Anda di halaman 1dari 5

BAB IV

PEMBAHASAN

Dalam pembahasan mengenai Asuhan Kebidanan Komprehensif, penulis


mengambil satu bagian hal yang bermasalah dari pemeriksaan ibu hamil, bersalin
sampai nifas. Dari pemeriksaan kehamilan penulis menemukan suatu masalah
yakni ibu mengalami anemia pada persalinan sampai nifas kondisi ibu dalam
keadaan normal.

I. PENGUMPULAN DATA
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kondisi Hb kurang dari
11 gr% pada trimester 1 dan 3 atau kurang dari 10,5 gr% pada trimester 2,
terjadinya anemia dikarenakan hemodilusi. Kondisi anemia cenderung
disebabkan defisiensi zat besi, karena pada saat hamil kebutuhan zat-zat
makanan bertambah. Faktor-faktor yang menyebabkan tingginya anemia
antara lain, kemiskinan, tingkat pendidikan yang rendah, ketersediaan
pangan di masyarakat menurun, sempitnya lapangan pekerjaan, gangguan
saluran pencernaan, riwayat keluarga, penyakit kronis, meningkatnya
pengeluaran zat besi dari tubuh, ketidaktahuan tentang anemia, faktor
kebiasaan dan sosial budaya yaitu kebiasaan diet untuk mengurangi berat
badan.

Dalam hal ini penulis membahas mengenai Anemia pada kehamilan sebagai
permasalahan. Penulis memperoleh dan mengumpulkan data yang
diperlukan untuk membantu mempermudah proses pengkajian adalah dari
hasil pemeriksaan ANC. Selama pemeriksaan ANC yang dilakukan selama
4 kali didapatkan hasil pemeriksaan fisik yakni konjungtiva ibu tidak pucat,
dan dilakukan pemeriksaan laboratorium yaitu kadar hemogoblin ibu 10,2
gr ℅ dan ibu mengatakan tidak mengetahui tentang anemia pada kehamilan.
II. ANALISA MASALAH DIAGNOSA DAN KEBUTUHAN
Penulis kemudian menentukan diagnosa ibu yaitu ibu G4P2A1 hamil 34
minggu janin tunggal hidup intra uteri presentasi kepala. Dasar Amenore ,
HPHT 21 April 2011 , TP 28 Januari 2011 , Leopold I : TFU 29 cm . Pada
fundus teraba bagian agak bulat, lunak dan tidak melenting (bokong),
Leopold II : Bagian perut kanan yang mengisi rahim ibu teraba tahanan
keras , lebar dan panjang seperti papan yang membujur dan menghubungkan
antara kepala sampai bokong janin (punggung). Pada perut bagian kiri yang
mengisi rahim ibu teraba bagian - bagian kecil dari janin (ekstremitas) .
Leopold III : Pada bagian bawah perut ibu teraba bagian keras, bulat dan
tidak melenting (kepala), kepala sudah masuk PAP karena tidak bisa
digoyangkan lagi. Leopold IV : Kedua tangan sejajar (Transversal), bagian
terbawah janin telah masuk PAP sebagian, penurunan kepala 4/5. Pada
pemeriksaan palpasi teraba satu janin dan DJJ pada suatu bagian dengan
frekuensi 148 x/menit pada punctum maximum kuadran kanan bawah pusat
ibu, dilakukan pemeriksaan fisik yaitu : TD : 120/70 mmHg, Suhu : 36,5 oC,
Nadi : 80 x/menit, RR : 22 x/menit, Hb 10,2 gr% . Ibu mengatakan tidak ada
keluhan pada kehamilannya saat ini.

III. ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL DAN DIAGNOSA


 Pengaruh anemia terhadap Kehamilan
a. Bahaya selama kehamilan
1. Terjadinya Abortus
2. Persalinan Prematur
3. Hambatan terhadap tumbuh kembang janin dalam rahim
4. Mudah terjadinya Infeksi
5. Ancaman Dekompensasi Cordis (jika HB < 6 gr)
6. Mola Hidatidosa
7. Hiperemesis Gravidarum
8. Perdarahan Antepartum
9. KPD ( Ketuban Pecah Dini )
b. Bahaya saat persalinan
1. Gangguan his kekuatan mengejan.
2. Pada kala I dapat berlangsung lama dan terjadi partus terlantar.
3. Pada kala II berlangsung lama sehingga dapat melelahkan dan
sering memerlukan tindakan dan operasi kebidanan.
4. Pada kala III (Uri) dapat diikuti Retencio Placenta, PPH karena
Atonia Uteri.
5. Pada kala IV dapat terjadi pendarahan Post Partum Sekunder
dan Atonia uteri.
c. Bahaya pada saat Nifas
1. Terjadi subinvolusi Uteri yang dapat menimbulkan perdarahan.
2. Memudahkan infeksi Puerpurium.
3. Berkurangnya pengeluaran ASI .
4. Memudahkan terjadi Infeksi mamae.
5. Terjadinya Anemia kala nifas.

