GUIDED DISCOVERY
Editor
Penerbit:
AR-RUZZ MEDIA
Jl. Anggrek 126 Sambilegi, Maguwoharjo, Depok, Sleman
Yogyakarta, 55282
Telp./Fax.: (0274) 488132
E-mail: arruzzwacana@yahoo.com
ISBN: 978-602-313-489-2
Cetakan I, 2019
Didistribusikan oleh:
AR-RUZZ MEDIA
Telp./Fax.: (0274) 4332044
E-mail: marketingarruzz@yahoo.co.id
Perwakilan:
Jakarta: Telp./Fax.: (021) 7816218
Malang: Telp./Fax.: (0341) 560988
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah Rabbil ‘Alamin, puji dan syukur penulis panjatkan ke
hadirat Allah SWT, karena dengan rahmat, taufik dan hidayah-Nya penulis
dapat menyelesaikan buku ini.
Buku ini mencakup mengenai teori, pengembangan dan implementasi
guided discovery dalam pembelajaran matematika. Buku ini menjelaskan
tentang apa itu guided discovery, langkah-langkah pembelajaran guided
discovery, serta pengembangan perangkat guided discovery dalam
pembelajaran matematika. Adanya buku ini diharapkan dapat menjadi
bahan pustaka bagi guru, calon guru/mahasiswa maupun pengguna lainnya.
Buku ini tidak akan terwujud jika tidak ada dorongan dari berbagai
pihak. penulis menyampaikan terimakasih kepada kedua orangtua, saudara
serta teman-teman yang telah memberikan masukan dalam penyelesaian
buku ini.
Penulis menyadari bahwa kajian dalam buku ini masih sangat terbatas
dan banyak kekurangan yang tentunya perlu diperbaiki. Karena itu kami
sangat mengharapkan adanya kritik dan saran dari pembaca untuk perbaikan
pada cetakan berikutnya.
Samarinda, November 2019
Ishmatul Maula
KATA PENGANTAR......................................................................................................... 5
DAFTAR ISI........................................................................................................................ 7
BAB 1
PENDAHULUAN.............................................................................................................. 9
BAB 2
TEORI PEMBELAJARAN MATEMATIKA.................................................................... 15
1. Interaktif .................................................................................................................... 16
2. Inspiratif...................................................................................................................... 16
3. Menyenangkan........................................................................................................ 16
4. Menantang................................................................................................................ 16
5. Motivasi...................................................................................................................... 16
BAB 4
GUIDED DISCOVERY LEARNING............................................................................... 43
1. Apa itu Guided Discovery Learning?................................................................... 43
2. Sintakh Guided discovery Learning.................................................................... 45
3. Kelebihan dan Kekurangan Guided Discovery Learning............................. 47
BAB 5
PERANGKAT PEMBELAJARAN BERCIRIKAN GUIDED DISCOVERY................... 49
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Guided Discovery.................. 49
2. Bahan Ajar ................................................................................................................. 51
3. Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Guided Discovery Learning......................... 52
4. Instrument Tes Guided Discovery Learning..................................................... 54
BAB 6
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR GUIDED DISCOVERY....................................... 55
1. Rancangan Pengembangan Bahan Ajar Guided Discovery...................... 55
2. Hasil pengembangan Bahan Ajar Guided Discovery................................... 65
BAB 7
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY.................................... 93
BAB 8
PENUTUP.......................................................................................................................... 103
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 107
2. Inspiratif
Proses pembelajaran adalah proses yang inspiratif, yaitu proses
pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk mencoba dan
melakukan sesuatu, guru perlu membuka berbagai kemungkinan
yang dapat dikerjakan siswa. Biarkan siswa berbuat dan berpikir sesuai
dengan inspirasinya sendiri.
3. Menyenangkan
Proses pembelajaran adalah proses yang dapat mengembangkan seluruh
potensi siswa. Seluruh potensi itu hanya mungkin dapat dikembangkan
manakala siswa terbebas dari rasa takut dan menegangkan. Oleh karena
itu, perlu diupayakan agar proses pembelajaran merupakan proses yang
menyenangkan.
4. Menantang
Proses pembelajaran adalah proses yang menantang siswa untuk
mengembangkan kemampuan berpikir, yaitu merangsang kerja otak
secara maksimal. Kemampuan tersebut dapat ditumbuhkan dengan
cara mengembangkan rasa ingin tahu siswa sehingga merangsang
siswa untuk berpikir.
5. Motivasi
Motivasi adalah aspek yang sangat penting untuk membelajarkan siswa.
Tanpa adanya motivasi, tidak mungkin siswa memiliki kemauan untuk
1. Penalaran Matematika
Penalaran merupakan terjemahan dari reasoning. Penalaran merupakan
salah satu kompetensi dasar matematik disamping pemahaman,
komunikasi dan pemecahan masalah. Penalaran juga merupakan
proses mental dalam mengembangkan pikiran dari beberapa fakta atau
prinsip.
