Anda di halaman 1dari 52

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA

TENTANG PENYALAHGUNAAN NARKOBA


DI SMAN WANASALAM

PROPOSAL PENELITIAN

HALAMAN SAMPUL

Diajukan untuk Menyelesaikan Pendidikan


Program Studi Sarjana Keperawatan

Disusun Oleh :
ALGA GURUH PAMUNGKAS
NIM. 4002170090

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DHARMA HUSADA
BANDUNG
2021
LEMBAR PERSETUJUAN

HUBUNGAN KEPATUHAN
FAKTOR- FAKTOR PASIEN DALAM PERAWATAN
YANG BERHUBUNGAN DI RUMAH
DENGAN
GAMBARAN
DENGAN PENGETAHUAN
PENYEMBUHAN DAN SIKAP REMAJA
STRATA POSYANDUOTITIS MEDIA SUPURATIF
DI PUSKESMAS BABAKANKRONIK
TENTANG PENYALAHGUNAAN
(OMSK) NARKOBA
SURABAYA KOTA BANDUNG TAHUN 2017
DIUPT
DI SMAN WANASALAM
PUSKESMAS PASUNDAN
TAHUN 2016

ALGA GURUH PAMUNGKAS


NIM. 4002170090

Bandung, Mei 2021

Menyetujui,

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Ns.Gebi Elmi N, S.Kep.,MAN Indra Karana SE., MM


NIK. 432120908052 NIK. 432121007050
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kapada Allah Subhanahu wa Ta'ala, atas

segalanya, sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi ini dengan

Gambaran Pengetahuan dan Sikap Remaja tentang Penyalahgunaan Narkoba di

SMAN Wanasalam. Penelitian ini disusun untuk menyelesaikan pendidikan

progam Sarjana Ilmu Keperawatan STIKes Dharma Husada Bandung. Penulis

menyadari bahwa dalam penyusunan proposal skripsi ini banyak menerima

masukan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini

penulis mengucapkan terimaksih kepada semua pihak yang telah membimbing

terutama kepada yang terhormat :

1. Dr. Hj. Suryani Soepardan, Dra., M.M selaku Ketua STIKes Dharma Husada

Bandung

2. Ns.Irma Nur Amalia, S.Kep., M.Kep, selaku Ketua Program Studi Sarjana

Keperawatan di STIKes Dharma Husada Bandung.

3. Ns.Gebi Elmi N, S.Kep.,MAN, selaku pembimbing Utama yang telah

memberikan arahan dan motivasi dalam menyusun proposal skripsi ini.

4. Indra Karana SE., MM, selaku pembimbing pendamping yang telah

memberikan arahan dan motivasi dalam menyusun proposal skripsi ini.

5. Kedua orang tua yang telah memberikan semangat baik moril maupun

material.

6. Teman-teman seperjuangan mahasiswa Program Studi sarjana Keperawatan

Dharma Husada Bandung atas kerjasama dan kebersamaan selama ini.

iii
Akhir kata penulis sampaikan terimaksih yang sebesar-besarnya kepada

semua pihak yang telah berperan dalam penyusunan proposal skripsi ini. Semoga.

Allah Subhanahu wa Ta'ala. Senantiasa memberikan lindungan bagi kita semua.

Amin.

Bandung, Mei 2021

Penulis

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL............................................................................... i

LEMBAR PERSETUJUAN...................................................................... ii

KATA PENGANTAR................................................................................ iii

DAFTAR ISI .............................................................................................. v

DAFTAR TABEL...................................................................................... vii

DAFTAR BAGAN...................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN............................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah................................................ 1

B. Rumusan Masalah......................................................... 4

C. Tujuan Penelitian........................................................... 5

D. Manfaat Penelitian......................................................... 5

E. Ruang Lingkup.............................................................. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................... 7

A. Penyalahgunaan Narkoba.............................................. 7

B. Remaja........................................................................... 14

C. Pengetahuan (Knowledge)............................................. 18

D. Konsep Sikap................................................................. 22

E. Kerangka Teori.............................................................. 27

v
BAB III METODOLOGI PENELITIAN....................................... 28

A. Kerangka Konsep.......................................................... 28

B. Variabel penelitian........................................................ 28

C. Definisi Operasional...................................................... 29

D. Rancangan Penelitian.................................................... 29

E. Etika Penelitian............................................................. 34

F. Jadwal Penelitian........................................................... 36

DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 37

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional............................................................. 29

Tabel 3.3 Jadwal Kegiatan Penelitian.................................................. 36

vii
DAFTAR BAGAN

Bagan 3.1 Kerangka Konsep Penelitian................................................ 28

viii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Narkoba adalah singkatan dari narkotika, psikotropika, dan obat-

obatan terlarang. Menurut data Badan Narkotika Nasional (BNN), 1,99%

dari total penduduk Indonesia adalah pengguna narkoba, dan diperkirakan

pada tahun 2020 jumlah pengguna narkoba akan mencapai 2,56%.

Rentang usia pengguna narkoba adalah remaja antara 15-17 tahun (BNN,

2021). Ada sekitar 70 juta remaja pecandu narkoba di Indonesia dan

sekitar 140.000 remaja berusia antara 12 dan 21 tahun. Menurut survei

yang dilakukan oleh Badan Narkotika Nasional pada tahun 2020, rata-rata

usia pengguna narkoba pertama kali adalah 16 tahun, narkoba yang paling

banyak disalahgunakan adalah ganja, ekstasi, sabu dan lem, serta proporsi

remaja pengguna narkoba adalah 4,3%.

Menurut data Badan Nasional Pengelola Perbatasan BNPP Banten

tahun 2019 diketahui dari jumlah 111 orang pencandu narkotika, yang

mendapatkan fasilitas reabilitas hanya 49% atau 55 orang yang merupakan

didalamnya adalah seorang pelajar SMA, wiraswasta ada 22 orang dan

anggota polri sebanyak 10 orang, sedangka di Siswa SMAN Wanasalam

ada 10 orang.

Masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak

menuju masa dewasa, oleh karena itu dalam proses pencarian jati diri,

1
2

orang sering melakukan kesalahan dalam kegiatan sosial, sehingga banyak

orang akan melakukan hal-hal yang melanggar norma sosial, seperti

mengonsumsi narkoba. Apalagi di era remaja SMA, selebihnya adalah

para pelajar senior atau mahasiswa. Jika tidak segera diatasi akan

mengancam kesejahteraan generasi penerus, karena generasi muda adalah

pewaris cita-cita perjuangan negara, dan sumber daya manusia yang

dibutuhkan untuk pembangunan nasional juga perlu dilindungi (Natsir et

al., 2012).

