Anda di halaman 1dari 81

Light Novel RE:ZERO KARA HAJIMARU ISEKAI SEIKATSU

ARC 3
( Chapter 01 – 05 )
Scr : Zhi-End

Repost : Aldio Reysza


Chapter 1 – Pagi hari yang tenang.

―Sini, sebelah sini! jika kau tidak cepat, mereka akan menangkap kita.‖

―Aku tahu, aku sudah tahu, tunggu seb-‖

Ditarik oleh sebuah tangan, mereka berlari melewati lorong dengan langkah yang berat.

Itu adalah sebuah lorong yang kecil. Meskipun sudah melewati tengah hari, namun cahaya
matahari belum bisa mencapai daerah itu, kegelapan yang samar-samar membentuk
sebuah labirin yang rumit seakan menolak keberadaan mereka.

Bagi subaru yang asing dengan daerah ini, ini merupakan situasi yang tidak bagus. Jika
saja orang yang memimpin tau jalannya, itulah yang diharapkan oleh Subaru.
―Kita malah menuju jalan yang gelap, apa kau tau kemana kau pergi?‖

―Tidak!‖

Setelah perdebatan diantara keduanya, subaru pun mengalah sambil menghela nafas lalu
menempatkan tangan di atas dahinya.

Tanggapan yang tidak mengejutkan, lagipula orang yang menarik tangan subaru dari cara
berpakaiannya membuat siapapun yang melihatnya berpikir bahwa lorong kecil ini bukanlah
tempat yang seharusnya dia berada.

Gaun merah yang berkibar terlihat terbuat dari bahan yang mahal. Kalung yang
bergemerlapan memantulkan cahaya. Kulitnya yang tak tertutup terlihat putih dan mulus,
mustahil untuk berpikir kalau latar belakangnya tidak berbeda dengan orang kebanyakan.

Terlebih lagi, rambut berwarna orange nya. Para bangsawan menganggap keberadaannya
sebagai lelucon, dan seharusnya dia pergi dari tempat kumuh ini.

Melihat penampilannya sekali lagi, Subaru semakin yakin telah membawa seorang
pembuat masalah.

Mendengar suara langkah yang mengikuti mereka dibelakang, ini bukanlah waktu yang
tepat untuk berhenti dan mengambil nafas.
Bagaimana ini bisa terjadi..? Pertanyaan itu memenuhi pikiran Subaru. Kehabisan nafas,
dia merasakan sakit yang menyerang paru-parunya.

Masalah yang sekarang Subaru alami itu bermula pada dua hari yang lalu.

XxxxX

Bagi Natsuki Subaru, pagi hari merupakan waktu untuk tidur, setidaknya ini bukan waktu
untuk melakukan kegiatan yang memerlukan tenaga.

Bahkan hanya dengan pemanasan sudah cukup melelahkan, untuk DNA yang tersusun di
tubuh Natsuki Subaru hal seperti itu sama rasanya dengan sekarat. Bagi Subaru,
bermandikan cahaya matahari pagi dan melakukan senam sebelum kesibukannya dimulai,
tidak pernah terfikirkan olehnya sampai beberapa bulan lalu.

Ngomong-ngomong, dipanggil ke dunia lain juga sangat tidak terpikirkan olehnya.

Ini merupakan perubahan yang besar, sampai mereka berfikir kalau kepala mereka
terbentur sesuatu. Faktanya dia mempunyai ingatan yang kuat di kepalanya, Sangat tidak
mengherankan jika cara berpikirnya sedikit berubah. Bagaimanapun situasi ini tidak
membuatnya mengeluh.
―Hei, dan bagian terakhir adalah angkat tanganmu ke atas , Selesai-! Victory-!!‖

―Victory!!‖

Rombongan suara pun mengikuti intruksi Subaru, meregangkan tangannya ke atas; dan
senam pun selesai. Mendengar suara yang semangat tersebut, Subaru menyeka keringat
yang turun di wajahnya. Di depannya, orang-orang mengerumuni dia. Warga desa seakan
membuat pagar mengelilingi mansion Roswaal. Dilihat dari pemandangannya, Sepertinya
setengah dari warga desa sudah berkumpul.

Senam yang dia mulai tidak diduga menarik perhatian penduduk dunia ini. Di desa ini dia
membuat suatu tindakan yang menakjubkan, satu hal yang membuat Subaru terkubur
dalam situasi ini, dimana dia tidak bisa berhenti meski dia ingin berhenti.

―Subaru–, kita telah selesai melakukan senam!‖

―Beri kami stemple, beri kami stemplenya!!‖

―Kentang Manis, Kentang manis‖


―Daaa! Cukup, berhenti mengerumuniku sepagi ini dan tenanglah! Kalian sangat
bersemangat,memang baik untuk menjadi anak muda! Kalian tidak boleh terburu-buru,
tanda stemplenya tidak akan lari. Berbaris, berbaris!!‖

Setelah berbicara dengan sekelompok anak-anak dengan terlalu akrab, ekpresi Subaru
menujukan senyum miris. Seperti yang diharapkan, anak-anak mengikuti intruksi Subaru
dan membuat barisan didepannya. Melihat ini Subaru terlihat puas dan menganggukan
kepala.

―Baiklah, Emilia-tan, suatu kehormatan untuk mu…‖

―Yaaa, Ini diaa!!‖

Emilia berdiri dibelakangnya, sambil memegang sebuah kantung sebelum menyerahkannya


pada Subaru, bibirnya membentuk senyum antara ragu dan senang. Membuka kantung
yang diterimanya,didalamnya ada kentang manis yang dipotong panjang. Melihat kentang
manis itu anak-anak bersorak ria, seolah merespon reaksi anak-anak, Subaru pun
mengambil sebuah kentang.

―Baiklah, aku akan memberikan tandanya, siapkan kertas kalian!‖

Mengambil sebuah wadah tinta dari kantung yang sama Subaru menyelupkan kentang itu,
menekan kentang bertinta ke kertas yang telah disiapkan anak-anak. Emilia melihat wajah
anak-anak yang menggambarkan betapa bahagianya hati mereka.
―Mengukir bagian rata dari kentamg dan membuatnya menjadi stemple-kentang. Subaru,
kamu selalu memiliki ide yang aneh.‖

―Jika kamu memotong bagian yang bertinta lalu kamu bisa gunakan itu menjadi cadangan,
dan gambar ini punya kegunaan lebih dari yang kau pikirkan. Omong-omong, aku menamai
masterpiece hari ini ‗ Monday ‗s Puck'‖

Apa yang muncul dikertas tersebut adalah sebuah gambar kucing yang berantakan,
mengeluarkan aura yang tenang. Itu tergambar dengan baik seperti aslinya, siapapun yang
melihat itu pasti langsung tahu siapa yang menjadi modelnya. Well, judulnya sendiri sudah
jelas memberi petunjuk.

―Aku benar-benar terkejut, itu terlihat seperti Puck. Subaru, kamu benar-benar punya bakat
dalam seni.‖

―Well, aku mempunyai waktu luang dan itu aku gunakan untuk belajar menggambar seperti
ini. Aku hanya tau dasarnya, dan akhirnya aku menyerah ditengah jalan.‖

Jika kau benar-benar Otaku sejati, kau pasti pernah menggambar meskipun cuma sekali.
Dari sana kau bisa menentukan gaya menggambarmu sendiri, ataukah kau bisa membuat
nama untuk dirimu sendiri itu bergantung dari keberuntunganmu. Omong-omong, untuk
Subaru hal ini mustahil dilakukan.

―Hanya Ini yang bisa kulakukan, membuat gambar kucing dengan kentang di dunia yang
tidak mempunyai stemple-kentang; ini bagus untuk menghibur anak-anak yang masih
polos.‖
―Itu adalah cara yang sangat tidak menyenangkan untuk mengatakannya… Dan bukannya
digambar ini puck terlihat kurang bersemangat.‖

―Aku bilang ini disebut ‗Monday‘s Puck‘ aku mencoba mengambarkan perasaan negative
yang tersembunyi dimana kamu mengetahui akan kerja selama seminggu kedepan. Telinga
yang menurun itu mempunyai maksud tersendiri.‖

Mendengar pendapat Emilia, Subaru mencoba untuk menonjolakan sisi senimannya. Selagi
diganggu oleh anak-anak yang memegang kertas putih untuk minta distempel, antrian
peserta senam pagi yang menunggu untuk distempel juga sudah mulai menumpuk.
Rasanya seperti membuat ulang salah satu dari demonstrasi pembuatan stempel di liburan
musim panas. Pikir Subaru riang.

Setiap hari sebelum tidur, Subaru mengukir stempel baru, selalu saja ada anak-anak yang
penasaran stempel seperti apa yang akan didapatkannya esok hari. Untuk menghibur anak-
anak, Subaru memperagakan betapa gesit jarinya dengan cara yang aneh.

Subaru sangat menikmati obrolannya dengan anak-anak yang sedari tadi


mengerumuninya, akhirnya mereka membuat janji untuk melakukan senam lagi esok
harinya dan mengucapkan salam perpisahan dengan lambaian tangannya.

Subaru pun berbicara kepada orang dewasa yang berpatisipasi,sebelum mengantar Emilia
kembali ke mansion.

Seperti inilah kegiatan sehari-hari Subaru, pergi di pagi hari untuk menghabiskan waktunya
di desa. Semua ini karena kondisi tubuhnya belum pulih betul dan sehingga dia tidak bisa
bekerja di mansion. Sangat menyedihkan memang karena dia juga menyita waktu istirahat
Emilia. Hal ini cukup membuat subaru terganggu.
―Aaahh, aku lelah Emilia-tan, aku merasa tidak enak menyita waktumu setiap pagi begini.‖

―Tak apa, kelihatannya kondisimu juga belum sepenuhnya pulih. Ram dan Rem telah
mengerjakan pekerjaan mereka di Mansion. Dan aku merasa hal ini tidak buruk juga.‖

―Saat kamu bilang tidak buruk, apakah itu maksudnya saat mengahabiskan waktu
denganku?‖

―Bukan-. Yang aku maksud adalah aku bisa lebih dekat dengan penduduk desa yang dulu
belum pernah aku lakukan. Kamu tau maksudnya kan… itu karena aku seperti memasang
tembok pembatas disekitar diriku.‖

Dia membantah pertanyaan subaru yang sekarang menarik nafas panjang melalui
hidungnya. Emilia pun tertawa malu-malu. Dibawah tudungnya, wajah putih nya dengan
dihiasi bibir merah merona, Subaru merasa tekanan darahnya naik sampai kewajahnya
karena terpesona melihat wanita tersebut.

Pakaian yang dikenakan Emilia sangat mirip dengan saat pertama kali mereka bertemu di
ibu kota. Rok mini yang tipis, jubah putih dengan sulaman menyerupai siluet elang, rambut
peraknya yang cantik mengintip dari balik tudungnya.

Subaru berdiri di sisinya dengan penampilan yang berlawanan, mengenakan jersey abu-
abu yang terlihat kotor dan murahan. Setelah datang ke dunia ini pakaiannya semakin tidak
karuan, karena kemampuan menjahit Rem lah semua kerusakannya berhasil diperbaiki.
Bagian yang masih cukup terlihat jelek, adalah sisi yang berusaha diperbaiki Subaru
seorang diri.
Dibandingkan pakaianku , penampilanku dan hal-hal lainnya dengan Emilia, didalam hatiku
hanya bisa menghela nafas. aku mencoba untuk menggapainya. Namun sejak awal posisi
kita memang berbeda kelas.

―Ngomong-ngomong….‖

Yang memecah keheningan itu adalah Emilia, selagi Subaru tenggelam dalam fikirannya.
Dia membungkuk didepan Subaru, melihat kearahnya dari posisi yang lebih tinggi dengan
tangan disilang.

―Kamu menjadi sangat akrab dengan penduduk desa kan, itu berarti kamu sekarang lebih
terkenal dibandingkan Ram dan Rem.‖

―Well, dalam beberapa hal aku ini seperti pahlwan yang menyelamatkan anak-anak! Seperti
pahlawan yang berkeliling menyelamatkan orang-orang, jadi apa mungkin itu yang mereka
bicarakan??‖

Meskipun dia mengatakannya seperti sebuah lelucon, kenyataannya Subaru telah


melakukan banyak hal sehingga itu tidak terdengar seperti lelucon.

Menanggapi lelucon subaru, Emilia diam dengan menempatkan jari pada bibirnya,
memiringkan kepalanya ke arah Subaru.
―Mungkin itu sesuatu yang sedikit berbeda dari seorang pahlawan.‖

―Ah, yeah Aku pikir mereka tidak ingin membicarakannya… Tapi jika bukan kejadian
dihutan lalu apa?‖

Mendapat pujian dari aksi penyelamatannya itu bukan sesuatu yang dibutuhkan Subaru.
Namun, diluar harapannya, kata-kata Emilia menyinggung ke arah itu. Dia tersenyum
dengan bibir merah nya sambil tertawa kecil.

―Memang benar kalau kesan yang kamu dapatkan dari anak-anak didesa itu adalah kamu
terlihat seperti pahlawan, tapi lebih daripada itu, rumor yang berkembang mengenai dirimu,
kamu terlihat seperti Shikisha, tahu..‖

―Shikisha (pemandu musik) ?? Aku tidak bisa memimpin sebuah orchestra tahu.. Bakat
bermusikku nol.‖

Aku sempat bangga menjadi legenda di SD saat pelajaran musik, mendapat kesempatan
untuk memainkan drum besar taiko. Seseorang dengan bakat musik nol memainkan drum
besar Taiko adalah kejadian yang langka. Lalu mereka mendadak mengganti pemainnya,
hal itu masih menjadi misteri untukku.

Karena jawaban Subaru sebelumnya, Emilia menggelengkan wajahnya ―bukan itu‖.

Shikisha adalah seseorang yg sangat pintar. Seorang petapa yang juga bodoh, itu yang
dikatakan tetua desa.
―Itu terdengar bukan seperti pujian.. Sama seperti seseorang yang belajar tapi tetap saja
bodoh. Lagian, apa yang telah aku kerjakan sampai mendapat julukan itu…‖

―Mayonnaise‖

Sambil menunjuk jarinya Emilia mengatakan satu kata yang blak-blakan. Dari kata-katanya
Subaru hanya bisa setuju. Sejak beberapa hari kemarin, tingkat penggunaan untuk
teknologi baru ini berkembang menjadi semakin pesat.

Karena hal tersebut sangat disayangkan kalau disia-siakan( terutama untuk Emilia) untuk
tetap menjadi miliknya sendiri, mereka telah menyebarkan hasil produksinya ke desa-desa
terdekat. Hanya dalam beberapa hari sudah banyak yang menyukai.

Bagi pencinta Mayonnaise, membawa mayonaise ke dunia lain benar-benar langkah yang
patut dirayakan. Semoga mayonnaise menjadi abadi.

Namun…

―Memang bagus bila orang-orang menyadari keindahan mayonnaise, tapi tindakan


menentang kematianku yang heroik kalah terkenal dibandingkan mayonnaise itu sendiri.‖
Sepertinya daripada menjadi pahlawan, aku terkenal menjadi pembuat mayonnaise, dan
akhirnya aku dikenal masyarakat seperti itu. Dengan perasaan yang menggebu Subaru
menurunkan bahunya.

Melihat reaksinya Emilia terlihat panik,kemudian memijat bahunya.

―A, umm, Kamu tahu, aku yakin anak-anak itu sangat berterima kasih padamu karena telah
menyelamatkan mereka? Tapi orang yang membawa mereka kembali dari hutan adalah
Rem, dan rumor mengatakan orang yang mengakhiri Demon-beast di hutan itu adalah
Roswaal..‖

Sangat menyakitkan memang menerima rasa simpati seperti itu, tapi dia tidak bisa
menyangkal apa yang Emilia katakan. Mengingat itu kembali, subaru pun terguncang.

Ketika pergi menyelamatkan anak-anak, hal yang didapatkan Subaru hanyalah gigitan di
sekujur tubuhnya dan luka yang sangat parah. Dan dengan mengalahkan demon-beast,
selain mengembalikan kesadaran Rem, ia menyerahkan semuanya kepada Roswaal,
kehabisan energi lalu tersungkur lemas. Ia sendiri cukup terkejut dengan hal tersebut.

―Jadi sebenarnya aku tidak melakukan apa-apa, kan?‖

Jadi selama ini usahaku sia-sia. Subaru merasa seperti semua kerja kerasnya menolak dia,
dia merasa seakan perlahan tenggelam.
Melihat Subaru sepeti ini, Emilia jadi kesulitan mencari cara untuk menyemangatinya, pada
akhirnya hanya kata ‗um‘ dan ‗kamu tahu‘ atau ‗itu tidak seperti itu‘..

―Mou, berhenti bersikap seperti itu, kau terlalu mencemaskan hal-hal kecil.‖

―T-tapi Emilia-tan….‖

―Orang-orang pasti mengerti kamu telah bekerja sangat keras. Roswaal, dan Ram, dan juga
Rem pastinya‖

Emilia mengatakannya dengan nada bercanda sambil menusuk wajah Subaru dengan
jarinya. Merasakan sentuhan tersebut, Subaru mengalihkan pandangannya ke Emilia
dengan tatapan menyedihkan. Emilia sedikit mengomel sambil berjalan di depannya.

Membalikkan badan, melepas tudungnya dengan semangat, rambut perak panjangnya


berkilau tertimpa cahaya matahari yang seolah mengalir melalui lehernya. Melihat sosok
yang mempesona, Subaru berhenti berjalan. Berdiri di depan Subaru, ia meletakan tangan
dipinggangnya, seperti sikap seorang kakak yang sedang memarahi adiknya.

―Aku juga mengetahuinya.‖

―Eeeehhh??‖
―Kamu sudah bekerja keras, itu adalah sesuatu yang sangat aku mengerti. Jadi kamu tidak
boleh depresi seperti ini. Paham?‖

Emilia memiringkan kepala,‘Dan Jawabanmu‘? Dia bertanya. Mendengar perkataan


tersebut subaru pun bangun dari lamunannya dengan semangat, sambil mengangguk-
angguk. Melihat reaksinya, Emilia pun tersenyum.

―Mou, sekarang apa lagi? Kamu bertingkah seperti mainan rusak. Kamu selalu seperti ini.‖

―Tidak, kali ini aku tidak melakukannya untuk tujuan tertentu… Dan ngomong-ngomong
Emilia-tan yang melakukan hal-hal ini tanpa harus mencoba itu 100x lebih tidak adil. Tidak
peduli bagaimana aku menolaknya, aku selalu jatuh cinta lagi.‖

―Ya, Ya . Berhenti bercanda seperti itu, aku pikir itu adalah– kebiasaan yang buruk.‖

Kami sedang berbicara dari hati ke hati disini, tapi Emilia yang tersenyum tidak
mendengarkannya. Dia menangkap rambutnya yang terbang dengan satu tangan kemudian
mengembalikannya kepunggungnya, Subaru sekali lagi berpikir bahwa Emilia jauh diatas
kelasnya.

Meskipun berjalan bersama seperti ini adalah sesuatu yang biasa mereka lakukan
sebelumnya, tiap waktu, setiap waktu, dia merasa ini seperti pengalaman baru.

Akan tetapi Emilia tidak merasakan hal yang sama. Jika Subaru melewatkan hari ini,
peluang bertemu Emilia yang sekarang tidak akan pernah datang lagi. Menikmati waktunya
yang berharga dan menatap masa depan, sangat tidak disangka dia bisa menghabiskan
kehidupan sehari-harinya seperti ini.

―Berkerja dengan semangat, menjalin hubungan dengan kekasihku– sungguh kehidupan


yang indah. Jika begitu tidak ada lagi yang memanggilku penyendiri lagi!!‖

―Karena kamu laki-laki, wajar jika kamu bertindak sok kuat seperti ini, tapi kamu juga harus
merawat tubuhmu dengan baik, tahu.. Tidak ada alasan juga untuk memaksakan dirimu
saat ini.. Menurutlah dan biarkan Ram dan Rem .. mm Lebih banyak Rem yang mengurus
mu.‖

Dari teriakan energik dan pose eksentrik yang diperlihatkannya, Emilia terlihat salah paham
dan hanya memberikan saran seadanya.

Yang ada dipikiran Emilia, Subaru adalah tipe pemuda yang suka bekerja keras. Orang
yang akan terus bekerja dan bekerja sampai mereka mati. Tentu saja, kenyataannya
Subaru jauh dari kata pekerja keras, kepribadiannya adalah orang yang hidup hanya untuk
makan dan tidur tanpa perlu bekerja.

Dan tentunya dia juga tidak bisa jujur begitu saja untuk membenarkan kesalahpahaman
seperti ini.

Sementara mereka terus mengobrol, puncak Roswaal Mansion pun mulai terlihat dari
kejauhan. Seperti inilah kehidupan mereka, menghabiskan waktu dengan obrolan pagi yang
menyenangkan, akan tetapi, waktu mereka yang seperti ini, akan segera berakhir.
―Kita telah mengobrol dan waktu berl…. Hey kenapa langkahmu jadi lambat?‖

―Ini akibat rasa enggan ku untuk berpisah, menggunakan taktik jalan siput ku. Apakah
kamu tidak mau menikmati udara segar pagi hari lebih lama lagi? Dengan siapa?Dengan
aku!‖

―Jika kita berjalan terlalu lambat, orang yang menunggu kita akan marah tahu.. Aku
memang bilang, kau tidak perlu memaksakan dirimu, tapi menepati janji itu penting. Aku
punya kontrak dengan roh, dan aku harus menepatinya.‖

―Aku lemah terhadap alasan-alasan seperti itu.. Puck akan segera bangun, dan aku seperti
akan kehilangan waktu untuk berbicang mesra dengan Emilia.‖

Kontrak dari pengguna roh, dia lemah menanggapi hal tersebut. Dia menyembunyikan
pikiran terdalamnya dibalik wajah yang santai sementara menahan rasa risau didalam
hatinya.

