BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
yang terjadi secara mendadak (dalam beberapa detik) atau secara cepat
(dalam beberapa jam) dengan tanda dan gejala klinis baik fokal maupun
ataupun sumbatan (stroke iskemik) dengan gejala dan tanda sesuai bagian
otak yang terkena, yang dapat sembuh sempurna, sembuh dengan cacat,
(patologi dalam otak itu sendiri bukan karena faktor luar) yang
Nurhidayat, 2014).
terjadi setelah lama beristirahat, baru bangun tidur atau di pagi hari dan
7
8
otak atau pembuluh organ selain otak (Sylvia, 2005 dalam Latifa 2016).
tidur atau bangun tidur. Hal ini dapat terjadi karena penurunan
Emboli serebral (bekuan darah atau material lain yang dibawa ke otak
otak oleh bekuan darah, lemak dan udara. Pada umumnya emboli
3. Iskemia
TIA adalah defisit neurologik fokal akut yang timbul karena iskemia
otak sepintas dan menghilang lagi tanpa sisa dengan cepat dalam
RIND adalah defisit neurologik fokal akut yang timbul karena iskemia
otak berlangsung lebih dari 24 jam dan menghilang tanpa sisa dalam
Completed stroke adalah defisit neurologi fokal akut karena oklusi atau
gangguan peredaran darah otak yang secara cepat menjadi stabil tanpa
memburuk lagi.
1. Gangguan Motorik
2. Gangguan Sensorik
Glasgow yaitu:
15)
4. Tremor (gemetar), bisa diawal gerakan dan bisa juga di akhir gerakan
seluruh
badan dalam hal ini badan yang tidak bersandar tidak dapat
dan begitu pula sebaliknya dan sebagian juga terjadi Hemiparese dupleks,
a. Dapat terjadi kebutaan satu mata di sisi arteria karotis yang terkena,
c. Lesi dapat terjadi di daerah antara arteria serebri anterior dan media
lengan)
d. Disfasi
bilateral)
c. Ataksia
f. Disfagia
g. Disartria
a. Koma
b. Hemiparese kontralateral
menit. Bila tidak ada alirandarah lebih dari 30 detik gambaran EEG akan
lebih dari 5 menit maka kerusakan jaringan otak dimulai, dan bilalebih
Bila aliran darah jaringan otak berhenti maka oksigen dan glukosa
berlanjut.
2.1.6 Pathway Stroke Non Hemoragik
Faktor Peningkatan lemakLemak sudah nekrotikMenjadi kapur
pencetus/etiologi
Disfungsi
Kerusakan N.I, N.II, N.IV, N.XIIKerusakan N.VII, N.IX Disfungsi N.XI
N.II (optikus)
stroke. Menurut Utami (2009) ada dua faktor resiko yaitu faktor yang
a. Usia
(Utami,2009).
b. Jenis Kelamin
(Utami,2009).
c. Riwayat Keluarga
(Utami,2009).
d. Ras
(Utami,2009).
a. Tekanan Darah
b. Merokok
terkena stroke dua sampai empat kali ini berlaku untuk semua
(Utami,2009).
c. Diabetes Mellitus
d. Obesitas
darah (Utami,2009).
e. Penyakit pada Arteri Carotid dan Arteri lainnya
(Utami,2009).
DEPKES, 2009).
Minum alkohol lebih dari satu gelas pada pria dan lebih dari
tekanan darah. Selain itu, minum tiga gelas kopi sehari dapat
h. Dislipidemia
i. Stress
j. Estrogen
stroke (Utami,2009).
1. Angiografi serebral
otak adalah penyuntikan suatu bahan yang tampak dalam citra sinar-X
resiko kematian pada satu dari setiap 200 orang yang diperiksa
obat atau cairan kepada bila diperlukan. Alat yang disebut pulse
denyut serta irama jantung. Pasien akan berbaring telentang pada meja
pada kepala dan leher akan diambil. Setelahnya, katerer akan diangkat
dan penjahitan akan dilakukan pada bagian terinjeksi tersebut. Seluruh
2017).
