Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH TUGAS UAS

MATERI PEMBAHASAN DASAR-DASAR LOGIKA


Disusun Sebagai Nilai Tugas Akhir Mata Kuliah Dasar-dasar Logika

Oleh :
Aprilita Wulandari 1801111335

Dosen Pengampu :
Drs. Jasril, M.Si

ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS RIAU
2020
BAB I
DASAR-DASAR LOGIKA
Logika ialah ilmu yang dapat membimbing manusia ke arah berfikir secara
benar yang menghasilkan kesimpulan yang benar sehingga ia terhindar dari berfikir
secara keliru yang menghasilkan kesimpulan salah.
Seorang filosof dan pemikir super ulang bangsa yunani aristoteles (384-322
SM) yang pertama kali mengatakan bahwa logika merupakan ilmu, logika
merupakan cabang dari ilmu filsafat yang menentukan penghargaan dan penelitian
tentang suatu cara berfikir atau mengemukakan alasan-alasan, jika fakta-fakta yang
dingunakan dalam cara berfikir itu sebelumnya sudah dinyatakan benar. Logika
bertujuan dengan melihat dari karakter yang terkandung dalam logika itu sendiri,
ialah "Memelihara, melatih, mengajar, dan mendidik yang bermuatan
mengembangkan potensi akal dalam mengkaji objek pikir dengan menggunakan
metodologi berpikir".
Logika juga berguna untuk membantu agar dapat berpikir secara rasional,
kritis, lurus, tepat, tertib, metodis dan koheren, meningkatkan kemampuan berpikir
secara abstrak, cermat dan objektif, menumbuhkan cinta akan kebenaran dan
menghindari kesalahan-kesalahan berpkir, kekeliruan serta kesesatan, dan mampu
melakukan analisis terhadap suatu kejadian. Apabila sudah mampu berpikir
rasional, kritis, lurus, metodis dan analitis maka kita telah dapat memenuhi dan
memaksimalkan fitrah kita sebagai manusia dengan cara “berpikir” yang tepat.
Penyimpulan adalah penarikan sebuah keputusan yang berasal dari pangkal-
pikir. Misalnya pangkal-pikir “setiap benda di alam semesta ini semula tidak ada
kemudian menjadi ada dan tidak ada lagi”, dan dari tidak ada kemudian menjadi
ada dan tidak ada lagi kesimpulannya adalah benda tersebut mengalami perubahan,
dengan demikian penyimpulan akhirnya adalah setiap benda di alam semesta ini
selalu mengalami perubahan.
Logika dibagi atas logika tradisional dan logika modern. Logika tradisional
yang dihasilkan adalah yang mana pernyataan tersebut adalah benar mengikuti
kebenaran. Logika modern mendasarkan diri pada keluasan konsep atau berpangkal
pada himpunan. Karena setiap kata, setiap istilah, dan setiap pernyataan pada
dasarnya mengungkapkan suatu himpunan. Himpunan yang dimaksud adalah
menunjuk pada suatu kelompok dengan ciri-ciri tertentu. Jika ada istilah atau
konsep yang tidak menunjuk dan merujuk pada sesuatu hal itu pun juga disebut
dengan himpunan, yakni himpunan kosong alias himpunan yang tidak mempunyai
anggota sama sekali.
Selain pembidangan logika tradisional dan logika modern, terdapat pula
pembagian logika deduktif dengan logika induktif. Pembagian ini didasarkan pada
proses penalaran dan sifat kesimpulan yang dihasilkan. Logika deduktif memiliki
sifat kesimpulan yang pasti, sedangkan logika induktif memiliki sifat kesimpulan
boleh jadi atau bersifat kemungkinan (tidak pasti). Logika deduktif adalah sistem
penalaran yang menelaah prinsip-prinsip penyimpulan yang sah berdasarkan
bentuk serta kesimpulan yang dihasilkan sebagai keharusan yang diturunkan dari
pangkal-pikirnya. Inti dari logika deduktif adalah sebagai berikut: Semua A adalah
C, dan semua B adalah A, maka semua A adalah C.
Sedangkan logika induktif adalah sistem penalaran yang menelaah prinsip-
prinsip penyimpulan yang sah dari sejumlah hal khusus sampai pada suatu
kesimpulan umum yang bersifat boleh jadi. Logika induktif disebut juga dengan
