Anda di halaman 1dari 40

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
1. Rasional
a. Filosofi Pengembangan Kurikulum 2013
Profil manusia Indonesia yang ingin dihasilkan melalui jenjang pendidikan dasar
dan menengah (Dikdasmen), dijabarkan dalam bentuk Standar Kompetensi
Lulusan (SKL) yang pada awalnya dimuat dalam Permendiknas Nomor 23 Tahun
2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan untuk Satuan Pendidikan
Dasar dan Menengah, kemudian diubah menjadi Permendikbud Nomor 54
Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan
Menengah, dan diubah terakhir menjadi Permendikbud Nomor 20 Tahun 2016.
Namun Lampiran Permendikbud Nomor 20 Tahun 2016 tersebut tidak memuat
SKL untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliyah Kejuruan
(MAK), sementara proses pendidikan di SMK/MAK terus berlangsung. Oleh
karena itu, unit kerja terkait –dalam hal ini Badan Standar Nasional Pendidikan
(BSNP) dan Direktorat Pembinaan SMK memandang perlu segera menyusun
SKL untuk SMK/MAK, agar dapat digunakan sebagai pegangan dalam proses
selanjutnya. Perumusan SKL merupakan tahap awal dalam penyusunan
kurikulum, yang selanjutnya perlu diikuti dengan penyusunan Standar Isi (SI),
Standar Proses (SP), dan Standar Penilaian Pendidikan (SPP). Proses
penyusunan standar-standar tersebut secara prosedural telah selesai
dilaksanakan, dan saat ini telah diajukan untuk ditetapkan menjadi Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional


(Sisdiknas), Pasal 18 ayat (3) menegaskan bahwa “Pendidikan menengah
berbentuk sekolah menengah atas (SMA), madrasah aliyah (MA), sekolah
menengah kejuruan (SMK), dan madrasah aliyah kejuruan (MAK), atau bentuk
lain yang sederajat. Pada penjelasan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
Pasal 15 dikemukakan bahwa “Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan
menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam
bidang tertentu”. Lebih lanjut, pada Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah beberapa kali diubah

Kompetensi Keahlian : Teknik Komputer dan Jaringan 1


Multimedia
terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan Pasal 26 ayat (3) dikemukakan bahwa “Standar
kompetensi lulusan pada satuan pendidikan menengah kejuruan bertujuan untuk
meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta
keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai
dengan kejuruannya”.

Bekerja pada bidang tertentu sebagaimana dimaksud UU Sisdiknas di atas tentu


sesuai dengan jenis-jenis bidang pekerjaan yang tersedia di lapangan kerja, baik
bekerja mandiri atau berwirausaha maupun bekerja pada pihak lain. Karena
itulah, penerapan prinsip diversifikasi dalam pengembangan Kurikulum SMK
diwujudkan dengan keharusan mengacupada jenis-jenis bidang pekerjaan atau
keahlian yang berkembang dan kecenderungan dibutuhkan di dunia kerja dan
dunia industri (DU-DI). Jenis-jenis bidang pekerjaan atau keahlian itulah yang
kemudian di lingkungan pendidikan menengah kejuruan dikenal dengan sebutan
Spektrum Keahlian Pendidikan Menengah Kejuruan (Spektrum Keahlian PMK).
Luas dan percepatan perkembangan bidang-bidang pekerjaan yang ada di DU-
DI serta berkembangnya tuntutan kebutuhan pembangunan wilayah/daerah
dalam kaitannya dengan perencanaan dan pengembangan ketenagakerjaan
untuk memacu pertumbuhan pembangunan di segala bidang, senantiasa
memerlukan pemetaan ulang Spektrum Keahlian PMK.

Dalam rangka menyesuaikan kurikulum dengan karakteristik satuan pendidikan


SMK, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 70 Tahun 2013
tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK)/Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) yang kemudian diubah menjadi
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 60 Tahun 2014 tentang
Kurikulum 2013 SMK/MAK, pada lampiran 1a terkait dengan Struktur Kurikulum
SMK/MAK antara lain ditegaskan bahwa dalam penetapan penjurusan sesuai
dengan bidang/program/paket keahlian mempertimbangkan Spektrum Keahlian
Pendidikan Menengah Kejuruan yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal
Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Kompetensi Keahlian : Teknik Komputer dan Jaringan 2


Multimedia
Berdasarkan Permendikbud Nomor 70 Tahun 2013 tersebut, maka diterbitkan
Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan Nomor: 7013/D/KP/2013 tentang Spektrum Keahlian
Pendidikan Menengah Kejuruan. Pada keputusan tersebut ditegaskan bahwa
“Spektrum Keahlian sebagaimana dimaksud merupakan acuan dalam
pembukaan dan penyelenggaraan bidang/program/paket keahlian pada
SMK/MAK”.

Spektrum tersebut yang menjadi satu-satunya acuan dalam pengembangan dan


penyelenggaraan jenis-jenis program pendidikan pada satuan pendidikan
menengah kejuruan (SMK/MAK), ternyata ada perubahan pengorganisasian
program pendidikan pada SMK/MAK sebagaimana terkandung dalam
Permendikbud Nomor 70 Tahun 2013, sehingga harus dikeluarkan Keputusan
Dirjen Dikmen tentang Spektrum Keahlian PMK seiring dengan lahirnya
Kurikulum 2013 SMK. Secara logis-legalitas, dengan lahirnya Permendikbud
Nomor 60 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 SMK/MAK menggantikan
Permendikbud Nomor 70 Tahun 2013, maka Spektrum PMK yang merupakan
peraturan turunannya harus juga disesuaikan.

Di sisi lain terdapat surat Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia


dan Kebudayaan Nomor B.14/MENKO/PMK/I/2015 tanggal 27 Januari 2015
perihal Hasil Rakor Tingkat Menteri tentang Link and Match Pendidikan Kejuruan
dengan Pembangunan Ekonomi, yang di antara sekian banyak kesepakatannya
untuk ditindaklanjuti adalah: (1) Melakukan review terhadap Spektrum Keahlian
Pendidikan Menengah Kejuruan dan Politeknik dan (2) Melakukan Penataan
Program Keahlian di SMK melalui Program Reengineering. ‘Dua kenyataan di
atas menjadi alasan bagi Direktorat Pembinaan SMK untuk segera melakukan
penataan ulang Spektrum Keahlian PMK yang ada, agar lebih memenuhi
tuntutan kebutuhan dunia kerja, perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
seni.

Penataan spektrum ini harus terus-menerus memperhatikan dan mengantisipasi


perkembangan yang terjadi dalam proses penyusunan standar PMK, khususnya
penyusunan SKL dan SI yang isinya harus menjadi dasar dan acuan dalam

Kompetensi Keahlian : Teknik Komputer dan Jaringan 3


Multimedia
penyusunan Spektrum Keahlian PMK yang meliputi penataan jenis-jenis program
pendidikan, penataan struktur kurikulum, dan penataan kompetensi dasar PMK.

b. Tantangan Internal
Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi pendidikandikaitkan
dengan tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8 (delapan) Standar
Nasional Pendidikan yang meliputi standar isi, standar proses, standar
kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar
sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar
penilaian pendidikan.

Tantangan internal lainnya terkait dengan perkembangan penduduk


Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif. Saat ini jumlah
penduduk Indonesia usia produktif (15-64 tahun) lebih banyak dari usia tidak
produktif (anak-anak berusia 0-14 tahun dan orang tua berusia 65 tahun ke
atas). Jumlah penduduk usia produktif ini akan mencapai puncaknya pada
tahun 2020-2035 pada saat angkanya mencapai 70%. Oleh sebab itu tantangan
besar yang dihadapi adalah bagaimana mengupayakan agar sumberdaya
manusia usia produktif yang melimpah ini dapat ditransformasikan menjadi
sumberdaya manusia yang memiliki kompetensi dan keterampilan melalui
pendidikan agar tidak menjadi beban.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, mengamanatkan tersusunnya
kurikulum pada tingkat satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan
menengah, mengacu kepada Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar
Proses, dan Standar Penilaian. Terkait dengan pembangunan PMK, masing-
masing daerah dan masing- masing SMK/MAK memerlukan kurikulum yang
sesuai dengan karakteristik dan potensi daerah atau potensi SMK/MAK.
Kurikulum tersebut adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
SMK/MAK implementatif.

KTSP SMK/MAK sebagai ”the sum of the learning activities and experiences a
student under directions of the school” perlu dikembangkan dan

Kompetensi Keahlian : Teknik Komputer dan Jaringan 4


Multimedia
diimplementasikan secara dinamis kontekstual dan auotentik untuk merespon
kebutuhan peserta didik, masyarakat dan pemerintah daerah, SMK/MAK, dan
dunia kerja. Hal tersebut sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional:
1. Pasal 36 ayat (2) menyebutkan bahwa kurikulum pada semua jenjang dan
jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan
satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik.
2. Pasal 36 ayat (3) menyebutkan bahwa kurikulum disusun sesuai dengan
jenjang pendidikan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik
Indonesia dengan memperhatikan: (a) peningkatan iman dan takwa; (b)
peningkatan akhlak mulia; (c) peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat
peserta didik; (d) keragaman potensi daerah dan lingkungan; (e) tuntutan
pembangunan daerah dan nasional; (f) tuntutan dunia kerja; (g)
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni; (h) agama; (i) dinamika
perkembangan global; dan (j) persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.
3. Pasal 38 Ayat (2) mengatur bahwa kurikulum pendidikan dasar dan menengah
dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan
pendidikan dan komite sekolah/madrasah di bawah koordinasi dan supervisi
dinas pendidikan atau kantor departemen agama kabupaten/kota untuk
pendidikan dasar dan provinsi untuk pendidikan menengah.

