SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh:
1112113000083
JAKARTA
2018
PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME
TAIIUN 2013-2015
l. Merupakan karya asli yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan
Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
3. Jika di kemudian hari terbukti jika karya saya ini bukan karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
Jakarta
15 Januari 2018
a^Ylalr.l*i.Jyr:,qirii
PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI
NIM :1112113000083
Mengetahui, Menyetujui,
Pe,mbimbing,
::: :: - #1..,
.,
.*:, ]r-',,
, ..
| flB {.Jl
,
lfr
{J*WtT
-t*{
\
L
Iaggrid G. Mustikawati. M.HSPS
NIP.
lll
PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI
SKzuPSI
KEzuASAMA PEMERINTAH INDONESIA DAN IEPANG
MENGEN AT JOINT CREDITING MECHANISM (JCM)
TAHUN 2013-201s
oleh
telah dipertahankan dalam sidang ujian skripsi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 29 Januari
2018 skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana
Sosi{ (S.Sos) pada Program Studi Ilmu Hubungan Internasional.
Sekretaris,
'ff-fi1
I
Penguji I,
l <---
Dani Setiawan rlu"i Dirgantara
NIP. Mr.
Diterima dan dinyatakan memenuhi syarat kelulusan pada tanggal 29 Januari 2018
lv
ABSTRAK
v
KATA PENGANTAR
SWT, atas segala rahmat dan anugerah-Nya yang telah dilimpahkan sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam selalu tercurah untuk junjungan
kita Nabi Besar Muhammad SAW., beserta para keluarga, sahabat, dan pengikutnya
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat akademis di Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta untuk mendapatkan gelar sarjana pada
program studi Hubungan Internasional. Penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini
tidak dapat terselesaikan tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak yang
sangat berarti bagi penulis. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini penulis ingin
1. Orang tua penulis, Ayah Drs. H. Sahar L. Hassan dan Ibu Dr. Hj. Tati
selalu sabar dan tak henti-hentinya memberikan dukungan baik moril maupun
materil.
vi
Hassan, keponakan-keponakan Aleyna Najmia Salma El Hassan, Daffa Diaz
Terimakasih atas kesediaan, kesabaran serta ilmu yang telah diberikan kepada
penulis.
5. Bapak Agus Nilmada Silmy selaku dosen pembimbing saat seminar proposal
penulis. Terima kasih atas kesempatan, dan ilmu yang telah Bapak berikan
kepada penulis.
yang sangat bermanfaat. Semoga ilmu yang diberikan dapat menjadi amal
Minchah, Nurul Isnaini, Astrid Zita Santoso, Kak Popi Ramadana, Kak
Muhrya Mansyur, Kak Ratu Bella, Indriana Retno Safitri, Nurlaela, Ahmad
vii
serta semangat dalam pembuatan skripsi ini. Terimakasih telah mendampingi
perjalanan penulis sejak awal perkuliahan, dan selalu ada disaat penulis
keluarga besar basket MP UIN Jakarta, tim PRAPON Banten 2015, adik-adik
tim POPDA kota Tangerang Selatan, tim POPWIL Banten Putri 2016, dan
adik-adik tim POPNAS Banten Putri 2017 serta keluarga besar Buzzer
Basketball Club.
9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
Terima kasih atas segala doa dan dukungannya, Semoga Allah SWT
tersebut. Penulis juga menyadari terdapat banyak kekurangan dalam hasil skripsi
ini. Penulis dengan tangan terbuka menerima kritik dan saran dari berbagai pihak
viii
DAFTAR ISI
ix
BAB III KERJASAMA JOINT CREDITING MECHANISM (JCM) … 36
3.1 Joint Crediting Mechanism (JCM) ………………………….. 36
3.2 Peningkatan Kerjasama JCM Pemerintah Indonesia dan
Pemerintah Jepang ………………………………………….. 42
3.3 Faktor Pemerintah Indonesia Mempertahankan
Kerjasama JCM …………………………………………… 44
x
DAFTAR GAMBAR, GRAFIK DAN TABEL
GAMBAR
System ………………………………………………………….. 55
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
DAFTAR SINGKATAN
AS : Amerika Serikat
: Karbondioksida
FS : Feasibility Study
JC : Joint Committee
xiii
PM : Perdana Menteri
UN : United Nations
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pernyataan Masalah
mengenai Joint Crediting Mechanism (JCM). Kerjasama Indonesia dan Jepang sudah
berlangsung sejak lama, kerjasama dalam berbagai sektor pun telah disepakati antar
Fenomena ini yang akan penulis teliti dengan membatasi periode penelitian pada
karbon Indonesia dan Jepang mengalami peningkatan yang cukup baik sehingga
Jepang.
kelangsungan makhluk hidup di dunia di masa yang akan datang, maka diperlukan
1
untuk diterapkan, maka negara-negara mulai membuat perjanjian tentang penggunaan
konsep pembangunan ramah lingkungan dan saling bekerjasama satu sama lain dalam
mengeluarkan resolusi tentang penanggulangan pemanasan global untuk saat ini dan
generasi mendatang. Hasil pertemuan pada World Summit adalah konvensi di bidang
biodiversitas, perubahan iklim dan agenda 21. Selanjutnya konvensi untuk perubahan
(UNFCCC).41
Responsibility atau tanggung jawab yang berlaku umum namun tetap memiliki
tetapi tetap melaporkan status emisinya. Prinsip ini mengacu pada kenyataan bahwa
negara-negara majulah yang terlebih dahulu melepaskan gas rumah kaca secara masif
negara mempunyai kadar tanggung jawab yang lebih besar untuk menurunkan emisi
41
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, 2012. Kajian Emisi Gas Rumah Kaca
Sektor Transportasi. (Jakarta: Pusat Data dan Informasi Energi dan Sumber Daya Mineral), 49.
2
gas rumah kaca serta membantu negara berkembang dalam melakukan mitigasi dan
adaptasi.42
(CER) ini untuk membantu mereka memenuhi target penurunan emisi seperti yang
diatur di dalam protokol UNFCCC merupakan realisasi Protokol Kyoto yang tertuang
dalam agenda Flexible Mechanism yang terdiri dari tiga kategori yaitu Joint
Mechanism (JCM) merupakan salah satu usulan mekanisme fleksibel dari Protokol
42
Tim Penulis Dewan Nasional Perubahan Iklim, 2013. MARI BERDAGANG KARBON!
(Pengantar Pasar Karbon untuk Pengendalian Perubahan), (Jakarta: Sekretariat DNPI), 11-12.
43
United Nations Framework Convention on Climate Change, “Clean Development
Mechanism” tersedia di:
http://unfccc.int/kyoto_protocol/mechanisms/clean_development_mechanism/items/2718.php diakses
pada 20 April 2015.
44
Kardono, 2010. Jurnal Ilmiah Info Pustanling Vol.12, No.1, Jakarta: Pusat Standardisasi
dan Lingkungan, Kementerian Kehutanan. hal.2
3
(CDM). Terdapat tiga tujuan utama dari terbentuknya CDM 45, pertama memberikan
disebut Conference Of the Party (COP). Pada COP 3 di Kyoto tahun 1997
Jepang pada tahun 1997 menghasilkan suatu konsensus berupa keputusan untuk
mengadopsi suatu protokol yang merupakan dasar bagi negara-negara industri untuk
mengurangi emisi gas rumah kaca mereka paling sedikit 5 persen dari tingkat tahun
telah berakhir, hingga tahun 2014 pemerintah Indonesia dan Jepang belum kembali
meratifikasi Protokol Kyoto. Hal tersebut menjadi masalah dalam skema kerjasama
JCM antara Indonesia dan Jepang, karena kedua negara belum meratifikasi Protokol
45
Koh Kheng Lian, Lye Lin Heng, Jolene Lin. 2010. Cruesial Issues in Climate Change and
The Kyoto Protocol Asia and The World. (World Scientific Publishing: London), hal.248
46
Murdiyarso, Daniel. 2003. Protokol Kyoto: Implikasinya Bagi Negara Berkembang.
(Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara), hal.4
4
Pemerintah Indonesia dan Jepang bersepakat melakukan kerjasama bilateral
tentang Joint Crediting Mechanism (JCM) atau Mekanisme Kredit Bersama yang
ditandatangani pada Agustus 2013. Kerjasama ini merupakan sebuah inisiatif dari
pembuangan, dan industri manufaktur.47 JCM diharapkan dapat menjadi pilihan yang
menarik bagi Indonesia untuk mendukung kegiatan pengurangan emisi gas rumah
kaca yang dilakukan pihak swasta maupun publik di Indonesia dan mendukung
ini dapat dikatakan juga sebagai rangka untuk mewujudkan tujuan utama dari Pasal 2
47
Dewan Nasional Perubahan Iklim (DNPI), “Joint Crediting Mechanism di Indonesia”,
tersedia di: http://www.kan.or.id/wp-content/uploads/downloads/2014/01/Lampiran-2-Lembar-
Informasi-JCM-di-Indonesia-Januari-2014.pdf, diunduh pada 20 April 2015
48
Kementerian Luar Negeri Indonesia, “Kerjasama Bilateral tentang Joint Crediting
Mechanism untuk Kemitraan Pertumbuhan Rendah Karbon antara Republik Indonesia dan Jepang”,
5
dilakukan demi pertumbuhan rendah karbon di bawah naungan Perserikatan Bangsa-
Menurut data yang dirilis oleh World Resource Institute (WRI), emisi
47,59 miliar ton emisi CO2 (MtCO2e) per tahun.49 Dari jumlah tersebut, negara yang
Tiongkok dengan 10,68 miliar ton emisi CO2 per tahun. Disusul dengan Amerika
terbesar di dunia yaitu sebesar 5,82 miliar ton emisi CO2 per tahun. Urutan ketiga
ditempati oleh 28 negara yang bergabung dalam Uni Eropa dengan jumlah emisi
karbondioksida yang dihasilkan sebesar 4,12 miliar ton emisi CO2 per tahun.
Indonesia berada diurutan ke-6 dengan emisi karbondioksida yang dihasilkan sebesar
1,98 miliar ton emisi CO2 per tahun, sedangkan Jepang berada diurutan ke-8 dengan
emisi karbondioksida yang dihasilkan sebesar 1,20 miliar ton CO2 per tahunnya.
penyebab utama dalam pemanasan global atau perubahan iklim dunia dikarenakan
peningkatan kadar emisi karbondioksida (CO2) dan peningkatan kadar emisi gas
6
rumah kaca serta polusi lingkungan (tanah, air dan udara). Dalam upaya menghadapi
Pemerintah Jepang membuat sebuah proyek turunan dari mekanisme CDM yaitu
Crediting Mechanism (JCM) Pemerintah Indonesia dan Jepang tahun 2013 hingga
tahun 2015 merupakan kerjasama dalam upaya pengurangan emisi gas karbon antara
pemerintah Indonesia dan Jepang, sedangkan di sisi lain Jepang tidak lagi
berkomitmen dalam Protokol Kyoto bagian ke dua. Fenomena ini yang menurut
kerjasama JCM dengan pemerintah Jepang sedangkan Jepang sendiri tidak lagi
berkomitmen terhadap Protokol Kyoto yang merupakan landasan hukum bagi negara-
negaranya.
