850.000.000 85,00 1.400.000.000 85,00 3.777.486.146 Setdakab
kepala daerah/wakil kepala daerah
Kepala Daerah
Program Penataan Peraturan
4 01 26 1.200.000.000 1.200.000.000 1.200.000.000 1.900.000.000 3.200.000.000 8.700.000.000 Setdakab
Perundang-Undangan
Capaian produk hukum daerah
qanun 0,00 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00 50,00 0
yang terealisasi
Jumlah perbup perbup 0,00 20,00 20,00 20,00 20,00 20,00 100,00 0
Tersedianya data evaluasi
Program Penataan Daerah Otonomi Ada/Tida
4 01 27 kemampuan penyelenggaraan persen Ada 200.000.000 Ada 350.000.000 Ada 400.000.000 Ada 450.000.000 Ada 500.000.000 Ada 1.900.000.000 Setdakab
Baru k Ada
otonomi daerah
Setdakab,
Simtim,
Simteng,
Program Peningkatan Pelayanan
4 01 21 4.182.200.000 4.652.000.000 4.687.000.000 5.825.000.000 7.825.000.000 27.171.200.000 Simbar, Tepsel,
Kehidupan Beragama
Salang, Tepbar,
Teldal, Alafan,
Tepteng,
Persentase efektifitas
persen 40,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 0
penyelenggaraan TPQ
Persentase hari-hari besar
persen 0,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 0
keagamaan yang terlaksana
Program Peningkatan Pengawasan
dan Pengendalian Qanun Syariat Jumlah kasus pelanggaran qanun
4 01 29 kasus 6,00 4,00 0 2,00 500.000.000 0,00 525.000.000 0,00 1.000.000.000 0,00 1.589.922.440 0,00 3.614.922.440 Satpol PP WH
Islam serta Kebijakan Kepala syariat
Daerah

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE VII-24


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Dinsyar dan
4 01 30 Program Pembinaan Syariat Islam 3.406.838.787 3.745.025.226 3.747.647.537 4.026.757.214 4.426.757.214 19.353.025.978
Sek.BMK
Jumlah hafizh Al-Qur'an orang 0,00 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00 25,00 0
Jumlah Masjid yang aktif
melaksanakan shalat berjamaah unit n.a. 165,00 168,00 168,00 168,00 168,00 168,00 0
lima waktu
Jumlah zakat dan infaq yang
Juta Rp 2.026,24 2.228,87 2.431,49 2.634,11 2.836,74 3.039,36 3.039,36 0
disalurkan
Program Peningkatan Sumber Daya Sek.MPU dan
4 01 31 Jumlah pengkaderan ulama orang 50,00 60,00 1.041.017.180 70,00 1.198.124.098 80,00 1.542.998.608 90,00 2.320.000.000 90,00 3.820.000.000 90,00 9.922.139.886
dan Peran Ulama Setdakab
Program Pembinaan Lembaga Persentase pesantren/dayah/balai Dinsyar dan
4 01 32 persen 0,00 10,00 1.272.827.770 20,00 1.622.227.770 30,00 1.542.367.770 40,00 2.088.794.000 50,00 2.500.813.400 50,00 9.027.030.710
Sosial Keagamaan pengajian yang dibina Sek.BMK
Program Pengembangan dan Meningkatnya pemahaman
4 01 33 persen 50,00 51,00 192.255.000 52,00 201.867.750 53,00 211.961.138 54,00 222.559.194 55,00 233.687.154 55,00 1.062.330.236 Dinsyar
Pemberdayaan Peradilan Syariah tenntang syariat Islam
Program Sarana dan Prasarana Persentase masjid yang memenuhi
4 01 34 persen 30,00 40,00 5.205.000.000 50,00 5.205.000.000 60,00 5.205.000.000 70,00 6.000.000.000 80,00 7.500.000.000 80,00 29.115.000.000 Dinsyar
Ibadah standar
Program Peningkatan Kualitas Simtim dan
4 01 35 505.250.000 530.512.500 557.038.125 593.812.500 1.530.000.000 3.716.613.125
Pendidikan Beragama Dinsyar
Persentase efektifitas
persen 40,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 0
penyelenggaraan TPQ
Indeks pendidikan karakter di SD
predikat n.a baik baik baik sangat baik sangat baik sangat baik 0
dan SMP
Program Pengembangan Sistem
4 01 36 Efisiensi kelembagaan daerah persen 19,00 30,00 107.900.000 42,00 133.000.000 51,00 148.000.000 71,00 175.000.000 71,00 175.000.000 71,00 738.900.000 Setdakab
dan Prosedur Ketatalaksanaan
Persentase pengguna dan penyedia
Program Pemberdayaan Jasa
4 01 37 jasa kontruksi yang memahami persen 0,00 23,00 600.000.000 61,00 700.000.000 84,00 800.000.000 92,00 900.000.000 100,00 1.000.000.000 100,00 4.000.000.000 Setdakab
Konstruksi
manajemen jasa konstruksi
0
4 02 Pengawasan 5.016.767.900 4.617.344.690 4.722.194.159 5.641.113.575 6.896.363.574 26.893.783.898
Program Pelayanan Administrasi Indeks kepuasan masyarakat
4 02 01 predikat n.a baik 626.175.900 baik 663.793.490 baik 727.037.839 sangat baik 798.241.623 sangat baik 798.241.622 sangat baik 3.613.490.474 Inspektorat
Perkantoran terhadap pelayanan pemerintah
Program Peningkatan Sarana dan Tingkat ketersediaan kebutuhan
4 02 02 persen n.a 75,00 1.081.995.000 77,00 231.594.500 80,00 237.253.950 82,00 242.979.345 82,00 242.979.345 82,00 2.036.802.140 Inspektorat
Prasarana Aparatur sarana dan prasarana aparatur
Program Peningkatan Disiplin
4 02 03 Tingkat kedisiplinan aparatur persen n.a 70,00 0 73,00 84.500.000 77,00 0 80,00 84.500.000 85,00 0 85,00 169.000.000 Inspektorat
Aparatur
Program Peningkatan Kapasitas Jumlah ASN yang memiliki
4 02 05 orang n.a. 100,00 208.597.000 120,00 229.456.700 150,00 252.402.370 170,00 227.642.607 180,00 227.642.607 540,00 1.145.741.284 Inspektorat
Sumber Daya Aparatur kompetensi
Program Peningkatan
4 02 06 Pengembangan Sistem Pelaporan 20.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 320.000.000 Inspektorat
Capaian Kinerja dan Keuangan
LPPD berkategori tinggi kategori sedang tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi 0
LAKIP kategori B predikat C B B B B B B 0

