Anda di halaman 1dari 16

ANALISIS MANAJEMEN PENDIDIKAN

DI SLB NEGERI 1 LIMA KAUM

Vicky Rizki Febrian1, Zulmuqim2, Himyar Pasrizal3


1Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Tenaga Kerja Kab. Tanah Datar
2, 3 Institut Agama Islam Negeri Batusangkar

Jl. Sudirman No. 137 Lima Kaum Batusangkar Sumatera Barat


e-mail: vickyrizkifebrian@gmail.com, zulmuqim@gmail.com, himyarpasrizal@iainbatusangkar.ac.id

Abstract: This study aims to determine the application of management aspects of education in:
(1) personnel and student management, (2) curriculum management, and (3) infrastructure
management in Lima Kaum 1 SLB. This research is qualitative research with a case study
method. Data collection techniques used are: Observation, Interview Method and Documentation.
The results of the study revealed: (1) in staffing and student management, it was found that the
implementation of management had been carried out in terms of routine activities, but there were
still a number of things that had to be corrected namely in terms of organization, function of school
leaders and businessmanship , it was found that the school had made every effort in implementing
the 2013 Curriculum, but still needed proper and accurate management in its implementation at
school and the development of a typical school curriculum so as to improve school quality, (3) in the
management of facilities and infrastructure found that administrative management in the
procurement of infrastructure facilities it is good, but still needs improvement in terms of planning
procurement of facilities that are right on target and management of existing infrastructure.

Keywords: Manajemen, Pendidikan,

PENDAHULUAN ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai


manusia dan sebagai anggota masyarakat
Pendidikan merupakan salah satu aspek
dapatlah mencapai keselamatan dan kebaha-
penting yang harus dimiliki oleh setiap
giaan yang setinggi-tingginya (Hasballah,
orang, tidak hanya di Indonesia tetapi juga
2009: 2).
di negara-negara yang ada di seluruh dunia.
Lebih lengkap Hasballah (2009: 2)
Dengan adanya pendidikan diharapkan
mengatakan bahwa pendidikan adalah usaha
dapat membentuk manusia yang berkualitas,
manusia untuk membina kepribadiannya
mandiri dan tentunya berguna bagi ke-
sesuai dengan nilai-nilai di dalam masya-
majuan bangsa dan negara. Ki Hajar
rakat dan kebudayaan. Dalam perkem-
Dewantara mengatakan bahwa pendidikan
bangannya, istilah pendidikan berarti
adalah tuntutan di dalam hidup tumbuhnya
bimbingan atau pertolongan yang diberikan
anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan
dengan sengaja oleh orang dewasa agar ia
yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang

Analisis Manajemen Pendidikan di SLB Negeri 1 Lima Kaum | 71


menjadi dewasa. Selanjutnya, pendidikan menyangkut semua usia entah itu dewasa,
diartikan sebagai usaha yang dijalankan oleh orang tua maupun anak-anak yang
seseorang atau kelompok orang lain agar bertujuan agar lebih mengerti tentang
menjadi dewasa atau mencapai tingkat sesuatu, karena pendidikan merupakan
hidup atau penghidupan yang lebih tinggi suatu kebutuhan yang harus terpenuhi
dalam arti mental. dalam diri manusia.
Dalam UU RI No. 20 tahun 2003 Pendidikan merupakan kebutuhan
tentang sistem pendidikan nasional di- dasar setiap manusia untuk menjamin
sebutkan bahwa: keberlangsungan hidup manusia agar lebih
Pendidikan adalah usaha sadar dan bermartabat. Karena itu negara memiliki
terencana untuk mewujudkan suasana kewajiban untuk memberikan pelayanan
belajar dan proses pembelajaran agar pendidikan yang bermutu kepada setiap
peserta didik secara aktif mengembangkan warganya tanpa terkecuali termasuk mereka
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual yang memiliki perbedaan dalam kemampu-
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, an (difabel) seperti yang tertuang pada
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan UUD 1945 pasal 31, namun sayangnya
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, sistem pendidikan di Indonesia belum
dan negara. mengakomodasi keberagaman, sehingga
Pendidikan berlangsung seumur hidup menyebabkan munculnya segmentasi lem-
dan dilaksanakan dalam lingkungan baga pendidikan yang berdasar pada
keluarga, sekolah dan masyarakat, karena itu perbedaan agama, etnis, dan bahkan
pendidikan merupakan tanggung jawab perbedaan kemampuan baik fisik maupun
bersama antara keluarga, pemerintah dan mental yang dimiliki oleh siswa. Jelas
masyarakat. Dari ketiga lingkungan pen- segmentasi lembaga pendidikan ini telah
didikan tersebut, lingkungan pendidikan menghambat para siswa untuk dapat belajar
sekolah merupakan salah satu dari tiga jenis menghormati realitas keberagaman dalam
lingkungan pendidikan yang saat ini menjadi masyarakat.
sarana atau tempat popular bagi sebagian Hak untuk mendapatkan pendidikan
besar orang dalam menuntut ilmu. untuk anak berkebutuhan khusus tertera
Pelaksanaan pendidikanpun harus adil dan dalam UU No. 20 tahun 2003 mengenai
merata sesuai dengan prinsip EFA (Education Sistem Pendidikan Nasional pasal 5 ayat (2)
for All), yakni mewujudkan pendidikan yang berbunyi: Warga Negara yang mempunyai
merata untuk semua lapisan masyarakat tanpa kelainan fisik, emosional, mental, intelektual
membedakan suku, ras, agama, golongan, dan/atau sosial berhak memperoleh pen-
pendidikan adalah hak Warga Negara tanpa didikan khusus. Supamo (2007: 1)
kecuali baik berupa pendidikan formal maupun
menyatakan anak berkebutuhan khusus
non formal. Hal tersebut diatur dalam UUD
adalah anak- anak yang memiliki keunikan
1945 pasal 31.
tersendiri dalam jenis karakteristiknya, yang
Pada hakekatnya “Education for
membedakan mereka dari anak-anak
All” merupakan upaya agar setiap warga
normal pada umumnya. Adanya undang-
negara dapat memenuhi haknya, yaitu
undang dan regulasi yang mengatur tentang
layanan pendidikan. Pembelajaran untuk
Anak Berkebutuhan Khusus di Sekolah
semua merupakan wujud pembelajaran yang

