PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1. Rasional
a. Filosofi Pengembangan Kurikulum 2013
Profil manusia Indonesia yang ingin dihasilkan melalui jenjang pendidikan dasar
dan menengah (Dikdasmen), dijabarkan dalam bentuk Standar Kompetensi
Lulusan (SKL) yang pada awalnya dimuat dalam Permendiknas Nomor 23 Tahun
2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan untuk Satuan Pendidikan
Dasar dan Menengah, kemudian diubah menjadi Permendikbud Nomor 54
Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan
Menengah, dan diubah terakhir menjadi Permendikbud Nomor 20 Tahun 2016.
Namun Lampiran Permendikbud Nomor 20 Tahun 2016 tersebut tidak memuat
SKL untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliyah Kejuruan
(MAK), sementara proses pendidikan di SMK/MAK terus berlangsung. Oleh
karena itu, unit kerja terkait –dalam hal ini Badan Standar Nasional Pendidikan
(BSNP) dan Direktorat Pembinaan SMK memandang perlu segera menyusun
SKL untuk SMK/MAK, agar dapat digunakan sebagai pegangan dalam proses
selanjutnya. Perumusan SKL merupakan tahap awal dalam penyusunan
kurikulum, yang selanjutnya perlu diikuti dengan penyusunan Standar Isi (SI),
Standar Proses (SP), dan Standar Penilaian Pendidikan (SPP). Proses
penyusunan standar-standar tersebut secara prosedural telah selesai
dilaksanakan, dan saat ini telah diajukan untuk ditetapkan menjadi Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
b. Tantangan Internal
Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi pendidikandikaitkan
dengan tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8 (delapan) Standar
Nasional Pendidikan yang meliputi standar isi, standar proses, standar
kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar
sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar
penilaian pendidikan.
KTSP SMK/MAK sebagai ”the sum of the learning activities and experiences a
student under directions of the school” perlu dikembangkan dan
c. Tantangan Eksternal
Tantangan eksternal antara lain terkait dengan arus globalisasi dan berbagai
isu yang terkait dengan masalah lingkungan hidup,kemajuan teknologi dan
informasi, kebangkitan industri kreatifdan budaya, dan perkembangan
Adapun Nilai PMP SMK Queen Al Falah tahun Pelajaran 2018 / 2019 adalah
sebagai berikut:
Sebanyak 39 GTY yang menjadi tenaga pendidik di SMK Queen Al Falah, 2 orang
di antaranya telah berpendidikan S-2 dan yang lain berpendidikan S-1. Dengan
Sistem informasi sekolah yang berbasis pada Teknologi Informasi dan
Komunikasi serta dengan muatan lokal pendidikan karakter berwawasan
lingkungan diharapkan seluruh stake holder di lingkungan SMK Queen Al Falah
akan berwawasan global dan memiliki kepedulian terhadap lingkungan yang
merupakan tuntutan pembentukan karakter pada era global saat ini.
Upaya peningkatan pencapaian kinerja sekolah tidak lepas dari kondisi sosial
masyarakat di SMK Queen Al Falah. Kondisi sosial masyarakat di SMK Queen Al
Falah dapat dikatakan respek tinggi terhadap dunia pendidikan. Perhatian dan
kepedulian terhadap perkembangan dan penyelenggaraan pendidikan masih
menjadi perhatian utama di kalangan masyarakat luas. Angka partisipasi
masih tinggi. Namun demikian, masih juga ada sebagian masyarakat yang
kurang peduli atau rendah partisipasinya terhadap perkembangan.sekolah. Hal
ini juga tetap akan berpengaruh terhadap upaya peningkatan mutu sekolah.
Ditinjau dari kondisi geografis, SMK Queen Al Falah terletak di Jalan Raya Mojo,
Dsn Kebanan, Ds. Ploso Kec.Mojo, Kab. Kediri, masih sangat jauh sari hiru-
pikuknya perkotaan. Berdasarkan letak tersebut maka kondisi geografis tersebut
dapat mendukung terlaksananya proses pembelajaran yang kondusif. SMK
Queen Al Falah berlokasi kurang lebih 12 Km dari Perguruan Tinggi yang ada di
kota Kediri sehingga memudahkan dalam peningkatan Perkembangan Ilmu
pengetahuan.
