Anda di halaman 1dari 44

MAKALAH ELEKTRONIKA DIGITAL

“Teknik Penyederhanaan Rangkaian Logika”

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK III

1. NABILA AR. LAMANIU H021191025


2. SALSABILA H021191032
3. ANDI SITTI RAHMAH H021191041
4. SEPTIA ULUM PAJRI H021191044

TAHUN PELAJARAN 2021/2022


UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR

1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Bismillah, Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan,
sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Serta shalawat dan salam kepada
baginda Nabi Muhammad SAW. Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada
orang tua serta teman-teman yang telah mendukung kami.
Kami bersyukur atas nikmat yang telah diberikan kepada kami baik berupa fisik
maupun akal pikiran, sehingga kami mampu menyelesaikan makalah ini sebagai tugas
kuliah Elektronika Digital dengan judul “Teknik Penyederhanaan Rangkaian
Logika”.
Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan.
Oleh karena itu, kami memohon maaf yang sebesar-besarnya.Kritik dan saran dari
pembaca kami butuhkan demi kesempurnaan makalah ini.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat.Terima kasih.

Makassar, 31 Agustus 2021

Kelompok III

DAFTAR IS

2
KATA PENGANTAR.................................................................................................2
DAFTAR ISI................................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................................4
1.1 Latar Belakang.................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan..............................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................6
2.1 Logika Kombinasi...........................................................................................6
2.2 Hukum dan Aturan Aljabar Boolean..............................................................8
2.3 Penyederhanaan Rangkaian Logika Kombinasional Menggunakan Aljabar
Boolean.................................................................................................................14
2.4 Teorema De Morgan.....................................................................................17
2.5 Kemampuan Universal Gerbang NAND dan NOR......................................28
2.6 Gerbang AND-atau Invert untuk menerapkan ekspresi Jumlah Produk.......34
2.7 Pemetaan Karnaugh......................................................................................38
BAB III PENUTUP...................................................................................................42
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................42
3.2 Saran...............................................................................................................42
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................43
LAMPIRAN...............................................................................................................43

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan teknologi saat ini, khususnya teknologi komputer terus
mengalami perubahan yang signifikan. Beberapa aspek perkembangan komputer ini
berhubungan erat dengan perkembangan rangkaian digital dan perancangan logika yang
dibuat oleh manusia. Suatu rangkaian digital merupakan representasi dari Aljabar
Boolean.
Aljabar Boolean dapat disusun menjadi rangkaian logika, dimana suatu
rangkaian logika dapat terdiri dari satu atau lebih gerbang logika. Aljabar Boolean juga
dapat diekspresikan dalam bentuk maksterm ataupun minterm. Aljabar Boolean
maksterm (Product of Sum) dapat diselesaikan dengan mengoperasikan fungsi Boolean
dengan operasi OR kemudian hasilnya dioperasikan dengan operasi AND. Sedangkan
Aljabar Boolean minterm (Sum of Product) diselesaikan dengan mengoperasikan fungsi
Boolean dengan operasi AND kemudian hasilnya dioperasikan dengan operasi OR.
Fungsi Boolean terkadang mengandung operasi-operasi yang tidak diperlukan dan suku-
suku yang berlebihan, sehingga fungsi tersebut dapat disederhanakan.
Menyederhanakan fungsi Boolean bertujuan untuk mencari fungsi dalam bentuk lain
yang ekuivalen tetapi dengan jumlah operasi atau suku yang lebih sedikit. Perbedaan
yang sangat signifikan dapat ditemukan antara fungsi Boolean yang belum dan telah
disederhanakan. Penyederhanaan fungsi Boolean memiliki penerapan penting dalam
perancangan sirkuit logika.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Logika Kombinasi?
2. Bagaimana Hukum dan Aturan Aljabar Boolean?
3. Bagaimana Penyederhanaan Rangkaian Logika Kombinasi MenggunakanAljabar
Boolean?
4. Apa maksud dari Teorema De Morgan?
5. Bagaimana Kemampuan Universal Gerbang NAND dan NOR?
6. Bagaimana Gerbang AND–ATAU–INVERT Menerapkan Ekspresi Jumlah
Produk?
7. Apa yang dimaksud dengan Pemetaan Karnaugh?

4
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang Logika Kombinasi
2. Untuk mengetahui tentang Hukum danAturanAljabar Boolean
3. Untuk mengetahui tentang Penyederhanaan Rangkaian Logika Kombinasi
Menggunakan Aljabar Boolean
4. Untuk mengetahui tentang Teorema De Morgan
5. Untuk mengetahui tentang Kemampuan Universal Gerbang NAND dan NOR
6. Untuk mengetahui tentang Gerbang AND–ATAU–INVERT untuk Menerapkan
Ekspresi Jumlah Produk
7. Untuk mengetahui tentang Pemetaan Karnaugh

5
BAB II
PEMBAHASAN
Umumnya, fungsi gerbang sederhana AND, OR, NAND, NOR, dan INVERT
sendiri tidak cukup untuk mengimplementasikan persyaratan kompleks sistem digital.
Gerbang dasar akan digunakan sebagai blok bangunan untuk logika yang lebih
kompleks yang diimplementasikan dengan menggunakan kombinasi gerbang yang
disebut logika kombinasional.
2.1 Logika Kombinasi
Logika kombinasi menggunakan dua atau lebih gerbang logika unuk membentuk
fungsi yang lebih kompleks dan berguna. Misalnya, logika untuk alarm (warning
buzzer) untuk mobil menggunakan logika kombinasi. Kriteria untuk pengaktifan alarm
ini sebagai berikut: “alarm aktif jika lampu depan menyala danpintu pengemudi
terbuka”atau“kunci mobil tertancap dan pintunya terbuka”.
Fungsi logika untuk alarm mobil seara simbolis diilustrasikan pada gambar 1.
Gambar tersebut mengilustrasikankombinasi dari fungsi logika yang dapat ditulis
dengan persamaan Boolean dalam bentuk:
B = K dan D atau B = H dan D
Yang juga dapat ditulis
B = KD + HD
Persamaan ini bisa dinyatakan “B itu HIGH jika K dan D HIGH atau jika H dan D
HIGH”

Gambar 1. Persyaratan logika kombinasi untuk alarm mobil.

6
Jika diamati, cara kerja alarm mobil ialah alarm mobil akan nyala saat pintu dibuka
dan kunci mobil tertancap atau lampu depannya nyala.Penyederhanaan ini disebut
disebut pengurangan/penyederhanaan Boolean menggnakan aljabar Boolean.
Persamaan Boolean yang baru menjadi B = D dan (K atau H), juga bisa dituliskan
seperti B = D(K+H). Perhatikan penggunaan tanda kurung. Tanpa tanda kurung
persamaan akan menyatakan “alarm akan menyala jika pintu dibuka dan kunci
tertancap, atauhanya saat lampu depan menyala”, dimana hal tersebut tidak benar. B ≠
DK + H. Tanda kurung selalu digunakan ketika gerbang OR menjadi input dari sebuah
gerbang AND. Persamaan baru menyatakan operasi logika yang sama, tapi
implementasinya disederhanakan, karena hanya membutuhkan dua gerbang logika.

