Anda di halaman 1dari 43

Buku panduan

PEMICUAN CUCI TANGAN


PAKAI SABUN di sEKOLAH & MADRASAH
Kata Pengantar
Saat ini, pencegahan dan kontrol terhadap penyebaran virus Covid-19 merupakan tantangan yang
besar di seluruh dunia. Selain memakai masker dan menjaga jarak, penerapan cuci tangan pakai
sabun juga menjadi salah satu kunci untuk mencegah penyebaran Covid-19.

Di Indonesia, cuci tangan pakai sabun (CTPS) bukan merupakan hal yang baru. Pemerintah Indonesia
melalui Kementerian Kesehatan pada tahun 2008 – kemudian direvisi tahun 2014, telah
meluncurkan program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) yang salah satu pilar di dalamnya
mempromosikan aktivitas mencuci tangan pakai sabun (pilar 2 STBM). Adanya kebijakan STBM di
Indonesia terbukti mampu merubah perilaku sanitasi dan hygiene masyarakat Indonesia.

Munculnya pandemik Covid-19 telah menimbulkan kembali kesadaran baru akan pentingnya mencuci
tangan pakai sabun. Hal ini dikarenakan mencuci tangan sesering mungkin dan dengan cara yang
tepat adalah salah satu langkah paling penting untuk mencegah infeksi Covid-19. CTPS jauh lebih
efektif membunuh kuman, bakteri, dan virus dibandingkan dengan mencuci tangan dengan air saja.

Selain di masyarakat, perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun juga perlu ditanamkan sejak dini, terutama
pada anak-anak usia sekolah. Oleh karena itu, Direktorat Kesehatan Lingkungan Kementerian
Kesehatan, Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Kesehatan,
Direktorat Kurikulum Sarana Kelembagaan dan Kesiswaan Madrasah Kementerian Agama, dan
Direktorat Sekolah Dasar Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan bekerja sama dengan Yayasan
Plan International Indonesia (YPII) dengan dukungan dari DFAT Australia menyusun Panduan
Pemicuan Pilar II STBM, Cuci Tangan Pakai Sabun. Panduan ini harapannya dapat memperkaya
panduan-panduan yang sudah ada.

Semoga adanya panduan pemicuan CTPS di masyarakat ini dapat menjadikan CTPS sebagai perilaku
yang menjadi kebiasaan sehari hari, baik karena adanya pandemik Covid-19 maupun tidak. Selamat
melakukan CTPS, semoga kehidupan kita menjadi Lebih Bersih dan Lebih Sehat.

Jakarta, Maret 2021

Direktur Kesehatan Lingkungan


Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat
Kementerian Kesehatan

drg. R. Vensya Sitohang M. Epid

Direktur Promosi Kesehatan dan Direktur Kurikulum Sarana Kelembagaan


Pemberdayaan Masyarakat dan Kesiswaan Madrasah
Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Direktorat Jenderal Pendidikan Islam
Kementerian Kesehatan Kementerian Agama

1
BUKU PANDUAN PEMICUAN CUCI TANGAN PAKAI SABUN
DI SEKOLAH DAN MADRASAH Kata Pengantar
Diterbitkan oleh Yayasan Plan International Indonesia
© Maret 2021
Wabah pandemik COVID-19 semakin menunjukkan pentingnya penerapan perilaku hidup
bersih dan sehat di masyarakat. Salah satu upaya yang paling mudah diterapkan adalah
cuci tangan pakai sabun, terutama di saat-saat penting seperti sebelum dan sesudah makan,
Pengarah: sesudah dari toilet, setelah memakaikan popok bayi, setelah berkebun.
Direktur Kesehatan Lingkungan, Kementerian Kesehatan
Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Kesehatan Dalam upaya menekan angka penyebaran pandemik COVID-19, Plan Indonesia gencar dalam
Direktur Kurikulum Sarana Kelembagaan dan Kesiswaan Madrasah, Kementerian Agama memberikan Alat Pelindung Diri (APD) serta mensosialisasikan protokol kesehatan. Jargon
Direktur Pendidikan Dasar, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 3M tidak hanya dikomunikasikan ke masyarakat, namun juga diinternalisasi dalam seluruh
kegiatan Plan Indonesia di lapangan.
Penanggung jawab: Silvia Anastasia Landa
Penyusun: Nur Apriatman, Alfian Helmi, Lina Agestika
Mengubah perilaku masyarakat tidak hanya menjadi tanggung jawab masyarakat selaku
subyek perubahan. Agar perilaku ini terus diterapkan di masyarakat--bahkan setelah pandemik,
Kontributor: diperlukan penerapan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) yang berkelanjutan.
Pemerintah pusat dan daerah serta organisasi masyarakat sipil perlu menciptakan lingkungan
> Yayasan Plan International Indonesia: yang kondusif, menciptakan kebutuhan, dan menyediakan sarana dan prasarana.
Silvia Devina, Novika Noerdiyanti, Hanna Vanya, Jatmoko, Juliani Talan
Plan Indonesia telah berhasil menjalankan aplikasi STBM, di Nusa Tenggara Timur dan
> Direktorat Kesehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan: Nusa Tenggara Barat. Beberapa upaya yang telah kami lakukan, di antaranya adalah studi
Cucu Cakrawati Kosim, Nugroho, Dewi Marlina, Ze Eza Yulia Pearlovie, Carolina Rusdi Akib,
literatur, melakukan asesmen persepsi masyarakat terkait perilaku cuci tangan pakai sabun,
Astri Syativa, Suzanna, Ely Setyawati
dan penyusunan panduan pemicuan perilaku tersebut. Lebih dari itu, kami ingin agar perilaku
> Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Kesehatan:
cuci tangan pakai sabun melekat pada seluruh elemen masyarakat, termasuk di rumah dan
Pimanih, Andi Sari Bunga Untung, Sinansari sekolah. Jika kesadaran untuk menjadi bersih dan sehat berangkat dari subyek perubahan,
maka kita tidak lagi perlu khawatir untuk keberlanjutannya.
> Direktorat Kurikulum Sarana Kelembagaan dan Kesiswaan Madrasah, Kementerian Agama:
Zulkifli Bersama Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Kesehatan,
Direktorat Kurikulum Sarana Kelembagaan dan Kesiswaan Madrasah, Kementerian Agama, dan
> Direktorat Sekolah Dasar, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan: Direktorat Sekolah Dasar, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Plan Indonesia menerbitkan
Heli Tafiati, Agus Mardianto, Retno Wijiningsih, Nur Fitriana dua buku Panduan Pemicuan Cuci Tangan Pakai Sabun, yaitu untuk masyarakat dan untuk
sekolah. Panduan tersebut ditujukan untuk memudahkan masyarakat hingga di tingkat desa serta
> Jejaring AMPL:
seluruh elemen di sekolah untuk menerapkan pilar ke-2 STBM yaitu Cuci Tangan Pakai Sabun.
Agustini Raintung, Muhammad Zainal

Tim Asesmen dan Uji Coba Pemicuan Kabupaten Sumbawa: Perubahan tak seharusnya hanya diimpikan, namun diwujudkan. Mari ciptakan lingkungan
Ratnawati, Saridewi, Masnun, Syamsul, Rachmawaty, Nurlaili, Iswani, Hj. Rukaiyah, Dinda yang mendorong untuk perubahan perilaku yang berkelanjutan di masyarakat!

Tim Asesmen dan Uji Coba Pemicuan Kabupaten Manggarai:


Anna Sofia Da Floir, Helenora S. Marat, Edelburga Genot, Kristina Ninus, Fransiska Pamur
Direktur Eksekutif
Ilustrasi dan lay-out: Yayasan Plan International Indonesia
Helmi Himawan dan Arief Darmawan

Dini Widiastuti

Panduan Pemicuan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) ini bertujuan agar anak-anak memahami bahwa perilaku mencuci
tangan yang benar sangat penting untuk mencegah penularan COVID-19 dan penyakit berbasis lingkungan lainnya
seperti diare. Panduan ini diharapkan dapat dipergunakan baik pada masa pandemik maupun normal. Ilustrasi dibuat
dalam keadaan normal, tetapi pemanfaatannya untuk proses pemicuan CTPS di lapangan, harus memperhatikan
protokol kesehatan pandemik COVID-19 https://bit.ly/ProtokolPemicuanCOVID-19

