Anda di halaman 1dari 23

MATERI 6

LAPORAN KEUANGAN KOPERASI

TIM WIDYAISWARA

PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT


DINAS KOPERASI DAN USAHA KECIL
UPTD. BALAI PENDIDIKAN PELATIHAN PERKOPERASIAN DAN WIRAUSAHA
Jalan Soekarno-Hatta No.708 Gedebage Bandung Telp. 022-7807541, Fax. 022-7805742
LAPORAN KEUANGAN KOPERASI
Tim Widyaiswara BP3W

I. LATAR BELAKANG
Peranan akuntansi sebagai alat bantu dalam pengambilan keputusan
ekonomi dan keuangan semakin menjadi andalan bagi pihak-pihak yang
berkepentingan terhadap jalannya suatu roda organisasi, demikian juga halnya
dengan koperasi sebagai badan usaha. Informasi akuntansi sangat diperlukan baik
oleh pihak manajemen (internal) maupun oleh pihak luar (eksternal) seperti
pemilik/anggota, calon investor baru, kreditur, pemerintah dll. Informasi akuntansi
tersebut diperlukan sebagai “jembatan” komunikasi antara pihak-pihak yang
berkepentingan terhadap badan usaha koperasi tersebut. Dengan demikian
informasi tersebut merupakan data yang akan menjadi bahan pertimbangan bagi
berbagai pihak yang berkepentingan untuk penentuan kebijakan selanjutnya.
II. PENGERTIAN LAPORAN KEUANGAN KOPERASI
Laporan Keuangan adalah informasi yang dihasilkan dari suatu proses
akuntansi, mulai dari transaksi kemudian dibuatkan tanda bukti pembukuan,
dicatat kedalam buku jurnal, dibukukan kedalam buku besar sampai dengan
penyusunan neraca lajur hingga menjadi laporan keuangan. Penyediaan informasi
keuangan sebagaimana tersebut diatas memerlukan suatu proses dan pengerjaan
yang bertahap dan memerlukan suatu sistem pengolahan informasi keuangan
atau biasanya disebut dengan istilah akuntansi keuangan dan hasil akhirnya
disebut dengan istilah laporan keuangan. Laporan keuangan ini merupakan
dokumen resmi badan usaha koperasi yang dipakai sebagai bahan informasi oleh
pihak-pihak yang berkepentingan dengan Badan Usaha Koperasi.

III. TUJUAN LAPORAN KEUANGAN KOPERASI


Laporan keuangan koperasi merupakan bagian dari sistem pelaporan
keuangan yang ditujukan kepada pihak internal dan eksternal sebagai sumber
informasi penting. Bagi anggota laporan keuangan ini sebagai bahan untuk
menilai kinerja dan manfaat ekonomi yang diberikan oleh koperasi kepada dirinya
sebagai pemilik sekaligus pelanggan, sedangkan bagi pihak luar, laporan

1
keuangan ini sebagai salah satu alat dalam menganalisa kinerja keuangan serta
bahan untuk mengambil keputusan apabila akan bekerjasama dengan koperasi.
IV. KEGUNAAN LAPORAN KEUANGAN KOPERASI
Kegunaan laporan keuangan sebagaimana disebutkan dalam Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 27, bahwa Laporan Keuangan
Koperasi merupakan bagian dari laporan pertanggung jawaban pengurus selama
satu periode akuntansi, sehingga dapat dipakai sebagai bahan untuk menilai hasil
kerja dan prestasi koperasi. Selain itu untuk mengetahui sumber daya ekonomis
yang dimiliki oleh koperasi, kewajiban dan kekayaan bersih, transaksi, kejadian
dan keadaan yang mengubah sumber daya ekonomis, kewajiban dan kekayaan
bersih dalam suatu periode tertentu serta informasi lainnya yang berkaitan dengan
keuangan jangka pendek dan jangka panjang.
V. JENIS-JENIS LAPORAN KEUANGAN KOPERASI
Penyusunan laporan keuangan ini dibuat setelah penyusunan Neraca Lajur
selesai dikerjakan dengan kata lain bahwa bahan baku penyusunan laporan
keuangan koperasi ini berasal dari neraca lajur, tanpa ada neraca lajur maka sulit
untuk dapat menyajikan laporan keuangan. Adapun jenis-jenis Laporan Keuangan
Koperasi tersebut terdiri dari (1). Kelompok Laporan Utama dan (2). Kelompok
Laporan Tambahan. Kelompok Laporan Utama yang terdiri (1). Neraca; (2).
Laporan Perhitungan Hasil Usaha; (3). Laporan Arus Kas; (4) Laporan Promosi
Ekonomi Anggota; dan (5). Catatan atas Laporan Keuangan. Sedangkan kelompok
tambahan terdiri dari (1). Laporan Perubahan Kekayaan Bersih Koperasi (ekuitas);
(2). Laporan Pembagian/ Distribusi Sisa Hasil Usaha; (3). Laporan-laporan lain
yang penggunaannya relatif spesifik untuk pihak tertentu yang mempunyai
keterkaitan langsung dengan koperasi.
5.1 NERACA
Neraca merupakan gambaran mengenai posisi keuangan koperasi pada
suatu akhir periode tertentu yang menyajikan informasi mengenai Harta, hutang
dan Kekayaan bersih koperasi. Bentuk Neraca tersebut bisa skontro atau dua sisi,
bisa juga dalam bentuk Staffel atau Report, dimana susunan laporannya berurut
kebawah. Perkiraan-perkiraan tersebut apabila dikelompok-kelompokkan menjadi:

(1) Kelompok Aktiva terdiri dari:


 Aktiva lancar;

2
 Investasi Jangka Panjang;
 Aktiva Tetap;
 Aktiva Lain-lain;
 Aktiva Tetap dalam Konstruksi;
 Beban Ditangguhkan;
 Aktiva Milik Anggota;
(2) Kelompok Kewajiban terdiri dari:
 Kewajiban Jangka Pendek;
 Kewajiban Jangka Panjang;
(3) Modal Penyertaan
(4) Kelompok Kekayaan Bersih terdiri dari:
 Simpanan Pokok;
 Simpanan Wajib;
 Cadangan;
 Hibah;
 Modal Penyetaraan;

3
KOPERASI SEJAHTERA SELALU
NERACA
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 20XY DAN 20XZ

HARTA 20XY 20XZ HUTANG DAN KEKAYAAN BERSIH 20XY 20XZ

1.HARTA LANCAR 1. HUTANG JANGKA PENDEK


 Kas 100 320  Hutang Usaha 100 200
 Bank 200 180  Hutang Pelayanan 0 0
 Investasi Jangka Pendek 500 600  Hutang Pajak 50 50
 Piutang Usaha 100 150  Hutang Simpanan Anggota 100 150
 Piutang Pinjaman 150 400  Hutang Sisa Partisipasi Anggota 200 250
 Piutang Non Anggota 50 50  Hutang Pembagian Laba 100 200
 Piutang Lain-lain 75 100  Hutang JK Panjang Jatuh Tempo 0 0
 Penyisihan Piutang 25 50  Biaya yang masih harus dibayar 100 150
 Persedian 500 600  Hutang Jangka Pendek Lainnya 0 0
1.00
 Pendapan ymh diterima 100 150 Jumlah Hutang Jangka Pendek 650
0
 Piutang Simpanan Pokok 100 75
 Piutang Simpanan Wajib 100 125 2. HUTANG JANGKA PANJANG
Jumlah Harta Lancar 2.000 2.800  Hutang Bank 100 150
 Hutang Jangka Panjang Lainnya 0 0
2.INVESTASI JANGKA
Jumlah Hutang Jangka Panjang 100 150
PANJANG
 Penyertaan pada Koperasi
100 200
lain
 Penyertaan pada Non
200 100 3. KEKAYAAN BERSIH
Koperasi
Jumlah Penyertaan 300 300  Simpanan Pokok 500 500
 Simpanan Wajib 1.000 1.100
3.HARTA TETAP  Modal Penyertaan 100 100
 Tanah/Hak Atas Tanah 500 500  Donasi/Hibah 0 0
 Bangunan 200 200  Cadangan 600 675
 Mesin 200 200  Sisa Hasil Usaha Belum Dibagi 400 500
2.50 2.87
 Inventaris 100 100 Jumlah Kekayaan Bersih
0 5
 Akumulasi Penyusutan (-) 50 75
Jumlah Harta Tetap 850 925

4.HARTA LAIN-LAIN
 Harta Tetap Dalam
0 0
Konstruksi
 Beban yang ditangguhkan 0 0
 Aktiva Milik Anggota/Non
0 0
Anggota
Jumlah Harta Lain-lain 0 0
JUMLAH HARTA 3.250 4.025 JUMLAH HUTANG DAN KEKAYAAN 3.250 4.025

4
USP KOPERASI MAJU TERUS PANTANG MUNDUR
NERACA
PERIODE ………………….. S/D …………………….
N Kewajiban dan
Aktiva Jumlah No Jumlah
o Kekayaan Bersih
1 Kas 1 Tabungan Koperasi
Giro, Tabungan, Deposito
2 2 Simpanan Berjangka
Bank
Tabungan Simpanan pada
3 3 Modal Tidak Tetap
Koperasi
4 Surat-surat Berharga 4 Beban ymh dibayar