―Aku tahu … ayo kembali. Sial . seharusnya aku bisa melakukan yang lebih baik dari ini!!‖

―Aku tidak tahu apa yang membuatmu jengkel, tapi jika aku punya waktu luang lebih aku
akan mendengar mu, jadi berhentilah mengeluh, mou.‖

Emilia yang sedikit demi sedikit bersikap lebih akrab kepada Subaru, menunjukan senyum
canggung sambil meletakkan jari di bibirnya. Subaru melihatnya ketika dia bergumam
sambil menghembuskan nafasnya, ―apa ini?‖.
Sebuah kereta… berhenti di depan mansion.

―Hmmmm??‖

Terusik oleh gumamannya, dia mengalihkan pandangannya ke arah yang emilia lihat,
memicingkan matanya untuk memastikan apa yang dilihatnya.

Didepan gerbang utama mansion milik Roswaal terlihat ada sebuah kereta ‗kuda‘ selagi
mereka mendekat. Sekilas Subaru bisa mengatakan kalau kereta ‗kuda‘ ini berbeda dengan
kereka kuda yang dia ketahui.

Lagipula, hewan yang menarik keretanya bukan kuda melainkan kadal seukuran kuda.
Meski itu tidak bisa disebut kereta kuda, dia tidak punya pilihan yang tepat untuk
memanggilnya kereta kuda.

―Aku ingat,yang seperti itu yang sering lewat di ibukota.‖

Pada hari pertama ia dipanggil kedunia ini, ia ingat melihat hewan yang sama berlarian di
tengah jalan besar yang menyebabkan kepulan debu, akan sangat sulit melupakan hal ini.
Fakta dari penarik kuda bukan lah kata yang asing, dia yakin bahwa kuda yang sebenarnya
pasti ada di dunia ini, dan dilihat-lihat betapa banyaknya kadal yang menarik kereta kuda
aku rasa hal seperti itu hal yang biasa di dunia ini.
―Jika aku tidak salah mereka disebut kereta naga?‖

―Yeah. Karena yang menarik keretanya adalah naga tipe tanah, menyebut itu kereta-naga
hal biasa bukan?Ee . itu bohong, Mungkin saja pengetahuan umum ku salah? Apakah itu
punya nama yang lain?‖

Yang menanggapi pertanyaan Subaru adalah Emilia, yang pastinya mempunyai


pengetahuan lebih luas tapi kini dia semakin curiga. Untuk gadis yang terlalu memasukkan
kata-katanya dalam hati, Subaru melambaikan tangannya tanda penyangkalan.

―Itu hanya karena pengetahuanku masih kurang. Emilia-tan benar mengenai ini. Jadi
percaya dirilah sedikit!‖

―Benarkah? Kamu tidak sedang meledekku kan?Jangan memulai rumor yang aneh tentang
ku oke?. Jika kamu bohong aku akan menghajarmu, tahu.‖

―Menghajar, itu bukan kata-kata yang bisa kamu dengar dizaman ini.‖

Seperti inilah, mereka sampai di kereta selagi mengobrol. Melihat kadal itu dari dekat
sangat mengejutkan betapa besarnya naga itu. Didepan kereta terdapat sebuah kursi yang
disediakan untuk seorang kusir .Seseorang yang duduk di situ melihat mereka berdua
mendekat lalu mulai turun dari atas keretanya.
―Selamat datang kembali. Maafkan kelancangan saya yang telah memarkirkan kereta kami
di depan gerbang anda.‖

Dengan sikap seorang pria sejati ia menyapa kami sambil menundukan kepalanya. Jika
orang yang membawa keretanya saja sudah menunjukkan sikap seperti ini, penumpangnya
pasti adalah seseorang yang layak mendapatkan rasa hormat darinya. Mengintip dari celah
yang ada di jendela, bahkan sebuah bayangan dari seseorang tidak terlihat sama sekali
didalam keretanya. Dengan kata lain…

―Perwakilan kami telah berada di dalam mansion sedang bertemu dengan sang pemilik
rumah.‖

―Ya, ampun, sopannya.. Bagaimana ya, sangat memalukan bagiku memperlihatkan


penampilan yang seperti ini. Bagaimanapun aku tidak terbiasa degan hal-hal seperti ini, jadi
kuharap anda dapat memakluminya.‖

Subaru menanggapinya dengan sikap yang terlalu jujur, mencoba menutupinya dengan
bahasa yang terdengar sopan itu terlalu berlebihan. Berdiri disebelahnya Emilia membuat
tatapan yang seolah berkata ―kau tau cara berbicara dengan sopan, kan?‖ Subaru
merasakan perbedaan antara dirinya dan Emilia.

Untuk menutupi Subaru yang kini diam, Emilia berjalan mendekati sang kusir.

―Kamu bilang Perwakilan… mungkinkah?‖


Mendengar pertanyaan itu sang kusir itu mengangguk dan mengisyaratkan bahwa dia tahu
maksudnya.

―Seperti yang Emilia-sama kira, ini tentang pemilihan Raja.‖

Mendengar kata ‗pemilihan raja‘ Subaru mengangkat wajahnya terkejut. Bahkan hanya
dengan mendengarnya, ini merupakan kata-kata yang tidak bisa dijangkaunya.

―Wajah Emilia pun menjadi kaku, dan subaru mengerutkan dahinya menghadapi perubahan
situasi ini. Melihat reaksi mereka sang kusir tua pun mengangkat kepalanya dan
melanjutkan.‖

―Aku rasa anda akan mendengar ini secara resmi dari perwakilan kami, jika anda berkenan
tolong kembalilah ke mansion.‖

―Kupikir, mungkinkah ini sebuah panggilan?‖

―Untuk informasi lebih lanjut, bisa anda dengar langsung dari perwakilan kami.‖

Melihat kusir yang sangat sopan tersebut, Emilia menundukan kepalanya dan menjawab
―baiklah‖ dengan wajah yang tegang.
―Ayo Pergi!‖

Setelah memberikan pernyataan pendek tersebut, Emilia mulai berjalan tanpa melihat
kearah Subaru lagi. Berjalan menuju pintu masuk mansion.

Dengan canggung subaru mengerjarnya di belakang. Menoleh sekali lagi kearah yang lain.

Sang kusir masih menundukan kepalanya, melihat mereka pergi dalam diam.
Chapter 2 : Perbincangan Dikala Minum Teh Bagi Para Pelayan.

Setelah diantar oleh kusir, mereka pun disambut saat tiba di depan lobi mansion.

―Selamat datang Emilia-sama.‖

Kata Rem dengan wajah tanpa ekspresi, suhu di dalam ruangan langsung turun seketika
karena suaranya ketika dia membungkuk memberi salam.

Dia Mengangkat kepalanya, wajah tanpa ekspresi itu adalah sesuatu yang belum pernah
Subaru lihat akhir-akhir ini. Baik di dalam mansion ataupun setidaknya saat didepan
Subaru. Dia sering melihat Rem tersenyum, dia penasaran apakah Rem bertingkah seperti
ini untuk tujuan tertentu. Melihat ketika mereka berdua kembali ke mansion, tapi Rem
hanya menyapa Emilia, sepertinya memang begitu.

―Aku kembali. Maaf karena terlalu lama– Sepertinya ada tamu yang datang?‖
―Perwakilan dari ibukota datang untuk menemui anda. Sekarang Roswaal-sama sedang
menemui mereka, bisakah anda segera bergabung dengan mereka?‖

―Tentu saja, sebenarnya ini merupakan masalahku jadi aku tidak bisa meninggalkannya
begitu saja.‖

Setelah bertukar anggukan dengan Rem, Emilia mulai berjalan menaiki tangga, menoleh
kebelakang kearah Subaru yang kebingungan.

―Aa.. Um, Subaru apa yang akan kamu lakukan ? Bisakah kamu kembali ke kamarmu
sendiri?‖

―Apa aku ini anak kecil? Mula-mula, ini tidak seperti kau tidak bisa mengajakku dengan….‖

Merasa kegugupannya sedikit hilang, Emilia memiringkan kepala menanggapi saran


Subaru. Tapi orang yang menyela kata-kata itu bukanlah Emilia, dan dengan ekpresi yang
bersalah.

―Kakak ku sudah ada disana. Jadi tidak perlu pelayan yang lain. Kamu mengerti, kan?
Subaru-kun.‖

―mmmm‖

Menolak untuk mengatakan Ya atau Tidak terhadap kata-kata Rem, jawabannya seperti
tercekat di tenggorokan. Menanggapi Subaru yang masih berusaha mencari alasan, Emilia
menggerakkan tangannya perlahan,

―Seperti itulah, Maaf. Rem, bisakah kamu mengantarkanku kesana?‖

―Ya. Subaru-kun, silakan kembali ke kamar mu.‖

Melontarkan kata-kata permintaan maaf itu, Emilia pergi meninggalkan Subaru. Bagi
Subaru yang sudah tidak punya hal lain untuk dilakukan lagi setelah Rem memberikan
serangan akhirnya, Rem memimpin jalan untuk Emilia dan rambut perak Emilia-pun
melambai saat dia menaiki tangga dan menghilang.

―Aaaa, sialan, ini sama sekali tidak menyenangkan.‖

Melihat sosok keduanya menghilang, kata-kata kasar bercampur keluh-kesah keluar dari
mulutnya.
Aku seperti ditinggalkan. -Secara fisik maupun mental-.

―Baiklah, Aku pikir itu benar, sekalipun aku ada disana aku tidak akan berguna dengan
pengetahuanku yang kurang terhadap dunia ini‖.

Meskipun sudah 2 minggu sejak ia pertama datang ke mansion ini (1½ bulan menurut
pandangan mentalnya), ketika kau berbicara tentang apa yang ia pelajari, itu hanya
terbatas pada dasar pekerjaan rumah sehari-hari dan membaca surat. Jadi bisa dibilang,
dia berada dilevel yang sama dengan anak di desa yang membantu disekitar rumah
mereka. Dengan level seperti itu, dilibatkan dalam sebuah pertemuan yang tidak hanya
menyangkut para ningrat, tapi pertemuan mengenai keputusan para petinggi negeri, itu
terlalu ambisius, sadarilah tempatmu!!

Dengan begitu dia bisa terima kalau dia telah ditinggal. Tidak, dia tetap saja tidak senang
dengan hal itu.

―Jadi, Aku akan kembali ke kamarku dan mencoba untuk tidur – atau tidak, aku tidak
sepatuh itu.‖

Jika dia mengikuti perintah Emilia dan Rem, mereka yang menyuruh dia kembali ke
ruangannya, tidur, dan latihan menulis. Atau melakukan rencana B, membuka satu pintu
dan pergi mengadu ke kastil kediaman gadis hikikomori. Hmm bukan pilihan yang buruk.

Bukan pilihan yang buruk,tapi… dia seharusnya mampu melakukan hal yang lebih baik.

―Jika ini rencanaku, pertama aku akan pergi ke dapur.‖


XxxxX
― Tidakkah anda merasa lelah menunggu diluar sini dari tadi? Bagaimana kalau beristirahat
sebentar?‖

Mendengar ini, orang tua yang duduk di bangku kemudi membuka matanya sambil terkejut,
melihat ke Subaru dan kemudian melihat nampan yang berada di tangan Subaru.

Lokasinya sekali lagi di luar mansion, lebih tepatnya berada di tempat dimana kereta naga
terparkir di gerbang utama. Sepertinya dia tidak terbiasa dengan ukuran kadal raksasa,
setelah menggigil beberapa kali, dia menuangkan teh untuk lelaki tua itu yang melihat dia
dengan terkejut dan wajah yang setengah tersenyum.

―Terima kasih untuk tehnya. Ini sangat tidak terduga, maaf karena aku berada diatas sini.‖

Tidak lama setelah dia pulih dari rasa terkejutnya, orang tua itu dengan cekatan turun dari
tempat duduk kusir.
Dengan pergerakannya yang hampir tidak membuat suara ketika dia mendarat, Subaru pun
menahan nafasnya. Tempat duduk kusir cukup tinggi untuk menggunakan kata ‗melompat‘
sebagai kata yang tepat. Tingginya lebih tinggi dari mata Subaru, itu tidak memungkinkan
untuk melompat tanpa bantuan apapun kecuali kau siap merasakan sedikit mati rasa di
kakimu.

Bagaimanapun, mengabaikan asumsi Subaru di dalam kepalanya, lelaki tua dengan tenang
berjalan, datang menuju nampan yang telah ditawarkan tadi dan dia membungkuk singkat.

―Aku akan menerima tawaran mu. Tenggorokan ku terasa kering, kau tahu.‖

―Ah, bukan masalah. Aku tidak tahu kesukaanmu jadi aku hanya membawa teh yang paling
mahal.‖

Menyajikannya dengan nampan, Senyum yang ramah terukir di wajah lelaki tua itu. Subaru
melihatnya dengan ketertarikan khusus, terdapat keriput disekitar mulutnya dan terlihat
sudah hampir separuh.

Tinggi badannya lebih tinggi dari Subaru, kepalanya penuh dengan rambut putih alami yang
sangat lebat dan tak terlihat sedikitpun tanda rambutnya mulai rontok. Pakaiannya seperti
seorang kusir, itu pakaian resmi, kelihatannya sangat mahal, sebuah seragam berwarna
hitam. Punggungnya lurus, otot dibawah bajunya tidak terlihat sesuai dengan usianya dan
orang-orang bisa bilang dengan sekali lihat mereka terlatih dengan baik. Intinya, orang
yang berdiri dihadapannya pasti akan merasa gugup entah mereka menginginkannya atau
tidak.

―Penilaianku terhadap orang tua didunia lain ini benar-benar telah berubah. Selamat jalan
Rom-jii. Tapi serius, itu tidak seperti kamu terlihat butuh bantuan.‖

Untuk sebuah bangsa yang besar dengan setting yang terlihat menakjubkan sepertinya ada
sedikit hubungan dari penampilannya. Subaru sepertinya tidak bisa memastikan apa yang
terjadi setelahnya, Rom-jii tidak membenturkan kepalanya atau semacam itu dan
melupakan semuanya, kan ? Itu hal yang sedikit dia takutkan.

―Aku hanyalah sebuah kantong tua berisi tulang. Tidak ada alasan untuk menghindar.‖

Untuk Subaru yang tidak fokus memikirkan hal itu, secara tiba-tiba dia dipanggil oleh suara
lembut pria itu. Mengambil cangkir, lelaki tua itu meminumnya sebelum lanjut berbicara.
Menyadari kalau dia menerima tatapan yang kurang enak, lelaki tua itu tersenyum berat
untuk menghukum Subaru.

―Ini rasanya enak. Mungkin ini malah terlalu enak….‖


―Bukannya dilebih-lebihkan, ini benar-benar teh kami yang paling mahal. Jika pelayan
berambut pink melihatku meminum ini, dia pasti akan sangat marah.‖

Melihat hal itu secara luas, Ram tanpa diduga mempunyai lidah yang bagus dan
berpengalaman baik pada sesuatu seperti teh. Jika Ram tahu dia mengambil salah satu
dari ‗benda terlarang‘ yaitu teh bermutu paling tinggi untuk digunakan sendiri, itu membuat
dirinya hanya bisa terdiam mendengar nasehatnya. Tapi memang seperti itulah sikap
Subaru,

―Tanpa mengambil teh dari dapur, aku dengan baik menyiapkan teh nya disana dan
membawa itu keluar. itu salah satu pemikiran ‗ikkyusan‘ ku, aku ragu dia akan
menyadarinya.‖

―Hmmm , rencana yang bagus.‖

―Sangat disayangkan, tapi aku akan sepenuhnya pasrah pada takdir apakah dia akan
menyadari pemikiran jenius ini atau tidak.‖

Lagi pula, pertaruhannya tujuh banding satu. Menantang hal itu akan menjadi tindakan
yang sangat bodoh. Fakta kalau itu terlalu banyak resikolah yang membuat hal ini layak,
percakapan sambil minum teh ini. Orang tua tersebut memiringkan cangkirnya sekali lagi
dan menghela nafas yang dipenuhi dengan emosi.

―Jadi, karena kau telah memberikan teh ini sebagai umpan, jadi apa yang kau inginkan dari
orang tua ini?‖

Dengan satu mata tertutup, pria tua mulai bertanya dengan tatapan seperti menilai Subaru.
Sambil mengangkat bahunya terhadap sikap yang tajam tersebut, Subaru menjawab,

―Dari semua orang yang pernah aku temui, kau adalah orang yang paling keras mencoba
ini setelah Roswaal.‖

―Diperlakukan sama seperti beliau. Itu sebuah kehormatan‖

―Itu artinya berada dilevel yang sama dengan si mesum itu kau tahu? Itu salah satu
perkataan yang membuatku ingin berteriak.‖
Ekpresi santainya dengan cepat menghilang darinya, Subaru sekali lagi merasa harus
waspada. Seorang veteran yang harusnya dipanggil dengan baik. Pengalaman orang itu
jauh lebih banyak dibandingkan dengan Subaru, dia bukanlah musuh yang harus Subaru
lawan. Dia bukanlah pria tua besar dengan kepala botak yang muncul entah dari mana.
Jadi, hal yang bisa Subaru lakukan adalah mengibarkan bendera putih.

―Baiklah, aku menyerah. Namaku Natsuki Subaru. Aku sebenarnya seorang pelayan di
Roswall mansion. Jadi bolehkan aku tahu namamu?‖

Seorang yang kurang berpengalaman harus menerima bahwa mereka kurang


berpengalaman, dan mencoba yang terbaik terus berbuat baik kepada seniornya.
Menghadapinya, Subaru dengan patuh merendahkan kepalanya, ekpresi pria tua itupun
melembut.

―Perkenalkan. Aku dipanggil Wilhelm. Aku saat ini melayani rumah Crusch, mencurahkan
seluruh jiwaku untuk bekerja disana.‖

Di depan pria tua yang memanggil dirinya Wilhelm, Subaru mencoba mengulang namanya
sekali lagi.

―Terima kasih telah memberitahu namamu. sebagai tambahan untuk rasa terima kasih ini,
bisakah kamu memberitahuku alasan kunjungan hari ini …. errr apa itu tidak apa-apa untuk
diriku tau mengenai hal itu?‖

―Mengenai pertanyaan mu, perwakilan kami saat ini berada didalam untuk membicarakan
hal itu.‖

―Ya itu benar, tapi sejujurnya aku telah diberitau untuk tidak ikut campur. Dan mengetahui
berlangsungnya sebuah kegiatan tanpa melibatkan diriku sama sekali, itu sangatlah tidak
menarik. Bisa dibilang kalau kedatanganku itu untuk…..‖

Agar membuat lawan seperti ini mau bicara bukanlah tugas yang mudah, penilaiannya dari
pertama kali percakapan ini dimulai sampai sekarang, dia bisa mengerti maksud dari hal ini.
Tapi menjadi akrab dengan orang lain adalah keahlian Subaru.

Pengalamannya yang berlimpah ketika tidak mempunyai teman dikarenakan mengabaikan


perasaan orang lain bukanlah hanya untuk pertunjukan semata.

Menghadapi tingkah tamak Subaru, Wilhelm terdiam sejenak kehilangan kata-katanya.

―Janganlah kau marah karena semua ekspetasimu dikhianati dan janganlah merayakannya
sebelum kau berhasil, kan? Setelah melihat sejauh ini, jauh dari kata malu-malu, kini kau
menjadi lebih blak-blakan. Jika musuhmu kali ini adalah musuh yang tau sifatmu, itu
mungkin akan menjadi kekalahanmu.‖

Dalam sekali lihat, itu adalah kata-kata yang pedas. Akan tetapi ekspresi Wilhelm ketika dia
berbicara terlihat lembut. Dari kata-katanya dia sepertinya tidak terlalu peduli dengan sifat
Subaru tapi itu juga menghilangkan toleransi yang dia punya sebagai seniornya.

Menanggapi hal itu, Subaru mengangkat kepalanya.

―Apakah masih tidak bisa jika kau hanya memberikan garis besarnya saja?‖

―Untuk diriku yang belum tau posisi yang kau punyai di mansion ini, aku tidak boleh
sembrono dalam berbicara. Tolong mengertilah.‖

Bahkan meskipun dengan perkataan tanpa batasan dari Subaru, Wilhelm meresponnya
dengan sopan. Seperti ketika cara-cara negosiasi yang tidak dapat membujuk seorang
yang keras kepala, Subaru sudah tidak punya apa-apa lagi untuk melawannya.

Dalam keadaan seperti ini, yang sudah dilakukannya hanyalah mengeluarkan teh yang
sangat mahal dan membuat Ram marah, pandangan Subaru pun menjadi gelap.