PEMICUAN CUCI TANGAN PAKAI SABUN


2 BUKU PANDUAN 3
DI SEKOLAH dan MADRASAH
Daftar Isi Hal. Daftar Istilah
KATA PENGANTAR ......................................................................................................... 1 3M Memakai Masker – Menjaga Jarak – Mencuci Tangan Pakai Sabun
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... 4 AMPL Air Minum dan Penyehatan Lingkungan
DAFTAR ISTILAH ............................................................................................................. 5 BAB Buang Air Besar
1. PENDAHULUAN ......................................................................................................
6 BNPB Badan Nasional Penanggulangan Bencana
2. SEKILAS TENTANG COVID-19 ...............................................................................
8 CTPS Cuci Tangan Pakai Sabun
3. SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM) ...........................................
12 DAK Dana Alokasi Khusus
4. PEMICUAN CTPS DI SEKOLAH/MADRASAH ........................................................ 20 Dinas PU Dinas Pekerjaan Umum
4.1. Apa Itu Pemicuan .......................................................................................... 21 Dinas PMD Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
4.2. Alur pemicuan CTPS di Sekolah/Madrasah ....................................................
21 GESI Gender Equality and Social Inclusion
4.3. Pra-Pemicuan .................................................................................................
22 KIE Komunikasi Informasi dan Edukasi
4.4. Pemicuan di Sekolah/Madrasah ..................................................................... 23 KK Kepala Keluarga
4.5. Pasca Pemicuan ............................................................................................. 30 LCD Liquid Crystal Display
MHM Menstruation Hygiene Management
5. PANDUAN PROSES FASILITASI PEMICUAN CTPS DI SEKOLAH/MADRASAH ...
32 MI Madrasah Ibtidaiyah
5.1. Pra Pemicuan ................................................................................................. 33 MKM Manajemen Kebersihan Mentruasi
5.2 Pemicuan ........................................................................................................
40 NTB Nusa Tenggara Barat
5.3 Pasca Pemicuan .............................................................................................
51 NTT Nusa Tenggara Timur
Perda Peraturan Daerah
6. PENUTUP ............................................................................................................... 64 Perdes Peraturan Desa
Perwali Peraturan Walikota
Daftar Pustaka ................................................................................................................. 65 PHBS Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Lampiran .......................................................................................................................... 66 Pokja AMPL Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan
1. Alur Kontaminasi Diare ............................................................................................
66 PPAS Perumahan Permukiman dan Air Sanitasi
2. Permainan Ular Tangga ...........................................................................................
69 PRA Participatory Rapid Appraisal
3. Menebak Warna dan Aroma .................................................................................... 70 PHAST Participatory Hygiene And Sanitation Transformation
4. Mencari Harta Karun ............................................................................................... 71 RAPB Desa Rencana Anggaran Pembangunan Belanja Desa
5. Jabat Tangan Saya! ................................................................................................ 72 Satgas Satuan Tugas
6. Tangkap Aku! .......................................................................................................... 73 SD Sekolah/madrasah Dasar
7. Tangan Bahagia, Tangan Sedih! ............................................................................. 74 SMP Sekolah/madrasah Menengah Pertama
8. Berhitung 5 sampai 10 ............................................................................................ 75 STBM Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
9. Kapan Harus Cuci Tangan ......................................................................................
76 TTS Timor Tengah Selatan
10. Tangan dan Singkong ............................................................................................. 77 TTU Timor Tengah Utara
11. Alur Penularan Penyakit melalui Tangan Kotor ....................................................... 78 UKS/M Usaha Kesehatan Sekolah/Madrasah
WHO World Health Organization
YPII Yayasan Plan International Indonesia

PEMICUAN CUCI TANGAN PAKAI SABUN


4 BUKU PANDUAN 5
DI SEKOLAH dan MADRASAH
1. PENDAHULUAN Mempelajari berbagai dokumen dan media terkait
CTPS dan 3 komponen STBM, sebenarnya juga
sudah tersedia cukup banyak. Untuk kepentingan
1.2. Sistematika penulisan
pemicuan CTPS di sekolah/madrasah misalnya, Buku panduan ini berisikan tulisan:
1.1. Latar Belakang untuk komponen menciptakan lingkungan yang
mendukung, Yayasan Plan Internasional Indonesia Bagian 1, Pendahuluan, berisikan latar belakang
Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) telah lama menjadi indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (YPII) sudah beberapa kali menyelenggarakan pemikiran, sistematika penulisan dan untuk siapa
(Permenkes 2269/MENKES/PER/XI/2011), menyusul kemudian menjadi Pilar 2 Sanitasi Total Lokakarya STBM/Sanitasi di Sekolah/madrasah, buku panduan ini.
Berbasis Masyarakat (Permenkes 3 Tahun 2014). yang diikuti oleh sejumlah pemangku kepentingan
seperti: Bappeda, Dinas Kesehatan, Dinas Bagian 2, COVID-19 dan 3M, berisikan apaitu
Pendidikan, Kantor Kementrian Agama COVID-19, gejala, penularan, serta upaya
Pada masa pandemik COVID-19, terdapat kebiasaan baru kabupaten/kota, Dinas PUPR, Seksi Promkes dan pencegahannya melalui protokol Kesehatan 3M.
yang harus dilakukan dalam rangka Pencegahan Penularan Kesling Puskesmas, Kepala Sekolah/Madrasah
serta Komite Sekolah/Madrasah. Ditambah Bagian 3, Sekilas tentang STBM, berisikan apa
Penyakit di Masyarakat. CTPS menjadi salah satu dari dengan narasumber yang berbagi pengalaman itu STBM, bagaimana melakukan internalisasi
pelaksanaan Sanitasi Sekolah/Madrasah, semua komponen STBM, apa itu Cuci Tangan Pakai
Tiga Pilar Kebijakan Protokol Pencegahan COVID-19 yang pihak sepakat untuk melakukan tindak lanjut, Sabun, cara dan waktu penting CTPS, serta apa

3M
sesuai dengan kemampuan dan kewenangannya. yang sebaiknya dilakukan oleh anak-anak di
kemudian dikenal dengan Termasuk melaksanakan kegiatan yang bersumber kelasnya masing-masing.
dari pengalaman praktik terbaik dari narasumber.
Bagian 4, Pemicuan CTPS di Sekolah/Madrasah,

Memakai Masker, Menjaga Jarak Untuk komponen menciptakan kebutuhan,


sebagai kelanjutan lokakarya para pemangku
berisikan apaitu pemicuan, alur pemicuan di
sekolah/madrasah, pra pemicuan, pemicuan dan

dan Mencuci Tangan Pakai Sabun


kepentingan, YPII, sudah beberapa kali pasca pemicuan di sekolah/madrasah.
menyelenggarakan Pelatihan STBM-MKM
bagi anak-anak usia SD dan SMP. Hasilnya Bagian 5, Panduan Proses Fasilitasi Pemicuan
(Kebijakan Protokol Kesehatan COVID-19, paparan Sonny Harry B Harmadi,
Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satuan Tugas Penanganan COVID-19, 27 September 2020) anak-anak sebagai pendidik sebaya (peer CTPS di sekolah/madrasah, berisikan panduan
educator) dapat bertindak sebagai agen proses fasilitasi pra pemicuan, pemicuan serta
perubahan perilaku bagi sesama teman SD pasca pemicuan.
Berdasarkan hasil studi cepat (rapid assessment) yang dilakukan oleh Yayasan Plan International dan SMP-nya. Sekaligus mengisi kegiatan
Indonesia di tiga lokasi di Indonesia (NTT, NTB dan Jabodetabek), sebelum terjadinya pandemik Usaha Kesehatan Sekolah/Madrasah (UKS). Bagian 6, Penutup berisikan kata penutup buku
COVID-19, banyak masyarakat yang belum mengetahui cara cuci tangan yang baik dan benar dan Sementara itu, Kementerian Kesehatan panduan CTPS untuk sekolah/madrasah.
waktu-waktu kritis CTPS. Di tiga lokasi studi tersebut, ditemukan masih banyak masyarakat yang atas dukungan Unicef telah menerbitkan
mencuci tangan tidak menggunakan sabun dengan air mengalir (mencuci tangan hanya dengan Panduan Cuci Tangan Pakai Sabun, sebagai Lampiran, berisikan tulisan menu menu
sedikit air yang ditempatkan di dalam wadah kecil) serta tidak melakukannya di waktu-waktu penting. referensi bagi seluruh pemangku kepentingan fasilitasi topik tambahan pemicuan, yang dapat
dalam rangka promosi praktek CTPS dan dipergunakan untuk pemicuan lanjutan, promosi
Kekeringan, kesulitan mendapatkan air bersih juga minimnya infrastruktur CTPS menyebabkan penyediaan sarananya sebagai upaya untuk dan kesehatan maupun pendampingan.
masyarakat di beberapa daerah di Indonesia tidak melakukan cuci tangan pakai sabun. CTPS pencegahan COVID-19.
juga menjadi tantangan tersendiri bagi penyandang disabilitas, karena kurang tersedianya sarana
CTPS yang bisa diakses oleh kelompok penyandang disabilitas. Meskipun kemudian, intensitas Sedangkan untuk komponen menyediakan
dan perilaku mencuci tangan pakai sabun mulai meningkat ketika pandemik COVID-19 melanda
Indonesia. Beberapa fasilitas CTPS sudah tersedia di beberapa tempat, seperti puskesmas, sekolah/
sarana dan prasarana, Kementrian Pendidikan 1.3. Untuk siapa
dan Kebudayaan atas dukungan Unicef telah
madrasah, perkantoran, pusat-pusat perbelanjaan dan di jalan-jalan sekitar warga. menerbitkan Panduan Opsi Sarana CTPS, sebagai buku panduan ini?
salah satu cara untuk membantu sekolah/madrasah
Sementara itu, agar CTPS menjadi kebiasaan sehari-hari (baik pada saat pandemik maupun dalam menyediakan sarana CTPS lengkap dengan Buku panduan ini diharapkan dapat membantu
setelah pandemik), perubahan perilaku CTPS membutuhkan kontrol yang ketat dan konsisten disain rancang bangun, yang dapat dipilih sesuai sanitarian/ promotor kesehatan/ petugas
serta berkesinambungan. Hal ini sejalan dengan internalisasi komponen STBM: (1) menciptakan dengan sumber daya yang tersedia. kesehatan atau siapa saja yang berminat dalam
lingkungan yang kondusif, (2) menciptakan kebutuhan, dan (3) menyediakan sarana dan prasarana. mengembangkan masyarakat dengan tujuan
Artinya, pemicuan perubahan perilaku CTPS tidak dapat berdiri sendiri, tetapi harus didukung oleh Berdasarkan masukan dari asesmen, studi perilaku CTPS anak-anak menjadi kebiasaan
lingkungan yang kondusif serta kemudahan penyediaan sarana. literatur dan uji coba pemicuan, terlihat bahwa ada sehari-hari yang berkelanjutan. Buku panduan ini
kebutuhan tentang panduan pemicuan bagaimana juga dapat dimanfaatkan oleh Tim STBM, sejak
CTPS agar menjadi kebisaan sehari-hari, baik tingkat desa/kelurahan, kecamatan maupun
karena adanya pandemik COVID-19 maupun tidak. kabupaten/kota.
Panduan ini diharapkan dapat dipergunakan baik pada masa pandemik maupun normal. Ilustrasi dibuat dalam Sebuah pembiasaan yang membutuhkan kontrol
keadaan normal, tetapi pemanfaatannya untuk proses pemicuan CTPS di lapangan, harus memperhatikan protokol
yang ketat, konsisten serta berjangka panjang
kesehatan pandemik COVID-19 https://bit.ly/ProtokolPemicuanCOVID-19
dari lingkungan yang mendukung.

