PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Manusia selalu mencari kebenaran yang hakiki. Konsep ketuhanan bagi manusia
adalah kebenaran yang mutlak. Di dalam pencarian akan Tuhan manusia melakukan
penyelidikan dan mencari dasar-dasar yang menjadi konsep Tuhan itu. Mungkin konsep
ketuhanan sudah ada pada agama karena agama didasari pada keyakinan.
Dilihat dari segi bahasa, maka “filsafat” berasal dari kata Arab yang berasal dari
bahasa yunani kuno”philosophia” yang merupakan kata majemuk. Philo yang berarti
suka atau cinta, dan Sophia berarti kebujaksanaan. Jadi arti menurut namanya saja yaitu
cinta kepada kebujaksanaan.
Guna memahami maksud dan tujuan serta lingkaran pembahsan filsafat, maka
tidak hanya diperlukan makna filsafat menurut bahasa, melainkan lebih dari pada itu
diperlukan pengertian menurut istilah yang diberikan oleh para ahli yang terkandung jauh
lebih luas dibandingkan dengan arti menurut arti bahasa.
BAB II
PEMBAHASAN
A. FILSAFAT KETUHANAN
Plato (427-348 SM) yang belum sampai kepada meyakini adanya Tuhan, dan baru berada
dalam tingkat mencari sesuatu yang abadi sebagai pencipta pertama dari alam ini mengatakan,
bahwa filsafat adalah mencari hakikat kebenaran yang asli. Sedangkan Aristoteles (382-322 SM)
yang lebih menitikberatkan penyelidikannya kepada pembagian ilmu filsafat menerangkan,
bahwa filsafat adalah semacam ilmu pengetahuan yang mengandung kebenaran mengenai ilmu-
ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik dan estetika. Selain itu ia juga
mengatakan, bahwa filsafat adalah ilmu yang mencari kebenaran pertama, segala yang ada yang
menunjukkan adanya penggerak pertama.
Dengan demikian, filsafat dapat digolongkan sebagai ilmu yang mulia, karena ia
berusaha bersungguh-sungguh untuk menyingkap sesuatu yang tersebut dari yang tersurat,
sehingga dapat mennagkap inti dari suatu masalah.
Filsafat atau Falsafah adalah suatu pengetahuan tentang kebenaran sedangkan agama
adalah suatu ajaran yang benar, jadi antara filsafat dengan agama terlihat adanya persamaan.
Tujuan filsafat menerangkan apa yang benar dan apa yang baik, sedangkan tujuan agama adalah
menjelaskan kebenaran dan kebaikan (haq dank hair), yang benar pertama (al-haqqul awwalu
atay the first) (Ali 2007 : 7). Menurut al-Kindi adalah Tuhan. Filsafat yang paling tinggi adalah
Filsafat Ketuhanan, sebagaimana al-Kindi mengatakan : Filsafat yang termulia dan tertinggi
adalah filsafat yang utama yaitu ilmu tentang kebenaran yang menjadi sebab bagi segala yang
benar. Sesuai dengan paham yang ada dalam konsep islam, Tuhan menurut al-Kindi adalah
pencipta. Alam menurutnya kekal di zaman dahulu, akan tetapi mempunyai permulaa. Oleh
karena itu, al-Kindi menyatakan bahwa yang Maha satu adalah sumber dari alam dan sumber
dari segala yang ada.
Filsafat Ketuhanan adalah pemikiran Tuhan dengan pendekatan akal budi, maka dipakai
pendekatan yang disebut filosofis. Bagi orang yang menganut agama tertentu (terutama agama
Islam, Kristen, Yahudi), akan menambahkan pendekatan wahyu di dalam usaha memikirkannya.
Jadi Filsafat Ketuhanan adalah pemikiran para manusia dengan pendekatan akal budi tentang
Tuhan. Usaha yang dilakukan manusia ini bukanlah untuk menemukan Tuhan secara absolut
atau mutlak, namun mencari pertimbangan kemungkiann-kemungkinan bagi manusia untuk
sampai pada kebenaran tentang Tuhan.
