Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN

MANAJEMEN PROYEK

NAMA : Andrian Putra

NOMOR BP : 1701031026

KELAS : III B REGULER

NO : 01

TANGGAL PENYERAHAN : 29 Mei 2020

INSTRUKTUR : Firmansyah, ST.,MT

PROGRAM STUDI DIII TEKNIK LISTRIK

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI PADANG

2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Pengertian Manajemen Proyek

Manajemen secara umum adalah suatu upaya untuk mencapai suatu tujuan
dengan sumber daya seminimal mungkin (efisien). Sementara itu, proyek adalah
rencana pekerjaan dengan suatu target pencapaian tertentu yang diselesaikan
dalam rentang waktu tertentu. Secara kolektif, manajemen proyek adalah suatu
pendekatan/ metode untuk mengelola suatu proyek dengan efektif dan efisien.
Sistem ini hadir sebagai perangkat untuk membantu mengelola kegiatan-kegiatan
berbentuk proyek, misalnya proyek konstruksi, proyek Instalasi listrik, distribusi
listrik dan sebagainya. Tanpanya, suatu proyek akan sulit dieksekusi baik dari segi
waktu, biaya bahkan kualitas.

George robert terry mengartikan manajemen sebagai proses khas dari


beberapa tindakan seperti perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan
pengawasan. Seluruh tindakan tersebut bertujuan mencapai target dengan
memanfaatkan semua sumber daya yang tersedia.

Ada tiga definisi yang menyatakan suatu manajemen sebagai berikut.

1. Manajemen sebagai suatu proses


2. Manajemen sebagai suatu kolektivitas manusia
3. Manajemen sebagai suatu ilmu dan Seni

1.1.1. Ruang Lingkup Manajemen Proyek

Hal – hal yang termasuk ke dalam domain ruang lingkup manajemen proyek
adalah sebagai berikut.

a. Mengelola dan mengorganisir berbagai aset;


b. Sumber daya manusia;
c. Waktu;
d. Kualitas pekerjaan proyek, sehingga proyek menghasilkan kualitas yang
maksimal dalam waktu yang sudah direncanankan serta memberikan efek
kesejahteraan bagi karyawan.

1.1.2. Tujuan Manajemen Proyek

Manajemen proyek memiliki sejumlah tujuan, di antaranya sebagai berikut.

a. Menyelesaikan Tepat Proyek

Pada manajemen waktu, ditentukan linimasa yang berisi kapan suatu


kegiatan harus dimulai dan kapan harus selesai. Dengan adanya hal tersebut,
proyek akan selalu dimonitor supaya dapat diselesaikan dalam waktu yang telah
ditentukan. Pengawasan seperti ini melancarkan pengerjaan proyek.

b. Menjaga Anggaran

Anggaran merupakan salah satu aspek yang dikaji dalam manajemen.


Dengan pengkajian tersebut, akan dicari jumlah anggaran seminimal mungkin,
tetapi masih dapat menunjangkan tercapainya kriteria protek yang telah ditentukan
di awal (efektif dan efisien).

c. Menjaga Kualitas

Sebagaimana telah disinggung pada poin sebelumnya, kriteria proyek yang


ditentukan di awal harus tercapai. Artinya, manajemen proyek juga membuat
standar kualitas dari suatu proyek sehingga pekerja tidak dikerjakan suatu
pekerjaan secara seenaknya saja.

d. Melancarkan Proyek

Pada akhirnya, proyek yang ideal adalah proyek yang selesai sesuai
dengan perencanaan awal, baik dari segi waktu, anggaran, maupun kualitas.
Manajemen ini membantu pengerjaan proyek supaya selesai dengan lancar sesuai
dengan rencana awal.
1.1.3. Sasaran Manajemen Proyek

Sasaran manajemen proyek adalah sebagai berikut.

a. Menyelesaikan dan mengembangkan proyek sesuai dengan anggaran biaya,


waktu dan kualitas yang telah di sepakati.
b. Meningkatkan nama baik pelaksana proyek berdasarkan kualitas hasil proyek.
c. Menciptakan suasana kerja kondusif untuk mendukung kelancaran aktivitas
proyek.
d. Menjaga keharmonisan antar pihak dalam proyek sehingga seluruh pihak
terlibat akan memberikan yang terbaik untuk proyek yang sedang dijalankan.

