853-Article Text-3662-1-10-20200905
853-Article Text-3662-1-10-20200905
ABSTRAK
Kanker payudara adalah kanker yang banyak dialami oleh wanita di dunia dengan banyaknya
masalah yang dapat ditimbulkannya. Salah satu komplikasi yang dapat dialami pasien dengan
kanker payudara adalah limfedema. Limfedema merupakan pembengkakan abnormal pada tangan,
lengan, dan payudara sebagai efek negatif dari penatalaksanaan medis. Saat ini berbagai upaya
untuk menangani limfedema dilakukan, terdiri dari penanganan invasif maupun nonfarmakologi.
Untuk itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan penggunaan terapi komplementer
yang dijalani pasien kanker payudara. Metode yang digunakan adalah tinjauan literatur melalui
pencarian artikel-artikel yang terindeks dari beberapa database, seperti Elsevier, Springer, Wiley,
ScienDirect dari tahun 2015-2019 dengan menggunakan kata kunci “breast cancer”, “breast cancer
related lymphedema”, “complementary therapy”, “lymphedema management”. Delapan artikel
dipilih dalam kajian ini yang disesuaikan dengan tujuan dan kriteria inklusi, terdiri dari enam studi
kuantitatif dengan metode penelitian randomized controlled trial dan dua artikel studi kualitatif.
Hasil tinjauan literatur menunjukkan efek positif dari penanganan limfedema yang dialami pasien
kanker payudara. Terapi komplementer dapat menjadi salah satu solusi untuk mengurangi dan
menangani limfedema pada pasien kanker payudara.
Kata kunci: kanker payudara; limfedema; limfedema pada kanker payudara; terapi
komplementer
ABSTRACT
Breast cancer is the most common cancer diagnosed in women in the world that has many potential
negative impacts. One of the generally complications that can occur in breast cancer patients is
lymphedema. Lymphedema is abnormal swelling in hands, arms and breasts as negative effects of
medical management. Currently, various attempts have been conducted to treat lymphedema, such as
invasive and non-pharmacological treatments. For this reason, this study aims to determine the
effectiveness of the use of complementary therapies for breast cancer patients. The method used is a
literature review through articles indexed from several databases, such as Elsevier, Springer, Wiley,
and ScienDirect from 2015-2019 using the keywords "breast cancer", "breast cancer related
lymphedema", "complementary therapy" , "Lymphedema management". Eight articles were selected
based on the purposes and inclusion criteria of this research, consisting of six quantitative studies
with randomized controlled trial research method and two articles of qualitative studies. The result of
the literature review shows a positive effect of lymphedema treatment conducted by breast cancer
patients. Complementary therapy can be an advisable solution to reduce and treat lymphedema in
breast cancer patients.
Keywords: breast cancer; lymphedema; breast cancer related lymphedema; complementary therapy
629
Jurnal Keperawatan Volume 12 No 4, Hal 629 - 642, Desember 2020 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
dan kasusnya dilaporkan mencapai 58.256 terapi radiasi, pembedahan, dan diseksi
(30.9%). Kematian yang disebabkan oleh kelenjar getah bening aksila, obesitas, luka
kanker payudara juga menjadi yang infeksi, dan tumor dengan stadium lanjut
tertinggi membunuh wanita mencapai William, Franks, & Moffatt (2005).
22.682 (11%) (Globocan, 2019).
