Anda di halaman 1dari 2

NAMA: RINALDI MAHARESI SITEPU

NIT: 35161190020
COURSE : D-III TPPU I
MATA KULIAH : HUMAN FACTOR
DOSEN PEMBIMBING: PAK ROFI JULIATMA
“ANALISA KRONOLOGIS KECELAKAAN PESAWAT ADAM AIR YANG JATUH
DI PERAIRAN MAJENE DAN SHELL MODEL YANG TERPUTUS TERKAIT
KECELAKAAN TERSEBUT”
 Pengertian
Dalam SHELL model ini menjelaskan mengenai individu sejatinya akan bertindak
selamat karena setiap individu memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Menurut
model ini, penyebab kecelakaan disebabkan oleh beberapa faktor. Karena
karakteristik yang berbeda-beda tersebut maka manusia harus dapat beradaptasi dan
mencocokan dengan beberapa faktor yang berkaitan dengan pekerjaannya agar tidak
terjadi kecelakaan sehingga tidak hanya manusia saja yang menjadi penyebab utama
kecelakaan.
Faktor-faktor tersebut anatara lain:
 Software ( prosedur)
 Hardware (mesin atau alat yang digunakan)
 Environment (lingkungan)
 Lifeware 1 (manusia)
 Lifeware 2 (manusia)

Jadi, menurut teori ini kelima faktor tersebut harus saling melengkapi satu
sama lain (match) agar tidak terjadi kecelakaan dan yang menjadi pusatnya
yaitu manusia dimana terdapat adanya interaksi antara lifeware 1 dengan
lifeware 2 (interaksi antara manusia dengan manusia) , lifeware1 dengan
software (interaksi manusia dengan prosedur atau SOP), lifeware 1dengan
hardware (interaksi manusia dengan mesin yang digunakannya), dan lifeware
1 dengan environment (interaksi manusia dengan lingkungan kerjanya).
Setelah terjadi kecocokan diantara setiap faktor-faktor tersebut maka
kemungkinan terjadinya kecelakaan akan lebih sedikit.

 Sejarah Pesawat ADAM AIR


Adam Air Penerbangan 574 (KI 574, DHI 574) adalah sebuah penerbangan domestik
terjadwal Adam Air jurusan Jakarta-Surabaya-Manado, yang hilang dalam
penerbangan sesudah transit di Surabaya. Mengoreksi kekeliruan laporan sebelumnya,
pesawat masih berstatus hilang. Kotak hitam ditemukan di kedalaman 2000 meter
pada 28 Agustus 2007. Seluruh 102 orang di dalamnya tewas, angka kematian
tertinggi dari setiap kecelakaan penerbangan yang melibatkan pesawat Boeing 737-
400. Pada 25 Maret 2008, penyebab kecelakaan seperti yang diumumkan oleh Komisi
Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) adalah cuaca buruk, kerusakan pada alat
bantu navigasi Inertial Reference System (IRS) dan kegagalan kinerja pilot dalam
menghadapi situasi darurat. Tragedi ini diangkatkan dalam Film Tragedi Penerbangan
574.

Jadi,Kesimpulan yang saya dapat mengenai kecelakaan Pesawat Penerbangan ADAM


AIR 574 dengan materi SHELL Model ialah :
 Adanya Interaksi komunikasi yang terputus antara Liveware 1 dengan
Liveware 2 yaitu antara Pilot dan ATC.Info cuaca buruk sebelumnya
disampaikan BMKG. Ada awan tebal naik sampai ketinggian 30.000 kaki
(9.140 m) di rute yang akan dilalui. Kecepatan angin pada rata-rata 30 knot
(56km/jam). Di atas Selat Makassar, pesawat menabrak angin berkecepatan
lebih dari 70 knot(130 km/jam). Pilot mengubah arah terbang pesawat ke
timur, ke arah daratan sebelum kehilangan kontak. Dalam transmisi radio
terakhirnya, pilot melaporkan angin yang akan datang dari kiri, tapi kontrol
lalu lintas udara menyatakan angin harusnya datang dari kanan.

 Adanya interaksi yang terputus antara Liveware dengan Hardware (LH) pada
SHELL MODEL yaitu dimana Teknisi tersebut bisa saja tidak memastikan
bahwa semua komponen pesawat tersebut masih normal atau dalam keadaan
Seperti Manual Maintenance nya dimana pada pesawat ini adanya
kerusakan alat bantu Navigasi Inersia (IRS) yang menyebabkan pesawat
Adam Air tersebut mengalami kecelakaan.

 Liveware ( Pilot dan Kopilot ) dengan Software ( Prosedur IRS ). Penanganan


terhadap IRS yang dilakukan tidak sesuai dengan buku panduan, sehingga
kemudi otomatis pesawat menjadi tidak berfungsi. Pesawat pun mulai miring.

Anda mungkin juga menyukai