DAN DASAR
KEGEMPAAN
Diterbitkan oleh:
Penerbit Boenga Ketjil
Parimono V/40, Plandi, Jombang
E-mail: boengaketjil40@gmail.com
Nomor telp.: 08123443449
Ukuran: 16 cm x 23 cm
viii +125 halaman
Cetakan I, Desember 2019
Cetakan II, Agustus 2020
ii
Untuk orang-orang tersayang:
Yanti Darmawi
Imam al Ikrami
Musa al Khawarizmi
iii
PENGANTAR
iv
Tidak seperti buku lainnya, buku ini juga membahas tentang
dasar-dasar kegempaan yang selama ini telah menjadi trend bencana
di Indonesia, sehingga pembahasan buku ini menjadi lebih kompleks
dan menarik. Dengan menyadari ungkapan bahwa, “tidak ada yang
sempurna,” maka penulis pun sangat berharap ada kritikan dan
masukan membangun demi kesempurnaan buku ini ke depannya.
Akhir kata, penulis ucapkan terimakasih untuk keluarga kecilku
(istriku Yanti darmawi, kedua putraku Imam al Ikrami dan Musa al
Khawarizmi), yang telah memberi ruang khusus dan motivasi selama
proses penulisan buku ini, kakak-kakakku, para guru dan pakar
kegempaan yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, yang idenya
banyak penulis gunakan dalam buku ini, serta kawan diskusi Tedy
Wiraseptya, yang beberapa waktu belakangan ini telah mengenalkan
hal baru dalam kajian kebencanaan. Semoga buku ini memberi
manfaat bagi masyarakat luas, khususnya bagi pembaca yang secara
khusus sedang mempelajari bidang kebencanaan dan kegempaan.
Sekali lagi penulis ucapkan terimakasih. Selamat membaca!
Rafki Imani
v
DAFTAR ISI
PENGANTAR ................................................................ v
DAFTAR ISI................................................................... vii
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................... 1
1.1 Bencana Alam di Masa Lalu ................................... 2
1.2 Hikmah di Balik Bencana ....................................... 4
1.3 Pentingnya Pengetahuan Kebencanaan ................... 6
BAB 2 PENGETAHUAN BENCANA DAN
KARAKTERISTIKNYA ....................................... 7
2.1 Definisi Bencana .................................................... 8
2.2 Jenis dan Karakteristik Bencana .............................. 10
2.3 Bencana Alam di Indonesia .................................... 13
2.3.1 Kabut Asap dan Kebakaran Hutan .............. 13
2.3.2 Tanah Longsor (Landslide) ........................... 14
2.3.3 Banjir (Flood) .............................................. 15
2.3.4 Gempabumi (Earthquake) ............................. 16
2.3.5 Tsunami ..................................................... 17
2.3.6 Letusan Gunung Berapi (Volcano Eruption) ... 19
BAB 3 KAJIAN RISIKO BENCANA (DISASTER RISK
ASSESSMENT) .................................................... 23
3.1 Risiko Bencana (Disaster Risk) ................................. 24
3.2 Ancaman / Bahaya (Hazard) ................................... 26
3.3 Kerentanan (Vulnerability) ....................................... 27
3.3.1 Kerentanan Fisik (Physic Vulnerability) .......... 28
3.3.2 Kerentanan Sosial (Social Vulnerability) ......... 28
3.3.3 Kerentanan Ekonomi (Economic Vulnerability) 29
3.3.4 Kerentanan Sikap Masyarakat ..................... 29
3.4 Kapasitas (Capacity) ................................................ 29
vi
3.5 Hubungan antara Risiko (Risk), Bahaya (Hazard),
Kerentanan (Vulnerability) dan Kapasitas (Capacity) . 30
BAB 4 PENANGGULANGAN BENCANA DAN
PENGURANGAN RISKO BENCANA (PB-PRB) ....... 33
4.1 Perubahan Paradigma Penanggulangan Bencana (PB) 33
4.2 Manajemen Bencana (Disaster Management) ............. 38
4.3 Sistem Penanggulangan Bencana di Indonesia ........ 40
4.4 Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana ............ 42
4.4.1 Situasi Prabencana (Tidak Berpotensi
Bencana) .................................................... 43
4.4.2 Situasi Saat Terjadi Bencana ....................... 45