―Akan tetapi, aku lihat sepertinya kau punya hubungan yang dekat dengan calon raja
Emilia-sama.‖

Oh, oh, oh, kau melihatnya? Aku dan Emilia-tan melakukan pembicaaraan mesra,
menyenangkan, dan memalukan itu, apakah kau benar-benar melihatnya?‖

‖ -tan?‖

Heran dengan cara memanggilnya yang aneh, Wilhelm tersenyum pahit pada sikap Subaru
tersebut.

―Kau mengambil jalan yang sulit. Dka mungkin saja akan menjadi ratu selanjutnya dari
kerajaan Lugunica, kau tau?‖

―Keadaan yang ada saat ini hanyalah seorang gadis penuh dengan cinta dan seorang
pelayan yang tanpa kemampuan. Karena jika kita membicarakan masa depan tidak akan
ada ujungnya, jika kita hanya berbicara tentang kemungkinan lalu kau akan berakhir
dengan tidak bisa terus maju, kau tau? Wilhelm-san, ketika kau menikah tidakkah kau pikir
kalau istrimu itu wanita paling cantik di dunia?‖
―Istriku…‖

Wilhelm merasa goyah sesaat mendengar kata-kata ekstrem dari Subaru. Tapi dengan
cepat kembali mengamati Subaru dengan seksama, pupil matanya dipenuhi dengan
perasaan yang bisa disebut dengan rasa kagum.

―Aku paham, ini tepat seperti yang kau katakan. Aku juga berpikir kalau istriku adalah
wanita paling cantik didunia ini. Aku merasa seperti setiap orang selalu memperhatikannya.
Aku merasa seperti tidak pantas untuk bersamanya.‖

―Benar kan? Jika itu adalah sesuatu yang setiap orang setujui, lalu bahkan jika mereka pikir
aku tidak pantas untuknya, aku akan tetap menjadikannya milikku. Aku akan mecoba satu
atau beberapa hal untuk mendapatkan posisi sosial yang tinggi, lalu aku akan berkembang
menjadi orang yang pantas untuknya, itulah pertaruhannya atau setidaknya itulah
mimipiku.‖

Dengan perasaan seperti itu, Subaru telah membayangkan kemungkinan masa depan
cintanya. Meskipun sekarang dia belum yakin dengan perasaannya yang sebenarnya, dia
tau ini bukanlah sesuatu yang bisa dia wujudkan dengan kerja keras sendiri. Jadi aku akan
melakukan apapun yang mungkin, begitulah yang dia pikirkan.

―Itulah kenapa ketika ada sesuatu yang berhubungan dengan Emilia-tan, aku sebisa
mungkin akan menghindari kondisi dimana aku tidak dilibatkan. Meskipun dia punya jalan
yang panjang didepan, dan sebelum kau tau, dia berubah dari hanya berjalan menjadi
berlari – untuk bisa mengejarnya tentu saja aku harus berlari sekuat tenaga, dan jika disana
ada jalan pintas atau sejenisnya, berdasarkan sifatku aku pasti akan menggunakannya.‖

―Kau punya jalan pikiran yang menyenangkan. Benar-benar nenarik. Akan tetapi jika kau
datang padaku dengan banyak permintaan itu akan menjadi sedikit masalah.‖

Seperti sedang menolak keinginannya, Wilhelm memperlihatkan telapak tangannya kepada


Subaru, dan menggelengkan kepalanya. Pada intinya dia tidak boleh kalah melawan
sikapnya itu, tapi seolah-olah ingin bercanda dengan Subaru…

‖ Pada akhirnya, aku hanyalah seorang kusir, ketika kau datang dengan semua penawaran
itu, aku bukanlah orang yang benar-benar mengetahuinya. Sepertinya aku tidak bisa
banyak membantumu.‖

―Itu benar. Kau setidaknya sudah menyadari siapa Emilia-tan itu, tidakkah kau pikir,
menggunakan alasan kalau kau hanyalah ‗seorang kusir biasa‘ itu sedikit ekstrim?‖

―….‖
Wilhelm hanya menatap kosong dan tidak berkata apa-apa menghadapi ketidakpercayaan
Subaru. Sambil melirik, Subaru mengangkat satu jarinya.

―Baiklah, bagi sesorang yang berjalan menuju mansion, kau pasti bisa asal menebak siapa
mereka, tapi apa akan benar 100%? Wilhelm-san, kau dengan seketika, tau siapa Emilia-
tan itu.‖

―Aku dulu pernah bertemu dengan Emilia-sama, kau tau?‖

―Jika itu benar, Emilia pasti akan menyapamu, sangat sulit untuk membayangkan seorang
Emilia-tan tidak memperkenalkan salah satu kenalannya kepada orang yang berdiri
disampingnya.. Dengan kata lain, dimulai dari saat kau menganggap orang yang memakai
tudung itu adalah Emilia, permainanmu sebagai seorang kusir biasa itu sedikit dipaksakan.‖

Dengan mata yang mencari sebuah penjelasan, dia menatap Subaru dengan diam. Dengan
kata ―nonono‖ Subaru pun juga melambaikan tangannya

―Sepertinya terdapat sebuah sihir yang rumit pada jubah yang Emilia kenakan, itu
mempunyai efek untuk mencegah orang lain dengan mudah mengenalinya, kau tau? Kau
harus mendapatkan persetujuan Emilia, atau kau adalah orang yang mampu menembus
efek itu, kalau tidak kau tidak akan tau kalau dia adalah Emilia‖

Dari saat dia pertama kali bertemu dengan Emilia sampai sekarang, dia selalu memakai
jubah itu. Itu digunakan untuk menghindari orang yang tidak dikenal menyebabkan masalah
yang berhubungan dengan garis keturunannya, atau lebih tepatnya keadaanya sebagai
seorang setengah peri, ini adalah sesuatu yang kurang lebih sangat dipahami Subaru.
Untuk Emilia yang mempunyai penampilan seorang half-elf dengan rambut silver, dari
permukaannya saja Subaru bisa mengatakan betapa mengganggunya hal itu didunia ini.

Tanpa diduga, Wilhelm mengangkat bahunya seolah-olah sangat mengenal penjelasan


Subaru.

―Menilaiku dari saat pertama kali kita bertemu… Kau benar-benar punya sifat yang buruk.‖

―Aku tidak memperkirakan sampai ke tingkat itu, tapi ketika aku berada didalam mansion
membuat teh, aku mulai berpikir ―huh? Bukankah ini aneh?‖ Itu benar-benar kebetulan‖

Meskipun begitu, itu masih saja berkat keuletan mental Subaru dia bisa tau itu semua. Itu
semua dilakukan untuk memastikan tidak ada bahaya didekat Emilia. Ditambah dengan
insiden binatang buas, Subaru tau dengan pasti betapa berbahayanya dunia ini.
Menjauhkan bahaya-bahaya itu sejauh mungkin dari Emilia, Subaru selalu berusaha
dengan seluruh kemampuannya, meskipun jika itu seperti mendinginkan batu panas
dengan hanya menggunakan tetasan air. Itulah kenapa dia akan mengambil semua yang
didapat, dan mempelajari semua yang ditemukannya.

Tertawa dengan sembrono dan seketika, Subaru tidak bermaksud untuk melepaskan
Wilhelm. Mulai dari ketika dia menerima undangan untuk meminum tehnya, pria tua ini
sudah terseret kedalam dimensi Subaru.

Mengabaikan posisi dan keadaan lawannya, dimensi ini ada hanya untuk memaksa
keuntungan berpihak pada Subaru.

―Seorang kusir biasa, sepertinya alasan itu tidak akan bekerja…. Tepat seperti yang kau
kira, aku memang orang yang berkaitan dengan pemilihan raja …. Tidak, kipikir lebih tepat
kalau disebut orang yang berkaitan dengan orang yang terkait‖

―Orang yang berkaitan dengan orang yang terkait……‖

Sepertinya Wilhelm sudah kalah dalam debat itu. Sebagai pihak yang kalah, dia harus
melakukan tugasnya, memilih kata-kata yang tepat, dia dengan perlahan mulai berbicara.

Mendengarkan kata-kata tersebut, Subaru pun mulai mencerna maksud dari kata-kata itu
didalam kepalanya.

―Singkatnya, kau pada dasarnya berada diposisi yang sama denganku?‖

―Aku tidak melihat adanya sebuah alasan disana, perbedaan antara dirimu dan diriku huh?‖

―Karena kau mempunyai istri paling cantik didunia, kau tidak akan pernah berfikir untuk
selingkuh kan?? Well, menurutku Emilia-tan masihlah yang paling cantik.‖

Tidak, istrikulah yang paling cantik.‖

Dia bermaksud untuk bercanda tapi ketika menerima balasan yang tegas itu, Subaru tanpa
sengaja meringis. Dia memberikan tatapan tajam ketika senyum palsu yang dia buat ditepis
begitu saja oleh pernyataan Wilhelm.

―Tidak kusangka, kau bisa paham pada hal-hal yang aneh Wilhelm-san.. Kau lebih
mengasyikkan dari yang kuduga.‖

―Aku akan senang jika kau menganggapku sebagai jiwa muda didalam tubuh yang tua.‖
Itu adalah kata-kata yang terdengar serius, tapi jika dia ingin mendapatkan informasi lebih
jauh dia harus bisa bersabar. Subaru memutar otaknya mencoba untuk memasuki topik
yang lebih dalam. Cara salah satunya mungkin menggunakan ini, jika dia bisa membuat
persaingan dengan menggunakan emosi manusianya, dia merasa mungkin ini akan
berhasil, akan tetapi–

――‖ Kelihatannya kita sudah kehabisan waktu.‖

―Huh?‖

Subaru mengeluarkan suara yang terdengar bodoh. Menanggapinya, Wilhelm mengerutkan


bibirnya dengan hening, mengisyaratkan arah menuju mansion dengan tangannya. Subaru
menolehkan kepalanya ke arah yang ditunjuk, dari kejauhan pintu masuk mansion mulai
terbuka.

―Orang yang keluar adalah Rem…. Dan siapa dia?‖

Dibalik pintu yang terbuka, dia bisa melihat dua sosok, seorang pelayan berambut biru yang
sangat familiar dan seseorang yang tidak dikenalnya sedang bersama Rem. Dari bahasa
tubuh Wilhelm, orang ini mungkin adalah perwakilan yang menjadi salah satu topik bahasa
percakapan mereka.

―Bagaimana mengatakannya ya, ini benar-benar sebuah setting fantasi.‖

Subaru mengungkapkan kekagumannya tanpa berpikir, mungkin karena penampilan orang


ini yang memancarkan aura kalau dia tidak cocok dengan istilah ‗perwakilan‘. Orang
tersebut, menyadari Subaru yang sedang menatap kearah mereka, sebuah seringai nakal
tersungging diwajah mereka ketika mereka dengan cepat mendekati kereta naga.

―Heii!! Meskipun aku ini cantik, tapi menatapku seperti itu masih sangat tidak sopan, tau!‖

Seketika setelah mereka berdiri didepan Subaru, sebuah jari menunjuk tepat kearahnya.
Satu matanya tertutup ketika mereka membuat pernyataan itu.

Aku takut kalau orang ini kemungkinan besar adalah si perwakilan. Gadis manis dengan
wajah yang mempesona dan rambut yang berwarna seperti jerami yang dipotong sebahu.
Tingginya cukup tinggi untuk seorang gadis, hampir sama dengan tinggi Subaru. Akan
tetapi sosoknya terlihat lebih lembut, satu persatu karakteristiknya mengeluarkan sisi
feminimnya yang cantik atau lebih tepat jika dibilang sisi kewanitaanya. Rambutnya dihiasi
dengan pita berwarna putih, mata besarnya memancarkan keingintahuan dan mempunyai
pesona seperti kucing. Dan diatas kepalanya terdapat….
―Akhirnya muncul juga karakter non-minor dengan telinga kucing.‖

―Nya nya?‖

Seperti warna rambutnya, sepasang telinga binatang yang berada diatas kepalanya
bergetar seperti merespon gumamannya. Sub spesies di dunia ini benar-benar alami, selain
melihat mereka di ibukota, tidak akan ada kesempatan lain untuk berinteraksi dengan
mereka, melihat hal tersebut sedekat ini adalah sebuah perlakuan khusus.

Lagipula,

―Aku adalah seorang pengagum hal-hal yang bersifat lembut, tidak mungkin aku tidak akan
mengagumi sosok seperti ini didepan mataku… Sial, tenanglah, tangan kananku….!‖

Hanya melihatnya saja, dia bisa membayangkan sensasi kelembutan dari bulu-bulu yang
menutupi telinga itu, hanya dengan berdiri didepannya saja, keberadaan sosok itu seperti
merupakan racun mematikan bagi Subaru. Dengan tatapan putus asa, dia menekan tangan
kanannya yang bergetar, seperti mencoba untuk menjauhkannya dari gadis itu dan
membuat jarak aman. Orang itu hanya menatap kosong pada tingkah mencurigakan
Subaru.

―Arere, apakah aku dibenci? Ferri-chan gagal!‖

Tehehe‘ dan menjulurkan lidahnya, dia memukul pelan kepalanya dengan kepalan
tangannya. Tenggorokan Subaru membeku seperti merasa ngeri, ini benar-benar lebih
menakutkan dari yang sebelumnya.

―Tidak hanya memukul kepalanya pelan, tapi menjulurkan lidah + mengedipkan mata?

ini adalah adegan klasik yang jarang dilihatnya di dunia nya sebelumnya, kebiasaan ‗gadis
manis‘ yang legendaris. Dia ingin memusnahkan siapa saja yang berani meremehkan
kebiasaan manis ini, akan tetapi…

―Sekarang aku berada tepat didepan energi penghancur yang nyata itu… Ini terlalu kuat…
Aku tidak bisa melakukan apapun…!‖

Menghadapi tingkat kemanisan yang meluap-luap seperti ini, membuat semua tekadnya
seperti terenggut darinya, seperti itulah maksudnya. Juga, orang yang melakukan hal
tersebut membuatnya terlihat kalau mereka terlalu manis untuk dilawan, itu adalah alasan
kedua yang berada diatas alasan yang pertama. Hasilnya Subaru punya pilihan lain
daripada membiarkan ini berlalu.

Dihadapan Subaru yang berdiri dengan gemetaran aneh, dia memberikan rasa hormatnya
dan menghadap ke arah Wilhelm.

―Aku kembali Wil-jii, maaf membuatmu menunggu diluar, apa kau bosan?‖

―Tidak, tidak, anak muda ini cukup hebat dalam membuat tulang-tulang tuaku terus bekerja.
Tak kusangka, itu adalah cara yang menyenangkan untuk menghabiskan waktu.‖

―Fumyuu?‖

Mendengar gambaran yang Wilhelm berikan tentang percakapan kami, gadis itu membuat
ekspresi yang aneh. Mata yang seperti kucing, pupilnya mengecil, dan mulutnya membuat
bentuk seperti bentuk ω.

―Aaaaaaa, Sekarang aku paham– begitu ya, kau adalah laki-laki yang dibicarakan Emilia.
Aku mengerti, aku mengerti‖

Dia menatap Subaru dari atas sampai bawah seperti sedang mengamatinya, dan akhirnya
menepuk kedua tangannya seperti memberikan persetujuan. Merasakan tatapan itu,
Subaru tanpa sadar menggerakkan tangannya untuk menutupi dirinya, menggeliatkan
tubuhnya seperti sedang mencoba untuk melarikan diri.

―Tidak, hentikan itu~ Hanya karena aku laki-laki, aku juga akan merasa malu jika kau
menatapku seperti itu, kau tau..‖

―Jangan bilang begitu, sayang. Kau punya tubuh yang bagus, tidak ada lemak. Jika kau
belum menjadi milik seseorang aku sendiri yang akan mencicipimu.‖

Menanggapi reaksi berlebihan Subaru, dia menanggapinya dengan respon yang sama
konyolnya. Biasanya gadis akan merespon dengan ‗kyaaa‘ atau sebuah tawa, berbicara
dengan seseorang yang seperti ini adalah hal yang pertama bagi Subaru.

―Entah bagaimana aku menerima sebuah energi yang aneh. Aku penasaran, apakah
perasaan ini adalah reaksi psikologis?‖

Daripada merasa jijik, insting Subaru seperti sedang berteriak sekarang ini. Didepan
matanya berdiri seorang gadis dengan mata sedang menggodanya, ini jelas-jelas musuh
alami bagi manusia bernama Natsuki Subaru. Ular melawan siput. Siput melawan katak.
Katak melawan ular. Kecocokan Subaru dengan gadis ini adalah dia berada diposisi yang
lemah, sementara gadis tersebut berada diposisi yang kuat. Ini adalah sesuatu yang bisa
Subaru katakan dengan instingnya.

Tingkah Subaru yang biasanya tidak tau malu sama sekali tidak terlihat. Menghadapi
Subaru yabg sekarang sedang benar-benar kehilangan keberaniannya, gadis itu menginjak
pedal gas nya dan mendekat kearah Subaru.
Menggerakkan tangannya, gadis itu meraba-raba daerah sekitar leher Subaru dan
merapatkan jarak tepat disebelahnya.

―Uh, eh, eeeh!?‖

―Jangan bergerak!! Aku sedang memeriksa sesuatu sekarang ini.‖

Karena mereka mempunyai tinggi yang sama, wajahnya tepat berada di sebelah wajah
Subaru. Suaranya berbisik langsung ke telinga Subaru, seluruh tubuhnya terasa seperti
sedang digelitiki. Wajahnya memerah karena sensasi tersebut. Dia melihat ke sekelilingnya
untuk mencari bantuan, ketika dia melihat Rem yang berdiri didekat pintu masuk mansion,
wajah Subaru seketika menjadi pucat.

Dia menatap dengan tatapan kosong. Dari kejauahan orang bisa melihat kalau dia tidak
peduli dengan apa yang terjadi. Melihat Subaru yang kini terengah-engah, Rem
menggerakkan tangannya seperti gerakan mencincang. Itu bukanlah gerakan yang
mempunyai arti khusus, tapi itu dimaksudkan agar dapat tersampaikan untuk Subaru.

―Aku akan memberitau Emilia-sama‖

―Tidaaaaaaak!‖

Setelah mendengar kata-kata itu, Subaru menggerak-gerakkan tubuhnya, seperti mencoba


untuk melepaskan diri dari gadis itu. Itu tidak seperti Subaru menghempaskan gadis itu
dengan kasar tapi lebih seperti mendorong pundaknya agar menjauh. Tidak siap dengan
pijakannya, Subaru berakhir terjatuh dengan pantat duluan, dalam sepuluh detik atau lebih
saat semua itu terjadi, berbagai emosi muncul di dalam kepala Subaru. Terduduk dengan
kaki berada dibawahnya dan bajunya yang acak-acakan, Subaru memekik dengan suara
penuh kesedihan.

―Aku tidak menginginkannya, kenapa kau…. Aku ini hanya mencintai Emilia-tan‖
Ketika Subaru berpura-pura mengeluarkan air mata buayanya, diam-diam dia juga merasa
kecewa. Merasakan sentuhan tangan yang kokoh menggenggam pundaknya, Subaru
menengok secara refleks. Orang yang berada dibelakangnya adalah Wilhelm.

―Silakan ambil ini‖

Yang diserahkan dengan lembut oleh tangannya adalah sebuah saputangan berwarna
putih. Mengambilnya dari tangannya, Subaru berterima kasih padanya ketika dia mencoba
berdiri. Ini adalah perasaan orang dewasa, setelah mengalaminya sendiri, Subaru melawan
keinginannya untuk menenggelamkan dirinya sendiri dibawah tangan Wilhelm.

Karena orang ini sudah punya istri yang dicintainya lebih dari siapapun‖ –Subaru
menghidupkan kembali perasaanya– ―Jadi bolehkan aku bertanya apa yang barusan
terjadi?‖

Mengembalikan sarung tangan yang tak terpakai tersebut kepada Wilhelm, Subaru
menatap gadis itu mencari penjelasan dari kelakuannya sebelumnya. Mendengar kata-kata
itu, dia memiringkan bibirnya sambil berpikir.

―Itu seperti yang aku dengar, didalam tubuhmu itu seperti aliran air yang benar-benar
mandek. Aku akan melakukan sesuatu mengenai hal itu, tapi tidak ada waktu sekarang..‖

Setelah mengatakan kalimat itu, gadis tersebut mengakhiri percakapannya. Tidak tau arti
dari kata-kata tersebut, Subaru mengangkat tangannya keatas.

―Sekarang, ayo segera kembali ketempat Crusch-sama Wil-jii, jika kita pergi terlalu lama,
tidak ada yang tau apa yang akan dilakukannya.‖

―Sesuai keinginan anda..‖

Menyetujui usulan gadis itu, Wilhelm mengatakan beberapa kata. Setelah membungkuk
kearah Subaru, dia mengambil cangkir kosong yang berada diatas tanah dan
mengembalikannya ke nampan.

―Terima kasih atas keramahannya, Subaru-dono semoga kau sehat selalu.‖

Menaiki tempat duduk kusir dengan cepat, Wilhelm memegang tali kekang naga dengan
tangannya. Melihat Subaru yang hanya menatap tanpa bicara apapun karena kejadian tadi,
gadis itu mengangkat kedua tangannta seperti sedang berdoa.
―Baiklah!! Kita memang belum memperkenalkan diri dengan benar, tapi kami sangat sibuk,
jadi maaf!!‖

Setelah memberikan kedipan matanya, dia membalikkan tubuhnya kearah kereta naga.
Mencoba mengulurkan tangannya untuk meraih punggung gadis itu, Subaru mengucapkan
sesuatu yang menggambarkan banyak pertanyaan yang belum terjawab di kepalanya.

