Anda di halaman 1dari 3

LAPORAN PRAKTIKUM MODUL III

INSTALASI ALAT

GT3221 - HIDROGRAFI II

Nama : Mawar Sinar Vanya Atasya (118230075)


Kelompok : 8 (RA)
Asisten Praktikum : - Yuni Ekayani (23117058)
- Rizky Faldo (23117101)
- Rahmat Putra Pamuji (23117005)

INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA


JURUSAN INFRASTRUKTUR DAN KEWILAYAHAN
TEKNIK GEOMATIKA
2021
1. Alat dan Bahan
Alat dan Bahan yang digunakan pada praktikum modul 3, yaitu:
• Singlebeam Echosounder 1 unit
• Alat tulis dan kertas 1 buah
2. Tujuan
Adapun tujuan pada praktikum ini yaitu:
a. Praktikan dapat mengetahui komponen-komponen yang terdapat dalam
Singlebeam Echosounder beserta fungsinya.
b. Praktikan dapat mengetahui cara pemakaian pada alat Singlebeam
Echosounder.
c. Praktikan dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan pada alat Singlebeam
Echosounder
3. Analisis
Pada praktikum modul 3 Hidrografi II ini membahas mengenai pengenalan dan
instalasi alat Singlebeam echosounder. Singlebeam Echosounder merupakan alat untuk
mengukur kedalaman air laut yang menggunakan pulsa sebagai pengirim serta
penerima sinyal gelombang secara tunggal dengan menunggu hasil yang akan muncul
di alatnya. Prinsip pada alat ini melakukan selisih fase pulsa dengan cara menghitung
selisih pemancaran dan penerimaan dari pulsa akustik. Selain untuk mengukur
kedalaman air, SBES dapat dimanfaatkan untuk melakukan klasifikasi objek dasar laut.
Pada SBES, titik kedalaman yang diukur hanya satu buah.
Sistem singlebeam secara umum mempunyai susunan: transceiver
(tranducer/receiver) yang terpasang pada lambung kapal atau sisi bantalan pada kapal.
Sistem ini mengukur kedalaman air secara langsung dari kapal penyelidikan.
Transceiver yang terpasang pada lambung kapal mengirimkan pulsa akustik dengan
frekuensi tinggi yang terkandung dalam beam (sorot/pancaran) secara langsung
menyusuri bawah kolom air. Energi akustik memancarkan gelombang suara sampai
dasar laut dan pantulan diterima kembali oleh transceiver (Simmonds & MacLennan).
Range frekuensi single-beam echosounder relatif mudah untuk digunakan, tetapi
hanya menyediakan informasi kedalam sepanjang garis trak yang dilalui oleh kapal.
Kelebihan dalam alat Echosounder itu sendiri adalah mampu mengamati gelombang
suara pada suatu kedalaman air laut ataupun perairan yang mana nantinya didapatkan
bentuk dari permukaan air laut. Kelebihan lain dari Echosounder yaitu mampu
membedakan objek yang berbeda dengan berdasarkan setengah pulsa panjang yang
dipancarkan, lalu dua objek ini nantinya akan terdeteksi sebagai satu objek. Kekurangan
singlebeam echosounder antara lain dalam hal kecepatan survei, singlebeam
echosounder bukan merupakan instrumen pengukuran yang efisien waktu karena dalam
sekali pengukuran hanya mendapatkan satu ukuran kedalaman.
Sebelum melakukan pemeruman dilakukan, terlebih dahulu kalibrasi alat echosounder
tersebut dengan cara barcheck yaitu membandingkan suatu nilai kedalaman yang diukur
dengan manual dengan nilai kedalaman yang diukur dengan alat echosounder tersebut.
Karena berguna untuk menjaga ketelitian pemeruman supaya ketika melakukan
pengukuran kedalaman air laut, tidak terjadi sebuah kesalahan dan nilainya tidak error.
Proses kalibrasi bar check dilakukan dengan cara digantungkan pada rantai berskala
dan diletakkan di bawah transducer. Melakukan kalibrasi pada bar check dilakukan
dengan cara dimulai dari kedalaman tali skala bar check 1 meter, lalu kedudukan bar
check itu sendiri diturunkan selang satu meter hingga kedalaman maksimum daerah
yang akan dilakukan pemerumannya yang telah ditentukan. Pada kelebihan SBES juga
yaitu pengaturan alat yang mudah, penggunaan yang mudah, error mudah diidentifikasi
tetapi memakan waktu lama untuk survey luasan.
4. Lampiran

Gambar 1. Perwakilan kelompok Gambar 2. Foto Kelompok 8RA


saat penjelasan alat (Adriansyah P.P, Siti Aisah, Mawar
Sinar V.A, dan Melyani Idella Fitri)

Anda mungkin juga menyukai