72 | Jurnal al-Fikrah, Vol. VII, No. 1 Januari-Juni 2019


Luar Biasa (SLB) merupakan suatu tindakan pendidikan secara umum, karena
yang sangat tepat, karena kita tentu tidak Manajemen pendidikan pada hakekatnya
akan mampu memprediksikan apakah ada merupakan alat untuk mencapai tujuan
atau tidaknya anak-anak ABK dimasa pendidikan secara optimal. Adapun tujuan
depan, kalau ditinjau dari beberapa tahun pendidikan nasional yaitu untuk
belakang, keberadaan anak-anak ABK selalu mengembangkannya potensi peserta didik
ada di tiap-tiap daerah. agar menjadi manusia yang beriman dan
Pendidikan untuk Anak Berkebutuhan bertaqwa kepada tuhan yang maha esa,
Khusus (ABK) terselenggara di Sekolah berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
Luar Biasa (SLB) yang bertujuan untuk kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara
membantu ABK dalam mengembangkan yang demokratis serta bertanggung jawab.
ilmu pengetahuan, sesuai dengan PP. No 72 Namun tujuan tersebut sangatlah sulit
Tahun 1991 Pasal 2 yang berbunyi : untuk dicapai jika prosesnya tidak dilakukan
Pendidikan luar biasa bertujuan membantu secara tepat apalagi di Sekolah Luar Biasa
peserta didik yang menyandang kelainan (SLB).
fisik dan/atau mental agar mampu Berdasarkan dari beberapa Perma-
mengembangkan sikap, pengetahuan dan salahan di atas, ternyata telah ada yang
keterampilan sebagai pribadi maupun melakukan penelitian sebelumnya, salah
anggota masyarakat dalam mengadakan satu contoh yang telah mengangkat bebe-
hubungan timbal-balik dengan lingkungan rapa permasalahan di atas dalam bentuk
sosial, budaya dan alam sekitar serta dapat penelitian adalah penelitian Tesis dari Umi
mengembangkan kemampuan dalam dunia Maisaroh tahun (2010) yang berjudul:
kerja atau mengikuti pendidikan lanjutan. Manajemen Penyelenggaraan Sekolah Luar
Namun program SLB yang mengacu Biasa C Yayasan Pendidikan Asuhan Luar
kepada PP. No 72 Tahun 1991 tersebut Biasa (SLB-C YPAALB) Prambanan, Kab.
mengalami kendala. Istiningsih menyatakan Klaten Tahun 2010, penelitian ini memiliki
bahwa pendidikan bagi anak yang ber- rumusan masalah yang akan diteliti adalah:
kelainan diselenggarakan di Sekolah Luar Bagaimana pelalaksanaan menejemen pe-
Biasa (SLB). Lokasi SLB pada umumnya nyelengaraan Sekolah Luar Biasa C (SLB-C)
berada di Ibu Kota Kabupaten. Akibatnya YPAALB Prambanan, Kab. Klaten? dan
sebagian anak-anak berkelainan, karena penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
faktor ekonomi terpaksa tidak disekolahkan pelalaksanaan menejemen penyelengaraan
oleh orang tuanya karena lokasi SLB jauh Sekolah Luar Biasa C (SLB-C) YPAALB
dari rumahnya, sedangkan SD terdekat tidak Prambanan, Kab. Klaten.
bersedia menerima karena tidak mampu Berdasarkan hasil penelitian Umi
melayaninya. Selain hal tersebut, kurang Maisaroh tahun (2010) ditemukan
efektifnya manejemen pendidikan yang bahwasanya Proses penyusunan kurikulum
diterapkan di SLB juga sangat mem- sudah didasarkan atas asumsi-asumsi yang
pengaruhi proses rendahnya mutu didukung realitas empirik di lapangan, yaitu
pendidikan ABK (Istiningsih, 2005: 12-13) adanya kerja sama dan relevansi dengan
Tujuan manajemen pendidikan di SLB kebutuhan pelangganterutama siswa,
erat sekali kaitannya dengan tujuan sehingga pendidikan yang diselenggarakan

Analisis Manajemen Pendidikan di SLB Negeri 1 Lima Kaum | 73


Sekolah Luar Biasa C (SLB-C) YPAALB METODE PENELITIAN
Prambanan, Kab. Klaten sesuai dengan
Penelitian ini menggunakan pen-
konteks atau mempunyai nilai relevansi
dekatan kualitatif, yaitu prosedur penelitian
yang dapat memuaskan siswa. Sedangkan
yang menghasilkan data yang dihasilkan
kegiatan proses belajar mengajar dalam
berupa data deskriptif berupa kata-kata
bentuk tatap muka sudah dimanfaatkan
tertulis atau lisan dari orang-orang atau
secara optimal, dan adanya kecenderungan
perilaku yang diamati. Agar sasaran
budaya yang berorlentasi pada kualitas yang
penelitian yang diterapkan dapat tercapai
dilakukan baik oleh siswa maupun guru,
dengan baik, maka dalam metode ini
seperti adanya kedisiplinan dalam
diperlukan langkah-langkah yang sistematis,
menggunakan alokasi waktu yang sudah
terencana dan sesuai dengan kaidah ke-
terstruktur, untuk kegiatan tatap muka.
ilmuan. Metode penelitian yang digunakan
Kualitas guru (kompetensi akademik)
dalam penelitian ini adalah studi kasus.
dalam hasil penelitian tersebut dijelaskan
Peneliti memilih penelitian studi kasus
sudah sesuai dan seimbang dengan jumlah
karena penelitian studi kasus karena
siswa yang diterima dari tahun ke tahun.
penelitian studi kasus berusaha meng-
Keadaan tersebut mengakibatkan banyak-
gambarkan proses manajemen pendidikan
nya guru yang mengajar mata pelajaran
yang ada dan tindakan-tindakan manajemen
tertentu sesuai dengan latar belakang
pendidikan secara khusus di SLB Negeri 1
pendidikan dan keahliannya bahkan guru
Lima Kaum. Teknik pengumpulan data
selalu berpenampilan rapi, bersih, dan indah
yang umum digunakan dalam penelitian
dalam melayani siswa sehingga dapat
kualitatif yaitu: observasi, wawancara dan
mernuaskan siswa, dan telah menggunakan
dokumentasi.
alat peraga ketika proses belajar mengajar
Teknik uji keabsahan data yang di-
melalui tatap muka dan menggunakan alat
gunakan dalam penelitian ini menggunakan
bantu yang mempunyai kontribusi langsung
teknik triangulasi melalui observasi, wawan-
untuk kualitas proses belajar mengajar
cara dan dokumentasi, lalu menggabungkan
sesuai dengan kebutuhan dalam arti
dari berbagai teknik pengumpulan data dan
kuantitas (hanya ada beberapa peralatan
sumber data yang meliputi Kepala Sekolah
yang belum cukup dari segi jumlah) maupun
SLBN 1 Lima Kaum, Wakil Kepsek,
kualiltas (kesesuaian dan kemanfaatan),
Pejabat Pemegang Barang, Guru, Siswa,
sehingga pemanfaatan alat bantu tersebut
Wali Murid, Pemda Tanah Datar dan
tidak hanya sebagai formalitas tatapi sudah
Masyarakat sekitar. Triangulasi yang akan
mampu menunjang efektivitas kegiatan
Peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah
kurikuler, terutama pada proses pem-
triangulasi sumber, yaitu suatu teknik
belajaran sehingga dapat memuaskan siswa
pengecekan suatu kredibilitas data yang
Berdasarkan permasalahan dan Penelitian
dilakukan dengan memeriksa data yang
yang relevan tersebut di atas maka Peneliti
dilakukan dengan memeriksa data yang
tertarik untuk mengkaji lebih dalam dan
didapatkan melalui beberapa sumber.
mengangkat penelitian yang berjudul
Penelitian harus valid, maka data dan
“Analisis Manajemen Pendidikan di SLB
dokumen yang diperoleh perlu diperiksa
Negeri 1 Lima Kaum“
keabsahannya. Keabsahan data merupakan

