BAB II
KAJIAN TEORI
yang menuntut emansipasi atau kesamaan dan keadilan hak dengan pria. Feminisme
tidak seperti pandangan atau pemahaman lainnya. Feminisme tidak berasal dari
sebuah teori atau konsep yang didasarkan atas formula teori tunggal. Itu sebabnya,
tidak ada abstraksi pengertian secara spesifik atas pengaplikasian feminisme bagi
bahwa feminisme adalah suatu kesadaran akan penindasan dan eksploitasi terhadap
perempuan yang terjadi bik dalam keluarga, di tempat kerja, maupun di masyarakat
serta adanya tindakan sadar akan laki-laki maupun perempua untuk mengubah
pandangan para feminis yang didasarkan atas realita secara historis dan budaya,
serta tingkat kesadaran persepsi dan perilaku. Bahkan diantara perempuan dengan
kebudayaan) patriarkhi dan dominasi laki-laki, dan sampai resolusi final atas
Pada tahun 1960an para feminis berusaha untuk melihat wacana patriarkhal
yang tampil agresif terhadap perempuan atau sebaliknya justru tidak memasukkan
1. Perempuan dan feminitas menjadi obyek teori dan penelitian yang luas.
2. Perempuan dan feminitas yang telah sekian lama diabaikan dalam teori
3. Wacana patriarkhal sendiri mendapat kritik yang tajam, dan pada saat bersamaan
sebagai tangga
4. pannya, dan upaya-upaya untuk membuat kerangka kerja teori wacana feminis
6. Wacana dikotomis either/or yang selama ini sering digunakan harus ditolak atau
diadakan penyesuaian.
10
tiga bagian besar teori, yakni gelombang pertama, gelombang kedua dan
perempuan yang memiliki kebebasan secara penuh dan individual. Alison Jaggar
dalam bukunya Feminist Politics and Human Nature, mengemukakan bahwa dalam
pemikiran kaum liberal, sifat asariah manusia yang unik adalah kemampuan
dan bertindak secara rasional, begitu pula pada perempuan. Akar ketertindasan dan
perempuan itu sendiri. Perempuan harus mempersiapkan diri agar mereka bisa
bersaing di dunia dalam kerangka "persaingan bebas" dan punya kedudukan setara
dengan lelaki.
11
yang tidak memihak antara kepentingan kelompok yang berbeda yang berasal dari
teori pluralisme negara. Mereka menyadari bahwa negara itu didominasi oleh kaum
mereka juga menganggap bahwa negara dapat didominasi kuat oleh kepentiangan
dan pengaruh kaum pria tadi. Singkatnya, negara adalah cerminan dari kelompok
kebanyakan kaum Liberal Feminis, perempuan cendrung berada “di dalam” negara
hanya sebatas warga negara bukannya sebagai pembuat kebijakan. Sehingga dalam
hal ini ada ketidaksetaraan perempuan dalam politik atau bernegara. Dalam
Perempuan.
1792, berpendapat bahwa perempuan seharusnya memiliki akses yang sama seperti
menghilangkan akses yang berbeda pada kekuatan dan pengaruh atas laki-laki dan
perempuan, dan dengan demikian untuk mencapai hak yang sama bagi laki-laki
atau perempuan.
