BUPATI SIMEULUE
PROVINSI ACEH
TENTANG
BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM
DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG
ATAS RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA
BUPATI SIMEULUE,
5. Undang-Undang…
3
MEMUTUSKAN:
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
BAB II
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH
KABUPATEN SIMEULUE
Pasal 2
Pasal 3
Pasal 4
Pasal 5
Pasal 6
BAB III
PENGENDALIAN DAN EVALUASI
PERENCANAAN PEMBANGUNAN KABUPATEN SIMEULUE
Pasal 7
BAB IV
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA
MENENGAH KABUPATEN SIMEULUE
Pasal 8
b. Hasil………….
9
BAB V
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 9
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
Tabel 2.27 Jumlah Tenaga Medis dan non Medis (PNS) Kecamatan
Kabupaten Simeulue Tahun 2012-2016 (orang) ……………... II-57
Tabel 2.43 Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Sosial, Tahun 2012- II-75
2016 …………………………………………………………………....
Tabel 2.64 Jumlah Sarana dan Fasilitas Pariwisata, Tahun 2014-2017. II-106
Tabel 2.74 Jumlah alat Tangkap Ikan Tahun 2012-2016 (unit) ………… II-121
Tabel 3.14 Defisit Riil Anggaran Kabupaten Simeulue Tahun 2012- III-15
2017 …………………………………………………………………….
Tabel 6.1 Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pembangunan VI-2
Kabupaten Simeulue Tahun 2017-2022 ………………………..
Tabel 6.3 Program Pembangunan Daerah yang disertai Pagu Indikatif VI-25
Kabupaten Simeulue ………………………………………………..
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.33 Perkembangan Rasio Tenaga Medis dan non Medis per
1000 Penduduk Kabupaten Simeulue,Tahun 2012-2016
(orang) ……………………………………………………………..…. II-59
Gambar 2.54 Kondisi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dan
Tenaga Kerja di Kabupaten Simeulue, Tahun 2012-2016… II-99
Gambar 2.56 Serapan Tenaga Kerja Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
(UMKM) Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2012-2016
(orang) ………………………………………………………………… II-101
Gambar 2.65 Produksi Perikanan Menurut Budidaya Tahun 2012- 2016 II-119
Gambar 3.2 Proporsi Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak,
Dana Alokasi umum,dan Dana Alokasi Khusus terhadap
Pendapatan Kabupaten Simeulue, Tahun 2012-2017 …… III-10
BAB I
PENDAHULUAN
Diperhatikan Dijabarkan
Diacu
KLHS Diacu
Pedoman Dijabarkan
RPJMK
BAB II
GAMBARAN UMUM KABUPATEN SIMEULUE
Gambar 2.1
Peta Administrasi Kabupaten Simeulue
Tabel 2.1
Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kabupaten Simeulue
Luas Wilayah
Menurut Persentase
Kecamatan
Digitasi Peta RBI (%)
(Ha)
Teupah Selatan 22.223,80 10,44
Simeulue Timur 17.597,25 9,57
Teupah Tengah 8.369,55 4,55
Teupah Barat 14.673,05 7,98
Simeulue Tengah 11.248,34 6,12
Simeulue Cut 3.539,92 1,93
Teluk Dalam 22.467,74 12,22
Salang 19.895,55 10,82
Simeulue Barat 44.607,40 24,27
Alafan 19.186,90 10,44
Jumlah 183.809,50 100,00
Sumber: RTRW Kabupaten Simeulue 2014-2034
Tabel 2.2
Ibukota Kecamatan, Jarak Ke Ibukota Kabupaten,
Jumlah Mukim dan Desa di Kabupaten Simeulue, Tahun 2017
Jarak ke
Ibukota Ibukota
Kecamatan Mukim Desa
Kecamatan Kabupaten
(km)
Teupah Selatan Labuhan Bajau 45,0 4 19
Simeulue Timur Sinabang 0,0 4 17
Teupah Tengah Lasikin 11,0 2 12
Teupah Barat Saur 24,0 3 18
Simeulue Tengah Kampung Aie 64,0 3 16
Simeulue Cut Kuta Padang 68,0 2 8
Teluk Dalam Selare-e 57,0 2 10
Salang Nasreuhe 70,0 3 16
Simeulue Barat Sibigo 93,0 4 14
Alafan Langi 135,0 2 8
Jumlah 29 138
Sumber: Bappeda, 2017
2.1.1.3 Topografi
Keadaan topografi Pulau Simeulue dimana titik terendah terletak
pada nol meter dari permukaan laut dan titik tertinggi 600 meter di
atas permukaan laut. Hasil interpolasi garis kontur interval 50 meter
dari peta rupa bumi skala 1 : 250.000, menunjukkan bahwa sebagian
besar wilayah Pulau Simeulue terletak pada ketinggian diantara 0 –
300 meter dari permukaan laut. Adapun bagian yang lain merupakan
daerah berbukit-bukit dengan kemiringan di bawah 18°. Daerah
Tabel 2.3
Luas Wilayah Kabupaten Simeulue Berdasarkan
Ketinggian Tempat Di atas Permukaan Laut (Ha)
2.1.1.4 Geologi
Secara litologi, jenis batuan penyusun Pulau Simeulue terdiri
dari batuan formasi Bancuh Kuala Makmur yang merupakan batuan
tertua dan merupakan batuan dasar (basement rock) di pulau ini.
Formasi bancuh atau campur aduk ini berupa bongkah batuan aneka
bahan yang terdiri dari batuan basal, gabro, sedimen malih, filit, batu
sabak dan rijang. Bongkah–bongkah batuan dengan berbagai ukuran
(dari beberapa cm sampai lebih dari 250 m) terdapat dalam matriks
atau massa dasar batu lumpur dan batu lempung yang tergerus kuat.
Formasi batuan ini diperkirakan terbentuk selama Oligo Miosen yaitu
pada masa tumbukan antara Lampeng India-Australia dengan
Lempeng Eurasia.
Susut laut pada Miosen Tengah menghasilkan Endapan
Karbonat Formasi Sibigo yang terdiri dari batu gamping koral,
kalkarenit dan kalsirudit. Di atas formasi ini dengan lingkungan
endapan laut dangkal terendapkan Formasi Sigulai yang terdiri dari
napal dan batu pasir kuarsa. Di dalam batu pasir banyak terdapat
bahan karbon, setempat tufaan dan gampingan. Sebagai bagian dasar
dari formasi ini terdapat Anggota Lasikin yang terdiri dari konglomerat
aneka bahan terdiri dari fragmen batuan ultra basa, gabro, basal,
kuarsa susu dan rijang.
Formasi dan anggota ini terendapkan selama Miosen Awal-Akhir.
2.1.1.5 Hidrologi
Potensi hidrologi Kabupaten Simeulue, sebagaimana kondisi
hidrologi kepulauan sangatlah terbatas. Hingga saat ini potensi ini
hanya dimanfaatkan untuk keperluan sehari-hari sehingga masih
dirasakan cukup. Sumber air permukaan di kepulauan Simeulue
berasal dari beberapa mata air, sungai, dan danau.Di Pulau Simeulue
banyak dijumpai sungai, baik sungai sepanjang tahun maupun sungai
musiman, umumnya berpola dendritik, parallel dan sub parallel.
Kualitas air, jernih sampai keruh dengan pH rata–rata 6.5 Rawa
umumnya dijumpai didaerah pantai, air berwarna jernih kecoklatan,
umumnya payau dengan pH sekitar 6.
Mata air dijumpai dibeberapa tempat, umumnya pada Formasi
Dihit antara lain di Desa Labuah, Desa Kuala Makmur, Desa Kampung
Air dan dibanyak tempat lainnya lagi. Debit air rata-rata < 1 liter/detik,
jernih, tawar, tidak berbau dan tidak berasa, pH 6,5 dandapat
digunakan untuk keperluan hidup sehari-hari masyarakat setempat.
Air tanah bebas adalah air tanah yang terdapat diantara permukaan
tanah danlapisan kedap air (akifer) di bawahnya, dapat muncul sebagai
mata air. Air tanah bebasdapat diamati pada sumur-sumur gali
penduduk, umumnya jernih sampai kecoklatan, tidakberbau dan tidak
berasa. Didaerah sekitar pantai kedalam muka air sekitar 1-2 meter,
fluktuasi 1-2 meter dengan debit sekitar10 ltr/ detik.
Biasa juga disebut air tanah dalam yaitu air tanah yang terdapat
pada lapisan kedapair (akifer) yang terdapat di bawah permukaan
tanah dengan kedalaman yang sangatbervariasi. Pengamatan hanya
bisa dilakukan dengan metode pendugaan geolistrik dan
hasilpemboran air didaerah Lasikin. Lapisan pembawa air terdapat
pada lapisan batu pasir kedapair, pada kedalaman sekitar 120 m di
bawah permukaan tanah, kurang produktif dengandebit < 2 ltr/detik,
jernih, tidak berbau dan tidak berasa.
2.1.1.6 Klimatologi
Kabupaten Simeulue termasuk ke dalam zona iklim tropika
basah dengan temperatur udara berkisar antara 23°–34,5° C dan rata-
rata harian antara 25°–27° C. Berdasarkan data curah hujan yang ada
menunjukkan bahwa curah hujan rata-rata cukup tinggi yaitu 2.884
mm/tahun. Musim hujan umumnya terjadi antara bulan September-
Februari, sedangkan musim kemarau pada umumnya antara bulan
Maret-Agustus.
Berdasarkan pada tipe iklim Oldeman, Pulau Simeulue memiliki
tipe iklim A yaitu daerah dengan bulan basah selama 9 bulan berturut-
turut dan selama dua bulan atau kurang mengalami musim kering.
Bulan basah adalah curah hujan lebih dari 200 mm/bulan (Whitten,
1984).
Keadaan cuaca di Kabupaten Simeulue ditentukan oleh
penyebaran musim, dimana musim Barat berlangsung sejak Bulan
September sampai dengan Bulan Februari, ditandai dengan terjadinya
musim badai dan gelombang besar yang berasal dari Lautan Hindia
sehingga sangat berbahaya bagi pelayaran. Sedangkan pada musim
Timur berlangsung sejak Bulan Maret sampai dengan Bulan Agustus
ditandai dengan musim kemarau diselingi oleh hujan yang tidak
merata dan keadaan laut sedikit tenang. Kelembaban udara berkisar
antara 60 persen sampai 75 persen dan lamanya penyinaran rata-rata
perhari adalah 13 – 14 jam. Kecepatan angin rata-rata di wilayah ini
Tabel 2.4
Perkembangan Curah Hujan dan Hari Hujan
Kabupaten Simeulue Tahun 2012-2016
Tahun
2012 2013 2014 2015 2016
Bulan Curah Curah Curah Curah Curah
Hari Hari Hari Hari Hari
Hujan Hujan Hujan Hujan Hujan
Hujan Hujan Hujan Hujan Hujan
(mm) (mm) (mm) (mm) (mm)
Januari 172,8 13 155,50 17 152,00 18 26,50 13 178,5 26
Februari 341 23 247,00 23 43,50 6 73,50 19 313,0 16
Maret 69,5 13 269,00 21 244,00 16 93,00 18 493,0 27
April 236,5 21 256,50 22 426,00 19 210,50 24 194,5 16
Mei 191,5 21 606,00 18 169,00 19 80,00 16 188,5 27
Juni 257 13 237,00 17 215,00 18 328,00 17 379,0 19
Juli 133 15 122,00 13 225,00 19 288,00 22 248,5 19
Agustus 381,5 18 184,00 20 319,00 24 295,00 20 371,0 24
September 265,0 217 368,50 16 259,50 17 598,00 24 222,0 26
Oktober 449,5 17 80,00 21 477,50 25 313,00 27 358,0 26
Nopember 320,5 21 278,50 24 433,00 29 510,50 29 574,5 28
Desember 477 20 286,50 19 206,50 24 530,50 24 419,0 26
Total 3.248,80 210 3.080,60 231 3.170,00 234 3.348,60 263 3761,0 254
Sumber : BMKG Kab. Simeulue, 2017
A. Kawasan Lindung
Rencana pola ruang kawasan lindung di wilayah Kabupaten
Simeulue terdiri atas:
a. Kawasan hutan lindung seluas ± 60.709,97 ha, tersebar di 9
(sembilan) kecamatan, yaitu Kecamatan Simeulue Timur, Teupah
Barat, Teluk Dalam, Simeulue Tengah, Salang, Simeulue Barat,
Alafan, Simeulue Cut, Teupah Tengah.
b. Kawasan perlindungan setempat, terdiri dari sempadan pantai,
sempadan sungai, kawasan sekitar danau, dan ruang terbuka hijau
(RTH).
- Kawasan sempadan pantai seluas ± 1.542,82 ha berada tersebar
di seluruh kecamatan dalam Kabupaten Simeulue.
- Kawasan sempadan sungai seluas ± 1.387,47 ha berada tersebar
di seluruh kecamatan dalam Kabupaten Simeulue.
- Kawasan sekitar danau seluas ± 239,44 h,a terdiri dari danau
Laut Tawar, danau Laulo, danau Tirama, dan danau Luan Boya.
c. Kawasan suaka alam yaitu Taman Hutan Raya (Tahura) seluas ±
451,51 ha berada di Kecamatan Simeulue Timur dan Kecamatan
Teupah Selatan.
d. Kawasan rawan bencana alam, meliputi :
- Kawasan rawan bencana alam banjir rendah seluas ± 8.394,56
B. Kawasan Budidaya
Rencana kawasan budidaya di wilayah Kabupaten Simeulue
sebagaimana tertuang dalam RTRWK Simeulue Tahun 2014-2034,
terdiri dari:
1. Kawasan peruntukan hutan produksi meliputi hutan produksi
terbatas dan hutan produksi tetap.
- Hutan produksi terbatas seluas ± 3.485,95 ha yang berada di
Kecamatan Teupah Selatan, Simeulue Barat, dan Alafan.
- Hutan produksi tetap seluas ± 24.407,74 ha, berada tersebar di
Kecamatan Teupah Selatan, Simeulue Timur, Teluk Dalam,
Simeulue Tengah, Salang, Simeulue Barat, Alafan, Simeulue Cut,
dan Teupah Tengah.
2. Kawasan hutan rakyat seluas ± 4.787,41 ha berada di Kecamatan
Simeulue Timur, Teupah Barat, Alafan, Simeulue Barat, Teluk
Dalam, Teupah Selatan, dan Teupah Tengah.
3. Kawasan peruntukan pertanian, meliputi tanaman pangan,
perkebunan, peternakan dan perikanan.
• Tanaman pangan terdiri atas pertanian lahan basah, pertanian
lahan kering dan hortikultura.
- Pertanian lahan basah seluas ± 4.870,89 ha yang
merupakan areal pertanianberirigasi dan ± 3.599,75 ha,
yang merupakan sawah tadah hujan, berada tersebardi
seluruh kecamatan.
- Pertanian lahan kering seluas ± 5.179,33 ha. Tersebar di
seluruh Kecamatan.
- Pertanian hortikultura seluas ± 388,86 ha berada di
Kecamatan Teupah Selatan, Simeulue Tengah, Simeulue
Timur, Teupah Barat, Alafan, Simeulue Barat, Teluk Dalam
dan Teupah Tengah.
• Perkebunan terdiri atas perkebunan besar seluas ± 5.317,52 ha
berada di Kecamatan Teupah Barat, Teluk Dalam, Teupah
Selatan, Simeulue Timur dan Teupah Tengah. Selain itu,
terdapat areal untuk perkebunan rakyat yang berada di pada
areal penggunaan lain seluas ± 54.346,84 ha yang berada
tersebar di seluruh kecamatan dan berada dalam kawasan hutan
lindung seluas ± 1.835,92 ha berada di Kecamatan Teupah
Barat, Teluk Dalam dan Simeulue Barat.
• Peternakan seluas ± 868,99 ha berada di Kecamatan Teupah
Selatan, Simeulue Tengah, Simeulue Timur, Alafan, Simeulue
Barat, Teluk Dalam, Simeulue Cut dan Salang.
• Perikanan berada di kawasan perairan danau dan laut
kewenangan Kabupaten Simeulue.
4. Kawasan peruntukan industri meliputi industri menengah seluas ±
100 ha berada di Kecamatan Simeulue Tengah serta industri kecil
Tabel 2.5
Rencana Penggunaan Lahan Kabupaten Simeulue
Penggunaan Lahan Jumlah (ha) Persentase (%)
1 2 3
KAWASAN LINDUNG 65.712,80 35,75
Hutan Lindung 60.709,97 33,03
Tahura 451,51 0,25
Kawasan Lindung Mangrove 863,5 0,47
Rawa 96,9 0,05
Danau/Situ 273,06 0,15
Sungai 446,73 0,24
Sempadan Danau 65,7 0,04
Sempadan Sungai 1.262,63 0,69
Sempadan Pantai 1.542,82 0,84
KAWASAN BUDIDAYA 118.096,70 64,25
Hutan Produksi 24.407,74 13,28
Hutan Produksi Terbatas 3.485,95 1,9
Hutan Rakyat 4.787,41 2,6
Perkebunan Besar 5.317,52 2,89
Perkebunan Rakyat 55.755,94 30,33
Pertanian Lahan Kering 5.169,94 2,81
Holtikultura 388,86 0,21
Sawah Irigasi 4.870,89 2,65
Sawah Non Irigasi 3.598,20 1,96
Permukiman Pedesaan 897,47 0,49
Permukiman Perkotaan 337,38 0,18
Transmigrasi 4.215,81 2,29
Peternakan 868,99 0,47
1 2 3
Industri 100,36 0,05
Pariwisata 3.538,47 1,93
Tambang 304,05 0,17
Budidaya Air Payau 0,22 0
Budidaya Air Tawar 3,16 0
TPA 9,36 0,01
Bandar Udara 38,99 0,02
Jumlah 183.809,50 100,00
Sumber: RTRW Kabupaten Simeulue Tahun 2014-2034
2.1.4 Demografi
2.1.4.1 Perkembangan dan Distribusi Penduduk
Potensi penduduk yang besar merupakan faktor produksi dalam
mendorong percepatan pembangunan. Pemerintah Kabupaten
Simeulue berupaya mendayagunakan potensi penduduk tersebut
secara optimal sehingga berkontribusi signifikan dalam mendorong
percepatan pembangunan Kabupaten Simeulue. Periode 2012-2016,
perkembangan penduduk Kabupaten Simeulue cenderung
berfluktuatif. Selama kurun waktu tersebut, penurunan jumlah
penduduk yang drastis terjadi pada tahun 2013 dan peningkatan yang
drastis terjadi pada tahun 2014. Akhir tahun 2016, populasi penduduk
yang mendiami Kabupaten Simeulue berjumlah 89.059 jiwa. Adapun
tahun 2012 penduduk di Kabupaten Simeulue berjumlah 88.963 jiwa.
Perkembangan penduduk Kabupaten Simeulue selama tahun 2012-
2016 dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 2.2
Perkembangan Penduduk Kabupaten Simeulue Tahun 2012-2016
11,04
96.000 12
94.000 10
92.000 8
90.000 6
3,12
Pert. (%)
4
88.000 0,82
Jiwa
2
86.000
0
84.000 -2
82.000 -5,85 -4
80.000 -6,96
-6
78.000 -8
2012 2013 2014 2015 2016
Tabel 2.6
Perkembangan dan Distribusi Penduduk
Menurut Kecamatan Tahun 2012-2016
Jumlah Penduduk (Jiwa)
Pert. Rata-
Kecamatan
2012 2013 2014 2015 2016 Rata (%)
Gambar 2.3
Distribusi Penduduk Menurut Kecamatan Tahun 2012-2016 (%)
5,31
Alafan 5,29
5,37
12,35
Simeulue Barat 12,02
12,24
2016
9,39 2014
Salang 9,45
9,55 2012
6,07
Teluk Dalam 5,91
5,86
3,59
Simeulue Cut 3,53
3,61
7,89
Simeulue Tengah 7,59
7,67
8,95
Teupah Barat 8,73
8,73
7,09
Teupah Tengah 6,92
6,94
29,29
Simeulue Timur 30,41
29,78
10,08
Teupah Selatan 10,15
10,25 %
0 5 10 15 20 25 30 35
Gambar 2.4
Kepadatan Penduduk Kabupaten Simeulue
Menurut Kecamatan Tahun 2012-2016 (Km2/Jiwa)
Km2/Jiwa
180
162
160 151 148
140
120 2012
80 747775 2016
616362
60 535654
414340 424442
40
232524 242525 252625
20
0
Teupah Simeulue Teupah Teupah Simeulue Simeulue Teluk Salang Simeulue Alafan
Selatan Timur Tengah Barat Tengah Cut Dalam Barat
Gambar 2.5
Perkembangan Penduduk Menurut Jenis Kelamin Tahun 2012-
2016
43.361
2016
45.698
43.028
2015
45.307
45.530
2014 Perempuan
47.969
Laki-laki
40.577
2013
42.596
43.166
2012
45.797
jiwa
36.000 38.000 40.000 42.000 44.000 46.000 48.000 50.000
Tabel 2.7
Perkembangan dan Distribusi Penduduk
Menurut Jenis Kelamin dan Kecamatan Tahun 2012-2016
Pert.
Jenis
Kecamatan 2012 2013 2014 2015 2016 Rata
Kelamin
(%)
Teupah Laki-Laki 4.661 4.768 4.822 4.386 4.573 -0,48
Selatan Perempuan 4.461 4.579 4.669 4.229 4.401 -0,34
Simeulue Laki-Laki 13.638 14.077 14.581 13.723 13.322 -0,58
Timur Perempuan 12.851 13.353 13.848 13.062 12.760 -43,87
Teupah Laki-Laki 3.155 3.229 3.289 3.037 3.209 0,42
Tengah Perempuan 3.017 3.081 3.180 2.932 3.105 0,72
Teupah Laki-Laki 4.006 4.083 4.189 4.090 4.079 0,45
Barat Perempuan 3.763 3.847 3.973 3.886 3.893 0,85
Simeulue Laki-Laki 3.491 3.566 3.643 3.563 3.595 0,73
Tengah Perempuan 3.330 3.383 3.458 3.400 3.431 0,75
Simeulue Laki-Laki 1.659 1.675 1.704 1.548 1.666 0,10
Cut Perempuan 1.556 1.578 1.598 1.471 1.535 -0,34
Laki-Laki 2.728 2.797 2.850 2.833 2.805 0,69
Teluk Dalam
Perempuan 2.485 2.583 2.674 2.650 2.599 1,13
Laki-Laki 4.374 4.452 4.534 4.385 4.283 -0,52
Salang
Perempuan 4.122 4.204 4.301 4.134 4.078 -0,27
Simeulue Laki-Laki 5.634 5.710 5.810 5.435 5727 0,41
Barat Perempuan 5.254 5.339 5.431 5.103 5.270 0,08
Laki-Laki 2.451 2.491 2.547 2.307 2.439 -0,12
Alafan
Perempuan 2.327 2.354 2.398 2.161 2.289 -0,41
Laki-Laki 45.797 42.596 47.96 45.30 45.69 -0,05
Total 9 7 8
Perempuan 43.166 44.301 45.53 43.02 43.36 0,11
Laki-Laki 4.57 4.259 0
4.796 8
4.530 1
4.302
Rata-Rata 9
Perempuan 4.316 4.430 4.553 4.302 4.336
Sumber: Disdukcapil, 2017
Gambar 2.6
Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur Tahun 2012-2016
3.971
2016 59.168
25.920
4.005
2015 58.241
26.089
4.487 65 >
2014 63.511
15-64
25.501
0-14
2.406
2013 51.430
29.337
3.378
2012 58.046
27.539 jiwa
Gambar 2.7
Produk Domestik Regional Bruto ADHB dan ADHK
Kabupaten Simeulue Tahun 2012-2016 (Rp.Juta)
2,00
1,78
1,80 1,65
1,60 1,52
1,40 1,35 1,40
1,40 1,27 1,23 1,29
1,18
1,20
Rp. Milyar
Tabel 2.8
Produk Domestik Regional Bruto ADHK non-Migas
Aceh dan Kabupaten Simeulue Tahun 2012-2016 (Rp.Triliyun)
Tabel 2.9
PDRB ADHB Kabupaten Simeulue Menurut Lapangan Usaha
Tahun 2012-2016 (Juta Rupiah)
Pert.
Rata-
Lapangan Usaha 2012 2013 2014 2015 2016*
rata
(%)
Pertanian,
A Kehutanan, dan 474.687,3 513.524,8 550.342,10 596.675,7 642.821 7,87
Perikanan
Pertambangan dan
B 24.004,8 26.595,7 29.473,10 31.758,2 33.798,9 8,93
Penggalian
Industri
C 19.236,8 20.302,9 21.916,60 23.455,6 24.836,2 6,60
Pengolahan
Pengadaan Listrik
D 2.352,6 2.426,7 2.664,70 2.911,9 3.289,6 8,74
dan Gas
Pengadaan Air,
Pengelolaan
E 115,4 129,4 144,20 160,8 187,2 12,86
Sampah, Limbah
dan Daur Ulang
F Konstruksi 110.902,7 121.668,3 135.259,30 145,298.3 155.491 8,82
Perdagangan Besar
dan Eceran;
G 154.327,3 168.501,6 187.597,40 207.182,5 228.717,9 10,34
Reparasi Mobil dan
Sepeda Motor
Transportasi dan
H 42.590,5 46.895,6 50.534,50 53.377,4 55.016,9 6,61
Pergudangan
Penyediaan
I Akomodasi dan 18.069,7 19.831,7 21.651,50 23.586,9 26.001 9,52
Makan Minum
Informasi dan
J 52.960,1 56.590,4 62.618,3 65.949,6 5,64
Komunikasi 58.620,60
Jasa Keuangan dan
K 24.131,2 25.743,1 27.802,60 30.024,6 32.510,3 7,74
Asuransi
L Real Estat 45.743,0 49.082,7 59.858,1 65.496,2 9,39
54.361,50
M,N Jasa Perusahaan 1.916,0 2.117,2 2.500,9 2.696,6 8,92
2.290,60
Administrasi
Pemerintahan,
O Pertahanan dan 194.870,0 222.947,2 246.314,80 270.111,1 295.799,8 11,00
Jaminan Sosial
Wajib
P Jasa Pendidikan 38.666,7 42.033,6 46.351,60 51.032,2 56.705,9 10,05
Jasa Kesehatan
Q 55.592,9 61.458,3 67.786,10 72.179 77.148,4 8,54
dan Kegiatan Sosial
R,S,
Jasa Lainnya 11.876,7 12.727,5 14.893,6 16.252,9 8,16
T,U 13.756,10
Total 1.272.043.8 1.392.556,6 1.516.867,30 1.647.625 1.782.719,3 8,80
Rata-rata 74.826,11 81.915,09 96.919,12 104.865,84
Tabel 2.10
Kontribusi PDRB ADHB Menurut Lapangan usaha
Tahun 2012-2016 (%)
Rata-
Lapangan Usaha 2012 2013 2014 2015 2016
rata
Pertanian, Kehutanan, dan
37,32 36,88 36,28 36.21 36.06 36,57
Perikanan
Pertambangan dan
1,89 1,91 1,94 1.93 1.90 1,91
Penggalian
Industri Pengolahan 1,51 1,46 1,44 1.42 1.39 1,44
Pengadaan Listrik dan Gas 0,18 0,17 0,18 0.18 0.18 0,18
Pengadaan Air, Pengelolaan
Sampah, Limbah dan Daur 0,01 0,01 0,01 0.01 0.01 0,01
Ulang
Konstruksi 8,72 8,74 8,92 8.82 8.72 8,78
Perdagangan Besar dan
Eceran; Reparasi Mobil dan 12,13 12,10 12,37 12.57 12.83 12,39
Sepeda Motor
Transportasi dan
3,35 3,37 3,33 3.24 3.09 3,27
Pergudangan
Penyediaan Akomodasi dan
1,42 1,42 1,43 1.43 1.46 1,43
Makan Minum
Informasi dan Komunikasi 4,16 4,06 3,86 3.80 3.70 3,94
Jasa Keuangan dan
1,90 1,85 1,83 1.82 1.82 1,84
Asuransi
Real Estat 3,60 3,52 3,58 3.63 3.67 3,60
Jasa Perusahaan 0,15 0,15 0,15 0.15 0.15 0,15
Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan 15,32 16,01 16,24 16.39 16.59 16,10
Sosial Wajib
Jasa Pendidikan 3,04 3,02 3,06 3.10 3.18 3,08
Jasa Kesehatan dan
4,37 4,41 4,47 4.38 4.33 4,39
Kegiatan Sosial
Jasa lainnya 0,93 0,91 0,91 0.90 0.91 0,91
Produk Domestik Regional 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Bruto
Sumber: BPS Kabupaten Simeulue, 2017
Tabel 2.11
PDRB ADHK Kabupaten Simeulue Tahun 2012-2016 (Jutaan
Rupiah)
Rata-
Lapangan Usaha 2012 2013 2014 2015 2016 Rata
(%)
Pertanian, Kehutanan,
A 435.056,2 450.910,4 463.024,5 480.364,8 497.149 3,39
dan Perikanan
Pertambangan dan
B 22.237,0 23.666,8 24.892,8 26.130,4 27.298,1 5,26
Penggalian
C Industri Pengolahan 17.560,9 18.074,2 18.651 19.204,9 19.581,7 2,76
Pengadaan Listrik dan
D 2.71,3 2.292,3 2.468,7 2.602,4 2.847,1 1,21
Gas
Pengadaan Air,
Pengelolaan Sampah,
E 104,7 112,7 119,3 126,4 137,5 7,05
Limbah dan Daur
Ulang
F Konstruksi 101.985,4 109.511,9 115.984,1 121.203,4 127.310,2 5,71
Perdagangan Besar
dan Eceran; Reparasi
G 147.058,0 155.749,2 164.555,4 172.867,6 182.764,6 5,59
Mobil dan Sepeda
Motor
Transportasi dan
H 39.700,5 41.669,6 43.073,3 45.188,7 46.264 3,90
Pergudangan
Penyediaan Akomodasi
I 17.444,6 18.504,0 19.486,8 20.509,2 21.651,4 5,55
dan Makan Minum
Informasi dan
J 50.550,3 52.627,9 54.233 57.267.6 59483.9 4,16
Komunikasi
Jasa Keuangan dan
K 20.801,8 21.053,1 21.610,9 22.388,9 23.571,9 3,19
Asuransi
L Real Estat 43.298,2 45.263,9 47.798,7 50.271,7 53.058,6 5,21
M,N Jasa Perusahaan 1.768,1 1.879,3 1.980,6 2.086 2.183.1 5,41
Administrasi
Pemerintahan,
O 181.499,1 190.537,8 202.389,2 212.906,2 226.652,4 5,71
Pertahanan dan
Jaminan Sosial Wajib
P Jasa Pendidikan 36.742,4 38. 572,1 40.585,6 42.876,1 45.750,4 5,64
Jasa Kesehatan dan
Q 50.923,1 53.301,2 55.849 57.758,2 60.599.9 4,45
Kegiatan Sosial
R,S,T,
Jasa Lainnya 11.249,6 11.816,6 12.393,3 12.965,9 13.666,8 4,99
U
Total 1.180.151,2 1.235.543,1 1.289.096,2 1.346.781,4 1.409.970,4 4,55
Rata-rata 69.420,66 72.679,01 75.892,19 79.218,73 82.939,45
persen tahun 2016, juga sedikit meningkat dari tahun 2012 yang
sebesar 12,46 persen.
