Di Indonesia, cuci tangan pakai sabun (CTPS) bukan merupakan hal yang baru. Pemerintah Indonesia
melalui Kementerian Kesehatan pada tahun 2008 – kemudian direvisi tahun 2014, telah
meluncurkan program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) yang salah satu pilar di dalamnya
mempromosikan aktivitas mencuci tangan pakai sabun (pilar 2 STBM). Adanya kebijakan STBM di
Indonesia terbukti mampu merubah perilaku sanitasi dan hygiene masyarakat Indonesia.
Munculnya pandemik Covid-19 telah menimbulkan kembali kesadaran baru akan pentingnya mencuci
tangan pakai sabun. Hal ini dikarenakan mencuci tangan sesering mungkin dan dengan cara yang
tepat adalah salah satu langkah paling penting untuk mencegah infeksi Covid-19. CTPS jauh lebih
efektif membunuh kuman, bakteri, dan virus dibandingkan dengan mencuci tangan dengan air saja.
Selain di masyarakat, perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun juga perlu ditanamkan sejak dini, terutama
pada anak-anak usia sekolah. Oleh karena itu, Direktorat Kesehatan Lingkungan Kementerian
Kesehatan, Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Kesehatan,
Direktorat Kurikulum Sarana Kelembagaan dan Kesiswaan Madrasah Kementerian Agama, dan
Direktorat Sekolah Dasar Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan bekerja sama dengan Yayasan
Plan International Indonesia (YPII) dengan dukungan dari DFAT Australia menyusun Panduan
Pemicuan Pilar II STBM, Cuci Tangan Pakai Sabun. Panduan ini harapannya dapat memperkaya
panduan-panduan yang sudah ada.
Semoga adanya panduan pemicuan CTPS di masyarakat ini dapat menjadikan CTPS sebagai perilaku
yang menjadi kebiasaan sehari hari, baik karena adanya pandemik Covid-19 maupun tidak. Selamat
melakukan CTPS, semoga kehidupan kita menjadi Lebih Bersih dan Lebih Sehat.
1
BUKU PANDUAN PEMICUAN CUCI TANGAN PAKAI SABUN
DI SEKOLAH DAN MADRASAH Kata Pengantar
Diterbitkan oleh Yayasan Plan International Indonesia
© Maret 2021
Wabah pandemik COVID-19 semakin menunjukkan pentingnya penerapan perilaku hidup
bersih dan sehat di masyarakat. Salah satu upaya yang paling mudah diterapkan adalah
cuci tangan pakai sabun, terutama di saat-saat penting seperti sebelum dan sesudah makan,
Pengarah: sesudah dari toilet, setelah memakaikan popok bayi, setelah berkebun.
Direktur Kesehatan Lingkungan, Kementerian Kesehatan
Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Kesehatan Dalam upaya menekan angka penyebaran pandemik COVID-19, Plan Indonesia gencar dalam
Direktur Kurikulum Sarana Kelembagaan dan Kesiswaan Madrasah, Kementerian Agama memberikan Alat Pelindung Diri (APD) serta mensosialisasikan protokol kesehatan. Jargon
Direktur Pendidikan Dasar, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 3M tidak hanya dikomunikasikan ke masyarakat, namun juga diinternalisasi dalam seluruh
kegiatan Plan Indonesia di lapangan.
Penanggung jawab: Silvia Anastasia Landa
Penyusun: Nur Apriatman, Alfian Helmi, Lina Agestika
Mengubah perilaku masyarakat tidak hanya menjadi tanggung jawab masyarakat selaku
subyek perubahan. Agar perilaku ini terus diterapkan di masyarakat--bahkan setelah pandemik,
Kontributor: diperlukan penerapan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) yang berkelanjutan.
Pemerintah pusat dan daerah serta organisasi masyarakat sipil perlu menciptakan lingkungan
> Yayasan Plan International Indonesia: yang kondusif, menciptakan kebutuhan, dan menyediakan sarana dan prasarana.
Silvia Devina, Novika Noerdiyanti, Hanna Vanya, Jatmoko, Juliani Talan
Plan Indonesia telah berhasil menjalankan aplikasi STBM, di Nusa Tenggara Timur dan
> Direktorat Kesehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan: Nusa Tenggara Barat. Beberapa upaya yang telah kami lakukan, di antaranya adalah studi
Cucu Cakrawati Kosim, Nugroho, Dewi Marlina, Ze Eza Yulia Pearlovie, Carolina Rusdi Akib,
literatur, melakukan asesmen persepsi masyarakat terkait perilaku cuci tangan pakai sabun,
Astri Syativa, Suzanna, Ely Setyawati
dan penyusunan panduan pemicuan perilaku tersebut. Lebih dari itu, kami ingin agar perilaku
> Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Kesehatan:
cuci tangan pakai sabun melekat pada seluruh elemen masyarakat, termasuk di rumah dan
Pimanih, Andi Sari Bunga Untung, Sinansari sekolah. Jika kesadaran untuk menjadi bersih dan sehat berangkat dari subyek perubahan,
maka kita tidak lagi perlu khawatir untuk keberlanjutannya.