2. Lumbal Pungsi
teknik yang ketat dan aseptik. Posisi pasien yaitu posisi tidur miring
dengan fleksi maksimal dari lutut, paha, dan kepala semua mengarah
2011).
4. MRI
sekitar 30 menit. Alat ini tidak dapat digunakan jika terdapat alat pacu
jantung atau alat logam lainnya di dalam tubuh. Selain itu, orang
mendeteksi stroke iskemik, bahkan pada stadium dini. Alat ini kurang
5. USG Doppler
karotis).
6. EEG
7. EKG
Merupakan tes rutin untuk menentukan jumlah sel darah merah, sel
adalah ukuran jumlah sel darah merah. Hitung darah lengkap dapat
digunakan untuk mendiagnosis anemia atau infeksi. Hitung darah
cell disease).
b. Tes koagulasi
Tes ini mengukur seberapa cepat bekuan darah. Tes yang paling
darah), karena tingkat glukosa darah yang tinggi atau terlalu rendah
ginjal.
hiperglikemia.
1. Penatalaksanaan medis
disingkirkan.
2. Penalaksanaan Keperawatan
stroke iskemik sebesar 6%. Diet rendah lemak trans dan jenuh
2) Aktivitas fisik
1) Pengertian rehabilitasi
meliputi:
masa otot dan kekuatan otot (Potter & Perry, 2005 dalam
sehari adalah dua sampai tiga kali sehari dan lama latihan
tiga kali perminggu, tiap sesi lebih dari 20-30 menit total
1. Pencegahan Primer
hidup dalam segala hal, memodifikasi faktor resiko, dan bila perlu
berolahraga.
2. Pencegahan Sekunder
koroner, kadar kolesterol LDL darah yang tinggi, kadar asam urat
deformitas, terjatuh.
4. Hidrosefalus
evakuasi.
stroke non hemoragik harus dikelola dengan cara yang sama seperti
2.2.1 Definisi
(Mubarak,2008).
2.2.2 Etiologi
sehari-hari.
2. Proses Penyakit/Cedera
3. Kebudayaan.
4. Tingkat Energi
cukup.
karena kepala dan tubuh bagian atas dibawa ke depan dan tidak
orangtua.
6. Kondisi patologik
a. Postur abnormal :
anterior
lateral.
fraktur.
7. Ketidakmampuan
yaitu:
(Mubarak, 2008).
2.2.3 Patofisiologi
kontak antara bagian tubuh dengan sumber panas ekstrim. Terjadinya trauma
dan terjadi iskemia sel-sel otak yang menimbulkan stroke yang menyerang
panas, api, bahan kimia, listrik yang menyebabkan combustio (luka bakar)
dan merusak jaringan kulit yang lebih dalam, menimbulkan sensasi nyeri
sebagai berikut:
6. Pergerakan gemetar.
halus.
kasar.
2.2.5 Klasifikasi
secara penuh dan bebas sehingga dapat melakukan interaksi sosial dan
dengan batasan jelas dan tidak mampu bergerak secara bebas karena
Hal ini dapat dijumpai pada kasus cedera atau patah tulang dengan
yaitu :
dan sensorik.