PEMICUAN CUCI TANGAN PAKAI SABUN


6 BUKU PANDUAN 7
DI SEKOLAH dan MADRASAH
2. COVID-19 dan 3M Gejala umum orang terpapar COVID-19 adalah:

Demam > 380 C Batuk / Pilek

Letih Lesu

Sakit Tenggorokan Gangguan Pernafasan

Virus ini menimbulkan Pneumonia


yaitu infeksi atau peradangan akut
di jaringan paru-paru

COVID-19 merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh Severe Acute


Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS- COV2). COVID-19 dinyatakan
sebagai pandemik dunia oleh WHO, dan ditetapkan sebagai bencana non alam
berupa wabah penyakit oleh Pemerintah Indonesia.
PEMICUAN CUCI TANGAN PAKAI SABUN
8 BUKU PANDUAN 9
DI SEKOLAH dan MADRASAH
Penularan COVID-19 dari manusia ke manusia, terjadi melalui droplet Pencegahan yang dapat dilakukan pada masa pandemik COVID-19,
(tetesan cairan yang berasal dari batuk dan bersin). Droplet tersebut kemudian adalah melakukan kebiasaan baru dalam rangka Pencegahan Penularan di
dapat terpapar melalui kontak pribadi seperti memeluk atau jabat tangan. Masyarakat, baik untuk daerah yang tidak ada kasus maupun daerah yang sudah
Atau, menyentuh permukaan benda yang telah terkontaminasi droplet. Virus ada penularan. CTPS, ternyata menjadi salah satu dari Tiga Pilar Kebijakan
tadi ditularkan jika tangan menyentuh media yang sudah terkontaminasi droplet, Protokol Pencegahan COVID-19 yang kemudian dikenal dengan 3 M:
lalu menyentuh mata, hidung dan mulut.

ALUR PENULARAN COVID-19 Tiga Pilar Kebijakan Protokol Pencegahan COVID-19

memakai masker menjaga jarak mencuci tangan

2 METER

PEMICUAN CUCI TANGAN PAKAI SABUN


10 BUKU PANDUAN 11
DI SEKOLAH dan MADRASAH
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) • Terbentuk lembaga koordinasi, bagaimana
adalah suatu strategi/program intervensi yang Pokja AMPL dapat berkoordinasi dengan
menitikberatkan pada perubahan perilaku Satgas Penanganan COVID-19

3.
higienis melalui pemberdayaan masyarakat • Ada tenaga fasilitator, pelatih dan program
dengan cara pemicuan. Tujuan yang ingin peningkatan kapasitas yang melibatkan
dicapai oleh STBM adalah mewujudkan perilaku kelompok perempuan dan kelompok
masyarakat yang higienis dan saniter secara penyandang disabilitas

SEKILAS mandiri dalam rangka meningkatkan derajat


kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya.
• Ada sistem pemantauan dan proses
pengelolaan pembelajaran

STBM yang Berkesetaraan Gender dan Inklusi (2) Peningkatan kebutuhan:

TENTANG Sosial (STBM GESI) adalah pendekatan untuk


mengubah perilaku higienis dan saniter melalui
• Pemicuan perubahan perilaku
• Promosi dan kampanye serta penyampaian
pemberdayaan masyarakat dengan cara pemicuan pesan melalui media massa dan saluran

STBM
dengan menjamin partisipasi yang setara dan komunikasi lainnya yang mampu diakses
bermakna dari perempuan, kelompok disabilitas dan dengan baik oleh semua kelompok
kelompok marginal lainnya. Oleh karena itu, haruslah masyarakat
dijalankan dengan prinsip-prinsip sebagai berikut: • Mengembangkan komitmen masyarakat
1. Tanpa subsidi, mengutamakan menjadi rencana aksi yang mendukung
swadaya masyarakat, terciptanya perilaku CTPS yang
PILAR 1 PILAR 2 2. Masyarakat sebagai pemimpin, berkesinambungan
Gunakan Toilet Cuci Tangan Pakai Sabun 3. Totalitas, seluruh komponen masyarakat • Memfasilitasi terbentuknya kelompok
ketika Buang Air Besar dengan air mengalir terlibat dalam kegiatan STBM, masyarakat yang akan bertindak sebagai
dan Buang Air Kecil 4. Menjamin akses sanitasi bagi semua, penggerak untuk mengawal terjadinya
termasuk penyandang disabilitas, perilaku CTPS yang berkesinambungan
perempuan hamil, anak, lansia dan • Mengembangkan mekanisme penghargaan
masyarakat miskin, bagi komunitas atau wilayah yang berhasil
5. Mendorong keterlibatan masyarakat marjinal mengawal terjadinya perilaku CTPS yang
dalam kegiatan STBM, berkesinambungan
6. Tanggap kebutuhan laki laki dan perempuan
serta memberikan kesempatan yang sama, (3) Peningkatan penyediaan sarana
7. Mendukung lingkungan yang bersih & sehat, dan prasarana:
8. Mendukung keberlanjutan • Mengembangkan opsi teknologi sarana
perubahan perilaku. CTPS yang dapat diakses oleh semua orang
• Menciptakan dan memperkuat jejaring pasar
STBM sebagai sebuah pendekatan untuk sarana CTPS
mengubah perilaku higienis dan saniter melalui • Mengembangkan mekanisme peningkatan
pemberdayaan masyarakat dengan cara kapasitas pelaku pasar sarana CTPS
pemicuan, telah terbukti hasil untuk situasi • Mengembangkan mekanisme pembiayaan
normal di beberapa daerah di Indonesia. penyediaan sarana CTPS sesuai dengan
Menjadi tantangan, bagaimana CTPS sebagai kemampuan sumber dayanya masing-masing
pilar 2 STBM ini dilaksanakan untuk mendorong
pelaksanaan Tiga Pilar Kebijakan Protokol Dalam rangka menjawab tantangan tersebut,
Pencegahan COVID-19. atas inisiasi YPII bekerja sama dengan
PILAR 4 PILAR 3 PILAR 5 Direktorat Kesehatan Lingkungan Direktorat
Buang sampah Minum air Bersihkan saluran air Sebagaimana dijelaskan dalam pengantar, agar Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan
pada tempatnya yang sudah dimasak secara rutin terjadi kebiasaan CTPS yang sesuai dengan tata Masyarakat Kementrian Kesehatan, Direktorat
dan makan makanan yang cara CTPS dan konsisten, diperlukan internalisasi Sekolah Dasar Kementrian Pendidikan dan
bersih dan matang komponen STBM, sebagaimana uraian berikut ini: Kebudayaan, dan bersama Jejaring AMPL
yang selama ini melaksanakan STBM, sepakat
(1) Peningkatan lingkungan yang kondusif: untuk menyusun Panduan Pemicuan CTPS
• Adanya komitmen Pemerintah Daerah untuk pada situasi pandemik COVID-19. Panduan ini
menyediakan sumber daya dan pendanaan disusun dalam rangka mempermudah proses
Panduan ini diharapkan dapat dipergunakan baik pada masa pandemik maupun normal. Ilustrasi dibuat dalam
alternatif perubahan perilaku pada anak-anak usia SD
keadaan normal, tetapi pemanfaatannya untuk proses pemicuan CTPS di lapangan, harus memperhatikan protokol
kesehatan pandemik COVID-19 https://bit.ly/ProtokolPemicuanCOVID-19
• Tersedianya Kebijakan Daerah, misalnya dan SMP serta Madrasah.
Roadmap, SK Bupati/Walikota, Perda/
Perwali, Perdes dan lain-lain.
PEMICUAN CUCI TANGAN PAKAI SABUN
12 BUKU PANDUAN 13
DI SEKOLAH dan MADRASAH
Sesuai dengan buku Tanya
Jawab Seputar Virus Corona
(COVID-19) yang diterbitkan
oleh Kementerian Kesehatan
pada bulan September tahun
2020, agar semua pihak sama
pemahamannya, maka cara
CTPS yang benar adalah:

1) Basahi tangan, gosok 4) Bersihkan ujung jari


sabun pada telapak secara bergantian
tangan kemudian usap dengan posisi saling
dan gosok kedua telapak mengunci
tangan secara lembut
dengan arah memutar 5) Gosok dan putar kedua
ibu jari secara bergantian
2) Usap dan gosok juga
kedua punggung tangan 6) Letakkan ujung jari
secara bergantian pada telapak tangan
bilas dengan air bersih
3) Gosok sela sela jari mengalir lalu tangan
hingga bersih diangin-anginkan
untuk mengeringkan

Catatan:
Untuk menunjang kelestarian lingkungan,
Waktu CTPS: minimal 20 detik disarankan untuk tidak mengeringkan tangan
menggunakan tisu, tetapi menggunakan sapu
tangan pribadi atau diangin-anginkan.

PEMICUAN CUCI TANGAN PAKAI SABUN


14 BUKU PANDUAN 15
DI SEKOLAH dan MADRASAH
Kapan Kita CTPS
Menurut Panduan Cuci Tangan Pakai Sabun yang diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan tahun 2020,
dalam keadaan pandemik COVID-19, pesan kunci pilar 2 STBM (CTPS) yang harus dapat dicapai adalah:

PILAR 2 STBM: Cuci Tangan Pakai Sabun Dalam masa pandemik COVID-19,
waktu kritis cuci tangan pakai sabun di
Sesuai dengan panduan lengkap pilihan sarana CTPS dari Kementerian
sekolah/madrasah adalah
Pendidikan dan Kebudayaan yang terbit bulan Mei tahun 2020, maka cara mencuci
sebagai berikut:
tangan pakai sabun yang benar adalah sebagai berikut:
1) Sebelum masuk sekolah (di pintu
1) Sebelum dan setelah makan
masuk) dan masuk kelas, serta
2) Setelah menggunakan toilet/Buang Air Besar/Buang Air Kecil
setelah pulang sekolah
3) Setelah bermain/memegang binatang
4) Setelah piket dan membersihkan lingkungan sekolah 2) Setelah bersin dan batuk
5) Sebelum masuk rumah 3) Setelah memegang permukaan/
benda yang dipegang bersama
(meja, gagang pintu) -
Sumber: sebelum menyentuh mata,
https://bit.ly/PanduanSaranaCTPS hidung, atau mulut Anda

Sebelum masuk sekolah (di pintu masuk)


dan masuk kelas. Dan setelah sekolah

Sebelum dan sesudah makan Setelah menggunakan toilet/


buang air besar/ kecil

Setelah bermain/ memegang binatang Setelah piket dan membersihkan Sebelum masuk rumah Setelah bersin dan batuk Setelah memegang permukaan/ benda yang digunakan
lingkungan sekolah bersama (gagang pintu, meja, dan lain sebagainya)

PEMICUAN CUCI TANGAN PAKAI SABUN


16 BUKU PANDUAN 17
DI SEKOLAH dan MADRASAH
Selain pesan kunci tersebut, ada perubahan perilaku kolektif yang harus dicapai
dalam pelaksanaan CTPS di sekolah/madrasah untuk keadaan pandemik
COVID-19, yaitu:
1. Membentuk Kelompok Pelajar yang akan bertugas:
- Sebagai kelompok penggerak sesama temannya anak-anak SD dan SMP
agar perilaku CTPS menjadi kebiasaan sehari-hari
- Mengelola sarana CTPS di sekolah/madrasah secara bergantian
dan berkelanjutan
2. Melakukan penjadwalan pengelolaan dan perawatan seluruh sarana CTPS
secara bergantian, seperti:
- Pembersihan penampungan air, seperti ember tertutup dan galon
- Pembersihan tempat sabun
- Pembersihan saluran untuk limbah cair yang berasal dari aktivitas CTPS
3 Melakukan Gerakan Hemat Air, kran air di sarana CTPS selalu
dalam keadaan tertutup

Sarana CTPS di kantin sekolah Sarana CTPS di toilet sekolah


DIMANA LOKASI SARANA CTPS DI SEKOLAH?

Sarana CTPS di sekitar kelas dan ruang guru Sarana CTPS di pintu masuk sekolah Sarana CTPS di dekat tempat bermainv Sarana CTPS di dekat tempat ibadah

Sumber: https://bit.ly/PanduanSaranaCTPS

PEMICUAN CUCI TANGAN PAKAI SABUN


18 BUKU PANDUAN 19
DI SEKOLAH dan MADRASAH
Bagian ini akan menjelaskan beberapa hal dasar terkait pemicuan, diantaranya: (i) definisi

4. PEMICUAN CTPS DI SEKOLAH/MADRASAH


pemicuan; (ii) alur pemicuan; (iii) tahapan pemicuan (pra-pemicuan, pemicuan, dan pasca-
pemicuan), (iv) waktu & susunan tim pemicuan; serta (v) protokol atau hal-hal yang boleh dan tidak
boleh dilakukan saat proses pemicuan.

4.1. Apa itu pemicuan


Selain penyediaan sarana dan peraturan, intervensi perubahan perilaku sangatlah penting untuk
menjamin sikap dan tindakan yang positif secara terus menerus sehingga menjadi kebiasaan
baik. Untuk memperkuat intervensi perubahan perilaku dalam UKS/M, perlu dilakukan pemicuan
agar terjadi perubahan perilaku yang positif sehingga menjadi sebuah kebiasaan, ketika akan
melakukan CTPS.

Pemicuan adalah cara untuk mendorong perubahan perilaku higiene dan sanitasi individu atau
masyarakat atas kesadaran sendiri dengan menyentuh perasaan, pola pikir, perilaku, dan
kebiasaan individu atau masyarakat serta anak-anak. Pemicuan bertujuan agar anak-anak mau
mengubah perilaku higienitas dan sanitasinya menjadi lebih baik melaui komitmen Aksi Bersama:
menggunakan, merawat dan mengelola seluruh sarana air dan sanitasi secara berkelanjutan –
dalam hal ini termasuk sarana CTPS di sekolah/madrasahnya masing-masing.

Untuk melaksanakan pemicuan dalam situasi pandemik COVID-19, maka harus mengikuti Protokol
Pemicuan dan Verifikasi 5 Pilar STBM Pada Situasi Pencegahan dan Pengendalian Covid-19:
https://bit.ly/ProtokolPemicuanCOVID-19

4.2. Alur pemicuan CTPS di Sekolah/Madrasah


Untuk alur pemicuan CTPS di sekolah/madrasah, karena CTPS merupakan pilar 2 STBM, maka alur
pemicuan CTPS di sekolah/madrasah mengikuti Alur Pelaksanaan STBM-MKM di sekolah/madrasah
yang dikembangkan oleh Yayasan Plan International Indonesia:

Panduan ini diharapkan dapat dipergunakan baik pada masa pandemik maupun normal. Ilustrasi dibuat dalam
keadaan normal, tetapi pemanfaatannya untuk proses pemicuan CTPS di lapangan, harus memperhatikan protokol
kesehatan pandemik COVID-19 https://bit.ly/ProtokolPemicuanCOVID-19

PEMICUAN CUCI TANGAN PAKAI SABUN


20 BUKU PANDUAN 21
DI SEKOLAH dan MADRASAH
4.3. Pra-pemicuan
Kegiatan Pra Pemicuan adalah kegiatan persiapan pemicuan dengan tujuan proses pemicuan di 4.3.3 Persiapan pemicuan Sekolah/Madrasah informasi yang akan diserahkan kepada mereka
sekolah/madrasah dapat berjalan dengan lancar sehingga terjadi proses perubahan perilaku sesuai untuk ditindaklanjuti, serta peran dan tanggung
Sesuai dengan pemangku kepentingan yang sudah
dengan pesan kunci CTPS. jawabnya pada saat kegiatan dan tindak lanjutnya.
dipetakan, kemampuan semua para pihak sudah
Penting juga untuk mengumpulkan informasi yang
Sebelum pemicuan, penting untuk dilakukan berbagai kegiatan, antara lain: cukup memadai, serta sumber daya yang tersedia
dibutuhkan untuk persiapan pemicuan, termasuk
pada masing-masing pemangku kepentingan,
penyiapan logistiknya.
4.3.1 Penyusunan Data Awal Kegiatan CTPS 4.3.2 Menciptakan lingkungan yang kondusif dilakukan pertemuan persiapan pemicuan di
di Sekolah/Madrasah sekolah/madrasah. Persiapan awal dilakukan Jika Tim Fasilitator Pemicuan belum memperolah
Untuk menciptakan suasana yang kondusif, ada dengan koordinasi dengan guru dan kepala pelatihan pemicuan Pilar 2 - CTPS, maka
Pengumpulan Data Awal Kegiatan CTPS di beberapa langkah yang harus dilakukan: sekolah mengenai jadwal dan waktu pemicuan. diperlukan penyegaran Pemicuan CTPS
sekolah/madrasah merupakan langkah awal tujuannya adalah untuk menjamin alat pemicuan
yang sangat penting untuk menggambarkan • Langah pertama, pemetaan pemangku Para pemangku kepentingan juga perlu
kepentingan terkait CTPS dan STBM di digunakan secara tepat untuk memicu perilaku
kondisi awal sebagai baseline perilaku CTPS mengetahui kegiatan yang akan dilakukan,
sekolah/madrasah. Pemetaan pemangku CTPS yang benar.
di sekolah/madrasah yang akan diintervensi. tujuan yang diharapkan setelah pemicuan,
Beberapa informasi penting yang perlu untuk kepentingan ini bertujuan untuk memetakan
didata sebelum pemicuan adalah: tokoh dan penentu kebijakan di sekolah yang

