Anda di halaman 1dari 3

Teks MSQ Kab Bangkalan Pada MTQ Jatim 2021

Judul : Media Sosial Dan Peradaban Bangsa

Ditulis Oleh: Al-Faqir Moh. Ali


(Penyuluh Agama Islam Kantor Kementerian Agama Kab Bangkalan)

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Dewan Hakim yang Bijaksana


Hadirin yg Berbahagia

Media sosial akan menggantikan daun lontar, prasasti hingga piramida sebagai
sumber sejarah peradaban pada masa yang akan datang. Hal itu terjadi akibat perubahan
peradaban yang cukup radikal dari analog ke digital.
Jika dahulu orang mencatat peristiwa hidupnya dalam buku harian. Sekarang
hampir semuanya dilakukan di media sosial.
Orang bercerita, mengeluh, mengabadikan momen-momen hidupnya bahkan
memprovokasi permusuhan, kebencian antar anak bangsa, fitnah, dan hoaks alias berita
palsu di media sosial.
Apa & bagaimanapun sarana penyebaran hoax & menyakiti orang lain terlebih
yang seiman dengan kita maka sesungguhnya ia telah berdosa besar sebagaimana pesan
Al-Qur’an berikut ini:

‫ﺳﺑُوا َﻓ َﻘ ِد اﺣْ َﺗ َﻣﻠُوا ُﺑ ْﮭﺗَﺎﻧًﺎ َوإِ ْﺛﻣًﺎ ُﻣﺑِﯾﻧًﺎ‬


َ ‫ت ﺑِ َﻐﯾْرِ ﻣَﺎ اﻛْ َﺗ‬
ِ ‫َواﻟﱠذِﯾنَ ﯾ ُْؤذُونَ ا ْﻟﻣ ُْؤ ِﻣﻧِﯾنَ َوا ْﻟﻣ ُْؤ ِﻣﻧَﺎ‬

Artinya: “Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang yang mukmin dan


mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah
memikul kebohongan dan dosa yang nyata” (QS Al-Ahzab: 85).

Hadirin yang Dimulyakan Allah Swt


Dahulu kala. jejak peradaban dunia kuno ribuan tahun lalu bisa diketahui
berdasarkan hasil penelusuran dan penelitian lewat medium prasasti, lembar lontar
hingga piramida. Pun demikian kita Bangsa Indonesia dapat mempelajari rekam jejak
tokoh-tokoh bangsa mulai Bung Karno Hatta, Syaikhona Kholil, Mbah Hasyim As’ari,
mbah Yai Adlan Ali terus ke belakang sebelumnya para wali songo lewat catatan harian,
karya tulis, bangunan pondok pesantren, prasasti perjuang dan lain sebagainya.
Adapun dewasa ini orang lebih banyak berkirim pesan via WA, e-mail, lebih
banyak nge-tweet, lebih banyak nulis di Facebook dan media sosial lainnya.
Seringkali kita mendapat sebaran berita yang kita sendiri tidak bisa memastikan
keakuratan berita tersebut lalu kita menyebarkannya kepada khalayak. Tentang ini mari
kita simak peringatan Al-Qur’an berikut ini:

‫ﺴﺒُﻮﻧَﮫُ َھﯿﱢﻨًﺎ وَ ھُ َﻮ‬


َ ْ‫إِ ْذ ﺗَﻠَﻘﱠﻮْ ﻧَﮫُ ﺑِﺄَﻟْﺴِ ﻨَﺘِ ُﻜ ْﻢ َوﺗَﻘُﻮﻟُﻮنَ ﺑِﺄَ ْﻓﻮَا ِھ ُﻜ ْﻢ ﻣَﺎ ﻟَﯿْﺲَ ﻟَ ُﻜ ْﻢ ﺑِ ِﮫ ﻋِ ْﻠ ٌﻢ َوﺗَﺤ‬
‫ﷲِ َﻋﻈِﯿ ٌﻢ‬ ‫ِﻋ ْﻨ َﺪ ﱠ‬
Artinya: “(Ingatlah) di waktu kamu menerima berita bohong itu dari mulut ke
mulut dan kamu katakan dengan mulutmu apa yang tidak kamu ketahui sedikit
juga, dan kamu menganggapnya suatu yang ringan saja. Padahal dia pada sisi Allah
adalah besar.” (QS An-Nur: 15)

Pesan al-Qur’an di atas melarang kita untuk menyebarkan informasi yang kita tidak
mengetahui keakuratan berita tersebut secara pasti. Hal yang seperti demikian, bagi kita
banyak yang menganggap sebagai masalah yang remeh-temeh, tapi di hadapan Allah,
masalah yang seperti ini menjadi sangat besar.
Untuk itu harus mulai dipikirkan cara menyelamatkan semua sumber informasi
digital itu & menghindarkannya dari segala yang tercela kalau kita ingin generasi masa
depan bangsa belajar tentang jejak peradaban bangsa yang kini makin serba digitalisasi di
segala bidang.
Pada masa mendatang nantinya peradaban kita yang semakin digital ini tak
terelakkan dipelajari dari blog, postingan di medsos, chatting di WA. Suatu hari nanti,
semuanya itu akan menjadi sumber sejarah yang perlu dicari, dianalisa, dan dituliskan
oleh para peneliti sejarah,
Oleh karena itu Alangkah lebih baik jika kisah peradaban digital hari ini kelak
diceritakan oleh sejarawan masa depan sebagai era peradaban yang penuh kolaborasi,
penuh kemajuan, penuh kreatifitas dan inovasi. Bukan peradaban yang banyak caci maki,
tradisi hoax di mana itu semua merupakan alat yang menghancurkan peradaban masa
depan.

Hadirin Para Calon Penghuni Surga


Sebagai uraian akhir dari yang kami sampaikan ini marilah kita memanfaatkan
pesatnya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi sekarang ini sebagai alat yang
efektif & efisien mensyiarkan nilai-nilai agama yang Rahmatan li’Alamin untuk
kemashlahatan negara & bangsa menuju cita-cita Baldatun Toyyibatun Wa Rabbun
Ghafur
Indonesia adalah negara tropis yang subur di dataran khatulistiwa. Negara kita
memiliki kekayaan sumber daya mineral dan geologi yang melimpah untuk membangun
bangsa. Sehingga diibaratkan negara Indonesia ini laksana sekeping tanah surga yang
dihamparkan di persada nusantara. Itu semua hanya menjadi mimpi tak terwujud jika
para anak bangsa saling bertikai & bermusuhan hanya gara-gara tidak pandai
memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi.
Demikianlah yang dapat kami sampaikan, apabila ada sikap, dan kata-kata kami
yang kurang/tidak berkenan di hati para Hadirin kami memohon ampun kepada Allah
SWT dan meminta maaf sebesar-besarnya kepada bapak ibu hadirin.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Anda mungkin juga menyukai