Anda di halaman 1dari 47

BAB III

METODE PENELITIAN DAN OBJEK PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analisis, yaitu

suatu metode yang menggambarkan fakta atau keadaan serta peristiwa yang terjadi

pada saat penelitian berlangsung, kemudian data tersebut dikumpulkan, diolah,

dianalisis dan disimpulkan sehingga dapat disusun menjadi suatu karya ilmiah.

1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah sebagai

berikut:

a. Studi Kepustakaan, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mempelajari

dan menelaah buku-buku, dokumentasi-dokumentasi, peraturan-peraturan

pemerintah yang ada kaitannya dengan permasalahan yang diteliti.

b. Studi lapangan, yaitu peneliti secara langsung mendatangi objek yang akan

diteliti yaitu di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung. Teknik

pengumpulan data ini terdiri dari :

1) Observasi non-partisipan, yaitu teknik pengumpulan data dengan

cara melakukan pengamatan secara langsung mengenai pendelegasian

wewenang dalam usaha mencapai efisiensi kerja secara optimal di

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung, tetapi peneliti tidak

ikut serta secara langsung dalam proses kerja yang diteliti.

52
53

2) Wawancara berstruktur, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara

tanya jawab secara langsung mengenai pendelegasian wewenang

dengan Kepala dan pegawai Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota

Bandung.

3) Angket, yaitu pengumpulan data dengan cara menyebarkan daftar

pertanyaan tertulis yang sudah diberikan alternatif jawabannya.

Adapun teknik yang digunakan adalah teknik purposive sampling

artinya hanya sebagian populasi berdasarkan atas tujuan yang ada pada

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung, dijadikan respoden

(N=55).

4) Populasi, yaitu keseluruhan unit observasi yang dibatasi oleh

kriterium tertentu yang memiliki karakteristik sama, dalam penelitian

ini teknik yang digunakan adalah teknik sensus seluruh pegawai yang

ada pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung yang terdiri

dari 55 orang yang dijadikan responden.

Operasional variabel merupakan penjelasan dan pengertian teoritis variabel

untuk dapat diamati dan diukur. Adapun variabel-variabel yang dipergunakan dalam

penelitian ini adalah Pemberdayaan Sumber Daya Manusia sebagai variabel bebas

(variabel X) dan Kinerja Pegawai sebagai variabel terikat (variabel Y).


54

TABEL 4
DIMENSI DAN INDIKATOR PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA
Variabel Dimensi Indikator Item
Bebas
1 2 3 4
Pemberdaya 1. Mengembangkan a. Pemberitahuan 1
an Sumber Visi Bersama visi/tujuan Dinas oleh
Daya pimpinan 2
Manusia b. Pengarahan dari
pimpinan
a. Pentingnya pendidikan 3
2. Mendidik dan pelatihan
b. Memberikan kursus 4
keahlian
5
a. Proses kerja
3. Menjauhkan disesuaikan dengan 6
rintangan- urutan pelaksanaan
rintangan pekerjaan
b. Memindahkan
pegawai apabila tidak 7
dapat menyesuaikan
diri
c. Peraturan mendukung 8
terhadap
berkembangnya 9
pegawai
a. Jujur dan terbuka 10
dalam melakukan
dialog 11
4. Mengungkapkan b. Pentingnya 12
keterbukaan dalam
13
organisasi
c. Teguran dari pimpinan
a. Kebebasan dalam
melaksanakan 14
b. Pemberian pujian dan 15
penghargaan Finasial
5. Menyemangati a. Fasilitas kerja dalam 16
melaksanakan
pekerjaan
b. Alat transportasi yang 17
55

ada Ditetapkan 18
6. Memperlengkapi a. Penilaian terhadap
hasil kerja
b. Senang terhadap hasil
kerja
a. Melakukan antisipasi
7. Menilai masalah
b. Mengharapkan
keberhasilan dalam
pelaksanaan
pemberdayaan
8. Mengharapkan

Sumber : Modifikasi peneliti dari buku “Empowering People Pemberdayaan Sumber Daya
Manusia”, Aileen Mitchell stewart (1999: 112- 127)

TABEL 5

DIMENSI DAN INDIKATOR KINERJA PEGAWAI

Varriabel Dimensi Indikator Item


Terikat
1 2 3 4
Kinerja 1. Quantity of work a. Hasil mencapai target 19
Pegawai (kuantitas hasil b. Jumlah pekerjaan 20
kerja) sesuai kewajaran
a. Pemberian tugas 21
2. Quantity of work
sesuai fungsi/keahlian
(kualitas kerja) b. Hasil pekerjaan sesuai 22
kualitas yang
diharapkan
3. Job Knowledge 23
a. Pemahaman tentang
(pengetahuan
pekerjaan yang harus 24
pekerjaan) dilakukan
b. Pekerjaan disesuaikan
dengan keterampilan 25

4. Creativeness a. Kebebasan untuk 26


(gagasan) bekerjasama
b. Mampu untuk
56

menyelesaikan 27
persoalan yang timbul
5. Cooperation
28
(kerjasama) a. Kesediaan untuk
bekerjasama 29
6. Dependability
b. Hubungan dalam 30
(dapat dipercaya) lingkungan kerja
a. Tingkat kedisiplinan
7. Initiative
pegawai 31
(inisiatif) b. Memiliki kesadaran
dalam hal 32
menyelesaikan tugas
8. Personal a. Semangat dalam
menyelesaikan 33
Qualities
pekerjaan
(kepribadian) b. Memberikan saran
dan ide 34

a. Dilandasi dengan niat


yang baik dalam
melaksanakan
pekerjaan
b. Profesionalisme
Sumber : Modifikasi peneliti dari buku “Organisasi Kepemimpinan dan Perilaku Administrasi”,
Sondang P. Siagian (1997: 151)

2. Teknik Analisa Data

Analisis data merupakan suatu kegiatan untuk mengelompokkan, membuat

urutan dan meningkatkan data yang diperoleh sehingga mempunyai makna yang

mudah untuk diartikan. Pada penelitian ini peneliti menggunakan uji penganalisaan

menggunakan persentase, menurut Sudjana dalam Pengantar Statistik maka

digunakan rumus sebagai berikut :


57

fi
P= ×100 %
N

Keterangan :

P = Persentase

f = Frekuensi

N = Populasi

i = 1,2,….,N (1992:50)

B. Objek Penelitian

1. Sejarah Perusahaan

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata yaitu jabatan segala sesuatu yang

berhubungan dengan tourism atau perpelancongan. Pemerintah Pusat dalam mengatur

kepariwisataan diseluruh indonesia mengeluarkan Keputusan Presiden No. 30 tahun

1986 yang berisi tentang pembentukan Dewan Pertimbangan Kepariwisataan

Nasional. Lembaga ini mempunyai tugas utama yaitu membantu Presiden dalam

menetapkan kebijakan umum di bidang kepariwisataan nasional. Di dalam keputusan

ini dicantumkan pula tentang pembentukan Direktorat Jendral Pariwisata dalam suatu

Struktur Organisasi Departemen Perhubungan.