Dari amanat undang-undang tersebut dapat ditegaskan bahwa:


1. KTSP SMK/MAK dikembangkan dengan prinsip diversifikasi dengan
maksud agar memungkinkan adanya kesesuaian program- program
pendidikan pada SMK/MAK dengan situasi, kondisi dan kekhasan potensi
yang ada di daerah dan potensi SMK/MAK serta potensi peserta didik;
2. KTSP SMK/MAK dikembangkan, diterapkan, dimonitor dan dievaluasi
secara terus menerus oleh SMK/MAK dan Dinas Pendidikan sebagai
bentuk penjaminan mutu PMK;KTSP SMK/MAK merupakan salah satu
standar akreditasi BAN SM.

c. Tantangan Eksternal
Tantangan eksternal antara lain terkait dengan arus globalisasi dan berbagai
isu yang terkait dengan masalah lingkungan hidup,kemajuan teknologi dan
informasi, kebangkitan industri kreatifdan budaya, dan perkembangan

Kompetensi Keahlian : Teknik Komputer dan Jaringan 5


Multimedia
pendidikan di tingkat internasional. Arus globalisasi akan menggeser pola
hidupmasyarakat dari agraris dan perniagaan tradisional menjadi masyarakat
industri dan perdagangan modern seperti dapat terlihat di World Trade
Organization (WTO), Association ofSoutheast Asian Nations (ASEAN)
Community, Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC), dan ASEAN Free
Trade Area (AFTA). Tantangan eksternal juga terkait dengan pergeseran
kekuatan ekonomi dunia, pengaruh dan imbas teknosains sertamutu,
investasi, dan transformasi bidang pendidikan. Keikutsertaan Indonesia di
dalam studi International Trends inInternational Mathematics and Science
Study (TIMSS) dan Programfor International Student Assessment (PISA)
sejak tahun 1999 juga menunjukkan bahwa capaian anak-anak Indonesia
tidak menggembirakan dalam beberapa kali laporan yang dikeluarkan TIMSS
dan PISA. Hal ini disebabkan antara lain banyaknya materi uji yang
ditanyakan di TIMSS dan PISA tidak terdapat dalam kurikulum Indonesia.

d. Penyempurnaan Pola Pikir


Kurikulum 2013 dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir sebagai
berikut:
1. pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran
berpusat pada peserta didik. Peserta didik harus memiliki pilihan-pilihan
terhadap materi yang dipelajari untuk memiliki kompetensi yang sama;
2. pola pembelajaran satu arah (interaksi guru-peserta didik) menjadi
pembelajaran interaktif (interaktif guru-peserta didik-masyarakat-lingkungan
alam, sumber/ media lainnya);
3. pola pembelajaran terisolasi menjadi pembelajaran secara jejaring (peserta
didik dapat menimba ilmu dari siapa sajadan dari mana saja yang
dapat dihubungi serta diperoleh melalui internet);
4. pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif-mencari (pembelajaran
siswa aktif mencari semakin diperkuat dengan model pembelajaran
pendekatan sains);
5. pola belajar sendiri menjadi belajar kelompok (berbasis tim);
6. pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran berbasis alat
multimedia.

Kompetensi Keahlian : Teknik Komputer dan Jaringan 6


Multimedia
7. pola pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan pelanggan (users)
dengan memperkuat pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap
peserta didik;
8. pola pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal (monodiscipline) menjadi
pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (multidisciplines); dan
9. pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis.
e. Penguatan tata kelola kurikulum
Pelaksanaan kurikulum selama ini telah menempatkan kurikulum sebagai
daftar Mata pelajaran. Pendekatan Kurikulum 2013 untuk Sekolah Menegah
Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan diubah sesuai dengan kurikulum satuan
pendidikan. Oleh karena itu dalam Kurikulum 2013 dilakukan penguatan tata
kelola sebagai berikut:
1. tata kerja guru yang bersifat individual diubah menjadi tata kerja yang
bersifat kolaboratif;
2. Penguatan manajeman sekolah melalui penguatan kemampuan
manajemen kepala sekolah sebagai pimpinan kependidikan (educational
leader); dan
3. penguatan sarana dan prasarana untuk kepentingan manajemen dan
proses pembelajaran.
4. Penguatan Materi
5. Penguatan materi dilakukan dengan cara pendalaman dan perluasan
materi yang relevan bagi peserta didik.

f. Karakteristik Kurikulum 2013


Kurikulum 2013 dirancang dengan karakteristik sebagai berikut:
1. mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual
dan sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan
kemampuan intelektual dan psikomotorik;
2. sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan
pengalaman belajar terencana dimana peserta didik menerapkan apa
yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat
sebagai sumber belajar;
3. mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta
menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat;

Kompetensi Keahlian : Teknik Komputer dan Jaringan 7


Multimedia
4. memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai
sikap, pengetahuan, dan keterampilan;
5. kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang
dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar Mata pelajaran;
6. kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing elements)
kompetensi dasar, dimana semua kompetensi dasar dan proses
pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang
dinyatakan dalam kompetensi inti;
7. kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif,
saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antar
Mata pelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan
vertikal).

2. Kondisi Nyata Berdasarkan Hasil PMP


Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32
Tahun 2013 sebagai pengganti Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan mengamanatkan bahwa
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) jenjang pendidikan dasar dan
menengah disusun oleh satuan pendidikan dengan mengacu kepada Standar
Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) serta berpedoman pada panduan
yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).

Adapun Nilai PMP SMK Queen Al Falah tahun Pelajaran 2018 / 2019 adalah
sebagai berikut:

NO STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN NILAI


1 Standar Kompetensi Lulusan 6.37
2 Standar Isi 4.78
3 Standar Proses 6.6
4 Standar Penilaian Pendidikan 5.76
5 Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan 2.25
6 Standar Sarana dan Prasarana Pendidikan 1.81
7 Standar Pengelolaan Pendidikan 6.24
8 Standar Pembiayaan 3.81

Kompetensi Keahlian : Teknik Komputer dan Jaringan 8


Multimedia
Sampai saat ini, SMK Queen Al Falah memiliki 18 ruang belajar yang telah
dilengkapi dengan perangkat teknologi informasi dan komunikasi, 1
Laboratorium TKJ dan 1 Laboratorium Multimedia, sarana ibadah, sarana
olahraga, dan berbagai sarana kegiatan lain yang dapat mendukung
terlaksananya kegiatan pembelajaran. Namun pada tahun ini laboratorium
Multimedia dipergunakan sekaligus sebagai ruang belajar. Hal ini karena
kurangnya ruang belajar sementara disisi lain adanya tuntutan untuk
memenuhi beban mengajar 48 jam/ minggu, dengan banyak siswa 585 siswa
sehingga membutuhkan rombel yang banyak.

Sebanyak 39 GTY yang menjadi tenaga pendidik di SMK Queen Al Falah, 2 orang
di antaranya telah berpendidikan S-2 dan yang lain berpendidikan S-1. Dengan
Sistem informasi sekolah yang berbasis pada Teknologi Informasi dan
Komunikasi serta dengan muatan lokal pendidikan karakter berwawasan
lingkungan diharapkan seluruh stake holder di lingkungan SMK Queen Al Falah
akan berwawasan global dan memiliki kepedulian terhadap lingkungan yang
merupakan tuntutan pembentukan karakter pada era global saat ini.

Upaya peningkatan pencapaian kinerja sekolah tidak lepas dari kondisi sosial
masyarakat di SMK Queen Al Falah. Kondisi sosial masyarakat di SMK Queen Al
Falah dapat dikatakan respek tinggi terhadap dunia pendidikan. Perhatian dan
kepedulian terhadap perkembangan dan penyelenggaraan pendidikan masih
menjadi perhatian utama di kalangan masyarakat luas. Angka partisipasi
masih tinggi. Namun demikian, masih juga ada sebagian masyarakat yang
kurang peduli atau rendah partisipasinya terhadap perkembangan.sekolah. Hal
ini juga tetap akan berpengaruh terhadap upaya peningkatan mutu sekolah.

Ditinjau dari kondisi geografis, SMK Queen Al Falah terletak di Jalan Raya Mojo,
Dsn Kebanan, Ds. Ploso Kec.Mojo, Kab. Kediri, masih sangat jauh sari hiru-
pikuknya perkotaan. Berdasarkan letak tersebut maka kondisi geografis tersebut
dapat mendukung terlaksananya proses pembelajaran yang kondusif. SMK
Queen Al Falah berlokasi kurang lebih 12 Km dari Perguruan Tinggi yang ada di
kota Kediri sehingga memudahkan dalam peningkatan Perkembangan Ilmu
pengetahuan.

Kompetensi Keahlian : Teknik Komputer dan Jaringan 9


Multimedia
Berdasarkan uraian di atas, SMK Queen Al Falah menyusun Kurikulum Tahun
2013 yang mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan, Kompetensi Inti dan
Kompetensi Dasar dengan bercirikan Teknologi Informasi dan Komunikasi
serta budaya karakter bangsa yang diaplikasikan pada sistem informasi
sekolah, kegiatan pembelajaran, penilaian, administrasi sekolah dan muatan
lokal. Kegiatan pembelajaran yang harmonis, nyaman, efektif dan kreatif
membutuhkan dukungan dan kerjasama yang baik dari seluruh pihak terkait
dan pemerhati pendidikan.

Melalui Kurikulum 2013 ini sekolah dapat melaksanakan program pendidikannya


sesuai dengan karakteristik, potensi, dan kebutuhan peserta didik. Untuk itu,
dalam pengembangannya melibatkan seluruh warga sekolah dengan
berkoordinasi kepada pemangku kepentingan di lingkungan sekitar sekolah.
Dalam dokumen ini dipaparkan tentang Kurikulum SMK Queen Al Falah, yang
secara keseluruhan mencakup:
1. struktur dan muatan kurikulum;
2. beban belajar peserta didik;
3. kalender pendidikan;
4. silabus, dan
5. rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

3. Kondisi Ideal Sesuai Permendikbud SNP


Standart Isi

Komponen Sub Komponen Kondisi Ideal


Kerangka 1. Kelompok Mata Mata pelajaran kelompok wajib A terdiri
Dasar Pelajaran dari:
Kurikulum 1. Pendidikan Agama dan budi pekerti
2. Pendidikan Pancasila dan
Kwarganegaraan
3. Bahasa Indonesia
4. Matematika
5. Sejarah Indonesia
6. Bahasa Inggris dan Bahasa Asing
Lainnya