12
masuk dipasar tenaga kerja dan melakukan pekerjaan rumah tangga. Sedangkan
Wollstone berusaha keras untuk mencari solusi bagi hal tersebut dan
kaum perempuan dengan pendidikan kaum laki-laki, maka hal itulah yang akan
membuat seorang wanita itu menjadi “independent women”, bukan hanya menjadi
Feminisme Liberal Pada Abad ke-19 : Kesempatan Hak Sipil dan Ekonomi bagi
J.S Mill dan Harriet Tailor Mill bergabung dengan Wollestonecraft. Yang
Mill lebih jauh menekankan agar persamaan permpuan dan laki-laki terwujud, tidak
cukup diberikan pendidikan yang sama tetapi juga harus diberikan kesempatan
untuk berperan dalam ekonomi dan dijamin hak sipilnya yang meliputi hak untuk
berorganisasi, kebebasan untuk berpendapat, hak untuk memilih dan hak milik
pendidikan dan hak, sedangkan Taylor lebih menekankan kemitraan. Mill lebih
tidak lebih superior secara intelektual dari perempuan. Pemikiran Mill yang juga
perempuan karena perempuan tidak bisa menjadi diri sendiri, sebab ia akan menjadi
The Feminis Mistique yang ditulis oleh Betty Frieden, bila kita bandingkan
dengan buku yang ditulis sebelumnya oleh Wollestone, JS Mills dan Harriet Tylor
terkesan tidak radikal. Menurut Betty perempuan kelas menengah yang menjadi ibu
rumah tangga merasa hampa dan muram. Mereka menghabiskan waktunya hanya
tersebut adalah bahwa kaum wanita harus kembali ke sekolah dan kemudian
memberikan kontribusi untuk ekonomi keluarga, berkarir namun tetap menjadi ibu
Stage bahwa berkarir sekaligus menjadi ibu rumah tangga merupakan hal yang
sangat sulit, selain harus melayani suaminya, juga harus melayani majikannya di
kantor. Sehingga hal yang perlu dilakukan adalah bdengan melakuakn pergerakan
suatu kooperasi dengan kaum laki-laki untuk merubah mindset masyarakat pada
bidang publik dan privat, yaitu suami pun harus ikut memikul beban keluarga dalam
Esensi gender kaum feminis Amerika lebih berpijak pada analisis budaya dan
sejarah, jika dibandingkan dengan feminisme Prancis yang lebih menekankan pada
yang memprakarsai konvensi hak-hak perempuan di Seneca Falls pada 1848. Dia
and Resolution yang menjadi hasil konvensi dalam pertemuan bersejarah, yaitu
kata “all the people” dalam Kata “All the people” dalam konstitusi Amerika Serikat
memiliki arti bukan hanya laki-laki didalamnya, tetapi perempuan juga. Kaum
memprotes upah rendah, dan bekerja dengan upah yang sama dengan laki-laki.
Mereka juga menuntut hak pilih reproduksi dan pelegalan aborsi. Bagaimanapun,
15
sellauada pro dan kontra akan adanya pergerakan perempuan di Amerika serikat
ini, di satu sisi, mereka menganggap bahwa perempuan adalah pribadi yang sama
satu usulan utama NOW adalah ratifikasi Equal Rights Amendment (ERA) atau
jenis kelamin dalam bidang hukum. Hal ini berhasil memaksa New York Times
Only” atau “Female Only”, juga restoran yang dulu hanya untuk konsumsi laki-
laki. Integrasi dan reformasi adalah tujuan mereka, bukan pemisahan dan revolusi.
Kritik yang paling utama bagi Feminisme Liberal adalah bahwa Feminsime
liberal tidak pernah mempertanyakan ideoologi Patriarki dan sama sekali tidak
perempuannya itu sendiri dan solusi yang harus dilakukan adalah dengan
merupakan golongan yang paling minim mendpat akses pendidikan, entah karena
biaya yang mahal ataupun karena diskriminasi yang kerap terjadi. Kemudian
16
sedangakan sebagian besar dari mereka hidup dan tinggal di negara-negara dunia
ketiga, yang merupkan korban imperialisme dan hidup di bawah garis kemiskinan.
kemanusiaan, perempuan dan anak jadi korban pertama. Para kaum Feminis Liberal
dianggap tidak berhasil dalam memberikan penjelasan mengapa secara sexis masih
berekmbang, namun di negara kapitalis maju pun masih kerap ditemukan perbedaan
Pola pikir dari arus feminisme yang lahir di Barat tersebut, ditinjau dari
perspektif kelas, setidaknya, akan memunculkan dua cacat politik. Pertama, konsep
kelas tertindas untuk membebaskan diri dari kapitalisme. Kedua, konsep ini akan
perspektif yang memandang bahwa manusia yang berjenis kelamin laki-laki adalah
musuh.
