Anda di halaman 1dari 7

Bab

1
UTANG JANGKA PENDEK
DEFINISI UTANG
Menurut SFAC No.3, hal 3090, utang dalam segi akuntansi didefinisikan sebagai
pengorbanan manfaat ekonomi di masa yang akan datang yang mungkin terjadi akibat
kewajiban suatu badan usaha pada masa kini untuk mentransfer aktiva atau menyediakan jasa
pada badan usaha lain di masa yang akan datang.

KLASIFIKASI UTANG DAN DEFINISINYA


Utang, yang menjadi kewajiban suatu perusahaan diklasifikasikan dalam 2 kelompok sesuai
dengan jangka waktu pembayarannya, yaitu:
a. Utang jangka pendek, yaitu utang yang jangka waktu pembayarannya kurang dari satu
periode akuntansi/1tahun
b. Utang jangka panjang, yaitu utang yang jangka waktu pembayarannya lebih dari satu
periode akuntansi/1tahun.
Pada prinsipnya utang akan dicantumkan sebesar nilai tunai utang-utang tersebut, tetapi pada
umumnya utang jangka pendek akan dicantumkan dalam jumlah sebesar nilai nominalnya.
Penyimpangan ini dilakukan dengan dasar anggapan bahwa antara nilai nominal dengan nilai
tunainya relatif kecil.

KLASIFIKASI UTANG JANGKA PENDEK


Utang Jangka pendek dikelompokkan menjadi 3:
a. Utang jangka pendek yang sudah pasti.
b. Utang jangka pendek yang belum pasti.
c. Utang-utang bersyarat.

Utang Jangka Pendek yang sudah Pasti


Utang jangka pendek dikatakan sudah pasti jika memenuhi dua syarat:
1. Kewajiban untuk membayar sudah pasti, artinya sudah terjadi transaksi yang
menimbulkan kewajiban membayar.
2. Jumlah yang harus dibayar sudah pasti.
Utang-utang yang memenuhi kedua syarat di atas terdiri dari :
- Utang dagang dan utang wesel
- Utang jangka panjang yang jatuh tempo dalam periode itu
- Utang deviden
- Uang muka dan jaminan yang diminta kembali
- Dana yang dikumpulkan untuk pihak ketiga
- Utang biaya (biaya yang masih akan dibayar)
- Pendapatan diterima di muka
Masing masing jenis utang di atas akan di bahas dalam uraian berikut :

Utang Dagang dan Utang Wesel


Utang dagang dan utang wesel biasanya timbul dari pembelian barang-barang atau
jasa-jasa dan dari pinjaman jangka pendek.
Utang wesel ada yang dijamin, ada yang tidak dijamin, di dalamnya termasuk wesel-wesel
yang dikeluarkan untuk pembelian barang-barang atau jasa, pinjaman bank jangka pendek,
pegawai atau pemegang saham, dan untuk pemblian mesin-mesin dan alat-alat.

Utang Jangka Panjang yang Jatuh Tempo dalam Periode Itu


Utang obligasi dan utang-utang jangka panjang lainnya yang akan dilunasi kurang
dari satu tahun dilaporkan dalam utang jangka pendek. Jika yang jatuh tempo hanya sebagian,
maka bagian yang jatuh tempo dalam tahun ini dilaporkan dalam utang jangka pendek,
sedang yang belum jatuh tempo tetap dilaporkan dalam jangka panjang.

Utang Dividen
Dividen yang dibagikan dalam bentuk uang atau aktiva (jika belum dibayar) dicatat
dengan mendebet rekening laba tidak dibagi dan mengkredit utang dividen. Karena utang
dividen ini akan segera dilunasi maka termasuk dalam kelompok utang jangka pendek.

Uang Muka dan Jaminan yang Dapat Diminta Kembali


Yang dimaksud uang muka di sini adalah pembayaran di muka dari pembeli untuk
barang-barang yang dipesan. Sebelum barang-barang tersebut diserahkan kepada pembeli,
uang muka tersebut merupakan utang jangka pendek.
Jaminan yang diminta dari langganan juga merupakan utang, jika jaminan itu dapat ditarik
kembali sewaktu-waktu, maka merupakan utang jangka pendek. Tetapi jika jaminan itu akan
disimpan dalam perusahaan dalam jangka waktu yang lama, maka termasuk dalam kelompok
utang jangka panjang.

Dana yang Dikumpulkan untuk Pihak Ketiga.


Perusahaan kadang-kadang akan menjadi pihak yang mengumpulkan uang dari
langganan/pegawai yang nantinya akan diserahkan kepada pihak lain. Pengumpulan dana ini
dapat dilakukan dengan cara pemotongan upah pegawai atau membebani pembeli dengan
jumlah tertentu.

