Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Manusia selalu mencari kebenaran yang hakiki. Konsep ketuhanan bagi manusia
adalah kebenaran yang mutlak. Di dalam pencarian akan Tuhan manusia melakukan
penyelidikan dan mencari dasar-dasar yang menjadi konsep Tuhan itu. Mungkin konsep
ketuhanan sudah ada pada agama karena agama didasari pada keyakinan.

Dalam suatu agama, konsep ketuhanan sangatlah penting untuk memberikan


argument tentang konsep-konsep ketuhanannya agar dapat memberikan sebuah
penjelasan logis dan meyakinkan para pemeluk agam tentang kebenaran Tuhan itu
sendiri.

Dilihat dari segi bahasa, maka “filsafat” berasal dari kata Arab yang berasal dari
bahasa yunani kuno”philosophia” yang merupakan kata majemuk. Philo yang berarti
suka atau cinta, dan Sophia berarti kebujaksanaan. Jadi arti menurut namanya saja yaitu
cinta kepada kebujaksanaan.

Menurut sejarah filsafat, istilah “philosophi” pertama sekali dipergunakan oleh


sekolah Socrates, kemudian Plato menanamkan suatu ilmu pengetahuan tentang kegiatan
jiwa manusia.

Guna memahami maksud dan tujuan serta lingkaran pembahsan filsafat, maka
tidak hanya diperlukan makna filsafat menurut bahasa, melainkan lebih dari pada itu
diperlukan pengertian menurut istilah yang diberikan oleh para ahli yang terkandung jauh
lebih luas dibandingkan dengan arti menurut arti bahasa.

II. Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari Filsafat Ketuhanan ?
2. Apa pengertian filsafat menurut para ahli?
3. Apa sajakah sejarah pemikiran manusia tentang ketuhanan?

BAB II

PEMBAHASAN

A. FILSAFAT KETUHANAN

Plato (427-348 SM) yang belum sampai kepada meyakini adanya Tuhan, dan baru berada
dalam tingkat mencari sesuatu yang abadi sebagai pencipta pertama dari alam ini mengatakan,
bahwa filsafat adalah mencari hakikat kebenaran yang asli. Sedangkan Aristoteles (382-322 SM)
yang lebih menitikberatkan penyelidikannya kepada pembagian ilmu filsafat menerangkan,
bahwa filsafat adalah semacam ilmu pengetahuan yang mengandung kebenaran mengenai ilmu-
ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik dan estetika. Selain itu ia juga
mengatakan, bahwa filsafat adalah ilmu yang mencari kebenaran pertama, segala yang ada yang
menunjukkan adanya penggerak pertama.

Dengan demikian, filsafat dapat digolongkan sebagai ilmu yang mulia, karena ia
berusaha bersungguh-sungguh untuk menyingkap sesuatu yang tersebut dari yang tersurat,
sehingga dapat mennagkap inti dari suatu masalah.

Filsafat atau Falsafah adalah suatu pengetahuan tentang kebenaran sedangkan agama
adalah suatu ajaran yang benar, jadi antara filsafat dengan agama terlihat adanya persamaan.
Tujuan filsafat menerangkan apa yang benar dan apa yang baik, sedangkan tujuan agama adalah
menjelaskan kebenaran dan kebaikan (haq dank hair), yang benar pertama (al-haqqul awwalu
atay the first) (Ali 2007 : 7). Menurut al-Kindi adalah Tuhan. Filsafat yang paling tinggi adalah
Filsafat Ketuhanan, sebagaimana al-Kindi mengatakan : Filsafat yang termulia dan tertinggi
adalah filsafat yang utama yaitu ilmu tentang kebenaran yang menjadi sebab bagi segala yang
benar. Sesuai dengan paham yang ada dalam konsep islam, Tuhan menurut al-Kindi adalah
pencipta. Alam menurutnya kekal di zaman dahulu, akan tetapi mempunyai permulaa. Oleh
karena itu, al-Kindi menyatakan bahwa yang Maha satu adalah sumber dari alam dan sumber
dari segala yang ada.

Filsafat Ketuhanan adalah pemikiran Tuhan dengan pendekatan akal budi, maka dipakai
pendekatan yang disebut filosofis. Bagi orang yang menganut agama tertentu (terutama agama
Islam, Kristen, Yahudi), akan menambahkan pendekatan wahyu di dalam usaha memikirkannya.
Jadi Filsafat Ketuhanan adalah pemikiran para manusia dengan pendekatan akal budi tentang
Tuhan. Usaha yang dilakukan manusia ini bukanlah untuk menemukan Tuhan secara absolut
atau mutlak, namun mencari pertimbangan kemungkiann-kemungkinan bagi manusia untuk
sampai pada kebenaran tentang Tuhan.