bahwa semua perempuan ingin menjadi seperti laki-laki, mengadopsi sifat laki-laki
laki-laki, karena mereka pun memiliki cara berpikir mereka sendiri yang dapat
dibedakan dengan cara berpikir laki-laki. Sebagi seorang manusia, mengadopsi cara
17
jangan hanya dilakukan oleh kelompok-kelompok kecil, karena hal itu jelas akan
Nature, Alison Jaggar menformulasikan kritik yang kedua, seperti Elshtain jaggar
juga mengkritik feminis liberal bahwa perempuan harus mengadopsi nilai laki-laki
yaitu rasionalitas dan otonomi. Sedangkan menurut Jaggar kita tidak boleh
mendikotomi nilai laki-laki dan perempuan justru laki-laki dan perempuan harus
Jaggar juga mengkritik feminis liberal yang melihat perempuan itu satu,
padahal menurut Jaggar perempuan itu tidak satu tapi bermacam-macam. Sehingga
solusi dari kaum feminis belum bisa memecahkan segala persoalan, karena mereka
terlalu mengeneralisasi seluruh kaum wanita sebagai sesuatu hal yang sama, tanpa
berpikir adanya perbedaan diantara mereka. Tidak semua kaum wanita itu berkulit
putih, kelas menengah, straight dalam sex, satu agama, satu budaya, satu ras,
namun benyak juga diantara mereka yang berkulit hitam, kelas bawah, lesbian,
biseksual, PSK, berbeda agama, berbeda budaya, berbeda ras, sehingga faktor
ketertindasan kaum wanita beserta solusi pemecahannya pun tentu akan berbeda
individu dan bertindak rasonal adalah konsep maskulin. Padahal, secara alamiah
juga menjadi penting dalam memahami kondisi ekonomi politik dan keamanan
pengalaman tekanan sebagai perempuan. Salah satu fokus kajian disini adalah
mendasarkan pemikirannya berdasarkan konsep liberal dimana pria dan wanita itu
memiliki hak dan kesempatan yang sama, pria dan wanita merupakan makhluk
yang sama-sama memiliki rasionalitas. Berbagai gerakan kaum feminis liberal pun
jumlah kaum feminisme terbesar, yang memberikan pengaruh besar pada saat itu,
walaupun banyak kritik yang menyerang pemikiran kaum feminis liberal (Gadis
Arivia, 2003:110).
2.2 Film
Definisi film berbeda di setiap negara, di Perancis ada pembedaan antara film
dan sinema. Filmis berarti berhubungan dengan film dan dunia sekitarnya, misalnya
sosial poliik dan kebudayaan. Kalau di Yuniani, film dikenal dengan istilah cinema,
19
Cinemathograpie secara harfiah berarti cinema (gerak), tho atau phytos adalah
cahaya, sedangkan graphie berarti tulisan atau gambar. Jadi, yang dimaksud
cinemathograpie adalah melukis gerak dengan cahaya. Ada juga istilah lain yang
berasal dari bahasa Inggris, yaitu movies, berasal dari kata move artinya gambar
khalayaknya heterogen dan anonim, dan menimbulkan efek tertentu. Film dan
televisi memiliki kemiripan, terutama sifatnya yang audio visual, tetapi dalam
proses penyampaian pada khalayak dan proses produksinya agak sedikit berbeda
Unsur film berkaitan erat dengan karakteristik utama, yaitu audio visual.
Unsur audio visual dikategorikan ke dalam dua bidang, (Nawiroh, 2014:92), yaitu
sebagai berikut :
1. Unsur naratif, yaitu materi atau bahan olahan, dalam film cerita unsur naratif
adalah penceritaanya.
2. Unsur sinematik, yaitu cara atau dengan gaya seperti apa bahan olahan itu
digarap.