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE VII-25


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Program Peningkatan Sistem
Pengawasan Internal dan
4 02 20 2.400.000.000 2.520.000.000 2.646.000.000 3.000.000.000 4.000.000.000 14.566.000.000 Inspektorat
Pengendalian Pelaksanaan
Kebijakan KDH
Tingkat maturitas SPIP level 2,00 2,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 0
Persentase tindak lanjut temuan persen 22,22 30,00 35,00 40,00 45,00 50,00 50,00 0
Program Peningkatan
Tingkat kapabilitas Akuntabilitas
Profesionalisme Tenaga
4 02 21 Pengawasan Internal Pemerintah level 2,00 2,00 230.000.000 3,00 188.000.000 3,00 182.000.000 3,00 250.000.000 3,00 350.000.000 3,00 1.200.000.000 Inspektorat
Pemeriksaan dan Aparatur
(APIP)
Pengawasan
Program Penataan dan
4 02 22 Penyempurnaan Kebijakan Sistem Tingkat maturitas SPIP level 2,00 2,00 450.000.000 3,00 625.000.000 3,00 602.500.000 3,00 962.750.000 3,00 1.202.500.000 3,00 3.842.750.000 Inspektorat
dan Prosedur Pengawasan
0
4 03 Perencanaan 16.554.126.899 15.687.939.088 18.680.311.979 19.118.676.844 22.959.585.836 93.000.640.647
Program Pelayanan Administrasi Indeks kepuasan masyarakat
4 03 01 predikat n.a baik 1.150.000.000 baik 1.207.500.000 baik 1.267.875.000 sangat baik 1.331.268.750 sangat baik 1.543.357.791 sangat baik 6.500.001.541 Bappeda
Perkantoran terhadap pelayanan pemerintah
Program Peningkatan Sarana dan Tingkat ketersediaan kebutuhan
4 03 02 persen n.a 75,00 1.368.837.470 77,00 1.033.593.750 80,00 1.585.273.438 82,00 1.139.537.109 82,00 1.196.513.964 82,00 6.323.755.731 Bappeda
Prasarana Aparatur sarana dan prasarana aparatur
Program Peningkatan Disiplin
4 03 03 Tingkat kedisiplinan aparatur persen n.a 70,00 0 73,00 3.307.500 77,00 0 80,00 3.646.519 85,00 0 85,00 6.954.019 Bappeda
Aparatur
Program Peningkatan Kapasitas Jumlah ASN yang memiliki
4 03 05 orang n.a. 100,00 78.775.179 120,00 82.713.938 150,00 120.849.635 170,00 91.192.117 180,00 95.751.722 540,00 469.282.590 Bappeda
Sumber Daya Aparatur kompetensi
Program Peningkatan
4 03 06 Pengembangan Sistem Pelaporan 30.000.000 85.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 415.000.000 Bappeda
Capaian Kinerja dan Keuangan
LPPD berkategori tinggi kategori sedang tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi 0
LAKIP kategori B predikat C B B B B B B 0
Persentase ketersediaan data
Program Pengembangan
4 03 15 indikator Kinerja Kabupaten persen 0,00 19,92 1.000.000.000 2.500.000.000 3.000.000.000 3.300.000.000 3.630.000.000 13.430.000.000 Bappeda
Data/Informasi
Simeulue
Jumlah kerjasama (MoU) dengan Bappeda,
Kerjasama
4 03 16 Program Kerjasama Pembangunan instansi pemerintah, n.a 10,00 1.647.040.000 10,00 600.000.000 10,00 600.000.000 10,00 600.000.000 10,00 600.000.000 50,00 4.047.040.000 Setdakab dan
/MoU
swasta/bisnis, akademisi DPUPR
Program Pengembangan Wilayah
4 03 17 Persentase data wilayah persen 0,00 14,00 50.000.000 34,00 250.000.000 54,00 275.000.000 74,00 300.000.000 94,00 325.000.000 94,00 1.200.000.000 Setdakab
Perbatasan
Program Peningkatan Kapasitas Meningkatnya kapasitas
4 03 20 Kelembagaan Perencanaan kelembagaan perencanaan persen 70,00 80,00 280.000.000 85,00 508.000.000 90,00 738.800.000 95,00 372.680.000 100,00 409.948.000 100,00 2.309.428.000 Bappeda
Pembangunan Daerah pembangunan daerah
Bappeda,
Setdakab,
Program Perencanaan Persentase tahapan perencanaan
4 03 21 persen 60,80 64,28 5.058.356.250 73,68 5.598.400.000 84,21 6.397.200.000 94,73 5.575.000.000 100,00 6.556.205.565 100,00 29.185.161.815 BPBD,
Pembangunan Daerah tepat waktu
Diskominsa,
Disdukcapil,
Program Perencanaan Persentase tahapan perencanaan Bappeda dan
4 03 22 persen 60,80 64,28 3.867.000.000 73,68 969.100.000 84,21 1.467.473.812 94,73 2.548.620.250 100,00 3.715.740.051 100,00 12.567.934.113
Pembangunan Ekonomi tepat waktu DKP
Program Perencanaan Sosial dan Persentase tahapan perencanaan Bappeda dan
4 03 23 persen 60,80 64,28 2.024.118.000 73,68 1.900.323.900 84,21 2.077.840.095 94,73 3.106.732.100 100,00 4.137.068.742 100,00 13.246.082.837
Budaya tepat waktu Setdakab

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE VII-26


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Program Peningkatan Sistem
Pengawasan Internal dan
4 02 20 2.400.000.000 2.520.000.000 2.646.000.000 3.000.000.000 4.000.000.000 14.566.000.000 Inspektorat
Pengendalian Pelaksanaan
Kebijakan KDH
Tingkat maturitas SPIP level 2,00 2,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 0
Persentase tindak lanjut temuan persen 22,22 30,00 35,00 40,00 45,00 50,00 50,00 0
Program Perencanaan Prasarana Persentase tahapan perencanaan
4 03 24 persen 60,80 64,28 0 73,68 950.000.000 84,21 1.050.000.000 94,73 650.000.000 100,00 650.000.000 100,00 3.300.000.000 Bappeda
Wilayah dan Sumber Daya Alam tepat waktu
0
4 04 Keuangan 19.511.854.956 20.037.947.704 20.975.595.089 22.518.231.093 22.752.880.053 105.796.508.895
Program Pelayanan Administrasi Indeks kepuasan masyarakat
4 04 01 predikat n.a baik 6.000.000.000 baik 6.300.000.000 baik 6.615.000.000 sangat baik 6.945.750.000 sangat baik 6.325.334.905 sangat baik 32.186.084.905 BPKD
Perkantoran terhadap pelayanan pemerintah
Program Peningkatan Sarana dan Tingkat ketersediaan kebutuhan
4 04 02 persen n.a 75,00 500.000.000 77,00 550.000.000 80,00 605.000.000 82,00 665.500.000 82,00 732.050.000 82,00 3.052.550.000 BPKD
Prasarana Aparatur sarana dan prasarana aparatur
Program Peningkatan Disiplin
4 04 03 Tingkat kedisiplinan aparatur persen n.a 70,00 0 73,00 75.000.000 77,00 0 80,00 75.000.000 85,00 0 85,00 150.000.000 BPKD
Aparatur
Program Peningkatan Kapasitas Jumlah ASN yang memiliki
4 04 05 orang n.a. 100,00 150.000.000 120,00 165.000.000 150,00 181.500.000 170,00 199.650.000 180,00 199.650.000 540,00 895.800.000 BPKD
Sumber Daya Aparatur kompetensi
Program Peningkatan
4 04 06 Pengembangan Sistem Pelaporan 950.000.000 997.500.000 1.047.375.000 1.500.000.000 1.800.000.000 6.294.875.000 BPKD
Capaian Kinerja dan Keuangan
LPPD berkategori tinggi kategori sedang tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi 0
LAKIP kategori B predikat C B B B B B B 0
Program Peningkatan dan
4 04 17 Pengembangan Pengelolaan Opini WTP atas laporan keuangan opini WTP WTP 6.719.000.000 WTP 7.054.950.000 WTP 7.407.697.500 WTP 7.778.082.375 WTP 8.166.986.494 WTP 37.126.716.369 BPKD
Keuangan Daerah
Program Pembinaan dan Fasilitasi Persentase desa yang tertib dalam BPKD, Bappeda
4 04 19 persen n.a. 30,00 3.482.854.956 40,00 3.240.497.704 50,00 3.353.522.589 60,00 3.472.198.718 70,00 3.596.808.654 70,00 17.145.882.622
Pengelolaan Keuangan Desa pengelolaan keuangan dan DPMD
Program Optimalisasi Pemanfaatan BPKD,
4 04 23 Terlaksananya e-goverment persen 0,00 50,00 1.710.000.000 70,00 1.655.000.000 90,00 1.765.500.000 100,00 1.882.050.000 100,00 1.932.050.000 100,00 8.944.600.000
Teknologi Informasi Diskominsa
0
4 05 Kepegawaian 7.232.170.037 7.677.303.417 7.512.431.565 8.951.519.244 11.064.520.413 42.437.944.676
Program Pelayanan Administrasi Indeks kepuasan masyarakat
4 05 01 predikat n.a baik 984.130.387 baik 1.089.091.987 baik 1.194.549.747 sangat baik 1.500.000.000 sangat baik 1.750.000.000 sangat baik 6.517.772.121 BKPSDM
Perkantoran terhadap pelayanan pemerintah
Program Peningkatan Sarana dan Tingkat ketersediaan kebutuhan
4 05 02 persen n.a 75,00 173.000.000 77,00 330.536.780 80,00 201.608.668 82,00 246.787.744 82,00 296.484.728 82,00 1.248.417.920 BKPSDM
Prasarana Aparatur sarana dan prasarana aparatur
Program Fasilitas Pindah/Purna Jumlah PNS yang mendapatkan
4 05 04 orang 65 65 35.343.000 37 38.353.000 37 41.664.000 37 45.306.100 37 49.312.410 241 209.978.510 BKPSDM
Tugas PNS fasilitas
Program Peningkatan
4 05 06 Pengembangan Sistem Pelaporan 20.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 320.000.000 BKPSDM
Capaian Kinerja dan Keuangan
LPPD berkategori tinggi kategori sedang tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi 0
LAKIP kategori B predikat C B B B B B B 0
Persentase pejabat eselon yang
4 05 15 Program Pendidikan Kedinasan sudah mengikuti diklat PIM persen 50,00 60,00 2.000.000.000 70,00 2.000.000.000 80,00 2.000.000.000 90,00 2.500.000.000 100,00 3.500.000.000 100,00 12.000.000.000 BKPSDM
bersesuaian