Kompetensi Keahlian : Teknik Komputer dan Jaringan 10


Multimedia
Komponen Sub Komponen Kondisi Ideal
Mata pelajaran kelompok wajib B terdiri
dari:
7. Seni budaya
8. Pendidikan Jasmani, olahraga &
kesehatan
Mata pelajaran kelompok C peminatani:
C1 Dasar Bidang Keahlian
C2 Dasar Program Keahlian
C3 Paket Keahlian
Muatan Lokal
1. Bahasa Daerah (Bahasa Jawa)
2.Prinsip 1. Peningkatan Iman, Takwa, dan Akhlak
Pengembangan Mulia
Kurikulum 2. Pengembangan Kompetensi secara
Komprehensif
3. Kebutuhan Kompetensi Masa Depan
4. Peningkatan Potensi, Kecerdasan, dan
Minat sesuai dengan Tingkat
Perkembangan dan Kemampuan
Peserta Didik
5. Keragaman Potensi dan Karakteristik
Daerah dan Lingkungan
6. Tuntutan Pembangunan Daerah dan
Nasional
7. Tuntutan Dunia Kerja
8. Perkembangan Ilmu Pengetahuan,
Teknologi, dan Seni
9. Dinamika Perkembangan Global
10. Persatuan Nasional dan Nilai-Nilai
Kebangsaan
11. Kondisi Sosial Budaya Masyarakat
Setempat

3. Prinsip 1. Pelaksanaan kurikulum didasarkan pada


Pelaksanaan potensi, perkembangan dan kondisi
Kompetensi Keahlian : Teknik Komputer dan Jaringan 11
Multimedia
Komponen Sub Komponen Kondisi Ideal
kurikulum peserta didik
2. Kurikulum dilaksanakan dengan
menegakan lima pilar belajar
3. Pelaksanaan kurikulum memungkinkan
peserta didik mendapat pelayanan yang
bersifat perbaikan, pengayaan dan atau
percepatan sesuai dengan potensi tahap
perkembangan dan kondisi peserta didik
4. kurikulum dilaksanakan dalam suasana
saling menerima dan menghargai antara
peserta didik dan pendidik
5. Kurikulum dilaksanakan dengan
menggunakan pendekatan multi strategi
dan multi media
6. Kurikulum dilaksanakan dengan
mendayagunakan kondisi alam, sosial
budaya serta kekayaan daerah
7. Kurikulum mencakup seluruh komponen
kompetensi mata pelajaran, mulok dan
pengembangan diri
Struktur Kelas X 1. Terdiri atas 18 mata pelajaran
Kurikulum 2. Alokasi waktu 1 jam adalah 45 menit
3. Mingu efektif dalam 1 tahun pelajaran
adalah 48 minggu
Kelas XI 1. Terdiri atas 18 mata pelajaran
2. Alokasi waktu 1 jam adalah 45 menit
3. Mingu efektif dalam 1 tahun pelajaran
adalah 48 minggu
Kelas XII 1. Terdiri atas 16 mata pelajaran
2. Alokasi waktu 1 jam adalah 45 menit
3. Mingu efektif dalam 1 tahun pelajaran
adalah 48 minggu
Beban Belajar Beban belajar untuk Jumlah jam pelajaran tatap muka per
kegiatan tatap muka minggu 48 jam pelajaran per minggu
per minggu

Kompetensi Keahlian : Teknik Komputer dan Jaringan 12


Multimedia
Komponen Sub Komponen Kondisi Ideal

Kalender Alokasi Waktu Alokasi waktu terdiri :


Pendidikan Minggu efektif, waktu pembelajaran efektif ,
waktu libur
Penetapan 1. Permulaan tahun pelajaran
kalender adalah bulan Juli dan berakhir pada
pendidikan bulan Juni tahun berikutnya
2. Penetapan Hari libur sekolah
berdasarkan Keputussan Menteri,
Kepala Daerah dan atau Organisasi
Penyelenggara Pendidikan
3. Pemerintah Pusat / Propinsi /
Kabupaten / Kota dapat menetapkan
hari libur serentak untuk satuan-satuan
pendidikan
4. Kalender Pendidikan untuk
setiap satuan pendidikan disusun oleh
masing-masing satuan pendidikan
berdasarkan alokasi waktu sebagai-
mana tersebut pada dokumen Standar
Isi ini dengan memperhatikan ketentuan
dari peme-rintah / pemerintah daerah

Standart Proses

Standart Lulusan

NO KOMPONEN KONDISI IDEAL


1 Kompetensi kejuruan bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan,
Lulusan pengetahuan, kepribadian, ahklak mulia, serta
keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya

NO KOMPONEN KONDISI IDEAL


1. silabus Pada Silabus harus memuat:
1. Identitas mata pelajaran,Kompetensi Inti dan
Kompetensi Keahlian : Teknik Komputer dan Jaringan 13
Multimedia
NO KOMPONEN KONDISI IDEAL
Kompetensi Dasar, Kegiatan Pembelajaran, Indikator
ketercapaian, Penilaian, Alokasi Waktu,
Sumber/Bahan/Alat.
2. Penyusunan silabus berdasarakan hasil pemetaan
Standar Isi.
2 RPP 1. RPP memuat: Identitas MP, KI, KD Indiator
Pencapaian, tujuan ,Alokasi Waktu , Metode
Pembelajaran, Kegiatan Pembelajaran, Penilaian
belajar, dan sumber belajar.
2. Pada tahapan kegiatan pembelajaran terdiri dari
tahapan: pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup.
3. Mengacu pada prinsip-prinsip penyusunan RPP.

Standart Kependidikan
NO KOMPONEN KONDISI IDEAL
1 Guru Kompetensi Pedagogik, Kompetensi ini menyangkut
kemampuan seorang guru dalam memahami karakteristik
atau kemampuan yang dimiliki oleh murid melalui
berbagai cara. Cara yang utama yaitu dengan memahami
murid melalui perkembangan kognitif murid, merancang
pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran serta
evaluasi hasil belajar sekaligus pengembangan murid
Kompetensi Kepribadian Kompetensi kepribadian ini
adalah salah satu kemampuan personal yang harus
dimiliki oleh guru profesional dengan cara mencerminkan
kepribadian yang baik pada diri sendiri, bersikap
bijaksana serta arif, bersikap dewasa dan berwibawa
serta mempunyai akhlak mulia untuk menjadi sauri
teladan yang baik.
Kompetensi Profesional, Kompetensi profesional adalah
salah satu unsur yang harus dimiliki oleh guru yaitu
dengan cara menguasai materi pembelajaran secara luas
dan mendalam.
Kompetensi Sosial, Kompetensi sosial adalah salah satu
kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang pendidik
Kompetensi Keahlian : Teknik Komputer dan Jaringan 14
Multimedia
NO KOMPONEN KONDISI IDEAL
melalui cara yang baik dalam berkomunikasi dengan
murid dan seluruh tenaga kependidikan atau juga dengan
orang tua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar.
2 Tenaga Kepala tenaga administrasi SMK berkualifikasi
administrasi sebagai berikut: Berpendidikan S1 program studi yang
relevan dengan pengalaman kerja sebagai tenaga
administrasi sekolah/madrasah minimal 4 (empat) tahun,
atau D3 dan yang sederajat, program studi yang relevan,
dengan pengalaman kerja sebagai tenaga administrasi
sekolah/madrasah minimal 3 (tiga) tahun.
Pelaksana Urusan Administrasi Kepegawaian
Berpendidikan minimal SMK dan dapat diangkat apabila
jumlah pendidik dan tenaga kependidikan minimal 40
orang
Pelaksana Urusan Administrasi Keuangan
Berpendidikan minimal lulusan SMK, program studi yang
relevan,
Pelaksana Urusan Administ rasi Sarana dan Prasarana
Berpendidikan minimal lulusan SMK
Pelaksana Urusan Administrasi Hubungan Sekolah
dengan Masyarakat Berpendidikan minimal lulusan SMK
dan dapat diangkat apabila sekolah/madrasah memiliki
minimal 9 (sembilan) rombongan belajar
Pelaksana Urusan Administrasi Persuratan dan
Pengarsipan
Berpendidikan minimal lulusan SMK program studi yang
relevan
Pelaksana Urusan Administrasi Kesiswaan
Berpendidikan minimal lulusan SMK
dan dapat diangkat apabila sekol ah/madrasah memiliki
minimal 9
(sembilan) rombongan belajar.
Pelaksana Urusan Administrasi Kurikulum
Berpendidikan minimal lulusan SMK
dan diangkat apabila sekolah/madras ah memiliki minimal
12 rombongan
belajar.
Kompetensi Keahlian : Teknik Komputer dan Jaringan 15
Multimedia
Standart Sarana Prasarana
NO KOMPONEN KONDISI IDEAL
1 Ruang kelas 1. Ruang kelas berfungsi sebagai tempat kegiatan
pembelajaran teori, praktek.
2. Jumlah minimum ruang kelas 60% dari jumlah
rombongan belajar.
3. kapasitas maksimum ruangan kelas 32 siswa
4. rasio ruangan kelas ukuran minimum 32 m2
2 Ruang 1. Ruang perpustakaan berfungsi sebagai te mpat
perpustakaan kegiatan peserta didik dan guru memperoleh informasi
dari berbagai jenis bahan pustaka dengan membaca,
mengamati, mendengar, dan sekaligus tempat petugas
mengelola perpustakaan.
2. Luas minimum ruang perpustakaan adalah 96 m 2.
Lebar minimum ruang perpustakaan adalah 8 m.
3. Ruang perpustakaan terletak di kelompok ruang kelas.
4. Ruang perpustakaan dilengkapi sarana
3 Laboratorium fisika 1. Ruang laboratorium fisika berfungsi sebagai tempat
berlangsungnya kegiatan pembelajaran fisika secara
praktik yang memerlukan peralatan khusus.
2. Ruang laboratorium fisika dapat menampung minimum
setengah rombongan belajar.
3. Rasio minimum ruang laboratorium fisika adalah 3
m2/peserta didik. Luas minimum ruang laboratorium
adalah 64 m2 termasuk luas ruang penyimpanan dan
persiapan 16 m2. Lebar minimum ruang laboratorium
fisika adalah 8 m.
4. Ruang laboratorium fisika dilengkapi sarana
sebagaimana tercantum pada Tabel pada lampiran
permen 40 tahun 2008
4 Ruang pimpinan 1. Ruang pimpinan berfungsi sebagai tempat melakukan
kegiatan pengelolaan SMK/MAK, pertemuan dengan
sejumlah kecil guru, orang tua murid, unsur komite
sekolah/majelis madrasah, petugas dinas pendidikan,
atau tamu lainnya.

