Buku Panduan PKK Jiwa 2021
Buku Panduan PKK Jiwa 2021
PRAKTIK KLINIK
KEPERAWATAN (PKK) JIWA
PRODI KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU
KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MAKASSAR TAHUN 2021
BIODATA
MAHASISWA
Foto 3x 4 cm
Nama : Nim
: Kelompok :
Rumah Sakit :
PANDUAN PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN JIWA
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-
Nya, sehingga Buku Panduan Praktik Klinik Keperawatan ( PKK ) Jiwa ini dapat
terselesaikan dengan baik. Salam dan Sholawat tercurah kepada Nabi Besar Rasulullah
Muhammad SAW yang menjadi panutan kita di dunia ini.
Buku panduan ini diharapkan dapat menjadi pedoman bagi pelaksanaan PKK Jiwa,
dan kami menyadari bahwa dalam penyusunannya masih terdapat kekurangan. Oleh
karena itu, kami mengharapkan saran maupun kritikan yang sifatnya membangun demi
perbaikan pelaksanaan PKK Jiwa di masa mendatang.
Penyelesaian Buku Panduan ini berkat bantuan dan arahan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada :
1. P r o f . Dr. dr. Suryani As’ad, M.Sc., Sp.GK (K), Dekan Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan Unismuh Makassar, yang senantiasa mensupport seluruh kegiatan
Program Studi Diploma III Keperawatan.
2. Ibu Ratna Mahmud, S.Kep, Ns., M.Kes. selaku Ketua Program Studi Diploma III
Keperawatan FKIK Unismuh Makassar atas arahannya dalam penyusunan buku
panduan ini.
3. T i m D o s e n Mata Kuliah Keperawatan Jiwa, beserta seluruh Staf dan Dosen
Diploma III Keperawatan FKIK Unismuh Makassar, atas segala bantuan berupa
sumbangan pemikiran dalam penyusunan buku ini.
Semoga buku ini bermanfaat dalam pelaksanaan PKK Jiwa, sehingga capaian
pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai.
VISI
MISI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MAKASSAR
VISI
Menjadi perguruan tinggi Islam terkemuka, unggul, terpercaya dan mandiri pada
Tahun 2024
MISI
1. Menyelenggarakan proses pendidikan untuk meningkatkan keimanan dan
ketaqwaan
2. Menyelenggarakan dan mengembangkan proses pembe-lajaran yang kreatif,
inovatif, efektif dan menyenangkan
3. Menumbuhkembangkan dan menyebarluaskan penelitian yang inovatif, unggul
dan berdaya saing
4. Menumbuhkembangkan kewirausahaan berbasis kemitraan dan ukhuwah
5. Meningkatkan kualitas hidup dan kehidupan civitas akademika, alumni dan
masyarakat
PANDUAN PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN JIWA
PANDUAN PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN JIWA
VIS
I
Menjadi Program Studi Keperawatan yang Islami, Mandiri, berdaya saing secara Global,
Terpercaya dan unggul dalam bidang Keperawatan Gawat Darurat pada Tahun 2025
M ISI
(1) Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran keperawatan yang berkualitas dan
Islami
(2) Menyelenggarakan penelitian keperawatan yang berkualitas dan
berkesinambungan yang dapat membantu masyarakat mencapai derajat kesehatan
yang optimal.
(3) Menyelenggarakan pengabdian masyarakat berbasis pada pendidikan dan hasil
penelitian.
(4) Menyelenggarakan tata kelola yang amanah, efektif dan efisien yang
mendukung penyelenggaraan Tri Darma Perguruan Tinggi
(5) Mewujudkan pembinaan civitas akademika dalam kehidupan yang Islami
TUJUAN
(1) Dihasilkannya lulusan yang beriman dan bertaqwa serta memilki kompetensi
dibidang keperawatan sesuai kebutuhan stakeholder.
(2) Dihasilkannya penelitian keperawatan yang berkualitas dan berkelanjutan serta
dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.
(3) Meningkatnya mutu penyelenggaraan pengabdian kepada masyarakat
berbasis pada pelayanan keperawatan.
(4) Terselenggaranya tata kelola yang amanah, efektif dan efisien
(5) Terwujudnya civitas akademika dalam kehidupan yang Islami yang
beruswatun hasanah
PANDUAN PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN JIWA
SASARAN
(1) a. Tercapainya mutu dan kompetensi lulusan sesuai dengan jenjang Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI)
b. Tersusunnya kurikulum institusi berdasarkan SNPT dan KKNI yang
bernuansa Islami
c. Tersedianya sarana prasarana pendukung yang berkualitas
d. Tercapainya peningkatan kapasitas dan kapabilitas sumber daya manusia e.
Meningkatnya kualitas mahasiswa
f. Tercapainya peningkatan kerjasama dalam dan luar negeri
(2) a. Meningkatnya jumlah penelitian dosen dan mahasiswa
b. Meningkatnya perolehan hibah penelitian bagi dosen dan mahasiswa
c. Meningkatnya publikasi hasil penelitian di jurnal regional, nasional dan
internasional
d. Tercapainya kerjasama dengan lembaga penelitian dalam dan luar negeri
(3) a. Meningkatnya hasil penelitian yang digunakan oleh masyarakat
b. Meningkatnya mutu dan jumlah kegiatan pengabdian kepada masyarakat
c. Tercapainya kerjasama dengan lembaga pengabdian masyarakat dalam dan
luar negeri
(4) Tercapainya peningkatan mutu tata kelola (Good Governance) yang amanah,
efektif dan efisien dalam sistem manajemen
(5) Terwujudnya civitas akademika yang dapat menjadi teladan dalam
kehidupan bermasyarakat
PANDUAN PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN JIWA
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN SAMPUL…………………………………………………….… i
PRAKATA ………………………………………………………………….. iii
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN ..………………………………...... iv
DAFTAR ISI………….……………………………………………............... viii
BAB I PENDAHULUAN………..……………………………………… 1
A. Latar Belakang………………………………………………. 1
B. Tujuan……………..……………………………………........ 2
C. Penjabaran Waktu Praktek………..………………………… 3
D. Waktu dan Tempat Praktek………..………………………... 3
E. Peserta………………………………..……………………... 4
BAB II TARGET PELAKSANAAN PKK …………………………….. 5
7
A. Capaian PKK…………………………………………….
7
B. Bahan Kajian……..……………………………………........
8
C. T a r g e t K o m p e t e n s i ………..…………………………
8
BAB III PROSES PEMBELAJARAN….………………………………..
9
A. Metode ……………..…………….…….………..………….
10
B. Strategi Pelaksanaan…………..…………………………….
10
C. Kegiatan Mahasiswa……………..………………………..
11
D. Evaluasi
11
E. Tugas Pembimbing………. ………………………………..
11
F. Daftar Pembimbing…………………………………..……..
14
G. Jadwal Rotasi dan Distribusi Kelompok…………………… 14
H. Tata Tertib……………..……………………………….… 14
I. Komponen Proses Keperawatan Jiwa………………………... 17
LAMPIRAN - LAMPIRAN
PANDUAN PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN JIWA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu mata ajar yang menggunakan metode PBK adalah Keperawatan
Jiwa. Pada mata ajar ini peserta didik harus mengaplikasikan asuhan keperawatan
secara langsung pada pasien yang mengalami gangguan jiwa dan keluarganya.
Setelah melaksanakan PBK ini mahasiswa diharapkan mendapat pengalaman
nyata dalam menerapkan secara ilmu pengetahuan (cognitif), sikap (attitude) dan
keterampilan (skill) dalam memberikan asuhan keperawatan untuk kasus-kasus
tersebut melalui pendekatan proses keperawatan.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Setelah menyelesaikan Praktek Klinik Keperawatan (PKK) Jiwa ini, mahasiswa
mampu dan terampil dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien dengan
masalah kesehatan mental yang lazim terjadi, mulai dari masalah sederhana sampai
dengan masalah kompleks dengan menggunakan proses keperawatan serta
menerapkan berbagai teori, konsep dan prinsip dalam memberikan asuhan
keperawatan pada gangguan jiwa yang bersifat promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif sesuai batas kewenangan dan kemampuan serta landasan etika profesi.