B. Pertanyaan Penelitian
Fokus dalam pembahasan skripsi ini adalah Kerjasama Indonesia dan Jepang
7
atas, maka muncul pertanyaan penelitian yang akan dibahas yaitu: Mengapa
mempertahankan kerjasama
8
3. Sebagai pembuktian analisis tentang konsep kerjasama internasional,
D. Tinjauan Pustaka
atau kajian pustaka yang bertujuan untuk meninjau atau mengkaji kembali berbagai
literatur yang telah dipublikasi oleh akademisi atau peneliti lain sebelumnya terkait
Pertama, jurnal yang diterbitkan oleh the Pew Center on Global Climate
Change and the Pew Center on the States yang berjudul “Climate Change 101:
ilmuwan iklim menyatakan emisi gas rumah kaca di seluruh dunia harus memulai
penurunan jangka panjang dalam beberapa dekade ke depan. Dunia dianggap perlu
gas rumah kaca di atmosfer dan menghindari perubahan iklim yang ekstrim. Dunia
tidak hanya harus memulai penurunan emisi gas rumah kaca, melainkan harus mulai
50
The Pew Center on Global Climate Change and the Pew Center on the States. Climate
Change 101: Understanding and Respondinga to Global Clomate Change. tersedia di:
http://www.c2es.org/docUploads/101_Science_Impacts.pdf, diunduh pada 22 Maret 2016
9
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian The Pew Center, dalam skripsi ini
penulis mencoba untuk lebih memaparkan secara lebih spesifik menggunakan teori
green thought dalam ilmu hubungan internasional tentang bagaimana negara maju
Kedua, dalam CDC Climat Research’s yang ditulis oleh Igor Shishlov dan
penanggulangan emisi gas rumah kaca berbentuk kerjasama antar negara. Negara-
negara berkembang saat ini memproduksi lebih dari separuh emisi gas rumah kaca
global dan bagian dari negara mereka pun berkembang sehingga partisipasi mereka
dalam menanggulangi perubahan iklim di tingkat global sangat penting. Selain itu,
10
pembangunan ke dalam mekanisme CDM dengan melibatkan negara-negara
proyek turunan dari mekanisme CDM itu sendiri. Penelitian ini juga lebih
menekankan kepada kerjasama kedua negara dalam upaya penurunan emisi gas
Ketiga, dalam penelitian CIS Working Paper yang ditulis oleh Florens Flues,
pengurangan emisi GRK dari negara berkembang ke negara maju. Dalam penelitian
Flues, negara-negara berkembang diminta untuk menjadi tuan rumah CDM tidak
pengurangan GRK berbasis proyek antara bisnis, pemerintah dan beberapa kelompok
lingkungan.52
11
sebagai negara berkembang tetap melakukan kerjasama JCM dengan pemerintah
Jepang ditengah banyak negara maju lainnya yang bisa diajak bekerjasama dalam
E. Kerangka Pemikiran
Dalam menyusun skripsi ini, diperlukan teori dan konsep sebagai acuan untuk
membentuk pola pikir dan sudut pandang dalam menjelaskan, mengungkapkan, serta
menyajikan atau mendeskripsikan permasalahan yang akan diangkat. Skripsi ini akan
internasional, green thought dan political ecology. Hal tersebut disebabkan kebijakan
yang diambil mengacu pada kepentingan nasional masing-masing negara. Selain itu,
isu pemanasan global yang menjadi ancaman dunia pada saat ini bagi kelangsungan
makhluk hidup di masa mendatang menjadikan green thought dalam sudut pandang
ecosystem matters dan political ecology sangat tepat untuk memaparkan kerjasama
dari kepentingan nasional sebagai instrumen politik agar dapat mewakili kepentingan
12
publik. Konsep kepentingan nasional digunakan sebagai dasar dari pengambilan
sebuah kebijakan politik, yang mana kepentingan nasional tersebut menjadi income
satu variabel dalam sistem politik.54 Kepentingan nasional merupakan sebuah tujuan
dari sebuah kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah. Tujuan dari kebijakan-
yaitu, pertama, kata kepentingan berarti secara tidak langsung menyatakan sebuah
pembenaran ini diperlukan agar kepentingan nasional dapat diakui atas nama
53
Clinton, W. David. 1994. Two Face of National Interest. Lousiana: Louisiana University
Press, hal.28
54
Budiardjo, Miriam. 2006. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,
hal.49
55
Griffiths, Martin, and O’Callaghan, Terry. 2002. International Relation the Key Consept.
New York: Routledge, hal.203
13
Neo-liberalisme memandang kepentingan nasional dengan interest-based
negara.
yang mustahil.58
56
Hasenclever, Andreas., Mayer, Peter., & Rittberger, Volker. 1996. Interests, Power,
Knowledge: The Study of International Regimes. Mershon International Studies Review, tersedia di:
http://www.jstor.org/stable/222775, diakses pada 31 Januari 2018
57
Lisa L. Martin. 2007. Neo Liberalism in International Relations Theories: Discipline and
Diversity. hal.11
58
Keohane, Robert O. 1989. Neoliberal Institutionalism: a Perspectif in World Politics, in
International Institutions and State Power. hal.3
14
Dalam kehidupan internasional terdapat berbagai masalah yang diakibatkan
dengan adanya perbedaan dan kepentingan yang beraneka ragam dari setiap negara,
bersama namun tidak terlepas dari kepentingan nasional negara Indonesia maupun
59
Lisa L. Martin. 2007. Neo Liberalism in International Relations Theories: Discipline and
Diversity. hal.11
60
Michele M. Betsill et al. ed. 2006. Palgrave Advances in International Environmental
Politics. hal.63
15
memberikan fasilitas-fasilitas dan untuk melayani kegiatan-kegiatan yang hampir
kesejahteraan bangsa-bangsa.
untuk saling melindungi dan membela diri dari dalam bentuk kerjasama
internasional.
61
McClellend, Charles A. 1969. International Relations, Cross-nation Comparative Studies,
and Foreign Area Research: The Question of Interdepedency.
62
Kartasasmita, Prof. Dr. Ginandjar. 1997. Organisasi dan Administrasi Internasional,
Bandung: PT. Angkasa, hal 19
16
pembahasan dan perundingan mengenai masalah-masalah tersebut; ketiga, mencari
negara memiliki tujuan yang sama yaitu untuk mencapai kepentingan nasional
membutuhkan antara negara satu dengan negara lainnya. Sikap saling membutuhkan
ini tidak lepas dari konsep bahwa negara tidak dapat mempertahankan eksistensinya
dua negara serta dalam pengaktualisasiaan dan pembuktian negara sebagai salah satu
63
Gilpin, Robert. 1977. “Economic Interpendence and National Security in Historical
Perspective”. Klaus Knorr and Frank N. Trager, eds., Economic Issues and National Security.
Lawrence : The Regents Press of Kansas, hal.33
17
tanpa mengabaikan dan mengucilkan keberadaan negara tersebut serta mewujudkan
bilateral ini.64 Terdapat beberapa faktor lagi yang turut mempengaruhi kerjasama
jumlah penduduk, sistem pemerintahan dan lain-lain. Dalam penelitian ini, kerjasama
dan Pemerintah Jepang telah sejauh mana bekerjasama dalam sebuah perjanjian
3. Green Thought
dasar untuk mengkaji permasalahan yang ada di dalam dunia internasional. Salah satu
teori yang digunakan dalam hal isu pemanasan global dan permasalahan terhadap
lingkungan adalah Green Thought atau Green Perspective. Green Thought fokus
Para pemikir dalam Green Thought berasumsi bahwa terdapat hubungan yang
kerusakan lingkungan hidup itu sendiri. Green Thought juga menawarkan suatu cara
pandang holistik yang dapat melihat betapa eratnya hubungan antara kehidupan
64
Juwondono, 1991. Hubungan Bilateral: Definisi dan Teori, Jakarta, Rajawali Press
18
manusia dengan ekosistem global. Asumsi dasar dari Green Thought sendiri,
adalah:65
bahwa kebiasaan manusia masa kini dalam beberapa pengertian tidak sejalan
lingkungan untuk kelangsungan kehidupan semua makluk hidup. Ernst Haeckl pada
abad ke-19 yang mengenalkan istilah lingkungan hidup, dari sinilah kita
berkaitan dan tentang alam sebagai sesuatu yang hidup. Green Thought memiliki
etika seperti halnya politik, sikap Green Thought terhadap keadilan, moralitas dan
65
El-Anis, Diez, Pettiford, dan Jill Steans. 2010. An Introduction to International Relations
Theory. New York: Routledge, hal.395-396.
19
etika, yang bagaimanapun juga ternyata memiliki hubungan yang pada akhirnya dapat
dipicu oleh sains dan teknologi. Asumsi dasarnya adalah ecosystem matters dalam
hubungan internasional.
ditinggalkan. Paradigma ini menurut sikap hormat dan perlindungan atas kekayaan
penghentian kebijakan ekonomi dan politik yang memiliki tujuan utama yaitu
negara.66
66
Jemadu, Aleksius. 2008. Politik Global dalam Teori & Praktek. Yogyakarta: Graha Ilmu,
hal.313
20
4. Political Ecology
Raymond L. Bryant dan Sinead Bailey telah mengembangkan tiga asumsi mendasar
hubungan saling mempengaruhi antara lingkungan dan faktor politik, ekonomi dan
pemahaman normatif bahwa ada kemungkinan cara yang lebih baik, kurang
67
Bryant, Raymond L., and Sinead Bailey, 1997. Third World Political Ecology, London and
New York: Routledge, hal.28
21
eksploitatif dan lebih berkelanjutan dalam melakukan sesuatu. Dari asumsi tersebut,
masyarakat
lingkungan alam dapat terlihat dengan jelas terutama dalam konteks kebijakan
green thought dan political ecology akan dijadikan alat analisa penulis dalam skripsi
ini. Kerjasama Pemerintah Indonesia dan Jepang akan penulis lihat dari segi konsep
diantara kedua negara. Selain itu, mengenai kerjasama Joint Crediting Mechanism
(JCM) sendiri, penulis akan menganalisa dari konsep yang ada dalam studi
68
Robbins,Paul. 2004. Political Ecology: a Critical Introduction. Blackwell Publishing,
hal.12
22
F. METODE PENELITIAN
menganalisis tema yang dibahas dalam penelitian ini dengan menggunakan metode
tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.70
meneliti pada objektif yang alamiah dimana peneliti berperan sebagai instrumen
gambaran kondisi, objek, atau fenomena sosial saat dilakukan penelitian. Sementara
itu menurut Nawawi dan Martini, mendefinisikan metode deskriptif sebagai metode
yang melukiskan suatu keadaan objektif atau peristiwa tertentu berdasarkan fakta-
69
Slamet, Yulius. 2006. “Metode Penelitian Sosial”. Surakarta: LPP UNS dan UNS Press,
hal.7
70
Moleong, L.J. 2011. “Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi”. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, hal.4
71
Sugiyono. 2008. “Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D”, Bandung: Alfabeta,
hal.15
23
fakta yang tampak atau sebagaimana mestinya yang kemudian diiringi dengan upaya
suatu gejala sosial yang diteliti. Peneliti mendeskripsikan suatu masalah berdasarkan
indikator-indikator yang penulis jadikan dasar dari ada atau tidaknya masalah yang
diteliti.73 Metode yang digunakan dengan metode deskriptif, agar penelitian dapat
dipahami oleh pembaca dengan lebih mudah. Metode ini digunakan dengan mencari
Kyoto.