• Data akses CTPS dan air bersih


akan menentukan keberhasilan pemicuan.
Pihak-pihak yang umumnya dapat berperan 4.4. Pemicuan di sekolah/madrasah
dalam upaya mecapai perubahan perilaku
• Data perilaku CTPS anak-anak di sekolah/ Pemicuan Pilar 2 STBM adalah kegiatan untuk memfasilitasi anak-anak sekolah/madrasah dalam
CTPS di sekolah/madrasah adalah tenaga
madrasah pada saat ini melakukan analisis terkait perilaku cuci tangan pakai sabun. Kegiatan ini bertujuan agar masyarakat
promosi kesehatan, sanitarian, kepala sekolah,
• Kegiatan UKS atau promosi kesehatan lainnya guru, komite sekolah dan perwakilan murid mau mengubah perilaku higienitas dan sanitasinya menjadi lebih baik, dengan cara lewat kelompok
yang berhubungan dengan CTPS yang sedang yang dapat berperan sebagai pendidik sebaya pelajar yang sudah terpicu membuat Aksi Bersama: menggunakan, merawat dan mengelola seluruh
dilaksanakan di sekolah/madrasah sarana air dan sanitasi secara berkelanjutan.
• Langkah selanjutnya adalah melakukan
• Memastikan sarana CTPS dapat diakses semua advokasi dan menciptakan suasana yang Untuk itu, di bawah ini adalah beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemicuan:
anak, termasuk anak dengan disabilitas kondusif sebelum pemicuan. Untuk mengubah
kebiasaan CTPS yang salah, para tokoh yang 4.4.1. Elemen Pemicu dan Faktor Penghambat Pemicuan
• Kebiasaan murid SD/SMP/MI pada saat adalah panutan nilai di sekolah dalam hal
mencuci tangan, karena jika kebiasaan ini Terdapat beberapa elemen yang bisa menjadi pemicu seseorang untuk merubah perilaku, diantaranya
ini kepala sekolah dan guru serta pendidik adalah sebagai berikut:
sudah berasal dari perilaku yang selalu sebaya harus diadvokasi terlebih dahulu
dilakukan berulang-ulang sehingga menjadi • Rasa jijik,
agar memiliki pemahaman yang benar dan • Rasa malu
terbiasa. Contoh kebiasaan yang salah: ikut mendukung kegiatan pemicuan CTPS.
mencuci tangan pakai air saja sudah cukup • Takut sakit
Kelompok sebaya mempunyai pengaruh • Takut meninggal
atau kebiasaan mencuci tangan setelah yang sangat besar dalam penentuan nilai
makan, bukan sebelum makan. Informasi • Larangan atau anjuran dalam agama
dan norma di kalangan pelajar di sekolah/ • Harga diri
ini penting untuk menekankan perilaku yang madrasah. Oleh karena itu, melibatkan
benar pada saat pemicuan pendidik sebaya sejak awal sangatlah penting
untuk membantu membawa norma CTPS
yang benar dan mengubah kebiasaan CTPS Catatan:
yang tidak benar pada anak-anak Tidak perlu semua elemen pemicuan ini
digunakan. Berbagai elemen pemicuan bisa
• Langkah terakhir, koordinasi dengan pihak- disesuaikan dengan alat pemicuan yang
pihak terkait CTPS dilakukan untuk mencapai sudah dijelaskan dalam panduan ini. Ketika
kesepakatan berbagi peran sesuai dengan peserta sudah menemukan momentum
kemampuan sumber dayanya, sehingga semua keinginan kolektif untuk perubahan perilaku,
tergerak untuk mendukung perubahan perilaku manfaatkanlah momentum yang sudah
menuju perilaku CTPS yang berkelanjutan didapat untuk menyatakan komitmen
perubahan. Pemicuan merupakan proses
merefleksikan diri terhadap perilaku
yang selama ini dilakukan dengan
tetap memperhatikan jangan sampai
membahayakan semua peserta pemicuan.

PEMICUAN CUCI TANGAN PAKAI SABUN


22 BUKU PANDUAN 23
DI SEKOLAH dan MADRASAH
3. Alat pemicuan untuk Identifikasi
FAKTOR PENGHABAT DAN SOLUSINYA
Pemecahan Masalah, dapat dipilih sesuai
Faktor Penghambat Solusi dengan kebutuhan dan ketersediaan
Terbatasnya waktu untuk berkumpul, karena Pemicuan CTPS dilakukan ketika sekolah sudah perlengkapan:
banyak sekolah/madrasah terpaksa tutup mulai dibuka kembali
a. Alur Kontaminasi Diare adalah sebuah
terdampak pandemik COVID-19
diskusi melakukan analisis untuk memicu
Masih adanya kekhawatiran tentang pandemik Guru atau pihak luar memberikan pendampingan anak-anak untuk selalu CTPS, karena
COVID-19 yang berkepanjangan agar perilaku CTPS menjadi kebiasaan yang menetap mencuci tangan dengan memakai sabun
sehingga mendukung pelaksanaan salah satu perilaku akan memutus rantai penularan penyakit
protokol kesehatan pencegahan COVID-19 yang disebabkan oleh tinja/sampah/limbah
Jumlah murid kurang sebanding dengan Pendidik sebaya sebagai penggerak sesama cair rumah tangga, sehingga membuat
ketersediaan guru UKS sebagai pendamping temannya di sekolah sebagai agen perubahan perilaku tangan kita bersih dan sehat.
kegiatan pemicuan CTPS
b. Alur Penularan COVID-19, yang dimaksud
adalah sebuah diskusi melakukan analisis
untuk memicu anak-anak untuk selalu
CTPS, karena mencuci tangan dengan
4.4.2 Analisis partisipatif terhadap
memakai sabun akan mencegah penularan
kondisi kesehatan lingkungan kondisi pandemik COVID-19
penyakit yang disebabkan oleh virus
Pemicuan dilakukan untuk menganalisis secara partisipatif terhadap kondisi kesehatan lingkungan, Untuk proses pemicuan, fasilitator dapat COVID-19, sehingga membuat tangan kita
termasuk karena dampak pandemik COVID-19, beberapa alat terpilih yang akan dipakai pemicuan menggunakan beberapa metode simulasi dan bersih dan sehat.
diambil dari: diskusi mengenai proses kontaminasi dan
c. Mengenal si Penjahat Hitam, adalah sebuah
transmisi dengan melakukan peragaan dan
• Participatory Rapid Appraisal (PRA), dikenal demo sebagai upaya untuk memicu anak-
pengamatan langsung oleh masyarakat dengan
sebagaisebuah model Penilaian Partisipatif anak untuk selalu CTPS, karena mencuci
tujuan agar masyarakat memiliki pandangan
secara Cepat, sebuah kegiatan yang dilakukan tangan dengan memakai sabun akan
berbeda mengenai perilaku tidak higienis yang
untuk mengidentifikasi masalah yang dihadapi menghilangkan semua kotoran, sehingga
dianggap biasa oleh mereka.
masyarakat sekaligus untuk merumuskan jalan membuat tangan menjadi bersih dan sehat.
keluarnya ocial masyarakat itu sendiri;
Sesuai dengan hasil studi literatur dan asesmen d. Melemparkan Kuman, adalah sebuah
• Participatory Hygiene and Sanitation yang sudah dilakukan serta pedoman yang sudah permainan sebagai upaya untuk memicu anak-
Transformation (PHAST/Transformasi ada, berikut ini adalah Tahapan Pemicuan dan anak sekolah/madrasah untuk selalu CTPS,
Hygiene dan Sanitasi Partisipatif) dikenal daftar menu alat alat pemicuan yang dapat dipilih agar terbiasa untuk hidup bersih dan sehat,
sebagai sebuah model Transformasi secara dan dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan, salah satu diantaranya dengan melakukan
Partisipatif untuk Kebersihan Perseorangan ketersediaan sumber daya dan waktu: CTPS dengan benar dan menyenangkan.
dan Sanitasi, dimana melalui berbagai
1. Bina Suasana e. Pahlawan Penghancur Kuman, adalah
kegiatan yang dirancang, masyarakat akan
Bina suasana adalah topik pembuka fasilitasi sebuah permainan sebagai upaya untuk
menemukan perilaku yang harus diperbaiki
• Motivational Ecological Model, dikenal pemicuan untuk CTPS ini, dimana pendidik memicu anak-anak sekolah/madrasah untuk
agar kehidupannya menjadi lebih baik;
sebagai model ekologi sosial dimana masing- sebaya dibantu gurunya dan atau fasilitator selalu CTPS, agar terbiasa untuk hidup
• Nudges Theory, secara harfiah Nudge, masing tingkatan sosial dalam komunitas dengan anak-anak sekolah/madrasah lainnya bersih dan sehat, salah satu diantaranya
adalah “menyentuh dengan siku” yang berawal dari anak sebagai penyampai pesan berupaya untuk membangun hubungan dalam dengan melakukan CTPS dengan benar
kemudian didefinisikan sebagai “sesuatu hal” untuk meningkatkan motivasi keluarga, pihak pertemuan ini, sehingga ketika terbangun dan menyenangkan.
yang secara efektif mampu memengaruhi sekolah dan masyarakat untuk melakukan suasana yang informal, santai, sebuah
f. Permainan Ular Tangga, adalah sebuah
keputusan yang diambil oleh individu, perubahan perilaku; upaya untuk membangun kesadaran bahwa
permainan sebagai upaya untuk memicu
kelompok, atau masyarakat, tanpa adanya kebersihan lingkungan terkait CTPS itu
• Exchange Theory, yaitu proses pemicuan perilaku anak-anak sekolah/madrasah untuk selalu
paksaan, atau bahkan tanpa imbauan. penting, akan lebih mudah untuk dicapai.
dengan menitikberatkan pada kemungkinan CTPS, agar terbiasa untuk hidup bersih
Mengendalikan seseorang dalam memilih dari
keuntungan dan kerugian yang timbul akibat dari 2. Alat pemicuan untuk Identifikasi Masalah, dan sehat, salah satu diantaranya dengan
sisi perasaan dan kecenderungannya, hanya
mempraktekan perilaku tertentu. yang wajib dilakukan: melakukan CTPS.
dengan sedikit campur tangan, hanya dengan
“menyenggolnya”, tiada perintah dan aba-aba, a. Transek atau Penelusuran Lingkungan, g. Jabat Tangan Saya!, adalah sebuah
itulah pesan utama dari teori ini; digunakan untuk mengajak anak sekolah/ simulasi sebagai upaya untuk memicu anak-
madrasah untuk melihat dan mengetahui anak sekolah/madrasah untuk selalu CTPS,
keberfungsian sarana CTPS dan sarana karena kotoran dapat berpindah dari tangan
sanitasi lainnya di suatu sekolah, serta satu orang ke tangan orang lain, serta
memicu agar selalu melakukan CTPS sesuai mencuci tangan dengan memakai sabun akan
dengan tata cara dan waktu yang tepat menghilangkan semua kotoran, sehingga
membuat tangan kita bersih dan sehat.