2. Tujuan khusus
a. Mampu mengkaji status kesehatan klien dengan gangguan jiwa sesuai dengan
tingkat perkembangan manusia melalui wawancara terhadap klien, keluarga dan
anggota tim kesehatan lain serta dari observasi perilaku klien dengan gangguan
jiwa sesuai dengan jenis dan tingkat gangguannya.
b. Mampu membuat diagnosa keperawatan baik aktual maupun resiko yang
berhubungan dengan gangguan yang dialami serta mendokumentasikannya.
c. Mampu merencanakan tindakan keperawatan sesuai dengan jenis gangguannya,
membuat tujuan umum dan khusus serta membuat kriteria hasil yang akan
dicapai sesuai dengan rencana tindakan.
d. Mampu melaksanakan tindakan keperawatan bagi klien dengan gangguan jiwa.
e. Mampu menyusun evaluasi tindakan keperawatan sesuai dengan hasil yang
ingin dicapai.
C. Penjabaran Waktu
Jumlah beban 2 SKS ( 2. x 170 jam x 16 minggu = 5440 menit/ 60 jam = 91 jam/7 jam)
Maka jumlah dalam 13 hari ( + 2 Pekan)
Jumlah beban 1 SKS 160 menit x 16 minggu = 2560/60 = 42 jam / 7 hari = 6 hari
D. Waktu Dan Tempat Pelaksanaan
1. Praktek Klinik Keperawatan Jiwa dilaksanakan mulai tanggal 13 s.d 25 September
2021.
2. Lahan praktek yang digunakan adalah Rumah Sakit Khusus Daerah Provinsi
Sulawesi Selatan.
PANDUAN PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN JIWA
E. Peserta
Jumlah mahasiswa peserta Praktek Klinik Keperawatan Jiwa sebanyak 22 orang yang
terbagi dalam 6 kelompok kecil.
PANDUAN PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN JIWA
BAB II
TARGET PELAKSANAAN PKK
B. Bahan Kajian
1. Masalah keperawatan jiwa
a. Halusinasi
b. Perilaku Kekerasan
c. Harga Diri Rendah
d. Isolasi Sosial
e. Defisit Perawatan Diri
2. Keperawatan jiwa anak dan remaja
3. Keperawatan jiwa usia lanjut
4. Keperawatan jiwa pada masalah psikososial
5. Terapi modalitas
a. Terapi aktivitas kelompok yang meliputi : sosialisasi, stimuli persepsi,
stimuli sensori, orientasi realita, penyaluran energi
b. Terapi lingkungan
c. Terapi okupasi dan rehabilitasi
6. Komunikasi terapeutik dalam hubungan terapeutik perawat-klien
C. Target Kompetensi
PANDUAN PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN JIWA
1. Menganalisis tingkat
Merumuskan
kebutuhan dasar klien
diagnosa
berdasarkan respon
keperawatan,
klien
menyusun
2. Menentukan rencana
rencana
tindakan keperawatan,
asuhan
pendelegasian dan
keperawatan,
kolaborasi dengan
melakukan
profesi lain
tindakan
3. Mempertimbangkan
keperawatan
aspek legal dan etik.
dan evaluasi
4. Memantau
pelaksanaan
tindakan keperawatan
5. Memberikan lingkungan
yang aman bagi klien
6. Memberikan tindakan
pada klien untuk
mencegah resiko
mencederai diri sendiri,
orang lain dan
lingkungan
7. Menerapkan
komunikasi terapeutik
dalam upaya
psikoterapi
8. Mengevaluasi
perkembangan klien
PANDUAN PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN JIWA
15
PANDUAN PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN JIWA
BAB III
PROSES PEMBELAJARAN
A. Metode
Metode yang digunakan dalam praktek klinik keperawatan jiwa adalah :
1. Diskusi
2. Studi kasus
3. Bed side teaching
B. Strategi Pelaksanaan
1. Kegiatan praktek mahasiswa dimulai dengan pertemuan awal atau pre-conference
untuk mempersiapkan dan melihat langsung pada situasi masing-masing pasien.
2. Melaksanakan Praktek Klinik Keperawatan dengan bimbingan CI Institusi dan CI
Lahan.
3. Diakhiri dengan post-conference untuk mendiskusikan hal-hal yang terjadi selama
praktek.
4. Pada hari Sabtu akan dilakukan respon pada masing-masing kasus dibagikan pada
ruangan yang ditempati.
C. Kegiatan Mahasiswa
1. Mengikuti pengarahan dari koordinator mata ajar.
2. Mengisi daftar hadir datang dan pulang.
3. Mengikuti pre dan post conference serta bimbingan dari CI lahan maupun dari CI
institusi (masing-masing bagian).
4. Melaksanakan praktek klinik keperawatan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
5. Mengumpulkan satu laporan kasus askep disertai dengan laporan pendahuluan untuk
di ruangan.
D. Evaluasi
1. Evaluasi perorangan :
a. Observasi langsung tiap bimbingan
b. Penugasan asuhan keperawatan / laporan kasus
c. Kedisiplinan diri
d. Monitoring buku catatan kegiatan harian / keterampilan
2. Responsi Askep (dilaksanakan pada akhir PKK)
3. Aspek Evaluasi
a. Pengetahuan : 30 %
LP dan Asuhan Keperawatan
Dokumentasi
Evaluasi
b. Sikap : 20 %
Kedisiplinan
16
PANDUAN PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN JIWA
Kehadiran
c. Keterampilan : 50 %
E. Tugas Pembimbing
1. Mengecek daftar hadir mahasiswa
2. Mengadakan pertemuan pre dan post conference
3. Melaksanakan bimbingan individu dan kelompok
4. Melaksanakan evaluasi
5. Mengoreksi dan memperbaiki laporan kasus mahasiswa.
F. Daftar Pembimbing
H. Tata Tertib
KEWAJIBAN
1. Pada waktu praktek memakai pakaian seragam kuliah putih-putih, pakaian khusus
perawat lengkap dengan papan nama dan lencana institusi, memakai sepatu hitam dan
kaos kaki putih.
2. Tidak diperkenankan memakai perhiasan emas kecuali jam tangan.
3. Memenuhi ketentuan waktu dinas :
a. Dinas pagi, sudah berada ditempat praktek atau dalam ruangan selambat-
lambatnya pukul 07.00 wita dan pulang pukul 14.00 wita.
b. Mahasiswa yang terlambat datang sesuai aturan dilahan dinyatakan alpa.
4. Tidak diperkenankan meninggalkan tempat praktek tanpa izin penanggungjawab
ruangan atau kepala ruangan atau pembimbing lahan. Bilamana meninggalkan tempat
praktek tanpa izin dinyatakan alpa.
5. Mematuhi peraturan yang berlaku ditempat praktek.
6. Mengikuti semua kegiatan praktek : pembekalan praktek, pre dan post-conference,
kegiatan praktek di lahan, responsi dan seminar kasus (dikondisikan)
7. Membawa kelengkapan dan kebutuhan praktek :
a. Perlengkapan alat tulis menulis
b. Nursing Kid
c. Buku-buku yang berhubungan dengan materi praktek untuk responsi.
d. Buku kegiatan, format pengkajian, laporan asuhan, dan laporan kegiatan yang
sewaktu-waktu akan diperiksa oleh pembimbing.
e. APD (baju gown, masker, faceshield, handscoen, handsanitizer)
8. Penyerahan atau pengumpulan laporan asuhan keperawatan dan laporan kegiatan
praktek setiap selesai praktek pada suatu bagian kepada pembimbing institusi setelah
diparaf oleh pembimbing lahan atau CI di rumah sakit.
9. Menggali atau mempelajari sedalam-dalamnya pengetahuan dan keterampilan
keperawatan secara ilmiah selama praktek dengan prinsip bahwa hal tersebut akan
menjadi bekal sebagai perawat profesional pemula.
17
PANDUAN PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN JIWA
10. Mempunyai etika, tata krama, sopan santun, berinisiatif, bertanggungjawab dan ramah
dalam melaksanakan Praktek Klinik Keperawatan.
11. Menjalin dan mempertahankan sikap komunikatif dan loyalitas dengan semua pihak.
SANKSI-SANKSI
1. Mahasiswa yang melakukan pelanggaran tata tertib diberi teguran lisan atau teguran
tertulis atau dipersilahkan meninggalkan tempat praktek dan dinyatakan tidak hadir /
alpa.
2. Membuat askep atau tugas dari pembimbing 3 kali lipat dari yang seharusnya atau
pengurangan nilai sebesar 25%.