1.1.4. Fungsi Manajemen

Pada dasarnya, fungsi manajemen dibagi menjadi 4, antara lain :

1. Perencanaan (Planning)

Perencanaan adalah aktivitas strategis dengan menyusun hal-hal yang akan


dikerjakan dengan sumber yang dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk
menentukan tujuan perusahaan secara keseluruhan dan cara terbaik untuk
memenuhi tujuan itu.

Jenjang planning dari perspektif manajemen memiliki beberapa tujuan sebagai


berikut.

a. Top Level Planning, perencanaan dalam jenjang ini bersifat strategis.


Memberikan petunjuk umum, tujuan rumusan, pengambilan keputusan serta
memberikan petunjuk pola penyelesaian dan sifat menyeluruh.
b. Middle Level Planning, jenjang perencanaan ini sifatnya lebih administratif
meliputi cara menempuh tujuan dari sebuah perencanaan dijalankan.
c. Low Level Planning, perencanaan ini memfokuskan diri dalam menghasilkan
sehingga planning ini mengarah kepada aktivitas operasional dan perencanaan
ini menjadi tanggungjawab manajemen pelaksana.
2. Pengorganisasian (Organizing)

Pengoperasian dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar


menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian mempermudah
manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan
untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagi-bagi tersebut.
Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas apa yang harus
dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas tersebut di
kelompokkan, siapa yang bertanggung jawab atas tugas tersebut, dan pada
tingkatan mana keputusan harus diambil.

Koordinasi dapat dilakukan melalui mekanisme sebagai berikut.

a. Koordinasi vertikal (menggambarkan fungsi komando)


b. Koordinasi horizontal (menggambarkan interaksi satu level)
c. Koordinasi diagonal (menggambarkan interaksi berbeda level tapi di luar
fungsi komando).

3. Pengarahan (Actuating)

Pengarahan adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua


anggota kelompok berusaha agar dapat mencapai sasaran sesuai dengan
perencanaan manajerial dan usaha. Dalam proses ini meliputi kegiatan sebagai
berikut.

1) Membimbing dan memberi motivasi kepada pekerja supaya bisa bekerja


secara efektif dan efisien.
2) Memberi tugas serta penjelasan secara rutin tentang pekerjaan.
3) Menjelaskan semua kebijakan yang sudah ditetapkan.
4. Leader (Actuating)

Perencanaan dan pengorganisasian yang baik harus diikuti dengan


pelaksana kerja. Pelaksanaan kerja harus sejalan dengan rencana kerja yang telah
disusun. Setiap SDM harus bekerja sesuai dengan tugas, fungsi dan peran,
keahlian dan kompetensi masing-masing SDM untuk mencapai visi, misi dan
program kerja organisasi yang telah ditetapkan.

Pekerjaan leading meliputi lima kegiatan yaitu :

a. Mengambil keputusan
b. Mengadakan komunikasi agar ada saling pengertian antara manajer dan
bawahan
c. Memberi semangat, inspirasi dan dorongan kepada bawahan supaya mereka
bertindak. Memilih orang-orang yang menjadi anggota kelompoknya, serta
memperbaiki pengetahuan dan sikap-sikap bawahan agar mereka terampil
dalam usaha mencapai tujuan yang diterapkan.

5. Evaluasi (Controlling)

Evaluasi dilakukan setelah proses kerja dilakukan. Pada proses ini, kinerja
dinilai apakah sesuai dengan planning. Pada tahap ini manajemen mengevaluasi
keberhasilan dan efektifitas kinerja, melakukan klarifikasi dan koreksi, dan juga
memberikan alternantif solusi masalah yang terjadi selama proses kerja
berlangsung.

Controlling atau fungsi pengawasan bisa berjalan dengan efektif jika hal-
hal ini diperhatikan sebagai berikut:

a. Routing, manajer harus bisa menetapkan cara atau jalur guna bisa mengetahui
letak dimana sesuatu sering terjadi suatu kesalahan.
b. Scheduling, manajer harus bisa menetapkan dengan tegas kapan semestinya
pengawasan itu dijalankan. Terkadang pengawasan yang dijadwal tidak efisien
dalam menemukan suatu kesalahan, dan sebaliknya yang dilakukan secara
mendadak terkadang malah lebih berguna.
c. Dispatching, manajemen dalam hal ini akan melakukan penyampaian terkait
evaluasi kinerja kepada unit delegasi. Pihak manajer akan menyampaikan
kesalahan dan solusi perbaikan.
d. Follow Up, yaitu proses tindak lanjut dan penyampaian informasi. Masalah
yang disampaikan dan didiskusikan selanjutnya ditindak-lanjut sebagai upaya
memperbaiki kesalahan kinerja.