dari pandangan dan pendapat pribadi dari peneliti. Dengan demikian, penelitian ini
lebih bersifat subyektif berdasarkan pemikiran penulis dengan didasari oleh data-data
yang mendukung. Hal tersebut dikarenakan pembahasan yang ada merupakan fakta
72
Nawawi, Hadar & Martini, Mimi. 1994. “Penelitian Terapan”. Yogyakarta: Gajahmada
University, hal.73
73
Slamet, Yulius. 2006. “Metode Penelitian Sosial”. Surakarta: LPP UNS dan UNS Press,
hal.7
24
atau peristiwa yang bersifat deskriptif dalam menjelaskan isu. Dalam melakukan
G. Sistematika Penelitian
Skripsi ini terdiri dari 5 (lima) bab yang masing-masing bab membahas hal
yang berbeda-beda untuk memudahkan memahami skripsi ini. Penulisan skripsi ini
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini merupakan penggambaran skripsi secara umum yaitu mulai dari
Bab ini berisikan uraian tentang apa itu Clean Development Mechanism
25
BAB III KERJASAMA JOINT CREDITING MECHANISM (JCM)
Bab ini berisikan uraian tentang apa itu Joint Crediting Mechanism (JCM),
Mechanism (JCM) pada tahun 2013 hingga 2015, serta uraian peningkatan kerjasama
Jepang dalam kerjasama Joint Crediting Mechanism (JCM) serta bagaimana peran
BAB V PENUTUP
Bab ini terdiri dari kesimpulan penelitian kerjasama Pemerintah Indonesia dan
26
BAB II
dalam bidang ekonomi dan infrastruktur dan salah satunya adalah pembangunan
konsentrasi emisi gas rumah kaca di atmosfer yang terus meningkat. Berdasarkan hal
tersebut, Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Bumi di Rio de Jeneiro, Brazil tahun
beberapa negara telah menyepakati suatu komitmen tentang perubahan iklim dengan
74
Direktorat Jendral Pengendalian Perubahan Iklim Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan, Perubahan Iklim, Perjanjian Paris dan Nationally Determined Contributon, Jakarta, 2016.
hal. 9
27
disepakatinya Protokol Kyoto. Protokol Kyoto merupakan dasar bagi negara-negara
industri untuk mengurangi emisi gas rumah kaca gabungan mereka paling sedikit 5
persen dari tingkat emisi tahun 1990 menjelang periode 2008-2012. Komitmen yang
yang secara historis dimulai di negara-negara tersebut 150 tahun yang lalu. Protokol
Kyoto menempatkan beban yang lebih berat untuk negara-negara maju, dengan
menstabilkan konsentrasi gas rumah kaca (GRK) agar tidak menggangu sistem iklim,
pada sidang ketiga Konferensi Para Pihak (Third Session of the Conference of
Undang Nomor 17 Tahun 2004 tentang Pengesahan Kyoto Protocol to The United
Kyoto, Indonesia dapat berpartisipasi melalui salah satu mekanisme Protokol Kyoto
28
yaitu Mekanisme Pembangunan Bersih atau Clean Development Mechanism
(CDM).75
Mechanism (CDM)
membatasi atau mengurangi emisi gas rumah kaca harus memenuhi target mereka
pasar, sehingga menciptakan apa yang sekarang dikenal sebagai pasar karbon.
(CDM) adalah sebuah mekanisme yang di definisikan dalam Pasal 12 Protokol Kyoto
atas Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim. Mekanisme ini adalah
75
Direktorat Jendral Pengendalian Perubahan Iklim Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan, Perubahan Iklim, Perjanjian Paris dan Nationally Determined Contributon, Jakarta, 2016.
hal.11
76
United Nations Climate Change, The Mechanism under the Kyoto Protocol: Clean
development mechanism, joint implementation and emissions trading, tersedia di:
http://unfccc.int/kyoto_protocol/mechanisms/items/1673.php, diakses pada 30 Januari 2018
29
memungkinkan sebuah negara dengan komitmen pembatasan emisi atau pengurangan
negara-negara berkembang.77
dengan komitmen Kyoto untuk memenuhi target mereka dengan mengurangi emisi
atau menghapus karbon dari atmosfer di negara lain dengan biaya yang efektif.
Mendorong sektor swasta dan negara berkembang untuk berkontribusi dalam upaya
Protokol Kyoto, yang berarti bahwa CER yang dihasilkan dalam proyek CDM dan
77
United Nations Climate Change, Clean Development Mechanism (CDM), tersedia di:
http://unfccc.int/kyoto_protocol/mechanisms/clean_development_mechanism/items/2718.php, diakses
pada 30 Januari 2018
78
United Nations Climate Change, The Mechanism under the Kyoto Protocol: Clean
development mechanism, joint implementation and emissions trading, tersedia di:
http://unfccc.int/kyoto_protocol/mechanisms/items/1673.php, diakses pada 30 Januari 2018
30
jumlah unit Kyoto (Gambar II.1). oleh karena itu, emisi CER mirip dengan emisi
industri maju dalam memenuhi target penurunan jumlah emisi negaranya dengan
target emisi rata-rata sebesar 5,2 persen di bawah tingkat emisi tahun 1990, sesuai
dengan ketentuan di dalam Protokol Kyoto. Selain itu, CDM juga membantu negara
79
Climate Report Research on the economics of climate change, 2012. “10 Lessons From 10
Years of The CDM”, tersedia di: http://www.cdcclimat.com/IMG/pdf/12-10-05_climate_report_37_-
_10_lessons_from_10_years_of_cdm.pdf, diunduh pada 10 Februari 2018
31
Konvensi Perubahan Iklim, yaitu menstabilkan gas rumah kaca dunia pada tingkat
Manfaat dari proyek CDM mencakup investasi dalam proyek mitigasi perubahan
yang mana Indonesia berperan sebagai negara yang menerima dan melaksanakan
CDM tersebut. Indonesia bekerjasama dengan NSS (National Strategy Study) untuk
Mechanism (JCM) sebagai skema pelengkap dari CDM untuk memfasilitasi difusi
teknologi, produk, dan layanan rendah karbon terkemuka dan berkontribusi pada
80
United Nations Climate Change, Clean Development Mechanism (CDM), tersedia di:
http://unfccc.int/kyoto_protocol/mechanisms/clean_development_mechanism/items/2718.php, diakses
pada 30 Januari 2018
81
United Nations Climate Change, CDM Benefits, tersedia di:
http://cdm.unfccc.int/about/dev_ben/index.html, diakses pada 30 Januari 2018
82
MS. Ka’ban. 2009. Jurnal Diplomat Indonesia (Jakarta: La Tofi). hal.37
32
mendukung perusahaan-perusahaan dari berbagai bidang yang akan mengembangkan
kredit offset berbasis proyek yang diprakarsai oleh Pemerintah Jepang untuk
kawasan Asia dan Pasifik telah meluncurkan Joint Crediting Mechanism (JCM),
Bangladesh, Ethiopia, Kenya, Vietnam, Laos, Costa Rica, Palau, Kamboja, Meksiko,
Myanmar, dan Indonesia.84 Kerjasama JCM Pemerintah Jepang dan Indonesia pun
berlangsung hingga sekarang, bagaimana proses kerjasama tersebut bisa terjalin akan
perjanjian baru untuk penanganan perubahan iklim yaitu Paris Agreement sebagai
keputusan bersama konferensi. Sebanyak 195 dari 196 negara anggota UNFCCC
83
Japan Quality Assurance Organization, tersedia di:
https://www.jqa.jp/english/environment/jcm.html, diakses pada 01 Februari 2018
84
JCM, tersedia di: https://www.jcm.go.jp/, diakses pada 01 Februari 2018
33
menyepakati Paris Agreement tersebut sebagai protokol baru yang akan
Pada pertemuan G-20 di Pittsburg tahun 2009 dan pada Conferences of The
komitmen untuk menurunkan emisi karbon sebanyak 26% dari Business As Usual
(BAU) pada tahun 2020. Selain itu, 42% penurunan emisi diharapkan dapat tercapai
Peraturan Presiden No.61 Tahun 2011 tentang Rencana Aksi Nasional Penurunan
Emisi Rumah Kaca (RAN-GRK) dan Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2011
untuk mendukung pencapaian komitmen ini dapat dilakukan secara nasional dengan
Indonesia dan Jepang pada dasarnya merupakan skema kerjasama antar pemerintah
85
Offshoreindonesia.com, Indonesia-Jepang Turunkan Emisi Karbon Lewat Skema Joint
Crediting Mechanism, tersedia di:
http://offshoreindonesia.com/read/2015/04/29/10099/0/41/Indonesia-Jepang-Turunkan-Emisi-Karbon-
Lewat-Skema-Joint-Crediting-Mechanism diakses pada 20 April 2017
34
instrumen pasar karbon dikarenakan berbagai hal, antara lain; menawarkan kepastian
dan visibilitas yang lebih besar dalam pencapaian tujuan pengurangan emisi,
lebih besar untuk bisnis dalam memenuhi tujuan antarnegara, menurunkan biaya
konteks reformasi fiscal hijau dan mempromosikan daya saing tanpa memaksakan
Skema JCM merupakan usaha penting dan nyata dari pemerintah Indonesia
Contribution yang telah disampaikan pada COP 21 di Paris, tetapi juga sebagai upaya
kedua negara dalam JCM juga merupakan salah satu upaya penanggulangan
perubahan iklim dunia dan sebagai bentuk respon negara-negara industri untuk
mengurangi emisi gas rumah kaca. Kemudian penulis akan sedikit menjelaskan
mengenai perubahan iklim dan Protokol Kyoto yang akan dibahas pada sub bab
berikutnya.
86
Hindarto, Dicky Edwin, Joint Crediting Mechanism Development in Indonesia, tersedia di:
http://jcm.ekon.go.id/en/uploads/files/Document%20JCM/Presentation/1st%20Business%20Forum%2
0-%208%20April%202014/3._business_forum-dicky_presentation_3_.pdf, diakses pada 10 September
2017
35
BAB III
BAB III dalam skripsi ini akan menjelaskan lebih jauh bentuk kerjasama
Joint Crediting Mechanism (JCM) yang dilakukan Pemerintah Indonesia dan Jepang.