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE VII-27


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Program Peningkatan Sistem
Pengawasan Internal dan
4 02 20 2.400.000.000 2.520.000.000 2.646.000.000 3.000.000.000 4.000.000.000 14.566.000.000 Inspektorat
Pengendalian Pelaksanaan
Kebijakan KDH
Tingkat maturitas SPIP level 2,00 2,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 0
Persentase tindak lanjut temuan persen 22,22 30,00 35,00 40,00 45,00 50,00 50,00 0
Program Peningkatan Kapasitas Jumlah ASN yang memiliki BKPSDM dan
4 05 16 orang n.a. 100,00 1.505.696.650 120,00 1.547.321.650 150,00 1.317.609.150 170,00 1.422.425.400 180,00 1.537.723.275 540,00 7.330.776.125
Sumberdaya Aparatur kompetensi Setdakab
Program Pembinaan dan Jumlah ASN yang memiliki BKPSDM dan
4 05 17 orang n.a. 100,00 2.514.000.000 120,00 2.597.000.000 150,00 2.682.000.000 170,00 3.162.000.000 180,00 3.856.000.000 540,00 14.811.000.000
Pengembangan Aparatur kompetensi Setdakab
0
4 07 Penelitian dan Pengembangan 500.000.000 400.000.000 525.000.000 551.250.000 578.812.500 2.555.062.500
Program Penelitian dan
4 07 15 Tersedianya data hasil penelitian lapporan 0,00 0,00 500.000.000 1,00 400.000.000 1,00 525.000.000 1,00 551.250.000 1,00 578.812.500 5,00 2.555.062.500 Bappeda
Pengembangan
415.574.625.884 485.114.675.132 563.223.923.166 650.897.375.413 749.245.994.147 2.864.056.593.742

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE VII-28


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

BAB VIII
KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

8.1 Indikator Kinerja Utama (IKU)


Penetapan Indikator Kinerja Utama (IKU) di lingkungan Pemerintah
Kabupaten Simeulue bertujuan;
a. Untuk memperoleh informasi kinerja yang penting dan diperlukan
dalam menyelenggarakan manajemen kinerja secara baik; dan
b. Untuk memperoleh ukuran keberhasilan dari pencapaian suatu
tujuan dan sasaran strategis Pemerintah Daerah yang digunakan
untuk perbaikan kinerja dan peningkatan akuntabilitas kinerja.

Untuk lebih jelas Indikator Kinerja Utama tahun 2018-2022 dapat


dilihat pada Tabel 8.1 sebagai berikut.

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE VIII-1


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

Kondisi
Target Kondisi
No Indikator Satuan Awal
Akhir
(2016) 2018 2019 2020 2021 2022
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Misi 1 : Mewujudkan pendidikan yang berkualitas untuk menghasilkan sumber daya manusia yang unggul dan berdaya saing
1 Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI % 91,05 95,67 95,97 96,27 96,57 100 100
2 Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs % 68,67 76,38 77,31 78,24 79,17 80,10 80,10
3 Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI % 102,94 105 108 111 114 117 117
4 Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs % 93,55 97,22 97,95 98,68 99,41 100 100
5 Angka Melek huruf % 98,71 99,01 99,16 99,31 99,46 99,61 99,61
6 Angka rata-rata lama sekolah Tahun 8,91 8,93 8,96 9,0 9,13 9,16 9,16
7 Angka harapan sekolah Tahun 13,07 13,27 13,37 13,47 13,57 13,67 13,67
Persentase SD/SMP yang memiliki perpustakaan
8 % 81,28 85,0 90,0 95,0 100 100 100
yang baik
9 Persentase ruang kelas yang baik di SD/SMP % 34,55 50 60 70 80 90 90
Jumlah peserta didik setiap rombel untuk SD/MI
tidak melebihi 32 orang. Setiap rombongan belajar
10 tersedia 1 (satu) ruang kelas dengan meja dan % 81 82 85 90 95 100 100
kursi yang cukup untuk peserta didik dan guru
serta papan tulis.
Di setiap SD/MI tersedia satu ruang guru yang
dilengkapi dengan meja dan kursi untuk setiap
11 % 57 70 80 90 95 100 100
orang guru, kepala sekolah dan staf kependidikan
lainnya
Di setiap SD/MI tersedia 2 (dua) orang guru yang
memenuhi kualifikasi akademik S1 atau D-IV dan
11 % 82 81 85 90 95 100 100
2 (dua) orang guru yang telah memiliki sertifikat
pendidik

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE VIII-2


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
12 Jumlah kepala SD/MI berkualifikasi akademik S- 71 75 80 85 90 100 100
%
1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik
Jumlah pengawas SD/MI berkualifikasi akademik
13 S-1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat % 79 85 90 95 100 100 100
pendidik
Persentase jumlah peserta didik dalam setiap
rombongan belajar untuk SMP/MTs tidak
melebihi 36 orang. Untuk setiap rombongan
14 % 81 81 85 90 95 100 100
belajar tersedia 1 (satu) ruang kelas yang
dilengkapi dengan meja dan kursi yang cukup
untuk peserta didik dan guru serta papan tulis.
Persentase SMP dan MTs tersedia ruang
laboratorium IPA yang ada meja dan kursi yang
15 % 81 81 85 90 95 100 100
cukup untuk 36 peserta didik dan minimal satu
set peralatan praktek IPA untuk peserta didik.
Persentase SMP/MTs tersedia satu ruang guru
yang ada dengan meja dan kursi untuk setiap
16 orang guru, kepala sekolah dan staf kependidikan % 81 81 85 90 95 100 100
lainnya; dan di setiap SMP/MTs tersedia ruang
kepala sekolah yang terpisah dari ruang guru.
Persentase SMP/MTs tersedia 1 (satu) orang guru
untuk setiap mata pelajaran, dan untuk daerah
17 % 81 81 85 90 95 100 100
khusus tersedia satu orang guru untuk setiap
rumpun mata pelajaran.

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE VIII-3


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Di setiap SMP/MTs tersedia guru dengan
kualifikasi akademik S-1 atau D-IV sebanyak 70%
dan separuh diantaranya (35% dari keseluruhan
18 % 81 85 90 95 100 100 100
guru) telah memiliki sertifikat pendidik, untuk
daerah khusus masing-masing sebanyak 40% dan
20%
Persentase SD yang memiliki tambahan jam
19 % n/a 50 100 100 100 100 100
pelajaran agama Islam minimal 4 jam sehari
Persentase SMP yang memiliki tambahan jam
20 % n/a 50 100 100 100 100 100
pelajaran agama Islam minimal 4 jam sehari
21 Persentase efektifitas penyelenggaraan TPQ % 40 100 100 100 100 100 100
Indeks pendidikan karakter di SD dan SMP Sangat Sangat Sangat
22 Predikat n/a Baik baik baik
(predikat) baik baik baik
23 Jumlah pengunjung pustaka orang 0 0 0 3.600 5.400 7.200 7.200
24 Organisasi pemuda yang dibina buah 20 22 24 26 28 30 30
25 Jumlah klub olahraga per 10.000 penduduk rasio 31,24 32,24 33,24 34,24 35,24 36,24 36,24
26 Cakupan pembinaan olahraga % 92 95 100 100 100 100 100
27 Jumlah prestasi olahraga prestasi 16 27 32 37 41 46 46
28 Indeks Pembangunan Gender (IPG) Indeks 76,19 76,83 77,47 78,11 78,75 79,39 79,39
29 Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) Indeks 57,82 58,82 59,82 60,82 61,82 62,82 62,82
Misi 2 : Mewujudkan pelayanan kesehatan yang berkualitas, terjangkau dan merata
1 Rasio dokter umum per 1.000 penduduk rasio 0,16 0,18 0,22 0,26 0,30 0,34 0,34
Rasio dokter spesialis per Rasio
2 0,21 0,24 0,27 0,30 0,33 0,36 0,36
1.000 penduduk
3 Rasio bidan per 1.000 penduduk Rasio 0,89 0,92 0,94 0,96 0,98 1,0 1,0
4 Rasio perawat per 1.000 penduduk Rasio 1,67 1,68 1,69 1,70 1,71 1,72 1,73
5 Rasio puskesmas per 1.000 penduduk Rasio 0,13 0,14 0,15 0,16 0,16 0,16 0,16

