Makalah Cairan Tubuh
Makalah Cairan Tubuh
PENDAHULUAN
Tubuh dapat bertahan selama berminggu-minggu tanpa makanan, tapi hanya beberapa
hari tanpa air. Kebutuhan cairan merupakan bagian dari kebutuhan dasar manusia secara
fisiologis, yang memiliki proporsi besar dalam bagian tubuh, hampir 90% dari total berat
badan tubuh. Sementara itu, sisanya merupakan bagian padat dari tubuh. Secara keseluruhan,
kategori persentase cairan tubuh berdasarkan umur adalah bayi baru lahir 75% dari total berat
badan, pria dewasa 57% dari total berat badan, wanita dewasa 55% dari total berat badan, dan
dewasa tua 45% dari total berat badan. Pada proses menua manusia kehilangan air.
Kehilangan ini sebagian besar berupa kehilangan cairan ekstraselular. Persentase cairan tubuh
bervariasi, bergantung pada faktor usia, jenis kelamin, proporsi jaringan otot dan jaringan
lemak.
Cairan tubuh merupakan media semua reaksi kimia di dalam sel. Tiap sel
mengandung cairan intraselular (cairan di dalam sel) yang komposisinya cocok untuk sel
tersebut dan cairan ekstraselular (cairan di luar sel) yang komposisinya cocok pula. Cairan
ektraselular terdiri atas cairan interstisial atau interselular (sebagian besar) yang terdapat di
sela-sela sel dan cairan intravaskular berupa plasma darah. Semua cairan tubuh setiap waktu
kehilangan dan mengalami penggantian bagian-bagiannya, namun komposisi cairan dalam
tiap kompartemen dipertahankan agar selalu berada dalam keadaan homeostasis/tetap.
Keseimbangan cairan di tiap kompartemen menentukan volume dan tekanan darah.
Gangguan volume cairan adalah suatu keadaan ketika individu beresiko mengalami
penurunan, peningkatan, atau perpindahan cepat dari suatu kelainan cairan intravaskuler,
interstisial dan intraseluler. Pemasukan (intake) dan pengeluaran (output) cairan tubuh
haruslah seimbang agar tidak terjadi gangguan volume cairan di dalam tubuh. Oleh karena itu
diperlukan pengetahuan agar komposisi cairan tubuh tetap seimbang.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
intrasel memiliki banyak solute yang sama dengan cairan yang berada diruang
ekstrasel. Namun proporsi subtansi-subtansi tersebut berbeda. Misalnya, proporsi
kalium lebih besar didalam cairan intrasel daripada dalam cairan ekstrasel.
3
Merupakan suatu mekanisme mengenai sel-sel yang mengabsorbsi glukosa
dan substansi-substansi lain untuk melakukan aktivitas metabolik. Aktivitas
metabolik dan pengeluaran energi diperlukan untuk menggerakan berbagai
materi guna menembus membrane sel.
4
membantu kerja sistem pencernaan di dalam usus besar karena gerakan usus menjadi
lebih lancar, sehingga feses pun keluar dengan lancar.
6. Pelumas
Cairan tubuh melindungi dan melumasi gerakan pada sendi dan otot. Otot tubuh akan
mengempis apabila tubuh kekurangan cairan. Oleh sebab itu, perlu minum air dengan
cukup selama beraktivitas untuk meminimalisir resiko kejang otot dan kelelahan.
7. Peredam benturan
Air dalam mata, jaringan saraf tulang belakang, dan dalam kantung ketuban
melindungi organ-organ tubuh dari benturan-benturan.