74 | Jurnal al-Fikrah, Vol. VII, No. 1 Januari-Juni 2019


konsep keasliannya (validitas) dan keandal- Gaffar (1989) mengemukakan bahwa
annya (reabilitas). Menurut teori Manajemen pendidikan mengandung arti
“positivisme” yang disesuaikan denagn sebagai suatu proses kerja sama yang
tuntutan pengetahuan, kritera dan para- sistematik, sistemik, dan komprehensif
digmanya sendiri. Menurut Moloeng (2006: dalam rangka mewujudkan tujuan
324) pelaksanaan teknik pemeriksaan pendidikan nasional. Manajemen pendidik-
didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu. an juga dapat diartikan sebagai segala
Empat kriteria yang digunakan derajat sesuatu yang berkenaan dengan pengelolaan
kepercayaan (credibility), keteralikan proses pendidikan untuk mencapai tujuan
(transferability). yang telah ditetapkan, baik tujuan jangka
Teknik analisis data dalam penelitian ini pendek, menengah, maupun tujuan jangka
mengunakan tehnik deskriptif yaitu: (1) panjang.
Reduksi Data, reduksi data ini berlangsung Menurut E. Mulyasa Manajemen pen-
terus menerus selama penelitian. Caranya didikan merupakan proses pengembangan
antara lain melalui seleksi data yang ketat kegiatan kerjasama sekelompok orang untuk
menggolongkan dalam pola yang lebih luas. mencapai tujuan pendidikan yang telah
(2) Penyajian data, pada tahap ini, peneliti ditetapkan. Proses pengendalian kegiatan
menunjukkan data dan membandingkan tersebut mencakup perencanaan (planning),
antara data-data yang telah terkumpul pengorganisasian (organizing), penggerakan
tersebut dengan data yang sesuai dengan (actualiting) dan pengawasan (controlling),
penelitian. Dengan cara ini diharapkan akan sebagai suatu proses untuk menjadikan visi
mempermudah penarikan kesimpulan, menjadi aksi.
pengambilan verifikasi atau bisa melengkapi Manajemen pendidikan merupakan
data yang masih kurang melalui suatu proses atau sistem pengelolaan
pengumpulan data tambahan dan reduksi organisasi dan peningkatan kemanusiaan
data. (3) Verifikasi Data, peneliti mengambil dalam kaitannya dengan suatu sistem
kesimpulan dari penelitian yang telah pendidikan. Kegiatan pengelolaan pada
dilakukannya dan kemudian data tersebut suatu sistem pendidikan bertujuan untuk
perlu diverifikasi. Analisis data kualitatif ini keterlaksanaan proses belajar mengajar yang
merupakan upaya berulang terus menerus baik yang mencakup program kurikulum
dan terjalin hubungn yang saling terkait yang meliputi administrasi kurikulum,
antara kegiatan reduksi data, penyajian data, metode penyampaian, sistem evaluasi,
serta penarikan kesimpulan. Jika kesimpulan sistem bimbingan, Program ketenagaan,
yang diambil masih kurang maka dilakukan Program pengadaan dan pemeliharaan
pengumpulan data tambahan yang dianalisis fasilitas dan alat-alat, pendidikan, Program
melalui rangkaian kegiatan yang sama. pembiayaan dan Program hubungan dengan
masyarakat.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pendekatan sistem dalam manajemen
pendidikan sebagai akibat dari dianutnya
Manajemen Kepegawaian dan
pendekatan dalam sistem pendidikan.
kesiswaan di SLB Negeri 1 Lima Kaum
Sistem pendidikan adalah suatu kesatuan
dari berbagai unsur yang satu dengan yang

Analisis Manajemen Pendidikan di SLB Negeri 1 Lima Kaum | 75


lainnya saling berhubungan dan bergantung siswa berada di sekolah, sampai dengan
di dalam mengemban tugas untuk mencapai siswa menamatkan pendidikannya mulai
tujuan sistem tersebut. (Oemar Hamalik, penciptaan suasana yang kondusif terhadap
2007: 78). berlangsungnya proses belajar mengajar
Sedangkan Personalia berasal dari yang efektif (Manja:2017).
bahasa asing yaitu personnel, maksudnya Mulyono (2008) mengemukakan bahwa
golongan dari masyarakat yang manajemen kesiswaan adalah seluruh proses
penghidupannya dilakukan dengan bekerja kegiatan yang di rencanakan dan di
dalam kesatuan kerja pemerintah atau usahakan secara sengaja serta pembinaan
swasta. Di sekolah dasar, personalia adalah secara kontinu terhadap seluruh siswa
semua karyawan yang terlibat dalam (dalam lembaga pendidikan yang ber-
penyelenggaraan pendidikandi sekolah sangkutan) agar dapat mengikuti proses
dasar, yaitu kepala sekolah, guru kelas, guru PBM secara efektif dan efisien.
bidang studi, dan lain-lain (Asmendri, Manajemen kesiswaan juga berarti
2012). Manajemen personalia mencakup seluruh proses kegiatan yang direncanakan
penetapan norma, standar, prosedur, dan diusahakan secara sengaja serta pem-
pengangkatan, pembinaan, penata laksana, binaan secara kontinyu terhadap seluruh
kesejahteraan, dan pemberhentian tenaga peserta didik (dalam lembaga pendidikan
kependidikan sekolah agar melaksanakan yang bersangkutan) agar dapat mengikuti
tugas dan fungsinya dalam mencapai tujuan proses belajar mengajar secara efektif dan
sekolah dasar. Kegiatan mengatasi kete- efisien mulai dari penerimaan peserta didik
nagaan edukatif dan non edukatif ini men- hingga keluarnya peserta didik dari suatu
cakup keseluruhan proses penyelenggaraan sekolah (Gunawan:1996).
ketenagaan dengan menyajikan arus Secara umum tujuan manajemen
dokumen yang terdapat pada setiap kesiswaan adalah untuk mengatur berbagai
tindakan dan kegiatan dalam bidang kegiatan dalam bidang kesiswaan agar
ketenagaan (Eka Prihatin:2011). kegiatan pembelajaran di sekolah dapat
Dalam proses Manajemen terlibat berjalan lancar, tertib, teratur serta dapat
fungsi-fungsi pokok yang ditampilkan oleh mencapai tujuan pendidikan sekolah
seorang manajer/pemimpin (Kepala (Mulyasa:2007).
Sekolah), yaitu perencanaan (planning), kegiatan administrasi siswa dapat
perngorganisasian (organizing), Peng- didaftar melalui gambaran bahwa lembaga
gerakkan (actuating) dan pengawawan pendidikan diumpamakan sebuah transfor-
(controlling). masi, yang mengenal masukan (input).
Sedangkan Manajemen kesiswaan Pengelolaan didalam tranformasi (proses)
adalah proses pengelolaan kegiatan dari hal- dan keluaran (output). Dengan demikian
hal yang berhubungan dengan siswa untuk penyajian penjelasaan administrasi siswa
mencapai tujuan pendidikan secara dapat diurutkan menurut aspek-aspek
meksimal. Manajemen Kesiswaan meru- tersebut. Dengan melihat pada proses me-
pakan proses pengurusan segala hal yang masuki sekolah sampai murid mening-
berkaitan dengan siswa, pembinaan sekolah galkannya, terdapat 4 (empat) kelompok
mulai dari penerimaaan siswa, pembinaan pengadministrasian yaitu: (1) penerimaan

