Gangren Diabetik
Gangren Diabetik
PENDAHULUAN
Gangren diabetik adalah nekrosis pada jaringan perifer yang disebabkan oleh
diabetes melitus. Gangren ini sering menjadi masalah yang lama dan sulit terselesaikan saat
seseorang yang mempunyai penyakit diabetes melitus sudah terdapat adanya nekrosis pada
jaringan tubuhnya. Pada gangren diabetik paling sering didapatkan pada tungkai.
Pengertian gangren sendiri adalah sebagai jaringan nekrosis atau jaringan mati
yang disebabkan oleh adanya emboli pembuluh darah besar arteri pada bagian tubuh sehingga
suplay darah terhenti. Dapat terjadi sebagai akibat proses inflamasi yang lama , perlukaan
(digigit serangga, kecelakaan kerja atau terbakar), proses degeneratif (arteriosklerosis) atau
gangguan metabolik diabetes mellitus. Tetapi pada saat ini akan lebih dijelaskan pada
vesikula atau bula yang hemoragik dan kuman yang biasa menginfeksi pada gangren diabetik
adalah streptococcus. Terdapat berbagai faktor resiko yang dapat mempengaruhi timbulnya
gangren diabetik adalah neuropati, iskemia, dan infeksi. Iskemia disebabkan karena adanya
darah besar di tungkai terutama pembuluh darah di daerah betis. Angka kejadian gangguan
pembuluh darah perifer lebih besar pada diabetes millitus dibandingkan dengan yang bukan
diabetes millitus. Resiko lebih banyak dijumpai pada diabetes mellitus sehingga
Kerusakan endotel ini merangsang agregasi platelet dan timbul trombosis, selanjutnya akan
terjadi penyempitan pembuluh darah dan timbul hipoksia. Ischemia atau gangren pada kaki
diabetik dapat terjadi akibat dari atherosklerosis yang disertai trombosis, pembentukan mikro
trombin akibat infeksi, kolesterol emboli yang berasal dari plak atheromatous dan obat-obat
vasopressor.
Gambaran klinik yang tampak adalah penderita mengeluh nyeri tungkai bawah
waktu istirahat, kesemutan, cepat lelah, pada perabaan terasa dingin, pulsasi pembuluh darah
kurang kuat dan didapatkan ulkus atau gangren. Adanya neurophaty perifer akan
hilangnya atau menurunnya sensasi nyeri pada kaki, sehingga penderita akan mengalami
trauma tanpa terasa, yang mengakibatkan terjadinya atropi pada otot kaki sehingga merubah
titik tumpu yang mengakibatkan pula terjadinya ulkus pada kaki. Ulkus yang terjadi pada
kaki diabetik umumnya diakibatkan karena trauma ringan, ulkus ini timbul didaerah-daerah
yang sering mendapat tekanan atau trauma pada telapak kaki, hal ini paling sering terjadi,
didaerah sendi metatarsofalangeal satu dan lima didaerah ibu jari kaki dan didaerah tumit.
Mula-mula inti penebalan hiper keratotik dikulit telapak kaki, kemudian penebalan tersebut
mengalami trauma disertai dengan infeksi sekunder. Ulkus terjadi makin lama makin dalam
mencapai daerah subkutis dan tampak sebagaii sinus atau kerucut bahkan sampai ketulang.
Infeksi sendiri jarang merupakan faktor tunggal untuk terjadinya gangren. Infeksi lebih sering
merupakan komplikasi yang menyertai gangren akibat ischemia dan neuropathy. Ulkus
berbentuk bullae, biasanya berdiameter lebih dari satu sentimeter dan terisi masa, sisa-sisa
jaringan tanduk, lemak pus dan krusta diatas dasar granulomatous. Ulkus berjalan progresif
secara kronik, tidak terasa nyeri tetapi kadang-kadang ada rasa sakit yang berasal dari
struktur jaringan yang lebih dalam atau lebih luar dari luka. Bila krusta dan produk-produk
ulkus dibersihkan maka tampak ulkus yang dalam seperti kerucut, ulkus ini dapat lebih
progresif bila tidak diobati dan dapat terjadi periostitis atau osteomyelitis oleh infeksi
Gejala Umum Penderita dengan gangren diabetik, sebelum terjadi luka keluhan
yang timbul adalah berupa kesemutan atau kram, rasa lemah dan baal pada tungkai dan nyeri
pada waktu istirahat. Akibat dari keluhan ini, maka apabila penderita mengalami trauma atau
luka kecil hal tersebut tidak dirasakan. Luka tersebut biasanya disebabkan karena penderita
tertusuk atau terinjak paku kemudian timbul gelembung-gelembung pada telapak kaki.