B. FILSAFAT KETUHANAN MENURUT PARA FILOSOI


a. FILSAFATYUNANI
1. Tuhan Menurut Socrates
Sebagai seorang ahli fikir, ia turut membahas masalah Ketuhanan dengan logika yang
simpel dengan menetapkn adunya wujud Tuhan yang wajib disembah. Ia memiliki sistem
pengetahuan manusia tentang Tuhan, yakni ada dua jalan. I'ertama, berdasar pada bukti-bukli
alam. Kedua, dengan alasan-alasan sejarah.Mclalui bukti-bukti alam dengan membenlangkan
perisiwa-peristiwa alam itu sendiri. Sedangkan melalui alasan sejarah. dengan
mengemukakan tabiat manusia yang dengan sendirinya tertarik kepada Tuhan yang
menjudikn, mengatur, dan memclihara manusia. Socrates mengatakan bahwa Tuhan sangat
besar perhatiannya kepada makhluk makhluk-Nya. Ia juga mengakatan: "Bagaimanakah
enykau mengatakan bahwa Tuhan tidak memperhatikan makhluk-Nya, padahal engkau
mengetahui bahwa Tuhan sudah memberikan silat-silat khas untuk manusia. yang tidak
terdapat padau makhluk lainnya. Engkau whai makhluk yang berolch dua macam nikmat
yang mahal sckali, apakah engkau mengira bahwa Tuhan tidak memperhatikan engkau dan
tidak menyelenggarakan keperluan? Apalagi yang belum discbutkan Tuhan bagi engkau
supaya insyal akan yang demikian itu Demikian dali akal yang dikemukakan olch Socrates
tentang kepastian Tuhan dan tentang perlunya manusia menyembah Tuhan Socrates pada
7amannya adalah orang yang herjuang untuk melarang penyemhahan berhala dan menyuruh
manusia menyembah Tuhan Yang Maha Esa scrta berbuat kcbaikan dan menghentikan
kemungkaran. Rajanya adalah juga penyembah berhala, akan tetapi raja dak marah pada
Socrates. discbabkan Socrates di mata raja adalah orang yang baik perbuatannya. Akan
tetapi, tindakan Socrates itu, membuat marah para kepala agama penyembah berhala dan
berusaha memakai nama rakyat banyak unluk menyalahkan Socrates. Sebelas orang halkim
rakyat menyuruh Socrates memilih hukumannya untuk mati, kemudian Socrates memilih
racun untuk kematiannya Demikian Socrales clah menjalani hukuman iu dengan nang dalam
mempertahankan kepercayaannya dengan teguh. la mati dengan keyakinan dirinya tentang
Esanya Tuhan Yang Maha Pencipta. Begitulah Socrates memahami konsep agama atau
kepercayaan tentang adanya Tuhan dan Keesaan 'Tuhan

2. Tuhan Menurut Plato


Plato, scorang lilosof dari Athena di zaman Yunani Kuno, mulai mengenalkan alam
berpikir baru tentang realitas kebenaran abadi. 13agi Plato, di alam semesta ini terdapat
sesuatu yang kekal dan abadi. Dengan demikian, eksistensi para dewa dipertanyakan
kembali. Apakah para dewa memiliki kekekalan dan keabadian sebagaimana yang dimaksud
oleh Plato? Unluk menjawab perlanyaan ini. Plato juga tidak dapl menggamharkan secara
spesifik. Namun, ketika ia mulai mengalihkan perbincangan erkait dengan para dewa dengan
menycbut cntilas baru, yakni Tuhan a menggambarkan sosok Tuhan scbagai sosok yang
niscaya letap memiliki kckuatan untuk melakukan segala sesuatu. Dengan keadaan niscaya,
Tuhan tidak dapat berbuat apapun selain dari yang ia lakukan. Tuhan olch plato dikalakan
tidak menciptakan scgala sesuatu selain hanya yang baik.
Bagi orng beragama yang percaya kepada adanya Tuhan yang satu menjadi juwabun
tersendiri dari gagasan Plato.
1. Mengapa Tuhan yang Adil menciptakan manusia yang jahat. dan mengapa yang diciplakan
bukan hanya manusia yang baik saja?
2. Mengap orang yang jahat sesudah mati masuk ke neraka untuk selama-lamanya sedang
hidupnya di dunia hanya sehentar? Bagi orang awam gagasan Plato ini bukan jawaban yang
meyakinkan atas perlanyaan-pertanyaan tersebul
Mitos tentang goa ala Plato menggambarkan hahwa Tuhan (matahari) adalah bentuk
nyala dari semunya dunia yang dilihat olch manusia sclama hidupnya. Cahaya matahari
melambangkan keindahan bentuk Tuhan yang pada awalnya orang yang melihat akan merasa
perih atas pancuran sinar yang buru dilihal oleh mala. Namun pada kenyataannya manusia
lebih memilih dalam keadaan semu goa dibandingkan untuk memlih kebenaran yang
sesungguhnya (idea).
3. Tuhan Menurut Aristoteles
Di dalam metafisika Aristoteles membedakan antara hentuk dan materia. Ilal ini ada
hubunganya dengan perbedaan antara "kemungkinan" dan "kenyataan". Matcria yang bersih,
murni, dianggap sehagai kemungkinan untuk menjadi bentuk. Semua perubahan yang pada
umumnya discbut perkembangan mempunyai bentuk lebih banyak dibanding sebclumnya.
Dia katakan, bahwa Tuhan adalah bentuk murni dan kenyataan murni maka itu padanya tidak
ada peruhahan. Pembuklian Aristolcles lentang adanya Tuhan berdasarkan atas prinsip
bahwa adanya sesuatu harus ada penyehabnya yang pertama (hukum kausalitas). Cierak
harus timbul dari satu iik dan tik ini sendiri harus tidak bergerak, harus langgeng, substantif
dan nyata Dan Tuhan hidup, langgeng dan menupakan kebaikan tertinggi maka kehidupan
dan kelanggengan adalah keberadaan Tuhan.