Contoh Soal 1:
Gaji pegawai PT ALBANI pada bulan September 2018 tercatat sebesar Rp.600.000.000,00.
PPh ditetapkan sebesar 15%. Tanggal 15 Oktober 2018 PPh tersebut disetorkan ke kas
negara.
Diminta:
Buat jurnal yang diperlukan beserta penghitungannya!
Penyelesaian:
Gaji dan upah Rp.600.000.000,00
Utang PPh karyawan Rp. 90.000.000,00
Kas 510.000.000,00
Perhitungan:
PPh: 15% x Rp.600.000.000,00 = Rp.90.000.000,00
Kas: Rp.600.000.000,00 – Rp.90.000.000,00 = Rp.510.000.000,00
Jurnal:
Utang PPh Karyawan Rp. 90.000.000,00
Kas Rp. 90.000.000,00
Perusahaan-perusahaan yang dikenakan pajak pertambahan nilai (PPN), akan membebankan
PPN kepada pembeli, yaitu dengan menambah PPN pada harga jual. PPN yang diterima
dicatat sebagai utang sampai dengan penyetorannya kepada kas negara.

Contoh soal 2:
Penjualan yang terjadi pada PT ALBANI bulan September 2017 tercatat sebesar Rp.
Rp.200.000.000,00, termasuk PPN sebesar 10%. Tanggal 5 Oktober 2017 PPN tersebut
disetorkan ke kas negara.
Diminta:
Buat jurnal yang diperlukan beserta penghitungannya!
Penyelesaian:
Kas Rp.200.000.000,00
Penjualan Rp. 180.000.000,00
Utang PPN 20.000.000,00
Perhitungan:
PPN: 10% x Rp.200.000.000,00 = Rp.20.000.000,00
Penjualan: Rp.200.000.000,00 – Rp.20.000.000,00 = Rp.180.000.000,00
Utang PPN Rp. 20.000.000,00
Kas Rp. 20.000.000,00

Utang Biaya (Biaya yang Masih Akan Dibayar)


Utang biaya merupakan dari pengakuan akuntansi terhadap biaya-biaya yang sudah
terjadi tetapi belum dibayar. Yang termasuk kelompok ini adalah utang yang timbul dari gaji
dan upah, bonus, biaya sewa, dll.

Utang Bonus
Bonus yang diberikan kepada karyawan tertentu kadang-kadang menimbulkan
masalah tersendiri. Bonus itu dapat dihitung atas dasar penjualan atau laba, tergantung pada
perjanjiannya. Apabila bonus dihitung atas dasar laba, perhitungannya dapat dihitung dengan
tiga cara sebagai berikut :
a. Bonus dihitung dari laba sebelum dikurangi bonus dan pajak penghasilan(PPh).
b. Bonus dihitung dari laba sesudah pajak penghasilan sebelum dikurangi bonus.
c. Bonus dihitung dari laba sesudah dikurangi bonus dan pajak penghasilan.
Penggunaan cara-cara di atas dapat dilihat pada contoh di bawah ini :
PT ALBANI memberikan bonus kepada kepala bagian penjualan sebesar 12% dari
laba. Laba tahun 2018 sebesar Rp.10.000.000,00, PPh sebesar 15% dari laba bersih.
Misalnya : B = Bonus
P = Pajak
Maka perhitungan bonus untuk masing-masing cara di atas adalah sebagai berikut:
a. Bonus dihitung dari laba sebelum dikurangi bonus dan PPh.
B = 0,12 x Rp. 10.000.000,00
B = Rp. 1.200.000,00
PPh = 15% x ( Rp. 10.000.000,00 – Rp. 1.200.000,00)
PPh = Rp. 1.320.000,00
b. Bonus dihitung dari laba sesudah dikurangi PPh sebelum dikurangi dengan bonus.
B = 0,12 (Rp. 10.000.000,00 – P)
P = 0,15 (Rp. 10.000.000,00 – B)
P dalam persamaan pertama diganti dengan persamaan kedua, maka B dapat dihitung
sebagai berikut :
B = 0,12 {Rp.10.000.000,00 – 0,15 (Rp. 10.000.000,00 – B)}
B = 0,12 (Rp. 10.000.000,00 – Rp.1.500.000,00 + 0,15 B)
B = Rp. 1.200.000,00 – Rp.180.000,00 + 0,018 B
B – 0,018B = Rp.1.020,000,00
0,982 B = Rp.1.020.000,00
B = Rp.1.038.696,538,00
PPh dihitung dengan mengganti B pada persamaan kedua sebagai berikut :
P = 0,15 (Rp. 10.000.000,00 – Rp. 1.038.696,538,00)
P = 0,15 (Rp. 8.961.303,462,00)
P = Rp.1.344.195,519,00
c. Bonus dihitung dari laba setelah dikurangi bonus dan PPh.
B = 0,12 (Rp.10.000.000,00 –B – P)
P = 0,15 (Rp.10.000.000,00 – B)
P dalam persamaan pertama diganti dengan persamaan kedua, maka B dapat dihitung
sebagai berikut :
B = 0,12 {Rp. 10.000.000,00 – B – 0,15 (Rp.10.000.000,00 – B)}
B = 0,12 (Rp. 10.000.000,00 – B – Rp.1.500.000,00 + 0,15B)
B = Rp.1.200.000,00 – 0,12B – 180.000,00 + 0,018B
B + 0,12B – 0,018B = Rp. 1.020.000,00
1,102 B = Rp. 1.020.000,00
B = Rp.925.589,836
PPh dihitung dengan mengganti B dari persamaan kedua sebagai berikut :
P = 0,15 (Rp.10.000.000,00 –925.589,836)
P = 0,15 (Rp.9.074.410,164)
P = Rp.1.361.161,525