Pada tahun 1969, pemerintah mengeluarkan Instruksi Presiden No. 9/1969

yang berisi tentang pembentukan Badan Pariwisata Nasional (BAPARNAS) dalam

rangka untuk menjamin pembinaan dan pembangunan yang efektif dan berlanjut
58

dalam pelaksanaan yang diusahakan oleh pihak pemerintah dan swasta. BAPARNAS

bertugas untuk membantu Mentri Perhubungan dan Dirjen Pariwisata.

Berdasarkan Surat Keputusan Mentri Perhubungan No. SK. 71/ 11/1869,

dibentuklan Dinas Pariwisata di tingkat daerah (Dinas Pariwisata Daerah

/DISPARDA).Kemudian Pemerintah Tingkat I Jawa Barat membentuk Dinas

Pariwisata Tingkat I Jawa Barat, setelah itu dibentuk Dinas Pariwisata Kotamadya

Tingkat II Bandung berdasarkan Peraturan Daerah No. II/1969, pada tahun 1971

sampai dengan 1987 tercatat dengan nama Kantor Pariwisata Daerah (Kaparda).

Sejak keluarnya Peraturan Daerah No. II/ 1985 tentang pembentukan Dinas

Pariwisata Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung, maka sejak tahun 1987

KAPARDA diganti menjadi Dinas Pariwisata Kotamadya Daerah Tingkat II

Bandung. Sejalan dengan adanya otonomi daerah Indonesia, Seluruh tingkat

Pemerintahan di Indonesia baik di pusat, provinsi, maupun kota dan kabupaten

mengalami beberapa perubahan. Berdasarkan UU No. 22/ 1999, Dinas Pariwisata

Tingkat II Kotamadya mengalami perubahan menjadi Dinas Pariwisata Kota Bandung

dan mendapatkan penambahan kewenangan yang lebih luas terhadap urusan Biro

Perjalanan dan Hotel Berbintang. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, dalam

upaya memenuhi kewenangan yang diberikan berdasarkan UU No. 22/ 1999 struktur

organisasi dan tata kerja Dinas Pariwisata Kota Bandung pun mengalami beberapa

perubahan yang diatur dalam Peraturan Daerah No. 5 tanggal 7 Maret 2001 mengenai

struktur organisasi Dinas Pariwisata Kota Bandung. Kemudian pada Tanggal 4

Desember 2007 melalui Peraturan Daerah No. 13 Tahun 2007 Dinas Pariwisata Kota
59

Bandung dirubah lagi menjadi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung

sampai sekarang.

2. Visi dan Misi Perusahaan

a. Visi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung

Visi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung Tahun 2009-2013

adalah: “MEMANTAPKAN KOTA BANDUNG SEBAGAI KOTA SENI

BUDAYA DAN TUJUAN WISATA TAHUN 2014”.

Visi diatas mengandung pengertian bahwa kota Bandung sebagai kota seni

budaya (Puseur Budaya) dan kota tujuan wisata saat ini, dan merupakan upaya yang

secara intens dilakukan pada periode 2009-2014, sehingga kota Bandung ke depan

benar-benar menjadi kota seni budaya dan tujuan wisata yang berdaya saing tinggi

sejajar dengan kota-kota lain di dalam dan luar negeri yang selama ini telah

menunjukan kiprahnya di bidang budaya dan pariwisata.

b.Misi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung

Misi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung adalah:

1. Mengembangkan sumber daya manusia dan kelembagaan kepariwisataan yang

profesional, berkarakteristik sunda dan berwawasan global.

2. Meningkatkan pelestarian, pemberdayaan, pengembangan, dan pemanfaatan

kebudayaan dan kesenian.

3. Mengembangkan industri pariwisata yang kreatif dan inofatif dengan

memperhatikan terlaksananya sapta pesona.


60

4. Meningkatkan destinasi pariwisata kota yang berdaya saing tinggi baik pada

tingkat regional, nasional maupun internasional.

5. Meningkatkan pemasaran melalui kemitraan dan kerjasama budaya dan

pariwisata dengan pemangku kepentingan dan/ kabupaten/kota/negara lain.

1. Program dan Kegiatan Perusahaan

Program dan kegiatan yang akan dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan

pariwisata pada tahun 2009-2014 berpedoman kepada program dan kegiatan yang

telah ditentukan dalam peraturan Mentri Dalam Negeri no. 13 tahun 2006 jo.

Permendagri no. 38 tahun 2007. Namun dalam pelaksanaannya akan disesuaikan

dengan kebutuhan dan kondisi anggaran yang tersedia, program dan kegiatan tersebut

adalah :

a. Program Wajib Kebudayaan

Program pengembangan nilai-nilai budaya, dengan kegiatan :

a. Pelestarian dan aktualisasi adat budaya daerah

b. Penatagunaan naskah kuno nusantara

c. Penyusunan kebijakan tentang budaya lokal daerah

d. Pemberian dukungan penghargaan kerjasama di bidang budaya

e. Pelestarian dan pengembangan bahasa dan sastra daerah

b. Program Pengelolaan Kekayaan Budaya :

a. Fasilitasi partisipasi masyarakat dalam pengelolaan kekayaan budaya

b. Pelestarian fisik dan kandungan bahan pustaka termasuk naskah kuno

c. Penyusunan kebijakan pengelolaan budaya lokal daerah


61

d. Pengelolaan dan pengembangan pelestarian peninggalan sejarah

purbakala, museum, dan peninggalan bawah air

e. Pengembangan kebudayaan dan pariwisata

f. Pengembangan nilai dan geografi sejarah

g. Perkembangan dan digitalisasi bahan pustaka

h. Perumusan kebijakan sejarah dan purbakala

i. Pengawasan, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan program

pengelolaan kekayaan budaya

j. Pendukungan pengelolaan museum dan taman budaya daerah

k. Pengelolaan karya cetak sistem informasi sejarah purbakala

l. Pengembangan kesenian dan kebudayaan daerah

c. Program Pengelolaan Keragaman Budaya :

a. Pengembangan kesenian dan kebudayaan

b. Penyusunan sistem informasi database bidang kebudayaan

c. Fasilitasi perkembangan keragaman budaya daerah

d. Seminar dalam rangka revitalisasi dan reaktualisasi budaya lokal

e. Monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan pengembangan

keanekaragaman budaya

d. Program Pengembangan Kerjasama Pengelolaan Kekayaan Budaya:

a. Fasilitasi pengembangan kemitraan dengan LSM dan perusahaan

swasta

b. Fasilitasi pembentukan kemitraan usaha profesi antar daerah


62

c. Membangun kemitraan pengelolaan kebudayaan antar daerah

d. Monitoring, evaluasi dan pelaporan

e. Program Pemilihan Pariwisata :

1. Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata

a. Analisa pasar untuk promosi dan pemasaran objek wisata

b. Peningkatan pemanfaatan teknologi informasi dalam pemasaran

pariwisata

c. Pengembangan jaringan kerjasama promosi pariwisata

d. Koordinasi dengan sektor pendukung pariwisata

e. Pelaksanaan promosi pariwisata nusantara didalam dan luar negeri

f. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program pengembangan

pariwisata

g. Pengembangan statistik kepariwisataan

h. Pelatihan pemandu wisata terpadu

i. Pembinaan dan promosi kepariwisataan

2. Program Pengembangan Destinasi Pariwisata

a. Pengembangan objek pariwisata unggulan

b. Peningkatan pembangunan prasarana dan sarana pariwisata

c. Pengembangan jenis dan paket wisata unggulan

d. Koordinasi pembangunan objek pariwisata dengan lembaga atau

dunia usaha
63

e. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program pengembangan

destinasi pariwisata

f. Pengembangan daerah tujuan wisata

g. Pengembangan sosialisasi dan penerapan serta pengawasan

standarisasi

3. Program Pengembangan Kemitraan

a. Pelaksanaan koordinasi pembangunan kemitraan pariwisata

b. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program peningkatan

kemitraan

c. Pengembangan sumber daya manusia dan profesionalisme bidang

pariwisata

d. Pengembangan dan penguatan informasi database

e. Pengembangan dan penguatan litbang kebudayaan dan pariwisata

2. Profil Perusahaan

Dinas kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung adalah Satuan Kerja

Perangkat Dinas (SKPD) Dari Pemerintah Kota Bandung yang mempunyai tugas

pokok melaksanakan urusan pemerintah di bidang kebudayaan dan pariwisata

berdasarkan asas otonomi dan pembantuan. Dinas ini terdiri dari empat bidang yaitu:
64

Bidang Objek Wisata, Bidang Sarana Wisata, Bidang Pemasaran, Bidang Seni

Budaya dan satu Sekretariat.

Setiap bidang dibagi dalam dua seksi yaitu: Bidang Objek Wisata dibagi

menjadi Seksi Pembinaan dan Pengembangan Sarana Wisata, Bidang Pemasaran

sibagi menjadi Seksi Promosi dan Kerjasama Wisata, Bidang Seni Budaya dibagi

menjadi Seksi Kesenian dan Kebudayaan, sedangkan untuk Sekretariat dibagi

menjadi Sub Bagian Umum dan Kepegawaian serta Sub Bagian Keuangan dan

Program. Ditambah satu unit Pelaksana Teknis (UPT) Padepokan Seni.

Karyawan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung berjumlah 55

orang Pegawai Negeri Sipil yang terdiri dari:

Tabel 5

Golongan Pegawai

No Golongan Jumlah
1 Golongan IV 11
2 Golongan III 29
3 Golongan II 11
4 Golongan I 4
Sumber Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata (2014)

Tabel 6

Jabatan Pegawai

No Jabatan Jumlah
1 Kepala Dinas 1
2 Sekretaris 1
3 Kepala Bidang 4
4 Kepala Seksi 7
5 Kepala Sub Bagian 2
6 Kepala UPT 1
65

7 Kepala Sub Bag TU UPT 1


8 Pelaksana 38
Sumber Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata (2014)

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung telah memiliki situs internet

yang dapat di akses oleh masyarakat yaitu: www.bandungtourism.com situs ini berisi

tentang informasi mengenai kegiatan-kegiatan Pariwisata di kota Bandung.

3. Struktur Organisasi dan Logo Perusahaan

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung No. 13 Tahun 2007 tentang

Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah, Struktur Organisasi Dinas

Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung adalah sebagai berikut:

Gambar 1
Struktur Organisasi
KEPALA DINAS
Drs. H.HERRY M. DJAUHARI,
MM SEKRETARIS
Dra. Hj. DIENCE
KELOMPOK
JABATAN
FUNGSIONA
L

KEPALA SUB BAGIAN KEPALA SUB BAGIAN


UMUM DAN KEUANGAN DAN
KEPEGAWAIAN PROGRAM

KEPALA BIDANG KEPALA BIDANG


KEBUDAYAAN DAN SARANA WISATA KEPALA BIDANG KEPALA BIDANG
KESENIAN IWAN RUSMAWAN, SE., OBJEK WISATA PEMASARAN
TJEP DAHYAT, S.H, M.Si M.Si. DIDEN SITI PARIWISATA
KEPALA SEKSI SONDARI, SH. Dra. DEWI
PENGEMBANGAN KANIASARI, MA
KEPALA SEKSI SARANA WISATA KEPALA SEKSI
KESENIAN Dra. TINI SETIAWATI PENGEMBANGAN
OBJEK WISATA KEPALA SEKSI
Dra. ENTIN SURYATI KEPALA SEKSI PROMOSI WISATA
RENDRA
PEMBINAAN SARANA KARYAWAN, Drs. HATTA
WISATA SH.,M.Si.
KEPALA SEKSI Hj. RAHAYU
KEBUDAYAAN WIDIOWATI,S.H, M.Si KEPALA SEKSI KEPALA SEKSI
Dra. ETTI RS., M.Hum. PEMBINAAN OBJEK KERJASAMA
KEPALA UPT WISATA WISATA
PADEPOKAN EDWARD Dra. YETTY
SRI SUSIAGAWATI, PARLINDUNGAN, S.
SE. Sos.,MT
H.
66

KASUBBAG TU UPT
PADEPOKAN
ATY ATIPAH, S.Ip.

Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung (2014)

4. Tugas Pokok dan Fungsi Perusahaan

Berdasarkan Perda 13 Tahun 2007, Tugas Pokok dan Fungsi Dinas

Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung adalah sebagai berikut:

Dinas kebudayaan dan Pariwisata mempunyai tugas pokok melaksanakan

sebagian urusan daerah dibidang kebudayaan dan pariwisata. Untuk melaksanakan

tugas pokok sebagai mana dimaksud di atas, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

mempunyai fungsi:

1. Perumusan kebijakan teknis bidang kebudayaan dan pariwisata.

2. Penyelenggaraan sebagian urusan pemerintah dan pelayanan umum di

bidang kebudayaan dan pariwisata.

3. Pembinaan dan pelaksaaan tugas di bidang kebudayaan dan pariwisata

yang meliputi kebudayaan dan kesenian, sarana wisata, objek wisata,

dan pemasaran wisata.

4. Pelaksanaan pelayanan teknis ketatausahaan dinas.

5. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan walikota sesuai dengan tugas

dan fungsinya.
67

5. Kegiatan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Berdasarkan Perda 13 Tahun 2007, Tugas pokok dan fungsi Dinas

Kebudayaan dan Pariwisata. Sedangkan rincian tugas pokok dan fungsinya ditentukan

dengan peraturan Walikota Bandung No. 475 Tahun 2008. Pada dasarnya kegiatan

yang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata adalah melakukan pembinaan

dan pengembangan bidang-bidang kebudayaan dan kepariwisataan. Dengan rincian

tugas pokoknya adalah sebagai berikut :

1. Sekretariat bertugas sebagai pelaksana pelayanan administratif

kesekretariatan dinas yang meliputi administrasi umum dan

kepegawaian serta keuangan dan program dinas, pengkoordinasian

penyelenggaraan tugas-tugas bidang, serta melakukan pembinaan,

monitoring, evaluasi, pelaporan, dan pengendalian kegiatan

kesekretariatan dinas.

2. Bidang Objek Wisata bertugas melaksanakan pembinaan objek wisata

yang sudah ada seperti museum, kebun binatang, dan tempat hiburan.

Sedangkan pengembangan sarana wisata mencari alternatif yang bisa

dijadikan objek wisata baru, seperti wisata belanja, wisata kuliner, dan

wisata air Cikapundung.