Gambar 2. Penyederhanaan rangkaian logika untuk alarm mobil.


Contoh :
Tuliskan persamaan logika Boolean, dan gambarkanrangkaian logika dan tabel
kebenaran yang menunjukkan fungsi berikut: Alarm pencuri di bank (A) akan aktif
jika saat selesai jam perbankan (H) dan pintu depan terbuka (F) atausaat selesai jam
perbankan (H) dan pintu berankas terbuka (V). Kemudian tuliskan penyederhanaan
fungsi, persamaan, dan rangkaian logika tersebut!
Solusi:
Persamaan Boolean, A = HF + HV. Rangkaian logika dan tabel kebenaran:

7
Gambar 3. Rangkaian logika dan tabel kebenaran contoh kasus.
Penyederhanaan fungsi: Alarm akan aktif jika saat selesai jam perbankan dan salah
satu dari pintu depan atau pintu berankas terbuka.
Persamaan Boolean yang baru, A = H(F + V). Penyederhanaan rangkaian logika:

Gambar 4. Penyederhanaan rangkaian logika contoh kasus.


2.2 Hukum dan Aturan Aljabar Boolean

Aljabar Boolean menggunakan banyak hukum yang sama dengan hukum aljabar
biasa. Fungsi OR (X= A + B) adalah penjumlahan Boolean, dan fungsi AND (X = AB)
adalah perkalian Boolean. Tiga hukum berikut ini sama untuk aljabar Boolean seperti
halnya untuk aljabar biasa:
1. Hukum komutatif penjumlahan: A + B = B + A dan perkalian: AB = BA Aturan ini
berarti bahwa urutan ORing atau ANDing tidak menjadi masalah.
2. Hukum asosiatif penjumlahan: A + (B + C) = (A + B) + C dan perkalian: A(BC) =
(AB)C. Hukum-hukum ini berarti bahwa pengelompokan beberapa variabel ORed
atau ANDed bersama-sama tidak menjadi masalah.
3. Hukum distributif:A(B + C) = AB + AC, dan, (A + B)(C + D) =AC + AD + BC +
BD. Hukum ini menunjukkan metode untuk memperluas persamaan yang
mengandung OR dan AND.

8
Ketiga hukum ini berlaku untuk sejumlah variabel. Misalnya, hukum komutatif
dapat diterapkan ke X = A + BC + D untuk membentuk persamaan yang setara X = BC
+ A + D. Anda mungkin bertanya-tanya kapan Anda perlu menggunakan salah satu
hukum tersebut. Nanti di bab ini, Anda akan melihat bahwa dengan menggunakan
hukum-hukum ini untuk mengatur ulang persamaan Boolean, Anda akan dapat
mengubah beberapa rangkaian logika kombinasional menjadi rangkaian ekivalen yang
lebih sederhana dengan menggunakan gerbang yang lebih sedikit. Anda dapat
memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang penerapan hukum-hukum ini dengan
mempelajari Gambar 5 hingga 10.

Gambar 5. Menggunakan hukum komutatif penjumlahan untuk mengatur ulang


gerbang OR

Gambar 6. Menggunakan hukum perkalian komutatif untuk mengatur ulang gerbang


AND.

Gambar 7. Menggunakan hukum asosiatif penjumlahan untuk mengatur ulang


pengelompokan gerbang OR.

Gambar 8. Menggunakan hukum perkalian asosiatif untuk mengatur ulang


pengelompokan gerbang AND

9
Gambar 9. Menggunakan hukum distributif untuk membentuk rangkaian ekivalen.

Gambar 10. Menggunakan hukum distributif untuk membentuk rangkaian ekivalen


(metode FOIL).

Selain tiga hukum dasar, beberapa aturan berkaitan dengan aljabar Boolean.
Aturan aljabar Boolean memungkinkan kita untuk menggabungkan atau menghilangkan
variabel tertentu dalam persamaan untuk membentuk rangkaian ekuivalen yang lebih
sederhana. Contoh berikut mengilustrasikan penggunaan aturan Boolean pertama, yang
menyatakan bahwa apa pun yang AND dengan 0 akan selalu menghasilkan 0.
Contoh
Alarm pencuri bank (B) akan aktif jika setelah jam bank (A) dan seseorang
membuka pintu depan (D). Level logika dari variabel A adalah 1 setelah jam perbankan
dan 0 selama jam perbankan. Juga, tingkat logika variabel D adalah 1 jika sakelar
penginderaan pintu dibuka dan 0 jika sakelar penginderaan pintu ditutup. Persamaan
Boolean, oleh karena itu, Rangkaian logika untuk mengimplementasikan fungsi ini
ditunjukkan pada Gambar 11(a).
B = AD.

Gambar 11. (a) Rangkaian logika untuk alarm pencuri sederhana: (b) menonaktifkan
alarm pencuri dengan membuat D = 0

10
Kemudian, seorang pencuri datang dan menempelkan selotip pada sakelar
penginderaan pintu, menahannya agar selalu mengeluarkan tingkat logika 0. Sekarang
persamaan Boolean menjadi karena sakelar penginderaan pintu selalu 0. Alarm tidak
akan pernah berbunyi dalam kondisi ini karena satu input ke gerbang AND selalu 0.
Pencuri pasti telah mempelajari aturan Boolean dan menyadari bahwa apa pun AND
dengan 0 akan output a 0, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 11(b).
Contoh di atas membantu mengilustrasikan alasan untuk Aturan Boolean 1.
Sembilan aturan lainnya dapat diturunkan dengan menggunakan akal sehat dan
mengetahui operasi gerbang dasar

Aturan 1: Apa pun yang AND dengan 0 sama dengan 0 ( A . 0 = 0).

Aturan 2: Apa pun yang AND dengan 1 sama dengan dirinya sendiri Dari Gambar 5–
15, kita dapat melihat bahwa, dengan satu input terikat ke 1, jika input A adalah 0,
output X adalah 0; jika A adalah l, X adalah 1. Oleh karena itu, X sama dengan berapa
pun level logika A adalah ( X = A ).

Gambar 12. Rangkaian logika dan tabel kebenaran yang mengilustrasikan Aturan 2

Aturan 3: Setiap ORed dengan 0 sama dengan dirinya sendiri(A + 0 = A) Pada Gambar,
karena satu input selalu 0, jika A = 1, X = 1dan jika A = 0, X = 0. Oleh karena itu, X
sama dengan apa pun level logika A (X = A).

Gambar 13. Rangkaian logika dan tabel kebenaran yang mengilustrasikan Aturan 3.

11
Aturan 4: Apa pun ORed dengan 1 sama dengan 1 (A + 1 =1) Pada Gambar 5-17,
karena satu input ke gerbang OR selalu 1, outputnya selalu 1, tidak peduli apa A ( X =
1).

Gambar 14. Rangkaian logika dan tabel kebenaran yang mengilustrasikan Aturan 4.