1.Pengertian
2. Tujuan
4. Prosedur Kerja
a. Persiapan Alat
1) Sarung Tangan
2) Selimut
b. Persiapan Pasien
santun)
c. Persiapan
Lingkungan
d. Pelaksanaan Tindakan
2) Cuci tangan
Tabel 2.3 Gerakan ROM pada Leher, Spina dan Servikal (Bakara dkk,2016)
Gerakan Penjelasan Rentang
Fleksi Menggerakkan dagu menempel 45o
ke dada
Ekstensi Mengembalikan kepala ke 45o
posisi tegak
Hiperekstensi Menekuk kepala ke belakang 40-45o
sejauh mungkin
Fleksi lateral Memiringkan kepala sejauh 40-45o
mungkin kearah setiap bahu
Rotasi Memutar kepala sejauh 180o
mungkin dalam gerakan sirkuler
Gambar 2.2 Gerakan ROM pada Leher, Spina dan Servikal (Bakara dkk, 2016)
Tabel 2.4 Gerakan ROM pada Bahu (Bakara dkk,2016)
Gerakan Penjelasan Rentang
Fleksi Menaikkan lengan dari posisi di 180o
samping tubuh ke depan ke
posisi di atas kepala
Ekstensi Mengembalikan lengan ke 180o
posisi ke samping tubuh
Hiperekstensi Menggerakkan lengan ke 45-60o
belakang tubuh, siku tetap lurus
Abduksi Menaikkan lengan ke posisi 180o
samping di atas kepala dengan
telapak tangan jauh dari kepala
Adduksi Menurunkan lengan ke samping 320o
dan menyilang tubuh sejauh
mungkin
Rotasi dalam Dengan siku fleksi, memutar 90o
bahu dengan menggerakkan
lengan sampai ibu jari
menghadap ke dalam dan ke
belakang
Rotasi luar Dengan siku fleksi, 90o
menggerakkan lengan sampai
ibu jari ke atas dan samping
kepala
Sirkumduksi Menggerakkan lengan dengan 360o
lingkaran penuh
8) Cuci tangan
e. Evaluasi
1) Dokumentasikan tindakan
2.4.1 Pengkajian
1. Identitas Klien
2. Keluhan Utama
adalah kelemahan pada salah satu sisi anggota gerak badan, bicara
hari.
5. Aktivitas sehari-hari
a. Nutrisi
c. Eliminasi
6. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
b. Kesadaran
somnolen, apatis, spoor, sporos coma dengan GCS <2 pada awal
terserang stroke. Sedangkan pada saat pemulihan biasanya
13-15.
c. Tanda-tanda Vital
diastole > 80
stroke hemoragik.
untuk mengunyah.
2) Mata
kanan.
3) Hidung
saat bicara.
5) Telinga
dan pasien hanya dapat mendengar jika suara keras dan dengan
6) Leher
7) Dada thorax
gangguan
8) Abdomen
genetalia.
10) Ekstermitas
Kekuatan otot :
0 : Lumpuh
1 : Ada kontraksi
11) Integumen
terdapat lesi atau tidak, kulit kotor atau bersih, CRT < 2
7. Pemeriksaan Nervus
sementara lubang hidung yang lain kita tutup dan pasien menutup
pupil, fundus kopi dan tes warna. Untuk penglihatan sentral dengan
antara pasien dengan tabel, jika ruangan tidak cukup luas bisa
lapang pandangan kanan dan ke kiri, atas dan bawah dimana mata
lain dalam keadaan tertutup dan mata yang diperiksa harus menatap
otot mengunyah.
abduksi mata.
dan muntah.
8. Pemeriksaan refleks
a. Reflek Fisiologis
1) Reflek Biceps
2) Reflek Triceps
3) Reflek Brachioradialis
tangan
4) Reflek Patella
femoris
5) Reflek Achiles
1) Reflek Babinski
posterior ke anterior
2) Reflek Chaddok
babinski)
3) Reflek Schaeffer
4) Reflek Oppenheim
betis)
6) Ankle Clonus
Cara : Lutut dalam posisi fleksi, dan dengan cara manual lakukan
menerus
7) Knee Clonus
patella
2.4.2 Diagnosis
2.4.3 Perencanaan
ROM sangat efektif dalam proses penyembuhan hambatan mobilitas fisik. Hal ini didukung dengan penelitian- penelitian yang
mu`minīn
Artinya : " Hai manusia , telah datang kepadamu kitab yang berisi
yatafakkarụn
dengan lancar. Dari perut lebah itu keluar minuman madu yang
dan dia mengampuni segala dosa yang selain dari ( syirik ) itu, bagi
6. QS. Al-Hajj : 38
2.4.4 Implementasi
keperawatan.
klien
2.4.5 Evaluasi