Anda di halaman 1dari 2

PERTEMUAN KE 1

TUHAN YANG MAHA ESA DAN FILSAFAT KETUHANAN

ARTI FILSAFAT MENURUT BAHASA


Kata filsafat berasal dari bahasa Yunani, philos berarti cinta dan sophos berarti kebijaksanaan.
Filsafat berarti cinta kebijaksanaan. Sinonim dalam bahasa Inggris adalah wisdom dan dalam
bahasa Arab al-hikmah. Orang yang cinta kebijaksanaan disebut filosof.
Arti filsafat secara teknis adalah cara bepikir untuk mencari kebenaran yang sedalam-dalamnya
sejauh dapat dicapai oleh manusia.
Berfilsafat adalah berpikir, tetapi tidak setiap berpikir itu sama dengan berfilsafat. Melamun adalah
berpikir, tetapi bukan berfilsafat, demikian pula menghafal, mengira-ira, menebak-nebak dan
meramal.

◼ Berpikir yang identik dengan berfilsafat jika memenuhi lima ciri


1) Rasional, hasil pemikiran harus dapat diterima dengan akal sehat. Contohnya adalah:
Jika kau menanam jagung, maka kamu akan memanen jagung. Contoh berpikir
irrasional adalah: gerhana matahari tadi pagi sebagai alamat kematian anak pemimpin
negara kita.
2) Koherent (runtut) alur berpikir yang dinyatakan dalam bentuk pernyataan-pernyataan
harus runtut, tidak saling bertentangan. Contoh berpikir runtut jika a = b, dan b = c,
maka a = c. contoh berpikir tidak runtut adalah a = b, b = c, maka a = e, a berbeda
dengan c.
3) Radikal, yaitu dalam berpikir harus sampai akar-akarnya yang dipikirkan, atau berpikir
amat sangat mendetail
4) Menyeluruh, yaitu dalam memikirkan sesuatu harus tidak ada aspeknya yang
tertinggal. Contohnya adalah jika telah menetapkan bahwa tidak ada Tuhan kecuali
Allah, maka yang dimaksud adalah setiap gejala di alam ini atau mungkin ada alam
lain sama sekali tidak ada tuhan. Tuhan hanya Allah saja
5) Metafisika, yaitu berpikir kefilsafatan harus sampai aspek metafisika (kenyataan yang
ada di balik yang tampak). Contoh menetapkan bahwa Tuhan itu Ada, adanya Tuhan
tidak dapat ditangkap dengan panca indra.

OBJEK PEMIKIRAN FILSAFAT


Objek pemikiran filsafat adalah segala yang ada dan yang mungkin ada.Ibaratnya, berfilsafat itu
seperti mencari kucing hitam di dalam ruangan yang gelap sementara kucing itu tidak ada dalam
ruangan itu. Jika diringkas, objek pemikiran filsafat adalah tentang Tuhan, alam, dan manusia.

TUHAN SEBAGAI OBJEK PEMIKIRAN FILSAFAT


◼ Dalam filsafat tidak ada barang tabu. Tuhan pun dipikirkan ada atau tidak ada menurut rasio.
Kalau ada, seperti apa adanya Tuhan. Filsafat ketuhanan tidak berangkat dengan iman bahwa
Tuhan itu ada. Iman dan kepercayaan dikesampingan. Dengan kekuatan akal seseorang
merenung Tuhan itu ada atau tidak ada. Jika akal menetapkan bahwa Tuhan itu ada, adalah
merupakan kesimpulan rasional. Kesimpulan rasional dapat membantu meneguhkan keimanan.
◼ Untuk membuktikan Tuhan itu ada atau tidak ada dikenal tiga dalil, yaitu:

1
1) Dalil ontologi. Kata ini berasasl dari bahasa Yunani, ta, onto, dan logos yang berarti ilmu
tentang ada dalam arti ada seumum-umumnya. Dalil ini menyatakan bahwa segala sesuatu
ada pasti ada sebabnya. Penyebab itu hanyalah akibat dari sebab sebelumnya. Sebab yang
terakhir ini pun juga disebabkan yang lain. Rangkaian sebab-akibat ini tidak mungkin tanpa
ada ujung, yaitu sebab yang tidak disebabkan lagi. Dia adalah penyebab pertama (prima
caosa). Dia itulah pasti Tuhan. Jadi, Tuhan itu ada.
2) Dalil kosmologi. Kata ini berasal dari bahasa Yunani cosmos yang berarti alam semesta
(universa, the world) dan logos. Kosmologi berarti ilmu tentang alam semesta dalam
pembahasan secara kefilsafatan, bukan secara ilmiah. Dalil ini menyatakan bahwa semua
yang ada di alam semesta ini berada secara teratur, harmonis satu dengan yang lain. Tentu
alam tidak terjadi dengan sendirinya, pasti ada yang mengatur. Kualitas pengatur ini tentu
maha pandai. Yang memiliki kualitas demikian itu tidak lain pastilah Tuhan.
3) Dalil teleologi. Kata ini berasal dari bahasa Yunani telos berart tujuan dan logos berarti
ilmu. Teleologi berarti ilmu yang membicarakan tentang tujuan segala sesuatu. Apa pun di
alam semesti jelas menuju kepada kesempurnaannya yang lebih tinggi. Tujuan itu harus
ada, dan berakhir pada puncak tujuan dan tidak tanpa ujung. Puncak tujuan itu pastilah
Yang Maha Sempurna. Sesuatu yang memiliki kualitas Maha Semperna tiada bukan dan
tiada lain pastilah Tuhan, jadi, Tuhan itu ada.

KEBERADAAN TUHAN
Melalui tiga dalil pembuktian tentang kebaradaan Tuhan, akhirnya dapat disimpulkan bahwa
Tuhan itu ada dengan sendirinya, tidak disebabkan oleh sesuatu di luar diri-Nya. Dia terus menerus
ada tanpa akhir, dan keberadaannya tidak dapat ditanyakan bagaimana (bila kaifa, tankeno
kinoyongopo)

FAEDAH MEMPELAJARI FILSAFAT


Mempelajari filsafat ketuhanan berfaedah menumbuhkan keimanan yang sempurna. Keimnan
seseorang tanpa didukung filsafat ketuhanan hanyalah iman buta tanpa rasionalisasi yang rasional.
Iman buta hanya pantas bagi orang awam (man on the street). Orang terdidik, keimanan harus
didukung filsafat ketuhanan. Iman yang didukung filsafat ketuhanan akan menumbuhkan
ketakwaan yang lebih sempurna.

Anda mungkin juga menyukai