Aturan 5: Apa pun yang AND dengan dirinya sendiri (A . A = A) sama dengan dirinya
sendiri Pada Gambar, karena kedua input ke gerbang AND adalah A , jika A = 1 atau 1
sama dengan 1, dan jika dan 0 sama dengan 0. Oleh karena itu, X sama dengan apa pun
tingkat logika A ( X = A ).

Gambar 15. Rangkaian logika dan tabel kebenaran yang mengilustrasikan Aturan 5.

Aturan 6: Apa pun yang di-OR dengan dirinya sendiri sama dengan dirinya sendiri (A +
A =A) Pada Gambar, karena kedua input ke gerbang OR adalah A , jika A=1, 1 atau 1
sama dengan 1, dan jika A=0, 0 atau 0 sama dengan 0. Oleh karena itu, X sama dengan
apa pun level logika A ( X = A )

Gambar 16. Rangkaian logika dan tabel kebenaran yang mengilustrasikan Aturan 6.

Aturan 7: Apa pun yang AND dengan komplemennya sendiri sama dengan 0. Pada
Gambar ,karena inputnya saling melengkapi, salah satunya selalu 0. Dengan nol pada
input, output selalu 0 ( X = 0).

12
Gambar 17. Rangkaian logika dan tabel kebenaran yang mengilustrasikan Aturan 7.

Aturan 8: Apa pun yang di-OR dengan komplemennya sendiri sama dengan 1. Pada
Gambar 5–21, karena inputnya saling melengkapi, salah satunya selalu 1. Dengan 1 di
Input, output selalu 1 ( X = 1).

Gambar 18. Rangkaian logika dan tabel kebenaran yang mengilustrasikan Aturan 8.

Aturan 9: Variabel yang dilengkapi dua kali akan kembali ke level logika aslinya.
Seperti yang ditunjukkan pada Gambar 5-22, ketika sebuah variabel dilengkapi sekali,
itu berubah menjadi tingkat logika yang berlawanan. Ketika dilengkapi untuk kedua
kalinya, itu berubah kembali menjadi tingkat logika asli ( A = A ).

Gambar 19. Rangkaian logika dan tabel kebenaran yang mengilustrasikan Aturan 9.

Aturan 10: A+ Á B= A+ B dan Á+ AB= Á+ B . Aturan ini berbeda dari yang lain karena
melibatkan dua variabel. Hal ini berguna karena, ketika persamaan dalam bentuk ini,
satu atau lebih variabel pada suku kedua dapat dihilangkan. Validitas keduanya
persamaan dibuktikan pada Tabel di bawah. Dalam setiap kasus, kesetaraan ditunjukkan
dengan menunjukkanbahwa tabel kebenaran yang diturunkan dari ekspresi di sisi kiri
persamaan cocok yang di sebelah kanan

13
Tabel 5-2 merangkum hukum dan aturan yang berhubungan dengan aljabar Boolean.
Dengan menggunakannya, kita dapat mengurangi rangkaian logika kombinasional yang
rumit menjadi bentuk paling sederhana, seperti yang ditunjukkan pada bagian
berikutnya. Huruf yang digunakan pada Tabel 5-2 adalah variabel dan dipilih secara
acak. Sebagai contohC+ Ć D=C + D , juga merupakan penggunaan yang valid dari
Aturan 10(a).

14
2.3 Penyederhanaan Rangkaian Logika Kombinasional Menggunakan Aljabar
Boolean

Seringkali dalam desain dan pengembangan sistem digital, seorang desainer


akan memulai dengan memenuhi persyaratan gerbang logika sederhana tetapi
menambahkan gerbang yang semakin kompleks, membuat desain akhir kombinasi
kompleks dari beberapa gerbang, dengan beberapa memiliki input yang sama. Pada titik
itu, per ancang harus mundur dan meninjau rangkaian logika kombinasional yang telah
dikembangkan dan melihat apakah ada cara untuk mengurangi jumlah gerbang tanpa
mengubah fungsi rangkaian. Jika rangkaian ekivalen dapat dibentuk dengan lebih
sedikit gerbang atau input yang lebih sedikit, biaya rangkaian berkurang dan
keandalannya ditingkatkan. Proses ini disebut reduksi atau penyederhanaan rangkaian
logika kombinasional dan dilakukan dengan menggunakan hukum dan aturan aljabar
Boolean yang disajikan di bagian sebelumnya. Contoh berikut mengilustrasikan
penggunaan aljabar Boolean dan menyajikan beberapa teknik penyederhanaan
rangkaian logika.

Contoh 5-6

Rangkaian logika yang ditunjukkan pada Gambar di bawah digunakan untuk


menyalakan bel peringatan di X berdasarkan kondisi input di A , B , dan C . Setara yang
disederhanakan rangkaian yang akan melakukan fungsi yang sama dapat dibentuk
dengan menggunakan Boolean aljabar. Tulis persamaan rangkaian pada Gambar di
bawah, sederhanakan persamaannya, dan menggambar rangkaian logika dari persamaan
yang disederhanakan.

Solusi: Persamaan Boolean untuk X adalah

X = B(A + C) + C

15
Untuk menyederhanakan, pertama-tama terapkan Hukum 3 [B(A+C)=BA+BC]:

X=BA+BC+C

Selanjutnya, faktorkan C dari suku 2 dan 3:

X = BA + C(B+1)

Terapkan Aturan 4( B + 1 = 1) :

X = BA + C . 1

Terapkan aturan 2 ( C . 1 = C ):

X = BA + C

Terapkan hukum 1 (BA = AB):

X= AB + C (Persamaan sederhana)

Rangkaian logika dari persamaan yang disederhanakan ditunjukkan pada Gambar

Gambar 20. Rangkaian logika sederhana untuk Contoh 5-6

Contoh 5-7

Ulangi Contoh 5–6 untuk rangkaian logika yang ditunjukkan pada Gambar di bawah.

16
Gambar 21. Rangkaian logika untuk Contoh 5–7.

Solusi: Persamaan Boolean untuk X adalah

X =( A + B ) B́+ B́+ BC

Untuk menyederhanakan, pertama-tama terapkan Hukum 3[ ( A +B ) B́= A B́+ B B́ ] :

X =A B́+ B B́+ B́ +BC

Terapkan Aturan 7 ( B B́=0 ¿ :

X = A B́+0+ B́+ BC

Terapkan aturan 3 ( A B́+0= A B́ ) :

X = A B́+ B́+ BC

Faktorkan a B́ dari suku 1 dan 2:

X =B́ ( A+1 )+ BC

Terapkan aturan 4 (A+1=1):

X = B́ . 1 +BC

Terapkan Aturan 2 ( B́. 1 = B́):

X =B́+ BC

Terapkan Aturan 10(b) ( B́+BC = B́+C ¿ :

X = B́ + C (Persamaan sederhana)

17
Rangkaian logika untuk persamaan yang disederhanakan ditunjukkan pada Gambar di
bawah

Gambar 22. Rangkaian logika sederhana untuk Contoh 5–7.