3. Bila laporan praktek / askep tidak dikumpul pada akhir praktek diberikan sanksi :
a. Terlambat 2 s/d 4 hari diberi tugas 2 kali lipat dari yang seharusnya atau
pengurangan nilai.
b. Terlambat 5 s/d 7 hari diberi tugas 3 kali lipat dari yang seharusnya atau
pengurangan nilai.
c. Terlambat 8 s/d 10 hari diberi tugas 4 kali lipat dari yang seharusnya atau
pengurangan nilai.
d. Terlambat 11 hari ke atas tidak mendapat nilai praktek pada bagian tersebut,
sehingga harus mengulang praktek kembali atau pengurangan nilai.
4. Bagi mahasiswa yang tidak hadir melaksanakan praktek diberikan sanksi :
a. Alpa, mengganti waktu praktek 2 kali lipat dari jumlah ketidakhadiran.
b. Sakit yang dilengkapi surat keterangan dari dokter, mengganti sesuai dengan
jumlah waktu ketidakhadiran.
c. Izin dilengkapi surat keterangan tertulis dari pembimbing lahan dan diketahui
pembimbing institusi, mengganti sesuai waktu ketidakhadiran.
d. Penggantian waktu ketidakhadiran praktek hanya dapat dilakukan setelah mutasi
praktek berakhir secara keseluruhan.
5. Sanksi diberikan oleh pembimbing tertentu sesuai tata tertib.
6. Pelanggaran yang dilakukan oleh mahasiswa yang termasuk berat akan diberikan
sanksi akademik dan diputuskan oleh Direktur, dapat berupa skorsing atau
dikeluarkan dari pendidikan.
7. Bagi mahasiswa yang tidak hadir tanpa keterangan sebanyak 3 hari, dinyatakan
GUGUR dalam praktek tersebut.
18
PANDUAN PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN JIWA
10. Evaluasi
11. Dokumentasi
19
PANDUAN PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN JIWA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
I. IDENTITAS KLIEN
Inisial : _________________ (L/P) Tanggal Pengkajian :
__________________
Umur : _________________ RM No. :
__________________
Informan : __________________
Aniaya fisik
Aniaya seksual
Penolakan
Tindakan kriminal
Jelaskan No. 1, 2, 3 :
_____________________________________________________________________
Masalah Keperawatan : ____________________________________________________
20
PANDUAN PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN JIWA
___________________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________________
IV. FISIK
1. Tanda vital : TD : __________ N : ________ S : _________ P : _______________
2. Ukur : TB : __________ BB : ________
Jelaskan : ______________________________________________________________
Masalah keperawatan : ______________________________________________________________
V. PSIKOSOSIAL
1. Genogram
Jelaskan : _______________________________________________________________
Masalah Keperawatan : _______________________________________________________________
2. Konsep diri
a Citra tubuh : _______________________________________________________________
_______________________________________________________________
b. Identitas : _______________________________________________________________
_______________________________________________________________
c. Peran : _______________________________________________________________
_______________________________________________________________
d. Ideal diri : _______________________________________________________________
_______________________________________________________________
e. Harga diri : _______________________________________________________________
_______________________________________________________________
Masalah Keperawatan : _______________________________________________________________
3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti : _______________________________________________________________
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat : _______________________________________
__________________________________________________________________________________
c. Hambatan dalam berbuhungan dengan orang Lain : ________________________________________
__________________________________________________________________________________
Masalah keperawatan: ________________________________________________________________
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan : _________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
b. Kegiatan ibadah : _________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
Masalah Keperawatan__________________________________________________________________
21
PANDUAN PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN JIWA
1. Penampilan
2. Pembicaraan
3. Aktivitas Motorik:
Jelaskan : _________________________________________________________________________________
Masalah Keperawatan : ___________________________________________________
4. Alam perasaaan
Jelaskan : _________________________________________________________________________________
Masalah Keperawatan : ___________________________________________________
5. Afek
Jelaskan : _________________________________________________________________________________
Masalah Keperawatan : ___________________________________________________
Jelaskan : ________________________________________________________________________________
Masalah Keperawatan : ___________________________________________________________________
7. Persepsi
Pengecapan Penghidu
Jelaskan : ________________________________________________________________________________
Masalah Keperawatan : ____________________________________________________________________
22
PANDUAN PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN JIWA
8. Proses Pikir
Jelaskan : ________________________________________________________________________________
Masalah Keperawatan : ___________________________________________________________________
9. Isi Pikir
Waham
Jelaskan : ________________________________________________________________________________
Masalah Keperawatan : ___________________________________________________________________
Disorientasi
Jelaskan : ________________________________________________________________________________
Masalah Keperawatan : ___________________________________________________________________
11. Memori
Gangguan daya ingat jangka panjang gangguan daya ingat jangka pendek
Jelaskan : _______________________________________________________________________________
Masalah Keperawatan : __________________________________________________________________
Jelaskan : _______________________________________________________________________________
Masalah Keperawatan : __________________________________________________________________
Jelaskan : _______________________________________________________________________________
Masalah Keperawatan : __________________________________________________________________
23
PANDUAN PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN JIWA
Jelaskan : _______________________________________________________________________________
Masalah Keperawatan : __________________________________________________________________
1. Makan
2. BAB/BAK
Jelaskan : _______________________________________________________________________________
Masalah Keperawatan : ___________________________________________________________________
3. Mandi
4. Berpakaian/berhias
6. Penggunaan obat
7. Pemeliharaan Kesehatan
24
PANDUAN PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN JIWA
Belanja Ya tidak
Transportasi Ya tidak
Lain-lain Ya tidak
Jelaskan : _______________________________________________________________________________
Masalah Keperawatan : __________________________________________________________________
Adaptif Maladaptif
25
PANDUAN PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN JIWA
Koping obat-obatan
Lainnya : ______________________________________________________________________
Analisa Data
Data Masalah
Dst
_______________________________________ ___________________________________
_______________________________________ ___________________________________
_______________________________________ ___________________________________
_______________________________________ ___________________________________
_______________________________________ ___________________________________
______________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________
_____________,______________
Mahasiswa,
____________________________
26
PANDUAN PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN JIWA
Setiap melakukan pengkajian, tulis tempat klien dirawat dan tanggal dirawat.
a. Identitas
1. Perawat yang merawat klien melakukan perkenalan dan kontrak dengan Klien tentang
: nama perawat, nama klien, panggilan perawat, panggilan klien, tujuan, waktu,
tempat pertemuan, topik yang akan dibicarakan.
2. Usia dan No RM Lihat Registrasi Medik pada Buku Status Klien
3. Mahasiswa menuliskan sumber data yang didapat.
b. Alasan Masuk
Tanyakan kepada klien / keluarga:
1. Apa yang menyebabkan klien / keluarga datang ke Rumah Sakit saat ini ?
2. Apa yang sudah dilakukan oleh keluarga mengatasi masalah ini ?
3. Bagaimana hasilnya ?
c. Faktor Predisposisi
1. Tanyakan kepada Klien / keluarga apakah klien pernah mengalami gangguan jiwa
dimasa lalu, bila ya beri tanda " V " pada kotak " ya " dan bila tidak beri tanda " V "
pada kotak " tidak ".
2. Apabila pada poin 1 " ya " maka tanyakan bagaimana hasil pengobatan sebelumnya
apabila dia dapat beradaptasi di masyarakat tanpa gejala - gejala gangguan jiwa maka
beri tanda " V " pada kotak " berhasil " apabila dia dapat beradaptasi tapi masih ada
gejala - gejala sisa maka beri tanda " V " pada kotak " kurang berhasil " apabila tidah
ada kemajuan atau gejala - gejala bertambah atau menetap maka beri tanda " V " pada
kotak " tidak berhasil ".
3. Tanyakan pada klien apakah klien pernah melakukan dan atau mengalami dan atau
menyaksikan penganiayaan fisik, seksual, penolakan dari lingkungan, kekerasan
dalam keluarga dan tindakan kriminal, beri tanda " V " sesuai dengan penjelasan klien
/ keluarga apakah klien sebagai pelaku dan atau korban, dan atau saksi, maka beri
tanda " V " pada kotak pertama, isi usia saat kejadian pada kotak ke dua. Jika klien
pernah sebagai pelaku dan korban dan saksi ( 2 atau lebih ) tuliskan pada penjelasan.
i. Beri penjelasan secara singkat dan jelas tentang kejadian yang dialami klien terkait
No. 1,2,3.
ii. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.