6. Directing atau Commanding

Directing atau Commanding adalah fungsi manajemen yang berhubungan


dengan usaha memberi bimbingan, saran, perintah-perintah atau instruksi kepada
bawahan dalam melaksanakan tugas masing-masing, agar tugas dapat
dilaksanakan dengan baik dan benar-benar tertuju pada tujuan yang telah
ditetapkan semula.

7. Motivating

Motivating atau pemotivasian kegiatan merupakan salah satu fungsi


manajemen berupa pemberian inspirasi, semangat dan dorongan kepada bawahan,
agar bawahan melakukan kegiatan secara suka rela sesuai apa yang diinginkan
oleh atasan.

8. Coordinating

Coordinating atau pengkoordinasian merupakan salah satu fungsi


manajemen untuk melakukan berbagai kegiatan agar tidak terjadi kekacauan,
percekcokan, kekosongan kegiatan, dengan jelas menghubungkan, menyatukan,
dan melaraskan pekerjaan bawahan, sehingga terdapat kerja sama yang terarah
dalam upaya mencapai tujuan organisasi.

9. Reporting, Staffing, Forecasting

a. Reporting adalah salah satu fungsi manajemen berupa penyampaian


perkembangan atau hasil kegiatan atau pemberian keterangan mengenai segala
hal yang bertalian dengan tugas dan fungsi-fungsi kepada pejabat yang lebih
tinggi.
b. Staffing merupakan salah satu fungsi manajemen berupa penyusunan
personalia pada suatu organisasi sejak dari merekrut tenaga kerja,
pengembangannya sampai dengan usaha agar setiap tenaga memberi daya
guna maksimal kepada organisasi.
c. Forecasting adalah meramalkan, memproyeksikan, atau mengadakan taksiran
terhadap berbagai kemungkinan yang akan terjadi sebelum suatu rencana yang
lebih pasti dapat dilakukan.

1.1.5. Unsur-unsur Manajemen

Unsur-unsur tersebut diantaranya sebagai berikut.

a. Human (Manusia)

Dalam manajemen, faktor manusia adalah faktor yang paling menentukan


dalam kesuksesan manajemen. Manusia yang membuat tujuan dan manusia pula
yang melakukan proses untuk mencapai tujuan. Tanpa adanya manusia maka tidak
ada proses kerja, sebab pada dasarnya manusia adalah makhluk kerja.

b. Money (Uang)

Uang merupakan salah satu unsur yang tidak dapat diabaikan. Uang
merupakan alat ukur dan alat pengukur nilai. Besar kecilnya hasil kegiatan dapat
diukur dari jumlah uang yang beredar dalam perusahaan. Oleh karena itu uang
merupakan alat (tools) yang penting untuk mencapai tujuan karena segala sesuatu
harus diperhitungkan secara rasional. Hal ini akan berhubungan dengan berapa
uang yang harus disediakan untuk membiayai gaji tenaga kerja, alat-alat yang
dibutuhkan dan harus dibeli serta berapa hasil yang akan dicapai dari suatu
organisasi.
c. Material (Bahan)

Material terdiri dari bahan setengah jadi (raw material) dan bahan jadi.
Dalam dunia usaha untuk mencapai hasil yang lebih baik, selain manusia yang
ahli dalam bidangnya juga harus dapat menggunakan bahan /materi-materi
sebagai salah satu sarana. Sebab materi dan manusia tidak dapat dipisahkan, tanpa
materi tidak akan tercapai hasil yang dikehendaki.

d. Machines (Mesin)

Dalam kegiatan perusahaan, mesin sangat diperlukan. Penggunaan mesin


akan membawa kemudahan atau menghasilkan keuntungan yang lebih besar serta
menciptakan efisiensi kerja.

e. Methods (Metode)