logika material, yaitu logika yang berusaha menemukan prinsip-prinsip penalaran
dimana menggantungkan kesesuaiannya dengan kenyataan yang ada. Selama
kesimpulannya itu tidak ada bukti yang menyangkal, maka kesimpulan itu dianggap
benar, dan tidak dapat dikatakan pasti karena belum ada yang menyangkal, maka
logika induktif dapat berubah hasil penalarannya sewaktu-waktu.
Contoh:
Malaikat adalah itu benda fisik
Batu itu adalah malaikat
Dalam logika tradisional pernyataan batu adalah benda fisik yang mana pernyataan
tersebut adalah benar. Dalam logika modern kedua pernyataan tersebut tidak ada
kaitannya. Jadi menurut logika modern, kedua pernyataan tersebut tidak ada
kesimpulan yang bisa ditarik.
Logam dipanaskan akan memuai
Emas adalah logam
Maka emas dipanaskan akan memuai
contoh diatas mengikuti kaidah logika deduktif dan induktif
BAB II
KATA
Untuk mengetahui asas-asas pemikiran yang lurus, harus memahami
pengertian-pengertian dan pernyataannya dalam kata-kata. Kata adalah tanda yang
menunjukkan baik barang-barang (kenyataan) maupun pengertian-pengertian kita
tentang POSITIF NEGATIF PRIVATIF barang-
barang Dermawan Tidak dermawan Kikir
Cantik Tidak cantik Jelek
Rajin Tidak Rajin Malas
Kuat Tidak Kuat Lemah
Kaya Tidak Kaya Miskin
(kenyataan itu). Kata tidak sama dengan pengertian, tetapi kata adalah ekspresi dan
tanda pengertian, tetapi tanda yang tidak sempurna.
Untuk mengerti arti dari kata tertentu, salah satu hal yang perlu diperhatikan
adalah tempat dan fungsi kata itu dalam suatu kalimat. Pemikiran kita tidak terdiri
dari kata-kata atau pengertian-pengertian yang terlepas satu dari yang lain, kata-
kata tersebut dihubung-hubungkan menjadi kalimat-kalimat sehingga membentuk
sebuah arti. Term adalah bagian dari suatu kalimat yang berfungsi sebagai subyek
atau predikat, sehingga dalam suatu kalimat terdapat dua term
Kata dalam pengertian terbagi atas golongan :
a. Positif , Maksudnya , apabila kata tersebut memiliki pengertian positif
b. Negatif, Maksudnya, apabila diawali dengan salah satu dari, kata tidak, tak,
non atau bukan,
c. Privatif, apabila suatu kata mengandung makna tidak adanya sesuatu.
1) Universal, apabila ia mengikat keseluruhan bawahannya tanpa kecuali.
Contoh: Rumah kita, rumah tetangga kita, rumah teman kita; rumah kayu,
rumah batu, rumah yang dekat, rumah yang jauh, pokoknya semua yang wujud
disebut dengan rumah.
2) Partikular, Maksudnya apabila ia mengikat bawahan yang banyak, tetapi tidak
mencakup keseluruhan anggota yang diikatnya.
Contoh: Sebagian manusia, berapa manusia, ada manusia, banyak manusia,
tidak semua manusia, sebagian besar manusia dll.
3) Singular, singular adalah kebalikan dari universal. Anggota yang menjadi
bawahan kata singular adalah satu. Kata yang mempunyai pengertian singlar
dapat dibedakan menjadi:
a. Nama Unik, Nama yang memberkan identitas, misalnya Presiden
indonesia kedua, sungai terpanjang di dunia, Dekan Fisipol yang tengah
menjabat, termasuk kata yang diberikan penunjuk “ini” dan “itu”
b. Nama diri, yaitu nama yang diberikan kepada orang atau barang untuk
tujuan identifikasi.Contoh Fatimah, Ahmad, kusen, hotel Sahid TMII dll.
4) Konkret, apabila ia menunjuk suatu benda, orang atau apa saja yang
mempunyai eksistensi tertentu
5) Abstrak, apabila ia menunjuk kepada sifat, keadaan, kegiatan yang dilepas
dari obyek tertentu
6) Mutlak, apabila ia dapat dipahami dengan sendirinya tanpa membutuhkan
hubungan dengan benda lain
7) Relative, apabila tidak dapat dipahami dengan sendirinya, tetapi harus selalu
ada hubungannya dengan benda lain