4. Tanyakan kepada klien / keluarga apakah ada anggota keluarga Iainnya yang
mengalami gangguan jiwa, jika ada beri tanda " V " pada kotak " ya " dan jika tidak
beri tanda " V " pada kotak " tidak ".
Apabila ada anggota keluarga lama yang mengalami gangguan jiwa maka tanyakan
bagaimana hubungan klien dengan anggota keluarga tersebut. Tanyakan apa gejala
yang dialami serta riwayat pengobatan dan perawatan yang pernah diberikan pada
anggota keluarga tersebut.
d. Fisik
1. Pengkajian fisik difokuskan pada sistem dan fungsi organ;
27
PANDUAN PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN JIWA
2. Ukur dan observasi tanda-tanda vital : tekanan darah, nadi, suhu, pernapasan klien.
a. Ukur tinggi badan dan berat badan klien.
b. Tanyakan kepada klien/keluarga, apakah ada keluhan fisik yang dirasakan oleh klien,
bila ada beri tanda " V " di kotak " ya " dan bila " tidak " beri tanda " V " pada kotak
tidak.
c. Kaji Iebih lanjut sistem dan fungsi organ dan jelaskan sesuai dengan keluhan yang
ada.
d. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data yang ada.
e. Psikososial
1. Genogram
i. Buatlah genogram minimal tiga generasi yang dapat menggambarkan hubungan klien dan
keluarga. Contoh :
= perempuan
= laki-laki
= cerai/putus hubungan
= meninggal
= klien
45 = umur klien
47
= kembar = hamil
ii. Jelaskan masalah yang terkait dengan komunikasi, pengambilan keputusan dan
pola asuh.
iii. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.
2. Konsep diri
a. Citra tubuh, tanyakan :
1. Persepsi klien terhadap tubuhnya, bagian tubuh yang disukai dan tidak disukai.
2. Identitas diri, tanyakan tentang
3. Status dan posisi klien sebelum dirawat.
4. Kepuasan klien terhadap status dan posisinya (sekolah, tempat kerja,
keompok).
28
PANDUAN PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN JIWA
3. Hubungan sosial
a. Tanyakan pada klien siapa orang yang berarti dalam kehidupannya, tempat
mengadu, tempat bicara, minta bantuan atau sokongan.
b. Tanyakan pada klien kelompok apa saja yang diikuti dalarn masyarakat.
c. Tanyakan pada klien sejauh mana ia terlibat dalam kelompok dimasyarakat.
d. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan : Tanyakan tentang:
Pandangan dan keyakinan, terhadap gangguan jiwa sesuai dengan norma
budaya dan agama yang dianut.
Pandangan masyarakat setempat tentang gangguan jiwa.
b. Kegiatan ibadah : Tanyakan:
Kegiatan ibadah dirumah secara individu dan kelompok.
Pendapat klien/ keluarga tentang kegiatan ibadah.
c. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data
f. Status Mental
Beri tanda " V " pada kotak sesuai dengan keadaan klien boleh lebih dari satu
1. Penampilan.
Data ini didapatkan melalui hasil observasi perawat / keluarga
a. Penampilan tidak rapih jika dari ujung rambut sampai ujung kaki ada yang tidak
rapih. Misalnya : rambut acak-acakan, kancing baju tidak tepat, resleting tidak
dikunci, baju terbalik, baju tidak diganti-ganti.
b. Penggunaan pakaian tidak sesuai misalnya : pakaian dalam, dipakai diluar baju.
c. Cara berpakaian tidak seperti biasanya jika. penggunaan pakaian tidak tepat
(waktu, tempat, identitas, situasi/ kondisi).
d. Jelaskan hal-hal yang ditampilkan klien dan kondisi lain yang tidak tercantum.
e. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.
2. Pembicaraan
29
PANDUAN PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN JIWA
i. Amati pembicaraan yang ditemukan pada klien, apakah cepat, keras, gagap,
membisu, apatis dan atau lambat
ii. Bila pembicaraan berpindah-pindah dari satu kalimat ke kalimat lain yang tak ada
kaitannya beri tanda " V " pada kotak inkoheren.
iii. Jelaskan hal-hal yang tidak tercantum.
iv. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.
3. Aktivitas motorik
Data ini didapatkan melalui hasil observasi perawat/ keluarga.
a. Lesu, tegang, gelisah sudah jelas.
b. Agitasi = gerakan motorik yang menunjukkan kegelisahan,
c. Tik = gerakan-gerakan kecil pada otot muka yang tidak terkontrol.
d. Grimasen = gerakan otot muka yang berubah-ubah yang tidak dapat Dikontrol
klien.
e. Tremor = jari- jari yang tampak gemetar ketika klien menjulurkan tangan dan
merentangkan jari-jari.
f. Kompulsif = kegiatan yang dilakukan berulang-ulang dan seperti berulang kali
mencuci tangan, mencuci muka, mandi, mengeringkan tangan dan sebagainya.
g. Jelaskan aktivitas yang ditampilkan klien dan kondisi lain yang tidak tercantum.
h. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.
4. Alam perasaan.
Data ini didapatkan melalui hasil observasi perawat / keluarga.
a. Sedih, putus asa, gembira yang berlebihan sudah jelas
b. Ketakutan = objek yang ditakuti sudah jelas.
c. Khawatir = objeknya belum jelas.
d. Jelaskan kondisi klien yang tidak tercantum.
e. Masalah keperawatan ditulis sesuai data.
5. Afek
Data ini didapatkan melalui hasil observasi perawat/keluarga.
a. Datar = tidak ada perubahan roman muka pada saat ada stimulus yang
menyenangkan atau menyedihkan.
b. Tumpul = hanya bereaksi bila ada stimulus emosi yang kuat.
c. Labil = emosi yang cepat berubah-ubah.
d. Tidak sesuai = emosi yang tidak sesuai atau bertentangan dengan stimulus yang
ada.
e. Jelaskan hal-hal yang tidak tercantum.
f. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.
7. Persepsi.
30
PANDUAN PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN JIWA
8. Proses pikir
Data diperoleh dari observasi dan saat wawancara
a. Sirkumstansial : pembicaraan yang berbelit-belit tapi sampai pada tujuan
pembicaraan.
b. Tangensial : pembicaraan yang berbelit-belit tapi tidak sampai pada tujuan.
c. Kehilangan asosiasi : pembicaraan tak ada hubungan antara satu kalimat dengan
kalimat lainnya, dan klien tidak menyadarinya.
e. Flight of ideas : pembicaraan.yang meloncat dari satu topik ke topik lainnya,
masih ada hubungan yang tidak logis dan tidak sampai pada tujuan.
f. Bloking : pembicaraan terhenti tiba-tiba tanpa gangguan eksternal kemudian
dilanjutkan kembali.
g. Perseverasi : pembicaraan yang diulang berkali-kali.
h. Jelaskan apa yang dikatakan oleh klien pada saat wawancara.
i. Masalah keperawatan sesuai dengan data.
9. lsi pikir.
Data didapatkan melalui wawancara.
a. Obsesi : pikiran yang selalu muncul walaupun klien berusaha menghilangkannya.
b. Phobia : ketakutan yang phatologis/ tidak logis terhadap objek/ situasi tertentu.
c. Hipokondria : keyakinan terhadap adanya gangguan organ dalam tubuh yang
sebenarnya tidak ada.
d. Depersonalisasi : perasaan klien yang asing terhadap diri sendiri, orang atau
lingkungan.
e. Ide yang terkait : keyakinan klien terhadap kejadian yang terjadi lingkungan yang
bermakna dan terkait pada dirinya.
f. Pikiran magis : keyakinan klien tentang kemampuannya melakukan hal-hal yang
mustahil/ diluar kemampuannya.
g. Waham.
Agama : keyakinan klien terhadap suatu agama secara berlebihan dan
diucapkan secara berulang tetapt tidak sesuai dengan kenyataan.
Somatik : klien mempunyai keyakinan tentang tubuhnya dan dikatakan secara
berulang yang tidak sesuai dengan kenyataan.
Kebesaran : klien mempunyai keyakinan yang berlebihan terhadap
kemampuannya yang disampaikan secara berulang yang tidak sesuai dengan
kenyataan.
Curiga : klien mempunyai keyakinan bahwa ada seseorang atau kelompok
yang berusaha merugikan atau mencederai dirinya yang disampaikan secara
berulang dan tidak sesuai dengan kenyataan.