Kompetensi Keahlian : Teknik Komputer dan Jaringan 16


Multimedia
NO KOMPONEN KONDISI IDEAL
2. Luas minimum ruang pimpinan adalah 18 m 2 dan lebar
minimum adalah 3 m.
3. Ruang pimpinan mudah diakses oleh tamu.
4. Ruang pimpinan dilengkapi sarana sebagaimana
tercantum pada Tabel lampiran permen 40 tahun 2008
5 Ruang guru 1. Ruang guru berfungsi sebagai tempat guru bekerja
dan istirahat serta menerima tamu, baik peserta didik
maupun tamu lainnya.
2. Rasio minimum luas ruang guru adalah 4 m2/pendidik
dan luas minimum adalah 56 m2
3. Ruang guru mudah dicapai dari halaman SMK/MAK
ataupun dari luar lingkungan SMK/MAK.
4. Ruang guru dilengkapi sarana sebagaimana tercantum
pada Tabel 2.2.1. lampiran permen 40 tahun 2008
6 Tempat beribadah 1. Tempat beribadah berfungsi sebagai tempat warga
SMK/MAK melakukan ibadah yang diwajibkan oleh
agama masing-masing pada waktu sekolah.
2. Banyak tempat beribadah sesuai deng an kebutuhan
tiap SMK/MAK, dengan luas minimum adalah 24 m2.
2. Tempat beribadah dilengkapi sarana sebagaimana
tercantum pada Tabel 2.4.1. lampiran permen 40
tahun 2008
7 Tata usaha 1. Ruang tata usaha berfungsi sebagai tempat kerja
petugas untuk mengerjakan administrasi SMK/MAK.
2. Rasio minimum luas ruang tata usaha adalah 4
m2/petugas dan luas minimum adalah 32 m2.
3. Ruang tata usaha mudah dicapai dari halaman
SMK/MAK ataupun dari luar lingkungan SMK/MAK,
serta dekat dengan ruang pimpinan.
2. Ruang tata usaha dilengkapi sarana sebagaimana
tercantum pada Tabel 2.3.1. lampiran permen 40
tahun 2008
8 Ruang UKS 1. Ruang UKS berfungsi sebagai tempat untuk
penanganan dini peserta didik yang mengalami
gangguan kesehatan di SMK/MAK.

Kompetensi Keahlian : Teknik Komputer dan Jaringan 17


Multimedia
NO KOMPONEN KONDISI IDEAL
2. Luas minimum ruang UKS adalah 12 m2.
3. Ruang UKS dilengkapi sarana sebagaimana tercantum
pada Tabel 2.6.1. lampiran permen 40 tahun 2008
9 Jamban 1. Jamban berfungsi sebagai tempat buang air besar
dan/atau kecil.
2. Minimum terdapat 1 unit jamban untuk setiap 40
peserta didik pria, 1 unit jamban untuk setiap 30
peserta didik wanita, dan 1 unit jamban untuk guru.
Jumlah minimum jamban di setiap SMK/MAK adalah 3
unit.
3. Luas minimum 1 unit jamban adalah 2 m2.
4. Jamban harus berdinding, beratap, dapat dikunci, dan
mudah dibersihkan.
5. Tersedia air bersih di setiap unit jamban.
6. Jamban dilengkapi sarana sebagaimana tercantum
pada Tabel 2.8.1. lampiran permen 40 tahun 2008
10 Gudang 1. Gudang berfungsi sebagai tempat menyimpan
peralatan dan bahan pembelajaran yang belum
dimanfaatkan.
2. Luas minimum gudang adalah 24 m2.
3. Gudang dapat dikunci.
4. Gudang dilengkapi sarana sebagaimana tercantum
pada Tabel 2.9.1. lampiran permen 40 tahun 2008
11 Ruang sirkulasi a. Ruang sirkulasi horizontal berfungsi sebagai tempat
penghubung antar ruang dalam bangunan SMK/MAK
dan sebagai tempat berlangsungnya kegiatan bermain
dan interaksi sosial peserta didik di luar jam pelajaran,
terutama pada saat hujan ketika tidak memungkinkan
kegiatan-kegiatan tersebut berlangsung di halaman
SMK/MAK.
b. Ruang sirkulasi horizontal berupa koridor yang
menghubungkan ruang-ruang di dalam bangunan
SMK/MAK dengan luas minimum adalah 30% dari luas
total seluruh ruang pada bangunan, lebar minimum
adalah 1,8 m, dan tinggi minimum adalah 2,5 m.

Kompetensi Keahlian : Teknik Komputer dan Jaringan 18


Multimedia
NO KOMPONEN KONDISI IDEAL
c. Ruang sirkulasi horizontal dapat menghubungkan
ruang-ruang dengan baik, beratap, serta mendapat
pencahayaan dan penghawaan yang cukup.
d. Koridor tanpa dinding pada lantai atas bangunan
bertingkat dilengkapi pagar pengaman dengan tinggi
90-110 cm.
e. Bangunan bertingkat dilengkapi tangga. Bangunan
bertingkat dengan panjang lebih dari 30 m dilengkapi
minimum dua buah tangga.
f. Jarak tempuh terjauh untuk mencapai tangga pada
bangunan bertingkat tidak lebih dari 25 m.
g. Lebar minimum tangga adalah 1,8 m, tinggi
maksimum anak tangga adalah 17 cm, lebar anak
tangga adalah 25-30 cm, dan dilengkapi pegangan
tangan yang kokoh dengan tinggi 85-90 cm
8. Tangga yang memiliki lebih dari 16 anak tangga harus
dilengkapi bordes dengan lebar minimum sama
dengan lebar tangga.
9. Ruang sirkulasi vertikal dilengkapi pencahayaan dan
penghawaan yang cukup
12 Tempat bermain / 1. Tempat bermain/berolahraga berfungsi se bagai area
berolahraga bermain, berolahraga, pendidikan jasmani, upacara,
dan kegiatan ekstrakurikuler.
2. Rasio minimum luas tempat bermain/berolahraga
adalah 3 m2/peserta didik. Jika banyak peserta didik
kurang dari 334 orang, maka luas minimum tempat
bermain/berolahraga adalah 1.000 m2.
3. Di dalam luasan tersebut terdapat tempat berolahraga
berukuran minimum 30 m x 20 m yang memiliki
permukaan datar, drainase baik, dan tidak terdapat
pohon, saluran air, serta benda-benda lain yang
mengganggu kegiatan berolahraga.
4. Tempat berolahraga dapat difungsikan sebagai
lapangan upacara, dan kegiatan kesenian.
5. Sebagian tempat bermain ditanami pohon
Kompetensi Keahlian : Teknik Komputer dan Jaringan 19
Multimedia
NO KOMPONEN KONDISI IDEAL
penghijauan.
6. Tempat bermain/berolahraga diletakkan di tempat
yang paling sedikit mengganggu proses pembelajaran
di ruang kelas.
7. Tempat bermain/berolahraga tidak digunakan untuk
tempat parkir.
8. Tempat bermain/berolahraga dilengkapi sarana
sebagaimana tercantum pada Tabel 2.11.1. lampiran
permen 40 tahun 2008
Laboratorium 1. Ruang laboratorium komputer berfungsi sebagai
komputer tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran bidang
teknologi informasi dan komunikasi.
2. Ruang laboratorium komputer dapat menampung
minimum setengah rombongan belajar.
3. Rasio minimum ruang laboratorium komputer adalah 3
m2/peserta didik. Luas minimum ruang laboratorium
adalah 64 m2 termasuk luas ruang penyimpanan dan
perbaikan 16 m2. Lebar minimum ruang laboratorium
komputer adalah 8 m.
4. Ruang laboratorium komputer dilengkapi sarana
sebagaimana tercantum pada Tabel lampiran permen
40 tahun 2008
Laboratorium 1. Ruang laboratorium bahasa berfungsi sebagai tempat
bahasa berlangsungnya kegiatan pembelajaran
mengembangkan keterampilan berbahasa asing.
2. Ruang laboratorium bahasa dapat menampung
minimum setengah rombongan belajar.
3. Rasio minimum ruang laboratorium bahasa adalah 3
m2/peserta didik. Luas minimum ruang laboratorium
adalah 64 m2. Lebar minimum ruang laboratorium
bahasa adalah 8 m.
2. d. Ruang laboratorium bahasa dilengkapi sarana
sebagaimana tercantum pada Tabel lampiran permen
40 tahun 2008
13 Ruang konseling 1. Ruang konseling berfungsi sebagai tempat peserta

Kompetensi Keahlian : Teknik Komputer dan Jaringan 20


Multimedia
NO KOMPONEN KONDISI IDEAL
didik mendapatkan layanan konseling dari konselor
berkaitan dengan pengembangan pribadi, sosial,
belajar, karir, dan bursa kerja.
2. Luas minimum ruang konseling adalah 12 m2.
3. Ruang konseling dapat memberikan kenyamanan
suasana dan menjamin privasi peserta didik.
2. Ruang konseling dilengkapi sarana sebaga imana
tercantum pada Tabel 2.5.1. lampiran permen 40
tahun 2008
Kesiswaan 1. Ruang organisasi kesiswaan berfungsi sebagai
tempat melakukan kegiatan kesekretariatan
pengelolaan organisasi kesiswaan.
2. Luas minimum ruang organisasi kesiswaan adalah 12
m2.
3. Ruang organisasi kesiswaan dilengkapi sarana
sebagaimana tercantum pada Tabel 2.7.1. lampiran
permen 40 tahun 2008
14 Rung Praktek a. Ruang praktik Program Keahlian Akuntansi berfungsi
Kejuruan sebagai tempat berlangsungnya kegiatan
pembelajaran: pembukuan dan siklus akuntansi secara
manual dan komputerisasi.
b. Luas minimum ruang praktik Program Keahlian
Akuntansi adalah 176 m² untuk menampung 32
peserta didik yang meliputi: ruang praktik akuntansi
dasar 64 m², ruang praktik akuntansi lanjut 32 m²,
ruang praktik unit usaha 32 m², ruang penyimpanan
dan instruktur 48 m².
c. Ruang praktik Program Keahlian Akuntansi dilengkapi
prasarana sebagaimana tercantum pada Tabel
3.34.1.. lampiran permen 40 tahun 2008

Standart Biaya
NO KOMPONEN KONDISI IDEAL
Biaya 1. Gaji dan tunjangan
Personil 2. Pengembangan pendidik dan tenaga kependidikan

Kompetensi Keahlian : Teknik Komputer dan Jaringan 21


Multimedia
NO KOMPONEN KONDISI IDEAL
3. Honor/insentif
Biaya Non 1. Alat Tulis Sekolah (ATS)
Personil 2. Bahan dan Alat Habis Pakai (BAHP)
3. Pemeliharaan dan perbaikan ringan
4. Daya dan jasa
5. Transport/perjalanan dinas
6. Konsumsi dinas dan harian
7. Asuransi
8. Pembinaan siswa/ekstra kurikuler
9. Tes dan Ujian l
10. Pelaporan pengelolaan keuangan
11. Beasiswa untuk siswa kurang mampu

Standart pengolahan
NO KOMPONEN KONDISI IDEAL
1 Visi Sekolah / a. Sekolah/Madrasah merumuskan dan menetapkan visi serta
Madrasah mengembangkannya.
b. Visi sekolah/madrasah:
1) dijadikan sebagai cita-cita bersama warga
sekolah/madrasah dan segenap pihak yang
berkepentingan pada masa yang akan datang;
2) mampu memberikan inspirasi, motivasi, dan kekuatan
pada warga sekolah/madrasah dan segenap pihak yang
berkepentingan;
3) dirumuskan berdasar masukan dari berbagai warga
sekolah/madrasah dan pihak-pihak yang
berkepentingan, selaras dengan visi institusi di atasnya
serta visi pendidikan nasional;
4) diputuskan oleh rapat dewan pendidik yang dipimpin
oleh kepala sekolah/madrasah dengan memperhatikan
masukan komite sekolah/madrasah;
5) disosialisasikan kepada warga sekolah/madrasah dan
segenap pihak yang berkepentingan;
6) ditinjau dan dirumuskan kembali secara berkala sesuai
dengan perkembangan dan tantangan di masyarakat.