2.4 Teorema De Morgan
Untuk menyederhanakan rangkaian yang mengandung NAND dan NOR, kita
perlu menggunakan sebuah teorema yang dikembangkan oleh matematikawan Augustus
De Morgan. Teorema ini memungkinkan kita untuk mengonversi ekspresi yang
memiliki batang inversi pada dua atau lebih variabel menjadi ekspresi yang memiliki
batang inversi hanya untuk variabel tunggal. Ini memungkinkan kita untuk
menggunakan aturan yang disajikan di bagian sebelumnya untuk penyederhanaan
persamaan.
Dalam bentuk persamaan, teorema De Morgan dinyatakan sebagai berikut:
A´∙ B= Á + B́
A+´ B= Á ∙ B́
Untuk Tiga Variabel sama yaitu :
´ ∙ C= Á + B́+ Ć
A∙B
´
A+ B+C= Á ∙ B́ ∙ Ć
Pada dasarnya, untuk menggunakan teorema, Anda mematahkan bar di atas variabel dan
mengubahnya AND ke OR atau ubah OR ke AND.
Untuk membuktikan kepada diri kita sendiri bahwa ini berhasil, mari kita
terapkan teorema ke gerbang NAND dan kemudian bandingkan tabel kebenaran
rangkaian ekivalen dengan tabel kebenaran gerbang NAND. Seperti yang Anda lihat
pada Gambar di bawah ini, untuk menggunakan teorema De Morgan pada gerbang
NAND, pertama-tama patahkan bilah di atas A · B, lalu ubah simbol AND menjadi OR.
Yang baru persamaan menjadi Perhatikan bahwa gelembung inversi digunakan pada
gerbang OR sebagai pengganti inverter. Dengan mengamati tabel kebenaran dari dua

18
persamaan, kita dapat melihat bahwa hasil pada kolom X sama untuk keduanya, yang
membuktikan bahwa keduanya memberikan hasil keluaran yang setara.

Gambar 23. Teorema De Morgan yang diterapkan pada gerbang NAND


menghasilkan dua tabel kebenaran yang identik
Lalu, dengan melihat dua sirkuit, kita dapat mengatakan bahwa gerbang AND
dengan outputnya terbalik setara dengan gerbang OR dengan inputnya terbalik. Oleh
karena itu, gerbang OR dengan input terbalik kadang-kadang digunakan sebagai simbol
alternatif untuk gerbang NAND.
Dengan menerapkan teorema De Morgan ke gerbang NOR, kami juga akan
menghasilkan dua tabel kebenaran identik, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 24(a).
Oleh karena itu, kita juga dapat memikirkan Gerbang OR dengan outputnya terbalik
setara dengan gerbang AND dengan inputnya dibalik. Simbol gerbang AND input
terbalik juga terkadang digunakan sebagai alternatif dengan simbol gerbang NOR.

19
Gambar 24. (a) Teorema De Morgan yang diterapkan pada gerbang NOR
menghasilkan dua tabel kebenaran yang identik; (b) menggunakan alternatif
Simbol NOR memudahkan penyederhanaan sirkuit; (c) ringkasan simbol gerbang
alternatif.
ketika kita menulis persamaan untuk gerbang AND dengan inputnya terbalik,
berhati-hatilah untuk menjaga bilah inversi di atas setiap variabel individu (bukan
keduanya) karena A ∙ B tidak sama dengan Á ∙ B́ (Buktikan sendiri dengan membuat
tabel kebenaran untuk keduanya.) Juga, A+ B tidak sama dengan Á+ B́ .
Pertanyaan selalu muncul: Mengapa seorang desainer pernah menggunakan
input terbalik OR simbol gerbang bukannya NAND? Atau mengapa menggunakan
simbol gerbang AND input terbalik sebagai ganti NOR? Dalam diagram logika
kompleks, Anda akan melihat input terbalik dan simbol keluaran terbalik yang
digunakan. Perancang akan menggunakan simbol apa pun yang dibuat lebih masuk akal
untuk aplikasi tertentu. Misalnya, mengacu pada Gambar 24, katakanlah Anda
membutuhkan tingkat output TINGGI setiap kali A atau B RENDAH. Masuk akal
untuk menganggap fungsi itu sebagai OR gerbang dengan input A dan B terbalik, tetapi
Anda dapat menghemat dua inverter hanya dengan menggunakan gerbang NAND.
Juga, mengacu pada Gambar 24(a), katakanlah Anda membutuhkan output
TINGGI kapan pun baik A dan B RENDAH. Anda mungkin akan menggunakan
gerbang AND masukan terbalik untuk diagram logika karena masuk akal secara logis,
tetapi Anda akan menggunakan gerbang NOR untuk benar-benar mengimplementasikan
rangkaian karena Anda dapat menghilangkan inverter.
Metode alternatif menggambar NAND dan NOR juga berguna untuk:
penyederhanaan rangkaian logika. Ambil, misalnya, rangkaian Gambar 24(b). Oleh
mengubah gerbang NOR menjadi gerbang AND input terbalik, gelembung inversi

20
dibatalkan, dan persamaan menjadi sederhana X=ABCD. Gambar 24(c) merangkum
representasi alternatif untuk gerbang inverter, NAND, dan NOR.
Contoh berikut mengilustrasikan penerapan teorema De Morgan untuk
penyederhanaan rangkaian logika.
Contoh
1. Tulis persamaan Boolean untuk rangkaian yang ditunjukkan pada gambar di bawah
ini. Gunakan teorema de Morgan dan kemudian aturan aljabar Boolean untuk
menyederhanakan persamaan. Gambarkan rangkaian yang di sederhanakan.

Gambar 25.
Solusi :
Persamaan Boolean di X yaitu
´ ∙B
X = AB
Sesuai dengan teorema de Morgan menghasilkan
X =( Á+ B́) ∙ B
(Perhatikan penggunaan tanda kurung untuk mempertahankan pengelompokan yang
tepat sesuai aturan : Setiap kali mematahkan bar diatas NAND, harus menggunakan
tanda kurung.)
Jadi :
X = Á B+ B́ B
¿ Á B+ 0
¿ Á B
Sehingga Sirkuit yang di sederhanakan menjadi seperti gambar di bawah ini

21
Gambar 26 . Rangkaian Logika Sederhana
2. Seperti apa yang ditanyakan di contoh nomor 1. Ulangi untuk rangkaian di bawah
ini

Gambar 27.
Solusi :
Persamaan Boolean di X yaitu
´ ∙ B+C
X = AB ´
Sesuai dengan teorema de Morgan menghasilkan
X =( Á+ B́) ∙ B́ Ć
Jadi
X =( Á+ B́ ) ∙ B́ Ć
¿ Á B́ Ć + B́ B́ Ć
¿ Á B́ Ć + B́ Ć
¿ B́ Ć ( Á +1 )
¿ B́ Ć
Sehingga Sirkuit yang di sederhanakan menjadi seperti gambar di bawah ini

Gambar 28. Rangkaian Logika Sederhana

22
Ingat dari gambar 24(a) bahwa gerbang AND dengan input terbalik setara dengan
gerbang NOR. Oleh karena itu, solusi ekuivalennya akan menjadi gerbang NOR dengan
B dan C sebagai input, seperti gambar di atas.