Nihilistik : klien yakin bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia/ meninggal
yang dinyatakan secara berulang yang tidak sesuai dengan kenyataan.
31
PANDUAN PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN JIWA
siar pikir : klien yakin bahwa orang lain mengetahui apa yang dia pikirkan
walaupun dia tidak menyatakan kepada orang tersebut yang dinyatakan secara
berulang dan tidak sesuai dengan kenyataan.
Kontrol pikir : klien yakin pikirannya dikontrol oleh kekuatan dari luar.
11. Memori.
Data diperoleh melalui wawancara
a. Gangguan daya ingat jangka panjang : tidak dapat mengingat kejadian yang
terjadi lebih dari satu bulan
b. Gangguan daya ingat jangka pendek : tidak dapat mengingat kejadian yang terjadi
dalam minggu terakhir.
c. Gangguan daya ingat saat ini : tidak dapat mengingat kejadian yang baru saja
terjadi.
d. Konfabulasi : pembicaraan tidak sesuai dengan kenyataan dengan memasukan
cerita yang tidak benar untuk menutupi gangguan daya ingatnya.
e. Jelaskan sesuai dengan data terkait.
f. Masalah keperawatan sesuai dengan data
32
PANDUAN PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN JIWA
2. BAB/BAK,
Observasi kemampuan klien untuk BAB / BAK.
- Pergi, menggunakan dan membersihkan WC
- Membersihkan diri dan merapikan pakaian
3. Mandi
a. Observasi dan tanyakan tentang frekuensi, cara mandi, menyikat gigi, cuci
rambut, gunting kuku, cukur (kumis, jenggot dan rambut)
b. Observasi kebersihan tubuh dan bau badan.
4. Berpakaian
a. Observasi kemampuan klien dalam mengambil, memilih dan mengenakan
pakaian dan alas kaki.
b. Observasi penampilan dandanan klien.
c. Tanyakan dan observasi frekuensi ganti pakaian.
d. Nilai kemampuan yang harus dimiliki klien: mengambil, memilih dan
mengenakan pakaian.
6. Penggunaan obat
Observasi dan tanyakan kepada klien dan keluarga tentang:
33
PANDUAN PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN JIWA
7. Pemeliharaan kesehatan
Tanyakan kepada klien dan keluarga tentang:
- Apa, bagaimana, kapan dan kemana, perawatan dan pengobatan lanjut.
- Siapa saja sistem pendukung yang dimiliki (keluarga, teman, institusi
dan lembaga pelayanan kesehatan) dan cara penggunaannya.
h. Mekanisme Koping
Data didapat melalui wawancara pada klien atau keluarganya. Beri tanda "V" pada
kotak koping yang dimiliki klien, baik adaptif maupun maladaptif.
j. Pengetahuan
Data didapatkan melalui wawancara pada klien. Pada tiap item yang dimiliki oleh klien
simpulkan dalam masalah.
k. Aspek Medik
Tuliskan diagnosa medik klien yang telah dirumuskan oleh dokter yang merawat.
Tuliskan obat-obatan klien saat ini, baik obat fisik, psikofarmaka dan terapi lain.
34
PANDUAN PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN JIWA
ii.Perilaku Kekerasan
iii. Halusinasi ….
iv. Isolasi Sosial
v. Harga Diri Rendah
vi. Koping Individu Tidak Efektif
vii. Gangguan pemeliharaan kesehatan
viii. Defisit perawatan diri
ix. Ketidak efektifan penatalaksanaan program terapeutik
x. Ketidakefektifan koping keluarga ; ketidakmampuan keluarga merawat klien di
rumah
xi. Distress spiritual
xii. Disfungsi spiritual
Pada akhir pengkajian, tulis tempat dan tanggal pengkajian serta tanda tangan dan nama jelas
mahasiswa.
35
PANDUAN PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN JIWA
Bagian ini menjelaskan prinsip dan teknik komunikasi pada saat perawat melakukan interaksi
dengan individu, keluarga, kelompok, masyarakat, dan tim kesehatan lain. Setiap interaksi
terdiri dari tahap pra interaksi, perkenalan/ orientasi, kerja dan terminasi. Tiap tahap akan
diuraikan secara praktis tentang cara berkomunikasi yang perlu saudara lakukan dan saudara
dapat melatih diri dalam hubungan interaksi sehari-hari dan selanjutnya mahasiswa
praktekkan pada saat berinteraksi dengan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
A. Tujuan pembelajaran
B. Pengertian
Komunikasi merupakan komponen dasar dari hubungan antar manusia dan meliputi
pertukaran informasi, perasaan, pikiran dan perilaku antara dua orang atau lebih.
Komunikasi mempunyai dua tujuan, yaitu untuk pertukaran informasi dan mempengaruhi
orang lain.
Interaksi perawat dan pasien akan menghasilkan informasi untuk perawat tentang keadaan
pasien dan pada waktu yang bersamaan perawat dapat memberikan informasi tentang cara-
cara menyelesaikan masalah dengan strategi tertentu sehingga pasien terpengaruh dan mau
melakukannya untuk penyelesaian masalah pasien. Jika pasien menerima dan melakukan
informasi yang diberikan oleh perawat maka perilaku pasien berubah ke arah adaptif yang
merupakan hasil utama tindakan keperawatan.
1. Gerakan tubuh, seperti sikap tubuh, ekspresi wajah dan sikap-sikap lain. Misalnya:
tersenyum, kontak mata, sedikit membungkuk pada saat bicara, tidak melipat tangan,
tidak menyilangkan kaki, tidak memasukkan tangan ke kantong.
2. Jarak saat berinteraksi, ruang intim sampai 50 cm, ruang pribadi 50-120 cm, dan
ruang konsultasi sosial 275-365 cm. Komunikasi terapeutik pada umumnya terjadi di
ruang pribadi, tetapi antara pasien dengan perawat tidak dibatasi meja.
3. Sentuhan, dapat digunakan dalam komunikasi terapeutik, tetapi harus dilakukan
secara tenang sambil menganalisis kondisi pasien dan respons yang mungkin akan
diberikan oleh pasien. Sentuhan tidak tepat untuk beberapa situasi, misalnya: terhadap
pasien yang penuh curiga dan tidak percaya kepada orang lain, pasien yang
36
PANDUAN PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN JIWA
a. Evaluasi diri
Beberapa pertanyaan yang dapat membantu saudara mengevaluasi diri:
Apa pengetahuan yang saya miliki tentang keperawatan jiwa?
Apa yang saya ketahui tentang latar belakang sosial budaya pasien?
Apa yang akan saya ucapkan saat bertemu dengan pasien?
Bagaimana respons saya selanjutnya jika pasien diam, menolak,
marah, atau inkoheren?
Bagaimana pengalaman interaksi saya dengan pasien?
Apakah ada kegagalan saya berinteraksi dengan pasien?
Jika ada, lakukan koreksi dengan cara membaca cara-cara
berhubungan dengan pasien, konsultasi dengan tutor, diskusi dengan teman
sekelompok.
Bagaimana tingkat kecemasan saya?
Jika cemas ringan, laksanakan interaksi.
Jika cemas sedang sampai berat, konsultasi dengan tutor dan tunda
kontak dengan pasien sampai saudara dapat mengatasi kecemasan.
37
PANDUAN PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN JIWA
Setelah saudara tetapkan status interaksi yang akan dilaksanakan, maka saudara
perlu membuat rencana interaksi.
c. Rencana interaksi
Siapkan rencana percakapan yang akan saudara lakukan pada saat
berinteraksi dengan pasien.
Tehnik komunikasi apa yang akan saudara ucapkan, kaitkan
dengan tujuan saudara melakukan interaksi dengan pasien. Hal ini
berhubungan dengan tahapan interaksi yang akan dilakukan.
Tehnik observasi apa yang perlu saudara lakukan selama
berhubungan dengan pasien.
Apa langkah-langkah tindakan keperawatan yang akan saudara
lakukan sesuaikan dengan Standar Operasional Prosedur (SOP).
Tahap Perkenalan
Perkenalan merupakan kegiatan yang saudara lakukan saat pertama kali bertemu
atau kontak dengan pasien. Hal-hal yang perlu dilakukan adalah :
a. Memberi salam
Assalamu’alaikum/selamat pagi/siang/sore/malam atau sesuai dengan
latar belakang sosial budaya spiritual pasien, disertai dengan
mengulurkan tangan untuk jabatan tangan. Pasien gangguan jiwa
mungkin tidak menjawab salam dan uluran tangan saudara.
