0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
15 tayangan3 halaman
Dua pejabat desa di Banyuwangi, Jawa Timur, yakni Kepala Desa Temuguruh dan anggota DPRD, divonis bersalah karena menggelar acara hajatan saat penerapan PPKM Darurat. Kepala Desa didenda Rp 48.000 berdasarkan Perda Jatim, sedangkan anggota DPRD didenda Rp 500.000 berdasarkan Pergub Jatim. Hakim menjelaskan nilai denda tidak selalu menunjukkan efek jera,
Dua pejabat desa di Banyuwangi, Jawa Timur, yakni Kepala Desa Temuguruh dan anggota DPRD, divonis bersalah karena menggelar acara hajatan saat penerapan PPKM Darurat. Kepala Desa didenda Rp 48.000 berdasarkan Perda Jatim, sedangkan anggota DPRD didenda Rp 500.000 berdasarkan Pergub Jatim. Hakim menjelaskan nilai denda tidak selalu menunjukkan efek jera,
Dua pejabat desa di Banyuwangi, Jawa Timur, yakni Kepala Desa Temuguruh dan anggota DPRD, divonis bersalah karena menggelar acara hajatan saat penerapan PPKM Darurat. Kepala Desa didenda Rp 48.000 berdasarkan Perda Jatim, sedangkan anggota DPRD didenda Rp 500.000 berdasarkan Pergub Jatim. Hakim menjelaskan nilai denda tidak selalu menunjukkan efek jera,
Gembong Produsen VCD/DVD Bajakan "Kerugian APPRI dan kerugian negara mencapai
Diciduk Rp 10 miliar. Dari pantauan kami, di
Probolinggo adalah yang tertinggi penjualan M Rofiq - detikNews kaset VCD bajakan. Belakangan ini pembajakan kaset semakin tumbuh, malah yang ini tumbuh Senin, 18 Apr 2016 16:33 WIB duplikator," kata Sandi kepada wartawan di Polres Probolinggo, Senin (18/4/2016).
Sementara Kasat Reskrim Polrs Probolinggo,
AKP Mobri Cardo Panjaitan, terkait kasus yang ditemukan ini kasus pertama kali di Jatim 2016. "Ini merupakan duplikator, setelah pelaku lainnya tertangkap beberapa tahun lalu. Kami Probolinggo - Gembong pelaku peredaran lakukan penagkapan setelah mendapat laporan VCD/DVD bajakan berjumlah dua orang di dan surat tugas dar APPRI," jelas kasat. wilayah Kabupaten Probolinggo, diciduk. Mereka satu-satunya pembuat VCD bajakan dan Keduanya dikenakan UU hak cipta No 28 tahun pelaku pertama kali di Jawa Timur tahun 2016. 2014 pasal 113 ayat 4 dengan ancaman 10 tahun kurungan penjara. Mereka ditangkap di rumahnya setelah polisi mendapat surat tugas dari Asosiasi Penyalur dan Pengusaha Rekaman Indonesia (APPRI). Mereka yakni Anto Arifin asal Kecamatan Tegalsiwalan dan Hosen Dawafi, asal Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo.
Kedua pelaku melakukan penggandaan kaset
VCD tanpa hak dan memperjual belikan kaset VCD/DVD bajakan.
Polisi berhasil mengamankan barang bukti
berupa 1 buah laptop, 1 buah scener, 1 buah CD external, 1 buah printer, 1 buah set speaker, 750 keping VCD kosong, 65 keping VCD asli dalam kemasan, 200 keping VCD dalam kemasan, 25 lembar sampul bajakan, 1 bendel plastik sampul VCD dan 1 bendel kertas CD label.