b. FLSAFAT ABAD PERTENGAHAN


1. Tuhan Menurut Plotinus
Menurut Plotinus di dalam fikiran terdapat tiga realitas:
a. The onc (Yang Esa) adalah Tuhan dalam pandangan philo yailu suatu realitas yang
tidak mungkin dapat difahami melalui metode sains dan logika. Yang Esa itu adalah
puncak semua yang ada, ia cahaya di atas cahaya dan tidak mungkin mengetahui
escnsinya yang hanya dikctahui bahwa ia itu pukok atau prinsip yang berada dalam
akal dan jiwa. la adalah pencipta semua yang ada
b. The mind (nous) adalah gambaran enlang yang Lsa dan di dalamnya mengandung
idea-idea Plato yang merupakan bentuk asli objek. Kandungan nous adalah benar
benar kesutuan dan untuk menghayatinya kia harus melalui perenungan
c. The soul adalah realitas ketiga dalam filsafat 'lotinus yang mengandung satu jiwa dunia
dan banyak dunia kecil.
2. Tuhan Menurut Augustinus
Terpisah dari Tuhan tidak ada realitas, ungkapan ini tidak sulit difahami bila kita
mengangap bahwa cscnsi adalah hanya milik Tuhan. jadi hanya Tuhan yang
memilikinya hal ini meunjukkan bahwa hakikat yang sebenarnya adalah sebab awal
hanya Tuhanlah yang merupakan sebab awal
Menurut Augustinus kita mencari kebenaran, keindahan, kebaikan, mengenal
Tuhan hendaknya meyakini bahwa seseorang itu ada dan tidak diragukan lagi. Setelah
itu ia mampu mengenal Tuhan dan mempelajari tentangnya yang dibimbing oleh
konsep yang absolu. Menurutnya keesaan itu adalah Tuhan jadi Tuhan iu ditemukan
dengan rasa bukan dengan proses pemikiran dan Tuhan iu di atas scgala jenis. Silat
Tuhan yang paling penling ialah kckal, bijaksana, malhakuasu, lidak terbatas. maha
tahu, maha sempurna idak dapat diubah (Tuhan itu kuno tetapi selalu baru).