―Tunggu!! Aku punya banyak pertanyaan untukmu‖

―Kupikir tidak masalah jika kau bertanya pada Emilia, selanjutnya, semoga takdir
mempertemukan kita lagi. Byee..‖

Memotong pertanyaan Subaru dalam satu kalimat, gadis itu kemudian masuk kedalam
kereta dengan sebuah senyuman. Menyadari kalau usahanya telah benar-benar dihentikan
oleh sikap mereka, tangan Subaru jatuh merasa fruatasi. Wilhelm mengatakan selamat
tinggal dan kereta mulai berjalan seiring dengan ringkikan naga.

Roda mulai berputar dengan bunyi derakan. Setiap kali si naga mempercepat langkahnya
dan meninggalkan jejak ditanah, kecapatan kereta pun semakin bertambah pula.

Dengan roda yang terus berputar, kereta tersebut mulai bergerak. Kereta tersebut bergerak
dengan cepat melewati jalanan, meninggalkan kepulan debu yang menghilang dikejauhan.

Pada akhirnya yang tersisa hanyalah Subaru yang telah dikalahkan, dan bau harum dari
teh berkelas tinggi.
XxxxX
Dikejauhan, didalam kereta yang keluar dari mansion Roswaal.

―Apa kau bisa melaksanakan tugasmu sebagai perwakilan?‖

―Tentu saja, itu adalah sesuatu yang diminta Crusch-sama untuk Ferri-chan lakukan, tidak
mungkin aku akan gagal. Wil-jii, kau seperti seorang yang pesimis saja.‖

Mereka berdua saling berbicara dari dalam kereta dan tempat duduk kusirnya. Duduk di
tempat duduknya, Wilhelm mengendalikan naga penariknya dengan mudah, dibelakangnya
gadis berambut seperti jerami memperlihatkan kepalanya melalui jendela ruang pribadi.
Meskipun mereka pergi sangat cepat, dengan perlindungan suci dari angin akan membuat
angin tidak bisa menerpa mereka, sehingga mereka bisa melanjutkan percakapan mereka
tanpa gangguan. Dengan suasana yang seperti itu tidak ada situasi yang lebih baik lagi
daripada ini untuk membicarakan sebuah pembicaraan pribadi.
Wilhelm tersenyum pahit menanggapi balasan gadis itu, ―sebuah urusan yang tidak perlu,
ya kan?‖

―Kesampingkan itu.‖ Dia menambahkan.

―Aku sangat terkejut melihatmu berbicara dengan anak itu ketika aku keluar, kau biasanya
tidak suka berbicara dengan orang lain kan?‖

―Itu adalah kesalahpahaman yang sangat buruk‖

Mengetahui kata-katanya dimentahkan seketika, ―aaaaa, bukan begitu maksudnya‖ gadis


itu melambai-lambaikan tangannya.

―Benar, maaf maaf, itu bukan seperti kau tidak suka berbicara, itu seperti kau lebih suka
membunuh mereka‖

―… Itu juga sebuah kesalahpahaman yang sangat buruk‖

Menanggapi olok-olok gadis itu, Wilhelm mengucapkan kata yang sama. Melihat respon
yang datar dari provokasinya, gadis itu mengerucutkan mulutnya dengan ekspresi kurang
senang

―Membosankan sekali, apa berbicara dengan Ferri-chan sebegitu membosankannya


dibandingkan dengan anak itu? Apa dia menarik perhatianmu?‖

Suaranya terdengar seperti anak kecil yang merengek ketika orang tua mereka tidak
memberi mereka perhatian. Mencoba untuk memancing sesuatu selain reaksi datar dari
Wilhelm, dia mengeluarkan kepalanya lebih jauh dari dalam jendela kearah Wilhelm.

―Aku tidak merasakan apapun yang special dari dirinya, apakah dia punya sesuatu yang
sama dengan Wil-jii?? Mungkin saja tidak seperti penampilannya, dia sebenarnya adalah
orang yang benar-benar kuat atau mungkin dia punya bakat yang luar biasa?‖

―Tidak, penilainku terhadapnya tidak terlalu berbeda dengan penilaianmu. Dia adalah
seorang amatir, seorang yang bahkan tidak bisa mulai menumbuhkan rambut. Dia juga
tidak punya bakat khusus. Tidak diragukan lagi, dia seperti orang normal kebanyakan.‖

―Lalu kenapa? Sampah sepertinya, bukankah itu yang paling kau benci didunia ini?‖
Gadis itu menyamakan Subaru seperti orang yang sudah tak tertolong lagi. Tanpa ragu,
Wilhelm mengangkat tangannya dan menunjuk matanya sendiri.

―Matanya‖

――Mata?‖

Mendengar suaranya, Wilhelm duduk dengan pandangan seperti menerawang ke kejauhan


dan mengangkat dagunya.

―Mata anak itu, mata itu benar-benar menarik perhatianku. Itu adalah mata dari seseorang
yang telah berulang kali menghadapi kematian. Ada banyak orang yang bisa kembali dari
tepi jurang kematian, akan tetapi…‖

Memotong kata-katanya, Wilhelm menutup matanya.

― Kembali dari tepi jurang kematian, tidak hanya sekali, tapi berkali-kali. Aku tidak tau
apakah ada orang yang seperti itu. Itulah alasannya kenapa dia bisa menarik perhatianku‖

―Hmmmph, Aku tidak mengerti!!‖

Kata-kata Wilhelm yang bercampur dengan kekagumannya dengan mudahnya dipotong


oleh gadis itu. Wilhelm benar-benar mengerutkan dahinya kali ini ketika gadis itu
menambahkan…

―Disamping apa yang Wil-jii katakan, anak itu sepertinya tidak akan berjalan dijalan yang
mudah.‖

Mata gadis itu menyipit seperti dia sedang memikirkan sesuatu lagi, menatap dari kursi
belakang dibelakang kursi sang kusir.

―Menarik perhatian dari si Iblis Pedang, Wilhelm Van Astrea, itu adalah sebuah
kemalangan, sama seperti dirasuki oleh sang penyihir.‖
Chapter 3 : Rencana Perjalanan Ke Ibukota.

―Kau akan pergi ke ibukota kan? Aku ikut! Aku juga ingin pergi!‖

Setelah para tamu pulang, semua orang yang berada di ruang tamu tersebut menghela
nafas bersamaan. Suasana diruangan tersebut berlahan berubah menjadi lebih santai—–
dengan satu kalimat yang dengan brilian dikatakan oleh Subaru.

Menerobos melewati pintu tanpa mengetuknya terlebih dahulu, sambil membawa nampan
dengan cangkir teh diatasnya dan menaruhnya keatas meja. Ketika mereka menatap
kearahnya, mulutnya terbuka, dan dia memberikan dua pemain utama yang berada
diruangan tersebut masing-masing satu cangkir. ―Hoi hoi‖

―Setiap orang ingatlah untuk membawa beberapa makanan, dan jangan terjaga sampai
larut jika kalian sudah tidak sabar untuk pergi besok.‖

Subaru mengira perjalanannya besok akan begitu menyenangkan. Menerima cangkirnya,


Emilia dan Roswaal saling memandang satu sama lain.

―Paham?‖

―… Sepertinya begitu.‖

Roswaal mengangkat sebelah alisnya untuk memberikan rasa kepuasan diri, kata-kata nya
keluar begitu saja melihat ekspresi Emilia. Tidak senang dengan mereka berdua yang
seperti sedang merahasiakan sesuatu, ―Apa yang kalian berdua bicarakan?‖ Subaru
menekankan setiap kalimatnya menunjukan ketidaksenangannya.

―Berhentilah saling memandang satu sama lain!! Ajak aku juga, kita bisa menyanyikan lagu
nina bobok bersama.‖

―Pertama-tama, tentang pergi ke ibukota, siapa yang memberi tahumu… Itu aku kan…‖

Seperti merasa malu dengan kata-katanya sendiri, Emilia menyembunyikan wajahnya


dibalik telapak tangannya dan menggeleng-gelengkan kepalanya. Melihat kearah Subaru
lagi, dia mulai menjelaskan dengan ―dengar, kau tahu‖

―Kita tidak pergi untuk bersenang-senang. Kami dipanggil karena ada urusan yang
penting… Sangat sangat penting.‖
―Aku sudah mengetahuinya, pemilihan raja kan? Aku sudah tahu itu adalah acara besar
yang akan bisa mengguncang seluruh negeri. Meskipun begitu, kumohon, ajaklah aku.‖

Subaru mengaitkan tangannya satu sama lain, dan bertekuk lutut di atas karpet. Emilia
tidak tau harus bagaimana menanggapinya, matanya melihat keseluruh ruangan untuk
meminta bantuan.

―Ada apa?? A-a jangan piiiiiikirkan aku, tidak apa-apa jika kau memiliiiiih sesuai kata
hatimu.‖

Menyatakan dirinya hanya sebagai penonton, Roswaal melihat mereka dengan senyum
diwajahnya.

―Wangi teh ini… Mungkinkah ini milik Ram… Tidak, meskipun itu dirinya, ini terlalu… Tapi,
untuk Barusu, itu mungkin sesuatu yang hanya dia anggap….‖

Begitulah reaksi mereka ketika mereka menyadari jenis teh apa yang dibawa Subaru tadi.
Terutama bagi orang terakhir.

―Tidak apa-apa kan, dia sangat bersemangat untuk pergi dan lalu dia membuatnya dan
membawanya kesini. Salah satu kenalan Subaru-kun juga sepertinya berada di ibukota,
pada awalnya kita membawanya kesini karena luka-lukanya. Kita seharusnya juga
memberinya ketenangan pikiran.‖

Ini, ini adalah respon paling normal yang bisa kau harapkan, tapi bagi Subaru, ini adalah
bantuan yang sempurna.

―Ya, nice assist Rem, Rem, Remmmm, kemarilah Rem…‖

―Ya‖

Menanggapi panggilan Subaru dengan sebuah senyum, dia mendekat kearah dimana
Subaru terduduk di karpet, bertingkah seolah itu adalah hal yang benar-benar alami, dia
menunjukan kepalanya, dengan hati-hati agar tidak membuat berantakan rambut birunya,
Subaru mengelus-elus kepala Rem sambil terus memujinya.

Melihat reaksi gembira dari Rem dan tingkah Emilia yang sedikit kesal, ―Aa, itu mungkin
bagus juga…‖ Lalu mengangkat kepalanya dengan sedikit rasa penasaran,
―Tunggu, Subaru, jika kau ikut dengan kami, apa yang akan kau lakukan? Memang benar
jika ini ada hubungannya dengan pemilihan raja, tapi ini bukanlah sesuatu yang ada
hubungannya dengan…..‖

―Aku akan menangis kesepian disini, jika kau mengatakan sesuatu seperti tidak ingin
melibatkan aku. Emilia-tan menjadi Raja… Ratu. Tidak apa-apa jika itu hanya peran kecil,
ini adalah situasi yang penting, jadi aku ingin terlibat. Itulah kenapa aku akan melakukan
sebisaku untuk membantu.‖

―Ini sangatlah penting, karena itu aku bilang padamu, kau tidak bisa ikut.‖

Emilia mengangkat kedua alisnya bersamaan untuk menanggapi kata-kata Subaru. Mata
tersebut kini dipenuhi dengan motivasi. Dia senang jika Subaru berpikiran seperti itu, tapi
Subaru telah sangat banyak membantunya. Selain menyelamatkan hidupnya, dia juga
hampir mati beberapa hari yang lalu ketika mencoba untuk menyelamatkan beberapa
orang. Subaru tidak tau sebesar apa rasa terima kasih Emilia terhadap dirinya, yang jika dia
meminta apapun yang lebih jauh lagi padanya itu akan berlebihan.

―Jika aku membawamu, aku tau kau pasti akan melakukan sesuatu yang tidak masuk akal
lagi. Aku tidak ingin kau begitu, mengerti?‖

―Emilia-tan lah yang tidak mengerti. Aku benci melakukan sesuatu yang tidak masuk akal
dan hal-hal ceroboh lebih dari orang lain, itulah kenapa aku tidak akan melakukan apapun
melebihi apa yang bisa kutangani.‖

Sambil berlutut, Subaru menyilangkan tangannya dan membusungkan dadanya, secara


tiba-tiba dia melakukan tindakan yang mencolok itu. Tapi.

―Jika ada sesuatu berada dalam jangkauanku, itu cerita yang berbeda. Terutama jika itu hal
yang berhubungan dengan Emilia. Jadi, tolong mengertilah.‖

―Itu…. Aku tidak tahu.‖

Emilia tidak tau kenapa dia menjadi begitu keras kepala. Emilia hanya ingin membiarkan
Subaru beristirahat karena dia baru saja melewati hari-hari yang penuh dengan rasa sakit
dan kesulitan. Kenapa dia masih memaksakan tubuhnya ketika dia belum sembuh benar,
melakukan sesuatu yang tidak masuk akal seperti ini tidaklah lucu. Dia selalu bercanda, dia
tidak mungkin serius mengenai hal ini, kan?

Pikirannya, tenggelam kedalam lautan kebingungan ketika dia melihat Subaru yang
menatapnya dengan tatapan memelas. Ruang tamu pun menjadi hening.
―Oooooke, hentikaaaaan sekarang jugaaaaa‖

Menepukkan kedua tangannya bersamaan, Roswaal memecah keheningan didalam


ruangan. Lalu melihat mereka berdua bergantian dengan ekspresi yang diisi dengan
beberapa emosi.

―Karenaaaa kalian sepertinya belum bisa membuat kesepakatan, bagaimana kalau


menyerahkannya padakuuuu. Subaru-kun akan ikut dengan kita ke ibukota. Ini adalah
perintah dari majikanmu.‖

―Roswaal!‖

―Yaa!! Kau tau bagaimana harus bicara, Ros-chi!‖

Roswaal mengabaikan keberatan yang diperlihatkan Emilia. Selagi Emilia terkejut, Subaru
dengan bersemangat memberikan acungan jempol padanya.

Akan tetapi, melihat reaksi mereka, Roswaal pun melanjutkan, dia menggerakkan jarinya
dibarengi dengan ―Tsk Tsk Tsk‖

―Tapiiiii, Subaru-kun ikut dengan kita ke ibukota hanya untuk perawatan medisnya. Dan
selanjutnya, pemilihan raja adalah urusan yang benar-benar berbeda. Apa kita sepakat?‖

―Perawatan medis…?‖

Mendengar kata-kata Roswaal, Subaru memiringkan kepalanya dalam keragu-raguan.


Tidak mengerti apa maksudnya, dia mencoba berdiri dengan kepala yang masih
dimiringkan…… Tapi terduduk terlalu lama diatas kakinya membuat kakinya mati rasa, dan
menyebabkannya terjatuh. Rem dengan cepat yang berada didekatnya menghentikan
terjun bebasnya dengan menarik bagian leher dari bajunya layaknya sedang membawa
kucing.

―Hweeee! Nice assist Rem. Tapi selanjutnya lakukan dengan lebih lembut.‖

―Mmm, ini artinya kita sudah selesai bermesraannya….‖

Dengan kata yang menciutkan semangat, Rem kembali ketempatnya berdiri dibelakang
Subaru ketika dia menggosok-gosok lehernya yang sakit. Menoleh sekali lagi kearah
Roswaal, dia pun bertanya.
―Apa maksudnya dengan perawatan medis? Aku hanya akan mengatakan ini, tapi
beberapa bekas lukaku sudah benar-benar baik-baik saja, kau tau? Aku akui mungkin
memang ada beberapa yang masih belum sembuh benar, tapi aku sendiri bisa
menyembuhkannya dengan sedikit perawatan.‖

Mengayun-ngayunkan tangannya membentuk lingkaran, Subaru mencoba memperlihatkan


kesehatan tubuhnya. Akan tetapi Emilia dan setiap orang yang berada didalam mansion
tahu sebagian dari tubuhnya masih jauh dari kata sembuh. Selain berjuang menjalani
kehidupan sehari-harinya, ada juga hal lain yang harus dilakukan, pekerjaannya dan senam
pagi, contohnya. Faktanya mereka tau, kalau Subaru mencoba untuk menyembunyikannya,
dan itu membuat mereka semakin merasa kasihan.

Sepertinya seluruh penghuni mansion membuat kesepakatan untuk tidak mengatakan


kondisi tubuh Subaru yang masih lemah. Menanggapi Subaru, Roswaal menggelengkan
kepalanya dan berkata, ―Iya Iya‖

―Terus menyembunyikan hal itu tidaklah bagus. Semua orang telah mewaspadai efek
samping yang mungkin terjadi padamu. Kau telah benar-benar dikalahkan. Tergigit oleh
taring Juggernaut, mendapat kutukan diseluruh tubuhmu…. Ini semua menyebabkan
sirkulasi mana didalam tubuhmu menjadi sangat buruk. Itu benar-benar kacau, kau tau?‖

―Bahkan jika kau mengatakan kondisiku yang parah karena sesuatu benda yang tidak
terlihat…‖

―Subaru, mana yang berada didalam tubuhmu itu adalah bentuk kehidupan itu sendiri.
Mana yang alirannya kacau itu berarti sirkulasi energi kehidupanmu terhambat. Aku mohon
padamu, dengarkan ini baik-baik.‖

Menjadi keras kepala bahkan setelah kondisinya yang lemah diketahui, Emilia
memarahinya untuk tidak terus-menerus menjadi seperti itu. Perasaanya tersampaikan dan
Subaru pun sedikit mengalah.

―Aku tau tubuhku saat ini dalam kondisi yang terjepit. Tapi apa hubungannya pergi ke
ibukota dengan mendapatkan perawatan?‖

―Perawatan tubuhmu membutuhkan seorang ahli dalam sihir air. Subaru-kun, kau sudah
bertemu dengan perwakilan tadi, kan?‖

―Gadis tinggi dengan telinga kucing tadi? Sejujurnya aku tidak cocok dengan orang seperti
itu.‖

―Orang itu dihormati sebagai pengguna sihir air terbaik di ibukota.‖


Wajah Subaru seketika menjadi cemberut mendengar kata-kata Roswaal. Diam-diam,
Emilia juga setuju kalau orang itu adalah tipe orang yang sulit untuk membuat kesepakatan.
Bagaimana orang itu melihat Subaru dan sikapnya yang seperti bermain teka-teki dalam
setiap perkataanya, adalah sesuatu yang sulit ditangani olehnya.

Menggunakan dalih untuk memenuhi undangan ke ibukota, Subaru pun dipaksa untuk
masuk kedalam hal yang tidak ingin dibicarakannya. Dan yang terpenting..

―Emilia berusaha keras untuk membujuk orang itu, semuanya bertujuan untuk membuat
sebuah kesempatan agar kau bisa sembuh. Kau harus menerima niat baik Emilia, tidakkah
kau berpikir begitu?‖

―Wha?‖

―Hei, Roswaal!! Itu….‖

Merasa tidak senang dengan sikap sembrono Roswaal, atau lebih seperti
mempertimbangan kecepelosannya, Emilia pun mendekat kearah Roswaal. Mengabaikan
suara marah dari Emilia, Roswaal pun terus berbicara dengan wajah yang tenang.

―Mereka berdua sama sekali tidak bisa akraaaab. Bagaimanapun, masih ada masalah
dengan tubuh Subaru-kun. Dan dengan berani dia memohon kepadanya, dan entah
bagaimana dia berhasil membuat kesepakatan untuk perawatanmu. Orang yang sangat
baik kan?‖

―R O―S― W A―AL!‖

Setelah kenyataan yang dia coba sembunyikan telah diketahui semuanya, Emilia
menekankan setiap suku kata yang diucapkannya sambil menggertakkan giginya. Rambut
berwarna peraknya melambai dengan penuh amarah, wajahnya memerah karena amarah
dan rasa malu. Kehilangan kendali atas dirinya, mana jahat terkumpul disekitarnya, berpikir
mungkin dia akan menghantamkannya pada kepala berambut biru itu.

―Emilia-tan apa itu benar?‖

Mengganggu suasana tersebut, Subaru menyela, mencoba untuk memastikan apakah itu
benar atau tidak. Emilia melihatnya dengan ekspresi bersalah.

―Karena.. Ini semua salahku, tubuhmu masih belum pulih. Dan alasan kenapa kau ada
dimansion ini, pada awalnya karena kau mencoba melindungiku, dan insiden dihutan itu
juga, jika aku bertindak lebih awal, itu semua tidak akan terjadi padamu. Begitulah… Ini
adalah balas budi dari semua yang telah kau lakukan, ini ganti rugi yang pantas terhadap
semua yang terjadi padamu.‖

―Emilia-tan, caramu berbicara terlalu kaku. Itu terasa seperti kau mencoba lari dari
urusanmu atau sejenisnya.‖

Subaru menjawab dengan ketus terhadap cara bicara Emilia yang cepat. ―Terserah!!‖
Emilia mengatakannya dengan tegas.