3. Bidang Sarana Wisata bertugas melaksanakan pembinaan sarana

wisata yang sudah ada seperti hotel-hotel dan restouran-restouran,

sedangkan pengembangan sarana wisata antara lain dengan


68

merekomendasikan pendirian hotel-hotel dan restouran-restouran baru,

serta membantu mobilitas masyarakat pengguna wisata.

4. Bidang Pemasaran bertugas melaksanakan promosi dengan

mengadakan pameran-pameran, merekomendasikan acara-acara untuk

menarik wisatawan, sedangkan kerjasama wisata dilakukan dengan

cara mengajak pihak swasta seperti agen perjalanan wisata untuk

bekerjasama mempromosikan Kota Bandung.

5. Bidang Seni Budaya bertugas melaksanakan pengembangan,

pembinaan kesenian dan kebudayaan yang ada di Kota Bandung,

terutama kebudayaan dan kesenian tradisional dengan memfasilitasi

kelompok-kelompok masyarakat yang berkecimprung di bidang seni

budaya.

6. Unit Pelaksana Teknis Padepokan adalah salah satu gedung yang

dimiliki oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata yang dapat digunakan

untuk berbagai macam acara-acara pementasan kesenian atau acara

Ceremonial, baik yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kota

Bandung atau masyarakat umum.

6. Susunan Kepegawaian

Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagaimana diuraika di atas,

potensi sumber daya manusia yang ada pada Disbudpar saat ini dapat dilihat pada

tabel dibawah ini :

Tabel 7
69

Susunan Kepegawaian

Jumlah berdasarkan jenis kelamin, jabatan atau eselon dan pelaksana

Jabatan/Eselon Laki-laki Perempuan Jumlah


Eselon II/b 6 1 7
Eselon III/a 4 5 9
Eseon III/b 4 1 5
Eselon 3 4 7

IV/a
Eselon - 4 4

IV/b
Eselon 1 - 1

IV/c
Pelaksana 17 5 22
Jumlah 35 20 55
Sumber Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata (2013)

Tabel 8

Kondisi Pegawai

Kondisi pegawai berdasarkan jenis kelamin dan pendidikan

Pendidikan Laki-laki Perempuan Jumlah Keterangan


Lulusan - - -

SD
Lulusan - - -

SLTP
Lulusan 10 5 15

SLTA
Lulusan 1 1 2

D3
Lulusan 9 8 17
70

S1
Lulusan 7 7 14

S2
Lulusan 2 5 7

S3
Jumlah 29 26 55
Sumber Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata (2014)

Tabel 3.7

Kondisi pegawai berdasarkan usia dan jenis kelamin

Usia (tahun) Laki-laki Perempuan Jumlah


20-25 - - -
26-30 2 3 5
31-50 24 15 39
51-55 7 4 11
Jumlah 33 22 55
Sumber Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata (2014)

Tabel 9

Jumlah Pegawai

Jumlah pegawai berdasarkan distribusi pada bidang dan sekretariat

Bidang Laki-laki Perempuan Jumlah


Sekretariat 10 4 14
Kebudayaan/Kesenian 5 4 9
Obyek Wisata 5 3 8
Sarana Wisata 7 5 12
Pemasaran 3 6 9
Padepokan 3 - 3
Jumlah 33 22 55
Sumber Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata (2014)

Tabel 10

Jumlah Pegawai Kontrak


71

Jumlah pegawai kontrak kerja berdasarkan jenis kelamin dan

pendidikan

Pendidikan Laki-laki Perempuan Jumlah


S1 2 2 4
D3 1 5 6
D1 2 - 2
SLTA 1 2 3
SLTP 1 - 1
SD - - -
Jumlah 7 9 16
Sumber Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata (2014)

Tabel 11

Jumlah Pegawai Magang

Jumlah pegawai magang berdasarkan pendidikan dan jenis kelamin

Pendidikan Laki-laki Perempuan Jumlah


S1 4 4 8
D3 2 2 4
SLTA 6 - 6
SLTP 3 - 3
SD 1 - 1
Jumlah 16 6 22
Sumber Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata (2014)

7. Kondisi Umum Kondisi Daerah

Pada dasarnya pembangunan dan penataan kota Bandung adalah untuk

kesejahteraan warga kotanya melalui peningkatan kualitas lingkungan dan kualitas


72

kehidupan. Namun demikian, daya tarik kota Bandung kenyataannya dapat menarik

wisatawan dari wilayah lain bahkan sampai negara lain.

Kota Bandung merupakan salah satu destinasi wisata unggulan pariwisata

Provinsi Jawa Barat. Kondisi daya tarik yang dimiliki kota Bandung sebagai

fullfactor wisatawan mengunjungi kota Bandung menunjukkan potensi produk

pariwisata yang signifikan terhadap pengembangan dan peningkatan struktur

perekonomian daerah. Potensi ini juga mampu memacu percepatan pertumbuhan

usaha pariwisata (seperti akomodasi, makanan dan minuman, biro dan agen

perjalanan wisata, hiburan dan rekreasi), dan usaha lain yang terkait dengan

pariwisata (usaha perdagangan, usaha jasa telekomunikasi dan informasi, usaha jasa

transportasi, serrta usaha sarana umum) yang pada dasarnya ditujukan untuk

mencapai pemerataan dan peningkatan kesejahteraan daerah dan masyarakat.

Kota Bandung memposisikan sebagai Point of Distribution bagi kota dan

kabupaten disekitar kota Bandung, karena itu seyogyanya kota dan kabupaten diluar

kota Bandung, dapat menyiapkan sarana dan prasarana budaya dan

pariwisata,sehingga menjadi satu kesatuan dalam pengembangan kawasan Bandung

Raya. Kegiatan promosi yang dilakukan oleh Kota Bandung pada gilirannya dapat

dinikmati juga oleh kota dan kabupaten disekitar kota Bandung. Perkiraan pola

belanja wisatawan menurut Depbudpar menunjukan bahwa, sekitar 60% pengeluaran

untuk akomidasi dan makan dapat diraih oleh kota Bandung, sedangkan sisanya

sekitar 40% (transportasi, cenderamata, entrance fee, belanja lain-lain) dapat


73

dinikmati oleh kota dan kabupaten lain di sekitar kota Bandung dalam bentuk

kunjungan objek dan daya tarik wisata

8. Kebudayaan

Kebudayaan adalah salah satu urusan wajib yang di desentralisasikan kepada

pemerintah kota termasuk kota Bandung. Pembangunan kesenian dan kebudayaan

dilaksanakan melalui upaya peesstarian, pemberdayaan, pengembangan,dan

pemanfaatan seni budaya untuk kesejahteraan masyarakat.

Pemerintah Kota Bandung mencanangkan “Kota Bandung Mantap Seni

Budaya dan Tujuan Wisata Tahun 2014” dengan indikator sebagai berikut :

1. Banyaknya pagelaran seni dan event seni budaya secara periodik dan

berkesinambungan.

2. Jumlah lingkung seni dan pelaku seni, serta komunitas seni budaya yang telah

mendapat legalitas.