Kadang menjalar sampai punggung kaki dimana tidak menimbulkan rasa nyeri, sehingga
bahayanya mudah terjadi infeksi pada gelembung tersebut dan akan menjalar dengan cepat.
Apabila luka tersebut tidak sembuh-sembuh, bahkan bertambah luas baru penderita
menyadari dan mencari pengobatan. Biasanya gejala yang menyertai adalah kemerahan yang
makin meluas, rasa nyeri makin meningkat, panas badan dan adanya nanah yang makin
Pengobatan dari gangren diabetik sangat dipengaruhi oleh derajat dan dalamnya
ulkus, apabila dijumpai ulkus yang dalam harus dilakukan pemeriksaan yang seksama untuk
menentukan kondisi ulkus dan besar kecilnya debridement yang akan dilakukan. Dari
penatalaksanaan perawatan luka diabetik ada beberapa tujuan yang ingin dicapai, antara lain :
•Dukungan kondisi klien atau host (nutrisi, kontrol DM, kontrol faktor penyerta)
•Meningkatkan edukasi klien dan keluarga Perawatan luka diabetik Mencuci luka
berlebihan, sisa balutan yang digunakan dan sisa metabolik tubuh pada permukaan luka.
Cairan yang terbaik dan teraman untuk mencuci luka adalah yang non toksik pada proses
solution dan beberapa cairan debridement lainnya, sebaliknya hanya digunakan pada jaringan
nekrosis / slough dan tidak digunakan pada jaringan granulasi. Cairan antiseptik seperti
provine iodine sebaiknya hanya digunakan saat luka terinfeksi atau tubuh pada keadaan
Debridement dilakukan untuk menghindari terjadinya infeksi atau selulitis, karena jaringan
debridement, jumlah bakteri akan menurun dengan sendirinya yang diikuti dengan
kemampuan tubuh secara efektif melawan infeksi. Secara alami dalam keadaan lembab tubuh
akan membuang sendiri jaringan nekrosis atau slough yang menempel pada luka (peristiwa
autolysis). Autolysis adalah peristiwa pecahnya atau rusaknya jaringan nekrotik oleh leukosit
dan enzim lyzomatik. Debridement dengan sistem autolysis dengan menggunakan occlusive
dressing merupakan cara teraman dilakukan pada klien dengan luka diabetik. Terutama untuk
menghambat kuman gram positip dan gram negatip. Apabila tidak dijumpai perbaikan pada
luka tersebut, maka terapi antibiotika dapat diberikan perparenteral yang sesuai dengan
kepekaan kuman. Nutrisi Faktor nutrisi merupakan salah satu faktor penting yang berperan
dalam penyembuhan luka. Penderita dengan ganren diabetik biasanya diberikan diet B1
dengan nilai gizi : yaitu 60% kalori karbohidrat, 20% kalori lemak, 20% kalori protein..
Pemilihan jenis balutan Tujuan pemilihan jenis balutan adalah memilih jenis
balutan yang dapat mempertahankan suasana lingkungan luka dalam keadaan lembab,
mempercepat proses penyembuhan hingga 50%, absorbsi eksudat / cairan luka yanag keluar
infeksi / terhindar dari kontaminasi, nyaman digunakan dan menurunkan rasa sakit saat
mengganti balutan dan menurunkan jumlah biaya dan waktu perawatan (cost effektive). Jenis
Selain pengobatan dan perawatan diatas, perlu juga pemeriksaan Hb dan albumin
minimal satu minggu sekali, karena adanya anemia dan hipoalbumin akan sangat
berpengaruh dalam penyembuhan luka. Diusahakan agar Hb lebih 12 g/dl dan albumin darah
dipertahankan lebih 3,5 g/dl. Dan perlu juga dilakukan monitor glukosa darah secara ketat,
Karena bila didapatkan peningkatan glukosa darah yang sulit dikendalikan, ini merupakan
salah satu tanda memburuknya infeksi yang ada sehingga luka sukar sembuh.