4.4.3 Situasi Pascabencana .................................. 45
4.5 Lembaga Kebencanaan .......................................... 46
4.6 Pihak Terkait dalam Penanggulangan Bencana ....... 48
4.7 Permasalahan dalam Penanggulangan Bencana ...... 52
4.7.1 Masalah Koordinasi ................................... 52
4.7.2 Masalah Penanganan Kelompok Rentan ..... 52
4.7.3 Masalah Sosial Ekonomi ............................ 52
4.7.4 Masalah Komunikasi dan Informasi ............ 53
4.7.5 Masalah Saling Menyalahkan ..................... 53
4.7.6 Masalah Distribusi Bantuan ........................ 54
BAB 5 GEMPABUMI DAN SEISMOLOGI (EARTHQUAKE
AND SEISMOLOGY) ............................................. 55
5.1 Indonesia Rawan Gempa ....................................... 55
5.2 Definisi Gempabumi .............................................. 56
5.3 Proses Kejadian Bumi ............................................ 57
5.4 Teori Lempeng Tektonik (Theory of Tectonic Plate)
dan Gempa Tektonik ............................................. 60
5.5 Sumber Gempa ...................................................... 63
5.6 Potensi Gempa di Indonesia ................................... 68
5.7 Seismologi Teknik ................................................. 72
5.7.1 Pusat Gempa .............................................. 72
5.7.2 Gelombang Gempa (Seismic Wave) .............. 74
5.7.3 Besaran Gempa .......................................... 76
vii
5.7.4 Percepatan Tanah Maksimum (Peak Ground
Acceleration, PGA) ....................................... 81
BAB 6 DAMPAK DAN MITIGASI GEMPA ...................... 85
6.1 Dampak Gempabumi ............................................. 86
6.1.1 Kerusakan Struktur Bangunan ..................... 87
6.1.2 Kelongsoran Tanah Akibat Gempa .............. 90
6.1.3 Bencana Tsunami ....................................... 91
6.1.4 Likuifaksi (Liquefaction) ............................... 94
6.2 Rekayasa Gempa (Earthquake Engineering) ............... 100
6.2.1 Hubungan Kondisi Tanah dengan Karakteris-
tik Gempa (Kekuatan, Frekuensi dan Periode
Getar Gelombang Gempa) .......................... 104
6.2.2 Pengaruh Jarak Pusat Gempa terhadap
Lokasi Struktur Bangunan ........................... 105
6.3 Seismisitas (Seismicity) dan Prediksi Gempa ............. 106
6.3.1 Studi Seismisitas (Seismicity) ........................ 106
6.3.2 Prediksi Gempabumi ................................... 109
6.4 Upaya Mitigasi Gempa ........................................... 112
6.4.1 Sebelum Terjadi Gempa .............................. 112
6.4.2 Saat Terjadi Gempa .................................... 114
6.4.3 Setelah Terjadi Gempa ................................ 115
REFERENSI ................................................................... 117
TENTANG PENULIS ....................................................... 125
viii
Bab 1
Pendahuluan
Pendahuluan 1
Oleh sebab itu untuk penanganan dampak bencana yang akan datang,
perlu dikaji lebih jauh tentang bagaimana kebencanaan itu
mempengaruhi sisi kehidupan dan kondisi wilayah tertentu.
Pendahuluan 3
yang mencapai setidaknya 36.417 jiwa akibat letusan dan tsunami
yang dihasilkannya. Letusan Gunung Krakatau ini termasuk bencana
yang paling mematikan, dan dampak letusannya terasa hampir di
seluruh penjuru dunia (Iskandarsyah dkk, 2014).
Gambar 1.2 Bantuan terhadap korban gempa Yogyakarta Mei 2006 silam
(LIPI, 2013).
Pendahuluan 5
dalam bantuan kebencanaan ini, adalah anugerah yang tak ternilai
oleh bentuk apapun, sehingga dengan ini dapat memperkokoh dan
mempersatukan bangsa dan negara ini hingga nanti.
2.3.5 Tsunami
Tsunami merupakan bencana alam yang terjadi akibat
mekanisme kejadian gempabumi (Sarwidi, 2015). Istilah tsunami
Tabel 2.2 Beberapa letusan gunung api di Indonesia sejak tahun 1500.