Pengobatan limfedema umumnya
Tinggi kasus kanker payudara menjadi dilakukan terdiri dari perawatan kulit,
perhatian karena kanker payudara dapat latihan, kompresi dan drainase limfatik
memberikan masalah pada pasien kanker manual (International Society of
payudara. Kanker payudara maupun Lymphology, 2013). Menurut Watson,
perawatan kanker dapat memberikan efek Weeks, Weis, Horan, & Beck (2015)
negatif baik fisik maupun psikologis latihan resistensi merupakan satu
(Harmer, 2016). Salah satu komplikasi pada intervensi yang efektif yang ditetapkan
fisik yang sering terjadi setelah perawatan sebagai intervensi nonfarmakologis yang
kanker payudara adalah limfedema. yaitu dapat menangani efek dari kesehatan post
pembengkakan yang signifikan di lengan menopause. Namun, keamanan dan
dimana limfedema ini menjadi kondisi yang keefektifan dari latihan untuk pasien
dapat menetap seumur hidup dan cenderung dengan kanker payudara yang mengalami
memburuk dari waktu ke waktu (DiSipio, limfedema masih menjadi perhatian,
Rye, Newman, & Hayes, 2013). karena pasien kanker payudara dibatasi
dan dihindari latihan berat, latihan
Limfedema pada pasien kanker payudara berulang. Untuk itu dalam penelitian ini
terjadi setelah pengobatan kanker payudara bertujuan untuk mengidentfikasi
karena menumpuknya getah bening di keefektifan terapi komplementer yang
intersititium ketika filtrasi dari kapiler. dapat diterapkan pada pasien kanker
Cairan berangsur- angsur menjadi lemak, payudara dengan limfedema melalui
fibrotic jaringan, dan terjadi perubahan tinjauan literatur.
menjadi ireversibel (Creager, Dzau, &
Loscalzo, 2006). Kemudian berakumulasi METODE
secara abnormal pada lengan, bahu, Tinjauan literatur ini dilakukan dengan
payudara atau daerah torak yang membuat ringkasan dan analisis dari
menyebabkan ketidaknyamanan, nyeri, artikel terkait. Metode pencarian
gangguan fungsi, dan tekanan emosional menggunakan beberapa database, seperti
pada pasien kanker payudara. Hal ini juga Elsevier, Springer, Wiley, dan
memberi efek negatif terhadap kualitas ScienDirect. Kata kunci yang digunakan
hidup dengan menurunkan fungsi fisik, adalah “breast cancer”, “breast cancer
emosional, dan social (Shaitelman et al, related lymphedema”, “complementary
2015). therapy”, “lymphedema management”.
Kriteria dibatasi berdasarkan kriteria
Penelitian Shah & Vicini (2011) inklusi agar mendapatkan hasil yang
melaporkan bahwa tingkat kejadian sesuai dengan tujuan penulisan tinjauan
limfedema pada pasien kanker payudara literature ini, yaitu (1) artikel yang
bervariasi tergantung pada jenis perawatan memiliki judul dan isi yang relevan
yang dijalani, misalnya setelah menjalani dengan tujuan penelitan, (2) artikel
limfektomi kemungkinan terjadinya berbahasa inggris yang diterbitkan pada
limfedema sekitar 5% dan akan meningkat tahun 2015-2019, (3) terdiri dari studi
60% dengan menjalani diseksi kelenjar kuantitatif dengan uji coba control acak
getah bening aksila atau radiasi aksila. atau ramdom controlled trial (RCT), dan
Terjadinya limfedema pada kanker studi kualitatif.
payudara juga berisiko ketika menjalani
630
Jurnal Keperawatan Volume 12 No 4, Hal 629 - 642, Desember 2020 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
631
Jurnal Keperawatan Volume 12 No 4, Hal 629 - 642, Desember 2020 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
632
Jurnal Keperawatan Volume 12 No 4, Hal 629 - 642, Desember 2020 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
633
Jurnal Keperawatan Volume 12 No 4, Hal 629 - 642, Desember 2020 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
634
Jurnal Keperawatan Volume 12 No 4, Hal 629 - 642, Desember 2020 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
635
Jurnal Keperawatan Volume 12 No 4, Hal 629 - 642, Desember 2020 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
636
Jurnal Keperawatan Volume 12 No 4, Hal 629 - 642, Desember 2020 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
637
Jurnal Keperawatan Volume 12 No 4, Hal 629 - 642, Desember 2020 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
638
Jurnal Keperawatan Volume 12 No 4, Hal 629 - 642, Desember 2020 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
639
Jurnal Keperawatan Volume 12 No 4, Hal 629 - 642, Desember 2020 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
640
Jurnal Keperawatan Volume 12 No 4, Hal 629 - 642, Desember 2020 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
641
Jurnal Keperawatan Volume 12 No 4, Hal 629 - 642, Desember 2020 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
642