5
Tabel 3. Pengaturan Intake Cairan Tubuh Berdasarkan Umur dan Berat Badan
Kebutuhan
Berat Badan
No Umur Cairan (mL/24
(kg)
Jam)
1 3 Hari 3,0 250-300
2 1 Tahun 9,5 1150-1300
3 2 Tahun 11,8 1150-1300
4 6 Tahun 20,0 1350-1500
5 10 Tahun 28,7 1800-2000
6 14 Tahun 45,0 2000-2500
7 18 Tahun (adult) 54,0 2200-2700
Pengatur utama intake cairan adalah melalui mekanisme haus. Pusat haus
dikendalikan berada di otak, sedangkan rangsangan haus berasal dari kondisi
dehidrasi intraseluler, sekresi angiotensin II sebagai respon dari penurunan tekanan
darah, perdarahan yang mengakibatkan penurunan volume darah. Perasaan kering di
mulut biasanya terjadi bersama dengan sensasi haus walupun kadang terjadi secara
sendiri. Sensasi haus akan segera hilang setelah minum sebelum proses absorbsi oleh
tractus gastrointestinal.
6
Berkeringat terjadi sebagai respon terhadap kondisi tubuh yang panas, respon ini
berasal dari anterior hypotalamus, sedangkan impulsnya ditransfer melalui sumsum
tulang belakang yang dirangsang oleh susunan saraf simpatis pada kulit.
d. Feses
Pengeluaran air melalui feses berkisar antara 100-200 mL per hari, yang diatur
melalui mekanisme reabsorbsi di dalam mukosa usus besar (kolon).
8
Kalium ¿ 5 150
Kalsium ¿ ¿ 5 2
Magnesium ¿ 3 40
155 202
Anion
−¿¿
Klorida (Cl) 103 2
Bikarbonat ¿ 27 10
Fosfat ¿ 2 103
Sulfat ¿) 1 20
Asam organic (laktat, piruvat) 6 10
Protein 16 57
155 202
Sumber: Whitney, E.N. dan S.R.Rolfes, Understanding Nutrition, 1999, hlm. 371.
9
Pengaturan keseimbangan air juga diatur oleh ginjal. Hormon ADH
menentukan jumlah air yang dikeluarkan ginjal dan jumlah yang diserap kembali.
Untuk mengatur keseimbangan elektrolit, ginjal memanfaatkan kelenjar adrenal
melalui hormon aldosteron. Bila kadar natrium tubuh menjadi rendah, aldosteron
meningkatkan reabsorpsi natrium dari tubula ginjal. Bila terjadi reabsorpsi natrium,
kalium akan dikeluarkan dari tubuh sesuai dengan aturan bahwa jumlah ion positif di
dalam tubuh harus tetap sama. Kemampuan ginjal mengatur kandungan natrium tubuh
luar biasa. Makanan biasanya mengandung lebih banyak natrium daripada yang
dibutuhkan tubuh. Natrium mudah diabsorpsi oleh saluran cerna ke dalam darah.
Ginjal akan mengeluarkan kelebihan natrium ini dan menjaga konsentrasinya dalam
darah pada tingkat normal.
Rasa haus juga membantu kadar natrium di dalam darah. Bila kadar natrium
tinggi, reseptor di dalam otak merangsang seseorang untuk minum hingga tercapai
rasio normal natrium terhadap air. Kemudian ginjal akan mengeluarkan kelebihan air
dan kelebihan natrium secara bersamaan.
10
albumin dan cadangan protein akan menurun padahal keduanya sangat diperlukan
dalam proses keseimbangan cairan sehingga hal ini akan menyebabkan edema.
d. Stress
Stress dapat meningkatkan metabolisme sel, glukosa darah, dan pemecahan
glikogen otot. Mekanisme ini dapat meningkatkan natrium dan retensi air sehingga
bila berkepanjangan dapat meningkatkan volume darah.
e. Kondisi Sakit
Kondisi sakit sangat berpengaruh terhadap kondisi keseimbangan cairan dan
elektrolit tubuh, misalnya :
1. Trauma seperti luka bakar akan meningkatkan kehilangan air melalui IWL.
2. Penyakit ginjal dan kardiovaskuler sangat mempengaruhi proses regulator
keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh pasien dengan penurunan tingkat
kesadaran akan mengalami gangguan pemenuhan intake cairan karena
kehilangan kemampuan untuk memenuhinya secara mandiri.
