Anda di halaman 1dari 3

FINAL METODOLOGI PENELITIAN ENGINEERING

Nama : Astri Wiyani GM

Stambuk : 000607212020

Dosen : Ir. Setyawati Yani ST, MT, IPM, ASEAN Eng

Soal

Sulawesi selatan merupakan salah satu daerah penghasil dan pengkonsumsi kepiting yang
besar di Indonesia. Namun sayangnya cangkang kepiting belum diolah dengan baik. Anda ingin
melakukan penelitian mengenai potensi cangkang kepiting menjadi biokoagulan untuk
penjernihan air payau di Kota Makassar. Anda ingin melakukan penelitian mengenai masalah
tersebut dan menggunakan 3 pustaka terlampir. Jawablah pertanyaan di bawah ini :
1. Tentukan judul penelitian yang akan anda ajukan
Susunlah latar belakang penelitian anda. Gunakan pustaka berikut sebagai acuan
penulisan latar belakang dan lakukan pengutipan sitasi dengan benar. Gunakan Mendeley
untuk melakukan sitasi/referensi menggunakan IEEE/numbered/Vancouver referencing
style
2. Susunlah daftar pustaka dengan menggunakan jurnal terlampir menggunakan mendeley
dengan menggunakan IEEE/numbered/Vancouver referencing style
Judul Penelitian :
Optimalisasi Sintesis Limbah Cangkang Kepiting (Brachyura) terhadap penjernihan Air Payau
dengan Filler Besi (III) Sulfat sebagai Adsorben Logam Pb (II)

Latar Belakang :
Air merupakan sumber daya alam yang sangat penting bagi kehidupan manusia dan
digunakan masyarakat untuk berbagai kegiatan sehari-hari, termasuk kegiatan pertanian dan
nelayan. Air merupakan kebutuhan primer mahkluk hidup karena berperan penting dalam proses
kehidupan. Kualitas air baku dari berbagai sumber air memiliki karakteristik dan kuantitas yang
berbeda. Indonesia terdiri dari sebagian besar pulau- pulau yang memiliki lautan yang luas,
terutama di daerah Sulawesi Selatan banyak terdiri dari lautan yang tidak dimanfaatkan dengan
baik sumber daya di dalamnya.
Cangkang kepiting mengandung senyawa kimia kitin dan kitosan yang mudah didapat
dan tersedia dalam jumlah yang banyak, yang selama ini belum termanfaatkan secara maksimal.
Kitin merupakan suatu polisakarida yang dapat terdegradasi dan bersifat tidak beracun sehingga
banyak dimanfaatkan pada berbagai bidang [1]. kitin dari limbah udang yang terdiri dari
(kepala, kulit dan ekor) mencapai 50% dari berat udang. Limbah kulit udang mengandung tiga
komponen utama yaitu protein (25%- 44%), kalsium karbonat (45%-50%), dan kitin (15%- 20%)
[1].
Kitosan dapat diperoleh dengan melalui beberapa tahap yaitu Deproitenasi,
demineralisasi, dan dan deasetilasi [1]. Selain itu, Koagulan lain yang dapat digunakan adalah
ferri sulfat yang dapat membantu penjernihan air payau. Proses deproteinasi bertujuan
mengurangi kadar protein dengan menggunakan larutan NaOH dan pemanasan yang cukup. Pada
tahap demineralisasi, mineral yang terkandung dalam sampel akan bereaksi dengan HCl. Proses
demineralisasi menimbulkan terbentuknya gelembung gas CO2 yang merupakan indikator
adanya reaksi HCl [2].
Proses daur ulang dengan teknik biokoagulan kitosan efektif mengubah air limbah
pencucian udang menjadi air bersih [2], Kitosan dapat digunakan sebagai koagulan karena
sifatnya tidak beracun, mudah mengalami biodegradasi, tidak mencemari lingkungan, dan mudah
bereaksi dengan zat-zat organik lainnya seperti protein [1]. Kitosan memiliki peranan yang baik
dalam mengurangi pencemaran lingkungan, yaitu cukup efektif dalam proses penjernihan air dan
air limbah [2].
Pemanfaatan kitin dan kitosan telah banyak dipelajari oleh beberapa peneliti yaitu :
Mahatmanti (2001) mempelajari pemanfaatan kitosan dan kitosan sulfat dari cangkang udang
windu untuk bahan adsorben logam Zn (II) dan Pb (II); Darjito (2001) mempelajari adsorpsi
kitosan sulfat untuk logam Co (II) dan Cu (II) [3]. Stevano (2016) telah berhasil memanfaatkan
cangkang kepiting sebagai adsorben logam Zn yang menghasilkan hasil sebesar 16,99 % [3].
Berdasarkan penjelasan diatas, penulis akan melakukan penelitian mengenai optimalisasi
Sintesis Limbah Cangkang Kepiting (Brachyura) terhadap penjernihan Air Payau dengan Filler
Besi (III) Sulfat sebagai Adsorben Logam Pb (II) dengan memanfaatkan limbah cangkang
kepiting disekitar perairan di Sulawesi Selatan.

DAFTAR PUSTAKA
[1] S. L. Ihsani and C. R. Widyastuti, “Sintesis Biokoagulan Berbasis Kitosan Dari Kulit
Udang Untuk Pengolahan Air Sungai Yang Tercemar Limbah Industri Jamu Dengan
Kandungan Padatan Tersuspensi Tinggi,” J. Bahan Alam Terbarukan, vol. 4, no. 2, pp.
66–70, 2015, doi: 10.15294/jbat.v3i2.3700.

[2] R. A, E. Noor, and P. Suptijah, “Pemanfaatan Kitosan Dalam Daur Ulang Air Sebagai
Aplikasi,” Jphpi, vol. 21, no. 2, pp. 276–286, 2018.

[3] S. Victor M, B. Andhika, and I. Syauqiah, “Pemanfaatan Kitosan Dari Limbah Cangkang
Bekicot (Achatina Fulica) Sebagai Adorben Logam Berat Seng (Zn),” J. Konversi, vol. 5,
no. 1, pp. 22–26, 2016.

Anda mungkin juga menyukai