c. FILSAFAT ISLAM
1. Tuhan Menurut A-Ghozali
Menerangkan bahwa ada sepuluh pendapat filosof yang dianggap menyimpang
dari Islam:
1. Tuhan tidak mempunyai sifat:
2. Tuhan mempunyai substansi sederhana dan tidak mempunyai hakikat
(mahiyah):
3. Tuhan tidak mempunyai partikular (juz iyyat);
4.Tuhan tidak diberi sifat geus dan differentia;
5. Planet adalah bintang yang bergerak dengan kemauan:
6. Jiwa planet mengetahui juz iyyat;
7. Iukum alam tidak dapat berubah;
8. Pembangkitan jasmani tidak ada:
9. Alam ini qadim, dan;
10. Alam ini kekal Tiga diantara ke sepuluh pendapal ilu menurut Al-Gozhali
membawa kepada kckufuran yaitu :
1. Alam qoim (udak mempunyai yaiu purtikular
2. Tuhan tidak mengetahui particular;
3. Pembangkitan jasmani tidak ada
Pemikiran rasional iu yang mungkin saja menimbulkan akibat negatif bagi Islam
dan umat Islam, tetapi mungkin jugaAl-Ghazali yang benar bahwa pendapat itu dapat
membawa kepada kekufuran akan tetapi, pemikiran rasional iu ternyata telah
menunjang perkembangan budaya dalam Islam. Perkembangan itu terutama terjadi
selama abad ke-8 sampai dengan abad ke-13. Pada masa-masa ini berkembanglah
penerjemahan karya yunani kedalam bahasa arab atas dorongan khalifah Al-mansyur
dan larun Al-rasyd kemudian Al-ma mun. Berdirilah perguruan Bait Al-hikmah yang
selain pusat penerjemahan, juga menjadi pusat perkembangan filsafat dan sains.
Kepala penerjemalhan di Bait Al-hikmah ialah lunain lbn Ishaq Al-ibad (809-877),
orang nasrani. Ilunain juga mengajarkan menerjemahkan. Muridnya ada sembilan
puluh orang. mere ka mencrjemahkan buku-buku Yunani seperti karry. galant,
hipokrates, plolemcus, cuplid, dan aristoteles yang mencakup pengclahuan ilsafat,
kedokieran, malematika, lisika bolani, ekonomi dan lain-lain.
2. Tuhan Menurut Al-Khindi
Bagi Al-Kindi, filsafat adalah ilmu pengetahuan yang mulia
Filsafatnya tentang keesaan Tuhan selain didasarkan pada wahyu juga proposisi
lilosolis. Menurut dia, Tuhan lak mempunyai hakikal, baik hakikat sccara juziyah atau
aniyah (scbagian) maupun hakikat kulliyyah atau mahiyah (keseluruhan)
Dalam pandangan filsafat Al-Kindi, Tuhan tidak merupakan gemus atau species.
Tuhan adalah Pencipta. Tuhan adalah yang Benar Pertama (al-laqq al-Awwal) dan
Yang Benar Tunggal. AL-Kindi juga menolak pendapat yang menganggap sifat-sifat
Tuhan itu berdiri sendiri. Tuhan haruslah merupakan keesaan mutlak. 1Bukan keesaan
metaforis yang hanya berlaku pada obyek-obyek yang dapat ditangkap indera.
Menurut Al-Kindi, Tuhan tidak memiliki sifat-sifat dan ribut-auribut lain yang
terpisah dengan-Nya, letapi silal-sifal dan atribut-alribul erscbut haruslah lak
lerpisahkan dengan Zai-Nya. Jiwa atau roh adalah salah salu pembahasan Al-Kindi. Ia
juga merupakan ilosof Muslim pertam yang menbahas hkikal roh sccar erperinci. Al-
Kindi membagi roh atau jiwa ke dalam tiga daya, daya pemarah, dan daya berpikir
Menurulnya, daya yung paling penting adalah dayu berpikir, karena bisa mengangkat
cksistensi manusia ke derajat yang lcbih tinggi.
Al-Kindi juga membagi akal menjadi tiga, yakni akal yang bersifat polensial, akal
yang lelah kcluar dari sifat polensial menjadi aklual, dan akal yang lclah mencapui
tingkal kedua dari aktualitas.Akal yang bersifat potensial, papar Al-Kindi, tak bisa
mempunyai. sifat aktual, jika tak ada kekuatan yang menggerakkannya dari luar. Oleh
karena itu, menurut Al-Kindi, masih ada satu macam akal lagi, yakni akal yang
selamanya dalam aktualitas
3. Metafisika Ibnu Sina Pemikiran metafisika Ibnu Sina bertitik tolak kepada
pandangan filsafatnya yang membagi tiga jenis hal yaitu:
a.Penting dalam dirinya sendiri, tidak perlu kepada sebab lain untuk kejadiannya,
sclain dirinya sendiri yaitu tuhan:
b. Berkchendak kepada yang lain, yaiu makhluk yang butuh kepada yang
menjadikan:
c. Makhluk mungkin, yang ada bisa pula lidak ada, dun ia scndiri lidak butuh
kepada kejadiannya maksudnya benda- benda yang tidak berakal seperti: pohon, air,
batu, lanah, dll
Dalam membahas mengenai adanya Tuhan dalam hubungannya dengan alam
scmesta. Ibnu Sina mengatakan dalam bukunya "Al Isharat". "itik dan pandangan
argument orang terhadap wujud yang pertama, keesaannya kemahaagungannya, tidak
berkehendak kepada sesuatu yang lain selain dari ciptaannya atas makhluk itu sendiri,
tanpa pandangan betapapun ciptaan dan bentuknya, meskipun ciptaannya dipandang
sebagai tanda adanya tuhan. Orang akan lehih mengerti dengan lebih kuat dan haik
terhadap tuhan, karena adanya makhluk berarti adanya Tuhan. Adanya pandangan
segala makhluk, dapat dibenarkan pendapat tentang adanya Tuhan.
Sesuatu ada yang dibutuhkan adalah keadaan yang masuk akal, bukanlah hal yang
mustahil. Ada yang dibutuhkan Tuhan Yang Maha Hsa. Segala ada yang lain itu
adalah mungkin akan tetapi scbagian darinya diperlukan olch ada dan sebagiannya
lidak dipcrlukan. Mereka ini mempunyai akal yang terpisah antara yang satu dengan
yang lain Duri bentuk scmpurna kebuluhan pada bentuk yang tidak scmpurna dan
mungkin. Yang dimksud dengan bentuk sempurna dan kebuluhan itu adalah tuhan.
Jalan pikiran yang disusun oleh ibnu Sina:
1. Akal terpisah;
2. Benluk:
3. Jusmani;
4. Bcnda dan kejadian
Dalam setiap ukuran iu terdapat berbagai jenis makhluk yang berbeda dalam
susunan kejadiannya, Akal terpisah mempunyai susunan ke atas dan ke bawalh, yang
paling tinggi adalah akal terpisah atau sebab pertama. Yang terendah adalah akal ke
sepuluh yang disebut sebagai wakil akal, masuk ke dalam alam turun-temurun dan
rusak. Akal pertama mengalir dari apa yang dibutuhkan dengan jalan pelimpahan,
yang kedua melimpah dari yang pertama demikian terus menerus sampai pada akal
yang kesepulul. Tuhan adalah akal murni yang mengetahui dirinya sendiri.
C. SEJARAH PEMIKIRAN MANUSIA TENTANG TUHAN
1. Pemikira Barat