Tabel 2.12
Kontribusi PDRB ADHK Menurut Lapangan usaha
Tahun 2012-2016 (%)
Rata-
Lapangan Usaha 2012 2013 2014 2015 2016
rata
Pertanian, Kehutanan, dan
36,86 36,49 35,92 35.67 35.26 36,074
Perikanan
Pertambangan dan
1,88 1,92 1,93 1.94 1.94 1,92
Penggalian
Industri Pengolahan 1,49 1,46 1,45 1.43 1.39 1,44
Pengadaan Listrik dan Gas 0,18 0,19 0,19 0.19 0.20 0,19
Pengadaan Air, Pengelolaan
Sampah, Limbah dan Daur 0,01 0,01 0,01 0.01 0.01 0,01
Ulang
Konstruksi 8,64 8,86 9,00 9.00 9.03 8,90
Perdagangan Besar dan
Eceran; Reparasi Mobil dan 12,46 12,61 12.77 12.84 12.96 12,72
Sepeda Motor
Transportasi dan
3,36 3,37 3.34 3.36 3.28 3,34
Pergudangan
Penyediaan Akomodasi dan
1,48 1,50 1.51 1.52 1.54 1,51
Makan Minum
Informasi dan Komunikasi 4,28 4,26 4.21 4.25 4.22 4,24
Jasa Keuangan dan
1,76 1,70 1,68 1.66 1.67 1,69
Asuransi
Real Estat 3,67 3,66 3,71 3.73 3.76 3,70
Jasa Perusahaan 0,15 0,15 0,15 0.15 0.15 0,15
Administrasi
Pemerintahan, Pertahanan 15,38 15,42 15,70 15.81 16.07 15,67
dan Jaminan Sosial Wajib
Jasa Pendidikan 3,11 3,12 3,15 3.18 3.24 3,16
Jasa Kesehatan dan 4,31
4,31 4,31 4,33 4.29 4.30
Kegiatan Sosial
Jasa lainnya 0,95 0,96 0,96 0.96 0.97 0,96
Produk Domestik
100,00 100,00 100.00 100,00 100,00 100,00
Regional Bruto
Sumber: BPS Kabupaten Simeulue 2016
Gambar 2.8
Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Simeulue, Aceh,
dan Nasional Tahun 2012-2016 (%)
7
6,0
5,6
6 5,16 5,0 4,79 5,0
4,70 Aceh
5 4,69
4,95 4,33 4,47 Nasional
4 4,31
4,15 4,02 4,27 Simeulue
%
3
2
1
0
2012 2013 2014 2015 2016
jauh lebih tinggi dari pertumbuhan tahun 2012 yang sebesar 8,34
persen. Komponen pengeluaran konsumsi RT dan konsumsi
pemerintah juga tumbuh positif pada tahun 2015, namun cenderung
menurun pertumbuhannya dibandingkan dari tahun 2012. Tahun
2015, pertumbuhan pengeluaran konsumsi pemerintah sebesar 4,11
persen, turun drastis dari tahun 2012 yang sebesar 7,73 persen.
Pengeluaran konsumsi rumah tangga merupakan penyumbang
terbesar PDRB ADHK menurut pengeluaran. Komponen tersebut
tumbuh sebesar 2,16 persen tahun 2015 dan sedikit menurun dari
tahun 2012 yang tumbuh sebesar 2,95 persen. Menurunnya
pertumbuhan konsumsi pengeluaran pemerintah juga mempengaruhi
pertumbuhan pengeluaran konsumsi rumah tangga.
Gambar 2.9
Pertumbuhan Komponen PDRB ADHK Menurut Pengeluaran
Kabupaten Simeulue, Tahun 2012-2016 (%)
20
15
Pertumbuhan (%)
10
-5
-10
-15
2012 2013 2014 2015 2016
Pengeluaran Konsumsi RT 2,95 2,26 2,24 2,45 2,49
Pengeluaran Konsumsi LNPRT 8,34 7,40 15,41 -12,40 3,41
Pengeluaran Konsumsi
7,73 3,87 5,18 4,11 0,21
Pemerintah
Pembentukan Modal Tetap
6,71 -2,28 0,15 1,30 2,50
Bruto
Ekspor Barang dan Jasa 3,85 5,91 7,04 7,99 4,42
Net Ekspor 5,05 0,30 3,70 0,50 2,42
Sumber: BPS Kabupaten Simeulue 2017
Gambar 2.10
Laju Pertumbuhan Riil PDRB Menurut Lapangan Usaha
Kabupaten Simeulue Tahun 2012–2016 (Persen)
Gambar 2.11
PDRB Perkapita Kabupaten Simeulue Tahun 2012-2016 (Rp. Juta)
15,62
2016
19,74
15,11
2015
18,49
14,72
2014 ADHK (jutaan rupiah)
17,32
ADHB (jutaan rupiah)
14,33
2013
16,15
13,93
2012
15,01
Rp. Juta
0,00 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00
Gambar 2.12
Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Kabupaten Simeulue, Aceh, dan Nasional Tahun 2012-2016
IPM
72,00
70,00
70,00 69,45
68,30 68,81
67,81
68,00
66,00 Aceh
63,82
63,16
64,00 62,18 Nasional
61,25 61,68
62,00 Simeulue
60,00
58,00
56,00
2012 2013 2014 2015 2016
Gambar 2.13
Perkembangan Komponen Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Kabupaten Simeulue, Tahun 2012-2016
6542,00
70 64,22 64,23 64,24 64,66 64,78 6600
60 6327,53 6400
50
6200
Rp. Ribu
40 5956,07
Tahun
5920,45 6000
30 5824,14
5800
20
10 5600
0 5400
2012 2013 2014 2015 2016
Gambar 2.14
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten/Kota
di Wilayah Barat-Selatan Aceh, Tahun 2012-2016
67,70
Aceh Jaya 67,30
66,42
69,26
Aceh Barat 67,31
66,66
67,32
Nagan Raya 65,58
64,91
64,57
Aceh Barat Daya 63,08
62,15 2016
62,18 2014
Subulussalam 60,39
59,76 2012
64,13
Aceh Selatan 62,35
61,69
66,96
Aceh Singkil 65,27
64,23
63,82
Simeulue 62,18
61,25
IPM
55,00 60,00 65,00 70,00
2.2.1.6 Kemiskinan
Pemerintah Kabupaten Simeulue sangat berkomitmen untuk
memberdayakan penduduk miskin. Kecuali untuk memenuhi hak-hak
dasar masyarakat, penanggulangan kemiskinan merupakan program
prioritas pembangunan RPJMK Simeulue Tahun 2018-2022 yang
harus dilaksanakan multisektoral dan antarwilayah secara
berkelanjutan. Mengutip data BPS, secara absolut, perkembangan
penduduk miskin di Kabupaten Simeulue terus berkurang, meskipun
berfluktuatif periode 2012-2016. Tahun 2012, tercatat penduduk
miskin mencapai 18,5 ribu orang. Angka penduduk miskin tersebut
berkurang menjadi 17,5 ribu orang pada tahun 2014.
Memasuki tahun 2015, terjadi peningkatan penduduk miskin di
Kabupaten Simeulue dibandingkan selama tiga tahun terakhir.
Tercatat masyarakat kurang mampu tersebut sedikitnya 18,12 ribu
orang tahun 2015. Akhir tahun 2016, penduduk miskin tidak kurang
dari 17,93 ribu orang, turun drastis dibanding tahun 2015, namun
masih tinggi dibandingkan tahun 2014. Selama lima tahun terakhir,
terjadi pertumbuhan penurunan masyarakat miskin Kabupaten
Simeulue rata-rata 0,78 persen setiap tahunnya.
Penurunan penduduk miskin ini sebagai wujud komitmen
pemerintah untuk mengatasi kemiskinan secara berkelanjutan.
Berbagai program pemberdayaan dan pembangunan infrastruktur
diarahkan untuk mengatasi kemiskinan, disamping juga melibatkan
secara aktif dunia usaha/swasta dan lembaga non pemerintah.
Aktivitas ekonomi masyarakat yang semakin berkembang berimplikasi
Gambar 2.15
Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin
Kabupaten Simeulue, Tahun 2012-2016
18,6 22,5
18,4 22
18,2 21,5
Ribu Jiwa
18 21
17,8 20,5
%
17,6 20
17,4 19,5
17,2 19
17 18,5
2012 2013 2014 2015 2016
Ribu Jiwa 18,5 18,5 17,5 18,12 17,93
Persen (%) 21,88 20,57 19,92 20,43 19,93
Gambar 2.16
Tingkat Kemiskinan Kabupaten Simeulue,
Aceh, dan Nasional, Tahun 2012-2016
25
20
%
15
10
0
2012 2013 2014 2015 2016
Aceh 18,58 17,72 16,98 17,08 16,73
Simeulue 21,88 20,57 19,92 20,43 19,93
Nasional 11,66 11,47 10,96 11,13 10,70
Sumber: BPS, 2017
Gambar 2.17
Garis Kemiskinan dan Konsumsi Makanan
Kabupaten Simeulue, Tahun 2012-2016
62,00
315.000 60,00
%
Tabel 2.13
Jumlah Kasus Kriminal di Kabupaten Simeulue, Tahun 2012-2016
No Jenis Kriminal 2012 2013 2014 2015 2016
1 Kasus Narkoba 6 17 13 13 15
Kejahatan
2 7 5 5 11 10
Seksual
Kasus
3 24 22 29 43 32
Penganiayaan
4 Kasus Pencurian 6 13 20 53 19
5 Kasus Penipuan 14 12 8 9 15
Jumlah 57 69 75 129 91
Sumber: Polres Simeulue, 2017
Gambar 2.18
Perkembangan Angka Melek Huruf Dewasa
di Kabupaten Simeulue, Aceh dan Nasional, Tahun 2012-2016
(persen)
102
99,96
99,31 99,22 99,0
100 98,71
98
96 Simeulue
Aceh
94
Nasional
92
90
88
2012 2013 2014 2015 2016
Gambar 2.19
Perkembangan Angka Harapan Sekolah di Kabupaten Simeulue,
Aceh, dan Nasional, Tahun 2012-2016 (Tahun)
14,5
14
13,5 13,07
12,75 12,83 12,72
13 12,67 12,67 12,55
12,39 Simeulue
12,5 12,10 Aceh
12 11,68
Nasional
11,5
11
10,5
2012 2013 2014 2015 2016
Gambar 2.20
Perkembangan Rata-rata Lama Sekolah Kabupaten Simeulue,
Aceh, dan Nasional, Tahun 2012-2016 (Tahun)
9,50
8,89 8,90 8,91
9,00
8,55
8,34
8,50
7,84 7,95 Simeulue
8,00 7,73
7,59 7,61 Aceh
7,50 Nasional
7,00
6,50
2012 2013 2014 2015 2016
Gambar 2.21
Perkembangan Angka Partisipasi Kasar (APK)
Kabupaten Simeulue Tahun 2012-2016 (%)
91,47
2016 93,55
102,94
88,27
2015 93,04
105,98
86,41 SMA/MA/SMK
2014 96,72
111,61 SMP/MTs
SD/MI
97,47
2013 88,85
115,66
101,28
2012 96,49
106,65
%
0 20 40 60 80 100 120 140
Gambar 2.22
Perkembangan Angka Partisipasi Murni (APM)
Kabupaten Simeulue Tahun 2012-2016 (%)
120
SMP/MTs
40 SMA/MA/SMK
20
0
2012 2013 2014 2015 2016
Tabel 2.14
Perkembangan Angka Pendidikan yang Ditamatkan (APT)
Kabupaten Simeulue Tahun 2012-2016 (%)
2.2.2.2 Kesehatan
A. Angka Harapan Hidup
Indikator terkait bidang kesehatan yang mempengaruhi nilai
IPM, yaitu Angka Harapan Hidup. Angka Harapan Hidup adalah
perkiraan lama hidup rata-rata penduduk dengan asumsi tidak ada
perubahan pola mortalitas (kematian) menurut umur. Angka Harapan
Gambar 2.23
Perkembangan Angka Harapan Hidup di Kabupaten Simeulue,
Aceh, dan Nasional, Tahun 2012-2016 (Tahun)
68
Simeulu
66 64,78 e
64,22 64,23 64,24 64,66
Aceh
64
Nasiona
62 l
60
2012 2013 2014 2015 2016
2016, balita yang mengalami gizi buruk tidak lebih dari 0,54 persen (4
balita) dari total 8.745 balita di Kabupaten Simeulue. Sepanjang lima
tahun terakhir, Pemerintah Kabupaten Simeulue telah berhasil
menekan angka balita gizi buruk. Perkembangan persentase balita gizi
buruk dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 2.15
Perkembangan Persentase Balita Gizi Buruk
Kabupaten Simeulue Tahun 2012-2016
Pert.rata
Uraian 2012 2013 2014 2015 2016
(%)
Jumlah Balita Gizi
20 19 11 7 4 -33,13
Buruk
Jumlah Balita 5.094 9.342 7.798 7.112 8.745 14,47
Balita Gizi Buruk
0,39 0,20 0,14 0,10 0,54
(%)
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Simeulue, 2016
2.2.2.3 Ketenagakerjaan
Tenaga kerja merupakan faktor terpenting dalam suatu proses
produksi. Di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) saat ini, tenaga
kerja yang kreatif dan inovatif dinilai sangat penting sehingga mampu
mengaktualisasikan potensi yang dimiliki, adaptif teknologi baru, dan
memanfaatkan peluang-peluang ekonomi untuk meningkatkan
pendapatan dan kesejahteraannya. Perkembangan penduduk yang
bekerja di Kabupaten Simeulue selama lima tahun terakhir cenderung
meningkat signifikan. Tahun 2012, tercatat penduduk usia 15 tahun
keatas di Kabupaten Simeulue yang bekerja sebanyak 21.635 jiwa, dari
angkatan kerja berjumlah 25.057 jiwa. Jumlah penduduk yang bekerja
tersebut meningkat menjadi 27.394 jiwa pada tahun 2014, yang diikuti
juga dengan peningkatan angkatan kerja menjadi 32.349 jiwa.
Memasuki tahun 2016, penduduk berumur 15 tahun ke atas
yang bekerja mencapai 28.138 jiwa. Sementara itu, jumlah angkatan
kerja mencapai 33.261 jiwa. Penduduk yang bekerja dan angkatan
kerja tersebut cenderung lebih banyak dari tahun 2015. Pada tahun
2015, penduduk yang bekerja mencapai 27.953 jiwa dan angkatan
kerja berjumlah 32.303 jiwa. Sektor primer (pertanian dan
pertambangan) merupakan penyerap tenaga kerja terbanyak, yaitu
mencapai 60,04 persen.
Tabel 2.16
Rasio Penduduk Bekerja terhadap Angkatan Kerja
di Kabupaten Simeulue, Tahun 2012-2016
Pert.
Uraian 2012 2013 2014 2015 2016 Rata
(%)
Jumlah Penduduk 21,635 21,806 27.394 27.953 28.138 6,79
Bekerja (Jiwa)
Jumlah Penduduk 25,057 25,228 32.349 32.303 33.261 7,34
Angkatan Kerja
(jiwa)
Rasio (%) 0.86 0.86 0.85 0.87 0.85
Sumber: Dinas Penanaman Modal, Tenaga Kerja, Transmigrasi dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kab. Simeulue, 2017
Tabel 2.17
Kondisi Seni Budaya di Kabupaten Simeulue, Tahun 2012 – 2016
Jumlah
No Uraian Satuan
2012 2013 2014 2015 2016
1 Group Kesenian Unit 41 42 43 44 41
2 Gedung Kesenian Unit 1 1 1 1 1
3 Kegiatan Kegiatan
pagelaran seni 3 3 2 2 2
dan budaya
4 Organisasi di Unit
17 18 43 44 40
bidang budaya
5 Jumlah grup Unit 4,61 5,05 4,60 4,98 4,60
kesenian per
10.000 penduduk
6 Jumlah gedung Unit 0,11 0,12 0,11 0,11 0,11
kesenian per
10.000 penduduk
Sumber: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Simeulue, 2017
Tabel 2.18
Jumlah Sanggar Seni Menurut Kecamatan
Kabupaten Simeulue Tahun 2012 – 2016
Jumlah
Kecamatan
2012 2013 2014 2015 2016
Simeulue Timur 13 14 14 14 13
Simeulue Tengah 8 7 8 8 7
Simeulue Barat 3 3 3 3 3
Teupah Selatan 3 3 3 3 2
Teupah Barat 3 5 5 5 5
Salang 5 5 5 5 4
Teluk Dalam 2 3 2 2 4
Alafan 1 1 1 1 1
Teupah Tengah 0 2 2 2 2
Simeulue Cut 0 1 - 1 1
Jumlah 38 44 43 44 41
Sumber: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Simeulue, 2017
Tabel 2.19
Kondisi Olahraga dan Kepemudaan Kabupaten Simeulue, Tahun
2012 – 2016
Jumlah
Uraian Satuan
2012 2013 2014 2015 2016
Lapangan/sarana
Unit 348 348 348 353 276
olahraga
Klub Olah raga Klub 276 276 276 276 276
Cabang Olah raga Cabang 16 18 20 21 21
Kegiatan Olahraga Kegiatan 16 18 20 21 22
Organisasi
Buah 20 20 20 20 20
kepemudaan
Pemuda Orang 24.458 24.951 26.240 24.056 24.060
Kegiatan
Buah 4 4 4 4 4
Kepemudaan
Pemuda terlibat
Orang - - - 13 40
narkoba
Pemuda terlibat di
Orang - - - 20 -
partai politik
Jumlah
lapangan/sarana
unit 39,12 41,84 37,22 39,96 31,24
olahraga per 10.000
penduduk
Jumlah klub
olahraga per 10.000 klub 31,02 33,18 29,52 31,24 31,24
penduduk
Sumber: Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Simeulue, 2017
Tabel 2.20
Jumlah Klub Olahraga Menurut Kecamatan, Tahun 2012 – 2015
Kecamatan 2012 2013 2014 2015
Simeulue Timur 34 34 34 34
Simeulue Tengah 32 32 32 32
Simeulue Barat 28 28 28 28
Teupah Selatan 38 38 38 38
Teupah Barat 36 36 36 36
Salang 32 32 32 32
Teluk Dalam 20 20 20 20
Alafan 16 16 16 16
Teupah Tengah 24 24 24 24
Simeulue Cut 16 16 16 16
Sumber: Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Simeulue, 2017
Tabel 2.21
Prestasi Olahraga Kabupaten Simeulue, Tahun 2012-2016
Tahun Jenis Prestasi
POPDA 2012 (Juara II Volly Putri, Juara III Takraw).
2012
O2SN (Juara 1 Catur, Juara II Tenis Meja)
O2SN (JUARA II Kid Atletik, Juara III Catur TK SD
2013
Putra dan Putri, Juara III Karate TK SMP Putri)
PORA (Emas 14, perak 9 dan perunggu 13) O2SN
(Juara II Kid Atletik, Juara III Catur TK SD putra dan
2014
putri, Juara III karate TK SMP Putri, POPDA 2014
(Juara II Volly Putri, Juara II dan III).
2015 33 prestasi
2016 16 prestasi
Sumber: Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Simeulue, 2017
2.3.1.2 Keagamaan
A. Syariat Islam
Pelaksanaan Syariat Islam di Kabupaten Simeulue belum
sepenuhnya berjalan optimal serta memerlukan kerja keras semua
komponen masyarakat sebagaimana yang diharapkan. Kondisi ini
terlihat dari masih banyaknya kasus pelanggaran syariat yang terjadi
di wilayah kepulauan ini, meskipun adanya kecenderungan penurunan
kasus pelanggaran. Tahun 2012, kasus pelanggaran Qanun 11 Tahun
2002 Tentang Akidah, Ibadah, dan Syiar Islam terjadi sebanyak 41
kasus. Akhir tahun 2015, jumlah kasus tersebut bertambah menjadi
64 kasus. Demikian juga kasus pelanggaran Qanun No. 6 Tahun 2014
Tentang Hukum Jinayat, terjadi sebanyak 6 kasus tahun 2016,
meningkat dari 4 kasus tahun 2012. Kurangnya tenaga penegak
pelaksana syariat serta masih rendahnya pengamalan masyarakat
dalam menjalankan Syariat Islam, termasuk permasalahan yang
menghambat pelaksanaan Syariat Islam di Kabupaten Simeulue.
Tabel 2.22
Kasus Pelanggaran Syariat Islam
Kabupaten Simeulue, Tahun 2012-2015
2012 2013 2014 2015 2016
To
Satu Tot Kasus Tot Kasus Tot Kasus Tot Kasus Kasus
No Jenis Kasus tal
an al Yang al Yang al Yang al Yang Yang
Ka
Kas Ditang Kas Ditang Kas Ditang Ka Ditang Ditan
su
us ani us ani us ani sus ani gani
s
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Qanun 11
Tahun 2002
1 Tentang Kali 41 33 35 35 52 40 64 55 0 0
Akidah, ibadah
dan syiar Islam
Qanun No. 6
Tahun 2014
2 Kali 4 4 13 13 5 3 5 5 6 6
Tentang
Hukum Jinayat
- Khamar Kali 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1
- Khalwat
Kali 2 2 4 4 0 3 2 3 0 0
(Mesum)
- Ikhtilath
Kali 0 0 0 0 0 0 0 0 2 2
(bercumbu)
- Zina Kali 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
- Pelecehan
Kali 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
seksual
- Pemerkosaan Kali 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
- Qadzaf
(menuduh Kali 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
orang berzina)
- Liwat (Suka
Kali 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
sejenis)
- Musahaqa Kali 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
(Lesbi)
- Maisir (Judi) Kali 1 1 9 9 0 3 3 2 3 3
B. Permusyawaratan Ulama
C. Baitul Mal
Dalam upaya pelaksanaan Syariat Islam dan mengoptimalkan
pendayagunaan zakat, wakaf, dan harta agama sebagai potensi
ekonomi umat Islam, Pemerintah Kabupaten Simeulue telah
membentuk Baitul Mal sebagai amanat dari Qanun Nomor 10 Tahun
2007 tentang Baitul Mal. Lembaga ini dinilai sangat strategis dan
diberikan kewenangan untuk mengelola zakat, infak, shadaqah, wakaf,
perwalian (ZISWAF dan Perwalian) dan harta agama lainnya untuk
pemberdayaan ummat.
Pemerintah Kabupaten Simeulue terus berupaya untuk
meningkatkan peran Baitul Mal dalam pengelolaan ZISWAF dan
perwalian. Selain itu, kedepan peran Baitul Mal tidak hanya pada
tataran pengelolaan harta zakat secara pasif, hanya berfungsi sebagai
penghimpun dana dan penyalur kepada mustahiq (yang berhak
mendapatkan hak zakat). Namun, yang lebih penting adalah peran
Baitul Mal dapat mengembangkan zakat menjadi sesuatu yang penting.
Zakat tidak hanya sebagai hal yang konsumtif, namun juga lebih
produktif untuk pemberdayaan ummat. Dengan demikian, pengelolaan
ZISWAF tidak hanya habis untuk konsumtif, tapi juga dapat
dimanfaatkan lebih luas dalam proses pengembagan ekonomi umat
secara menyeluruh.
Hingga akhir tahun 2016, jumlah zakat dan infak yang
disalurkan Baitul Mal Kabupaten Simeulue mencapai Rp.2,026 milyar.
Jumlah tersebut meningkat dibandingkan tahun 2012 yang sebesar
Gambar 2.24
Perkembangan Zakat dan Infak yang Disalurkan
Di Kabupaten Simeulue, Tahun 2012-2016
4.500.000.000
4.000.000.000
3.500.000.000
3.000.000.000
Rp.
2.500.000.000
2.000.000.000
1.500.000.000
1.000.000.000
500.000.000
0
2012 2013 2014 2015 2016
Gambar 2.25
Perkembangan Angka Partisipasi Sekolah (APS)
Kabupaten Simeulue, Tahun 2012-2016 (%)
120
13-15 tahun
16-18 tahun
40
20
0
2012 2013 2014 2015 2016
B. Prasarana Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan
kecerdasan dan keterampilan manusia, sehingga dengan adanya
pendidikan diharapkan kualitas sumber daya manusia semakin
meningkat. Fungsi dari pendidikan adalah untuk mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
sedangkan pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis, serta
bertanggung jawab.
Pendidikan merupakan hak asasi setiap orang. Seperti yang
tercantum dalam UUD 1945 pasal 31, bahwa setiap warga negara
berhak mendapatkan pendidikan dan setiap warga negara wajib
mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya. Oleh
karena itu, Pemerintah Kabupaten Simeulue berupaya meningkatkan
kualitas SDM guna mencerdaskan anak bangsa dan meningkatkan
akses pendidikan yang merata di setiap kecamatan.
Pemerintah Kabupaten Simeulue telah membangun prasarana
pendidikan di setiap jenjang pendidikan. Perkembangan prasarana
pendidikan selama enam tahun terakhir terus meningkat. Sampai
tahun 2017, tercatat prasarana pendidikan SD sebanyak 115 unit, dari
sebelumnya 114 unit tahun 2012. Prasarana SMP berjumlah 44 unit,
SMA/SMK sebanyak 32 unit pada tahun 2017. Tahun 2012, prasarana
pendidikan SMP sebanyak 43 unit dan SMA/SMK sebanyak 27 unit.
Periode 2012-2017, pembangunan SD hanya bertambah 1 unit, SMP 1
unit, dan SMA bertambah bertambah 4 unit, dan SMK hanya
bertambah 1 unit.
Gambar 2.26
Perkembangan Prasarana Pendidikan Umum
Kabupaten Simeulue, Tahun 2012-2017 (unit)
32
2017 44
115
127
32
2016 44
115
127
30
2015 43 SMA/SMK
115
121
SMP
29
2014 38 SD
114
117
TK
29
2013 43
114
56
27
2012 43
114
56
Jumlah (unit)
0 20 40 60 80 100 120 140
Gambar 2.27
Perkembangan Prasarana Pendidikan Agama
Kabupaten Simeulue, Tahun 2012-2017 (unit)
14 13 13 13 13
12 12 12 1212 12 12
12 11
10
Jumnlah (unit)
RA
8
MI
6 6 6 6 6
6 5 MTs
4 MA
2 1 1 1 1 1 1
0
2012 2013 2014 2015 2016 2017
Gambar 2.28
Perkembangan Rasio Ketersediaan Sekolah
Kabupaten Simeulue, Tahun 2012-2016 (unit)
160 136,12
140 117,1 SD/MI
112,7 108,47
120 111,1 103,87
94,74 95
89,37 SMP/MTs
100 78,79
80 67,5 63,36 88,12
59,51
SMA/SMK
60 70,31 /MA
40
20
0
2012 2013 2014 2015 2016
C. Rasio Guru-Murid
Perkembangan peserta didik/murid pada semua jenjang
pendidikan menunjukkan fluktuatif selama lima tahun terakhir
(periode 2012-2016). Selama periode tersebut, pertumbuhan rata-rata
murid di sekolah pendidikan umum menunjukkan penurunan, kecuali
SMK. Sampai tahun 2016, peserta didik mengecap pendidikan SD
berjumlah 10.504 orang. Adapun tahun 2012, peserta didik SD
mencapai 11.854 orang. Dengan kata lain, pertumbuhan peserta didik
SD rata-rata turun 2,97 persen setiap tahunnya (periode 2012-2016).
Sebaliknya, pertumbuhan peserta didik MI naik rata-rata 3,89
persen/tahun, dari 1.221 orang tahun 2012 menjadi 1.427 orang
tahun 2016.
Untuk tingkat SMP, peserta didik menempuh pendidikan
tersebut berjumlah 4.680 orang tahun 2012. Jumlah peserta didik
tersebut menurun menjadi 4.449 orang tahun 2016, atau turun rata-
rata 1,26 persen/tahun. Pada tingkat SMA, jumlah peserta didik
mencapai 3.542 orang tahun 2016, juga turun rata-rata 0,80 persen
dari tahun 2012 (berjumlah 3.658 orang). Sementara peserta didik
yang menempuh pendidikan pada SMK berjumlah 1.107 orang tahun
2016. Empat tahun sebelumnya (tahun 2012), peserta didik di SMK
paling kurang 795 orang, atau bertambah rata-rata 8,63 persen/tahun.
Peserta didik yang mengecap pendidikan agama juga cenderung
berfluktuatif selama periode 2012-2016. Perkembangan peserta didik
pada jenjang pendidikan agama tingkat MTs sebanyak 895 orang tahun
2012 dan meningkat menjadi 1.100 orang tahun 2016. Kurun waktu
2012-2016, kenaikan tertinggi peserta didik di MTs terjadi pada tahun
2016, yaitu mencapai 1.100 orang. Untuk tingkat MA, jumlah peserta
didik sebanyak 311 orang tahun 2016, jauh lebih rendah dari tahun
2012 yang mencapai 279 orang. Tahun 2014, peserta didik mengecap
pendidikan MA terbanyak selama periode 2012-2016. Gambaran lebih
lanjut, perkembangan peserta didik menurut jenjang pendidikan di
Kabupaten Simeulue periode 2012-2016 dapat dilihat tabel berikut.
Tabel 2.24
Perkembangan Peserta Didik Menurut Jenjang Pendidikan
Kabupaten Simeulue, Tahun 2012-2016 (orang)
Pert.
Jenjang Rata-
2012 2013 2014 2015 2016
Pendidikan rata
(%)
Pendidikan Umum
TK/PAUD 2.537 3.417 2.865 3.232 1.812 -8,07
SD 11.854 11.324 11.341 10.761 10.504 -2,97
SMP 4.680 4.715 4.460 4.448 4.449 -1,26
SMA 3.658 3.652 3.624 3.320 3.542 -0,80
SMK 795 844 831 944 1.107 8,63
Pendidikan Agama
RA 28 31 25 32 26 -1,84
MI 1.225 1.267 1.339 1.358 1.427 3,89
MTs 895 1.005 986 1.070 1.100 5,29
MA 279 309 315 275 311 2,75
Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Simeulue, 2016
persen setiap tahunnya, dari 365 orang tahun 2012 menjadi 175 orang
tahun 2016. Adapun jumlah guru yang mengabdi di MI bertambah
rata-rata 6,53 persen/tahun. Gambaran lebih lanjut perkembangan
Guru menurut jenjang pendidikan di Kabupaten Simeulue dapat dilihat
pada tabel berikut.
Tabel 2.25
Perkembangan Guru Menurut Jenjang Pendidikan
Kabupaten Simeulue, Tahun 2012-2016 (orang)
Pert.