> Direktorat Kurikulum Sarana Kelembagaan dan Kesiswaan Madrasah, Kementerian Agama:
Zulkifli Bersama Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Kesehatan,
Direktorat Kurikulum Sarana Kelembagaan dan Kesiswaan Madrasah, Kementerian Agama, dan
> Direktorat Sekolah Dasar, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan: Direktorat Sekolah Dasar, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Plan Indonesia menerbitkan
Heli Tafiati, Agus Mardianto, Retno Wijiningsih, Nur Fitriana dua buku Panduan Pemicuan Cuci Tangan Pakai Sabun, yaitu untuk masyarakat dan untuk
sekolah. Panduan tersebut ditujukan untuk memudahkan masyarakat hingga di tingkat desa serta
> Jejaring AMPL:
seluruh elemen di sekolah untuk menerapkan pilar ke-2 STBM yaitu Cuci Tangan Pakai Sabun.
Agustini Raintung, Muhammad Zainal
Tim Asesmen dan Uji Coba Pemicuan Kabupaten Sumbawa: Perubahan tak seharusnya hanya diimpikan, namun diwujudkan. Mari ciptakan lingkungan
Ratnawati, Saridewi, Masnun, Syamsul, Rachmawaty, Nurlaili, Iswani, Hj. Rukaiyah, Dinda yang mendorong untuk perubahan perilaku yang berkelanjutan di masyarakat!
Dini Widiastuti
Panduan Pemicuan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) ini bertujuan agar anak-anak memahami bahwa perilaku mencuci
tangan yang benar sangat penting untuk mencegah penularan COVID-19 dan penyakit berbasis lingkungan lainnya
seperti diare. Panduan ini diharapkan dapat dipergunakan baik pada masa pandemik maupun normal. Ilustrasi dibuat
dalam keadaan normal, tetapi pemanfaatannya untuk proses pemicuan CTPS di lapangan, harus memperhatikan
protokol kesehatan pandemik COVID-19 https://bit.ly/ProtokolPemicuanCOVID-19
3M
sesuai dengan kemampuan dan kewenangannya. yang sebaiknya dilakukan oleh anak-anak di
kemudian dikenal dengan Termasuk melaksanakan kegiatan yang bersumber kelasnya masing-masing.
dari pengalaman praktik terbaik dari narasumber.
Bagian 4, Pemicuan CTPS di Sekolah/Madrasah,
Letih Lesu
2 METER
3.
higienis melalui pemberdayaan masyarakat • Ada tenaga fasilitator, pelatih dan program
dengan cara pemicuan. Tujuan yang ingin peningkatan kapasitas yang melibatkan
dicapai oleh STBM adalah mewujudkan perilaku kelompok perempuan dan kelompok
masyarakat yang higienis dan saniter secara penyandang disabilitas
STBM
dengan menjamin partisipasi yang setara dan komunikasi lainnya yang mampu diakses
bermakna dari perempuan, kelompok disabilitas dan dengan baik oleh semua kelompok
kelompok marginal lainnya. Oleh karena itu, haruslah masyarakat
dijalankan dengan prinsip-prinsip sebagai berikut: • Mengembangkan komitmen masyarakat
1. Tanpa subsidi, mengutamakan menjadi rencana aksi yang mendukung
swadaya masyarakat, terciptanya perilaku CTPS yang
PILAR 1 PILAR 2 2. Masyarakat sebagai pemimpin, berkesinambungan
Gunakan Toilet Cuci Tangan Pakai Sabun 3. Totalitas, seluruh komponen masyarakat • Memfasilitasi terbentuknya kelompok
ketika Buang Air Besar dengan air mengalir terlibat dalam kegiatan STBM, masyarakat yang akan bertindak sebagai
dan Buang Air Kecil 4. Menjamin akses sanitasi bagi semua, penggerak untuk mengawal terjadinya
termasuk penyandang disabilitas, perilaku CTPS yang berkesinambungan
perempuan hamil, anak, lansia dan • Mengembangkan mekanisme penghargaan
masyarakat miskin, bagi komunitas atau wilayah yang berhasil
5. Mendorong keterlibatan masyarakat marjinal mengawal terjadinya perilaku CTPS yang
dalam kegiatan STBM, berkesinambungan
6. Tanggap kebutuhan laki laki dan perempuan
serta memberikan kesempatan yang sama, (3) Peningkatan penyediaan sarana
7. Mendukung lingkungan yang bersih & sehat, dan prasarana:
8. Mendukung keberlanjutan • Mengembangkan opsi teknologi sarana
perubahan perilaku. CTPS yang dapat diakses oleh semua orang
• Menciptakan dan memperkuat jejaring pasar
STBM sebagai sebuah pendekatan untuk sarana CTPS
mengubah perilaku higienis dan saniter melalui • Mengembangkan mekanisme peningkatan
pemberdayaan masyarakat dengan cara kapasitas pelaku pasar sarana CTPS
pemicuan, telah terbukti hasil untuk situasi • Mengembangkan mekanisme pembiayaan
normal di beberapa daerah di Indonesia. penyediaan sarana CTPS sesuai dengan
Menjadi tantangan, bagaimana CTPS sebagai kemampuan sumber dayanya masing-masing
pilar 2 STBM ini dilaksanakan untuk mendorong
pelaksanaan Tiga Pilar Kebijakan Protokol Dalam rangka menjawab tantangan tersebut,
Pencegahan COVID-19. atas inisiasi YPII bekerja sama dengan
PILAR 4 PILAR 3 PILAR 5 Direktorat Kesehatan Lingkungan Direktorat
Buang sampah Minum air Bersihkan saluran air Sebagaimana dijelaskan dalam pengantar, agar Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan
pada tempatnya yang sudah dimasak secara rutin terjadi kebiasaan CTPS yang sesuai dengan tata Masyarakat Kementrian Kesehatan, Direktorat
dan makan makanan yang cara CTPS dan konsisten, diperlukan internalisasi Sekolah Dasar Kementrian Pendidikan dan
bersih dan matang komponen STBM, sebagaimana uraian berikut ini: Kebudayaan, dan bersama Jejaring AMPL
yang selama ini melaksanakan STBM, sepakat
(1) Peningkatan lingkungan yang kondusif: untuk menyusun Panduan Pemicuan CTPS
• Adanya komitmen Pemerintah Daerah untuk pada situasi pandemik COVID-19. Panduan ini
menyediakan sumber daya dan pendanaan disusun dalam rangka mempermudah proses
Panduan ini diharapkan dapat dipergunakan baik pada masa pandemik maupun normal. Ilustrasi dibuat dalam
alternatif perubahan perilaku pada anak-anak usia SD
keadaan normal, tetapi pemanfaatannya untuk proses pemicuan CTPS di lapangan, harus memperhatikan protokol
kesehatan pandemik COVID-19 https://bit.ly/ProtokolPemicuanCOVID-19
• Tersedianya Kebijakan Daerah, misalnya dan SMP serta Madrasah.