Standart Proses
Standart Lulusan
Standart Kependidikan
NO KOMPONEN KONDISI IDEAL
1 Guru Kompetensi Pedagogik, Kompetensi ini menyangkut
kemampuan seorang guru dalam memahami karakteristik
atau kemampuan yang dimiliki oleh murid melalui
berbagai cara. Cara yang utama yaitu dengan memahami
murid melalui perkembangan kognitif murid, merancang
pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran serta
evaluasi hasil belajar sekaligus pengembangan murid
Kompetensi Kepribadian Kompetensi kepribadian ini
adalah salah satu kemampuan personal yang harus
dimiliki oleh guru profesional dengan cara mencerminkan
kepribadian yang baik pada diri sendiri, bersikap
bijaksana serta arif, bersikap dewasa dan berwibawa
serta mempunyai akhlak mulia untuk menjadi sauri
teladan yang baik.
Kompetensi Profesional, Kompetensi profesional adalah
salah satu unsur yang harus dimiliki oleh guru yaitu
dengan cara menguasai materi pembelajaran secara luas
dan mendalam.
Kompetensi Sosial, Kompetensi sosial adalah salah satu
kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang pendidik
Kompetensi Keahlian : Teknik Komputer dan Jaringan 14
Multimedia
NO KOMPONEN KONDISI IDEAL
melalui cara yang baik dalam berkomunikasi dengan
murid dan seluruh tenaga kependidikan atau juga dengan
orang tua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar.
2 Tenaga Kepala tenaga administrasi SMK berkualifikasi
administrasi sebagai berikut: Berpendidikan S1 program studi yang
relevan dengan pengalaman kerja sebagai tenaga
administrasi sekolah/madrasah minimal 4 (empat) tahun,
atau D3 dan yang sederajat, program studi yang relevan,
dengan pengalaman kerja sebagai tenaga administrasi
sekolah/madrasah minimal 3 (tiga) tahun.
Pelaksana Urusan Administrasi Kepegawaian
Berpendidikan minimal SMK dan dapat diangkat apabila
jumlah pendidik dan tenaga kependidikan minimal 40
orang
Pelaksana Urusan Administrasi Keuangan
Berpendidikan minimal lulusan SMK, program studi yang
relevan,
Pelaksana Urusan Administ rasi Sarana dan Prasarana
Berpendidikan minimal lulusan SMK
Pelaksana Urusan Administrasi Hubungan Sekolah
dengan Masyarakat Berpendidikan minimal lulusan SMK
dan dapat diangkat apabila sekolah/madrasah memiliki
minimal 9 (sembilan) rombongan belajar
Pelaksana Urusan Administrasi Persuratan dan
Pengarsipan
Berpendidikan minimal lulusan SMK program studi yang
relevan
Pelaksana Urusan Administrasi Kesiswaan
Berpendidikan minimal lulusan SMK
dan dapat diangkat apabila sekol ah/madrasah memiliki
minimal 9
(sembilan) rombongan belajar.
Pelaksana Urusan Administrasi Kurikulum
Berpendidikan minimal lulusan SMK
dan diangkat apabila sekolah/madras ah memiliki minimal
12 rombongan
belajar.
Kompetensi Keahlian : Teknik Komputer dan Jaringan 15
Multimedia
Standart Sarana Prasarana
NO KOMPONEN KONDISI IDEAL
1 Ruang kelas 1. Ruang kelas berfungsi sebagai tempat kegiatan
pembelajaran teori, praktek.
2. Jumlah minimum ruang kelas 60% dari jumlah
rombongan belajar.
3. kapasitas maksimum ruangan kelas 32 siswa
4. rasio ruangan kelas ukuran minimum 32 m2
2 Ruang 1. Ruang perpustakaan berfungsi sebagai te mpat
perpustakaan kegiatan peserta didik dan guru memperoleh informasi
dari berbagai jenis bahan pustaka dengan membaca,
mengamati, mendengar, dan sekaligus tempat petugas
mengelola perpustakaan.