3. Jumlah kreator seni dan budaya.

4. Banyaknya apresiator seni dan budaya.

5. Jumlah nilai-nilai peninggalan budaya yang terlestarikan.

6. Terselenggaranya anugerah seni dan budaya secara berkesinambungan.

Penylenggaraan program melalui pembangunan seni budaya sebagai kiprah

untuk menumbuh kembangkan serta menghimpun berbagai temuan, informasi,

partisipasi, dan aspirasi yang berkembang di lingkungan masyarakat seni budaya.

Tabel 12
74

Jumlah Pagelaran Seni Budaya Tahun 2008-2014

No Jenis Event
Seni Tradisional Seni Budaya dan Kontemporer
.
1 14 143
2 30 96
3 105 76
4 98 111
247 426
Sumber : Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata (2014)

Tabel 13
Lingkung seni yang berada di Kota Bandung
N Aspek Jumlah Keterangan

No.
1 Jenis Kesenian Tradisi 48
2 Jenis Kesenian Non Tradisi 25
3 Lingkung Seni Tradisi 576
4 Lingkung Seni Non Tradisi 248 Jumlah Lingkung Seni= 824 LS
Sumber : Hasil pendapatan per-kecamatan tahun 2013

Adapun jumlah lingkung seni yang telah mendapat legalisasi dari Dinas

Kebudayaan dan Pariwisata sampai dengan tahun 2011 berjumlah 186 Lingkung Seni.

9. Permasalahan dan Kendala Pengembangan Budaya dan Seni

Partisipasi dan interaksi masyarakat seni budaya paralel dengan meningkatnya

keberdayaan pelaku seni, yang dalam konteks masyarakat merupakan individu yang

bersenyawa dalam masyarakat dan membangun keberdayaan masyarakat itu sendiri.

Potensi seni budaya yang telah teridentifikasi dilihat dari kualitas dan kuantitas cukup

mumpuni untuk berkiprah pada event-event yang telah besar. Perkembangan kegiatan

atau potensi seni budaya dalam rangka menunjang indikator Bandung Kota Seni

Budaya 2011, diantaranya sebagai berikut :


75

Tabel 14

Potensi Seni Budaya

N Komponen 2004 2005 2006 2007 2008

No.
1 Potensi Seni Budaya di Kota 17 17 38 38 62

1 Bandung
3 Jumlah Lembaga Pendidikan Seni 13 13 13 13 13

2
3 Jumlah Galeri (Rumah Lukisan) 27 27 28 28 28

3
4 Jumlah Gedung Pertunjukan 13 13 13 13 12

4
5 Jumlah Museum 6 6 6 6 6
6 Jumlah Gedung Bersejarah / BCB 641 6 6 6 6

37 37 37 37
7 Jumlah Sanggar dan Lingkungan 362 3 5 5 8

Seni 99 91 91 19
8 Pegelaran Seni Budaya 316 352 465 796 1.054
9 Lapangan Terbuka 16 16 16 16 16
Sumber Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata (2014)

Akan tetapi pemeliharaan dan pengembangan tiap jenis kesenian khususnya

kesenuian tradisi tidak semudah dengan pengembangan kesenian kontemporer,

terdapat beberapa permasalahan yang secara konprehensif berdasarkan dialog seni

budaya, kunjungan lapangan dan hasil dialog Jasmara dengan Bapak Walikota

Bandung dapat diuraikan sepeti berikut ini :


76

1. Belum cukup tersediannya gedung pertunjukan senio budaya yang

representatif.

2. Belum seluruhnya lingkungan seni dan komunitas budaya yang memenuhi

syarat terlegalisasi.

3. Belum optimalnya pemberian penghargaan kepada pelaku seni, lingkungan

seni, komunitas seni, dan insan-insan seni budaya yang telah memberi

kontribusi bagi kemajuan kebudayaan dan kesenian serta pembangunan kota

Bandung.

4. Belum optimalnya kontinuitas pembinaan terhadap lingkungan seni, pelaku

seni dan komunitas-komunitas seni budaya.

5. Belum optimalnya fasilitasi pembinaan terhadap apresiator seni budaya

daerah.

6. Belum optimalnya perhatian pemerintah pada pembangunan “Budaya”,

sedangkan kendala yang dihadapi untuk mengembangkan program kebijakan

seni budaya diantaranya :

a. Belum adanya perencanaan yang sistemik mengenai penentuan likasi

kawasan seni dan budaya di kota Bandung.

b. Tingkat kesadaran pelaku seni, lingkungan seni, dan komunitas

budaya terhadap legalitasnya masih kurang.

c. Belum adanya kriteria seniman dan budayawan yang disepakati para

pemangku kepentingannya.
77

d. Kurangnya perhatian masyarakat terutama generasi muda terhadap

seni budaya.

e. Kurang memadainya alokasi anggaran untuk pelaksanaan program

dan kegiatan kebudayaan dan kesenian.

10. Kepariwisataan

Pemeritah kota Bandung dapat menjadikan pariwisata sebagai salah satu

paradigma baru pembangunan dengan sasaran antara lain untuk mendorong

multisekror, kesempatan lapangan kerja dan berusaha, mendorong kreatifitas warga

kota untuk mandiri, yang pada gilirannya akan meningkatkan pendapatan asli daerah

dalam wujud pengembangan kota Bandung dari tahun ke tahun semakin meningkat,

hal ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 15

Jumlah Wisatawan Menginap Tahun 2008-2014

No. Sumber 2007 2008 2009 2010 2011


1. Wisnus 1.750.000 1.837.50 1.925.000 2.420.105 2.481.489

0
2 Wisman 87.000 91.350 94.600 137.268 157.066
Jumlah 1.837.00 1.928.850 2.019.900 2.557.373 2.638.555

0
Sumber : Dinas Pariwisata Kota Bandung tahun 2014

Keberadaan pariwisata di kota Bandung telah mampu memberikan konstribusi

yang besar untuk pembangunan dan pengembangan kota, melalui konstribusi


78

kunjungan wisatawan yang datang lebih dari 7,5 juta orang (sumber : perkiraan BPS

kota Bandung 2011). namun sebagai mana tampak dalam tabel diatas, baru sejumlah

2.557.373 orang yang lama tinggal kurang dari 1,5 hari. Terlihat bahwa pasar wisata

kota Bandung baru dapat menyerap 5,67% wisatawan mancanegara, dibandingkan

dengan jumlah wisatawan nusantara. Sehingga diperlukan strategi simultan untuk ;

meningkatkan kunjungan wisatawan (nusantara dan mancanegara), meningkat

frekuensi kunjungan wisatawan, meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan,

memperpanjang lama tinggal, dan meningkatkan jumlah anggaran belanja wisatawan.

Diperlukan suatu strategi kuat untuk dapat mengembangkan destinasi kota Bandung,

pengembangan pasar dan pengembangan pemasaran yang efektif.

Dalam upaya menciptkan kota Bandung sebagai atraksi wisata yang berdaya

saing, diperlukan upaya nyata pengembangan dan pengelolaan produk wisata secara

terintegrasi oleh seluruh Stakeholders pariwisata di kota Bandung. Pengelompokan

produk wisata di kota Bandung di dasarkan atas tiga komponen utama yaitu 3A

(Atraksi, Aminitas, dan Aksesibilitas Wisata).