Roadmap, SK Bupati/Walikota, Perda/
Perwali, Perdes dan lain-lain.
PEMICUAN CUCI TANGAN PAKAI SABUN
12 BUKU PANDUAN 13
DI SEKOLAH dan MADRASAH
Sesuai dengan buku Tanya
Jawab Seputar Virus Corona
(COVID-19) yang diterbitkan
oleh Kementerian Kesehatan
pada bulan September tahun
2020, agar semua pihak sama
pemahamannya, maka cara
CTPS yang benar adalah:
Catatan:
Untuk menunjang kelestarian lingkungan,
Waktu CTPS: minimal 20 detik disarankan untuk tidak mengeringkan tangan
menggunakan tisu, tetapi menggunakan sapu
tangan pribadi atau diangin-anginkan.
PILAR 2 STBM: Cuci Tangan Pakai Sabun Dalam masa pandemik COVID-19,
waktu kritis cuci tangan pakai sabun di
Sesuai dengan panduan lengkap pilihan sarana CTPS dari Kementerian
sekolah/madrasah adalah
Pendidikan dan Kebudayaan yang terbit bulan Mei tahun 2020, maka cara mencuci
sebagai berikut:
tangan pakai sabun yang benar adalah sebagai berikut:
1) Sebelum masuk sekolah (di pintu
1) Sebelum dan setelah makan
masuk) dan masuk kelas, serta
2) Setelah menggunakan toilet/Buang Air Besar/Buang Air Kecil
setelah pulang sekolah
3) Setelah bermain/memegang binatang
4) Setelah piket dan membersihkan lingkungan sekolah 2) Setelah bersin dan batuk
5) Sebelum masuk rumah 3) Setelah memegang permukaan/
benda yang dipegang bersama
(meja, gagang pintu) -
Sumber: sebelum menyentuh mata,
https://bit.ly/PanduanSaranaCTPS hidung, atau mulut Anda
Setelah bermain/ memegang binatang Setelah piket dan membersihkan Sebelum masuk rumah Setelah bersin dan batuk Setelah memegang permukaan/ benda yang digunakan
lingkungan sekolah bersama (gagang pintu, meja, dan lain sebagainya)
Sarana CTPS di sekitar kelas dan ruang guru Sarana CTPS di pintu masuk sekolah Sarana CTPS di dekat tempat bermainv Sarana CTPS di dekat tempat ibadah
Sumber: https://bit.ly/PanduanSaranaCTPS
Pemicuan adalah cara untuk mendorong perubahan perilaku higiene dan sanitasi individu atau
masyarakat atas kesadaran sendiri dengan menyentuh perasaan, pola pikir, perilaku, dan
kebiasaan individu atau masyarakat serta anak-anak. Pemicuan bertujuan agar anak-anak mau
mengubah perilaku higienitas dan sanitasinya menjadi lebih baik melaui komitmen Aksi Bersama:
menggunakan, merawat dan mengelola seluruh sarana air dan sanitasi secara berkelanjutan –
dalam hal ini termasuk sarana CTPS di sekolah/madrasahnya masing-masing.
Untuk melaksanakan pemicuan dalam situasi pandemik COVID-19, maka harus mengikuti Protokol
Pemicuan dan Verifikasi 5 Pilar STBM Pada Situasi Pencegahan dan Pengendalian Covid-19:
https://bit.ly/ProtokolPemicuanCOVID-19
Panduan ini diharapkan dapat dipergunakan baik pada masa pandemik maupun normal. Ilustrasi dibuat dalam
keadaan normal, tetapi pemanfaatannya untuk proses pemicuan CTPS di lapangan, harus memperhatikan protokol
kesehatan pandemik COVID-19 https://bit.ly/ProtokolPemicuanCOVID-19
Pemicuan CTPS di sekolah/madrasah agar menghasilkan perubahan Langkah selanjutnya adalah melakukan advokasi dalam rangka
perilaku yang berkelanjutan di murid sekolah/madrasah, harus menciptakan suasana yang kondusif untuk melaksanakan Rencana
melibatkan semua pemangku kepentingan di daerah tersebut, sehingga Tindak Lanjut hasil Lokakarya STBM/Sanitasi Sekolah/Madrasah,
menjadi sebuah gerakan bersama kegiatan CTPS. Langkah pertama sehingga semua tokoh kunci dari setiap pemangku kepentingan
yang harus dilakukan adalah pemetaan pemangku kepentingan, bergerak sesuai dengan sumber daya yang tersedia.