2.6.1 Hipervolemia
Hipervolemia merupakan keadaan dimana seorang individu mengalami atau
beresiko mengalami kelebihan cairan intraseluler atau interstisial. Kelebihan volume
cairan mengacu pada perluasan isotonik dari CES yang disebabkan oleh retensi air
dan natrium yang abnormal dalam proporsi yang kurang lebih sama dimana mereka
secara normal berada dalam CES. Hal ini selalu terjadi sesudah ada peningkatan
kandungan natrium tubuh total, yang pada akhirnya menyebabkan peningkatan air
tubuh total.
Hipervolemia terjadi jika asupan cairan lebih besar daripada pengeluaran
cairan. Kelebihan cairan dalam tubuh menyebabkan konsentrasi natrium dalam aliran
11
darah menjadi sangat kecil. Minum air dalam jumlah yang sangat banyak biasanya
tidak menyebabkan hipervolemia jika kelenjar hipofisa, ginjal dan jantung berfungsi
secara normal. hipervolemia lebih sering terjadi pada orang-orang yang ginjalnya
tidak membuang cairan secara normal, misalnya pada penderita penyakit jantung,
ginjal atau hati. Orang-orang tersebut harus membatasi jumlah air yang mereka
minum dan jumlah garam yang mereka makan. Hipervolemia ini dapat terjadi jika :
1) Stimulus kronis pada ginjal untuk menahan natrium dan air
2) Fungsi ginjal abnormal, dengan penurunan ekskresi natrium dan air
3) Kelebihan pemberian cairan intra vena
4) Perpindahan cairan interstisial ke plasma
Organ yang paling mudah terkena dampak dari overhidrasi adalah otak. Jika
overhidrasi terjadi secara perlahan, sel-sel otak memiliki kesempatan untuk
menyesuaikan diri, sehingga hanya sedikit gejala yang timbul. Jika overhidrasi terjadi
sangat cepat, penderita akan menunjukkan kekacauan mental, kejang dan koma.
2.6.2 Hipovolemia
Kekurangan volume cairan adalah suatu keadaan pada individu yang
mengalami dehidrasi intrasel, vaskular, atau selular yang berhubungan dengan
kehilangan yang aktif. Kekurangan volume cairan terjadi jika pengeluaran cairan
tubuh lebih banyak daripada pemasukannya. Gangguan kehilangan cairan tubuh ini
disertai dengan gangguan keseimbangan zat elektrolit tubuh.
Hipovolemia ini terjadi dapat disebabkan karena :
1) Penurunan masukan (kekurangan natrium, kekurangan air, kekurangan natrium
dan air).
2) Kehilangan cairan yang abnormal melalui : kulit, gastro intestinal, ginjal
abnormal.
3) Pendarahan.
Hipovolemia sering disebut dehidrasi. Dehidrasi terbagi dalam tiga jenis
berdasarkan penurunan berat badan, yaitu :
1) Dehidrasi ringan (jika penurunan cairan tubuh 5 persen dari berat badan)
2) Dehidrasi sedang (jika penurunan cairan tubuh antara 5-10 persen dari berat
badan)
3) Dehidrasi berat (jika penurunan cairan tubuh lebih dari 10 persen dari berat
badan)
12
Gejala yang ditimbulkan dari dehidrasi ringan adalah sakit kepala, lesu, jarang
buang air kecil, dan berkeringat. Untuk mengatasi dehidrasi ringan bisa dengan
minum cairan ekstra. Tapi jika tidak segera diatasi, dehidrasi mengakibatkan rasa haus
ekstrim, pusing, kebingungan, dan berhenti buang air kecil. Pada anak-anak dan
lansia, dehidrasi bisa menyebabkan diare, muntah, demam, cepat marah, dan
kebingungan.