Jenjang Rata-
2012 2013 2014 2015 2016
Pendidikan rata
(%)
Pendidikan Umum
TK 389 688 680 694 386 -0,19
SD 1.602 1.700 1.544 1.695 1.556 -0,72
SMP 543 531 533 760 263 -16,58
SMA 365 346 378 442 175 -16,79
SMK 123 107 137 158 59 -16,78
Pendidikan Agama
RA 6 5 5 5 5 -4,46
MI 163 164 181 170 210 6,53
MTs 131 122 183 161 14 -42,82
MA 59 66 69 70 11 -34,29
Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Simeulue, 2016
Gambar 2.29
Perkembangan Rasio Guru-Murid Menurut Jenjang Pendidikan
Kabupaten Simeulue, Tahun 2012-2016
1.800,00
1.600,00
1.400,00
1.200,00
1.000,00
800,00
600,00
400,00
200,00
0,00
2012 2013 2014 2015 2016
SD/MI 1.349,49 1.480,42 1.360,41 1.538,91 1.480,18
SMP/MTs 1.208,97 1.141,61 1.314,73 1.669,08 499,19
SMA/SMK/MA 1.155,96 1.080,12 1.224,32 1.476,10 493,95
Pendidikan Dasar 1.307,49 1.374,58 1.346,68 1.579,63 1.168,76
MA 87,38
100
98,23
MTs 83,99
86,14
103,03
MI 101,54
95,50
98,81 2016
SMK 43,16
93,56 2015
Pendidikan Umum
83,89 2014
SMA 89,32
93,59
99,4
SMP 107,79
70,42
98,79
SD 96,92
96,9
0 20 40 60 80 100 120
Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Simeulue, 2017
Tabel 2.26
Perkembangan Angka Melanjutkan Menurut Jenjang Pendidikan
Kabupaten Simeulue, Tahun 2014-2016
No Jenjang Pendidikan Satuan 2014 2015 2016
Pendidikan Umum
1 Dari SD ke SMP Persen 89,45 94,70 86,73
2 Dari SMP ke SMA/SMK Persen 135,65 96,75 106,90
Pendidikan Agama
1 Dari MI ke MTs Persen 312,82 182,32 173,04
2 Dari MTs ke MA Persen 35,32 29,66 18,62
Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Simeulue, 2017
2.3.2.1.2 Kesehatan
A. Rasio Prasarana Kesehatan per 1.000 penduduk
Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
menyatakan bahwa fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu alat
dan/atau tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya
pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif, maupun
rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah,
dan/atau masyarakat. Untuk mewujudkan peningkatan derajat dan
status kesehatan penduduk, ketersediaan dan keterjangkauan fasilitas
dan sarana kesehatan merupakan salah satu faktor penentu utama.
Puskesmas dan puskesmas pembantu merupakan ujung tombak
pelayanan kesehatan karena dapat menjangkau penduduk sampai di
pelosok.
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang
Puskesmas menyebutkan bahwa puskesmas adalah fasilitas pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan
upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan
untukmencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya
dalam rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat. Selain
melaksanakan tugas tersebut, puskesmas memiliki fungsi sebagai
penyelenggara Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) tingkat pertama
dan Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) tingkat pertama serta
sebagai wahana pendidikan tenaga kesehatan.
Selama periode 2012-2016, ketersediaan prasarana kesehatan
terus meningkat. Untuk puskesmas, Pemerintah Kabupaten Simeulue
telah membangun 12 unit tahun 2016, dari 8 unit tahun 2012. Dari 10
kecamatan, Simeulue Barat memiliki Puskesmas 2 unit, dan
kecamatan lainnya masing-masing 1 unit. Demikian juga Puskesmas
Pembantu (Pustu)/poskesdes, dari 113 unit tahun 2012 menjadi 133
unit tahun 2016. Pustu ini paling banyak terdapat di Kecamatan
Teupah Selatan (16 unit) dan Salang (15 unit). Perkembangan
Puskesmas, Poliklinik, dan Pustu selama periode 2012-2016 di
Kabupaten Simeulue telah cukup memadai namun belum didukung
dengan sarana dan tenaga yang berkualitas. Untuk itu, pembangunan
Gambar 2.31
Perkembangan Prasarana Kesehatan Kabupaten Simeulue (unit)
166
161
Posyandu 156
5
4
Apotik 4
4
2
12
12 2016
Praktek Dokter 11
4 2015
3
2014
133 2013
128
Puskesmas Pembantu/Poskesdes 129 2012
113
113
12
12
Puskesmas 11
10
8
1
1
Rumah Sakit Umum 1
1
1
Gambar 2.32
Perkembangan Rasio Prasarana Kesehatan per 1.000 penduduk
Kabupaten Simeulue, Tahun 2012-2016 (unit)
1,86
1,82
Posyandu 1,67
-
-
0,06
0,05
Apotik 0,04
0,04
0,02
0,13
0,14
Praktek Dokter 0,12 2016
0,04
0,03 2015
1,49 2014
1,45
Puskesmas Pembantu/Poskesdes 1,38 2013
1,24
1,27 2012
0,13
0,14
Puskesmas 0,12
0,11
0,09
0,01
0,01
Rumah Sakit Umum 0,01
0,01
0,01
Tabel 2.27
Jumlah Tenaga Medis dan Non Medis (PNS)
Kabupaten Simeulue, Tahun 2012-2016 (orang)
Jumlah
Uraian
2012 2013 2014 2015 2016
Dokter Spesialis 1 7 0 0 0
Dokter Umum 5 3 2 3 3
Dokter Gigi 3 3 2 1 0
Bidan 96 106 115 117 79
Perawat 180 199 170 172 149
Ahli Gizi 18 19 16 14 8
Tenaga Kesehatan Masyarakat 37 36 37 36 27
Tenaga Kesehatan Lingkungan 14 11 22 9 10
Analis Kesehatan 18 21 19 8 8
Ahli Rontgen 8 0 9 9 1
Tenaga Farmasi - - 16 9 13
Tenaga Apoteker - - 1 1 2
Tenaga Non Kesehatan - - 18 20 18
Sumber: Dinas Kesehatan Kab. Simeulue, 2016
Tabel 2.28
Jumlah Dokter Menurut Kecamatan
di Kabupaten Simeulue, Tahun 2012-2016
Jumlah (orang)
Kecamatan
2012 2013 2014 2015 2016
Simeulue Timur 9 12 15 17 1
Simeulue Tengah 0 0 0 0 -
Simeulue Barat 0 0 0 0 -
Teupah Selatan 0 0 0 1 1
Teupah Barat 0 1 0 0
Salang 0 0 0 1 1
Teluk Dalam 0 0 0 0 -
Alafan 0 0 0 0 -
Teupah Tengah 0 0 0 0 -
Simeulue Cut 0 0 0 0 -
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Simeulue, 2017
Tabel 2.29
Jumlah Bidan Menurut Kecamatan
Kabupaten Simeulue, Tahun 2012-2016
Jumlah (orang)
Kecamatan
2012 2013 2014 2015 2016
Simeulue Timur 49 69 69 70 17
Simeulue Tengah 10 12 13 7 7
Simeulue Barat 5 5 7 7 6
Teupah Selatan 5 4 5 4 6
Teupah Barat 5 5 8 8 6
Salang 8 8 8 8 8
Teluk Dalam 3 2 3 3 2
Alafan 1 1 2 2 3
Teupah Tengah 0 0 0 5 3
Simeulue Cut 0 0 0 3 3
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Simeulue, 2017
Gambar 2.33
Perkembangan Rasio Tenaga Medis dan No Medis per 1.000
penduduk di Kabupaten Simeulue, Tahun 2012-2016 (orang)
0,01
0,10
Ahli Rontgen 0,10
-
0,09
0,09
0,09
Analis Kesehatan 0,20
0,23
0,20
0,11
0,10
Tenaga Kesehatan Lingkungan 0,24
0,12
0,16
0,30
0,41
Tenaga Kesehatan Masyarakat 0,40
0,39
0,42
0,09
0,16 2016
Ahli Gizi 0,17
0,21
0,20 2015
1,67 2014
1,95
Perawat 1,82 2013
2,18
2,02 2012
0,89
1,32
Bidan 1,23
1,16
1,08
-
0,03
Dokter Gigi 0,02
0,03
0,03
0,03
0,11
Dokter Umum 0,09
0,03
0,06
-
0,07
Dokter Spesialis 0,05
0,08
0,01
Gambar 2.34
Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil
di Kabupaten Simeulue Tahun 2014-2016
3000 80
76,04
2500 66,83 70
62,28 60
2000 50
1500 40
1000 30
20
500 10
0 0
2014 2015 2016
Gambar 2.35
Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin
di Kabupaten Simeulue Tahun 2014-2016
3000 82,67 90,00
80,00
2500 64,24 63,26 70,00
2000 60,00
50,00
1500
40,00
1000 30,00
20,00
500
10,00
0 -
2014 2015 2016
Gambar 2.36
Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir
di Kabupaten Simeulue Tahun 2014-2016
2500 120,00
Jumlah Bayi Lahir (orang) Jumlah bayi mendapatkan pelayanan di fasilitas Kesehatan (orang) %
Gambar 2.37
Pelayanan Kesehatan Balita
di Kabupaten Simeulue Tahun 2014-2016
14000 120,00
11967
95,55
12000 93,16
100,00
10000 9432
80,00
8000 7122
60,00
6000
25,23 40,00
4000
2000 20,00
0 -
2014 2015 2016
Gambar 2.39
Pelayanan Kesehatan Tuberkulosis (TB)
di Kabupaten Simeulue Tahun 2014-2016
1600 18,32 20,00
1400 18,00
13,41 16,00
1200
11,71 14,00
1000 12,00
800 10,00
600 8,00
6,00
400
4,00
200 2,00
0 -
2014 2015 2016
Gambar 2.40
Cakupan Pelayanan Imunisasi
di Kabupaten Simeulue, Tahun 2010-2015 (Persen)
120
100
80
60
40 2012
20 2013
2014
0
DPT- 2015
BCG HB3/DPT- Polio Campak HBO
HB-HIB3
2012 97 0 91,7 90 81,18
2013 99,23 98,9 95,76 91,99 66
2014 80 76,3 75,6 78 70
2015 65 49 72 68 61,4
Tabel 2.30
Indikator SPM Kesehatan Lainnya
di Kabupaten Simeulue Tahun 2012-2016
1 2 3 4 5 6
Jumlah Sasaran Ibu
1.906 2.075 2.074 2.537 2.406
Bersalin (orang)
Jumlah Ibu Bersalin yang
ditolong Tenaga 1.762 1.600 1.638 1.616 1.552
Kesehatan (orang)
Jumlah Penderita Baru
yang ditemukan dan yang 91 91 63 80 59
diobati TBC BTA
Jumlah Estimasi
132 90 254 142 146
Penderita Baru TBC BTA
Jumlah Penderita DBD
35 12 0 4 74
yang ditangani
Jumlah Penderita DBD
0 4 74
yang ditemukan
Jumlah Desa UCI 115 117 130 132 113
Jumlah Desa 138 138 138 138 138
Angka masyarakat miskin
yang menderita penyakit
24.346 92.164 84.363 113.328 75.036
(orang) ==> (Jumlah
Kunjungan)
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Simeulue Tahun 2017
Tabel 2.31
Perkembangan Panjang Jalan Menurut Status Jalan
di Kabupaten Simeulue, Tahun 2012-2016 (km)
Status Jalan 2012 2013 2014 2015 2016
Jalan Nasional 0 0 49,69 65,18 65,18
Jalan Provinsi 243,672 243,672 243,672 222,06 222,06
Jalan Kabupaten 255,48 269,36 281,65 400,64 480,43
Jalan lingkar 336,86 336,86 336,86 352,36 352,36
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten
Simeulue, 2017
Ruas jalan yang bertambah signifikan mengharuskan Pemerintah
Kabupaten Simeulue untuk meningkatkan kualitas jalan. Tahun 2016,
tercatat hampir sepanjang 243 km jalan dalam kondisi permukaan
kerikil. Disamping itu, paling kurang 101,36 km ruas jalan tanah atau
kurang nyaman dilalui kendaraan bermotor. Ruas jalan kabupaten
yang kerikil dan tanah akan ditingkatkan kualitasnya pada tahun
mendatang secara bertahap. Adapun jalan kabupaten yang beraspal
sepanjang 136,07 km tahun 2016, dari 32,38 km tahun 2012. Kondisi
panjang jalan kabupaten menurut jenis permukaan dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 2.32
Kondisi Jalan Kabupaten Menurut Jenis Permukaan (km)
Pert.
Uraian 2012 2013 2014 2015 2016 Rata-
Rata (%)
Aspal 32,38 27,830 30,15 37,236 136,07 43,18
Kerikil/
113,64 222,190 230,96 341,35 243,00 20,93
Pengerasan
Tanah 109,46 19,34 20,54 22,055 101,36 -1,90
Jumlah 255,48 269,36 281,65 400,64 480,43 17,10
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten
Simeulue, 2017
Tabel 2.33
Perkembangan Jalan Kabupaten
Menurut Kondisi Jalan, Tahun 2012-2016 (Km)
Pert.
Uraian 2012 2013 2014 2015 2016 Rata-
Rata (%)
Baik 30,13 29,16 30,15 35,70 136,07 45,78
Sedang 99,19 85,59 103,79 206,73 97,20 -0,51
Rusak Ringan 22,04 38,91 39,91 130,62 143,80 59,82
Rusak Berat 104,12 115,7 107,8 27,59 101,36 -0,67
Jumlah 255,48 281,65 400,64 191,4 480,43
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten
Simeulue, 2017
Gambar 2.41
Perkembangan Jalan Kabupaten
Menurut Kondisi Jalan, Tahun 2010-2016 (%)
400,00
350,00
300,00
250,00 Baik
200,00 Sedang
%
Tabel 2.34
Perkembangan Jalan Desa Menurut Permukaan dan Kondisi Jalan
di Kabupaten Simeulue Tahun 2012-2016 (Km)
No Uraian Satuan 2012 2013 2014 2015 2016
Jenis Permukaan Jalan
1 Aspal Km 20,03 20,89 22,94 28,95 36,07
2 Kerikil/Pengerasan Km 220,76 228,49 301,33 296,72 243,00
3 Tanah Km 115,56 153,93 92,52 91,67 101,36
Kondisi Jalan
1 Baik Km 20,03 20,89 22,94 28,95 36,07
2 Sedang Km 220,76 228,49 301,33 296,72 97,20
3 Rusak Ringan Km 115,56 153,93 92,52 91,67 143,30
4 Rusak Berat Km - - - - 101,36
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten
Simeulue, 2017
Gambar 2.42
Perkembangan Jalan Desa Menurut Kondisi Jalan
di Kabupaten Simeulue Tahun 2012-2016 (%)
80,00
70,00
60,00
50,00 Baik
40,00 Sedang
%
Tabel 2.35
Kondisi Jalan Provinsi di Kabupaten Simeulue Tahun 2012-2016
(Km)
Pert.
No Uraian 2012 2013 2014 2015 2016 Rata-
Rata (%)
Jenis Permukaan Jalan
1 Aspal 82,9 86,4 97,00 106,838 106.838 6,55
Kerikil/
2 61,97 135,77 126,96 104,03 107,222 14,69
Pengerasan
3 Tanah 98,8 21,5 19,71 11,192 8,000 -46,66
Kondisi Jalan
1 Baik 82,9 75,4 83,33 106,838 106,838 6,55
2 Sedang 0 75,7 65,37 70,56 90,56 6,16
3 Rusak Ringan 61,972 56,072 52,972 6,952 6,952 -42,13
4 Rusak Berat 98,8 36,5 42 37,71 17,71 -34,93
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten
Simeulue, 2017
Gambar 2.43
Perkembangan Kondisi Jalan Provinsi
di Kabupaten Simeulue Tahun 2012-2016 (%)
60,00
50,00
40,00
Baik
30,00 Sedang
Rusak Ringan
20,00
Rusak Berat
10,00
-
2012 2013 2014 2015 2015 2016
Tabel 2.36
Kondisi Jembatan di Kabupaten Simeulue, Tahun 2012-2016
Uraian Satuan 2012 2013 2014 2015 2016
Jumlah
Unit 363 363 363 363 363
Jembatan
Panjang
Meter 3.675 3.675 3.708 3.708 3.708
Jembatan
Kondisi
Jembatan:
Baik Meter - - 2.039,40 2.187,72 2.113,56
Sedang Meter - - 556,20 556,20 630,36
Rusak Ringan Meter - - 444,96 444,96 370,80
Rusak Berat Meter - - 667,44 519,12 593,28
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten
Simeulue, 2017
Tabel 2.37
Perkembangan Panjang Jaringan Irigasi
Kabupaten Simeulue, Tahun 2012-2016 (meter)
Panjang Jaringan (meter)
Pert.
Jaringan
No Rata-
Irigasi 2012 2013 2014 2015 2016
rata
(%)
1. Jaringan
6.278 7.013 7.278 7.348 7.357,88 4,04
primer
2. Jaringan
29.448 32.144 33.198 34.343 34.498,92 4,03
Sekunder
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten
Simeulue, 2017
Tabel 2.38
Perkembangan Panjang Jaringan Irigasi
Kabupaten Simeulue, Tahun 2015 (meter)
Panjang Jaringan Irigasi Total Luas
Panjang lahan
No Kecamatan Rasio
Primer Sekunder Tersier Jaringan budidaya
Irigasi (ha)
Simeulue
1 105 3.818 - 3.923 240 16,3
Timur
Teupah
2 550 2.268 - 2.818 299 9,4
Tengah
Simeulue
3 482 3.777 - 4.259 268 15,9
Barat
Simeulue
4 1.153 5.272 - 6.425 1.916 3,4
Tengah
Simeulue
5 450 5.751 - 6.201 617 10,1
Cut
Teupah
6 485 2.648 - 3.133 432 7,3
Barat
Teupah
7 2510 4.620 - 7.130 701 10,2
Selatan
8 Teluk Dalam 620 4.944 - 5.564 296 18,8
9 Salang 993 1.200 - 2.193 574 3,8
10 Alafan - 45 - 45 - -
Jumlah 7.348 34.343 0 41.691 5.343 7,80
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten
Simeulue, 2017
C. Penataan Ruang
Kinerja dari aspek pelayanan umum pada urusan penataan
ruang dapat dilihat dari beberapa indikator antara lain Ruang Terbuka
Hijau (RTH) yang ada di Kabupaten Simeulue serta banyaknya
bangunan yang memiliki Izin Mendirikan Bangunan (IMB). Rasio
bangunan memiliki Izin Mendirikan Bangunan (IMB) per satuan
bangunan adalah perbandingan jumlah bangunan yang memiliki Izin
Mendirikan Bangunan (IMB) terhadap jumlah seluruh bangunan yang
ada. Kinerja pembangunan pelayanan urusan penataan ruang dapat
dilihat dari luas ruang terbuka hijau serta bangunan yang memiliki
Izin Mendirikan Bangunan (IMB).
Ruang Terbuka Hijau (RTH) terpadu yang ada untuk saat ini
memang belum ideal, harusnya 30% dari luas wilayah perkotaan
merupakan ruang terbuka hijau dan sampai dengan tahun
2016 jumlah ruang terbuka hijau tercatat seluas 3.282,59 Ha.
Sementara jumlah bangunan yang memiliki Izin Mendirikan Bangunan
(IMB) sampai tahun 2015 adalah sebanyak 34 unit yang seharusnya
semua bangunan memiliki Izin Mendirikan Bangunan (IMB). Disisi lain
banyak lahan-lahan produktif telah beralih fungsi menjadi tempat
pemukiman penduduk. Kondisi Ini juga menunjukkan belum
maksimalnya sosialisasi tentang penataan ruang serta rendahnya
kesadaran masyarakat dalam pemanfaatan ruang.
Tabel 2.39
Aspek Pelayanan Umum Penataan Ruang
Kabupaten Simeulue, Tahun 2013-2016
No Uraian Satuan 2013 2014 2015 2016
Luas Ruang
1 Ha 3.282,59 3.282,59 3.282,59 3.282,59
Terbuka Hijau
Luas kawasan
2 Ha 64.104 64.104 64.104 64.104
Lindung
Luas lahan
3. Ha 119.706 119.706 119.706 119.706
budidaya
Jumlah
4 Bangunan ber- unit 24 21 34 -
IMB
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten
Simeulue, 2017
Tabel 2.40
Perkembangan Indikator Perumahan
Kabupaten Simeulue, Tahun 2012-2016
No Uraian Satuan 2012 2013 2014 2015 2016
Jumlah Rumah
1 RT 21.834 20.145 23.201 22.840 19.744
Tangga
Rumah Tangga
2 Yang Menggunakan RT 14.918 15.703 17.703 18.567 5.063
Air Bersih
Rumah Tangga
3 yang Memiliki RT 11.022 11.222 11.622 12.372 4.960
Jamban Sehat
Rumah Tangga
4 yang Menggunakan % 68,32 77,95 76,30 81,29 25,64
Air Bersih
Rumah Tangga
5 yang Memiliki % 50,48 55,71 50,09 54,17 25,12
Jamban Sehat
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten
Simeulue, 2017
Gambar 2.44
Perkembangan Rumah Tangga yang Menggunakan Listrik
Kabupaten Simeulue, Tahun 2013-2016 (%)
80
60 Listrik PLN
40 Listrik Non
PLN
20
4,13
0,13 Bukan Listrik
3,39
1,21
0 0,81,84
0,92 1,53
2013
2014
2015
2016
Tabel 2.41
Perkembangan Rumah Layak Huni
Kabupaten Simeulue, Tahun 2012-2015 (unit)
No Uraian Satuan 2012 2013 2014 2015
Jumlah Rumah Layak
1 Unit 5.110 5.234 5.339 5.445
Huni
Jumlah Rumah tidak
2 Unit - - - 11.751
layak huni
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Simeulue, 2016
Tabel 2.42
Perkembangan Rumah Tangga Bersanitasi
Kabupaten Simeulue, Tahun 2012-2016
No Uraian Satuan 2012 2013 2014 2015 2016
Jumlah
1 Rumah RT 21.834 20.145 23.201 22.840 19.744
Tangga
Rumah
2. Tangga RT 11.696 11.720 13.732 13.598 4.808
Bersanitasi
Persentase (%) 53,56 53,57 58,18 59,19 25,12
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten
Simeulue, 2017
2.3.2.1.6 Sosial
Kinerja Pembangunan pelayanan sosial di Kabupaten Simeulue
dalam enam tahun terakhir relatif menunjukkan hasil yang positif,
namun sampai saat ini hanya tersedia sarana sosial sebanyak 1 unit
panti sosial. Ke depan, pemerintah daerah akan terus memperhatikan
keberadaan panti sosial tersebut, terutama dalam hal penataan
manajemennya sehingga keberadaan panti sosial betul-betul
bermanfaat bagi pemberdayaan anak yatim, anak terlantar, dan anak
kurang mampu yang diasuhnya.
Masih banyaknya penyandang masalah sosial, seperti anak
terlantar dan penyandang sosial lainnya, perlu tersedianya sarana
prasarana publik berupa rumah aman/rumah singgah yang
komprehensif. Saat ini penanganan kebutuhan bagi para penyandang
cacat tidak tersedia dan sarana dan prasarana pendukung pelayanan
Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE), konseling dan kampanye
sosial bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) tidak
tersedia. Gedung pusat informasi penyandang cacat dan trauma center
belum tersedia serta rendahnya pengetahuan penyandang sosial dan
tidak tersedianya data yang akurat tentang anak terlantar.
Permasalahan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
(PMKS) diprediksi akan terus meningkat di tahun-tahun mendatang
seiring dengan persoalan tuntutan kehidupan yang semakin berat,
disamping persoalan kemiskinan dan pengangguran. Oleh karena itu,
penanganan persoalan sosial harus dilakukan secara komprehensif
dan terintegrasi.
Tabel 2.43
Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Sosial Tahun 2012-2016
Uraian Satuan 2012 2013 2014 2015 2016
1 2 3 4 5 6 7
Jumlah Panti
Unit 1 1 1 1 1
Sosial
Jumlah anak
Orang 343 198 168 118 118
terlantar
Jumlah anak
Orang 0 60 0 0 5
terlantar di bina
Jumlah anak
Orang 784 967 1.146 1.403 1.403
yatim
1 2 3 4 5 6 7
Jumlah anak
yatim
Orang 0 40 90 0 0
mendapatkan
santunan
Jumlah
penyandang Orang 15.384 15.384 15.384 12.882 15.317
sosial/PMKS
Jumlah
penyandang
sosial/PMKS orang 0 213 637 1.452 2.619
lainnya yang
dibina/ditangani
Jumlah PMKS
yang diberikan orang 0 213 637 6.907 6.916
bantuan sosial
Jumlah
kelembagaan
unit 0 0 10 10 11
sosial/pemerhati
sosial
Jumlah
penerima KK 0 0 1.453 1.450 2.481
Program PKH
Sumber: Dinas Sosial Kabupaten Simeulue, 2017
Gambar 2.45
Perkembangan TPAK dan TPT
Kabupaten Simeulue, Tahun 2012-2015 (%)
70 63
60,55
57,19
60 53,4
50
40
TPAK
%
30 TPT
20
8 9,64
6,42 5,57
10
0
2012 2013 2014 2015
Gambar 2.46
Perkembangan Pencari Kerja
Kabupaten Simeulue, Tahun 2012-2015 (orang)
10.000
9.000
8.000
7.000
6.000
5.000
4.000
3.000
2.000
1.000
-
SD SMP SMA SMK DI/DII/DII DIV/SI S2
I
2012 8.729 7.314 5.020 1.097 2.009 944 6
2013 8.907 7.463 5.123 1.120 2.050 963 6
2014 9.089 7.616 5.227 1.143 2.092 983 6
2015 9.274 7.771 5.334 1.166 2.135 1.003 6
Gambar 2.47
Perkembangan Pencari Kerja Menurut Umur
Kabupaten Simeulue, Tahun 2012-2015 (orang)
65+
60-64
55-59
50-54
45-49
2015
40-44 2014
35-39 2013
2012
30-34
25-29
20-24
15-19 Orang
Gambar 2.48
Perkembangan Indeks Pembangunan Gender Kabupaten Simeulue
dan Provinsi Aceh, Tahun 2012-2015
Gambar 2.49
Perkembangan Indeks Pemberdayaan Gender (IDG)
Kabupaten Simeulue dan Provinsi Aceh, Tahun 2012-2015
65,12 65,57
70 59,78
60 54,44
56,79 57,82
50
40 58,30
46,02
30
20
10
0
2012 2013 2014 2015
Tabel 2.44
Perkembangan Indikator Indeks Pemberdayaan Gender (IDG)
Kabupaten Simeulue Tahun 2012-2015
Indikator
Perempuan
Sumbangan
Tahun Keterlibatan sebagai tenaga
Perempuan dalam
perempuan di manajer,
pendapatan kerja
parlemen (%) profesional, dan
(%)
administrasi (%)
2012 5 37,67 23,55
2013 n/a n/a n/a
2014 15 37,55 24,38
2015 15 39,15 23,87
Tabel 2.45
Perkembangan Pekerja Perempuan di Lembaga Pemerintah
Kabupaten Simeulue, Tahun 2012-2016 (orang)
Uraian 2012 2013 2014 2015 2016
Jumlah perempuan yang
1 2 2 4 3
menempati jabatan eselon II
Jumlah perempuan yang
24 25 25 66 23
menempati jabatan eselon III
Jumlah perempuan yang
56 102 119 96 67
menempati jabatan eselon IV
Pekerja perempuan di
1.462 1480 1.495 1.600 2.305*
pemerintah
Sumber: Badan Pegawaian dan Pengembangan SDM Kabupaten
Simeulue, 2017.
Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan
Keluarga Berencana Kab. Simeulue, 2017
*) termasuk tenaga kontrak
Gambar 2.50
Tingkat Partisipasi Pekerja Perempuan di Lembaga Pemerintah
Kabupaten Simeulue, Tahun 2012-2015
20.000 9,10
18.000 9,00
16.000 8,90
14.000 8,80
12.000 8,70
10.000 8,60
8.000 8,50
6.000 8,40
4.000 8,30
2.000 8,20
0 8,10
2012 2013 2014 2015
Pekerja Perempuan di
lembaga pemerintah 1.462 1.480 1.495 1.600
(orang)
Pekerja Perempuan
17209 17502 17720 17820
(orang)
Partisipasi (%) 8,50 8,46 8,44 8,98
Sumber: BPS Kabupaten Simeulue, 2016.
Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) perempuan di
Kabupaten Simeulue belum mengalami perubahan yang berarti selama
tiga tahun terakhir. TPAK perempuan tidak lebih dari 34,69 persen,
meskipun adanya kecenderungan peningkatan angkatan kerja
perempuan dan penduduk usia perempuan di Kabupaten Simeulue
kurun waktu 2012-2015. Secara rata-rata, pertumbuhan angkatan
kerja perempuan mencapai 3,07 persen setiap tahunnya. Adapun
pertumbuhan penduduk usia kerja perempuan rata-rata 3,07
persen/tahun.
Tabel 2.46
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Perempuan
Kabupaten Simeulue, Tahun 2013-2015
Uraian Satuan 2013 2014 2015
Angkatan Kerja Perempuan Orang 10.555 10.990 11.214
Penduduk Usia Kerja
Orang 30.426 31.680 32.327
Perempuan
TPAK Persen 34,69 34,69 34,69
Sumber: BPS Kabupaten Simeulue, 2016.
Tabel 2.47
Rasio Kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT)
di Kabupaten Simeulue, Tahun 2012-2016
Status Keluarga 2012 2013 2014 2015 2016
Jumlah KDRT 1 11 7 15 10
Jumlah Rumah Tangga 21.834 20.145 23.201 22.840 22.409
Rasio KDRT (%) 0,0045 0,054 0,030 0,06 0,04
Jumlah Kasus Tindak
- - 10 13 17
Kekerasan Anak (kasus)
Jumlah Pengaduan
Perlindungan Perempuan - - 17 28 27
dan Anak
Sumber: Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan
Keluarga Berencana Kab. Simeulue, 2017
2.3.2.2.3 Pangan
Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling
utama dan sangat penting sebagai komponen dasar untuk
mewujudkan SDM yang berkualitas dalam mendukung percepatan
pembangunan Kabupaten Simeulue. Karena itu, upaya untuk
memenuhi kecukupan pangan bagi masyarakat merupakan kerangka
dasar pembangunan Kabupaten Simeulue yang dilaksanakan secara
terpadu, lintas sektor, dan berkelanjutan sehingga diharapkan mampu
mendorong upaya pembangunan sektor lainnya.