20
Kedua unsur ini tidak dapat dipisahkan, keduanya saling terikat sehingga
menghasilkan sebuah karya yang menyatu dan dapat dinikmati oleh penonton,
1. Mise en scene.
2. Sinematografi.
3. Editing.
4. Suara.
Mise en scene berasal dari Perancis, tanah leluhurnya bapak perfilman dunia
Louis dan Auguste Lumiere, yang secara sederhana bisa diartikan sebagai segala
sesuatu yang berada di depan kamera. Ada 4 elemen penting dari mise en scene,
1. Setting.
2. Tata Cahaya.
tentang bagaimana perlakuan terhadap kamera serta bahan baku yang digunakan,
berhubungan dengan objek yang akan direkam. Editing secara teknis merupakan
Suara di dalam film adalah seluruh unsur bunyi yang berhubungan dengan gambar.
Pada dasarnya film dikategorikan menjadi dua jenis utama, yaitu film cerita
atau disebut juga fiksi dan film noncerita, disebut juga nonfiksi. Film cerita atau
fiksi adalah film yang dibuat berdasarkan kisah fiktif. Film fiktif dibagi menjadi
dua, yaitu film cerita pendek dan film cerita panjang. Perbedaan yang paling
spesifik dari keduanya adalah pada durasi. Film cerita pendek berdurasi di bawah
60 menit, sedangkan film cerita panjang pada umumnya berdurasi 90-100 menit,
dokudrama terjadi reduksi realita demi tujuan-tujuan estetis, agar gambar dan cerita
Genre adalah klasifikasi tertentu pada sebuah film yang memilliki ciri
tersendiri, dalam film fiksi atau film cerita terdapat banyak genre (Nawiroh, 2014:
1. Film drama.
3. Film komedi.
4. Film horor.
5. Film animasi.
7. Film musikal.
8. Film kartun.
Narasi berasal dari kata Latin narre, yang artinya “membuat tahu”. Dengan
peristiwa. Teori naratif merupakan teori yang membahas tentang perangkat dan
konvensi dari sebuah cerita. Cerita yang dimaksud bisa dikategorikan fiksi atau
fakta yang adah disusun secara berurutan. Hal ini memungkinkan khalayak untuk
Pengertian narasi itu mencakup dua unsur dasar, yaitu pembuatan atau
tindakan yang terjadi dalam suatu rangkaian waktu, menggambarkan suatu objek
statis, maka narasi mengisahkan suatu kehidupan yang dinamis dalam suatu
23
rangkaian waktu. Berdasakan uraian tersebut, narasi dapat terbatasi sebagai suatu
bentuk wacana yang sasaran utamanya adalah tindak-tanduk moral yang dijalani
dan dirangkaikan menjadi sebuah peristiwa yang terjadi dalam suatu keadaan
waktu.
adalah cara untuk saya mengelola data special dan temporal menjadi penyebab dan
memunculkan efek keterkaitannya sebuah perisiwa dari awal, tengah, dan akhir
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa analisis naratif adalah analisis
yarg digunakan untuk memberi tahu atau membangun struktur sebuah cerita baik
cerita fiksi mapun fakta yang di dalamnya ada alur, tokoh, karakter, sudut
narasi terdiri atas empat macam yaitu: a) narasi menurut Todorov, memiliki alur
awal, tengah dan akhir, b) sementara menurut Propp suatu cerita pasti memiliki
karakter tokoh, c) sementara menurut Lewis Strauss suatu cerita memiliki sifa-sifat
narasi dengan mitos. Namun, peneliti hanya menggunakan teori narasi menurut
pada suatu waktu. Teorinya mungkin terdengar separti klise bahwa cerita punya
dari suatu cerita dipilih dan disusun untuk mencapai efek tertentu kepada khalayak.