BAB III
KESIMPULAN
Cairan tubuh adalah cairan suspensi sel di dalam tubuh makhluk multiselular seperti
manusia atau hewan yang memiliki fungsi fisiologis tertentu. Cairan tubuh dibagi dalam dua
kelompok besar yaitu : cairan intraseluler dan cairan ekstraseluler. Cairan intraseluler adalah
13
cairan yang berada di dalam sel di seluruh tubuh, sedangkan cairan ekstraseluler adalah
cairan yang berada di luar sel dan terdiri dari tiga kelompok yaitu : cairan intravaskuler
(plasma), cairan interstitial dan cairan transeluler.
Fungsi cairan tubuh secara umum adalah sebagai pengatur suhu tubuh, melancarkan
peredaran darah, katalisator, membuang racun dan sisa makanan, pencernaan, pelumas, dan
peredam benturan.
Keseimbangan cairan tubuh adalah keseimbangan antara jumlah cairan yang masuk
dan keluar tubuh. Cairan tubuh dapat menimbulkan masalah kesehatan bila mengalami
kelebihan atau kekurangan. Ketidakseimbangan cairan tubuh terjadi pada hipervolemia
(kelebihan volume cairan) dan hipovolemia (kekurangan volume cairan).
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita. (2009). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
14
Ardiyanto. (2013). Hati-hati Kelebihan dan Kekurangan Air Bisa Sebabkan Gangguan
Jantung. [Online]. Tersedia : http://www.okejos.com/hati-hati-kelebihan-dan-
kekurangan-air-bisa-sebabkan-gangguan-jantung.html. [8 Oktober 2013].
Ismaryadi, Andi. (2012). Makalah Diagnosa Gangguan Volume cairan. [Online]. Tersedia :
http://andysmar.blogspot.com/2012/05/makalah-diagnosa-gangguan-volume-cairan.
html. [8 Oktober 2013].
LAMPIRAN
ARTIKEL TERKAIT
Oleh : Ardiyanto
15
Tanggal Terbit : Jumat, 1 Maret 2013 13.53 WIB
Kekurangan cairan dalam tubuh disebut juga dehidrasi. Dehidrasi terjadi apabila kondisi air
dalam tubuh tidak sesuai dengan kadar air dalam tubuh normal. Jika tubuh mengalami
kekurangan cairan atau dehidrasi, maka beberapa gejala penyakit siap mengancam di
belakang. Salah satunya penyakit yang kerap menyerang tubuh yang kekurangan cairan
adalah jantung.
Gangguan jantung bisa disebabkan karena tubuh mengalami kekurangan cairan. Sepintas
memang tidak ada pengaruh antara kadar air dalam tubuh dengan gangguan jantung, karena
biasanya jantung sering disebabkan oleh pengaruh obat ataupun yang berkenaan langsung
dengan jantung seperti asap rokok dan lain sebagainya. Namun berdasarkan ilmu kedokteran,
ternyata gangguan jantung juga bisa dipicu karena kekurangan cairan.
Hal ini tak lepas dari tugas jantung sebagai pemompa darah. Darah yang dipompa jatung juga
memiliki kadar kekentalan tertentu. Sehingga jika seseorang kekurangan cairan, maka darah
dalam tubuh akan lebih kental dari biasanya. Oleh sebab itu kerja jantungpun semakin berat.
Dengan beban kerja yang cukup berat ini membuat jantung sedikit demi sedikit mengalami
gangguan.
Gangguan jantung akibat kekurangan air ini akan semakin mudah terjadi pada orang yang
sudah lanjut usia. Secara kinerja jantung, lansia atau lanjut usia sudah mengalami penurunan.
Sehingga sangat rentan sekali orang yang berusia mengalami gangguan jantung apabila
kekurangan cairan.
Selain kekurangan cairan, gangguan jantung juga bisa dipicu karena kelebihan cairan. Seolah
kejadian mustahil, namun hal ini memang rawan terjadi pada beberapa orang tertentu.