sehingga diperoleh siapa saja yang dapat terlibat untuk kegiatan CTPS
di sekolah/madrasah beserta dengan unit atau tokoh kunci di masing- Untuk itu, dapat dilakukan kegiatan advokasi terkait CTPS, yang
masing pemangku kepentingan dapat diatur sebagai berikut:
Waktu Sesuai dengan kebutuhan di masing-masing tingkatan 1. Format Rencana Tindak Lanjut Lokakarya STBM/Sanitasi Sekolah/Madrasah
Alat 2. Daftar kegiatan dan sumber daya setiap pemangku kepentingan
1. Laptop dan LCD 3. Format Rencana aksi bulanan sesuai kesepakatan bersama setiap pertemuan berkala
Alat
2. Kertas flipchart dan spidol
Melakukan pertemuan persiapan advokasi dan berkoordinasi dengan semua pihak
1. Dilakukan pertemuan secara bertahap, sehingga terpetakan yang membahas:
pemangku kepentingan: 1. Skala prioritas kecamatan/desa/kelurahan/sekolah/madrasah yang perlu
a) Kelompok Kerja yang mungkin akan ada kaitannya dengan CTPS di tingkat mendapatkan dukungan segera sesuai dengan sumber daya yang tersedia
kabupaten/kota: 2. Kesediaan pimpinan pemerintah desa/kelurahan/ sekolah/madrasah dan atau
• Satgas Penanganan COVID-19: BNPB tokoh lainnya dalam mengawal pentingnya peningkatan kegiatan CTPS di daerah
• Pokja AMPL/Sanitasi/PPAS: Bappeda, Dinas Kesehatan, Dinas PU, Dinas prioritas, yang dilengkapi dengan data sebaran lokasinya
PMD, Dinas Kebersihan 3. Tanggal kunjungan advokasi lapangan di daerah prioritas dan
• Pokja UKS/M: Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, Kantor Kementrian 4. Agenda dan durasi kegiatan yang akan dilakukan, keluaran yang diharapkan,
Agama bekerjasama dengan pemerintah setempat untuk ditindak lanjuti.
• LSM atau program terkait CTPS 5. Peran dan tanggung jawab pemerintah setempat/sekolah/madrasah /komite
• Organisasi Penyandang Disabilitas sekolah/madrasah untuk kegiatan tindak lanjutnya.
Proses Proses
b) Tim STBM Kecamatan 6. Melakukan wawancara mendalam dengan pengelola sekolah/madrasah dan atau
• Aparatur Kecamatan tokoh untuk menggali karakteristik lokasi calon daerah prioritas.
• Promkes dan Kesling Puskesmas 7. Rencana pemantauan untuk melihat hasil pelaksanaan rencana tindak
c) Tim STBM Desa/Kelurahan daerah prioritas.
• Kepala Desa/Lurah 8. Menyepakati dukungan sumber daya untuk lokasi yang menjadi prioritas.
• Kepala Sekolah/Madrasah 9. Menyerahkan dukungan sumberdaya untuk lokasi yang menjadi prioritas sesuai
• Komite Sekolah/Madrasah dengan kesepakatan jadual kegiatan
10. Melakukan pemantauan pelaksanaan kegiatan lokasi prioritas sesuai dengan
2. Hasil akhir dari pertemuan bertahap tadi, diharapkan akan teridentifikasi
kesepakatan jadual kegiatan.
kelembagaan yang dapat dimanfaatkan untuk mengarus-utamakan CTPS di
11. Menyusun laporan hasil pemantauan dan temuan pembelajaran yang diperoleh,
sekolah/madrasah
untuk menyemangati daerah lainnya.
Catatan: Untuk memperkuat hasil advokasi, dapat dilakukan pertemuan koordinasi dengan pihak-pihak
terkait dilakukan untuk mencapai kesepakatan siapa akan melakukan apa sesuai dengan kemampuan
sumber dayanya, sehingga semua tergerak untuk mendukung perubahan perilaku menuju perilaku
CTPS yang berkelanjutan
Z Pertemuan persiapan pemicuan Jika diperlukan, tersedia menu peningkatan kapasitas, baik dalam rangka pelaksanaan STBM/Sanitasi
Sekolah untuk pemangku kepentingan, maupun peningkatan keterampilan untuk pelaksanaan STBM-
Sesuai dengan rencana tindak sebagai hasil dari Pelatihan STBM- MKM di sekolah/madrasah, dapat dipergunakan menu di bawah ini:
MKM di sekolah/madrasah, sebelum dilakukan pemicuan, dilakukan
persiapan pemicuan CTPS di sekolah/madrasah, agar hasil yang Untuk itu, dapat dilakukan kegiatan advokasi terkait CTPS, yang
diperoleh berupa perilaku CTPS menjadi kebiasaan murid di sekolah/ dapat diatur sebagai berikut:
madrasahnya masing-masing.
• Lokakarya STBM/Sanitasi Sekolah/Madrasah
Untuk itu, dapat dilakukan kegiatan persiapan pemicuan CTPS
di sekolah/madrasah, yang dapat diatur sebagai berikut: Langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah meningkatkan
kapasitas bagi semua pemangku kepentingan hasil pemetaan diatas,
sehingga pemangku kepentingan berkomitmen untuk melaksanakan
program sanitasi sekolah/madrasah – termasuk dalam hal ini CTPS.
... ...
