Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Tasawuf dan Mistik

AKHLAK TASAWUF DAN MISTIK


Emah Mukarromah Aulia
Universitas Islam Negri SMH Banten
E-mail: emahauliya96@gmail.com

Abstak
Islam adalah agama yang sangat memperhatikan Akhlak dan karakter mulia secara
komprehenshif. Baik dari segi materi, metode pendekatan, dan pelaksanaanya. Ajaran Islam
tentang iman, islam dan ihsan misalnya dinilai belum sempurna jika tidak menimbulkan
dampak pembinaan akhlak dan karakter mulia.
Pengamalan dimensi ajaran Islam tentang iman, islam dan ihsan ini merupakan komponen
yang antara satu dengan yang lainnya. Saling berkaitan secara fungsional dan diarahkan pada
karakter mulia.
Ada tiga materi yang dibahas dalam jurnal ini. pertama, tasawuf falsafi; kedua, tasawuf
akhlaki; ketiga, tasawuf amali.
Pada materi tasawuf yang dibahas adalah pengertian, ruang lingkup, sejarah tasawuf dan
mistik.
Kata kunci : Akhlak Tasawuf dan Mistik
A. Pendahulian
Akhlak Tasawuf merupakan salah satu khazanah intelektual Muslim yang
kehadirannya hingga saat ini semakin dirasakan. Akhlak Tasawuf tampil mengawal
dan memandu perjalanan hidup umat agar selamat dunia akhirat. Tentu misi utama
kerasulan Muhammad SAW adalah untuk menyempurnakan akhlak yang mulia, dan
keberhasilan dakwah beliau antara lain karna akhlaknya yang prima, hingga hal ini
tercatat dalam Al-Qur’an. Akhlak dan keluhuran budi Nabi Muhammad SAW itu
dijadikan contoh dalam kehidupan. Bagi yang mematuhi hal ini dijamin kesalamatan
hidupnya di dunia dan akhirat.
Pentingnya Akhlak Tasawuf saat manusia dizaman modern ini dihadapkan
pada masalah moral masa depan bangsa yang bersangkutan. Praktek hidup yang
menyimpang dan penyalahgunaan kesempatan dengan mengambil bentuk perbuatan
yang merugikan orang kian tumbuh subur diwilayah yang tak berakhlak dan tak
bertasawuf.
Melihat demikian pentingnya akhlak tasawuf dalam kehidupan ini, tidaklah
mengherankan jika Akhlak Tasawuf dalam kaitannya dengan pembentukan karakter
bangsa upaya membersihkan hati untuk mencapai akhlak yang mulia.
B. Pengertian Ilmu Akhlak
Ada dua pendekatan yang dapat digunakan untuk mendefinisikan akhlak,
yaitu pendekatan linguistik (kebahasaan), terminologik (peristilahan).
Dari sudut kebahasaan, akhlak berasal dari bahasa Arab, yaitu isim mashdar (bentuk
infintif) dari kata ‫اخلقا‬-‫يخلق‬-‫اخلق‬. Sesuai denan timbangan wazan tsulasi majid -‫يفعل‬-‫افعل‬

1
Jurnal Tasawuf dan Mistik

‫افعال‬, yang berarti al-sajiyah (perangai), ath-thabiah (kelakuan, watak dasar), al-adat
(kebiasaan, kezaliman), al-maru’ah (peradaban yang baik), dan al-din (agama)1.
Akhlak secara istilah menurut Ibn Miskawaih (w. 421 H/1030 M) yang dikenal
sebagai pakar bidang akhlak terkemuka dan terdahulu mengatakan; “sifat yang
tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanp
memerlukan pemikiran dan pertimbangan2.