Dalam pelaksanaan kerja diperlukan metode-metode kerja. Suatu tata cara


kerja yang baik akan memperlancarkan jalannya pekerjaan. Sebuah metode dapat
dinyatakan sebagai penetapan cara pelaksanaan kerja dengan memberikan
berbagai pertimbangan-pertimbangan dari sasaran, fasilitas-fasilitas yang tersedia
dan penggunaan waktu, serta uang dan kegiatan usaha.

f. Market (Pasar)

Memasarkan produk tentu sangat penting sebab bila barang yang


diproduksi tidak laku, maka proses produksi barang akan berhenti. Artinya, proses
kerja tidak akan berlangsung. Oleh sebab itu, penguasaan pasar dalam arti
menyebarkan hasil produksi merupakan faktor yang menentukan dalam
perusahaan. Agar pasar dapat dikuasai maka kualitas dan harga barang harus
sesuai dengan selera konsumen dan daya beli (kemampuan konsumen).

1.2. Pentingnya Manajemen dalam Proyek

Proyek adalah sebuah kegiatan yang bersifat sementara yang telah


ditetapkan awal pekerjaannya dan waktu selesainya (dan biasanya selalu dibatasi
oleh waktu, dan seringkali juga dibatasi oleh sumber pendanaan), untuk mencapai
tujuan dan hasil spesifik dan unik, dan pada umumnya untuk menghasilkan
sebuah perubahan yang bermanfaat atau yang mempunyai nilai tambah.
Kedudukan manajemen dalam suatu proyek sangat diperlukan tanpa manajemen,
proyek tidak akan sukses atau tidak terselesai dengan baik. Manajemen juga
mengatur alur-alur atau jalannya operasi proyek sesuai dengan tujuan akhir
proyek. Mulai dari perencanaan hingga tahap penyelesaian disusun secara
sistematis dan teratur agar para pekerja tidak bingung dalam melaksanakan
pekerjaan proyek. Seperti proyek pembangunan dan pemasangan sistem
ketenagalistrikan contohnya pemasangan distribusi listrik pedesaan baik dari
perencanaan denah lokasi/wilayah, peninjauan lokasi, perencanaan anggaran dan
waktu, bahan, peralatan dan komponen, jumlah pekerja, dan sebagainya dalam
pemulaian proyek distribusi listrik pedesaan.

Pelaksana dalam proyek pemasangan distribusi listrik pedesaan harus


mengetahui seluk-beluk tentang distribusi listrik dan telah melaksanakan pelatihan
dan punya pengelaman yang telah diperoleh baik semasa sekolah, kuliah, magang
maupun dimasa training dalam suatu perusahaan. Bila orang yang tidak bekerja
sesuai dengan bidangnya, maka pekerjaan akan menemui banyak masalah yang
dihadapi. Hal ini diperlukan pengawas dalam mengawasi dan melakukan
pengontrolan laju pengerjaan proyek yang dikerjakan oleh para pekerja dengan
anjuran dari pelaksana agar tidak seenaknya melakukan pekerjaan dan sesuai
dengan SOP Perencanaan yang telah di sepakati di awal proyek. Untuk itu
dipelaksana proyek dapat memberikan masukan, motivasi, memperhatikan
kesehatan pekerja agar proyek cepat tersebut dapat diselesaikan tepat waktu tanpa
ada kecelakaan kerja, dan hasil maksimal.

Untuk memperoleh tujuan dari proyek distribusi listrik pedesaan


diperlukan suatu strategi yang terstruktur dicetuskan sebelum atau awal mulai
proyek, ikut tender dan sebagainya dibuat satu atau beberapa dokumen yang
disebut dengan strategic plan. Strategi plan adalah dokumen hasil perencanaan
rencana strategis organisasi yang dilakukan oleh berbagai level dari sutau
organisasi untuk mencapai tujuan organisasi yang berisi Blueprint, atas sejumlah
rencana atau program dan proyek yang harus dilakukan oleh organisasi.
Sedangkan strategi itu adalah faktor kunci dari pencapaian keunggulan bersaing
dan keberhasilan sebuah bisnis suatu perusahaan. Pemilihan strategi merupakan
fokus utama dari top managaement.

Proses implementasi strategi juga seringkali mengharuskan perusahaan


untuk mengubah bisnis baru, lingkungan usaha yang berubah-ubah, menghadapi
pesaing untuk memenangkan tender dalam memperoleh suatu proyek,
mengakuisisi kompetensi baru dan sebagainya.