c. FILSAFAT ISLAM
1. Tuhan Menurut A-Ghozali
Menerangkan bahwa ada sepuluh pendapat filosof yang dianggap menyimpang
dari Islam:
1. Tuhan tidak mempunyai sifat:
2. Tuhan mempunyai substansi sederhana dan tidak mempunyai hakikat
(mahiyah):
3. Tuhan tidak mempunyai partikular (juz iyyat);
4.Tuhan tidak diberi sifat geus dan differentia;
5. Planet adalah bintang yang bergerak dengan kemauan:
6. Jiwa planet mengetahui juz iyyat;
7. Iukum alam tidak dapat berubah;
8. Pembangkitan jasmani tidak ada:
9. Alam ini qadim, dan;
10. Alam ini kekal Tiga diantara ke sepuluh pendapal ilu menurut Al-Gozhali
membawa kepada kckufuran yaitu :
1. Alam qoim (udak mempunyai yaiu purtikular
2. Tuhan tidak mengetahui particular;
3. Pembangkitan jasmani tidak ada
Pemikiran rasional iu yang mungkin saja menimbulkan akibat negatif bagi Islam
dan umat Islam, tetapi mungkin jugaAl-Ghazali yang benar bahwa pendapat itu dapat
membawa kepada kekufuran akan tetapi, pemikiran rasional iu ternyata telah
menunjang perkembangan budaya dalam Islam. Perkembangan itu terutama terjadi
selama abad ke-8 sampai dengan abad ke-13. Pada masa-masa ini berkembanglah
penerjemahan karya yunani kedalam bahasa arab atas dorongan khalifah Al-mansyur
dan larun Al-rasyd kemudian Al-ma mun. Berdirilah perguruan Bait Al-hikmah yang
selain pusat penerjemahan, juga menjadi pusat perkembangan filsafat dan sains.
Kepala penerjemalhan di Bait Al-hikmah ialah lunain lbn Ishaq Al-ibad (809-877),
orang nasrani. Ilunain juga mengajarkan menerjemahkan. Muridnya ada sembilan
puluh orang. mere ka mencrjemahkan buku-buku Yunani seperti karry. galant,
hipokrates, plolemcus, cuplid, dan aristoteles yang mencakup pengclahuan ilsafat,
kedokieran, malematika, lisika bolani, ekonomi dan lain-lain.
2. Tuhan Menurut Al-Khindi
Bagi Al-Kindi, filsafat adalah ilmu pengetahuan yang mulia
Filsafatnya tentang keesaan Tuhan selain didasarkan pada wahyu juga proposisi
lilosolis. Menurut dia, Tuhan lak mempunyai hakikal, baik hakikat sccara juziyah atau
aniyah (scbagian) maupun hakikat kulliyyah atau mahiyah (keseluruhan)
Dalam pandangan filsafat Al-Kindi, Tuhan tidak merupakan gemus atau species.
Tuhan adalah Pencipta. Tuhan adalah yang Benar Pertama (al-laqq al-Awwal) dan
Yang Benar Tunggal. AL-Kindi juga menolak pendapat yang menganggap sifat-sifat
Tuhan itu berdiri sendiri. Tuhan haruslah merupakan keesaan mutlak. 1Bukan keesaan
metaforis yang hanya berlaku pada obyek-obyek yang dapat ditangkap indera.
Menurut Al-Kindi, Tuhan tidak memiliki sifat-sifat dan ribut-auribut lain yang
terpisah dengan-Nya, letapi silal-sifal dan atribut-alribul erscbut haruslah lak
lerpisahkan dengan Zai-Nya. Jiwa atau roh adalah salah salu pembahasan Al-Kindi. Ia
juga merupakan ilosof Muslim pertam yang menbahas hkikal roh sccar erperinci. Al-
Kindi membagi roh atau jiwa ke dalam tiga daya, daya pemarah, dan daya berpikir
Menurulnya, daya yung paling penting adalah dayu berpikir, karena bisa mengangkat
cksistensi manusia ke derajat yang lcbih tinggi.