8) Kolektif, apabila ia mengikat sejumlah barang yang mempunyai persamaan
fungsi yang membentuk satu kesatuan.
BAB III
DEFINISI
Definisi berasal dari bahasa latin yaitu “definire” yang artinya menandai
batas-batas pada sesuatu, menentukan batas, memberi ketentuan atau batas arti.
Definisi dalam logika adalah unsur atau bagian dari ilmu pengetahuan yang
merumuskan dengan singkat dan tepat mengenai obyek atau masalah. Definisi
berupa sebuah pernyataan yang memuat penjelasan tentang arti suatu term.
Ada 2 unsur dalam definisi yaitu; definiendum (berisi istilah yang harus
diberi penjelasan) dan definiens (berisi uraian mengenai arti dari bagian pangkal).
Contoh :
Manusia adalah hewan yang berpikir
Definiendum Definiens
Macam-Macam Definisi :
 Nominalis: Menjelaskan sebuah kata dengan kata lain yang lebih umum
dimengerti
 Realis: Penjelasan tentang hal yang ditandai oleh sesuatu term
 Praktis: Penjelasan tentang hal sesuatu ditinjau dari segi penggunaan dan
tujuannya yang sederhana
Dalam menyusun atau menelaah suatu definisi ada aturan-aturan yang
dapat diperhatikan:
1) Definisi harus dapat dibolak-balik dengan hal yang didefinisikan.
Contoh: Manusia adalah makhluk hidup yang berpikir
Makhluk hidup yang berpikir adalah manusia
2) Definisi tidak boleh negatif, kalau dapat dirumuskan secara positif
3) Definisi harus sungguh-sungguh menjelaskan, yaitu dengan menyebut unsur-
unsur pokok, menghindari kata-kata yang sukar dan tidak perlu.
4) Definisi harus tepat perumusannya, tidak boleh luas atau sempit dari yang
harus didefinisikan
5) Definisi tidak boleh memuat metafora/kiasan
BAB IV
PROPOSISI DAN OPOSISI
Proposisi adalah pernyataan-pernyataan yang berbeda pada suatu argument,
dan pernyataan tersebut mempunyai property nilai, yang hanya benar saja atau salah
saja, serta tidak ada nilai lain yang dimungkinkan.Pernyataan apa saja yang
mempunyai nilai BENAR atau SALAH disebut proposisi. Dan proposisi-proposisi
ini dapat digabungkan antara dua atau lebih proposisi dengan menggunakan
operator logika menghasilkan proposisi majemuk yang adalah proposisi baru yang
merupuakan kombinasi perimitif. Dan terbagi:
 Negasi : negasi ini adalah ingkaran. Sehingga proposisi baru yang dihasilkan
berupa pernyataan tidak/bukan
 Konjungsi: menunjukkan kerterkaitan atau saling berhubungan. Biasanya
ditandai pernyataan ‘dan’
 Disjungsi: menunjukkan salah satu dari dua proposisi yang dikombinasikan.
Biasanya ditandai dengan ‘atau’
Oposisi adalah pertentangan antara 2 unsur bahasa untuk memperlihatkan
arti perbedaan. pertentangan antara dua pernyataan universal atas dasar satu term
yang sama, tetapi berbeda dalam kualitasnya. Oposisi Sederhana terbagi atas :
1) Kontraris: pertentangan antara dua pernyataan universal atas dasar satu term
yang sama, tetapi berbeda dalam kualitasnya.
Hukumnya :
• Bila pernyataan yang satu benar, yang lain pasti salah
• Bila pernyataan yang satu salah, maka yang lain dapat juga benar dan dapat
juga salah.
2) Sub Kontraris: hubungan antara dua proposisi khusus yang subjek dan
predikatnya sama tetapi kualitasnya berbeda.
Hukumnya:
• Bila pernyataan yang satu salah maka yang lain dapat diakui benar.
• Bila pernyataan yang satu benar maka yang lain dapat benar dan dapat juga
salah
3) Kontradiktoris : pernyataan yang satu menyangkal apa yang diakui oleh yang
lain. Ciri dari oposisi kontradiktoris adalah jika salah satu diantaranya benar,
maka yang lainnya pasti palsu (salah).
4) Subalternasi: pertentangan antara dua pernyataan atas dasar satu term yang
sama dan berkualitas sama tapi berbeda dalam kuantitasnya.
Cirinya:
 Bisa benar dan lainnya palsu
 Bisa sama-sama benar
 Bisa sama-sama palsu