Identifikasi masalah adalah tahapan pemicuan untuk mengajak anak- Identifikasi pemecahan masalah adalah tahapan pemicuan untuk
anak melakukan identifikasi masalah masalah yang berhubungan mengajak masyarakat melakukan identifikan upaya upaya yang dapat
dengan perilaku CTPS di sekolahnya. Kegiatannya adalah: dilakukan untuk memecahkan masalah, agar perilaku CTPS menjadi
perilaku yang berkelanjutan, baik di lingkungannya. Kegiatannya adalah:
(1) Transek atau Penelusuran Lingkungan
(1) Alur Penularan Virus COVID-19
Transek atau Penelusuran Lingkungan digunakan untuk mengajak
anak sekolah/madrasah melihat dan mengetahui keberfungsian Alur penularan adalah kegiatan diskusi kelompok untuk melakukan
sarana CTPS dan sarana sanitasi lainnya di suatu sekolah/madrasah, analisis penularan COVID-19, sebagai upaya memicu anak-anak
serta memicu agar selalu melakukan CTPS sesuai dengan tata cara agar selalu CTPS, karena akan memutus rantai penularan virus
dan waktu yang tepat. COVID-19, sehingga membuat tangan kita bersih dan sehat .
Untuk itu, dapat diikuti panduan proses fasilitasi untuk topik transek, Untuk itu, dapat diikuti panduan proses fasilitasi untuk topik alur
sebagaimana panduan proses berikut ini: penularan COVID-19, sebagaimana panduan proses berikut ini:
... ...
Mengenal si Penjahat Hitam adalah sebuah demo sebagai upaya Rencana aksi komitmen perubahan adalah puncak kegiatan pemicuan
untuk memicu anak-anak untuk selalu CTPS, karena mencuci CTPS, sebuah upaya bersama anak-anak yang telah terpicu untuk
tangan dengan memakai sabun akan menghilangkan semua kotoran, segera memulai perubahan perilaku tersebut, yang dituangkan
sehingga membuat tangan kita bersih dan sehat kedalam sebuah rencana aksi yang sesuai dengan kemampuannya.
Untuk itu, dapat diikuti panduan proses fasilitasi untuk topik Mengenal Untuk itu, dapat diikuti panduan proses fasilitasi untuk topik Rencana
si Penjahat Hitam, sebagaimana panduan proses berikut ini: Aksi Komitmen Perubahan, sebagaimana panduan proses berikut ini:
1. Minyak goreng 1. Ingatkan kembali anak-anak tentang kondisi perilaku CTPS yang tidak sehat
2. Kopi bubuk serta dampaknya.
Alat 3. Perlengkapan CTPS secukupnya 2. Tanyakan apakah anak-anak suka dengan kondisi tersebut
4. Lap atau tissu 3. Tanyakan apa yang akan dilakukan agar kondisi tersebut tidak menimpa pada
5. Baskom atau ember untuk menampung limbah CTPS anak-anak di kelasnya?
4. Mulai kapan akan dilakukan
1. Minta perwakilan anak-anak sebagai relawan di kelas tersebut untuk mengotori 5. Siapa yang bersedia sebagai agen perubahan, yang akan mendorong anak-anak
tangannya dengan minyak goreng serta ditaburi oleh bubuk kopi. berkomitmen untuk melakukan perubahan? Bertindak sebagai pendidik sebaya?
Proses 6. Berikan kertas flipchart dan spidol kepada yang sudah terpicu untuk berubah
2. Beritahukan pada anak bahwa bubuk kopi yang warnanya gelap itu perilakunya diajak untuk menyusun Rencana Aksi dengan menulis:
diumpamakan sebagai “kuman” penyebar penyakit yang bersembunyi di tangan • Apa yang akan dilakukan di masing-masing kelas?
3. Minta relawan anak untuk mencuci tangannya hanya dengan air dan lihat • Kapan akan dilakukan?
seberapa banyak minyak goreng dan kopi yang tersisa di tangan • Siapa yang bertanggung jawab melakukan kegiatan tersebut?
4. Kemudian ulangi dengan cara yang sama, dan minta relawan anak tersebut Catatan:
untuk mencuci tangan pakai sabun Dapat dipergunakan untuk murid SD/SMP/MI
5. Tanyakan kepada anak-anak, apa hasil yang diperoleh dari perbedaan diantara
Proses kedua cara mencuci tangan tadi?
Contoh tabel pelaksanaan waktu penting CTPS
6. Simpulkan bahwa:
a. Banyaknya benda yang disentuh atau dipegang oleh tangan dalam kegiatan No Kegiatan Hari Penanggung jawab Keterangan
sehari hari. Meskipun terlihat bersih, tidak berarti tidak ada kumannya, karena
itu harus menjaga kebersihannya dengan mencuci tangan pakai sabun Mengisi ember atau galon Senin Kelompok Banteng
1
b. Sabun dapat menghilangkan kotoran apapun dari tangan penampung air CTPS
7. Fasilitator menutup pembicaraan dengan menjelaskan cara melaksanakan CTPS 2. Membuat sabun cair Selasa Kelompok Mawar
dengan benar. 3. Membersihkan tuas kran air CTPS Kamis Kelompok Anyelir
Catatan:
4. Membersihkan saluran limbah CTPS Jum’at Kelompok Harimau
Topik ini dapat dilakukan untuk SD/SMP/MI
5. Membersihkan halaman tempat CTPS Sabtu Kelompok Anggrek
Untuk itu, dapat diikuti panduan proses fasilitasi untuk topik 5.3.1 Pertemuan membahas pelaksanaan rencana aksi dan kegiatan lanjutan
Penutupan, sebagaimana panduan proses berikut ini:
Fasilitasi pemicuan untuk CTPS ini, memiliki keterbatasan waktu,
sementara agar CTPS menjadi kebiasaan sehari-hari, memerlukan
proses yang panjang. Pendampingan pasca pemicuan CTPS
menjadi sebuah kebutuhan. Agar tujuan tersebut tadi dapat dicapai,
diperlukan rangkaian kegiatan pendampingan bagi anak-anak yang
terjadwal, pembagian tugas, dimana, bagaimana caranya, serta
sumber daya yang dibutuhkan, memanfaatkan kegiatan UKS/M –
Topik Penutupan dengan mengaktifkan kegiatan UKS/M, termasuk mengaktifkan
kepengurusannya, maupun memanfaatkan mata pelajaran
Memberikan apresiasi terhadap komitmen perubahan pendidikan jasmani dan kesehatan.