PEMICUAN CUCI TANGAN PAKAI SABUN


24 BUKU PANDUAN 25
DI SEKOLAH dan MADRASAH
h. Tangkap Aku!, adalah sebuah simulasi l. Mencari Harta Karun, adalah sebuah 4.4.3 Durasi pemicuan
sebagai upaya untuk memicu anak-anak permainan sebagai upaya untuk memicu
Dari pengalaman pemicuan 5 pilar STBM,
sekolah/madrasah untuk selalu CTPS, anak-anak sekolah/madrasah untuk
biasanya durasi pemicuan maksimal 1-2 jam
karena penyakit diare dapat dengan cepat selalu CTPS, agar terbiasa untuk hidup
dengan agenda bisa dipilih beberapa alat
menyebar dari satu orang ke orang lain, bersih dan sehat, salah satu diantaranya
pemicuan, misalnya:
oleh karena itu kita harus hidup bersih dengan melakukan CTPS dengan benar
dan sehat, salah satu diantaranya dengan dan menyenangkan. • Pemicuan murid SD/Madrasah 90 menit,
melakukan CTPS. agendanya sebagai berikut:
m. Tangan dan Singkong, adalah sebuah
i. Tangan Bahagia, Tangan Sedih!, adalah permainan sebagai upaya untuk memicu - Bina Suasana, 20 menit
sebuah permainan sebagai upaya untuk anak-anak sekolah/madrasah untuk - Pemburu Harta Karun, 25 menit
memicu anak-anak sekolah/madrasah selalu CTPS, agar terbiasa untuk hidup - Pahlawan Penghancur Kuman, 25 menit
untuk selalu CTPS, karena selalu ingat bersih dan sehat, salah satu diantaranya - Rencana Aksi Komitmen Perubahan,
tangan akan berbahagia jika selalu dicuci dengan melakukan CTPS dengan benar 15 menit
sampai bersih dengan menggunakan sabun, dan menyenangkan. - Penutup, 5 menit
dengan demikian terbiasa untuk hidup • Pemicuan murid SD/Madrasah 120 menit,
n. Alur Penularan Penyakit melalui Tangan
bersih dan sehat, salah satu diantaranya agendanya sebagai berikut:
Kotor adalah sebuah diskusi sebagai
dengan melakukan CTPS. - Bina Suasana, 20 menit
upaya untuk memicu anak-anak untuk
j. Berhitung 5 sampai 10, adalah sebuah menganalisis alur penularan berbagai - Transek (Penelusuran Lingkungan),
permainan sebagai upaya untuk memicu penyakit yang disebabkan oleh tangan 25 menit
anak-anak sekolah/madrasah untuk selalu yang kotor - Alur Penularan COVID-19, 25 menit
CTPS, agar terbiasa untuk hidup bersih - Melempar Kuman, 30 menit
dan sehat, salah satu diantaranya dengan 4. Rencana Aksi - Rencana Aksi Komitmen Perubahan,
melakukan CTPS. Rencana aksi komitmen perubahan adalah 15 menit
puncak kegiatan pemicuan CTPS, sebuah - Penutup, 5 menit
k. Kapan Harus Cuci Tangan, adalah sebuah
upaya bersama anak-anak yang telah
permainan sebagai upaya untuk memicu 4.4.4 Cara melakukan pemicuan
terpicu untuk segera memulai perubahan
anak-anak sekolah/madrasah untuk selalu
perilaku tersebut, yang dituangkan kedalam • Dibuatkan jadwal pemicuan dengan memanfaatkan jam pelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan,
CTPS, agar terbiasa untuk hidup bersih
sebuah rencana aksi yang tersebut sesuai atau memanfaatkan kegiatan UKS/M
dan sehat, salah satu diantaranya dengan
dengan kemampuannya. • Pemicuan dilakukan secara bertahap, disesuaikan dengan ketersediaan guru dan pendidik sebaya
melakukan CTPS di 5 waktu penting CTPS.
• Perlu diatur adanya pemicuan awal, yang dilanjutkan dengan pendampingan pasca pemicuan
5. Penutup dengan memanfaatkan menu alat pemicuan yang tersedia, sekaligus melakukan promosi higiene
Penutupan kegiatan pemicuan merupakan dan kesehatan
ajang untuk memberikan apresiasi bagi anak-
anak yang telah menunjukkan keinginannya 4.4.5 Tim pemicuan
untuk berubah menuju perilaku CTPS
yang berkelanjutan. Fasilitator Tim Permicuan, minimal terdiri dari 3 orang (laki-laki dan perempuan), dengan pembagian
tugas sebagai berikut:
Sedangkan pemberian media KIE dan
• Fasilitator:
pemantauan, dapat dilakukan setelah proses
- Memimpin jalannya pemicuan dengan baik
pemicuan, menggunakan bahasa yang singkat
- Memahami alat pemicuan
dan mudah dipahami atau menggunakan bahasa
- Memastikan semua sudah dipersiapkan minimal sehari sebelum pemicuan
lokal dengan gambar yang menarik. Pemberian
Media KIE bertujuan untuk membuat perilaku • Asisten Fasilitator:
anak-anak yang telah berubah menjadi baik, terus - Membantu fasilitator memimpin jalannya pemicuan
dilaksanakan dan menjadi sebuah kebiasaan - Membantu fasilitator untuk selalu mengingatkan protokol kesehatan
agar tetap bisa terpelihara dan kemudian - Memastikan proses langkah-langkah pemicuan dilakukan sesuai dengan alur dan waktu yang
ditularkan kepada anak-anak sekolah/madrasah direncanakan dengan cara mengingatkan (isyarat disepakati bersama) jika ada hal yang perlu dikoreksi
dan anggota keluarga lainnya. - Menjaga suasana agar tetap dinamis
- Memastikan alat dan bahan untuk keperluan pemicuan sudah siap
• Pengamat dan notulensi:
- Bertindak sebagai pengamat, mengamati dan mencatat hal-hal penting selama pemicuan
berlangsung sebagai bahan dokumentasi pemicuan
- Membantu asisten fasilitator untuk mengamati jika ada anak yang mendominasi pemicuan, dan
memisahkannya serta mengajak diskusi agar dapat memberikan kesempatan kepada semua
anak-anak lainnya untuk berkesempatan memberikan pendapatnya