5 Pinjaman yang diberikan 5 Kewajiban lain-lain


Penyisihan penghapusan
6 6 Kekayaan bersih:
piutang
7 Pendapatan yang masih harus
- Modal disetor
diterima
- Modal tetap
8 Beban dibayar dimuka
tambahan
9 Aktiva Tetap - Donasi
Akumulasi penyusutan aktiva
10 - Cadangan Umum
tetap
- Cadangan tujuan
11 Aktiva lain-lain
resiko
- SHU tahun berjalan
Kewajiban dan
Jumlah Aktiva
Kekayaan Bersih

Bandung, …………………………….. 2011

Pengurus

5
5.2 LAPORAN PERHITUNGAN HASIL USAHA
Laporan Perhitungan Hasil Usaha (PHU) terdiri dari Sisa Partisipasi Anggota
dan Laba/Rugi Koperasi dari bisnis dengan non anggota yang digabungkan
menjadi satu laporan yang disebut sebagai Perhitungan Hasil Usaha. Laporan Sisa
Partisipasi Anggota (SPA) memuat mengenai partisipasi bruto anggota, beban
pokok pelayanan koperasi, beban usaha pelayanan koperasi kepada anggota,
beban perkoperasian dan partisipasi neto, termasuk menyajikan biaya dan
pendapatan lain-lain dan pos luar biasa sebagai akibat hubungan transaksi
pelayanan kepada anggota.
Perhitungan Hasil Usaha menyajikan informasi mengenai pendapatan,
beban-beban usaha dan beban perkoperasian selama periode tertentu.
Perhitungan hasil usaha menyajikan hasil akhir yang disebut Sisa Hasil Usaha
(SHU). SHU yang diperoleh mencakup hasil usaha dengan anggota dan laba atau
rugi kotor dengan non anggota. Istilah perhitungan hasil usaha digunakan
mengingat manfaat dari usaha koperasi tidak semata-mata di ukur dari SHU atau
Laba tetapi lebih ditentukan pada manfaat bagi anggota. Dalam Laporan
Perhitungan Hasil Usaha komponen-komponen yang perlu diketahui dan dicermati
yaitu:
1. Partisipasi Anggota
2. Pendapatan dari Non Anggota
3. Sisa Hasil Usaha (SHU)
Untuk lebih jelasnya contoh laporan perhitungan hasil usaha tersebut
adalah sebagimana tertera dibawah ini:

6
KOPERASI SEJAHTERA SELALU
PERHITUNGAN HASIL USAHA
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 20XY DAN 20XZ

I. PARTISIPASI ANGGOTA 20XY 20XZ

Partisipasi Bruto Anggota Rp. 15.000 Rp. 16.000


Beban Pokok (-) Rp. 10.000 Rp. 10.000
Partisipasi Neto Anggota Rp. 5.000 Rp. 6.000
Beban Usaha dengan Anggota (-) Rp. 2.000 Rp. 3.000
Beban Perkoperasian (-) Rp. 500 Rp. 500
Sisa Partisipasi Anggota (SPA) Rp. 2.500 Rp. 2.500

II. PENDAPATAN DARI NON ANGGOTA


Penjualan Rp. 10.000 Rp. 12.000
Harga Pokok Penjualan (-) Rp. 6.000 Rp. 6.500
Laba/Rugi Kotor dengan Non Anggota Rp. 4.000 Rp. 5.500
Biaya Usaha dengan Non Anggota (-) Rp. 1.000 Rp. 1.500
Laba/Rugi Bisnis Dengan Non Anggota Rp. 3.000 Rp. 4.000

III. SHU SEBELUM PENDAPATAN DAN BEBAN LAIN:


Rp. 5.500 Rp. 6.500
(I+II)
Pendapatan dan Beban Lain (+/-) Rp. 500 Rp. 1.000
SHU Sebelum Pos-pos luar biasa Rp. 6.000 Rp. 7.500
Pendapatan dan Beban Luar Biasa (+/-) Rp. 200 Rp. 500
SHU Sebelum Pajak Rp. 6.200 Rp. 8.000
Pajak Penghasilan (-) Rp. 200 Rp. 500
Sisa Hasil Usaha Setelah Pajak Rp. 6.000 Rp. 7.500