Narasi adalah proses dan efek dari merepresentasikan waktu dalam teks. Setiap
narasi memiliki sebuah plot atau alur yang didasarkan pada kesinambungan
peristiwa dalam narasi itu dalam hubungan sebab akibat. Ada bagian yang
mengawali narasi, ada bagian yang merupakan perkembangan lebih lanjut dari
situas awal, dan ada bagian yang mengakhiri narasi itu. Alurlah yang menandai
kapan sebuah narasi itu mulai dan kapan berakhirnya. Menurut Todorov, pada
bagian awal ada interaksi situasi dasar dan kemudian di tengah menimbulkan
konflik dan pada akhirnya biasanya akan berakhir bahagia. Tentu saja itu melalui
intervens dari produk yang akan dijual. Tidak perlu dipersoalkan, bahwa akhir
narasi masih menimbulkan persoalan baru lagi. Alur ditandai oleh puncak atau
klimaks dari kejadian dramatis dalam rentang laju narasi. Secara skematis alur
Diagram 2.1
cerita, tetapi kritikan tidak bisa meniadakan pembagian waktu itu. Misalnya, ada
pendapat yang mengatakan, bahwa sebenarnya apa yang disebut "penyelesian” itu
sebenarnya tidak ada karena akhir dari suatu kejadian atau peristiwa akan menjadi
awal dari kejadian yang lain atau akhir dari tragadi itu merupakan sebuah diskusi,
yang pada gilirannya bagian pendahuluan dari kisah berikutnya. Sebab itu, narasi
harus diberi batasan yang lebih jelas yaitu rangkaian tindakan yang terdiri atas
tahap-tahap yang penting dalam sebuah struktur yang terikat oleh waktu. Di mana
waktu ini dibagi menjadi tiga waktu yaitu untuk bagian awal atau pendahuluan,
bagian tengah atau perkembangan, dan bagian akhir atau bagian peleraian. Berikut
Suatu perbuatan atau tindakan tidak akan muncul begitu saja dari
kehampaan. Perbuatan itu lahir dari suatu situasi. Situasi itu harus mengandung
sistem-sistem yang mudah meledak atau mampu meledakkan. Setiap saat situasi
perkembangan lebih lanjut di masa depan. Ada situasi yang sederhana, tetapi ada
matra yang berbeda. Kompleks tidaknya situasi dapat diukur dari kaitan-kaitan
antara satu faktor dengan faktor yang lain, dapat diukur dari jumlah faktornya, dan
menentukan daya tarik dan selera pembaca atau penonton terhadap bagian-bagian
seni. Bagian pendahuluan harus merupakan seni tersendiri yang berusaha menjaring
Bagian perkembangan adalah bagian batang tubuh yang utama dari seluruh
tindak-tanduk para tokoh. Bagian ini merupakan rangkaian dari tahap-tahap yang
Bagian tubuh cerita sudah melepaskan dari situasi umum atau situasi awal,
menimbulkan benturan kepentingan. Konflik yang ada hanya bisa dimengerti dan
dipahami dengan baik, jika situasi awal dalam bagian pendahuluan sudah disajikan
secara jelas.
Akhir suatu cerita bukan hanya menjadi titik yang menjadi pertanda
berakhirnya suatu tindakan. Lebih tepat jika dikatakan bahwa akhir dari perbuatan
dalam situasi yang teripta sejak semula membersit keluar dan menemukan
bagian akhir cerita sebagai titik di mana perbuatan dan tindak-tanduk dalam seluruh
narasi itu menghasilkan maknanya yang bulat dan penuh. Bagian ini merupakan
titik di mana struktur dan makna memperoleh fungsi sepenunhnya. Dengan kata
lain, bagian penutup merupakan titik di mana penonton tsebenuhnya merasa, bahwa
struktur dan makna sebenarnya merupakan sistem dari persoalan yang sama.
Nama teknis bagian terakhir dari suatu narasi disebut juga peleraian atau
denouement. Dalam bagian ini konflik akhirnya dapat diatasi dan diselesaikan.
28
memecahkan masalah yang dihadapi. Pada bagian ini dalam pengertian alur, dalam
peleraian tetap dicapai akhir dari rangkaian tindakan. Bahwa akhir dari tindakan ini
menjadi awal dari persoalan berikutnya dan itu merupakan alur dari peristiwa
berikutnya.