Tujuan yang akan dilakukan, dan membuat janji pertemuan
lanjutan kapan akan dilakukan Untuk itu, dapat diikuti panduan proses fasilitasi pertemuan membahas
Metode Diskusi pleno pelaksanaan rencana aksi dan kegiatan lanjutan, sebagaimana
panduan proses berikut ini:
Waktu 5 menit
1. Kontrak Sosial Aksi Bersama untuk Pilar 2 STBM: CTPS di kelasnya Topik Pertemuan membahas pelaksanaan rencana aksi dan kegiatan lanjutan
Alat yang sudah disepakati
2. Spidol Anak-anak di kelasnya masing-masing mendapatkan dan menyepakati rencana
Tujuan kegiatan lanjutan pasca pemicuan CTPS, untuk mendukung terciptanya suasana
1. Fasilitator mengingatkan tentang rencana aksi masing-masing kelas. yang menyenangkan dalam menerapkan perilaku CTPS yang berkelanjutan
kemudian ingatkan:
- Pembagian tugas setiap hari Metode Diskusi kelompok dan kelas
- Semua warga kelas wajib saling mengingatkan pentingnya CTPS.
Memanfaatkan waktu untuk kegiatan UKS, kegiatan ekstrakulikuler maupun mata
- Ini adalah upaya bersama untuk hidup bersih dan sehat melalui CTPS Waktu
pelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan
2. Sesuai dengan komitmen tersebut, tanyakan kepada anak-anak, kapan 1. Rencana aksi masing-masing kelas
pertemuan lanjutan tentang CTPS akan dilakukan? Apabila sudah disepakati, 2. Panduan Pemicuan CTPS di sekolah/madrasah
Proses tuliskan pada bagian Kontrak Sosial Aksi Bersama CTPS yang masih kosong: Alat
3. Kertas flipchart
tanggal pertemuan lanjutan akan dilakukan. 4. Spidol dan selotip
3. Sepakati siapa saja yang akan hadir, pihak luar mana yang akan bertindak 1. Guru kelas, dan atau guru UKS bersama pendidik sebaya – jika sudah tersedia,
sebagai nara sumber dan atau fasilitator. mempersiapkan pertemuan lanjutan di masing-masing kelas.
4. Setelah selesai, fasilitator, mengucapkan terima kasih dan pamit, akan kembali 2. Guru mengingatkan kembali tentang rencana aksi CTPS yang sudah disepakati.
ke ruangannya masing-masing. Kemudian ditanyakan:
• Apa yang sudah dilaksanakan?
Proses • Apa manfaat yang sudah diperoleh?
• Apa yang belum dilaksanakan?
Untuk memudahkan pengguna, telah disediakan pula Buku Saku Pemicuan CTPS • Apa dampaknya?
dan Video Pemicuan CTPS di Sekolah/Madrasah, silahkan lihat di: • Apa ide ke depan untuk menjadikan CTPS kebiasaan sehari- hari?
http://bit.ly/PemicuanCTPS • Bagaimana cara melakukannya?
Dengan demikian diharapkan akan memudahkan siapa saja yang berminat untuk melakukan pemicuan
... ...
CTPS, agar semua pihak secara bersama sama dapat menjadikan CTPS sebagai perilaku yang
menetap, sejak dini di usia sekolah/madrasah.
Upaya perubahan perilaku agar CTPS menjadi kebiasaan sehari- Perubahan perilaku perlu mendapatkan dukungan sarana yang
hari perlu mendapatkan dukungan semua pihak. Tujuannya adalah, memadai, agar anak-anak di sekolah/madrasah dapat melakukan
untuk meningkatkan pengetahuan, menggerakkan semua warga kegiatan CTPS yang berkelanjutan, untuk diperlukan dukungan
kelas untuk melaksanakan rencana aksinya. Termasuk upaya untuk informasi mengenai opsi sarana maupun mekanisme pendanaan.
memantau secara bersama bagaimana hasil dari pelaksanaan
Untuk itu, dapat diikuti panduan proses fasilitasi penyediaan dan
rencana aksi tersebut.