Kompetensi Keahlian : Teknik Komputer dan Jaringan 22


Multimedia
NO KOMPONEN KONDISI IDEAL
2 Misi Sekolah / a. Sekolah/Madrasah merumuskan dan menetapkan misi
Madrasah serta mengembangkannya.
b. Misi sekolah/madrasah:
1) memberikan arah dalam mewujudkan visi
sekolah/madrasah sesuai dengan tujuan pendidikan
nasional;
2) merupakan tujuan yang akan dicapai dalam kurun waktu
tertentu;
3) menjadi dasar program pokok sekolah/madrasah;
4) menekankan pada kualitas layanan peserta didik dan
mutu lulusan yang diharapkan oleh sekolah/madrasah;
5) memuat pernyataan umum dan khusus yang berkaitan
dengan program sekolah/madrasah;
6) memberikan keluwesan dan ruang gerak pengembangan
kegiatan satuan-satuan unit sekolah/madrasah yang
terlibat;
7) dirumuskan berdasarkan masukan dari segenap pihak
yang berkepentingan termasuk komite sekolah/madrasah
dan diputuskan oleh rapat dewan pendidik yang dipimpin
oleh kepala sekolah/madrasah;
8) disosialisasikan kepada warga sekolah/madrasah dan
segenap pihak yang berkepentingan;
9) ditinjau dan dirumuskan kembali secara berkala sesuai
dengan perkembangan dan tantangan di masyarakat.
3 Tujuan a. Sekolah/Madrasah merumuskan dan menetapkan tujuan
sekolah serta mengembangkannya.
b. Tujuan sekolah/madrasah:
1) menggambarkan tingkat kualitas yang perlu dicapai
dalam jangka menengah (empat tahunan);
2) mengacu pada visi, misi, dan tujuan pendidikan nasional
serta relevan dengan kebutuhan masyarakat;
3) mengacu pada standar kompetensi lulusan yang sudah
ditetapkan oleh sekolah/madrasah dan Pemerintah;
4) mengakomodasi masukan dari berbagai pihak yang
berkepentingan termasuk komite sekolah/madrasah dan
Kompetensi Keahlian : Teknik Komputer dan Jaringan 23
Multimedia
NO KOMPONEN KONDISI IDEAL
diputuskan oleh rapat dewan pendidik yang dipimpin oleh
kepala sekolah/madrasah;
5) disosialisasikan kepada warga sekolah/madrasah dan
segenap pihak yang berkepentingan.
4 Rencana a. Sekolah/Madrasah membuat:
Kerja 1) rencana kerja jangka menengah yang menggambarkan
Sekolah / tujuan yang akan dicapai dalam kurun waktu empat tahun
Madrasah yang berkaitan dengan mutu lulusan yang ingin dicapai
dan perbaikan komponen yang mendukung peningkatan
mutu lulusan;
2) rencana kerja tahunan yang dinyatakan dalam Rencana
Kegiatan dan Anggaran Sekolah/Madrasah (RKA-S/M)
dilaksanakan berdasarkan rencana jangka menengah.
b. Rencana kerja jangka menengah dan tahunan
sekolah/madrasah:
1) disetujui rapat dewan pendidik setelah memperhatikan
pertimbangan dari komite sekolah/madrasah dan
disahkan berlakunya oleh dinas pendidikan
kabupaten/kota. Pada sekolah/madrasah swasta rencana
kerja ini disahkan berlakunya oleh penyelenggara
sekolah/madrasah;
2) dituangkan dalam dokumen yang mudah dibaca oleh
pihak-pihak yang terkait.
c. Rencana kerja empat tahun dan tahunan disesuaikan
dengan persetujuan rapat dewan pendidik dan
pertimbangan komite sekolah/madrasah.
d. Rencana kerja tahunan dijadikan dasar pengelolaan
sekolah/madrasah yang ditunjukkan dengan kemandirian,
kemitraan, partisipasi, keterbukaan, dan akuntabilitas.
e. Rencana kerja tahunan memuat ketentuan yang jelas
mengenai:
1) kesiswaan;
2) kurikulum dan kegiatan pembelajaran;
3) pendidik dan tenaga kependidikan serta pengembangan
4) sarana dan prasarana;
Kompetensi Keahlian : Teknik Komputer dan Jaringan 24
Multimedia
NO KOMPONEN KONDISI IDEAL
5) keuangan dan pembiayaan;
6) budaya dan lingkungan sekolah;
7) peranserta masyarakat dan kemitraan;
8) rencana-rencana kerja lain yang mengarah kepada
peningkatan dan pengembangan mutu.

Standart Penilaian
NO KOMPONEN KONDISI IDEAL
1 Prinsip Sahih, didasarkan pada data yang mencerminkan kemam puan
Penilaian yang akan diukur
Obyektif, menggunakan prosedur dan criteria penilaian yang
jelas
Adil, tidak dipengaruhi oleh kondisi atau alasan tertentu yang
dapat merugikan peserta didik
Terpadu, tidak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran
Terbuka, prosedur, kriteria dan dasar pengambilan keputusan
yang digunakan dalam penilaian harus diketahui oleh pihak yang
berkepentingan
Menyeluruh dan berkesi-nambungan, semua indikator ditagih
kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan kompetensi
dasar yang telah dimiliki dan belum, serta mengetahui kesulitan
peserta didik
Sistematis, tersencana bertahap dan mengikuti langkah-langkah
baku
Beracuan kriteria, menilai apa yang bisa dilakukan peserta didik
setelah mengikuti proses pembe-lajaran
Akuntabel, dapat diper-tanggung jawabkan baik dari segi teknis
prosedur maupun hasil
2 Teknik dan Teknik tes berupa tes tertulis, tes lisan, dan tes praktik atau tes
Instrumen kinerja
Teknik observasi atau pengamatan selama proses pembelajaran
Penilaian
berlangsung dan atau diluar kegiatan pembelajaran
Teknik penugasan baik perseorangan maupun kelompok dapat
berbentuk tugas rumah dan atau proyek
3 Mekanisme Penilaian hasil belajar yang diselenggarakan melalui ulangan
dan tengah semester dan ulangan akhir semester, dan ulangan
Prosedur kenaikan kelas dilakukan oleh pendidik dibawah koordinasi
penilaian satuan pendidikan

Kompetensi Keahlian : Teknik Komputer dan Jaringan 25


Multimedia
NO KOMPONEN KONDISI IDEAL
Hasil ulangan harian diinformasikan kepada peserta didik
sebelum diadakan ulangan harian berikutnya. Peserta didik yang
belum mencapai KKM harus mengikuti pembe-lajaran remidi
4 Penilaian Hasil penilaian disampaikan dalam bentuk satu nilai pencapaian
oleh kompetensi mata pelajaran untuk masing-masing nilai
Pendidik dan pengetahuan dan nilai praktik sesuai dengan karakteristik mata
satuan pelajaran yang bersangkutan serta kualifikasi nilai sikap disertai
pendidikan dengan deskripsi kemajuan belajar peserta didik sebagai
pencerminan kompetensi utuh

4. Potensi Dan Karakteristik SMK Queen Al Falah


SMK Queen Al Falah merupakan salah satu sekolah kejuruan yang ada di Kediri,
dan berdiri diatas lahan seluas ±8.000 meter persegi dengan lokasi di Jalan Mojo
desa Ploso, Kecamatan Mojo Kabupaten Kediri yang kondisi lingkungan sekolah
yang sangat asri, sehingga kaeadaan lingkungan yang asri ini dapat dijadikan
kekuatan bagi sekolah untuk menyelenggarakan pendidikan yang berwawasan
lingkungan.

SMK Queen Al Falah mempunyai 3 (tiga) paket keahlian yaitu : Teknik Komputer
dan Jaringan, Multimedia, dan Administrasi Perkantoran. Ke 3 (tiga) paket Keahian
yang ada mempunyai karakteristik yang berbeda-beda.

SMK Queen Al Falah merupakan sekolah pengguna K13 mulai tahun pelajaran
2017 / 2018. SMK Queen Al Falah selalu berusaha meningkatkan mutu Pendidikan
berkarakter dan berkepribadian, berakhlak mulia dan berwawasan lingkungan hidup
serta berbasis ICT.

B. Tujuan Pengembangan Kurikulum


Dengan kondisi pendidikan dikaitkan dengan tutuntan pendidikan yang mengacu
kepada 8 Standar Nasional Pendidikan yang meliputi, Standar isi, Standar proses,
Standar kompetensi lulusan, Standar pendidik dan tenaga kependidikan, Standar
sarana dan prasarana, Standar pengelolaan, Standar Pembiayaan dan Standar
penilaian pendidikan dan juga adanya pengaruh globalisasi dan kemajuan teknologi
dan informasi dan kebangkitan industri yang kreatif perlu adanya perkembangan
kurikulum sehingga dapat memiliki kompetensi dan keterampilan yang dibutuhkan

Kompetensi Keahlian : Teknik Komputer dan Jaringan 26


Multimedia
perkembangan jaman atau dapat mempersiapkan manusia Indonesia yang memiliki
kemampuan hidup sebagai pribadi warga Negara yang beriman, berproduktif, kreatif,
inovatif,serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat berbangsa
bernegara dan beradapan dunia.