Utang Gaji dan Upah


Perhitungan jumlah yang masih harus dibayar untuk gaji dan upah, bunga, sewa, dan
lain-lain, dilakukan dengan dasar waktu terjadinya biaya tersebut.
Contoh soal:
Gaji pegawai PT ALBANI dibayar tiap tanggal 2 bulan berikutnya. Jika gaji dan upah bulan
Desember 2018 sebesar Rp.120.000.000,00,
Diminta:
Buat jurnal penyesuaian yang diperlukan untuk mencatat gaji dan upah bulan Desember
2018!
Penyelesaian:

Gaji dan Upah Rp. 120.000.000,00


Utang Gaji dan Upah Rp. 120.000.000,00

Pendapatan yang Diterima di Muka


Jumlah yang diterima langganan untuk barang-barang dan jasa-jasa yang akan
diserahkan dalam periode yang akan datang dicatat sebagai pendapatan yang diterima di
muka dan dilaporkan di bawah kelompok utang jangka pendek.

Utang Jangka Pendek yang Jumlahnya Belum Pasti (Taksiran Utang )


Tidak semua utang dapat ditentukan jumlahnya, kadang-kadang terdapat utang yang
sudah jelas harus dibayar, tetapi pada tanggal neraca jumlahnya masih belum pasti. Maka
pada tanggal neraca harus dilakukan perhitungan dengan cara taksiran.
Beberapa jenis taksiran uatang jangka pendek yang nampak dalam neraca adalah:
a. Taksiran Utang Pajak Penghasilan.
Pada akhir periode sesudah diketahui laba yang diperoleh, diperlukan untuk menaksir
besarnya pajak penghasilan yang akan menjadi beban tahun yang bersangkutan. Besarnya
pajak biasanya ditaksir dengan cara mengalikan tarif pajak yang berlaku dengan jumlah
laba.
b. Taksiran Utang Hadiah yang Beredar
Kadang-kadang ditawarkan hadiah atas pembelian barang-barang tertentu. Hadiah-hadiah
ini merupakan biaya untuk periode di mana penjualan barang-barang tersebut terjadi.
c. Taksiran Utang Garansi
Jika barang-barang yang terjualdisertai dengan garansi untuk perbaikan maka pada akhir
periode dihitung taksiran jumlah biaya yang akan terjadi sebagai akibat adanya garansi.
d. Taksiran Utang Pensiun
Apabila karyawan yang berhenti sesudah bekerja untuk jangka waktu tertentu diberi
pensiun, maka biaya pensiun yang dibayarkan selama masa hidupnya, akan dibebankan
sebagai biaya ke periode di mana karyawan tersebut bekerja. Jumlah pensiun yang akan
dibayarkan ditaksir berdasarkan jumlah karyawan, umur, dan jangka waktu bekerjanya.

Utang–utang Bersyarat
Utang-utang bersyarat merupakan utang-utang yang sampai pada tanggal neraca
masih belum pasti apakah akan menjadi kewajiban atau tidak. Untuk mengetahui apakah
suatu utang itu merupakan utang bersyarat atau taksiran utang, dasarnya adalah kepastian
timbulnya kewajiban. Yang termasuk dalam utang bersyarat adalah:
a. Piutang wesel didiskontokan dan piutang dijaminkan
b. Endorsemen bersyarat atas wesel-wesel
c. Sengketa hukum
d. Tambahan pajak yang belum jelas kepastiannya
e. Jaminan atas utang anak perusahaan
f. Garansi atas penurunan harga barang-barang yang terjual
Utang bersyarat dalam neraca bisa ditunjukkan dengan catatan kaki atau dilaporkan
dengan judul tersendiri, tetapi tidak ikut dijumlahkan dengan utang-utang yang lain.

Anda mungkin juga menyukai