MENGETAHUI/MENYETUJUI
PENGAWAS PENGURUS

7
USP KOPERASI MAJU TERUS PANTANG MUNDUR
PERHITUNGAN HASIL USAHA PERIODE ………………….. S/D …………………….
1. PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL
A. PENDAPATAN OPERASIONAL
1. Pendapatan bunga Rp.................
1.1. Bunga atas pinjaman yang diberikan Rp. .............
1.2. Bunga dari Bank: Rp. .............
- Giro Rp..................
- Tabungan Rp..................
- Deposito Rp..................
1.3. Bunga dari Koperasi: Rp. .............
- Tabungan Rp..................
- Simpanan Berjangka Rp..................
1.4. Pendapatan administrasi atas pinjaman yang diberikan
RP...............
2. Pendapatan operasional lainnya Rp.................
Jumlah Pendapatan Operasional (1+2) Rp................
B. BEBAN OPERASIONAL
1. Beban bunga Rp. ...............
1.1. Bunga simpanan atas Rp ..............
- Tabungan Rp..................
- Simpanan Berjangka Rp..................
1.2. Bunga Pinjaman Rp...............
1.3. Beban administrasi pinjaman Rp...............
1.4. Provisi/komisi yang dibayar untuk mendapat dana Rp...............
2. Beban Operasional lainnya Rp. ...............
2.1. Beban umum dan Administrasi Rp..............
2.2. Beban Organisasi Rp...............
2.3. Beban Operasional Lainnya Rp...............
Jumlah Beban Operasional (1+2) Rp.................
HASIL USAHA/RUGI USAHA OPERASIONAL Rp...............
2. PENDAPATAN DAN BEBAN NON OPERASIONAL
A. PENDAPATAN NON OPERASIONAL
1. Pendapatan Penyertaan Rp.................
2. Pendapatan lainnya Rp.................
Jumlah Pendapatan Non Operasinal Rp.................
B. BEBAN NON OPERASIONAL
1. Beban Penyertaan Rp.................
2. Beban lainnya Rp.................
Jumlah Beban Non Operasional Rp.................
PENDAPATAN/BEBAN NON OPERASIONAL Rp...............

8
SISA HASIL USAHA SEBELUM PAJAK Rp.................
BEBAN PAJAK Rp.................
SISA HASIL USAHA (SHU) BERSIH Rp. ..............

Catatan:
Beban Umum dan Administrasi dengan perincian antara lain:
1. Beban Gaji dan Upah;
2. Beban Lembur;
3. Beban ATK;
4. Biaya Perjalanan Dinas;
5. Biaya Penyusutan Aktiva Tetap;
6. Biaya Perbaikan Peralatan;
7. Biaya Penghapusan Pinjaman.

5.3 LAPORAN ARUS KAS

Laporan Arus Kas adalah laporan yang merincikan mengenai perubahan kas
yakni penjumlahan saldo awal kas dengan penerimaan kas, yang kemudian
disebut jumlah kas tersedia dikurangi oleh pengeluaran kas dan hasilnya disebut
saldo akhir kas. Laporan ini menyajikan informasi mengenai perubahan kas yang
meliputi saldo awal kas, sumber penerimaan kas, pengeluaran kas dan saldo akhir
kas pada periode tertentu. Komponen Arus Kas yang perlu dicermati dalam
membuat laporan adalah sebagai berikut:
1. Aktivitas Operasi
1.1 Penerimaan kas atas pelayanan
1.2 Pembayaran kas
1.3 Pembayaran bunga
1.4 Pembayaran Pajak
1.5 Pos luar biasa
2. Aktivitas Investasi
2.1 Pembelian Aktiva
2.2 Penjualan Aktiva
2.3 Penerimaan Bunga/Jasa Giro
2.4 Penerimaan Deviden

9
3. Aktivitas Pendanaan
3.1 Simpanan Pokok
3.2 Simpanan Wajib
3.3 Simpanan Lain-lain
4. Perubahan selama tahun berjalan
5. Saldo Awal
6. Saldo Akhir

CONTOH
KOPERASI SEJAHTERA SELALU
LAPORAN ARUS KAS
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 20XY

1. Arus Kas dari aktivitas operasi (pelayanan)


I.1 Penerimaan Kas Atas Pelayanan:
 Anggota ...................................Rp. 1.000 (+)
 Non Anggota ...................................Rp. 700 (+)
I.2 Pembayaran Kas:
 Pemasok/Supplier ..................................Rp. 500 ( - )
 Karyawan ...................................Rp. 200 ( - )
Kas yang dihasilkan dari pelayanan (1.1-1.2)..................... Rp. 1.000 (+)
I.3 Pembayaran Bunga ......................................................... Rp. 50 ( - )
I.4 Pembayaran Pajak ........................................................... Rp. 25 ( - )
I.5 Arus Kas sebelum Pos Luar Biasa...................................... Rp. 925
I.6 Pos Luar Biasa ................................................................. Rp. 25 ( - )
Arus Kas Bersih dari Aktivitas Pelayanan ........................... Rp. 900 (+)
2. Dari Aktivitas Investasi:
2.1 Pembelian Aktiva ............................................................. Rp. 300 ( - )
2.2 Penjualan Aktiva .............................................................. Rp. 200 (+)
2.3 Penerimaan Bunga .......................................................... Rp. 150 (+)
2.4 Penerimaan Deviden ........................................................ Rp. 150 (+)
2.5 Arus Kas Bersih dari aktivitas Investasi ............................. Rp. 200