 Pengaruh Anemia Terhadap Janin


Meskipun janin mampu menyerap berbagai kebutuhan dari Ibunya tetapi
jika anemia akan mengurangi kemampuan metabolisme tubuh sehingga
mengganggu pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim.

Pengaruh – pengaruhnya terhadap janin diantaranya :


a. Abortus
b. Kematian Interauterin
c. Persalinan Prematuritas tinggi
d. BBLR
e. Kelahiran dengan anemia
f. Terjadi cacat kongenital
g. Bayi mudah terjadi Infeksi sampai pada kematian
h. Intelegensi yang rendah
IV. IDENTIFIKASI KOLABORASI DAN TINDAKAN SEGERA
Dalam hal ini ibu tidak mengalami masalah yang memerlukan tindakan
segera.

V. PERENCANAAN
Secara teori penatalaksanaan anemia dengan defisiensi adalah pemberian
preparat besi oral atau parental. Terapi oral adalah dengan pemberian
preparat zat besi : Fero sulfat, Fero glukonat, atau Na ferobisitrat.

Pemberian preparat 60 mg/hari dapat menaikkan kadar Hb sebanyak 1gr%/


bulan. Efek samping pada traktus gastrointestinal sangat kecil pada
pemberian preparat Na Fero bisitrat dibandingkan dengan fero sulfat.

Pemberian preparat parental yaitu dengan ferum dextran sebanyak 1000 mg


(20 ml) IV 2 x 10 ml/IM pada gluteus dapat menimbulkan kadar Hb lebih
cepat yaitu 2 gr%, Pemberian parental ini mempunyai indikasi : intoleransi
besi pada traktus gastrointestinal, anemia berat, kepatuhan yang buruk, efek
samping yang utama adalah alergi, untuk mengetahuinya dapat diberikan
dosis 0,5 cc/IM dan apabila tidak ada reaksi maka dapat diberikan seluruh
dosis.

Makan – makanan yang mengandung Fe dan istirahat yang cukup dapat


membantu menjaga kondisi ibu dengan anemia. Penyerapan Fe dapat
dibantu dengan Vitamin C, B12, makan daging ayam dan ikan dapat
membantu penyerapan zat besi. Sedangkan penyerapan Fe dapat dihambat
oleh jenis makanan sereal, protein dalam kedelai. Minum kopi serta teh
dapat mengurangi absorbsi zat besi.

Penulis merencanakan penanganan ibu dengan anemia ringan yaitu dengan


pemberian tablet Fe yang diminum 1 kali dalam sehari dan pemberian
Vitamin C yang dapat membantu penyerapan Fe, anjurkan ibu untuk
istirahat yang cukup dan makan – makanan yang bergizi seimbang.
VI. PELAKSANAAN
Setelah penulis merencanakan semua tindakan yang akan dilakukan
terhadap klien, maka penulis langsung melaksanakan rencana tersebut
dengan Menjelaskan pada ibu bahwa keadaan ibu dan janinnya sesuai
dengan hasil pemeriksaan dan menjelaskan pada ibu tentang anemia yaitu
anemia adalah kondisi dimana kadar hb dalam darah ibu < 11 gr% dan ini
disebabkan karena kekurangan zat besi karena pada saat hamil zat-zat
makanan yang diperlukan meningkat, menganjurkan kepada ibu untuk
istirahat yang cukup yaitu tidur siang ± 2 jam, tidur malam ± 7 – 8 jam
teratur, dan mengurangi pekerjaan rumah tangga dengan semakin tua usia
kehamilan, menganjurkan ibu utuk mengkonsumsi makanan bergizi
seimbang seperti sayuran hijau, buah-buahan lauk hewani (daging dan ikan)
lauk nabati (tahu dan tempe) dan susu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi
ibu dan janin, memberi dan menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi tablet
Fe yaitu 1 kali sehari diminum pada malam hari dan mengkonsumsi
makanan yang membantu penyerapan tablet Fe tarsebut seperti vitamin C
(jeruk). Diminum sebelum tidur agar mengurangi rasa mual, dan tidak boleh
diminum berbarengan dengan air teh dan kopi karena akan lebih mual,
memberitahu kepada ibu tentang tanda-tanda bahaya pada kehamilan seperti
: sakit kepala yang hebat, nyeri epigastrium, penglihatan kabur, oedem pada
muka dan tangan, perdarahan yang hebat, keluar air ketuban secara tiba-tiba
dan menganjurkan ibu untuk ibu untuk melakukan kunjungan ulang agar
kondisi ibu dan janin terpantau.

VII. EVALUASI
Ibu telah mengerti dan akan minum tablet Fe sesuai dengan aturan, setelah
dilakukan penatalaksanaan pada ibu dengan anemia ringan, ibu tidak
mengalami kondisi yang membahayakan. Kadar Hb ibu mengalami
kenaikan yaitu pemeriksaan pertama pada tanggal 15 Desember 2010 10,2
gr% dan pada tanggal 26 Januari 2011 dilakukan pemeriksaan ulang dan
didapatkan kadar Hb 10,8 gr%.

Anda mungkin juga menyukai