Pembahasan dalam bab ini akan dibagi menjadi dua pokok bahasan. Yang pertama,
adalah kerjasama Joint Crediting Mechanism (JCM). Kedua, faktor apa saja yang
insentif. Aktifitas JCM meliputi berbagai lingkup sektor, dintaranya efisiensi energi,
87
Joint Crediting Mechanism Indonesia Secretariat, “Sekilas JCM in Indonesia” tersedia di:
http://jcm.ekon.go.id/id/index.php/content/MTE%253D/sekilas_jcm_in_indonesia, diakses pada 27
Januari 2017
36
Indonesia berharap JCM dapat menjadi pilihan yang menarik untuk mendukung
kegiatan pengurangan emisi gas rumah kaca yang dilakukan pihak swasta maupun
keberlanjutan lingkungan.
Indonesia dan Jepang telah memulai diskusi dan negosiasi kerjasama JCM
sejak 2010. Sampai dengan pertengahan 2013, telah dilakukan lebih dari 75 studi di
Indonesia melalui perusahaan swasta maupun pemerintah pusat dan daerah. Studi
kelayakan yang telah dilakukan mencakup bidang energi terbarukan, efesiensi energi,
kehutanan, transportasi, carbon capture and storage dan pertanian. Hal ini
melalui JCM.48
JCM pada Agustus 2013. Pemerintah Indonesia diwakili oleh Menteri Koordinator
Bidang Perekonomian, Bapak Hatta Rajasa dan Pemerintah Jepang diwakili oleh
48
Joint Crediting Mechanism Indonesia Secretariat, “Sekilas JCM in Indonesia” tersedia di:
http://jcm.ekon.go.id/id/index.php/content/MTE%253D/sekilas_jcm_in_indonesia, diakses pada 27
Januari 2017
37
Menteri Luar Negeri, Fumio Kishida. Hal ini merupakan tonggak penting dalam
Pemerintah Indonesia melakukan proyek JCM itu sendiri. Kredit karbon yang
49
Joint Crediting Mechanism Indonesia Secretariat, “Sekilas JCM in Indonesia” tersedia di:
http://jcm.ekon.go.id/id/index.php/content/MTE%253D/sekilas_jcm_in_indonesia, diakses pada 27
Januari 2017
38
memenuhi target penurunan emisi di negaranya, sedangkan Pemerintah Indonesia
selain bertujuan untuk penurunan emisi gas rumah kaca, Indonesia juga ingin
karbon, produk, sistem, layanan, dan infrastuktur serta pelaksanaan aksi mitigasi, dan
dalam pengeluaran gas rumah kaca untuk upaya pengurangan emisi atau kepindahan
secara kualitatif dan menggunakan negara mereka untuk mencapai target penurunan
emisi Jepang. Dan berkontribusi pada tujuan akhir dari UNFCCC dengan
memfasilitasi tindakan global untuk pengurangan emisi gas rumas kaca atau
kepindahan.51
Protokol Kyoto yang juga turunan dari mekanisme Clean Development Mechanism
(CDM). Terdapat tiga tujuan utama dari terbentuknya CDM 52, pertama memberikan
50
Peran Partisipan Proyek dalam JCM,Sekretariat JCM Indonesia, tersedia di:
http://jcm.ekon.go.id/en/uploads/files/Document%20JCM/Project%20Cycle/Project_Participants_Role
_in_JCM_BahasaIndonesia.pdf, diakses pada 29 Januari 2017
51
New Mechanisms Information Platform, tersedia di:
http://www.mmechanisms.org/e/initiatives/jcm.html, diakses pada 29 Januari 2017
52
Koh Kheng Lian, Lye Lin Heng, Jolene Lin., Cruesial Issues in Climate Change and The
Kyoto Protocol Asia and The World. (World Scientific Publishing: London, 2010), hal.248
39
terdapat dalam UNFCCC. Ketiga, memberikan tanggung jawab kepada seluruh
(setara dengan direktur) kementerian dan lembaga terkait. Sekretariat JCM adalah
emisi GRK. Partisipan Proyek terdiri dari Pemerintah, sektor swasta, dan/atau sektor
53
Joint Crediting Mechanism Indonesia Secretariat, “Peran Partisipan Proyek dalam JCM”,
tersedia di:
http://jcm.ekon.go.id/en/uploads/files/Document%20JCM/Project%20Cycle/Project_Participants_Role
_in_JCM_BahasaIndonesia.pdf, diakses pada 29 Januari 2017
40
Gambar III.2. Skema Kerjasama
hubungan kedua negara dan peran dari pihak-pihak yang memiliki kepentingan dalam
Kerjasama JCM antar kedua negara telah dirancang sejak 2010 melalui
kerjasma disepakati pada Agustus 2013. Selama periode tersebut kedua negara telah
kerjasama dari tahun ke tahun. Peningkatan kerjasama tersebut akan penulis paparkan
41
3.2 Faktor Pemerintah Indonesia Mempertahankan Kerjasama JCM
2013-2015, Indonesia sendiri merupakan negara pertama pada lingkup proyek JCM
yang melaporkan jumlah kredit emisi karbon yang diturunkan. Selain itu, Indonesia
diketahui sebagai negara paling progresif dalam implementasi proyek JCM diantara
pemerintah Jepang di tahun 2013, telah berhasil menyalurkan lebih dari US$ 41 juta
kepada pihak swasta Indonesia. Kontribusi dari pihak swasta Indonesia dalam skema
ini sampai saat ini mencapai lebih dari US$ 70 juta, sehingga total nilai investasi
Proyek JCM merupakan bagian dari kegiatan low carbon development atau
Indonesia, baik berupa pembinaan usaha, manufaktur, sumber daya manusia, maupun
bentuk lainnya. Hal ini diminta untuk memberi nilai tambah pada manfaat kegiatan
investasi hijau yang dilakukan. Pemerintah Indonesia dan Jepang berkomitmen untuk
terus melanjutkan skema JCM. Pemerintah Indonesia akan terus melakukan upaya
54
Situs Hijau Indonesia, “Forum JCM Dorong Kerjasama Pengurangan Emisi Antar Kota”,
tersedia di: http://www.hijauku.com/2016/05/26/forum-jcm-dorong-kerjasama-pengurangan-emisi-
antar-kota/, diakses pada 06 Oktober 2017
42
peningkatan investasi, pengembangan berbagai instrument teknis, serta peningkatan
peran serta pihak swasta sebagai pelaku proyek maupun peran lainnya.
selain menghasilkan nilai investasi yang tinggi bagi Indonesia, kerjasama ini
nyatanya mampu menginisiasi kerjasama antara kota di Indonesia dan kota di Jepang.
Kerjasam antar kota di bawah JCM diharapkan secara langsung dapat mempercepat
investasi dari Jepang ke Indonesia sehingga akhirnya dapat menurunkan emisi GRK
khususnya di kawasan perkotaan. Peluang dan manfaat yang didapat oleh pemerintah
Indonesia dengan adanya kerjasama antar kota selain mendapatkan tujuan dasar
dalam kerjasama JCM yaitu penurunan emisi GRK, kerjasama tersebut juga bisa
secara sepihak dan 41 persen dengan dukungan internasional pada tahun 2020,
55
Joint Crediting Mechanism Indonesia Secretariat, Joint Crediting Mechanism (JCM) dan
Implementasi Kerjasama Antar Kota, tersedia di:
http://jcm.ekon.go.id/en/uploads/files/Document%20JCM/Presentation/JCM%20Forum%20City-to-
City%20Cooperation%20Workshop%20-%2026%20May%202016/1._JCM_C_to_C_-
_Secr._JCM_Indonesia.pdf, diakses pada 18 September 2017
43
komitmen tersebut dikatakan oleh Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono
pada G20 Summit, Pittsburg, 2009 dan COP 15, Copenhagen, 2009.56
Jepang
dan implementasi proyek dengan insentif dari pemerintah Jepang. Apabila dinilai
layak untuk diimplementasikan dan disetujui oleh kedua negara, maka FS dapat
Pada tahun 2010, JCM melakukan pertemuan informal dengan DNPI sebagai
lembaga negara Indonesia yang fokus terhadap perubahan iklim dan emisi karbon di
pertemuan formal DNPI dan kementerian terkait menghasilkan 23 FS. Pada tahun
2012, JCM membangun Tim Koordinasi Perdagangan dan Perundingan Karbon Antar
bilateral kerjasama JCM pada 2013 ditanda tangani, kemudian pembentukan Komite
56
Manansang, Dr. Rizal Edwin, Joint Crediting Mechanism (JCM) Indonesia – Japan
“Cooperation for Low Carbon Growth, JCM Business Forum, tersedia di:
http://jcm.ekon.go.id/en/uploads/files/Document%20JCM/Presentation/1st%20Business%20Forum%2
0-%208%20April%202014/Business_Forum_-_CMEA_presentation_2_Pak_Edwin.pdf, diakses pada
18 September 2017
44
Bersama, pada pertemuan tersebut menghasilkan 13 FS dan 5 FS di tahun
berikutnya.57
(CCS) dan pertanian yang kemudian akan diseleksi untuk diimplementsikan pada
tahun 2015. Di Indonesia sendiri pada periode 2013-2014 ada 75 studi kelayakan
yang telah dilakukan, terdapat 13 proyek yang sudah terseleksi untuk dilaksanakan.
Dari 13 proyek tersebut ada lebih dari 200.000 ton CO2/tahun atau tepatnya 188.932
ton CO2/tahun, yang terdiri dari 3 proyek demonstrasi sebesar 62.833 ton CO2/tahun,
125.992 ton CO2/tahun dari 8 proyek model, dan 107ton CO2/tahun dari 1 proyek
tahun 2014 terdapat 7 model proyek JCM dan tahun 2015 terdapat 6 model proyek
57
Manansang, Dr. Rizal Edwin, Joint Crediting Mechanism (JCM) Indonesia – Japan
“Cooperation for Low Carbon Growth, JCM Business Forum, tersedia di:
http://jcm.ekon.go.id/en/uploads/files/Document%20JCM/Presentation/1st%20Business%20Forum%2
0-%208%20April%202014/Business_Forum_-_CMEA_presentation_2_Pak_Edwin.pdf, diakses pada
18 September 2017
58
Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat, Kerjasama Perdagangan Karbon Jepang-Indonesia
Potensial Menurunkan 200.000 Ton Karbon Per Tahun, tersedia di:
http://dishut.jabarprov.go.id/?mod=detilBerita&idMenuKiri=&idBerita=4440, diakses pada 07
Oktober 2017
45
berikutnya yaitu 19.393 tCO2/tahun dihasilkan. Di tahun 2015, sebanyak 30.087
Terdapat 4 model proyek JCM di tahun 2013, yang semua proyek tersebut
merupakan proyek sektor efisiensi energi. Proyek tersebut diantaranya adalah Energy
System, LED Lighting and Separate Type Fridge Freezer Showcase to Grocery Stores
dengan adanya 7 proyek yang merupakan sektor efisiensi energi dan energi
Paper Factory, Energy Saving for Textile Factory Facility Cooling by High-efficiency
Once-through Boiler System in Film Factory, Energy Saving for Industrial Park with
59
The Joint Crediting Mechanism, tersedia di: http://gec.jp/jcm/projects/, diakses pada 10
Oktober 2017
46
Smart LED Street Lighting System, Energy Saving for Air-Conditioning at Shooping
Mall with High Efficiency Centrifugal Chiller, Introduction of High Efficiency Once-
through Boiler in Golf Ball Factory, 1,6MW Solar PV Power Plant Project in
Jakabaring Sport City, dan Installation of Gas Co-genertion System for Automobile
Manufacturing Plant.60
Banyaknya proyek JCM dari tahun 2013 hingga 2015 tersebut, terdapat
Lighting and Separate Type Fridge Freezer Showcase to Grocery Stores in Republic
penunjang sektor penting bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Oleh karena itu,
mengenai proyek tersebut penulis akan bahas lebih lanjut di bab berikutnya.