76 | Jurnal al-Fikrah, Vol. VII, No. 1 Januari-Juni 2019


murid, (2), pencatatan prestasi belajar (3) pendidik belum mampu mengikuti aturan
pencatatan bimbingan dan penyuluhan serta tersebut diatas secara maksimal.
(3).Monitoring (Arikunto: 2008). Apabila dilihat di lapangan, seluruh
Berdasarkan penelitian yang peneliti guru yang ada di sekolah tersebut belum
lakukan ditemukan bahwasanya SLB Negeri dapat menangani seluruh rombongan
1 Lima Kaum belum bisa mengikuti baik belajar yang ada secara maksimal, karena
Keputusan Menteri Pendidikan Nasional waktu peneliti mengamati kegiatan belajar
Nomor 051/U/2002 Tentang Penerimaan banyak siswa yang keluar masuk baik yang
Siswa Pada Taman Kanak-Kanak dan SD, SMP mauapun SMA, begitu juga kalau
Sekolah yaitu dengan jumlah maksimal dilihat dari pencapaian tujuan pembelajaran
siswa pada setiap rombongan belajar adalah ketersediaan tenaga pendidik di sekolah
8 siswa untuk seluruh jenjang yang ada di tersebut masih kurang. Hal ini dikarenakan
sekolah tersebut maupun Keputusan jumlah guru yang ada belum sesuai dengan
Kepala Badan Kepegawai Negara Nomor jumlah maksimal siswa dalam setiap rombel
19 Tahun 2011. Namun sudah ada usaha untuk jenis sekolah berkebutuhan khusus.
untuk melaksanakan hal-hal tersebut seperti Sehingga siswa berkebutuhan khusus
yang dijelaskan oleh bapak Iriyandi,S.Pd tersebut kurang maksimal dalam memahami
(2018) “kami akan coba untuk me- materi pelajaran yang disampaikan oleh
laksanakan manajemen kepegawaian dan guru, karena jumlah siswa dalam satu kelas
kesiswaan secara baik dan menyeluruh”. melebihi batas maksimal.
Dengan membagi secara merata beban Hal tersebut di atas disebabkan oleh
mengajar setiap guru dalam satu minggu PNS yang ada di sekolah tersebut berjumlah
sebanyak 24 jam tatap muka ketersediaan 16 guru, dan 7 guru lainnya masih bersifat
tenaga pendidik secara kuantitas menunjuk- guru honorer sedangkan yang jumlah
kan bahwa SLB Negeri 1 Lima Kaum peserta didik ada sebanyak 132 siswa yang
memiliki ketersediaan tenaga pendidik yang ABK-nya beragam. Ketersediaan tenaga
masih terbatas karena berdasarkan hasil pendidik merupakan salah satu langkah awal
wawancara dengan Ibu Ramsida S.Pd beliau untuk menganalisis manajemen tenaga
menjelasakan bahwa guru untuk tunagrahita pendidik yang ada di sekolah tersebut.
Masih kurang dan setiap guru wajib Setelah ketersediaan tenaga pendidik
mengajar diseluruh tingkatan SD LB sampai diketahui maka jumlah tenaga pendidik yang
dngan SMA LB (SLB) padahal kita ketahui dibutuhkan sekitar 9 lagi untuk guru yang
bahwa selain tingkatan kelas berbeda dan berlatar belakang pendidikan ABK karena
ABK juga berbeda-beda. Hal ini total guru yang dibutuhkan minimal 26 guru
ditunjukkan dengan jumlah guru yang yang berlatar belakang pendidikan ABK.
tersedia adalah sebanyak 21 orang yang aktif Berdasarkan data hasil penelitian yang
dan 1 orang sudah mengundurkan diri telah dilaksanakan di SLB Negeri 1 Lima
sebagai honorer padahal yang diajarkan Kaum menunjukkan bahwa terdapat 18
adalah siswa SD sampai dengan SMA LB guru yang memiliki pendidikan terakhir
yang berjumlah 132 siswa. Ketersediaan Strata 1 (S1), sedangkan 2 guru memiliki
tenaga pendidik di sekolah tersebut masih pendidikan terakhir SMA dan terdapat 1
belum terpenuhi sebanyak 21 tenaga orang guru yang pendidikan terakhirnya S2.

Analisis Manajemen Pendidikan di SLB Negeri 1 Lima Kaum | 77


Untuk relevansi latar belakang pendidikan, diperbaiki terutama tentang manajemen
sebahagian besar guru di SLB Negeri 1 sekolah, seharusnya peran TU yang sangat
Lima Kaum memiliki latar belakang urgensi jangan dibiarkan kosong dalam
pendidikan yang relevan dengan bidang waktu tertentu, jika TU yang lama sudah
tugas yang mereka ampu namun butuh mengundurkan diri yang disebabkan oleh
peningkatan kualitas dan kinerja diantara hal-hal tertentu, hendaknya Kepala Sekolah
guru ataupun tenaga pendidik dalam proses dengan cepat mencarikan penggantinya baik
pembelajaran dengan manajemen yang baik. berbetuk Plt maupun Pj sementara. Jika
Berdasarkan wawancara yang peneliti kekosongan jabatan TU ini berlangsung
lakukan kepada Bapak Iriyandi, belau lama maka tentu kedepannya proses
menjelasakan mengenai proses manajemen manajamen kepegawaian, kesiswaan dan
kesiswaan dan kepegawaian bahwasanya proses administrasi akan terganggu dan
beliau telah membuat peraturan tentang pelaksanaan proses pendidikan SLBN 1
kedisiplinan dan manajemen efektifitas Lima kaum tidak akan maksimal.
dalam pelaksanaan kegiatan belajar Kekosongan jabatan TU tersebut
mengajar. menurut informasi yang penulis terima dari
Peneliti menemukan bahwasanya di beberapa guru sudah berlangsung selama
SLBN 1 Lima Kaum sudah memiliki semester genap tahun 2017/2018. Selama
struktur organisasi, manum masih belum itupulalah kebijakan manakemen Sekolah
maksimal pelaksanaannya dalam organisasi dipertanyakan. Seharusnya Kepala Sekolah
diantara guru-guru di sekolah, padahal di sudah punya konsep skala prioritas meng-
SLB Negeri 1 Lima Kaum yang merupakan ingat peran TU sangat penting.
sekolah terpadu gabungan dari tingat SD Selama ini tugas TU disekolah SLBN 1
sampai SMA. Walaupun ada struktur, jika Lima kaum (Iriyandi: 2018) adalah menulis
tidak dijalankannya peran dalam struktur surat, membaca, menyalin (menggandakan),
tesebut tentu organisasi yang dibentuk akan menghitung, memeriksa, memilah (meng-
sia-sia mengingat perannya yang sangat golongkan dan menyatukan), menyimpan
penting dalam menentukan arah dan tujuan dan menyusun indeks dan melakukan
sekolah. Hal ini peneliti ketahui melalui komunikasi (lisandantertulis).
wawancara dengan Ibu Ramsidah, S.Pd Begitu juga dengan fungsi TU
sebagai Wakil Kepala Sekolah, beliau disekolah SLBN 1 Lima kaum adalah
menjelasakan bahwasanya struktur yang ada menangani urusan administrasi yg dibagi
di SLB Negeri 1 Lima Kaum tidak diakui menjadi 4 bagian: School assistant, Clerical
jamnya di Propinsi Sumatera Barat, oleh assistant, Finance assistant dan General assistant.
sebab itu sturuktur di organisasi di SLB
tersebut tidak jalan, selain itu tenaga Manajemen Kurikulum di SLB Negeri 1
kependidikan yang sangat penting yaitu Lima Kaum
seorang Tata Usaha (TU) tidak ada untuk Kurikulum adalah seperangkat rencana
tahun ajaran ini. dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
Berdasarkan strukur kepemimpinan di bahan pelajaran serta cara yang digunakan
SLBN 1 Lima Kaum ini, peneliti melihat sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
bahwasanya masih banyak yang harus pembelejaran untuk mencapai tujuan