Gambar 29. Solusi Ekuivalen contoh 2


3. Gunakan teorema de morgan dan aljabar Boolean pada rangkaian di bawah ini untuk
mengembangkan rangkaian ekuivalen yang memiliki batang inversi yang hanya
mencakup variabel tunggal.

Gambar 30.

Solusi :
Persamaan Boolean di X adalah
´ ∙( B+C)
X = AB
Sesuai dengan teorema de Morgan menghasilkan
X =( Á+ B́) ∙(B+ C)
Jadi
X = Á B+ Á C + B́ B+ B́ C
¿ Á B+ Á C+ B́ C
Sehingga Rangkaian ekuivalennya adalah

23
Gambar 31. Rangkaian Logika yang setara untuk contoh 3
4. Dengan menggunakan teorema de morgan dan Aljabar Boolean buktikan bahwa
kedua sirkuit dibawah ini adalah ekuivalen

Gambar 32.
Solusi :
Persamaan tersebut dapat dibuktikan ekuivalen jika persamaan yang disederhanakan
cocok.

5. Gambarkan rangkaian logika untuk persamaan berikut sederhanakan persamaannya


dan buat tabel kebenaran untuk persamaan yang disederhanakan.
a. X = A ´∙ B́+ A ∙( Á+C
´ )
Solusi :
Untuk menggambar sirkuit, harus membalikan pemikiran kita dari contoh sebelumnya.
Ketika kita mempelajari persamaan, kita melihat bahwa kita membutuhkan dua NAND
yang di masukan ke dalam gerbang OR, kemudian kita harus memberikan input ke
gerbang NAND.

24
Gambar 33. Solusi Parsial

Gamabr 34. Rangkaian Logika


Selanjutkan menggunakan teorema de morgan dan aljabar Boolean untuk
menyederhanakan persamaan :
´
X = A ´∙ B́+ A ∙ ( Á +C )
´
¿ ( Á+ B́ ) + ( Á + Á+C )
¿ Á+ B+ Á+ Á ∙ Ć
¿ Á+ Á+ A Ć +B
¿ Á+ A Ć+ B
Terapkan aturan 10 :
X= Á +Ć +B
Persamaan ini dapat diartikan sebagai X adalah tinggi jika A rendah atau C
rendah dan B tinggi. Sekarang, untuk membuat tabel kebenaran, kita membutuhkan tiga
kolom input (A,B,C) dan delapan entri (2 3=8), dan kita mengisi 1 untuk X ketika A=0,
C=0 dan B=1.

25
b. X = A B́ ∙(´A+ C)+ Á B ∙ A + B́+
´ Ć

Solusi :
Rangkaian logika yang di perlukan pada gambar di bawah ini. Penyederhanaan
persamaan Boolean yaitu

X = A B́ ∙ (´A +C )+ Á B ∙ A + B́+
´ Ć

¿ A´B́+ A +C+
´ Á B ∙ ( Á ∙ B́∙ Ć )
¿ ( Á+ B́ ) + Á ∙ Ć+ Á Á BBC
¿ Á+ B+ Á Ć+ Á BC
¿ Á ( 1+ Ć ) + B+ Á BC
¿ Á+ B+ Á BC
¿ Á+ B ( 1+ Á C )
¿ Á+ B

Gambar 35. Rangkaian Logika

26
Tiga kolom di gunakan dalam tabel kebenaran di atas karena persamaan asli
berisi tiga variabel (A, B, C). C dianggap tidak peduli, karena tidak muncul dalam
persamaan akhir dan tidak masalah apakah itu 1 atau 0.
Dari persamaan yang disederhanakan (X=A+B), kita dapat mentukan bahwa x=1
ketika A adalah 0 atau ketika B adalah 1.
Bubble Pushing
Metode jalan pintas untuk membentuk rangkaian logika ekivalen, berdasarkan
teorema De Morgan, disebut bubble pushing dan diilustrasikan pada Gambar 36. Seperti
yang Anda lihat, untuk membentuk rangkaian logika ekivalen, Anda harus
1. Ubah gerbang logika (AND ke OR atau OR ke AND).
2. Tambahkan gelembung ke input dan output di mana tidak ada, dan hapus
gelembung aslinya.
Buktikan sendiri bahwa metode ini berhasil dengan membandingkan tabel
kebenaran masing-masing sirkuit asli ke ekuivalennya.
Perhatikan pada Gambar 36. bahwa kita memiliki rangkaian logika ekuivalen
untuk AND dan OR gerbang (V dan W). Perlu ditunjukkan di sini bahwa Anda akan
sering melihat dua persamaan ini ketika mempelajari IC memori data dan sirkuit
mikroprosesor (Bab16 dan 17).

27
Gambar 36. a) Sirkuit logika asli; (b) rangkaian logika ekivalen.
Input/Output Aktif-RENDAH yang digunakan dalam Sistem Mikroprosesor
Gambar 37. menunjukkan bagian dari sirkuit gating yang sering digunakan
untuk mengakses memori mikroprosesor. Sinyal kontrol mikroprosesor biasanya aktif-
RENDAH, artinya: mereka mengeluarkan LOW ketika mereka ingin melakukan tugas
yang ditentukan. Juga, untuk prosesor mikro untuk mengaktifkan blok berlabel Memori,
baris berlabel (akses memori) harus dibuat RENDAH. (Overbar pada variabel
menandakan bahwa mereka aktif-RENDAH.)
Gerbang yang ditunjukkan pada Gambar 37. akan memberikan RENDAH pada
ḾA jika MEM
´ RENDAH dan baik WR
´ RENDAH atau RD
´ RENDAH. Sinyal kontrol
´ atau
dari mikroprosesor memenuhi kondisi ini setiap kali mikroprosesor membaca RD
menulis WR
´ dari memori ( MEM
´ ). Misalnya, jika mikroprosesor membaca dari memori,
´ ) menjadi RENDAH untuk menandakan bahwa ia ingin
akan membuat garis ( RD
membaca, dan itu akan membuat (MEM ) baris ke LOW untuk menandakan bahwa ia
ingin membaca informasinya dari memori. Dengan dua baris ini LOW, adalah LOW,
yang mengaktifkan blok berlabel Memori. (Saat bekerja dengan sirkuit seperti ini, lebih
baik tidak menganggap gelembung sebagai pembalik; alih-alih, anggap garis itu sebagai
bagian dari sirkuit yang membutuhkan RENDAH untuk "melakukannya hal" atau
memenuhi input itu.)

28
Gerbang OR dengan tiga gelembung mengeluarkan LOW jika salah satu
inputnya LOW. Simbol ini membuat logika mudah dipahami, tetapi untuk benar-benar
mengimplementasikan rangkaian, yang setara (gerbang AND 7408) akan digunakan.
Juga, gerbang AND dengan tiga gelembung sebenarnya akan menjadi gerbang OR
(7432).