60
The Joint Crediting Mechanism, tersedia di: http://gec.jp/jcm/projects/, diakses pada 10
Oktober 2017
47
BAB IV
48
4.1.1 Project Installation of Inverter-type Air Conditioning System,
LED Lighting and Separate Type Fridge Freezer Showcase to
Grocery Stores in Republic of Indonesia
Salah satu bentuk energi yang memiliki peran sangat penting adalah energi
listrik. Penggunaan energi listrik di Indonesia merupakan yang terbesar dibandingkan
dengan energi lainnya. Berdasarkan data pada tahun 2013, konsumsi listrik di
Indonesia mencapai 187,5 ribu GWh. Pada tahun 2014 konsumsi listrik Indonesia
sebesar 194 ribu GWh dan meningkat di tahun berikutnya dengan 202 ribu GWh.61
Pengeluaran rumah tangga untuk energi listrik menjadi pengeluaran terbesar
dibandingkan jenis energi lainnya. Konsumsi energi listrik di toko swalayan juga
menjadi salah satu perhatian mengingat dari banyaknya jumlah toko swalayan di
Indonesia.
61
Katadata News and Research, Konsumsi Listrik Indonesia 2005-2015, tersedia di:
http://databoks.katadata.co.id/datapublish/2016/08/04/konsumsi-listrik-indonesia-2005-2015, Internet;
diakses pada 17 Oktober 2017
49
diberlakukan adalah untuk tujuan menghemat total energi yang digunakan toko dalam
sistem pendingin udara dengan memperkenalkan lemari pendingin tipe refrigeran
terpisah. Hal tersebut mengarah pada pengurangan kebutuhan beban listrik AC dan
mengurangi emisi GRK dengan tidak melepaskan panas buangan di dalam toko.
Selain itu, proyek ini juga memperkenalkan penggunaan lampu LED untuk toko
swalayan di Indonesia. Perhitungan emisi proyek ini berdasarkan pada perhitungan
emisi referensi, dimana emisi dari referensi sebelumnya dihitung dan dikurangi oleh
emisi yang dihasilkan dari proyek. Emisi referensi dihitung dengan konsumsi listrik
dari lemari es dan efisiensi energinya. Sedangkan, emisi proyek dihitung dengan
konsumsi daya dari jenis lemari pendingin tipe alami yang terpisah dan faktor emisi
CO2 untuk konsumsi listrik yang dikonsumsi. Parameter pemantauan proyek ini
adalah dengan melihat konsumsi listrik dari lemari es dan konsumsi listrik dari
etalase proyek.62
Proyek ini merupakan proyek JCM di tahun 2013, namun baru berjalan di
bulan Februari 2014. Masa kerja operasional proyek ini diharapkan dapat berlangsung
selama 8 tahun kedepan. Lokasi proyek ini sendiri berada di wilayah DKI Jakarta dan
sekitarnya. Proyek ini diterapkan pada 12 toko swalayan yang tersebar diberbagai
daerah antara lain;63
62
JCM Indonesia – Japan, Methodology : ID_AM008 Ver2.0, tersedia di:
https://www.jcm.go.jp/id-jp/methodologies/29, Internet; diakses pada 17 Oktober 2017
63
JCM Indonesia – Japan, Project: ID006 Installation of Inverter-type Air Conditioning
System, LED Lighting and Separate Type Fridge Freezer Showcase to Grocery Stores in Republic of
Indonesia, tersedia di: https://www.jcm.go.jp/id-jp/projects/11, Internet; diakses pada 17 Oktober 2017
50
5. Store 5 (Tebet Timur Dalam): Kelurahan Tebet Timur, Kecamatan Tebet,
Jakarta Selatan
6. Store 6 (Palmerah Utara): Kelurahan Palmerah, Kecamatan Palmerah, Jakarta
Barat
7. Store 7 (Matraman Raya): Palmerah Matraman, Jakarta Timur
8. Store 8 (Raya Tengah): Kelurahan Gedong, Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta
Timur
9. Store 9 (Muncang): Kelurahan Lagoa, Kecamatan Koja, Jakarta Utara
10. Store 10 (Ceger Raya 2): Kelurahan Juramangu, Kecamatan Pondok Aren,
Tangerang Selatan
11. Store 11 (Sawangan 3): Kelurahan Pancoran Mas, Depok
12. Store 12 (Kampung Asem): Kelurahan Mustika Jaya, Bekasi
Status dari proyek ini telah teregistrasi oleh JCM, pada setiap tahunnya
diperkirakan pengurangan emisi yang dihasilkan akan meningkat. Di tahun 2014,
lebih kurang sebanyak 18 tCO2e pengurangan emisi yang dihasilkan dari proyek ini
dan pada tahun 2015 sebanyak 83 tCO2e pengurangan emisi yang dihasilkan.64 Dan
diperkirakan akan terus bertambah pengurangan emisi yang dihasilkan dari proyek ini
mengingat proyek ini diharapkan berlangsung selama 8 tahun sejak dimulainya pada
2013.
64
JCM Indonesia – Japan, Project: ID006 Installation of Inverter-type Air Conditioning
System, LED Lighting and Separate Type Fridge Freezer Showcase to Grocery Stores in Republic of
Indonesia, tersedia di: https://www.jcm.go.jp/id-jp/projects/11, Internet; diakses pada 17 Oktober 2017
51
per tahunnya.65 Menurut amat penulis, proyek ini merupakan proyek yang sangat
potensial bagi Indonesia dalam upaya pengurangan emisi GRK melalui efisiensi
energi di toko swalayan. Pasalnya, jumlah toko swalayan yang ada di Indonesia
sangatlah banyak apabila fasilitas yang dimiliki proyek ini dapat diterapkan pada
semua toko swalayan yang ada di Indonesia, maka hal tersebut dapat berdampak
besar pada upaya pemerintah mengurangi emisi GRK Indonesia.
Proyek ini adalah proyek pemasangan sistem tenaga surya dan baterai
penyimpanan ke fasilitas komersial, dimana listrik dari sitem tenaga surya dipasok ke
peralatan pencahayaan pada fasilitas komersial yang ada. Kerjasama ini dianggap
sangat potensial dalam upaya pemerintah Indonesia mengurangi pembelian listrik ke
perusahaan listrik dan mencapai mitigasi GRK. Hal tersebut dikarenakan Indonesia
65
Kementerian Lingkungan Hidup Jepang, 2014. “The Joint Crediting Mechanism (JCM):
Kemajuan Program Pembiayaan untuk Proyek Model JCM dan Studi Kelayakan untuk Proyek JCM
oleh KLHJ pada 2014”, Global Environment Centre Foundation (GEC), hal. 12
52
memiliki permintaan akan listrik dengan pertumbuhan ekonomi. Pada proyek ini,
Itochu Corporation pihak swasta Jepang sebagai Representative Participant dan pada
pihak Indonesia PT. AEON Mall Indonesia sebagai Partner Participant.66
Tujuan dari proyek ini adalah untuk mengurangi penggunaan energi bahan
bakar fosil di gedung pusat perbelanjaan dengan mengenalkan sistem kogenerasi gas
alam dengan efisiensi tinggi dan sistem tenaga surya sebagai pasokan energinya.
Aeon Mall sendiri mengambil langkah proaktif dalam menekan emisi karbon dan
melestarikan lingkungan lokal. Aeon Mall juga memperkenalkan sejumlah teknologi
hemat energi, seperti sistem penyimpanan panas es untuk AC, solar sistem
pembangkit listrik dan pencahayaan LED, serta mempromosikan pemanfaatan bahan
aktif daur ulang yang dihasilkan oleh Mall itu sendiri. Sistem kogenerasi yang
dimaksud adalah untuk memperkenalkan cara memasok listrik dengan
menghilangkan limbah energi karena yang dihasilkan emisinya panas pada saat yang
sama dengan pembangkit listrik dapat digunakan secara efektif untuk pendinginan
sepanjang tahun dan mesin gas berenergi tinggi berkontribusi terhadap pengurangan
CO2.67
66
The Joint Crediting Mechanism, Installation of Solar Power System and Storage Battery to
Commercial Facilities, tersedia di: http://gec.jp/jcm/projects/14pro_ina_05/, Internet; diakses pada 18
Oktober 2017
67
Joint Crediting Mechanism Indonesia Secretariat, “JCM Feasibility Study (FS) 2015,
Introduction of Co-generation and Solar Power Generation System in Large Shopping Malls”,
tersedia di:
http://jcm.ekon.go.id/en/uploads/files/Document%20JCM/Presentation/Reporting%20Meeting%20on
%20JCM%20Projects%20and%20Feasibility%20Studies%20in%20JFY2015%20-
%2022%20February%202016/session5/JCM_MOEJ-FS_NRI_Description.pdf, Internet; diunduh pada
21 Oktober 2017
53
lain, Solar PV Rooftop (pembangkit listrik tenaga surya fotovoltarik atap) yang
dikombinasikan dengan penyimpanan daya dipandang merupakan pilihan tepat untuk
mendukung kebutuhan listrik pusat perbelanjaan yang semakin meningkat serta
mendorong implementasi energi terbarukan di sektor listrik.
68
Ashden Sustainable Solutions, Better Lives. Solar for the Grid /Solar Panels Harness the
Sun’s Power to Generate Electiricity and Provide Clean Power for Homes, Communities and
Businesses, tersedia di: https://www.ashden.org/sustainable-energy/ashden-guides/solar-for-the-
grid?gclid=Cj0KCQjwm9vPBRCQARIsABAIQYdmiLwycChXd8o1DNJVwXEpANmew2NhRwWw
wSPmc5eOOIQl8ZwKS28aAkxlEALw_wcB#continue, Internet; diakses pada 19 Oktober 2017
54
Gambar IV.1. Visualisasi Proyek Solar PV System and Energy Storage
System
Sumber: http://gec.jp/jcm/projects/14pro_ina_05/
Sepanjang tahun 2013 dan 2014, PT. AEON Mall Indonesia bekerjasama
dengan Itochu Corporation tengah merencanakan membangun 3 pusat perbelanjaan
atau AEON Mall untuk mengimplementasikan energi terbarukan yang sudah di
sepakati oleh kedua negara dalam kerjasama JCM. Aeon Mall Delta Mas yang
terletak di Hegarmukti Village, Cikarang Pusat, Bekasi, Jawa Barat, Aeon Mall BSD
City yang terletak di BSD City, Tangerang, Banten, dan Aeon Mall JGC (Jakarta
Garden City) yang terletak di Jalan Cakung, Cilincing Cakung, Jakarta. 69 Pemerintah
Indonesia dan Jepang mendukung implementasi pemanfaatan energi surya dalam
proyek ini yang juga merupakan bentuk komitmen kedua negara untuk mengurangi
emisi GRK dalam skema JCM. Dari 3 perencanaan pembangunan mall, baru Aeon
Mall BSD City yang dapat direalisasikan dengan mengimplementasikan kerjasama
JCM pada 2014.