Memperkenalkan diri perawat
Nama saya Budiono, saya senang dipanggil Budi
Menanyakan nama pasien
Nama bapak/Bpk/Ibu/saudara siapa? Apa panggilan
kesenangannya? (Misalkan pasien senang dipanggil Tuti).
c. Menyepakati kontrak/pertemuan.
Kesepakatan tentang pertemuan terkait dengan topik tindakan yang akan
dilakukan serta kesediaan pasien untuk bercakap-cakap, tempat bercakap-
cakap, lama percakapan.
38
PANDUAN PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN JIWA
2) Tempat
Di mana kita duduk?
Bagaimana kalau kita duduk di sana?(sebutkan)
Ayo kita duduk di sana! (sebutkan)
3) Waktu
Mau berapa lama kita bercakap-cakap? Bagaimana kalau 10 menit?
Kemudian lanjutkan pada tahap kerja yaitu pengkajian lanjut (focus) pada
keluhan utama disertai tindakan keperawatan sesuai dengan masalah yang
dialami pasien.
Tahap Orientasi
a. Memberi salam
Assalamu’alaikum/selamat pagi/siang/sore/malam Tuti.
b. Memvalidasi dan mengevaluasi keadaan pasien
Bagaimana perasaan Tuti hari ini?atau Coba Tuti ceritakan
perasaannya hari ini!
Adakah hal yang terjadi selama kita tidak bertemu? Coba ceritakan.
Apakah Tuti sudah coba cara-cara yang telah kita bicarakan
kemarin (sebutkan cara yang telah dibahas pada pertemuan
sebelumnya).
c. Menyepakati kontrak/pertemuan
Setiap berinteraksi dengan pasien kaitkan dengan kontrak pada pertemuan
sebelumnya.
1) Topik/tindakan/kegiatan
Sesuai dengan janji kita yang lalu kita akan bertemu hari ini jam …..
(sebutkan sesuai perjanjian). atau
Tuti masih ingat apa yang akan kita bicarakan/lakukan sekarang?
atau
Bagaimana kalau sekarang kita latihan ... (sebutkan sesuai rencana).
Contoh:
“Baiklah sekarang kita akan bicara tentang cara berkenalan dengan
orang lain/cara mengungkapkan rasa marah/ cara melakukan
kebersihan diri” (dan lain-lain sesuai dengan masalah pasien).
2) Tempat
o Mau duduk di mana? Bagaimana kalau di sana?
3) Waktu
Mau berapa lama? Bagaimana kalau 10 menit?
39
PANDUAN PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN JIWA
Tahap kerja
Tahap kerja merupakan inti hubungan perawat pasien yang terkait erat dengan
pelaksanaan rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan sesuai
dengan tujuan yang akan dicapai.
Tahap terminasi
Tahap terminasi merupakan akhir dari setiap pertemuan perawat dan pasien.
Terminasi dibagi dua yaitu: terminasi sementara dan terminasi akhir.
a. Terminasi sementara
Terminasi sementara adalah akhir dari tiap pertemuan perawat dan pasien.
Saat terminasi sementara perawat akan bertemu lagi dengan pasien pada
waktu yang telah ditentukan, misalnya: satu atau dua hari berikutnya. Pada
terminasi perawat melakukan evaluasi terhadap hasil tindakan yang telah
dilakukan pada tahap kerja berupa evaluasi subyektif dan obyektif,
memberikan anjuran pada pasien (tindak lanjut) terhadap tindakan yang
telah dilakukan dan membuat perjanjian (kontrak) untuk pertemuan
berikutnya.
Contoh komunikasi:
1. Evaluasi hasil
Evaluasi subyektif:
o Bagaimana perasaan Tuti setelah latihan ini?
Evaluasi obyektif:
o Coba Tuti sebutkan hal-hal yang sudah kita bicarakan
tadi!
o Tuti tadi telah bagus melakukannya.
2. Tindak lanjut
Bagaimana kalau mulai saat ini Tuti coba lakukan cara tadi
untuk mencegah suara-suara.
Tuti mau coba latih ? Pada jam berapa? Kita buatkan
jadualnya? (Buat jadual harian pasien untuk latihan dan
melakukannya pada saat suara-suara datang).
3. Kontrak yang akan datang
Waktu: Kapan kita bertemu lagi?
Bagaimana kalau dua hari lagi?
Topik: Apa saja yang akan kita bicarakan nanti?
Bagaimana kalau kita bicara tentang cara lain untuk
mencegah suara-suara?
Tempat: Kita akan bertemu di sini lagi. Sampai jumpa.
Assalamu’alaikum.
40
PANDUAN PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN JIWA
b. Terminasi akhir
Terminasi akhir terjadi jika pasien dan keluarganya telah mampu
menyelesaikan masalahnya.
Contoh komunikasi:
1. Evaluasi hasil
Evaluasi subyektif:
Bagaimana perasaan Tuti setelah kita bercakap-cakap
beberapa kali.
Evaluasi obyektif:
Coba sebutkan apa saja yang telah Tuti dapatkan selama
saya berkunjung ke rumah Tuti ?
Saya melihat Tuti sudah dapat melakukan ………
(sebutkan sesuai hasil observasi pada tiap diagnosa
keperawatan).
2. Tindak lanjut
Apa rencana kegiatan Tuti selanjutnya?
Apa yang perlu Tuti lakukan kalau suara-suara itu datang
lagi?
Jadi jadwal yang telah kita buat, laksanakan terus ya !
3. Eksplorasi perasaan
Saya akan datang sebulan sekali, tdak tiap minggu lagi .
Bagaimana perasaan Tuti ? Sudah siap kan ?
4. Hal yang sama dengan 1, 2, 3 dilakukan pada keluarga.
Latihan 1:
Contoh komunikasi pada individu (fase orientasi, kerja, dan terminasi)
41
PANDUAN PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN JIWA
diberikan oleh dokter secara teratur. Ada pertanyaan Tut? Ada yang kurang
jelas?”
Tahap terminasi: “Bagaimana perasaan Tuti setelah kita belajar cara untuk
mengurangi suara-suara? Coba Tuti sebutkan kembali apa saja cara yang bisa
dilakukan untuk membantu Tuti. Nah, mulai saat ini jika suara-suara itu muncul
lagi, Tuti dapat mencoba beberapa cara tersebut. Baiklah Tut, tiga hari lagi saya
akan datang, kita akan membahas tentang kegiatan yang dapat Tuti lakukan di
rumah agar waktu Tuti dapat terisi. Kira-kira jam berapa Tut? Saya permisi
dulu.. Assalamu’alaikum”
Berikut ini adalah penjelasan tentang prinsip dan tehnik komunikasi pada saat perawat
melakukan interaksi dengan keluarga. Interaksi dengan keluarga atau pemberian
pendidikan kesehatan kepada keluarga juga dilakukan secara bertahap, meliputi tahap:
permulaan hubungan perawat-keluarga;
pendidikan kesehatan tentang keterampilan keluarga merawat pasien
penerapan cara merawat pasien;
peran keluarga merawat pasien di rumah-masyarakat (follow up care).
Uraian tentang tahap atau langkah-langkah pendidikan kesehatan keluarga adalah sebagai
berikut:
a. Permulaan hubungan perawat-keluarga di rumah
Interaksi perawat – keluarga dimulai dengan perkenalan, membina hubungan saling
percaya dan dilanjutkan dengan pengkajian pengalaman keluarga dalam merawat
pasien sehingga dapat ditetapkan pendidikan kesehatan keluarga.
a. Perkenalan
“Selamat pagi Bu ? Saya perawat Puskesmas yang akan merawat anak Bpk/Ibu
Nama saya ..….., senang dipanggil ……. Nama Bpk/Ibu siapa ? Senang
dipanggil apa?” (pertahankan kontak mata, senyum dengan ramah, duduk
berhadapan agak menyamping). “ Untuk melakukan perawatan kepada anak
Bpk/Ibu ( misalnya namanya Tuti) Tuti maka saya akan datang beberapa kali ke
rumah Bpk/Ibu. Selain bertemu dengan Tuti saya juga akan bertemu dengan
anggota keluarga yang lain. Semua yang ada di rumah ini sebaiknya tahu
bagaimana cara merawat Tuti, bahkan kalau ada keluarga yang rumahnya
tidak jauh dari rumah Bpk/Ibu, ia juga dapat melihat dan belajar cara merawat
Tuti. Nah, oleh karena itu nanti setiap kali saya datang, sedapat mungkin semua
anggota keluarga bisa ikut mendengarkan apa yang saya sampaikan.”