2. Luas minimum ruang perpustakaan adalah 96 m 2.
Lebar minimum ruang perpustakaan adalah 8 m.
3. Ruang perpustakaan terletak di kelompok ruang kelas.
4. Ruang perpustakaan dilengkapi sarana
3 Laboratorium fisika 1. Ruang laboratorium fisika berfungsi sebagai tempat
berlangsungnya kegiatan pembelajaran fisika secara
praktik yang memerlukan peralatan khusus.
2. Ruang laboratorium fisika dapat menampung minimum
setengah rombongan belajar.
3. Rasio minimum ruang laboratorium fisika adalah 3
m2/peserta didik. Luas minimum ruang laboratorium
adalah 64 m2 termasuk luas ruang penyimpanan dan
persiapan 16 m2. Lebar minimum ruang laboratorium
fisika adalah 8 m.
4. Ruang laboratorium fisika dilengkapi sarana
sebagaimana tercantum pada Tabel pada lampiran
permen 40 tahun 2008
4 Ruang pimpinan 1. Ruang pimpinan berfungsi sebagai tempat melakukan
kegiatan pengelolaan SMK/MAK, pertemuan dengan
sejumlah kecil guru, orang tua murid, unsur komite
sekolah/majelis madrasah, petugas dinas pendidikan,
atau tamu lainnya.
Standart Biaya
NO KOMPONEN KONDISI IDEAL
Biaya 1. Gaji dan tunjangan
Personil 2. Pengembangan pendidik dan tenaga kependidikan
Standart pengolahan
NO KOMPONEN KONDISI IDEAL
1 Visi Sekolah / a. Sekolah/Madrasah merumuskan dan menetapkan visi serta
Madrasah mengembangkannya.
b. Visi sekolah/madrasah:
1) dijadikan sebagai cita-cita bersama warga
sekolah/madrasah dan segenap pihak yang
berkepentingan pada masa yang akan datang;
2) mampu memberikan inspirasi, motivasi, dan kekuatan
pada warga sekolah/madrasah dan segenap pihak yang
berkepentingan;
3) dirumuskan berdasar masukan dari berbagai warga
sekolah/madrasah dan pihak-pihak yang
berkepentingan, selaras dengan visi institusi di atasnya
serta visi pendidikan nasional;
4) diputuskan oleh rapat dewan pendidik yang dipimpin
oleh kepala sekolah/madrasah dengan memperhatikan
masukan komite sekolah/madrasah;
5) disosialisasikan kepada warga sekolah/madrasah dan
segenap pihak yang berkepentingan;
6) ditinjau dan dirumuskan kembali secara berkala sesuai
dengan perkembangan dan tantangan di masyarakat.
Standart Penilaian
NO KOMPONEN KONDISI IDEAL
1 Prinsip Sahih, didasarkan pada data yang mencerminkan kemam puan
Penilaian yang akan diukur
Obyektif, menggunakan prosedur dan criteria penilaian yang
jelas
Adil, tidak dipengaruhi oleh kondisi atau alasan tertentu yang
dapat merugikan peserta didik
Terpadu, tidak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran
Terbuka, prosedur, kriteria dan dasar pengambilan keputusan
yang digunakan dalam penilaian harus diketahui oleh pihak yang
berkepentingan
Menyeluruh dan berkesi-nambungan, semua indikator ditagih
kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan kompetensi
dasar yang telah dimiliki dan belum, serta mengetahui kesulitan
peserta didik
Sistematis, tersencana bertahap dan mengikuti langkah-langkah
baku
Beracuan kriteria, menilai apa yang bisa dilakukan peserta didik
setelah mengikuti proses pembe-lajaran
Akuntabel, dapat diper-tanggung jawabkan baik dari segi teknis
prosedur maupun hasil
2 Teknik dan Teknik tes berupa tes tertulis, tes lisan, dan tes praktik atau tes
Instrumen kinerja
Teknik observasi atau pengamatan selama proses pembelajaran
Penilaian
berlangsung dan atau diluar kegiatan pembelajaran
Teknik penugasan baik perseorangan maupun kelompok dapat
berbentuk tugas rumah dan atau proyek
3 Mekanisme Penilaian hasil belajar yang diselenggarakan melalui ulangan
dan tengah semester dan ulangan akhir semester, dan ulangan
Prosedur kenaikan kelas dilakukan oleh pendidik dibawah koordinasi
penilaian satuan pendidikan
SMK Queen Al Falah mempunyai 3 (tiga) paket keahlian yaitu : Teknik Komputer
dan Jaringan, Multimedia, dan Administrasi Perkantoran. Ke 3 (tiga) paket Keahian
yang ada mempunyai karakteristik yang berbeda-beda.
