Anda di halaman 1dari 53

BUKU PANDUAN

PRAKTIK KLINIK
KEPERAWATAN (PKK) JIWA
PRODI KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU
KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MAKASSAR TAHUN 2021

BIODATA
MAHASISWA

Foto 3x 4 cm

Nama : Nim

: Kelompok :

Rumah Sakit :
PANDUAN PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN JIWA

PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-
Nya, sehingga Buku Panduan Praktik Klinik Keperawatan ( PKK ) Jiwa ini dapat
terselesaikan dengan baik. Salam dan Sholawat tercurah kepada Nabi Besar Rasulullah
Muhammad SAW yang menjadi panutan kita di dunia ini.
Buku panduan ini diharapkan dapat menjadi pedoman bagi pelaksanaan PKK Jiwa,
dan kami menyadari bahwa dalam penyusunannya masih terdapat kekurangan. Oleh
karena itu, kami mengharapkan saran maupun kritikan yang sifatnya membangun demi
perbaikan pelaksanaan PKK Jiwa di masa mendatang.
Penyelesaian Buku Panduan ini berkat bantuan dan arahan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada :
1. P r o f . Dr. dr. Suryani As’ad, M.Sc., Sp.GK (K), Dekan Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan Unismuh Makassar, yang senantiasa mensupport seluruh kegiatan
Program Studi Diploma III Keperawatan.
2. Ibu Ratna Mahmud, S.Kep, Ns., M.Kes. selaku Ketua Program Studi Diploma III
Keperawatan FKIK Unismuh Makassar atas arahannya dalam penyusunan buku
panduan ini.
3. T i m D o s e n Mata Kuliah Keperawatan Jiwa, beserta seluruh Staf dan Dosen
Diploma III Keperawatan FKIK Unismuh Makassar, atas segala bantuan berupa
sumbangan pemikiran dalam penyusunan buku ini.
Semoga buku ini bermanfaat dalam pelaksanaan PKK Jiwa, sehingga capaian
pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai.

Makassar, 21 Juli 2021


Penyusun

Abdul Halim, S.Kep., M.Kes


PANDUAN PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN JIWA

VISI
MISI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MAKASSAR

VISI
Menjadi perguruan tinggi Islam terkemuka, unggul, terpercaya dan mandiri pada
Tahun 2024

MISI
1. Menyelenggarakan proses pendidikan untuk meningkatkan keimanan dan
ketaqwaan
2. Menyelenggarakan dan mengembangkan proses pembe-lajaran yang kreatif,
inovatif, efektif dan menyenangkan
3. Menumbuhkembangkan dan menyebarluaskan penelitian yang inovatif, unggul
dan berdaya saing
4. Menumbuhkembangkan kewirausahaan berbasis kemitraan dan ukhuwah
5. Meningkatkan kualitas hidup dan kehidupan civitas akademika, alumni dan
masyarakat
PANDUAN PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN JIWA
PANDUAN PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN JIWA

VISI, MISI, TUJUAN DAN


SASARAN
PRODI STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

VIS
I

Menjadi Program Studi Keperawatan yang Islami, Mandiri, berdaya saing secara Global,
Terpercaya dan unggul dalam bidang Keperawatan Gawat Darurat pada Tahun 2025

M ISI
(1) Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran keperawatan yang berkualitas dan
Islami
(2) Menyelenggarakan penelitian keperawatan yang berkualitas dan
berkesinambungan yang dapat membantu masyarakat mencapai derajat kesehatan
yang optimal.
(3) Menyelenggarakan pengabdian masyarakat berbasis pada pendidikan dan hasil
penelitian.
(4) Menyelenggarakan tata kelola yang amanah, efektif dan efisien yang
mendukung penyelenggaraan Tri Darma Perguruan Tinggi
(5) Mewujudkan pembinaan civitas akademika dalam kehidupan yang Islami

TUJUAN
(1) Dihasilkannya lulusan yang beriman dan bertaqwa serta memilki kompetensi
dibidang keperawatan sesuai kebutuhan stakeholder.
(2) Dihasilkannya penelitian keperawatan yang berkualitas dan berkelanjutan serta
dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.
(3) Meningkatnya mutu penyelenggaraan pengabdian kepada masyarakat
berbasis pada pelayanan keperawatan.
(4) Terselenggaranya tata kelola yang amanah, efektif dan efisien
(5) Terwujudnya civitas akademika dalam kehidupan yang Islami yang
beruswatun hasanah
PANDUAN PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN JIWA

SASARAN
(1) a. Tercapainya mutu dan kompetensi lulusan sesuai dengan jenjang Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI)
b. Tersusunnya kurikulum institusi berdasarkan SNPT dan KKNI yang
bernuansa Islami
c. Tersedianya sarana prasarana pendukung yang berkualitas
d. Tercapainya peningkatan kapasitas dan kapabilitas sumber daya manusia e.
Meningkatnya kualitas mahasiswa
f. Tercapainya peningkatan kerjasama dalam dan luar negeri
(2) a. Meningkatnya jumlah penelitian dosen dan mahasiswa
b. Meningkatnya perolehan hibah penelitian bagi dosen dan mahasiswa
c. Meningkatnya publikasi hasil penelitian di jurnal regional, nasional dan
internasional
d. Tercapainya kerjasama dengan lembaga penelitian dalam dan luar negeri
(3) a. Meningkatnya hasil penelitian yang digunakan oleh masyarakat
b. Meningkatnya mutu dan jumlah kegiatan pengabdian kepada masyarakat
c. Tercapainya kerjasama dengan lembaga pengabdian masyarakat dalam dan
luar negeri
(4) Tercapainya peningkatan mutu tata kelola (Good Governance) yang amanah,
efektif dan efisien dalam sistem manajemen
(5) Terwujudnya civitas akademika yang dapat menjadi teladan dalam
kehidupan bermasyarakat
PANDUAN PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN JIWA

DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN SAMPUL…………………………………………………….… i
PRAKATA ………………………………………………………………….. iii
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN ..………………………………...... iv
DAFTAR ISI………….……………………………………………............... viii
BAB I PENDAHULUAN………..……………………………………… 1
A. Latar Belakang………………………………………………. 1
B. Tujuan……………..……………………………………........ 2
C. Penjabaran Waktu Praktek………..………………………… 3
D. Waktu dan Tempat Praktek………..………………………... 3
E. Peserta………………………………..……………………... 4
BAB II TARGET PELAKSANAAN PKK …………………………….. 5
7
A. Capaian PKK…………………………………………….
7
B. Bahan Kajian……..……………………………………........
8
C. T a r g e t K o m p e t e n s i ………..…………………………
8
BAB III PROSES PEMBELAJARAN….………………………………..
9
A. Metode ……………..…………….…….………..………….
10
B. Strategi Pelaksanaan…………..…………………………….
10
C. Kegiatan Mahasiswa……………..………………………..
11
D. Evaluasi
11
E. Tugas Pembimbing………. ………………………………..
11
F. Daftar Pembimbing…………………………………..……..
14
G. Jadwal Rotasi dan Distribusi Kelompok…………………… 14
H. Tata Tertib……………..……………………………….… 14
I. Komponen Proses Keperawatan Jiwa………………………... 17
LAMPIRAN - LAMPIRAN
PANDUAN PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN JIWA

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Meningkatnya pengetahuan masyarakat terhadap pentingnya kesehatan saat


ini memberi dampak positif pada era globalisasi. Salah satunya adalah muncul
berbagai harapan dari masyarakat akan peningkatan kualitas pelayanan kesehatan
yang lebih baik. kesehatan yang lebih profesional dibidangnya masing-masing.
Salah satu tenaga kesehatan yang memiliki banyak peran dalam pelayanan
kesehatan adalah perawat. Kualitas seorang perawat dapat dilihat dalam hal
pemberian asuhan keperawatan profesional. Kualitas tersebut dapat dicapai mulai
dari proses pembentukan mahasiswa perawat yang memiliki pengetahuan,
keterampilan, dan sikap lebih profesional di sarana pendidikan.
Selain itu, perubahan paradigma pengetahuan tentang proses pembelajaran
berdampak pada perlunya perubahan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) sesuai
dengan standar Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI).
Untuk mendukung upaya tersebut, Program Pendidikan Diploma III
(D III) Keperawatan telah merancang suatu Kurikulum Berbasis Kompetensi
(KBK) sejak tahun 2014 yang diharapkan dapat meningkatkan profesionalisme
perawat menghasilkan lulusan Perawat Vokasional, memiliki sikap dan kemampuan
dalam bidang keperawatan yang diperoleh melalui penerapan Kurikulum
Pendidikan dengan berbagai bentuk pengalaman belajar, meliputi pengalaman
belajar di kelas, laboratorium, klinik, dan lapangan, dilengkapi dengan fasilitas
belajar demi tercapainya tujuan pembelajaran. Pada kurikulum ini, semua materi
pembelajaran harus berpedoman pada kompetensi keperawatan yang harus dicapai.
Pengalaman Belajar Klinik (PBK) merupakan salah satu metode
pembelajaran yang digunakan dalam kurikulum Diploma III Keperawatan yang
memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengaplikasikan pengetahuan
dan keterampilan dalam memberikan asuhan keperawatan langsung kepada klien di
Puskesmas, dan tempat pelayanan kesehatan lainnya, yang menyediakan kasus
sesuai mata ajar yang berkaitan.
PANDUAN PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN JIWA

Salah satu mata ajar yang menggunakan metode PBK adalah Keperawatan
Jiwa. Pada mata ajar ini peserta didik harus mengaplikasikan asuhan keperawatan
secara langsung pada pasien yang mengalami gangguan jiwa dan keluarganya.
Setelah melaksanakan PBK ini mahasiswa diharapkan mendapat pengalaman
nyata dalam menerapkan secara ilmu pengetahuan (cognitif), sikap (attitude) dan
keterampilan (skill) dalam memberikan asuhan keperawatan untuk kasus-kasus
tersebut melalui pendekatan proses keperawatan.

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Setelah menyelesaikan Praktek Klinik Keperawatan (PKK) Jiwa ini, mahasiswa
mampu dan terampil dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien dengan
masalah kesehatan mental yang lazim terjadi, mulai dari masalah sederhana sampai
dengan masalah kompleks dengan menggunakan proses keperawatan serta
menerapkan berbagai teori, konsep dan prinsip dalam memberikan asuhan
keperawatan pada gangguan jiwa yang bersifat promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif sesuai batas kewenangan dan kemampuan serta landasan etika profesi.
2. Tujuan khusus
a. Mampu mengkaji status kesehatan klien dengan gangguan jiwa sesuai dengan
tingkat perkembangan manusia melalui wawancara terhadap klien, keluarga dan
anggota tim kesehatan lain serta dari observasi perilaku klien dengan gangguan
jiwa sesuai dengan jenis dan tingkat gangguannya.
b. Mampu membuat diagnosa keperawatan baik aktual maupun resiko yang
berhubungan dengan gangguan yang dialami serta mendokumentasikannya.
c. Mampu merencanakan tindakan keperawatan sesuai dengan jenis gangguannya,
membuat tujuan umum dan khusus serta membuat kriteria hasil yang akan
dicapai sesuai dengan rencana tindakan.
d. Mampu melaksanakan tindakan keperawatan bagi klien dengan gangguan jiwa.
e. Mampu menyusun evaluasi tindakan keperawatan sesuai dengan hasil yang
ingin dicapai.

C. Penjabaran Waktu
Jumlah beban 2 SKS ( 2. x 170 jam x 16 minggu = 5440 menit/ 60 jam = 91 jam/7 jam)
Maka jumlah dalam 13 hari ( + 2 Pekan)
 Jumlah beban 1 SKS 160 menit x 16 minggu = 2560/60 = 42 jam / 7 hari = 6 hari
D. Waktu Dan Tempat Pelaksanaan
1. Praktek Klinik Keperawatan Jiwa dilaksanakan mulai tanggal 13 s.d 25 September
2021.
2. Lahan praktek yang digunakan adalah Rumah Sakit Khusus Daerah Provinsi
Sulawesi Selatan.
PANDUAN PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN JIWA

E. Peserta
Jumlah mahasiswa peserta Praktek Klinik Keperawatan Jiwa sebanyak 22 orang yang
terbagi dalam 6 kelompok kecil.
PANDUAN PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN JIWA

BAB II
TARGET PELAKSANAAN PKK

A. Capaian Praktek Klinik Keperawatan


1. Pengetahuan
Menguasai secara teoritis konsep konsep asuhan keperawatan klien dalam
rentang sehat-sakit pada berbagai tingkat usia.
2. Keterampilan khusus

a. Mampu memberikan asuhan keperawatan kepada individu, keluarga, kelompok


baik sehat, sakit dan kegawatdaruratan dengan memperhatikan aspek bio,
psiko, sosial kultural dan spritual yang menjamin keselamatan klien, sesuai
standar asuhan keperawatan.
b. Mampu mengelola asuhan keperawatan sesuai kewenangan klinis.