Gambar 37. Sirkuit kisi khas yang digunakan untuk akses memori
mikroprosesor
2.5 Kemampuan Universal Gerbang Nand Dan Nor
Gerbang NAND dan NOR kadang-kadang disebut sebagai gerbang universal
karena, dengan memanfaatkan kombinasi NAND, semua gerbang logika lainnya
(inverter, AND, OR, NOR) dapat dibentuk. Juga, dengan memanfaatkan kombinasi
NOR, semua gerbang logika lainnya (inverter, AND, OR, NAND) dapat dibentuk.
Prinsip ini berguna karena Anda sering kali memiliki NAND tambahan yang
tersedia tetapi sebenarnya membutuhkan beberapa fungsi logika lainnya. Sebagai
contoh, katakanlah Anda merancang rangkaian yang membutuhkan NAND, AND, dan
inverter. Anda mungkin akan membeli 7400 quad NAND TTL IC. Chip ini memiliki
empat NAND dalam satu paket. salah satudari NAND akan digunakan langsung di
sirkuit Anda. Persyaratan AND sebenarnya bisa dipenuhi dengan menghubungkan
NAND ketiga dan keempat pada chip untuk membentuk AND. Inverter dapat dibentuk
dari NAND kedua pada chip. Bagaimana kita mengonversi NAND menjadi inverter dan
dua NAND menjadi AND? Ayo lihat.
Inverter dapat dibentuk dari NAND hanya dengan menghubungkan kedua input
NAND, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 38. Kedua input ke NAND, oleh karena
itu, terhubung ke Persamaan di X adalah yang merupakanfungsi inverter.

29
Gambar 38. Membentuk inverter dari NAND.
Tugas selanjutnya adalah membentuk AND dari dua NAND. Apakah Anda
punya ide? Apa perbedaan antara NAND dan AND? Jika kita membalikkan keluaran
dari NAND, itu akan bertindak seperti AND, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 39.

Gambar 39. Membentuk AND dari dua NAND


Sekarang kembali kemasalah asli; Kami ingin membentuk sirkuit yang
membutuhkan NAND, AND, dan inverter menggunakan satu 7400 quad NAND TTL
IC. Mari kita membuat Koneksi eksternal ke 7400 IC untuk membentuk rangkaian
Gambar 40, yang berisi NAND, AND, dan inverter.

Gambar 40. Sirkuit Logika yang akan diimplementasikan hanya menggunakan


NANDs.
Pertama, mari kita menggambar ulang sirkuit logikahanya menggunakan
NAND. Sekarang, dengan menggunakan konfigurasi yang ditunjukkan pada Gambar
40, kitadapatmembuatkoneksi yang sebenarnyake satu7400 IC, seperti yang ditunjukkan
pada Gambar 41, yang mengurangi jumlah chip dari tiga IC turun kesatu.

30
Gambar 41. Sirkuit logika setarahanya menggunakan NANDs.

Gambar 42. Koneksi eksternal ke 7400 TTL IC untuk membentuk sirkuit


Selain membentuk inverter dan AND dari NAND, kita dapat membentuk ORs
dan NOR dari NANDs. Ingat dari teorema De Morgan bahwa AND dengan output
terbalik (NAND) setara dengan OR dengan input terbalik. Oleh karena itu, jika kita
membalikkan input ke NAND, kita harus menemukan bahwa itu setara dengan OR,
seperti yang ditunjukkan pada Gambar 43.

Gambar 43. Membentuk OR dari tiga NAND

31
Sekarang, untuk membentuk NOR dari NAND, yang perlu kita lakukan
hanyalah membalikkan output dari Gambar 43, seperti yang ditunjukkan pada Gambar
44.

Gambar 44. Membentuk NOR dari empat NAND.


Prosedur untuk mengubah gerbang NOR menjadi inverter, OR, AND, atau
NAND Mirip dengan konversi yang baru saja dibahas untuk gerbang NAND. Misalnya,
untuk membentuk inverter dari gerbang NOR, cukup hubungkan input seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 45..

Gambar 45. Membentuk inverter dari gerbang NOR.


Contoh
1. Membuat koneksi eksternal ke CMOS 4001 ATAU IC untuk
mengimplementasikan fungsi X = A + B
Solusi:
Kami akan membutuhkan inverter dan gerbang OR untuk menyediakan fungsi untuk X.
Inverter dapat dibuatdari NOR dengan menghubungkan input, dan ATAU dapat dibuat
dengan membalikkan output nor, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 46.

32
Gambar 46. Menerapkan fungsi hanya menggunakan gerbang NOR.
Konfigurasi pin untuk 4001 CMOS quad NOR dapat ditemukan di buku data CMOS.
Gambar 47. menunjukkan konfigurasi pin dan eksternal koneksi untuk
mengimplementasikan X = A + B

Gambar 47. Koneksi eksternal ke CMOS IC 4001 untuk mengimplementasikan


rangkaian Gambar 46.
2. Pemecahan masalah
Anda telah menghubungkan sirkuit Gambar 47 dan ingin mengujinya. Karena
Persamaan Boolean adalah pertama kali Anda mencoba dan mengharapkan untuk
mendapatkan output 1 pada X, tetapi Anda tidak. VDD diatur ke dan VSS terhubung ke
tanah. Dengan menggunakan probe logika, Anda mencatat hasil yang ditunjukkan Tabel
5-6 di setiap pin. Tentukan masalah dengan sirkuit.

33
Solusi:
Karena pin 1 dan 2 keduanya harus 0, yang mereka.Pin 3 adalah 1, karena 0-0 ke NOR
akan menghasilkan output 1. Pin 6 adalah 1, karena terhubung ke 1 di B. Pin 5
pertandingan pin 3, seperti yang seharusnya.Pin 4 mengirimkan 0 ke pin 8 dan 9, tetapi
pin 8 mengambang (bukan 0 atau 1). Koneksi ke pin 8 harus rusak.Untuk memastikan
bahwa sirkuit beroperasi dengan benar, masalah pada pin 8harus diperbaiki dan keempat
kombinasi input pada A dan B harus diuji.
3. Jawablah pertanyaan di bawah ini
a) Tulis persamaan yang disederhanakan yang akan menghasilkan bentuk gelombang
output pada X, diberi input pada A, B, dan C yang ditunjukkan pada Gambar 48.
b) Gambar sirkuit logika untuk persamaan ini.
c) Menggambar ulang sirkuit logika hanya menggunakan gerbang NAND
Solusi:
a). Pulsa TINGGI pertama pada X diproduksi untuk A=1, B=0 ,C=0 ( A B́ Ć ) .
Pulsa tinggi kedua pada X terjadi ketika A=1, B=1 ,
C=0 ( A B́ Ć ) . Jadi X adalah 1 untuk A B́ Ć atau AB Ć .
X =A B́ Ć + AB Ć

Menyederhanakan hasil
X =A Ć ( B́+B )
¿ A Ć ( 1 )

34
¿ A Ć persamaan yang disederhanakan
(b). Sirkuit logika ditampilkan pada Gambar 48(a).
(c). Menggambar ulang sirkuit yang sama hanya menggunakan NAND yang
menghasilkan sirkuit ditampilkan pada Gambar 48(b).