PT. AEON Mall Indonesia dan Itochu Inc. dari Jepang bekerjasama untuk
memasang 500 KW Solar PV Rooftop sekaligus battery pada AEON Mall di Jakarta
Garden City. Proyek ini akan menjadi salah satu sumber pasokan energi listrik,
69
AEON Mall CO.,LTD., Annual Report 2014 : New Phase, New Growth, tersedia di:
http://v4.eir-parts.net/DocumentTemp/20171101_021748771_a3cgo5qvnt1pu3553qm14k45_0.pdf;
Internet; diunduh pada 01 November 2017
55
terutama untuk kebutuhan penerangan dan diperkirakan mampu mengurangi emisi
karbon sebesar 549 tCO2 per tahun. Sedangkan pada AEON Mall Delta Mas City
diperkirakan mampu berkontribusi menurangi emisi sekitar 10.000 tCO2 per tahunnya
di masa yang akan datang. Proyek ini baru bisa direalisasikan pada tahun 2017
mendatang, dan kerjasama ini merupakan kerjasama jangka panjang dalam upaya
mengurangi emisi karbon kedua negara. Dari uraian Model Proyek JCM diatas, dapat
dikatakan bahwa dalam kerjasama ini Pemerintah Indonesia mempertimbangkan
berbagai kepentingan yang dapat dicapai oleh Indonesia sendiri, yaitu berupa
penghematan penggunaan energi listrik negara dan mengembangkan energi
terbarukan yang potensial bagi negara Indonesia.
70
Pusat Data dan Teknologi Informasi Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Energi
dan Sumber Daya Mineral, Data Inventory Emisi GRK Sektor Energi. 2015, diunduh di:
https://www.esdm.go.id/assets/media/content/KEI-Data_Inventory_Emisi_GRK_Sektor_Energi.pdf,
diakses pada 03 Februari 2018
56
produksi batu bara hingga tahun 2019 disesuaikan roadmap yang berlaku.71 Artinya,
penggunaan bahan bakar fosil dan batu bara akan terus digunakan dalam sektor
industri di Indonesia dikarenakan Indonesia memiliki sumber daya yang berlimpah.
Proyek ini termasuk dalam kerjasama JCM antara Pemerintah Indonesia dan
Jepang. Representative participant pada proyek ini adalah Toyota Tsusho
Corporation merupakan pihak swasta Jepang dan sebagai partner participant pihak
Indonesia adalah Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN). Proyek ini
memiliki tujuan untuk mengurangi konsumsi energi dan emisi CO2 dengan memasang
sistem kogenerasi gas pada pabrik manufaktur mobil di Indonesia. Sistem ini
mengadopsi gas-engine dan recovery panas dengan efisiensi tinggi untuk
menghasilkan uap dan air panas. Proyek ini berkontribusi terhadap pengurangan
konsumsi energi pada pembangkit listrik tenaga batu bara yang berlaku di Indonesia,
dan berkontribusi terhadap pengurangan emisi gas rumah kaca dan udara.72
71
Pusat Data dan Teknologi Informasi Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Energi
dan Sumber Daya Mineral, Data Inventory Emisi GRK Sektor Energi. 2015, diunduh di:
https://www.esdm.go.id/assets/media/content/KEI-Data_Inventory_Emisi_GRK_Sektor_Energi.pdf,
diakses pada 03 Februari 2018
72
The Joint Crediting Mechanism, tersedia di: http://gec.jp/jcm/projects/15pro_ina_04/,
diakses pada 03 Februari 2018
57
Pemasangan sistem kogenerasi dikarenakan sistem tersebut menawarkan
penghematan energi antara 15-40% bila dibandingkan dengan pasokan listrik dan
panas dari pembangkit listrik konvensional dan boiler. Kogenerasi mengoptimalkan
pasokan energi ke semua jenis konsumen, dengan memiliki manfaat bagi pengguna
dan masyarakat, diantaranya meningkatkan efisiensi konversi dan penggunaan energi
dikarenakan kogenerasi merupakan bentuk pembangkit tenaga yang paling efektif dan
efisien. Kogenerasi juga menghasilkan emisi yang lebih rendah ke lingkungan,
khususnya CO2 dan yang utama adalah gas rumah kaca. Selain itu, kogenerasi dapat
menghemat biaya yang besar dan memberikan daya saing tambahan bagi pengguna
industri dan komersial karena memberikan kesempatan untuk bergerak lebih maju
sebagai bentuk pembangkit listrik yang lebih terdesentralisasi. 73
Sumber : http://gec.jp/jcm/projects/15pro_ina_04/
73
Cogen Europe, What Is Cogeneration, tersedia di: https://www.cogeneurope.eu/knowledge-
centre/what-is-cogeneration, diakses pada 04 Februari 2018
58
Dari proyek tersebut, dapat menghasilkan 20.310 tCO2 per tahun nya yang
merupakan pengurangan emisi GRK terbesar sepanjang proyek kerjasama JCM
pemerintah Indonesia dan Jepang di tahun 2013 hingga 2015.74 Proyek kerjasama ini
dianggap penting untuk dilakukan dikarenakan sektor industri merupakan salah satu
penyumbang emisi GRK di Indonesia. Sumber-sumber emisi GRK dari bidang
industri meliputi penggunaan energi, proses industri dan pengolahan limbah industri.
Pilihan aksi mitigasi dalam rangka menurunkan emisi GRK dapat dilakukan
dengan berbagai cara, misalnya mengurangi jumlah energi yang digunakan per
produk melalui peningkatan penerapan efisiensi yang akan mengarah pada mitigasi
emisi GRK. Dengan mengubah jenis sumber energi yang digunakan dengan
memanfaatkan bahan bakar alternatif atau pergantian bahan bakar dengan biomassa,
dan lain sebagainya yang secara ideal memiliki kandungan karbon kurang dari bahan
bakar fosil itu sendiri.75 Kerjasama pemerintah Indonesia dan Jepang dalam proyek-
proyek diatas merupakan aksi mitigasi dengan melakukan rekayasa teknologi dalam
penerapan proyek JCM sebagai upaya penurunan emisi kedua negara.
74
The Joint Crediting Mechanism, Installation of Gas Co-genertion System for Automobile
Manufacturing Plant, tersedia di: http://gec.jp/jcm/projects/15pro_ina_04/, diakses pada 12 Februari
2018
75
Antaranews, Sektor Industri diimbau Berperan Menurunkan Emisi GRK, tersedia di:
https://www.antaranews.com/berita/545223/sektor-industri-diimbau-berperan-turunkan-emisi-grk,
diakses pada 12 Februari 2018
59
4.2 Kepentingan Pemerintah Indonesia Terhadap Pemerintah Jepang
dalam Kerjasama JCM
Dalam kurun waktu 2013 hingga 2015, negara Jepang merupakan investor
asing terbesar bagi Indonesia mulai dari sektor industri makanan dan minuman,
manufaktur, properti, teknologi, infrastruktur, otomotif, kelautan dan agribisnis.
Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) pada tahun 2013,
nilai investasi Jepang ke Indonesia sebesar US$ 4,7 Miliar, tahun 2014 US$ 2,7
Miliar dan tahun 2015 dengan nilai investasi US$ 2,9 Miliar.76 Berdasarkan hasil
survei yang dilakukan oleh Japan Bank for International Cooperation (JBIC) sejak
tahun 2012, Indonesia merupakan tiga besar negara tujuan investasi perusahaan
manufaktur Jepang, bahkan di tahun 2013 Indonesia menempati peringkat pertama.77
Dengan nilai investasi Jepang yang tinggi terhadap Indonesia, maka dapat dikatakan
bahwasannya Pemerintah Jepang memiliki kepentingan terhadap Indonesia dan
begitupun sebaliknya. Berbagai kerjasama Jepang dan Indonesia pun dilakukan dalam
tujuan membangun negara, seperti halnya kerjasama perdagangan karbon antara
kedua negara atau kerjasama JCM.
Kegiatan UNFCCC pada 2007 di Bali, Indonesia melahirkan Bali Action Plan
yang menjadikan pemahaman dasar mengenai tindakan mitigasi perubahan iklim dan
pengurangan emisi GRK sebuah negara. Measurement, Reporting, Verification
(MRV) menjadi dasar gagasan yang memiliki implikasi signifikan bagi perundingan
internasional pada saat itu. Fungsi MRV adalah untuk meningkatkan transparansi
melalui pelacakan tingkat emisi GRK nasional, pelacakan arus pendanaan iklim yang
diterima atau dampak tindakan mitigasi terkait.
76
Katadata News and Research, Berapa Nilai Investasi Jepang di Indonesia?, tersedia di:
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2017/04/13/berapa-nilai-investasi-jepang-di-indonesia,
Internet; diakses pada 28 Oktober 2017
77
Badan Koordinasi Penanaman Modal, Rencana Strategis Badan Koordinasi Penanaman
Modal Tahun 2015-2019, tersedia di:
http://www.bkpm.go.id/images/uploads/ppid/file_upload/Rencana_Strategis_%28RENSTRA%29_BK
PM_TA_2015_-_2019.pdf, diunduh pada 10 Februaari 2018
60
Bagi negara berkembang seperti Indonesia, gambaran MRV mengalami
berbagai tantangan diantaranya, data kurang memadai, kapasitas teknis terbatas,
sistem kelembagaan yang menangani kurang tepat, pendanaan yang tidak memadai
pula, sumber daya manusia tidak mencukupi dan kurangnya kesadaran mengenai
pentingnya MRV tersebut.78 Dalam upaya mengatasi berbagai tantangan tersebut,
pemerintah Indonesia melakukan kerjasama JCM dengan pemerintah Jepang dengan
tetap menggunakan gagasan MRV guna memantau pengurangan emisi GRK yang
dihasilkan melalui proyek kerjasama JCM tersebut.