―Kau benar-benar berusaha dengan keras, itulah kenapa kau berhak mendapatkan
imbalannya. Sebaliknya, bagaimana mungkin aku bisa setara denganmu? Setiap pagi,
kapanpun aku melihatmu aku merasakan perasaan bersalah ini, jika kau berpikir seperti itu,
ini juga demi diriku.‖

―Sudah lama sejak terakhir kali aku melihatmu begitu, jadi setiap pagi kau selalu
memikirkanku?‖

―Tidak!! Aku juga masih sangat berterimakasih.‖

Ini sudah keluar dari topik pembicaraannya. Tidak peduli apapun yang dia lakukan, Emilia
memang buruk dalam mengekspresikan perasaanya terhadap orang lain. Subaru mungkin
juga terkejut. Dengan gugup Emilia melirik kearah Subaru, dan cukup yakin sebuah senyum
pahit tersungging diwajah Subaru.

Akan tetapi, sambil menyilangkan tangannya.

―Haha, jadi kau ingin aku ikut juga ke ibukota? Kenapa kau tidak bilang saja sejak awal?‖

―Karena saat kau berpikir kau sudah mendapatkan apapun yang kau mau seperti ini, kau
akan menjadi sombong. Aku tau kau itu seperti bocah nakal.‖

―Bocah nakal… Itu bukanlah kata yang akan sering kau dengar di zaman sekarang ini.‖

Subaru menggerutu dengan pelan, sementara Emilia menjulurkan lidahnya. Subaru pun
terpesona karenanya, meskipun jika itu adalah suatu bentuk balas dendam. Dan dengan
begitu, segala pertengkaran tadi hanyalah menjadi bagian dari masa lalu saja.

―Baiklah, mari kita sudahi pembicaraan iniiii. Subaru akan ikut dengan kita ke ibukota.
Besok kita akan menyiapkan berbagai hal yang kita butuhkan, dan kita akan berangkat
setelah pagi lewat. Apakah iniiii tidak apa-apa?‖
―Aku mengerti‖

―Tidak keberatan.‖

―Saya setuju, Roswaal-sama.‖

Setiap orang di ruangan tersebut menyetujui kata penutup dari Roswaal tersebut. Dan
begitulah, rencana perjalanan ke ibukota telah diputuskan.

XxxxX
Telah diputuskan Subaru akan ikut bersama mereka ke ibukota, dan keberangkatan telah
diputuskan besok lusa. Meskipun mereka punya jadwal yang padat, masih harus
melakukan pekerjaan sehari-hari mereka disekitar mansion. Tentu saja itu juga termasuk
Subaru, pelayan magang yang masih dalam tahap pemulihan ditugaskan untuk melakukan
pekerjaan yang sederhana seperti merapikan ruang tamu.

―Ketika kita pergi, apa hanya Ram yang akan tinggal dan mengurusi seluruh mansion?‖

Sambil merapikan bajunya, Subaru berbicara dengan Ram yang berada dibelakangnya.
Ram mengangguk seolah-olah itu bukanlah hal yang mengganggu. Dengan dalih
mengawasi pekerjaan Subaru, sebenarnya saat ini dia tidak melakukan pekerjaan apapun.

―Ya, kita tidak bisa meningalkan mansion dalam keadaan benar-benar kosong. Biasanya
Rem yang akan tinggal, tapi kali ini dia bilang kalau dia ingin pergi, jadi aku
mengizinkannya.‖

Menghadapi permintaan adiknya, Ram sebenarnya merasa sedikit bimbang. Aku mulai
menganggap kalau Ram adalah seseorang yang bersikap manis kepada saudaranya.
Meskipun dia akan jauh dari Roswaal, dia terlihat tidak terlalu menghkhawatirkannya.

―Entah bagaimana, kau terlihat bahagia.‖

―Bahagia.. Ya mungkin benar. Dia selalu berusaha yang terbaik untuk memenuhi
permintaan orang lain yang diberikan kepadanya, aku hanya bahagia dia punya sesuatu
yang dia inginkan untuk dirinya sendiri.‖

Orang yang berpikir kalau sifat Rem sungguh sangat disayangkan bukan hanya Subaru
saja, saudara kembarnya yang selalu bersamanya sejak dilahirkan juga merasakan hal
yang sama. ‗Aku ingin melakukan sesuatu terhadap sifatnya itu‘ itu adalah sesuatu yang
Subaru pikirkan berkali-kali. Dengan begitu Ram dan Subaru mempunyai pemikiran yang
sama terhadap Rem.
Dengan pemikiran itu, Ram menatap Subaru dengan tatapan yang tajam.

―Dari semua orang mungkin hanya pria ini… yang menjadi satu-satunya hal yang
menggangguku.‖

―Aku lelah mendengarnya. Faktanya, aku, orang yang menggerakkan hati Rem tidak akan
menghilang!! Hahaha, sakit hati lah karena hal itu!‖

―fwwwra‖

―uwaou!?‖

Dengan sebuah mantra tiba-tiba sebuah hembusan yang kuat menghantamnya, karena
terdorong oleh angin itu, tubuh Subaru terbang menuju tempat tidur. Baju-baju yang telah
dirapikannya kini berantakan lagi, dengan diselimuti baju-baju putih, dia menikmati sensasi
lembut berada diatas kasur seolah-olah dia sedang melayang.

―Kau!! Sihir juga ada batasnya!! Kau kalah beragumen denganku, jadi kau membalasnya
dengan sihir, kepribadian mu benar-benar buruk.‖

―Itu bukanlah balas dendam. Aku hanya melepaskan emosi negatif yang terbentuk didalam
perutku kepada Barusu.‖

―Itu disebut balas dendam kepada seseorang! Sebuah semburan amarah.‖

Mengatakan hal itu kepada Ram yang menatap dengan licik, Subaru dengan cepat bangun
dari kasut dan mulai merapikan spreinya kembali.

Meskipun tubuhku belum kembali pada kondisinya semula, kecekatan jari-jariku tidaklah
berubah. Sprei putih yang rapi terlihat cukup indah untuk menarik hati orang-orang bahkan
diriku.

―Dengan kata lain, Rem benar-benar punya banyak bakat… Sebagai tambahan, dia juga
bisa menjadi kusir, mengurusi barang-barang, tugas menjaga, memandu……. Aku bahkan
tidak punya kata yang tepat untuk menggambarkannya.‖

―Kau melewatkan kata ‗Subaru-kun‘, Rem sendiri yang menamakannya baru-baru ini.‖

―Aku tidak mengakui yang satu itu.‖


Baiklah, aku sudah terlalu banyak dibantu, jadi aku tidak akan terlalu menyangkalnya.
Dengan kata lain, sekarang adalah waktu yang paling penting untuk keberangkatan empat
penghuni mansion Roswaal. Terdapat disana sang bintang utama Emilia dan pelindungnya
Roswaal. Ada Subaru mendapatkan tiketnya dengan cara marah-marah. Dan orang terakhir
yang bertugas untuk mengurusi mereka bertiga, Rem.

Dan lalu yang tetap tinggal di mansion, Ram dan Beatrice.

Kalau dipikir-pikir lagi… Mereka berdua adalah orang yang sangat sangat mengkhawatirkan
untuk ditinggalkan menjaga rumah. Apakah ini akan baik-baik saja?‖

―Tenanglah, klan iblis tidak akan mati meskipun tanpa makanan dan air selama 3 hari.‖

―Kau bahkan tidak berniat untuk memasak untuk dirimu sendiri?‖

Subaru serasa dijatuhkan oleh pernyataan tak tau malu yang mengabaikan seluruh
pekerjaan memasak.

Baiklah, disamping dirimu, apa yang akan kau lakukan terhadap Bea-ko? Aku sudah bisa
membayangkan dia keluar dari ruangannya dan menggerutu ‗apa maksudnya ini?‘ Ketika
dia melihat makan malam belum disiapkan.‖

―Aku juga sudah bisa membayangkan bagaimana reaksinya, tanpa ragu dia akan
menerbangkanku. Dan kemudian Beatrice-sama akan ikut dengan kalian….‖

―Kau adalah pelayan, jangan tiba-tiba mengatakan kalau melakukan pekerjaanmu itu
menyusahkan. Paling tidak buatkan dia kentang rebus atau semacamnya! Jika kau
mencampurnya dengan garam dan mayonais kau bisa membuatnya awet selama 3 hari
paling tidak, mungkin. Kemungkinan terburuknya, kau mungkin hanya akan makan
mayonais saja.

Melihatnya seolah-olah Subaru sudah benar-benar menganggap ini adalah rencana yang
bagus, kecintaan Subaru yang aneh terhadap mayonais dapat dengan jelas terasa. Ram
sama sekali menunjukan rasa keberatan, dan membuat wajah seolah dia akan benar-benar
melakukan ide ini.

Tanpa diketahui Beatrice, rencana makan yang tragis telah ditetapkan untuknya.

Subaru melambaikan tangannya, ‗nonono‘


―Jika kau sudah punya banyak masalah hanya dengan makanan, apa yang akan kau
lakukan dengan pekerjaan lainnya? Apa kau benar-benar bisa membersihkan mansion ini
dengan baik?‖

―Pertanyaan yang sangat bodoh Barusu. Daripada memasak, bersih-bersih adalah


keahlianku.‖

―Bahkan dalam keahlianmu, kau masih lebih buruk daripada Rem! Kau benar-benar hanya
sesosok kakak.‖

―Oh, ya begitulah.‖

Meskipun tidak ada apapun yang telah diputuskan, Ram melihat kearah Subaru dengan
wajah puas. Melihat sikap aneh ini, Subaru menggaruk wajahnya.

―Jadi, akhirnya apa yang akan kau lakukan terhadap pekerjaanmu?‖

―Sebagai ganti keinginan manja Rem untuk pergi ke ibukota, Aku akan menyesuaikan
beberapa kondisi.‖

―Baiklah, aku mau dengar.‖

―Ini sangat sederhana. Ketika dia kembali, aku akan mengerjakan pekerjaannya selama
sehari sebanyak waktu yang bisa dia luangkan.‖

Mendengar kata-kata Ram, Subaru benar-benar merasa tak berdaya. Dia melihat Ram
dengan curiga sementara Ram menanggapinya dengan ekspresi tidak tau malu.

―Dan mereka akan belajar, inilah yang mereka dapatkan jika menyerahkan tugas mengurusi
mansion kepadaku.‖

Jauh melebihi ekspetasinya, itu benar-benar pengabaian tugas yang sangat parah, bahkan
bagi Subaru.

Pernyataan tak berguna ini telah memaksa si Hikikomori Subaru harus memutuskan untuk
membantu Rem dengan yang satu ini.
Chapter 4 : Keberangkatan, Banyak Rintangan Membentang Didepan.
Pagi harinya setelah Subaru curhat dengan Ram, semua penghuni mansion berkumpul di
depan gerbang, diantara mereka Subaru berteriak keras tanpa melihat suasananya.

―Hwaaa, ini dia!!‖

Subaru berteriak dengan gembira. Tepat didepan mata Subaru yang penuh semangat,
berdiri seekor ‗kuda‘ yang membawa atmosfer ketenangan. Kulit keras berwarna hijau,
tubuh yang cukup besar untuk membawa orang dilehernya, sepasang mata yang tajam. Dia
melihat mereka berkali-kali tapi tidak mempunyai banyak kesempatan untuk melihat mereka
sedekat ini. Seekor kadal raksasa.

Kemegahan yang terpampang di depan gerbang mansion Roswaal ini adalah pemandu
mereka yang diundang Subaru dan yang lainnya untuk mengarungi jalanan ibukota.
Sebuah kereta naga yang ditarik oleh naga tanah.

―Tubuh yang besar! Kulit yang keras! Wajah yang menyeramkan!‖

Makhluk yang besar, atau bisakah disebut makhluk langka? Di depan raksasa ini dia dapat
merasakan semangatnya yang mulai berkobar, perasaan yang bisa dipahami oleh setiap
pria. Dan begitulah Subaru, hanya karena ukuran besarnya, sudah bisa membuat dia
tergila-gila dan semangatnya sudah berada dipuncak meskipun dia harus bangun pagi-pagi
sekali. Melompat-lompat di sekitar naga tersebut, kegembiraannya bisa dengan jelas
terlihat.

―Dia benar-benar seperti anak kecil, bermain-main seperti itu.‘

Melihat adegan yang membingungkan ini, Emilia menghela napas panjang. Dia
mengangkat bahu seolah olah dia sedang mencari persetujuan dari Rem.

―Subaru-kun…. Manisnya. Tidakkah kamu berpikir demikian Emilia-sama?‖ Kata Rem,


mencoba untuk menahan dirinya.

―Itu manis, itu memang manis, aku juga berfikir begitu.. Sepertinya Subaru membawa
pengaruh buruk padamu Rem.‖

Melihat subaru berlarian dengan penuh semangat, Emilia dan Rem hanya bisa menghela
nafas panjang.
Mengabaikan kesan yang didapatnya, Subaru meraih dan menepuk-nepuk naga itu, dan
mengeluarkan suara yang aneh.
―Ya Tuhan, aku begitu terharu! Super fantasi! Jika aku punya kamera digital, aku pasti akan
memfotonya. Bagaimana kalau judulnya ―naga yang merangkak tanah, dan aku….‖

Mulai kehilangan kendali dirinya karena semangat yang tinggi, caranya menepuk kadal itu,
dengan cepat berubah dari menyentuh menjadi seperti menyerang, Kadal itu pun mulai
kehilangan kesabarannya.

Dan secara tiba-tiba….

―Dostoyevsky!?‖

――Aaaaaaaa‖‖

Kadal itu berbalik, mengaum, menggulung ekornya seperti cambuk dan memukulkannya
dengan kekuatan penuh pada pundak Subaru. Badannya terpental, Subaru terbang cukup
cepat seolah-olah itu seperti gambar editan. Seperti boneka ragdoll Subaru melayang
sampai pada di sisi gerbang, kepalanya mendarat terlebih dahulu diatas ranting semak
semak yang lembut. Setelah hening sesaat, entah bagaimana Subaru bisa keluar dari
semak-semak itu.

―Ap Apa maksudnya ini?‖

―Subaru-kun. Naga tanah adalah makhluk yang sangat pandai, meskipun mereka tidak
bisa memahami kata-kata mereka bisa memahami maksudmu. Itulah kenapa kau harus
memperlakukan mereka dengan baik.‖

―Bilang dari awal! Aku melihat apa yang ada disisi lain sana dan ada mandi mayonaise
yang menungguku.‖

Setelah datang di dunia baru ini, berkali kali aku berada di ambang kematian yang seolah-
olah tidak pernah berakhir. Ketika aku berfikir aku bisa melewati hari ini dengan tenang, hal
ini malah terjadi.

Sementara memutar-mutar bahunya yang kena pukul tadi, Subaru berjuang menarik kaki
yang satunya dari semak dan kembali ke gerbang. Melirik kadal dengan gugup, mata
kuningnya menyipit seolah-olah berkata ―itu apa yang kau dapat dari menyentuhku dengan
ceroboh‖ sambil menghembuskan napas yang kuat lewat hidung.

Meskipun jika dia sudah terbiasa dengan manusia disini yang memperlakukannya seperti
itu, melihat binatang di daerah ini menunjukan sikap seperti itu adalah sesuatu yang wah.
―Mulai sekarang aku akan sedikit menjaga ucapanku, dan sikapku, dan tindakan ku, dan
kebiasaan ku….‖

―Banyak hal yang harus direnungkan, kan? Tapi aku rasa itu adalah sesuatu yang sangat
mencerminkan dirimu.‖

―Apakah sesuatu ini, Sesuatu seperti hal yang kau sukai, Emilia-tan? ‖

―Aku berfikir kau harus belajar untuk memilih orang, tempat dan waktu yang tepat.‖

―Aku akan mengingatnya‖ mengangkat tangannya dan mematuhinya.

―Bagus‖ Emilia meletakkan tangannya di pinggulnya dan tertawa. Disaat seperti itu, pintu
mansion tiba-tiba terbuka. Orang yang muncul adalah Roswaal dan Ram, mereka berdua
datang sedikit terlambat dari waktu pertemuan yang direncanakan. Subaru mengetuk-
ngetuk jarinya ringan di atas pergelangan tangannya seolah-olah ada sebuah arloji disana.

―Oi oi oi, apa yang kalian lakukan sampai terlambat? Roswaal, bukankah kau orang yang
menentukan waktu pertemuan ini? Seseorang yang mengulur-ngulur waktu maka dia akan
mengulur-ngulur hal-hal lainnya, bukankah begitu Rem? ‖

―Ya itu benar! Meskipun Subaru-kun juga kesiangan dan tidak bisa datang tepat waktu, itu
tidak berlaku bagi Rem. Tapi aku tidak keberatan jika kau memuji Rem.‖

―Tentu tentu tentu, tenanglah sedikit Rem.‖

Subaru menggosok-gosok rambut Rem agar Rem tidak mengatakan sesuatu yang tidak
diinginkannya. Mata putih Emilia menatapnya tajam, Subaru berusaha untuk
menjelaskannya dengan panik.

―Ini bukan seperti itu! Aku punya alasan! Alasan yang lebih biru dari lautan, dan lebih hijau
dari pegunungan!‖

―Aku harap kau juga punya alasan yang sangat hijau juga.. Ayo kita dengarkan!!‖

―Aku sangat senang, jadi aku tidak bisa tidur!!‖

―Kau seperti anak kecil.‖


Terlihat seperti dia sudah menyerah, Emilia pun menurunkan bahunya. Dia mengalah saat
ini, Subaru berhasil melarikan diri dengan selamat. Berharap agar bisa menghindari
pertanyaan lebih lanjut lagi, Subaru kembali mengarahkan percakapan kepada Roswaal
layaknya sebuah tombak.

―Jadi apa yang ingin kalian katakan? Kenapa kalian berdua terlambat? Bukankah kita
semua berkumpul saat sarapan seperti biasanya? Dan Rem masih harus berurusan
dengan barang bawaannya.‖

―Maaf, maaf, bukankah tidak apa-apa? Lagipula, Ram akan tinggal dan menjaga mansion,
jadi kita tidak akan melihatnya cukup lama bukan? Ituuulah kenapa kami menghabiskan
waktu lebih banyak untuk mengucapkan kata perpisahan.‖

Melambaikan jarinya, Roswaal merapikan kerah bajunya ketika mencoba memberi


penjelasan. Disampingnya, Ram buru-buru mencoba menata rambutnya. Hanya dengan
melihat adegan ini, sebuah maksud tertentu dari kata-kata itu bisa dipahami.

―Ok, aku mengerti! Ayo kita berpura-berpura kalau aku tidak bertanya, dan kita lupakan
masalah ini. Pertama, aku. Kedua, Emilia-tan, Ketiga, Rem…… Dan juga Ros-chi.‖

―Kenapa kau menyisipkan kata ―juga‖ ketika menyebutku? Kereta naga ini adalah barang
pribadii milikku tahu.‖

Tertawa perlahan, Roswaal mengulurkan tangannya dan menyentuh dagu kadal tersebut.
Subaru mengangkat bahunya tanpa sadar, membayangkan Roswaal diterbangkan, pasti
akan terlihat sangat lucu, tapi angannya itu segera lenyap. Jauh dari menerbangkan
Roswaal, kadal itu meringkuk disampingnya. Hampir seperti kuda dan pemiliknya, itu
menunjukkan ekspresi kasih sayang yang mendalam.

―Entah bagaumana, aku tidak bisa menerima hal ini.‖

―Itu karena naga itu dibesarkan oleh Roswaal-sama, dipegang oleh Roswaal-sama seperti
itu sangatlah alami kan? Kau salah jika tidak berfikir panjang dan memprovokasinya
dengan sembrono.‖

―Merawat naga, itu benar-benar luar biasa… Tunggu, sejak kapan kau bisa melihat sisi
memalukanku?‖

―Ara, bukankah itu yang biasanya terjadi?‖

Ram mengaku kalau dia hanya berbicara ngawur, Subaru merasa malu. Menunjuk jari pada
wajahnya, Ram mendengus dari hidungnya tanda ketidaksetujuannya.
―Banyak dedaunan menyangkut di seluruh kepala dan tubuhmu. Yang lebih buruk, kau
memiliki bekas kotoran pula… Aku tidak ingin kau masuk kedalam kereta dan membuatnya
kotor.‖

―Meskipun kau bukanlah orang yang membersihkannya.‖

―Kau akan menaikinya bersama Roswaal-sama. Mencegah gangguan adalah pekerjaan


pelayan bukan? Berbicara gangguan, itu adalah hal yang sangat alami bagi Barusu… Yah
begitulah Barusu.‖

―Jangan menggunakan namaku seolah aku adalah sebuah kata kotor, aku benar-benar
akan menangis ini.‖

Dengan keadaan yang begitu memalukan, Subaru memukul lengan dan kakinya, berguling
tanah seperti bocah manja. Tentu saja, ini membuat Ram mempunyai lebih banyak
kesempatan untuk mencemooh dan mengejeknya.

Saat mereka berbicara, Rem dengan cepat menumpuk barang-barang kedalam kereta
naga. Mencapai akhir dari percakapan ramah mereka, suasana pun berganti dengan
perencanaan keberangkatan mereka. Diantara suara-suara yang terdengar di belakang
Ram, sebuah pemikiran terlintas di kepala Subaru.