Gambar 5.1 Pasar Imogiri Bantul Yogyakarta yang hancur akibat gempa
2006 di Yogyakarta (Renas-PB, 2010).
(a) (b)
Gambar 5.3 (a) Proses terbentuknya lapisan bumi, dan (b) lapisan-lapisan
bumi.
Berdasarkan Gambar 5.3 di atas, terlihat bahwa bumi terbentuk
dari lapisan-lapisan. Berdasarkan rambat gelombang gempa, para
ilmuwan seperti ilmuwan abad ke-19, Mohorovicic (1904), Oldham
(1906), Gutenberg (1914), menyimpulkan bahwa inti bumi terdiri dari
lapisan inti bagian luar (outer core) yang merupakan bagian lapisan
cair dan inti bagian dalam (inner core) merupakan lapisan padat.
Lapisan Litosfer (50 – 100 km) adalah lapisan selimut bumi bagian
atas dan sangat padat. Di atas litosfer terdapat benua (continent) dan
lautan (ocean). Di bawah litosfer terdapat astenosfer yang merupakan
lapisan batuan yg sedikit padat, yang mengelilingi mantel.
Gambar 5.5 Jenis dan model pergerakan batas antar lempeng tektonik
(Wikipedia, 2019c).
Pada Gambar 5.5 di atas dapat kita lihat dimana antar lempeng
dapat mengalami pergeseran (sesar/fault), saling menjauh dan saling
membentur dengan yang salah satu lempeng menyusup (subduction)
ke lempeng lainnya. Jika antar lempeng saling menjauh (spreding),
maka dapat membentuk gunung dan pulau-pulau. Jika antar lempeng
saling membentur dimana yang satu menyusup (subduksi) ke yang
lain maka terjadi gempa subduksi dan jika antar lempeng saling
bergeser, maka juga akan menyebabkan terjadinya gempa (sesar
normal).
4. Gelombang Rayleigh
Gelombang Rayleigh merupakan gelombang gempa yang paling
kecil, yang hanya sebesar 40% dari gelombang-S namun memiliki
amplitudo yang lebih besar. Gerakan gelombang ini adalah
kombinasi gerakan vertikal dan horizontal.
1. Besaran Magnitude
Ukuran suatu gempa yang banyak dianggap sebagai magnitude
suatu gempa merupakan bentuk kuantifikasi terhadap kejadian
gempabumi agar diperoleh suatu pemahaman yang tepat bagi
masyarakat terhadap besar-kecilnya suatu gempa. Ukuran gempa
atau magnitude gempa diukur oleh sebuah alat pencatat dan
pengukur kekuatan gempa dengan tujuan agar dapat mengukur secara
objektif dan kuantitatif besarnya suatu gempa (Susilo, 2011).
Ukuran magnitude gempa biasanya tidak dipengaruhi oleh hasil
observasi kerusakan yang terjadi di lapangan seperti pada skala
intensitas (Widodo, 2012). Oleh karena itu, cara menentukan ukuran
suatu gempa dapat dilihat dari jenis dan karakteristik ukuran gempa
tersebut. Secara umum, ada 4 (empat) jenis ukuran atau magnitude
gempa yang akan dibahas berikut ini.
Ukuran skala MMI akan lebih besar pada daerah yang berada
dekat dengan pusat gempa dan mengecil pada jarak yang lebih jauh
dari pusat gempa. Dalam keadaan tertentu skala MMI ini sangat
subjektif, sehingga kurang tepat jika dibanding dengan ukuran skala
magnitude. Tabel 5.3 di atas menjelaskan ukuran skala intensitas I –
XII. Sebagai pemahaman, tabel di bawah merupakan perbandingan
besaran gempa antara skala magnitude (M) dan skala intensitas
(MMI).
Gambar 5.16 Peta gempa dan nilai PGA untuk wilayah Sumatera
2017 (PUPR, 2019).
Gambar 6.8 Likuifaksi akibat Gempa Niigata 1964 pada magnitude M6,4
(Sumber: http://www.google.com).