dokter, perawat dan penderita sehingga tindakan pencegahan, deteksi dini beserta terapi yang
rasional bisa dilaksanakan dengan harapan biaya yang besar, morbiditas penderita gangren
dapat ditekan serendah-rendahnya. Upaya untuk pencegahan dapat dilakukan dengan cara
Dalam memberikan penyuluhan pada penderita ada beberapa petunjuk perawatan kaki
diabetik :
Gunakan sepatu yang pas dan kaos kaki yang bersih setiap saat berjalan dan jangan
Cucilah kaki setiap hari dan keringkan dengan baik serta memberikan perhatian
kuku kaki
Suhu air yang digunakan untuk mecuci kaki antara 29,5 – 30 derajat celsius dan
yang harus dilakukan, yaitu : - Hindari kebiasaan merokok - Hindari bertumpang kaki
duduk - Lindungi kaki dari kedinginan - Hindari merendam kaki dalam air dingin
Gunakan kaos kaki atau stoking yang tidak menyebabkan tekanan pada tungkai atau
daerah tertentu
Periksalah kaki setiap hari dan laporkan bila terdapat luka, bullae kemerahan atau
PEMBAHASAN
A. Definisi
dengan tanda-tanda hiperglikemia dan glukosuria, disertai dengan atau tidak adanya
gejala klinik akut ataupun kronik, sebagai akibat dari kuranganya insulin efektif di dalam
tubuh, gangguan primer terletak pada metabolisme karbohidrat yang biasanya disertai
Gangren adalah proses atau keadaan yang ditandai dengan adanya jaringan mati
atau nekrosis, namun secara mikrobiologis adalah proses nekrosis yang disebabkan
oleh infeksi.
B. Klasifikasi
1. Diabetes Mellitus :
a. DM Tipe I (IDDM)
(inherited).
b. DM Tipe II (NIDDM)
Seseorang mempunyai risiko yang besar untuk menderita NIDDM jika orang
DM jenis ini cenderung terjadi pada wanita hamil dan dalam keluarganya
d. DM Sekunder
Wagner ( 1983 ) membagi gangren kaki diabetik menjadi enam tingkatan , yaitu :
Derajat 0 : Tidak ada lesi terbuka, kulit masih utuh dengan kemungkinan
Derajat IV : Gangren jari kaki atau bagian distal kaki dengan atau tanpa
selulitis.
Sedangkan Brand (1986) dan Ward (1987) membagi gangren kaki menjadi dua
golongan :
betis.
Gambaran klinis KDI :
Terjadi kerusakan saraf somatik dan otonomik, tidak ada gangguan dari
sirkulasi. Klinis di jumpai kaki yang kering, hangat, kesemutan, mati rasa,
C. Etiologi
1. Diabetes Melitus
peranan penting pada mayoritas DM. Faktor lain yang dianggap sebagai
1. Kelainan sel beta pankreas, berkisar dari hilangnya sel beta sampai
2. Faktor-faktor lingkungan yang mengubah fungsi sel beta, antara lain agen
yang dapat menimbulkan infeksi, diet dimana pemasukan karbohidrat dan gula
kerusakan sel - sel penyekresi insulin, kemudian peningkatan kepekaan sel beta
oleh virus.