B. Bahan Kajian
1. Masalah keperawatan jiwa
a. Halusinasi
b. Perilaku Kekerasan
c. Harga Diri Rendah
d. Isolasi Sosial
e. Defisit Perawatan Diri
2. Keperawatan jiwa anak dan remaja
3. Keperawatan jiwa usia lanjut
4. Keperawatan jiwa pada masalah psikososial
5. Terapi modalitas
a. Terapi aktivitas kelompok yang meliputi : sosialisasi, stimuli persepsi,
stimuli sensori, orientasi realita, penyaluran energi
b. Terapi lingkungan
c. Terapi okupasi dan rehabilitasi
6. Komunikasi terapeutik dalam hubungan terapeutik perawat-klien

C. Target Kompetensi
PANDUAN PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN JIWA

NO PERAN TUGAS KETERAMPILAN TEMPAT


. Mengelola Melakukan 1. Melakukan wawancara
klien yang pengkajian pada keluarga yang
mengalami secara utuh mengantar klien
gangguan 2. Melakukan observasi
pemenuhan perilaku klien
kebutuhan 3. Memberikan lingkungan
dasar akibat yang aman bagi klien
gangguan jiwa 4. Memberikan tindakan
pada tahap pada klien untuk
krisis-akut mencegah resiko
mencederai diri, orang
lain dan lingkungan

1. Menganalisis tingkat
Merumuskan
kebutuhan dasar klien
diagnosa
berdasarkan respon
keperawatan,
klien
menyusun
2. Menentukan rencana
rencana
tindakan keperawatan,
asuhan
pendelegasian dan
keperawatan,
kolaborasi dengan
melakukan
profesi lain
tindakan
3. Mempertimbangkan
keperawatan
aspek legal dan etik.
dan evaluasi
4. Memantau
pelaksanaan
tindakan keperawatan
5. Memberikan lingkungan
yang aman bagi klien
6. Memberikan tindakan
pada klien untuk
mencegah resiko
mencederai diri sendiri,
orang lain dan
lingkungan
7. Menerapkan
komunikasi terapeutik
dalam upaya
psikoterapi
8. Mengevaluasi
perkembangan klien
PANDUAN PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN JIWA

2. Mengelola Melakukan 1. Mengeksplorasi data klien


klien yang pengkajian : wawancara, observasi
mengalami secara utuh pada klien dan keluarga
gangguan 2. Menginterpretasi dan
pemenuhan memvalidasi data
kebutuhan
dasar
akibat Merumuskan 1. Menganalisis tingkat
gangguan diagnosa, kebutuhan dasar klien
jiwa pada merencana berdasarkan respon klien
tahap kan tujuan 2. Menentukan rencana
maintenance dan kriteria tindakan keperawatan,
(pemeliharaan hasil, pendelegasian dan
) melakukan kolaborasi dengan
tindakan profesi lain
keperawatan 3. Mempertimbangkan
dan evaluasi aspek legal dan etik
4. Memantau pelaksanaan
tindakan keperawatan
5. Memberikan tindakan
untuk pemenuhan
kebutuhan dasar klien
6. Menerapkan komunikasi
terapeutikdalam upaya
psikoterapi
7. Melaksanakan dan
membuat analisa proses
interaksi
8. Mengevaluasi
perkembangan klien
9. Memberikan terapi
modalitas pada klien
dengan melakukan
seleksi klien,
menentukan model
dan metode terapi
kelompok, membuat
rencana terapi kelompok
Berperan sebagai leader,
co-leader, fasilitator dan
observer, mengevaluasi
dan mendokumentasikan
kegiatan terapi
kelompok
PANDUAN PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN JIWA

3. Mengelola Melakukan 1. Mengeksplorasi data klien


klien yang pengkajian : wawancara, observasi
mengalami dengan pada klien dan keluarga
gangguan data fokus 2. Mengeinterpretasikan
pemenuhan (resume) data dan memvalidasi
kebutuhan data
dasar
akibat 1. Menganalisis tingkat
Membuat
gangguan diagnosa kebutuhan dasar klien
jiwa pada keperawatan, berdasarkan respon
tahap health rencana klien
promotion keperawatan, 2. Menentukan rencana
(peningkatan meliputi tindakan keperawatan,
kesehatan) : tujuan, pendelegasian dan
kriteria hasil kolaborasi dengan
dan tindakan profesi lain
keperawatan 3. Mempertimbangkan
dan evaluasi aspek legal dan etik
4. Memantau pelaksanaan
tindakan keperawatan
5. Memberikan tindakan
untuk pemenuhan
kebutuhan dasar klien
6. Melibatkan keluarga
untuk perawatan klien
dirumah
7. Meningkatkan
pengetahuan klien dan
keluarga dengan
memberikan
pendidikan kesehatan
8. Menerapkan
komunikasi
terapeutik dalam upaya
psikoterapi
9. Mengevaluasi
perkembangan klien

15
PANDUAN PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN JIWA

BAB III
PROSES PEMBELAJARAN

A. Metode
Metode yang digunakan dalam praktek klinik keperawatan jiwa adalah :
1. Diskusi
2. Studi kasus
3. Bed side teaching

B. Strategi Pelaksanaan
1. Kegiatan praktek mahasiswa dimulai dengan pertemuan awal atau pre-conference
untuk mempersiapkan dan melihat langsung pada situasi masing-masing pasien.
2. Melaksanakan Praktek Klinik Keperawatan dengan bimbingan CI Institusi dan CI
Lahan.
3. Diakhiri dengan post-conference untuk mendiskusikan hal-hal yang terjadi selama
praktek.
4. Pada hari Sabtu akan dilakukan respon pada masing-masing kasus dibagikan pada
ruangan yang ditempati.

C. Kegiatan Mahasiswa
1. Mengikuti pengarahan dari koordinator mata ajar.
2. Mengisi daftar hadir datang dan pulang.
3. Mengikuti pre dan post conference serta bimbingan dari CI lahan maupun dari CI
institusi (masing-masing bagian).
4. Melaksanakan praktek klinik keperawatan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
5. Mengumpulkan satu laporan kasus askep disertai dengan laporan pendahuluan untuk
di ruangan.

D. Evaluasi
1. Evaluasi perorangan :
a. Observasi langsung tiap bimbingan
b. Penugasan asuhan keperawatan / laporan kasus
c. Kedisiplinan diri
d. Monitoring buku catatan kegiatan harian / keterampilan
2. Responsi Askep (dilaksanakan pada akhir PKK)
3. Aspek Evaluasi
a. Pengetahuan : 30 %
 LP dan Asuhan Keperawatan
 Dokumentasi
 Evaluasi
b. Sikap : 20 %
 Kedisiplinan

16
PANDUAN PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN JIWA

 Kehadiran
c. Keterampilan : 50 %

E. Tugas Pembimbing
1. Mengecek daftar hadir mahasiswa
2. Mengadakan pertemuan pre dan post conference
3. Melaksanakan bimbingan individu dan kelompok
4. Melaksanakan evaluasi
5. Mengoreksi dan memperbaiki laporan kasus mahasiswa.

F. Daftar Pembimbing

G. Jadwal Rotasi dan Distribusi Kelompok

H. Tata Tertib
KEWAJIBAN
1. Pada waktu praktek memakai pakaian seragam kuliah putih-putih, pakaian khusus
perawat lengkap dengan papan nama dan lencana institusi, memakai sepatu hitam dan
kaos kaki putih.
2. Tidak diperkenankan memakai perhiasan emas kecuali jam tangan.
3. Memenuhi ketentuan waktu dinas :
a. Dinas pagi, sudah berada ditempat praktek atau dalam ruangan selambat-
lambatnya pukul 07.00 wita dan pulang pukul 14.00 wita.
b. Mahasiswa yang terlambat datang sesuai aturan dilahan dinyatakan alpa.
4. Tidak diperkenankan meninggalkan tempat praktek tanpa izin penanggungjawab
ruangan atau kepala ruangan atau pembimbing lahan. Bilamana meninggalkan tempat
praktek tanpa izin dinyatakan alpa.
5. Mematuhi peraturan yang berlaku ditempat praktek.
6. Mengikuti semua kegiatan praktek : pembekalan praktek, pre dan post-conference,
kegiatan praktek di lahan, responsi dan seminar kasus (dikondisikan)
7. Membawa kelengkapan dan kebutuhan praktek :
a. Perlengkapan alat tulis menulis
b. Nursing Kid
c. Buku-buku yang berhubungan dengan materi praktek untuk responsi.
d. Buku kegiatan, format pengkajian, laporan asuhan, dan laporan kegiatan yang
sewaktu-waktu akan diperiksa oleh pembimbing.
e. APD (baju gown, masker, faceshield, handscoen, handsanitizer)
8. Penyerahan atau pengumpulan laporan asuhan keperawatan dan laporan kegiatan
praktek setiap selesai praktek pada suatu bagian kepada pembimbing institusi setelah
diparaf oleh pembimbing lahan atau CI di rumah sakit.
9. Menggali atau mempelajari sedalam-dalamnya pengetahuan dan keterampilan
keperawatan secara ilmiah selama praktek dengan prinsip bahwa hal tersebut akan
menjadi bekal sebagai perawat profesional pemula.

17
PANDUAN PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN JIWA

10. Mempunyai etika, tata krama, sopan santun, berinisiatif, bertanggungjawab dan ramah
dalam melaksanakan Praktek Klinik Keperawatan.
11. Menjalin dan mempertahankan sikap komunikatif dan loyalitas dengan semua pihak.

SANKSI-SANKSI
1. Mahasiswa yang melakukan pelanggaran tata tertib diberi teguran lisan atau teguran
tertulis atau dipersilahkan meninggalkan tempat praktek dan dinyatakan tidak hadir /
alpa.
2. Membuat askep atau tugas dari pembimbing 3 kali lipat dari yang seharusnya atau
pengurangan nilai sebesar 25%.
3. Bila laporan praktek / askep tidak dikumpul pada akhir praktek diberikan sanksi :
a. Terlambat 2 s/d 4 hari diberi tugas 2 kali lipat dari yang seharusnya atau
pengurangan nilai.
b. Terlambat 5 s/d 7 hari diberi tugas 3 kali lipat dari yang seharusnya atau
pengurangan nilai.
c. Terlambat 8 s/d 10 hari diberi tugas 4 kali lipat dari yang seharusnya atau
pengurangan nilai.
d. Terlambat 11 hari ke atas tidak mendapat nilai praktek pada bagian tersebut,
sehingga harus mengulang praktek kembali atau pengurangan nilai.
4. Bagi mahasiswa yang tidak hadir melaksanakan praktek diberikan sanksi :
a. Alpa, mengganti waktu praktek 2 kali lipat dari jumlah ketidakhadiran.
b. Sakit yang dilengkapi surat keterangan dari dokter, mengganti sesuai dengan
jumlah waktu ketidakhadiran.
c. Izin dilengkapi surat keterangan tertulis dari pembimbing lahan dan diketahui
pembimbing institusi, mengganti sesuai waktu ketidakhadiran.
d. Penggantian waktu ketidakhadiran praktek hanya dapat dilakukan setelah mutasi
praktek berakhir secara keseluruhan.
5. Sanksi diberikan oleh pembimbing tertentu sesuai tata tertib.
6. Pelanggaran yang dilakukan oleh mahasiswa yang termasuk berat akan diberikan
sanksi akademik dan diputuskan oleh Direktur, dapat berupa skorsing atau
dikeluarkan dari pendidikan.
7. Bagi mahasiswa yang tidak hadir tanpa keterangan sebanyak 3 hari, dinyatakan
GUGUR dalam praktek tersebut.