78 | Jurnal al-Fikrah, Vol. VII, No. 1 Januari-Juni 2019


pendidikan tertentu. Kurikulum juga secara otomatis SLBN 1 Lima Kaum meng-
merupakan segala upaya sekolah untuk gunakan kurikulum 2013 dengan melakukan
mempengaruhi siswa agar dapat belajar, percobaan di kelas ganjil. Kedua, kemudian
baik dalam ruangan kelas maupun diluar untuk penggunaan kurikulum 2013 pada
sekolah (Asmendri, 2012). kelas ganjil sudah berjalan sekitar dua tahun.
Manajemen kurikulum adalah sebagai Ketiga, untuk kelas genap penggunaan
suatu sistem pengelolaan kurikulum yang kurikulum 2013 baru berjalan sekitar enam
kooperatif, komprehensif, sistematik, dan bulan, mulai diterapkannya kurikulum 2013.
sistemik dalam rangka mewujudkan keter- Untuk penggunaan kurikulum 2013 ini,
capaian tujuan kurikulum. Dalam pelak- tentunya masih banyak hal-hal yang perlu
sanaanya, manajemen kurikulum harus dievaluasi mulai dari evaluasi secara tertulis,
dikembangkan sesuai dengan konteks dari segi buku, dan isi.
kurikulum yang sesuai dengan tingkatan Hal tersebut dilakukan karena kelas
ataupun jenis pendidikan yang berlangsung SLBN 1 Lima Kaum tergolong baru
(Asmendri: 2012). menggunakan kurikulum 2013, maka sistem
Prinsip dan fungsi manajemen kuri- evaluasi tersebut sangat perlukan guna
kulum adalah: a) produktivitas, b) untuk perbaikan proses pembelajaran
demokratisasi, c) kooperatif, d) efektif dan selanjutnya. Keempat, untuk kelas X11
efisiensi dan e) mengarahkan visi, misi dan tidak atau belum menggunakan kurikulum
tujuan yang ditetapkan dalam kurikulum. 2013. Hal tersebut dikarenakan khususnya
Adapun fungsi dari manajemen kurikulum untuk kelas X11 sistem evaluasinya (Ujian
adalah: a) meningkatkan efisiensi peman- Nasional) masih menggunakan kurikulum
faatan sumber daya kurikulum, b) 2006 dan pemerintah tidak atau belum
meningkatkan keadilan, c) meningkatkan memfasilitasi soal UN menggunakan
relevansi dan efektivitas, d) meningkatakan kurikulum 2013, selain itu beliau juga
efektivitas kinerja guru dan aktifitas siswa menjelaskan bahwasanya kurikulum yang
dalam proses pembelajaran, e) mening- diterapkan pada siswa umumnya diberikan
katkan efisiensi dan efektivitas proses kurikulum yang tingkatannya 1 kelas
belajar mengajar dan f) meningkatkan dibawahnya, seperti untuk kurikulum kelas
partisipasi masyarakat dalam meningkatkan XI yang dijarakan adalah kurikulum kelas X
kurikulum (Asmendri: 2012). begitu juga dengan yang lainnya.
Manajemen kurikulum di SLBN 1 Berdasarkan hasil observasi dan
Lima Kaum dilakukan secara bertahap. Hal wawancara yang peneliti lakukan di SLBN 1
tersebut dilakukan berdasarkan peraturan Lima Kaum bahwasannya di SLBN 1 Lima
dari Dinas Pendidikan. Adapun tahap-tahap Kaum belum sepenuhnya melakukan pe-
tersebut, menurut Ibu Ramsidah, S.Pd nyesuaian untuk mengakomodasi kebutuh-
sebagai Wakil Kepala Sekolah membidangi an pelayanan terhadap ABK dalam setting
kurikulum (Ramsidah, 2018) adalah sebagai pendidikan SLB. Struktur kurikulum SLB
berikut: Pertama, untuk kelas I dan kelas adalah beban belajar dinyatakan dalam jam
X11 sudah sekitar tiga tahun menggunakan belajar setiap minggu untuk masa belajar
kurikulum 2013. Semenjak kurikulum 2013 selama satu semester.
di sahkan oleh Dinas Pendidikan, maka