Tabel 16

Potensi Kepariwisataan Kota Bandung

No Komponen Potensi Sub potensi Jenis Keterangan

.
79

1 Atraksi Tata Kota Sejarah Historic Parks Gedung Sate,

And Sites Gedung

Merdeka, dan

665 Bangunan

Haritage

Lainnya
Keunikan Cultural Saung

Atraction Angklung

Mang Ujo,

Taman Budaya,

Padepokan Seni

Kota Bandung,

Rumentang

Siang, YPK

Naripan
Ethnic Ujung Berung

Settlement (dalam proses

penataan)
Population Sepanjang Jalan

Centre Dago, Seputar

Gasibu, Braga

City Walk,

Ciwalk, Cilaki,
80

Cikapundung,

Taman Alun-

alun
Buatan Usaha Daya Permainan Berjumlah 238

Manusia Tarik/ Hiburan Ketangkasan, Buah

Diskotik,

Karaoke, dll
Monumen Sejarah dan Monumen

Tematik Bandung

Lautan Api,

Monumen

Perjuangan

Rakyat Jawa

Barat,

Monumen

Persib,

Monumen

Pertambangan
Wisata Minat Wisata Seni Selasar

Khusus dan Kria Sunaryo,

(Galerlery-25) Nyoman Nurta,

Barli, dll
Wisata PT. Dirgantara,
81

Pengetahuan PT. Pindad,

(Industrial) PT. BioFarma,

Teknologi dan

Teater IMAX

Sabuga,

Museum

Geologi,

Museum Asia

Afrika
Wisata Sentra

Belanja Perdagangan

Cihampelas,

Cibaduyut,

Cigondewah,

Factory Outlet,

Cimol, Pasar

Baru, Kebon

Kelapa
Wisata Sepanjang Jl.

Kuliner Dago,

Burangrang,

PLN dan
82

Gardujati, RM.

Khas Daerah,

Brownies

Kukus

Kartikasari,

Karyaumbi,

Oncomraos,

(RM> 219

buah), dll
Wisata Driving Range,

OlahRaga Dago Golf,

Bowling, Ice

skating,

Berkuda
MICE Fasilitas

Miting,

Incentive,

Conference,

Exhibition
Wisata General Check

Kesejahatan Up RS.

Jasmani & Imanuel, Daru

Rohani Tauhid,
83

Babussalam
Wisata ITB, UPI,

Pendidikan UNPAD,

UNPAR<

STP_Bandung,

UNPAS,

Unisba, dll
Prilaku Bersahabat Perilaku adat

Masyarakat masyarakat

Sunda “Tempo

Doeloe”
Suka Menolong Perilaku adat

masyarakat

“Tempo

Doeloe”
Terampil Romantika

masyarakat

kecil yang

mencari nafkah

dengan

berprilaku

kreatif
Alam Daratan Natural Parks Sebagian

and Sites wilayah Taman


84

Ir. Juanda,

Taman Kota,

dan Taman

Lingkungan
Geologi Batas danau

purba bandung

yang terbentuk

125 ribu tahun

yang lalu, dan

singkapan

batuan hasil

letusan gunung

yang

membentuk

dataran tinggi

bandung
Letak Sebagai kota

Geografis distribusi dan

perlintasan

antara berbagai

kota di Jawa

Barat
Meteorologi Udara khas
85

tropis yang

hangat dan

lembab untuk

dinikmati
Hidrologi Air Terjun

Curug Dago,

Sungai

Cikapundung,

Kolam
Botani Jenis tumbuhan

peneduh jalan,

dan bunga

Patrakomala

(Bunga khas

kota Bandung)
Zoologi Berbagai jenis

burung dan

kelelawar
Hutan Alam, Sekitar

Lindung Bandung Utara


2 Amenitas Amenitas Moda Udara, Garuda,

Transportasi Citylink,

Merpati,

Deraya, Air
86

Asia.

Darat AKAP, AKDP,

Transportasi

dalam kota
Akomodasi Berbintang, Chain :

Non-Bintang, Internasional

dan dan Nasional

Akomodasi

lainnya
Restoran Talam Tradisional,

Gangsa, Nasional, dan

Talam Selaka, Internasional

Talam

Kencana
Usaha Cakra I, II, Biro Perjalanan

Perjalanan III, IV Wisata (BPW),

Wisata Cabang biro

Perjalanan

Wisata

(CBPW), Agen

Perjalanan

Wisata (APW)/
Pelayanan Pelayanan Rumah Sakit, Tipe A, B, C,
87

Dasar Kesehatan Spesialis.

Puskesmas,

Disetiap

Klinik Kelurahan

Bersalin 24 Jam

Pengobatan Tradisional

Alternatif
Keamanan POLRI, TNI, Kota, Resort,

Hansip, Sektor,

Satpam Lingkungan
3 Aksesibilitas Infrastruktur Jaringan Jalan Jalan Kereta Dapat dilalui

Api, Tol, oleh kendaraan,

Bypass, baik roda dua,

Dalam Kota, roda empat, dan

Lingkungan sebagainya.
Jaringan Listrik PLTA, PLTD, Sampai saat ini

PLTG cukup tersedia


Jaringan Air PDAM, Sampai saat ini

Bersih Artetis cukup tersedia


Jaringan Kabel dan Telkom,

Telekomunikasi Nirkabel Indosat,

Satelindo,

Bakrie Com,

Mobile 8
88

Sumber : Diolah kembali dari hasil Pokja P3STA DPE Tahun Lalu (2013)

Namun disisi lain, tidak dapat dipungkiri bahwa realitas yang ada menunjukan

pengelolaan dan pengembangan produk wisata kota Bandung dirasaka belum optimal

bahkan terkesan intensitasnya sangat minim. Permasalahannya seperti kurang

tertatanya sentra atau zona aktivitas dan fasilitas (belanja dan jajanan atau makanan

khas) yang berakibat kemacetan jalan pada hari-hari libur, belum tersedianya sarana

informasi dan interpretasi terhadap atraksi-atraksi wisata (alam, haritage, buatan

manusia). Belum optimalnya pengelolaan potensi produk pariwisata kota Bandung,

harus menjadi titik awal perbaikan semua lini dan sektor terkait untuk mampu

menambah kualitas pengalaman berwisata, belum tersediannya sarana dan prasarana

MICE bersekala besar. Fakta-fakta kasat mata lainnya yang belum sepenuhnya

mendukung perkembangan kepariwisataan seperti kurangnya kerapihan, kebersihan,

ketidaktertiban, dan lain-lain. Macam-macam tempat angkutan umum seperti terminal

udara, terminal angkutan darat, dan stasiun kereta api, belum mencerminkan sebagai

pintu gerbang yang bercitra positif, merupakan sebagian kecil permasalahan

kepariwisataan yang dihadapi kota Bandung.


89

C. Gambaran Umum Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Dalam

Meningkatkan Kinerja Pegawai Pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Kota Bandung

Keberhasilan pemberdayaan Sumber Daya Manusia ditentukan oleh seorang

pemimpin dalam meningkatkan kinerja pegawai sehingga tujuan dan sasaran dalam

pemberdayaan sumber daya manusia tersebut tercapai.