I. Komponen Proses Keperawatan Jiwa


1. Laporan Pendahuluan
2. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
3. Pengkajian Data
4. Daftar masalah keperawatan
5. Pohon Masalah
6. Daftar Diagnosa Keperawatan
7. Analisa Data
8. Rencana tindakan
9. Pelaksanaan tindakan (SP-p dan SP-k)

18
PANDUAN PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN JIWA

10. Evaluasi
11. Dokumentasi

19
PANDUAN PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN JIWA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

FORMULIR PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA


PROGRAM DIPLOMA 3 KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

RUANGAN RAWAT _____________________ TANGGAL DIRAWAT ______________

I. IDENTITAS KLIEN
Inisial : _________________ (L/P) Tanggal Pengkajian :
__________________
Umur : _________________ RM No. :
__________________
Informan : __________________

II. ALASAN MASUK


__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
______

III. FAKTOR PREDISPOSISI


1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu ? Ya Tidak

2. Pengobatan sebelumnya. Berhasil kurang berhasil tidak berhasil

3. Pelaku/Usia Korban/Usia Saksi/Usia

Aniaya fisik

Aniaya seksual

Penolakan

Kekerasan dalam keluarga

Tindakan kriminal

Jelaskan No. 1, 2, 3 :
_____________________________________________________________________
Masalah Keperawatan : ____________________________________________________

4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa Ya Tidak

Hubungan keluarga Gejala Riwayat pengobatan/perawatan

_______________________ _____________________ ___________________

_______________________ _____________________ ___________________

20
PANDUAN PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN JIWA

Masalah Keperawatan : _________________________________________________________

5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan

___________________________________________________________________________________

___________________________________________________________________________________

Masalah Keperawatan ________________________________________________________________

IV. FISIK
1. Tanda vital : TD : __________ N : ________ S : _________ P : _______________
2. Ukur : TB : __________ BB : ________

3. Keluhan fisik : Ya Tidak

Jelaskan : ______________________________________________________________
Masalah keperawatan : ______________________________________________________________

V. PSIKOSOSIAL

1. Genogram

Jelaskan : _______________________________________________________________
Masalah Keperawatan : _______________________________________________________________

2. Konsep diri
a Citra tubuh : _______________________________________________________________
_______________________________________________________________
b. Identitas : _______________________________________________________________
_______________________________________________________________
c. Peran : _______________________________________________________________
_______________________________________________________________
d. Ideal diri : _______________________________________________________________
_______________________________________________________________
e. Harga diri : _______________________________________________________________
_______________________________________________________________
Masalah Keperawatan : _______________________________________________________________

3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti : _______________________________________________________________
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat : _______________________________________
__________________________________________________________________________________
c. Hambatan dalam berbuhungan dengan orang Lain : ________________________________________
__________________________________________________________________________________
Masalah keperawatan: ________________________________________________________________

4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan : _________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
b. Kegiatan ibadah : _________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
Masalah Keperawatan__________________________________________________________________

21
PANDUAN PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN JIWA

VI. STATUS MENTAL

1. Penampilan

Tidak rapi Penggunaan pakaian Cara berpakaian tidak seperti


tidak sesuai biasanya
Jelaskan : ______________________________________________________________________
Masalah Keperawatan :__________________________________________________________________

2. Pembicaraan

Cepat Keras Gagap Inkoheren

Apatis Lambat Membisu Tidak mampu memulai


pembicaraan
lelaskan :_____________________________________________________________________________
Masalah Keperawan : _________________________________________________________________

3. Aktivitas Motorik:

Lesu Tegang Gelisah Agitasi

Tik Grimasen Tremor Kompulsif

Jelaskan : _________________________________________________________________________________
Masalah Keperawatan : ___________________________________________________

4. Alam perasaaan

Sedih Ketakutan Putus asa Khawatir Gembira berlebihan

Jelaskan : _________________________________________________________________________________
Masalah Keperawatan : ___________________________________________________

5. Afek

Datar Tumpul Labil Tidak sesuai

Jelaskan : _________________________________________________________________________________
Masalah Keperawatan : ___________________________________________________

6. lnteraksi selama wawancara

bermusuhan Tidak kooperatif Mudah tersinggung

Kontak mata (-) Defensif Curiga

Jelaskan : ________________________________________________________________________________
Masalah Keperawatan : ___________________________________________________________________

7. Persepsi

Pendengaran Penglihatan Perabaan

Pengecapan Penghidu

Jelaskan : ________________________________________________________________________________
Masalah Keperawatan : ____________________________________________________________________

22
PANDUAN PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN JIWA

8. Proses Pikir

sirkumtansial tangensial kehilangan asosiasi

flight of idea blocking pengulangan pembicaraan/persevarasi

Jelaskan : ________________________________________________________________________________
Masalah Keperawatan : ___________________________________________________________________

9. Isi Pikir

Obsesi Fobia Hipokondria

depersonalisasi ide yang terkait pikiran magis

Waham

Agama Somatik Kebesaran Curiga

nihilistic sisip pikir Siar pikir Kontrol pikir

Jelaskan : ________________________________________________________________________________
Masalah Keperawatan : ___________________________________________________________________

10. Tingkat kesadaran

bingung sedasi stupor

Disorientasi

waktu tempat orang

Jelaskan : ________________________________________________________________________________
Masalah Keperawatan : ___________________________________________________________________

11. Memori

Gangguan daya ingat jangka panjang gangguan daya ingat jangka pendek

gangguan daya ingat saat ini konfabulasi

Jelaskan : _______________________________________________________________________________
Masalah Keperawatan : __________________________________________________________________

12. Tingkat konsentrasi dan berhitung

mudah beralih tidak mampu konsentrasi Tidak mampu berhitung sederhana

Jelaskan : _______________________________________________________________________________
Masalah Keperawatan : __________________________________________________________________

13. Kemampuan penilaian

Gangguan ringan gangguan bermakna

Jelaskan : _______________________________________________________________________________
Masalah Keperawatan : __________________________________________________________________

23
PANDUAN PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN JIWA

14. Daya tilik diri

mengingkari penyakit yang diderita menyalahkan hal-hal diluar dirinya

Jelaskan : _______________________________________________________________________________
Masalah Keperawatan : __________________________________________________________________

VII. Kebutuhan Persiapan Pulang

1. Makan

Bantuan minimal Bantuan total

2. BAB/BAK

Bantuan minimal Bantual total

Jelaskan : _______________________________________________________________________________
Masalah Keperawatan : ___________________________________________________________________
3. Mandi

Bantuan minimal Bantuan total

4. Berpakaian/berhias

Bantuan minimal Bantual total

5. Istirahat dan tidur

Tidur siang lama : ………………….s/d…………………………

Tidur malam lama : …………………s/d…………………………

Kegiatan sebelum / sesudah tidur

6. Penggunaan obat

Bantuan minimal Bantual total

7. Pemeliharaan Kesehatan

Perawatan lanjutan Ya tidak

Perawatan pendukung Ya tidak

8. Kegiatan di dalam rumah

Mempersiapkan makanan Ya tidak

Menjaga kerapihan rumah Ya tidak

Mencuci pakaian Ya tidak

Pengaturan keuangan Ya tidak

24
PANDUAN PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN JIWA

9. Kegiatan di luar rumah

Belanja Ya tidak

Transportasi Ya tidak

Lain-lain Ya tidak

Jelaskan : _______________________________________________________________________________
Masalah Keperawatan : __________________________________________________________________

VIII. Mekanisme Koping

Adaptif Maladaptif

Bicara dengan orang lain Minum alkohol

Mampu menyelesaikan masalah reaksi lambat/berlebih

Teknik relaksasi bekerja berlebihan

Aktivitas konstruktif menghindar

Olahraga mencederai diri

Lainnya _______________ lainnya : __________________

Masalah Keperawatan : ______________________________________________________________

IX. Masalah Psikososial dan Lingkungan:

Masalah dengan dukungan kelompok, spesifik ________________________________________


______________________________________________________________________________
Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifik _____________________________________
______________________________________________________________________________

Masalah dengan pendidikan, spesifik ________________________________________________


______________________________________________________________________________

Masalah dengan pekerjaan, spesifik _________________________________________________


______________________________________________________________________________

Masalah dengan perumahan, spesifik ________________________________________________


______________________________________________________________________________

Masalah ekonomi, spesifik _________________________________________________________


______________________________________________________________________________

Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifik ________________________________________


______________________________________________________________________________

Masalah lainnya, spesifik __________________________________________________________


______________________________________________________________________________

Masalah Keperawatan : _________________________________________________________________


_____________________________________________________________________________________

25
PANDUAN PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN JIWA

X. Pengetahuan Kurang Tentang:

Penyakit jiwa system pendukung

Faktor presipitasi penyakit fisik

Koping obat-obatan

Lainnya : ______________________________________________________________________

Masalah Keperawatan : ________________________________________________________________

Analisa Data

Data Masalah

Subjektif ...................................... ........................................................


......................................
......................................
Objektif ..........................................
......................................
.......................................

Subjektif ...................................... ........................................................


......................................
Objektif: .........................................
......................................
......................................

Dst

XI. Aspek Medik

Diagnosa Medik : _____________________________________________________________________


_____________________________________________________________________
_____________________________________________________________________
Terapi Medik : _____________________________________________________________________
_____________________________________________________________________
_____________________________________________________________________

XII. Daftar Masalah Keperawatan

_______________________________________ ___________________________________
_______________________________________ ___________________________________
_______________________________________ ___________________________________
_______________________________________ ___________________________________
_______________________________________ ___________________________________

XIII. Daftar Diagnosis Keperawatan

______________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________
_____________,______________
Mahasiswa,
____________________________

26
PANDUAN PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN JIWA

PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN


FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

Setiap melakukan pengkajian, tulis tempat klien dirawat dan tanggal dirawat.
a. Identitas
1. Perawat yang merawat klien melakukan perkenalan dan kontrak dengan Klien tentang
: nama perawat, nama klien, panggilan perawat, panggilan klien, tujuan, waktu,
tempat pertemuan, topik yang akan dibicarakan.
2. Usia dan No RM Lihat Registrasi Medik pada Buku Status Klien
3. Mahasiswa menuliskan sumber data yang didapat.

b. Alasan Masuk
Tanyakan kepada klien / keluarga:
1. Apa yang menyebabkan klien / keluarga datang ke Rumah Sakit saat ini ?
2. Apa yang sudah dilakukan oleh keluarga mengatasi masalah ini ?
3. Bagaimana hasilnya ?

c. Faktor Predisposisi
1. Tanyakan kepada Klien / keluarga apakah klien pernah mengalami gangguan jiwa
dimasa lalu, bila ya beri tanda " V " pada kotak " ya " dan bila tidak beri tanda " V "
pada kotak " tidak ".
2. Apabila pada poin 1 " ya " maka tanyakan bagaimana hasil pengobatan sebelumnya
apabila dia dapat beradaptasi di masyarakat tanpa gejala - gejala gangguan jiwa maka
beri tanda " V " pada kotak " berhasil " apabila dia dapat beradaptasi tapi masih ada
gejala - gejala sisa maka beri tanda " V " pada kotak " kurang berhasil " apabila tidah
ada kemajuan atau gejala - gejala bertambah atau menetap maka beri tanda " V " pada
kotak " tidak berhasil ".
3. Tanyakan pada klien apakah klien pernah melakukan dan atau mengalami dan atau
menyaksikan penganiayaan fisik, seksual, penolakan dari lingkungan, kekerasan
dalam keluarga dan tindakan kriminal, beri tanda " V " sesuai dengan penjelasan klien
/ keluarga apakah klien sebagai pelaku dan atau korban, dan atau saksi, maka beri
tanda " V " pada kotak pertama, isi usia saat kejadian pada kotak ke dua. Jika klien
pernah sebagai pelaku dan korban dan saksi ( 2 atau lebih ) tuliskan pada penjelasan.
i. Beri penjelasan secara singkat dan jelas tentang kejadian yang dialami klien terkait
No. 1,2,3.
ii. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.
4. Tanyakan kepada klien / keluarga apakah ada anggota keluarga Iainnya yang
mengalami gangguan jiwa, jika ada beri tanda " V " pada kotak " ya " dan jika tidak
beri tanda " V " pada kotak " tidak ".
Apabila ada anggota keluarga lama yang mengalami gangguan jiwa maka tanyakan
bagaimana hubungan klien dengan anggota keluarga tersebut. Tanyakan apa gejala
yang dialami serta riwayat pengobatan dan perawatan yang pernah diberikan pada
anggota keluarga tersebut.

5. Tanyakan kepada klien/keluarga tentang pengalaman yang tidak menyenangkan


(kegagalan, kehilangan/ perpisahan/ kematian, trauma selama tumbuh kembang)
Yang pernah dialami klien pada masa lalu.

d. Fisik
1. Pengkajian fisik difokuskan pada sistem dan fungsi organ;

27
PANDUAN PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN JIWA

2. Ukur dan observasi tanda-tanda vital : tekanan darah, nadi, suhu, pernapasan klien.
a. Ukur tinggi badan dan berat badan klien.
b. Tanyakan kepada klien/keluarga, apakah ada keluhan fisik yang dirasakan oleh klien,
bila ada beri tanda " V " di kotak " ya " dan bila " tidak " beri tanda " V " pada kotak
tidak.
c. Kaji Iebih lanjut sistem dan fungsi organ dan jelaskan sesuai dengan keluhan yang
ada.
d. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data yang ada.

e. Psikososial
1. Genogram
i. Buatlah genogram minimal tiga generasi yang dapat menggambarkan hubungan klien dan
keluarga. Contoh :

= perempuan

= laki-laki

= cerai/putus hubungan

= meninggal

= orang yang tinggal serumah

= orang yang terdekat

= klien
45 = umur klien
47

= kembar = hamil

ii. Jelaskan masalah yang terkait dengan komunikasi, pengambilan keputusan dan
pola asuh.
iii. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.