Sementara Imam al-Ghazali (1059-1111 M) mengatakan; “sifat yang tertanam


dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam perbuatan dengan gampang dan
mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan3
C. Pengertian Tasawuf
Tasawuf secara etimologis berasal dari bahasa Arab, yaitu ‫تسوفا‬-‫يتسوف‬-‫تسوف‬.
Selain dari kata tersebut ada yang mengatakan bahwa tasawuf berasal dari kata shuf
‫ صوف‬yang artinya bulu domba. Maksudnya adalah bahwa para penganut tasawuf ini
hidupnya sederhana, tapi berhati mulia serta menjauhkan dari pakaian sutra dan
memakai kain dari bulu domba yang kasar atau yang disebut dengan kain wol kasar.
Yang mana pada waktu itu memakai wol kasar adalah simbol kesederhanaan4.
Tasawuf juga berasal dari kata shaff ‫ صف‬yang berarti barisan, makna shaff ini
dinisbahkan kepada para jamaah yang selalu berada pada barisan pertama ketika
sholat. Sebagaimana sholat yang ada dibarisan pertama maka akan mendapat
kemuliaan dan pahala. Maka dari itu, orang yang ketika sholat berada di barisan
depan akan mendapatkan kemuliaan serta pahala dari Allah SWT5.
Sedangkan secara terminologi terdapat bebrapa pendapat oleh beberapa ahli.
Namun penulis hanya akan mengambil beberapa pendapat dari pendapat para ahli
tasawuf yang ada, yaitu;
1. Syekh Abdul Qodir Jaelani berpendapat, Tasawuf adalah membersihkan hati dari
yang menggangu perasaan dan melepas nafsu dari pangkalnya dengan khalawt,
riyadhloh, taubah dan ikhlas6.
2. Syekh Ibnu Ajibah mendefinisikan tasawuf sebagai ilmu yang membawa
seseorang agar bisa bersama dengan Tuhan Yang Maha Esa melalui penyucian
jiwa batin dan mempermanisnya dengan amal sholeh dan jalan tasawuf tersebut
diawali dengan ilmu, tengahnya amal dan akhirnya adalah karunia ilahi.
Terlepas dari beberapa pengertian tasawuf yang telah dirumuskan oleh para
ahli tersebut, dalam pandangan secara umum tasawuf dapat diartikan sebagai
suatu upaya yang dilakukan seseorang untuk mensucikan dirinya dengan cara
menjauhkan pengaruh kehidupan yang bersifat duniawi dan akan memusatkan
seluruh perhatiannya kepada Allah.
D. Hubungan Ilmu Akhlak dengan Ilmu Tasawuf
Pada dasarnya setiap ilmu pengetahuan satu dan lainnya saling berhubungan.
Namun, hubungan tersebut ada yang sifatnya berdekatan, ada yang pertengahan, dan
ada pula yang agak jauh.
1
Jamil Shaliba, al-Mu’jam al-Falasafi, Juz 1, (Mesir: Dar al-Kitab al-Mishri, 1978), 539)
2
Ibn Miskawaih, Tahzib al-Akhlak wa Tathhir al-A’raq, (Mesir: al-Mathba’ah al-Mishriyah, 1934), cet. 1, 40
3
Imam al-Ghazali, Ihya Ulum al-Din, Jilid III, (Beirut: Dar al-Fikr, t.t), 56.
4
Samsul Munir Amin, Ilmu Tasawuf, (Jakarta: Amzah, 2012), 4.
5
Amin, Ilmu Tasawuf, 3.
6
Cecep Alba, Tasawuf dan Tarekat, Dimensi Esoteris Ajaran Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), 11.