Peralihan dari masa kanak-kanak ke dewasa tidak hanya terkait

dengan usia, tetapi juga melibatkan perubahan biologi, kognisi, dan emosi

sosial. Perubahan tingkah laku anak, ada yang mengarah ke positif, ada

yang mengarah ke negatif. Salah satu perilaku buruk tersebut adalah

remaja memiliki kebiasaan minum alkohol dan penyalahgunaan narkoba

(Sofia & Adiyanti, 2013). Efek penyalahgunaan narkoba antara lain

kerusakan fisik, mental, emosional dan spiritual (Ali, 2017). Selain itu,

narkoba juga mempunyai jangkauan yang sangat luas dampak negatifnya

terhadap fisik, psikis, ekonomi, sosial budaya, pertahanan negara, dan

aspek kehidupan lainnya. Banyaknya dampak yang dialami para pengguna

narkoba, oleh karena itu bagi mereka yang pernah mengalami

penyalahgunaan NAPZA dan yang perlu melakukan pencegahan terhadap

Narkoba yang tidak terpakai khususnya remaja / pelajar, perlu disusun

rencana pengobatan.
3

Fakta penyalahgunaan NAPZA yang sangat memprihatinkan

adalah masalah perilaku sosial, oleh karena itu perlu diberikan informasi

atau pengetahuan kepada anak usia dini yang harus didukung melalui

upaya pendidikan, sehingga selain bimbingan, perilaku dan cara berpikir

anak dapat diubah. BNN 2011). Beberapa faktor penggunaan narkoba oleh

remaja antara lain pemahaman yang kurang memadai tentang narkoba,

yang mengarah pada sikap atau perilaku pengguna narkoba dalam

menggunakan narkoba. Penelitian Yeliasti (2020) sebelumnya tentang

hubungan pengetahuan dan sikap siswa SMP dengan perilaku

penyalahgunaan NAPZA menjelaskan bahwa 38,5% responden kurang

pengetahuan tentang narkoba. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa

sebagian besar siswa memiliki sikap positif terhadap rehabilitasi narkoba,

namun 1,9% siswa memiliki sikap yang kurang positif terhadap

rehabilitasi narkoba.

Pengetahuan sangat penting, pengetahuan merupakan salah satu

determinan, determinan ini akan mempengaruhi sikap masyarakat terhadap

perilaku tertentu. Selain itu, penyalahgunaan dan ketergantungan narkoba

juga membawa banyak dampak negatif, seperti kekerasan masyarakat,

perilaku kriminal, seks bebas, dan penyebaran penyakit menular seperti

HIV / AIDS. Peneliti meyakini bahwa penyalahgunaan NAPZA terjadi

karena siswa kurang memahami dampak penyalahgunaan NAPZA, yang

mempengaruhi sikap dan perilaku mereka. Menurut data Badan Narkotika

Nasional (2020), angka kejahatan narkotika juga meningkat tajam, sekitar


4

20,5%. Penggunaan narkoba suntikan juga menjadi faktor peningkatan

infeksi HIV (Sumiati et al. 2017).

Studi Pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di SMAN

Wanasalam yang beralamat di Jl. Raya Binuangeun, Sukatani, Wanasalam,

Kabupaten Lebak, Banten diketahui dari Polsek setempat didapatkan

informasi bahwa ada anak remaja SMAN Wanasalam ada penyalahgunaan

narkoba, kemudian peneliti melakukan wawancara kepada guru BP untuk

memastikan kebenaran dari penyalahgunaan narkoba tersebut, wawancara

dilakukan secara tertutup antara peneliti dan guru BP selang waktu 2 jam,

diketahui bahwa menurut guru BP memang benar adanya penyalahgunaan

tersebut, jumlah siswa yang menggunakan narkoba didapatkan ada 10

orang, namun belum diketahui secara pasti bentuk dan jenis narkoba yang

ia gunakan, karena siswa tersebut hanya sebagai korban dari lingkungan

sekitar yang merupakan sebagai oknum, makanya siswa tersebut ingin

coba-coba mengkonsumsi narkoba tersebut. Walapun hanya ngelem (lem

yang dihisap) secara terus menerus akan mengakibatkan kepala menjadi

pusing, alasan siswa menggunakan lem tersebut mau mencobanya karena

sulit menolak tawaran itu, atau terdorong oleh beberapa alasan seperti

keinginan untuk diterima dalam kelompok, ingin dianggap dewasa dan

jantan.

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang seberapa besar gambaran pengetahuan dan sikap remaja

tentang penyalahgunaan Narkoba di SMAN Wanasalam.


5

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini yaitu mengetahui bagaimana gambaran pengetahuan dan

sikap remaja tentang penyalahgunaan Narkoba di SMAN Wanasalam?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap remaja tentang

penyalahgunaan Narkoba di SMAN Wanasalam

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui pengetahuan remaja tentang penyalahgunaan Narkoba

di SMAN Wanasalam

b. Mengetahui sikap remaja tentang penyalahgunaan Narkoba di

SMAN Wanasalam

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Memberikan informasi untuk mewujudkan pengetahuan dan sikap

remaja tentang penyalahgunaan Narkoba berdampak buruk dari

penyalahgunaan Narkoba, seperti perilaku kekerasan dimasyarakat,

tindakan kriminal secara teoritis dilapangan.

2. Manfaat Praktis
6

a. Bagi Remaja

Penelitian ini dapat memberikan informasi tambahan tentang

dampak dalam penyalahgunaan Narkoba

b. Bagi Sekolah

Penelitian ini dapat meningkatkan program penyuluhan di

lingkungan SMA khususnya tentang dampak dalam

penyalahgunaan Narkoba, sehingga siswa dapat berperilaku baik

c. Bagi Peneliti selanjutnya

Penelitian ini dapat menjadi sumber referensi, agar dapat meneliti

lebih lanjut tentang penyalahgunaan narkoba

E. Ruang Lingkup

1. Tempat

Penelitian ini akan dilakukan di SMAN Wanasalam di Jl. Raya

Binuangeun-Malingping No.KM. 9, Sukatani, Wanasalam, Kabupaten

Lebak, Banten

2. Waktu

Waktu penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Mei-Juli 2021

3. Metodelogi

Ruang lingkup metode ini akan dilakukan terhadap siswa remaja

SMAN Wanasalam dengan usia rentang 15-17 tahun yaitu kelas 11


7

yang terbagi atas 4 kelas dengan jumlah keseluruhan siswa yaitu 231

orang . Pengumpulan data menggunakan kuesioner terdiri dari

kuesioner pengetahuan dan kuesioner sikap.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penyalahgunaan Narkoba

Penyalahgunaan berasal dari kesalahan kata untuk mendapatkan

awalan pe dan sufiks. Salah berarti tidak nyata, tidak nyata, dan salah

meleset. Membuat kesalahan berarti menyimpang (arah); melanggar

aturan); menyimpang itu salah. Offense berarti kontradiksi; dari. . .

Penyimpangan; ketidaksesuaian (aturan, dll.). Pelecehan, pelecehan berarti

melakukan hal-hal yang seharusnya tidak dilakukan; penyimpangan: orang

yang egois cenderung memiliki kekuatannya sendiri. Pada saat yang sama,

pelecehan mengacu pada proses, metode, dan perilaku pelecehan;

pengalihan. Ada cara unik dalam menggunakan zat ilegal seperti heroin,

kokain, mariyuana dan ekstasi (Nurdin, 2017).