2. Konsep diri
a. Citra tubuh, tanyakan :
1. Persepsi klien terhadap tubuhnya, bagian tubuh yang disukai dan tidak disukai.
2. Identitas diri, tanyakan tentang
3. Status dan posisi klien sebelum dirawat.
4. Kepuasan klien terhadap status dan posisinya (sekolah, tempat kerja,
keompok).

28
PANDUAN PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN JIWA

5. Kepuasan klien sebagai laki-Iaki/perempuan.


b. Identitas diri, tanyakan :
6. Status dan posisi klien sebelum dirawat
7. Kepuasan klien terhadap status dan posisinya (sekolah, tempat kerja,
kelompok)
8. Kepuasan klien sebagai laki-laki/perempuan
c. Peran, tanyakan :
9. Tugas/ peran yang diemban dalam keluarga/kelompok/ masyarakat
10. Kemampuan klien dalam melaksanakan tugas/ peran tersebut
d. Ideal diri, tanyakan :
11. Harapan terhadap tubuh, posisi, status, tugas/peran.
12. Harapan klien terhadap lingkungan (keluarga, sekolah, tempat kerja,
masyarakat)
13. Harapan klien terhadap penyakitnya
e. Harga diri, tanyakan :
14. Hubungan klien dengan orang lain sesuai dengan kondisi no. 2 a, b, c, d.
15. Penilaian/ penghargaan orang lain terhadap diri dan kehidupannya.
f. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.

3. Hubungan sosial
a. Tanyakan pada klien siapa orang yang berarti dalam kehidupannya, tempat
mengadu, tempat bicara, minta bantuan atau sokongan.
b. Tanyakan pada klien kelompok apa saja yang diikuti dalarn masyarakat.
c. Tanyakan pada klien sejauh mana ia terlibat dalam kelompok dimasyarakat.
d. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data

4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan : Tanyakan tentang:
 Pandangan dan keyakinan, terhadap gangguan jiwa sesuai dengan norma
budaya dan agama yang dianut.
 Pandangan masyarakat setempat tentang gangguan jiwa.
b. Kegiatan ibadah : Tanyakan:
 Kegiatan ibadah dirumah secara individu dan kelompok.
 Pendapat klien/ keluarga tentang kegiatan ibadah.
c. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data

f. Status Mental
Beri tanda " V " pada kotak sesuai dengan keadaan klien boleh lebih dari satu
1. Penampilan.
Data ini didapatkan melalui hasil observasi perawat / keluarga
a. Penampilan tidak rapih jika dari ujung rambut sampai ujung kaki ada yang tidak
rapih. Misalnya : rambut acak-acakan, kancing baju tidak tepat, resleting tidak
dikunci, baju terbalik, baju tidak diganti-ganti.
b. Penggunaan pakaian tidak sesuai misalnya : pakaian dalam, dipakai diluar baju.
c. Cara berpakaian tidak seperti biasanya jika. penggunaan pakaian tidak tepat
(waktu, tempat, identitas, situasi/ kondisi).
d. Jelaskan hal-hal yang ditampilkan klien dan kondisi lain yang tidak tercantum.
e. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.

2. Pembicaraan

29
PANDUAN PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN JIWA

i. Amati pembicaraan yang ditemukan pada klien, apakah cepat, keras, gagap,
membisu, apatis dan atau lambat
ii. Bila pembicaraan berpindah-pindah dari satu kalimat ke kalimat lain yang tak ada
kaitannya beri tanda " V " pada kotak inkoheren.
iii. Jelaskan hal-hal yang tidak tercantum.
iv. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.

3. Aktivitas motorik
Data ini didapatkan melalui hasil observasi perawat/ keluarga.
a. Lesu, tegang, gelisah sudah jelas.
b. Agitasi = gerakan motorik yang menunjukkan kegelisahan,
c. Tik = gerakan-gerakan kecil pada otot muka yang tidak terkontrol.
d. Grimasen = gerakan otot muka yang berubah-ubah yang tidak dapat Dikontrol
klien.
e. Tremor = jari- jari yang tampak gemetar ketika klien menjulurkan tangan dan
merentangkan jari-jari.
f. Kompulsif = kegiatan yang dilakukan berulang-ulang dan seperti berulang kali
mencuci tangan, mencuci muka, mandi, mengeringkan tangan dan sebagainya.
g. Jelaskan aktivitas yang ditampilkan klien dan kondisi lain yang tidak tercantum.
h. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.

4. Alam perasaan.
Data ini didapatkan melalui hasil observasi perawat / keluarga.
a. Sedih, putus asa, gembira yang berlebihan sudah jelas
b. Ketakutan = objek yang ditakuti sudah jelas.
c. Khawatir = objeknya belum jelas.
d. Jelaskan kondisi klien yang tidak tercantum.
e. Masalah keperawatan ditulis sesuai data.

5. Afek
Data ini didapatkan melalui hasil observasi perawat/keluarga.
a. Datar = tidak ada perubahan roman muka pada saat ada stimulus yang
menyenangkan atau menyedihkan.
b. Tumpul = hanya bereaksi bila ada stimulus emosi yang kuat.
c. Labil = emosi yang cepat berubah-ubah.
d. Tidak sesuai = emosi yang tidak sesuai atau bertentangan dengan stimulus yang
ada.
e. Jelaskan hal-hal yang tidak tercantum.
f. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.

6. lnteraksi selama wawancara


Data ini didapatkan melalui hasil wawancara dan observasi perawat dan keluarga
a. Bermusuhan, tidak kooperatif, mudah tersinggung sudah jelas.
b. Kontak mata kurang - tidak mau menatap lawan bicara.
c. Defensif - selalu berusaha mempertahankan pendapat dan kebenaran dirinya.
d. Curiga - menunjukan sikap/ perasaan tidak percaya pada orang lain
e. Jelaskan hal-hal yang tidak tercantum.
f. Masalah keperawatan sesuai dengan data.

7. Persepsi.

30
PANDUAN PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN JIWA

a. Jenis-jenis halusinasi sudah jelas, kecuali penghidu sama dengan penciuman.


b. Jelaskan isi halusinasi, frekuensi, gejala yang tampak pada saat klien
berhalusinasi.
c. Masalah keperawatan sesuai dengan data

8. Proses pikir
Data diperoleh dari observasi dan saat wawancara
a. Sirkumstansial : pembicaraan yang berbelit-belit tapi sampai pada tujuan
pembicaraan.
b. Tangensial : pembicaraan yang berbelit-belit tapi tidak sampai pada tujuan.
c. Kehilangan asosiasi : pembicaraan tak ada hubungan antara satu kalimat dengan
kalimat lainnya, dan klien tidak menyadarinya.
e. Flight of ideas : pembicaraan.yang meloncat dari satu topik ke topik lainnya,
masih ada hubungan yang tidak logis dan tidak sampai pada tujuan.
f. Bloking : pembicaraan terhenti tiba-tiba tanpa gangguan eksternal kemudian
dilanjutkan kembali.
g. Perseverasi : pembicaraan yang diulang berkali-kali.
h. Jelaskan apa yang dikatakan oleh klien pada saat wawancara.
i. Masalah keperawatan sesuai dengan data.

9. lsi pikir.
Data didapatkan melalui wawancara.
a. Obsesi : pikiran yang selalu muncul walaupun klien berusaha menghilangkannya.
b. Phobia : ketakutan yang phatologis/ tidak logis terhadap objek/ situasi tertentu.
c. Hipokondria : keyakinan terhadap adanya gangguan organ dalam tubuh yang
sebenarnya tidak ada.
d. Depersonalisasi : perasaan klien yang asing terhadap diri sendiri, orang atau
lingkungan.
e. Ide yang terkait : keyakinan klien terhadap kejadian yang terjadi lingkungan yang
bermakna dan terkait pada dirinya.
f. Pikiran magis : keyakinan klien tentang kemampuannya melakukan hal-hal yang
mustahil/ diluar kemampuannya.
g. Waham.
 Agama : keyakinan klien terhadap suatu agama secara berlebihan dan
diucapkan secara berulang tetapt tidak sesuai dengan kenyataan.
 Somatik : klien mempunyai keyakinan tentang tubuhnya dan dikatakan secara
berulang yang tidak sesuai dengan kenyataan.
 Kebesaran : klien mempunyai keyakinan yang berlebihan terhadap
kemampuannya yang disampaikan secara berulang yang tidak sesuai dengan
kenyataan.
 Curiga : klien mempunyai keyakinan bahwa ada seseorang atau kelompok
yang berusaha merugikan atau mencederai dirinya yang disampaikan secara
berulang dan tidak sesuai dengan kenyataan.
 Nihilistik : klien yakin bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia/ meninggal
yang dinyatakan secara berulang yang tidak sesuai dengan kenyataan.

Waham yang bizar


 Sisip pikir : klien yakin ada ide pikiran orang lain yang disisipkan didalam
pikiran yang disampaikan secara berulang dan tidak sesuai dengan kenyataan.

31
PANDUAN PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN JIWA

 siar pikir : klien yakin bahwa orang lain mengetahui apa yang dia pikirkan
walaupun dia tidak menyatakan kepada orang tersebut yang dinyatakan secara
berulang dan tidak sesuai dengan kenyataan.
 Kontrol pikir : klien yakin pikirannya dikontrol oleh kekuatan dari luar.

h. Jelaskan apa yang dikatakan oleh klien pada saat wawancara.


i. Masalah keperawatan sesuai dengan data.

10. Tingkat kesadaran


Data tentang bingung dan sedasi diperoleh melalui wawancara dan observasi, stupor
diperoleh melalui observasi, orientasi klien (waktu, tempat, orang) diperoleh melalui
wawancara
a. Bingung . tampak bingung dan kacau.
b. Sedasi : mengatakan merasa melayang-layang antara sadar/ tidak sadar.
c. Stupor : gangguan motorik seperti kekakuan, gcrakan-gerakan yang diulang,
anggota tubuh klien dapat dikatakan dalam sikap canggung dan dipertahankan
klien, tapi klien mengerti semua yang terjadi dilingkungan.
d. Orientasi waktu, tempat, orang jelas
e. Jelaskan data objektif dan subjektif yang terkait hal-hal diatas.
f. Masalah keperawatan sesuai dengan data.
g. Jelaskan apa yang dikatakan oleh klien pada saat wawancara

11. Memori.
Data diperoleh melalui wawancara
a. Gangguan daya ingat jangka panjang : tidak dapat mengingat kejadian yang
terjadi lebih dari satu bulan
b. Gangguan daya ingat jangka pendek : tidak dapat mengingat kejadian yang terjadi
dalam minggu terakhir.
c. Gangguan daya ingat saat ini : tidak dapat mengingat kejadian yang baru saja
terjadi.
d. Konfabulasi : pembicaraan tidak sesuai dengan kenyataan dengan memasukan
cerita yang tidak benar untuk menutupi gangguan daya ingatnya.
e. Jelaskan sesuai dengan data terkait.
f. Masalah keperawatan sesuai dengan data

12. Tingkat konsentrasi dan berhitung


Data diperoleh melalui wawancara
a. Mudah dialihkan : perhatian klien mudah berganti dari satu objek ke objek lain.
b. Tidak mampu berkonsentrasi : klien selalu minta agar pertanyaan diulang/ tidak
dapat menjelaskan kembali pembicaraan.
c. Tidak mampu berhitung : tidak dapat melakukan penambahan/ pengurangan pada
benda-benda nyata.
d. Jelaskan sesuai dengan data terkait.
e. Masalah keperawatan sesuai data.

13. Kemampuan penilaian


a. Gangguan kemampuan penilaian ringan: dapat mengambil keputusan yang
sederhana dengan bantuan orang lain. Contoh : berikan kesempatan pada klien
untuk memilih mandi dulu sebelum makan atau makan dulu sebelum mandi. Jika
diberi penjelasan, klien dapat mengambil keputusan.

32
PANDUAN PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN JIWA

b. Gangguan kemampuan penilaian bermakna : tidak mampu mengambil


keputusan walaupun dibantu orang lain. Contoh : berikan kesempatan pada klien
untuk memilih mandi dulu sebelum makan atau makan dulu sebelum mandi. Jika
diberi penjelasan klien masih tidak mampu mengambil keputusan.
c. Jelaskan sesuai dengan data terkait.
d. Masalah keperawatan sesuai dengan data.

14. Daya tilik diri


Data diperoleh melalui wawancara
a. Mengingkari penyakit yang diderita : tidak menyadari gejala penyakit (perubahan
fisik, emosi) pada dirinya dan merasa tidak perlu pertolongan
b. Menyalahkan hal-hal diluar dirinya : menyalahkan orang lain/ lingkungan yang
menyebabkan kondisi saat orang lain/ lingkungan yang menyebabkan kondisi saat
ini.
c. Jelaskan dengan data terkait.
d. Masalah keperawatan sesuai dengan data

g. Kebutuhan Persiapan Pulang


1. Makan
i. Observasi dan tanyakan tentang frekuensi, jumlah, variasi, macam (suka/ tidak
suka/ pantang) dan cara makan.
ii. Observasi kemampuan klien dalam menyiapkan dan membersihkan alat makan.