10
3. Dari Aktivitas Pendanaan:
3.1 Simpanan Pokok .............................................................. Rp. 500 (+)
3.2 Simpanan Wajib .............................................................. Rp. 600 (+)
3.3 Simpanan Lainnya ........................................................... Rp. 400 (+)
Arus Kas Bersih dari Aktivitas Pendanaan .......................... Rp. 1.500 (+)
4. Kenaikan Kas Bersih (1+2+3) ............................................. Rp. 2.600 (+)
5. Kas dan setara kas awal periode ......................................... Rp. 400 (+)
Total Kas dan setara Kas pada Akhir Periode ..................... Rp. 3.000

5.4 LAPORAN PROMOSI EKONOMI ANGGOTA


Laporan Promosi Ekonomi Anggota (PEA) merupakan wujud dari
pencapaian tujuan koperasi. Hal ini harus dipahami benar oleh pihak-pihak di
dalam maupun di luar koperasi, agar koperasi ditempatkan pada posisi yang tepat
dan tidak disalah tafsirkan dalam mengevaluasi kinerjanya.
Dalam PSAK 27, Tahun 2002 disebutkan bahwa laporan promosi ekonomi
anggota adalah laporan yang memperlihatkan manfaat ekonomi yang diperoleh
anggota koperasi selama satu tahun tertentu. Manfaat tersebut mencakup
manfaat yang diperoleh selama tahun berjalan dari transaksi pelayanan yang
dilakukan koperasi untuk anggota (manfaat langsung) dan manfaat yang diperoleh
pada akhir tahun buku dari pembagian sisa hasil usaha tahun berjalan (manfaat
tidak langsung). Laporan PEA ini disesuaikan dengan jenis koperasi dan usaha
yang dijalankan. Manfaat ekonomi yang diperoleh oleh anggota meliputi empat
unsur yaitu:
(1) Manfaat ekonomi dari pembelian barang atau pengadaan jasa bersama;
(2) Manfaat ekonomi dari pemasaran dan pengolahan bersama;
(3) Manfaaat ekonomi dari simpan pinjam lewat koperasi;
(4) Manfaat ekonomi dalam bentuk pembagian sisa hasil usaha.

11
Contoh dan cara penyajiannya Laporan Promosi Ekonomi Anggota (PEA)
sebagaimana ilustrasi dibawah ini:

KOPERASI SEJAHTERA SELALU


LAPORAN PROMOSI EKONOMI ANGGOTA
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 20XY DAN 200XZ

URAIAN 20XY 20XZ

I. PROMOSI EKONOMI SELAMA TAHUN BERJALAN


1. MANFAAT EKONOMI DARI PEMASARAN PRODUK ANGGOTA
 Pemasaran Produk Anggota Atas Dasar Harga Koperasi (+) 10.000 12.000
 Pemasaran Produk Anggota Atas Dasar Harga Pasar (-) 9.000 11.000
Jumlah PEA dari Transaksi Pemasaran Produk Anggota 1.000 1.000

2. MANFAAT EKONOMI DARI PENGADAAN BARANG UNTUK


ANGGOTA
 Pengadaan Barang Atas Dasar Harga Pasar (+) 15.000 20.000
 Pengadaan Barang Atas Dasar Harga Koperasi (-) 12.000 15.000
Jumlah PEA dari Transaksi Pengadaan Barang Untuk Anggota 3.000 5.000

3. MANFAAT EKONOMI DARI SIMPAN PINJAM LEWAT KOPERASI


 Penghematan Beban Pinjaman Anggota (+) 25.000 35.000
 Kelebihan Balas Jasa Simpanan Anggota (-) 20.000 25.000
Jumlah PEA dari Transaksi Simpan Pinjamn Untuk Anggota 5.000 10.000

4. MANFAAT EKONOMI DARI PENYEDIAAN JASA UNTUK ANGGOTA


 Penyediaan Jasa Atas Dasar Harga Pasar (-) 15.000 20.000
 Penyediaan Jasa Atas Dasar Harga Koperasi (+) 20.000 25.000
Jumlah PEA dari Transaksi Penyediaan Jasa Untuk Anggota 5.000 5.000
JUMLAH PEA SELAMA TAHUN BERJALAN (1+2+3+4) 14.000 21.000