Kabupaten Simeulue terus berupaya untuk memperkuat
ketahanan pangan dan perbaikan gizi masyarakat secara
berkelanjutan. Tahun 2012, paling kurang 2 desa tergolong sebagai
desa rawan pangan. Namun, tahun 2014 desa rawan pangan
berjumlah 6 desa, berkurang dari tahun 9 desa rawan pangan tahun
2013. Selama 2012-2015, kondisi desa rawan pangan di Kabupaten
Simeulue mengalami pergeseran antarkecamatan. Oleh karena itu,
antisipasi kemungkinan berlanjutnya desa-desa yang mengalami rawan
pangan antarkecamatan sangat diperlukan sehingga masyarakat
terhindar dari kekurangan pangan.
Tabel 2.48
Perkembangan Desa Rawan Pangan
Kabupaten Simeulue Tahun 2012-2015
Kecamatan 2012 2013 2014 2015
Simeulue Timur 0 1 0 0
Simeulue Tengah 0 2 0 0
Simeulue Barat 0 1 1 0
Teupah Selatan 0 0 1 0
Teupah Barat 0 2 0 0
Salang 0 0 1 0
Teluk Dalam 0 0 1 0
Alafan 0 0 1 0
Teupah Tengah 0 1 0 0
Simeulue Cut 2 2 1 0
Jumlah 2 9 6 0
Sumber: Dinas Pertanian dan Pangan, 2017
2.3.2.2.4 Pertanahan
Kurun waktu empat tahun terakhir, perkembangan luas tanah
bersertifikat di Kabupaten Simeulue cenderung meningkat signifikan.
Tahun 2012, luas tanah bersertifikat mencapai 142,0 ha. Angka
tersebut meningkat drastis menjadi 545,0 ha tahun 2015, atau
mengalami pertumbuhan kenaikan rata-rata 56,56 persen setiap
tahunnya. Untuk status tanah hak milik, luas tanah bersertifikat
mencapai 472 ha tahun 2015, dari sebelumnya 132 ha tahun 2012.
Perkembangan luas tanah bersertifikat di Kabupaten Simeulue dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.51
Perkembangan luas tanah bersertifikat
di Kabupaten Simeulue Tahun 2012-2015
Uraian 2012 2013 2014 2015
Hak Milik 132,00 121,00 210,00 472,00
Hak Guna
0,00 12,00 14,00 11,00
Bangunan
Hak Guna Usaha 0,00 0,00 0,00 0,00
Hak Pakai 10,00 65,00 18,38 62,00
Jumlah 142,00 198,00 233,38 545,00
Sumber: BPN, 2017
Tabel 2.52
Indikator Kinerja Urusan Persampahan Tahun 2012-2016
Uraian Satuan 2012 2013 2014 2015 2016
Volume Sampah
m3/hari 44 57 69 75 74
ditangani
Jumlah Produksi
m3/hari 237 241 245 251 249
Sampah
Persentase Penanganan
persen 19 24 28 30 29.72
Sampah
Jumlah TPS Unit 589 1.178 1.573 1.335 1.304
Volume Daya Tampung
m3 94 188 253 248 245
TPS
84.72 83.17 87.59 89.11
Jumlah Penduduk jiwa 89.059
2 3 8 7
TPS Per-satuan
persen 0,11 0,23 0,29 0,28 0.55
Penduduk
Sumber: Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Simeulue, 2017
Hingga tahun 2016, jumlah sampah yang mampu ditangani
masih terpusat di Kecamatan Simeulue Timur, Simeulue Tengah, dan
Teupah Barat. Sementara di kecamatan lainnya belum tertangani
secara baik. Secara umum, jumlah volume produksi sampah terbanyak
ada di Kecamatan Simeulue Timur mencapai 91 m3, sedangkan yang
dapat ditangani sebesar 66 m3, dengan persentase sebesar 75,52
persen. Selanjutnya di Kecamatan Simeulue Tengah jumlah produksi
mencapai 18 m3, dengan jumlah sampah yang tertangani sebesar 6 m3.
Tabel 2.53
Jumlah Sampah Berdasarkan Kecamatan, Tahun 2016
Jumlah
Jumlah
volume Persentase
Kecamatan sampah yang
produksi (%)
ditangani
sampah
Simeulue Timur 66 91 75,52
Simeulue Tengah 6 18 33,33
Simeulue Barat 0 27 0,00
Teupah Selatan 0 22 0,00
Teupah Barat 2 20 10,00
Salang 0 21 0,00
Teluk Dalam 0 14 0,00
Alafan 0 12 0,00
Teupah Tengah 0 16 0,00
Simeulue Cut 0 8 0,00
Sumber: Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Simeulue, 2017
Tabel 2.54
Tempat Pembuangan Sampah Per Satuan Penduduk Tahun 2016
TPS
Jumlah Jumlah Jumlah
Persentase
Kecamatan Penduduk (unit) Daya (%)
(Jiwa) Tampung
(M3)
Simeulue Timur 26.082 1.155 221 0,80
Simeulue
7.026 99 12 0,28
Tengah
Simeulue Barat 10.997 - - 0,00
Teupah Selatan 8.974 - - 0,00
Teupah Barat 7.972 50 12 0,14
Salang 8.361 - - 0,00
Teluk Dalam 5.404 - - 0,00
Alafan 4.728 - - 0,00
Teupah Tengah 6.314 - - 0,00
Simeulue Cut 3.201 - - 0,00
Sumber: Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Simeulue, 2017.
Tabel 2.55
Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang
Kependudukan dan Catatan Sipil, Tahun 2012-2016
Tabel 2.56
Perkembangan PKK Aktif Kabupaten Simeulue, Tahun 2012-2016
Kecamatan 2012 2013 2014 2015 2016
Simeulue Timur 19 19 19 19 19
Simeulue Tengah 17 17 17 17 17
Simeulue Barat 15 15 15 15 15
Teupah Selatan 20 20 20 20 20
Teupah Barat 19 19 19 19 19
Salang 17 17 17 17 17
Teluk Dalam 11 11 11 11 11
Alafan 9 9 9 9 9
Teupah Tengah 13 13 13 13 13
Simeulue Cut 9 9 9 9 9
Jumlah 149 149 149 149 149
Sumber: Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten
Simeulue, 2017.
Tabel 2.58
Perkembangan Status Desa di Kabupaten Simeulue,
Tahun 2012-2016
Status Desa 2012 2013 2014 2015 2016
Desa Sangat Tertinggal 13 13 13 13 13
Desa Tertinggal 73 73 73 73 73
Desa Berkembang 51 51 51 51 51
Desa Maju 1 1 1 1 1
Desa Sangat Maju - - - - -
Total 138 138 138 138 138
Sumber: Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten
Simeulue, 2017.
Tabel 2.59
Bantuan Alokasi Dana Desa (Gampong) di Kabupaten Simeulue,
Tahun 2012-2016
Pemerintah Pemerintah Pemerintah
Tahun
Pusat Aceh Kab. Simeulue
2012 0 9.522.000.000 3.450.000.000
2013 0 9.100.000.000 3.450.000.000
2014 0 11.040.000.000 3.450.000.000
2015 37.347.391.000 0 43.058.291.378
2016 83.663.422.589 0 45.883.364.589
Sumber: Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten
Simeulue, 2017.
Gambar 2.51
Perkembangan Akseptor KB dan Jumlah Pasangan Usia Subur
Kabupaten Simeulue, Tahun 2012-2016
18000 60,00
16000 48,31
45,53 50,00
14000 42,20 41,98
38,96
12000 40,00
10000
30,00
8000
6000 20,00
4000
10,00
2000
0 -
2012 2013 2014 2015 2016
Jumlah akseptor KB
Jumlah pasangan usia subur
Rasio (%)
Gambar 2.52
Perkembangan Status Keluarga
Kabupaten Simeulue, Tahun 2012-2015 (KK)
255
Keluarga Sejahtera III Plus 259
376
451
760
Keluarga Sejahtera III 762
778
872
2790 2015
Keluarga Sejahtera II 2788
2531 2014
6843
10021 2013
Keluarga Sejahtera I 10018
8654 2012
7938
7042
Keluarga Pra Sejahtera 7031
8112
4667 KK
0 2000 4000 6000 8000 10000 12000
2.3.2.2.9 Perhubungan
Dalam konteks ekonomi, kedudukan wilayah Kabupaten
Simeulue dalam peta Provinsi Aceh memiliki arti penting dan strategis
utamanya terhadap akses transportasi/perhubungan bagi beberapa
kabupaten lainnya di Pesisir Barat-Selatan Aceh untuk menuju pusat
pasar utama Pulau Sumatera, yaitu Medan. Dengan kedudukannya ini
memudahkan bagi Kabupaten Simeulue untuk melakukan transaksi
ekonomi dengan wilayah sekitarnya, seperti Kabupaten Aceh Barat,
Nagan Raya, dan Aceh Barat Daya, Aceh Selatan, dan Aceh Singkil.
Kondisi tersebut di atas tidak terlepas dari tersedianya sarana dan
prasarana transportasi laut dan udara yang sudah ada, walaupun
belum cukup memadai.
Tabel 2.60
Jumlah Orang/Barang yang Terangkut Angkutan Umum, Tahun
2012-2016
Uraian Satuan 2012 2013 2014 2015 2016
Jumlah
Orang 97.830,00 97.864,00 98.853,00 107.351,00 83.227
orang
Jumlah
Ton 28.597,71 46.176,80 60.274,43 58.968,84 25.805
Barang
Sumber: Dinas Perhubungan Kabupaten Simeulue, 2017
Tabel 2.61
Jumlah Penumpang Menurut Jenis Transportasi
Kabupaten Simeulue Tahun 2012-2016 (orang)
Jumlah penumpang
Total
Tahun Pesawat
Bus Kapal Laut Penumpang
Udara
2012 3.005 70.999 23.826 97.830
2013 2.845 74.536 20.483 97.864
2014 3.958 79.031 15.864 98.853
2015 3.635 80.459 23.257 107.351
2016 2.766 44.893 35.568 83.227
Sumber: Dinas Perhubungan Kabupaten Simeulue, 2017.
Gambar 2.53
Kinerja Koperasi Kabupaten Simeulue Tahun 2012-2016
3500 25.000,00
3000
20.000,00
2500
2000 15.000,00
1500 10.000,00
1000
5.000,00
500
0 -
2012 2013 2014 2015 2016
Jumlah Koperasi (unit) 139 141 141 106 78
Jumlah Koperasi Aktif (unit) 21 20 23 29 30
Jumlah Koperasi yang dibina
21 20 23 24 18
(unit)
Jumlah Anggota Koperasi (orang) 2.705 3.117 2.731 2.804 2736
Jumlah Omzet Koperasi (Rp.Juta) 22.626,90 22.631,96 9.700,47 82,32
Sumber: Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UKM
Kabupaten Simeulue, 2016.
Gambar 2.54
Kondisi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dan Tenaga
Kerja Di Kabupaten Simeulue, Tahun 2012-2016
4.500 140,00
4.000
120,00
3.500
100,00
3.000
2.500 80,00
2.000 60,00
1.500
40,00
1.000
20,00
500
0 0,00
2012 2013 2014 2015 2016
Jumlah UMKM (unit) 1.601 1.645 1.686 1.826 1.826
Jumlah tenaga Kerja (orang) 3.742 3.981 4.115 4.230 2.700
Jumlah Omset UMKM (Milyar
50,58 54,63 66,10 116,97 36,29
Rupiah)
Gambar 2.55
Perkembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)
Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2012-2016 (unit)
1400
1.265 1265
1200
1.143
1000 960
932
800
600
400 325
255 285
267
163
163
163 212
204 212
200
0 5163707070 7798106
106
23
3 5 8 1010
Gambar 2.56
Serapan Tenaga Kerja Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)
Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2012-2016 (orang)
2500 2.351
2.253
2.188
2.054
2000 2012
2013
1500 1317
2014
2015
1000 875
855 875
782
2016
474
453 455 455 455 443
500 291
276284 291 291
137 174
159 174
110 84
40404884
0
Tabel 2.62
Lamanya, Persyaratan Dokumen, dan Biaya
Pengurusan Perizinan di Kabupaten Simeulue, Tahun 2016
Biaya
Lama Jumlah
Resmi
NO Uraian Mengurus Persyaratan
Rata-rata
(hari) (dokumen)
Maks ( Rp)
1 2 3 4 5
1. SIUP 1 - Gratis
2. TDP 1 4 Gratis
3. IUI 4 8 Gratis
4. TDI 3 5 Gratis
5. IMB 7 11 2.564.700
6. HO 5 10 286.171
Izin Usaha Pertambangan
7. 15 9 Gratis
(IUP)
Izin Usaha Pertambangan
8. 18 16 Gratis
Rakyat(IUPR)
Tanda Daftar Gudang
9. 2 4 Gratis
(TDG)
10. Izin Trayek 3 9 Gratis
11. Izin pengangkutan 2 9 Gratis
12. Izin Usaha Pertanian 5 6 Gratis
13. Izin Usaha Perkebunan 14 16 Gratis
Izin Usaha Perkebunan
14. 14 13 Gratis
Pengelolahan (IUP-P)
Izin Usaha Rekreasi dan
15. 2 3 Gratis
Hiburan Umum
Izin Operasional Depot Air
16. 2 7 Gratis
Minum Isi Ulang
17. Izin Usaha Peternakan 4 4 Gratis
18. Izin Praktek Dokter 5 9 Gratis
19. Izin Praktek Apoteker 2 9 Gratis
20. Izin Praktek Perawat 1 9 Gratis
21. Izin Praktek Perawat Gigi 2 5 Gratis
1 2 3 4 5
22. Izin Optical 2 9 Gratis
23. Izin Praktek Bidan 1 9 Gratis
Izin Pendirian Rumah
24. 13 15 Gratis
sakit Swasta
25. Izin Praktek Tukang Gigi 2 5 Gratis
26. Izin Operasional Klinik 4 9 Gratis
27. Izin Apotek 3 17 Gratis
Izin pengobatan
28. 2 7 Gratis
Tradisional/Alternatif
Izin Operasional Rumah
29. 1 9 Gratis
Bersalin
30. Izin Usaha Perdagangan 2 5 Gratis
31. Izin Pariwisata 1 7 Gratis
32. Izin Usaha Perikanan 4 6 150.000
33. Izin Reklame 3 4 852.971
Izin Usaha Jasa Kontruksi
34. 3 13 Gratis
(IUJK)
35. Izin Penangkapan Ikan 4 5 150.000
36. Izin tempat Usaha (SITU) 2 5 Gratis
37. Izin Depot Obat 1 8 Gratis
Izin Operasional Rumah
38. 1 9 Gratis
Sakit Swasta
39. Izin Kerja Apoteker 1 7 Gratis
Izin Usaha Peternakan
40. 5 4 Gratis
Unggas
41. Izin Lokasi 5 12 Gratis
42. Izin Praktek Dokter Gigi 3 9 Gratis
Izin Praktek Dokter
43. 2 9 Gratis
Spesialis
Sumber: Dinas Penanaman Modal, Tenaga Kerja, Transmigrasi dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Simeulue, 2017.
Gambar 2.57
Perkembangan Jumlah Perusahaan Yang Mengurus SIUP
Kabupaten Simeulue, Tahun 2012-2016 (unit)
1
2016 16
185
2
2015 14
176
4
2014 25
175
0 Perusahaan Besar
2013 11
155 Perusahaan Menengah
2 Perusahaan Kecil
2012 6
170
Unit
0 50 100 150 200
Tabel 2.63
Perkembangan Jumlah Perusahaan Yang Mengurus Perizinan
Kabupaten Simeulue, Tahun 2012-2016 (unit)
Jenis
2012 2013 2014 2015 2016
Izin/Perusahaan
TDP
Perusahaan Kecil 66 83 81 73 -
Perusahaan
106 62 79 63 -
Menengah
Perusahaan Besar 5 9 4 8 8
Jumlah 177 154 164 144 8
SITU/HO/IMB
Jumlah Izin SITU 336 346 366 363 -
Jumlah HO 408 473 475 502 -
Jumlah IMB 19 23 8 33 -
Jumlah 763 842 849 898 -
Sumber: Dinas Penanaman Modal, Tenaga Kerja, Transmigrasi dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Simeulue, 2017
2.3.2.2.14 Statistik
Statistik memberikan peranan paling besar terhadap proses
perencanaan dan pembangunan daerah yang berkualitas. Disamping
menghimpun dan menyediakan data dan informasi pokok terhadap
Tabel 2.64
Objek Wisata Menurut Kecamatan di Kabupaten Simeulue
Kecamatan Objek Wisata
Simeulue Pantai Ganting, Pulau Simanaha, Pulau Siumat
Timur dan Pantai Ujung Babang
Simeulue Air Terjun Putra Jaya, Pantai Kampung Aie dan
Tengah Pantai Dihit
Simeulue Pantai Sigulai, Pantai Layabaung, Mata Ifalung,
Barat Pulau Tinggi dan Danau Laulo Laut Tawar
Teupah Pantai Alus-Alus, Pantai Badegong, Pantai Pasir
Selatan Tinggi, Pantai Bebi dan Pantai Lasia
Pantai Lantik, Pantai Salur, Pulau Teupah, Pulau
Teupah Barat Mincau, Pulau Sevelak, Pantai Maudil dan Pantai
Nancala 7
pantai Nasreuheu, Pantai Bidadari, Pantai Iseng
Salang
dan Pantai Along
Teluk Dalam Danau Laut Tawar Mutiara
Pulau Selaut Besar, Pulau Selaut Kecil dan Puklau
Alafan
Lekon
Pantai Busung, Pantai Lasikin, Taman Jaron Rayo
Teupah Tengah
dan Matanurung
Pulau Simeulue Cut, Pantai Sianduk, dan Pantai
Simeulue Cut
Tale-Tale
Sumber: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Simeulue, 2017.
Tabel 2.65
Jumlah Sarana dan Fasilitas Pariwisata, Tahun 2014 - 2016
No Jenis sarana Satuan 2014 2015 2016
1 Losmen/Wisma Unit 19 20 23
2 Rumah makan/Restoran Unit 21 21 34
3 Warung kopi/cafe Unit - 120 130
4 Resort Unit 5 5 14
5 Usaha Kerajinan/Souvenir Unit - - 5
Sumber: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Simeulue, 2017
Tabel 2.66
Luas Tanam dan Produksi Komoditas Pertanian Tanaman Pangan
Kabupaten Simeulue, Tahun 2012-2016
Pert.
No Komoditas 2012 2013 2014 2015 2016 Rata
(%)
Luas Tanam (ha)
Padi
1 7.215,00 6.819,00 5.500,00 5.735,00 11.223 11,68
Sawah
2 Jagung 1,00 0,00 8,00 0,00 118,4
3 Ubi Kayu 8,00 12,00 17,00 3,00 13,0 12,91
4 Ubi Jalar 3,00 6,00 14,00 5,00 7,0 23,59
Produksi (ton)
Padi
1 23.372,00 23.773,43 21.577,00 21.913,10 13.906 12,17
Sawah
2 Jagung 8,75 0,00 28,00 0,00 62,00
3 Ubi Kayu 85,50 110,00 170,00 30,00 31,9 21,85
4 Ubi Jalar 3,00 22,80 56,00 2,50 28,0 74,79
Sumber: Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Simeulue, 2017.
Gambar 2.58
Luas Tanam, Produksi, dan Produktivitas Padi
Menurut Kecamatan di Kabupaten Simeulue, Tahun 2014-2016
4000 4,50
3500 4,00
3000 3,50
3,00
2500
2,50
2000
2,00
1500
1,50
1000 1,00
500 0,50
0 -
1 2 3 4 5 6 7
Produksi (ton)
1 Cabe Merah 19,5 26 91 14,8 10,8
2 Cabe Rawit 6,1 18,3 67,1 11,6 7,5
3 Kacang Panjang 12 15,4 30,8 12,5 5,4
4 Ketimun 12,6 16,2 37,5 14,1 2,9
5 Labu Siam 0,0 0,0 4,8 0,0 0,0
6 Terung 10 15 48,6 4,6 5,1
7 Tomat 5 5 25,4 3,1 0
8 Melinjo 2,7 3 4,5 10,5 2,6
Sumber: Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Simeulue, 2017.
Tabel 2.68
Produksi Komoditas Buah-Buahan
Kabupaten Simeulue, Tahun 2012-2016 (ton)
No Komoditas 2012 2013 2014 2015 2016
1 Pisang 20,4 21,2 29,45 27,1 12,3
2 Nenas 1,3 1,4 3,76 4,9 1,5
3 Belimbing 3,2 1,2 8,36 3,5 3,2
4 Kedondong 0 0 0 0 0
5 Durian 61 9,6 95,9 11,3 14,5
6 Jambu Biji 3,7 1,15 2,76 0,2 0,5
7 Sawo 1,5 0,9 3,1 1,1 2,6
8 Pepaya 8,6 7,35 10,03 19 14,1
9 Sirsak 0 0,1 1,03 2 0,6
10 Semangka 0 0 0 0 0
11 Nangka 5,7 4,1 11,5 35,1 15,8
12 Manggis 7,3 1,3 3,7 0 0,6
13 Alpukat 0 0 0 0 1,9
14 Mangga 1 0 0 0,6 1,3
15 Rambutan 2,5 0,55 0 3 4,5
16 Duku 0 0 0 0 0
Sumber: Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Simeulue, 2017.
2.3.3.2 Perkebunan
Sektor perkebunan diharapkan tetap menjadi tumpuan dalam
mendorong peningkatan kesejahteraan petani dan akselerasi ekonomi
Kabupaten Simeulue. Hal ini sangat beralasan mengingat subsektor
perkebunan memiliki keunggulan spesifik yang dicirikan, yakni
ditinjau dari cakupan komoditasnya, terdapat paling kurang 145 jenis
tanaman, baik tanaman tahunan maupun tanaman semusim, sehingga
pengembangannya akan dapat menjangkau berbagai tipe sumberdaya.
Ditinjau dari hasil produksinya, merupakan sumber bahan baku
industri atau ekspor, sehingga memiliki keterkaitan yang kuat dengan
kegiatan usaha berbagai sektor dan subsektor lainnya. Dari sisi
pengusahaannya, sekitar 85% merupakan usaha perkebunan rakyat
yang tersebar di berbagai daerah.
Kabupaten Simeulue memiliki potensi perkebunan yang dapat
dikelola secara berkelanjutan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Potensi tersebut belum terkelola secara optimal akibat
terbatasnya investasi dunia usaha/swasta yang bergerak di sektor
perkebunan. Secara statistik, peran sektor perkebunan masih relatif
stabil dalam mendorong kinerja ekonomi daerah Kabupaten Simeulue.
Sektor ini termasuk dalam lapangan usaha pertanian, peternakan,
perburuan, dan jasa pertanian memberikan kontribusi nilai tambah
19,37 persen dari keseluruhan PDRB ADHK Kabupaten Simeulue
tahun 2014. Untuk total nilai tambah PDRB ADHB, kontribusi
lapangan usaha ini mencapai 20,27 persen tahun 2014.
Berbagai komoditas unggulan perkebunan dibudidayakan petani,
meliputi cengkeh, kelapa sawit, karet, kelapa dalam, pala, pinang,
kakao, dan sagu. Luas tanam komoditas tersebut ada yang terus
meningkat signifikan dan ada juga berfluktuatif selama enam tahun
terakhir. Kondisi tersebut juga berdampak pada jumlah produksi
komoditas. Komoditas cengkeh merupakan yang paling luas areal
budidayanya, disamping juga komoditas kelapa dalam dibandingkan
dengan komoditas lainnya. Periode 2012-2016, luas tanam cengkeh
meningkat rata-rata 1,24 persen setiap tahunnya. Adapun jumlah
produksi meningkat drastis hampir rata-rata 69,28 persen setiap
tahunnya. Luas tanam kelapa dalam meningkat rata-rata 1,06
persen/tahun dan produksi meningkat rata-rata 16,44 persen/tahun.
Tabel 2.71
Perkembangan Luas Tanam dan Produksi
Komoditas Perkebunan Tahun 2012-2016
Pert.
Rata-
Komoditas 2012 2013 2014 2015 2016
Rata
(%)
1 2 3 4 5 6 8
Luas Tanam (ha)
Kelapa
3.202,00 3.858,00 3.813,00 3.813,00 3.813 11,75
sawit
karet 2.066,17 2.332,00 2.786,00 3.459,00 6.255 27,96
Kelapa
7.472,00 7.476,00 7.503,00 7.703,00 5.086 1,06
dalam
1 2 3 4 5 6 8
14.238,0 14.851,0 15.141,0 15.141,0
Cengkeh 15.941 1,24
0 0 0 0
Pala 1.556,00 1.669,50 2.132,59 2.568,00 9.799 14,76
Pinang 1.942,00 1.951,00 1.951,00 1.951,00 1.871 0,09
Kakao 1.806,00 1.924,00 1.924,00 1.924,00 3.163 0,57
Sagu 1.999,00 2.351,00 2.356,00 2.356,00 2.356 3,34
Produksi (ton)
Kelapa 9.098, 223,2
246,00 2.671,00 2.872,25 2.822,00
sawit 9 1
karet 158,00 211,90 400,27 736,93 740,3 49,70
Kelapa 5.414,
5.590,00 6.630,00 5.159,78 5.414,43 16,44
dalam 43
2.905,
Cengkeh 740,00 2.342,23 2.635,66 2.635,7 69,28
87
10.103
Pala 50,00 59,80 117,98 130,08 20,12
,6
Pinang 246,00 248,00 248,00 248,00 248,00 -8,46
Kakao 195,00 174,10 180,10 180,1 180,1 26,77
Sagu 196,00 1.853,00 1.853,00 1.853,00 1.853 58,71
Sumber: Dinas Perkebunan, Peternakan, dan Kesehatan Hewan
Kabupaten Simeulue, 2017.
Gambar 2.59
Luas Tanam dan Produksi
Komoditas Cengkeh Menurut Kecamatan Tahun 2016
6000 0,40
5000 0,35
0,30
4000 0,25
3000 0,20
2000 0,15
0,10
1000 0,05
0 -
Gambar 2.60
Perkembangan Luas Tanam dan Produksi
Komoditas Kelapa Dalam Tahun 2016
1600
1400
1200
1000
800
600
400
200
0
Teupa Teupa Simeul
Simeul Teupa Simeul
h h ue Simeul Teluk
ue h Salang ue Alafan
Selata Tenga Tenga ue Cut Dalam
Timur Barat Barat
n h h
TBM (ha) 89,5 91,5 90 298 329 216 104 57 89,5 241,5
TM (ha) 300 228 597 823 642 518 274 423 190 228
TR (ha) 214 82 205 221 184 160 271 241 214 82
Luas Tanam (ha) 603,5 401,5 892 1342 1155 894 649 721 493,5 551,5
Produksi (ton) 270 330,6 895,5 1111,05 770,4 621,6 350 550 228 287,28
rata-rata (ton/ha) 0,45 0,82 1,00 0,83 0,67 0,70 0,54 0,76 0,46 0,52
Gambar 2.61
Luas Tanam dan Produksi Komoditas Kelapa Sawit
Menurut Kecamatan Tahun 2016
6000 5,00
4,50
5000
4,00
3,50
4000
3,00
3000 2,50
2,00
2000
1,50
1,00
1000
0,50
0 -
dan Simeulue Barat. Dan, relatif sedikit luas tanam karet terdapat di
Kecamatan Salang. Dibanding luas areal, produktivitas yang dicapai
masih relatif rendah, yaitu rata-rata 0,12 ton/ha (kondisi tahun 2016),
meskipun adanya kecenderungan meningkat dari rata-rata 0,07 ton/ha
tahun 2012.
Gambar 2.62
Perkembangan Luas Tanam dan Produksi
Komoditas Karet Tahun 2016
1600 0,18
1400 0,16
1200 0,14
1000 0,12
0,10
800
0,08
600 0,06
400 0,04
200 0,02
0 -
Gambar 2.63
Perkembangan Jumlah dan Nilai Produksi
Perikanan Laut Tahun 2012-2016
250,00 16.000,00
14.000,00
200,00
12.000,00
150,00 10.000,00
8.000,00
100,00 6.000,00
4.000,00
50,00
2.000,00
- -
2012 2013 2014 2015 2016
Nilai Produksi (Rp. Milyar) 85,61 125,38 209,48 152,35 156,30
Jumlah Produksi (ton) 8.561,50 12.538,72 13.965,60 12.696,00 14.653,00
Gambar 2.64
Produksi Perikanan Laut Menurut Kecamatan Tahun 2014-2016
4.000,00 30
3.500,00
25
3.000,00
20
2.500,00
2.000,00 15
1.500,00
10
1.000,00
5
500,00
- 0
Gambar 2.65
Produksi Perikanan Menurut Budidaya Tahun 2012-2016
2016
2015
2012
0 5 10 15 20
Gambar 2.66
Nilai Produksi Perikanan Menurut Budidaya Tahun 2012-2016
2016
2015
2013
2012
Rp
- 500.000.000 1.000.000.000
Gambar 2.67
Perkembangan Jumlah Armada Penangkapan Ikan
Tahun 2012-2016
Perahu Motor
Unit
Tabel 2.74
Jumlah Alat Tangkap Ikan Tahun 2012-2016 (Unit)
Jenis Alat Tangkap 2012 2013 2014 2015 2016
Purseine 0 0 0 0 0
Jaring Insang 596 596 596 916 2.548
Jaring Udang 0 0 150 916 2.548
Pancing 3.365 4.011 17.484 18.263 0
Serok 0 0 0 0 0
Bubu 0 0 0 0 0
Pancing Tangan 4.015 4.011 17.484 19.568 19.870
Pancing Rawai 583 583 272 281 331
Jaring 0 567 1.088 0 0
Kompresor 0 0 128 0 0
Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Simeulue, 2017
Tabel 2.75
Fasilitas pendukung Perikanan dan Kelautan
Kabupaten Simeulue Tahun 2012-2016 (Unit)
Jenis Fasilitas 2012 2013 2014 2015 2016
PPI (unit) 0 0 1 1 1
TPI (unit) 13 15 14 14 14
Jumlah Pasar ikan (Unit) 10 10 10 12 12
Jumlah Keramba Tancap 106 106 126 136 -
(unit)
Jumlah Keramba Apung (unit) 24 27 29 39 -
Pabrik Es - - 2 3 3
Tempat Penyimpanan Ikan - - 1 1 1
Koperasi Perikanan - - 1 3 10
Ice Flake - - 0 0 2
Tambatan Perahu - - 22 32 32
Kolam Pelabuhan Perikanan - - 10 10 25
Cool Box - - 820 910 1.250
Mobil Pembeku - - 1 2 3
Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Simeulue, 2017
Sebagai wilayah kepulauan yang berbatasan dengan laut, dapat
dipastikan kehidupan masyarakat Simeulue tidak dapat dipisahkan
dari usaha perikanan dan kelautan. Jumlah nelayan tetap terus
bertambah di Kabupaten Simeulue, termasuk juga petani ikan. Periode
2012-2015, pertumbuhan pertambahan nelayan tetap rata-rata 12,58
persen/tahun. Sebaliknya nelayan tidak tetap menurun rata-rata -2,49
persen/tahun. Selain itu, petani ikan (budidaya di kolam dan air tawar)
meningkat sangat drastis, yaitu masing-masing rata-rata hampir 55,85
persen dan 18,92 persen setiap tahunnya. Kondisi ini mengindikasikan
bahwa sektor perikanan dan kelautan merupakan mata pencaharian
utama serta penyedia lapangan kerja yang berkesinambungan bagi
masyarakat Simeulue. Karena itu, upaya pembinaan kelompok
nelayan, petani ikan, dan pengolah ikan akan didorong
ditingkatkandan terus berlanjut di masa akan datang.