1. Pengertian Narkoba

Narkoba adalah singkatan dari narkotika, psikotropika dan zat

aditif lainnya. Ada tiga unsur yang tergolong obat, yaitu narkotika,

psikotropika, dan zat aditif lainnya. Pada dasarnya obat-obatan bermanfaat

untuk keperluan medis. Misalnya, digunakan sebagai obat bius selama

operasi. Namun, banyak orang menyalahgunakan obat-obatan dan

berbahaya bagi kesehatan. Akibat penggunaan narkoba, seseorang bisa

tertular penyakit, hepatitis B, hepatitis C, dan virus HIV. Bahkan masa

8
9

depannya pun suram. Hanya karena penggunaan narkoba yang benar, masa

kanak-kanak yang tertib dan tertib di masa kanak-kanak akan hancur dan

suram (UU Narkotika 2009 Nomor 35)

Narkoba Narkoba mengacu pada obat / bahan / zat yang bukan

makanan. Jika diminum, dihirup, dihirup, ditelan atau disuntikkan, itu

terutama mempengaruhi kerja otak (sistem saraf pusat) dan seringkali

menyebabkan ketergantungan. Akibatnya fungsi otak berubah (meningkat

atau menurun). Hal yang sama berlaku untuk fungsi penting organ lain

(jantung, sirkulasi darah, pernapasan, dll.). Obat yang tertelan masuk ke

perut lalu masuk ke pembuluh darah. Jika terhirup atau terhirup, zat

tersebut diserap ke dalam pembuluh darah melalui saluran hidung dan

paru-paru. Jika suatu zat disuntikkan, zat itu akan masuk ke dalam darah

secara langsung. Darah membawa zat ini ke otak ("Narkotika", Keputusan

No. 35 tahun 2009)

Narkoba (narkotika, psikotropika dan obat-obatan terlarang) adalah

sebutan untuk penegakan hukum dan masyarakat. Narkoba disebut obat

berbahaya karena tidak aman untuk digunakan manusia. Oleh karena itu,

penggunaan, pembuatan dan distribusinya semuanya diatur oleh undang-

undang. Siapapun yang menggunakan dan mendistribusikan perangkat

lunak di luar hukum akan dihukum penjara dan denda. Narkoba

(narkotika, psikotropika, zat aditif lainnya) merupakan istilah dalam dunia

medis. Fokusnya di sini adalah efek ketergantungan. Oleh karena itu,

selain Narkotika dan Psikotropika, Narkoba, Zat atau Zat lain yang tidak
10

terkontrol secara hukum dapat menimbulkan ketergantungan dan sering

terjadi penyalahgunaan (UU No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika).

Secara hukum Konvensi No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika

menetapkan bahwa Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari

tumbuhan atau bukan tumbuhan, baik sintetis maupun semi sintetis, yang

dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, penurunan rasa,

dan pengurangan rasa. Nyeri dan pereda nyeri. Dapat menimbulkan

ketergantungan (UU No 35 Tahun 2009, UU Narkotika).

2. Jenis-Jenis Narkoba

a. Narkotika

Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tumbuhan atau

bukan tumbuhan, baik sintetis maupun non sintetis yang dapat

menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran dan hilangnya rasa.

Zat tersebut bisa mengurangi rasa sakit dan menyebabkan

ketergantungan. Narkotika adalah kecanduan yang berat (kecanduan).

Narkotika juga memiliki toleransi (kemampuan penyesuaian) dan

kemampuan kebiasaan yang tinggi. Ketiga khasiat narkotika ini

membuat para pengguna narkotika tidak mungkin lepas dari

cengkeramannya (Partodiharjo, 2018)

Menurut Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1997 Kementerian

Kesehatan RI (2019), jenis-jenis narkotika dibedakan menjadi tiga

kategori:
11

Kategori pertama : Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk

kepentingan ilmiah dan tidak untuk pengobatan dan memiliki potensi

tinggi. Menyebabkan ketergantungan. Misalnya heroin / busuk, kokain,

mariyuana, dll. Kategori kedua: obat-obatan narkotika dengan khasiat

obat digunakan sebagai upaya terakhir, dapat digunakan untuk

pengobatan dan dirancang untuk mengembangkan ilmu pengetahuan

dan berpotensi tinggi menyebabkan ketergantungan. Misalnya morfin,

petidin, turunan narkotika / garam dalam kelompok ini dan kelompok

lainnya. Kategori ketiga: obat dengan khasiat obat, banyak digunakan

dalam pengobatan, ditujukan untuk pengembangan ilmu pengetahuan,

dan memiliki potensi ringan menyebabkan ketergantungan. Misalnya

kodein, garam narkotika dan hukum lainnya dalam kelompok ini.

(Kementerian Kesehatan Indonesia, 2019).

b. Psikotropika

Psikotropika adalah zat atau obat bukan narkotika, baik alamiah

maupun sintesis, yang memiliki khasiat psikoaktif melalui pengaruh

selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas

pada aktifitas normal dan perilaku. Psikotropika adalah obat yang

digunakan oleh dokter untuk mengobati gangguan jiwa (psyche)

(Sylviana, 2016)

c. Bahan Adiktif Lainya

Zat adiktif terdiri dua kata “ zat” dan “adiktif” menurut etimologi

adalah wujud, hakekat, sesuatu yang menyebabkan ada dan bisa juga
12

berarti subtansinya yang merupakan pembentukan suatu benda.

Sementara adiktif berarti sifat ketagihan dan menimbulkan

ketergantungan pada pemakainya. Zat menurut Dadang Hawari, adalah

bahan atau subtansi yang dapat mempengaruhi fungsi berfikir,

perasaan dan tingkah laku pada orang yang memakainya. Zat tersebut

mengakibatkan kondisi dan bersifat siktif, penyalahgunaannya dapat

menimbulkan gangguan penggunaan zat (substance use di sender),

yang ditandai dengan perilaku maladaftif yang berkaitan dengan

pemakaian zat itu yang lebih dapat kurang dikatakan teratur

(Visimedia, 2017).

d. Faktor Penyebab Penyalahgunaan Narkoba

Remaja paling rentan terhadap penyalahgunaan narkoba. Karena

masa remaja adalah masa menemukan jati diri. Ia berusaha menyerap

sebanyak mungkin nilai-nilai baru dari luar, yang diyakini dapat

memperkuat jati dirinya. Ia selalu penasaran dan ingin mencoba, terutama

untuk hal-hal yang mengandung bahaya atau resiko (perilaku berisiko).

Biasanya anak-anak atau remaja mulai menggunakan narkoba karena

berbagai janji atau tekanan dari teman atau kelompok. Ia ingin mencoba

karena sulit menolak tawaran tersebut, atau karena berbagai alasan, seperti

keinginan untuk diterima dalam tim, keinginan untuk dianggap dewasa

dan jantan, keinginan yang kuat untuk mencoba, dan keinginan untuk
13

disingkirkan. Dari itu, inilah yang ingin dia coba alasannya. Kebosanan,

kesepian, stress atau masalah yang sedang dihadapinya (Pramono, 2016)

Menurut Usman (2015) dalam bukunya faktor mengapa seseorang

menggunakan Narkoba yaitu:

1) Faktor Individu : Biasanya para remaja ingin coba-coba hal yang baru,

Kepribadian yang lemah sehingga mudahnya penjahat, Narkoba untuk

membujuknya, untuk itu bentengi dirimu dengan iman dan ketakwaan,

Menghilangkan masalah atau setres, Ikut trend atau mode, dibilang

kampungan atu tidak trendy bila tidak mengkonsumsi narkoba, Ingin

diterima kelompok.

