1. Sebutkan topik kasus yang akan anda uraikan Pada studi kasus ini topik yang akan saya bahas yaitu mengenai proses pembelajaran yang kurang aktif dan masih konvensional terlihat dari aktivitas pembelajaran yang masih berpusat pada guru di dalam kelas. Adapun kelas yang menjadi objek pembahasan saya yaitu kelas 4D SDN Cicadas 027 Kota Bandung, dimana pada sekolah tersebut merupakan tempat saya melakukan PPL 2 selama mengikuti program PPG Prajabatan 2023. 2. Mengapa topik tersebut penting Topik ini penting untuk dibahas dikarenakan melihat pada kurikulum saat ini adalah kurikulum merdeka. Kurikulum merdeka salah satunya memiliki prinsip pembelajaran student center (berfokus pada peserta) dimana aktivitas belajar hendaknya peserta didik dapat terlibat aktif sehingga peserta didik mendapatkan pengetahuan baru dari apa yang dilakukannya dalam kelas. Adapun guru di dalam kelas dapat menjadi fasilitator peserta didik dalam mendapatkan pengetahuan baru mereka. b. Analisis Situasi (200-250 kata) 1. Sebutkan situasi yang terjadi pada saat perancangan dan evaluasi pembelajaran tersebut terkait topik yang sudah dipilih Setelah saya melihat kondisi kelas tersebut saya berfikir untuk menggunakan model pembelajaran berbasis masalah atau PBL (Problem Based Learning). Dengan menggunakan model PBL ini siswa akan dihadapkan pada suatu permasalahan yang akan mereka selesaikan secara berkelompok, sehigga aktivitas belajar akan berpusat pada siswa. 2. Jelaskan peran Anda dalam merancang dan melakukan evaluasi. Adapun peran saya dalam merancang dan melakukan kegiatan pembelajaran tersebut adalah sebagai fasilitator, mediator, dan evaluator. Fasilitator saya memfasilitasi siswa selama pembelajaran, dengan mendorong siswa untuk berfikir kritis dan partisipatif dalam kelompok. Sebagai mediator saya membantu siswa untuk mendapatkan pengetahuan melalui penggunaan media, metode ataupun model, selain itu sebagai guru saya membantu ketika siswa memiliki hambatan baik individu maupun kelompok. Adapun sebagai evaluator saya mengevaluasi pembelajaran hari tersebut apakah sudah mencapai tujuan yang saya susun atau belum dengan melakukan asesmen formatif. 3. Siapa saja yang terlibat dalam perancangan dan evaluasi tersebut. Adapun yang terlibat dalam perancangan dan evaluasi yaitu saya sebagai guru dan siswa sebagai objek dalam perancangan evaluasi tersebut. Dalam merancang pembelajaran saya juga berkordinasi dengan wali kelas kelas 4 mengenai kegiatan yang saya susun, saya juga berkoordinasi dengan guru pamong karna dalam penerapan pembelajaran tersebut saya menggunakan fasilitas sekolah. 4. Jelaskan tantangan dan hambatan yang anda hadapi pada saat merancang dan melakukan evaluasi pembelajaran terkait dengan masalah pada topik tersebut! Tantangan yang saya rasakan dalam melaksanakan pembelajaran menggunakan model PBL di kelas 4 SDN Cicadas 027 ini diantaranya yaitu: keterbatasan fasilitas yang ada di sekolah, kemampuan berfikir kritis siswa ketika dihadapkan pada sebuah permasalahan, dan kemampuan berdiskusi serta berkolaborasi dalam menyelesaikan permasalahan permasalahan.
c. Alternatif solusi (250-300 kata)
1. Langkah nyata apa yang dilakukan dalam menghadapi tantangan merancang pembelajaran dan melakukan evaluasi pembelajaran. Langkah yang saya lakukan dalam menghadapi tantangan yang saya alami ketika penerapan model PBL saat itu yaitu dengan berkomunikasi dengan guru pamong mengenai apa saja yang akan saya gunakan dalam pembelajaran, karna di sekolah tempat saya PPL tersebut fasilitas yang dimiliki terbatas seperti proyektor yang dimiliki hanya 2 sehingga apabila akan menggunakannya untuk pembelajaran maka terlebih dahulu saya menyampaikan pada guru pamong, selain itu aliran listrik antar kelas yang tidak kuat sehingga harus bergantian jam, Alhamdulillah dengan komunikasi dan koordinasi dengan kepala sekolah, saya dapat melaksanakan pembelajaran dengan baik. Tantangan lain yang saya rasakan yaitu menghadapi siswa yang belum mampu berfikir kritis, ketika diberikan suatu permasalahan siswa kelas 4D sering kali bingung dan mudah menyerah hal ini dapat terjadi dikarenakan siswa jarang dibiasakan untuk berfikir, dan menyelesaikan permasalahan serta mandiri maupun kelompok. Alternatif yang saya berikan pada permasalahan tersebut adalah dengan memberikan stimulus dengan pertanyaan yang mengarahkan pada mengindentifikasi masalah, merumuskan masalah, dan menemukan solusi terhadap permasalahan tersebut. Selain kemampuan siswa untuk berfikir kritis saya juga merasakan tantangan dalam membimbing siswa untuk bekerja secara kelompok, beberapa siswa sulit untuk berpartisipasi dalam kelompoknya karena mengandalkan siswa yang lebih mampu, begitupula pada siswa yang mampu belum dapat mengayomi temannya untuk bekerja sama. Alternatif yang saya berikan yaitu berupa motivasi pentingnya bekerja sama, pentingnya menghargai orang lain dan bekerja kelompok.
d. Evaluasi (100-150 kata)
Setelah saya menerapkan model PBL dalam pembelajaran saya merasakan adanya perbedaan suasana kelas, suasana kelas terasa lebih hidup dikarenakan aktivitas pembelajaran berpusat pada siswa dengan mengaktifkan siswa untuk memperoleh pengetahuan baru, siswa juga terlihat lebih percaya diri untuk tampil ke depan kelas, setelah beberapa kali saya masuk kelas 4D menggunakan model PBL ini saya merasakan adanya peningkatan rasa percaya diri siswa terutama siswa yang masih pasif, saat awal saya masuk kelas tersebut siswa masih sangat malu- malu untuk mempresentasikan hasil diskusinya, seiring dengan berjalannya waktu saya menggunakan model PBL ini siswa mulai terbiasa untuk maju ke depan. Selain suasana kelas yang lebih hidup kepuasan dalam belajar juga dirasakan oleh siswa hal ini berdasarkan dari pertanyaan di akhir pembelajaran mengenai pembelajaran yang telah dilaksanakan pada hari tersebut apakah menyenangkan siswa dengan semangat menjawab menyenangkan. Hasil belajar siswapun menunjukkan kenaikan yang signifikan hal ini terlihat dari hasil evaluasi yang saya berikan.