Kemudian oposisi kompleks (hubungan logis dari 2 term) terbagi atas:


1) Palarel: hubungan antara dua pernyataan particular dengan dua term yang sama
tapi berbeda dalam kualitasnya
Hukumnya:
kebenaran bagi yang satu berarti kebenaran bagi yang lain, demikian juga
kesalahan bagi yang satu berarti kesalahan yang lain
2) Ekslusif: pertentangan antara dua pernyatan universal kategori sangat berbeda
kualitas, atas pertentangan dua pernyataan yang berkualitas sama tapi bebeda
kuantitas.
Hukumnya :
kebenaran bagi yang satu berarti kesalahan bagi yang lain. Namun kedua-
duanya dapat juga salah.
3) Negasi Kontradiksi: dua pernyataan yang kontradiksi jika salah satu diingkari
akan mewujudkan suatu persamaan arti atau penyimpulan langsung dengan
jalan menegasikan suatu pernyataan yang berbeda kualitasnya
4) Penyimpulan indikasi: jika suatu keseluruhan mempunyai sifat tertentu maka
bagian dari keseluruhan itu juga mempunyai sifat tersebut dan jika
mengingkari maka bagiannya pun mengingkari.
BAB V
PENYIMPULAN EDUKSI
Penyimpulan eduksi adalah cara mengubah suatu proposisi kepada
proposisi lain tanpa mengubah makna, disamping memberi pedoman apakah dua
proposisi kategorik atau lebih mempunyai makna yang sama atau berbeda.
Contohnya yang kita sampaikan adalah “apa yang saya sampaikan bukan tidak
beralasan” yaitu dengan maksud sebagai upaya menekankan pernyataan “apa
yang saya sampaikan beralasan”.
Dalam penyimpulan eduksi ini ada hal yang perlu kita perhatikan dari
bentuk proposisi:
a. Proposisi A di sini adalah proposisi universal atau singular positif; proposisi
yang mengungkap keseluruhan dan pembenaran, pengakuan, atau positif.
b. Contohnya : Meja ini dibuat dari kayu jati
c. Proposisi E adalah proposisi universal atau singular negatif. Proposisi ini
mengungkap keseluruhan pengingkaran, penolakan, atau negatif.
d. Misalnya seperti kalimat "Meja ini tidak dibuat dari kayu jati",
kata tidak dalam kalimat tersebut menunjukkan kenegatifan yang berupa
pengingkaran.
e. Proposisi I ialah proposisi partikular aktif; mengungkap sebagian dari
keseluruhan pengakuan, pembenaran, atau positif.
f. Contoh : "Beberapa siswa SMU Kebangsaan tekun belajar".
g. Proposisi O sendiri adalah proposisi partikular negatif; mengungkap sebagian
dari keseluruhan pengingkaran, penolakan, atau negatif.
h. Contoh: "Beberapa siwa SMU Kebangsaan tidak tekun belejar.
Ada 4 proses penyimpulan eduksi:
1) Konversi : cara mengungkapkan kembali suatu proposisi kepada proposisi lain
yang semakna dengan menukar kedudukan subyek dan predikat pernyataan
aslinya. Pernyataan aslinya disebut Konvertend dan pernyataan baru yang
dihasilkan disebut Konverse
Cara : Pernyataan tipe S P kepada tipe P S
 Bentuk A dibalik dan diubah menjadi I
 Bentuk I tinggal dibalik saja
 Bentuk E tinggal dibalik saja
 Bentuk O, tidak bisa dikonversikan
2) Obversi : cara mengungkapkan kembali proposisi kepada proposisi lain yang
semakna dengan mengubah kualitas pernyataan aslinya. Pernyataan aslinya
disebut obvertend dan pernyataan baru yang dihasilkan disebut Obverse.
Cara:
1. “adalah” menjadi “bukan non”.
2. “bukan” menjadi “adalah non”
 Bentuk A menjadi E
 Bentuk I menjadi O
 Bentuk E menjadi A
 Bentuk O menjadi I
3) Kontraposisi: cara mengungkapkan kembali suatu proposisi kepada proposisi
lain yang semakna. Pernyataan aslinya disebut Kontraponend dan pernyataan
baru yang dihasilkan disebut kontraposisi.
Cara: permasalahan tipe S P ke pada permasalan tipe tak P tak S.
Dalam menurunkan pernyataan asli menjadi kontraposisi yaitu melalui 3 kali
penurunan:
 melakukan obversi
 melakukan konversi
 melakukan obversi lagi.
4) Inversi: cara mengungkapkan kembali suatu proposisi kepada proposisi lain
yang semakna dengan mengontradiksikan subyek dan prediket pernyataan