Gambar 48. (a) Sirkuit logika yang menghasilkan bentuk gelombang di X; (b)
rangkaian bagian
2.6 Gerabang AND-OR-Invert untuk Mengimplementasikan Ekspresi Jumlah
Penduduk
Sebagian besar reduksi Boolean menghasilkan persamaan dalam salah satu dari
dua bentuk:
1. Bentuk Product-of-sum (POS)
2. Bentuk Sum-of-products (SOP)
Ekspresi POS biasanya mengambil bentuk dua atau lebih variabel OR di dalam
tandas AND eddengan dua atau lebih variabel lain dalam tanda kurung. Contoh dari
Ekspresi POS adalah
X =( A+ B́ ) . ( B+C )
X =( B+ Ć+ D́ ) . ¿)
X =( A+ Ć ) . ( B́+ E ) .(C +B)
Ekspresi SOP biasanya berbentuk dua atau lebih variabel AND ed bersama ORed
dengan dua atau lebih variabel lain ANDed bersama-sama. Contoh ekspresi SOP adalah
X =A B́+ AC + Á BC

35
X =AC D́+ Ć D+B
X =B Ć D́+ A B́ DE+ CD
Ekspresi SOP paling sering digunakan karena cocok untuk pengembangan tabel
kebenaran dan diagram waktu. Sirkuit SOP juga dapat dibangun dengan mudah
menggunakan gerbang logika kombinasi khusus yang disebut gerbang AND-OR-
INVERT. Misalnya, mari kita bekerja dengan persamaan berikut:
´
X = AB+CD
Menggunakan hasil teorema De Morgan
´ . CD
X = AB ´
Menggunakan teorema De Morgan lagi memasukkannya ke dalam format POS:
X =( Á+ B ) . ¿) P0S
Menggunakan hukum distributif menghasilkan persamaan dalam format SOP:
X = Á C+ Á D́+ BC + B D́ SOP
Sekarang, mari kita isi tabel kebenaran untuk X (Tabel 5-7). Dengan
menggunakan ekspresi SOP, kami menempatkan 1 di X untuk A=0 ,C=1 ;untuk
A=0 , D=0 ;untukB=1 , C=1;dan untuk B=1 , D=0.Itu tidak sulit, kan? Namun, jika
kita menggunakan ekspresi POS, akan lebih sulit untuk Memvisualisasikan. Kami akan
menempatkan 1 di X untuk A=0 atau B=1kapan pun C = 1 atau D = 0 Membingungkan?
Ya, jauh lebih sulit untuk berurusan secara intuitif dengan ekspresi POS.

36
Gambar 49. Logika sirkuit untuk ekspresi POS.
Menggambar sirkuit logika untuk ekspresi POS melibatkan penggunaan gerbang
OR yang masuk ke gerbang AND, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 49.
Menggambar sirkuit logika untuk SOP ekspresi melibatkan penggunaan DAN gerbang
memberi makan ke gerbang OR, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 50. Sirkuit
logika untuk ekspresi SOP menggunakan lebih banyak gerbang untuk contoh khusus
ini, tetapi bentuk SOP lebih mudah ditangani dan, di samping itu, ada gerbang IC.
Khusus dibuat untuk menyederhanakan implementasi rangkaian SOP.

Gambar 50. Logika sirkuit untuk ekspresi SOP.


Gerbang itu adalah AND-OR-INVERT (AOI). AOIs tersedia dalam beberapa
konfigurasi dalam keluarga TTL atau CMOS. Skim melalui TTL dan CMOS Anda buku
data untuk mengidentifikasi beberapa AOIs yang tersedia. Satu AOI yang sangat baik
Cocok untuk menerapkan logika Gambar 50 adalah 74LS54 TTL IC. Konfigurasi pin
dan simbol logika untuk 74LS54 ditampilkan pada Gambar 51

37
Gambar 52. konfigurasi Pin dan simbol logika untuk gerbang AOI 74LS54
Perhatikan bahwa output pada Y terbalik, jadi kita harus menempatkan inverter
setelahY. Juga, dua gerbang AND memiliki tiga input, bukan hanya gerbang dua input
yang kita perlu, jadi kita hanya menghubungkan input ketiga yang tidak terpakai ke 1.
Gambar 53 menunjukkan koneksi yang diperlukan ke AOI untuk mengimplementasikan
rangkaian logika SOP Gambar 51. Menghilangkan inverter dari Gambar 53 akan
memberikan fungsi output AKTIF-LOW, yang mungkin dapat diterima, tergantung
pada operasi yang diperlukan. (Persamaan baru adalah X = AC + A D + BC + BD.)

Gambar 53. Menggunakan IC AOI untuk menerapkan persamaan SOP.


Contoh
Sederhanakan rangkaian yang ditunjukkan pada Gambar 5-84 ke formulir SOP-
nya, lalu menggambar sirkuit logika dari bentuk yang disederhanakan menggunakan
gerbang AOI 74LS54.

38
Gambar 54. Sirkuit asli
Solusi :

Sirkuit yang disederhanakan ditampilkan pada Gambar 5-85.

Gambar 55. Menggunakan IC AOI untuk menerapkan persamaan SOP yang


disederhanakan.
2.7 Karnaugh Mapping
Pada sesi sebelumnya telah dipelajari bahwa dengan menggunakan aljabar Boolean
dan teorema De Morgan, jumlah gerbang yang digunakan untuk mengimplementasikan
fungsi logika tertentu dapat diminimalisir. Hal ini sangat penting karena
dapatmengurangi biaya, memperkecil ukuran fisik, dan kegagalan gerbang pada
rangkaian. Beberapa langkah dalam proses reduksi atau penyederhanaan Boolean
memerlukan keterampilan dan banyak latihan.
Karnaugh mapping dinamakan berdasarkan nama pencetusnya, Maurice Karnaugh,
dimana pada tahun 1953 ia mengembangkan metode lain untuk menyederhanakan

39
rangkaian logika. Metode ini masih mengharuskan dilakukannya perubahan atau
pengurangan persamaan ke bentuk SOP, tapi dari situ, dapat diperoleh konfigurasi
paling sederhana rangkaian logika dengan pendekatan sistematik.
Karnaugh map (K-map) mirip dengan tabel kebenaran, karena secara grafis
menunjukkan tingkat output dari persamaan Boolean untuk setiap kombinasi variabel
input yang mungkin terjadi. Setiap tingkat output diletakkan padasel K-map yang
berbeda. K-map dapat digunakan untuk menyederhanakan persamaan yang memiliki
dua, tiga, empat, lima, atau enam, variabel input yang berbeda. Menyelesaikan K-map
dengan lima dan enamvariabel sangat rumit; agar lebih praktis penyelesaiannya dapat
menggunakan komputer. Disini hanya akan dibahas penyelesaian K-map dengan dua,
tiga dan empat variabel.
Menentukan jumlah sel dalam K-map sama dengan mencari jumlah kombinasi atau
entri dalam tabel kebenaran. Map dengan dua variabel membutuhkan 22 = 4 sel. Map
dengan tiga variabel membutuhkan 23 = 8 sel, dan untuk empat variabel membutuhkan
24 = 16 sel.