2. BAB/BAK,
Observasi kemampuan klien untuk BAB / BAK.
- Pergi, menggunakan dan membersihkan WC
- Membersihkan diri dan merapikan pakaian

3. Mandi
a. Observasi dan tanyakan tentang frekuensi, cara mandi, menyikat gigi, cuci
rambut, gunting kuku, cukur (kumis, jenggot dan rambut)
b. Observasi kebersihan tubuh dan bau badan.

4. Berpakaian
a. Observasi kemampuan klien dalam mengambil, memilih dan mengenakan
pakaian dan alas kaki.
b. Observasi penampilan dandanan klien.
c. Tanyakan dan observasi frekuensi ganti pakaian.
d. Nilai kemampuan yang harus dimiliki klien: mengambil, memilih dan
mengenakan pakaian.

5. lstirahat dan tidur


Observasi dan tanyakan tentang:
- Lama dan waktu tidur siang / tidur malam.
- Persiapan sebelum tidur seperti: menyikat gigi, cuci kaki dan berdoa.
- Kegiatan sesudah tidur, seperti: merapikan tempat tidur, mandi/ cuci
muka dan menyikat gigi.

6. Penggunaan obat
Observasi dan tanyakan kepada klien dan keluarga tentang:

33
PANDUAN PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN JIWA

- Penggunaan obat: frekuensi, jenis, dosis, waktu dan cara.


- Reaksi obat.

7. Pemeliharaan kesehatan
Tanyakan kepada klien dan keluarga tentang:
- Apa, bagaimana, kapan dan kemana, perawatan dan pengobatan lanjut.
- Siapa saja sistem pendukung yang dimiliki (keluarga, teman, institusi
dan lembaga pelayanan kesehatan) dan cara penggunaannya.

8. Kegiatan di dalam rumah


Tanyakan kemampuan klien dalam:
- Merencanakan, mengolah dan menyajikan makanan
- Merapikan rumah (kamar tidur, dapur, menyapu, mengepel).
- Mencuci pakaian sendiri
- Mengatur kebutuhan biaya sehari-hari

9. Kegiatan di luar rumah


Tanyakan kemampuan klien
- Belanja untuk keperluan sehari-hari
- Dalam melakukan perjalanan mandiri dengan jalan kaki, menggunakan
kendaraan pribadi, kendaraan umum)
- Kegiatan lain yang dilakukan klien di luar rumah (bayar listrik/ telpon/
air, kantor pos dan bank).

h. Mekanisme Koping
Data didapat melalui wawancara pada klien atau keluarganya. Beri tanda "V" pada
kotak koping yang dimiliki klien, baik adaptif maupun maladaptif.

i. Masalah Psikososial dan Lingkungan


Data didapatkan melalui wawancara pada kilen atau keluarganya. Pada tiap masalah
yang dimiliki klien beri uraian spesifik, singkat dan jelas.

j. Pengetahuan
Data didapatkan melalui wawancara pada klien. Pada tiap item yang dimiliki oleh klien
simpulkan dalam masalah.

k. Aspek Medik
Tuliskan diagnosa medik klien yang telah dirumuskan oleh dokter yang merawat.
Tuliskan obat-obatan klien saat ini, baik obat fisik, psikofarmaka dan terapi lain.

l. Daftar Masalah Keperawatan


1. Tuliskan semua masalah disertai data pendukung, yaitu data subjektif (DS) dan
data objektif (DO).
2. Buat pohon masalah dari data yang telah dirumuskan.

m. Daftar Diagnosis Keperawatan


1. Diagnosa Keperawatan menggunakan Diagnosa Tunggal
2. Urutkan diagnosis sesuai dengan prioritas.
3. Diagnosa Keperawatan yang sering ditemukan antara lain :
i. Resiko Perilaku Kekerasan

34
PANDUAN PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN JIWA

ii.Perilaku Kekerasan
iii. Halusinasi ….
iv. Isolasi Sosial
v. Harga Diri Rendah
vi. Koping Individu Tidak Efektif
vii. Gangguan pemeliharaan kesehatan
viii. Defisit perawatan diri
ix. Ketidak efektifan penatalaksanaan program terapeutik
x. Ketidakefektifan koping keluarga ; ketidakmampuan keluarga merawat klien di
rumah
xi. Distress spiritual
xii. Disfungsi spiritual

Pada akhir pengkajian, tulis tempat dan tanggal pengkajian serta tanda tangan dan nama jelas
mahasiswa.

35
PANDUAN PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN JIWA

KOMUNIKASI DALAM PELAYANAN


KEPERAWATAN JIWA

Bagian ini menjelaskan prinsip dan teknik komunikasi pada saat perawat melakukan interaksi
dengan individu, keluarga, kelompok, masyarakat, dan tim kesehatan lain. Setiap interaksi
terdiri dari tahap pra interaksi, perkenalan/ orientasi, kerja dan terminasi. Tiap tahap akan
diuraikan secara praktis tentang cara berkomunikasi yang perlu saudara lakukan dan saudara
dapat melatih diri dalam hubungan interaksi sehari-hari dan selanjutnya mahasiswa
praktekkan pada saat berinteraksi dengan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.

A. Tujuan pembelajaran

Setelah mempelajari modul ini diharapkan mahasiswa mampu :


1. Melakukan komunikasi secara terapeutik selama memberikan asuhan keperawatan
kepada individu.
2. Melakukan komunikasi secara terapeutik selama memberikan asuhan keperawatan
kepada keluarga.
3. Melakukan komunikasi secara terapeutik selama memberikan asuhan keperawatan
kepada kelompok.
4. Melakukan komunikasi secara terapeutik kepada masyarakat.
5. Melakukan komunikasi pada anggota tim kesehatan yang lain.

B. Pengertian

Komunikasi merupakan komponen dasar dari hubungan antar manusia dan meliputi
pertukaran informasi, perasaan, pikiran dan perilaku antara dua orang atau lebih.
Komunikasi mempunyai dua tujuan, yaitu untuk pertukaran informasi dan mempengaruhi
orang lain.

Interaksi perawat dan pasien akan menghasilkan informasi untuk perawat tentang keadaan
pasien dan pada waktu yang bersamaan perawat dapat memberikan informasi tentang cara-
cara menyelesaikan masalah dengan strategi tertentu sehingga pasien terpengaruh dan mau
melakukannya untuk penyelesaian masalah pasien. Jika pasien menerima dan melakukan
informasi yang diberikan oleh perawat maka perilaku pasien berubah ke arah adaptif yang
merupakan hasil utama tindakan keperawatan.

C. Sikap dalam berkomunikasi

Sikap dalam berkomunikasi dapat ditampilkan melalui perilaku-perilaku berikut:

1. Gerakan tubuh, seperti sikap tubuh, ekspresi wajah dan sikap-sikap lain. Misalnya:
tersenyum, kontak mata, sedikit membungkuk pada saat bicara, tidak melipat tangan,
tidak menyilangkan kaki, tidak memasukkan tangan ke kantong.
2. Jarak saat berinteraksi, ruang intim sampai 50 cm, ruang pribadi 50-120 cm, dan
ruang konsultasi sosial 275-365 cm. Komunikasi terapeutik pada umumnya terjadi di
ruang pribadi, tetapi antara pasien dengan perawat tidak dibatasi meja.
3. Sentuhan, dapat digunakan dalam komunikasi terapeutik, tetapi harus dilakukan
secara tenang sambil menganalisis kondisi pasien dan respons yang mungkin akan
diberikan oleh pasien. Sentuhan tidak tepat untuk beberapa situasi, misalnya: terhadap
pasien yang penuh curiga dan tidak percaya kepada orang lain, pasien yang

36
PANDUAN PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN JIWA

merupakan korban penganiayaan, pasien yang budayanya melarang atau membatasi


sentuhan. Beberapa contoh sentuhan: bersalaman, menepuk bahu/mengangkat
jempol/tepuk tangan untuk memberikan pujian, memegang tangan pasien pada saat
pasien sedih dan menangis.
4. Diam, dapat berguna untuk memfasilitasi pasien dalam mengekspresikan pikiran dan
perasaannya. Misalnya: pada pasien menarik diri, setelah perawat mengajukan
pertanyaan maka perawat diam untuk memberi kesempatan pada pasien berpikir
tentang jawaban pertanyaan.
5. Volume dan nada suara, mempengaruhi penyampaian pesan. Pada pasien lansia
volume suara tinggi dengan nada rendah, pada pasien perilaku kekerasan, volume dan
nada suara rendah tetapi tetap tegas.

D. Penerapan komunikasi terapeutik

1. Penerapan komunikasi terapeutik pada individu.

Tahap pra interaksi


Sebelum bertemu dengan pasien saudara perlu mengevaluasi diri tentang kemampuan
yang saudara miliki. Jika saudara merasa tidak siap maka saudara perlu membaca
kembali, diskusi dengan teman sekelompok atau dengan tutor. Jika saudara telah siap,
maka saudara membuat rencana interaksi. Ada beberapa hal yang perlu dilakukan
pada tahap ini yaitu : evaluasi diri, penetapan perkembangan interaksi dan rencana
interaksi.

a. Evaluasi diri
Beberapa pertanyaan yang dapat membantu saudara mengevaluasi diri:
 Apa pengetahuan yang saya miliki tentang keperawatan jiwa?
 Apa yang saya ketahui tentang latar belakang sosial budaya pasien?
 Apa yang akan saya ucapkan saat bertemu dengan pasien?
 Bagaimana respons saya selanjutnya jika pasien diam, menolak,
marah, atau inkoheren?
 Bagaimana pengalaman interaksi saya dengan pasien?
 Apakah ada kegagalan saya berinteraksi dengan pasien?
 Jika ada, lakukan koreksi dengan cara membaca cara-cara
berhubungan dengan pasien, konsultasi dengan tutor, diskusi dengan teman
sekelompok.
 Bagaimana tingkat kecemasan saya?
 Jika cemas ringan, laksanakan interaksi.
 Jika cemas sedang sampai berat, konsultasi dengan tutor dan tunda
kontak dengan pasien sampai saudara dapat mengatasi kecemasan.

b. Penetapan perkembangan interaksi dengan pasien.


Beberapa pertanyaan berikut dapat digunakan untuk menetapkan tahap
perkembangan interaksi dengan pasien.
 Apakah saat ini pertemuan/kontak pertama?
 Apakah pertemuan lanjutan?
 Apa tujuan pertemuan ini? Pengkajian / observasi / pemantauan /
tindakan keperawatan / terminasi?
 Apa tindakan yang akan saya lakukan?
 Bagaimana cara melakukannya?

37
PANDUAN PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN JIWA

Setelah saudara tetapkan status interaksi yang akan dilaksanakan, maka saudara
perlu membuat rencana interaksi.

c. Rencana interaksi
 Siapkan rencana percakapan yang akan saudara lakukan pada saat
berinteraksi dengan pasien.
 Tehnik komunikasi apa yang akan saudara ucapkan, kaitkan
dengan tujuan saudara melakukan interaksi dengan pasien. Hal ini
berhubungan dengan tahapan interaksi yang akan dilakukan.
 Tehnik observasi apa yang perlu saudara lakukan selama
berhubungan dengan pasien.
 Apa langkah-langkah tindakan keperawatan yang akan saudara
lakukan sesuaikan dengan Standar Operasional Prosedur (SOP).

Tahap Perkenalan
Perkenalan merupakan kegiatan yang saudara lakukan saat pertama kali bertemu
atau kontak dengan pasien. Hal-hal yang perlu dilakukan adalah :
a. Memberi salam
 Assalamu’alaikum/selamat pagi/siang/sore/malam atau sesuai dengan
latar belakang sosial budaya spiritual pasien, disertai dengan
mengulurkan tangan untuk jabatan tangan. Pasien gangguan jiwa
mungkin tidak menjawab salam dan uluran tangan saudara.
 Memperkenalkan diri perawat
Nama saya Budiono, saya senang dipanggil Budi
 Menanyakan nama pasien
Nama bapak/Bpk/Ibu/saudara siapa? Apa panggilan
kesenangannya? (Misalkan pasien senang dipanggil Tuti).

b. Mengevaluasi kondisi pasien.


 Bagaimana perasaan Tuti saat ini? Atau, apa keluhan Tuti?

c. Menyepakati kontrak/pertemuan.
Kesepakatan tentang pertemuan terkait dengan topik tindakan yang akan
dilakukan serta kesediaan pasien untuk bercakap-cakap, tempat bercakap-
cakap, lama percakapan.