2) Faktor Lingkungan : Tinggal dilingkungan gelap Narkoba, Sekolah

dilingkungan yang rawan Narkoba, Bergaul dengan pemakai Narkoba,

Dorongan kelompok sebaya dan Adanya keluarga yang kurang

harmonis

3) Faktor Pendukung Lain : Kelihaian sindikat narkoba untuk

mengembangkan, jaringannya dengan cara pertama diberi gratis,

kedua, dijadikan kurir dengan imbalan Narkoba, akhirnya ketagihan,

Mitos yang berkembang bahwa dengan mengkonsumsi Narkoba dapat

meningkatkan tenaga dan Pengalaman seseorang yang pernah

memakai Narkoba

e. Dampak Buruk Penyalahgunaan Narkoba

Berikut diuraikan dampak buruk bagi siswa remaja dalam

penyalahgunaan narkoba menurut Soubar, 2018 yaitu sebagai berikut :


14

1. Aspek fisik

a) Badan selalu sakit-sakitan, demam, perut sakit, persendian sakit,

(terutama saat putus obat)

b) Mudah tertular penyakit HIV-AIDS terutama pengguna

c) Narkoba yang menggunakan Narkoba dengan jarum suntik.

d) Suka melakukan sex bebas

e) Rela menjual diri demi mendapatkan Narkoba

f) Menimbulkan ketergantungan sama dengan over dosis dan

akhirnya meninggal (Soubar, 2018)

2. Aspek Sosial

a) Seorang pengguna narkoba akan menjadi ancaman bagi

keluarganya sendiri karena suka mencuri uang, menjual barang-

barang dan hasilnya untuk beli Narkoba.

b) Ancaman bagi masyarakat disekelilingnya

c) Selalu mengganggu ketertiban umum dan melakukan tindak

kriminal.

d) Dapat menimbulkan kecelakaan lalu lintas.

e) Bagi pengguna Narkoba yang memiliki jabatan baik swasta

maupun pemerintahan dia berani memakai uang kator atau Negara

guna membeli Narkoba(Korupsi) (Soubar, 2018)

3. Aspek Strategis
15

Maraknya penyalahgunaan Narkoba berdampak terhadap

kelangsungan hidup Bangsa dan Negara yaitu rusaknya moral,

hilangnya rasa cinta tanah air dikalangan para remaja dan generasi

muda sebagai pewaris dan penerus perjuangan, penerus pembangunan,

kurangnya kreativitas, Produktivitas serta semangat bersaing yang

akhirnya akan menjadi ancaman bagi ketahan Nasional (Runtuhnya

Negara Republik Indonesia) dikarenakan sebagian besar generasinya

atau masyarakatnya teler, mabuk mentalnya rusak, perilakunya rusak

sehingga mudah ditaklukkan (Soubar, 2018)

B. Remaja

1. Pengertian Remaja

Masa remaja adalah masa transisi dari masa kanak-kanak hingga

dewasa, yang mencakup segala pengalaman dalam mempersiapkan diri

menjadi dewasa. Perubahan perkembangan tersebut meliputi aspek

fisik, psikologis dan sosial-psikologis. Masa remaja merupakan salah

satu masa perkembangan manusia. Masa remaja merupakan masa

peralihan atau peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa yang

meliputi perubahan biologis, perubahan psikologis, dan perubahan

sosial (Sofia & Adiyanti, 2013) Menurut King (2012), remaja

merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak hingga dewasa.

Periode ini dimulai sekitar usia 12 tahun dan berakhir pada usia 18

hingga 21 tahun.
16

Menurut Monks (2016) remaja merupakan masatransisi dari anak-

anak hingga dewasa, Fase remaja tersebut mencerminkan cara berfikir

remaja masih dalam koridor berpikir konkret, kondisi ini disebabkan

pada masa ini terjadi suatu proses pendewasaan pada diri remaja. Masa

tersebut berlangsung dari usia12 sampai 21 tahun, dengan pembagian

sebagai berikut:

a. Masa remaja awal (Early adolescent) umur 12-15 tahun.

b. Masa remaja pertengahan (middle adolescent)umur 15-18 tahun

c. Remaja terakhir umur (late adolescent 18-21 tahun

Tahap-tahap Perkembangan dan Batasan Remaja Berdasarkan proses

penyesuaian menuju kedewasaan, ada 3 tahap perkembangan remaja

yaitu: Soetjiningsih (2017)

a. Remaja awal (Early adolescent) umur 12-15 Seorang remaja

untuktahap ini akan terjadi perubahan-perubahan yang terjadi pada

tubuhnya sendiri dan yang akan menyertai perubahan-perubahan itu,

mereka pengembangkan pikiran-pikiran barusehingga, cepat tertarik

pada lawan jenis, mudah terangsang secara erotis, dengan dipegang

bahunya saja oleh lawan jenis ia sudah akan berfantasi erotik.

b. Remaja madya (middle adolescent) berumur 15-18 tahun Tahap ini

remajamembutuhkan kawan-kawan, remaja senang jika banyak

teman yang mengakuinya. Ada kecenderungan mencintai pada diri

sendiri, dengan menyukai teman-teman yang sama dengan dirinya,

selain itu ia berada dalam kondisi kebingungan karena tidak tahu


17

memilih yang mana peka atau tidak peduli, ramai-ramai atau sendiri,

optimis atau pesimistis, idealitas atau materialis, dan sebagainya.

c. Remaja akhir(late adolescent) berumur 18-21 tahunTahap ini

merupakan dimanamasa konsulidasi menuju periode dewasa dan

ditandai dengan pencapaian 5 hal yaitu:

1) Minat makinyang akan mantap terhadap fungsiintelek.

2) Egonya akan mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang

lain dan dalam pengalaman-penglaman baru

3) Terbentuk identitas seksual yang tidak berubah lagi.

4) Egosentrisme (terlalu mencari perhatian pada diri sendiri) diganti

dengan keseimbangan dan kepentingan diri sendiridengan orang

lain.

5) Tumbuh “dinding” yang memisahkan diri pribadinya

(privateself)

6) Masyarakat umum (Sarwono, 2015).

Perubahan sosial pada masa remaja Tugas tersulit perkembangan

remaja berkaitan dengan adaptasi sosial. Hal ini diperlukan untuk

beradaptasi dengan remaja lawan jenis yang belum pernah ada

sebelumnya agar dapat beradaptasi dengan orang dewasa di luar

lingkungan rumah dan sekolah. Remaja menghabiskan lebih banyak

waktu dengan teman, sehingga teman sebaya lebih berpengaruh pada

sikap, percakapan, minat, penampilan, dan perilaku daripada keluarga.

Misalnya, sebagian besar remaja mengetahui bahwa mereka mengenakan


18

gaya berpakaian yang sama dengan anggota kelompok populer, sehingga

berpeluang diterima oleh anggota kelompok yang lebih besar (Nasution,

2017).

Kelompok social yang sering terjadi pada remaja (Hurlock, 1999

dalam Nasution, 2017):

a. Teman dekatRemaja yangmempunyai beberapa teman dekatatau

sahabat karib. Merekayang terdiri dari jenis kelamin yang

samasehingga mempunyai minat dan kemampuan yang

sama.Sehingga Teman dekatyang saling mempengaruhi satu sama

lain.

b. Kelompok kecilKelompok ini yang terdiri dari kelompokteman-

teman dekat. jenis kelamin yang sama, tetapi kemudian meliputi

kedua jenis kelamin.

c. Kelompok besarKelompok ini terdiri atas beberapa kelompok kecil

dan kelompok teman dekat, berkembang dengan meningkatnya

minat pesta dan berkencan. Kelompok ini besar sehingga

penyesuaian minat berkurang anggota-anggotanya. Terdapat jarak

antara sosial yang lebih besar di antara mereka.

d. Kelompok yang terorganisasiKelompok ini adalah kelompok yang

dibina oleh orang dewasa, dibentuk oleh sekolah dan organisasi

masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sosial para remaja yang

tidak mempunyai klik atau kelompok besar.e.Kelompok gengRemaja

yang tidak termasuk kelompok atau kelompok besar dan merasa


19

tidak puas dengan kelompok yang terorganisasi akan mengikuti

kelompok geng.Anggotanya biasanya terdiri dari anak anak sejenis

dan minat utama mereka adalah untuk menghadapi penolakan

teman-teman melalui perilaku anti social

C. Pengetahuan (Knowledge)

1. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan adalah kesan yang dihasilkan otak manusia dengan

menggunakan panca indera yang berbeda dengan kepercayaan, takhayul

dan misinformasi (Soekanto, 2015). Orang merasakan suatu objek. Sensasi

terjadi melalui panca indera manusia yaitu penglihatan, pendengaran,

penciuman, pengecapan dan peraba. Kebanyakan pengetahuan manusia

diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognisi merupakan

bidang yang sangat penting yang membentuk perilaku seseorang (perilaku

publik). Pengetahuan adalah informasi yang disimpan dalam memori dan

merupakan penentu utama perilaku sehat (Notoatmodjo, 2012).