Al-Kindi juga membagi akal menjadi tiga, yakni akal yang bersifat polensial, akal
yang lelah kcluar dari sifat polensial menjadi aklual, dan akal yang lclah mencapui
tingkal kedua dari aktualitas.Akal yang bersifat potensial, papar Al-Kindi, tak bisa
mempunyai. sifat aktual, jika tak ada kekuatan yang menggerakkannya dari luar. Oleh
karena itu, menurut Al-Kindi, masih ada satu macam akal lagi, yakni akal yang
selamanya dalam aktualitas
3. Metafisika Ibnu Sina Pemikiran metafisika Ibnu Sina bertitik tolak kepada
pandangan filsafatnya yang membagi tiga jenis hal yaitu:
a.Penting dalam dirinya sendiri, tidak perlu kepada sebab lain untuk kejadiannya,
sclain dirinya sendiri yaitu tuhan:
b. Berkchendak kepada yang lain, yaiu makhluk yang butuh kepada yang
menjadikan:
c. Makhluk mungkin, yang ada bisa pula lidak ada, dun ia scndiri lidak butuh
kepada kejadiannya maksudnya benda- benda yang tidak berakal seperti: pohon, air,
batu, lanah, dll
Dalam membahas mengenai adanya Tuhan dalam hubungannya dengan alam
scmesta. Ibnu Sina mengatakan dalam bukunya "Al Isharat". "itik dan pandangan
argument orang terhadap wujud yang pertama, keesaannya kemahaagungannya, tidak
berkehendak kepada sesuatu yang lain selain dari ciptaannya atas makhluk itu sendiri,
tanpa pandangan betapapun ciptaan dan bentuknya, meskipun ciptaannya dipandang
sebagai tanda adanya tuhan. Orang akan lehih mengerti dengan lebih kuat dan haik
terhadap tuhan, karena adanya makhluk berarti adanya Tuhan. Adanya pandangan
segala makhluk, dapat dibenarkan pendapat tentang adanya Tuhan.
Sesuatu ada yang dibutuhkan adalah keadaan yang masuk akal, bukanlah hal yang
mustahil. Ada yang dibutuhkan Tuhan Yang Maha Hsa. Segala ada yang lain itu
adalah mungkin akan tetapi scbagian darinya diperlukan olch ada dan sebagiannya
lidak dipcrlukan. Mereka ini mempunyai akal yang terpisah antara yang satu dengan
yang lain Duri bentuk scmpurna kebuluhan pada bentuk yang tidak scmpurna dan
mungkin. Yang dimksud dengan bentuk sempurna dan kebuluhan itu adalah tuhan.
Jalan pikiran yang disusun oleh ibnu Sina:
1. Akal terpisah;
2. Benluk:
3. Jusmani;
4. Bcnda dan kejadian
Dalam setiap ukuran iu terdapat berbagai jenis makhluk yang berbeda dalam
susunan kejadiannya, Akal terpisah mempunyai susunan ke atas dan ke bawalh, yang
paling tinggi adalah akal terpisah atau sebab pertama. Yang terendah adalah akal ke
sepuluh yang disebut sebagai wakil akal, masuk ke dalam alam turun-temurun dan
rusak. Akal pertama mengalir dari apa yang dibutuhkan dengan jalan pelimpahan,
yang kedua melimpah dari yang pertama demikian terus menerus sampai pada akal
yang kesepulul. Tuhan adalah akal murni yang mengetahui dirinya sendiri.
C. SEJARAH PEMIKIRAN MANUSIA TENTANG TUHAN
1. Pemikira Barat
Dalam literature sejarah agama, dikenal teori evolusionisme, yaitu teori yang
menyatakan adanya proses dari kepercayaan yang amat sederhana, lama kelamaan
meningkat menjadi sempurna. Teori tersebut mula-mula dikemukakan oleh Max
Muller, kemudian dikemukakan oleh EB Taylor, Robertson Smith, Lubbock dan
Jevens. Proses perkembangan pemikiran tentang Tuhan menurut teori evolusionisme
adalah :
a. Dinamisme
b. Animisme
c. Politeisme
d. Henoteisme
Suatu bangsa hanya mengakui satu dewa yang disebut dengan Tuhan.
Namun manusia masih mengakui Tuahn (ilah) bangsa lain. Kepercayaan satu
Tuhan untuk satu bangsa disebut dengan Henoteisme (Tuhan tingkat
Nasional).
e. Monoteisme
Dalam monoteisme hanya mengakui satu Tuhan, satu Tuhan untuk satu
bangsa dan bersifat internasional. Bentuk monoteisme ditinjau dari filsafat
Ketuhanan terbagi dalam 3 paham yaitu: deisme, panteisme dan terisme.
Evolusioner dalam kepercayaan terhadap Tuhan sebagaiman dinyatakan oleh
Max Muller dan EB. Taylor (1877), ditentang oleh Andrew Lang (1898) yang
menekankan adanya monoteisme dalam masyarakat primitive. Dia
mengemukakan bahwa orang-orang yang berbudaya rendah juga sama
monoteisme dengan orang –orang Kristen.