Analisis Manajemen Pendidikan di SLB Negeri 1 Lima Kaum | 79


Manajemen Sarana dan Prasarana di langsung digunakan di dalam proses
SLB Negeri 1 Lima Kaum pendidikan di sekolah. Sedangkan prasarana
Manajemen sarana dan prasarana ada- pendidikan adalah semua perangkat ke-
lah suatu kegiatan bagaimana mengatur dan lengkapan dasar yang secara tidak langsung
mengelola sarana dan prasarana pendidikan menunjang pelaksanaan proses pendidikan
secara efisien dan efektif dalam rangka (Bafadal, 2003).
pencapaian tujuan yang ditetapkan Imam Musbikin mengatakan bahwa
(Baharuddin, dkk: 2010). Manajemen sarana secara etimologis sarana pendidikan me-
dan prasarana pendidikan juga dapat rupakan alat langsung untuk mencapai
didefenisikan sebagai proses kerjasama tujuan pendidikan, sedangkan prasarana
pendayagunaan semua sarana dan prasarana pendidikan berarti alat tidak langsung untuk
pendidikan. Manajemen sarana dan mencapai tujuan pendidikan.Menurut
prasarana dapat juga diartikan sebagai Mulyasa sarana pendidikan adalah fasilitas
kegiatan menata, mulai dari merencanakan yang secara langsung menunjang jalannya
kebutuhan, pengadaan, inventarisasi, pe- proses pendidikan atau pengajaran, sedang-
kan prasarana pendidikan adalah fasilitas
nyimpanan, pemeliharaan, penggunaan dan
penghapusan serta penataan lahan, bangun- yang secara tidak langsung menunjang
an, perabot sekolah secara tepat guna dan jalannya proses pendidikan atau pengajaran
tepat sasaran (Prihatin: 2011). (Musbikin: 2013).
Sarana dan prasarana pendidikan Jadi dapat disimpulkan bahwa sarana
merupakan salah satu sumber daya yang pendidikan adalah semua perangkat,
penting dan utama dalam menunjang proses falilitas, bahan, alat maupun perabot yang
pembelajaran di sekolah. Untuk itu, perlu secara langsung digunakan dalam proses
dilakukan peningkatan dalam pendayaguna- pembelajaran guna untuk menunjang
an dan pengelolaannya agar tujuan yang jalannya proses pembelajaran tersebut.
diharapkan dapat tecapai (Heryati dan Sedangkan sarana pendidikan adalah semua
Muhsin: 2014) perangkat, fasilitas, bahan, alat maupun
Sarana dan prasarana pendidikan sa- perabot yang secara tidak lagsung digunakan
ngat berperan penting dalam proses belajar dalam proses pembelajaran guna untuk
mengajar. Untuk memenuhi desain menunjang proses pendidikan.
pembelajaran yang berkualitas dan kondusif Berdasarkan hasil penelitian yang kami
atau fasilitas belajar yang beragam seperti temukan bahwasanya menurut Bapak Danar
gedung atau ruangan kelas, media atau alat Widyanugroho, S.Pd selaku Pengurus
bantu pelajaran, perpustakaan, laboratori- barang di SLBN 1 Lima Kaum, beliau
um, bahan praktik, alat-alat olah raga dan menerangkan bahwasanya dalam pelaksana-
lain sebagainya. Semua merupakan bagian an manajemen sarana prasaran yang ada
dari sarana dan prasarana pendidikan. sudah dilakukan sesuai anjuran dari
Berikut Peneliti mengemukakan Provinsi. Beliau juga menjelaskan
pengertian sarana menurut para ahli: bahwasanya semua aset sarana prasarana
Ibrahim Bafadal mengatakan bahwa sarana yang ada berasal dari Provinsi dan beliau
pendidikan adalah semua perangkat garis bawahi tidak ada dari pihak Pemda
peralatan, bahan dan perabot yang secara Tanah Datar. Bahkan dalam pelaksanaan

80 | Jurnal al-Fikrah, Vol. VII, No. 1 Januari-Juni 2019


pengadaan barang langsung dari Provinsi. berupa alat atau media dapat bermanfaat
Untuk belanja modfal tahun 2017 hanya semaksimal mungkin, maka perlu adanya
sekitar Rp.26.228.374 dengan dana upaya pengelolaan atau manajemen ter-
sebanyak itu tentu belum cukup untuk hadap sarana dan prasarana pendidikan.
memenuhi kebutuhan sarana prasarana yang Dalam manajemen sarana dan
akan di gunakan oleh siswa dalam proses prasarana yang penulis temukan di SLBN 1
pembelajaran di SLBN 1 Lima Kaum. Lima Kaum terdapat tiga komponen
Contoh sarana yang kurang adalah alat pengelolaan sarana dan prasarana dimana
bantu dengar bagi siswa ABK Tuna Rungu, pengolahan ini membantu dalam proses
Tulisan Brile untuk siswa Tuna Netra. kegiatan belajar mengajar. Komponen
Berdasarkan penjelasan dari Bapak tersebut yaitu:
Danar Widyanugroho, S.Pd tersebut selain a. Site (lahan bangunan)
masih kurangnya sarana prasarana peneliti b. Building (gedung sekolah)
juga melihat banyaknya sarana prasarana c. Equitment (perlengkapan sekolah)
yang belum dimanfaatkan secara maksimal Berdasarkan pengamatan peneliti dan
contoh untuk ABK tipe C, kurang wawancara dengan Bapak Danar (2018)
dimanfaatkannya prasarana pembelajaran semua fasilitas tersebut memberikan
seperti sensor motorik, plastisin yang kontribusi terhadap jalannya proses
membantu proses pembelajaran bagi anak pendidikan, dan Pengelolaan sudah meliputi
tuna ghraita, begitu juga dengan sarana perencanaan, pengadaan, inventarisasi,
kesenian seperti dram band, lapangan bola pemeliharaan, penggunaan dan peng-
takrau, basket dan ruangan kesenian, hapusan.
padahal sarana prasarana tersebut sangat Perencanaan Sarana dan Prasarana
menudkung proses pembelajaran siswa. Pendidikan
Selain itu peneliti juga melihat bahwasanya
ditemukan sarana prasarana yang tidak Bapak Danar Widyanugroho, S.Pd
mendukung proses pembelajaran, seperti menjelaskan Proses manajemen sarana dan
tempat panjat bermain yang biasanya di prasarana di SLBN 1 Lima Kaim diawali
pakai oleh anak TK padahal seharusnya dengan perencanaan. Proses perencanaan
setiap sarana prasarana yang ada harus dilakukan untuk mengetahui sarana dan
menunjang proses pembelajaran dan prasarana apa saja yang dibutuhkan
dimenej sedemikian rupa supaya bermanfaat disekolah. Perencanaan kebutuhan sarana
sevara maksimal. dan prasarana pendidikan merupakan
Proses pembelajaran di sekolah akan pekerjaan yang kompleks, karena harus
dipengaruhi oleh banyak hal antara lain: terintegrasi dengan rencana pembangunan
guru, siswa, tujuan, lingkungan dan baik nasional, regional dan lokal. Peren-
kurikulum yang didalamnya memuat materi, canaan ini merupakan sistem perencanaan
metode, dan cara evaluasi. Salah satu aspek terpadu dengan perencanaan pembangunan
yang mendapat perhatian utama oleh setiap karena di SLBN 1 Lima Kaum meliputi SD,
administrator pendidikan adalah sarana dan SMP dan SMA. Perencanaan kebutuhan
prasarana pendidikan. Oleh karena itu, agar sarana dan prasarana pendidikan tergantung
semua sumber daya yang ada terutama yang pada jenis program pendidikan dan tujuan