2. Komponen Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2012) proses keputusan adopsi inovasi

memiliki lima tahap, yaitu : knowledge (pengetahuan), persuasion

(kepercayaan), decision (keputusan), implementation (penerapan) dan

confirmation (penegasan/ pengesahan). Kelima langkah ini dapat diuraikan

seperti di bawah ini :

a. Knowledge Stage (Tahap Pengetahuan)


20

Pada tahapan ini suatu individu belajar tentang keberadaan suatu

inovasi dan mencari informasi tentang inovasi tersebut.

b. Persuasion Stage (Tahap Persuasi)

Rogers menyatakan bahwa knowledge stage lebih bersifat kognitif

(tentang pengetahuan), sedangkan persuasion stage bersifat afektif

karena menyangkut perasaan individu, karena itu pada tahap ini

individu akan terlibat lebih jauh lagi.

c. Decision Stage (Tahap Keputusan)

Pada tahapan ini individu membuat keputusan apakah menerima atau

menolak suatu inovasi. Menurut Rogers adoption (menerima) berarti

bahwa inovasi tersebut akan digunakan secara penuh, sedangkan

menolak berarti “not to adoption innovation”.

d. Implementation Stage (Tahap Implementasi)

Pada tahap ini, sebuah inovasi dicoba untuk dipraktikkan, akan tetapi

sebuah inovasi membawa sesuatu yang baru apabila tingkat

ketidakpastiannya akan terlibat dalam difusi.

e. Confirmation Stage (Tahap Konfirmasi)

Ketika keputusan inovasi sudah dibuat, maka pengguna akan mencari

dukungan atas keputusannya ini. Menurut Rogers keputusan ini dapat

menjadi terbalik apabila pengguna ini menyatakan ketidaksetujuan atas

pesan-pesan tentang inovasi tersebut.


21

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan dan sikap (Dewi,

2014).

a. Faktor Internal

1) Umur

Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai

berulang tahun. Semakin cukup umur, dalam tingkat kematangan dan

kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari

segi kepercayaan masyarakat untuk seseorang yang lebih dewasa

dipercaya dari orang yang belum tinggi kedewasaannya. Hal ini

sebagai dari pengalaman dan kematangan jiwa.

2) Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap

perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita tertentu yang

menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan demi

mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Pendidikan diperlukan untuk

mendapat informasi misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan

sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Pendidikan dapat

mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang akan pola

terutama dalam memotivasi untuk sikap berperan serta dalam

pembangunan pada umumnya makin tinggi pendidikan seseorang

makin mudah menerima informasi.


22

3) Pekerjaan

Pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan terutama untuk

menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarga. Pekerjaan bukanlah

sumber kesenangan, tetapi lebih banyak merupakan cara mencari

nafkah yang membosankan, berulang dan banyak tantangaannya.

Sedangkan bekerja pada umumnya merupakan kegiatan yang menyita

waktu. Bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai pengaruh terhadap

kehidupan keluarga.

b. Faktor Eksternal

1) Faktor Lingkungan

Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan

pengaruhnya yang dapat mempengaruhi untuk perkembangan dan

perilaku orang atau kelompok.

2) Sosial Budaya

Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat mempengaruhi dari

sikap dalam menerima informasi.

4. Pengukuran Pengetahuan

Cara pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan metode

wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin

diukur dari subyek penelitian atau responden (Notoatmodjo, 2012).


23

Kedalaman atau tingkat pengetahuan yang akan diukur menurut

Arikunto (2014) pengetahuan dapat diukur dengan menggunakan

kategorikan berdasakan nilai sebagai berikut:

a. Tingkat pengetahuan baik bila skor > 76% - 100%

b. Tingkat pengetahuan cukup bila skor 56% - 75%

c. Tingkat pengetahuan kurang bila skor < 56%

D. Konsep Sikap

1. Pengertian Sikap

Sikap mengacu pada reaksi atau respons seseorang terhadap

rangsangan atau objek yang masih tidak responsif. Kinerja dari sikap ini

tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat dijelaskan secara langsung

dari perilaku tertutup. Sikap belum menjadi perilaku atau aktivitas, tetapi

merupakan kecenderungan ke arah perilaku. Sikap tetaplah respon tertutup,

bukan respon terbuka atau perilaku terbuka. Sikap mengacu pada kesediaan

untuk bereaksi terhadap suatu objek dalam lingkungan tertentu untuk

mengapresiasi objek tersebut (Azwar, 2014).

2. Komponen sikap

Struktur sikap terdiri atas 3 komponen yang saling menunjang, yaitu:

a. Komponen kognitif

Merupakan representasi apa yang dipercayai oleh individu pemilik

sikap. Komponen kognitif berisi kepercayaan stereotipe yang dimiliki

individu mengenai sesuatu yang dapat disamakan penanganan (opini),


24

terutama apabila menyangkut masalah isu atau problem yang

kontroversial.

b. Komponen afektif (komponen emosional)

Merupakan komponen yang berhubungan dengan rasa senang atau

tidak senang terhadap objek sikap. Rasa senang merupakan hal yang

positif, sedangkan rasa tidak senang merupakan hal yang negatif.

Komponen ini menunjukkan arah sikap, yaitu positif dan negatif.

c. Komponen konatif (komponen perilaku atau action component)

Merupakan komponen yang berhubungan dengan kecenderungan

bertindak terhadap objek sikap. Komponen ini menunjukkan intensitas

sikap, yaitu menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau

berperilaku seseorang terhadap objek sikap.

3. Tingkatan Sikap

Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai

tingkatan,

yakni:

a. Menerima (Receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subyek) mau dan perhatikan

stimulus yang diberikan (objek). Misalnya sikap orang terhadap gizi

dapat dilihat dari kesediaan dan perhatian orang itu terhadap ceramah-

ceramah tentang gizi.


25

b. Merespon (Responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, kemudian mengerjakan dan

menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.

Karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau

mengerjakan tugas yang diberikan, lepas pekerjaan itu benar atau

salah, adalah berarti bahwa orang menerima ide tersebut.

c. Menghargai (Valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu

masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.

d. Bertanggung jawab (Responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan

segala resiko adalah merupakan sikap yang paling tinggi.

4. Sifat Sikap

Sifat sikap ada dua macam, dapat bersifat positif dan dapat pula bersifat

negatif (Dewi, 2014) :

a. Sikap positif, kecenderungan tindakan adalah selalu mendekati,

menyenangi, mengharapkan objek tertentu.

b. Sikap negatif, kecenderungan untuk selalu menjauhi, menghindari,

membenci, tidak menyukai objek tertentu.


26

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap

Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap terhadap objek sikap (Azwar,

2014) antara lain:

1. Pengalaman pribadi

Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi

haruslah meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu, sikap akan lebih

mudah terbentuk apabila pengalaman tersebut terjadi dalam situasi

yang melibatkan faktor emosional.