aslinya. Pernyataan aslinya disebut invertend dan pernyataan baru yang
dihasilkan disebut inverse.
Cara: permasalahan tipe S P menjadi tipe tak S tak P
a. Untuk menghasilkan proposisi inversi kita harus menggunakan teknik obversi
dan konversi secara bergantian dan berulang-berulang sehingga mendapatkan
proposisi dimaksud.
b. Proses penyimpulan inversi hanya bisa diterapkan untuk permasalahan A dan E
saja.
c. Patokan lain yang perlu diperhatikan adalah :
 bila pernyataan aslinya bentuk A maka proposisi yang dihasilkan I dan bila
E yang dihasilkan O.
 bila pernyataan asli berbentuk A proses inversinya harus kita mulai dengan
obversi
 bila E harus kita mulai dengan konversi.
BAB IV
SILOGISME
Silogisme adalah setiap penyimpulan, di mana dari dua keputusan (premis-
premis) disimpulkan suatu keputusan yang baru (kesimpulan). Secara simple nya
silogisme adalah pola berpikir yang disusun dari dua buah pernyataan dan sebuah
kesimpulan.
Terdapat 4 unsur dalam silogisme yaitu; premis mayor sebagai pangkal
pikir yang memuat term mayor dari silogisme, dimana nantinya akan timbul
menjadi predikat dalam kesimpulan. Premis minor sebagai pangkal pikiran yang
kecil dari silogisme , dimana nantinya akan timbul menjadi subjek dalam
kesimpulan. Medium yaitu Kesimpulan baru yang menjelaskan bahwa apa yang
benar dalam mayor juga benar dalam termi minor. Dan kesimpulan baru yang
menjelaskan bahwa apa yang benar dalam mayor juga benar dalam term minor.
Macam-macam silogisme (berdasarkan letak term penengah(middle term)
dalam premis):
a. Silogisme kategoris adalah silogisme yang premis-premis dan kesimpulan nya
berupa keputusan kategoris. Dibedakan menjadi :
 silogisme kategoris tunggal, karena terdiri atas dua premis.
 Silogisme kategoris tersusun , karena terdiri atas lebih dari dua premis.
b. Silogisme hipotesis adalah silogisme yang terdiri dari satu premis atau lebih
yang berupa keputusan hipotesis. Dibedakan menjadi
 silogisme ( hipotesis ) kondisional yang ditandai dengan ungkapan.
 Jika….. ( maka )…..
 silogisme (hipotesis) disyungtif, ditandai dengan ungkapan
 atau…..atau….;
 silogisme (hipotesis) konyungtif yang ditandai dengan ungkapan
 tidaksekaligus…. Dan…..
Hukum silogisme yang dibedakan menjadi dua kelompok. Kelompok yang
satu menyangkut term-term dan yang lainnya menyangkut keputusan-keputusan.
1. yang menyangkut term-term :
 1.Silogisme tidak boleh mengandung lebih atau kurang dari tiga term.
 2.Term-antara (M) tidak boleh masuk (terdapat dalam) kesimpulan.
 Term subyek dan predikat dalam kesimpulan tidak boleh lebih luas
daripada dalam premis.
 Term-antara(M) harus sekurang-kurangnya satu kali universal.
2. Yang menyangkut keputusan-keputusan
 Jika kedua premis (yakni major dan minor) afirmatif atau positif, maka
kesimpulannya afirmatif atau positif pula.
 Kedua premis tidak boleh negative
 Kedua premis tidak boleh particular
 Kesimpulan harus sesuai dengan premis yang paling lemah.
Silogisme tersusun, adalah :
1. Epicherema adalah silogisme yang salah satu premisnya atau juga kedua-
duanya disambung dengan pembuktian . Silogisme ini juga disebut silogisme
dengan suatu premis kausal.
2. Enthymena adalah silogisme yang salah satu premisnya atau kesimpulannya
melampaui juga disebut silogisme yang dipersingkat.
3. Polysillogisme adalah suatu deretan silogisme. Silogisme itu dideret demikian
rupa, sehingga kesimpulan sillogisme yang satu menjadi premis untuk
sillogisme yang lainnya.
4. Sorites adalah suatu macam polysillogisme, suatu deretan silogisme. Silogisme
itu terdiri dari tiga keputuan .Keputusan-keputusan itu dihubungkan satu sama
lain sedemikian rupa, sehinggak predikat dari keputusan yang satu selalu
menjadi subyek keputusan yang berikutnya.
Tabel susunan silogisme kategoris menurut term-nya