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE VIII-4


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
6 Rasio RSUD per 1000 penduduk Rasio 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01
7 Angka harapan hidup Tahun 64,78 65,08 65,23 65,38 65,53 65,68 65,08
Persentase tersedianya layanan evakuasi medis
8 % 40 50 60 70 80 90 90
yang berkualitas (darat, laut dan udara)
9 Persentase cakupan layanan BPJS % 60 70 80 90 100 100 100
Indeks kepuasan masyarakat bidang kesehatan Sangat Sangat Sangat
10 Predikat n/a Baik Baik Baik
(predikat) Baik Baik Baik
/1000
11 Angka kematian ibu per 1000 kelahiran hidup kelahira 7 0 0 0 0 0 0
n hidup
/1000
12 Angka kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup kelahira 8 0 0 0 0 0 0
n hidup
/1000
13 Angka Kelansungan Hidup Bayi (AKB) kelahira 992 1000 1000 1000 1000 1000 1000
n hidup
14 Persentase persalinan ibu oleh tenaga kesehatan % 63,26 82,66 92,36 100 100 100 100
15 Persentase ibu hamil mendapatkan K4 % 66,83 76,03 80,63 85,23 89,83 94,23 94,23
16 Persentase balita Gizi Buruk % 0,54 0,40 0,30 0,20 0,10 0 0
Persentase terbentuknya unit reaksi cepat
17 % 0 50 100 100 100 100 100
pelayanan kesehatan di setiap kecamatan
18 Persentase RT berperilaku bersih dan sehat % 62,28 67,28 72,28 77,28 82,28 87,28 87,28
19 Persentase diversifikasi obat kimia ke herbal % n/a 20 40 60 80 100 100

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE VIII-5


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Misi 3 : Meningkatkan kesejahteraan masyarakat berbasis ekonomi kerakyatan dan pemanfaatan teknologi
1 Tingkat Kemiskinan % 19,93 18,95 18,46 17,98 17,49 17,00 17,00
2.905,87
2 Jumlah produksi Cengkeh ton 3.988 4.530 5.071 5.613 6.154 6.154

3 Jumlah produksi kelapa Dalam ton 5.414,43 6.000 6.500 7.000 7.500 8.000 8.000
4 Jumlah populasi kerbau ekor 26.700 28.660 30.026 31.392 32.758 34.124 34.124
5 Jumlah populasi sapi ekor 3.331 3.981 4.631 5.281 5.931 6.581 6.581
6 Jumlah populasi ayam pedaging ekor 150.970 160.970 172.970 184.970 196.970 208.970 208.970
Jumlah kematian /didera penyakit (ternak
7 ekor 4.457,00 1.335 1.292 1.066 1.564 430 430
kerbau)
8 Persentase koperasi aktif % 39,74 42,74 44,74 46,74 48,74 50,74 50,74
9 Jumlah usaha kecil Unit 180 190 190 200 215 225 225
10 Jumlah usaha menengah Unit 25 30 35 40 45 50 50
11 Jumlah usaha mikro Unit 1.621 1.651 1.681 1.771 1.741 1.771 1.771
12 Jumlah penanaman modal dalam negeri (PMDN) buah 13 14 15 16 17 18 18
13 Angka TPAK % 63 64 65 66 67 68 68
14 Jumlah produksi perikanan laut ton 14.653 16.000 17.000 18.000 19.000 20.000 20.000
15 Jumlah produksi perikanan budidaya ton 23,73 32,73 42,73 52,73 62,73 72,73 72,73
16 Jumlah industri pengolahan perikanan unit 8 10 12 14 16 18 18
17 Produksi Pengolahan Hasil Perikanan ton 120 129 138 147 156 167 167
Jumlah industri pengolahan hasil cengkeh, kelapa
18 unit 2 6 6 6 6 6 6
dalam, kelapa sawit, dan minyak atsiri
19 Kontribusi industri pengolahan dalam PDRB % 1,39 1,44 1,49 1,53 1,57 1,61 1,61

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE VIII-6


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Jumlah Gapoktan/Poktan pemasaran hasil
20 Klp n/a 2 4 6 8 10 10
pengolahan komoditas pertanian unggulan
Jumlah kunjungan wisatawan domestik dan
21 orang 28.032 40.000 50.000 60.000 70.000 80.000 80.000
mancanegara
22 Kontribusi pariwisata dalam PDRB % 1,46 1,50 1,55 1,60 1,65 1,70 1,70
Capaian pelaksanaan Kawasan Ekonomi Khusus
23 % 0 30 70 100 100 100 100
(KEK) pada tahun 2020
24 Jumlah BUMDEs unit 0 5 5 6 6 7 29
25 Jumlah KUBE unit 0 5 5 6 6 7 29
Jumlah Teknologi Tepat Guna (TTG) yang
26 unit 0 5 5 6 6 7 29
terbentuk
27 Persentase jumlah PMKS yang dibina % 45,15 50 60 70 80 100 100
Misi 4 : Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, bersih, dan amanah
1 Opini WTP atas laporan keuangan Opini WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP
Kategori Kategori
2 LPPD berkategori sangat tinggi Kategori Sedang tinggi tinggi tinggi tinggi sangat sangat
tinggi tinggi
3 LAKIP kategori B Predikat C B B B B B B
Tingkat kapabilitas Akuntabilitas
4 Pengawasan Internal Pemerintah Level 2 2 3 3 3 3 3
(APIP)
5 Tingkat maturitas SPIP Level 2 2 3 3 3 3 3
6 Persentase tindak lanjut temuan % 22,22 30 35 40 45 50 50
Indeks kepuasan masyarakat terhadap pelayanan Sangat Sangat Sangat
7 Indeks n.a Baik baik Baik
pemerintah Baik Baik Baik

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE VIII-7


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Jumlah ASN yang berprestasi/mendapatkan
8 orang 18 21 24 27 30 33 33
penghargaan
9 Persentase tahapan perencanaan tepat waktu % 60,8 64,28 73,68 84,21 94,73 100 100
10 Terlaksananya e-goverment % 0 50 70 90 100 100 100
Kerjasa
Jumlah kerjasama (MoU) dengan instansi
11 ma/ n/a 10 10 10 10 10 50
pemerintah, swasta/bisnis, akademisi
MoU
12 Persentase penduduk ber-KTP % 51,27 63,45 75,63 87,81 99,0 100 100
Misi 5 : Meningkatkan ketersediaan dan kualitas infrastruktur dan fasilitas umum
Proporsi panjang jaringan jalan kabupaten dalam
1 % 28,32 36,86 41,85 46,85 51,84 56,84 56,84
kondisi baik
Jumlah volume dan kapasitas penerbangan 891
2 frekuensi 647 708 769 830 952 952
Lasikin-Nagan Raya
Jumlah kapasitas angkut penyeberangan laut
3 ton 25.805 58.000 68.000 78.000 98.000 108.000 108.000
(barang)
Persentase kualitas pelayanan penyeberangan
4 % 40 50 60 70 80 100 100
orang
Persentase standarisasi angkutan darat antar
5 % n/a 20 40 60 80 100 100
kecamatan dan dalam kota
6 Persentase gampong terakses jaringan HP % 81,15 90 100 100 100 100 100
7 Persentase luas sawah yang terairi irigasi % 17,42 24,91 32,40 39,88 47,37 56,15 56,15
8 Persentase rumah layak huni % 44,90 46,66 49,59 53,01 56,19 59,85 59,85
9 Persentase rumah tangga terakses air minum % 31,09 36,59 42.09 47,59 53,09 58,63 58,63
10 Persentase rumah tangga terakses sanitasi layak % 51,81 55,66 59,51 63,36 67,01 71,08 71,08
Persentase ketersediaan infrastruktur lingkungan
11 % 35 40 45 50 55 60 60
permukiman perkotaan

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE VIII-8


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
12 Luas RTH publik yang dikelola ha 4,17 6,07 6,07 7,27 7,27 7,27 7,27
Jumlah dokumen dan regulasi perencanaan tata
13 dok 2 1 1 1 1 1 7
ruang
Persentase penataan kawasan Kota Sinabang yang
14 % 50 60 70 80 90 100 100
representatif
Misi 6 : Mengelola sumber daya alam secara optimal, berkelanjutan, dan berwawasan lingkungan
Persentase keterlibatan masyarakat dalam
1 % 30 40 50 60 70 80 80
pelestarian lingkungan hidup
2 Persentase pengelolaan kawasan Tahura % 0 25 50 75 100 100 100
3 Cakupan pelayanan persampahan % 29,72 35 55 75 85 100 100
4 Persentase berkurangnya timbulan sampah % 70,28 65 45 25 15 0 0
5 Jumlah usaha ekonomi yang berbasis sampah unit n/a 3 6 9 12 15 15
162
157 152 147 142 137 137
6 Indeks resiko bencana Indeks (tinggi) (sedang)
(tinggi) (tinggi) (tinggi) (sedang) (sedang)