pemeliharaan sarana CTPS, sebagaimana panduan proses berikut ini:
Untuk itu, dapat diikuti panduan proses fasilitasi untuk pemicuan
lanjutan, sebagaimana panduan proses berikut ini
Membuat Tippy Tap, adalah sebuah upaya untuk melibatkan anak- Membuat sabun cair, adalah sebuah upaya untuk melibatkan anak-
anak sekolah/madrasah untuk selalu CTPS sejak awal dalam anak sekolah/madrasah untuk selalu CTPS sejak awal dalam
pembuatan sarana CTPS yang mudah dibuat, dengan pelibatan pembuatan perlengkapan CTPS yang mudah dibuat, dengan
membuat alat yang sederhana ini, diharapkan agar tertanam bahwa pelibatan membuat bahan yang sederhana ini, diharapkan agar
untuk melakukan CTPS bisa dilakukan dengan alat yang sederhana, tertanam bahwa untuk melakukan CTPS dapat dilakukan dengan
dengan bahan yang berada disekitar kita, sehingga karena mudah, bahan atau barang bekas yang sederhana, yang berada disekitar
akhirnya terbiasa untuk selalu hidup bersih dan sehat, salah satu kita, sehingga karena mudah, akhirnya terbiasa untuk selalu hidup
diantaranya dengan melakukan CTPS menggunakan alat yang bersih dan sehat, salah satu diantaranya dengan melakukan CTPS
mereka buat sendiri. menggunakan alat yang mereka buat sendiri.
Untuk itu, dapat diikuti panduan proses fasilitasi untuk topik Membuat Untuk itu, dapat diikuti panduan proses fasilitasi untuk topik membuat
Tippy Tap, sebagaimana panduan proses berikut ini: sabun cair, sebagaimana panduan proses berikut ini:
Catatan:
1. Alat ini sudah mulai diperkenalkan di Nusa Tenggara Timur oleh Plan Indonesia
sejak tahun 2011 di Kabupaten Timor Tengah Selatan dan Timor Tengah Utara.
2. Ajak anak-anak (berkelompok) untuk terlibat dalam pembuatan Tippy Tap
sehingga mereka mau menggunakan dan menjaga Tippy Tap milik mereka
3. Dapat dilihat di: Panduan Opsi Sarana Cuci Tangan Pakai Sabun, Kementerian
Pendidikan & Kebudayaan dan Unicef terbit tahun 2020
Upaya lain yang dapat dilakukan adalah mengadakan perlombaan, Berdasarkan data awal pelaksanaan CTPS, perlu dilakukan
dan memberikan penghargaan terkait CTPS di lingkungan pendidikan pemantauan bersama hasil kegiatan pelaksanaan Rencana Aksi
dan sekolah/madrasah, yang dilakukan secara berjenjang sejak desa/ Bersama CTPS, dengan harapan semua fihak mengetahui kondisi
kelurahan, kecamatan, kabupaten/kota, provinsi sampai dengan terakhir pelaksanaan kegiatan CTPS sampai dengan memetik
tingkat nasional, misalnya dikaitkan dalam rangka hari kesehatan, pembelajaran dari aktifitas yang sudah terjadi.
atau Hari Cuci Tangan Pakai Sabun sedunia.
Untuk itu, dapat diikuti panduan proses fasilitasi untuk monitoring
Untuk itu, dapat diikuti panduan proses fasilitasi Pemberian pelaksanaan Rencana Aksi Bersama CTPS, sebagaimana panduan
Penghargaan Kebersihan Sarana CTPS, sebagaimana panduan proses berikut ini:
proses berikut ini:
Topik Perlombaan dan Pemberian Penghargaan CTPS Topik Pemantauan dan inventarisasi temuan pembelajaran
Memberikan apresiasi bagi sekolah/madrasah dan perorangan terkait upaya Semua fihak mengetahui kondisi terakhir pelaksanaan kegiatan CTPS serta dapat
Tujuan
Tujuan menjadikan CTPS menjadi perilaku yang berkelanjutan untuk perilaku hidup yang memetik pembelajaran dari aktifitas yang sudah terjadi
bersih dan sehat
Metode Diskusi kelompok
Metode Selebrasi Pemberian Hadiah Perlombaan dan Penghargaan CTPS
Waktu Sesuai dengan kebutuhan kegiatan monitoring secara rutin
Waktu 30 hari kerja efektif
1. Data awal Sarana CTPS Sekolah/Madrasah
1. Panduan Pemberian Hadiah Perlombaan dan Penghargaan CTPS Alat 2. Format monitoring pelaksanaan kegiatan CTPS di Sekolah/Madrasah
Alat 2. Piagam Penghargaan dan Plakat Penghargaan CTPS 3. Format penulisan pembelajaran CTPS di Sekolah/Madrasah
3. Agenda Acara Pemberian Hadiah Perlombaan dan Penghargaan CTPS
1. Tim Monitoring pelaksanaan CTPS di Sekolah/Madrasah
a. Tim Monitoring Desa/Kelurahan
1. Pembentukan Panitia Perlombaan dan Pemberian Penghargaan CTPS di Tim yang akan melakukan monitoring perkembangan kemajuan kegiatan CTPS
sekolah/madrasah sekolah/madrasah SD dan SMP serta Madrasah yang ada di wilayahnya
2. Penyusunan Panduan Perlombaan dan Pemberian Penghargaan CTPS: b. Tim Monitoring Kecamatan
a. Perlombaan mengarang dan menggambar terkait CTPS tingkat SD dan SMP Tim yang akan melakukan monitoring perkembangan kemajuan kegiatan
b. Pemberian PIN Duta CTPS tingkat SD dan SMP CTPS sekolah/madrasah di desa/kelurahan yang ada di wilayahnya
c. Pemberian Penghargaan Kebersihan dan Kelengkapan Sarana CTPS tingkat c. Tim Monitoring Kabupaten/Kota
SD dan SMP dalam rangka Sekolah/madrasah Sehat Tim yang akan melakukan monitoring perkembangan kemajuan kegiatan
CTPS sekolah/madrasah di kecamatan yang ada di wilayahnya
3. Pengumuman dan promosi rencana perlombaan dan pemberian penghargaan
CTPS di sekolah/madrasah 2. Format Monitoring pelaksanaan CTPS
a. Indikator dan cara melakukan (ada pada tabel berikutnya)
4. Pengumpulan berkas berkas perlombaan dan calon penerima penghargaan CTPS b. Kriteria
Proses
5. Penyaringan calon penerima hadiah perlombaan dan penghargaan CTPS Proses • CTPS: Jika nomor 1, 2, dan 3 dijawab “YA”
sampai 10 besar • Tidak CTPS: Jika salah satu atau lebih dijawab “TIDAK”
c. Format sebagaimana terlampir pada panduan sesi ini.