Bertitik tolak dar bab sebelumnya, berikut peneliti mengemukakan mengenai

gambaran umum pemberdayaan sumber daya manusia pada Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata Kota Bandung yang peneliti ukur dari bahan-bahan pemberdayaan sumber

daya manusia yang dilakukan oleh kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dapat

dilihat berikut ini :

a. Mengembangkan Visi Bersama

Adanya visi dan misi organisasi berfungsi agar staf memiliki gambaran jelas

tentang apa yang dikehendaki dan mengapa. Jika setiap pegawai mengetahui jelas

mengenai tujuan organisasi maka sebagian besar kegiatan akan terkoordinasi dengan

sendirinya. Kepala Dinas dalam memberdayakan pegawai untuk mengembangkan visi

bersama dengan memprioritaskan tujuan organisasi dan kerja sama antar pegawai

maupun instansi terkait lainnya dalam melaksanakan tugasnya.

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan pada Dinas Kebudayaan

dan Pariwisata Kota Bandung pelaksanaan indicator yang pertama ini belum

sepenuhnya tercapai, hal ini terlihat dari kurangnya kerjasama divisi kebudayaan dan
90

kesenian dengan seksi kebudayaan dalam rangka penyusunan kebijakan tentang

budaya lokal daerah yag terhitung lamban dikerjakan.

b. Mendidik

Kesempatan yang harus diberikan kepada staf bertujuan agar dapat berpikir

sendiri dan membuat keputusan sendiri tentang apa yang harus dikerjakan, oleh sebab

itu pendidikan bertujuan untuk mengusahakan agar prilaku staf mengetahui adanya

seperangkat peraturan-peraturan atau prinsip-prinsip dan alasan-alasan yang

mendasarinya.

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan pada Dinas Kebudayaan

dan Pariwisata Kota Bandung bahwa pemimpin belum sepenuhnya memperhatikan

pendidikan pegawai yang ada di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung,

tidak semua pegawai diberikan suatu kesempatan untuk mengembangkan diri dengan

mengikuti sekolah kejenjang pendidikan yang tinggi dari sebelumnya. Misalnya

memberi pendidikan dan latihan hanya yang dikhususkan bagi pegawai yang akan

dipromosikan atau yang akan dimutasikan.

c. Menjauhkan Rintangan-Rintangan

Rintangan dalam pekerjaan akan selalu ada, karena bukan hanya pada

pekerjaan dalam organisasi saja akan tetapi rintangan hidup pada setiap manusia pasti

ada. Pimpinan perlu berusaha menjauhkan segala rintangan dengan memastikan

segala sistem dan prosedur sejalan dengan tujuan-tujuan organisasi, rintangan didalam

organisasi biasanya terletak pada prosedur atau proses administrasi maupun dari

pegawinya itu sendiri.


91

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata Kota Bandung bahwa pelaksanaan untuk menjauhkan rintangan-rintangan

belum terleaksana dengan baik, hal ini terlihat dari pimpinan belum berusaha

menjauhkan segala rintangan terhadap pemberdayaan sumber manusia serta

menjauhkan segala macam halangan, baik itu prosedur ata proses administrasi,

pegawai serta hal teknis berupa keinginan pegawai untuk meningkatkan kemampuan

kerjanya. Misalnya prosedur untuk menyelesaikan pekerjaan dalam membuat surat

permohonan pension yang berbelit-belit, dimana pemohon harus mengajukan

permohonan 3 bulan sebelum pension karena harus mengumpulkan data dan arsip

dari bagian tempat ia bekerja.

d. Mengungkapkan

Pimpinan organisasi dalam memberdayakan pegawinya harus menjelaskan

terlebih dahulu arti pemberdayaan itu sendiri dan manfaat yang diterima oleh pegawai

dan organisasinya. Perlunya mengungkapkan pandangan-pandangan dan pendapat

pimpinana dengan jelas dan tentang bagaimana kinerjanya selama ini, agar pegawai

cukup percaya diri untuk menggunakan inisiatif mereka dan berusaha untuk

memperluas batas lingkup yang dapat mereka lakukan pada Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata Kota Bandung bahwa pelaksanaan indikator yang keempat ini belum

terlaksana dengan baik terlihat dari pimpinan belum memberikan penjelasan dengan

jujur dan jelas kepada para pegawai bagaimana keadaan kinerja mereka, misalnya

pimpinan belum memeberikan teguran secara langsung terhadap pegawai yang

melakukan kesalahan atau indisipliner.


92

e. Menyemangati

Selain bersikap terbuka dan jujur pimpinan dapat menciptakan kegairahan dan

semngat akan program pemberdayaan dari pegawai. Selain itu pimpinan harus

mampu membantu pegawainya untuk berkembang secara sendirinya dari pada

mengendalikan mereka.

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan pada Dinas Kebudayaan

dan Pariwisata Kota Bandung bahwa pelaksanaan inidikator yang kelima ini sudah

terlaksan dengan baik, hal ini terlihat dari pimpinan yang sering memberikan pujian

atau penghargaan kepada pegawai yang telah melaksankan tugasnya dengan baik.

f. Melengkapi

Meskipun pemberdayaan itu melimpahkan kekuasaan, pimpinan tetap

bertanggung jawab agar pegawainya memiliki segala hal yang diperlukan seperti

peralatan maupun perlengkapan kerja serta keadaan lingkungan yang memadai untuk

menjamin keberhasilan.

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata Kota Bandung bahwa pelaksanaan indicator melengkapi daran dan

prasaran yang ada, cukup menunjang terhadap proses pelaksanaan pekerjaan seperti

jumlah komputer untuk setiap bagian atau seksi sehingga dalam menyelesaikan suatu

pekerjaan sesuai dengan kebutuhan organisasi.

g. Menilai

Jika proses pemberdayaan sudah berjalan, pentinglah memantau

perkembangan dan menilai hasilnya. Pemberdayaan pada pokoknya merupakan


93

proses dan bukan peristiwa, maka pemantauan dan penilaian harus dilakukan terus-

menerus.

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata Kota Bandung bahwa pelaksanaan indicator ini belum terlaksana dengan

baik, hal ini terlihat pimpinan belum dapat menilai kemampuan dar para pegawai

dalam pelaksanaan pekerjaan, misalnya dalam hal administrasi dan penginputan data

pada bagiian Tata Usaha banyak yang tidak sesuai dengan kemampuannya, sehingga

mengakibatkan terjadinya keterlambatan.

h. Mengharapkan

Jenis masalah yang mungkin terjadi tergantung pada organisasi dan khususnya

lingkungan serta pegawainya, oleh karena itu dimana dan mengapa masalah-masalah

semacam itu mungkin akan terjadi dalam organisasi karena pimpinan tidak pernah

mengharapkan akan timbulnya masalah-masalah itu sebelumnya.

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata Kota Bandung bahwa pelaksanaan indikator ini sudah terlaksana dengan

baik, hali ini terlihat dari pimpinasn yang selalu melakukan antisipasi sejak dini

terhadap terjadinya masalah-masalah yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan

pekerjaan.