2
Jurnal Tasawuf dan Mistik

Ilmu-ilmu yang hubungannya dengan Ilmu Akhlak dapat dikategorikan


berdekatan anatara lain Ilmu Tasawuf, Ilmu Tauhid, Ilmu Pendidikan, Ilmu Jiwa dan
Filsafat. Sedangkan yang pertengahan adalah Ilmu Hukum, Ilmu Sosial, Ilmu Sejarah.
Dan ilmu-ilmu yang agak jauh hubungannya denagn Ilmu Akhlak adalah Ilmu Fisika,
Biologi, dan Ilmu Politik.
Para ahli Ilmu Tasawuf pada umumnya membagi tasawuf kepada tiga bagian.
Yaitu; Tasawuf Falsafi, Tasawuf Akhlaki, dan Tasawuf Amali. Ketiga macam
tasawuf ini tujuannya sama, yaitu mendekatkan diri kepada Allah dengan cara
membersihkan diri dari perbuatan yang tercela dan menghias diri dari perbuatan yang
terpuji. Dengan demikian, dalam proses pencapaian tujuan bertasawuf seseorang
harus terlebih dahulu berakhlak mulia. Ketiga tasawuf ini berbeda-beda dalam hal
pendekatan yang digunakan. Namun perlu dipahami
Bahwa pembagian tasawuf ini hanya dalam bentuk kajian akademik, karna dari ketiga
bentuk tasawuf ini tidak dapat dipisahkan sebab praktik dari ketiga tasawuf ini saling
berkaitan.
a. Tasawuf Falsafi
Adalah tasawuf yang ajarannya memadukan antara visi dan mistis dan rasional
sebagai penggagasannya. Pada tasawuf falsafi pendekatan yang digunakannya
adalah pendekatan rasio atau akal pikiran, karna dalam tasawuf ini menggunakan
bahan-bahan kajian atau pemikiran yang terdapat dikalangan filosof. Seperti
filsafat tentang tuhan, manusia, hubungan manusia dengan tuhan dan lain
sebagainaya7.
Tasawuf falsafi ini mulai muncul dengan jelas dalam Islam sejak abad VI
Hijriyah, meskipun opara tokohnya baru dikenal dan berkembang, terutama
dikalangan para sufi yang juga seorang filosof8.
b. Tasawuf Akhlaki
Adalah tasawuf yang membahas tentang kesempurnaan dan kesucian jiwa yang
diformulasikan pada pengaturan sikap dan mental dan pendisiplinan tingkah laku
yang ketat guna mencapai kebahagiaan yang optimum. Pada tasawuf akhlaki
pendekatan yang digunakan adalah pendekatan akhlak yang tahapannya terdiri
dari takhalli (mengosongkan diri dari perbuatan buruk), tahalli (menghiasinya
dengan akhlak terpuji), tajalli (terbukanya dinding penghalang hijab)9.
c. Tasawuf Amali
Suatu ajaran dalam tasawuf yang lebih menekankan amalan-amalan rohaniah
dibandingkan teori. Yang mana dalam tasawuf ini bertujuan yang sama yaitu
mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan menghapuskan segala sifat tercela
serta menghadap sepenuhnya kepada Allah SWT dengan berbagai amaliah atau
riyadhoh yang dilakukan. Seperti memperbanyak wirid, yang selanjutnya
menganbil bentuk tarekat.
Dengan mengamalkan tasawuf baik yng bersifat falsafi, akhlaki, maupun
amali, seseorang dengan sendirinya berakhlak baik. Perbuatan yang demikian itu
ia lakukn dengan sengaja, sadar, pilihan sendiri, dan bukan karna terpaksa.

7
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2015), 16.
8
Rosihon Anwar, Ilmu Tasawuf, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2004), 64.
9
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia, 16.

3
Jurnal Tasawuf dan Mistik

Par a ahli sejarah sepakat bahwa munculnya tasawuf yaitu pada abad ke II
Hijriyah. Dimana pada saat itu orang-orang sedang berusaha untuk meluruskan
jalannya menuju pada Allah SWT dan takut krpda Allah dan menjauhi
kemewahan hidup. Banyak cara yang dilakukan yaitu seperti dzikir, baik itu yang
dilakukan secara tersembunyi maupun terbuka. Dan memperbanyak membaca Al-
Qur’an serta beberapa sarana yang dilakukan seperti zuhud. Adapun dari mereka
yang setiap harinya melakukan sholat seakan waktunya habis untuk digunakan
ibadah, terutama sholat malam. Semenjak itu tasawuf mulai dikenal serta
berkembang dan kemudian tersebar dan diajarkan kepada orang-orang yang
tertarik mempelajari tasawuf.
Menurut Harun Nasution kita mempelajari tasawuf ternyata pula bahwa Al-
Qur’an dan Hadis mementingkan akhlak. Al-Qur’an dan hadis menekankan nilai-
nilai kejujuran, toleransi, keadilan, persaudraan, tolong-menolong, kesabaran dsb.
Nilai-nilai ini harus dimiliki oleh seorang muslim, dan dipraktekan kedalam
dirinya sejak masa kecil10.
E. Mistik
Mistik adalah pengetahuan tentang hakekat atau tentang tuhan bisa dicapai
melalui meditasi (zikir) atau tanggapan batin dengan mematikan fungsi pikiran dan
pencapaian. Jadi mistikus adalah orang-orang yang mempercayai
Penghayatan kejiwaan sewaktu sebagai penghayatan terhadap realitas atau kenyataan
objektif.
Perbedaan tasawuf dan mistik adalah usaha memecah belah dan membuat
rusak ajaran Islam. Tasawuf atau mistisme yang begini l;ebih bersifat mendidik,
yangditandai dengan corak yang praktis.
Sementra itu sufi atau mistikus lainnya memiliki tujuan yang lebuh jauh lagi
yaitu mengenal allah. Dan demi tereliasisasinya tujuan ini merupakan syarat-syarat
khusus. Allah telah berfirman dalam surat at-taubah ayat 129
‫فان تولوافقل حسبي اهلل الاله االهوعليه تو كلت وهورب العرش العظيم‬