1. Penyebab Likuifaksi
Dari berbagai penelitian dan pengamatan yang dilakukan telah
disimpulkan bahwa perilaku likuifaksi pada tanah potensial terjadi
2. Evaluasi Likuifaksi
Potensi likuifaksi pada suatu deposit tanah akan ditentukan oleh
kombinasi beberapa komponen, antara lain ((Setianto & Soetoto, -----
):
1. Indeks propertis tanah seperti modulus dinamis, karakteristik
kelembaban, berat volume, gradasi butiran, kepadatan relatif,
dan struktur tanah itu sendiri.
2. Faktor lingkungan seperti jenis formasi tanah, sejarah seismik
dan geologi, level muka air tanah, dan tegangan efektif tanah.
3. Karakteristik gempa seperti intensitas guncangan pada tanah
dan lama guncangan yang terjadi.
Dari beberapa faktor yang telah disebutkan diatas, tidak semua
dari faktor tersebut dapat ditentukan besarannya secara langsung,
akan tetapi dampak yang muncul dari ketiga faktor tersebut dapat
digunakan atau masukan kedalam prosedur evaluasi potensi likuifaksi
yaitu dengan melakukan uji beban siklik pada sampel tanah atau bisa
dengan cara pengukuran karakteristik likuifaksi pada tanah
menggunakan beberapa prosedur pengujian di lapangan.
Gambar 6.13 Rumah warga yang rubuh akibat gempa 2006 (Andrall, 2016).
Tabel 6.3 Contoh data gempa yang diambil pada waktu tertentu
(Sarwidi, 2015).
M 4 5 6 7 8
N 146 43 15 3 2
n
M i a yi
............. (6.5)
Mi M b M i yi
2
i
1 8 2 0,301 64 2,408
2 7 3 0,477 47 3,339
3 6 15 1,176 36 7,056
4 5 43 1,634 25 8,168
5 4 146 2,164 16 8,656
n
=5 M i 30 y i 5,752 M i
2
190 M y i i 29,627
2,5
Log N
1,5
0,5
0
0 2 4 6 8 10
Magnitude (M)
117
Artikel online. Tersedia di: http://www.tekniksipil.org.
Artikel online. Tersedia di: http://www.tegar.id.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana Republik Indonesia
(BNPB-RI), 2012.
Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Aceh - Nias (BRR NAD-Nias),
Laporan Akhir Dewan Pengarah Badan Rehabilitasi dan
Rekonstruksi Wilayah dan Kehidupan Masyarakat Provinsi
Nanggaroe Aceh dan Kepulauan Nias Provinsi Sumatera
Utara, Tahun 2005-2009. Aceh & Nias: Dewan Pengarah BRR
NAD-Nias. 2009.
Bong, A.A (2019). Evaluation of b-value Variation of Earthquakes in
Papua New Guinea. World Scientific News: An International
Scientific Journal (WSN), 132 (2019) pg 155-168 EISSN 2392-
2192.
CNN Indonesia (2019). Menilik Kronologis Tragedi 13 Tahun
Lumpur Lapindo. Artikel online. Tersedia di:
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20190625172403-
92-406332/menilik-kronologis-tragedi-13-tahun-lumpur-
lapindo. Diakses pada Selasa, 18 September 2019, pukul 07:53
wib.
Davidson, J., Da Silva, S., (2000). Composite volcanoes. In: Sigurdsson,
H. (ed) Encyclopedia of Volcanoes. Academic Press.
De Leon J.C.V, 2006, Vulnerability : A Conceptual and
Methodological Review, United Nation University, LrNU
EHS.
Earth Science (2019). Is the epicenter always directly above the hypocenter?.
Artikel online, Tersedia di:
https://earthscience.stackexchange.com/questions/2100/is-
the-epicenter-always-directly-above-the-hypocenter?rq=1,
Diakses 10 Oktober 2019, pukul 14:48 wib
Eugene Hoshiko (2005). Foto Dampak Tsunami Aceh. Associated
Press.
118
Faizah, R (2018). Menghitung PGA (Peak Ground Acceleration). Rest
Blog: blog.umy.ac.id/restufaizah/menghitung-pga-peak-
ground-acceleration-hazard/. Diakses 14 Oktober 2019, pukul
16:12 wib.
Ferraes, S. G. (1986). Bayes Theorem and The Probabilistic Prediction of
Interarrival Times from Strong Earthquake Felt in Mexico City.