Misi 7 : Mewujudkan ketahanan pangan dan kemandirian pangan


1 Produktivitas padi perhektar ton/ha 1,24 2 3 4 4 4 4
2 Jumlah produksi padi gabah ton 13.906 15.000 17.000 19.000 22.000 24.000 24.000
3 Luas tanaman palawija dan hortikultura ha n/a 500 1.000 1.500 1.700 2.000 2.000
4 Jumlah produksi daging sapi kg 7.716 30.000 50.000 70.000 90.000 110.000 110.000
Misi 8 : Mewujudkan tata kehidupan masyarakat yang rukun dan harmoni dengan pengamalan nilai-nilai syariat
1 Jumlah Hafizh Al Quran orang 0 5 10 15 20 25 25
Jumlah Masjid yang aktif melaksanakan shalat
2 unit 0 165 168 168 168 168 168
berjamaah lima waktu
3 Persentase masjid yang memenuhi standar % 30 40 50 60 70 80 80
4 Jumlah pengkaderan ulama orang 50 60 70 80 90 90 90
Persentase pesantren/dayah, balai pengajian yang
5 % 0 10 20 30 40 50 50
dibina

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE VIII-9


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2.026.241.8 2.228.86 2.431.49 2.634.11 2.836.73 3.039.362 3.039.362.7
6 Jumlah zakat dan infaq yang disalurkan Rp 34 6.017 0.201 4.384 8.568 .751 51
7 Jumlah kasus pelanggaran Qanun Syariat Kasus 6 0 0 0 0 0 0
8 Persentase jumlah adat-istiadat yang dilestarikan % 30 40 50 60 70 80 80
Persentase aktifnya kelembagaan adat di tengah-
9 % 40 50 60 70 80 90 100
tengah kehidupan masyarakat

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE VIII-10


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

8.2. Penetapan Kinerja Pemerintah Daerah


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Simeulue
Tahun 2017-2022, terjadi dinamika dalam menentukan indikator
kinerja pemerintah daerah. Antara lain beberapa aturan terkait dengan
Penerapan Standar Pelayanan (SPM) telah terjadi perubahan serta
penetapan indikator kinerja daerah harus mengacu pada pencapaian
Visi dan Misi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Tahun 2017-
2022. Indikator Kinerja seperti ini dipandang perlu untuk menentukan
Target Indikator Kinerja Daerah untuk 5 tahun kedepan, sehingga ada
tolak ukur yang jelas dalam pencapaian kinerja pemerintah daerah.
Untuk lebih jelas indikator kinerja daerah tahun 2017-2022 dapat
dilihat pada tabel 8.2 sebagai berikut.

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE VIII-11


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

Tabel 8.2
PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH
TERHADAP CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN
Kinerja Target Capaian
Pada Kondisi
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Awal Kinerja
No Indikator Kinerja Pembangunan Satuan Periode Pada Akhir
2018 2019 2020 2021 2022
Daerah RPJMK Periode
(Tahun RPJMK
2016)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
1 Pertumbuhan PDRB % 4,7 4,93 5,04 5,15 5,26 5,37 5,37
2 PDRB per kapita Rp juta 16,46 16,88 17,31 17,73 18,15 16,46 16,46
Persentase penduduk
3 % 19,93 18,95 18,46 17,98 17,49 17,00 17,00
dibawah garis kemiskinan
Indeks Pembangunan
4 Indeks 63,82 65,10 65,74 66,39 67,03 67,67 67,67
Manusia (IPM)
5 Angka melek huruf % 98,71 99,01 99,16 99,31 99,46 99,61 99,61
6 Angka rata-rata lama sekolah % 8,91 8,93 8,96 9,0 9,13 9,16 9,16
7 Angka usia harapan hidup Tahun 64,78 65,08 65,23 65,38 65,53 65,68 65,08
8 Persentase balita gizi buruk % 0,54 0,4 0,3 0,2 0,1 0 0
9 Prevalensi balita gizi kurang % 0,3 0,1 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
10 Cakupan Desa Siaga Aktif % 36,95 40 45 50,00 55,00 60,00 60
Tingkat partisipasi angkatan
11 % 63,0 64,0 65,0 66,00 67,00 68,00 68,00
kerja

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE VIII-12


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

1 2 3 4 6 8 10 11 12 13
Tingkat pengangguran
12 % 9,64 9,0 8,50 8,00 7,50 7,0 7,00
terbuka
13 Rasio penduduk yang bekerja Rasio 0,85 0,86 0,87 0,88 0,89 0,90 0,90
Keluarga Pra Sejahtera dan
14 % 60,69 81,98 81,74 81,77 56,00 55,00 55
Keluarga Sejahtera I
Sangat Sangat
15 Indeks Kepuasan Masyarakat Predikat n/a Baik Baik Baik Sangat Baik
Baik Baik
Persentase PAD terhadap
16 % 5,6 6,00 6,50 7,00 7,50 8,00 8,00
pendapatan
17 Opini BPK Opini WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP
Kontribusi sektor
18 pertanian/perkebunan % 19,53 19,61 19,65 19,69 19,73 19,77 19,77
terhadap PDRB
Produksi sektor pertanian
19 ton 13.906 15.000 17.000 19.000 22.000 24.000 24.000
(padi)
Produksi sektor perkebunan
20 ton 2.905,87 3.988 4.530 5.071 5.613 6.154 6.154
(Cengkeh)
Produksi sektor perkebunan
21 ton 5.414,43 6.000 6.500 7.000 7.500 8.000 8.000
(Kelapa Dalam)
Kontribusi sektor pariwisata
22 % 1,46 1,50 1,55 1,60 1,65 1,70 1,70
terhadap PDRB
Kontribusi sektor Kelautan
23 dan Perikanan terhadap % 11,67 12,27 12,57 12,87 13,17 13,47 13,47
PDRB
Kontribusi sektor
24 % 12,96 13,21 13,33 13,46 13,58 13,71 13,71
perdagangan terhadap PDRB

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE VIII-13


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

1 2 3 4 6 8 10 11 12 13
Kontribusi sektor industri
25 % 1,39 1,79 1,99 2,19 2,39 2,59 2,59
terhadap PDRB
26 Pertumbuhan Industri % 1,96 2,18 2,4 2,62 2,84 3,06 3,06

B ASPEK DAYA SAING


Pengeluaran konsumsi rumah
1 Rp/bln 808.094 976.906 1.061.312 1.145.718 1.230.124 1.314.530 1.314.530
tangga per kapita
Persentase pengeluaran
2 konsumsi non pangan % 44,07 45,0 46,0 47,00 48,00 49,00 49,0
perkapita
Persentase desa berstatus
3 berkembang terhadap total % 36,95 40,0 45,0 50,00 55,00 60,00 60,0
desa
Angka kriminalitas yang
4 % 80 85 90 95,00 100,00 100,00 100
tertangani
5 Rasio ketergantungan % 50,52 48,22 47,07 45,92 44,77 43,62 43,62

C ASPEK PELAYANAN UMUM


LAYANAN URUSAN WAJIB DASAR
1 Pendidikan
1 Pendidikan Anak Usia Dini % 35,79 36,79 37,79 38,79 39,79 40,79 40,79
2 Angka partisipasi Kasar (APK)
- APK SD/MI/Paket A % 102,94 105 108 111 114 117 117
- APK SMP/MTs/Paket B % 93,55 97,22 97,95 98,68 99,41 100 100

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE VIII-14


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Angka Pendidikan yang
3
ditamatkan
Belum/tidak tamat
% 8,38 8,00 7,00 6,00 5,00 4,00 4,00
SD/sederajat
Tamat SD/sederajat % 40,30 39,00 36,00 33,00 30,00 27,00 27,00
Tamat SMP/sederajat % 13,89 14,00 15,00 16,00 17,00 18,00 18,00
Tamat SMA/sederajat % 27,26 28,00 29,00 30,00 31,00 32,00 32,00
Diploma I/II/III % 3,61 4,00 5,00 6,00 7,00 8,00 8,00
Diploma IV/S1/S1/S3 % 6,56 7,00 8,00 9,00 10,00 11,00 11,00
4 Angka partisipasi Murni (APM)
- APM SD/MI/Paket A % 91,05 95,67 95,67 96,27 96,57 100 100
- APM SMP/MTs/Paket B % 68,67 76,38 77,31 78,24 79,17 80,1 80,10
5 Angka partisipasi sekolah
Angka partisipasi
- sekolah (APS) 7-12 % 100 100 100 100 100 100 100
tahun
Angka partisipasi
- sekolah (APS) 13-15 % 97,54 98,0 98,54 99,0 100 100 100
tahun
6 Angka Putus Sekolah
Angka putus sekolah
- % 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
SD/MI
Angka putus sekolah
- % 2,46 2,0 1,46 1,0 0,0 0,0 0,0
SMP/MTS

