TERAPY KOMPLEMENTER
DIPERATIKAN DIDUNIA
Dosen Pembimbing :
Disusun Oleh :
(2000212009)
DIII KEPERAWATAN
T.A 2021/2022
TERAPI KOMPLEMENTER PADA PASIEN KANKER PAYUDARA
DENGAN LIMFEDAMA
A PENGERTIAN
Kanker payudara adalah kanker yang banyak dialami oleh wanita didunia dengan
banyaknya masalah yang dapat ditimbulkannya. Salah satu komplikasi yang dapat dialami
pasien dengan kanker payudara adalah limfedama.
Hasil tinjauan tersebut menunjukan efek positif dari penggunaan limfedama yang
dialami pasien kanker payudara. Dimana terapi komplementer dapat menjadi salah satu untuk
mengurangi dan menangani limfedema pada pasien kanker payudara.
C INDIKASI
Klien yang baru datang ketempat pelayana
Secara rutin pada pasien yang dirawat
Sewaktu-waktu sesuai kebutuha klien
D KONTRAINDIKASI
Memar pada kulit
Depresi berat
Tidak ada harapan sembuh
Pembosan
Pada penelitian Pasyar, Barshan Tashnizi, Mansouri, & Tahmasebi (2019) menyebutkan
bahwa latihan yoga yang dilakukan pada 40 pasien kanker payudara yang mengalami
limfedema mampu meningkatkan kualitas hidup yakni fungsi fisik, emosional, dan peran (P <
0.05). namun tidak didapatkan hasil yang signifikan terhadap perubahan volume edema baik
dalam kelompok intervensi maupun kelompok kontrol.
Penelitian Buchan, Janda, Box, Schmitz, & Hayes, (2016) pada 41 pasien
membandingkan latihan resistensi dan latihan aerobic yang menggunakan design penelitian
RCT dan mendapatkan hasil bahwa status limfedema tidal terjadi perubahan. Namun dampak
baik yang relevan didapatkan pada fungsi tubuh dan kualitas hidup.
AKUPUNTUR
Hal serupa juga dilaporkan oleh Bao et al (2018) yang melakukan penelitian tentang
keefektifan akupuntur pada 84 pasien kanker payudara yang dibagi menjadi dua kelompok,
kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Ditemukan perbedaan dari kedua kelompok yaitu
lingkar lengan lengan p = 0.14 atau bioimpedance p = 0.8. Tidak didapatkan hasil yang
signifikan terhadap pengurangan limfedema yang dialami pasien kanker payudara.
Penelitian lain Butt, Ijaz, & Qamar (2017) juga menunjukkan hasil yang positif.
Penelitian tersebut membandingkan penggunan kompresi dan kompresi yang dikombinasikan
dengan latihan serta perawatan kulit pada 30 pasien dengan limfedema. Terjadi peningkatan
yang signifikan secara statistic pada kedua kelompok (P>0.05). Namun, secara klinis,
kompresi perban yang dikombinasikan dengan latihan serta perawatan kulit lebih efektif
dalam mengurangi limfedema.
TERAPI AIR
Selain itu, Deacon, Noronha, Shanley, & Young (2019) melaporkan penelitiannya
mengenai terapi air dengan cara Ai Chi yang dibandingkan dengan latihan air konvensional.
Penelitian ini menggunakan cross over ramdomized controlled trial dimana dibagi dua
kelompok yang terdiri dari 18 partisipan. Analisis menunjukkan bahwa penggunaan terpai air
dengan cara Ai Chi dapat menurunkan volume lengan sebanyak 72% dibandingkan dengan
latihan air konvensional 28%. Namun tidak terdapat perbedaan dari kedua kelompok terkait
pengukuran bioimpedance.terhadap pasien kanker payudara dengan limfedema.
Terkait dengan terapi komplementer pada pasien kanker payudara yang mengalami
limfedema terdapat dua artikel kualitatif yang digunakan. Dalam penelitian Whatley, Street,
& Kay (2018) dilaporkan bahwa penelitiannya menggunakan studi kualitatif dengan
penggunaan pertanyaan semistruktur terkait teknik refleksi pada pasien kanker payudara
dengan limfedema. Sebanyak 26 partisipan dijadikan sampel. Dari penelitian ini, didapatkan
empat tema yang berarti, yakni fungsi fisik pada kehidupan sehari-hari, dampak psiko-sosial
terkait limfedema, pengalaman perubahan fisik selama dan setelah perawatan refleksologi,
serta kembalinya optimisme. Perawatan refleksi dianggap menyenangkan, tidak invasif,
mampu mengurangi pembengkakan, nyeri, dan mobilisasi.
YOGA
Hasil positif juga didapatkan dalam penelitian Loudon, Barnett, & Williams (2017) pada
59 partisipan kanker payudara dengan limfedema. Penelitian ini mengidentifikasi pengalaman
pasien yang melakukan yoga. Dilaporkan bahwa yoga menjadi intervensi yang bermanfaat
bagi fisik maupun psikososial partisipan dengan limfedema. Limfedema yang dialami tidak
disangkal dan disembunyikan lagi. Partisipan juga mengungkapkan bahwa telah mampu
mengatasi keterasingan, harga diri, dan dan kurangnya normalitas setelah mengalami
limfedema.
SIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://journal.stikeskendal.ac.id/index.php/Keperawatan/articl
e/download/853/553/&ved=2ahUKEwit99e0u7PzAhWa8XMBHabOCEAQFnoECAgQAQ&
usg=AOvVaw3h5kR-52q1wuDj0Wv36yxc