SMK Queen Al Falah merupakan sekolah pengguna K13 mulai tahun pelajaran
2017 / 2018. SMK Queen Al Falah selalu berusaha meningkatkan mutu Pendidikan
berkarakter dan berkepribadian, berakhlak mulia dan berwawasan lingkungan hidup
serta berbasis ICT.
C. Landasan
a. Landasan Filosofis
Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan kualitas
peserta didik yang akan dicapai kurikulum, sumber dan isi darikurikulum,
Pada dasarnya tidak ada satupun filosofi pendidikan yang dapat digunakan secara
spesifik untuk pengembangan kurikulum yang dapat menghasilkan manusia yang
berkualitas. Berdasarkan hal tersebut, Kurikulum 2013 dikembangkan
menggunakan filosofi sebagai berikut:
a. Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan
bangsa masa kini dan masa mendatang. Pandangan ini menjadikan Kurikulum
2013 dikembangkan berdasarkan budaya bangsa Indonesia yang beragam,
diarahkan untuk membangun kehidupan masa kini, dan untuk membangun
dasar bagi kehidupan bangsa yang lebih baik di masa depan. Mempersiapkan
peserta didik untuk kehidupan masa depan selalu menjadi kepedulian kurikulum,
hal ini mengandung makna bahwa kurikulum adalah rancangan pendidikan
untuk mempersiapkan kehidupan generasi muda bangsa. Dengan demikian,
tugas mempersiapkan generasi muda bangsa menjadi tugas utama suatu
kurikulum.
Untuk mempersiapkan kehidupan masa kini dan masa depan peserta didik,
Kurikulum 2013 mengembangkan pengalaman belajar yang memberikan
kesempatan luas bagi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang
diperlukan bagi kehidupan di masa kini dan masa depan, dan pada waktu
bersamaan tetap mengembangkan kemampuan mereka sebagai pewaris
budaya bangsa dan orang yang peduli terhadap permasalahan masyarakat dan
bangsa masa kini.
b. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurut pandangan
filosofi ini, prestasi bangsa di berbagai bidang kehidupan di masa lampau
adalah sesuatu yang harus termuat dalam isi kurikulum untuk dipelajari
peserta didik. Proses pendidikan adalah suatu proses yang memberi
kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi dirinya
menjadi kemampuan berpikir rasional dan kecemerlangan akademik dengan
b. Landasan Sosiologis
Pendidikan merupakan tanggungjawab bersama antara keluarga, masyarakat, dan
pemerintah. Pendidikan yang diterima dari lingkungan keluarga (informal), yang
diserap dari masyarakat (nonformal), maupun yang diperoleh dari sekolah
Peserta didik SMK berasal dari anggota berbagai lingkungan masyarakat yang
memiliki budaya, tata nilai, dan kondisi sosial yang berbeda. Pendidikan kejuruan
mempertimbangkan kondisi sosial. Karenanya, segala upaya yang dilakukan harus
selalu berpegang teguh pada keharmonisan hubungan antar individu dalam
masyarakat luas yang dilandasi dengan akhlak dan budi pekerti yang luhur,
serta keharmonisan antarsistem pendidikan dengan sistem-sistem yang lain
(ekonomi, sosial, politik, religi, dan moral). Secara sosial-budaya, Kurikulum SMK
edisi 2004 dikembangkan dengan memperhatikan berbagai dinamika, kebutuhan
masyarakat, dan tidak meninggalkan akar budaya Indonesia.