Sebelum diuraikan tentang tujuan pengembangan kurikulum, terlebih dahulu akan


dipaparkan tentang kerangka dasar kurikulum. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Pasal 6 Ayat (1) menyatakan bahwa
kurikulum untuk jenis pendidikan umum, kejuruan, dan khusus pada jenjang pendidikan
dasar dan menengah terdiri atas:
1. kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia;
2. kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian;
3. kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi;
4. kelompok mata pelajaran estetika;
5. kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan.

Berdasarkan cakupan kelompok mata pelajaran tersebut, dapat dipaparkan tujuan


pengembangan kurikulum adalah sebagai berikut.
1. Membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia
2. Meningkatkan kesadaran dan wawasan peserta didik akan status, hak, dan
kewajiban dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta
meningkatkan kualitas dirinya sebagai manusia
3. Mengenal, menyikapi, dan mengapresiasi ilmu pengetahuan dan teknologi serta
menanamkan kebiasaan berpikir dan berperilaku ilmiah yang kritis, kreatif, dan
mandiri
4. Meningkatkan sensitivitas, kemampuan mengekspresikan, dan kemampuan
mengapresiasi keindahan dan harmoni
5. Meningkatkan potensi fisik serta menanamkan sportivitas dan kesadaran hidup sehat

C. Landasan
a. Landasan Filosofis
Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan kualitas
peserta didik yang akan dicapai kurikulum, sumber dan isi darikurikulum,

Kompetensi Keahlian : Teknik Komputer dan Jaringan 27


Multimedia
proses pembelajaran, posisi peserta didik, penilaian hasil belajar, hubungan peserta
didik dengan masyarakat dan lingkungan alam di sekitarnya.

Kurikulum 2013 dikembangkan dengan landasan filosofis yang memberikan dasar


bagi pengembangan seluruh potensi peserta didik menjadi manusia Indonesia
berkualitas yang tercantum dalam tujuan pendidikan nasional.

Pada dasarnya tidak ada satupun filosofi pendidikan yang dapat digunakan secara
spesifik untuk pengembangan kurikulum yang dapat menghasilkan manusia yang
berkualitas. Berdasarkan hal tersebut, Kurikulum 2013 dikembangkan
menggunakan filosofi sebagai berikut:
a. Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan
bangsa masa kini dan masa mendatang. Pandangan ini menjadikan Kurikulum
2013 dikembangkan berdasarkan budaya bangsa Indonesia yang beragam,
diarahkan untuk membangun kehidupan masa kini, dan untuk membangun
dasar bagi kehidupan bangsa yang lebih baik di masa depan. Mempersiapkan
peserta didik untuk kehidupan masa depan selalu menjadi kepedulian kurikulum,
hal ini mengandung makna bahwa kurikulum adalah rancangan pendidikan
untuk mempersiapkan kehidupan generasi muda bangsa. Dengan demikian,
tugas mempersiapkan generasi muda bangsa menjadi tugas utama suatu
kurikulum.

Untuk mempersiapkan kehidupan masa kini dan masa depan peserta didik,
Kurikulum 2013 mengembangkan pengalaman belajar yang memberikan
kesempatan luas bagi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang
diperlukan bagi kehidupan di masa kini dan masa depan, dan pada waktu
bersamaan tetap mengembangkan kemampuan mereka sebagai pewaris
budaya bangsa dan orang yang peduli terhadap permasalahan masyarakat dan
bangsa masa kini.
b. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurut pandangan
filosofi ini, prestasi bangsa di berbagai bidang kehidupan di masa lampau
adalah sesuatu yang harus termuat dalam isi kurikulum untuk dipelajari
peserta didik. Proses pendidikan adalah suatu proses yang memberi
kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi dirinya
menjadi kemampuan berpikir rasional dan kecemerlangan akademik dengan

Kompetensi Keahlian : Teknik Komputer dan Jaringan 28


Multimedia
memberikan makna terhadap apa yang dilihat, didengar,dibaca, dipelajari dari
warisan budaya berdasarkan makna yang ditentukan oleh lensa budayanya dan
sesuai dengan tingkat kematangan psikologis serta kematangan fisik peserta
didik. Selain mengembangkan kemampuan berpikir rasional dan cemerlang
dalam akademik, Kurikulum 2013 memposisikan keunggulan budaya tersebut
dipelajari untuk menimbulkan rasa bangga, diaplikasikan dan dimanifestasikan
dalam kehidupan pribadi, dalam interaksi sosial di masyarakat sekitarnya, dan
dalam kehidupan berbangsa masa kini.
c. Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dan
kecemerlangan akademik melalui pendidikan disiplin ilmu. Filosofi ini
menentukan bahwa isi kurikulum adalah disiplin ilmu dan pembelajaran adalah
pembelajaran disiplin ilmu (essentialism). Filosofi ini mewajibkan kurikulum
memiliki nama Mata pelajaran yang sama dengan nama disiplin ilmu, selalu
bertujuan untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan kecemerlangan
akademik.
d. Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang lebih
baik dari masa lalu dengan berbagai kemampuan intelektual, kemampuan
berkomunikasi, sikap sosial, kepedulian, dan berpartisipasi untuk membangun
kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik (experimentalism and social
reconstructivism). Dengan filosofi ini, Kurikulum 2013 bermaksud untuk
mengembangkan potensi peserta didik menjadi kemampuan dalam berpikir
reflektif bagi penyelesaian masalah sosial di masyarakat, dan untuk
membangun kehidupan masyarakat demokratis yang lebih baik.

Dengan demikian, Kurikulum 2013 menggunakan filosofi sebagaimana di atas


dalam mengembangkan kehidupan individu peserta didik dalam beragama,
seni, kreativitas, berkomunikasi, nilai dan berbagai dimensi inteligensi yang
sesuai dengan diri seorang peserta didik dan diperlukan masyarakat, bangsa
dan umat manusia.

b. Landasan Sosiologis
Pendidikan merupakan tanggungjawab bersama antara keluarga, masyarakat, dan
pemerintah. Pendidikan yang diterima dari lingkungan keluarga (informal), yang
diserap dari masyarakat (nonformal), maupun yang diperoleh dari sekolah

Kompetensi Keahlian : Teknik Komputer dan Jaringan 29


Multimedia
(formal) akan menyatu dalam diri peserta didik menjadi satu kesatuan yang
utuh, saling mengisi, dan diharapkan dapat saling memperkaya secara positif.

Peserta didik SMK berasal dari anggota berbagai lingkungan masyarakat yang
memiliki budaya, tata nilai, dan kondisi sosial yang berbeda. Pendidikan kejuruan
mempertimbangkan kondisi sosial. Karenanya, segala upaya yang dilakukan harus
selalu berpegang teguh pada keharmonisan hubungan antar individu dalam
masyarakat luas yang dilandasi dengan akhlak dan budi pekerti yang luhur,
serta keharmonisan antarsistem pendidikan dengan sistem-sistem yang lain
(ekonomi, sosial, politik, religi, dan moral). Secara sosial-budaya, Kurikulum SMK
edisi 2004 dikembangkan dengan memperhatikan berbagai dinamika, kebutuhan
masyarakat, dan tidak meninggalkan akar budaya Indonesia.

Dengan mempertimbangkan faktor budaya, tata nilai, dan opini sosiologis


masyarakat, kurikulum SMK juga disusun berdasarkan prinsip diversifikasi
dimaksudkan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan pada satuan
pendidikan, baik dengan kondisi dan kekhasan potensi yang ada di daerah,
maupun dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu,
berbagai jenis program keahlian pada pendidikan menengah kejuruan semestinya
dapat diterima dan diapresiasi secara positif oleh berbagai kelompok masyarakat
Indonesia.

c. Landasan Psikopedagogis
Pendidikan menengah kejuruan adalah pendidikan yang menyiapkan peserta didik
menjadi manusia produktif yang dapat langsung bekerja di bidangnya setelah
melalui pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi. Dengan demikian,
pembukaan program diklat di SMK harus responsif terhadap perubahan pasar
kerja. Penyiapan manusia untuk bekerja bukan berarti menganggap manusia
semata-mata sebagai faktor produksi karena pembangunan ekonomi memerlukan
kesadaran sebagai warganegara yang baik dan bertanggung jawab, sekaligus
sebagai warganegara yang produktif.

Pendidikan menengah kejuruan harus dijalankan atas dasar prinsip investasi


SDM (human capital investment). Semakin tinggi kualitas pendidikan dan
pelatihan yang diperoleh seseorang, akan semakin produktif orang tersebut.

Kompetensi Keahlian : Teknik Komputer dan Jaringan 30


Multimedia
Akibatnya selain meningkatkan produktivitas nasional, meningkatkan pula daya
saing tenaga kerja di pasar kerja global. Untukmampu bersaing di pasar
global, sekolah menengah kejuruan harus mengadopsi nilai-nilai yang
diterapkan dalam melaksanakan pekerjaan, yaitu disiplin, taat azas, efektif, dan
efisien

d. Landasan Teoritis
Dua tokoh pendidikan kejuruan berbeda aliran sangat kuat mewarnai teori-teori
pendidikan kejuruan dunia. Tokoh tersebut adalah Charles Prosser dan John
Dewey. Teori Prosser menyatakan bahwa Pendidikan Kejuruan membutuhkan
lingkungan pembelajaran menyerupai dunia kerja dan peralatan yang memadai
sesuai kebutuhan pelaksanaan pekerjaan di dunia kerja. Agar efektif Pendidikan
Kejuruan harus melatih dan membentuk kebiasaan kerja sebagai suatu kebutuhan
yang harus dimiliki bagi setiap individu yang mau bekerja.

Penguatan kemampuan dan skill kerja dapat ditingkatkan melalui pengulangan


cara berpikir dan cara bekerja yang efisien. Pendidikan Kejuruan harus melakukan
seleksi bakat dan minat. Guru Pendidikan Kejuruan akan berhasil jika telah
memiliki pengalaman sukses dalam menerapkan skill dan pengetahuan sesuai
bidang yang diajarkan. Kemampuan produktif sebagai standar performance
dikembangkan berdasarkankebutuhan industri sesuai actual jobs. Pendidikan
Kejuruan membutuhkan biaya pendidikan dan pelatihan yang harus terpenuhi
dan jika tidak sebaiknya tidak diselenggarakan.