2. Pengaruh orang lain yang dianggap penting

Pada umumnya, individu cenderung untuk memiliki sikap yang

konformis atau searah dengan sikap orang yang dianggap penting.

Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk

berafiliasi dan keinginan untuk menghindari konflik dengan orang

yang dianggap penting tersebut.

3. Pengaruh kebudayaan

Tanpa disadari, kebudayaan telah menanamkan garis pengaruh sikap

kita terhadap berbagai masalah. Kebudayaan telah mewarnai sikap

anggota masyarakatnya, karena kebudayaanlah yang memberi corak

pengalaman individu masyarakat asuhannya.

4. Media massa

Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media komunikasi

lainnya, berita yang seharusnya faktual disampaikan secara objektif


27

cenderung dipengaruhi oleh sikap penulisnya, akibatnya berpengaruh

terhadap sikap konsumennya.

5. Lembaga pendidikan dan lembaga agama

Konsep moral dan ajaran dari lembaga pembaga pendidikan dan

lembaga agama sangat menentukan sistem kepercayaan, tidaklah

mengherankan jika kalau pada konsep tersebut mempengaruhi sikap.

6. Faktor emosional

Kadang kala, suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari

emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau

pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego.

6. Pengukuran Sikap

Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung dan tidak

langsung dan tidak langsung. Secara langsung dapat ditanyakan

bagaimana pendapat atau pertanyaan responden terhadap suatu obyek.

Misalnya, bagaimana pendapat remaja tentang penyelahgunaan narkoba,

atau juga dapat dilakukan dengan cara memberikan pendapat dengan

menggunakan setuju atau tidak setuju terhadap pernyataan-pernyataan

obyek tertentu, dengan menggunakan skala likert (Notoatmodjo, 2012).


28

E. Kerangka Teori

Dampak pengguna narkoba : Pengetahuan remaja


1. Aspek fisik, Badan selalu 1. Pengetahuan Baik 76-100%
sakit-sakitan, Mudah tertular, 2. Pengetahuan Cukup 75-56%
Rela menjual diri, 3. Pengetahuan Kurang <56%
Menimbulkan ketergantungan
2. Aspek Sosial: menjadi Remaja SMA
ancaman bagi keluarganya, dalam
Ancaman bagi masyarakat, penyalahgunaan
mengganggu ketertiban, narkoba A. Sikap Remaja
menimbulkan kecelakaan 1. Sikap baik,
3. Aspek Strategis: rusaknya jika>mean/median
moral, hilangnya rasa cinta 2. Sikap buruk, jika
(Soubar, 2018) <mean/median
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian adalah suatu hubungan atau kaitan antara

konsep satu terhadap konsep yang lainnya dari masalah yang ingin diteliti

(Notoatmodjo, 2012). Kerangka konsep pada penelitian ini yaitu :

Independen

Pengetahuan remaja
1. Pengetahuan Baik 76-100%
2. Pengetahuan Cukup 75-56%
Remaja dalam 3. Pengetahuan Kurang <56%
penyalahgunaan Narkoba

Sikap Remaja
1. Sikap baik, jika>mean/median
2. Sikap buruk, jika <mean/median

Bagan 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

B. Variabel penelitian

Variabel adalah suatu sifat yang akan diukur atau diamati yang

nilainya bervariasi antara satu objek ke objek lainnya dan terukur (Rianto,

2011). Variabel pada penelitian ini yang digunakan yaitu Variabel independen

atau variabel tunggal pada penelitian ini yaitu Pengetahuan, sikap remaja

tentang penyalahgunaan narkoba

29
30

C. Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional

Alat Skala
Variabel Definisi Operasional Hasil Ukur
Ukur Ukur
Pengetahuan Pengetahuan atau wawasan Kuesione 1. Baik (76-100%) Ordinal
luas yang dimiliki remaja r 2. Cukup (65-
tentang penyalahgunaan 75%)
narkoba 3. Kurang (>65%)
Sikap Respon remaja yang belum Kuesioner 1. Sikap baik, jika Ordinal
muncul pada penyalahgunaan >mean/media
narkoba 2. Sikap buruk,
jika
<mean/median

D. Rancangan Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini beruapa deskriptif kuantitatif yaitu suatu

metode penelitian untuk mendeskriptifkan atau menguraikan dari suatu

keadaan di dalam suatu komunitas atau Masyarakat (Notoatmodjo,

2012). Pada penelitian ini untuk menguraikan atau mendiproposal

skripsikan tentang gambaran remaja tentang penyalahgunaan narkoba

di SMAN Wanasalam.

2. Pendekatan Waktu Pengumpulan Data

Pendekatan waktu dalam pengumpulan data menggunakan

pendekatan cross sectional, yaitu suatu penelitian untuk mempelajari

dinamika korelasi yang dilakukan pada satu waktu dan satu kali, pada
31

tempat dan waktu yang telah ditentukan dengan tujuan untuk mencari

gambaran Pengetahuan dan sikap remaja tentang penyalahgunaan

narkoba di SMAN Wanasalam.

3. Populasi dan Sampel Penelitian

a. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek

yang diteliti (Notoatmodjo, 2012). Berdasarkan data yang

diperoleh populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas

XI periode Maret 2021 di SMAN Wanasalam yaitu kelas XI IPS

dan IPA dengan keseluruhan sebanyak 231 orang

b. Sampel

Sampling adalah suatu cara yang ditempuh dengan

pengambilan sampel yang benar-benar sesuai dengan keseluruhan

obyek penelitian (Nursalam, 2014). Teknik pengambilan sampel

dalam penelitian ini adalah tehnik total sampling yaitu Total

sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana jumlah

sampel sama dengan populasi (Sugiyono, 2014). Alasan

mengambil total sampling karena pihak sekolah meminta

keseluruhan siswa perlu dilakukan penelitian dengan jumlah

sampel penelitian ini sebanyak 231 orang.

Alasan pemilihan sampel siswa kelas 11 pada penelitian ini

yaitu agar data tidak bias, sehingga menjadi saturasi data yang
32

homogen artinya tidak ada tingkatan sampel atau kelas yang lain

dan memudahkan peneliti dalam melakukan analisis.

4. Instrumen

Instrumen penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk

pengumpulan data yang terdiri dari data primer yaitu data yang diambil

langsung dari responden menggunakan kuesioner. Instrumen yang

digunakan pada penelitian ini terdiri dari 2 alat ukur yaitu kuesioner

pengetahuan terdiri dari pengertian, Jenis dan Dampak Buruk

Penyalahgunaan Narkoba dengan bentuk pertanyaan point option

jawaban ABCD. Sedangkan kuesioner sikap dikembangkan

berdasarkan ranah kognitif, afektif dan komponen konatif dengan

bentuk pernyataan yang memiliki 4 option jawaban terdiri dari sangat

setuju, setuju, kurang setuju, tidak setuju.

5. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data ini terdiri dari data primer digunakan

untuk peneliti mengumpulkan langsung dari responden menggunakan

kuesioner. Tahapan dan proses pengumpulan data dilakukan sebagai

berikut : Pengumpulan data primer yaitu data yang langsung diperoleh

dari responden, dilakukan menggunakan alat instrumen yaitu kuesioner

yang diisi. Adapun tahapan yang penelitian akan lakukan yaitu


33

a. Peneliti meminta ijin terlebih dahulu kepada guru kelas 12 untuk

pengisian kueioner melalui geogle from

b. Setelah di ijinkan kemudian memberi penjelasan kepada calon

responden ketika pada saat penelitian berlangsung dan meminta

kesediaan calon responden untuk mengikuti penelitian

c. Selanjutnya peneliti membagikan link kuesioner dengan geogle

from melalui grup whatsapp

d. Saat pengumpulan data pada kuesioner, peneliti selalu stanbay pada

responden, dengan tujuan bilamana responden tidak mengerti

dengan kuesioner tersebut, maka peneliti dapat menjelaskan

pertanyaan tersebut.

e. Peneliti mengumpulkan kuesioner tersebut dan mengecek seluruh

item pertanyaan dan menengaskan apakah soal semua terisi atau

tidak.

f. Kemudian setelah data terkumpul peneliti melakukan analisis data

yaitu univariat dan bivariat.