―Ngomong-ngomong, aku rasa Bea-ko tidak akan datang untuk melihat kita berangkat.‖

―karakter loli yang tidak punya perasaan‖ begitulah apa yang dipikirkan Subaru mengenai
gadis berambut krem itu. Tentu saja dia sudah menyangka hal ini akan terjadi, mereka
sudah keterlaluan menggodanya kemarin. Rasanya sedikit sepi kalau dia tidak berada
disana untuk melihat keberangkatan mereka. Sekarang mungkin adalah waktu yang tepat
untuk dia memperlihatkan batang hidungnya, Ekspresi Subaru menjadi masam ketika dia
menatap kearah mansion.

―Oooooooo‖

Pintu terbuka sedikit, hanya sedikit sekali, sebuah bayangan sesosok orang yang memakai
gaun mencuri pandang kearah Subaru dan yang lainnya, tatapan mereka bertemu sejenak.

Menyadari kalau keberadaannya sudah diketahui, dia merasa bimbang untuk sesaat
sebelum memantapkan hatinya kembali. Namun demikian, masih bersembunyi dalam
bayangan pintu, dia melanjutkan misi mengintipnya. Melihat gadis keras kepala ini Subaru
tersenyum pahit, dan mengangkat tangannya ke udara,

―Jika aku kembali dengan selamat, ada sesuatu yang ingin ku ceritakan padamu.‖
Atau begitulah, itu adalah sebuah pemikiran yang dia tunjukan lewat gerakan tubuhnya.
Menanggapi hal ini, gadis tersebut menunjukkan ekspresi tidak peduli, perlahan dia
melambaikan tangannya dalam sebuah gerakan yang seolah-olah untuk mengusir Subaru.
Dan dengan itu, ia menutup pintu seolah-olah dia telah menyelesaikan tugasnya untuk
melihat mereka.

―Subaru? Ada apa? ‖

Menoleh, Emilia memperlihatkan kepalanya dari dalam kereta naga. Tanpa dia sadari
tampaknya mereka semua sudah mulai naik, Subaru adalah satu-satunya orang yang
masih berada di luar. Dengan panik, ia meraih pintu kereta tersebut.

―Sini!!‖

Sebelum dia menyentuh gagang pintunya, sesosok jari-jari putih terulur dari dalam kereta
untuk membantunya. Dia ragu-ragu untuk sesaat, dan kemudian menerima uluran tangan
itu. Dengan kekuatan yang tidak sesuai dengan kecilnya pergelangan tangan tersebut,
Subaru ditarik masuk ke dalam kereta.

Memastikan bahwa Subaru telah naik, Rem mengangguk ke arah Ram yang berada
dibelakang mereka. Kata-kata tidak diperlukan untuk saudara kembar ini, hanya dengan
sebuah gerakan itu, apa yang mereka pikirkan telah tersampaikan. Rem menarik tali
kekangnya dan si naga pun mulai berjalan.

Kereta berderit dan Subaru bisa merasakan kalau keretanya mulai bergerak, ia berpaling ke
arah jendela. Hanya mengeluarkan kepalanya, dia menoleh kearah Ram yang melihat
keberangkatan mereka.

―Well, sampai jumpa lagi! Jaga diri kalian!‖

―Barusu juga, jika sesuatu terjadi setidaknya cobalah untuk menjadi perisai daging. Kau
memiliki bakat sebagai umpan, ehe, itu satu-satunya penghargaan yang kuberikan
padamu.‖

―Tentunya, aku juga punya beberapa yang lebih bagus.‖

Sebelum dia benar-benar menghilang di kejauhan Ram menarik ujung roknya, memberikan
hormat kecil. Diam sepenuhnya, dia menundukkan kepalanya. Seperti pelayan teladan dia
mengantar kepergian Subaru dan yang lainnya.

―Jika dia ahli melakukan tugasnya, dia pasti akan jadi pelayan yang sempurna.‖
Ketika mereka sampai dijalanan utama, sosok Ram benar-benar menghilang dikejauhan.
Setelah memastikan ini, Subaru menjatuhkan dirinya ke salah satu kursi kereta sambil
mengehela nafas panjang. Dan, entah bagaimana, kesan naik keretanya yang pertama
benar-benar bercampur aduk dalam dirinya. Perasaan ketika duduk di kursi kereta memiliki
beberapa bagian yang baik dan buruk, tetapi untuk keseluruhan perjalanan di kereta itu
agak menyenangkan.

Sesuai pemikirannya, jalanan utama disini tidaklah dipelihara dengan baik. Dunianya yang
dulu tidak mengembangkan jenis roda yang digunakan pada kereta naga didunia ini,
getaran yang dia kira akan terasa saat ini jauh lebih lemah dari yang dia duga. Sejujurnya,
perasaan ketika naik kendaraan dari dunianya yang dulu tidaklah lebih baik.

―Kau terlihat sangat ingin tahu tentang kereta naga?‖

―Haruskah aku menyebutnya tidak wajar, atau haruskah aku mengatakan keheranan,
segala sesuatu yang dilakukan untuk pertama kalinya, pasti juga akan seperti ini. Aku
memang akan menjadi sedikit berisik, tapi biarkan aku bebas.‖

Dia menjawab pertanyaan Roswaal ketika kursinya tersentak, ia bisa merasakan getaran
dari bawah kereta sanggup mengangkat kakinya. Dia tidak bisa mengatakan apakah
keretanya berjalan dengan kecepatan santai atau tidak, tapi melihat keluar melalui jendela,
kecepatan pemandangannya berlalu dengan sangat cepat. Mengukurnya hanya dengan
mata, kereta itu mungkin bergerak hampir mencapai 100 km / jam, itu bisa setara dengan
mobil. Ini benar-benar mengejutkan.

Jika seperti ini… Rem yang sendirian berada di luar tepatnya di tempat duduk kusir,
membuat Subaru khawatir.

―Hei, kita melaju cukup cepat dan tempat duduk kusir benar-benar sepenuhnya terkena
angin, apakah itu tidak apa-apa? Kalau terlempar atau sejenisnya, well, dia itu Rem, jadi
kupikir kita perlu khawatir mengenai hal itu… tapi tidakkah nanti rambut dan pakaiannya
akan menjadi berantakan pada saat kita sampai ke ibukota?‖

―Kau tidak perlu khawatir, kereta naga ini dilindungi oleh semacam ‗Berkah Tuhan‘.‖

Merespon pertanyaan Subaru, Emilia menjawabnya dengan wajah yang penasaran juga.

―Berkah Tuhan?‖ Subaru memiringkan kepalanya mendengar jawaban Emilia.

―Entah bagaimana, kata itu kadang terdengar akhir akhir ini. Itu tidak terdengar sesering
‗mana‘ jadi aku tidak pernah punya kesempatan untuk menanyakannya. Jadi apa ‗Berkah
Tuhan‘ itu?‖
―Berkah Tuhan ya berkah Tuhan. Itu adalah sesuatu yang kau dapatkan semenjak lahir,
apa kau sungguh tidak tau itu?‖

Menunjuk kedua tangan ke arah Emilia, Subaru menggoyangkan tubuhnya kebelakang.


―Tidak‖, Subaru menyatakan ketidaktahuannya dengan senyum cerah.
Emilia memijat keningnya dengan jarinya seolah-olah baru saja terserang sakit kepala.

―Berkah Tuhan seperti yang kubilang, adalah berkah yang dibawa sejak lahir ke dunia ini.
Ada banyak macam Berkah Tuhan, jadi aku tidak bisa mengatakannya dengan pasti, tapi
ada spesies yang mempunyai perlindungan suci khusus yang diberikan pada mereka.
‗Perlindungan terhadap angin‘ milik naga tanah adalah salah satunya.‖

―Ketika kau mengatakan perlindungan terhadap angin…‖

―Ketika naga tanah sedang berlari, mereka tidak akan terpengaruh oleh angin. Selain itu,
efek itu juga berlaku pada kereta yang mereka bawa. Itulah mengapa kereta ini tidak
terpengaruh sama sekali oleh angin.‖

―Jadi ini berlaku juga untuk Rem diluar, huh‖

Subaru mengangguk setuju, mencerna informasi yang baru saja Emilia sampaikan. Melihat
Emilia yang tersenyum seolah-olah mengatakan, ‗bagus sekali!‘ Subaru mengedipkan mata
sebagai ucapan terima kasih. Memikirkan kembali semua yang baru saja dia pelajari
tentang perlindungan suci.

Felt entah bagaimana bisa bergerak sangat cepat diatas kakinya, jadi dia pasti diberkati
perlindungan suci terhadap angin. Dan Reinhard yang memamerkan kekuatan serangan
dan bertahannya di rumah jarahan pasti memiliki berkah ―perlindungan terhadap panah‖.
Aku tau, jadi ada banyak orang yang memilikinya.

Yang berarti…

―Bagaimana dengan ku? Bagaimana dengan ku? Heii, Emilia-tan. Apakah aku memiliki
sesuatu seperti Berkah Tuhan itu juga?‖

Perlindungan suci diberikan kepada mereka sejak lahir, dan begitulah, ini adalah saat-saat
yang Subaru tunggu semenjak ia dipanggil ke dunia ini. Ini bukanlah seperti berbuat curang
kan? Kondisi pengaktifan Berkah Tuhan Reinhard dan naga tanah ini sepertinya terbatas.
Jika demikian, ada kemungkinan bahwa kekuatannya mungkin perlu kondisi pengaktifannya
sendiri dan itu belum diaktifkan. Harapannya memuncak, sambil ia menatap Emilia dengan
mata begitu berharap.
―Sulit untuk dikatakan, beberapa orang yang lahir tanpa berkah Tuhan ini lebih tinggi
daripada mereka yang memilikinya. Dan untuk orang yang memilikinya, tidak masalah
siapa itu, mereka harus waspada jika mereka memiliki hal tersebut‖

Kata-katanya memudar… Emilia menatap Subaru dengan tatapan bersalah. Tanpa diduga,
Subaru mengerti apa maksudnya itu, tingginya harapan yang baru saja dibangun itu runtuh.
Itu adalah harapan semu, wajahnya ditekuk dengan penuh cemooh pada dirinya sendiri.

―Yaa, tidak apa. Itu adalah sesuatu yang terlalu mewah untuk aku minta. Lagipula, aku
mendapatkan sesuatu yang lebih berharga dari tempat ini. Keajaiban bertemu dengan
Emilia-tan, itu lebih dari hebat dari semacam perlindungan suci itu.‖

―Ya ya. Kita akan sampai di ibukota dalam 4 jam, jadi jangan banyak tingkah sampai nanti
kita sampai.‖

―Emilia-tan, cueknya! Tapi, aku merasa sedikit malu, bahkan dengan respon seperti itu saja
sudah membuatku bahagia!‖

Menghabiskan waktu dengan Emilia-tan seperti ini, Subaru sedang dalam proses
memperoleh beberapa preferensi yang cukup aneh. Duduk di sampingnya, Roswaal dan
Emilia sekarang mendiskusikan rencana mereka setelah mereka tiba di ibukota nanti.
Subaru duduk diam dan mengamati, berperilaku seadanya seperti yang telah diberitahukan
kepadanya.

Berbeda dengan penampilan mencoloknya, bagian dalam kereta itu cukup kecil. Rasanya
seperti yang kau lihat di film-film, sesuatu yang orang kaya naiki, ruangan nyaman yang
hanya bisa diduduki empat orang. Kursi yang terbuat dari bahan kelas tinggi yang
didapatkan dari tempat-tempat yang eksotis, sehingga pantat yang sakit karena terlalu lama
duduk bukanlah suatu kekhawatiran. Di sisi lain, dalamnya cukup sempit, ketenangan yang
baru saja didapatkan Subaru, mulai terasa tidak nyaman.

―Emilia-tan, Emilia-tan, bolehkah aku duduk didekat jendela?‖

―Ada yang salah? Ah, apa kau merasa tidak enak karena getarannya? Ini terjadi pada
banyak orang yang belum pernah naik kereta. Aku mengerti, aku akan meminjamkan Puck
padamu.‖

―Pikiran seperti itu membuatku bahagia, tapi ini sedikit berbeda. Dan tunggu sebentar,
bagaimana bisa meminjamkan Puck ada hubungannya dengan aku yang sedang sakit?
Apa aku harus menggunakannya sebagai kresek muntahan? ‖

―Jika kau melakukan itu padanya, Puck pasti akan marah!‖


Waktu sekarang ini masihlah terlalu pagi, membahas topik semacam ini sebelum roh kucing
itu terbangun, Subaru merasakan dingin di bagian bawah tulang belakangnya
membayangkan karakter santai seperti Puck marah.

Setelah itu Emilia menghela nafas, dan melihat Subaru lagi.

―Jika bukan seperti itu lalu bagaimana?‖

―Itu karena~, Emilia-tan dan Ros-chi sibuk berbincang satu satu sama lain. Aku kesepian
karena tidak diajak berbicara juga, dan kembali pergi tidur itu kedua kalinya itu
menjengkelkan, jadi aku ingin menghabiskan waktu dengan melihat pemandangan atau
sejenisnya.‖

―Aa, maaf. Aku tidak menyadarinya. Kemarilah kalau begitu.‖

Emilia mengabulkan permintaannya, di kereta kecil itu mereka berdua berganti tempat
duduk. Karena Emilia pada awalnya duduk di samping Subaru, ketika ia mulai berpindah
tempat duduk Subaru bisa merasakan sentuhan di seluruh tubuhnya, dengan wajah puas
dia menikmati keuntungan dari keadaan ini. Dengan ini mereka berhasil mengubah tempat
duduk mereka.

―Baiklah, sebaiknya jaga sikapmu kali ini. Mengerti?‖

―Mm. Aku akan menikmati kehangatan ini tepat dari mana kamu duduk tadi.‖

―Aku benar-benar tidak mengerti apa maksudmu, tapi itu terdengar sangaaat menjijikan,
jadi jangan sampai macam-macam.‖

Mengatakan hal tersebut, dia beberapa kali menatap Subaru dengan cemas ketika Subaru
menggeliatkan pantatnya di kursi, dan akhirnya Emilia pun melanjutkan diskusi nya dengan
Roswaal. Melihat senyum dan gerakannya, Subaru mengalihkan pandangannya ke luar
jendela yang sudah dia amankan untuk dirinya sendiri.

Dari jendela kecil yang berada di atas pintu keluar / masuk ia bisa melihat mereka masih
melaju dengan sangat cepat, pemandangannya pun dengan cepat berlalu. Dari sudut saat
ia melihat keluar sebagian besar pemandangan yang terlihat adalah langit biru, dia tidak
bisa melihat pohon-pohon tinggi lagi, jadi sepertinya mereka sudah meninggalkan hutan di
sekitar mansion Roswaal, pikirnya.

―Aku baru menyadarinya, aku tidak tau betapa jauhnya antara mansion dan ibukota itu…‖
Emilia mengatakan kalau itu butuh waktu sekitar empat jam, kalau dipikir-pikir, tanpa tahu
persis seberapa cepat kereta naga melaju, ada banyak hal juga yang tidak diketahui, ia
hanya bisa membuat tebakan. Mengangkat pinggangnya dari kursi, ia menekan wajahnya
ke jendela, melihat pemandangan yang mereka lewati ketika mereka melaju lebih cepat dari
yang dia kira.

Terlepas dari mereka yang berjalan diatas jalan raya kurang terpelihara, tidak ada getaran
yang terasa di dalam kereta, itu adalah teka-teki di antara teka-teki.

―Kalau melihat ini, ‗Berkah Tuhan sangatlah luar biasa‘ dia bisa menerima hal itu… Sebuah
kecepatan yang layak bagi seekor kadal. Berdasarkan perasaan ini, mungkin kecepatannya
sekitar 100km/jam?‖

Kecepatan ketika pemandangannya berlalu, tampaknya itu tidak kalah cepat dengan apa
yang ia ingat ketika melewatinya dari dalam mobil di jalanan yang sepi. Jika bisa terus
mempertahankan kecepatan ini, tidak diragukan lagi, kereta naga pastilah sangat luas
penggunannya. Setiap kadal mungkin sedikit berbeda berdasarkan cara perawatan dan
makanannya, mobil pada umumnya juga sama dalam hal itu. Yang mana itu tergantung
selera pribadi.

―Bagiku, aku bukanlah penggemar mesin, aku adalah lelaki menyedihkan yang menjadi
sangat bersemangat ketika melihat binatang besar.‖

Ia ingin menyatakan bahwa kereta naga adalah pemenangnya berdasarkan pada selera
pribadinya. Setelah menimbang manfaat kereta naga dan mobil, Subaru melihat kearah
sekitarnya, ―Baiklah. Bahkan jika aku tetap berada di sini kereta tidak lebih cepat lagi, jadi
ini buang-buang waktu saja.‖ Meletakkan tangannya di pintu, ia pun mengetuknya. Emilia
dan Roswaal menghentikan percakapan mereka dan melihat kearah Subaru.

―Aku ingin pergi ketempat dimana Rem berada, aku rasa tidak apa-apa untuk membuka
pintu ini?‖

―Kau mengatakan hal-hal yang sangat menarik, Subaru-kun. Berkat perlindungan suci ini,
segala sesuatu yang berhubungan dengan kereta tidak akan terpengaruh oleh angin. Itu
tidaklah sulit untuk memanjat keretanya agar bisa sampai ke tempat Rem berada, tetapi jika
kau jatuh, kau akan mati kau tahu?‖

―Oi, oi, Ros-chi jangan meremehkan keatletisanku. Jika kau mengumpulka semua anak
SMA dari klub ‗pulang kerumah‘ dan menguji mereka, aku yakin aku pasti berada di
peringkat atas. Yah apa saja selain lari jarak jauh.‖

―Setidaknya lakukan itu setelah kita memanggil Rem.‖


Giginya bersinar ketika Roswaal memberi Subaru acungan jempol. Sepertinya dia setuju
dengan ide itu, lalu ia mengetuk jendela yang terhubung dengan tempat duduk kusir. Itu
adalah jendela yang cukup besar yang bisa dilalui oleh beberapa barang. Dipisahkan oleh
jendela kecil itu, hanya suara Rem yang bisa terdengar.

―Ya, apa ada sesuatu yang terjadi?‖

―Aa, Subaru-kun bilang kalau dia bosan dan ingin berada didekat Rem. Betapa
menakjubkannya hal itu, kau pasti sangat dicintainya.‖

―Subaru-kun itu? Apa yang harus kita lakukan, apa anda ingin agar saya menghentikan
keretanya? Tapi jika kita menghentikannya, ini akan membutuhkan sedikit waktu agar naga
bumi bisa mulai berlari lagi‖

―Nn?‖ Subaru memiringkan kepalanya mendengat perkataan Rem, kemudian melihat


Roswaal yang sedang memegang dagunya.

―Sesuatu yang disebut Berkah Tuhan ini, tidaklah sekuat yang kau bayangkan. Dalam
kasus naga tanah, setelah mereka mengaktifkan perlindungan mereka terhadap angin
sekali, mereka membutuhkan sedikit waktu sebelum mereka dapat menggunakannya lagi.
Kita bisa makan siang lebih awal jika kau ingin?‖

Mendengar penjelasan nya Subaru mengangguk, tapi menggelengkan kepalanya untuk


menunjukan ketidaksetujuannya dengan rencana tersebut.

―Nah, baiklah. Aku akan berada di sana dalam sekejap, jadilah anak yang baik dan
tunggulah aku Rem. Aa, berhati-hatilah agar tidak menyebabkan kadalnya berbelok atau
sejenisnya, atau bisa-bisa aku terlempar tak berdaya.‖

Aku harap dia menahan diri dari pergerakan apapun seperti berbelok ataupun
mempercepat lajunya. Karena Subaru tidak tahu sampai sejauh mana perlindungan suci
dari angin akan berlaku, berharap bisa menghindari setiap pergerakan yang berbahaya
adalah pemikiran penuh harapnya.

―Aku mengerti, aku akan menunggu. Tempat disebelahku saat ini sedang kosong.
Cepatlah, cepat!!‖

Dari sudut lain jendela, Rem memanggil Subaru dengan tidak sabar, mencoba untuk
berpura-pura tidak peduli… Tersenyum pahit, Subaru memberi isyarat dengan tangannya
pada Roswaal.

―Nn, well, aku akan pergi kalau begitu.‖


―Ya Tuhan, kau sepertinya terlihat yakin bisa memenangkan Rem. Kau pasti akan terbakar
kau tau,‖

―Ros-chi, terbakar karena dirimu adalah…. Tapi jika itu Emilia-tan, aku pasti akan
menyambutnya.‖

Memberikan Roswaal balasan setengah hati, Subaru berpaling kearah Emilia dengan
semangat. Tapi tampaknya Emilia tidak memperhatikan apa yang Subaru katakan,
bergumam pada dirinya sendiri di dekat interior dinding seolah-olah dia sedang mencari
sesuatu. Dan, ―di sini‖ kata Emilia, dia mengambil sesuatu dan meletaklan ke tangan
Subaru.