Kerjasama JCM Indonesia dan Jepang telah mencapai nilai investasi sebesar
150 juta dollar AS atau sekitar hampir 2 triliyun rupiah sejak dimulai 2013. Menurut
Asisten Deputi Kerjasama Ekonomi Multilateral dan Pembiayaan Kementerian
Koordinator Bidang Perekonomian Rizal Edwin Manasang, selama tiga tahun
berlangsungnya kerjasama JCM, skema JCM berhasil menyalurkan lebih dari 37 juta
dollar AS kepada pihak swasta Indonesia. Sementara itu, kontribusi pihak swasta
78
Institute for Global Environmental Strategies (IGES). 2015. One Hundred Questions &
Answers about MRV in Developing Countries Version 3.0 (COP 21). Ministry of the Environment,
Japan (MOEJ). hal. 9
61
Indonesia dalam skema JCM mencapai 113 juta dollar AS. Dengan demikian, total
investasi dalam skema JCM mencapai lebih dari 150 juta dollar AS.79
Berdasarkan data BKPM diatas dari seluruh jumlah total yang ada, Jepang
merupakan negara ketiga dengan investasi asing terbesar bagi Indonesia setelah
Singapura dan Malaysia. Selama tahun 2015, Jepang investasi sebesar USD $2.9
Miliyar ke Indonesia dan dari jumlah tersebut sekitar 43,3 persen adalah investasi ke
dalam sektor industri manufaktur. Jepang dengan komitmennya kerjasama bersama
Indonesia melalui JCM yang mengupayakan pertumbuhan rendah karbon dengan
memanfaatkan teknologi, pasar dan keuangan ditunjukkan dengan terus memberikan
investasi kepada Indonesia dari tahun ke tahun. Sehingga, kerjasama JCM
menjadikan kerjasama yang sangat penting bagi Indonesia selain untuk pertumbuhan
rendah karbon dan pembangunan berkelanjutan tetapi juga membantu Indonesia
dalam hal perekonomian.
79
Kompas, “Indonesia-Jepang Kucurkan Hampir Rp 2 Triliun untuk Penguranggan Emisi
Karbon, tersedia di: http://ekonomi.kompas.com/read/2016/08/29/133032426/indonesia-
jepang.kucurkan.hampir.rp.2.triliun.untuk.pengurangan.emisi.karbon, Internet; diakses pada 29
November 2017
62
Komitmen Indonesia dalam upaya mengurangi emisi karbon di tahun 2020
menurut Darmin Nasution Menteri Koordinator Bidang Perekonomian untuk
mencapai tujuan itu, ada beberapa langkah yang akan dilakukan oleh pemerintah
Indonesia, yaitu: pertama, memperbaiki dan memperkuat berbagai kegiatan
berdasarkan sumber daya alam dan konservasi lingkungan. Kedua,
mengimplementasikan komitmen pemerintah terhadap pembangunan rendah karbon
dan adaptasi lingkungan. Ketiga, memperkuat dan memperdalam kemitraan untuk
pengurangan emisi karbon. Keempat, membuat kemitraan semacam JCM menjadi
kondusif bagi kerjasama bisnis dan investasi.80
80
Kompas, “Indonesia-Jepang Kucurkan Hampir Rp 2 Triliun untuk Penguranggan Emisi
Karbon, tersedia di: http://ekonomi.kompas.com/read/2016/08/29/133032426/indonesia-
jepang.kucurkan.hampir.rp.2.triliun.untuk.pengurangan.emisi.karbon, Internet; diakses pada 29
November 2017
63
melainkan investasi kepada pihak swasta Indonesia yang masih terikat dengan pihak
atau perusahaan swasta milik Jepang yang berada di Indonesia.
81
Toyota Indonesia, PT. Toyota Manufacturing Indonesia Company Profile¸ tersedia di:
http://www.toyotaindonesiamanufacturing.co.id/corporate/value, diunduh pada 12 Februari 2018
64
Kerjasama JCM Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Jepang merupakan
kerjasama bilateral antara kedua negara dalam upaya pengurangan emisi GRK.
Hubungan bilateral Indonesia dengan Jepang bertujuan untuk menjadikan Jepang
sebagai mitra dagang dan ekonomi utama Indonesia dan sebagai sumber modal asing
bagi Indonesia. Selain itu, sebagai sumber peningkatan kapasitas Indonesia di
berbagai bidang, ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi, dan lain sebagainya.82
Kerjasama tersebut tetap dipertahankan oleh pemerintah Indonesia didorong dengan
kepentingan nasional Indonesia sebagai negara berkembang. Selain karena kebijakan
luar negeri Indonesia terhadap Jepang yang sepakat untuk memperkuat kemitraan
strategis kedua negara, faktor lainnya dikarenakan Jepang sebagai negara dengan
memiliki kemajuan dibidang teknologi dan perekonomian negaranya dianggap dapat
mempengaruhi kesejahteraan negara Indonesia untuk kedepannya.
82
Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, “Diplomasi Indonesia 2010”, tersedia di:
https://www.kemlu.go.id/Documents/Buku%20Diplomasi%20Indonesia%202010.pdf, diunduh pada
13 Februari 2018
65
BAB V
KESIMPULAN
2010, dengan adanya pertemuan informal Pemerintah Indonesia dan Jepang tentang
Bilateral Offset Mechanism (BOM) dan baru ditanda tangani perjanjian bilateral
tentang kerjasama JCM antara Pemerintah Indonesia dan Jepang pada 26 Agustus
2013.
perjanjian pada tahun 2013. Kerjasama ini merupakan sebuah inisiatif dari
nasional dari skenario business as usual (BAU) pada 2020 dan 29 persen pada 2030.
Kerjasama yang baik antara Indonesia dan Jepang dikarenakan kedua negara
memiliki kepentingan masing-masing negara yang bersifat materil dan ekonomis, jika
dilihat dari berbagai kebijakan dan kerjasama kedua negara. Kebijakan luar negeri
Indonesia dengan “a million friends and zero enemies” dan “all direction foreign
66
policy” menjadi landasan bagi pemerintah dalam mengambil sebuah kebijakan.
Indonesia yang sudah sangat lama untuk mendapatkan keuntungan lainnya dari
juga menjadi negara tujuan bagi Jepang melakukan investasi ke pihak swasta Jepang
juga harus terus menjalankan dan memperluas hubungan kemitraan strategis dengan
pemerintah Jepang untuk mencapai tujuan dari kebijakan politik luar negeri
67
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Bandoro, Bantarto. “Beberapa Dimensi Hubungan Indonesia-Jepang dan Pelaporan
Untuk Indonesia”, dalam Bantarto Bandoro [ed], Hubungan Luar Negeri
Indonesia Selama Orde Baru, Jakarta: CSIS. 1994.
Betsill et al, Michele M. ed. Palgrave Advances in International Environmental
Politics. 2006.
Bryant, Raymond L., and Sinead Bailey, Third World Political Ecology, London and
New York: Routledge. 1997.
Budiardjo, Miriam. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
2006.
Clinton, W. David. Two Face of National Interest. Lousiana: Louisiana University
Press. 1994.
Direktorat Jendral Pengendalian Perubahan Iklim Kementerian Lingkungan Hidup
dan Kehutanan, Perubahan Iklim, Perjanjian Paris dan Nationally
Determined Contributon, Jakarta, 2016.
Eckersley, R. Environmentalism and Political Theory: Toward an Ecocentric
Approach. London. 1992.
El-Anis, Diez, Pettiford, dan Jill Steans. An Introduction to International Relations
Theory. New York: Routledge. 2010.
Gilpin, Robert. “Economic Interpendence and National Security in Historical
Perspective”. Klaus Knorr and Frank N. Trager, eds., Economic Issues and
National Security. Lawrence : The Regents Press of Kansas. 1977.
Goodin , R.E. Green Political Theory. Cambridge. 1992.
Griffiths, Martin, and O’Callaghan, Terry. International Relation the Key Consept.
New York: Routledge. 2002.
Institute for Global Environmental Strategies (IGES). One Hundred Questions &
Answers about MRV in Developing Countries Version 3.0 (COP 21). Ministry
of the Environment, Japan (MOEJ). 2015.
Jemadu, Aleksius. Politik Global dalam Teori & Praktek. Yogyakarta: Graha Ilmu.
2008.
Juwondono. Hubungan Bilateral: Definisi dan Teori. Jakarta: Rajawali Press. 1991.
Kartasasmita, Prof. Dr. Ginandjar. Organisasi dan Administrasi Internasional,
Bandung: PT. Angkasa. 1997.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Kajian Emisi Gas Rumah Kaca
Sektor Transportasi. Jakarta: Pusat Data dan Informasi Energi dan Sumber
Daya Mineral. 2012.
Kementerian Lingkungan Hidup Jepang. “The Joint Crediting Mechanism (JCM):
Kemajuan Program Pembiayaan untuk Proyek Model JCM dan Studi
xv
Kelayakan untuk Proyek JCM oleh KLHJ pada 2014”, Global Environment
Centre Foundation (GEC). 2014.
Keohane, Robert O. Neoliberal Institutionalism: a Perspectif in World Politics, in
International Institutions and State Power. 1989.
Koh Kheng Lian, Lye Lin Heng, Jolene Lin. Cruesial Issues in Climate Change and
The Kyoto Protocol Asia and The World. (World Scientific Publishing:
London). 2010.
Kusumaatmaja, Mochtar. Pengantar Hukum Internasional. Alumni Bandung. 2003.
Lisa L. Martin. Neo Liberalism in International Relations Theories: Discipline and
Diversity. 2007.
Matray I, James. Japan’s Emergence As A Global Power. Westport : Greenwood
Press. 2001.
McClellend, Charles A. International Relations, Cross-nation Comparative Studies,
and Foreign Area Research: The Question of Interdepedency. 1969.
Michele M. Betsill et al. ed. Palgrave Advances in International Environmental
Politics. 2006.
Moleong, L.J. “Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi”. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya. 2011.
Murdiyarso, Daniel. Protokol Kyoto: Implikasinya Bagi Negara Berkembang. (PT.
Kompas Media Nusantara: Jakarta). 2003.
Nasution, Nazaruddin SH., MA., Politik Luar Negeri Republik Indonesia. Jakarta:
UIN Press. 2015.
Nawawi, Hadar & Martini, Mimi. “Penelitian Terapan”. Yogyakarta: Gajahmada
University. 1994.
Rachmawati, Iva. “Memahami Perkembangan Studi Hubungan Internasional”.
Yogyakarta: Aswada Pressindo. 2012.
Robert, dan George Sorensen. “Pengantar Studi Hubungan Internasional”.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2009.
Starke, J.G. Introduction to International Law: Eight Edition, London:
Butterworths.1977.
Sugiyono. “Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D”, Bandung: Alfabeta.
2008.
Tim Penulis Dewan Nasional Perubahan Iklim. MARI BERDAGANG KARBON!
(Pengantar Pasar Karbon untuk Pengendalian Perubahan. Jakarta:
Sekretariat DNPI. 2013.
Jurnal
xvi
Hasenclever, Andreas., Mayer, Peter., & Rittberger, Volker. 1996. Interests, Power,
Knowledge: The Study of International Regimes. Mershon International
Studies Review, tersedia di: http://www.jstor.org/stable/222775.
Houghton, John. 2011. Global Warming, Climate Change and Sustainability. The
John Ray Initiative (United Kingdom : University of Gloucestershire).
diunduh dari http://www.jri.org.uk/brief/BriefingNo14_4thEdition_July.pdf.