Menurut Ketua umum APPRI Indonesia, Sandy,
dalam 1 album kaset VCD/DVD jika di perjual belikan secara ilegal, kerugiannya mencapai Rp200 juta, sedangkan barang bukti yang diamankan dari tangan ke dua tersangka ditemukan 50 album lagu yang diperjualbelikan. Sama-sama "Ngeyel" Gelar Hajatan, Kepala Desa (Kades) Temuguruh Asmuni Kades di Banyuwangi Didenda Rp menjalani sidang tindak pidana ringan, di PN Banyuwangi pada Senin (26/07/2021). 48.000, Anggota DPRD Didenda Rp 500.000 Dalam sidang itu, ia dinyatakan bersalah karena menggelar hajatan di tengah pemberlakukan KOMPAS.com - Kepala Desa Temuguruh, PPKM Darurat. Asmuni didenda Rp 48.000 dan Kabupaten Banyuwangi, Asmuni nekat menanggung biaya perkara Rp 2.000 menggelar resepsi pernikahan anaknya saat PPKM Darurat berlangsung. Pada hari yang sama, Anggota DPRD Banyuwangi Syamsul Arifin juga menjalani Video tersebut viral sejak Sabtu (10/7/2021). Di sidang tindak pidana ringan (tipiring), di PN rekaman video yang beredar, hajatan Banyuwangi. diselenggarakan di balai desa. Politisi dari Partai PPP ini divonis bersalah dan Kapolresta Banyuwangi AKBP Nasrun Pasaribu dijatuhi hukuman denda Rp 500.000. mengatakan acara tersebut sama sekali tak meminta izin baik dari kepolisian hingga Satgas Ia menjalani sidang tipiring setelah menggelar Kabupaten. hajatan anaknya saat masih penerapan PPKM Level 4 di Banyuwangi. “Jadi tidak ada ada sama sekali (izin) baik dari kita, Satgas Kabupaten maupun dari Satgas Terkait denda yang berbeda, Wakil Ketua PN Kecamatan,” kata Kapolresta Banyuwangi AKBP Banyuwangi Khamozaru Waruwu menjelaskan Nasrun Pasaribu di Banyuwangi, Senin kemungkinan saat sidang kepala desa, hakim (12/7/2021). merujuk pada Perda Provinsi Jatim No 1 tahun 2019 tentang penyelenggaraan ketenteraman, Beberapa hari kemudian kembali viral video ketertiban umum, dan perlindungan hajatan yang juga digelar di Banyuwangi. Kali ini masyarakat Dalam Perda tersebut, denda tuan rumah hajatan adalah anggota DPRD maksimal memang sebesar Rp 50.000. Kabupaten Banyuwangi, Syamsul Arifin. "Barangkali hakimnya mengacu pada Perda Syamsul menggelar hajatan pada Sabtu karena di sana kan dikatakan Rp 50.000 denda (24/7/2021) saat penerapan PPKM level 3-4. paling banyak," katanya ditemui di PN Kapolsek Kalibaru AKB Abdul Jabar mengatakan, Banyuwangi, Selasa (27/7/2021). tiga hari sebelum acara, Syamsul sudah diingatkan untuk menunda pesta pernikahan. Pada sidang Syamsul, hakim merujuk Pergub Jatim nomer 53 tahun 2020 tentang penerapan Saat itu, anggota DPR dari fraksi PPP sepakat Prokes di masa pandemi Covid-19. Dalam jika ia hanya menggelar akad nikah. Tapi Pergub ini denda maksimal disebutkan keesokan harinya, ia tetap nekat menggelar sebanyak Rp 500.000. resepsi.
"Akad nikah saja awalnya. Ternyata ada peserta
walimatul ursy ketika anggota datang sudah sepi," kata dia.
Denda yang berbeda
Hukuman sosial
Khamozaru mengatakan, seharusnya nominal
atau nilai denda tak bisa jadi tolak ukur efek jera.
Menurutnya, efek jera bersifat subyektif karena
hukuman sosial ternyata bisa memberikan efek jera yang lebih. "Ketika ada hukuman sosial masyarakat, ia jadi malu. Jadi bukan dari nilai atau value-nya," katanya.
Menurutnya, ketika pemimpin terbukti bersalah
maka sudah bisa disebut sebagai hukum sosial, bahwa ia bukan teladan yang baik bagi masyarakat.
"Itu sudah jadi penghukuman sosial ia tak bisa
jadi teladan masyarakat. Ini efek jeranya, bukan nilai atau denda," kata dia.