―Ini bukanlah sesuatu yang seberbahaya itu sehingga aku harus akan menghentikanmu,
tapi pastikan untuk terus memegang ini.‖

―Sebuah tali menjulur keluar dari dinding interior…. sesuatu seperti sabuk pengaman?‖

―Ada kalanya ketika kereta bisa saja terbalik, itulah mengapa mereka memiliki sabuk ini.
Aku akan memberimu yang paling panjang, jadi gunakan ini sebagai tali penyelamat.
Setelah kau sampai ke tempat kusir, kau bisa melepasnya dan itu akan kembali ke
asalnya.‖

Merasa senang dengan pertimbangan Emilia, Subaru mengambil sabuk yang diserahkan
padanya dan melilitkannya di pergelangan tangannya. Ketika selesai mempersiapkan tali
penyelamatnya, dia mulai menyadari bahwa dari awal seharusnya dia duduk saja di tempat
duduk kusir. Jika memang seperti itu, dia seharusnya tetap bertingkah seperti dirinya yang
biasa dan tetap duduk di kursinya, akan tetapi merasa tidak senang dengan pilihan ini, dia
memperlihatkan keegoisannya yang tinggi.

Dilihat oleh Emilia yang tatapannya terlihat begitu khawatir, Subaru membuka pintu kereta
dan memanjat keluar kereta. Kereta naga itu bergerak begitu cepat seperti biasanya.
Terkadang kecepatannya agak melambat, mungkin berkat tindakan Rem. Meskipun dia
memastikan dengan matanya sendiri bahwa mereka bergerak dengan kecepatan yang luar
biasa, anehnya dia tidak bisa merasakan hembusan angin sama sekali. Itu hampir seperti
beberapa ilusi di mana mereka berada di dalam sebuah kotak transparan ketika mereka
melakukan perjalanan yang panjang. Menelan ludahnya dan lalu memegang tali
penyelamatnya dengan erat, Subaru meletakkan tangannya di bagian luar kereta dan
dengan hati-hati bergerak menuju tempat duduk kusir.

Karena tidak ada sedikitpun angin yang berhembus, perjalanan singkatnya terlewati dengan
begitu mulus. Subaru merasa seperti sedang berjalan menyusuri jalanan dengan pijakan
yang buruk, ketidaknyamanannya hanya sampai di tingkat itu.
―Ini benar-benar terasa aneh. Dengan berkah suci ini ternyata hanya sesulit ini.‖

Mengalami fenomena aneh didunia ini dengan tubuhnya sendiri, pikir Subaru sambil melihat
pemandangan yang dilewatinya. ‘80 km / jam.‘ Ketika dia sendirian dalam perjalanannya,
sebuah pemikiran terlintas di otaknya. Di dunia nya yang dulu dia ingat pernah mendengar
suatu urban legend. Dan itu adalah,

―Ketika melawan aliran angin dengan kecepatan 80km/jam, itu rasanya persis seperti
menyentuh payudara..!‖
Itu adalah sesuatu yang disesalkannya, karena efek perlindungan suci ini dia tidak bisa
mengkonfirmasi hal itu. Jika mitos itu memang benar, dan ia berada di dunia tanpa
perlindungan suci ini, maka dia pasti bisa merasakan sensasi seluruh tubuhnya diselimuti
oleh payudara wanita.

―Ditambah lagi, jika aku melihat ke samping, ada Emilia-tan yang berada di dalam kereta.
Mungkinkah, melihat Emilia-tan sambil berfantasi tentang payudara-udara, adalah seperti
sebuah kemenangan didalam imajinasi!?‖

Dengan pemikiran aneh ini mulut Subaru tersenyum menyeringai atau lebih tepatnya
menjijikkan. Tidak menyerah pada penyesalan itu terlalu lama, dia mengangkat tangannya
ke langit, dan mencoba menggores langit biru dengan ujung jarinya.

―Ngomong ngomong, Subaru-kun. Aku lupa untuk memberitahu, jangan gerakakan


tubuhmu terlalu jauh dari kereta. Kau bisa berada diluar jangkauan dari perlindungan suci
ini.‖

Tepat saat Rem mengatakan hal itu.

―Tidak mungkin!‖

Segera setelah ujung jarinya menggapai udara kosong, jari-jarinya terkena hembusan angin
yang begitu kuat seolah-olah mencoba untuk menerbangkannya. Dengan kekuatan yang
jauh melebihi apa yang ia duga, pegangannya terhadap kereta itupun terlepas.

Kehilangan satu-satunya pegangannya, tubuh Subaru pun terbang secara horizontal,


terlempar kesamping kereta. ―Hal ini terjadi terlalu cepat‖ itulah apa yang ingin dia katakan
tapi ia tidak punya waktu untuk mengatakan hal tersebut.

Diselimuti oleh angin, dia tidak bisa mengatakan sejauh mana tubuhnya terlempar dalam
badai.
Abababababaaaa!?Ini buruk, benar benar buruk, mungkinkah ini…… Descartes!?‖

(*Descartes & Dostoyevsky adalah nama seorang tokoh terkenal, entah kenapa Subaru
mengatakannya secara acak ketika dia sedang terkejut.)

Seperti itulah, saat dia berpikir dia pasti akan menghantam tanah, dia merasakan sebuah
tarikan di tangan kanannya yang membawanya menuju kereta. Rasa sakit terasa ditangan
kanannya seolah-olah tangannya mau copot, dia melihat tali penyelamat yang Emilia
ikatkan padanya, sesuai dengan namanya, tali tersebut benar-benar menyelamatkannya.
Ketika cahaya yang kehidupannya mulai padam, tali itu seolah-olah melindunginya.

Akan tetapi, saat tangan kanannya terasa seperti menjerit, pergelangan tangannya ke atas
mulai berubah warna menjadi biru keunguan.

―Tarik! Bisakah kau bisa menarikku? Getarannya mulai terasa terlalu kuat untukku… Ga!
Lidahku.. Aku menggigit lidahku.‖

Pemikiran serakah Subaru telah menyebabkan bencana besar bagi dirinya sendiri.
Pergelangan tangan kanannya terlihat hampir mencapai batasnya, dia merasa seolah-olah
bagian dalam tubuhnya akan melompat keluar ketika suatu perasaan yang kelam mulai
memenuhi dadanya. Kemudian, ketika Subaru seperti akan menyerah, sebuah suara
memasuki gendang telinganya.

Mengangkat kepalanya. Tepat di depannya, Subaru melihat seekor ular berwarna perak
menggeliat. Ujung tubuh ular itu besar dan bulat, dengan banyak paku tumbuh dari
tubuhnya.

―Trauma ku kembali!!‖

Mengeluarkan suara yang melengking, ular itu menggeliat melilit dan menjerat tubuh
Subaru. Dia melepaskan pegangannya ketika ular itu melilitnya jauh lebih kuat dari yang dia
bayangkan, tapi dengan itu, ular tersebut seperti memegangnya dengan erat. Tubuhnya
melayang di udara ketika ditarik oleh ular itu, dia terbang melewati kereta dan terlepas dari
lilitan ular itu ketika berada diatas si kadal. Tubuhnya jatuh dari udara sekali lagi, dia sekilas
bisa melihat Rem ketika pandangannya seperti berputar-putar.

Menggenggam tali kekang itu seperti besi dengan satu tangan, Rem meminta yang lainnya
keluar dan menuju ketempat dimana jatuhnya Subaru untuk menolongnya.
Entah bagaimana hidupnya bisa terselamatkan, kemudian dia menegaskan

―Aku akan hidup dengan lebih patuh lagi mulai dari sekarang…‖

Dia telah menerima nasehat dari banyak orang, tapi ini adalah kali pertama dia benar-benar
memasukannya kedalam hati. Selangkah lagi sebelum dia bisa memastikan dimana dia
mendarat, dia ternyata sudah ‗kembali ke tidurnya‘.
Chapter 5 : Waktunya Untuk Menepati Janji

Jantung Subaru kini berdetak seperti tidak pernah berdetak sebelumnya.

Kecepatannya, rasa sakit yang disebabkannya, hanyalah sebuah ilusi. Suara detak
jantungnya menjadi lebih keras tanpa henti. Jika tidak mendengarkan dengan seksama,
yang terdengar hanyalah suara riuh keramaian, akan tetapi diantara suara riuh tersebut
sebuah suara terdengar, bergema dengan keras.

Dibawah lapisan udara terbuka, jalanan utama terlihat sedang sibuk-sibuknya. Gelombang
manusia berlalu-lalang dengan jumlah yang besar, tak kalah dengan saat terakhir kali dia
melihatnya. Bermacam-macam Ras saling berbaur, gaya rambutnya terlihat eksentrik, dan
penampilannya dipenuhi dengan warna yang cerah.

Didunia ku sebelumnya, aku terlihat seperti orang kebanyakan dan bisa berbaur dengan
keramaian, disini sepertinya rambut hitam sangatlah tidak biasa, melihat dikeramaian itu,
aku tidak bisa menemukan orang lain dengan rambut sepertiku. Warna rambut paling
umum sepertinya adalah pirang, dengan putih dan biru diposisi kedua, jumlah orang
dengan rambut berwarna hijau berada jauh dibawah, dan hanya ada satu atau dua orang
dengan warna pink. Seperti yang aku kira, diantara orang-orang ini, aku tidak bisa
menemukan satu orang pun dengan rambut perak yang begitu bersinar.

Dengan kata lain, di jalanan yang ramai ini, Subaru berdiri sendirian tanpa ada sekutu nya
sebagai pemilik rambut berwarna hitam. Pasangan yang biasa, yang satu dengan rambut
hitam dan yang lainnya dengan rambut berwarna perak. Selain itu, mereka berdua…

―Ja-jawab Emilia-tan.. Aku tau ada banyak alasan untuk ini, tapi bisakah kita berhenti
melakukan ini?‖

Subaru bertanya dengan gugup, keringat dingin mengucur dari dahinya, sementara orang
yang lainnya tersenyum sedang didalam mood yang bagus. Apa yang Subaru maksud,
adalah tangan mereka yang saling bergandengan ketika mereka sedang berjalan.

Pasangan tersebut berjalan melewati kerumunan orang dengan tangan bergandengan.


Ketika orang asing melihat mereka, mereka terlihat seperti pasangan yang mesra.
Normalnya hal ini adalah sesuatu yang Subaru harap-harapkan tapi,

―Tidak bisa!! Karena ini adalah Subaru, jika aku mengalihkan sedikit saja pandanganku,
kamu pasti akan pergi dan melakukan hal yang konyol lagi. Selama kita berada di ibukota,
aku tidak akan membiarkamu bertingkah sesukamu, paham?‖
―Aku minta maaf karena telah bersikap bodoh saat di kereta! Aku benar-benar
menyesalinya! Lebih keras daripada lautan, lebih dinamis daripada pegunungan!! Tapi tapi
tapi!! Jika kita terus begini, kekhawatiranku akan mencapai Mach 1.‖

Tidak ada sedikitpun rasa kepercayaan yang terlihat dimata Emilia ketika Subaru
mengayunkan tangan Emilia keatas dan kebawah sambil melakukan pembelaan. Karena
sekarang, mereka sedang bergandengan tangan, jantung Subaru seperti akan segera
meledak. Sendi-sendinya terasa sakit karena kegugupannya, dia pasrah tapi juga khawatir
karena telapak tangannya dipenuhi dengan keringat.

Setelah percobaan Subaru untuk keluar dari kereta ditengah perjalanannya, Subaru yang
pingsan, tersadar oleh sensasi lembut seperti berada dalam pangkuan seseorang.

Tepat diatasnya, pemilik dari pangkuan tersebut, yaitu Roswaal. Subaru merasa jijik ketika
sadar dari siapa dia menerima bentuk kasih sayang tersebut. Apa yang menangkap Subaru
ketika jatuh dari udara adalah Rem. (Itu sangat menakjubkan, dia bisa melakukannya ketika
berada ditengah-tengah perjalanan dengan kecepatan yang tinggi. Untuk gadis ini, Subaru
memberikan pujian untuknya secara diam-diam karena telah menyelamatkan hidupnya)
Setelah menangkap Subaru, orang yang merawatnya adalah Roswaal, karena pada waktu
itu mood Emilia sedang jelek. Ketika Subaru bangun, ―duduklah disebelah sana!‖ Emilia
memerintahkan dan memberikan omelan yang sangat sangat panjang.

Lagipula…

―Itu sudah 180° penuh setelah aku tak terhubung dengan perlindungan suci itu, dan dari
situ, aku sudah tidak terlindungi sama sekali dan itu sangat menyusahkan. Menghadapi
kecepatan dan getaran seperti itu selama satu setengah jam… akhirnya aku memuntahkan
semua isi perutku.‖

Sebagai hasil dari kunjungan tengah malamnya ke dapur di malam sebelumnya, apa yang
keluar hanyalah mayonaise. Dan setelah omelan Emilia memenuhi kepalanya sampai tidak
ada hal lain yang bisa masuk kedalamnya. Dari situ dia merasa kalau dia harus benar-
benar menjaga perilakunya. Subaru telah masuk dalam keadaan benar-benar pusing. Oleh
karena itu, tidak peduli apa yang kau tanyakan padanya, jawabannya akan selalu ―ya, aku
jatuh cinta‖, dan itu menyebabkan para teman seperjalanannya memutuskan untuk
membuat perubahan, yang akhirnya membawa Subaru pada keadaan sulit kali ini.

―Aku bisa terima kalau aku harus ditemani oleh penjaga karena aku telah banyak
mengacau.. Tapi setidaknya bisakah kita tidak bergandengan tangan seperti ini ?‖

―Hmph, jadi itu yang kau katakan? Meskipun ketika di desa kau berusaha mati-matian
dengan hal-hal mengenai ‗kencan‘ itu dan ingin aku untuk bergandengan tangan
denganmu.‖
Terhibur dengan Subaru yang memohon-mohon, Emilia terlihat seperti menikmati reaksi
Subaru ketika dia mengejeknya. Dihadapkan dengan kejadian beberapa hari yang lalu itu,
Subaru pun mengerang ‗Uguu‘

―Itu berbeda!! Saat itu seperti kekuatan ku sedang dalam puncaknya. Tapi sekarang
kekuatanku benar-benar habis, aku lemah, aku tak berguna.‖

Menutupi wajahnya dengan tangan satunya, Subaru menggertakkan giginya, mengutuk


dirinya sendiri atas ketidakmampuannya mengambil kesempatan langka didepan matanya
ini. Dan juga, fakta bahwa dia dipaksa untuk menyesali perbuatannya menjadi beban berat
dipikirannya. Sebagai hasil dari pikirannya yang bercampur aduk, gambaran menyedihkan
dari dirinya sangat sulit untuk dilihat.

―Well, selain itu…‖

Subaru dengan mudah mengabaikan pemikiran kacaunya ketika Emilia menatap pada
keramaian di depannya. Emilia menggunakan tangannya yang satunya untuk menarik
tudungnya lebih jauh agar bisa lebih menyembunyikan wajahnya, tidak lupa dia juga
menjaga jarak dari sekitarnya dan mencegah agar tidak dikenali siapapun.

Itu adalah sedikit tingkah gugupnya, tapi disana bukanlah sesuatu yang harus benar-benar
dia waspadai. Memang benar, dulu pernah ada sebuah kasus dimana lencananya telah
dicuri. Karena tempat kejadiannya sama, wajar baginya untuk untuk menjadi waspada dan
tidak boleh lengah.

―Subaru apa kau ingat dimana letak toko yang kau bicarakan itu?‖

―Yeah, entah bagaimana, karena kita sudah datang sejauh ini, kupikir kita harus segera
kesana, mungkin.‖

Mengalihkan perhatiannya dari tangannya yang saat ini sedang digandeng, dia mencoba
mengabaikan krisis yang terjadi terhadap tangannya yang berkeringat. Dia mengangguk
menanggapi kata-kata Emilia, menatap pada kerumunan orang itu dan mencoba
membangkitkan ingatannya lagi. Sejujurnya, hanya dari melewati pemandangan yang
familiar baginya, kurang lebih dia bisa mendapat gambaran, meskipun dia tidak bisa
mengatakannya dengan pasti. Meskipun begitu, ini sudah keempat kalinya dia melewati
jalan yang sama ini. Menarik tangan Emilia ketika mereka berjalan, keragu-raguannya
menghilang seiring mereka melewati jalanan, yang masing-masing memberikan perasaan
tidak asing.

Mengikuti ingatannya saat mereka sampai di dekat toko itu, ingatan Subaru yang samar-
samar pun menjadi lebih jelas. Pintu masuk toko itu terlihat sederhana, sudah termakan
oleh usia, dan tidak ada fitur istemewa yang bisa menarik mata orang-orang untuk
mengunjunginya. Bagaimanapun ada satu bagian yang mencolok dari semua itu, papan
nama yang di cat dengan warna mencolok, dan sepertinya telah dibuat ulang dengan
lapisan cat yang baru.

Terakhir kali Subaru melihat papan nama itu, dia tidak bisa melihat tulisan apapun selain
coretan anak-anak, sekarang setelah dia mempelajari bagaimana membaca tulisan di dunia
ini, dia bisa mengatakan kalau ‗Kadomon‘ adalah kata yang tertulis diatasnya. Apakah itu
nama seseorang atau sesuatu? Subaru pun penasaran dengan nama toko itu. Dan
kemudian…

―Kita sudah sampai, aman dan tentram.‖

―Disini ?‖

―Yeah. Apa,bagiku ini lebih emosional dari yang kuduga oi.‖

Akhirnya bisa sampai ditoko itu setelah melewati berbagai rintangan, Subaru menganguk
dan menanggapi komentar singkat Emilia.

Melihat-lihat ke pintu masuknya, mereka berdua menyadari si penjaga toko sedang sibuk
bekerja di dalam. Menolehkan kepalanya, pria itu melihat kearah mereka. Melihat
wajahnya, Emilia menggenggam tangan Subaru sedikit lebih erat.

Subaru tersenyum masam melihat ekspresi Emilia yang sudah bisa ditebak itu. Memang,
penampilan orang ini memberikan sedikit kesan buruk. Dia menjadi minder seperti itu
adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari. Memang benar di bagian kiri wajah pria paruh
baya ini terdapat bekas luka panjang yang bahkan mencapai dagunya, dengan tubuh besar
dan berototnya sulit untuk membayangkan kalau dia tidak pernah terlibat dengan suatu
masalah yang perlu dipertanggungjawabkan.

―Maa, meskipun dia mencoba untuk terdengar kasar, dia sebenarnya adalah karakter
tsundere dengan bekas luka diwajahnya yang akan berakhir dengan menolong orang asing
tanpa dia sadari.‖

Setiap kali dia mati dan mengulang lagi, empat kali lebih tepatnya, wajah orang ini selalu
menyapanya ketika dia kembali. Meskipun orang ini kadang memperlakukannya dengan
dingin, Subaru tau berdasarkan pengalamannya sendiri, selain penampilannya, orang ini
adalah orang baik-baik.

Kalau dikipir-pikir lagi, kau bisa mengatakan kalau orang ini adalah titik awal Subaru di
dunia ini. Memikirkan bagaimana orang ini secara teknik adalah orang pertama yang
ditemuinya setelah datang ke dunia ini, membuat hatinya dipenuhi dengan berbagai
perasaan.

―Selamat datang!‖

Menganggap pasangan ini sebagai pelanggan, penjaga toko itu menyapa dengan keras
dan menolehkan wajah jahatnya pada mereka dengan sebuah senyum. Mata mereka
bertemu. Tiba-tiba semua suara seperti menghilang dari dunia ini, dia bisa merasakan
waktu seperti berjalan lambat disekitarnya. Seolah dunia itu sendiri telah menghilang,
Subaru merasa terisolasi, seperti hanya dia dan penjaga toko itu yang masih tersisa di
dunia ini.

Kemudian,

―Apa kau mengingatku?‖

Sebuah pertanyaan meluncur dari bibir Subaru yang bergemetaran, dipenuhi dengan
kecemasan dan pengharapan.

Penjaga toko itu terkejut dengan kata-kata Subaru, matanya menyipit menatap Subaru,
seolah-olah sedang menggali ingatannya. Ditatap oleh pupil berwarna coklat gelap itu,
Subaru merasa seperti hampir tersedot kedalamnya ketika dia menunggu jawabannya
dengan diam. Dengan mengeratkan genggaman tangannya, perasaan Subaru
tersampaikan pada Emilia melalui tangannya. Menelan ludahnya, Emilia juga menunggu-
nunggu apa yang akan dilakukan kedua orang itu selanjutnya.

Perlahan membuka mulutnya, penjaga toko itu berkata..

―Tidak, aku tidak tau. Siapa kau?‖

Dengan begitu mudahnya, Subaru telah dibuang dan dilupakan begitu saja.

XxxxX
Salah satu alasan Emilia menemani Subaru ketika mereka berjalan-jalan di ibukota adalah
agar Subaru benar-benar menepati janji yang mereka buat. Mereka sebenarnya bisa
menghentikan Subaru ketika dia memaksa untuk ikut mereka, tapi menghadapi sikap
Subaru yang keras kepala ini adalah kesepakatan yang mereka buat.
Dengan serangkaian kejadian itu, Subaru akhirnya mendapatkan izin, dia cukup
bersemangat yang mungkin saja bisa membuat dia mulai terbang, tapi setelah terikat oleh
janji yang dia buat di kereta (mungkin juga ingatannya menjadi tidak jelas karena
muntahnya), kalau tindakan seenaknya sepenuhnya dilarang. Hal itu membuat dia
sengsara.

Sebagai hasilnya dia kini harus pergi bersama Emilia atau lebih tepatnya dibawa oleh
Emilia. Tersiksa karena stressnya, hatinya terasa seperti akan meledak karena malu. Inikah
apa yang disebut dengan ‗memenuhi janji‘.

Meskipun kecemasannya telah memuncak, menghadapi reuni yang tidak berjalan dengan
baik ini, Subaru menyilangkan tangannya dengan sombong.

―Aku datang kesini mencoba untuk menahan sisi berniagaku dan begini caramu
memperlakukanku? Aku dengan tegas meminta perlakuan yang lebih baik!‖

―Meskipun kau bilang begitu, Nii-chan.‖

Lelah menghadapi wajah Subaru yang dipenuhi dengan kejengkelan, penjaga toko itu
tersenyum pahit. Sambil melihat Subaru seperti seorang pengganggu,

―Dua minggu yang lalu, dan kita hanya berbicara sebentar katamu? Nah karena kau
mengatakan itu, aku ingat samar-samar sesuatu seperti itu…‖

Penjaga toko itu menutup matanya, menyentuh bekas lukanya sambil mencari-cari keping
ingatannya. Terlihat jelas dia sedang berusaha keras untuk mengingatnya, dari
kesungguhannya ini, kau bisa mengatakan kalau dia adalah orang baik, Subaru yang masih
dalam keadaan kaget tidak akan bisa menyadari kebaikannya ini. Melihat Subaru yang
masih berkutat dengan pemikirannya, Emilia memanggil penjaga toko itu dan mengatakan
―tolong jangan terlalu memaksakan diri‖

Melihat penjaga toko itu membuka matanya, Emilia membenarkan posisi nya, suaranya
terdengar pelan ketika dia menautkan kedua alisnya.

―Maaf, dia selalu mengatakan hal-hal yang tidak beralasan. Aku tidak menyangka kalau ini
hanyalah janji sepihak yang dia buat….‖

―Hey hey, Emilia-tan, itu jelas-jelas hanyalah alasan yang dia buat. Ini adalah janji yang
dibuat antara dua orang pria. Tidak peduli apapun keadannya, jika seorang pria tidak
melakukan apapun yang dia bisa untuk menepatinya, maka mereka bukanlah pria sejati…
Serius ini, ini adalah semangat pria dari Stalingrad.‖
Subaru terus memprotes penjaga toko itu tanpa henti. Melihat Subaru seperti itu Emilia
menatapnya tajam agar dia menutup mulutnya, dia mengerutkan bibirnya seperti saat dia
sedang marah.

―Subaru, berhenti mengharapkan hal-hal yang aneh. Kau sudah bertemu orang ini berapa
lama? Ini adalah ibukota, bukan sebuah toko desa di dekat mansion.‖

―Oi oi, jangan berlagak pak tua. Dengan wajah menakutkanmu itu, tidak mungkin bisnismu
akan sukses… ―Ouch ouch, maafkan aku!!‖

Akhirnya Emilia menghukumnya atas perkataan kasarnya itu. Setelah telinganya di jewer,
Subaru segera mengibarkan bendera putih, penjaga toko itu melihat Emilia takjub, dan
kemudian menghela nafas panjang.

―Nii-chan, melihat betapa kasarnya kau ini.. Ah aku ingat!!‖

Seolah penjaga toko itu telah mendapatkan sebuah kesimpulan, dia mengayun-ayunkannya
tangannya secara kasar, menunjuk mereka.

―Kau kan anak yang yang tidak punya uang itu. Kau pergi tanpa membeli apapun, dasar
anak tak tau terima kasih…‖

―Aku berjanji akan membeli appa kalau aku kesini lagi kan? Ya kan? Ya kan?‖

Subaru dengan bahagia melompat-lompat karena telah diingat oleh orang itu, mengambil
tangan Emilia yang menjewer telinga nya, dia memegang kedua tangan Emilia dan mulai
menari-nari. Emilia menjadi bingung karena langkah tidak biasa Subaru yang membuatnya
mendekat pada Subaru. Penjaga toko itu, menunjukan giginya dengan seringai lebar,
―benar, benar!!‖

―Aku mengerti, kau merasa seperti punya kewajiban, jadi kau datang kesini untuk membeli
sesuatu. Baiklah, aku dalam mood yang bagus hari ini jadi aku akan memberi penawaran
special. Bagaimana menurutmu dengan 1 appa untuk 2 tembaga, dan 20 appa untuk 38
tembaga?‖

―Aramaa, penawaran yang bagus! Itu berarti jika kami membeli 200 appa harganya jadi 380
tembaga kan? Ini benar-benar luar biasa Emilia-tan.‖

―Itu hanya berlaku jika kita membeli 200 appa… Dan jangan membuatku menari di depan
umum, ini memalukan.‖
Subaru melebih-lebihkan kemampuan berniaganya. Emilia melepaskan tangannya dari
Subaru dan menghentikan tariannya. Tapi segera setelahnya, setelah sejenak berpikir, dia
memegang tangan Subaru lagi. Benar-benar pribadi yang serius.

―Maa, kita lupakan saja hal itu, aku hanya akan membeli beberapa appa. Aku sudah
menanti-nantikannya… Well, aku juga sudah makan beberapa tadi.‖

Setiap kali dia kembali dari kematian, dia selalu berhadapan dengan appa itu dan juga
selalu makan satu buah setelah sarapan. Tidak mungkin untuk mengabaikannya.
Ngomong-ngomong, appa adalah apel, dia mencobanya sekali dan sama sekali tidak ada
perbedaan dengan apel di dunianya. Satu-satunya perbedaanya hanyalah perbedaan kecil
pada penamaannya.

Ketika Subaru membayangkan dunianya seperti itu, si penjaga toko itu membawakan satu
peti kayu yang berisi apel, dia mengeluarkan kantong untuk memberikan tanda kalau
semuanya sudah siap. Kesampingkan semua kesan itu, seorang penjual selalu mempunyai
pemikiran selama dia bisa menjual barang dagangannya, apapun tidak masalah.

―Jadi, kau akan beli berapa?‖

―Kami akan beli 10. Aku sudah menepati janji kita bahkan lebih dari yang seharusnya.‖

Tersenyum melihat kedermawanan Subaru, penjaga toko itu mulai memasukkan apel
merah itu kedalam kantong. Subaru berpikir kalau ini adalah waktu baginya juga untuk
mempersiapkan uangnya. Dengan sangat menyesal dia harus melepaskan tangan Emilia
(dia berubah menjadi sangat suka bergandengan tangan sekarang), menoleh pada Emilia,
dia menyadari kalau Emilia sedang mencari-cari sesuatu didalam tasnya.

―Apa kau mencoba mengeluarkan dompetmu, Emilia-tan?‖

Mengeluarkan tas kulit dari bajunya, Emilia memeriksa isi tasnya. Mendengar kata-lata
Subaru, dia memiringkan kepalanya dengan tampang kebingungan.

―Apa maksudmu… Jika aku tidak mengambil uang, bagaimana kita akan membayarnya?‖

―Bukan begitu, bukankah ini aneh kalau Emilia-tan yang membayar? Yang berbelanja itu
aku, jadi wajar bagiku kalau aku yang membayar.. Hey, wajah penuh luka, kenapa kau
menatapku seperti itu!‖

Ketika dia memaksa Emilia kalau dia yang akan membayarnya, karena beberapa alasan,
penjaga toko itu memicingkan matanya.
Mengabaikan tuduhan Subaru, penjaga toko itu menggelengkan kepalanya,

―Aku sangat yakin kalau aku bilang kau boleh datang kesini kalau sudah punya uang…
Membawa seorang gadis agar dia bisa membayar untukmu, aku tidak bisa menyetujuinya.‖

―Tidakkah kau lihat perselisihan kami tadi? Aku bilang aku yang akan membayar! Serius,
aku yang akan membayarnya!!‖

―Meskipun kau bilang begitu, aku tidak melihat kau mencoba mengeluarkan dompetmu. Aku
yakin kau adalah orang-orang seperti itu, yang berpura-pura seperti kau akan membayar
ketika didepan gadis agar bisa terlihat keren.‖

―Aku hanya lambat saja, apa-apaan dengan penjelasan yang tidak sopan itu? Aku tidak
sebegitu buruknya yang akan membiarkan diriku menjadi manja seperti itu.‖

Mengeluh terhadap anggapan penjaga toko itu, Subaru dengan cepat mengeluarkan
dompetnya. Dia benar-benar tidak bermaksud ingin dibayari kalau hanya untuk beberapa
hari, tapi ketika mereka masih mempersiapkan perjalanan ke ibukota, Roswaal memberinya
beberapa tambahan gaji sehingga dia punya uang lebih banyak. Itu adalah jumlah yang
lumayan besar, seperti yang duga dari seorang bangsawan. Subaru bergemetaran
mengetahui betapa tinggi gajinya.

Dan mungkin juga, gaji kali ini adalah bayaran untuk kontribusi Subaru dalam memecahkan
masalah binatang buas di hutan pada waktu itu, dia tidak menyangka Roswaal akan
melakukan hal seperti itu. Dunia ini tidak mempunyai sesuatu seperti bank, jadi dia tidak
tidak bisa memastikan berapa jumlahnya, tapi sebenarnya Subaru secara di-diam
menyisihkan sejumlah uang. Meskipun orang yang yang dibicarakan itu tidak tau mengenai
hal ini.

―Jika satu appa harganya dua keping tembaga… Bagaimana kalau 10 appa untuk 2 keping
perak?‖

―Oi oi, jangan bilang kau tidak tau nilai perbandingan pertukaran uang? Sekarang ini 1
keping perak setara dengan 9 keping tembaga.‖

―Kalau begitu.. Jadinya 2 keping perak ditambah 2 keping tembaga. Ini.‖

Koin-koin itu bergemerincing ketika dia mengeluarkan mereka dari dompet kulit dan
menyerahkannya pada si penjaga toko itu. Ketika penjaga toko itu menatapnya takjub,
Subaru memiringkan kepalanya kebingungan melihat tingkah si penjaga toko.

―Ada apa?‖
―Aku akan mengatakannya sendiri. Nii-chan, kau harusnya tidak percaya pada orang asing
sebegitu gampangnya. Perubahan nilai pertukaran uang tertera di gerbang masuk pasar,
tertulis di sebuah papan. Kau datang kesini tanpa membaca itu.. Kau akan jadi mangsa
bagi para penjual yang tidak jujur.‖

Penjaga toko itu memperingatkannya, daripada jujur itu lebih tepat kalau disebut khawatir.
Mendengar hal ini Subaru paham maksudnya dan menganggukan kepalanya, ‗ahh‘.

Memang benar, Subaru akan percaya pada orang itu seperti halnya saat ini, dan itu
memang terbayar. Didunianya yang sebelumnya, semuanya mempunyai harga yang pasti
sehingga kau akan punya kepercayaan diri dalam menjual ataupun membeli, sepertinya
itulah yang membuatnya terlalu percaya pada orang lain. Kalau ditoko-toko sekitar desa
orang-orangnya tidaklah selicik itu, jadi ide-ide seperti menipu tidak akan ada, tapi suka
atau tidak, beginilah ibukota. Kota terbesar diseluruh negeri. Tentu saja akan ada orang
yang punya niat jahat, tidak ada yang aneh mengenai hal itu.

―Man, kau benar-benar orang yang baik.‖

Saling tersenyum, Subaru menunjukkan rasa kagumnya pada karakter yang punya luka
diwajahnya ini.

Dia melambaikan tangannya dengan keras, ―Hentikan itu!!‖

―Ini bukanlah sesuatu yang kulakukan dengan sengaja. Ini hanya terjadi ketika ada
pelanggan yang datang kesini untuk menepati janjinya, ini akan membuat tidurku nyenyak,
jika aku tau kalau nereka tidak pingsan disuatu jurang yang entah ada dimana. Paham?‖

―Aku mengerti, kau adalah pria tsundere.‖

―Cepat ambil ini dan segera enyah dari sini! Terima kasih sudah membeli.‖

Pertama perkataan yang kasar, lalu yang kedua seperti memperlakukan pelanggan seperti
dewa. Melihat penjaga toko itu, Subaru tertawa dari dalam lubuk hatinya sambil mengambil
sekantong appa. Menunjukan jalan pada Emilia dengan menggandeng tangannya mereka
pergi meninggalkan toko itu. Kupikir jika kami tinggal sedikit lebih lama lagi, kami pasti akan
mengganggu bisnis orang ini.

―Terima kasih pak tua. Sampai jumpa lagi jika takdir mengizinkannya.‖

―Jika kau ingin membeli sesuatu lagi, kami akan menyambutmu kapan saja. Sampai
jumpa!‖
Dia melambaikan tangannya dengan malas pada kami, seolah-olah menyuruh kami untuk
pergi. Ketika kami semakin menjauh, keramaian mulai menghalangi pandangan kami
sampai sosok penjaga toko itu sepenuhnya menghilang.

Subaru memeriksa kantong itu lagi dan menoleh pada Emilia yang terus diam dari tadi.‖

―Arere, ada apa Emilia-tan?‖

―――――‖

―Apa kau benar-benar marah karena kau tidak bisa membayarnya? Kau tau,
membiarkanmu memperlakukanku seperti itu disana akan terlihat buruk. Aku akan menjadi
pria yang meminta-minta pada seorang wanita… Tunggu dulu. Bukankah akan lebih
menakjubkan jika kita berdua menghabiskan uang kita masing-masing dan membeli
hadiah?? Sialan! Aku seharusnya membiarkan Emilia-tan membeli appa itu sehingga aku
bisa membelikan sesuatu yang bagus untuknya.‖

Seperti sebuah bel, atau sebuket karangan bunga, atau… Satu-satunya hal yang ada
dikepalanya hanyalah hal-hal berlebihan yang biasanya muncul di game bishoujo. Ketika
Subaru membayangkan hal-hal itu, Emilia menggelengkan kepalanya menandakan tidak.

―Subaru, kau benar-benar cepat dalam berhitung.‖

―Eh?‖

―Ketika kau berbicara dengan orang berwajah menakut… Ah maaf. Ketika kau berbicara
pada pedagang itu mengenai uang, kau melakukan perhitungan dengan cepat. Aku juga
tau jawabannya, tapi itu masih lah sangat luar biasa.‖

―Jadi begitu pemikiranmu yang sebenarnya, aku bisa mengerti betapa kagumnya dirimu.
Hmm.. Jadi aku hebat dalam matematika ya?‖

Ini benar-benar melebihi ekspetasi Subaru. Subaru tidak pernah berpikir kalau dia sepintar
itu, tapi sepertinya bukan begitu. Ini adalah perbedaan antara pendidikan rata-rata disini
melawan pendidikan modern di Jepang. Dia telah mendengar sesuatu seperti ini didunianya
sebelumnya, kalau Jepang termasuk sangat bagus dalam hal matematika… Subaru
menerima hal itu dengan sebuah anggukan.

―Hehehe, hanya memikirkan tentang kepandaianku, hati Emilia-tan pasti akan meledak.
Kurasa memang benar kalau di setiap masa, seorang pria harus mempunyai nyali dan
kepandaian. Astaga, apakah kemampuanku akhirnya muncul juga?‖
Sekarang aku mengerti keadaanya, aku akan tetap terus menjadi keren dan tidak sombong.
Itulah aku, Natsuki Subaru.

Dia memikirkan penghargaannya itu dengan bangga, meskipun tidak semua penghargaan
itu karena usahanya sendiri. Gaya hidupnya yang sangat suka bersenang-senang didunia
ini baru saja dimulai.

―Aku akan bertarung dengan sebuah sempoa, dan mengangkat tirai petualangan
matematika di dunia fantasi ini. Mengetahui perubahan kecil dipasar aku akan… Ini sangat
sulit!! Semangatku patah.‖

Dia selesai dengan itu. Berakhir sudah. Dia tidak punya pengatahuan yang dibutuhkan
untuk membuat sesuatu seperti sempoa di dunia tanpa sempoa. Dan bahkan dia tidak
punya pengaruh untuk membuat hasil temuannya menjadi terkenal. Sejak awal, satu-
satunya keahlian Subaru hanyalah di bidang seni.

―Pendakianku ini bahkan belum dimulai.. Dipegunungan sempoa yang sangat sangat tinggi
ini.‖

―Subaru kau benar-benar… Aku tidak bisa bilang apakah ini menakjubkan atau tidak
menakjubkan.‖

Setelah mengangkat tirai petualangannya, tirai tersebut segera diturunkan kembali, melihat
Subaru seperti ini Emilia menghela nafas dengan lelah sambil meletakkan tangannya si
keningnya. Setelah jeda sesaat, dia menggelengkan kepalanya dan mengisi energi nya
kembali, ―baiklah‖ dia mulai berbicara.

―Janji yang harus kita penuhi, selanjutnya adalah…‖

―Aa, rumah jarahan kan?‖

Perkampungan kumuh. Mengingat insiden yang terjadi saat hari pertama dia dipanggil,
Subaru menggenggam tangan Emilia lebih erat, untuk merasakan kehangatan dari
tangannya.

―Kalau begitu, apa tidak apa-apa jika hanya aku yang menemanimu sampai disana? Jika
boleh jujur, aturan umum disana benar-benar sangat buruk dan ada penjahat disana sini, itu
sedikit mengkhawatirkan kalau seorang kandidat raja pergi sendirian…‖

―Meskipun jika kau bilang begitu, tidak peduli kemana aku pergi, itu tidak akan ada
bedanya.‖
Emilia mengerutkan dahinya melihat Subaru menanyakan hal itu ketika mereka sudah
sejauh ini, dengan jarinya dia perlahan memegang tudung yang menutupi rambut peraknya.

―Aku punya ini untuk mencegah orang-orang mengenaliku, banyak orang yang tidak bisa
mengenali identitasku. Ini bukanlah benda buatan penyihir kerajaan yang hanya digunakan
untuk pertunjukan tau. Benda ini benar-benar luar biasa.‖

―Buatan Ros-chi.. Entah bagaimana mendengar itu membuat nilainya sedikit berkurang di
dalam pikiranku.‖

―Hey, kau harusnya tidak mengatakan hal itu, itu adalah sesuatu yang ingin kukatakan.‖

Berusaha untuk menyembunyikan apa yang dia rasakan, Emilia menjulurkan lidahnya
dengan malu-malu. Mendapatkan dampak dari serangan manisnya yang mengejutkan itu,
Subaru memegangi dadanya seolah-olah jantungnya ingin meledak.

―E.M.F!‖

(Emilia-tan major fairy!)

―Ya ya, kau mengatakan sesuatu yang tidak ku mengerti lagi. Aku mulai berpikir daripada
aku, ada orang lain lagi yang lebih baik bersamamu.‖

Menganggap pujian Subaru sebagai sebuah lelucon, Emilia hanya bisa tertawa. Melihat dia
tertawa dengan lemah, Subaru menggelengkan kepalanya, ―Oi,oi‖

―Kau masih saja mengatakan hal itu? Aku sudah bilang berkali-kali kalau Emilia-tan lah
satu-satunya orang yang ingin ku kencani. Bagaimana caranya agar ini bisa tersampaikan
padamu?‖

―Aku berpikir seharusnya kau tidak mengatakan perasaanmu semudah itu. Dengan
pasangan yang tepat, dan dengan perilaku yang tepat, kau harus memilih kata-kata yang
tepat pula. Janji?‖

Menganggap kata-kata Subaru hanya sebagai hiasan dari sebuah jurang, Emilia menutup
topik pembicaraanya dengan cepat. Dengan dinding diantara mereka seperti ini, Subaru
pun tidak bisa melangkah lebih jauh lagi. Memang, satu-satunya cara yang bisa dia pikirkan
untuk lebih menunjukan rasa sayangnya lebih dari ini hanyalah dengan mengungkapkan isi
hatinya sepenuhnya.
―Menghadapi rintangan setinggi itu, rendahnya peluang sukses dan tanpa membuat
persiapan apapun, ini sepertinya bukanlah sesuatu yang bisa ku peroleh dengan nyali
saja.‖

Sejak awal, Motto Subaru adalah tidak bertarung dalam pertarungan yang tidak bisa dia
menangkan. Subaru membuat alasan seperti itu agar bisa melarikan diri dari menghadapi
Emilia disini. Ketika berhadapan dengan dinding ini, daripada memutarinya atau
menembusnya, lebih baik mundur!! Seperti itulah jarak diantara Subaru dan Emilia
terhalangi oleh sebuah dinding.

―Nn, kalau begitu, uhuk, bisakah kita segera pergi menuju rumah jarahan?‖

Terbatuk untuk membersihkan tenggorokannya, Subaru menarik dirinya bersamaan.


Setelah memutuskan untuk pergi ke tempat selanjutnya, bibir Subaru melengkung keatas.
Emilia bertanya-tanya melihat reaksinya ini.

―Bukan apa-apa kok, hanya saja saat aku memeriksa jumlah appanya lagi, ternyata ada 11
buah.‖

Bulat, besar, dan matang berwarna merah cerah. Jumlah total buah itu ada 11. Orang yang
memasukkan buah itu kedalam kantong adalah penjaga toko itu sendiri, Subaru tidak bisa
membayangkan kalau dia salah menghitung, yang mana itu berarti….

―Yah, orang tua itu memang orang yang sangat sangat baik.‖

Kata Subaru sambil menutup kantong itu lagi, dia tertawa ketika mengingat orang berwajah
menyeramkan itu lagi.

Perasaan samar-samar yang dirasakannya sebelumnya kini menjadi jelas.

Yep, menepati janji seperti ini adalah pilihan yang tepat.

-Chapter 05 End-

Anda mungkin juga menyukai