6. Verifikasi lapangan calon penerima hadiah perlombaan dan penghargaan CTPS
3. Diseminasi hasil monitoring
7. Rapat panitia penentuan calon penerima hadiah perlombaan dan penghargaan
a. Desa/Kelurahan
CTPS, 3 besar dan 2 juara harapan
Dilakukan 6 bulan sekali, menjelaskan hasil monitoring perkembangan
8. Pemberian hadiah perlombaan dan penghargaan CTPS dalam acara Hari Cuci kemajuan kegiatan CTPS sekolah/madrasah di desa/kelurahan
Tangan Pakai Sabun sedunia b. Kecamatan
Dilakukan 6 bulan sekali, menjelaskan hasil monitoring perkembangan
9. Penyusunan laporan pelaksanaan pemberian hadiah perlombaan dan kemajuan kegiatan CTPS sekolah/madrasah di kecamatan
penghargaan CTPS c. Kabupaten/Kota
Dilakukan 6 bulan sekali, menjelaskan hasil monitoring perkembangan
kemajuan kegiatan CTPS sekolah/madrasah di kabupaten/kota
... ...
Toilet Laki-laki Perempuan Guru Sharing Total Sarana CTPS Jumlah Total
Berfungsi Berfungsi
Contoh format indikator dan cara melakukan CTPS di sekolah/madrasah
Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi
Panduan kegiatan pendampingan ini, merupakan dokumen yang dinamis, dapat dimodifikasi sesuai
dengan kebutuhan lapangan. Selamat melakukan pendampingan.
Kementerian Kesehatan. 2020. Protokol Pemicuan dan Verifikasi 5 Pilar STBM Pada Situasi
Pencegahan dan Pengendalian COVID-19.
Kementrian Kesehatan dan Unicef. 2020. Panduan Cuci Tangan Pakai Sabun
Kementrian Pendidikan & Kebudayaan dan Unicef. 2020. Panduan Opsi Sarana Cuci Tangan
Pakai Sabun.
Kementrian Kesehatan WHO. 2009. Permainan Interaktif Cuci Tangan Pakai Sabun
Sonny Harry B Harmadi. 2020. Kebijakan Protokol Kesehatan COVID-19, paparan Ketua
Bidang Perubahan Perilaku Satuan Tugas Penanganan COVID-19. 27 September 2020
Urip Purwono. 2020. Pendekatan Efektif Perubahan Perilaku untuk Pencegahan Covid-19
di Indonesia. Paparan Tim Pendukung Sub Bidang Mitigasi Gugus Tugas Penanganan
Covid-19. 7 September 2020
Yayasan Plan International Indonesia. 2020. Modul Pelatihan Pelaksanaan STBM yang
Sensitif Nutrisi dan Berkekesetaraan Gender serta Inklusi Sosial.
Yayasan Plan International Indonesia. 2020. Modul Pelatihan STBM dan MKM yang Inklusif
untuk Pendidik Sebaya.
6. Penutup Yayasan Plan International Indonesia. 2020. Sistem Pemantauan STBM di Masyarakat,
uji coba di desa/kelurahan pilot dan replikasi,
Demikianlah Panduan Pemicuan Cuci Tangan Pakai Sabun di Sekolah/Madrasah, yang
kami susun berdasarkan studi literatur, asesmen, ujicoba panduan pemicuan, diskusi online
pembahasan bersama seluruh pemangku kepentingan CTPS, disertai harapan semoga dapat
membantu terwujudnya masyarakat yang bersih dan sehat – terlebih dalam kondisi pandemik
COVID-19.
Kementerian Kesehatan
Kementerian Agama
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Yayasan Plan International Indonesia
Untuk itu, dapat diikuti panduan proses fasilitasi untuk topik Ular
tangga CTPS, sebagaimana panduan proses berikut ini:
Tersedia file Ular Tangga STBM untuk dicetak, silahkan lihat di:
http://bit.ly/PemicuanCTPS
• PLCRT : Pengamanan Limbah Cair Rumah Tangga
Untuk itu, dapat diikuti panduan proses fasilitasi untuk topik tangan Untuk itu, dapat diikuti panduan proses fasilitasi untuk topik
dan yodium, sebagaimana panduan proses berikut ini: mencari harta karun, sebagaimana panduan proses berikut ini:
Untuk itu, dapat diikuti panduan proses fasilitasi untuk topik Kapan Untuk itu, dapat diikuti panduan proses fasilitasi untuk topik Tangan
harus cuci tangan, sebagaimana panduan proses berikut ini: dan Singkong, sebagaimana panduan proses berikut ini
Untuk itu, dapat diikuti panduan proses fasilitasi untuk topik Mengenal
si Penjahat Hitam, sebagaimana panduan proses berikut ini:
e q d @planindonesia k www.plan-international.or.id