6. Teknik Pengolahan dan Analisa Data

1. Teknik Pengolahan

Menurut Notoatmodjo (2014), proses pengolahan data ini

melalui tahap-tahap sebagai berikut :


34

a. Editing (Pengeditan Data)

Kegiatan untuk mengkoreksi atau mengecek dari jawaban-jawaban

responden. Apakah semua pertanyaan sudah terisi dengan penuh,

apakah jawaban atau tulisan masing-masing pertanyaan cukup jelas

atau terbaca, apakah jawabannya relevan dengan pertanyaannya,

dan apakah jawaban-jawaban pertanyaan konsisten dengan

jawaban pertanyaan lainnya, dengan cara mengkoreksi

kelengkapan data di tempat penelitian, sehingga data dapat

dianalisis.

b. Coding (Pengkodean)

Setelah melakukan editing, selanjutnya dilakukan

peng”kodean” atau “coding”, yakni mengubah data berbentuk

kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan yaitu kode

pada variabel Data Entry (Pemasukan Data)

Memasukan data dari jawaban-jawaban responden dan sudah

melewati pengkodean, kemudian memasukan kode kedalam bentuk

statistik, bertujuan untuk agar bisa dianalisis, sehingga dapat

diketahui hasilnya.

c. Cleaning Data (Pembersihan Data)

Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai

dimasukkan perlu dicek kembali untuk melihat adanya

kemungkinan kesalahan-kesalahan kode dan ketidak lengkapan,

kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi.


35

2. Analisis Data

Pada analisis data ini menggunakan analisi Univariat, dimana analisa

ini menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel

penelitian. Umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi

frekuensi dan persentase dari tiap variabel yaitu variabel pengetahuan

tentang penyalahgunaan narkoba, dan variabel sikap remaja

(Notoatmodjo, 2014). Adapun analisis dalam penelitian ini yaitu

menggunakan rumus persentase frekuensi yaitu untuk mengetahui

hasil persentase dalam setiap kategori dari jawaban responden

digunakan rumus sebagai berikut:

f
P= 100 %
N

Keterangan :

P = presentase untuk setiap kategori

f = jumlah setiap kategori

N = jumlah total responden

E. Etika Penelitian

Sebelum dilakukan penelitian, penulis meminta surat izin ke

Akademik untuk ditujukan ke Panti, selain itu penulis membuat surat

persetujuan menjadi responden yang ditandatangani responden. Penulis

akan menjamin kerahasiaan identitas responden, memberikan hak untuk


36

menerima atau menolak menjadi responden, diperlakukan secara adil dan

memberikan hak kepada responden untuk mengundurkan diri pada saat

penelitian dengan memberikan surat pernyataan. Adapun poin-poin yang

akan dilakukan berdasarkan Notoatmodjo 2012 :

a. Informed consent

Merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dan subjek penelitian

dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi subjek

penelitian yang diberikan sebelum penelitian dilakukan. Tujuan

informed consent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan

penelitian serta mengetahui dampaknya.

b. Anonimity

Merupakan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara

tidak memberikan atau mencantumkan nama subjek penelitian pada

lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar

pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan. Cukup

nomor subjek penelitian atau responden.

c. Confidentiality

Confidentiality merupakan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik

informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang

telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya

kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.

d. Fair treatment
37

Fair treatment merupakan jaminan yang diberikan kepada subjek agar

diperlakukan secara adil baik sebelum, selama dan sesudah

keikutsertaannya dalam penelitian tanpa adanya diskriminasi apabila

ternyata mereka tidak bersedia atau drop out sebagai responden.

F. Jadwal Penelitian

Tabel 3.3 Jadwal Kegiatan Penelitian

No Kegiatan Mar Apr Mei Jun


1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan judul dan
Penyusunan proposal
2 Sidang proposal dan revisi
3 Pelaksanaan penelitian
4 Pengolahan data hasil
penelitian
5 Deproposal skripsi hasil
penelitian
6 Sidang hasil penelitian
7 Revisi hasil sidang
38

DAFTAR PUSTAKA

Ali, 2017. “Pendidikan Karakter”. Dalam Solopos. 5 April 2017.

Arikunto, 2014. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka


Cipta.

Azwar, 2014. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

BNN 2011. Badan Narkotika Nasional RI. 2011

BNN, 2021. Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia (BNN RI). Maret
Jakarta 2021.

Dewi, 2014. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Manusia.
Yogyakarta : Nuha Medika.

Hurlock, 1999 dalam Nasution, 2017. Pendidikan Bermutu bagi Remaja dan
Berdaya Saing. Bandung: PT. Rosdakarya. Nghia T. 2017.

Kementerian Kesehatan RI, 2019. Cegah Penyalahgunaan Narkoba, Kemenkes


Ajak Terapkan GERMAS. Jakarta

Keputusan No. 35 tahun 2009. Undang-undang tentang Narkoba. LN. 2009/ No.
143, TLN NO. 5062, LL SETNEG : 58 HLM.

King, 2012. Psikologi Umum : Sebuah Pandangan Apresiatif Buku 2. Jakarta:


Salemba Humanika.

Monks, 2016. Psikologi Perkembangan: Pengantar Dalam Berbagai. Jakarta.


salemba

Natsir et al., 2012. Pengantar Psikologi Politik, Jakarta : PT Rajagrafindo 

Notoatmodjo, 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

____________2014. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nurdin, 2017. Penyalahgunaan Narkotika dan Obat-obatan Terlarang Di


Kalangan. Remaja serta Akibat dan Antisipasinya. DPC Granat

Partodiharjo, 2018. Kenali Narkoba Dan Musuhi Penyalahgunaannya

Pramono, 2016. NARKOBA problem dan pemecahannya dalam prespektif Islam


(Jakarta:PBB
39

Rianto, 2011. Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Nuha. Medika.


Yogyakarta.

Sarwono, 2015. Buku Ajar Kesehatan Komunitas. Jakarta : EGC.

Soetjiningsih, 2017. Tumbuh Kembang Anak dan Remaja. Jakarta: Penerbit


Buku Kedokteran. EGC.

Sofia & Adiyanti, 2013. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya.


Jakarta: Sagung Seto

Soubar, 2018. Penyalahgunaan Narkoba. Rineka Cipta.

Sumiati et al, 2017. Metode Pembelajaran pada anak Remaja, Bandung : Wacana
Prima.