II. PROMOSI EKONOMI PADA AKHIR TAHUN

12
URAIAN 20XY 20XZ

1. Pembagian SHU Tahun Berjalan Untuk Anggota (+) 25.000 35.000


JUMLAH PROMOSI EKONOMI ANGGOTA (I + II ) 39.000 56.000

5.5 CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN


Penyusunan Catatan atas Laporan Keuangan harus memuat mengenai
perlakuan akuntansi dan pengungkapan informasi lainnya. Perlakuan akuntansi
yang harus diungkapkan di dalam catatan atas laporan keuangan antara lain
menyajikan:
1. Perlakuan akuntansi antara lain mengenai:
1.1 Pengakuan pendapatan dan beban sehubungan dengan transaksi
koperasi dengan anggota dan non anggota;
1.2 Kebijakan akuntansi tentang Harta Tetap, Penilaian Persediaan,
Piutang dan sebagainya;
1.3 Dasar penetapan harga pelayanan kepada anggota dan non anggota.
2. Pengungkapan informasi lain antara lain:
2.1 Kegiatan atau pelayanan utama koperasi kepada anggota, baikyang
tercantum dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga
maupun dalam praktek atau yang telah dicapai oleh koperasi;
2.2 Aktivitas koperasi dalam pengembangan sumber daya dan
mempromosikan usaha ekonomi anggota, pendidikan dan pelatihan
perkoperasian, usaha manajemen yang diselenggarakan untuk
anggota dan penciptaan lapangan usaha baru untuk anggota;
2.3 Ikatan atau kewajiban bersyarat yang timbul dari transaksi koperasi
dengan anggota dan non anggota;
2.4 Pengklasifikasian piutang dan hutang yang timbul dari transaksi
koperasi dengan anggota dan non anggota;
2.5 Pembatasan penggunaan dan resiko atas harta tetap yang diperoleh
atas dasar hibah atau sumbangan;
2.6 Harta yang dioperasikan oleh koperasi tetapi bukan milik koperasi;
2.7 Harta yang diperoleh secara hibah dalam bentuk pengalihan saham
dari perusahaan swasta;
2.8 Pembagian sisa hasil usaha dan penggunaan cadangan;
2.9 Hak dan tanggungan pemodal dalam hal adanya modal penyertaan;

13
2.10 Penyelenggaraan rapat anggota dan keputusan-keputusan penting
yang berpengaruh terhadap perlakuan akuntansi dan penyajian
laporan keuangan.

5.6 LAPORAN PERUBAHAN MODAL


Laporan perubahan Modal bertujuan untuk mengetahui perkembangan naik
turunnya modal sendiri koperasi kemudian seberapa besar modal sendiri dapat
mendukung operasional usaha koperasi dibandingkan dengan modal luar
(pinjaman) atau dari simpanan atau tabungan baik oleh anggota maupun non
anggota.
Untuk mengetahui perubahan kekayaan bersih dari koperasi, perlu
dilakukan perhitungan dengan cara membandingkan posisi awal kekayaan bersih
dengan posisi pada periode selanjutnya. Sebagai ilustrasi dibawah ini akan
dicontohkan kasus perubahan kekayaan bersih Koperasi Sejahtera Selalu pada
awal tahun 2017 sebagai berikut:

Modal pada 1 Januari 2017 Rp. 200.000.000


Terdiri dari:
 Simpanan Pokok Rp. 50.000.000
 Simpanan Wajib Rp. 85.000.000
 Donasi Rp. 30.000.000
 Cadangan Umum Rp. 20.000.000
 Cadangan tujuan resiko Rp. 15.000.000

Pada akhir tahun 2017 diperoleh data bahwa adanya:


 Penyetoran Simpanan Pokok Rp. 10.000.000
 Penyetoran Simpanan Wajib Rp. 15.000.000
 Penambahan Donasi Rp. 5.000.000
 Pemakaian cadangan umum untuk
investasi gedung Rp.
10.000.000

14
 Pemakaian cadangan tujuan resiko untuk
menutupi kredit macet Rp.
1.000.000

Berdasarkan data diatas, maka perhitungan penambahan kekayaan bersih


koperasi sebagai berikut:
Saldo awal pada 1 Januari 2017 Rp. 200.000.000
Terdiri dari:
 Simpanan Pokok Rp. 50.000.000
 Simpanan Wajib Rp. 85.000.000
 Donasi Rp. 30.000.000
 Cadangan Umum Rp. 20.000.000
 Cadangan tujuan resiko Rp. 15.000.000
Ditambah dari:
 Simpanan Pokok Rp. 10.000.000
 Simpanan Wajib Rp. 15.000.000
 Donasi Rp. 5.000.000
Rp. 30.000.000
Jumlah Rp. 230.000.000
Dikurangi dari:
 Cadangan umum Rp. 10.000.000
 Cadangan tujuan resiko Rp. 1.000.000
Jumlah Rp. 11.000.000
Jumlah kekayaan bersih akhir tahun 2017 Rp. 219.000.000