PEMICUAN CUCI TANGAN PAKAI SABUN


26 BUKU PANDUAN 27
DI SEKOLAH dan MADRASAH
• Tugas bersama Fasilitator, Asisten Fasilitator dan Pengamat:
- Mempersiapkan konsumsi, alat dan bahan,
undangan peserta, dan lain-lain
- Fasilitator, Asisten Fasilitator, Pengamat dapat berganti
peran satu sama lain pada pemicuan di tempat lain
- Membuat laporan dan dokumentasi pemicuan sebagai
bahan pembelajaran untuk pemicuan ke depan
• Pelibatan pendidik sebaya:
- Membantu mempersiapkan ruangan, konsumsi,
alat dan bahan pemicuan
- Membantu pelaksanaan pemicuan sebagai asisten fasilitator
- Mengikuti pemicuan sebagai ajang belajar tentang
materi CTPS
- Menjadi penggerak sesama temannya untuk
melaksanakan CTPS menjadi kebiasaan sehari-hari,
di sekolah/madrasah maupun di rumah
4.4.8 Etika berinteraksi dengan penyandang disabilitas
4.4.6 Protokol kesehatan pemicuan masa pandemik COVID-19
Sesuai dengan prinsip dasar STBM GESI, berikut ini adalah etika berinteraksi
Selama masa pandemik COVID-19, perlu diperhatikan dengan seksama protokol kesehatan sebagaimana dengan penyandang diasabilitas:
dapat dilihat di: https://bit.ly/ProtokolPemicuanCOVID-19

4.4.7 Pemicuan Ramah Anak Penyandang


Apa yang boleh dilakukan Apa yang tidak boleh dilakukan
disabilitas
Pemicuan yang dilakukan merupakan proses refleksi bukan menakut-nakuti atau mempermalukan • Berbicaralah langsung, jangan melalui • Jangan memberi bantuan secara tiba
anak, untuk itu dibawah ini adalah beberapa hal yang harus diperhatikan: pendampingnya tiba, tanpa diminta
• Saat berbicara, pastikan posisi mata • Jangan memindahkan alat bantu
Apa yang boleh dilakukan Apa yang tidak boleh dilakukan sejajar saat berbicara tanpa sepengetahuan mereka
Fisik • Tanya, apakah mereka butuh bantuan • Jangan letakkan barang barang di
• Remaja, keluarga dan komunitas • Hindari mengambil dokumentasi kegiatan yang
• Jika butuh bantuan, tanyakan kursi roda mereka
• Selalu bertindak berdasarkan menampilkan lokasi anak. Misalnya: nama sekolah
bagaimana membantu yang tepat • Jangan letakkan tangan dan kaki di
kepentingan terbaik untuk anak atau lokasi pada saat berkegiatan
• Saat berkenalan, tawarkan untuk kursi roda, karena merupakan bagian
dan remaja • Melakukan segala bentuk kekerasan terhadap anak-
menjabat tangannya dari penggunaannya
• Bersikap loyal dan jujur anak dan remaja
• Menciptakan dan memelihara lingkungan • Melakukan segala diskriminasi kepada anak-anak Disabilitas • Untuk menyapa, sentuhkan punggung • Jangan meninggalkan
yang aman untuk anak dan remaja dan remaja Netra tangan di tangannya sambil tanpa memberi tahu
• Mendorong lingkungan agar anak dan • Bepergian, menginap, tinggal sekamar dengan menyebutkan nama • Jangan memindahkan barang
anak muda terlibat secara aktif anak-anak dan remaja tanpa persetujuan orang tua Catatan: tanpa sepengetahuan mereka
dan bermakna atau wali Saat pandemik COVID-19 hanya dapat • Jangan menggandeng tangan
• Pastikan penilaian risiko dan mitigasi • Melibatkan anak-anak dan remaja tanpa persetujuan dengan menyebut nama mereka dan berjalan terlalu cepat
dalam kegiatan bersama anak anak-anak dan remaja, orang tua atau wali • Tanyakan dulu apakah mereka butuh
dan remaja • Melibatkan anak-anak dan remaja dalam kegiatan bantuan atau dampingan
• Tidak bersikap bertentangan dengan tanpa adanya pendamping • Kalau ingin menuntun, biarkan mereka
kebijakan perlindungan anak dan remaja • Melakukan tindakan yang bertentangan dengan yang memegang tangan anda
• Menghargai privasi dan kerahasiaan norma, budaya setempat (memeluk, mencium Disabilitas • Cara menyapa: memanggil dengan • Jangan menggunakan masker yang
anak dan remaja dan membelai) Pendengaran menyapa berhadapan wajah/ menutupi mulut (gunakan masker
• Selalu minta persetujuan kepada anak • Memperlakukan anak-anak dan remaja yang dapat kontak mata transparan/ face shield)
dan remaja, orang tua dan wali dalam diinterpretasikan sebagai tindakan kekerasan • Harus melakukan kontak mata, dan • Jangan mengarahkan wajah kepada
setiap aktifitas • Menggunakan komputer, telepon genggam, kamera berhadapan wajah juru bahasa isyarat
• Segera laporkan setiap ada dugaan untuk mengeksploitasi, mengganggu atau merundung • Gerakan bibir harus jelas
terjadinya kekerasan anak • Terhubung secara personal dengan anak-anak dan • Menggunakan mimik, gestur, ekspresi
dan remaja remaja tanpa ada persetujuan dan bahasa tubuh
• Mengunggah foto/gambar tanpa persetujuan anak- • Menyediakan alat tulis
anak dan remaja • Menyediakan juru bahasa isyarat
jika diperlukan

PEMICUAN CUCI TANGAN PAKAI SABUN


28 BUKU PANDUAN 29
DI SEKOLAH dan MADRASAH
4.5. Pasca pemicuan
Pemicuan CTPS memerlukan pendampingan anak didik serta sekolah/madrasah dalam proses
perubahan perilaku dengan kontrol yang ketat dan konsisten dari lingkungan yang mendukung.
Untuk itu diperlukan berbagai kegiatan pendampingan pasca pemicuan, antara lain:

4.5.1 Pertemuan membahas pelaksanaan


rencana aksi
Fasilitasi pemicuan CTPS ini, memiliki
keterbatasan waktu, sementara untuk
mencapai tahapan perilaku CTPS yang
menetap, memerlukan proses yang panjang.
Pendampingan pasca pemicuan CTPS menjadi
sebuah kebutuhan. Agar tujuan tersebut tadi
dapat dicapai, diperlukan rangkaian kegiatan
pendampingan yang terjadwal, pembagian tugas,
dimana, bagaimana caranya, serta sumber daya
yang dibutuhkan. Untuk itu, setelah pemicuan,
kegiatan awal yang harus segera dilakukan
adalah pertemuan pertama anak-anak yang
sudah terpicu di kelasnya masing-masing, yang
kelak akan menjadi kelompok penggerak di
kelasnya.

4.5.2. Promosi higiene dan kesehatan


Upaya perubahan perilaku dalam CTPS perlu
mendapatkan dukungan promosi hygiene dan
kesehatan agar setelah isi kepalanya terisi
dengan pengetahuan, hatinya tergerak untuk
berubah, sehingga tangan dan kakinya anak-
anak bergerak untuk melakukan aksi perubahan.
4.5.5 Mencoba Pemasangan Nudges - 4.5.7 Pembuatan sabun cair 4.5.9 Pemantauan dan inventarisasi
4.5.3 Pemicuan lanjutan Jalur Menuju Sarana CTPS dari Jamban temuan pembelajaran
Bentuk praktek penyediaan perlengkapan CTPS
Pertemuan lanjutan dengan menggunakan Dalam rangka membiasakan perilaku baru, salah lainnya yang dapat melibatkan anak-anak adalah Berdasarkan data awal pelaksanaan CTPS, perlu
alat-alat pemicuan yang belum terpakai dalam satu upaya yang dapat dilakukan adalah melalui dengan mengajak anak-anak untuk terlibat dalam dilakukan pemantauan bersama hasil kegiatannya,
rangka pemicuan lanjutan, disesuaikan dengan pemasangan nudges, yaitu sebuah upaya pembuatan sabun cair. melalui beberapa kegiatan berikut ini:
jumlah kelas, jumlah murid dan jadual kegiatan untuk memberikan arahan atau tanda untuk • Review dan Pemutakhiran Data Sarana
ekstra kurikuler. mendorong anak-anak untuk terbiasa CTPS 4.5.8 Pemberian Hadiah dan Penghargaan Sanitasi – termasuk sarana CTPS,
di sarana sanitasi yang tersedia di sekolah/ CTPS bagi sekolah/madrasah di sekolah/madrasah
4.5.4 Penyediaan dan pemeliharaan madrasahnya masing-masing. Pemasangan • Tim Monitoring pelaksanaan CTPS
Sebuah penghargaan dan pemberian hadiah
sarana CTPS nudges yaitu memberikan tanda menuju sarana di sekolah/madrasah
yang diberikan kepada sekolah/madrasah dan
CTPS dari jamban, memasang tanda tangan di • Format Monitoring pelaksanaan CTPS
Perubahan perilaku perlu mendapatkan dukungan individual di lingkungan sekolah/madrasah,
penampungan air untuk CTPS, serta memasang di sekolah/madrasah
sarana yang memadai, agar anak-anak dapat kegiatan ini dapat disatukan dengan kegiatan
poster terkait CTPS. • Inventarisasi pembelajaran untuk persiapan
melakukan kegiatan CTPS yang berkelanjutan, Hari CTPS Sedunia, setiap tanggal 15 Oktober.
sehingga pemeliharaan sarana CTPS menjadi berbagi pengetahuan pelaksanaan CTPS
4.5.6 Pembuatan Tippy Tap di sekolah/madrasah, yang dilakukan secara
penting, termasuk pentingnya melibatkan anak-
anak dalam pemeliharaan sarana CTPS ini. Sebagai salah satu bentuk praktek penyediaan berjenjang sejak tingkat dusun, desa/
sarana CTPS, anak-anak dapat diajak untuk kelurahan, kecamatan, kabupaten/kota,
provinsi sampai dengan tingkat nasional
membuat Tippy Tap, sebuah sarana CTPS yang
sederhana dan hemat air.