Analisis Manajemen Pendidikan di SLB Negeri 1 Lima Kaum | 81


yang ditetapkan. Perencanaan ini mencakup 7) Melengkapi perlengkapan gedung dan
perencanaan pengadaan belanja modal baik meletakkannya sehingga siap untuk
perencanaan pengadaan bangunan, peren- digunakan.
canaan pembangunan bangunan, dan pe-
rencanaan pengadaan perabot dan maupun Pengadaan Sarana dan Prasarana
perlengkapan sekolah. Pendidikan
Langkah-langkah perencanaan peng- Proses berikutnya menurut Bapak
adaan perlengkapan pendidikan di sekolah Kepala Sekolah SLBN 1 Lima Kaum Bapak
SLBN 1 Lima Kaum menurut Bapak Iriyandi, S.Pd adalah pengadaan yang
Kepala Sekolah SLBN 1 Lima Kaum Bapak merupakan serangkaian kegiatan menye-
Iriyandi,S.Pd adalah sebagai berikut: diakan berbagai jenis sarana dan prasarana
1) Menganalisis kebutuhan pendidikan di sesuai dengan apa yang sudah direncanakan.
SLBN 1 Lima Kaum dengan Pengadaan dilakukan sebagai bentuk
menetapkan program untuk masa yang realisasi atas perencanaan yang telah
akan datang sebagai dasar untuk dilakukan. Tujuannya untuk menunjang
mengevaluasi keberadaan fasilitas dan proses pendidikan agar berjalan efektif dan
membuat model perencanaan perleng- efisien sesuai dengan tujuan yang diingin-
kapan yang akan datang (RAB). kan. Dalam kaitan pengadaan perlengkapan
2) Melakukan survei ke seluruh unit sekolah sekolah, ada beberapa cara yang dapat
SLB terutama yang ada di Kabupaten ditempuh oleh pengelola perlengkapan
Tanaj Datar untuk menyusun “master sekolah untuk mendapatkan perlengkapan
plan” untuk jangka waktu tertentu upaya yang dibutuhkan sekolah, anatara lain
pembeda dengan SLB lainnya dengan cara membeli, mendapatkan, hadiah
3) Memilih kebutuhan utama berdasarkan atau sumbangan, tukar-menukar, dan
hasil survey tersebut. meminjam.
4) Mengembangkan educational specification
Pemeliharaan Sarana dan Prasarana
untuk setiap proyek yang terpisah-pisah
Pendidikan
dalam usulan “master plan”.
5) Merancang setiap proyek yang terpisah- Sarana dan prasarana merupakan
pisah sesuai dengan spesifikasi pen- penunjang proses belajar mengaja siswa.
didikan yang diusulkan dan dibentuk Sementara itu, sarana dan prasarana akan
kepanitian, jika pengadaan bersifayt mengalami penyusutan kualitas dari waktu
langsung maka dibuatkan SPK dengan ke waktu. Sarana Prasarana tersebut
Rekanan, jika tender diatas 200 juta kondisinya tidak akan tetap tetapi lama-
maka di buka tender dan buatkan tim kelamaan akan mengarah pada kerusakan
atau diminta tim dari provinsi untuk dan kehancuran bahkan kepunahan (Danar,
membantu proses pengadaan sarana 2018). Baik kualitas maupun kuantitas
prasarana di SLBN 1 Lima kaum sarana dan prasarana pendidikan akan
6) Mengembangkan atau mengutamakan menurun jika tidak dilakukan upaya
tawaran atau kontrak dan melaksanakan pemeliharaan secara baik. Namun agar
sesuai dengan gambaran kerja yang sarana prasarana tersebut tidak cepat rusak
diusulkan. atau hancur diperlukan usaha pemeliharaan

82 | Jurnal al-Fikrah, Vol. VII, No. 1 Januari-Juni 2019


yang baik dari pihak pemakainya. Maka di meringankan beban kerja inventaris dan
RAB ada anggaran Beban Penyusutan dan membebaskan tanggung jawab lembaga
dari data rekonsiliasi sebagai ditemukan terhadap barang-barang tersebut seperti
adanya dana sebesar Rp. 2.227.991,50 untuk kursi dan meja yang sudah tak layak pakai
pemeliharaan sarana dan prasarana lagi bahkan tak bisa di perbaiki lagi.
pendidikan.
Kegiatan untuk melaksanakan peng- PENUTUP
urusan dan pengaturan agar semua sarana
dan prasarana selalu dalam keadaan baik Kesimpilan
dan siap untuk digunakan secara berdaya Berdasarkan data hasil penelitian dan
guna dan berhasil guna dalam mencapai pembahasan mengenai manajemen pen-
tujuan pendidikan namun tidak mencukupi didikan di SLB Negeri Lima Kaum dapat
dengan dana sebesar itu (Danar, 2018) diambil kesimpulan sebagai berikut:
Pemeliharaan merupakan kegiatan pen- peroses manajemen pendidikan sangat
jagaan atau pencegahan dari kerusakan penting diperhatikan dalam menjalankan
suatu barang sehingga barang tersebut proses pendidikan terutama di SLBN 1
kondisinya baik dan siap digunakan jika Lima Kaum, untuk itu seorang menejer
dana pemeliharaan sarana prasarana kurang harus bijaksana dalam mengambil ke-
maka akan sulit kita untuk menjaga dan putusan dengan cepat dan tepat, penelitian
merawat sarana prasarana yang telah ada, yang Penulis lakukan di SLBN 1 Lima
jika ditanya apakah dana sebanyak ini cukup Kaum mengenai analisis manajemen
tentu kami menjawab bahwa dana ini pendidikan sekolah luar biasa di SLBN 1
tergolong belum cukup. Lima kaum. Ada beberapa indikator
Penghapusan Sarana dan Prasarana manajemen pendidikan sekolah luar biasa
Pendidikan yang peneliti fokuskan yaitu ditemukan
data penelitian sebagai berikut:
Proses terakhir menurut Bapak Kepala
Sekolah SLBN 1 Lima Kaum Bapak 1. Manajemen kepegawaian dan mana-
Iriyandi,S.Pd adalah proses penghapusan, jemen kesiswaan
yang merupakan kegiatan menghilangkan Berdasarkan data yang peneliti
sarana dan prasarana dari daftar inventaris. temukan SLB Negeri 1 Lima Kaum
Barang-barang yang ada di SLBN 1 Lima sudah melaksanakan poroses mana-
Kaum, terutama yang berasal dari pe- jemen kepegawaian dan kesiswaan, hal
merintah tidak akan selamanya bisa ini dibuktikan dengan adanya pelatihan/
digunakan/dimanfaatkan untuk kepenting- diklat yang diberikan setiap tahunnya
an pendidikan, hal ini karena rusak berat dan sudah adanya keputusan ataupun
sehingga tidak dapat dipergunakan lagi, aturan –aturan yang disiplin dalam
barang tersebut sudah tidak sesuai lagi pengelolaan kepegawaian ataupun
dengan keadaan dan kebutuhan. Dengan kesiswaan, meskipun demikian banyak
keadaan seperti di atas maka barang-barang hal yang harus diperbaiki di SLBN 1
tersebut harus segera dihapus untuk Lima Kaum, seperti masalah Tata
membebaskan dari biaya pemeliharaan dan Usaha yang belum juga ada sampai
tanggal 1 Novembar 2018, seharusnya