Dalam literature sejarah agama, dikenal teori evolusionisme, yaitu teori yang
menyatakan adanya proses dari kepercayaan yang amat sederhana, lama kelamaan
meningkat menjadi sempurna. Teori tersebut mula-mula dikemukakan oleh Max
Muller, kemudian dikemukakan oleh EB Taylor, Robertson Smith, Lubbock dan
Jevens. Proses perkembangan pemikiran tentang Tuhan menurut teori evolusionisme
adalah :
a. Dinamisme

Menurut paham ini, manusia sejak zaman primitive telah mengakui


adanya kekuatan yang berpengaruh dalam kehidupan. Mula-mula sesuatu
yang berpengaruh tersebut ditunjukkan pada benda. Setiap benda mempunyai
pengaruh pada manusia, ada yang berpengaruh positif da nada pula yang
berpengaruh negative.

b. Animisme

Disamping kepercayaan dianmisme, masyarakat primitive juga


mempercayai adanya peran roh dalam hidupnya. Setiap benda yang dianggap
benda baik mempunyai roh. Oleh masyarakat primitive, roh dipercayai
sebagai suatu yang aktif sekalipun bendanya telah mati.

c. Politeisme

Kepercayaan dinamisme dan animisme lama-lama tidak memberikan


kepuasan, karena terlalu banyak yang menjadi sanjungan dan pujaan. Roh
yang lebih dari yang lain kemudian disebut dewa. Dewa mempunyai tugas dan
kekuasaan tertentu sesuai dengan bidangnya.

d. Henoteisme

Suatu bangsa hanya mengakui satu dewa yang disebut dengan Tuhan.
Namun manusia masih mengakui Tuahn (ilah) bangsa lain. Kepercayaan satu
Tuhan untuk satu bangsa disebut dengan Henoteisme (Tuhan tingkat
Nasional).

e. Monoteisme

Dalam monoteisme hanya mengakui satu Tuhan, satu Tuhan untuk satu
bangsa dan bersifat internasional. Bentuk monoteisme ditinjau dari filsafat
Ketuhanan terbagi dalam 3 paham yaitu: deisme, panteisme dan terisme.
Evolusioner dalam kepercayaan terhadap Tuhan sebagaiman dinyatakan oleh
Max Muller dan EB. Taylor (1877), ditentang oleh Andrew Lang (1898) yang
menekankan adanya monoteisme dalam masyarakat primitive. Dia
mengemukakan bahwa orang-orang yang berbudaya rendah juga sama
monoteisme dengan orang –orang Kristen.

Anda mungkin juga menyukai