Tabel 2.76
Kondisi Perkembangan Jumlah dan Kelompok Nelayan serta
Pembinaan Nelayan Tahun 2012-2016
Uraian 2012 2013 2014 2015 2016
Nelayan Tetap (Orang) 2.390 2.439 2.447 2.447 3.840
Nelayan Tidak Tetap (orang) 990 990 1.026 1.026 895
Jumlah Petambak (Orang) 2 2 4 20 0
Jumlah Petani Ikan Kolam
10 20 111 84 59
(orang)
Jumlah Petani Ikan Air Tawar
10 20 42 49 20
(orang)
Kelompok Nelayan (klp) 12 18 26 71 87
Jumlah Nelayan/Petambak
2 2 4 25 -
yang dibina
Jumlah Kelompok Nelayan
2 2 32 43 87
yang dibina (klp)
Jumlah petani ikan yang
2 4 5 5 34
dibina (orang)
Jumlah kelompok pengolahan
3 5 6 6 8
Ikan (Klp)
Jumlah Kelompok pengolahan
3 5 4 4 5
ikan yang dibina (klp)
Jumlah Pelaku Usaha
- - 10 28 35
Pengolah Ikan (orang)
Jumlah Usaha Pengolahan
- - 3 7 8
Ikan (Unit)
Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Simeulue, 2017
2.3.3.4 Peternakan
Perkembangan populasi ternak besar, kecil dan unggas selama
tiga tahun terakhir di Kabupaten Simeulue cenderung meningkat. Dari
semua jenis ternak, hanya unggas jenis ayam pedaging yang
memperlihatkan angka penurunan populasi ternak, dari 110.874 ekor
di tahun 2014 berkurang menjadi 83.899 ekor tahun 2016. Ayam ras
dan itik meningkat drastis, masing-masing meningkat menjadi 67.081
ekor dan 11.616 ekor pada tahun 2016. Sementara pada tahun 2014,
ayam ras berjumlah 56.305 ekor dan itik berjumlah 8.268 ekor.
Adapun ternak kambing tercatat 4.701 ekor tahun 2014 meningkat
menjadi 5.195 ekor tahun 2016.
Perkembangan populasi ternak besar juga cenderung meningkat
selama tahun 2014-2016. Pada tahun 2016, populasi kerbau mencapai
35.986 ekor, dari sebelumnya 35.364 ekor tahun 2014. Namun, terjadi
penurunan populasi ternak kerbau menjadi 26.700 ekor di tahun 2017
yang disebabkan oleh meningkatnya penyakit ternak. Sementara itu,
ternak sapi potong sebanyak 2.205 ekor tahun 2014 meningkat
menjadi 3.331 ekor tahun 2016. Perkembangan populasi ternak selama
tiga tahun terakhir dapat dilihat pada tabel berikut.
Gambar 2.68
Perkembangan Populasi Ternak Tahun 2014-2016 (Ekor)
11616
Itik 9743
8268
83899
Ayam Pedaging 81200
110874
67081
Ayam Ras 58910
56305 2016
5195 2015
Kambing 4911 2014
4701
3331
Sapi Potong 2548
2205
35986
Kerbau 35820
35364
Gambar 2.69
Perkembangan Pemotongan Ternak Tahun 2014-2016 (Ekor)
4457
Itik 4155
4724
44994
Ayam Pedaging 75744
104995
4894
Ayam Ras 6728
6728
2016
2115 2015
Kambing 1483
1344 2014
37
Sapi Potong 43
46
1175
Kerbau 1101
979
Tabel 2.77
Perkembangan Jumlah Rumah Tangga yang
Mengembangkan Usaha Ternak, Tahun 2012 – 2015
Pert.
Kecamatan 2012 2013 2014 2015 2016 Rata
(%)
Simeulue Timur 549 563 416 453 463 -6,21
Simeulue Tengah 843 922 594 619 629 -9,78
Simeulue Barat 569 569 438 463 473 -6,64
Teupah Selatan 315 325 267 282 291 -3,62
Teupah Barat 382 412 462 483 493 8,13
Salang 777 837 594 619 626 -7,30
Teluk Dalam 499 532 301 301 301 -15,51
Alafan 836 846 741 771 775 -2,66
Teupah Tengah 335 356 287 303 310 -3,29
Simeulue Cut 514 514 365 365 369 -10,78
Jumlah 5.619 5.876 4.465 4.659 4.730 -6,05
Sumber: Dinas Perkebunan, Peternakan, dan Kesehatan Hewan
Kabupaten Simeulue, 2017
Tabel 2.79
Perkembangan Potensi luas lahan Padang Rumput
Ternak Tahun 2014-2016
Potensi Lahan (Ha)
Kecamatan
2014 2015 2016
Simeulue Timur 138 138 138
Simeulue Tengah 319 319 319
Simeulue Barat 468 468 405
Teupah Selatan 385 395 395
Salang 366 366 366
Teupah Barat 322 322 322
Teluk Dalam 333 333 333
Alafan 259 259 259
Teupah Tengah 327 327 327
Simeulue Cut 229 229 229
Jumlah 3.146 3.156 3.166
Sumber: Dinas Perkebunan, Peternakan, dan Kesehatan Hewan
Kabupaten Simeulue, 2017
2.3.3.5 Perdagangan
Potensi perdagangan di Kabupaten Simeulue berpeluang sangat
besar untuk berkembang pesat. Data Dinas Perindustrian,
Perdagangan, Koperasi dan UKM Kabupaten Simeulue (2017),
mencatat bahwa jumlah perdagangan menengah di wilayah kepulauan
ini cenderung bertambah signifikan selama lima tahun terakhir. Tahun
2016, jumlah usaha yang bergerak pada perdagangan menengah di
Simeulue sebanyak 272 unit. Angka usaha tersebut cenderung
Tabel 2.81
Kondisi Kinerja Perdagangan
Kabupaten Simeulue, Tahun 2012-2016
Uraian Satuan 2012 2013 2014 2015 2016
Perdagangan Kecil Unit 0 0 1.014 1.078 1.154
Perdagangan
Unit 187 198 210 235 272
Menengah
Perdagangan besar Unit 9 10 11 14 26
Pedagang Eceran Orang 371 491 580 655 250
Pedagang Kaki lima Orang 149 153 197 221 46
Sumber: Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM
Kabupaten Simeulue, 2017
Tabel 2.82
Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Perencanaan Pembangunan
Tahun
No Indikator
2011 2012 2013 2014 2015 2016
Tersedianya dokumen
perencanaan RPJPD yang
1 Ada ada Ada Ada Ada Ada
telah ditetapkan dengan
PERDA (Ada/ tidak)
Tersedianya Dokumen
Perencanaan: RPJMD yang
2 telah ditetapkan dengan Ada ada Ada Ada Ada Ada
PERDA/PERKADA (Ada/
tidak)
Tersedianya Dokumen
Perencanaan: RKPD yang
3 Ada ada Ada Ada Ada Ada
telah ditetapkan dengan
PERKADA (Ada/ tidak)
Penjabaran Program RPJM
4 Ada ada Ada Ada Ada Ada
kedalam RKPD (Ada/ tidak)
Sumber: Bappeda Kabupaten Simeulue.
B. Keuangan
Pengelolaan keuangan dan aset daerah di lingkup Pemerintahan
Kabupaten Simeulue telah memperlihatkan kemajuan serta
diharapkan dapat berjalan efektif, efisien, transparan dan akuntabel.
Hal ini tergambar dari hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan
(BPK) terhadap pengelolaan keuangan yang memperoleh predikat Wajar
Tanpa Pengecualian (WTP). Predikat yang berhasil diraih ini menjadi
momentum bagi Pemerintah Kabupaten Simeulue untuk terus
membenahi serta meningkatkan pengelolalan keuangan yang efisien,
transparan dan akuntabel.
Disisi lainnya, Pemerintah Kabupaten Simeulue masih
dihadapkan permasalahan dalam upaya meningkatkan penerimaan
daerah yang bersumber dari PAD. Akhir tahun 2016, kontribusi PAD
terhadap penerimaan daerah tidak lebih dari 5,56 persen. Sementara
itu, pengelolaan PDKS (SPBU dan pengolahan kelapa sawit) belum
maksimal dalam menghasilkan kontribusi terhadap PAD.
Dalam hal belanja pemerintah, Pemerintah Kabupaten Simeulue
terus mengupayakan prioritas untuk belanja pelayanan publik yang
manfaatnya diterima langsung oleh masyarakat. Hal ini terlihat dari
hasil rekapitulasi belanja langsung yang mencapai 61,63 persen dan
belanja tidak langsung 38,37 persen tahun 2016. Tahun 2012, belanja
langsung masih sebesar 48,20 persen dan belanja tidak langsung
mencapai 51,80 persen.
Tabel 2.83
Perkembangan PNS Menurut Jenis Kelamin
Kabupaten SimeulueTahun 2012-2016 (orang)
Jenis Pert.rata
No 2012 2013 2014 2015 2016
Kelamin (%)
1 Laki-laki 1.953 1.889 1.901 1.993 1.994 0,52
2 Perempuan 1.462 1.480 1.495 1.600 1.575 1,88
Total 3.415 3.369 3.396 3.593 3.569 1,11
Sumber: Badan Kepegawaian dan Pengembangan SDM Kabupaten
Simeulue, 2017.
Tabel 2.84
Perkembangan PNS Menurut Tingkat Pendidikan
Kabupaten Simeulue, Tahun 2012-2016 (orang)
Pert.
Tingkat
No 2012 2013 2014 2015 2016 Rata
Pendidikan
(%)
1 SD 9 9 9 15 13 9,63
2 SMP 25 19 19 54 57 22,88
3 SMA 855 861 859 1.001 1.013 4,33
4 DI/DII/DIII 1.248 1.111 1.091 1.032 813 10,16
5 S1 1.234 1.326 1.374 1.449 1.583 6,42
6 S2/S3 44 43 44 42 58 7,15
Total 3.415 3.369 3.396 3.593 3.569
Sumber: Badan Kepegawaian dan Pengembangan SDM Kabupaten
Simeulue, 2017.
Tabel 2.85
Perkembangan PNS Menurut Tingkat Pendidikan
Kabupaten SimeulueTahun 2012-2016 (orang)
Pert.
No Golongan 2012 2013 2014 2015 2016 Rata
(%)
1 I 35 30 40 58 60 14,42
2 II 1.627 1.176 1.071 1.182 1.142 -8,47
3 III 1.381 1.670 1.792 1.866 1.892 8,19
4 IV 372 493 493 487 475 6,30
Total 3.415 3.369 3.396 3.593 3.569
Sumber: Badan Kepegawaian dan Pengembangan SDM Kabupaten
Simeulue, 2017.
C. Pengawasan
Pelayanan bidang urusan pengawasan memberikan informasi
seperti persentase tindak lanjut temuan dan persentase jumlah temuan
BPK/inspektorat terhadap penyelenggaraan pemerintahan baik
administrasi maupun keuangan. Sampai tahun 2016, jumlah temuan
kasus keuangan di Kabupaten Simeulue tercatat 57 kasus. Angka
temuan kasus ini berkurang dibandingkan tahun 2012 yang sebanyak
78 kasus. Secara lebih rinci, perkembangan temuan kasus keuangan di
Kabupaten Simeulue dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.86
Perkembangan Temuan Kasus Keuangan
Kabupaten Simeulue Tahun 2012-2016 (Kasus)
Tahun Anggaran
No Hasil Pemeriksaan
2012 2013 2014 2015 2016
1 BPK 13 7 4 2 3
2 Inspektorat Aceh 30 23 20 15 25
Inspektorat
3 35 40 27 39 9
Kabupaten
Jumlah 78 70 51 56 57
Sumber : Inspektorat Kabupaten Simeulue, 2017
Tabel 2.87
Perkembangan Kasus Keuangan yang Ditangani
Kabupaten Simeulue Tahun 2012-2016 (Kasus)
Tahun Anggaran
No Hasil Pemeriksaan
2012 2013 2014 2015 2016
1 BPK 10 4 1 0 0
2 Inspektorat Aceh 22 10 17 14 0
Inspektorat
3 23 23 4 15 2
Kabupaten
Jumlah 55 37 22 29 2
Sumber: Inspektorat Kabupaten Simeulue, 2017
D. Sekretariat Dewan
Untuk layanan bidang urusan Sekretariat Dewan (Setwan)
meliputi beberapa pelayanan antara lain, tersedianya rencana kerja
tahunan pada setiap alat-alat kelengkapan Dewan Perwakilan Rakyat
Kabupaten (DPRK) Simeulue; tersusun dan terintegrasinya program-
program Kerja DPRK untuk melaksanakan fungsi pengawasan, fungsi
pembentukan perda, dan fungsi anggaran dalam dokumen rencana
lima tahunan (RPJMK) maupun dokumen rencana tahunan (RKPK);
dan terintegrasi program-program DPRK untuk melaksanakan fungsi
pengawasan, pembentukan Perda dan Anggaran ke dalam dokumen
perencanaan dan dokumen anggaran Setwan DPRK.
Gambar 2.70
Konsumsi per Kapita Kabupaten Simeulue Tahun 2013-2015
Rp
800.000 752.119
700.000
600.000
470.470 459.481
500.000 415.354 2013
400.000 336.765 2014
311.145291.126
300.000
2015
200.000 159.325 168.355
100.000
0
Makanan Non Makanan Total
2.4.2.1 Aksesibilitas
A. Rasio Panjang Jalan per Jumlah Kendaraan
Untuk mengetahui tingkat aksesibilitas daerah tercermin dari
rasio panjang jalan per jumlah kendaraan. Rasio panjang jalan per
jumlah kendaraan dihitung untuk mengetahui tingkat ketersediaan
sarana jalan dapat memberi akses tiap kendaraan. Rasio panjang jalan
per jumlah kendaraan adalah perbandingan panjang jalan terhadap
jumlah kendaraan. Perkembangan rasio panjang jalan per jumlah
kendaraan di Kabupaten Simeulue kurun waktu tiga terakhir
berfluktuasi, namun masih memadai dalam memberi akses tiap
kendaraan. Dengan kata lain, kapasitas jalan yang ada masih sangat
Gambar 2.71
Jumlah Kendaraan di Kabupaten Simeulue, Tahun 2014-2016
5000
4000
2014
3000 2015
2016
2000
1000
0
Roda 2 Roda 3 Kendaraan Penumpang,
Barang dan Bus
Sumber: Dinas Perhubungan Kabupaten Simeulue, 2017.
Gambar 2.72
Rasio Panjang Jalan per Kendaraan
Kabupaten Simeulue, Tahun 2012-2016
1000 0,05
0 -
2012 2013 2014 2015 2016
Gambar 2.73
Jumlah Orang/Barang yang Terangkut Angkutan Umum
Kabupaten Simeulue, Tahun 2012-2016
120.000
107.351
97.830 97.864 98.853
100.000
83.227
80.000
60.274,43 58.968,84
60.000 Jumlah orang
46.176,80
Jumlah Barang (ton)
40.000 28.597,71 25.805,00
20.000
-
2012 2013 2014 2015 2016
Gambar 2.74
Jumlah Penumpang Menurut Jenis Sarana Transportasi
Kabupaten Simeulue, Tahun 2012-2016 (orang)
120.000 107.351
97.830 97.864 98.853
100.000
80.459 83.227
79.031
70.999 74.536
80.000 Bus
Kapal Laut
60.000 44.893
35.568 Pesawat Udara
40.000
23.826 20.483 23.257 Total
15.864
20.000
3.005 2.845 3.958 3.635 2.766
0
2012 2013 2014 2015 2016
Gambar 2.75
Rumah Tangga Menurut Sumber Air Minum
Kabupaten Simeulue Tahun 2013-2016 (%)
8,75
Air Hujan 7,0
4,70
6,88
0
Air Permukaan 1,99
1,02
0,4
8,51
Mata Air tak Terlindung 13,78
3,56
2,78
0
Mata Air Terlindung 2,83
1,74
3,63 2016
7,37
Sumur Tak terlindung 7,55 2015
8,1
6,21
2014
21,66
Sumur terlindungi 17,09 2013
34,71
25,67
3,79
Sumur bor 1,74
3,25
5,7
1,36
Leding Meteran 1,98
2,47
0,74
48,56
Air Isi Ulang 46,06
39,81
47,73
0 10 20 30 40 50 60
Gambar 2.76
Rumah Tangga Menurut Sumber Penerangan
Kabupaten Simeulue, Tahun 2013-2016 (%)
80
60 Listrik PLN
40 Listrik Non
PLN
20
4,13 Bukan Listrik
0,13 3,39
1,21
0 0,81,84
0,92
1,53
2013
2014
2015
2016
Gambar 2.77
Rumah Tangga Menurut Kepemilikan Sarana Telekomunikasi
Kabupaten Simeulue, Tahun 2013-2016 (%)
15,88
Desktop/PC/laptop 9,85
10,75
8,12
2016
0
Telepon Seluler (HP) 85,03 2015
86,1
83,26 2014
1,03 2013
Telepon Rumah 0,1
2,43
2,4
0 20 40 60 80 100
Gambar 2.78
Penduduk Berumur 5 tahun Mengakses Internet 3 bulan Terakhir
Kabupaten Simeulue, Tahun 2016 (%)
6,2
Lainnya 6,07
6,28
94,81
HP/Ponsel 94,04
95,28
Laki-laki dan Perempuan
Perempuan
43,46
Laptop/Notebook 42,4 laki-laki
44,11
17,04
Komputer Desktop 17,28
16,89
0 50 100 150
Tabel 2.88
Jumlah Pamong Praja dan WH
di Kabupaten Simeulue Tahun 2012-2015
Jumlah (orang)
No Tahun
Satpol PP WH
1 2012 18 1
2 2013 12 1
3 2014 13 3
4 2015 14 2
Sumber: Satuan Polisi Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah Kabupaten
Simeulue, 2017
Sumber: Satuan Polisi Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah Kabupaten Simeulue,
2016.
Gambar 2.79
Tingkat Pendidikan Tertinggi yang ditamatkan Penduduk
Kabupaten Simeulue Tahun 2012-2016 (%)
6,56
3,92
DIV/S1/S2/S3 4,60
2,89
2,87
3,61
4,67
DI/DII/DIII 4,52
3,63
3,68
27,26
26,79
SMA/MA/SMK/Paket C 23,35
24,73 2016
19,93
2015
13,89
24,69 2014
SMP/MTs/Paket B 20,65
19,61
21,9 2013
40,30 2012
31,32
SD/MI/Paket A 31,83
31,62
33,71
8,38
8,87
Tidak punya Ijazah SD 15,05
17,51 %
17,91
0 10 20 30 40 50
Gambar 2.80
Rasio Ketergantungan Kabupaten Simeulue Tahun 2012-2016
70.000 70,00
60.000 60,00
50.000 50,00
40.000 40,00
30.000 30,00
20.000 20,00
10.000 10,00
0 -
2012 2013 2014 2015 2016
0-14 Tahun 27.539 29.337 25.501 26.089 25.920
15-64 Tahun 58.046 51.430 63.511 58.241 59.168
65 > Tahun 3.378 2.406 4.487 4.005 3.971
Rasio Ketergantungan 53,26 61,72 47,22 51,67 50,52
Sumber: Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Simeulue,
2017.
BAB III
GAMBARAN PENGELOLAN KEUANGAN DAERAH
Tabel 3.2
Kontribusi Pendapatan Asli Daerah Menurut Sumber Pendapatan
Daerah Kabupaten Simeulue Tahun 2012-2017
Tahun
No Uraian
2012 2013 2014 2015 2016 2017*
Pendapatan Asli
1.1 3,56 3,15 5,34 6,26 5,56 5,81
Daerah
Pendapatan Pajak
1.1.1 0,65 0,65 0,48 0,51 0,65 0,46
Daerah
1.1.2 Hasil Retribusi Daerah 1,62 1,37 0,19 0,26 0,18 0,20
Hasil Pengelolaan
1.1.3 Kekayaan Daerah yang 0,45 0,52 0,42 0,54 0,47 0,41
Dipisahkan
1.1.4 Zakat 0,27 0,24 0,23 0,22 0,38 0,15
Lain-lain Pendapatan
1.1.5 0,56 0,38 4,01 4,73 3,87 4,59
Asli Daerah yang Sah
Sumber: DPKKD Kabupaten Simeulue, 2012-2017 (Diolah)
Tabel 3.3
Capaian Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Simeulue
Tahun 2012-2016
2012 2013 2014 2015 2016
No Uraian
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
Gambar 3.1
Kontribusi Sumber-Sumber Pendapatan Asli Daerah Kabupaten
Simeulue Tahun 2012-2017
5,00
4,50
4,00
3,50
3,00 2012
2,50 2013
2,00
1,50 2014
1,00 2015
0,50
2016
-
Pendapatan Hasil Hasil Zakat Lain-lain 2017*
Pajak Retribusi Pengelolaan Pendapatan
Daerah Daerah Kekayaan Asli Daerah
Daerah yang yang Sah
Dipisahkan
Tabel 3.4
Anggaran dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah
Tahun 2012 – 2016
Target
Tahun Realisasi (Rp) % Kriteria
Anggaran (Rp)
2012 15.678.691.000 14.927.023.555 95,21 Efektif
2013 18.678.691.000 15.309.778.448 81,96 Cukup Efektif
2014 35.405.306.575 34.956.712.854 98,73 Efektif
2015 39.775.947.904 45.938.231.973 115,49 Sangat Efektif
2016 46.331.695.662 48.649.116.736 105,00 Sangat Efektif
Sumber : Lapaoran Keuangan Daerah Tahun 2012-2016, (diolah)
B. Dana Perimbangan
Dalam penjelasan UU Nomor 33 Tahun 2004 telah dinyatakan
bahwa Dana Perimbangan merupakan pendanaan daerah yang
bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang
terdiri atas Dana Bagi Hasil (DBH), Dana Alokasi Umum (DAU), dan
Dana Alokasi Khusus (DAK). Dana Perimbangan ini merupakan sistem
transfer dana dari Pemerintah serta merupakan satu kesatuan yang
utuh. Proporsi dana perimbangan terhadap APBK Simeulue relatif besar,
namun cenderung menurun. Teracatan ditahun 2012 kontribusinya
mencapai 83, 85 persen menurun menjadi hanya 62,94 persen (terdiri
dari 46,68 persen dari transfer umum dan 16,26 persen transfer
khusus).
Gambar 3.2
Proporsi Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak, Dana
Alokasi Umum, dan Dana Alokasi Khusus terhadap Pendapatan
Kabupaten Simeulue Tahun 2012-2017
80
70
60
50
R² = 0,9441
40
30
20
10
0
2012 2013 2014 2015 2016 2017*
Tabel 3.6
Skala Interval Derajat Desentralisasi Fiskal
PAD/TPD (%) Kemampuan Keuangan Daerah
00.00 – 10.00 Sangat Kurang
10.01 – 20.00 Kurang
20.01 – 30.00 Cukup
30.01 – 40.00 Sedang
40.01 – 50.00 Baik
> 50.00 Sangat Baik
Sumber : Munir, Tim Peneliti UGM, Tahun 2004
Tabel 3.7
Derajat Desentralisasi Kabupaten Simeulue Tahun 2012-2017
Dana Derajat
Pendapatan Asli
Tahun Perimbangan Desentralisasi Keterangan
Daerah (Rp)
(Rp) (Rp)
2012 14.927.023.555 381.096.204.284 3,92 Sangat Kurang
2013 15.309.778.448 445.173.949.468 3,44 Sangat Kurang
2014 34.956.712.854 470.730.000.867 7,43 Sangat Kurang
2015 45.938.231.973 504.797.934.621 9,10 Sangat Kurang
2016 48.649.116.736 612.714.265.741 7,94 Sangat Kurang
2017* 58.968.896.639 638.358.451.000 9,24 Sangat Kurang
Sumber: Buku APBK Simeulue, 2012-2017.
Sementara belanja pegawai negeri sipil daerah terdiri atas gaji dan
tunjangan Pegawai Negeri Sipil daerah yang meliputi gaji pokok,
tunjangan keluarga, tunjangan jabatan, tunjangan beras, dan tunjangan
pajak penghasilan (PPh Pasal 21).
Pengelompokan kemampuan keuangan daerah untuk
kabupaten/kota sebagaimana diatur dalam Permendagri No 62 Tahun
2017 seperti terdapat pada Tabel 3.8.
Tabel 3.8
Pengelompokan Keuangan Daerah Berdasarkan Permendagri No 62
Tahun 2017 Untuk Kabupaten dan Kota
No Besarnya Kemampuan Daerah (Rp) Pengelompokan
Tabel 3.9
Perkembangan Tingkat Kemandirian Kabupaten Simeulue
Tahun 2012-2017
Pendapatan
Belanja PNS Tingkat
Tahun Umum Daerah Keterangan
Daerah (Rp) Kemandirian
(Rp)
2014 419.857.233.501 328.894.319.614 90.962.913.886,81 Rendah
2015 485.545.686.993 384.669.011.199 100.876.675.794,37 Rendah
2016 654.972.857.500 456.352.295.918 198.620.561.582,07 Rendah
2017 733.711.627.065 478.336.302.777 255.375.324.288,22 Rendah
Sumber: Buku APBK Simeulue, 2012-2017
3. Ekuitas*
1. Ekuitas* 1.127.936.711.443,56 1.279.206.817.262,74 1.451.016.662.289,87 1.345.536.769.878,09 1.391.773.228.230,59
2. Ekuitas Sal 1.127.936.711.443,56 1.279.206.817.262,74 1.451.016.662.289,87 1.345.536.769.878,09 1.391.773.228.230,59
Ekuitas Untuk
3.
Dikonsolidasikan
Berdasarkan tabel 3.11 terlihat bahwa current ratio dan quick ratio
selama 5 (lima) di atas 100 persen. Hal ini menggambarkan bahwa aktiva
lancar (aset lancar) jauh di atas hutang lancar. Ini bermakna
kemampuan deerah dalam menutupi kewajiban jangka pendeknya
sangat baik. Sementara untuk quick ratio juga menunjukkan di atas 100
persen, yang berarti kemampuan aktiva lancar paling likuid mampu
menutupi hutang lancar. Selanjutnya nilai total debt to total assets ratio
dan debt to equity ratio dari periode 2012 – 2016 menunjukkan trend
yang relatif meningkat dalam batas aman (solvable). Angka ini
mengindikasikan bahwa porsi hutang terhadap aktiva masih kecil. Hal
ini bermakna pemerintah Kabupaten Simeulue memiliki kemampuan
dalam memenuhi segala kewajiban baik kewajiban jangka pendek
maupun jangka panjang.