Journal of Physical of The Earth, Vol. 34, pp. 71–83
Ferraes, S. G. (2003). Probabilistic Prediction of The Next Large
Earthquake in The Michoacan Fault–Segment of The Mexican
Subduction Zone. Mexico Geofisica International, Vol. 42, No.
1, pp. 69–81
Geosains Nusantara (2010). “Prediksi Gempabumi.” Online:
shttps://geofisika42.wordpress.com/2010/08/22/prediksi-
gempabumi/
Guru Geografi (2016). “Perbedaan Sirkum Pasifik dan Sirkum
Mediterania.” Online:
https://www.gurugeografi.id/2016/12/perbedaan-sirkum-
pasifik-dan-sirkum.html. Diakses pada 18 Oktober 2019, pukul
14:44 wib.
Harian Kompas 08 Januari 2005.
Harian Kompas 29 Desember 2004.
Harnindra, V.A., Sunardi, B., Santosa, B.J. (2017). Implikasi Sesar
Kendeng Terhadap Bahya Gempa dan Pemodelan Percepatan
Tanah di Permukaan di Wilayah Surabaya. Jurnal Sains dan
Seni ITS, Vol. 6, No.2, 2337-3520 (2301-928X Print).
Hartuti, E.R (2009). Buku Pintar Gempa: Mengenai Seluk Beluk Gempa,
Jenis-jenisnya, Penyebab-penyebabnya, dan Dampak-dampaknya.
Penerbit Diva Press: Yogyakarta.
Hasymi, E (2018). Seminar Persiapan Hari Kebencanaan Nasional,
26 April 2018, di Kantor BPBD Kota Padang Sumatera Barat.
Herdian (2009). “Foto-foto Gempa padang September 2009.” Artikel
online. Tersedia di:
119
https://herdy07.wordpress.com/2009/10/01/foto-foto-gempa-
padang-september-2009/. Diakses pada Selasa, 18 September
2019, pukul 01:50 wib.
Ilham, Safani, J., Irawati (2019). Analisis Periode Ulang Gempabumi
Dan Parameter Fraktal dari Data Gempabumi Kurun Waktu
1960–2014 di Provinsi Sulawesi Tenggara. Jurnal Rekayasa
Geofisika Indonesia (JRGI), Edisi Mei 2019.
Iskandarsyah, T.Y.W.M., Djurnaliah, L., Sendjaja, Y.A (2014).
Kronologi kejadian tsunami Krakatau tahun 1883 di
Semenanjung Ujung Kulon. Seminar Nasional Ke–III Fakultas
Teknik Geologi Universitas Padjadjaran: Peran Geologi dalam
Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan
Kebencanaan.
Ismail, P (-----). Prediksi Gempa Bumi? Harian Koran Kompas (edisi
tidak diketahui).
Jet Propultion Laboratory, California Institute of Technology, NASA
(2019), GNSS Time Series, USA,
https://sideshow.jpl.nasa.gov/post/series.html , diakses 08
Oktober 2019, pukul 15.20 wib).
Jordan, R (2019). Jokowi Minta Edukasi dan Simulasi Kebencanaan
Rutin Dilakukan. Artikel online. Tersedia di:
https://news.detik.com/berita/d-4411460/jokowi-minta-
edukasi-dan-simulasi-kebencanaan-rutin-dilakukan. Diakses
pada Rabu, 18 September 2019, pukul 07:18 WIB.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (2019). Peta
Gempa Indonesia 2017. Online:
http://litbang.pu.go.id/puskim/. Diakses pada hari senin, 14
Oktober 2019, pukul 15:37 wib.
Khan, S.A., Saeed, Z., Khan, A., Hamid, G., Haider, S.W. (2017).
Assessmentof Soil Liquefaction Potential in Defence Housing Authority
Karachi, Pakistan. Int. J. Econ. Environ. Geol. 8 (2), pg. 63-68.
Khoerunnisa, F (2013). Teori Pangea, Laurasia dan Gondwana.
Artikel online. Tersedia di:
120
https://fkhoerunnisa5.wordpress.com/2013/04/13/teori-
pangea-laurasia-dan-gondwana/. Diakses pada Selasa, 08
Oktober 2019, pukul 12:00 wib.