1. M – P 2. P – M 3. M – P 4. P – M

S–M S–M M–S M–S

S–P S–P S–P S–P

Ket : S = Subjek ; P = Prediket ; M = Term Antara/ Middle term


1) Susunan yang pertama merupakan susunan yan paling sempurna dan tepat sekali
untuk suatu eksposisi yang positif.
2) Susunan kedua tepat untuk menyusun sanggahan. Susunan ini juga dapat
dijabarkan menjadi susunan yang pertama
3) Susunan ketiga tidaklah sesederhana susunan yang pertama dan yang kedua.
Karena susunan ini juga jarang dipakai. Susunan ini juga bisa dijabarkan menjadi
susunan pertama.
4) Susunan keempat ini tidak lumrah dan hampir tidak pernah dipakai. Karena
susunan ini lebih mudah dapat dijabarkan menjadi susunan yang pertama.

Contoh-contoh dari Silogisme :


Premis Mayor : Semua anak kecil suka lolipop
Premis Minor : Sifa adalah anak kecil
Kesimpulan : Sifa suka lollipop

Premis Mayor : Semua murid kelas X suka bermain bola


Premis Minor : Dodi adalah murid kelas X
Kesimpulan : Dodi suka bermain bola

Premis mayor : Semua orang sombong adalah keras kepala


Premis minor : Orang yang keras kepala tidak disenangi orang
Kesimpulan : Jadi, yang tidak disenangi orang adalah orang yang sombong

Bengkalis, 07 Juni 2020


Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Aprilita Wulandari
NIM. 1801112182

Anda mungkin juga menyukai