Tabel 3.11
Balance Sheet Ratio Tahun 2013-2016, Kabupaten Simeulue
Tahun
Balance Sheet Ratio
2012 2013 2014 2015 2016
Current Ratio 51,72 325,17 80,30 12,23 14,06
Liquidity Ratio
Quick Ratio 47,92 294,56 74,68 9,38 11,30
Debt to Assets Ratio 0,05% 0,01% 0,10% 0,90% 0,90%
Solvability Ratio
Debt to Equity Ratio 0,05% 0,01% 0,10% 0,91% 0,90%
Sumber : Laporan Keuangan Kabupaten Simeulue, Tahun 2013-2012
2 Belanja
2.1 Belanja Tidak Langsung 205.583.045.670 232.675.238.149 233.010.861.251 385.909.011.002 408.425.576.556 436.051.969.313
2.1.1 Belanja Pegawai 184.611.609.080 200.237.070.853 216.243.334.808 237.106.664.761 254.698.112.771 254.826.469.136
2.1.2 Belanja Bunga - 874.498 - 3.578.923
2.1.3 Belanja Subsidi -
2.1.4 Belanja Hibah 14.024.234.010 23.941.265.798 9.314.240.500 61.104.366.345 23.671.267.000 6.104.220.000
2.1.5 Belanja Bantuan Sosial 3.326.450.000 4.227.000.000 2.843.370.000 5.289.514.000 3.973.310.000 6.061.128.020
Belanja Bagi Hasil
Kepada
2.1.6 3.740.000.000 464.006.289 464.006.286 450.000.000
Provinsi/Kabupaten/Kota
dan Pemerintahan Desa
Belanja Bantuan
Keuangan Kepada
2.1.7 3.450.000.000 - 4.141.851.568 80.762.964.092 125.144.899.676 157.210.152.157
Provinsi/Kabupaten/Kota
dan Pemerintahan Desa
2.1.8 Belanja Tidak Terduga 170.752.580 529.027.000 468.064.375 1.181.495.515 470.401.900 11.400.000.000
Tabel 3.13
Proporsi Realisasi Belanja Daerah Kabupaten Simeulue Tahun
2012– 2017
Tahun
No Uraian
2012 2013 2014 2015 2016 2017
1 2 3 4 5 6 7 8
2 Belanja
2.1 Belanja Tidak Langsung 51,80 49,40 40,98 54,11 47,68 38,37
2.1.1 Belanja Pegawai 46,51 42,51 38,03 33,25 29,73 22,42
2.1.2 Belanja Bunga - 0,00 - - 0,00 -
2.1.3 Belanja Subsidi - - - - - -
2.1.4 Belanja Hibah 3,53 5,08 1,64 8,57 2,76 0,54
2.1.5 Belanja Bantuan Sosial 0,84 0,90 0,50 0,74 0,46 0,53
Belanja Bagi Hasil
Kepada
2.1.6 Provinsi/Kabupaten/ - 0,79 - 0,07 0,05 0,04
Kota dan Pemerintahan
Desa
Belanja Bantuan
Keuangan Kepada
2.1.7 0,87 - 0,73 11,32 14,61 13,83
Provinsi/Kabupaten/Kota
dan Pemerintahan Desa
2.1.8 Belanja Tidak Terduga 0,04 0,11 0,08 0,17 0,05 1,00
1 2 3 4 5 6 7 8
2.2 Belanja Langsung 48,20 50,60 59,02 45,89 52,32 61,63
2.2.1 Belanja Pegawai 13,30 12,75 12,61 7,73 7,13 7,21
2.2.2 Belanja Barang dan Jasa 19,91 20,18 21,94 17,21 24,05 26,24
- Hibah Barang/Jasa
yang Diserahkan Kepada
- - - - 8,70 -
Pihak Ketiga/
Masyarakat
- Barang/Jasa Selain
Hibah dan Bantuan 19,91 20,18 21,94 17,21 15,35 -
Sosial
2.2.3 Belanja Modal 15,00 17,66 24,47 20,95 21,14 28,17
Total 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Tabel 3.15
Komposisi Defisit Riil Anggaran Kabupaten Simeulue Tahun 2012-
2017
Proporsi dari Total Difisit Riil (%)
No Uraian
2012 2013 2014 2015 2016 2017
Sisa Lebih
Perhitungan
1 Anggaran (SiLPA) -703,87 186,49 63,40 836,61 656,78 -100,00
Tahun Anggaran
sebelumnya
Pencairan Dana
2 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Cadangan
Hasil Penjualan
3 Kekayaan Daerah 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Yang dipisahkan
Penerimaan
4 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Pinjaman Daerah
Penerimaan Kembali
5 Pemberian Pinjaman 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Daerah
Penerimaan Piutang
6 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Daerah
Sisa lebih
pembiayaan -
7 803,87 -86,49 36,60 -556,78 200,00
anggaran tahun 736,61
berkenaan
Sumber: Buku APBK Simeulue, 2012-2017 (diolah)
Gambar 3.3
Perkiraan Pendapatan Daerah Kabupaten Simeulue Tahun 2018-
2022
2022
2021
2020
2019
2018
1 Pendapatan
1.1 Pendapatan Asli Daerah 61.273.691.992 67.514.317.122 74.393.989.276 81.978.536.741 90.340.612.751
1.1.1 Pendapatan Pajak Daerah 4.646.000.000 5.064.140.000 5.519.912.600 6.016.704.734 6.558.208.160
1.1.2 Hasil Retribusi Daerah 2.284.272.872 2.558.385.617 2.865.391.891 3.209.238.918 3.594.347.588
Hasil Pengelolaan
1.1.3 Kekayaan Daerah yang 4.201.523.660 4.705.706.499 5.270.391.279 5.902.838.233 6.611.178.821
Dipisahkan
1.1.4 Zakat 1.500.000.000 1.680.000.000 1.881.600.000 2.107.392.000 2.360.279.040
Lain-lain Pendapatan Asli
1.1.5 48.641.895.460 53.506.085.006 58.856.693.507 64.742.362.857 71.216.599.143
Daerah yang Sah
2 Belanja
2.1 Belanja Tidak Langsung 413.499.225.905,03 418.825.398.206,71 424.253.934.525,73 429.786.876.049,05 435.426.304.778,41
2.1.1 Belanja Pegawai 255.088.030.393,83 260.189.791.001,71 265.393.586.821,74 270.701.458.558,18 276.115.487.729,34
2.1.2 Belanja Hibah 2.909.200.000,00 2.909.200.000,00 2.909.200.000,00 2.909.200.000,00 2.909.200.000,00
2.1.3 Belanja Bantuan Sosial 1.826.128.020,00 1.826.128.020,00 1.826.128.020,00 1.826.128.020,00 1.826.128.020,00
Belanja Bagi Hasil Kepada
2.1.4 Provinsi/Kabupaten/Kota 671.127.287,20 672.115.335,71 673.104.838,84 674.095.798,74 675.088.217,56
dan Pemerintahan Desa
Belanja Bantuan Keuangan
Kepada Provinsi/
2.1.5 150.004.740.204,00 150.225.580.515,97 150.446.745.953,95 150.668.236.996,60 150.890.054.123,29
Kabupaten/Kota dan
Pemerintahan Desa
2.1.6 Belanja Tidak Terduga 3.000.000.000,00 3.002.583.333,33 3.005.168.891,20 3.007.756.675,53 3.010.346.688,22
Gambar 3.4
Perkiraan Komposisi Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung
Kabupaten Simeulue Tahun 2018-2022
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
Kapasitas
829.073.851.789,00 100,00 903.940.073.339,00 100,00 987.477.857.692,00 100,00 1.080.684.251.462,00 100,00 1.184.672.298.925,00 100,00
Riil
Prioritas 1 413.499.225.905,00 49,87 418.825.398.207,00 46,33 424.253.934.526,00 42,96 429.786.876.049,00 39,77 435.426.304.778,00 36,76
Prioritas 2 350.360.807.139,82 42,26 390.265.464.871,52 43,17 454.866.544.945,63 46,06 535.673.126.771,70 49,57 608.456.122.461,58 51,36
Prioritas 3 65.213.818.744,18 7,87 94.849.210.260,49 10,69 108.357.378.220,37 10,97 115.224.248.641,30 10,66 140.789.871.685,42 11,88
BAB IV
ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS
B. Ketahanan Pangan
Permasalahan pembangunan yang terkait dengan ketahanan
pangan dari berbagai sumber adalah sebagai berikut:
1) Ketergantungan bahan pangan dari luar daerah yang masih
besar sehingga ketersediaan dan pasokan bahan pokok kurang
terjamin;
2) Belum optimalnya pencapaian pola pangan harapan;
3) Masih rendahnya konsumsi pangan berbasis lokal yang sehat
dan aman bagi masyarakat;
4) Masih rendahnya produksi pangan; dan
5) Sering terjadi fluktuasi harga dari berbagai komoditas di
Kabupaten Simeulue.
D. Pertanian
Permasalahan pembangunan yang terkait dengan pertanian dari
berbagai sumber adalah sebagai berikut:
1) Belum optimalnya produksi hasil pertanian;
2) Belum optimalnya produktivitas hasil pertanian;
3) Masih rendahnya mutu bibit;
4) Masih tingginya tingkat serangan hama dan penyakit
(pertanian/perkebunan/ peternakan)
5) Belum optimalnya pemasaran hasil pertanian (tanaman
pangan/perkebunan/peternakan);
6) Belum optimalnya penerapan teknologi pertanian dan tanaman
pekarangan;
7) Belum optimalnya pemanfaatan pekarangan;
8) Belum optimalnya penyediaan sarana dan prasarana produksi
pertanian;
9) Belum optimalnya standarisasi dan sertifikasi produksi hasil
pertanian;
10) Kurangnya pengolahan hasil produksi pertanian;
F. Perdagangan
Permasalahan pembangunan yang terkait dengan perdagangan
dari berbagai sumber adalah sebagai berikut:
1) Masih banyaknya peredaran barang dan jasa yang belum
terstandarisasi dan belum aman;
2) Belum optimalnya standarisasi produk barang dan jasa dalam
rangka peningkatan daya saing;
3) Masih belum optimalnya penataan Pelaku Usaha Kecil (PKL),
dan kesadaran disiplin PKL;
4) Masih kurangnya pasar tradisionalyang memenuhi syarat
kesehatan, kebersihan dan kenyamanan;
5) Terbatasnya kemampuan sumber daya manusia pelaku Usaha
Mikro Kecil dan Menengah (UMKM);
6) Belum adanya pengendalian penyaluran bahan bakar;
7) Belum tersedianya sarana dan prasarana kemetrologian; dan
8) Belum adanya badan penyelesaian sengketa konsumen (BPSK).
G. Industri
Permasalahan utama pada pengembangan industri di
Kabupaten Simeulue yaitu:
1) Penguasaan teknologi pada Industri kecil dan Menengah (IKM)
belum optimal;
2) Penurunan kontribusi sektor perindustrian terhadap PDRB;
3) Belum optimalnya pengelolaan badan usaha;
4) Ketersediaan tenaga kerja yang berkualitas sesuai kebutuhan
dunia usaha industri masih rendah;
5) Produk industri yang dihasilkan belum standar dan kurang
berdaya saing;
6) Rendahnya Pengelolaan manajemen dan daya saing produk
UKM;
J. Ketersediaan Energi
Permasalahan utama pada urusan menyediakan energi,
termasuk energi terbarukan di Kabupaten Simeulue adalah: (i)
Elektrifikasi belum 100%; dan (ii) Pengembangan energi alternatif
terbarukan belum optimal.
B. Kesehatan
Adapun yang menjadi isu penting pada sektor kesehatan di
Kabupaten Simeulue adalah: (i) Masih adanya kematian ibu
melahirkan dan bayi lahir; (ii) Masih adanya balita gizi buruk; (iii)
Cakupan jaminan kesehatan belum optimal; (iv) Pelayanan kesehatan
kepada masyarakat belum optimal; (v) Masih adanya penyakit
menular (demam berdarah/DBD, leptospirosis, Tubercolose/TBC,
Infeksi Saluran Pernafasan Akut/ISPA, diare dan sebagainya); (vi)
Belum mencukupinya rasio tenaga kesehatan di puskesmas; (vii)
Masih tingginya angka kesakitan dan kematian akibat penyakit
menular disebabkan oleh masih buruknya perilaku di masyarakat
dalam mengikuti Pola Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS); (viii)
Jangkauan transportasi umum menuju ke lokasi RSUD masih sulit.
F. Ketenagakerjaan
Permasalahannya: (i) Tingginya tingkat pengangguran terbuka;
(ii) Kesempatan kerja yang ada belum mampu menampung seluruh
pencari kerja; (iii) dan Pencari kerja belum kompetitif, sehingga perlu
difasilitasi pendidikan keterampilansesuai standarisasi pasar tenaga
kerja.
B. Perhubungan
Permasalahan yang dihadapi adalah: (i) Belum optimalnya
kualitas dan kapasitas kondisi jalan untuk mendukung pertumbuhan
ekonomi dan pengembangan wilayah, utamanya terkait belum
optimalnya kondisi kinerja pelayanan, keselamatan transportasi,
integrasi antar moda transportasi dan pengembangan sistem
transportasi massal; (ii) Belum optimalnya pemenuhan aksesibilitas
transportasi untuk mendukung daya saing wilayah, utamanya lebih
mengoptimalkan aksesibilitas transportasi pada kawasan tertinggal;
(iii) Kualitas infrastruktur pelabuhan yang masih kurang;
B. Lingkungan Hidup
Dalam pengelolaan sampah dan pencemaran, permasalahan di
Kabupaten Simeulue adalah sebagai berikut: (i) Terbatasnya daya
tampung Tempat Pembuangan Akhir (TPA); (ii) Pelembagaan
pengelolaan persampahan menuju konsep zero waste; (iii)
Pemahaman masyarakat akan pengelolaan sampah berbasis 3R
(Reduce, Reuse, Recycle) masih terbatas; (iv) Belum ditegakkan
regulasi lingkungan seperti AMDAL (Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan), UKL dan UPL; (v) Penurunan kualitas tanah, kualitas air
dan kualitas udara.
C. Kebencanaan
Permasalahan dalam penanggulangan bencana antara lain:
belum terintegrasinya penanggulangan bencana dalam rencana
pembangunan (RKPK, RPJMK, RPJPD), membangun sistem
penanggulangan bencana yang handal melalui kelembagaan yang
kuat, pendanaan yang memadai, dan membangun masyarakat yang
tangguh/tahan dalam menghadapi bencana. Terkait kesiapsiagaan
masyarakat terhadap bencana, belum semua masyarakat terlatih
untuk tanggap bencana. Ketersediaan prasarana dan sarana
kebencanaan belum memadai dan masih terdapatnya jalan evakuasi
yang rusak.
BAB V
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
5.1 Visi
Visi adalah keadaan yang ingin dicapai pada akhir periode
kepemimpinan Bupati yang menjadi dasar perencanaan selama periode
Bupati dan Wakil Bupati. Mempertimbangkan permasalahan dan
tantangan pembangunan, ditetapkan Visi Bupati dan Wakil Bupati
Kabupaten Simeulue untuk periode 2017-2022 adalah:
5.2 Misi
Agar Visi tersebut dapat dicapai, dilaksanakan 8 misi
pembangunan Kabupaten Simeulue tahun 2017-2022 sebagai berikut
1. Mewujudkan pendidikan yang berkualitas untuk menghasilkan
sumberdaya manusia yang unggul dan berdaya saing;
2. Mewujudkan pelayanan kesehatan yang berkualitas, terjangkau,
dan merata;
3. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat berbasis ekonomi
kerakyatan dan pemanfaatan teknologi;
4. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, bersih, dan
amanah;
5. Meningkatkan ketersediaan dan kualitas infrastruktur dan
fasilitas umum;
6. Mengelola sumberdaya alam secara optimal, berkelanjutan, dan
berwawasan lingkungan;
7. Mewujudkan ketahanan dan kemandirian pangan;
8. Mewujudkan tatanan kehidupan masyarakat yang rukun dan
harmonis dengan pengamalan nilai-nilai syariat Islam.
1 Mewujudkan pendidikan yang berkualitas untuk menghasilkan sumber daya manusia yang unggul dan berdaya saing
1.1 Meningkatkan perluasan dan pemerataan akses, serta mutu pendidikan pada jenjang pendidikan dasar
1.1.1 Tercapainya pemerataan akses pendidikan pada jenjang pendidikan dasar
Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket
persen 91,05 95,67 95,67 96,27 96,57 100,00 100,00
A
Angka Partisipasi Murni (APM)
persen 68,67 76,38 77,31 78,24 79,17 80,10 80,10
SMP/MTs/Paket B
Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI/Paket A persen 102,94 105,00 108,00 111,00 114,00 117,00 117,00
1.2 Menguatkan dan mengintegrasikan muatan agama Islam dalam penyelenggaraan pendidikan umum guna menghasilkan sumber daya manusia yang unggul dan Islami
1.2.1 Meningkatnya muatan ajaran Islam dan kukirulum madrasah di jenjang pendidikan dasar
Persentase SD yang memiliki tambahan jam
persen n.a. 50,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
pelajaran agama Islam minimal 4 jam sehari
Persentase SMP yang memiliki tambahan jam
persen n.a. 50,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
pelajaran agama Islam minimal 4 jam sehari
1.4 Meningkatkan sumber daya manusia yang unggul melalui pemantapan budaya dan gemar membaca di kalangan masyarakat
1.4.1 Meningkatnya budaya dan gemar membaca di kalangan masyarakat
Jumlah pengunjung pustaka orang 0 0 0 3600 5400 7200 7200
1.5 Menyiapkan SDM pemuda yang unggul dan berdaya saing serta prestasi olahraga
1.5.1 Berkembangnya organisasi pemuda yang berkiprah dalam pembangunan
Organisasi pemuda yang dibina buah 20 22 24 26 28 30 30
1.5.2 Tumbuhnya minat, bakat, dan peran aktif pemuda dalam olahraga
Jumlah klub olahraga per 10.000 penduduk rasio 31,24 32,24 33,24 34,24 35,24 36,24 36,24
Cakupan pembinaan olahraga persen 92,00 95,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
1.5.3 Meningkatnya prestasi olahraga
Jumlah prestasi olahraga prestasi 16 27 32 37 41 46 46
Persentase cakupan layanan BPJS persen 60,00 70,00 80,00 90,00 100,00 100,00 100,00
Indeks kepuasan masyarakat bidang sangat sangat sangat
predikat n.a baik baik baik
kesehatan baik baik baik
2.2 Menyelenggarakan dan meningkatkan kualitas dan cakupan pelayanan kesehatan ibu dan anak
2.2.1 Meningkatnya status kesehatan ibu dan anak
Angka kematian ibu per 1.000 kelahiran ibu/1.00
7,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
hidup 0 KLH
Angka kematian bayi per 1.000 kelahiran bayi/1.0
8,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
hidup 00 KLH
bayi/1.0
Angka Kelangsungan Hidup Bayi (AKB) 992,00 1000,00 1000,00 1000,00 1000,00 1000,00 1000,00
00 KLH
Persentase persalinan ibu oleh tenaga
persen 63,26 82,66 92,36 100,00 100,00 100,00 100,00
kesehatan
Persentase ibu hamil mendapatkan K4 persen 66,83 76,03 80,63 85,23 89,83 94,23 94,23
2.4 Meningkatkan upaya perlindungan masyarakat dari penyakit menular yang diikuti dengan penyehatan lingkungan
2.4.1 Terbentuknya perilaku pola hidup sehat dan unit reaksi cepat pada setiap kecamatan yang responsif
Persentase terbentuknya unit reaksi cepat
persen 0,00 50,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
pelayanan kesehatan di setiap kecamatan
Persentase RT berperilaku bersih dan sehat persen 62,28 67,28 72,28 77,28 82,28 87,28 87,28
2.5 Meningkatkan ketersediaan obat, dan mutu makanan serta diversifikasi obat kimia ke herbal
2.5.1 Meningkatnya diversifikasi obat kimia ke herbal
Persentase diversifikasi obat kimia ke herbal persen n.a 20,00 40,00 60,00 80,00 100,00 100,00
3.2 Mengembangkan ekonomi kerakyatan yang berbasis sumber daya lokal untuk mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat Simeulue
3.2.1 Meningkatnya produksi komoditas perkebunan unggulan daerah
Jumlah produksi cengkeh ton 2905,87 3988,00 4530,00 5071,00 5613,00 6154,00 6154,00
Jumlah produksi kelapa dalam ton 5414,43 6000,00 6500,00 7000,00 7500,00 8000,00 8000,00
3.2.2 Meningkatnya populasi ternak unggulan daerah
Jumlah populasi kerbau ekor 26700 28660 30026 31392 32758 34124 34124
3.3 Meningkatkan produksi dan produktivitas perikanan tangkap dan budidaya yang ramah lingkungan dan berbasis pembangunan berkelanjutan
3.3.1 Meningkatnya produksi perikanan dan kelautan
Jumlah produksi perikanan laut ton 14653 16000 17000 18000 19000 20000 20000
Jumlah produksi perikanan budidaya ton 23,73 32,73 42,73 52,73 62,73 72,73 72,73
Kontribusi industri pengolahan dalam PDRB persen 1,39 1,44 1,49 1,53 1,57 1,61 1,61
3.6 Mengembangkan objek dan daya tarik pariwisata yang sesuai dengan potensi wilayah yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana pendukung pariwisata
3.6.1 Meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan domestik dan asing
Jumlah kunjungan wisatawan domestik dan
orang 28032 40000 50000 60000 70000 80000 80000
mancanegara
3.6.2 Meningkatnya kontribusi pariwisata
Kontribusi pariwisata dalam PDRB persen 1,46 1,50 1,55 1,60 1,65 1,70 1,70
3.8 Mengembangkan BUMDes yang sehat dan profesional dan membentuk kelompok usaha bersama ekonomi produktif skala desa (KUBE)
3.8.1 Terbentuknya BUMDes yang sehat dan profesional
Jumlah BUMDEs Mandiri unit 0,00 5 6 6 7 7 29
4.2 Membina hubungan yang harmonis dan meningkatkan kerjasama antar instansi pemerintah, swasta/bisnis, dan akademisi
4.2.1 Meningkatnya kerjasama dengan instansi pemerintah, swasta/bisnis, akademisi minimal 10 kerjasama/tahun
Jumlah kerjasama (MoU) dengan instansi Kerjasam
n.a 10 10 10 10 10 50
pemerintah, swasta/bisnis, akademisi a/MoU
Meningkatkan kualitas dan akses pelayanan, administrasi kependudukan dan pencatatan sipil demi tercapaianya sistem administrasi kependudukan yang akurat dan
4.3
dinamis
4.3.1 Mempermudah akses administrasi pelayanan kependudukan yang akurat, cepat, dekat dan gratis
Persentase penduduk ber-KTP persen 51,27 63,45 75,63 87,81 99,00 100,00 100,00
5.2 Meningkatkan kualitas dan cakupan pelayanan irigasi untuk mendukung peningkatan produksi pertanian pangan
5.2.1 Terbangunnya tiga daerah irigasi teknis skala menengah Sigulai, Sibuluh dan Suak Lamatan untuk mengairi lahan sawah 3000 ha tahun 2020
Persentase luas sawah yang terairi irigasi persen 17,42 24,91 32,40 39,88 47,37 56,15 56,15
5.3 Meningkatkan ketersediaan perumahan layak huni dan pembangunan infrastruktur permukiman untuk mendukung layanan infrastruktur dasar yang layak
5.3.1 Berkurangnya rumah tidak layak huni
Persentase rumah layak huni persen 44,90 46,66 49,59 53,01 56,19 59,85 59,85
5.3.2 Meningkatnya kualitas dan cakupan pelayanan infrastruktur permukiman
Persentase rumah tangga terakses air minum persen 31,09 36,59 42,09 47,59 53,09 58,63 58,63
Persentase rumah tangga terakses sanitasi
persen 51,81 55,66 59,51 63,36 67,01 71,08 71,08
layak
Persentase ketersediaan infrastruktur
persen 35,00 40,00 45,00 50,00 55,00 60,00 60,00
lingkungan permukiman perkotaan
6 Mengelola sumber daya alam secara optimal, berkelanjutan, dan berwawasan lingkungan
6.1 Meningkatkan pengelolaan lingkungan hidup yang didukung peran aktif seluruh komponen masyarakat
6.1.1 Meningkatnya kesadaran pelestarian lingkungan hidup yang sesuai dengan kondisi daerah dan berwawasan lingkungan
Persentase keterlibatan masyarakat dalam
persen 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00 80,00
pelestarian lingkungan hidup
6.1.2 Terbentuknya dan terbinanya kawasan TAHURA
Persentase pengelolaan kawasan Tahura persen 0,00 25,00 50,00 75,00 100,00 100,00 100,00
7.2 Meningkatkan diversifikasi pangan yang bergizi, seimbang, terjangkau dan terakses oleh seluruh masyarakat
7.2.1 Meningkatnya diversifikasi hasil pangan yang beragam, bergizi, seimbang, terjangkau dan terakses
Jumlah produksi daging sapi kg 7716 30000 50000 70000 90000 110000 110000
Jumlah produksi daging ayam kg 117016 118000 119000 120000 130000 140000 140000
8 Mewujudkan tata kehidupan masyarakat yang rukun dan harmoni dengan pengamalan nilai-nilai syariat
8.1 Meningkatkan kualitas pelaksanaan dan pengamalan nilai-nilai Islam dalam sendi kehidupan bermasyarakat dan di lingkungan pemerintahan
8.1.1 Menguatnya kualitas masyarakat berbasis Al-Qur'an dan Al-Hadits
Jumlah hafizh Al-Qur'an orang 0 5 10 15 20 25 25
8.2 Meningkatkan intensitas penegakan dan pengawasan Qanun dan nilai-nilai syariat (Jinayah, Muamalah dan Aqidah)
8.2.1 Berkurangnya kasus pelanggaran qanun dan nilai-nilai syariat
Jumlah kasus pelanggaran qanun syariat kasus 6 4 2 0 0 0 0
8.3 Melestarikan adat istiadat yang bernilai syariat dan meningkatkan peran kelembagan adat di tengah kehidupan masyarakat
8.3.1 Terbinanya dan terpeliharanya adat istiadat yang bernilai syariat
Persentase adat-istiadat yang dilestarikan persen 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00 80,00
8.3.2 Meningkatnya dan efektifnya kelembagaan adat di tengah-tengah kehidupan masyarakat
Persentase aktifnya kelembagaan adat dan
budaya di tengah-tengah kehidupan persen 40 50 60,00 70,00 80,00 90,00 90,00
masyarakat
BAB VI
STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM PEMBANGUNAN
DAERAH
Terbinanya dan
Melestarikan adat istiadat terpeliharanya adat istiadat
Meningkatkan perlindungan, pengembangan dan aktualisasi nilai dan tradisi/adat
yang bernilai syariat dan yang bernilai syariat
istiadat yang bernilai Syariat dalam rangka memperkaya dan memperkukuh khasanah
meningkatkan peran
budaya; Menguatkan kelembagaan adat dalam upaya pelestarian dan pengembangan
kelembagan adat di tengah
adat-istiadat yang bernilai Syariat.