(Selanjutnya saudara mengevaluasi keadaan keluarga dan tindakan yang sudah
dilakukan keluarga, serta mulai melakukan pengkajian terhadap keluarga). “Apa
yang Bpk/Ibu rasakan sebagai kendala saat menghadapi Tuti selama
dirumah?”O ya..apalagi Bpk/Ibu?Bagaimana dengan perilakunya ?Adakah
yang membuat Bpk/Ibu susah/bingung ?” “Apa yang sudah Bpk/Ibu lakukan
42
PANDUAN PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN JIWA
Tahap terminasi: “Bagaimana perasaan Bpk/Ibu setelah kita belajar cara untuk
membantu Tuti? Coba Bpk/Ibu sebutkan kembali apa saja cara yang bisa
dilakukan untuk membantu Tuti. Nah, mulai saat ini jika muncul halusinasi pada
Tuti, Bpk/Ibu dapat mencoba beberapa cara tersebut,dan minggu depan kita
akan praktekkan langsung ke Tuti. Kira-kira jam berapa Bpk/Ibu? Saya permisi
dulu.. Assalamu’alaikum”
43
PANDUAN PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN JIWA
Tahap kerja: Nah, coba Bpk/Ibu lihat prilaku Tuti saat ini. Tuti terlihat asyik
bicara dan ngomong sendiri kan? Sekarang kita praktekkan cara kemaren yaitu
mengajak Tuti untuk bicara ( Perawat mengajak Bpk/Ibu mendekati Tuti, lalu
perawat menegur Tuti dan mengajak bicara serta melibatkan keluarga dalam
pembicaraan). Tuti, suster lihat Tuti lagi asyik ngobrol ? ngobrol dengan siapa ?
Bagaimana kalau kita ngobrol sama-sama dengan bapak ibu agar suara-suara
itu tidak mengganggu Tuti lagi. (selanjutnya perawat, Tuti dan keluarga ngobrol
bersama-sama). Bagaimana Tuti, suara-suaranya hilang ?Tuti bisa ceritakan ke
Bpk/Ibu apa saja cara yang telah Tuti pelajari untuk mengontrol suara-suara?
Nah, nanti kalau suster tidak ada Bpk/Ibu yang akan membantu Tuti”
44
PANDUAN PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN JIWA
Diteruskan ya.. agar kekambuhan dapat dicegah. Jangan lupa ingatkan Tuti
untuk minum obat secara teratur. Kalau ada perilaku Tuti tidak seperti biasanya
segera hubungi saya di puskesmas. Bulan depan saya akan datang lagi untuk
melihat perkembangan Tuti. Saya permisi dulu.. Assalamu’alaikum.”
Penggunaan komunikasi kelompok pada keperawatan jiwa adalah pada saat perawat
memberikan pendidikan kesehatan pada sekelompok pasien/keluarga pasien ataupun
pada kelompok pendukung (support groups).
Tahap Orientasi :
“Assalamu’alaikum. Selamat siang saudara-saudara sekalian.
Bagaimana perasaaan saudara-saudara pada hari ini ? Seperti janji kita minggu lalu,
hari ini kita bertemu untuk membahas tentang pengalaman saudara menggunakan cara
mengontrol suara-suara. Kita akan bercakap-cakap selama 45 menit disini”.
Tahap Kerja :
“Baiklah saudara sekalian, sekarang masing-masing orang diminta untuk
menceritakan pengalaman menggunakan cara-cara mengontrol halusinasi yang telah
dipelajari. Siapa yang mau menyampaikan kegiatannya ?”(Kalau tidak ada pasien yang
mau menyampaikan, dibuat bergiliran). Apa cara yang telah Tuti gunakan ?
Bagaimana hasilnya ? Bagus..!” (semua anggota kelompok mendapat kesempatan
untuk menyampaikan pendapatnya). Ya bagus sekali, semua sudah mencoba untuk
menyampaikan pendapatnya. Jadi kegiatan-kegiatan tadi bisa saudara-saudara
lakukan jika suara-suara itu muncul”
Tahap Terminasi :
“Bagaimana perasaan saudara-saudara setelah kita diskusi ?” Apa pendapat saudara-
saudara terhadap hasil diskusi kita hari ini ?”
“Empat cara mengontrol halusinasi dapat saudara gunakan terus agar suara-suara itu
tidak mengganggu lagi. Kita bertemu lagi di balai desa ini minggu depan di hari dan
jam yang sama untuk membicarakan aktivitas sehari-hari yang dapat saudara lakukan
dirumah. Assalamu’alaikum. Selamat siang”.
45
PANDUAN PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN JIWA
PENDAHULUAN
Laporan Pendahuluan ( LP ) dan Strategi Pelaksanaan ( SP ) tindakan keperawatan
merupakan persiapan yang dilakukan perawat sebelum melakukan interaksi atau tindakan
keperawatan pada klien. LP dan SP merupakan kemampuan intelektual ; dalam
merencanakan semua rangkaian tindakan ( psikomotor dan intelektual ) yang akan dilakukan
saat berinteraksi dengan klien.
Perawat yang profesional seyogyanya telah mempunyai rencana sebelum bertemu klien. Pada
kenyataan saat ini sering terjadi tindakan keperawatan direncanakan saat berada bersama
klien dan berdasarkan intuisi bahkan berdasarkan pendekatan penyelesaian masalah yang
ilmiah.
LAPORAN PENDAHULUAN ( LP )
Laporan Pendahuluan ( LP ) adalah laporan yang dibuat sebelum bertemu dengan klien.
Laporan ini dibuat secara tertulis dan didiskusikan dengan pembimbing sebelum mahasiswa
bertemu klien. Pada saat menjadi mahasiswa, LP dibuat setiap hari praktek dan pada akhir
praktik satu mata ajar diharapkan mahasiswa telah mempunyai pola pikir intelektual seperti
LP.
LP berisi : masalah utama dari kasus, proses terjadinya masalah/keluhan, pohon masalah,
masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji, diagnosis keperawatan dan rencana tindakan
keperawatan.
Keluhan utama / alasan masuk dari kasus
Masalah utama dari kasus berupa keluhan utama / alasan masuk yang mengarah pada
masalah utama. Misalnya : keluhan utama adalah klien memukul ibunya yang mengarah
pada masalah utama perilaku kekerasan, yang akan ditulis pada kasus ( masalah utama ) :
perilaku kekerasan, klien memukul ibu di rumah.
Masalah utama dapat pula berupa fokus tindakan yang direncanakan. Misalnya : pada LP
pertama bertemu ditemukan masalah utamanya perilaku kekerasan, maka pada LP
berikutnya dapat diambil dari penyebab perilaku kekerasan atau akibat dari perilaku
kekerasan. Dalam menetapkannya tergantung dari beberapa data yang telah ditemukan
pada pertemuan sebelumnya. Misalnya : saat LP terkait perilaku kekerasan ditemukan
46
PANDUAN PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN JIWA
data klien memukul karena merasa dihina, maka pada LP berikut dapat Harga Diri
Rendah.
Proses terjadinya masalah
Proses terjadinya masalah berupa uraian teoritis dari masalah utama berupa pengertian,
tanda dan gejala, penyebab dan akibat. Uraian secara singkat, praktis dan fokus pada
masalah utama.
Pohon masalah
Pohon masalah adalah kerangka berpikir logis berdasarkan prinsip sebab-akibat. Pohon
masalah terdiri dari masalah utama (core problem), akibat dan penyebab. Rumusannya
berupa rumusan masalah keperawatan.
Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji :
Setelah pohon masalah maka buat rancangan data yang perlu dikaji berdasarkan masalah
yang ada pada pohon masalah.
Uraian data yang perlu dikaji untuk memastikan core problem adalah benar merupakan
masalah.
Diagnosis
Diagnosis ditetapkan berdasarkan hubungan sebab akibat pada pohon masalah. Prioritas
diagnosis adalah dengan “core problem” sebagai etiologi.
