Asersi Dalam Laporan Keuangan Audit
Asersi Dalam Laporan Keuangan Audit
Dengan menyerahkan laporan keuangannya kepada auditor atau pihak lain, menajemen
membuat representasi secara tersurat maupun tersirat.
Representasi oleh manajemen kepada auditor, yang paling umum dikenal adalah laporan
keuangan secara menyeluruh disajikan secara wajar sesuai dengan kerangka pelaporan
keuangan yang berlaku.
Gambar tersebut menunjukan asersi-asersi laporan keuangan dan dampak keuangannya jika
asersi tersebut salah. Jika manajemen memberikan asersi yang benar, maka dampak kesalahan
keuangannya tidak ada. Hal ini digambarkan dalam bidang berwarna hijau, correctly stated
amount “angka-angka disajikan dengan benar”, khusus untuk transaksi dan saldo (karena
pengungkapan atau disclosure bersifat kualitatif).
Jika manajemen memberikan asersi yang salah, maka dampak kesalahan keuangannya bisa
berupa angka-angka yang dinyatakan terlalu rendah (understated), digambarkan di sebelah kiri
bidang berwarna hijau. Atau terlalu tinggi (overstated), digambarkan disebelah kanan bidang
berwarna hijau.
Kesalahan manajemen dalam asersi laporan keuangan mempunyai dampak kuantitatif dan
kualitatif. Auditor harus memberikan perhatian terhadap asersi laporan keuangan.
Asersi – asersi ini berhubungan dengan pengakuan (recognition), pengukuran (measurement),
penyajian (presentation), dan pengungkapan (disclosure) dari berbagai unsur dalam laporan
keuangan. Contoh-contoh Asersi :
Asersi - asersi ini disingkat dengan satu kata bahasa inggris seperti :
- Completeness (sesuatu itu lengkap)
- Existence (eksistensi, atau sesuatu itu ada)
- Occurrence (sesuatu itu terjadi)
- Accuracy (sesuatu itu akurat, atau secara matematis benar)
- Valuation (sesuatu itu dinilai sesuai dengan kaidah kerangka pelaporan keuangan yang
berlaku).
Sebagai contoh, manajemen membuat asersi kepada auditor bahwa saldo akun penjualan
dalam pembukuan telah mencakup seluruh transaksi penjualan (completeness assertion), dan
bahwa transaksi penjualan telah dibukukan sebagaimana mestinya dan dalam periode yang
benar (accuracy and cut-off assertion).
Kelompok asersi yang berhubungan dengan penyajian (presentations) dan pengungkapan (disclosures)
dalam laporan keuangan, dijelaskan dalam tabel berikut:
Penerapan asersi pada seluruh area laporan keuangan/rengkuman dari asersi tabel
sebelumnya, diringkas pada tabel berikut :
Asersi Gabungan
ISA 315 membolehkan auditor menggunakan asersi seperti dijelaskan diatas, atau dengan cara
yang berbeda, sepanjang semua aspek yang dibahas diats telah tercakup. Untuk memudahkan
penggunaan asersi dalam entitas kecil, asersi-asersi ini dapat digabungkan.
Penggabungan ini dapat dilihat dalam tabel berikut, dalam pembahasan ini asersi gabungan
disingkat sebagai berikut: C-Completeness; E-Existence; A-Accuracy and cut-off; dan V-
Valuation. Penggabungan asersi dalam empat kombinasi, memudahkan penerapan pada ketiga
kategori (jenis transaksi, saldo akun, dan presentasi serta pengungkapan).
Asersi dalam Auditing
Auditor wajib mengidentifikasikan dan menilai risiko salah saji pada :
a. Tingkat laporan keuangan;
b. Tingkat asersi untuk jenis transaksi, saldo akun, dan pengungkapan untuk merancang
dan melaksanakan prosedur audit selanjutnya.
Seperti yang disebutkan diatas, laporan keuangan mengandung berbagai asersi. Asersi ini dapat
digunakan auditor dalam menilai risiko di tingkat laporan keuangan dan di tingkat asersi.
Penilaian Risiko di Tingkat Laporan Keuangan
Risiko salah saji yang material pada tingkat laporan keuangan, cenderung bersifat pervasif
(tersebar luas) dan karenanya mencakup semua asersi. Sebagai contoh, jika kepala pembukuan
tidak cukup kompeten, sangat boleh jadi kekeliruan terjadi dalam laporan keuangan. Kekeliruan
semacam ini sering kali tidak terbatas pada satu saldo akun, atau satu jenis transaksi, atau
suatu pengungkapan saja. Kekeliruan juga tidak terbatas pada satu asersi saja, seperti
lengkapnya (completeness) transaksi penjualan. Kekeliruan dengan mudah merambah ke asersi
lain seperti accuracy, existence, dan valuation.