kehidupan masyarakat
Meningkatnya dan
efektifnya kelembagan adat
di tengah-tengah
kehidupan masyarakat
2.1.1.1 Program peningkatan kualitas pelayanan kesehatan Rasio dokter umum per 1.000 penduduk rasio 0,16 0,18 2.191.200.000 0,22 1.816.800.000 0,26 2.216.800.000 0,30 2.328.379.600 0,34 2.328.379.600 0,34 10.881.559.200
Rasio dokter spesialis per 1.000 penduduk rasio 0,21 0,24 2.191.200.000 0,27 1.816.800.000 0,30 2.216.800.000 0,33 2.328.379.600 0,36 2.328.379.600 0,36 10.881.559.200
Rasio bidan per 1.000 penduduk rasio 0,89 0,92 2.191.200.000 0,94 1.816.800.000 0,96 2.216.800.000 0,98 2.328.379.600 1,00 2.328.379.600 1,00 10.881.559.200
Rasio perawat per 1.000 penduduk rasio 1,67 1,68 2.191.200.000 1,69 1.816.800.000 1,70 2.216.800.000 1,71 2.328.379.600 1,72 2.328.379.600 1,72 10.881.559.200
Rasio puskesmas per 1.000 penduduk rasio 0,13 0,14 0 0,15 2.000.000.000 0,16 2.100.000.000 0,16 2.200.000.000 0,16 2.300.000.000 0,16 8.600.000.000
Rasio RSUD per 1000 penduduk rasio 0,01 0,01 0 0,01 40.800.000.000 0,01 42.100.000.000 0,01 41.254.463.875 0,01 47.175.000.000 0,01 171.329.463.875 Dinkes
Angka harapan hidup tahun 64,78 65,08 2.191.200.000 65,23 1.816.800.000 65,38 2.216.800.000 65,53 2.328.379.600 65,68 2.328.379.600 65,68 10.881.559.200 dan RSUD
Persentase cakupan layanan BPJS persen 60,00 70,00 8.902.931.185 80,00 5.722.209.280 90,00 17.500.000.000 100,00 17.500.000.000 100,00 17.500.000.000 100,00 67.125.140.464
Indeks kepuasan masyarakat bidang sangat sangat sangat
predikat n.a baik 8.932.931.185 baik 5.797.209.280 baik 17.838.884.000 17.807.500.000 17.807.500.000 68.184.024.464
kesehatan baik baik baik
2.3.1 Meningkatnya status gizi masyarakat 380.000.000 390.000.000 777.160.000 792.500.000 792.500.000 3.132.160.000
2.3.1.1 Program peningkatan gizi masyarakat Persentase balita gizi buruk persen 0,54 0,40 380.000.000 0,30 390.000.000 0,20 777.160.000 0,10 792.500.000 0,00 792.500.000 0,00 3.132.160.000 Dinkes dan RSUD
2.5.1 Meningkatnya diversifikasi obat kimia ke herbal 368.591.292 1.200.000.000 4.562.863.500 5.494.377.677 5.900.000.000 17.525.832.469
Dinkes
2.5.1.1 Program diversifikasi obat kimia ke herbal Persentase diversifikasi obat kimia ke herbal persen n.a 20,00 368.591.292 40,00 1.200.000.000 60,00 4.562.863.500 80,00 5.494.377.677 100,00 5.900.000.000 100,00 17.525.832.469
dan RSUD
3.3.1 Meningkatnya produksi perikanan dan kelautan 3.200.000.000 3.221.453.839 3.371.375.000 5.975.625.000 10.789.406.250 26.557.860.089
Program pengembangan industri pengolahan Jumlah industri pengolahan hasil cengkeh, Disperind
3.4.2.1 unit 2 6 343.333.333 6 1.087.500.000 6 1.137.500.000 6 1.529.166.667 6 1.979.166.667 6 6.076.666.667
pertanian kelapa dalam, kelapa sawit dan minyak atsiri ag
3.4.3 Meningkatnya kontribusi industri pengolahan 50.000.000 137.500.000 137.500.000 212.500.000 312.500.000 850.000.000
Disperind
3.4.3.1 Program pengembangan industri pengolahan Kontribusi industri pengolahan dalam PDRB persen 1,39 1,44 50.000.000 1,49 137.500.000 1,53 137.500.000 1,57 212.500.000 1,61 312.500.000 1,61 850.000.000
ag
5.4.1.1 Program pembangunan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Luas RTH publik yang dikelola Hektar 4,17 6,07 129.000.000 6,07 1.353.000.000 7,27 1.820.000.000 7,27 2.285.000.000 7,27 2.845.000.000 7,27 8.432.000.000 DPUPR
Tertatanya kawasan perkotaan yang
5.4.2 representatif (Suka Jaya, Sinabang, Suka Maju, 1.530.000.000 3.430.000.000 3.900.000.000 6.150.000.000 6.900.000.000 21.910.000.000
Air Dingin dan Suka Karya)
5.4.2.1 Program penataan kawasan perkotaan
Jumlah dokumen dan regulasi perencanaan
dokumen 2,00 1,00 500.000.000 1,00 1.500.000.000 1,00 1.750.000.000 1,00 2.900.000.000 1,00 3.250.000.000 7,00 9.900.000.000
tata ruang DPUPR
Persentase penataan kawasan kota sinabang
persen 50,00 60,00 1.030.000.000 70,00 1.930.000.000 80,00 2.150.000.000 90,00 3.250.000.000 100,00 3.650.000.000 0,00 12.010.000.000
yang representatif
6.1.2.1 Program pengelolaan kawasan Tahura Persentase pengelolaan kawasan Tahura persen 0,00 25,00 245.743.750 50,00 826.600.000 75,00 470.800.000 100,00 478.000.000 100,00 600.000.000 100,00 2.621.143.750 DLH
6.2.2.1 Program pembinaan unit usaha berbasis sampah Jumlah usaha ekonomi yang berbasis sampah unit n.a. 3 100.000.000 6 250.000.000 9 375.000.000 12 600.000.000 15 624.625.375 15 1.949.625.375 DLH
BAB VII
KERANGKA PENDANAAN PEMBANGUNAN DAN PROGRAM
PERANGKAT DAERAH
KAPASITAS RIIL
829.073.851.789,00 903.940.073.339,00 987.477.857.692,00 1.080.684.251.462,00 1.184.672.298.925,00
KEUANGAN
2 BELANJA 829.073.851.789,00 903.940.073.338,84 987.477.857.692,14 1.080.684.251.462,31 1.184.672.298.925,16
Belanja Tidak
2.1 413.499.225.905,03 418.825.398.206,71 424.253.934.525,73 429.786.876.049,05 435.426.304.778,41
Langsung
2.1.1 Belanja Pegawai 255.088.030.393,83 260.189.791.001,71 265.393.586.821,74 270.701.458.558,18 276.115.487.729,34
2.1.2 Belanja Hibah 2.909.200.000,00 2.909.200.000,00 2.909.200.000,00 2.909.200.000,00 2.909.200.000,00
Belanja Bantuan
2.1.3 1.826.128.020,00 1.826.128.020,00 1.826.128.020,00 1.826.128.020,00 1.826.128.020,00
Sosial
2.1.4 Belanja Bagi Hasil 671.127.287,20 672.115.335,71 673.104.838,84 674.095.798,74 675.088.217,56
Belanja Bantuan
2.1.5 150.004.740.204,00 150.225.580.515,97 150.446.745.953,95 150.668.236.996,60 150.890.054.123,29
Keuangan
Belanja Tidak
2.1.6 3.000.000.000,00 3.002.583.333,33 3.005.168.891,20 3.007.756.675,53 3.010.346.688,22
Terduga
Tabel 7.2
Indikasi Rencana Program Prioritas Yang Disertai Kebutuhan Pendanaan Kabupaten Simeulue
Kondisi Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Perangkat
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kinerja Program Kinerja Kondisi Kinerja Pada Akhir Daerah
Kode Satuan 2018 2019 2020 2021 2022
Program Prioritas Pembangunan (Outcome) Awal Periode RPJMK Penanggung
RPJMK Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Jawab
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Program Pengembangan
1 01 25 Pelaksanaan Syariat Islam di 200.000.000 110.000.000 221.000.000 133.100.000 146.410.000 810.510.000 Disdik
Lokasi Sekolah
Persentase SD yang memiliki
tambahan jam pelajaran agama persen n.a. 50,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 0
Islam minimal 4 jam sehari
Persentase SMP yang memiliki
tambahan jam pelajaran agama persen n.a. 50,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 0
Islam minimal 4 jam sehari
0
1 02 Kesehatan 44.181.665.661 80.811.731.559 118.094.346.500 120.989.374.239 128.308.819.672 492.385.937.632
Program Pelayanan Administrasi Indeks kepuasan masyarakat Dinkes dan
1 02 01 predikat n.a baik 11.560.500.000 baik 12.138.525.000 baik 12.745.451.250 sangat baik 15.000.000.000 sangat baik 15.750.000.000 sangat baik 67.194.476.250
Perkantoran terhadap pelayanan pemerintah RSUD
Program Peningkatan Sarana dan Tingkat ketersediaan kebutuhan Dinkes dan
1 02 02 persen n.a 75,00 867.500.000 77,00 910.875.000 80,00 956.418.750 82,00 1.004.239.688 82,00 1.054.451.672 82,00 4.793.485.109
Prasarana Aparatur sarana dan prasarana aparatur RSUD
Program Peningkatan Disiplin Dinkes dan
1 02 03 Tingkat kedisiplinan aparatur persen n.a 70,00 0 73,00 449.000.000 77,00 0 80,00 231.000.000 85,00 291.000.000 85,00 971.000.000
Aparatur RSUD
Program Peningkatan Kapasitas Jumlah ASN yang memiliki Dinkes dan
1 02 05 orang n.a. 100,00 0 120,00 600.000.000 150,00 630.000.000 170,00 661.500.000 180,00 694.575.000 540,00 2.586.075.000
Sumber Daya Aparatur kompetensi RSUD
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Program Peningkatan
Dinkes dan
1 02 06 Pengembangan Sistem Pelaporan 40.000.000 150.000.000 150.000.000 150.000.000 150.000.000 640.000.000
RSUD
Capaian Kinerja dan Keuangan
LPPD berkategori tinggi kategori sedang tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi 0
LAKIP kategori B predikat C B B B B B B 0
Program Obat dan Perbekalan Persentase diversifikasi obat kimia
1 02 15 persen n.a 20,00 120.000.000 40,00 1.000.000.000 60,00 4.000.000.000 80,00 4.876.366.000 100,00 5.000.000.000 100,00 14.996.366.000 Dinkes
Kesehatan ke herbal
Program Upaya Kesehatan Dinkes dan
1 02 16 10.956.000.000 9.084.000.000 11.084.000.000 11.641.898.000 11.641.898.000 54.407.796.000
Masyarakat RSUD
Rasio dokter umum per 1.000
rasio 0,16 0,18 0,22 0,26 0,30 0,34 0,34 0
penduduk
Rasio dokter spesialis per 1.000
rasio 0,21 0,24 0,27 0,30 0,33 0,36 0,36 0
penduduk
Rasio bidan per 1.000 penduduk rasio 0,89 0,92 0,94 0,96 0,98 1,00 1,00 0
Rasio perawat per 1.000 penduduk rasio 1,67 1,68 1,69 1,70 1,71 1,72 1,72 0
Angka harapan hidup tahun 64,78 65,08 65,23 65,38 65,53 65,68 65,68 0
Program Pengawasan Obat dan Persentase diversifikasi obat kimia
1 02 17 persen n.a 20,00 248.591.292 40,00 200.000.000 60,00 562.863.500 80,00 618.011.677 100,00 900.000.000 100,00 2.529.466.469 Dinkes
Makanan ke herbal
Program Promosi Kesehatan dan Persentase RT berperilaku bersih
1 02 19 persen 62,28 67,28 561.000.000 72,28 570.000.000 77,28 357.000.000 82,28 500.000.000 87,28 500.000.000 87,28 2.488.000.000 Dinkes
Pemberdayaan Masyarakat dan sehat
Program Perbaikan Gizi
1 02 20 Persentase balita gizi buruk persen 0,54 0,40 380.000.000 0,30 390.000.000 0,20 777.160.000 0,10 792.500.000 0,00 792.500.000 0,00 3.132.160.000 Dinkes
Masyarakat
Program Pengembangan Persentase RT berperilaku bersih
1 02 21 persen 62,28 67,28 100.000.000 72,28 500.000.000 77,28 1.979.200.000 82,28 2.000.000.000 87,28 2.000.000.000 87,28 6.579.200.000 Dinkes
Lingkungan Sehat dan sehat
Persentase terbentuknya unit
Program Pencegahan dan
1 02 22 reaksi cepat pelayanan kesehatan persen 0,00 50,00 767.000.000 100,00 0 100,00 4.542.219.000 100,00 4.000.000.000 100,00 4.000.000.000 100,00 13.309.219.000 Dinkes
Penanggulangan Penyakit Menular
di setiap kecamatan
Program Standarisasi Pelayanan
1 02 23 60.000.000 150.000.000 677.768.000 615.000.000 615.000.000 2.117.768.000 Dinkes
Kesehatan
Persentase ketersediaan layanan
evakuasi medis yang berkualitas persen 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00 90,00 90,00 0
(darat, laut dan udara)
Indeks kepuasan masyarakat sangat sangat sangat
predikat n.a baik baik baik 0
bidang kesehatan baik baik baik
Program Pengadaan, Peningkatan
dan Perbaikan Sarana dan Rasio puskesmas per 1.000
1 02 25 rasio 0,13 0,14 0 0,15 2.000.000.000 0,16 2.100.000.000 0,16 2.200.000.000 0,16 2.300.000.000 0,16 8.600.000.000 Dinkes
Prasarana Puskesmas/Puskesmas penduduk
Pembantu dan Jaringannya
Program Pengadaan, Peningkatan
Sarana dan Prasarana Rumah
1 02 26 Rasio RSUD per 1000 penduduk rasio 0,01 0,01 0 0,01 39.825.000.000 0,01 39.575.000.000 0,01 38.254.463.875 0,01 43.675.000.000 0,01 161.329.463.875 RSUD
Sakit/Rumah Sakit Jiwa/Rumah
Sakit Paru-Paru/Rumah Sakit Mata
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Program Pengembangan Kinerja
1 03 27 Pengelolaan Air Minum dan Air 22.398.000.000 12.894.500.000 20.136.825.000 22.000.000.000 24.000.000.000 101.429.325.000 DPUPR
Limbah
Persentase rumah tangga terakses
persen 31,09 36,59 42,09 47,59 53,09 58,63 58,63 0
air minum
Persentase rumah tangga terakses
persen 51,81 55,66 59,51 63,36 67,01 71,08 71,08 0
sanitasi layak
Persentase luas kawasan
permukiman yang terhindar dari
1 03 28 Program Pengendalian Banjir persen 30,00 35,00 0 40,00 650.000.000 45,00 800.000.000 50,00 950.000.000 55,00 1.000.000.000 55,00 3.400.000.000 BPBD
dampak banjir dan ancaman abrasi
pantai
Persentase ketersediaan
Program Pengembangan
1 03 30 infrastruktur lingkungan persen 35,00 40,00 3.200.000.000 45,00 8.000.000.000 50,00 15.000.000.000 55,00 25.000.000.000 60,00 26.000.000.000 60,00 77.200.000.000 DPUPR
Infrastruktur Perdesaan
permukiman perkotaan
1 03 31 Program Perencanaan Tata Ruang 1.000.000.000 3.000.000.000 3.500.000.000 5.800.000.000 6.500.000.000 19.800.000.000 DPUPR
Jumlah dokumen dan regulasi
dokumen 2,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 7,00 0
perencanaan tata ruang
Persentase penataan kawasan kota
persen 50,00 60,00 70,00 80,00 90,00 100,00 0,00 0
sinabang yang representatif
Program Pengendalian Persentase penataan kawasan kota
1 03 33 persen 50,00 60,00 530.000.000 70,00 430.000.000 80,00 400.000.000 90,00 350.000.000 100,00 400.000.000 0,00 2.110.000.000 DPUPR
Pemanfaatan Ruang sinabang yang representatif
0
1 04 Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman 2.610.000.000 2.800.000.000 4.000.000.000 4.689.705.347 6.500.000.000 20.599.705.347
Program Pengembangan
1 04 15 2.460.000.000 2.650.000.000 3.850.000.000 4.539.705.347 6.350.000.000 19.849.705.347 DPUPR
Perumahan
Tingkat Kemiskinan persen 19,93 18,95 18,46 17,98 17,49 17,00 17,00 0
Persentase rumah layak huni persen 44,90 46,66 49,59 53,01 56,19 59,85 59,85 0
Program Pengelolaan Areal
1 04 20 Jumlah TPU yang tertata TPU 1,00 1,00 150.000.000 2,00 150.000.000 3,00 150.000.000 4,00 150.000.000 5,00 150.000.000 5,00 750.000.000 DPUPR
Pemakaman
0
1 05 Ketentraman dan Ketertiban Umum serta Perlindungan Masyarakat 7.519.309.000 11.352.050.000 11.385.875.890 13.056.758.399 17.715.038.474 61.029.031.763
Bakesbangpol
Program Pelayanan Administrasi Indeks kepuasan masyarakat
1 05 01 predikat n.a baik 2.570.000.000 baik 2.590.500.000 baik 2.612.025.000 sangat baik 2.634.626.250 sangat baik 2.658.357.563 sangat baik 13.065.508.813 dan Satpol PP
Perkantoran terhadap pelayanan pemerintah
WH
Bakesbangpol
Program Peningkatan Sarana dan Tingkat ketersediaan kebutuhan
1 05 02 persen n.a 75,00 426.000.000 77,00 1.000.000.000 80,00 1.150.000.000 82,00 1.322.500.000 82,00 3.718.138.012 82,00 7.616.638.012 dan Satpol PP
Prasarana Aparatur sarana dan prasarana aparatur
WH
Bakesbangpol
Program Peningkatan Disiplin
1 05 03 Tingkat kedisiplinan aparatur persen n.a 70,00 0 73,00 726.800.000 77,00 0 80,00 710.465.000 85,00 0 85,00 1.437.265.000 dan Satpol PP
Aparatur
WH
Bakesbangpol
Program Peningkatan Kapasitas Jumlah ASN yang memiliki
1 05 05 orang n.a. 100,00 427.309.000 120,00 435.750.000 150,00 446.825.890 170,00 458.808.399 180,00 469.789.149 540,00 2.238.482.438 dan Satpol PP
Sumber Daya Aparatur kompetensi
WH
Program Peningkatan Bakesbangpol
1 05 06 Pengembangan Sistem Pelaporan 40.000.000 150.000.000 150.000.000 150.000.000 150.000.000 640.000.000 dan Satpol PP
Capaian Kinerja dan Keuangan WH
LPPD berkategori tinggi kategori sedang tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi 0
LAKIP kategori B predikat C B B B B B B 0
Bakesbangpol
Program Peningkatan Keamanan Meningkatnya keamanan dan
1 05 15 persen 70,00 75,00 165.000.000 80,00 1.500.000.000 85,00 2.000.000.000 87,00 2.500.000.000 90,00 4.300.000.000 90,00 10.465.000.000 dan Satpol PP
dan Kenyamanan Lingkungan kenyamanan lingkungan
WH
Program Pendidikan Politik Jumlah LSM Ormas dan OKP yang Bakesbangpol
1 05 21 unit 31,00 34,00 775.000.000 36,00 886.500.000 38,00 865.150.000 40,00 1.011.665.000 42,00 1.051.665.000 42,00 4.589.980.000
Masyarakat aktif dan Setdakab
0
1 06 Sosial 11.499.666.122 27.735.050.436 29.674.558.008 34.983.421.303 42.941.402.784 146.834.098.653
Program Pelayanan Administrasi Indeks kepuasan masyarakat Dinsos dan
1 06 01 predikat n.a baik 1.400.000.000 baik 2.591.120.000 baik 2.622.620.000 sangat baik 2.655.695.000 sangat baik 3.371.512.365 sangat baik 12.640.947.365
Perkantoran terhadap pelayanan pemerintah BPBD
Program Peningkatan Sarana dan Tingkat ketersediaan kebutuhan Dinsos dan
1 06 02 persen n.a 75,00 861.266.122 77,00 3.122.392.734 80,00 3.434.632.008 82,00 3.778.095.208 82,00 4.662.904.729 82,00 15.859.290.801
Prasarana Aparatur sarana dan prasarana aparatur BPBD
Program Peningkatan Disiplin Dinsos dan
1 06 03 Tingkat kedisiplinan aparatur persen n.a 70,00 0 73,00 77.970.000 77,00 0 80,00 88.055.570 85,00 0 85,00 166.025.570
Aparatur BPBD
Program Peningkatan Kapasitas Jumlah ASN yang memiliki Dinsos dan
1 06 05 orang n.a. 100,00 98.400.000 120,00 103.240.000 150,00 158.564.000 170,00 164.420.400 180,00 170.862.440 540,00 695.486.840
Sumber Daya Aparatur kompetensi BPBD
Program Peningkatan
Dinsos dan
1 06 06 Pengembangan Sistem Pelaporan 200.000.000 240.000.000 285.250.000 290.762.500 296.550.625 1.312.563.125
BPBD
Capaian Kinerja dan Keuangan
LPPD berkategori tinggi kategori sedang tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi 0
LAKIP kategori B predikat C B B B B B B 0
Program Pemberdayaan Fakir
Miskin, Komunikasi Adat
1 06 15 Terpencil (KAT) dan Penyandang 5.650.000.000 4.783.517.000 4.783.517.000 4.783.517.000 5.000.000.000 25.000.551.000 Dinsos
Masalah Kesejahteraan Sosialisasi
(PMKS) Lainnya
Tingkat Kemiskinan persen 19,93 18,95 18,46 17,98 17,49 17,00 17,00 0
Persentase PMKS yang dibina persen 45,15 50,00 60,00 70,00 80,00 100,00 100,00 0
Program Pelayanan dan Dinsos dan
1 06 16 995.000.000 1.252.310.702 950.000.000 2.992.470.000 4.271.717.000 10.461.497.702
Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial Bappeda
Tingkat Kemiskinan persen 19,93 18,95 18,46 17,98 17,49 17,00 17,00 0
Persentase PMKS yang dibina persen 45,15 50,00 60,00 70,00 80,00 100,00 100,00 0
Program Pembinaan Anak
1 06 17 Persentase PMKS yang dibina persen 45,15 50,00 120.000.000 60,00 500.000.000 70,00 500.000.000 80,00 931.700.000 100,00 1.300.000.000 100,00 3.351.700.000 Dinsos
Terlantar
Program Pembinaan Para
1 06 18 Persentase PMKS yang dibina persen 45,15 50,00 245.000.000 60,00 257.250.000 70,00 270.112.500 80,00 465.850.000 100,00 500.000.000 100,00 1.738.212.500 Dinsos
Penyandang Cacat dan Trauma
Program Pembinaan Panti
1 06 19 Persentase PMKS yang dibina persen 45,15 50,00 145.000.000 60,00 152.250.000 70,00 159.862.500 80,00 167.855.625 100,00 167.855.625 100,00 792.823.750 Dinsos
Asuhan/Panti Jompo
Program Kesiapsiagaan,
1 06 22 Pencegahan Dini dan Tanggap Indeks resiko bencana indeks 162 (tinggi) 157 (tinggi) 0 152 (tinggi) 2.000.000.000 147 (tinggi) 2.270.000.000 142 (sedang) 2.225.000.000 137 (sedang) 4.500.000.000 137 (sedang) 10.995.000.000 BPBD
Darurat Bencana
142 137 137
Program Penguatan Kelembagaan 162 152 147
1 06 23 Indeks resiko bencana indeks 157 (tinggi) 670.000.000 1.500.000.000 5.000.000.000 (sedang 7.000.000.000 (sedang 8.000.000.000 (sedang 22.170.000.000 BPBD
Penanggulangan Bencana (tinggi) (tinggi) (tinggi)
) ) )
Program Rehabilitasi dan Persentase KK terdampak bencana
1 06 24 persen n.a. 50,00 500.000.000 60,00 5.470.000.000 70,00 4.705.000.000 80,00 4.805.000.000 90,00 5.500.000.000 90,00 20.980.000.000 BPBD
Rekonstruksi Pasca Bencana yang tertangani
Program Peningkatan Kesiagaan Cakupan layanan penanganan
1 06 25 persen 20,00 40,00 330.000.000 50,00 5.000.000.000 60,00 3.850.000.000 70,00 3.850.000.000 80,00 4.000.000.000 80,00 17.030.000.000 BPBD
dan Pencegahan Bahaya Kebakaran bahaya kebakaran
0
2 Tidak Terkait Pelayanan Dasar 39.597.619.645 68.387.050.663 66.090.888.916 68.841.557.861 75.120.356.140 318.037.473.223
2 01 Tenaga Kerja 566.000.424 1.252.700.445 1.447.376.467 2.590.972.951 3.281.728.701 9.138.778.988
Program Pelayanan Administrasi Indeks kepuasan masyarakat
1 02 01 predikat n.a baik 73.000.424 baik 76.650.445 baik 80.482.967 sangat baik 84.507.115 sangat baik 88.732.471 sangat baik 403.373.422 DPMT2PTSP
Perkantoran terhadap pelayanan pemerintah
Program Peningkatan Kualitas dan
2 01 15 Angka TPAK persen 63,00 64,00 280.000.000 65,00 300.000.000 66,00 400.000.000 67,00 1.435.000.000 68,00 2.000.000.000 68,00 4.415.000.000 DPMT2PTSP
Produktivitas Tenaga Kerja
Program Peningkatan Kesempatan
2 01 16 Angka TPT persen 9,64 9,40 153.000.000 9,00 806.050.000 8,70 886.893.500 8,50 981.465.836 8,00 1.092.996.230 8,00 3.920.405.566 DPMT2PTSP
Kerja
Program Perlindungan dan
2 01 17 pengembangan Lembaga Angka TPAK persen 63,00 64,00 60.000.000 65,00 70.000.000 66,00 80.000.000 67,00 90.000.000 68,00 100.000.000 68,00 400.000.000 DPMT2PTSP
Ketenagakerjaan
0
2 02 Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak 1.723.000.000 1.904.220.000 2.059.944.500 2.284.662.075 2.529.397.564 10.501.224.139
Program Pelayanan Administrasi Indeks kepuasan masyarakat
2 02 01 predikat n.a baik 415.000.000 baik 435.750.000 baik 457.537.500 sangat baik 480.414.375 sangat baik 504.435.094 sangat baik 2.293.136.969 DP3AKB
Perkantoran terhadap pelayanan pemerintah
Program Peningkatan Sarana dan Tingkat ketersediaan kebutuhan
2 02 02 persen n.a 75,00 310.000.000 77,00 269.570.000 80,00 286.527.000 82,00 305.179.700 82,00 365.697.670 82,00 1.536.974.370 DP3AKB
Prasarana Aparatur sarana dan prasarana aparatur
Program Peningkatan Disiplin
2 02 03 Tingkat kedisiplinan aparatur persen n.a 70,00 0 73,00 23.100.000 77,00 0 80,00 23.100.000 85,00 0 85,00 46.200.000 DP3AKB
Aparatur
Program Peningkatan Kapasitas Jumlah ASN yang memiliki
2 02 05 orang n.a. 100,00 40.000.000 120,00 44.000.000 150,00 48.400.000 170,00 53.240.000 180,00 58.564.000 540,00 244.204.000 DP3AKB
Sumber Daya Aparatur kompetensi
Program Peningkatan
2 02 06 Pengembangan Sistem Pelaporan 20.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 320.000.000 DP3AKB
Capaian Kinerja dan Keuangan
LPPD berkategori tinggi kategori sedang tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi 0
LAKIP kategori B predikat C B B B B B B 0
Program Keserasian Kebijakan
2 02 15 Peningkatan Kualitas Anak dan Rasio KDRT 110.000.000 121.000.000 133.100.000 146.410.000 161.051.000 671.561.000 DP3AKB
Perempuan
Indeks Pembangunan Gender (IPG) indeks 76,19 76,83 77,47 78,11 78,75 79,39 79,39 0
Program Pemberdayaan
Masyarakat Dalam Pengawasan Jumlah kasus illegal fishing yang
3 01 16 persen 40,00 60,00 210.000.000 80,00 220.500.000 100,00 231.525.000 100,00 243.101.250 100,00 255.256.312 100,00 1.160.382.562 DKP
dan Pengendalian Sumber Daya terselesaikan
Kelautan
Program Peningkatan Kesadaran Meningkatkan kesadaran
3 01 17 dan Penegakan Hukum Dalam masyarakat dalam pendayagunaan persen 25,00 25,00 0 35,00 75.000.000 45,00 112.500.000 55,00 150.000.000 65,00 187.500.000 65,00 525.000.000 DKP
Pendayagunaan Sumber Daya Laut sumberdaya laut
Program Peningkatan Kegiatan Meningkatkan pengetahuan
3 01 19 Budaya Kelautan dan Wawasan industri bahari dan meningkatkan persen 70,00 72,00 0 75,00 60.000.000 77,00 75.000.000 78,00 150.000.000 80,00 150.000.000 80,00 435.000.000 DKP
Maritim Kepada Masyarakat minat konsumsi ikan
Program Pengembangan Budidaya Jumlah produksi perikanan
3 01 20 ton 23,73 32,73 1.650.000.000 42,73 1.343.953.839 52,73 1.400.000.000 62,73 2.000.000.000 72,73 3.500.000.000 72,73 9.893.953.839 DKP
Perikanan budidaya
Program Pengembangan Perikanan
3 01 21 Jumlah produksi perikanan laut ton 14.653,00 16.000,00 1.550.000.000 17.000,00 1.627.500.000 18.000,00 1.708.875.000 19.000,00 3.700.000.000 20.000,00 7.000.000.000 20.000,00 15.586.375.000 DKP
Tangkap
Program Pengembangan Sistem Jumlah produksi perikanan
3 01 22 ton 23,73 32,73 0 42,73 250.000.000 52,73 262.500.000 62,73 275.625.000 72,73 289.406.250 72,73 1.077.531.250 DKP
Penyuluhan Perikanan budidaya
0
3 02 Pariwisata 3.830.000.000 6.839.875.000 5.994.428.750 7.320.573.938 10.069.173.446 34.054.051.133
Program Pelayanan Administrasi Indeks kepuasan masyarakat
3 02 01 predikat n.a baik 510.000.000 baik 535.500.000 baik 562.275.000 sangat baik 590.388.750 sangat baik 619.908.188 sangat baik 2.818.071.938 Disparbud
Perkantoran terhadap pelayanan pemerintah
Program Peningkatan Sarana dan Tingkat ketersediaan kebutuhan
3 02 02 persen n.a 75,00 210.000.000 77,00 1.852.000.000 80,00 860.200.000 82,00 524.720.000 82,00 524.720.000 82,00 3.971.640.000 Disparbud
Prasarana Aparatur sarana dan prasarana aparatur
Setdakab,
Sek.DPRK,
Sek.MPU,
Simtim,
Simteng,
Program Peningkatan
Simbar, Tepsel,
4 01 06 Pengembangan Sistem Pelaporan 380.000.000 1.550.000.000 1.540.000.000 1.614.000.000 1.662.400.000 6.746.400.000
Salang, Tepbar,
Capaian Kinerja dan Keuangan
Teldal, Alafan,
Tepteng,
Simcut,
Dinsyar dan
Sek.BMK
LPPD berkategori tinggi kategori sedang tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi 0
LAKIP kategori B predikat C B B B B B B 0
Program Peningkatan Kapasitas
Meningkatnya kapasitas lembaga
4 01 15 Lembaga Perwakilan Rakyat persen 70,00 72,00 4.202.114.000 74,00 4.622.325.400 76,00 5.084.557.940 78,00 7.000.000.000 80,00 9.500.000.000 80,00 30.408.997.340 Sek.DPRK
perwakilan rakyat daerah
Daerah
Program Peningkatan Pelayanan
Tingkat pelayanan kedinasan
4 01 16 Kedinasan Kepala Daerah/Wakil persen 80,00 81,00 484.531.688 82,00 508.758.272 83,00 534.196.186 84,00 850.000.000 85,00 1.400.000.000 85,00 3.777.486.146 Setdakab
kepala daerah/wakil kepala daerah
Kepala Daerah
Program Penataan Peraturan
4 01 26 1.200.000.000 1.200.000.000 1.200.000.000 1.900.000.000 3.200.000.000 8.700.000.000 Setdakab
Perundang-Undangan
Capaian produk hukum daerah
qanun 0,00 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00 50,00 0
yang terealisasi
Jumlah perbup perbup 0,00 20,00 20,00 20,00 20,00 20,00 100,00 0
Tersedianya data evaluasi
Program Penataan Daerah Otonomi Ada/Tida
4 01 27 kemampuan penyelenggaraan persen Ada 200.000.000 Ada 350.000.000 Ada 400.000.000 Ada 450.000.000 Ada 500.000.000 Ada 1.900.000.000 Setdakab
Baru k Ada
otonomi daerah
Setdakab,
Simtim,
Simteng,
Program Peningkatan Pelayanan
4 01 21 4.182.200.000 4.652.000.000 4.687.000.000 5.825.000.000 7.825.000.000 27.171.200.000 Simbar, Tepsel,
Kehidupan Beragama
Salang, Tepbar,
Teldal, Alafan,
Tepteng,
Persentase efektifitas
persen 40,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 0
penyelenggaraan TPQ
Persentase hari-hari besar
persen 0,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 0
keagamaan yang terlaksana
Program Peningkatan Pengawasan
dan Pengendalian Qanun Syariat Jumlah kasus pelanggaran qanun
4 01 29 kasus 6,00 4,00 0 2,00 500.000.000 0,00 525.000.000 0,00 1.000.000.000 0,00 1.589.922.440 0,00 3.614.922.440 Satpol PP WH
Islam serta Kebijakan Kepala syariat
Daerah
BAB VIII
KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH
Kondisi
Target Kondisi
No Indikator Satuan Awal
Akhir
(2016) 2018 2019 2020 2021 2022
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Misi 1 : Mewujudkan pendidikan yang berkualitas untuk menghasilkan sumber daya manusia yang unggul dan berdaya saing
1 Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI % 91,05 95,67 95,97 96,27 96,57 100 100
2 Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs % 68,67 76,38 77,31 78,24 79,17 80,10 80,10
3 Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI % 102,94 105 108 111 114 117 117
4 Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs % 93,55 97,22 97,95 98,68 99,41 100 100
5 Angka Melek huruf % 98,71 99,01 99,16 99,31 99,46 99,61 99,61
6 Angka rata-rata lama sekolah Tahun 8,91 8,93 8,96 9,0 9,13 9,16 9,16
7 Angka harapan sekolah Tahun 13,07 13,27 13,37 13,47 13,57 13,67 13,67
Persentase SD/SMP yang memiliki perpustakaan
8 % 81,28 85,0 90,0 95,0 100 100 100
yang baik
9 Persentase ruang kelas yang baik di SD/SMP % 34,55 50 60 70 80 90 90
Jumlah peserta didik setiap rombel untuk SD/MI
tidak melebihi 32 orang. Setiap rombongan belajar
10 tersedia 1 (satu) ruang kelas dengan meja dan % 81 82 85 90 95 100 100
kursi yang cukup untuk peserta didik dan guru
serta papan tulis.
Di setiap SD/MI tersedia satu ruang guru yang
dilengkapi dengan meja dan kursi untuk setiap
11 % 57 70 80 90 95 100 100
orang guru, kepala sekolah dan staf kependidikan
lainnya
Di setiap SD/MI tersedia 2 (dua) orang guru yang
memenuhi kualifikasi akademik S1 atau D-IV dan
11 % 82 81 85 90 95 100 100
2 (dua) orang guru yang telah memiliki sertifikat
pendidik
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
12 Jumlah kepala SD/MI berkualifikasi akademik S- 71 75 80 85 90 100 100
%
1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik
Jumlah pengawas SD/MI berkualifikasi akademik
13 S-1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat % 79 85 90 95 100 100 100
pendidik
Persentase jumlah peserta didik dalam setiap
rombongan belajar untuk SMP/MTs tidak
melebihi 36 orang. Untuk setiap rombongan
14 % 81 81 85 90 95 100 100
belajar tersedia 1 (satu) ruang kelas yang
dilengkapi dengan meja dan kursi yang cukup
untuk peserta didik dan guru serta papan tulis.
Persentase SMP dan MTs tersedia ruang
laboratorium IPA yang ada meja dan kursi yang
15 % 81 81 85 90 95 100 100
cukup untuk 36 peserta didik dan minimal satu
set peralatan praktek IPA untuk peserta didik.
Persentase SMP/MTs tersedia satu ruang guru
yang ada dengan meja dan kursi untuk setiap
16 orang guru, kepala sekolah dan staf kependidikan % 81 81 85 90 95 100 100
lainnya; dan di setiap SMP/MTs tersedia ruang
kepala sekolah yang terpisah dari ruang guru.