Strategi-strategi digunakan untuk beberapa faktor dilapangan sebagai berikut.

a. Strategi untuk memenangkan tender dari para pesaing untuk mendapatkan


proyek seperti proyek pemasangan dan pembangunan pendistribusian listrik
pedesaan.
b. Strategi dalam mendapatkan laba/keuntungan dalam mengerjakan suatu
proyek.
c. Strategi yang disusun untuk menyelesaikan proyek agar terlaksana dengan
baik dan tetap waktu.

Strategi yang digunakan dalam melaksanakan proyek seperti pemasangan dan


pembangunan distribusi listrik pedesaan.

a. Strategi Initiative

1) Pembentukan anak perusahaan baik untuk menjangkau suatu wilayah yang


mengadakan proyek seperti PT. Kunango Jantan (KJ) yang membuka anak
perusahaan di kota Pekanbaru, tujuan untuk memperoleh proyek disana.
2) Pengembangan sistem manajemen inovasi untuk meningkatkan daya saing.
3) Mendapatkan tambahan modal usaha yang mudah dengan Initial Public
Offering (IPO) anak perusahaan dipasar modal, ini dampak dari buka cabang
perusahaan.
4) Membuat suatu program untuk menciptakan efisien usaha.

b. Division Goal

1) Pengembangan anak perusahaan yang ada


2) Program optimalisasi pemanfaatan lahan perusahaan
3) Perubahan organisasi proyek yang lebih efektif untuk peningkatan
kesusksesan proyek
4) Peningkatan kompetensi SDM dengan berbagai program khusus
5) Fokus pada proyek besar agar target laba dapat tercapai dengan sumber daya
manusia yang ada.

Gambar I.1. Struktur Organisasi Proyek

Struktur organisasi dalam suatu proyek sebagai berikut.

a. Site Manager (Pemimpin Proyek)

Orang yang bertugas dalam memimpin pelaksana proyek dan bertanggung


jawab dalam jalan atau tidak jalannya sutu proyek, serta membawahi seluruh
pekerjaan proyek.

b. Logistic Manager (Pengelola Logistik)

Membawahi bidang-bidang sebagai berikut :

L1 : L1 PURCHASING (Pembelian)

L2 : L2 WARE HOUSE KEEPER (Kepala Gudang)


L3 : L3 TOOL KEEPER (Pengelola Peralatan)

c. ADM & FINANCE MANAGER (Pengelola Adm & Keuangan)

Membawahi bidang – bidang :

A1 : GENERAL AFFAIR (Bagian Umum)

A2 : ACCOUNTING (Bagian Akunting)

A3 : PAY MASTER (Juru Bayar)

d. Construction Manager (Pelaksana Proyek)

Membawahi Supervisor (Penyala) untuk berbagai bidang :

C1 : Penyelia Pekerjaan Pembumian dan Proteksi Katoda.

C2 : Penyelia Pekerjaan Pemasangan Lampu, Alam Kebakaran, dan


Komunikasi.

C3 : Penyelia Pekerjaan Perlengkapan Daya Listrik.

C4 : Penyelia Pekerjaan Instrumentasi.

C5 : Penyelia Pekerjaan Pengetesan & Kalibrasi

e. FIELD ENGINEER (Pengelola Teknik)

Membawahi berbagai Pekerjaan :

F1 : QA/QC QUALITY ASSURANCE & QUALITY CONTROLLER


(Jaminan & Pengendali jadwal)

F2 : PLAN SCHEDULLER (Pengatur Jadwal)

F3 : MATERIAL CONTROLLER (Pengendali Bahan)