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE VIII-15


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
7 Angka Kelulusan
- Angka kelulusan SD % 98,79 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0
- Angka kelulusan SMP % 99,40 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0
8 Fasilitas Pendidikan :
SD kondisi bangunannya baik % 44,35 50 60 70 80 90 90
SMP kondisi bangunannya
% 33,33 50 60 70 80 90 90
baik
Kondisi SD dan SMP dengan
% 34,55 50,0 60 70,0 80 90 90,0
ruang kelas baik
Rasio ketersediaan
9 sekolah/penduduk usia Rasio Indeks 88,12 90,0 95,0 100,0 100,0 100,0 100,0
sekolah pendidikan SD/MI
Rasio ketersediaan
10 sekolah/penduduk usia Rasio Indeks 95,0 98,0 100 100,0 100,0 100,0 100,0
sekolah pendidikan SMP/MTs
Penduduk yang berusia >15
11 Tahun melek huruf (tidak % 98,71 99,01 99,16 99,31 99,46 99,61 99,61
buta aksara)
Guru yang memenuhi
12 % 86,80 88 90 92 94 96 96
kualifikasi S1/D-IV

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE VIII-16


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2 Kesehatan
/1000
Angka Kematian Bayi per
1 kelahiran 8 0 0 0 0 0 0
1.000 kelahiran hidup
hidup
/1000
Angka kelangsungan hidup
2 kelahiran 992 1000 1000 1000 1000 1000 1000
bayi
hidup
Angka kematian ibu /1000
2 melahirkan per 1000 kelahiran 7 0 0 0 0 0 0
kelahiran hidup hidup
Rasio posyandu per satuan
3 /1000 balita 13,67 13,68 13,69 13,70 13,71 13,72 13,72
balita
Rasio Puskesmas dan pustu
4 /1000 pnddk 1,63 1.64 1,65 1,67 1,68 1,69 1,69
per satuan penduduk
Rasio Rumah sakit per satuan
5 /1000 pnddk 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01
penduduk
Rasio Dokter Spesialis per
6 /1000 pnddk 0,21 0,24 0,27 0,30 0,33 0,36 0,36
satuan penduduk
Rasio Dokter Umum per
7 /1000 pnddk 0,16 0,18 0,22 0,26 0,30 0,34 0,34
satuan penduduk
Rasio Dokter Gigi per satuan
8 /1000 pnddk 0,03 0,3 0,6 0,9 0,12 0,17 0,17
penduduk
Rasio bidan per satuan
9 /1000 pnddk 0,89 0,92 0,94 0,96 0,98 1 1
penduduk
Cakupan komplikasi
10 % 30,36 40 50 60 70 80 80
kebidanan yang ditangani

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE VIII-17


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Cakupan pertolongan
persalinan oleh tenaga
11 % 63,26 82,66 92,36 100 100 100 100
kesehatan yang memiliki
kompetensi kebidanan
Cakupan Desa/kelurahan
12 universal Child Immunization % 81,88 85,00 90,00 95,00 100,00 100,00 100,00
(UCI)
Cakupan balita Gizi Buruk
13 % 100 100 100 100 100 100 100
mendapat Perawatan
Persentase anak usia 1 tahun
14 % 73,2 85 90 95 100 100,00 100,00
yang diimunisasi campak
Cakupan Penemuan dan
15 Penanganan penderita % 18,32 20,00 35,00 40,00 45,00 50,00 50,00
penyakit TBC BTA
Cakupan penemuan dan
16 penanganan penderita % 100 100 100 100 100 100 100
penyakit DBD
17 Penderita diare yang ditangani % 35,0 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00 80,00
Cakupan Pelayanan
18 Kesehatan rujukan pasien % 14,22 20,00 30,00 40,00 60,00 70,00 70,00
masyarakat miskin
19 Cakupan Kunjungan bayi % 47,4 50,00 55,00 60,00 65,00 70,00 70,00
20 Cakupan Puskesmas % 120 120 120 120 120 120 120
Cakupan puskesmas
21 % 96,37 97,0 98,0 99,0 100,0 100,0 100,00
pembantu
Cakupan kunjungan ibu
22 % 66,83 76,03 80,63 85,23 89,83 94,23 94,23
hamil K4

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE VIII-18


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
23 Cakupan pelayanan Nifas % 65,1 70 75 80 85 90 90
Cakupan neotus dengan
24 % 27,0 30 40 50 60 70 70,00
komplikasi yang ditangani
Cakupan pelayanan anak
25 % 95,55 97,0 99,0 100 100 100 100
balita
Cakupan penjaringan
26 kesehatan siswa SD dan % 93,0 95 98 100 100 100 100
setingkat

3 Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang


Proporsi panjang jaringan
1 jalan Kabupaten dalam % 28,32 36,86 41,85 46,85 51,84 56,84 56,84
kondisi baik
Rasio panjang jalan dengan
2 Rasio 0,0086 0,0090 0,01 0,02 0,03 0,04 0,05
jumlah penduduk
3 Rasio jaringan irigasi Rasio 7,80 8,55 9,30 10,05 10,80 11,55 11,55
Tingkat ketersediaan mesjid
4 % 18,18 36,36 63,64 90,91 100 100 100
kecamatan yang representatif
Persentase rumah tinggal
5 % 50,76 60,00 65,00 70,00 75,00 80,00 85,0
bersanitasi
Persentase irigasi Kabupaten
6 % 33,73 40,00 45,00 50,00 55,00 60,00 60,0
dalam kondisi baik
Persentase luas lahan sawah
7 % 17,42 24,91 32,40 39,88 47,37 56,15 56,15
yang terairi irigasi
Panjang jalan lingkar
8 % 59,31 60,00 70,00 80,00 90,00 100,00 100,00
berkondisi baik
Proporsi panjang jembatan
9 % 57,0 60,00 65,00 70,00 75,00 80,00 80,00
permanen berkondisi baik

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE VIII-19


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Persentase kesesuaian
10 implementasi pembangunan % 0 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
terhadap rencana tata ruang
Jumlah dokumen dan regulasi
11 dokumen 2 1 1 1 1 1 7
perencanaan tata ruang
Persentase penataan kawasan
Kota Sinabang yang
12 % 50 60 70 80 90 100 100
refresentatif

4 Perumahan dan Kawasan Permukiman


Persentase jumlah rumah
1 % 44,90 46,66 49,59 53,01 56,19 59,85 59,85
layak huni
2 Rasio pemukiman layak huni % 37,22 38 39 40 41 42 42
Persentase lingkungan
3 % 0,010 0,080 0,060 0,040 0,020 0,001 0,001
pemukiman kumuh
Luasan pemukiman kumuh di
4 Ha 18,71 15,00 12,00 9,00 6,00 3,00 3,00
kawasan perkotaan
Persentase rumah tangga
5 % 31,09 36,59 42.09 47,59 53,09 58,63 58,63
terakses air minum
Persentase luas areal kawasan
6 kumuh permukiman % 7,89 6,42 4,95 3,48 2,02 0,0 0,0
perkotaan

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE VIII-20


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
5 Ketentraman, Ketertiban Umum, dan Perlindungan Masyarakat
Tingkat penyelesaian
1 pelanggaran K3 (ketertiban, % 59,68 80 100 100 100 100 100
ketentraman, keindahan)
Cakupan ketepatan pelayanan
2 % 100 100 100 100 100 100 100
bencana kebakaran
Persentase cakupan layanan
3 penanganan bahaya % 20 40 50 60 70 80 80
kebakaran
4 Persentase Penegakan PERDA % 73,83 80,00 85,00 90,00 95,00 100,00 100
Indeks Resiko Pengurangan 162 157 152 147 142 137 137
5 Indeks
Bencana (tinggi) (tinggi) (tinggi) (tinggi) (sedang) (sedang) (sedang)

6 Sosial
Persentase PMKS yang
1 % 45,15 50,00 55,00 60,00 65,00 70,00 70,0
memperoleh bantuan sosial
Persentase PMKS yang
2 % 18,0 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 70,0
ditangani

LAYANAN URUSAN WAJIB NON DASAR


1 Tenaga Kerja
Tingkat partisipasi angkatan
1 % 63,0 64,0 65,0 66,00 67,00 68,00 68,00
kerja (TPAK)
Pencari kerja yang terdaftar
2 orang 320 100,00 100,00 332,00 340,00 340,00 340
ditempatkan

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE VIII-21


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tingkat pengangguran
3 % 9,64 9,0 8,50 8,00 7,50 7,0 7,00
terbuka (TPT)
4 Rasio Lulusan S1/S2/S3 /10000 428,92 440,00 460,00 480,00 500,00 520,00 520,00

