Anda di halaman 1dari 7

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

PENGELOLAAN LIMBAH PADAT B3


RUMAH SAKIT UMUM KARSA HUSADA BATU

Disusun oleh :

INSTALASI SANITASI

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR

RUMAH SAKIT UMUM KARSA HUSADA BATU

TAHUN 201
KERANGKA ACUAN KEGIATAN
PENGELOLAAN LIMBAH PADAT B3

I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan
kemauan, kesadaran, dan kemampuan hidup sehat bagi semua
lapisan masyarakat sehingga dengan begitu diharapkan dapat
meningkatkan derajat kesehatan setinggi-tingginya. Derajat
kesehatan sangat berpengaruh terhadap kualitas sumber daya
manusia. Sumber daya manusia yang sehat akan meningkatkan
produktivitas hidup. Pengetahuan dan kepedulian masyarakat akan
kesehatan menyebabkan kebutuhan terhadap layanan bermutu
rumah sakit semakin meningkat dari tahun ke tahun. Hal tersebut
mengakibatkan perkembangan rumah sakit di Indonesia meningkat
pesat belakangan ini. Seiring jumlah rumah sakit yang bertambah
setiap tahunnya di Indonesia, maka semakin banyak pula jumlah
produksi limbah medis yang dihasilkan.
Limbah rumah sakit dibagi menjadi dua kelompok
secara umum yaitu limbah medis dan limbah non medis
(Pertiwi, 2017). Limbah medis rumah sakit dikategorikan sebagai
limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) seperti disebutkan
dalam Lampiran I PP No. 101 Tahun 2014 bahwa limbah medis
memiliki karakteristik infeksius. Limbah B3 dapat
menimbulkan bahaya terhadap lingkungan dan juga dampak
terhadap kesehatan masyarakat serta makhluk hidup lainnya bila
dibuang langsung ke lingkungan. Peraturan Menteri Lingkungan
Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia No. P.56 Tahun 2015
juga menyebutkan Rumah sakit termasuk salah satu fasilitas
pelayanan kesehatan wajib melakukan pengelolaan limbah B3 yang
meliputi pengurangan dan pemilahan limbah B3, penyimpanan
limbah B3, pengangkutan limbah B3, pengolahan limbah B3,
penguburan limbah B3, dan/atau penimbunan limbah B3.
Pengelolaan limbah B3 di rumah sakit sangat diperlukan karena
3

apabila limbah B3 tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan


dampak antara lain: mengakibatkan cedera, pencemaran
lingkungan, serta menyebabkan penyakit nosokomial. Pengelolaan
limbah B3 rumah sakit yang baik diharapkan dapat meminimalisir
dampak yang ditimbulkan tersebut.

B. MAKSUD dan TUJUAN


1. Tujuan
Tujuan dilakukannya Pengelolaan Limbah Padat B3 adalah untuk
membantu peresapan air hujan maupun limpasan kedalam tanah
dalam rangka menjaga kesetabilan cadangan air tanah di RSU
Karsa Husada Batu. Sedangkan maksud dari kegiatan Pekerjaan
Pembangunan Sumur Resapan adalah, untuk membangun
sumur resapan di RSU Karsa Husada batu.

C. LANDASAN HUKUM
Pelaksanaan Kegiatan Pembuatan sumur resapan,
berdasarkan pada :
1. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
2. Permen LH No. 12 tahun 2009 Tentang Pemanfaatan Air
Hujan.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.
4. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1204 Tahun 2004
Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.

II. LINGKUP KEGIATAN


A. PELAKSANA
Pelaksana kegiatan adalah tenaga yang ditunjuk langsung oleh
Rumah Sakit.

B. LINGKUP KEGIATAN
Lingkup kegiatan pembuatan sumur resapan RSU Karsa Husada
Batu adalah:
1) Kegiatan Observasi Awal
3
a. Survey lokasi kegiatan pembuatan sumur resapan
b. Survey rencana lokasi pembuatan sumur resapan

C. WAKTU PELAKSANAAN
Waktu Pembuatan Sumur Resapan pada bulan Oktober – November
2018 sebanyak 4 Unit sumur resapan.

D. BAHAN dan PERALATAN YANG DIGUNAKAN


Bahan utama yang diperlukan untuk membuat sumur resapan
adalah: :
 Seng/Plastik
 Paralon
 Beton/Bata
Seng/Plastik digunakan untuk menampung air hujan yang berasal
dari genting, selanjutnya air tersebut dialirkan melalui paralon
menuju ke sumur resapan. Paralon digunakan untuk mengalirkan air
hujan dari talang ke sumur resapan. Beton (bis beton) atau dari batu
bata digunakan sebagai dinding sumur resapan.

Alat yang digunakan untuk membuat sumur resapan adalah :


 Peralatan pertukangan seperti tukang batu dan tukang kayu.
 Alat ukur ( meteran)
 Kayu/bamboo

E. PEMBUATAN SUMUR RESAPAN


Tahap-tahap pembuatan sumur resapan adalah :
1. Persiapan awal berupa penyiapan lahan dan bahan.
2. Penggalian baik untuk sumur itu sendiri maupun jaringan yang
berasal dari atap.
3. Pemasangan meliputi pemasangan bis beton atau batu bata dan
pemasangan jaringan dari tiap gedung/bangunan.
Pemasangan sumur resapan dapat dilakukan dengan model tunggal
dan komunal. Maksud sumur resapan model tunggal adalah satu
sumur resapan digunakan untuk satu bangunan/gedung, sedangkan
yang komunal satu sumur resapan digunakan secara bersama-sama
3

untuk lebih dari satu bangunan/gedung. Letak sumur resapan untuk


yang model tunggal biasanya di halaman bangunan/gedung sedang
yang model komunal dapat dipasang di bahu jalan.
Gambar Konstruksi Sumur Resapan Dalam adalah sebagai berikut :

F. PELAPORAN
Pelaporan dilaksanakan dengan rincian sebagai berikut :
1. Laporan Harian
Berisi kemajuan pelaksanaan kegiatan harian, minimal mencakup
job desk masing-masing personil.
2. Laporan Mingguan
Berisi kemajuan pelaksanaan kegiatan mingguan( 7 hari ), disertai
grafik kemajuan pelaksanaan pekerjaan dan curva S.
3. Laporan Bulanan
Berisi kemajuan pelaksanaan kegiatan bulanan ( 30 hari ), disertai
grafik kemajuan pelaksanaan pekerjaan dan curva S.
4. Laporan Akhir
Merupakan laporan akhir pekerjaan lengkap dengan progres
pelaksanaan pekerjaan harian, mingguan hingga bulanan.
Dilengkapi dengan grafik dan curva S.
3
III. PENUTUP
Demikian Kerangka Acuan Kegiatan pembuatan sumur resapan ini
dibuat, sebagai dasar acuan pelaksanaan kegiatan pembuatan sumur
resapan dilingkungan RSU Karsa Husada Batu.

Anda mungkin juga menyukai