Analisis Manajemen Pendidikan di SLB Negeri 1 Lima Kaum | 83


ini dipreioritaskan karena fungsinya sarana yang ada seperti masih peneliti
yang sangat penting dalam membantu menemukan sarana yang tidak diman-
memanajemen kepegawaian dan siswa faatkan secara maksimal, contoh ruang
di SLBN 1 Liama Kaum, mengaktifkan kesenian, ruang pramuka, lapangan olah
kembali organisasi yang ada dan raga, alat peraga dll. Selain itu sarana
mengusahakan tidak adanya rangkap yang ada juga tidak relevan dengan
jabatan di suatu jabatan kependidikan. kebutuhan siswa karena tingkatan
2. Manajemen kurikulum jenjang pendidikan yang berbeda-beda
Kurikulum yang diterapkan di adanya SD s/d SMA. Meskipun
SLBN 1 Liama Kaum dari SD s/d SMA manajemen secara administrasi peng-
mayoritas sudah menggunakan Kuri- adaan suaru sarana baik, namun jika
kulum 2013, umumnya guru sudah pengelolaan fungsi saran tersebut
berusaha semaksimal mungkin untuk kurang maksimal dikelola, maka sarana
melaksanakan kurikulum 2013 dengan yang ada akan sia-sia. Tentu peran
semaksimal mungkin, namun sayang berbagai pihak sangat membantu untuk
pelaksanaanya masih belum sesuai dari memaksimalkan fungsi sarana yang ada
yang apa diharapkan, bardasarkan hasil yang tentunya tidak akan maksimal
penelitian ditemukan bahwasanya setiap dengan dikelola oleh satu orang saja.
jenjang pendidikan baik SD maupun
SMA kurikulum yang diterapkan untuk Saran
anak SLBN 1 Lima Kaum diturunkan 1 Peneliti menyarankan baik kepada
tingkatan seperti untuk anak kelas 5 SD Kepala Sekolah SLBN 1 Lima Kaum, guru,
kurikulum yang digunakan adalah pegawai, siswa, Pemda, dan masyarakat
kurikulum untuk anak kelas 4 SD, ataupun wali murid untuk menjunjung
begitu juga dengan SMP dan SMA-LB, tinggi sikap konsistensi dan tegas dalam
sulitnya proses pelaksanaan kurikulum menjalankan Visi dan Misi sekolah SLBN 1
2013 di sekolah baik dari pihak siswa Lima Kaum yang sudah disepakati, agar
maupun guru dan kurangnya buku anak ABK yang sekolah di SLBN 1 Lima
tentang kurikulum 2013 diberbagai Kaum nyaman dalam menjalankan proses
tingkatan ABK siswa. Tentunya hal ini pendidikan. Dan peneliti juga menyarankan
akan bisa di atasi jika manajemen kepada seluruh personel Sekolah SLBN 1
kurikulum diterapkan seperti Lima Kaum untuk segera merekomendasi-
mengembangkan kurikum khas sekolah kan seseorang untuk menjadi TU di SLBN
dengan tidak mengurangi kurikulum 1 Lima Kaum supaya proses administrasi di
yang di standarkan secara nasional. Sekolah berjalan dengan baik dan lancar,
3. Manajemen Sarana dan Prasarana serta kurikulum yang diterapkan relevan
Perencanaan ataupun pengadaan dengan apa yang seharusnya sesuai dengan
Sarana dan prasarana di SLBN 1 Lima Undang-Undang Republik Indonesia, untuk
Kaum sudah dimenej secara maksimal sarana prasarana hendaknya dikelola dengna
oleh satu orang pemegang barang, baik seefesien mungkin dan jika ada
namun masih terdapat beberapa hal perencanaan untuk pengadaan, maka
yang harus dioptimalkan fungsi dari lanjutkan sesuai dengan tahapan yang

84 | Jurnal al-Fikrah, Vol. VII, No. 1 Januari-Juni 2019


dijelaskan oleh Kepala Sekolah kepada 2007 Tanggal 28 Juni 2007 Standar
peneliti namun untuk masukannya berada Sarana dan Prasarana untuk Sekolah
pada tahapan evaluasi peerlu ditingkatkan Kemenkuham. 2008. Peraturan Menteri
dan gunakan skala prioritas supaya sarana Pendidikan Nasional Nomor 33 Tahun
prasarana yang akan diadakan relevan 2008 Tanggal 23 Juni 2008 Standar
dengan kebutuhan siswa untuk menunjang Sarana dan Prasarana untuk Sekolah
Dasar Luar Biasa (SDLB), Sekolah
mutu pendidikan di SLBN 1 Lima Kaum.
Menengah Pertama Luar Biasa (SMPLB),
Adapun beberapa saran yang perlu dan Sekolah Menengah Atas Luar Biasa
diperhatikan bagi peneliti selanjutnya yang (SMALB).
tertarik meneliti tentang manajemen
Kemenkuham. 2007. Peraturan Menteri
pendidikan. Peneliti selanjutnya diharapkan Keuangan Nomor 96/Pmk.06/2007
untuk mengkaji lebih banyak sumber Tentang Tata Cara Pelaksanaan
maupun referensiyang terkait dengan Penggunaan, Pemanfaatan, Penghapusan,
manajemen pendidikan maupun agar hasil Dan Pemindahtanganan Barang Milik
penelitiannya dapat lebih baik dan lebih Negara.
lengkap lagi. Peneliti selanjutnya diharapkan Kemenkuham. 2013. Peraturan Pemerintah
lebih mempersiapkan diri dalam proses Republik Indonesia Nomor 32 Tahun
pengambilan dan pengumpulan dan segala 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan
sesuatunya sehingga penelitian dapat Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan.
dilaksanakan dengan lebih baik. Peneliti
selanjutnya diharapkan ditunjang pula Kemenkuham. 1991. Peraturan Pemerintah
dengan wawancara dengan sumber yang Republik Indonesia Nomor 72 Tahun
1991 tentang Pendidikan Luar Biasa.
kompeten dalam kajian manajemen
pendidikan. Kemendiknas. 2002. Keputusan Menteri
Pendidikan Nasional Republik Indonesia
No.044/U/2002 tentang Dewan
KEPUSTAKAAN ACUAN
Pendidikan dan Komite Sekolah, Jakarta:
Asmendri. Manajemen Peningkatan Mutu Depdiknas
Pendidikan Sekolah/ Madrasah. Mulyasa. 2007. Manajemen Berbasis Sekolah,
Batusangakar: STAIN Batusangkar Bandung: Remaja Rosda Karya
Press, 2012
Mulyono. 2008. Manajemen Administrasi dan
Bafadal. Ibrahim. 2003. Manajemen Organisasi Pendidikan, Jogjakarta: AR-
Perlengkapan Sekolah: Teori dan Ruzz Media Groups
Aplikasinya. Jakarta: PT Bumi Aksara
Mulyono. 2010. Konsep Pembiayaan
E. Mulyasa. 2004. Manajemen Berbasis Pendidikan, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media
Sekolah; Konsep, Strategi Dan
Implimentasi, Bandung: Remaja Rosda Musbikin, Imam. 2013. Menjadi Kepala
Karya. Sekolah yang Hebat, Pekanbaru: Zanafa
Hasbullah. 2009. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan PP. No 72 Tahun 1991 Pasal 2
(Umum dan Agama Islam), Jakarta: Prihatin. Eka. 2011. Teori Administrasi
Rajawali Pers Pendidikan, Bandung: Alfabeta
Kemenkuham. 2007. Peraturan Menteri Suharsimi Arikunto. 1996. Prosedur Penelitian
Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:

Analisis Manajemen Pendidikan di SLB Negeri 1 Lima Kaum | 85


Rineka Cipta UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003
Suharsimi Arikunto. 2008. Manajemen Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah
Pendidikan, Yogyakarta: aditya Media RI (Pendidikan), Direktorat Jenderal
Sugiyono. 2008. Memahami Penelitian Pendidikan Islam Departemen
Kualitatif. Bandung: Alfabeta Agama RI 2006

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan W.Manja. 2007. Profesionalisme Tenaga


Kuantitatif, Kualitatif,dan R & D. Kependidikan, Malang: Elang Mas
Bandung: Alfabeta

86 | Jurnal al-Fikrah, Vol. VII, No. 1 Januari-Juni 2019

Anda mungkin juga menyukai