Pendidikan Kejuruan dalam pandangan teori John Dewey menegaskan bahwa


Pendidikan Kejuruan menyiapkan peserta didik memiliki kemampuann
memecahkan permasalahan sesuai perubahan-perubahan dalam cara-cara
berlogika dan membangun rasional melalui proses pemikiran yang semakin
terbuka dalam menemukan berbagai kemungkinan solusi dari berbagai
pengalaman. Dampak pokok dari TVET yang diharapkan oleh Dewey adalah
masyarakat berpengetahuan yang mampu beradaptasi dan menemukan
kevokasionalan dirinya sendiri dalam berpartisipasi di masyarakat, memiliki
wawasan belajar dan bertindak dan melakukan berbagai perubahan sebagai
proses belajar sepanjang hayat. Belajar berlangsung selama jiwa masih dikandung
badan. Dewey juga mengusulkan agar Pendidikan Kejuruan dapat mengatasi

Kompetensi Keahlian : Teknik Komputer dan Jaringan 31


Multimedia
permasalahan diskriminasi pekerjaan, diskriminasi kaum perempuan, dan
minoritas. Dewey memberi advokasi modernisasikurikulum Pendidikan Kejuruan
menjadi "scientific-technical". Studi ini mengkaitkan cara-cara bekerja yang
didukung pengetahuan yang jelas dan memadai.

Dewey berargumen bahwa sekolah tradisional yang tumpul dan mekanistis harus
dikembangkan menjadi pendidikan yang demokratis dimanapeserta didik
mengeksplorasi kapasitas dirinya sendiri untuk berpartisipasi dalam segala aspek
kehidupan masyarakat. Dewey memberi wawasan bahwa sekolah harus mampu
melakukan proses transmisi dan transformasi budaya dengan peningkatan dan
kesetaraan posisi dalam ras, etnik, posisi sosial ekonomi di
masyarakat.Setiap individu memiliki pandangan positif terhadap satu sama lain.
Pendidikan Kejuruan tidak hanya fokus pada bagaimana memasuki lapangan
pekerjaan, tetapi juga fokus pada peluang-peluang pengembangan karir, adaptif
terhadap perubahan lapangan kerja dan berbasis pengetahuan atau ide-ide kreatif.

Kurikulum Pendidikan Kejuruan menurut Dewey memuat kemampuan akademik


yang luas dan kompetensi generik, skill teknis, skillinterpersonal, dan karakter
kerja. Kurikulum Pendidikan Kejuruan mengintegrasikan pendidikan akademik,
karir, dan teknik. Ada artikulasi di antara pendidikan dasar, menengah, pendidikan
tinggi, dandekat dengan dunia kerja. Sekolah yang baik adalah sekolah yang
mampu membangun komunitas masyarakat secara bersama-sama menjadi
anggota masyarakat yang aktif mengembangkan budaya. Menurut Dewey hanya
pengalaman yang benar dan nyata yang dapat membuat peserta didik dapat
menghubungkan pengetahuan yang dipelajari. Teori pendidikan demokratis Dewey
cocok dengan tuntutan Pendidikan Kejuruan Abad XXI.

Selain dua teori induk Pendidikan Kejuruan yaitu Teori Efisiensi Sosial dari Charles
Prosser dan Pendidikan Vokasional Demokratis dari John Dewey, adaTeori Tri
Budaya sebagai pemikiran awal yang dapat digunakan untuk pengembangan
kompetensi kevokasionalan (Sudira, 2011). Teori Tri Budaya menyatakan
Pendidikan Kejuruan akan berhasil jika mampu mengembangkan budaya
berkarya, budaya belajar, dan budaya melayani secara simultan. Pendidikan
Kejuruan dalam melakukan proses pendidikan dan pelatihan harus membangun
budaya berkarya, belajar, dan menerapkan hasil- hasil karya inovatif sebagai

Kompetensi Keahlian : Teknik Komputer dan Jaringan 32


Multimedia
bentuk-bentuk layanan kemanusiaan. Karya sebagai hasil inovasi belajar
harus digunakan untuk kesejahteraan bersama melayani orang lain.

Pendekatan pembelajaran yang diterapkan di SMK/MAK adalah pembelajaran


berbasis kompetensi. Pembelajaran yang membangun performa peserta didik
“individual ability to perform” mencakup penguasaan pengetahuan, keterampilan,
dan sikap secara terpadu. Pendekatan pembelajaran ini harus menganut
pembelajaran tuntas (mastery learning) untuk dapat menguasai sikap (attitude),
pengetahuan (knowledge) dan keterampilan (skills) agar dapat bekerja sesuai
profesinya. Agar peserta didik dapat belajar secara tuntas, dikembangkan prinsip
pembelajaran sebagai berikut.
1. Learning by doing (belajar melalui aktivitas/kegiatan nyata, otentik, kontekstual
yang memberikan pengalaman belajar bermakna), dikembangkan menjadi
pembelajaran berbasis produksi, pembelajaran berbasis pemecahan masalah,
pembelajaran berbasis kerja, pembelajaran berbasis inkuiri, pembelajaran
berbasis diskoveri;
2. Individualized learning yakni pembelajaran dengan memperhatikan keunikan setiap
individu dan dilaksanakandengan sistem modular.
3. Team work learning adalah pembelajaran yang mengembangkan kemampuan
bekerja secara tim dengan penguatan kompetensi diri bertanggung-jawab dengan
tugas-tugas dan memahami posisi dan fungsinya dalam tim. Pembelajaran
kejuruan tidak cukup belajar menguasai kompetensi secara individu tetapi
perlu belajar dalam kelompok.

Pendidikan Kejuruan sebagai pendidikan untuk dunia kerja sangat penting


fungsi dan posisinya dalam memenuhi tujuan kebijakan ketenagakerjaan.
Kebijakan ketenagakerjaan suatu negara diharapkan mencakup lima hal
pokokyaitu: (1) memberi peluang kerja untuk semua angkatan kerja yang
membutuhkan; (2) pekerjaan tersedia seimbang dan merata di setiap
daerah dan wilayah; (3) memberi penghasilan yang mencukupi sesuai
dengan kelayakan hidup dalam bermasyarakat; (4) pendidikan dan pelatihan
mampu secara penuh mengembangkan semua potensi dan masa depan setiap
individu; (5) matching man and jobs dengan kerugian-kerugian minimum,
pendapatan tinggi dan produktif. Kebijakanketenagakerjaan tidak boleh
memihak hanya pada sekelompok atau sebagian dari masyarakatnya. Jumlah dan

Kompetensi Keahlian : Teknik Komputer dan Jaringan 33


Multimedia
jenis-jenis lapangan pekerjaan tersedia, tersebar merata, seimbang, dan layak
untuk kehidupan seluruh masyarakat. Pendidikan kejuruan menjadi tidak efisien
jika lapangan pekerjaan tidak tersedia merata dan seimbang bagi lulusannya.

KTSP SMK/MAK dikembangkan atas teori Efisiensi Sosial dan Pendidikan


Demokratis, “pendidikan berdasarkan standar” (standard-based education), dan
teori kurikulum berbasis kompetensi (competency-based curriculum), pembelajaran
berbasis kerja, pembelajaran berbasis produksi, danpembelajaran berbasis
pemecahan masalah. Pendidikan berdasarkan standar menetapkan adanya
standar nasional sebagai standar minimal warga negara yang dirinci menjadi
standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, standar pendidik dan
tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan,
standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Kurikulum berbasis
kompetensi dirancang untuk memberikan pengalaman belajar seluas-luasnya bagi
peserta didik dalam mengembangkan kemampuan untuk bersikap,
berpengetahuan, berketerampilan, dan bertindak.

KTSP SMK/MAK menganut: (1) pembelajaran yang dilakukan guru dalam bentuk
proses belajar mengajar yang dikembangkan berupa kegiatan pembelajaran teori
di kelas, pembelajaran pembuktian teori di laboratorium, pembelajaran skill di
bengkel/studio/workshop/kebun dsb, pembelajaran ketrampilan kerja di tempat
kerja (DU-DI, Teaching factory, Business centre); dan (2) pengalaman belajar
langsung di dunia kerja untuk membangun kebiasan kerja. Demikian juga
dengan pembelajaran langsung di masyarakat sesuai dengan latar belakang,
karakteristik, kompetensi keahlian dan kemampuan awal peserta didik.
Pengalaman belajar langsung individual peserta didik menjadi hasil belajar
bagi dirinya, sedangkan hasil belajar seluruh peserta didik menjadi hasil
kurikulum.

e. Landasan Yuridis
1. UU No 20 th 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2. Permendiknas Nomer 40 Thn. 2008 tentang Sarpras SMK
3. PP Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
4. Permendikbud No. 60 Tahun 2014 Tentang Kurikulum SMK

Kompetensi Keahlian : Teknik Komputer dan Jaringan 34


Multimedia
5. Pemendikbud Nomor 61 tahun 2014 tentang Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
6. Permedikbud. No. 62 Tahun 2014 tentang Kegiatan Ekstrakurikuler Pendidikan
Dasar dan Pendidikan Menengah
7. Pemendikbud Nomor 63 tahun 2014 tentang Pendidikan Kepramukaan
8. sebagai ekstra Kurikuler Wajib Permendikbud nomor 79 tahun 2014 tentang
implementasi Mulok Kurikulum 2013
9. Pemendikbud Nomor 111 tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling pada
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
10. Pemendikbud Nomor 53 tahun 2015 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh
Pendidik dan Satuan Pendidika pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah Permendikbud Nomor 20 tahun 2016 tentang Standar Kompetensi
Lulusan Pendidikan Menengah Kejuruan
11. Permendikbud Nomor 21 tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan
Menengah Kejuruan;
12. Permendikbud Nomor 22 tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan
Menengah Kejuruan;
13. Permendikbud Nomor 23 tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan
Menengah Kejuruan;
14. Permendikbud Nomor 24 tahun 2016 tentang KI KD
15. Keputusan Dirjen Dikdasmen Nomor 330/D.D5/KEP/KR/2017 Tentang KI/KD
16. Peraturan Dirjen Dikdasmen Nomor 6/D.D5/KK/2018 tentang
17. Spektrum Keahlian Pendidikan Menengah Kejuruan;
18. Peraturan Dirjen Dikdasmen Nomor 7/D.D5/KK/2018 tentang Struktur
Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliyah Kejuruan
(MAK).
19. Permendikbud No 20 Tahun 2018 tentang PPK
20. Permendikbud Nomer 15 Thn. 2018 tentang Pemenuhan Beban Kerja Guru,
Kepala Sekolah, dan Pengawas Sekolah
21. Pergub Jawa Timur No. 19 Tahun 2014 tentang Mata Pelajaran bahasa Daerah
Sebagai Muatan Lokal Wajib di Sekolah dan Madrasah.

