Anda di halaman 1dari 9

STRUKTUR

KAYU ____

Rafki Imani
Teknik Sipil UPI-YPTK
Padang 2022
Part 3
Struktur Kayu

Pembebanan
& Dasar Konstruksi Kayu
Struktur
Kayu
1. Konsep Dasar: Material & Sifat Kayu
2. Kuat Acuan dan Peraturan-peraturan
3. Pembebanan dan Dasar Konstruksi Kayu
4. Dasar-dasar Perencanaan
5. Perencanaan Sambungan Kayu
6. Perencanaan Struktur Kayu
Pembebanan Struktur Kayu
Beban Nominal, adalah beban yang ditentukan di dalam Pedoman Perencanaan
Pembebanan untuk Rumah dan Gedung, yakni KBI:1353-1987. Beban ini terdiri
dari:
Beban mati (D): berat dari berat sendiri konstruksi permanen, berat dinding,
lantai, atap,plafon, partisi atap, tangga & peralatan layan tetap.
Beban hidup (L): berasal dari beban penggunaan gedung, termasuk
pengaruh kejut.
Beban hidup di atap (Le): beban yg ditimbulkan selama perawatan oleh
pekerja, peralatan dan material, atau penggunaan biasa oleh orang dan
benda bergerak.
Beban hujan (H): berasal dari genangan air hujan
Beban angin (W): pembebanan dari aerodinamika bangunan, pengaruh
topan, badai, puyuh, tornado, dll jika diperlukan.
Beban gempa (E): ditentukan menurut standar SNI 03-1726-2012, atau yang
terbaru kalau sudah ada.
Kombinasi Pembebanan
Struktur, komponen struktur dan sambungannya, harus direncanakan menggunakan kombinasi
pembebanan:
1,4D ….. (1)
1,4D+1,6L+0,5(La , H) ….. (2)
1,2D+1,6(La, H)+(0,5L atau 0,8W)….. (3)
1,2D+1,3W+0,5L+0,5 (La,H) ….. (4)
1,2D+1,0E+0,5L ….. (5)
0,9D±(1,3W, 1,0E) …..(6)

Persamaan (3), (4), (5): digunakan faktor beban L, yakni 1,0, untuk garasi parkir, untuk daerah
pertemuan, dan semua daerah dengan L>5 kPa. Pengaruh struktural akibat beban: fluida (F), tanah
(S), dan temperatur (T) harus ditinjau berdasarkan faktor beban: 1,3F; 1,6S; 1,2 P; 1,2 T. Apabila
pengaruh suatu beban saling berlawanan di dlm komponen struktur ataupun sambungannya: harus
ditinjau gaya aksial, gaya geser dan momen yg mungkin berbalik arah. Untuk pembebanan jangka
panjang, maka harus perhatikan penambahan deformasi, mengingat kemungkinan terjadi deformasi
akibat rangka dlm masa layannya, jika struktur mengalami deformasi saat memikul beban.
Tegangan-tegangan Ijin Kayu (PKKI 1961)
Tegangan Ijin: tegangan yang telah direduksi dengan faktor
keamanan sebagai faktor pengali.

σ'lt : tegangan ijin lentur


σ’c // : tegangan ijin tekan sejajar serat
σ’t //: tegangan ijin tarik sejajar serat
σ’c ┴ : tegangan ijin tekan tegak-lurus serat
τ‘ // : tegangan ijin geser sejajar serat
Tegangan-tegangan Ijin Kayu (PKKI 1961)
Tegangan Ijin: tegangan yang telah direduksi dengan faktor
keamanan sebagai faktor pengali.
Mutu A
Tegangan Kelas Kuat
(kg/cm2) I II III IV V Jati

σ'lt 150 100 75 50 - 130


σ’c // = σ’t // 130 85 60 45 - 110
σ’c ┴ 40 25 15 10 - 30
τ‘ // 20 12 8 5 - 15
Misal, Mutu B
Kayu mutu B dikalikan dengan f=0,75
Tegangan-tegangan Ijin Kayu (PKKI 1961)
Tegangan ijin Untuk kayu yang hanya diketahui
berat jenisnya:

σ'lt = 170 g
σ’c // = σ’t // = 150 g
σ’c ┴= 40 g
τ‘ // = 20 g
Catatan: g = berat jenis kayu
Tegangan-tegangan Ijin Kayu (PKKI 1961)
Faktor Reduksi untuk perencanaan struktur kayu
Faktor reduksi terhadap mutu kayu (α):
Mutu A α = 1
Mutu B α = 0,75

Faktor reduksi terhadap kondisi pemakaian (β):


β = 1 (untuk konstruksi yang terlindung)
β = 2/3 (untuk konstruksi yg selalu terendam air dan tdk terlindung)
β = 5/6 (untuk kayu yg tdk terlindung tapi cepat mengering)

Faktor reduksi terhadap pembebanan (γ):


γ = 1 (untuk beban tetap)
γ = 5/4 (untuk beban sementara)
γ = 3/2 (untuk beban khusus)

Anda mungkin juga menyukai