1) Topik/tindakan/kegiatan yang akan dilakukan


Untuk menanyakan kesediaan pasien:
 Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang ... (sesuaikan dengan
keluhan atau perasaan pasien saat ini. Jika pasien tampak ragu perawat
dapat menambahkan):
 Saya akan membantu ... (nama pasien) untuk menyelesaikan masalah
yang ... hadapi.
 Kita akan bersama-sama menyelesaikan masalah yang ... hadapi.
Pada umumnya fokus percakapan awal adalah pengkajian keluhan utama.
Kemudian hal-hal yang berkaitan dengan keluhan utama.

38
PANDUAN PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN JIWA

2) Tempat
 Di mana kita duduk?
 Bagaimana kalau kita duduk di sana?(sebutkan)
 Ayo kita duduk di sana! (sebutkan)

3) Waktu
 Mau berapa lama kita bercakap-cakap? Bagaimana kalau 10 menit?

Kemudian lanjutkan pada tahap kerja yaitu pengkajian lanjut (focus) pada
keluhan utama disertai tindakan keperawatan sesuai dengan masalah yang
dialami pasien.

Tahap Orientasi

Tahap orientasi dilaksanakan pada awal pertemuan kedua dan seterusnya.


Tujuan tahap orientasi adalah mengevaluasi kondisi pasien, memvalidasi
rencana yang telah Perawat buat sesuai dengan keadaan pasien saat ini dan
mengevaluasi hasil tindakan yang lalu. Umumnya dikaitkan dengan hal yang
telah dilakukan bersama pasien.

a. Memberi salam
 Assalamu’alaikum/selamat pagi/siang/sore/malam Tuti.
b. Memvalidasi dan mengevaluasi keadaan pasien
 Bagaimana perasaan Tuti hari ini?atau Coba Tuti ceritakan
perasaannya hari ini!
 Adakah hal yang terjadi selama kita tidak bertemu? Coba ceritakan.
 Apakah Tuti sudah coba cara-cara yang telah kita bicarakan
kemarin (sebutkan cara yang telah dibahas pada pertemuan
sebelumnya).
c. Menyepakati kontrak/pertemuan
Setiap berinteraksi dengan pasien kaitkan dengan kontrak pada pertemuan
sebelumnya.
1) Topik/tindakan/kegiatan
 Sesuai dengan janji kita yang lalu kita akan bertemu hari ini jam …..
(sebutkan sesuai perjanjian). atau
 Tuti masih ingat apa yang akan kita bicarakan/lakukan sekarang?
atau
 Bagaimana kalau sekarang kita latihan ... (sebutkan sesuai rencana).

Contoh:
“Baiklah sekarang kita akan bicara tentang cara berkenalan dengan
orang lain/cara mengungkapkan rasa marah/ cara melakukan
kebersihan diri” (dan lain-lain sesuai dengan masalah pasien).

2) Tempat
o Mau duduk di mana? Bagaimana kalau di sana?

3) Waktu
 Mau berapa lama? Bagaimana kalau 10 menit?

39
PANDUAN PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN JIWA

Tahap kerja
Tahap kerja merupakan inti hubungan perawat pasien yang terkait erat dengan
pelaksanaan rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan sesuai
dengan tujuan yang akan dicapai.

Contoh komunikasi untuk tindakan melatih mengontrol halusinasi:


 Ada beberapa cara untuk mencegah suara-suara agar tidak mengganggu
Tuti. Salah satu adalah menghardik atau tidak memperdulikan suara-
suara itu, caranya katakan: “pergi, jangan ganggu saya, saya tidak mau
dengar”.
 Coba Tuti lakukan. (Jika pasien dapat melakukan berikan pujian). “Bagus,
Tuti sudah dapat melakukannya. Coba ulangi lagi!”
 “Bagus sekali!”

Tahap terminasi
Tahap terminasi merupakan akhir dari setiap pertemuan perawat dan pasien.
Terminasi dibagi dua yaitu: terminasi sementara dan terminasi akhir.
a. Terminasi sementara
Terminasi sementara adalah akhir dari tiap pertemuan perawat dan pasien.
Saat terminasi sementara perawat akan bertemu lagi dengan pasien pada
waktu yang telah ditentukan, misalnya: satu atau dua hari berikutnya. Pada
terminasi perawat melakukan evaluasi terhadap hasil tindakan yang telah
dilakukan pada tahap kerja berupa evaluasi subyektif dan obyektif,
memberikan anjuran pada pasien (tindak lanjut) terhadap tindakan yang
telah dilakukan dan membuat perjanjian (kontrak) untuk pertemuan
berikutnya.
Contoh komunikasi:
1. Evaluasi hasil
 Evaluasi subyektif:
o Bagaimana perasaan Tuti setelah latihan ini?
 Evaluasi obyektif:
o Coba Tuti sebutkan hal-hal yang sudah kita bicarakan
tadi!
o Tuti tadi telah bagus melakukannya.
2. Tindak lanjut
 Bagaimana kalau mulai saat ini Tuti coba lakukan cara tadi
untuk mencegah suara-suara.
 Tuti mau coba latih ? Pada jam berapa? Kita buatkan
jadualnya? (Buat jadual harian pasien untuk latihan dan
melakukannya pada saat suara-suara datang).
3. Kontrak yang akan datang
 Waktu: Kapan kita bertemu lagi?
Bagaimana kalau dua hari lagi?
 Topik: Apa saja yang akan kita bicarakan nanti?
Bagaimana kalau kita bicara tentang cara lain untuk
mencegah suara-suara?
 Tempat: Kita akan bertemu di sini lagi. Sampai jumpa.
Assalamu’alaikum.

40
PANDUAN PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN JIWA

b. Terminasi akhir
Terminasi akhir terjadi jika pasien dan keluarganya telah mampu
menyelesaikan masalahnya.
Contoh komunikasi:
1. Evaluasi hasil
 Evaluasi subyektif:
 Bagaimana perasaan Tuti setelah kita bercakap-cakap
beberapa kali.
 Evaluasi obyektif:
 Coba sebutkan apa saja yang telah Tuti dapatkan selama
saya berkunjung ke rumah Tuti ?
 Saya melihat Tuti sudah dapat melakukan ………
(sebutkan sesuai hasil observasi pada tiap diagnosa
keperawatan).
2. Tindak lanjut
 Apa rencana kegiatan Tuti selanjutnya?
 Apa yang perlu Tuti lakukan kalau suara-suara itu datang
lagi?
 Jadi jadwal yang telah kita buat, laksanakan terus ya !
3. Eksplorasi perasaan
 Saya akan datang sebulan sekali, tdak tiap minggu lagi .
Bagaimana perasaan Tuti ? Sudah siap kan ?
4. Hal yang sama dengan 1, 2, 3 dilakukan pada keluarga.

Latihan 1:
Contoh komunikasi pada individu (fase orientasi, kerja, dan terminasi)

Tahap orientasi: “Assalamu’alaikum” (sambil mengulurkan tangan ke arah


pasien).“Bagaimana perasaan Tuti hari ini? Apakah tadi malam masih
mendengar suara-suara?” (Kemudian saudara dapat melanjutkan pembicaraan
dengan membuat kontrak kepada pasien). ”Baiklah, karena Tuti masih mendengar
suara-suara tersebut, sesuai dengan janji kita dua hari yang lalu (ucapkan
kalimat ini kepada pasien), kita akan membicarakan tentang cara untuk
menghilangkan atau mengurangi suara-suara yang Tuti dengar. Kita akan
bercakap-cakap sekitar setengah jam. Bagaimana, Tut?” (Sepakati tempat untuk
berbicara dengan pasien) ”Di mana kita duduk?”

Tahap kerja: Penjelasan tentang cara mengontrol halusinasi:


“Dua hari yang lalu kita sudah membahas tentang suara-suara yang sering Tuti
dengar, suara tersebut sering muncul di siang hari, dan menurut Tuti suara
tersebut menakutkan sehingga Tuti ingin tahu bagaimana cara
menghilangkannya. Sekarang kita coba belajar cara-cara tersebut. Nah, jika Tuti
mendengar suara-suara lagi, maka ada beberapa cara yang dapat Tuti lakukan,
cara yang pertama adalah dengan mengusir suara itu (saudara ucapkan sambil
peragakan caranya di depan Tuti serta minta Tuti untuk memperagakan kembali
cara tersebut); cara yang kedua Tuti dapat mengajak orang lain bercakap-cakap,
misalnya bapak, ibu, atau kakak Tuti; cara yang ketiga adalah dengan sibuk
melakukan kegiatan di siang hari, misalnya menjahit dan menyulam, Tuti kan
hobi menjahit dan menyulam; cara yang keempat Tuti minum obat yang telah

41
PANDUAN PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN JIWA

diberikan oleh dokter secara teratur. Ada pertanyaan Tut? Ada yang kurang
jelas?”

Tahap terminasi: “Bagaimana perasaan Tuti setelah kita belajar cara untuk
mengurangi suara-suara? Coba Tuti sebutkan kembali apa saja cara yang bisa
dilakukan untuk membantu Tuti. Nah, mulai saat ini jika suara-suara itu muncul
lagi, Tuti dapat mencoba beberapa cara tersebut. Baiklah Tut, tiga hari lagi saya
akan datang, kita akan membahas tentang kegiatan yang dapat Tuti lakukan di
rumah agar waktu Tuti dapat terisi. Kira-kira jam berapa Tut? Saya permisi
dulu.. Assalamu’alaikum”

2. Penerapan komunikasi terapeutik pada keluarga

Berikut ini adalah penjelasan tentang prinsip dan tehnik komunikasi pada saat perawat
melakukan interaksi dengan keluarga. Interaksi dengan keluarga atau pemberian
pendidikan kesehatan kepada keluarga juga dilakukan secara bertahap, meliputi tahap:
 permulaan hubungan perawat-keluarga;
 pendidikan kesehatan tentang keterampilan keluarga merawat pasien
 penerapan cara merawat pasien;
 peran keluarga merawat pasien di rumah-masyarakat (follow up care).

Uraian tentang tahap atau langkah-langkah pendidikan kesehatan keluarga adalah sebagai
berikut:
a. Permulaan hubungan perawat-keluarga di rumah
Interaksi perawat – keluarga dimulai dengan perkenalan, membina hubungan saling
percaya dan dilanjutkan dengan pengkajian pengalaman keluarga dalam merawat
pasien sehingga dapat ditetapkan pendidikan kesehatan keluarga.

Latihan 2: Contoh percakapan membina hubungan saling percaya dengan


keluarga

a. Perkenalan

“Selamat pagi Bu ? Saya perawat Puskesmas yang akan merawat anak Bpk/Ibu
Nama saya ..….., senang dipanggil ……. Nama Bpk/Ibu siapa ? Senang
dipanggil apa?” (pertahankan kontak mata, senyum dengan ramah, duduk
berhadapan agak menyamping). “ Untuk melakukan perawatan kepada anak
Bpk/Ibu ( misalnya namanya Tuti) Tuti maka saya akan datang beberapa kali ke
rumah Bpk/Ibu. Selain bertemu dengan Tuti saya juga akan bertemu dengan
anggota keluarga yang lain. Semua yang ada di rumah ini sebaiknya tahu
bagaimana cara merawat Tuti, bahkan kalau ada keluarga yang rumahnya
tidak jauh dari rumah Bpk/Ibu, ia juga dapat melihat dan belajar cara merawat
Tuti. Nah, oleh karena itu nanti setiap kali saya datang, sedapat mungkin semua
anggota keluarga bisa ikut mendengarkan apa yang saya sampaikan.”
(Selanjutnya saudara mengevaluasi keadaan keluarga dan tindakan yang sudah
dilakukan keluarga, serta mulai melakukan pengkajian terhadap keluarga). “Apa
yang Bpk/Ibu rasakan sebagai kendala saat menghadapi Tuti selama
dirumah?”O ya..apalagi Bpk/Ibu?Bagaimana dengan perilakunya ?Adakah
yang membuat Bpk/Ibu susah/bingung ?” “Apa yang sudah Bpk/Ibu lakukan

42
PANDUAN PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN JIWA

selama ini untuk menghadapi Tuti ?” (dengarkan ungkapan keluarga dengan


penuh perhatian).

Pertemuan diakhiri dengan terminasi sementara.