2 Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak


Persentase partisipasi
1 perempuan di lembaga % 7,85 10,00 12,00 14,00 16,00 18,00 18,00
pemerintah
2 Rasio KDRT rasio 0,04 0,02 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Partisipasi angkatan kerja
3 % 34,69 50,00 55,00 60,00 65,00 70,00 70,00
perempuan
Indeks Pembangunan Gender
4 Indeks 76,19 76,83 77,47 78,11 78,75 79,39 79,39
(IPG)
Indeks Pemberdayaan Gender Indeks
5 57,82 58,82 59,82 60,82 61,82 62,82 62,82
(IDG)

3 Pangan
1 Skor PPH skor 62,9 65,8 68,6 71,5 74,3 77,1 77,1
Rata-rata konsumsi pangan Kilo Kalori Per
2 1.116 1.107 1.098 1.089 1.080 1.071 1.071
(padi-padian) perkapita Hari
Pengawasan dan pembinaan
3 % 75 80,00 85,00 90,00 95,00 100,00 100,00
keamanan pangan
4 Jumlah desa rawan pangan Desa 2 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0

4 Pertanahan
Luas tanah yang
1 Ha 545 650,00 750,00 850,00 950,00 1.050,00 1.050,00
bersertifikat

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE VIII-22


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
5 Lingkungan Hidup
Tersusunnya RPPLH
1 ada/tidak ada tidak ada Ada ada ada ada ada ada
Kabupaten
Terintegrasinya RPPLH dalam
2 rencana pembangunan ada/tidak ada tidak ada Ada ada ada ada ada ada
kabupaten
Cakupan wilayah penanganan
3 Kecamatan 3 3 4 6 7 8 8
persampahan
Persentase penanganan
4 % 29,72 35,00 55,00 75,00 85,00 100,00 100,00
sampah
Persentase peningkatan
sarana dan prasarana serta
5 % 40 60 70 80 90 100 100
operasionalisasi TPA Kontrol
Lenfill
6 Luas RTH publik yang dikelola ha 4,17 6,07 6,07 7,27 7,27 7,27 7,27

6 Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil


Persentase Penerbitan Akte
1 % 38,69 50,00 60,00 70,00 80,00 90,00 90
Kelahiran
2 Rasio pasangan berakta nikah % n/a 80,00 85,00 90,00 95,00 100,00 100
Penerapan KTP Nasional
3 ada/tidak ada ada Ada ada ada ada ada ada
berbasis NIK
Cakupan penerbitan Kartu
4 % 51,27 63,45 75,63 87,81 99,00 100,00 100
Tanda Penduduk (KTP)

7 Pemberdayaan Masyarakat dan Desa


Cakupan sarana prasarana
1 perkantoran pemerintahan % 100 100 100 100 100 100 100
desa yang baik

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE VIII-23


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2 Jumlah PKK yang dibina unit 5 10 15 20 25 30 30
3 Jumlah PKK unit 148 149 150 151 152 153 153
4 Persentase PKK Aktif % 100 100 100 100 100 100 100
5 Persentase LPM Aktif % 100 100 100 100 100 100 100
6 Persentase LSM Aktif % 100 100 100 100 100 100 100

8 Pengendalian Penduduk dan KB


1 Laju Pertumbuhan Penduduk % 0,82 0,84 0,86 0,88 1,00 1,20 1,2
Rata-rata jumlah anak per
2 orang 2 2 2 2 2 2 2
keluarga
pasangan/1.0
3 Rasio Akseptor KB 475,34 500,00 525,00 550,00 575,00 600,00 600,00
00 PUS

9 Perhubungan
Jumlah arus penumpang
1 orang 83.227 93.000 96.000 990.000 120.000 150.000 150.000
angkutan umum
rasio panjang jalan jumlah
2 rasio indeks 0,21 0,23 0,26 0,29 0,32 0,33 0,33
kendaraan
Jumlah kapasitas angkut
3 ton 25.805 58.000 68.000 78.000 98.000 108.000 108.000
penyeberangan laut (barang)
Jumlah volume dan kapasitas
4 penerbangan Lasikin-Nagan frekuensi 647 708 769 830 891 952 952
Raya
Jumlah dermaga laut dan
5 penyeberangan atau dermaga Unit 2 1 1 0 0 0 4
multi fungsi interkoneksi
Persentase pemasangan
6 % 13,01 20 30 40 50 60 60
rambu-rambu

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE VIII-24


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
10 Komunikasi dan Informatika
Persentase Gampong terakses
1 % 81,15 90 100 100 100 100 100
jaringan HP
2 RT yang memiliki HP % 85,03 91,00 94,00 97,00 100,00 100,00 100,00
Proporsi penduduk 5 tahun ke
3 atas yang terakses jaringan % 84,19 86,00 88,00 90,00 92,00 94,00 94,00
internet di rumah

11 Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah


1 Persentase koperasi aktif % 39,74 42,74 44,74 46,74 48,74 50,74 50,74
2 Jumlah usaha kecil Unit 180 190 190 200 215 225 225
3 Jumlah usaha menengah Unit 25 30 35 40 45 50 50
4 Jumlah usaha mikro Unit 1.621 1.651 1.681 1.771 1.741 1.771 1.771
5 Serapan Tenaga Kerja UMKM orang 2.700 3.000 3.300 3.600 3.900,00 4.200,00 4.200,00

12 Penanaman Modal
1 Jumlah Investasi PMDN/PMA buah 13 1 1 1 1 1 19,00

13 Kepemudaan dan Olahraga


Jumlah Organisasi Pemuda
1 Unit 20 22,00 24,00 26,00 28,00 30,00 30
yang aktif
2 Jumlah Klub Olahraga Unit 276 277 278 279 300 301 302
Jumlah Kegiatan
3 Keg 4 7,00 10,00 13,00 16,00 19,00 19
Kepemudaan
Jumlah klub olahraga per
4 /10.000 31,24 32,24 33,24 34,24 35,24 36,24 36,24
10.000 penduduk

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE VIII-25


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
5 Jumlah Sarana Olahraga Unit 348 349 350 351 351 352 352

14 Statistik
Tersedianya sistem data dan
1 Ada/Tidak Ada Ada Ada ada ada Ada ada
statistik yang terintegrasi
Buku "Kabupaten Dalam
2 Ada/Tidak Ada Ada Ada ada ada Ada ada
Angka"
3 Buku "PDRB Kabupaten" Ada/Tidak Ada Ada Ada ada ada Ada ada

15 Persandian
Jumlah perangkat daerah
yang menggunakan sandi
1 % 0 3 5 7 10 12 12
dalam komunikasi perangkat
daerah

16 Kebudayaan
Penyelenggaraan festival seni
1 kegiatan 2 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 14
dan budaya
2 Jumlah Grouap Seni Buah 41 42,00 43,00 44,00 45,00 46,00 46
3 Organisasi di bidang budaya buah 40 42,00 44,00 46,00 48,00 50,00 50

17 Perpustakaan
1 Jumlah Pustaka Daerah Buah 0 0,00 1,00 0,00 0,00 0,00 1,0

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE VIII-26


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2 Jumlah pengunjung pustaka orang 0 0 0 3.600 5.400 7.200 7.200

18 Kearsipan
Persentase Perangkat Daerah
1 yang mengelola arsip secara % 30 40 50 60 70 80 80
baku
LAYANAN URUSAN PILIHAN
1 Pariwisata
Jumlah kunjungan wisatawan
1 orang 28.032 40.000 50.000 60.000 70.000 80.000 80.000
nusantara dan mancanegara
Kontribusi sektor pariwisata
2 % 1,46 1,50 1,55 1,60 1,65 1,70 1,70
dalam PDRB

2 Pertanian
Kontribusi Sektor Pertanian
1 % 35,26 35,27 35,28 35,29 35,30 35,40 35,40
terhadap PDRB (ADHK)
Kontribusi Sub Sektor
Pertanian, peternakan,
2 % 19,53 19,61 19,65 19,69 19,73 19,77 19,77
perburuan dan jasa pertanian
(ADHK)
3 Produksi padi gabah ton 13.906 15.000 17.000 19.000 22.000 24.000 24.000
Luas tanaman palawija dan
4 ha n/a 500 1.000 1.500 1.700 2.000 2.000
hortikultura
Produksi perkebunan
5 ton 2.905,87 3.988 4.530 5.071 5.613 6.154 6.154
komoditas cengkeh

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE VIII-27


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Produksi perkebunan
6 ton 5.414,43 6.000 6.500 7.000 7.500 8.000 8.000
komoditas kelapa dalam