Persamaan tasawuf dan mistik


Setiap sufi atau mistikus mempunyai cara tersendiri dalam mengungkapkan kondisi
dirinya. Dengan katalain, pengalaman dirinya bersifat subyektif. Dan hal inilah yang
mendekatkan tasawuf dan mistisisme dengan kesenian, diman para penempuh
mendasarkan dirinya pada introkspeksi dalam mendiskripsikan kondisi mereka
meminjam simbol-simbol. Peminjaman ini mereka maksudkan untuk sekedar
menyembuyikan kasyif dari orang-orang yang tidak layak mengetahuinya.
Karena itu ada sebagian sufi yang menyatakan bahwa banyak jalan menuju
allah adalah sebanyak jumlah jiwa manusia. Dan ini semacam penekanan sikap
mereka terhadap adanya perbedaan yang individual, antara seorang sufi dengan sufi
lainnya dan tidak mungkin menerapkan suatu pengalam pada pengalaman lain dalam
medan tasawuf atau mistisme. Tasawuf dan mistik masih sering disamakan oleh para
orientalis dan beberapa orang.
F. Penutup
Dari uraian yang telah dijelaskan di atas , dapat diambil beberapa kesimpulan
sebagi berikut.

10
Harun Nasution, Islam Rasional, Gagasan dan Pemikiran, (Bandung: Mizan, 1995) cet. III, 57.

4
Jurnal Tasawuf dan Mistik

Tasawuf merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang cara-cara


membersihkan hati dari be rbgai macam penyakit hati. Mengisinya dengan sifat-
sifat terpuji melalui mujahadah dan riyadhoh. Sehingga mersakan dekat dengan Allah
dan dalam hatinya merasakan kehadiran Allahj dalam dirinya, bahkan dapat melihat
Allah dengan mata hatinya, sehingga dapat tampil sebagai sosok pribadi yang berbudi
,luhur dan berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi.
Mistik adalah langgeng oleh karna itu terkandung didalam kodrat peristiwa-
peristiwa dan masyarakat manusia yang norma merupakan salah satu yang telah
mengenal kehidupan dalam kolektifnya. Masyarakat mengenal kebutuhan yang
mendalam dan sedikit orang yang mengikuti perilaku peristiwa para penempuh jalan
mistik, masyarakat bercerai-berai karena susunannya hancur dan kejiwaan tidak
mampu mengobatinya, kenyataannya rohanilah yang merupakan anggota untuk
memenuhi rasa jiwanya.
G. Daftar Pustaka
Shaliba, J. (1978) al-Mu’jam al-Falasafi,Mesir: Dar al-Kitab al-Mishri
Nata, A. (2015) Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia, Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada
Anwar, R.(2004) Ilmu Tasawuf, Bandung: CV Pustaka Setia
Miskawaih, (1934) Tahzib al-Akhlak wa Tathhir al-A’raq, Mesir: al-Mathba’ah al-
Mishriyah
Al-Ghazali, Ihya Ulum al-Din, Beirut: Dar al-Fikr
Amin, S. M. (2012) Ilmu Tasawuf, Jakarta: Amzah
Alba, C. (2012) Tasawuf dan Tarekat, Dimensi Esoteris Ajaran Islam, Bandung: PT
Remaja Rosdakarya

Anda mungkin juga menyukai