c. Landasan Psikopedagogis
Pendidikan menengah kejuruan adalah pendidikan yang menyiapkan peserta didik
menjadi manusia produktif yang dapat langsung bekerja di bidangnya setelah
melalui pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi. Dengan demikian,
pembukaan program diklat di SMK harus responsif terhadap perubahan pasar
kerja. Penyiapan manusia untuk bekerja bukan berarti menganggap manusia
semata-mata sebagai faktor produksi karena pembangunan ekonomi memerlukan
kesadaran sebagai warganegara yang baik dan bertanggung jawab, sekaligus
sebagai warganegara yang produktif.
d. Landasan Teoritis
Dua tokoh pendidikan kejuruan berbeda aliran sangat kuat mewarnai teori-teori
pendidikan kejuruan dunia. Tokoh tersebut adalah Charles Prosser dan John
Dewey. Teori Prosser menyatakan bahwa Pendidikan Kejuruan membutuhkan
lingkungan pembelajaran menyerupai dunia kerja dan peralatan yang memadai
sesuai kebutuhan pelaksanaan pekerjaan di dunia kerja. Agar efektif Pendidikan
Kejuruan harus melatih dan membentuk kebiasaan kerja sebagai suatu kebutuhan
yang harus dimiliki bagi setiap individu yang mau bekerja.
Dewey berargumen bahwa sekolah tradisional yang tumpul dan mekanistis harus
dikembangkan menjadi pendidikan yang demokratis dimanapeserta didik
mengeksplorasi kapasitas dirinya sendiri untuk berpartisipasi dalam segala aspek
kehidupan masyarakat. Dewey memberi wawasan bahwa sekolah harus mampu
melakukan proses transmisi dan transformasi budaya dengan peningkatan dan
kesetaraan posisi dalam ras, etnik, posisi sosial ekonomi di
masyarakat.Setiap individu memiliki pandangan positif terhadap satu sama lain.
Pendidikan Kejuruan tidak hanya fokus pada bagaimana memasuki lapangan
pekerjaan, tetapi juga fokus pada peluang-peluang pengembangan karir, adaptif
terhadap perubahan lapangan kerja dan berbasis pengetahuan atau ide-ide kreatif.
Selain dua teori induk Pendidikan Kejuruan yaitu Teori Efisiensi Sosial dari Charles
Prosser dan Pendidikan Vokasional Demokratis dari John Dewey, adaTeori Tri
Budaya sebagai pemikiran awal yang dapat digunakan untuk pengembangan
kompetensi kevokasionalan (Sudira, 2011). Teori Tri Budaya menyatakan
Pendidikan Kejuruan akan berhasil jika mampu mengembangkan budaya
berkarya, budaya belajar, dan budaya melayani secara simultan. Pendidikan
Kejuruan dalam melakukan proses pendidikan dan pelatihan harus membangun
budaya berkarya, belajar, dan menerapkan hasil- hasil karya inovatif sebagai
KTSP SMK/MAK menganut: (1) pembelajaran yang dilakukan guru dalam bentuk
proses belajar mengajar yang dikembangkan berupa kegiatan pembelajaran teori
di kelas, pembelajaran pembuktian teori di laboratorium, pembelajaran skill di
bengkel/studio/workshop/kebun dsb, pembelajaran ketrampilan kerja di tempat
kerja (DU-DI, Teaching factory, Business centre); dan (2) pengalaman belajar
langsung di dunia kerja untuk membangun kebiasan kerja. Demikian juga
dengan pembelajaran langsung di masyarakat sesuai dengan latar belakang,
karakteristik, kompetensi keahlian dan kemampuan awal peserta didik.
Pengalaman belajar langsung individual peserta didik menjadi hasil belajar
bagi dirinya, sedangkan hasil belajar seluruh peserta didik menjadi hasil
kurikulum.
e. Landasan Yuridis
1. UU No 20 th 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2. Permendiknas Nomer 40 Thn. 2008 tentang Sarpras SMK
3. PP Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
4. Permendikbud No. 60 Tahun 2014 Tentang Kurikulum SMK