Sylviana, 2016. Bunga Rampai Narkoba Tinjauan Multidimensi (Jakarta: Sandi


Kota

Sylviana, 2017. Bunga Rampai Narkoba Tinjauan Multidimensi (Jakarta: Sandi


Kota

Usman, 2015. Penyalahgunaan Narkoba dan Upaya Penanggulanganya (Ngegel:


Badan Narkotika

UU Narkotika 2009 Nomor 35. Narkotika, dalam Lembaran Negara Republik


Indonesia Tahun 2009 Nomor 143, Jakarta: Sekretariat Negara RI

UU No. 22 tahun 1997 dalam Kemenkes RI, 2019. Narkotaika dan Obat-Obat
terlarang. Jakarta

Visimedia 2017, Mencegah Penyalahgunaan Narkoba (Jakarta: Gramedia

Yeliasti, 2020. Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Siswa SMP Dengan Perilaku
Penyalahgunaan NAPZA. https://media.neliti.com/media/publications
40

LEMBAR PERMOHONAN PENELITIAN


FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU
DALAM PEMBERIAN
GAMBARAN IMUNISASI DASAR
PENGETAHUAN PADA BALITA
DAN SIKAP REMAJA
USIA 1-5 TAHUN PUSKESMAS IBRAHIM ADJIE
TENTANG PENYALAHGUNAAN NARKOBA
KOTA CIANJUR TAHUN 2016
DI SMAN WANASALAM

KepadaYth: Responden
Di_Tempat

Sebagai persyaratan tugas akhir mahasiswa STIKes Dharma Husada


Cianjur Jurusan Program Studi Sarjana Keperawatan, Saya akan melakukan
penelitian tentang : “GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA
TENTANG PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI SMAN WANASALAM”
Untuk keperluan tersebut saya mohon kesedian Saudara untuk menjadi
responden dalam penelitian ini dan diminta kesediaannya untuk di wawancarai
secara sukarela dan bersedia menjawab pertanyaan dengan jujur dan apa adanya.
Identitas responden saya jamin kerahasiaannya.
Demikian permohonan ini, atas bantuan dan partisipasinya saya sampaikan

terima kasih.

Banten, …………………………….
Responden, Peneliti,

(......................................) (......................................)
41

PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN


( Informed Consent )

Setelah saya membaca maksud dan tujuan mengetahui Gambaran pengetahuan


dan sikap remaja tentang penyalahgunaan narkoba, dari penelitian ini maka saya
bersedia mengikuti dengan sukarela dan tanpa paksaan dari pihak manapun.

Responden ke (…..)
Yang bertanda tangan di bawah ini adalah :
Nama :
Usia :
Pendidikan/Jurusan :

Bersedia menjadi responden dalam penelitian yang berjudul : GAMBARAN


PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG
PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI SMAN WANASALAM

Demikian surat pernyataan ini kami sampaikan, atas kerjasamanya kami ucapkan
terima kasih.
Banten,………………………/2021

TTD
42

KUESIONER PENELITIAN

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG


PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI SMAN WANASALAM

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan baik dan jujur. Kuesioner penelitian ini
tidak akan mempengaruhi nilai anda di sekolah. Semua data yang terdapat pada
kuesioner dirahasiakan, hanya peneliti yang mengetahuinya.
Petunjuk:
1. Pengetahuan bahaya narkoba : Pilih salah satu jawaban yang benar dengan
memberi tanda silang (x) pada jawaban yang menurut anda benar.
2. Sikap bahaya narkoba : Berikan tanda ceklis (√) pada kolom yang tersedia
sesuai kategori yang anda pilih. Kategori jawaban (SS = Sangat Setuju, S =
Setuju, TS = Tidak Setuju, STS = Sangat Tidak Setuju)
Identitas Siswa
Nomor Siswa :
Nama Siswa :
Umur :
Jurusan :
Ekstrakurikuler :

Pengetahuan Bahaya Narkoba


1. Apakah yang dimaksud dengan narkoba?
a. Singkatan dari narkotika, psikotropika dan bahan adiktif lainnya
b. Zat-zat alami yang menyebabkan ketergantungan
c. Obat yang mengakibatkan perilaku seseorang berubah
d. Semua benar

2. Dibawah ini, manakah yang termasuk narkotika?


a. Ekstasi, shabu
b. Ganja, heroin,kokain
c. Alkohol, pelumas bensin, rokok
d. Alkohol dan pil koplo

3. Dibawah ini, manakah yang termasuk psikotropika?


a. Ekstasi, shabu
b. Ganja, heroin,kokain
c. Alkohol, pelumas bensin, rokok
d. Alkohol dan pil koplo

4. Dibawah ini, manakah yang termasuk bahan adiktif?


a. Ekstasi, shabu
b. Ganja, heroin,kokain
c. Alkohol, lem, rokok
d. Putaw, ekstasi
43

5. Berdasarkan efek terhadap sistem syaraf pusat narkoba dibagi menjadi


beberapa jenis, yaitu:
a. Depresan,
b. Depresan, Stimulan
c. Depresan, Stimulan, dan Halusinogen
d. Ganja, heroin, dan shabu

6. Narkoba yang mengandung zat stimulan memberikan dampak…


a. Menimbulkan halusinasi
b. Meningkatkan kegairahan
c. Memberikan rasa tenang
d. Menimbulkan rasa ngantuk

7. Pernyataan, di bawah ini yang merupakan pengaruh penyalahgunaan narkoba


terhadap sistem tubuh manusia?
a. Sistem syaraf pusat
b. Gemetar
c. Menggigil
d. Sistem pencernaan

8. Pernyataan, di bawah ini yang merupakan pengaruh penyalahgunaan narkoba


jenis sabu- sabu setelah pemakaian?
a. Bicara Lambat
b. Selera Makan Bertambah
c. Meningkatkan kegairahan untuk melakukan seks bebas
d. Menjadi lebih penakut

9. Dampak bagi tubuh akibat mengkonsumsi alkohol dalam jangka waktu yang
lama?
a. Gangguan radang usus, hati dan kerusakan otak
b. Gangguan paru-paru
c. Gangguan sistem pernafasan
d. Gangguan penglihatan

10. Sakau pada pecandu narkoba dapat terjadi karena


a. Ketersediaan narkoba saat pecandu menginginkan zat tersebut
b. Banyaknya zat narkoba yang digunakan
c. Tidak tersedianya narkoba pada saat pecandu menginginkan zart tersebut
d. Akibat penyalahgunaan narkoba

11. Aktivitas dibawah ini yang menyebabkan mabuk adalah


a. Konsumsi minuman beralkohol
b. Konsumsi ganja,shabu, dan heroin
c. Menghirup bau lem (Ngelem)
d. Semua benar
44

12. Dibawah ini yang termasuk pencegahan terhadap narkoba adalah


a. Mengisi waktu kosong dengan kegiatan positif
b. Tidak mengkonsumsi rokok dan menghidari pergaulan bebas
c. Rehabilitasi pengguna narkoba
d. Semua benar

Sikap terhadap Bahaya Narkoba


Sangat Kurang Tidak
No. Pernyataan Setuju
setuju setuju setuju
1. Merokok merupakan gerbang dari
penyalahgunaan narkoba
2. Mengonsumsi minuman yang memabukkan
merupakan lanjutan setelah kebiasaan merokok
3. Penting dilakukannya penyuluhan kesehatan
tentang penyalahgunaan narkoba di sekolah.
4. Pemakai narkoba sering mengakibatkan perilaku
atau tindakan kekerasan
5. Penting ada relawan anti narkoba di sekolah.
6. Keluarga berperan penting bagi anak agar tidak
terjerumus pada penyalahgunaan narkoba.
7. Berkumpul bersama penyalahguna narkoba
beresiko mencoba-coba narkoba
8. Penyalahgunaaan narkoba dapat membuat
seseorang menjadi ketergantungan.
9. Penyalahgunaan narkoba merupakan salah satu
penyebab generasi muda hancur
10. Penyalahgunaan narkoba akan merugikan diri
sendiri dan orang lain.

Anda mungkin juga menyukai