Secara sederhana, skema pembagian tiga waktu alur cerita dalam narasi
Skema 2.1
(keseimbangan) (keseimbangan)
2.4 Stereotip
Stereotipe (Stereotype) adalah pemberian label atau cap negatif yang negatif
yang dikenakan kepada seseorang atau kelompok yang didasarkan pada status
anggapan yang salah atau sesat. Cap negatif tersebut biasanya dilakukan dalam dua
hubungan social atau lebih dan seringkali digunakan sebagai alasan untuk
membenarkan sebuah tindakan dari statu kelompok pada kelompok yang lain.
pemahaman stereotipe ini adalah adanya pembagian kerja sesuai wilayah seperti
domestik dan wilayah publik. Wilayah Domestik adalah pekerjaan yang kurang
29
penting dan kurang berbahaya, sifatnya tertutup dan dikerjakan oleh perempuan,
menantang dan memiliki resiko tinggi dianggap kurang pantas bagi perempuan
perempuan yang lekat dengan karakter lemah secara fisik, mudah menangis, dan
kuat secara fisik. Pembedaan yang terbentuk dalam masyarakat ini bukanlah
sesuatu yang alamiah, namun sudah terkonstruksi (gendered world) sejak dahulu
kala era Kartini memperjuangkan emansipasi wanitanya, bahkan sejak era ketika
digunakan sebagai Jugun Ianfu pemuas kebutuhan seksual tentara Jepang. Stereotip
gender seperti inilah yang sedikit demi sedikit menjadi konstruksi sosial di dalam
tidak rasional (women were sentimental and frivolous) dan secara alami dirancang
pada dua tujuan: menjadi istri yang baik dan memberikan kebahagiaan pada laki-
laki. Pemikiran Rousseau pada saat itu yang mencakup bahasan tentang peran
yang telah kita ketahui, pada saat itu tidak banyak perempuan yang dapat
kaum perempuan terdorongkan pada posisi subordinat baik di ranah publik maupun
privat.
sejarah politik dan militer yang erat kaitannya dengan masalah kekuasaan dan
Corak sejarah yang androsentris seperti ini menjadikan stereotip gender pada peran
perempuan di Indonesia yang dianggap hanya hidup sebagai figuran yang tidak bisa
menggerakkan sejarah. Bali, Jawa, dan Batak (pun mayoritas semua agama),
perempuan harus bisa melakukan 3ur (sumur, dapur, kasur) menuntut perempuan
cakap memasak, mencuci, berdandan, dan melayani suami di atas kasur; dan 3m
(macak, manak, masak). Kultur Jawa pun mengkonstruksi penamaan wadon dari
bahasa Sansakerta pada perempuan yang berarti abdi/abdi dari lelaki. Bahkan lahir
akronim wanita, yang berarti wani ditata (dapat diatur). Sehingga peran perempuan
dalam keluarga pun hanya dianggap sebagai ‘konco wingking’ belaka tidak punya
pencapaian kesetaraan gender. Kebebasan baru terbuka lebar bagi bangsa Indonesia
untuk berkiprah di segala bidang pasca Indonesia merdeka (1945). Perubahan sosial
yang deras terjadi pada pergantian abad ke-19 menuju abad ke-20 dimana status
mengenyam pendidikan: antara lain, Raden Dewi Sartika (Bandung), R.A. Kartini
Secara biologis perempuan dan laki-laki memang tidak sama, akan tetapi
sebagai makhluk jasmani dan rohani yang diperlengkap dengan akal budi
maka perempuan mempunyai hak yang sama dengan laki-laki. Keduanya adalah
sebagai warga negara kelas dua (seperti The Second Sex-nya Simone de Beauvoir),
yang selalu mengalami kesulitan untuk dapat menikmati hak yang dimilikinya.
budaya yang sangat subyektif dan sangat negatif dan merendahkan status, harkat
32
untuk maju atau memperoleh posisi setara dengan kaum lelaki, tapi dapat juga
dikembangkan lebih jauh lagi pada aspek yang lain seperti perbedaan etnis,
FILM
MAKNA
TEORI FEMINISME
berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang
penting. Penelitian ini meneliti bagaimana nilai feminisme dalam film Kartini.
dua teori yaitu Teori Analisis Naratif Tvzetan Todorov dan Teori Feminisme. Teori
analisis naratif digunakan untuk memaknai pesan yang ada di dalam film Kartini