D. Gambaran Umum Kinerja Pegawai Pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Kota Bandung

Gambaran pekerjaan yang dilaksanakan oleh pegawai merupakan cermin dari

kinerja peegawai. Pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung menunjukan
94

pelaksanaannya belum semaksimal mungkin sehingga hasilnya pun belum sesuai

dengan yang diharapkan, hal ini dapat dlihat sebagai berikut :

1. Quantity of work : jumlah kerja yang dilakukan dalam suatu periode

waktu yang ditentukan

Dalam melaksanakan pekerjaan kinierja pegawai juga dapat dipengaruhi oleh

kuantitas dari pekerjaan yang diberikan terhadap pegawai sehingga nantinya pegawai

tidak merasa terbebani oleh pekerjaan yang diberikan oleh pemimpin dalam

melaksanakan tugasnya.

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan pada Dinas Kebudayaan

dan Pariwisata Kota Bandung bahwa pelaksanaan indicator ini belum terlaksana

dengan baik hal ini terlihat dari masih terjadinya keterlambatan dalam hal

penyelesaian pekerjaan, misalnya pekerjaan laporan bulanan yang sering terlambat

waktu, semestinya setiap akhir bulan sudah selesai tapi sering terjadi pada bulan

berikutnya baru selesai dan diserahkan ke pimpinan pada bulan berikutnya.

2. Quality of work ; kualitas kerja yang dicapai berdasarkan syarat-syarat

kesesuian dan kesiapanya

Mutu pekerjaan pegawai memperlihatkan segala kemampuan, kesungguhan

dalam menyempurnakan hal-hal kecil sehingga tampilan hasil akhir akan menunjukan

berkualitas tidaknya suatu pekerjaan dan kualitas dari suatu pekarjaan adalah sangat

ditunjang pada ketelitian untuk merangkai pekerjaan-pekerjaan kecil dengan

maksimal. Mutu pekerjaan menunjukan suatu keilmuan dan keterampilan sessorang

denngan penuh kesungguhan ingin mencapai hasil maksimal.


95

Berdasarkan hasil observasi peneliti lakukan pada Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata Kota Bandung bahwa pelaksanaan indicator ini belum terlaksana dengan

baik hal ini terlihat pada sub bagian umum dan kepegawaian dalam membuat laporan

akuntabilitas kinerja instansi pemerintah pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota

Bandung masih terdapat kesalahan-kesalahan dalam pengetikan dan pembuatan

bagan.

3. Job knowledge; luasnya pengetahuan mengenai pekerjaan dan

keterampilanya

Bagaimana mungkin suatu organisasi dapat berhasil mencapai puncak

kesuksesan jika para pegawai yang ada didalamnya tidak mengetahui dan memahami

tugas yang diberikan kepadanya. Oleh karena itu penting bagi pegawai untuk

mengetahui dan memahami tugas yang diberikan.

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan pada Dinas Kebudayaan

dan Pariwisata Kota Bandung bahwa pelaksanaan indicator ini belum terlaksana

dengan baik, hal ini terlihat dari masih adanya pegawai yang kurang memiliki

pengetahuan yang luas mengenai pekerjaan yang dibebankan padanya.

4. Creativeness; keaslian gagasan-gagasan yang dimunculkan dan tindakan-

tindakan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang timbul

Gagasan-gagasan pegawai dalam suatu organisasi akan melahirkan ide-ide

cemerlanguntuk kemajuan yang diharapkan bersama serta memiliki inovasi tinggi

untuk selalu mencoba hal-hal baru yang lebih baik lagi dalam rangka pencapaian

tujuan yang telah ditentukan sbelumnya oleh organisasi.


96

Berdasrkan hasil observasi yang peneliti lakukan pada Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata Kota Bandung bahwa pelaksanaan indicator ini sudah terlaksana dengan

baik, hal ini terlihat dari pegawai di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung

yang telah dapat mengembangkan pemikirannya dalam menghadapi kesulitan untuk

menyelesaikan pekerjaan dimana setiap pegawai memiliki kebebasan untuk berkreasi

sesuai dengan kemampuannya.

5. Cooperation; kesediaan untuk bekerjasama dengan orang lain (sesame

anggota organisasi)

Kesediaan untuk berpartisipasi menumbuhkan sikap pegawai untuk saling

bersosiaslisasi dan membuka jalan untuk menumbuhkan komunikasi yang baik dan

saling memahami keinginan satu sama lain.

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan pada Dinas Kebudayaan

dan Parwisata Kota Bandung bahwa pelaksanaan indicator ini cukup terlaksana

dengang baik, hal ini terlihat dari kerjasama dan hubungan komunikasi yang baik

sesame pegawai baik itu sesame sub divisi atau antar divisi.

6. Dependability; kesadaran dan dapat dipercaya dalam hal kehadiran dan

penyelesaian kerja

Kapasitas seorang individu untuk mengerjakan berbagai tugas dalam suatu

pekerjaan. Keahlian yang dimiliki pegawai memperlihatkan kecakapan dan

profesionalisme seorang dalam bekerja untuk itu pengasahan ilmu agar lebih ahli

dibidangnya dalam bekerja adalah hal yang harus dimiliki setiap pegawai.
97

Berdasarkan hasil oservasi yang peneliti lakukan di Dinas Kebudayaan dan

Parwisata Kota Bandung bahwa pelaksanaan indicator ini belum terlaksana dengan

baik, hal ini terlihat dari keandalan pegawai pada seksi pengelolaan budaya daerah

belum ditunjang dengan pendidikan dan pelatihan sehingga keandalan pegawai

kurang terasah. Serta kehadiran pegawai dalam setiap harinya dirasa masih kurang,

terlihat dari seringnya ketidakhadiran pegawai pada hari-hari tertentu, hal ini terlihat

dari beberapa sub bidang.

7. Initiative; semangat untuk melaksanakan tugas-tugas baru dan dalam

memperbesar tanggungjawabnya

Kemampuan pegawai untuk bertindak atau melaksanakan pekerjaan yang

dilakukan oleh pegawai tidak tergantung pada perintah pimpinan atau

mengembangkan serangkaian kegiatan dan menemukan cara-cara baru atau inovasi.

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan pada Dinas Kebudayaan

dan Parwisata Kota Bandung bahwa pelaksanaan inidikator ini suda terlaksana

dengan baik, hal ini terlihat dari pegawai pada sub bagian umum dan kepegawaian

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung dalam penyusunan arsip-arsip yang

disusun rapih menurut abjad tanpa diperintah oleh pimpinan.

8. Personal qualities; menyangkut kepribadian, kepemimpinan, keramha-

tamahan, dan integritas pribadi

Tingkah laku pegawai di dalam organisasi akan mempengaruhiny dalam cara

pelaksanaan kerja, sikap positif yang tertanam dalam diri pegawai melahirkan sikap

kerja yang mampu menghadapi berbagai permasalahan kerja secara positif pula.
98

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan pada Dinas Kebudayaan

dan Pariwisata Kota Bandung bahwa pelaksanaan indicator ini sudah terlaksana

dengna baik, hal ini terlihat dari sikap pegawai Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Kota Bandung dapat menghargai pegawai yang lainnya dalam melaksanakan

pekerjaan dan para pegawai selalu berusaha bersikap baik dalam bekerja sehingga

dapat tercipta suatu suasana yang menyenangkan dalam melaksanakan pekerjaan.

Anda mungkin juga menyukai