“Baiklah saya akan membantu Bpk/Ibu dalam merawat Tuti selama dirumah.
Kita akan berlatih bersama cara mengatasi masalah yang selama ini Bpk/Ibu
alami dalam merawat Tuti.Untuk itu seminggu sekali saya akan kemari untuk
bercakap-cakap dengan Tuti, Bpk/Ibu dan anggota keluarga yang lain .
Bagaimana Bpk/Ibu ? Setuju ?Assalamualaikumwr.wb.”

b. Keterampilan keluarga merawat pasien


Pada tahap ini pertemuan dilaksanakan dengan metode ceramah, tanya jawab,
simulasi tentang cara merawat anggota keluarga yang sakit.
Latihan 3: Contoh percakapan memberikan penjelasan kepada keluarga
tentang cara merawat anggota keluarga yang mengalami halusinasi

Tahap orientasi: “Assalamu’alaikum” (kemudian saudara duduk di tempat yang


disediakan oleh keluarga). “Sesuai dengan janji saya kemarin (ucapkan kalimat
ini kepada keluarga pasien), saya akan memberi penjelasan tentang suara-suara
yang didengar anak Bpk/Ibu dan cara merawatnya. Kita akan bercakap-cakap
sekitar I jam. Bagaimana, Bpk/Ibu?”
Tahap kerja: Penjelasan tentang halusinasi (jelaskan dengan alat bantu/media:
lembar balik/leaflet). “Minggu lalu kita sudah membahas masalah yang Bpk/Ibu
hadapi dalam merawat Tuti yaitu bicara-bicara sendiri (halusinasi). Saya akan
jelaskan tentang suara-suara itu yang disebut halusinasi, apa saja gejala yang
muncul, waktu dan situasi yang membuat halusinasinya muncul, dan apa
akibatnya jika halusinasi itu tidak ditangani (lihat modul halusinasi). Nah, jika
Tuti terlihat bicara atau ngomong sendiri, maka ada beberapa cara yang
Bpk/Ibu dapat lakukan untuk membantu Tuti, cara yang pertama adalah dengan
mengingatkan Tuti untuk mengusir suara itu (saudara ucapkan sambil peragakan
caranya di depan keluarga serta minta keluarga untuk memperagakan kembali cara
tersebut); cara yang kedua Bpk/Ibu dapat mengajak Tuti bercakap-cakap; cara
yang ketiga ajak Tuti untuk melakukan kegiatan, misalnya menjahit dan
menyulam, Tuti kan hobi menjahit dan menyulam; cara yang keempat Bpk/Ibu
dapat membantu Tuti untuk secara teratur minum obat yang telah diberikan oleh
dokter. Ada pertanyaan Bpk/Ibu? Ada yang kurang jelas?”(Secara lengkap lihat
modul halusinasi).

Tahap terminasi: “Bagaimana perasaan Bpk/Ibu setelah kita belajar cara untuk
membantu Tuti? Coba Bpk/Ibu sebutkan kembali apa saja cara yang bisa
dilakukan untuk membantu Tuti. Nah, mulai saat ini jika muncul halusinasi pada
Tuti, Bpk/Ibu dapat mencoba beberapa cara tersebut,dan minggu depan kita
akan praktekkan langsung ke Tuti. Kira-kira jam berapa Bpk/Ibu? Saya permisi
dulu.. Assalamu’alaikum”

c. Penerapan cara merawat pasien


Pada tahap ini pertemuan dilaksanakan dengan melibatkan keluarga tentang cara
merawat pasien dirumah. Metode yang paling banyak digunakan adalah
demonstrasi dan redemonstrasi.

43
PANDUAN PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN JIWA

Latihan 4: Contoh komunikasi mengajarkan keluarga menerapkan


cara merawat pasien

Pada tahap ini percakapan dilakukan dengan keluarga dan pasien.

Tahap Orientasi: “Assalamu’alaikum Bpk/Ibu” (kemudian saudara duduk di


tempat yang disediakan oleh keluarga). “Sesuai dengan janji kita kemarin
(ucapkan kalimat ini kepada keluarga pasien), kita akan mempraktekkan tentang
cara-cara mengontrol halusinasi yang telah kita diskusikan kemarin kepada Tuti.
Kita akan melakukannya sekitar setengah jam. Bagaimana, Bpk/Ibu?”

Tahap kerja: Nah, coba Bpk/Ibu lihat prilaku Tuti saat ini. Tuti terlihat asyik
bicara dan ngomong sendiri kan? Sekarang kita praktekkan cara kemaren yaitu
mengajak Tuti untuk bicara ( Perawat mengajak Bpk/Ibu mendekati Tuti, lalu
perawat menegur Tuti dan mengajak bicara serta melibatkan keluarga dalam
pembicaraan). Tuti, suster lihat Tuti lagi asyik ngobrol ? ngobrol dengan siapa ?
Bagaimana kalau kita ngobrol sama-sama dengan bapak ibu agar suara-suara
itu tidak mengganggu Tuti lagi. (selanjutnya perawat, Tuti dan keluarga ngobrol
bersama-sama). Bagaimana Tuti, suara-suaranya hilang ?Tuti bisa ceritakan ke
Bpk/Ibu apa saja cara yang telah Tuti pelajari untuk mengontrol suara-suara?
Nah, nanti kalau suster tidak ada Bpk/Ibu yang akan membantu Tuti”

Tahap terminasi: “Bagaimana perasaan Bpk/Ibu setelah kita praktekkan cara


membantu Tuti untuk mengontrol halusinasi ? Tadi saya lihat Bpk/Ibu sudah
dapat mengajak Tuti ngobrol sehingga Tuti tidak terganggu dengan
halusinasinya. Nah, mulai saat ini jika muncul halusinasi pada Tuti, Bpk/Ibu
dapat mencoba cara tersebut dan dua hari lagi kita praktekkan cara-cara lain.
Saya permisi dulu.. Assalamu’alaikum”

d. Peran keluarga merawat pasien di rumah-masyarakat (follow up care)..


Jika pasien dan keluarga telah mempunyai kemampuan merawat pasien secara
mandiri maka perlu dibuat jadwal kunjungan rumah secara periodic misalnya
setiap bulan untuk mengevaluasi kondisi dan kemampuan pasien serta keluarga.

Latihan 5: Contoh komunikasi mengajarkan keluarga untuk merawat


pasien dirumah-masyarakat (follow-up care)

Tahap Orientasi: “Assalamu’alaikum”. “Sesuai dengan janji kita bulan lalu


hari ini kita akan mendiskusikan cara-cara yang sudah Bpk/Ibu lakukan untuk
membantu Tuti.. Kita akan bercakap-cakap sekitar setengah jam. Bagaimana,
Bpk/Ibu?”
Tahap kerja: “Nah, coba Bpk/Ibu ceritakan apakah cara-cara yang telah kita
latih masih terus dilakukan? Adakah hambatan didalam melakukannya ?
Bagaimana hasilnya “ (jika keluarga tidak mempunyai masalah berikan pujian,
jika ada masalah bantu keluarga untuk menyelesaikannya). “Adakah perilaku-
perilaku Tuti yang ingin Bpk/Ibu diskusikan ?” ( jika tidak ada berikan pujian, jika
ada bantu keluarga mengatasinya). “Apakah obatnya masih ada ? Teratur kan
meminumnya?”
Tahap terminasi: “Bagaimana perasaan Bpk/Ibu setelah kita bercakap-cakap ?
Bagus! Bpk/Ibu sudah mampu melakukan banyak hal untuk merawat Tuti.

44
PANDUAN PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN JIWA

Diteruskan ya.. agar kekambuhan dapat dicegah. Jangan lupa ingatkan Tuti
untuk minum obat secara teratur. Kalau ada perilaku Tuti tidak seperti biasanya
segera hubungi saya di puskesmas. Bulan depan saya akan datang lagi untuk
melihat perkembangan Tuti. Saya permisi dulu.. Assalamu’alaikum.”

3. Penerapan komunikasi terapeutik pada kelompok

Tujuan dari komunikasi kelompok adalah


 Membantu anggota kelompok berinteraksi dengan orang lain.
 Membantu anggota kelompok merubah perilaku.

Penggunaan komunikasi kelompok pada keperawatan jiwa adalah pada saat perawat
memberikan pendidikan kesehatan pada sekelompok pasien/keluarga pasien ataupun
pada kelompok pendukung (support groups).

Latihan 6: Contoh percakapan pada kelompok keluarga pasien

Seorang perawat Puskesmas sedang melakukan penyuluhan/pendidikan kesehatan pada


sekelompok pasien yang mengalami masalah halusinasi (kelompok pasien yang sudah
mengenal halusinasi dan sudah belajar cara mengontrol halusinasi). Tujuan pertemuan
kelompok berbagi pengalaman tentang penerapan cara mengontrol halusinasi.

Tahap Orientasi :
“Assalamu’alaikum. Selamat siang saudara-saudara sekalian.
Bagaimana perasaaan saudara-saudara pada hari ini ? Seperti janji kita minggu lalu,
hari ini kita bertemu untuk membahas tentang pengalaman saudara menggunakan cara
mengontrol suara-suara. Kita akan bercakap-cakap selama 45 menit disini”.
Tahap Kerja :
“Baiklah saudara sekalian, sekarang masing-masing orang diminta untuk
menceritakan pengalaman menggunakan cara-cara mengontrol halusinasi yang telah
dipelajari. Siapa yang mau menyampaikan kegiatannya ?”(Kalau tidak ada pasien yang
mau menyampaikan, dibuat bergiliran). Apa cara yang telah Tuti gunakan ?
Bagaimana hasilnya ? Bagus..!” (semua anggota kelompok mendapat kesempatan
untuk menyampaikan pendapatnya). Ya bagus sekali, semua sudah mencoba untuk
menyampaikan pendapatnya. Jadi kegiatan-kegiatan tadi bisa saudara-saudara
lakukan jika suara-suara itu muncul”
Tahap Terminasi :
“Bagaimana perasaan saudara-saudara setelah kita diskusi ?” Apa pendapat saudara-
saudara terhadap hasil diskusi kita hari ini ?”
“Empat cara mengontrol halusinasi dapat saudara gunakan terus agar suara-suara itu
tidak mengganggu lagi. Kita bertemu lagi di balai desa ini minggu depan di hari dan
jam yang sama untuk membicarakan aktivitas sehari-hari yang dapat saudara lakukan
dirumah. Assalamu’alaikum. Selamat siang”.

45
PANDUAN PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN JIWA

LAPORAN PENDAHULUAN ( LP ) DAN


STRATEGI PELAKSANAAN ( SP )
TINDAKAN KEPERAWATAN

PENDAHULUAN
Laporan Pendahuluan ( LP ) dan Strategi Pelaksanaan ( SP ) tindakan keperawatan
merupakan persiapan yang dilakukan perawat sebelum melakukan interaksi atau tindakan
keperawatan pada klien. LP dan SP merupakan kemampuan intelektual ; dalam
merencanakan semua rangkaian tindakan ( psikomotor dan intelektual ) yang akan dilakukan
saat berinteraksi dengan klien.
Perawat yang profesional seyogyanya telah mempunyai rencana sebelum bertemu klien. Pada
kenyataan saat ini sering terjadi tindakan keperawatan direncanakan saat berada bersama
klien dan berdasarkan intuisi bahkan berdasarkan pendekatan penyelesaian masalah yang
ilmiah.

LAPORAN PENDAHULUAN ( LP )
Laporan Pendahuluan ( LP ) adalah laporan yang dibuat sebelum bertemu dengan klien.
Laporan ini dibuat secara tertulis dan didiskusikan dengan pembimbing sebelum mahasiswa
bertemu klien. Pada saat menjadi mahasiswa, LP dibuat setiap hari praktek dan pada akhir
praktik satu mata ajar diharapkan mahasiswa telah mempunyai pola pikir intelektual seperti
LP.
LP berisi : masalah utama dari kasus, proses terjadinya masalah/keluhan, pohon masalah,
masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji, diagnosis keperawatan dan rencana tindakan
keperawatan.
 Keluhan utama / alasan masuk dari kasus
Masalah utama dari kasus berupa keluhan utama / alasan masuk yang mengarah pada
masalah utama. Misalnya : keluhan utama adalah klien memukul ibunya yang mengarah
pada masalah utama perilaku kekerasan, yang akan ditulis pada kasus ( masalah utama ) :
perilaku kekerasan, klien memukul ibu di rumah.
Masalah utama dapat pula berupa fokus tindakan yang direncanakan. Misalnya : pada LP
pertama bertemu ditemukan masalah utamanya perilaku kekerasan, maka pada LP
berikutnya dapat diambil dari penyebab perilaku kekerasan atau akibat dari perilaku
kekerasan. Dalam menetapkannya tergantung dari beberapa data yang telah ditemukan
pada pertemuan sebelumnya. Misalnya : saat LP terkait perilaku kekerasan ditemukan

46
PANDUAN PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN JIWA

data klien memukul karena merasa dihina, maka pada LP berikut dapat Harga Diri
Rendah.
 Proses terjadinya masalah
Proses terjadinya masalah berupa uraian teoritis dari masalah utama berupa pengertian,
tanda dan gejala, penyebab dan akibat. Uraian secara singkat, praktis dan fokus pada
masalah utama.
 Pohon masalah
Pohon masalah adalah kerangka berpikir logis berdasarkan prinsip sebab-akibat. Pohon
masalah terdiri dari masalah utama (core problem), akibat dan penyebab. Rumusannya
berupa rumusan masalah keperawatan.
 Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji :
Setelah pohon masalah maka buat rancangan data yang perlu dikaji berdasarkan masalah
yang ada pada pohon masalah.
Uraian data yang perlu dikaji untuk memastikan core problem adalah benar merupakan
masalah.
 Diagnosis
Diagnosis ditetapkan berdasarkan hubungan sebab akibat pada pohon masalah. Prioritas
diagnosis adalah dengan “core problem” sebagai etiologi.
 Rencana tindakan keperawatan
Rencana tindakan keperawatan sebaiknya berupa standar tindakan keperawatan untuk tiap
masalah / diagnosa keperawatan. Pada saat belajar akademik seyogyanya mahasiswa telah
belajar standar tindakan keperawatan, jadi tidak perlu menulis lagi tetapi cukup memilih
sesuai diagnosis yang diprioritaskan.

