Anda di halaman 1dari 3

Nama : Valentina Nancy Alvista

NPM : 2118011059

Refleksi Diri

Sebelumnya, perkenalkan nama saya Valentina Nancy Alvista. Saya adalah mahasiswa baru
di Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Lampung. Pada kesempatan ini, saya akan
menuliskan hasil refleksi saya selama belajar di BLOK Learning Skill terutama tentang metode note
taking yang saya gunakan.

Catatan adalah bagian paling penting untuk memahami sebuah materi. Menurut Boyle
(dikutip dalam Yuniarti dan Trisnawati,2010) mencatat sangat bermanfaat untuk memahami
informasi yang diperoleh, misalnya setelah perkuliahan selesai, agar seseorang dapat mengingat
apa saja yang telah dipelajari untuk belajar maupun untuk ujian (Piolat, Olive dan Kellogg, 2005).
Namun, saya sendiri masih kesulitan untuk membuat sebuah catatan. Sebelumnya saya adalah
orang yang suka menulis dengan metode kalimat. Semua hal yang disampaikan pengajar biasanya
saya tulis dalam catatan saya. Saya merasa nyaman dengan metode tersebut, karena tidak akan
ada hal penting yang tertinggal untuk dicatat. Namun, saat mulai berkuliah, saya menemui
kesulitan dengan metode kalimat. Saya tidak bisa menyeimbangkan kecepatan saya menulis
dengan kecepatan berbicara dosen. Saya sudah sempat mencari cara untuk mengatasi hal
tersebut, seperti pada saat kuliah saya membuat catatan seadanya saja( tidak rapih dan masih
penuh coretan), lalu setelah selesai kuliah, saya akan menyalin catatan tersebut ke dalam buku
saya. Tetapi, saya tidak merasa nyaman dengan cara ini, karena membuat saya akan bekerja dua
kali dan hal ini menyita waktu saya terlalu banyak, belum lagi jika harus mengerjakan tugas. Saya
pun berusaha mencari cara lain untuk menulis. Bersamaan dengan itu, saya mendapatkan
pembelajaran note taking dari dr. Dwita. Ada lima metode mencatat yaitu : metode kalimat,
metode outlining, metode charting, metode mind mapping dan metode cornell.

Menurut saya metode mind-mapping kurang cocok saya gunakan. Sebab metode mind
mapping merupakan metode yang rumit karena membutuhkan kreativitas, dan saya bukanlah
orang yang memiliki kreativitas yang tinggi. Metode selanjutnya adalah metode charting, yaitu
metode yang membagi materi dalam bentuk tabel berisi poin penting materi. Namun, saya juga
merasa metode ini tidak tepat untuk diri saya karena dalam mencatat harus benar-benar paham
materi agar tidak salah dalam pengkategorian. Menurut saya hal tersebut sulit diterapkan saat
perkuliahan berlangsung. Metode lain yang menarik perhatian saya adalah metode cornell.
Metode ini memiliki 5 tahap yaitu record, question, recite, refleksi, dan review. Metode ini
merupakan suatu hal yang baru bagi saya, dan menurut Broe (diktutip dalam Yuniarti dan
Trisnawati, 2018) format dari metode Cornell berfungsi untuk mengatur catatan dengan rapi dan
mudah dibaca kembali. Saya pun mencoba metode cornell ini dalam tiga kali pertemuan dengan
tiga dosen yang berbeda, namun saya merasa belum terlalu menguasai metode ini, sehingga justru
membuat saya kesulitan dalam mencatat. Saya pun berusaha untuk mencari metode lainnya.

Setelah mencari lebih mendalam tentang metode lain,saya merasa metode outlining adalah
metode yang cocok untuk saya. Karena menurut Moshleh dan Baba (2013) metode outlining
memiliki keuntungan seperti materi akan terorganisir dengan baik dan dapat memudahkan
mereview materi sebab poin utama dapat diubah menajdi pertanyaan. Namun menurut
penjelasan dr.Dwita pada metode ini diperlukan pemahaman untuk mengatur judul dan subjudul
untuk memisahkan topik. Disisi lain, saya juga merasa bahwa metode kalimat adalah metode yang
tidak dapat saya tinggalkan. Metode kalimat juga memiliki beberapa kelebihan yaitu dalam
penggunaannya tidak memerlukan pemahaman materi terlebih dahulu. Sedangkan kerugiannya
adalah cenderung menyalin semua hal dan tidak efektif. Setelah saya menganalisis tentang
kelebihan dan kerugian dari metode kalimat, saya merasa tetap butuh metode tersebut. Ketika
saya membaca catatan yang ditulis dengan metode kalimat, saya merasa seperti kembali pada
situasi dimana pengajar menjelaskan materi, dan ini sangat membantu terutama bagi orang yang
pelupa seperti saya. Untuk kedepannya, saya berencana untuk menambahkan metode penulisan
saya, yang awalnya hanya metode kalimat, menjadi metode kalimat dan outlining. Menurut saya,
dua metode ini dapat saling melengkapi dan cocok untuk saya karena metode outlining mencatat
materi secara garis besar, sedangkan penjelasannya akan saya lengkapi menggunakan metode
kalimat. Saya harap dua metode ini adalah metode yang tepat bagi saya agar saya dapat mencatat
materi dengan lebih baik kedepannya. Sekian refleksi diri saya mengenai pengalaman saya
mencatat selama di BLOK Learning Skill ini, terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA

Yuniarti, & Trisnawati, I. K. 2018. Peningkatan Kemampuan Mencatat (Note Taking) Teks
Bahasa. Jurnal Visipena.9(2):249-253

Piolat A,Olive T, Kellogg RT. 2005. Cognitive effort during note taking. Applied Cognitive
Psychology.19(3):291-293.

Mosleh M dan Baba MS.2013.Overview of Tradisional Note Taking.Educational Psychology


Review [jurnal online] [diakses pada 7 September 2021]. Tersedia
dari
:https://www.researchgate.net/publication/259439056_Overview_of_Tradisional_Note_Taking

Anda mungkin juga menyukai