Anda di halaman 1dari 16

NUTRISI PADA IBU HAMIL

DENGAN ANEMIA, PRE-EKLAMSI, HIPEREMESIS


GRAVIDARUM

Disusun oleh:
1. Dhea Amanda Sulistyani
2. Farihah Khoerunnisa
3. Kanah Fadilah

DIII KEPERAWATAN
UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA JAKARTA
Definisi Ibu Hamil Ibu hamil adalah orang yang sedang dalam
proses pembuahan untuk melanjutkan
keturunan. Dalam tubuh seorang wanita hamil
terdapat janin yang tumbuh yang tumbuh di
dalam rahim. Kehamilan merupakan masa
kehidupan yang penting. seorang ibu hamil
harus mempersiapkan diri sebaik – baiknya
tidak menimbulkan permasalahan pada
kesehatan ibu, bayi, dan saat proses kelahiran
(Mamuroh, 2019).
Gizi Ibu Hamil

Substansi makanan yang berfungsi sebagai


sumber energi, pertumbuhan, sumber zat
pembangunan serta sebagai pertahanan dan
perbaikan jaringan tubuh. Zat gizi terdiri dari
karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan
mineral yang dibutuhkan untuk hidup sehat.
Status gizi merupakan cerminan dari ukuran
terpenuhinya kebutuhan gizi (Almatsier,2016)
Manfaat Gizi dalam Masa Kehamilan

Kecukupan gizi ibu saat hamil erat kaitannya


dengan keadaan bayi yang dilahirkan. Masa
kehamilan yang paling kritis adalah trimester
ketiga, yakni saat umur janin sudah mencapai
enam bulan, janin akan tumbuh cepat sekali. Hal
ini dapat dilihat dari kenaikan berat badan ibu
yang makin cepat ketika memasuki trimester kedua
kehamilan. Selain itu, pertumbuhan otak janin
selama kehamilan juga sangat dipengaruhi oleh
keadaan gizi ibu.
 
Anemia Pada Ibu Hamil

• Menurut Sinsin (2008),


Anemia pada ibu hamil adalah keadaan dimana seorang ibu hamil mengalami klasifikasi anemia sebagai
defisiensi zat besi dalam darahnya. Anemia atau sering disebut kurang darah berikut :
adalah keadaan di mana darah merah kurang dari normal, dan biasanya yang
digunakan sebagai dasar adalah kadar Hemoglobin (Hb) (Nurhidayanti, 2013). • Anemia ringan, bila kadar
Hb > 10 mg%
• Anemia sedang, bila kadar
Hb 5-8 mg%
• Anemia berat, bila kadar
Hb < di bawah 5 mg%
Menurut Muaris (2002), Anemia pada ibu hamil disebabkan karna • Normal (tidak anemia), bila
berkurangnya cadangan zat besi dalam tubuh ibu, karna digunakan
untuk tubuh janin. Jika ibu mengalami anemia, maka ia akan kadar Hb 12-14mg%
merasa cepat lelah, muka pucat, mudah letih, dan napas terasa
pendek bila melakukan pekerjaan, walaupun itu gerakan yang
ringan.
Penyebab Anemia Pada Ibu Hamil Akibat anemia pada Ibu Hamil adalah sebagai
berikut :
• Perdarahan saat persalinan karena luka
Penyebanya karena kekurangan zat besi, yang biasanya akibat persalinan sulit menutup
disebabkan oleh tidak adekuatnya jumlah zat besi di dalam • Meninggal saat peralinan
makanan. Anemia juga bisa terjadi akibat kekurangan asam • Meningkatkan resiko persalinan prematur
• Berat bayi rendah
folat (sejenis vitamin B yang diperluakn untuk pembuatan sel
• Gangguan jantung, ginjal, dan otak
darah merah) (Wati, 2011).

Menurut BKKBN (2007), Jarak kehamilan yang terlalu dekat


adalah jarak antara kehamilan satu dengan berikutnya kurang
dari 24 bulan (2 tahun), jarak yang optimal diajurkan adalah 36
bulan. Jika terlalu dekat dapat mengakibatkan terjadinya
penyulitan dalam kehamilan seperti anemia, serta beresiko
menyebabkan keguguran, anemia, bayi lahir belum waktunya
(prematur), berat bayi lahir rendah (BBLR), cacat bawaan dan
tidak optimalnya tumbuh kembang balita.
Menurut Proverawati dan Asfuah (2009), anemia dalam kehamilan sama seperti
yang terjadi pada wanita yang tidak hamil. Semua anemia terdapat pada wanita usia
produktif dapat menjadi ormon penyulit dalam kehamilan. Penyebabnya antara lain:

1) Makanan yang kurang bergizi


2) Gangguan pencernaana dan malabsorpsi
3) Kurang zat besi dalam makanan (kurang zat besi dalam diet)
4) Kebutuhan zat besi yang meningkat
5) Kehilangan darah yang banyak seperti persalinan yang lalu, haid dan lain-
lain.
6) Penyakit-penyakit kronik seperti TBC paru, cacing usus, malaria dan lain-
lain

Tanda dan Gejala

keluhan lemah, pucat, mudah pingsan, sementara tensi masih dalam


batas normal (perlu dicurigai anemia defisiensi), mengalami malnutrisi,
cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang, melaise, lidah luka,
nafsu makan turun, (anoreksia), konsentrasi hilang, nafas pendek (pada
anemia parah) dan keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil muda
(Proverawati dan Asfuah, 2009).
Faktor yang Berhubungan dengan Anemia Ibu Hamil
Trimister

