Anda di halaman 1dari 2

Pertemuan 7

senin,30 agustus 2021


ROHMATUL ULA SILFIANI
XII MM2
Menulis Cerita Sejarah “ Arca Totok Kerot ”

ARCA TOTOK KEROT

Arca Totok Kerot Pagu, Kediri, Jawa Timur merupakan patung raksasa Dwarapara
dengan tinggi sekitar 3 meter. Arca ini merupakan sebuah peninggalan sejarah masa lalu dari
kerajaan Pamenang Kediri dengan ciri-ciri adanya hiasan Candrakapala, berupa tengkorak
bertaring diatas kepala Arca Totok Kerot. Kemungkinan, Arca Totok Kerot ini merupakan
pintu gerbang sebelah barat istana kerajaan Kediri atau bisa juga merupakan pintu masuk ke
sebuah candi. Belum ada penjelasan pasti tentang hal tersebut karena belum pernah
dilakukannya penggalian disekitar arca.
Pada Sekitar tahun 1981, penduduk sekitar melaporkan ada benda besar dalam sebuah
gundukan di tengah sawah dan berada di bawah pohon besar. Pada tahun itupun gundukan
tersebut digali hingga memperlihatkan sosok Arca sebuah arca. Namun penggalian tersebut
hanya menampakkan setengah badan bagian atas dari arca. Dan tahun 1983 Pemerintah mulai
memperbaiki daerah sekitar Arca dengan membangun jalan menuju arca dan menutup gorong
- gorong di depan arca. Dan Arca Totok Kerot masih tetap dibiarkan terbenam setengah
badan di dalam tanah. Lokasi dari arca ini berada di Desa Bulupasar, Kecamapatan Pagu,
Kabupaten Kediri, atau sekitar 11 kilometer sebelah selatan Petilasan Sri Aji Jayabaya di
Desa Menang. Wujud Dari Arca Totok Kerot ini berupa seorang buto atau raksasa perempuan
dengan rambut terurai, duduk jongkok satu kaki tegak, mata melotot, mengenakan mahkota
dan kalung berbandul terkorak dan satu lengan sebelah kiri putus.
Ada sebuah legenda yang melekat di Arca Totok Kerot ini. Dikisahkan dalam sebuah
cerita rakyat yang terkenal di Kediri bahwa sebenarnya Totok Kerot tersebut adalah
penjelmaan puteri cantik dari seorang demang di Lodaya (Lodoyo) Blitar. Yang ingin
diperistri oleh Sri Aji Jayabaya. Karena tak mendapatkan restu orang tua, sang puteri nekat
datang ke Kediri dan terlibat peperangan dengan pasukan dari Kerajaan Kediri, dimana
diceritakan kemenangan akhirnya berpihak kepada sang putri tersebut dan sebagai tuntutan
atas kemenangannya, sang puteri berkeras ingin ditemui oleh Prabu Sri Aji Jayabaya, dan
apabila keinginan tersebut tak dikabulkan putri tersebut akan berbuat onar.
Tuntutan sang puteri tersebut akhirnya di kabulkan oleh Prabu Jayabaya, dimana saat
berhasil bertemu dengan Sri Aji Jayabaya dia kembali menyampaikan keinginannya untuk
dipersunting. Akan tetapi Prabu Sri Aji Jayabaya Tetap menolak keinginan sang puteri dan
terjadi perang tanding diantara keduanya. Setelah sang puteri terdesak, Prabu Sri Aji
Jayabaya mengeluarkan sabda dengan menyebut sang puteri memiliki kelakuan seperti buto
(raksasa), Dan hingga akhirnya terwujudlah sebuah arca raksasa.
Selain itu ada legenda lain juga yang yang menceritakan tentang Arca Totok Kerot.
Legenda ini masih berkesinambungan dengan legenda diatas, bahkan lebih heboh daripada
legenda berpindahnya Arca Ganesha Boro. Diceritakan bahwa Arca Totok Kerot pernah
dipindah dari tempat asalnya dan diletakkan di Alun – Alun Kota Kediri. Namun dalam
waktu satu malam, Arca Totok Kerot tidak betah akan tempat barunya. Arca Totok Kerot
mulai menyusun rencana melarikan diri. Dan pada tengah malam tiba- tiba saja berkumpul
dua ekor gajah dan tujuh ekor sapi di alun-alun. Kesembilan hewan itupun menarik Arca
Totok Kerot menuju Dusun Bulupasar, tempat asal sang arca. Karena Arca Totok Kerot
teramat sangat berat, hanya beberapa meter saja, kesembilan hewan tersebut tidak kuat
menarik arca dan meninggal.

Anda mungkin juga menyukai