Gambar I.2. Struktur Organisasi Ketenagalistrikan

1.3 Klasifikasi Proyek

1) Replacement adalah penggantian aset tetap untuk melanjutkan operasi yang


sedang berjalan, misal mengganti mesin yang rusak.
2) Replacement adalah pengurangan biaya dengan mengganti aktiva yang tidak
efisien, misal mengganti mesin-mesin yang masih dapat dipakai tetapi sudah
usang.
3) Ekspansi Produk atau Pasar yang sudah ada adalah pengembangan produk
memerlukan tambahan aset baru untuk meningkatkan tingkat kapasitas usaha
(pembelian aktiva/properti baru atau fasilitas produksi), dan memperluas gerai
ritel/fasilitas distribusi.
4) Ekspansi produk atau pasar baru adalah pengembangan produk dan pasar
baru akan memerlukan tambahan aset atau fasilitas baru.
5) Renewal (Peremajaan) adalah menambah fungsi mesin yang sudah ada untuk
meningkatkan kemampuan mesin tersebut, atau melakukan modernisasi aktiva
tetap.
6) Proyek Keselamatan dan/atau Lingkungan hidup adalah memenuhi aturan
pemerintah, kesepakatan tenaga kerja, atau kebijakan asuransi.
7) Other purpose adalah meliputi proyek-proyek gedung kantor, tempat parkir,
dan pesawat eksekutif.

Skala proyek bisa berbeda-beda, ada proyek dengan padat modal, ada
proyek lebih dominan teknologi, klasifikasi proyek didasarkan pada
pertimbangan:
1. Resiko
2. Nilai bisnis
3. Lama/ panjang proyek
4. Kompleksitas
5. Biaya

Untuk gambaran ada lima contoh proyek sebagai berikut:


a. Proyek A, memiliki nilai bisnis tinggi dengan waktu lebih dari 18 bulan,
memiliki kompleksitas dan padat teknologi terbaru. Proyek jenis ini
memiliki tingkat resiko tinggi. Keberhasilan proyek maka organisasi proyek
harus memanfaatkan metoda, peralatan secara maksimal.

b. Proyek B, waktu proyek antara 9-18 bulan, model ini banyak ditemukan
dalam beberapa pekerjaan proyek. Diperlukan pengerahan metode dan
peralatan agar proses pekerjaan lancar. Proyek jenis ini memiliki nilai bisnis
bagus dan secara teknologi memberikan tantangan. Resiko proyek ini
sedang.
c. Proyek C, proyek dengan waktu pendek dan sekaligus melibatkan teknologi.
Proyek jenis ini bisa dikerjakan secara Tim dengan lima orang, lama proyek
lima antara 3-9 bulan. Banyak menerapkan metode dan peralatan tidak
begitu dominan. Tingkat resiko rendah
d. Proyek D, proyek jenis ini waktu sangat pendek kurang dari 3 bulan,
kompleksitasnya sagat rendah dan teknologinya praktis, resiko proyek
sangat rendah.
Tabel 1. Klasifikasi Proyek

Klas Waktu Resiko Kompleksitas Teknologi Masalah


Jenis A > 18 bln Tinggi Tinggi Breakthrough Pasti
Jenis B 9-18 bln Sedang Sedang Terkini Disukai
Jenis C 3-9 bln Rendah Rendah Disesuaikan Beberapa
Jenis D <3 bln Sangat Sangat rendah Praktis Tidak ada
rendah

Proyek bisa dilaksankan oleh pemerintah maupun pihak swasta nasional


atau bahkan pihak swasta asing. Proyek dalam skala besar biasanya memerlukan
dukungan sumberdaya seperti tenaga kerja, pendanaan, material, peralatan
sehingga kegiatan ini dapat menggerakkan kegiatan perekonomian di sekitar
proyek. Manfaat yang diperoleh dari kegiatan investasi ini mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi dari hulu sampai hilir.

Manfaat dari proyek juga pada penyerapan tenaga kerja, kebutuhan


material, dan munculnya peluang kerja sampingan yang produktif. Setiap jenis
proyek memiliki karakteristik yang berbeda berdasarkan kegiatan utamanya,
hasil serta manfaat dari proyek tersebut:

a) Proyek Konstruksi. Kegiatan utamanya adalah studi kelayakan, desain


engineering, pengadaan material dan konstruksi. Hasilnya berupa
jembatan, gedung pemerintah, bangunan komersial, menyerap banyak
tenaga kerja dan pendanaan besar dan dapat dimanfaatkan untuk
kebutuhan publik.