Koran NTB (2019). “Apa Perbedaan Skala Richter dengan
Magnitudo?” Online: https://koranntb.com/2019/04/19/apa-
perbedaan-skala-richter-dan-magnitudo/. Diakses pada 11
Oktober 2019, pukul 16:01 wib.
Kompas online (2017). “Pentingnya Pendidikan untuk
Penanggulangan dan Darurat Bencana.” Artikel online,
tersedia di:
https://nasional.kompas.com/read/2017/12/18/17034841/pe
ntingnya-pendidikan-untuk-penanggulangan-dan-darurat-
bencana?page=all.
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) (2013). Antara Gempa
Aceh Juli 2013 dan Gempa Yogyakarta 2006. Artikel online.
Tersedia di: http://lipi.go.id/berita/single/Antara-Gempa-
Aceh-Juli-2013-dan-Gempa-Yogyakarta-2006/8495. Diakses
pada Rabu, 18 September 2019, pukul 08:06 wib.
Naskah Akademik Pengurangan Risiko Bencana Tsunami (2013).
Natawidjaja, D.H (2007a). Tectonic Setting Indonesia dan Pemodelan
Sumber Gempa dan Tsunami. Pelatihan Pemodelan Run-up
Tsunami, Ristek, 20-24 Agustus 2007. Geoteknologi, Lembaga
Ilmu Pengetahuan Indonesia.
Natawidjaja, D.H (2007b). Gempabumi dan Tsunami di Sumatra dan
Upaya untuk Mengembangkan Lingkungan Hidup yang Aman
dari bencana Alam. Lembaga Ilmu pengetahuan Indonesia.
Natural Hazard Partnership-NHP (2019). Our role within the Disaster
Risk Management Cycle. Artikel online:
http://www.naturalhazardspartnership.org.uk/about-us/.
Diakses pada Jumat, 20 September 2019, pukul 15:17 wib.
Nurjanah. Official Development Assistance (ODA) from Japan to
Indonesia (2019). Online, Tersedia di: https://www.id.emb-
121
japan.go.jp/oda/en/whatisoda_04gdisperv03.htm. Diakses
tanggal 10 Oktober 2019, pukul 14:56 wib.
Pratama, A.N (2018). “26 Desember 2004, Gempa dan Tsunami
Aceh Menimbulkan Duka Indonesia..” Artikel Online.
Tersedia di:
https://nasional.kompas.com/read/2018/12/26/11213301/26
-desember-2004-gempa-dan-tsunami-aceh-menimbulkan-duka-
indonesia?page=all. Diakses pada Selasa, 18 September 2019,
pukul 01:06 wib.
Pratomo, I (2006). Klasifikasi Gunung Api Aktif Indonesia, Studi
Kasus dari Beberapa Letusan Gunung Api Dalam Sejarah.
Jurnal Geologi Indonesia, Vol. 1 No. 4 pg. 209-227.
Rencana Nasional Penanggulangan Bencana (Renas-PB) Tahun
2015.
Rencana Nasional Penanggulangan Bencana 2010-2014 Tahun 2010.
Rititake, T. (1999). Probability of A Great Earthquake to Recur in The
Tokai District, Japan: Reevolution Based on Newly-Developed
Paleoseismology, Plate Tectonics, Tsunami Study, Micro-Seismicity
and Geodetic Measurements. Earth Planet Space, Vol. 51, pp. 147–
157
Sarwidi (2015). Pengetahuan Dasar Kebencanaan dan Kegempaan.
Cetakan kedua. Malang: Kati-Kata.
Setianto, A., Soetoto. Mitigasi Bencana Tsunami di daerah Pesisir
Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Berdasarkan Interpretasi
Citra Penginderaan Jarak Jauh, Fakultas Teknik Universitas
Gadjah Mada Yogyakarta. Jurnal Geodesi UGM
(cgise.geodesi.ugm.ac.id).
Sijabat H.R. (2000). Urban Disaster Mitigation, The International Course
on Sustainable Structural Safety Design for Building Engineers.
Soesilo, A. (2014). Arsitektur Tradisional: Adaptasi Sistem Struktur
Rumah Gadang Terhadap Bencana Gempabumi. Program
Studi Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas
Sriwijaya.