3. Frekuensi Asupan Sumber


1. Konsumsi Tablet Fe 2. Frekuensi Makan Zat Besi

Berikut ada beberapa jenis makan yang harus dikonsumsi ibu


hamil agar terhindar dari anemia (Farida, 2015)

1. Daging 2. Sayuran 3. Buah-buahan 4. Kuning telur


 
Berikut adalah kebutuhan gizi ibu hamil yang harus
diperhatikan (Sibagariang, 2010) :
Selama kehamilan, diperlukan tambahan protein, ratarata 17
1. Protein
gram/hari. Akan tetapi, karenapada trimester pertama ibu hamil
2. Karbohidrat dan Serat belum bisa makan normal, maka kebutuahan protein belum bisa
terpenuhi. Diharapkan 1g/kg berat badan protein dapat
3. Lemak dikonsumsi. Pada trimester kedua, ibu hamil sudah mulai
memounyai nafsu makan. 1.5g/kg berat badan protein/hari
4. Vitamin diperkiraan dapat dipenuhi.

Lemak dapat membantu tubuh untuk menyerap banyak


nutrisi. Lemak juga menghasilkan energi dan menghemat
protein untuk dimanfaatkan dalam fungsi-fungsi
Vitamin penting untuk pembelahan dan pertumbuhan jaringan plasenta dan janin.
pembentukan sel baru. Misalnya vitamin A
untuk meningkatkan pertumbuhan dan
kesehatan sel dan jaringan janin
Ibu Hamil dengan Preeklamsi

1. Tujuan diet pada ibu hamil dengan Preeklamsia

Mencapai & mempertahankan status gizi normal, mencapai &


mempertahankan tekanan darah normal, mencegah &
mengurangi retensi garam/air, mencapai keseimbangan nitrogen,
menjaga agar penambahan berat badan tidak melebihi normal,
mengurangi & mencegah timbulnya factor resiko lain pd saat
hamil/ setelah melahirkan.
2. Macam Diet Preeklampsia

Diet Preeklampsia I
a. Diberikan kepada pasien dengan preeklampsia berat
b. Makanan diberikan dalam bentuk cair, yang terdiri dari susu
dan sari buah
c. Jumlah cairan diberikan paling sedikit 1500 ml sehari per
oral dan kekurangannya diberikan secara parental.
d. Makanan ini kurang energi dan zat gizi karena itu hanya
diberikan 1 – 2 hari Diet Preeklampsia II
a. Sebagai makanan perpindahan dari diet
preeklampsia I atau kepada pasien preeklampsia
yang penyakitnya tdk begitu besar
b. Makanan berbentuk saring atau lunak.
c. Diberikan sebagai diet rendah garam I
d. Makanan ini cukup energi dan zat gizi lainnya
Diet Preeklampsia III
a. Sebagai makanan perpidahan dari diet preeklampsia II atau
kepada pasien dengan preeklampsia ringan.
b. Makanan ini mengandung protein tinggi dan rendah garam .
c. Diberikan dalam bentuk lunak atau biasa .
d. Jumlah energi harus disesuaikan dengan kenaikan berat
badan yang boleh lebih dari 1 kg per bulan.
Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum
2. Syarat diet pada ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum

1. Tujuan diet pada ibu hamil dengan Diet hiperemesis gravidarum memiliki beberapa syarat,

hyperemesis gravidarum diantaranyan adalah:

Diet pada hiperemesis gravidarum a. Karbohidrat tinggi


b. Lemak rendah
bertujuan untuk mengganti persediaan
c. Protein sedang
glikogen tubuh dan mengontrol asidosis
d. Makanan diberikan dalam bentuk kering; pemberian cairan
secara berangsur memberikan makanan
disesuaikan dengan keadaan pasien, yaitu 7-10 gelas per hari.
berenergi dan zat gizi yang cukup. e. Makanan mudah cerna, tidak merangsang saluran pencernaan, dan
diberikan sering dalam porsi kecil.
f. Bila makan pagi dan siang sulit diterima, pemberian dioptimalkan
pada makan malam dan selingan malam.
g. Makanan secara berangsur ditingkatkan dalam porsi dan nilai gizi
sesuai dengan keadaan dan kebutuhan gizi pasien.
3. Macam-macam Diet

b. Diet Hiperemesis II
a. Diet Hiperemesis I

Diet hiperemesis I diberikan kepada pasien dengan hiperemesis Diet ini diberikan bila rasa mual dan muntah sudah
gravidaru berat. Makanan hanya terdiri dari roti kering, singkong bakar berkurang. Diet diberikan secara berangsur dan dimulai
atau rebus, ubi bakar atau rebus, dan buah-buahan. Cairan tidak dengan memberikan bahan makanan yang bernilai gizi
diberikan bersama makanan tetapi 1-2 jam sesudahnya. Karena pada tinggi. Minuman tidak diberikan bersamaan dengan
diet ini zat gizi yang terkandung di dalamnya kurang, maka tidak
makanan. Pemilihan bahan makanan yang tepat pada tahap
diberikan dalam waktu lama.
ini dapat memenuhi kebutuhan gizi kecuali kebutuhan
energi.
c. Diet Hiperemesis III

Diet hiperemesis III diberikan kepada pasien hiperemesis


gravidarum ringan. Diet diberikan sesuai kesanggupan pasien,
dan minuman boleh diberikan bersama makanan. Makanan pada
diet ini mencukupi kebutuhan energi dan semua zat gizi.
4. Makanan yang dianjurkan untuk diet hiperemesis I, II, dan III
adalah :
a. Roti panggang, biskuit, crackers

b. Buah segar dan sari buah

c. Minuman botol ringan, sirop, kaldu tak berlemak, teh dan


kopi encer

Anda mungkin juga menyukai