Sehingga Laporan Perubahan Kekayaan Bersih Koperasi Sejahtera Selalu


pada akhir tahun 2017 sebagai berikut:

15
KOPERASI SEJAHTERA SELALU
LAPORAN PERUBAHAN KEKAYAAN BERSIH (EKUITAS)
PERIODE ...........S/D ................

SALDO
NO PERKIRAAN MUTASI SALDO AKHIR
AWAL
1. Simpanan Pokok 50.000.000 10.000.000 60.000.000

2. Simpanan Wajib 85.000.000 15.000.000 100.000.000

3. Donasi 30.000.000 5.000.000 35.000.000

4. Cadangan Umum 20.000.000 (10.000.000) 10.000.000

5. Cadangan Tujuan Resiko 15.000.000 (1.000.000) 14.000.000

Jumlah 200.000.000 19.000.000 219.000.000

5.7 LAPORAN PEMBAGIAN/DISTRIBUSI SISA HASIL USAHA (SHU)

1) SISA HASIL USAHA

Menurut UU No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian pasal 45 ayat 1,


Sisa Hasil Usaha Koperasi merupakan pendapatan Koperasi yang diperoleh dalam
satu tahun buku dikurangi dengan biaya, penyusutan dan kewajiban lainnya
termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan. Kemudian dijabarkan
dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 27, pada pernyataan
33, 76 dan 77 yang menghendaki bahwa SHU merupakan gabungan dari sisa
partisipasi anggota dan laba/rugi koperasi, maka didalam perhitungan hasil usaha
perlu ditampilakan adanya pemisahan antara sisa partisipasi anggota dan
laba/rugi koperasi tersebut. Dengan demikian dalam laporan PHU, perlu adanya
penyesuaian antara lain:

1. Formula perhitungan atau rumus menghitung SHU yaitu SHU=S p+L/R;


2. Ada pemisahan antara partisipasi anggota dengan pendapatan dari non
anggota;
3. Beban usaha perlu dialokasikan kepada transaksi dengan anggota dan
transaksi dengan non anggota;

16
4. Beban perkoperasian menjadi beban transaksi koperasi dengan anggotanya
saja dan tidak dibebankan kepada transaksi dengan non anggota;
5. Sisa Hasil Usaha (SHU) merupakan gabungan dari sisa hasil partisipasi
anggota dan laba/rugi koperasi.

2) PEMBAGIAN/DISTRIBUSI SISA HASIL USAHA


Pasal 45 ayat 2 UU No. 25 tahun 1992 menyebutkan SHU setelah dikurangi
dana cadangan, dibagikan kepada anggota sebanding dengan jasa usaha yang
dilakukan oleh masing-masing anggota dengan koperasi, serta digunakan untuk
keperluan pendidikan perkoperasian dan keperluan lain dari koperasi, sesuai
dengan keputusan Rapat Anggota.

a) Misalkan Koperasi Sejahtera Selalu dalam AD/ART atau RAT memutuskan


bahwa pembagian SHU sbb:

NO SISA HASIL USAHA DIBAGI UNTUK PERSENTASE

1. CADANGAN 30 %
2. BAGIAN ANGGOTA:
 JASA TRANSAKSI 25 %
 JASA MODAL 10 %
3. DANA PENGURUS 10 %
4. DANA PEGAWAI 5%
5. DANA PENDIDIKAN 10 %
6. DANA PEMBANGUNAN 5%
7. DANA SOSIAL 5%
JUMLAH 100 %

17
b) Diketahui SHU selama Tahun 2016 Rp. 110.000.000;
c) Data simpanan dan jasa transaksi anggota sebagai berikut:

Nama  Simpanan/Modal Anggota 


No
Anggota SP SW SL Jumlah Transaksi
1. AMAT 10.000 2.500.000 10.000.000 12.510.000 8.000.000
2. AMIR 10.000 3.000.000 5.000.000 8.010.000 25.000.000
3. ADAM 10.000 2.000.000 1.000.000 3.010.000 36.000.000
4.
5.
6.
7.

n. BUDI 10.000 10.000.000 10.000.000 20.010.000 24.000.000


Jumlah 10.000.000 400.000.000 80.000.000 490.000.000 800.000.000

18
d) Pembagian SHU sesuai dengan RAT atau AD/ART:

Sisa Hasil Usaha


No Persentase Jumlah
dibagi Untuk
1. Cadangan 30 % 33.000.000
2. Bagian Anggota:
 Jasa Transaksi 25 % 27.500.000
 Jasa Modal 10 % 11.000.000
3. Dana Pengurus 10 % 11.000.000
4. Dana Pegawai 5 % 5.500.000
5. Dana Pendidikan 10 % 11.000.000
6. Dana Pembangunan 5 % 5.500.000
7. Dana Sosial 5 % 5.500.000
Jumlah 100 % 110.000.000

e) Perhitungan Indeks Pembagian SHU untuk Anggota:


Indeks atas Jasa Transaksi Anggota:

Indeks (%) Jasa Transaksi Bagian SHU Jasa Transkasi


= X 100 %
Anggota Total Transaksi Anggota

27.500.000 3,438
X 100 % =
800.000.000 %

Maka bagian SHU Anggota Amat = 3,438 % x 8.000.000 = 275.000

19
Atau

SHU bagian Anggota Amat Transakasi Anggota Amat SHU bagian Anggota atas Jasa
= X
atas Jasa Transaksi Total Transaksi Anggota Transaksi

8.000.000
= X 27.500.000 = 275.000
800.000.000

Indeks atas Jasa Modal Anggota:

Bagian SHU Jasa Modal


Indeks (%) Jasa Modal Anggota = X 100 %
Total Simpanan (SP+SW+SL)

11.000.000
X 100 % = 2,245 %
490.000.000

Maka bagian SHU Anggota Amat atas Jasa Modal:


2,245 % x (10.000 + 2.500.000 + 10.000.000) =28.022 atau

SHU bagian Anggota Amat Total Simpanan Anggota Amat SHU bagian Anggota atas
= X
atas Jasa Modal Total Simpanan Seluruh Anggota Jasa Modal

12.510.000
= X 11.000.000 = 280.837
490.000.000

20
Jadi SHU bagian Anggota Amat =
Bagian SHU atas Jasa Transaksi + Bagian SHU atas Jasa Modal = 275.000 + 280.837 = 555.837
b. Laporan Pembagian SHU bagian Anggota:

Nama  Simpanan/Modal Anggota  Pembagian SHU Anggota


No
Anggota SP SW SL Jumlah Transaksi Modal Transaksi Jumlah
1. AMAT 10.000 2.500.000 10.000.000 12.510.000 8.000.000 280.837 275.000 555.837
2. AMIR 10.000 3.000.000 5.000.000 8.010.000 25.000.000 179.825 859.500 877.482
3. ADAM 10.000 2.000.000 1.000.000 3.010.000 36.000.000 67.575 1.237.680 1.305.255
4.
5.

n. BUDI 10.000 10.000.000 10.000.000 20.010.000 24.000.000 449.225 825.120 1.274.345


Jumlah 10.000.000 400.000.000 80.000.000 490.000.000 800.000.000 11.000.000 27.500.000 38.500.000

21
VI. KESIMPULAN.
Penyusunan dan penyajian Laporan keuangan koperasi sebagaimana diuraikan
diatas, mengikuti aturan yang baku sesuai dengan petunjuk dan pedoman, baik yang
dikeluarkan oleh Kementerian Koperasi dan UKM maupun oleh Ikatan Akuntan
Indonesia (IAI) yang berupa Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor
27. Tahun 2002. Namun dalam pelaksanaannya dilapangan tentu akan disesuaikan
dengan situasi dan kondisi Koperasi. Dari paparan ini dapat ditarik kesimpulan antara
lain:

1. Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi;


2. Laporan keuangan merupakan bagian dari pertanggungjawaban pengurus;
3. Laporan keuangan merupakan informasi keuangan yang diperlukan oleh pihak
internal dan eksternal;
4. Laporan keuangan terdiri dari Laporan kelompok Utama dan Laporan Kelompok
Tambahan;
5. Laporan keuangan koperasi mengacu pada PSAK 27 Tahun 2002 yang dikeluarkan
oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)

VII. DAFTAR KEPUSTAKAAN

Departemen Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil, 1998, Pedoman Tehnis


Pembukuan dan Pembuatan Laporan Keuangan KSP dan USP, Direktorat Jenderal
Pembinaan Koperasi Perkotaan, Jakarta;
Kementerian Koperasi dan UKM, 2002, Himpunan Kebijakan Koperasi dan UKM di
Bidang Akuntabilitas, Deputi Bidang Kelembagaan, Jakarta;
Kementerian Koperasi dan UKM, 2002, Pedoman Akuntansi Koperasi, Deputi Bidang
Kelembagaan, Jakarta;
Kementerian Koperasi dan UKM, 2003, Pedoman Penyajian Laporan Keuangan Koperasi,
Deputi Bidang Kelembagaan, Jakarta.

22

Anda mungkin juga menyukai