16
Gangguan jantung yang disebabkan oleh kelebihan cairan ini mudah biasanya dialami oleh
penderita ginjal dan jantung.
Untuk penderita gangguan ginjal, banyak mengkonsumsi air malah menyebabkan kerja ginjal
semakin berat. Secara kasat mata, penderita gangguan ginjal akan mengeluarkan urine lebih
sedikit. Namun, apabila penderita mengkonsumsi air terlalu banyak maka terjadi ketidak
seimbangan antara pengeluaran cairan tubuh dengan pemasukan. Kelebihan pemasukan air
inilah yang menyebabkan air menjadi menumpuk dalam tubuh. Sehingga dengan air yang
makin menumpuk akan menyebabkan gangguan pada kerja ginjal serta dapat membebani
tugas jantung sebagai pemompa darah keseluruh tubuh.
Pertanyaan
1. Mengapa apabila saat stress, seringkali telapak tangan berkeringat? Adakah kaitannya
dengan mekanisme cairan tubuh? Adakah kaitannya dengan penyakit lemah jantung?
Jawab :
17
Sebenarnya tidak ada kaitan secara langsung antara keringat berlebih pada telapak tangan
dengan mekanisme cairan tubuh. Keringat berlebih pada telapak tangan adalah salah satu
gejala hiperhidrosis. Hiperhidrosis ini merupakan salah satu bentuk keringat berlebihan
pada tubuh yang berlangsung dalam kadar sering dan konstan. Hiperhidrosis dibagi
kedalam dua kategori, yaitu hiperhidrosis lokal dan hiperhidrosis sistemik. Hiperhidrosis
lokal hanya terjadi di bagian telapak tangan dan kaki seta ketiak. Penyebab hiperhidrosis
lokal biasanya berkaitan dengan faktor psikologis, misalnya takut, cemas, atau khawatir
berlebihan. Kondisi akan mempengaruhi sistem saraf simpatis dan memacu kelenjar
keringat untuk berproduksi lebih banyak, maka terjadilah hiperhidrosis. Untuk
hiperhidrosis sistemik, terjadi tidak hanya telapak tangan, kaki, dan ketiak yang
berkeringat, seluruh tubuh pun berkeringat. Tapi itu bukan gejala utama lemah jantung
seperti anggapan yang beredar di masyarakat. Hiperhidrosis sistemik bisa menjadi
pertanda seseorang mengalami hipertiroid, yakni suatu kondisi akibat peningkatan kadar
hormon tiroid yang berfungsi mengendalikan kecepatan metabolisme tubuh. Jika
seseorang mengalami hipertiroid, metabolisme tubuh menjadi lebih cepat, itu lah yang
membuat kelenjar keringat memproduksi keringat lebih banyak. Hipertiroid juga membuat
jantung berdetak lebih cepat, jika dibandingkan dengan detak jantung normal. Kondisi
inilah yang memunculkan anggapan bahwa sering berkeringat merupakan pertanda lemah
jantung.
2. Mengapa pada saat kita kurang minum air putih, seringkali mengalami sakit pinggang?
Jawab :
Fungsi dasar cairan tubuh salah satunya adalah sebagai pelumas. Cairan tubuh melindungi
dan melumasi gerakan pada sendi dan otot. Otot tubuh akan mengempis apabila tubuh
kekurangan cairan. Oleh sebab itu apabila kita kekurangan cairan (kurang minum air
putih), volume cairan dalam tubuh kita pun akan berkurang dan tidak akan berfungsi
sebagai mana mestinya. Salah satu gejala yang ditimbulkan dari kekurangan cairan ini
adalah sakit pinggang, karena otot-otot pada pinggang ini akan mengempis apabila tubuh
kekurangan cairan. Oleh karena itu, perlu minum air dengan cukup selama beraktivitas
untuk meminimalisir resiko kejang otot, sakit pinggang dan kelelahan.
18