D. Prinsip Pengembangan dan Penyusunan Kurikulum


Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMK/MAK dikembangkan sesuai kebutuhan
peserta didik dan kapasitas sekolah sebagai bentuk akuntabilitas SMK/MAK dalam

Kompetensi Keahlian : Teknik Komputer dan Jaringan 35


Multimedia
memberi layanan pendidikan kejuruan kepada masyarakat dan pemerintah. KTSP
SMK/MAK dibawah koordinasi Dinas Pendidikan Provinsi dikembangkan oleh
SMK/MAK secara cermat memperhatikan: visi-misi-tujuan sekolah, Profil Lulusan, SKL,
SI, SPr, SPn, KKNIdan ketersediaan sarana prasarana pendidikan di SMK/MAK. KTSP
SMK/MAK dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip berikut.
1. Peningkatan Iman, Takwa, dan Akhlak Mulia
Iman, takwa, dan akhlak mulia menjadi dasar pembentukan kepribadian peserta
didik secara utuh. KTSP SMK/MAK disusun agar semua mata pelajaran dapat
menunjang peningkatan iman, takwa, dan akhlak mulia.
2. Pengembangan Kompetensi secara Komprehensif
Kompetensi peserta didik dikembangkan secara seimbang. Keseimbangan
antara pengembangan sikap spiritual, sosial, kerja, rasa ingin tahu, kreativitas,
kerja sama dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik. Sekolah
merupakan bagian dari masyarakat dan dunia kerja yang memberikan
pengalaman belajar terencana, dimana peserta didik menerapkan apa yang
dipelajari di sekolah ke masyarakat dan dunia kerja, serta memanfaatkan
masyarakat dan dunia kerja sebagai sumber belajar. Mengembangkan sikap,
pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkannya dalam berbagai situasi di
sekolah dan di masyarakat. Memberi waktu yang cukup leluasa untuk
mengembangkan berbagai sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Kompetensi
dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti mata pelajaran yang dirinci lebih lanjut
menjadikompetensi dasar. Kompetensi inti mata pelajaran menjadi unsur
pengorganisasi (organizing elements) kompetensi dasar, dimana semua
kompetensi dasar dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai
kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi inti.
3. Kebutuhan Kompetensi Masa Depan
Kemampuan peserta didik yang diperlukan yaitu antara lain kemampuan
berkomunikasi, berpikir kritis, berkolaborasi dan kreatif dengan
mempertimbangkan nilai dan moral Pancasila agar menjadi warga negara yang
demokratis dan bertanggung-jawab, toleran dalam keberagaman, mampu hidup
dalam masyarakat global, memiliki minat luas dalam kehidupan dan kesiapan
untuk bekerja, kecerdasan sesuai dengan bakatdan minatnya, serta peduli
terhadap lingkungan. Kurikulum harus mampu menjawab tantangan ini sehingga
perlu mengembangkan kemampuan-kemampuan ini dalam proses
pembelajaran.

Kompetensi Keahlian : Teknik Komputer dan Jaringan 36


Multimedia
4. Peningkatan Potensi, Kecerdasan, dan Minat sesuai dengan Tingkat
Perkembangan dan Kemampuan Peserta Didik
Pendidikan merupakan proses sistematik untuk meningkatkan martabat manusia
secara holistik yang memungkinkan potensi diri (afektif, kognitif, psikomotor)
berkembang secara optimal. Sejalan dengan itu, KTSP SMK/MAK disusun
dengan memperhatikan potensi, tingkat perkembangan, minat, kecerdasan
intelektual, emosional, sosial, spritual, dan kinestetik peserta didik.
5. Keragaman Potensi dan Karakteristik Daerah dan Lingkungan
Daerah memiliki keragaman potensi, kebutuhan, tantangan, dan karakteristik
lingkungan. Masing-masing daerah memerlukan pendidikan kejuruan yang
sesuai dengan potensi, karakteristik daerah dan pengalaman hidup sehari-hari.
Oleh karena itu, KTSP SMK/MAK perlu memuat keragaman tersebut untuk
menghasilkan lulusan yang relevan dengan kebutuhan pengembangan daerah.
6. Tuntutan Pembangunan Daerah dan Nasional
Dalam era otonomi dan desentralisasi, kurikulum adalah salah satu media
pengikat dan pengembang keutuhan bangsa yang dapat mendorong partisipasi
masyarakat dengan tetap mengedepankan wawasan nasional. Untuk itu,
kurikulum perlu memperhatikan keseimbangan antara kepentingan daerah dan
nasional.
7. Tuntutan Dunia Kerja
Tuntutan dunia kerja merupakan variabel pokok pengembangan pendidikan
kejuruan. Pengembangan KTSP SMK/MAK berbasis tuntutan kompetensi dunia
kerja. Kegiatan pembelajaran di SMK/MAK harus dapat mendukung tumbuh-
kembangnya:(1) keterampilan kebekerjaan(employability skills)yakni kemampuan
individu untuk menyesuaikan diri dengan iklim kerja di dunia kerja; (2)
keterampilan teknis (technical skills) adalah kemampuan melakukan pekerjaan
sesuai dengan mekanisme, prosedur, cara, serta penerapan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) sesuai bidang kerjanya; (3) bertindak produktif, mandiri,
kolaboratif, dan komunikatif dalam melaksanakan tugas dengan menggunakan
alat, informasi, dan prosedur kerja yang lazim dilakukan serta menyelesaikan
masalah kompleks sesuai dengan bidang kerja; (4) menampilkan kinerja mandiri
dengan pengawasan tidak langsung atasan dan atau secara mandiri
berdasarkan kuantitas dan kualitas terukur sesuai standar kompetensi kerja,
serta bertanggung jawab atas hasil kerja orang lain; (5) berjiwa wirausahaan dan

Kompetensi Keahlian : Teknik Komputer dan Jaringan 37


Multimedia
mempunyai kecakapan hidup. Oleh sebab itu, KTSP SMK/MAK perlu memuat
kecakapan hidup untuk membekali peserta didik memasuki dunia kerja.
8. Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni
Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa masyarakat
berbasis pengetahuan di mana IPTEKS sangat berperan sebagai penggerak
utama perubahan. Pendidikan harus terus menerus melakukan adaptasi dan
penyesuaian perkembangan IPTEKS sehingga tetap relevan dan kontekstual
dengan perubahan. Pendekatan sains dan rekayasa penting dijadikan model
pendekatan pembelajaran kejuruan di SMK/MAK. Oleh karena itu, KTSP
SMK/MAK harus dikembangkan secara berkala dan berkesinambungan sejalan
dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
9. Dinamika Perkembangan Global
KTSP SMK/MAK dikembangkan untuk menciptakan kemandirian, baik pada
individu maupun bangsa, yang sangat penting ketika dunia digerakkan oleh
pasar bebas. Pergaulan antarbangsa yang semakin dekat memerlukan individu
yang mandiri dan mampu bersaing serta mempunyai kemampuan untuk hidup
berdampingan dengan suku dan bangsa lain.
10.Persatuan Nasional dan Nilai-Nilai Kebangsaan
Kurikulum diarahkan untuk membangun karakter dan wawasan kebangsaan
peserta didik yang menjadi landasan penting bagi upaya memelihara persatuan
dan kesatuan bangsa dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI). Oleh karena itu, KTSP SMK/MAK K-13harus menumbuhkembangkan
wawasan dan sikap kebangsaan serta persatuan nasional untuk memperkuat
keutuhan bangsa dalam wilayah NKRI.

11.Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Setempat


KTSP SMK/MAK K-13dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik sosial
budaya masyarakat setempat dan menunjang kelestarian keragaman budaya.
Penghayatan dan apresiasi pada budaya setempat ditumbuhkan terlebih dahulu
sebelum mempelajari budaya dari daerah dan bangsa lain.
12.Kesetaraan Jender
KTSP SMK/MAK K-13diarahkan kepada pengembangan sikap dan perilaku yang
berkeadilan dengan memperhatikan kesetaraan jender.
13.Karakteristik Satuan Pendidikan

Kompetensi Keahlian : Teknik Komputer dan Jaringan 38


Multimedia
KTSP SMK/MAK K-13dikembangkan sesuai dengan kondisi dan ciri khas satuan
pendidikan.

E. Karakter KTSP SMK


1. Mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan
sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual
dan psikomotorik;
2. Sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman
belajar terencana dimana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di
sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar;
3. Mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkannya
dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat;
4. Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap,
pengetahuan, dan keterampilan;
5. Kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti mata pelajaran yang dirinci
lebih lanjut dalam kompetensi dasar;
6. Kompetensi intimenjadi unsur pengorganisasi (organizing elements) kompetensi
dasar, dimana semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran
dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi
inti;
7. Kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling
memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antarmata pelajaran dan
jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal).

F. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan


Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SMK / MAK bertujuan menyediakan
program pembelajaran untuk mempersiapkan peserta didik agar memiliki
kemampuanmulia, produktif, kreatif, inovatif, dan efektif dalam menyelesaikan
permasalahan kehidupan serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. KTSP SMK/MAK diharapkan
membangun dampak pendidikan berupa kompetensi untuk dapat melakukan
seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggungjawab sebagai syarat untuk dianggap
mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan
tertentu. Luaran hasil pendidikanpada SMK/MAK dinilai oleh sekolah danmasyarakat
pemangku kepentingan. Sehingga KTSP SMK/MAK ditetapkan bersama dengan

Kompetensi Keahlian : Teknik Komputer dan Jaringan 39


Multimedia
pemangku kepentingan dan kalangan profesi,ditetapkan oleh Kepala SMK/MAK, dan
disahkan oleh Kepala Dinas Pendidikan Provinsi.

Kompetensi Keahlian : Teknik Komputer dan Jaringan 40


Multimedia

Anda mungkin juga menyukai