Gambar 56. Karnaugh map dengan dua, tiga, dan empat variabel.
Setiap sel dalam K-map disesuaikan dengan kombinasi tertentu dari variabel input.
Misalnya, pada K-map dengan dua variabel, sel kiri atas sesuai dengan A̅B̅, sel kiri
bawah A B̅, sel kanan atas A̅ B, dan sel kanan bawah A B.
Perhatikan juga bahwa saat pindah dari sel satu ke sel yang berdekatan, hanya satu
variabel yang berubah. Misalnya, lihat K-map dengan tiga variabel. Sel kiri atas adalah
A̅B̅ C̅; sel dibawahnya yang berdekatan/berhimpit adalah A̅B C̅. Pada kasus ini, A̅ C̅
tetap sama dan hanya B̅ yang berubah, menjadi B. Hal yang sama berlaku untuk setiap
sel yang berdekatan.
Berikut langkah-langkah melakukan prosedur penyederhanaan K-map:
1. Ubah persamaan Boolean untuk direduksi/disederhanakan menjadi ekspresi SOP.

40
2. Isi sel yang sesuai dari K-map.
3. Lingkari sel yang berdekatan dalam kelompok berisi dua, empat, atau delapan sel.
(Semakin banyak sel berdekatan yang dilingkari, semakin sederhana persamaan
akhirnya; berdekatan berarti sebuah sisi bersentuhan, bukan diagonal.)
4. Temukan setiap suku dari persamaan SOP akhir dengan menentukan variabel mana
yang tetap konstan dalam setiap lingkaran.
Sebagai contoh, persamaan berikut:
X = Á ( B́ C + B́ Ć ) + Á B Ć
Pertama, ubah persamaan tersebut menjadi persamaan atau ekspresi SOP:
X = Á B́ C + Á B́ Ć+ Á B Ć
Ketentuan ekspresi SOP tersebut dapat dimasukkan ke dalam tabel kebenaran dan
kemudian ditransfer ke K-map, seperti gambar berikut.

Gambar 57. Tabel Kebenaran dan Karnaugh map dari X = Á B́ C + Á B́ Ć+ Á B Ć .


Sekarang, lingkari angka 1 yang berdekatan dalam satu grup berisikan dua, tiga,
atau empat sel, seperti gambar 58. Lingkaran pertama mengelilingi dua angka 1 pada
bagian atas K-map, dan lingkaran kedua mengelilingi dua angka satu pada kolom kiri
K-map.

Gambar 58.. Melingkari sel yang berdekatan pada Karnaugh map.

41
Setelah melingkari sel yang mencakup semua angka 1 pada peta, persamaan akhir
yang disederhanakan diperoleh dengan menentukan variabel mana yang tetap sama
dalam setiap lingkaran. Lingkaran pertama (di atas) meliputi Á B́ Ć dan Á B́C . Variabel
yang tetap sama dalam lingkaran tersebut ialah Á B́. Sehingga, Á B́ menjadi salah satu
ketentuan pada persamaan SOP akhir. Lingkaran kedua (kolom kiri) meliputi Á B́ Ć dan
Á B Ć . Variabel yang tetap sama dalam lingkaran ini adalah Á Ć . Sehingga Á Ć
menjadi ketentuan kedua dalam persamaan akhir.
Karena persamaan akhir selalu ditulis dalam format SOP, sehingga persamaan akhir
tersebut dapat ditulis X = Á B́+ Á Ć . Sebenarnya, persamaan aslinya cukup simpel
sehingga kita bisa menyederhanakannya menggunakan standar aljabar Boolean.
X = Á B́ C + Á B́ Ć+ Á B Ć
¿ Á B́ ( C + Ć ) + Á B Ć
¿ Á B́ + Á B Ć
¿ Á ¿+ B Ć )
¿ Á ¿+ Ć )
¿ Á B́ + Á Ć

Contoh :
Sederhanakan persamaan berikut menggunaka prosedur Karnaugh map:
X = A̅D̅ + AB̅D̅ + A̅C̅D + A̅CD
Solusi:
Pertama, kita dapat membuatgrup berisikan delapan sel, seperti pada gambar. A̅adalah
satu-satunya variabel yang ada di setiap sel dalam lingkaran, jadi lingkaran berisikan
delapan sel berkurang menjadiA̅. (Perhatikan bahwa lingkaran lebih besar
akanmengurangi variabel yang lebih sedikit dalam persamaan akhir ).

42
Gambar 59. Solusi K-map contoh soal.
Kemudian, keempat sudutnya berdekatan satu sama lain karena K-map dapat dilipat
baik dalam arah vertikal maupun horizontal. Dengan melingkari empat sudut tersebut,
diperoleh variabel yang tersisa B̅ D̅. Sehingga persamaan akhirnya:
X = A̅ + B̅D̅

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Logika kombinasi menggunakan dua atau lebih gerbang logika unuk membentuk
fungsi yang lebih kompleks dan berguna
2. Aljabar Boolean menggunakan tiga hukum yaitu hukum komutatif, asosiatif, dan
distributive. Fungsi OR (X= A + B) adalah penjumlahan Boolean, dan fungsi AND
(X = AB) adalah perkalian Boolean juga terdapat 10 aturan reduksi yang dapat
digunakan dalam menyederhanakan bentuk rangkaian logika.
3. penyederhanaan rangkaian logika kombinasional dan dilakukan dengan
menggunakan hukum dan aturan aljabar Boolean yang disajikan di bagian
sebelumnya
4. Teorema De Morgan digunakan untuk menyederhanakan rangkaian yang
mengandung NAND dan NOR.
5. Gerbang NAND dan NOR kadang-kadang disebut sebagai gerbang universal karena,
dengan memanfaatkan kombinasi NAND maupun NOR, semua gerbang logika
lainnya (inverter, AND, OR, NOR) dapat dibentuk.

43
6. Sebagian besar reduksi Boolean menghasilkan persamaan dalam salah satu dari dua
bentuk yaitu bentuk Product-of-sum (POS) dan bentuk Sum-of-products (SOP).
Ekspresi SOP paling sering digunakan karena cocok untuk pengembangan tabel
kebenaran dan diagram waktu.
7. Karnaugh mapping merupakan metode lain untuk menyederhanakan rangkaian
logika. Metode ini masih mengharuskan dilakukannya perubahan atau pengurangan
persamaan ke bentuk SOP.
3.2 Saran
Saran untuk pembaca sebaiknya dalam mempelajari materi Teknik
penyederhanaan rangkaian logika diperlukan Latihan sebanyak-banyaknya agar kita
terbiasa dan paham dari materi ini karena materi ini cukup banyak menggunakan
Teknik namun jika dipahami dengan baik tentu akan menjadi suatu yang mudah dan
enak dipelajari. Kemudian saran untuk penulis agar ke depannya bisa Menyusun
makalah lebih baik ke depannya.
DAFTAR PUSTAKA

Kleitz William. 2012. Digital Electronics: A Practical Approach. With VHDL 9th
Edition. New York: Pearson

44

Anda mungkin juga menyukai