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN ( SP )


Bagi pelaksanaan tindakan keperawatan merupakan rangkaian percakapan perawat dan klien
pada saat melaksanakan tindakan keperawatan. SP melatih kemampuan intelektual tentang
pola komunikasi dan pada saat dilaksanakan merupakan latihan kemampuan yang terintegrasi
antara intelektual, psikomotor dan afektif.
Terdiri dari dua bagian yaitu proses keperawatan dan strategi komunikasi pada saat
melaksanakan tindakan keperawatan. Tindakan keperawatan yang akan dilakukan harus jelas
pada bagian proses keperawatan.
1. Proses Keperawatan

47
PANDUAN PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN JIWA

Pada SP dituliskan garis besar dari proses keperawatan yang merupakan justifikasi ilmiah
dari mana sumber tindakan keperawatan yang akan dilakukan. Hal ini merupakan
kemampuan intelektual yang harus selalu dilakukan oleh perawat pada saat melakukan
tindakan keperawatan.
Tindakan keperawatan yang ditetapkan akan dilakukan merupakan faktor yang penting
dalam melakukan langkah selanjutnya yaitu strategi komunikasi.
Tidak diperkenankan hanya melakukan tindakan keperawatan tanpa mengetahui diagnosa
dan tujuan dari tindakan tersebut. Jika hal ini terjadi maka sifatnya menjadi vokasional
bukan profesional.
2. Strategi komunikasi dalam pelaksanaan tindakan keperawatan
Strategi komunikasi yang digunakan adalah tahapan komunikasi terapeutik perawat klien
yaitu :
a. Pra interaksi
Pra interaksi dilakukan sebelum berinteraksi dengan klien, yaitu SP sebagai rencana
interaksi. Pada saat mahasiswa SP ditulis, namun pada saat telah menjadi perawat SP
menjadi pola berpikir ( kemampuan psikomotor dan afektif )
b. Perkenalan dan orientasi
Secara garis besar tahapan ini dapat dibagi tiga pola sepanjang merawat klien yaitu
pertemuan awal (kontak pertama), pertemuan kedua dan seterusnya (kontak selama
proses perawatan) dan pertemuan akhir (kontak di akhir shif atau di akhir perawatan).
Isi dari tahapan ini merupakan ringkasan teoritis yang dianggap penting saat
melakukan interaksi secara operasional yaitu salam terapeutik, evaluasi dan atau
validasi dan kontrak. Berikut akan diuraikan bagaimana pelaksanaan ketiga aspek ini
pada pertemuan pertama, kedua dan seterusnya, serta pertemuan akhir.
Pertemuan Pertama :
Salam terapeutik berisi perkenalan antara perawat dan klien termasuk di dalamnya
elemen kontrak secara teoritis. Contoh salam terapeutik yang ringkas pada pertemuan
awal adalah : “Selamat pagi bu, saya Abdul Halim, panggil saya Halim. Nama ibu
siapa, senangnya dipanggil siapa. Saya yang akan merawat ibu pada shift pagi ini”.
Evaluasi dan atau validasi berisi kajian tentang keluhan, alasan atau kejadian yang
membuat klien datang meminta pertolongan. Contoh komunikasinya adalah : “Apa
keluhan ibu”, “Ada apa sampai ibu datang kemari”, “Apa yang terjadi di rumah”.
Evaluasi/validasi merupakan kajian untuk mendapatkan fokus pengkajian lebih lanjut.
Jika klien atau keluarga mengatakan marah-marah di rumah, langsung dipikirkan apa

48
PANDUAN PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN JIWA

pengkajian yang perlu dilakukan untuk memastikan diagnosis perilaku kekerasan. Hal
ini yang disebut dengan pengkajian data yang terfokus.
Kontrak terdiri dari tiga aspek yaitu topik, waktu dan tempat. Topik berisi tindakan
atau kegiatan yang akan dilakukan pada klien beserta tujuan dan keuntungannya bagi
klien. Kemudian minta persetujuan klien untuk pelaksanaannya. Waktu adalah
kesepakatan berapa lama kira-kira tindakan dan kegiatan dilakukan, misalnya :
10/15/30 menit, tidak lama, dsb. Tempat adalah kesepakatan akan tempat pelaksanaan
tindakan. Umumnya dipilih tempat yang terapeutik. Contohnya : “Baik bu, bagaimana
kalau kita bercakap-cakap tentang kejadian di rumah, agar saya dapat membantu cara
mengatasinya. “Ibu mau berapa lama bercakap-cakap, bagaimana kalau 10 menit”.
“Ibu mau bercakap-cakap dimana, bagaimana kalau di ruangan ini”.

Pertemuan kedua dan seterusnya :


Salam terapeutik tidak disertai perkenalan lagi hanya salam saja yaitu “Selamat pagi
Ibu Ani”
Evaluasi dan atau validasi dapat bersifat umum atau fokus pada rencana tindak lanjut
klien pada pertemuan sebelumnya. Evaluasi umum adalah “Bagaimana perasaan ibu
Ani saat ini”. Evaluasi yang fokus adalah “Apakah ibu Ani telah mencoba cara
mengendalikan emosi yang telah dilatih”.
Kontak tetap berisi 3 aspek yaitu topik, waktu dan tempat. Untuk topik, fokus pada
tindakan dan tujuannya, yang terkait dengan kontrak yang akan datang pada
pertemuan sebelumnya. Contoh : “Ibu Ani ingat apa yang akan kita lakukan
sekarang”, “Ibu sesuai janji kita tadi pagi, sekarang kita akan latihan cara
mengendalikan emosi yang kedua”. Yang dapat diteruskan dengan tujuannya, waktu
dan tempat sama dengan pertemuan pertama.

Pertemuan terakhir
Pertemuan terakhir pada saat klien akan pulang maka isi salam terapeutik,
evaluasi/validasi dan kontrak yang akan datang adalah sebagai berikut :
Salam terapeutik sama dengan pertemuan kedua. Evaluasi/validasi fokus pada semua
tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan , kemampuan yang telah dimiliki klien
dan jadwal kegiatan di rumah sakit yang dapat dilanjutkan di rumah.
Contoh evaluasi/validasi : “Ibu akan pulang hari ini?”, “Bagaimana latihannya Bu?”,
“Bagaimana jadwal kegiatannya Bu”, kemudian dilanjutkan dengan kontrak yaitu

49
PANDUAN PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN JIWA

topik, waktu dan tempat. Untuk waktu dan tempat sama dengan pertemuan
sebelumnya. Sering pula pertemuan terakhir ini dilakukan bersama-sama keluarga.
c. Tahap Kerja
Tahap kerja ini berisi berbagai tindakan keperawatan yang telah direncanakan pada
tiap diagnosa keperawatan. Tindakan keperawatan dapat berupa observasi dan
monitoring ; terapi keperawatan termasuk individu dan kelompok disertai terapi
modalitas keperawatan ; pendidikan kesehatan pada klien dan keluarga ; tindakan
kolaborasi dengan berbagai tim kesehatan jiwa.
Prinsip pada tahapan ini adalah perawat menggunakan diri secara terapeutik yang
tampak dari teknik komunikasi terapeutik, sikap yang terapeutik dan pelaksanaan
langkah-langkah tindakan keperawatan sesuai rencana.
d. Tahap Terminasi
Tahap terminasi hampir sama dengan tahap perkenalan dan orientasi yaitu dibagi dua
menjadi terminasi sementara dan terminasi akhir. Terminasi sementara dilakukan
pada tiap akhir pertemuan sedangkan terminasi akhir pada saat klien pulang.
Isi dari terminasi adalah evaluasi (evaluasi objektif dan subjektif) ; rencana tindak
lanjut bagi klien (planning bagi klien) ; dan kontrak yang akan datang berupa topik,
waktu dan tempat (planning bagi perawat) yang terkait dengan rencana tindakan
keperawatan selanjutnya. Contoh terminasi sementara :
 Evaluasi subjektif : “bagaimana perasaan Ibu Ani setelah latihan cara mengontrol
emosi ?”
 Evaluasi objektif : “Jadi sudah berapa cara mengendalikan emosi yang Ibu Ani
pelajari”. “Coba sebutkan cara-cara melakukan tarik nafas dalam”. Evaluasi
objektif dapat pula hasil observasi terhadap klien pada saat melakukan tindakan
misalnya tentang afek, halusinasi dan sebagainya. Evaluasi objektif dapat pula
penyampaian evaluasi perawat pada klien : “Ibu Ani telah dapat melakukan tarik
nafas dalam dengan tepat”
 Rencana tindak lanjut : “Baik Ibu Ani, bagaimana kalau Ibu latih tarik nafas
dalamnya ?”, “Ibu mau berapa kali latihan sehari ?”. “Bagaimana kalau kita buat
jadwal kegiatan harian Ibu ?”. “Baik, Ibu coba latihan, nanti kalau ada kesulitan
kita bicarakan lagi”.
 Kontrak yang akan datang : Untuk topik : “Bagaimana kalau nanti kita latih cara
mengendalikan emosi yang ketiga”. Untuk waktu : “Ibu mau ketemu lagi jam

50
PANDUAN PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN JIWA

berapa ?”, “Bagaimana kalau jam 10 nanti”. Untuk tempat : “Ibu mau bercakap-
cakap di mana ?”, “Bagaimana kalau di sini lagi”.

Contoh terminasi akhir :


 Evaluasi subjektif : “bagaimana perasaan Ibu selama dirawat disini/setelah kita
bercakap-cakap ?”
 Evaluasi objektif : “Coba sebutkan apa saja yang telah ibu dapat/pelajari selama
dirawat disini”, “Ibu telah mampu mengendalikan emosi dengan cara 1 ……., 2
……., 3 …….
 Rencana tindak lanjut : “Bu, jadwal yang telah dibuat untuk dirumah coba
dijalankan. Jika ada hambatan, ibu bisa datang kemari atau telepon”
 Kontrak yang akan datang : “Jangan lupa 2 minggu lagi ibu kontrol kemari, dan
bawa jadwal kegiatan ibu. Nanti kita bicarakan lagi kegiatan yang dapat
ditambah”. “Jika ada hal-hal yang membingungkan, jangan tunggu 2 minggu,
segera saja kontrol”
Terminasi merupakan kegiatan operasional dari evaluasi yang berisi SOAP.

51
PANDUAN PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN JIWA

FORMAT LAPORAN PENDAHULUAN

1. Kasus ( masalah utama ) :

2. Proses terjadinya masalah :

3. a. Pohon masalah :

b. Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji :

4. Diagnosis Keperawatan :

5. Rencana tindakan keperawatan :

52
PANDUAN PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN JIWA

FORMAT STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN SETIAP HARI


A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien ………………………………………………………….............
…………………………………………………………………………………
2. Diagnosa keperawatan ………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………
3. Tujuan khusus …………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
4. Tindakan keperawatan ………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………

B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN


KEPERAWATAN
Orientasi :
1. Salam terapeutik ………………………………………………………………
2. Evaluasi/validasi ………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
3. Kontrak :
Topik ………………………………………………………………………….
Waktu …………………………………………………………………………
Tempat ………………………………………………………………………..

Kerja : ( langkah-langkah tindakan keperawatan )


1. …………………………………………………………………………………
2. …………………………………………………………………………………
3. …………………………………………………………………………………
4. …………………………………………………………………………………
5. …………………………………………………………………………………
dst.

Terminasi
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi subjektif ………………………………………………………………
………………………………………………………………………………….
Evaluasi objektif ……………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….

2. Tindak lanjut klien ( apa yang perlu dilatih klien sesuai dengan hasil tindakan yang telah
dilakukan )
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….

3. Kontrak yang akan datang :


Topik : ……………………………………………………………………
Waktu : ……………………………………………………………………
Tempat : ……………………………………………………………………

53

Anda mungkin juga menyukai