Persentase SMP/MTs tersedia 1 (satu) orang guru
untuk setiap mata pelajaran, dan untuk daerah
17 % 81 81 85 90 95 100 100
khusus tersedia satu orang guru untuk setiap
rumpun mata pelajaran.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Di setiap SMP/MTs tersedia guru dengan
kualifikasi akademik S-1 atau D-IV sebanyak 70%
dan separuh diantaranya (35% dari keseluruhan
18 % 81 85 90 95 100 100 100
guru) telah memiliki sertifikat pendidik, untuk
daerah khusus masing-masing sebanyak 40% dan
20%
Persentase SD yang memiliki tambahan jam
19 % n/a 50 100 100 100 100 100
pelajaran agama Islam minimal 4 jam sehari
Persentase SMP yang memiliki tambahan jam
20 % n/a 50 100 100 100 100 100
pelajaran agama Islam minimal 4 jam sehari
21 Persentase efektifitas penyelenggaraan TPQ % 40 100 100 100 100 100 100
Indeks pendidikan karakter di SD dan SMP Sangat Sangat Sangat
22 Predikat n/a Baik baik baik
(predikat) baik baik baik
23 Jumlah pengunjung pustaka orang 0 0 0 3.600 5.400 7.200 7.200
24 Organisasi pemuda yang dibina buah 20 22 24 26 28 30 30
25 Jumlah klub olahraga per 10.000 penduduk rasio 31,24 32,24 33,24 34,24 35,24 36,24 36,24
26 Cakupan pembinaan olahraga % 92 95 100 100 100 100 100
27 Jumlah prestasi olahraga prestasi 16 27 32 37 41 46 46
28 Indeks Pembangunan Gender (IPG) Indeks 76,19 76,83 77,47 78,11 78,75 79,39 79,39
29 Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) Indeks 57,82 58,82 59,82 60,82 61,82 62,82 62,82
Misi 2 : Mewujudkan pelayanan kesehatan yang berkualitas, terjangkau dan merata
1 Rasio dokter umum per 1.000 penduduk rasio 0,16 0,18 0,22 0,26 0,30 0,34 0,34
Rasio dokter spesialis per Rasio
2 0,21 0,24 0,27 0,30 0,33 0,36 0,36
1.000 penduduk
3 Rasio bidan per 1.000 penduduk Rasio 0,89 0,92 0,94 0,96 0,98 1,0 1,0
4 Rasio perawat per 1.000 penduduk Rasio 1,67 1,68 1,69 1,70 1,71 1,72 1,73
5 Rasio puskesmas per 1.000 penduduk Rasio 0,13 0,14 0,15 0,16 0,16 0,16 0,16
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
6 Rasio RSUD per 1000 penduduk Rasio 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01
7 Angka harapan hidup Tahun 64,78 65,08 65,23 65,38 65,53 65,68 65,08
Persentase tersedianya layanan evakuasi medis
8 % 40 50 60 70 80 90 90
yang berkualitas (darat, laut dan udara)
9 Persentase cakupan layanan BPJS % 60 70 80 90 100 100 100
Indeks kepuasan masyarakat bidang kesehatan Sangat Sangat Sangat
10 Predikat n/a Baik Baik Baik
(predikat) Baik Baik Baik
/1000
11 Angka kematian ibu per 1000 kelahiran hidup kelahira 7 0 0 0 0 0 0
n hidup
/1000
12 Angka kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup kelahira 8 0 0 0 0 0 0
n hidup
/1000
13 Angka Kelansungan Hidup Bayi (AKB) kelahira 992 1000 1000 1000 1000 1000 1000
n hidup
14 Persentase persalinan ibu oleh tenaga kesehatan % 63,26 82,66 92,36 100 100 100 100
15 Persentase ibu hamil mendapatkan K4 % 66,83 76,03 80,63 85,23 89,83 94,23 94,23
16 Persentase balita Gizi Buruk % 0,54 0,40 0,30 0,20 0,10 0 0
Persentase terbentuknya unit reaksi cepat
17 % 0 50 100 100 100 100 100
pelayanan kesehatan di setiap kecamatan
18 Persentase RT berperilaku bersih dan sehat % 62,28 67,28 72,28 77,28 82,28 87,28 87,28
19 Persentase diversifikasi obat kimia ke herbal % n/a 20 40 60 80 100 100
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Misi 3 : Meningkatkan kesejahteraan masyarakat berbasis ekonomi kerakyatan dan pemanfaatan teknologi
1 Tingkat Kemiskinan % 19,93 18,95 18,46 17,98 17,49 17,00 17,00
2.905,87
2 Jumlah produksi Cengkeh ton 3.988 4.530 5.071 5.613 6.154 6.154
3 Jumlah produksi kelapa Dalam ton 5.414,43 6.000 6.500 7.000 7.500 8.000 8.000
4 Jumlah populasi kerbau ekor 26.700 28.660 30.026 31.392 32.758 34.124 34.124
5 Jumlah populasi sapi ekor 3.331 3.981 4.631 5.281 5.931 6.581 6.581
6 Jumlah populasi ayam pedaging ekor 150.970 160.970 172.970 184.970 196.970 208.970 208.970
Jumlah kematian /didera penyakit (ternak
7 ekor 4.457,00 1.335 1.292 1.066 1.564 430 430
kerbau)
8 Persentase koperasi aktif % 39,74 42,74 44,74 46,74 48,74 50,74 50,74
9 Jumlah usaha kecil Unit 180 190 190 200 215 225 225
10 Jumlah usaha menengah Unit 25 30 35 40 45 50 50
11 Jumlah usaha mikro Unit 1.621 1.651 1.681 1.771 1.741 1.771 1.771
12 Jumlah penanaman modal dalam negeri (PMDN) buah 13 14 15 16 17 18 18
13 Angka TPAK % 63 64 65 66 67 68 68
14 Jumlah produksi perikanan laut ton 14.653 16.000 17.000 18.000 19.000 20.000 20.000
15 Jumlah produksi perikanan budidaya ton 23,73 32,73 42,73 52,73 62,73 72,73 72,73
16 Jumlah industri pengolahan perikanan unit 8 10 12 14 16 18 18
17 Produksi Pengolahan Hasil Perikanan ton 120 129 138 147 156 167 167
Jumlah industri pengolahan hasil cengkeh, kelapa
18 unit 2 6 6 6 6 6 6
dalam, kelapa sawit, dan minyak atsiri
19 Kontribusi industri pengolahan dalam PDRB % 1,39 1,44 1,49 1,53 1,57 1,61 1,61
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Jumlah Gapoktan/Poktan pemasaran hasil
20 Klp n/a 2 4 6 8 10 10
pengolahan komoditas pertanian unggulan
Jumlah kunjungan wisatawan domestik dan
21 orang 28.032 40.000 50.000 60.000 70.000 80.000 80.000
mancanegara
22 Kontribusi pariwisata dalam PDRB % 1,46 1,50 1,55 1,60 1,65 1,70 1,70
Capaian pelaksanaan Kawasan Ekonomi Khusus
23 % 0 30 70 100 100 100 100
(KEK) pada tahun 2020
24 Jumlah BUMDEs unit 0 5 5 6 6 7 29
25 Jumlah KUBE unit 0 5 5 6 6 7 29
Jumlah Teknologi Tepat Guna (TTG) yang
26 unit 0 5 5 6 6 7 29
terbentuk
27 Persentase jumlah PMKS yang dibina % 45,15 50 60 70 80 100 100
Misi 4 : Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, bersih, dan amanah
1 Opini WTP atas laporan keuangan Opini WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP
Kategori Kategori
2 LPPD berkategori sangat tinggi Kategori Sedang tinggi tinggi tinggi tinggi sangat sangat
tinggi tinggi
3 LAKIP kategori B Predikat C B B B B B B
Tingkat kapabilitas Akuntabilitas
4 Pengawasan Internal Pemerintah Level 2 2 3 3 3 3 3
(APIP)
5 Tingkat maturitas SPIP Level 2 2 3 3 3 3 3
6 Persentase tindak lanjut temuan % 22,22 30 35 40 45 50 50
Indeks kepuasan masyarakat terhadap pelayanan Sangat Sangat Sangat
7 Indeks n.a Baik baik Baik
pemerintah Baik Baik Baik
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Jumlah ASN yang berprestasi/mendapatkan
8 orang 18 21 24 27 30 33 33
penghargaan
9 Persentase tahapan perencanaan tepat waktu % 60,8 64,28 73,68 84,21 94,73 100 100
10 Terlaksananya e-goverment % 0 50 70 90 100 100 100
Kerjasa
Jumlah kerjasama (MoU) dengan instansi
11 ma/ n/a 10 10 10 10 10 50
pemerintah, swasta/bisnis, akademisi
MoU
12 Persentase penduduk ber-KTP % 51,27 63,45 75,63 87,81 99,0 100 100
Misi 5 : Meningkatkan ketersediaan dan kualitas infrastruktur dan fasilitas umum
Proporsi panjang jaringan jalan kabupaten dalam
1 % 28,32 36,86 41,85 46,85 51,84 56,84 56,84
kondisi baik
Jumlah volume dan kapasitas penerbangan 891
2 frekuensi 647 708 769 830 952 952
Lasikin-Nagan Raya
Jumlah kapasitas angkut penyeberangan laut
3 ton 25.805 58.000 68.000 78.000 98.000 108.000 108.000
(barang)
Persentase kualitas pelayanan penyeberangan
4 % 40 50 60 70 80 100 100
orang
Persentase standarisasi angkutan darat antar
5 % n/a 20 40 60 80 100 100
kecamatan dan dalam kota
6 Persentase gampong terakses jaringan HP % 81,15 90 100 100 100 100 100
7 Persentase luas sawah yang terairi irigasi % 17,42 24,91 32,40 39,88 47,37 56,15 56,15
8 Persentase rumah layak huni % 44,90 46,66 49,59 53,01 56,19 59,85 59,85
9 Persentase rumah tangga terakses air minum % 31,09 36,59 42.09 47,59 53,09 58,63 58,63
10 Persentase rumah tangga terakses sanitasi layak % 51,81 55,66 59,51 63,36 67,01 71,08 71,08
Persentase ketersediaan infrastruktur lingkungan
11 % 35 40 45 50 55 60 60
permukiman perkotaan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
12 Luas RTH publik yang dikelola ha 4,17 6,07 6,07 7,27 7,27 7,27 7,27
Jumlah dokumen dan regulasi perencanaan tata
13 dok 2 1 1 1 1 1 7
ruang
Persentase penataan kawasan Kota Sinabang yang
14 % 50 60 70 80 90 100 100
representatif
Misi 6 : Mengelola sumber daya alam secara optimal, berkelanjutan, dan berwawasan lingkungan
Persentase keterlibatan masyarakat dalam
1 % 30 40 50 60 70 80 80
pelestarian lingkungan hidup
2 Persentase pengelolaan kawasan Tahura % 0 25 50 75 100 100 100
3 Cakupan pelayanan persampahan % 29,72 35 55 75 85 100 100
4 Persentase berkurangnya timbulan sampah % 70,28 65 45 25 15 0 0
5 Jumlah usaha ekonomi yang berbasis sampah unit n/a 3 6 9 12 15 15
162
157 152 147 142 137 137
6 Indeks resiko bencana Indeks (tinggi) (sedang)
(tinggi) (tinggi) (tinggi) (sedang) (sedang)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2.026.241.8 2.228.86 2.431.49 2.634.11 2.836.73 3.039.362 3.039.362.7
6 Jumlah zakat dan infaq yang disalurkan Rp 34 6.017 0.201 4.384 8.568 .751 51
7 Jumlah kasus pelanggaran Qanun Syariat Kasus 6 0 0 0 0 0 0
8 Persentase jumlah adat-istiadat yang dilestarikan % 30 40 50 60 70 80 80
Persentase aktifnya kelembagaan adat di tengah-
9 % 40 50 60 70 80 90 100
tengah kehidupan masyarakat
Tabel 8.2
PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH
TERHADAP CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN
Kinerja Target Capaian
Pada Kondisi
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Awal Kinerja
No Indikator Kinerja Pembangunan Satuan Periode Pada Akhir
2018 2019 2020 2021 2022
Daerah RPJMK Periode
(Tahun RPJMK
2016)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
1 Pertumbuhan PDRB % 4,7 4,93 5,04 5,15 5,26 5,37 5,37
2 PDRB per kapita Rp juta 16,46 16,88 17,31 17,73 18,15 16,46 16,46
Persentase penduduk
3 % 19,93 18,95 18,46 17,98 17,49 17,00 17,00
dibawah garis kemiskinan
Indeks Pembangunan
4 Indeks 63,82 65,10 65,74 66,39 67,03 67,67 67,67
Manusia (IPM)
5 Angka melek huruf % 98,71 99,01 99,16 99,31 99,46 99,61 99,61
6 Angka rata-rata lama sekolah % 8,91 8,93 8,96 9,0 9,13 9,16 9,16
7 Angka usia harapan hidup Tahun 64,78 65,08 65,23 65,38 65,53 65,68 65,08
8 Persentase balita gizi buruk % 0,54 0,4 0,3 0,2 0,1 0 0
9 Prevalensi balita gizi kurang % 0,3 0,1 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
10 Cakupan Desa Siaga Aktif % 36,95 40 45 50,00 55,00 60,00 60
Tingkat partisipasi angkatan
11 % 63,0 64,0 65,0 66,00 67,00 68,00 68,00
kerja
1 2 3 4 6 8 10 11 12 13
Tingkat pengangguran
12 % 9,64 9,0 8,50 8,00 7,50 7,0 7,00
terbuka
13 Rasio penduduk yang bekerja Rasio 0,85 0,86 0,87 0,88 0,89 0,90 0,90
Keluarga Pra Sejahtera dan
14 % 60,69 81,98 81,74 81,77 56,00 55,00 55
Keluarga Sejahtera I
Sangat Sangat
15 Indeks Kepuasan Masyarakat Predikat n/a Baik Baik Baik Sangat Baik
Baik Baik
Persentase PAD terhadap
16 % 5,6 6,00 6,50 7,00 7,50 8,00 8,00
pendapatan
17 Opini BPK Opini WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP
Kontribusi sektor
18 pertanian/perkebunan % 19,53 19,61 19,65 19,69 19,73 19,77 19,77
terhadap PDRB
Produksi sektor pertanian
19 ton 13.906 15.000 17.000 19.000 22.000 24.000 24.000
(padi)
Produksi sektor perkebunan
20 ton 2.905,87 3.988 4.530 5.071 5.613 6.154 6.154
(Cengkeh)
Produksi sektor perkebunan
21 ton 5.414,43 6.000 6.500 7.000 7.500 8.000 8.000
(Kelapa Dalam)
Kontribusi sektor pariwisata
22 % 1,46 1,50 1,55 1,60 1,65 1,70 1,70
terhadap PDRB
Kontribusi sektor Kelautan
23 dan Perikanan terhadap % 11,67 12,27 12,57 12,87 13,17 13,47 13,47
PDRB
Kontribusi sektor
24 % 12,96 13,21 13,33 13,46 13,58 13,71 13,71
perdagangan terhadap PDRB
1 2 3 4 6 8 10 11 12 13
Kontribusi sektor industri
25 % 1,39 1,79 1,99 2,19 2,39 2,59 2,59
terhadap PDRB
26 Pertumbuhan Industri % 1,96 2,18 2,4 2,62 2,84 3,06 3,06
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Angka Pendidikan yang
3
ditamatkan
Belum/tidak tamat
% 8,38 8,00 7,00 6,00 5,00 4,00 4,00
SD/sederajat
Tamat SD/sederajat % 40,30 39,00 36,00 33,00 30,00 27,00 27,00
Tamat SMP/sederajat % 13,89 14,00 15,00 16,00 17,00 18,00 18,00
Tamat SMA/sederajat % 27,26 28,00 29,00 30,00 31,00 32,00 32,00
Diploma I/II/III % 3,61 4,00 5,00 6,00 7,00 8,00 8,00
Diploma IV/S1/S1/S3 % 6,56 7,00 8,00 9,00 10,00 11,00 11,00
4 Angka partisipasi Murni (APM)
- APM SD/MI/Paket A % 91,05 95,67 95,67 96,27 96,57 100 100
- APM SMP/MTs/Paket B % 68,67 76,38 77,31 78,24 79,17 80,1 80,10
5 Angka partisipasi sekolah
Angka partisipasi
- sekolah (APS) 7-12 % 100 100 100 100 100 100 100
tahun
Angka partisipasi
- sekolah (APS) 13-15 % 97,54 98,0 98,54 99,0 100 100 100
tahun
6 Angka Putus Sekolah
Angka putus sekolah
- % 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
SD/MI
Angka putus sekolah
- % 2,46 2,0 1,46 1,0 0,0 0,0 0,0
SMP/MTS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
7 Angka Kelulusan
- Angka kelulusan SD % 98,79 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0
- Angka kelulusan SMP % 99,40 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0
8 Fasilitas Pendidikan :
SD kondisi bangunannya baik % 44,35 50 60 70 80 90 90
SMP kondisi bangunannya
% 33,33 50 60 70 80 90 90
baik
Kondisi SD dan SMP dengan
% 34,55 50,0 60 70,0 80 90 90,0
ruang kelas baik
Rasio ketersediaan
9 sekolah/penduduk usia Rasio Indeks 88,12 90,0 95,0 100,0 100,0 100,0 100,0
sekolah pendidikan SD/MI
Rasio ketersediaan
10 sekolah/penduduk usia Rasio Indeks 95,0 98,0 100 100,0 100,0 100,0 100,0
sekolah pendidikan SMP/MTs
Penduduk yang berusia >15
11 Tahun melek huruf (tidak % 98,71 99,01 99,16 99,31 99,46 99,61 99,61
buta aksara)
Guru yang memenuhi
12 % 86,80 88 90 92 94 96 96
kualifikasi S1/D-IV
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2 Kesehatan
/1000
Angka Kematian Bayi per
1 kelahiran 8 0 0 0 0 0 0
1.000 kelahiran hidup
hidup
/1000
Angka kelangsungan hidup
2 kelahiran 992 1000 1000 1000 1000 1000 1000
bayi
hidup
Angka kematian ibu /1000
2 melahirkan per 1000 kelahiran 7 0 0 0 0 0 0
kelahiran hidup hidup
Rasio posyandu per satuan
3 /1000 balita 13,67 13,68 13,69 13,70 13,71 13,72 13,72
balita
Rasio Puskesmas dan pustu
4 /1000 pnddk 1,63 1.64 1,65 1,67 1,68 1,69 1,69
per satuan penduduk
Rasio Rumah sakit per satuan
5 /1000 pnddk 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01
penduduk
Rasio Dokter Spesialis per
6 /1000 pnddk 0,21 0,24 0,27 0,30 0,33 0,36 0,36
satuan penduduk
Rasio Dokter Umum per
7 /1000 pnddk 0,16 0,18 0,22 0,26 0,30 0,34 0,34
satuan penduduk
Rasio Dokter Gigi per satuan
8 /1000 pnddk 0,03 0,3 0,6 0,9 0,12 0,17 0,17
penduduk
Rasio bidan per satuan
9 /1000 pnddk 0,89 0,92 0,94 0,96 0,98 1 1
penduduk
Cakupan komplikasi
10 % 30,36 40 50 60 70 80 80
kebidanan yang ditangani
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Cakupan pertolongan
persalinan oleh tenaga
11 % 63,26 82,66 92,36 100 100 100 100
kesehatan yang memiliki
kompetensi kebidanan
Cakupan Desa/kelurahan
12 universal Child Immunization % 81,88 85,00 90,00 95,00 100,00 100,00 100,00
(UCI)
Cakupan balita Gizi Buruk
13 % 100 100 100 100 100 100 100
mendapat Perawatan
Persentase anak usia 1 tahun
14 % 73,2 85 90 95 100 100,00 100,00
yang diimunisasi campak
Cakupan Penemuan dan
15 Penanganan penderita % 18,32 20,00 35,00 40,00 45,00 50,00 50,00
penyakit TBC BTA
Cakupan penemuan dan
16 penanganan penderita % 100 100 100 100 100 100 100
penyakit DBD
17 Penderita diare yang ditangani % 35,0 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00 80,00
Cakupan Pelayanan
18 Kesehatan rujukan pasien % 14,22 20,00 30,00 40,00 60,00 70,00 70,00
masyarakat miskin
19 Cakupan Kunjungan bayi % 47,4 50,00 55,00 60,00 65,00 70,00 70,00
20 Cakupan Puskesmas % 120 120 120 120 120 120 120
Cakupan puskesmas
21 % 96,37 97,0 98,0 99,0 100,0 100,0 100,00
pembantu
Cakupan kunjungan ibu
22 % 66,83 76,03 80,63 85,23 89,83 94,23 94,23
hamil K4
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
23 Cakupan pelayanan Nifas % 65,1 70 75 80 85 90 90
Cakupan neotus dengan
24 % 27,0 30 40 50 60 70 70,00
komplikasi yang ditangani
Cakupan pelayanan anak
25 % 95,55 97,0 99,0 100 100 100 100
balita
Cakupan penjaringan
26 kesehatan siswa SD dan % 93,0 95 98 100 100 100 100
setingkat
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Persentase kesesuaian
10 implementasi pembangunan % 0 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
terhadap rencana tata ruang
Jumlah dokumen dan regulasi
11 dokumen 2 1 1 1 1 1 7
perencanaan tata ruang
Persentase penataan kawasan
Kota Sinabang yang
12 % 50 60 70 80 90 100 100
refresentatif
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
5 Ketentraman, Ketertiban Umum, dan Perlindungan Masyarakat
Tingkat penyelesaian
1 pelanggaran K3 (ketertiban, % 59,68 80 100 100 100 100 100
ketentraman, keindahan)
Cakupan ketepatan pelayanan
2 % 100 100 100 100 100 100 100
bencana kebakaran
Persentase cakupan layanan
3 penanganan bahaya % 20 40 50 60 70 80 80
kebakaran
4 Persentase Penegakan PERDA % 73,83 80,00 85,00 90,00 95,00 100,00 100
Indeks Resiko Pengurangan 162 157 152 147 142 137 137
5 Indeks
Bencana (tinggi) (tinggi) (tinggi) (tinggi) (sedang) (sedang) (sedang)
6 Sosial
Persentase PMKS yang
1 % 45,15 50,00 55,00 60,00 65,00 70,00 70,0
memperoleh bantuan sosial
Persentase PMKS yang
2 % 18,0 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 70,0
ditangani
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tingkat pengangguran
3 % 9,64 9,0 8,50 8,00 7,50 7,0 7,00
terbuka (TPT)
4 Rasio Lulusan S1/S2/S3 /10000 428,92 440,00 460,00 480,00 500,00 520,00 520,00
3 Pangan
1 Skor PPH skor 62,9 65,8 68,6 71,5 74,3 77,1 77,1
Rata-rata konsumsi pangan Kilo Kalori Per
2 1.116 1.107 1.098 1.089 1.080 1.071 1.071
(padi-padian) perkapita Hari
Pengawasan dan pembinaan
3 % 75 80,00 85,00 90,00 95,00 100,00 100,00
keamanan pangan
4 Jumlah desa rawan pangan Desa 2 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0
4 Pertanahan
Luas tanah yang
1 Ha 545 650,00 750,00 850,00 950,00 1.050,00 1.050,00
bersertifikat
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
5 Lingkungan Hidup
Tersusunnya RPPLH
1 ada/tidak ada tidak ada Ada ada ada ada ada ada
Kabupaten
Terintegrasinya RPPLH dalam
2 rencana pembangunan ada/tidak ada tidak ada Ada ada ada ada ada ada
kabupaten
Cakupan wilayah penanganan
3 Kecamatan 3 3 4 6 7 8 8
persampahan
Persentase penanganan
4 % 29,72 35,00 55,00 75,00 85,00 100,00 100,00
sampah
Persentase peningkatan
sarana dan prasarana serta
5 % 40 60 70 80 90 100 100
operasionalisasi TPA Kontrol
Lenfill
6 Luas RTH publik yang dikelola ha 4,17 6,07 6,07 7,27 7,27 7,27 7,27
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2 Jumlah PKK yang dibina unit 5 10 15 20 25 30 30
3 Jumlah PKK unit 148 149 150 151 152 153 153
4 Persentase PKK Aktif % 100 100 100 100 100 100 100
5 Persentase LPM Aktif % 100 100 100 100 100 100 100
6 Persentase LSM Aktif % 100 100 100 100 100 100 100
9 Perhubungan
Jumlah arus penumpang
1 orang 83.227 93.000 96.000 990.000 120.000 150.000 150.000
angkutan umum
rasio panjang jalan jumlah
2 rasio indeks 0,21 0,23 0,26 0,29 0,32 0,33 0,33
kendaraan
Jumlah kapasitas angkut
3 ton 25.805 58.000 68.000 78.000 98.000 108.000 108.000
penyeberangan laut (barang)
Jumlah volume dan kapasitas
4 penerbangan Lasikin-Nagan frekuensi 647 708 769 830 891 952 952
Raya
Jumlah dermaga laut dan
5 penyeberangan atau dermaga Unit 2 1 1 0 0 0 4
multi fungsi interkoneksi
Persentase pemasangan
6 % 13,01 20 30 40 50 60 60
rambu-rambu
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
10 Komunikasi dan Informatika
Persentase Gampong terakses
1 % 81,15 90 100 100 100 100 100
jaringan HP
2 RT yang memiliki HP % 85,03 91,00 94,00 97,00 100,00 100,00 100,00
Proporsi penduduk 5 tahun ke
3 atas yang terakses jaringan % 84,19 86,00 88,00 90,00 92,00 94,00 94,00
internet di rumah
12 Penanaman Modal
1 Jumlah Investasi PMDN/PMA buah 13 1 1 1 1 1 19,00
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
5 Jumlah Sarana Olahraga Unit 348 349 350 351 351 352 352
14 Statistik
Tersedianya sistem data dan
1 Ada/Tidak Ada Ada Ada ada ada Ada ada
statistik yang terintegrasi
Buku "Kabupaten Dalam
2 Ada/Tidak Ada Ada Ada ada ada Ada ada
Angka"
3 Buku "PDRB Kabupaten" Ada/Tidak Ada Ada Ada ada ada Ada ada
15 Persandian
Jumlah perangkat daerah
yang menggunakan sandi
1 % 0 3 5 7 10 12 12
dalam komunikasi perangkat
daerah
16 Kebudayaan
Penyelenggaraan festival seni
1 kegiatan 2 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 14
dan budaya
2 Jumlah Grouap Seni Buah 41 42,00 43,00 44,00 45,00 46,00 46
3 Organisasi di bidang budaya buah 40 42,00 44,00 46,00 48,00 50,00 50
17 Perpustakaan
1 Jumlah Pustaka Daerah Buah 0 0,00 1,00 0,00 0,00 0,00 1,0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2 Jumlah pengunjung pustaka orang 0 0 0 3.600 5.400 7.200 7.200
18 Kearsipan
Persentase Perangkat Daerah
1 yang mengelola arsip secara % 30 40 50 60 70 80 80
baku
LAYANAN URUSAN PILIHAN
1 Pariwisata
Jumlah kunjungan wisatawan
1 orang 28.032 40.000 50.000 60.000 70.000 80.000 80.000
nusantara dan mancanegara
Kontribusi sektor pariwisata
2 % 1,46 1,50 1,55 1,60 1,65 1,70 1,70
dalam PDRB
2 Pertanian
Kontribusi Sektor Pertanian
1 % 35,26 35,27 35,28 35,29 35,30 35,40 35,40
terhadap PDRB (ADHK)
Kontribusi Sub Sektor
Pertanian, peternakan,
2 % 19,53 19,61 19,65 19,69 19,73 19,77 19,77
perburuan dan jasa pertanian
(ADHK)
3 Produksi padi gabah ton 13.906 15.000 17.000 19.000 22.000 24.000 24.000
Luas tanaman palawija dan
4 ha n/a 500 1.000 1.500 1.700 2.000 2.000
hortikultura
Produksi perkebunan
5 ton 2.905,87 3.988 4.530 5.071 5.613 6.154 6.154
komoditas cengkeh
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Produksi perkebunan
6 ton 5.414,43 6.000 6.500 7.000 7.500 8.000 8.000
komoditas kelapa dalam
4 Perdagangan
Kontribusi Sektor
1 Perdagangan terhadap PDRB % 12,96 13,21 13,33 13,46 13,58 13,71 13,71
(ADHK)
5 Perindustrian
Kontribusi Sektor Industri
1 Pengolahan terhadap PDRB % 1,39 1,79 1,99 2,19 2,39 2,59 2,59
(ADHK)
Jumlah industri kecil dan
2 unit 320 330 340 350 360 370 370
Menengah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2 Produksi Perikanan Budidaya ton 23,73 32,73 42,73 52,73 62,73 72,73 72,73
Kontribusi Sub Sektor
3 kelautan dan Perikanan % 11,67 12,27 12,57 12,87 13,17 13,47 13,47
terhadap PDRB (ADHK)
7 Peternakan
1 Jumlah populasi kerbau ekor 26.700 28.660 30.026 31.392 32.758 34.124 34.124
2 Jumlah populasi sapi ekor 3.331 3.981 4.631 5.281 5.931 6.581 6.581
Jumlah populasi ayam
3 ekor 150.970 160.970 172.970 184.970 196.970 208.970 208.970
pedaging
PENUNJANG URUSAN
1 Perencanaan Pembangunan
Tersedianya dokumen
1 perencanaan RPJPD yg telah ada/tidak ada ada ada ada ada ada ada
ditetapkan dengan Qanun
Tersedianya Dokumen
2 Perencanaan RPJMD yg telah ada/tidak ada ada ada ada ada ada ada
ditetapkan dgn Qanun
Tersedianya Dokumen
3 Perencanaan RKPD yg telah ada/tidak ada ada ada ada ada ada ada
ditetapkan dgn PERKADA
Penjabaran Program RPJMD
4 ada/tidak ada ada ada ada ada ada ada
kedalam RKPD
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2 Keuangan
Opini dari BPK atas laporan
1 Opini WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP
keuangan
Kontribusi PAD terhadap
2 % 5,6 6,00 6,50 7,00 7,50 8,00 8,00
Penerimaan Daerah
4 Pengawasan
Persentase tindak lanjut
1 % 22,22 30 35 40 45 50 50
temuan
Jumlah temuan
2 BPK/Inspektorat Kasus 57 43 29 15 0 0 0
Aceh/Inspektorat Simeulue
Tingkat kapabilitas
Akuntabilitas
3 Pengawasan Internal Level 2 2 3 3 3 3 3
Pemerintah
(APIP)
4 Tingkat maturitas SPIP Level 2 2 3 3 3 3 3
5 Sekretariat Dewan
Tersedianya Rencana Kerja
1 Tahunan pada setiap alat-Alat Ada/tidak ada ada ada ada ada ada ada ada
Kelengkapan DPRK
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tersusun dan terintegrasinya
Program Kerja DPRK untuk
melaksanakan Fungsi
Pengawasan, Fungsi
Pembentukan Perda, dan
2 Ada/tidak ada ada ada ada ada ada ada ada
Fungsi Anggaran dalam
Dokumen Rencana Lima
Tahunan (RPJMK) maupun
Dokumen Rencana
Tahunan (RKPK)
Terintegrasi program-program
DPRK untuk melaksanakan
fungsi pengawasan,
3 pembentukan Perda dan Ada/tidak ada ada ada ada ada ada ada ada
Anggaran ke dalam Dokumen
Perencanaan dan Dokumen
Anggaran Setwan DPRK
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Persentase Kasus Pelanggaran
5 % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Syariat yang ditangani
Kegiatan Hari Besar Agama Kegiatan/tahu
6 5 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 30
Islam n
7 Jumlah dayah/pesantren unit 11,00 13,00 15,00 17,00 19,00 21,00 23
Persentase pesantren/ dayah,
8 % 0 10 20 30 40 50 50
balai pengajian yang dibina
9 Jumlah pengkaderan ulama orang 50 60 70 80 90 90 90
Jumlah zakat dan infaq yang 2.026.24 2.228.86 2.431.490 2.634.114 2.836.738 3.039.362 3.039.362.7
10 Rp
disalurkan 1.834 6.017 .201 .384 .568 .751 51
Persentase jumlah adat-
11 % 30 40 50 60 70 80 80
istiadat yang dilestarikan
Persentase aktifnya
kelembagaan adat dan budaya
12 % 40 50 60 70 80 90 100
di tengah-tengah kehidupan
masyarakat
Persentase peran serta Parpol,
OKP dan Ormas dalam
13 % 50 65 70 75 80 85 85
mewujudkan kesadaran
berbangsa dan bernegara
14 Persentase LSM Aktif % 8,10 20 25 30 35 40 40
BAB IX
PENUTUP