3 Energi dan Sumber Daya Mineral


Kontribusi Sektor
1 % 1,94 1.95 1,95 1,96 1,96 1,97 1,97
Pertambangan terhadap PDRB
Rumah tangga pengguna
2 % 97,88 98,00 98,20 98,40 98,60 98,80 98,80
listrik

4 Perdagangan
Kontribusi Sektor
1 Perdagangan terhadap PDRB % 12,96 13,21 13,33 13,46 13,58 13,71 13,71
(ADHK)

5 Perindustrian
Kontribusi Sektor Industri
1 Pengolahan terhadap PDRB % 1,39 1,79 1,99 2,19 2,39 2,59 2,59
(ADHK)
Jumlah industri kecil dan
2 unit 320 330 340 350 360 370 370
Menengah

6 Kelautan dan Perikanan


1 Produksi Perikanan Laut Ton 14.653 16.000 17.000 18.000 19.000 20.000 20.000

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE VIII-28


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2 Produksi Perikanan Budidaya ton 23,73 32,73 42,73 52,73 62,73 72,73 72,73
Kontribusi Sub Sektor
3 kelautan dan Perikanan % 11,67 12,27 12,57 12,87 13,17 13,47 13,47
terhadap PDRB (ADHK)

7 Peternakan
1 Jumlah populasi kerbau ekor 26.700 28.660 30.026 31.392 32.758 34.124 34.124
2 Jumlah populasi sapi ekor 3.331 3.981 4.631 5.281 5.931 6.581 6.581
Jumlah populasi ayam
3 ekor 150.970 160.970 172.970 184.970 196.970 208.970 208.970
pedaging

PENUNJANG URUSAN
1 Perencanaan Pembangunan
Tersedianya dokumen
1 perencanaan RPJPD yg telah ada/tidak ada ada ada ada ada ada ada
ditetapkan dengan Qanun
Tersedianya Dokumen
2 Perencanaan RPJMD yg telah ada/tidak ada ada ada ada ada ada ada
ditetapkan dgn Qanun
Tersedianya Dokumen
3 Perencanaan RKPD yg telah ada/tidak ada ada ada ada ada ada ada
ditetapkan dgn PERKADA
Penjabaran Program RPJMD
4 ada/tidak ada ada ada ada ada ada ada
kedalam RKPD

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE VIII-29


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2 Keuangan
Opini dari BPK atas laporan
1 Opini WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP
keuangan
Kontribusi PAD terhadap
2 % 5,6 6,00 6,50 7,00 7,50 8,00 8,00
Penerimaan Daerah

3 Kepegawaian serta Pendidikan dan Pelatihan


Jumlah ASN yang
1 berprestasi/mendapatkan orang 18 21 24 27 30 33 33
penghargaan

4 Pengawasan
Persentase tindak lanjut
1 % 22,22 30 35 40 45 50 50
temuan
Jumlah temuan
2 BPK/Inspektorat Kasus 57 43 29 15 0 0 0
Aceh/Inspektorat Simeulue
Tingkat kapabilitas
Akuntabilitas
3 Pengawasan Internal Level 2 2 3 3 3 3 3
Pemerintah
(APIP)
4 Tingkat maturitas SPIP Level 2 2 3 3 3 3 3

5 Sekretariat Dewan
Tersedianya Rencana Kerja
1 Tahunan pada setiap alat-Alat Ada/tidak ada ada ada ada ada ada ada ada
Kelengkapan DPRK

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE VIII-30


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tersusun dan terintegrasinya
Program Kerja DPRK untuk
melaksanakan Fungsi
Pengawasan, Fungsi
Pembentukan Perda, dan
2 Ada/tidak ada ada ada ada ada ada ada ada
Fungsi Anggaran dalam
Dokumen Rencana Lima
Tahunan (RPJMK) maupun
Dokumen Rencana
Tahunan (RKPK)
Terintegrasi program-program
DPRK untuk melaksanakan
fungsi pengawasan,
3 pembentukan Perda dan Ada/tidak ada ada ada ada ada ada ada ada
Anggaran ke dalam Dokumen
Perencanaan dan Dokumen
Anggaran Setwan DPRK

D KEISTIMEWAAN DAN KEKHUSUSAN ACEH


1 Jumlah Hafizh Al Quran orang 0 5 10 15 20 25 25
Jumlah Masjid yang aktif
2 melaksanakan shalat unit 0 165 168 168 168 168 168
berjamaah lima waktu
Persentase masjid yang
3 % 30 40 50 60 70 80 80
memenuhi standar
Kasus Pelanggaran Syariat
4 Kasus 6 4,00 2,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Islam

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE VIII-31


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Persentase Kasus Pelanggaran
5 % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Syariat yang ditangani
Kegiatan Hari Besar Agama Kegiatan/tahu
6 5 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 30
Islam n
7 Jumlah dayah/pesantren unit 11,00 13,00 15,00 17,00 19,00 21,00 23
Persentase pesantren/ dayah,
8 % 0 10 20 30 40 50 50
balai pengajian yang dibina
9 Jumlah pengkaderan ulama orang 50 60 70 80 90 90 90
Jumlah zakat dan infaq yang 2.026.24 2.228.86 2.431.490 2.634.114 2.836.738 3.039.362 3.039.362.7
10 Rp
disalurkan 1.834 6.017 .201 .384 .568 .751 51
Persentase jumlah adat-
11 % 30 40 50 60 70 80 80
istiadat yang dilestarikan
Persentase aktifnya
kelembagaan adat dan budaya
12 % 40 50 60 70 80 90 100
di tengah-tengah kehidupan
masyarakat
Persentase peran serta Parpol,
OKP dan Ormas dalam
13 % 50 65 70 75 80 85 85
mewujudkan kesadaran
berbangsa dan bernegara
14 Persentase LSM Aktif % 8,10 20 25 30 35 40 40

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE VIII-32


RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022

BAB IX
PENUTUP

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten (RPJMK)


Simeulue Tahun 2017–2022 memuat maksud dan tujuan, landasan
penyusunan, kondisi umum Kabupaten Simeulue, isu-isu strategis, Visi
dan Misi pembangunan. Di samping itu, RPJM Kabupaten Simeulue
2017-2022 juga memuat arah kebijakan, kerangka pendanaan,
indikator kinerja utama dan indikator kinerja pembangunan. RPJMK
disusun sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86
Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian, dan
Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan
Peraturan Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah Dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Serta
Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah,
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja
Pemerintah Daerah.
RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022 merupakan pedoman bagi
pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha/swasta dalam
menyelenggarakan pembangunan jangka menengah 5 (lima) tahun,
serta menjadi acuan untuk penyusunan Renstra Perangkat Kabupaten
dan Rencana Kerja Pemerintah Kabupaten Simeulue (RKPK).
Pada masa berakhirnya periode Bupati Kabupaten Simeulue
(2017-2022) dan belum adanya dasar dokumen perencanaan tahun
berikutnya maka RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022 dapat dijadikan
pedoman pada masa transisi untuk menyusun program pembangunan
prioritas sampai tersedianya dokumen RPJMK Simeulue periode
berikutnya. Program pembangunan yang dilaksanakan difokuskan
untuk program-program pembangunan prioritas yang capaiannya belum
memenuhi target serta mengedepankan kepentingan pelayanan publik.
Hal ini penting untuk menjaga kesinambungan pembangunan dan
mengisi kekosongan dasar dokumen perencanaan.
RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022 ini menjadi pedoman bagi
Satuan Kerja Perangkat Kabupaten (SKPK) dalam menyusun Rencana
Strategis (Renstra) SKPK, pedoman bagi Pemerintah Kabupaten
Simeulue dalam menyusun Rencana Kerja Pemerintah Kabupaten
(RKPK) dan menjadi pedoman bagi masyarakat dan dunia swasta dalam
proses pembangunan. Untuk maksud tersebut maka ditetapkan kaidah-
kaidah pelaksanaan sebagai berikut:
1. SKPK berkewajiban menyusun Rencana Strategis yang berpedoman
kepada RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022, yang penyusunannya
berpedoman pada Permendagri Nomor 86 Tahun 2017.
2. RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022 dapat dilakukan evaluasi untuk
penyesuaian atau perubahan terhadap program pembangunan
maupun target-target RPJMK yang telah ditetapkan, yang
berpedoman pada Permendagri Nomor 86 Tahun 2017. Hasil
perubahan RPJMK tersebut menjadi pedoman bagi SKPK untuk
menyesuaikan kembali Renstra SKPK.
3. RPJMK Simeulue Tahun 2017-2022 merupakan dasar penilaian
terhadap kinerja tahunan dan lima tahunan Kepala Daerah dalam
rangka meningkatkan efektifitas pelaksanaan pembangunan yang

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE IX-1

Anda mungkin juga menyukai