b) Proyek Industri Manufaktur. Memiliki kegiatan utama dalam desain


engineering, pengembangan produk, pengadaa, manufaktur, perakitan,
uji coba produk serta pemasaran. Produknya bisa kendaraan bermotor,
mesin produksi, elektronika, bahan tekstil, pakaian. Diproduksi secara
massal, menyerap tenaga kerja banyak, penggunaan individu atau
produksi dan digunaka orang banyak.
c) Proyek Penelitian dan Pengembangan, kegiatan utamanya melakukan
penelitian dan pengembangan produk tertentu, Tujuan proyek dapat
berupa memperbaiki kinerja produk yang sudah ada, peningkatan
pelayanan atau pengembangan metode baru.

d) Proyek Padat Modal, fokus proyek ini bukan pada kegiatannya tetapi
karena penggunaan dana yang sangat besar. Padat modal bukan berarti
menyerap tenaga kerja banyak, dapat saja berupa pemanfaatan teknologi
tinggi berbiaya besar dengan kebutuhan sumberdaya manusia
secukupnya. Contohnya pembebasan lahan tanah untuk bandara atau
jalan tol, pembangunan listrik bertenaga Nuklir.

e) Proyek Pengembangan Produk Baru, proyek jenis ini gabungan antara


proyek penelitian dan pengembangan dengan proyek padat modal,
dilanjutkan dengan pembangunan pilot plant. Jika berhasil di bangun
proyek serupa di beberapa kota dan tentunya akan menyerap dana yang
sangat besar. Contohnya Proyek pembangunan sekolah Politeknik di
Indonesia, awalnya di bangun Politeknik Mekanik Swiss dan setelah
dirasakan manfaatnya, diabngun lima politeknik serupa di Bandung,
Jakarta, Semarang, Medan dan Pelambang. Kini di Indonesia ada 26
politeknik negeri dan ratusan Politeknik swasta dengan berbagai
program studi baik bidang rekayasa maupun komersial, seni, kesehatan,
transportasi dsb.

f) Proyek Pelayanan Manajemen, proyek ini bersifat non fisik atau


pengembangan jasa manajemen. Bentuk akhirnya dapat berupa laporan
akhir yang berisi rekomendasi, standar operasional, atau pengelolaan
sistem informasi manajemen. Contohnya pembangunan Sistem
Informasi Manajemen di perguruan tinggi.

g) Proyek Infrastruktur, proyek ini bertujuan menyediakan kebutuhan


masyarakat untuk pemenuhan kebutuhan skala luas dalam bentuk sarana,
prasarana, baik jembatan, sarana transportasi, pembangunan saluran
irigasi, bendungan untuk pertanian dan sistem kelistrikan. Proyek jenis
ini akan menyerap dana jumlah besar dan sekaligus kebutuhan tenaga
kerja dalam jumlah besar. Dana bisa dari pemerintah atau konsesi
swasta, pihak asing dan pemerintah pusat ataupun pemerintah daerah.

Penganggaran adalah suatu rencana pengalokasian sumber daya.


Penganggaran merupakan tindakan bagaimana mengalokasikan sumber daya yang
terbatas untuk berbagai kegiatan dalam suatu organisasi selama jangka waktu
tertentu. Pada dasarnya anggaran dan estimasi biaya merupakan dua hal yang
mirip, keduanya sama-sama berisi hal-hal yang menyatakan biaya untuk
melakukan suatu pekerjaan. Perbedaannya adalah bahwa anggaran merupakan
hasil akhir dari perkiraan biaya yang dibuat untuk jangka waktu tertentu.

Elemen – elemen anggaran biaya proyek sebagai berikut.

a. Biaya tenaga kerja langsung

Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya tenaga kerja yang terlibat
langsung dalam pekerjaaan proyek. Biaya ini dihitung dengan mengalikan tingkat
upah per tenaga keja pada tingkat kompetensi tertentu dengan jumlah jam tenaga
kerja yang dibutuhkan.

b. Biaya tenaga kerja tidak langsung

Biaya tenaga kerja tidak langsung adalah biaya total dari biaya tenaga
kerja yang tidak langsung terkait dengan pekerjaan proyek. Termasuk dalam hal
ini adalah biaya subkontraktor atau konsultan.

c. Biaya Overhead dan Administrasi & Umum

Biaya Overhead adalah biaya yang tidak terkait langsung dengan


pengerjaan pekerjaan proyek. Biasanya biaya overhead atau pengeluaran tak
langsung dihitung sebagai sebagai persentase dari baiaya kerja langsung.

Anda mungkin juga menyukai