Rencana tindakan keperawatan
Rencana tindakan keperawatan sebaiknya berupa standar tindakan keperawatan untuk tiap
masalah / diagnosa keperawatan. Pada saat belajar akademik seyogyanya mahasiswa telah
belajar standar tindakan keperawatan, jadi tidak perlu menulis lagi tetapi cukup memilih
sesuai diagnosis yang diprioritaskan.
47
PANDUAN PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN JIWA
Pada SP dituliskan garis besar dari proses keperawatan yang merupakan justifikasi ilmiah
dari mana sumber tindakan keperawatan yang akan dilakukan. Hal ini merupakan
kemampuan intelektual yang harus selalu dilakukan oleh perawat pada saat melakukan
tindakan keperawatan.
Tindakan keperawatan yang ditetapkan akan dilakukan merupakan faktor yang penting
dalam melakukan langkah selanjutnya yaitu strategi komunikasi.
Tidak diperkenankan hanya melakukan tindakan keperawatan tanpa mengetahui diagnosa
dan tujuan dari tindakan tersebut. Jika hal ini terjadi maka sifatnya menjadi vokasional
bukan profesional.
2. Strategi komunikasi dalam pelaksanaan tindakan keperawatan
Strategi komunikasi yang digunakan adalah tahapan komunikasi terapeutik perawat klien
yaitu :
a. Pra interaksi
Pra interaksi dilakukan sebelum berinteraksi dengan klien, yaitu SP sebagai rencana
interaksi. Pada saat mahasiswa SP ditulis, namun pada saat telah menjadi perawat SP
menjadi pola berpikir ( kemampuan psikomotor dan afektif )
b. Perkenalan dan orientasi
Secara garis besar tahapan ini dapat dibagi tiga pola sepanjang merawat klien yaitu
pertemuan awal (kontak pertama), pertemuan kedua dan seterusnya (kontak selama
proses perawatan) dan pertemuan akhir (kontak di akhir shif atau di akhir perawatan).
Isi dari tahapan ini merupakan ringkasan teoritis yang dianggap penting saat
melakukan interaksi secara operasional yaitu salam terapeutik, evaluasi dan atau
validasi dan kontrak. Berikut akan diuraikan bagaimana pelaksanaan ketiga aspek ini
pada pertemuan pertama, kedua dan seterusnya, serta pertemuan akhir.
Pertemuan Pertama :
Salam terapeutik berisi perkenalan antara perawat dan klien termasuk di dalamnya
elemen kontrak secara teoritis. Contoh salam terapeutik yang ringkas pada pertemuan
awal adalah : “Selamat pagi bu, saya Abdul Halim, panggil saya Halim. Nama ibu
siapa, senangnya dipanggil siapa. Saya yang akan merawat ibu pada shift pagi ini”.
Evaluasi dan atau validasi berisi kajian tentang keluhan, alasan atau kejadian yang
membuat klien datang meminta pertolongan. Contoh komunikasinya adalah : “Apa
keluhan ibu”, “Ada apa sampai ibu datang kemari”, “Apa yang terjadi di rumah”.
Evaluasi/validasi merupakan kajian untuk mendapatkan fokus pengkajian lebih lanjut.
Jika klien atau keluarga mengatakan marah-marah di rumah, langsung dipikirkan apa
48
PANDUAN PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN JIWA
pengkajian yang perlu dilakukan untuk memastikan diagnosis perilaku kekerasan. Hal
ini yang disebut dengan pengkajian data yang terfokus.
Kontrak terdiri dari tiga aspek yaitu topik, waktu dan tempat. Topik berisi tindakan
atau kegiatan yang akan dilakukan pada klien beserta tujuan dan keuntungannya bagi
klien. Kemudian minta persetujuan klien untuk pelaksanaannya. Waktu adalah
kesepakatan berapa lama kira-kira tindakan dan kegiatan dilakukan, misalnya :
10/15/30 menit, tidak lama, dsb. Tempat adalah kesepakatan akan tempat pelaksanaan
tindakan. Umumnya dipilih tempat yang terapeutik. Contohnya : “Baik bu, bagaimana
kalau kita bercakap-cakap tentang kejadian di rumah, agar saya dapat membantu cara
mengatasinya. “Ibu mau berapa lama bercakap-cakap, bagaimana kalau 10 menit”.
“Ibu mau bercakap-cakap dimana, bagaimana kalau di ruangan ini”.
Pertemuan terakhir
Pertemuan terakhir pada saat klien akan pulang maka isi salam terapeutik,
evaluasi/validasi dan kontrak yang akan datang adalah sebagai berikut :
Salam terapeutik sama dengan pertemuan kedua. Evaluasi/validasi fokus pada semua
tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan , kemampuan yang telah dimiliki klien
dan jadwal kegiatan di rumah sakit yang dapat dilanjutkan di rumah.
Contoh evaluasi/validasi : “Ibu akan pulang hari ini?”, “Bagaimana latihannya Bu?”,
“Bagaimana jadwal kegiatannya Bu”, kemudian dilanjutkan dengan kontrak yaitu
49
PANDUAN PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN JIWA
topik, waktu dan tempat. Untuk waktu dan tempat sama dengan pertemuan
sebelumnya. Sering pula pertemuan terakhir ini dilakukan bersama-sama keluarga.
c. Tahap Kerja
Tahap kerja ini berisi berbagai tindakan keperawatan yang telah direncanakan pada
tiap diagnosa keperawatan. Tindakan keperawatan dapat berupa observasi dan
monitoring ; terapi keperawatan termasuk individu dan kelompok disertai terapi
modalitas keperawatan ; pendidikan kesehatan pada klien dan keluarga ; tindakan
kolaborasi dengan berbagai tim kesehatan jiwa.
Prinsip pada tahapan ini adalah perawat menggunakan diri secara terapeutik yang
tampak dari teknik komunikasi terapeutik, sikap yang terapeutik dan pelaksanaan
langkah-langkah tindakan keperawatan sesuai rencana.
d. Tahap Terminasi
Tahap terminasi hampir sama dengan tahap perkenalan dan orientasi yaitu dibagi dua
menjadi terminasi sementara dan terminasi akhir. Terminasi sementara dilakukan
pada tiap akhir pertemuan sedangkan terminasi akhir pada saat klien pulang.
Isi dari terminasi adalah evaluasi (evaluasi objektif dan subjektif) ; rencana tindak
lanjut bagi klien (planning bagi klien) ; dan kontrak yang akan datang berupa topik,
waktu dan tempat (planning bagi perawat) yang terkait dengan rencana tindakan
keperawatan selanjutnya. Contoh terminasi sementara :
Evaluasi subjektif : “bagaimana perasaan Ibu Ani setelah latihan cara mengontrol
emosi ?”
Evaluasi objektif : “Jadi sudah berapa cara mengendalikan emosi yang Ibu Ani
pelajari”. “Coba sebutkan cara-cara melakukan tarik nafas dalam”. Evaluasi
objektif dapat pula hasil observasi terhadap klien pada saat melakukan tindakan
misalnya tentang afek, halusinasi dan sebagainya. Evaluasi objektif dapat pula
penyampaian evaluasi perawat pada klien : “Ibu Ani telah dapat melakukan tarik
nafas dalam dengan tepat”
Rencana tindak lanjut : “Baik Ibu Ani, bagaimana kalau Ibu latih tarik nafas
dalamnya ?”, “Ibu mau berapa kali latihan sehari ?”. “Bagaimana kalau kita buat
jadwal kegiatan harian Ibu ?”. “Baik, Ibu coba latihan, nanti kalau ada kesulitan
kita bicarakan lagi”.
Kontrak yang akan datang : Untuk topik : “Bagaimana kalau nanti kita latih cara
mengendalikan emosi yang ketiga”. Untuk waktu : “Ibu mau ketemu lagi jam
50
PANDUAN PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN JIWA
berapa ?”, “Bagaimana kalau jam 10 nanti”. Untuk tempat : “Ibu mau bercakap-
cakap di mana ?”, “Bagaimana kalau di sini lagi”.
51
PANDUAN PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN JIWA
3. a. Pohon masalah :
4. Diagnosis Keperawatan :
52
PANDUAN PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN JIWA
Terminasi
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi subjektif ………………………………………………………………
………………………………………………………………………………….
Evaluasi objektif ……………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
2. Tindak lanjut klien ( apa yang perlu dilatih klien sesuai dengan hasil tindakan yang telah
dilakukan )
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
53