4. Kelainan insulin. Pada pasien obesitas, terjadi gangguan kepekaan jaringan
terhadap insulin akibat kurangnya reseptor insulin yang terdapat pada membran
Faktor-faktor yang berpengaruh atas terjadinya gangren kaki diabetik dibagi menjadi
Faktor endogen :
a. Genetik, metabolik
b. Angiopati diabetik
c. Neuropati diabetik
Faktor eksogen :
a. Trauma
b. Infeksi
c. Obat
D. Patofisiologis
1. Diabetes Melitus
sesudah makan. Pada hiperglikemia yng parah yang melebihi ambang ginjal
normal (konsentrasi glukosa darah sebesar 160 – 180 mg/100 ml), akan timbul
poliuri disertai kehilangan sodium, klorida, potasium, dan pospat. Adanya poliuri
bersama urine maka pasien akan mengalami keseimbangan protein negatif dan
berat badan menurun serta cenderung terjadi polifagi. Akibat yang lain adalah
astenia atau kekurangan energi sehingga pasien menjadi cepat lelah dan
membran basalis dan perubahan pada saraf perifer. Ini akan memudahkan
terjadinya gangren.
1. Teori Sorbitol
dan jaringan tertentu dan dapat mentransport glukosa tanpa insulin. Glukosa
yang berlebihan ini tidak akan termetabolisasi habis secara normal melalui
2. Teori Glikosilasi
disebutkan dalam etiologi. Faktor utama yang berperan timbulnya gangren adalah
hilang atau menurunnya sensasi nyeri pada kaki, sehingga akan mengalami
sehingga merubah titik tumpu yang menyebabkan ulsetrasi pada kaki pasien.
sumbatan darah terjadi pada pembuluh darah yang lebih besar maka
ujung kaki terasa dingin, nyeri kaki di malam hari, denyut arteri hilang, kaki
merupakan komplikasi yang menyertai gangren diabetik akibat berkurangnya aliran darah
atau neuropati, sehingga faktor angiopati dan infeksi berpengaruh terhdap
E. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Diagnostik
· Ureum/kreatinin meningkat/normal
· Urine : gula + aseton positip
2. Ktiteria Pengendalian DM
Dengan PJK
<130
<100
130-159
100-129
>160
>130
Dengan PJK
<200
<150
200-149
150-199
>250
>200
BMI: Wanita
Pria
18,5-22,9
20-24,9
23-25
25-27
>25/<18,
>27/<20
140-160/
90-95
>160/95
F. Komplikasi
2. Neurophaty
3. Retinophaty
4. Nephrophaty
1. Osteomyelitis
2. Sepsis
3. kematian
G. Penatalaksanaan
1. Diet
Penatalaksanaan nutrisi pada penderita DM diarahkan untuk mencapai tujuan
berikut:
kadar glukosa darah mendekati normal melalui cara-cara yang aman dan praktis
2. Oalahraga
- 5 – 10’ pemanasan
- 15 – 20’ pendinginan
camilan dahulu
kondisinya
- Pada klien dengan gangrene kaki diabetic, tidak dianjurkan untuk melakukan
- Kering
- Basah
o Debridement
o Kompres dengan air hangat, jangan dengan air panas atau dingin
o Beri antibiotic yang sesuai kultur atau dengan antibiotic spectrum luas
- Pembedahan
o Amputasi segera
4. Obat
- DM gestasional
- DM tipe I
H. Pengkajian
Fokus Pengkajian
Data bergantung pada berat dan lamanya ketidakseimbangan metabolik dan pengaruh
1. Aktifitas/Istirahat
· Disorentasi, koma.
2. Sirkulasi
3. Integritas ego
4. Eliminasi
· Poliuria, nokturia
· Rasa nyeri/terbakar, kesulitan berkemih (infeksi)
5. Makanan/cairan
· BB menurun, haus.
· Distensi abdomen.
6. Neurosensori
· Gangguan penglihatan.
7. Nyeri/kenyamanan
· Abdomen tegang/nyeri
8. Pernapasan
9. Keamanan
· Demam, diaforesis
I. Diagnosa keperawatan
ekstrimitas.
anggota tubuh.
10. Ganguan pola tidur berhubungan dengan rasa nyeri pada luka di kaki.
J. Intervensi
dan sebagainya
oedema.
stress.
ulkus/gangren
proses penyembuhan
selanjutnya
2. Rawat luka dengan baik dan benar :
/menit).
timbulnya nyeri
melakukan tindakan
nyeri
4. Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi Teknik distraksi dan relaksasi dapat
pasien
pemberian analgesik
4. Keterbatasan mobilitas fisik berhubungan dengan rasa nyeri pada luka di kaki.
dengan kemampuan.