PEMICUAN CUCI TANGAN PAKAI SABUN


30 BUKU PANDUAN 31
DI SEKOLAH dan MADRASAH
5. Bagian ini akan menguraikan proses fasilitasi pemicuan di sekolah/madrasah. Mulai dari penyusunan
data awal kegiatan CTPS di lokasi (pra-pemicuan), sampai dengan monitoring pelaksanaan Rencana
Aksi Bersama CTPS pada tahapan pasca-pemicuan. Adapun penjelasan lebih lanjut mengenai proses

PANDUAN fasilitasi pemicuan di sekolah/madrasah adalah sebagai berikut:

PROSES FASILITASI 5.1. Pra pemicuan


PEMICUAN Kegiatan Pra Pemicuan adalah kegiatan persiapan Tim Pemicuan dengan tujuan proses pemicuan di
sekolah/madrasah dapat berjalan dengan lancar, sehingga terjadi proses perubahan perilaku sesuai
dengan pesan kunci CTPS sebagai pilar 2 STBM yang minimal harus dapat terlaksana di sekolah/

DI SEKOLAH/ madrasah secara menetap.

5.1.1. Penyusunan Data Awal Kegiatan CTPS

MADRASAH Sebelum melaksanakan program Pemicuan CTPS Pemicuan di


sekolah/madrasah, langkah pertama yang harus dilakukan adalah
menyusun Data Awal Kegiatan CTPS di sekolah/madrasah, sehingga
kita dapat menggambarkan daerah mana yang memiliki kondisi
CTPS yang harus menjadi prioritas untuk segera diintervensi., dapat
mempergunakan form yang dikembangkan oleh Plan Indonesia di
lokasi pilot Sanitasi Sekolah/Madrasah

Untuk itu, dapat dilakukan kegiatan Penyusunan Data Awal Kegiatan


CTPS di sekolah/madrasah, yang dapat diatur sebagai berikut:

Topik Penyusunan Data Awal Kegiatan CTPS


Tujuan Masyarakat dan pengelola program CTPS mengetahui data awal sebagai pijakan
awal untuk mengukur keberhasilan program
Metode Penugasan untuk penyusunan data awal program
Waktu Sesuai dengan kebutuhan dan cakupan luasan program
1. Format pendataan Sanitasi Sekolah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Alat dan Sistem Pendataan Sanitasi Madrasah Kementerian Agama
2. Format Lembar Pengamatan Kegiatan CTPS Sekolah/Madrasah
1. Mengikuti Sistem Pendataan Sanitasi Sekolah Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, Sistem Pendataan Sanitasi Madrasah Kementerian Agama,
serta aplikasi e-Satu Kementerian Kesehatan.
2. Monitoring dan evaluasi 5 pilar STBM di sekolah
Menggunakan format monitoring dan evaluasi STBM di sekolah, diambil khusus
data untuk pilar 2 CTPS, sebagaimana dapat dilihat di butir tulisan 5.3.9.
Proses 3. Pengumpulan Data dan Pengolahan Data Kegiatan CTPS Sekolah/Madrasah
Mengikuti tata cara pengelolaan data sebagaimana butir tulisan 1 dan 2 diatas.
4. Diseminasi hasil pengolahan Data Kegiatan CTPS Sekolah/Madrasah
Tim STBM Kecamatan melakukan diseminasi hasil pengolahan data kegiatan
CTPS, kepada seluruh pemangku kepentingan di wilayahnya, sebagai bahan
untuk penyusunan program kerja kegiatan CTPS di sekolah/madrasah.

PEMICUAN CUCI TANGAN PAKAI SABUN


32 BUKU PANDUAN 33
DI SEKOLAH dan MADRASAH
5.1.2. Menciptakan lingkungan yang kondusif

Z Pertemuan Pemetaan Pemangku Kepentingan terkait CTPS Advokasi


Z

Pemicuan CTPS di sekolah/madrasah agar menghasilkan perubahan Langkah selanjutnya adalah melakukan advokasi dalam rangka
perilaku yang berkelanjutan di murid sekolah/madrasah, harus menciptakan suasana yang kondusif untuk melaksanakan Rencana
melibatkan semua pemangku kepentingan di daerah tersebut, sehingga Tindak Lanjut hasil Lokakarya STBM/Sanitasi Sekolah/Madrasah,
menjadi sebuah gerakan bersama kegiatan CTPS. Langkah pertama sehingga semua tokoh kunci dari setiap pemangku kepentingan
yang harus dilakukan adalah pemetaan pemangku kepentingan, bergerak sesuai dengan sumber daya yang tersedia.
sehingga diperoleh siapa saja yang dapat terlibat untuk kegiatan CTPS
di sekolah/madrasah beserta dengan unit atau tokoh kunci di masing- Untuk itu, dapat dilakukan kegiatan advokasi terkait CTPS, yang
masing pemangku kepentingan dapat diatur sebagai berikut:

Untuk itu, dapat dilakukan kegiatan pertemuan pemetaan pemangku


kepentingan terkait CTPS, yang dapat diatur sebagai berikut: Topik Advokasi
Tujuan Terciptanya suasana yang kondusif untuk
Topik Pertemuan pemetaan pemangku kepentingan terkait CTPS melaksanakan kegiatan CTPS sesuai dengan hasil Lokakarya STBM/Sanitasi
Sekolah/Madrasah yang di dukung oleh sumber daya yang tersedia dari setiap
Tujuan Mendapatkan daftar pemangku kepentingan sejak tingkat kabupaten/kota, pemangku kepentingan
kecamatan, desa/kelurahan sampai dengan komite sekolah/madrasah
Metoda Pertemuan berkala
Metode Pertemuan secara bertahap sejak tingkat kabupaten/kota, kecamatan, desa/
kelurahan sampai dengan komite sekolah/madrasah Waktu Sesuai kesepakatan bersama

Waktu Sesuai dengan kebutuhan di masing-masing tingkatan 1. Format Rencana Tindak Lanjut Lokakarya STBM/Sanitasi Sekolah/Madrasah
Alat 2. Daftar kegiatan dan sumber daya setiap pemangku kepentingan
1. Laptop dan LCD 3. Format Rencana aksi bulanan sesuai kesepakatan bersama setiap pertemuan berkala
Alat
2. Kertas flipchart dan spidol
Melakukan pertemuan persiapan advokasi dan berkoordinasi dengan semua pihak
1. Dilakukan pertemuan secara bertahap, sehingga terpetakan yang membahas:
pemangku kepentingan: 1. Skala prioritas kecamatan/desa/kelurahan/sekolah/madrasah yang perlu
a) Kelompok Kerja yang mungkin akan ada kaitannya dengan CTPS di tingkat mendapatkan dukungan segera sesuai dengan sumber daya yang tersedia
kabupaten/kota: 2. Kesediaan pimpinan pemerintah desa/kelurahan/ sekolah/madrasah dan atau
• Satgas Penanganan COVID-19: BNPB tokoh lainnya dalam mengawal pentingnya peningkatan kegiatan CTPS di daerah
• Pokja AMPL/Sanitasi/PPAS: Bappeda, Dinas Kesehatan, Dinas PU, Dinas prioritas, yang dilengkapi dengan data sebaran lokasinya
PMD, Dinas Kebersihan 3. Tanggal kunjungan advokasi lapangan di daerah prioritas dan
• Pokja UKS/M: Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, Kantor Kementrian 4. Agenda dan durasi kegiatan yang akan dilakukan, keluaran yang diharapkan,
Agama bekerjasama dengan pemerintah setempat untuk ditindak lanjuti.
• LSM atau program terkait CTPS 5. Peran dan tanggung jawab pemerintah setempat/sekolah/madrasah /komite
• