Anda di halaman 1dari 3

Gembong Produsen VCD/DVD Bajakan "Kerugian APPRI dan kerugian negara mencapai

Diciduk Rp 10 miliar. Dari pantauan kami, di


Probolinggo adalah yang tertinggi penjualan
M Rofiq - detikNews kaset VCD bajakan. Belakangan ini pembajakan
kaset semakin tumbuh, malah yang ini tumbuh
Senin, 18 Apr 2016 16:33 WIB
duplikator," kata Sandi kepada wartawan di
Polres Probolinggo, Senin (18/4/2016).

Sementara Kasat Reskrim Polrs Probolinggo,


AKP Mobri Cardo Panjaitan, terkait kasus yang
ditemukan ini kasus pertama kali di Jatim 2016.
"Ini merupakan duplikator, setelah pelaku
lainnya tertangkap beberapa tahun lalu. Kami
Probolinggo - Gembong pelaku peredaran lakukan penagkapan setelah mendapat laporan
VCD/DVD bajakan berjumlah dua orang di dan surat tugas dar APPRI," jelas kasat.
wilayah Kabupaten Probolinggo, diciduk.
Mereka satu-satunya pembuat VCD bajakan dan Keduanya dikenakan UU hak cipta No 28 tahun
pelaku pertama kali di Jawa Timur tahun 2016. 2014 pasal 113 ayat 4 dengan ancaman 10
tahun kurungan penjara.
Mereka ditangkap di rumahnya setelah polisi
mendapat surat tugas dari Asosiasi Penyalur
dan Pengusaha Rekaman Indonesia (APPRI).
Mereka yakni Anto Arifin asal Kecamatan
Tegalsiwalan dan Hosen Dawafi, asal Kecamatan
Paiton, Kabupaten Probolinggo.

Kedua pelaku melakukan penggandaan kaset


VCD tanpa hak dan memperjual belikan kaset
VCD/DVD bajakan.

Polisi berhasil mengamankan barang bukti


berupa 1 buah laptop, 1 buah scener, 1 buah CD
external, 1 buah printer, 1 buah set speaker,
750 keping VCD kosong, 65 keping VCD asli
dalam kemasan, 200 keping VCD dalam
kemasan, 25 lembar sampul bajakan, 1 bendel
plastik sampul VCD dan 1 bendel kertas CD
label.

Menurut Ketua umum APPRI Indonesia, Sandy,


dalam 1 album kaset VCD/DVD jika di perjual
belikan secara ilegal, kerugiannya mencapai
Rp200 juta, sedangkan barang bukti yang
diamankan dari tangan ke dua tersangka
ditemukan 50 album lagu yang diperjualbelikan.
Sama-sama "Ngeyel" Gelar Hajatan, Kepala Desa (Kades) Temuguruh Asmuni
Kades di Banyuwangi Didenda Rp menjalani sidang tindak pidana ringan, di PN
Banyuwangi pada Senin (26/07/2021).
48.000, Anggota DPRD Didenda Rp
500.000 Dalam sidang itu, ia dinyatakan bersalah karena
menggelar hajatan di tengah pemberlakukan
KOMPAS.com - Kepala Desa Temuguruh, PPKM Darurat. Asmuni didenda Rp 48.000 dan
Kabupaten Banyuwangi, Asmuni nekat menanggung biaya perkara Rp 2.000
menggelar resepsi pernikahan anaknya saat
PPKM Darurat berlangsung. Pada hari yang sama, Anggota DPRD
Banyuwangi Syamsul Arifin juga menjalani
Video tersebut viral sejak Sabtu (10/7/2021). Di sidang tindak pidana ringan (tipiring), di PN
rekaman video yang beredar, hajatan Banyuwangi.
diselenggarakan di balai desa.
Politisi dari Partai PPP ini divonis bersalah dan
Kapolresta Banyuwangi AKBP Nasrun Pasaribu dijatuhi hukuman denda Rp 500.000.
mengatakan acara tersebut sama sekali tak
meminta izin baik dari kepolisian hingga Satgas Ia menjalani sidang tipiring setelah menggelar
Kabupaten. hajatan anaknya saat masih penerapan PPKM
Level 4 di Banyuwangi.
“Jadi tidak ada ada sama sekali (izin) baik dari
kita, Satgas Kabupaten maupun dari Satgas Terkait denda yang berbeda, Wakil Ketua PN
Kecamatan,” kata Kapolresta Banyuwangi AKBP Banyuwangi Khamozaru Waruwu menjelaskan
Nasrun Pasaribu di Banyuwangi, Senin kemungkinan saat sidang kepala desa, hakim
(12/7/2021). merujuk pada Perda Provinsi Jatim No 1 tahun
2019 tentang penyelenggaraan ketenteraman,
Beberapa hari kemudian kembali viral video ketertiban umum, dan perlindungan
hajatan yang juga digelar di Banyuwangi. Kali ini masyarakat Dalam Perda tersebut, denda
tuan rumah hajatan adalah anggota DPRD maksimal memang sebesar Rp 50.000.
Kabupaten Banyuwangi, Syamsul Arifin.
"Barangkali hakimnya mengacu pada Perda
Syamsul menggelar hajatan pada Sabtu karena di sana kan dikatakan Rp 50.000 denda
(24/7/2021) saat penerapan PPKM level 3-4. paling banyak," katanya ditemui di PN
Kapolsek Kalibaru AKB Abdul Jabar mengatakan, Banyuwangi, Selasa (27/7/2021).
tiga hari sebelum acara, Syamsul sudah
diingatkan untuk menunda pesta pernikahan. Pada sidang Syamsul, hakim merujuk Pergub
Jatim nomer 53 tahun 2020 tentang penerapan
Saat itu, anggota DPR dari fraksi PPP sepakat Prokes di masa pandemi Covid-19. Dalam
jika ia hanya menggelar akad nikah. Tapi Pergub ini denda maksimal disebutkan
keesokan harinya, ia tetap nekat menggelar sebanyak Rp 500.000.
resepsi.

"Akad nikah saja awalnya. Ternyata ada peserta


walimatul ursy ketika anggota datang sudah
sepi," kata dia.

Denda yang berbeda


Hukuman sosial

Khamozaru mengatakan, seharusnya nominal


atau nilai denda tak bisa jadi tolak ukur efek
jera.

Menurutnya, efek jera bersifat subyektif karena


hukuman sosial ternyata bisa memberikan efek
jera yang lebih. "Ketika ada hukuman sosial
masyarakat, ia jadi malu. Jadi bukan dari nilai
atau value-nya," katanya.

Menurutnya, ketika pemimpin terbukti bersalah


maka sudah bisa disebut sebagai hukum sosial,
bahwa ia bukan teladan yang baik bagi
masyarakat.

"Itu sudah jadi penghukuman sosial ia tak bisa


jadi teladan masyarakat. Ini efek jeranya, bukan
nilai atau denda," kata dia.

Anda mungkin juga menyukai