122
Sunarjo, Gunawan, M.T., Pribadi, S. (2012). Gempa Bumi Edisi
Populer. Jakarta: Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika.
Sungkowo, A. (2018). Perhitungan Nilai Percepatan Tanah
Maksimum Berdasar Rekaman Sinyal Accelerograph di Stasiun
Pengukuran UNSO Surakarta. Indonesian Journal of Applied
Physics, Vol.8 No.1 halaman 43, ISSN:2089 – 0133.
Sutawidjaja, I.S., Sigurdsson, H., Rachmat, H., Pratomo, I. (2005).
The Deadliest Volcanic Eruption of 1815 Tambora Volcano,
Sumbawa, Indonesia. Proc. Int. Semin. On Quart. Geol.
Tini., A. Tohari., M. Iryanti. (2017). Analisis Potensi Likuifaksi
akibat Gempa Bumi Menggunakan Metode SPT (Standard
Penetration Test) dan CPT (Cone Penetration Test) di Kabupaten
Bantul, Yogyakarta. Wahana Fisika. 2 (1), hal. 8-27 .
United Nations for Disaster Risk Reduction-UNDRR (2009). “What
is Disater Risk Reduction?” Online:
https://www.unisdr.org/who-we-are/what-is-drr. Diakses
pada Jumat, 20 September 2019, pukul 14:59 wib.
United State Geographic Survey-USGS (2004). A Seismic Wave is An
Elastic Wave Generated by An Impulse Such as An Earthquake Or An
Explosion. Seismic Waves may Travel Either Along or Near The
Earth's Surface (Rayleigh And Love Waves) or through The Earth's
Interior (P and S waves). Online:
https://earthquake.usgs.gov/learn/glossary/?term=seismic%2
0wave. Diakses pada 11 Oktober 2019, pukul 10:25 wib.
Wahyu (2019). “Banjir dan Longsor di Bengkulu Putus Akses
Antarkota: Wali Kota dan Bupati Diminta Tetapkan Siaga
Bencana.” Artikel online. Tersedia di:
https://www.jawapos.com/jpg-today/29/04/2019/banjir-dan-
longsor-di-bengkulu-putus-akses-antarkota/. Diakses pada
Selasa, 18 September 2019, pukul 01:41 wib.
Widodo, P (2012). Seismologi Teknik dan Rekayasa Kegempaan.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
123
Wikipedia Indonesia (2019a). Letusan Krakatau 1883. Artikel online.
Tersedia di:
https://id.wikipedia.org/wiki/Letusan_Krakatau_1883.
Diakses pada Rabu, 18 September 2019, pukul 07:37 wib.
Wikipedia (2019b). Gempabumi. Artikel online. Tersedia di:
https://id.wikipedia.org/wiki/Gempa_Bumi. Diakses pada
Sabtu, 18 September 2019, pukul 01:52 wib.
Wikipedia (2019c). Tektonika Lempeng. Diambil dari:
https://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Tectonic_plate_bou
ndaries.png. Diakses 08 Oktober 2019, pukul 15:24 wib.
Wismabrata, M.H (2019). “4 Fakta Baru Bencana Kabut Asap di
Riau, Udara Semakin Pekat hingga Klaim Menhub”. Artikel
online. Tersedia di:
https://regional.kompas.com/read/2019/09/14/08400011/4-
fakta-baru-bencana-kabut-asap-di-riau-udara-semakin-pekat-
hingga-klaim?page=all. Diakses pada Selasa, 18 September
2019, pukul 01:17 wib.
Yazdani, A., Kowsari, M. (2011). Statistical Prediction of The Sequence
of Large Earthquake in Iran. IJE Transaction B: Applications,
Vol. 24, No. 4. Department of Civil Engineering, University of
Kurdistan, Sanandaj, Iran.
Zettyara., Harimurti., Zaika., Y. (2018). Analisis Potensi Likuifaksi
akibat Gempa Bumi Menggunakan Data CPT (Cone Penetration
Test) di Kabupaten Tulungagung (Liquefaction Potential Analysis
of Earthquake using The Cone Penetration Test in Tulungagung
District). Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Universitas
Brawijaya. 2 (2), 631.
124
Tentang Penulis
125