Penalaran adalah proses berfikir yang dilakukan dengan satu cara untuk
menarik kesimpulan. Kesimpulan yang bersifat umum dapat ditarik dari
kasus-kasus yang bersifat individual. Tetapi dapat pula sebaliknya, dari
hal yang bersifat individual menjadi kasus yang bersifat umum. Bernalar
adalah melakukan percobaan di dalam pikiran dengan hasil pada setiap
langkah dalam untaian percobaan itu telah diketahui oleh penalar
dari pengalaman tersebut. Sedangkan Shurter dan Pierce penalaran
didefinisikan sebagai proses pencapaian kesimpulan logis berdasarkan
fakta dan sumber yang relevan.
Ciri-ciri penalaran adalah (a) adanya suatu pola pikir yang disebut logika.
Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa kegiatan penalaran merupakan
suatu proses berpikir logis. Berpikir logis ini diartikan sebagai berpikir
menurut suatu pola tertentu atau menurut logika tertentu; (b) proses
berpikirnya bersifat analitik. Penalaran merupakan suatu kegiatan yang
2. Pemahaman Matematika
Kemampuan pemahaman matematis adalah salah satu tujuan penting
dalam pembelajaran, memberikan pengertian bahwa materi-materi
yang diajarkan kepada siswa bukan hanya sebagai hafalan, namun lebih
dari itu dengan pemahaman siswa dapat lebih mengerti akan konsep
materi pelajaran itu sendiri. Pemahaman matematis juga merupakan
salah satu tujuan dari setiap materi yang disampaikan oleh guru, sebab
guru merupakan pembimbing siswa untuk mencapai konsep yang
diharapkan. Hal ini sesuai dengan Hudoyo yang menyatakan: “Tujuan
mengajar adalah agar pengetahuan yang disampaikan dapat dipahami
peserta didik“. Pendidikan yang baik adalah usaha yang berhasil
membawa siswa kepada tujuan yang ingin dicapai yaitu agar bahan
yang disampaikan dipahami sepenuhnya oleh siswa.
Pemahaman merupakan terjemahan dari istilah understanding yang
diartikan sebagai penyerapan arti suatu materi yang dipelajari. Lebih
lanjut Michener menyatakan bahwa pemahaman merupakan salah
satu aspek dalam Taksonomi Bloom. Pemahaman diartikan sebagai
penyerapan arti suatu materi bahan yang dipelajari. Untuk memahami
suatu objek secara mendalam seseorang harus mengetahui: a) objek itu
sendiri; b) relasinya dengan objek lain yang sejenis; c) relasinya dengan
objek lain yang tidak sejenis; d) relasi-dual dengan objek lainnya yang
sejenis; e) relasi dengan objek dalam teori lainnya.
Ada tiga macam pemahaman matematik, yaitu : pengubahan
(translation), pemberian arti (interpretasi) dan pembuatan ekstrapolasi
(ekstrapolation). Pemahaman translasi digunakan untuk menyampaikan
informasi dengan bahasa dan bentuk yang lain dan menyangkut
pemberian makna dari suatu informasi yang bervariasi. Interpolasi
digunakan untuk menafsirkan maksud dari bacaan, tidak hanya dengan
2. Bahan Ajar
Bahan ajar menurut Depdiknas (dalam Suprawoto, 2009:67), adalah
segala bentuk bahan berupa seperangkat materi yang disusun secara
sistematis yang digunakan untuk membantu guru/instruktur dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran dan memungkinkan siswa
untuk belajar. Bahan ajar menurut National Competency Based Training
(dalam Prastowo, 2011:16) adalah segala bentuk bahan yang digunakan
untuk membantu guru atau instruktur dalam melaksanakan proses
pembelajaran di kelas. Bahan yang dimaksud dapat berupa bahan
tertulis maupun tak tertulis.
Bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional materials) secara
garis besar terdiri dari pengetahuan, keterampilan dan sikap yang harus
dipelajari peserta didik dalam rangka mencapai standar kompetensi
yang telah ditentukan (Suprawoto, 2009:15). Menurut Sungkono (dalam
Sugiarti,2013:40), bahan ajar dapar diartikan bahan-bahan atau materi
pelajaran yang disusun secara lengkap dan sistematis berdasarkan
prinsip-prinsip pembelajaran yang digunakan guru dan siswa dalam
proses pembelajaran. Bahan ajar bersifat sistematis artinya disusun
secara urut sehingga memudahkan siswa belajar. Di samping itu bahan
ajar juga bersifat unik dan spesifik. Unik maksudnya bahan ajar hanya
digunakan untuk sasaran tertentu dan dalam proses pembelajaran
tertentu, dan spesifik artinya bahan ajar ini dirancang sedemikianrupa
hanya untuk mencapai kompetensi tertentu dari sasaran tertentu.
Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa bahan
ajar merupakan segala bahan (baik informasi, alat, maupun teks) yang
disusun secara sistematis untuk membantu guru/instruktur dalam
Judul
Kompentensi dasar
Tujuan
Isi Materi:
1. Orientasi Masalah: menyajikan masalah kontekstual mengenai segi empat.
2. Eksplorasi: arahan kegiatan untuk melakukan kegiatan mengamati, mengukur,
menggambar, atau menyusun. Kemudian siswa memberikan dugaan/konjektur
berupa informasi yang diperoleh setelah melakukan kegiatan tersebut.
3. Analisis/mengolah informasi: menggeneralisasi informasi-informasi yang telah
diperoleh pada kegiatan sebelumnya menjadi suatu konsep atau prinsip yang
ditemukan.
4. Kesimpulan: menuliskan rangkuman pernyataan-pernyataan yang berkaitan
dengan materi atau konsep apa saja yang diperoleh siswa dalam proses
pembelajaran.
5. Latihan: pemberian latihan soal untuk mengaplikasikan konsep atau prinsip yang
telah ditemukan.
Untuk mengetahui apa itu trapesium, kalian harus mengetahui dulu sifat-sifat trapesium....
Ayo temukan sifat-sifat trapesium melalui kegiatan di lab mini Ishma!
Perhatikan segi empat ABCD berikut, lakukan kegiatan dan jawablah pertanyaan yang ada pada lab mini Ishma!
SIFAT-SIFAT TRAPESIUM
MASALAH 2
Aisyah mendapat tugas sekolah untuk mengukur luas meja belajarnya yang berbentuk trapesium.
Untuk mengukur luas meja Aisyah, kalian harus mengetahui rumus luas trapesium....Ayo kita temukan dulu rumus
luas trapesium melalui kegiatan di lab mini Ishma!
Kegiatan Hasil
Perhatikan kertas karton
berbentuk trapesium yang telah
disediakan!
Lukislah dua ruas garis tinggi yang
masing-masing terletak di ujung
sisi alas terpendek !
Beri nama/label alas terpendek
dengan a alas terpanjang dengan
b dan tinggi dengan t
Lukislah garis hirizontal
(mendatar) pada trapesium,
sehingga membagi garis tinggi
menjadi dua bagian yang sama
panjang. Kemudian beri nama/
label garis tinggi yang telah
terbagi 2 dengan ½ t
Potong trapesium tersebut
menurut garis horizontal
(mendatar) yang telah dilukis,
sehingga akan terbentuk 2 buah
tarpesium!
Ambillah trapesium kecil!
Kemudian potonglah lagi
trapesium tersebut menurut
garis ½t.
Susun potongan tersebut
sehingga membentuk bangun
datar persegi panjang.
Tempelkan pekerjaan kalian pada
kolom hasil!
Keterangan :
KESIMPULAN
NILAI
Gambar Hasil Pekerjaan Siswa Tahap Eksplorasi Luas daerah Persegi Panjang
Setelah melakukan kegiatan eksporasi siswa mengolah atau
menggeneralisasi informasi yang diperoleh. Sebagian besar siswa telah
mampu mengolah informasi yang diperoleh, yaitu siswa memberikan respon
dengan mengucapkan “oh, berarti klo menentukan luas daerah itu panjang
dan lebarnya dikalikan”. Hal ini menunjukkan bahwa siswa dapat melihat
pola yang terjadi dalam menentukan luas daerah persegi panjang dengan
ukuran persegi panjang yang bervariasi maka siswa menemukan pola bahwa
rumus luas daerah persegi panjang adalah hasil kali dari panjang dan lebar
sisinya. Hasil kegiatan analisis/mengolah informasi oleh siswa ditunjukkan
pada Gambar sebagai berikut.
Abidin, Z.Z. & Abu, M.S. 2011. Alleviating Geometry Levels of Thinking
among Indonesia Students using Van Hiele Based Interaktive Visual
Tools, (online), (http://www.staff.blog.utm.mv/jpms/2011/09/05/
alleviating-geometry-levels-of-thinking-among-indonesian-
students-using-van-hielle-based-interactive-visual-tools), diakses 02
Februari 2015.
Afidah, V.N. 2010. Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif untuk
Membangun Pemahaman Konsep Garis Singgung Persekutuan Dua
Lingkaran. Tesis tidak diterbitkan. Malang: Pps Um.
Akanmu, M.A. & Fajemidagba. 2013. Guided-discovery Learning Strategy
and Senior School Atudents Performance in Mathematics in Ejigbo,
Nigeria. Journal of Education and Practice, 4 (12): 7.
Akinyemi, O. 2009. Constructivist Practices Through Guided Discovery
Approach: The Effect on Students Cognitive Achievements in Nigerian
Senior Secondary School Physics. Bulgarian Journal of Science and
Education, 3 (2): 5.
Brosnahan, H. 2001. Effectiveness of Direct Instruction and Guided Discovery
Teaching Methods for Facilitating Young Children’s Concepts. Journal
Carnegie Mellon University, 13 (21): 8.
Cased, B.J. 2012. Learning Through Guided Discovery: An Engaging Approach
to K-12 STEM education. International Journal of Education, 3 (12): 7.