Kardono. Jurnal Ilmiah Info Pustanling Vol.12, No.1, Jakarta: Pusat Standardisasi
dan Lingkungan, Kementerian Kehutanan. 2010.
Ka’ban, MS. Jurnal Diplomat Indonesia (La Tofi: Jakarta). 2009.
Protokol Kyoto atas Konvensi Kerangka Kerja PBB Tentang Perubahan Iklim
Purbantina, Adiasri Putri. “Dari Yoshida Doctrine ke Fukuda Doctrine: Politik Luar
Negeri Jepang di Asia Tenggara Pasca Perang Dunia II”, Global & Policy
Vol.1, No.1, Januari – Juni 2013.
The Pew Center on Global Climate Change and the Pew Center on the States.
Climate Change 101: Understanding and Respondinga to Global Clomate
Change. diunduh dari
http://www.c2es.org/docUploads/101_Science_Impacts.pdf.
Website
Ashden. Sustainable Solutions, Better Lives. Solar for the Grid /Solar Panels
Harness the Sun’s Power to Generate Electiricity and Provide Clean Power
for Homes, Communities and Businesses, tersedia di:
https://www.ashden.org/sustainable-energy/ashden-guides/solar-for-the-
grid?gclid=Cj0KCQjwm9vPBRCQARIsABAIQYdmiLwycChXd8o1DNJVw
XEpANmew2NhRwWwwSPmc5eOOIQl8ZwKS28aAkxlEALw_wcB#contin
ue, Internet; diakses pada 19 Oktober 2017.
Climate Report Research on the economics of climate change, 2012. “10 Lessons
From 10 Years of The CDM”, tersedia di:
http://www.cdcclimat.com/IMG/pdf/12-10-05_climate_report_37_-
_10_lessons_from_10_years_of_cdm.pdf, diunduh pada 10 Februari 2018
Cogen Europe, What Is Cogeneration, tersedia di:
https://www.cogeneurope.eu/knowledge-centre/what-is-cogeneration, diakses
pada 04 Februari 2018
Dewan Nasional Perubahan Iklim (DNPI), “Joint Crediting Mechanism di
Indonesia”, tersedia di: http://www.kan.or.id/wp-
content/uploads/downloads/2014/01/Lampiran-2-Lembar-Informasi-JCM-di-
Indonesia-Januari-2014.pdf, diunduh pada 20 April 2015
http://treaty.kemlu.go.id/uploads-pub/2634_JPN-2013-0497.pdf, diunduh
pada 24 April 2015.
xvii
Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat, Kerjasama Perdagangan Karbon Jepang-
Indonesia Potensial Menurunkan 200.000 Ton Karbon Per Tahun, tersedia di:
http://dishut.jabarprov.go.id/?mod=detilBerita&idMenuKiri=&idBerita=4440,
diakses pada 07 Oktober 2017.
EPA:Towards a Comprehensive and Strategic Economic Partnerhip – Indonesia and
Japan, diakses dari http://www.mofa.go.jp/policy/economy/fta/indonesia.html
pada 20 April 2015.
Japan Official Development Assistance, “Indonesia dan Jepang – 50 Tahun
Kemitraan”, tersedia di: http://www.id.emb-
japan.go.jp/oda/id/topics_ginanjar.htm diakses pada 21 April 2016.
Jetro, tersedia di: https://www.jetro.go.jp/indonesia/jiepa.html, diakses pada 29
Januari 2017.
JCM Indonesia – Japan, Methodology : ID_AM008 Ver2.0, tersedia di:
https://www.jcm.go.jp/id-jp/methodologies/29, Internet; diakses pada 17
Oktober 2017.
JCM Indonesia – Japan, Project: ID006 Installation of Inverter-type Air Conditioning
System, LED Lighting and Separate Type Fridge Freezer Showcase to
Grocery Stores in Republic of Indonesia, tersedia di:
https://www.jcm.go.jp/id-jp/projects/11, Internet; diakses pada 17 Oktober
2017.
Joint Crediting Mechanism Indonesia Secretariat, “Peran Partisipan Proyek dalam
JCM”, tersedia di:
http://jcm.ekon.go.id/en/uploads/files/Document%20JCM/Project%20Cycle/P
roject_Participants_Role_in_JCM_BahasaIndonesia.pdf, diakses pada 29
Januari 2017.
Joint Crediting Mechanism Indonesia Secretariat, “Sekilas JCM in Indonesia”
tersedia di:
http://jcm.ekon.go.id/id/index.php/content/MTE%253D/sekilas_jcm_in_indon
esia, diakses pada 27 Januari 2017.
Katadata News and Research, Berapa Nilai Investasi Jepang di Indonesia?, tersedia
di: https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2017/04/13/berapa-nilai-
investasi-jepang-di-indonesia, Internet; diakses pada 28 Oktober 2017.
Katadata News and Research, Konsumsi Listrik Indonesia 2005-2015, tersedia di:
http://databoks.katadata.co.id/datapublish/2016/08/04/konsumsi-listrik-
indonesia-2005-2015, Internet; diakses pada 17 Oktober 2017.
Kementerian Luar Negeri Indonesia, “Kerjasama Bilateral tentang Joint Crediting
Mechanism untuk Kemitraan Pertumbuhan Rendah Karbon antara Republik
Indonesia dan Jepang”, tersedia di: http://treaty.kemlu.go.id/uploads-
pub/2634_JPN-2013-0497.pdf; Internet; diunduh pada 24 April 2015.
Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, “Diplomasi Indonesia 2010”, tersedia
di:
xviii
https://www.kemlu.go.id/Documents/Buku%20Diplomasi%20Indonesia%202
010.pdf, diunduh pada 13 Februari 2018
Kompas, “Indonesia-Jepang Kucurkan Hampir Rp 2 Triliun untuk Penguranggan
Emisi Karbon, tersedia di:
http://ekonomi.kompas.com/read/2016/08/29/133032426/indonesia-
jepang.kucurkan.hampir.rp.2.triliun.untuk.pengurangan.emisi.karbon,
Internet; diakses pada 29 November 2017.
New Mechanisms Information Platform, tersedia di:
http://www.mmechanisms.org/e/initiatives/jcm.html, diakses pada 29 Januari
2017.
Offshoreindonesia.com, Indonesia-Jepang Turunkan Emisi Karbon Lewat Skema
Joint Crediting Mechanism, tersedia di:
http://offshoreindonesia.com/read/2015/04/29/10099/0/41/Indonesia-Jepang-
Turunkan-Emisi-Karbon-Lewat-Skema-Joint-Crediting-Mechanism diakses
pada 20 April 2017.
Situs Hijau Indonesia, “Forum JCM Dorong Kerjasama Pengurangan Emisi Antar
Kota”, tersedia di: http://www.hijauku.com/2016/05/26/forum-jcm-dorong-
kerjasama-pengurangan-emisi-antar-kota/, diakses pada 06 Oktober 2017.
United Nations Climate Change, CDM Benefits, tersedia di:
http://cdm.unfccc.int/about/dev_ben/index.html, diakses pada 30 Januari 2018
United Nations Climate Change, Clean Development Mechanism (CDM), tersedia di:
http://unfccc.int/kyoto_protocol/mechanisms/clean_development_mechanism/
items/2718.php, diakses pada 30 Januari 2018
United Nations Framework Convention on Climate Change, “Clean Development
Mechanism”, tersedia di:
http://unfccc.int/kyoto_protocol/mechanism/clean_development_mechanism/i
tems/2718.php, diakses pada 20 April 2015.
The Joint Crediting Mechanism, Installation of Solar Power System and Storage
Battery to Commercial Facilities, tersedia di:
http://gec.jp/jcm/projects/14pro_ina_05/, Internet; diakses pada 18 Oktober
2017.
The Joint Crediting Mechanism, tersedia di: http://gec.jp/jcm/projects/, diakses pada
10 Oktober 2017.
The Joint Crediting Mechanism, tersedia di: http://gec.jp/jcm/projects/15pro_ina_04/,
diakses pada 03 Februari 2018.
The Joint Crediting Mechanism, Installation of Gas Co-genertion System for
Automobile Manufacturing Plant, tersedia di:
http://gec.jp/jcm/projects/15pro_ina_04/, diakses pada 12 Februari 2018.
World Resource Institute, tersedia di: http://www.wri.org/our-work/topics/climate;
Internet; diakses pada 02 Februari 2017.
xix
Report, Working paper, etc.
AEON Mall CO.,LTD., Annual Report 2014 : New Phase, New Growth, tersedia di:
http://v4.eir-
parts.net/DocumentTemp/20171101_021748771_a3cgo5qvnt1pu3553qm14k4
5_0.pdf; Internet; diunduh pada 01 November 2017.
Antaranews, Sektor Industri diimbau Berperan Menurunkan Emisi GRK, tersedia di:
https://www.antaranews.com/berita/545223/sektor-industri-diimbau-berperan-
turunkan-emisi-grk, diakses pada 12 Februari 2018.
Hindarto, Dicky Edwin, Joint Crediting Mechanism Development in Indonesia,
tersedia di:
http://jcm.ekon.go.id/en/uploads/files/Document%20JCM/Presentation/1st%2
0Business%20Forum%20-%208%20April%202014/3._business_forum-
dicky_presentation_3_.pdf, diakses pada 10 September 2017.
Joint Crediting Mechanism Indonesia Secretariat, “JCM Feasibility Study (FS) 2015,
Introduction of Co-generation and Solar Power Generation System in Large
Shopping Malls, tersedia di:
http://jcm.ekon.go.id/en/uploads/files/Document%20JCM/Presentation/Report
ing%20Meeting%20on%20JCM%20Projects%20and%20Feasibility%20Studi
es%20in%20JFY2015%20-
%2022%20February%202016/session5/JCM_MOEJ-
FS_NRI_Description.pdf, Internet; diunduh pada 21 Oktober 2017.
Joint Crediting Mechanism Indonesia Secretariat, “Joint Crediting Mechanism (JCM)
dan Implementasi Kerjasama Antar Kota”, tersedia di:
http://jcm.ekon.go.id/en/uploads/files/Document%20JCM/Presentation/JCM%
20Forum%20City-to-City%20Cooperation%20Workshop%20-
%2026%20May%202016/1._JCM_C_to_C_-_Secr._JCM_Indonesia.pdf,
diakses pada 18 September 2017.
Manansang, Dr. Rizal Edwin, Joint Crediting Mechanism (JCM) Indonesia – Japan
“Cooperation for Low Carbon Growth, JCM Business Forum, tersedia di:
http://jcm.ekon.go.id/en/uploads/files/Document%20JCM/Presentation/1st%2
0Business%20Forum%20-%208%20April%202014/Business_Forum_-
_CMEA_presentation_2_Pak_Edwin.pdf, diakses pada 18 September 2017.
Pusat Data dan Teknologi Informasi Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian
Energi dan Sumber Daya Mineral, Data Inventory Emisi GRK Sektor Energi.
2015, diunduh di: https://www.esdm.go.id/assets/media/content/KEI-
Data_Inventory_Emisi_GRK_Sektor_Energi.pdf, diakses pada 03 Februari
2018
xx