377
gangguan jiwa dari 1.728 pada tahun 2013 formal, status pekerjaan, status ekonomi dan
menjadi 282.654 pada tahun 2018 (Kemenkes, tingkat pengetahuan yang diperoleh melalui
2019). pelatihan. Apabila dibandingkan antara kader
Provinsi Banten merupakan salah satu yang mengikuti pelatihan dengan kader yang
provinsi dengan kasus gangguan jiwa berat tidak pernah mengikuti pelatihan, ternyata
terbanyak di Indonesia. Pada tahun 2013 kader yang mengikuti pelatihan memiliki
prevalensi gangguan jiwa berat adalah 1,6 per pengetahuan dan keterampilan yang lebih
mil dan mengalami peningkatan yang cukup baik. Pengetahuan kader tentang kesehatan,
signifikan pada tahun 2018 yaitu sebesar 6 per khususnya kesehatan jiwa akan mempengaruhi
mil (Kemenkes, 2019). Kabupaten Tangerang perilaku kader untuk berperan serta dalam
merupakan salah satu kabupaten di Provinsi mengatasi setiap permasalahan kesehatan
Banten dengan jumlah kasus gangguan jiwa (Istiani, 2016).
dalam 3 tahun terakhir sebanyak 2.328 kasus Beberapa penelitian membuktikan
pada tahun 2017 dan 2.784 pada tahun 2018 efektifitas pelatihan kesehatan terhadap
dan 3.378 kasus pada tahun 2019 (Dinkes persepsi kader. Penelitian (Indrawati et al.,
Kabupaten Tangerang, 2019). 2019) membuktikan bahwa pelatihan
Permasalahan akan bertambah dengan berpengaruh terhadap persepsi kader
meningkatnya jumlah orang dengan gangguan kesehatan jiwa dalam merawat ODGJ di
jiwa (ODGJ), tidak hanya bagi individu dan Puskesmas II Dentim Kota Denpasar Provinsi
keluarga ODGJ namun akan berpengaruh bagi Bali. Penelitian (Astuti et al., 2014)
masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Begitu membuktikan bahwa ada peningkatan
pula untuk kesembuhan ODGJ dapat pengetahuan kader dalam perawatan ODGJ
dilakukan oleh keluarga dibantu masyarakat setelah diberikan pelatihan di Puskesmas
sekitar. Keterlibatan masyarakat sekitar akan Sawangan Kabupaten Magelang. Hasil
meningkatkan kepercayaan pasien gangguan penelitian (Istiani, 2016) membuktikan bahwa
jiwa karena merasa diterima oleh terdapat pengaruh signifikan antara pelatihan
lingkungannya. Keterlibatan masyarakat terhadap sikap dan pengetahuan kader dalam
sekitar dapat melalui kader kesehatan jiwa deteksi dini ODGJ di Kecamatan Tanjungsari
yang merupakan perpanjangan tangan petugas Kabupaten Gunungkidul.
Puskesmas di masyarakat (Rosiana & Jumlah ODGJ di Puskesmas Panongan
Himawan, 2015). Kabupaten Tangerang pada tahun 2017
Kader kesehatan jiwa memiliki interaksi sebanyak 15 orang, tahun 2018 berjumlah 79
yang erat dengan masyarakat sehingga orang dan tahun 2019 sebanyak 272 orang.
mempunyai posisi yang strategis dan efektif Terjadi peningkatan jumlah ODGJ secara
dalam memberikan informasi dan melakukan signifikan dari tahun ke tahun. Untuk
deteksi dini masalah kesehatan di lingkungan pembagian Wilayah kerja Puskesmas
sekitarnya. Kader kesehatan jiwa merupakan Panongan Kabupaten Tangerang melayani 8
bagian dari masyarakat dilingkungannya desa dengan 96 Posyandu. Pada bulan
sehingga lebih mudah diterima. Kader Desember 2019 dilakukan survey dimana
kesehatan jiwa adalah masyarakat yang peduli didapatkan data bahwa kader kesehatan jiwa
dengan kesehatan masyarakat di sekitarnya dari 96 Posyandu di Puskesmas Panongan
dan sampai saat ini seringkali menjadi sumber Kabupaten Tangerang masih sangat terbatas.
rujukan dalam penanganan berbagai masalah Hasil survey didapatkan hanya 1 kader
kesehatan di lingkungannya. kesehatan jiwa dari total keseluruhan 480
Partisipasi kader dipengaruhi oleh kader di Puskesmas Panongan Kabupaten
beberapa faktor antara lain tingkat pendidikan Tangerang. Terbatasnya jumlah kader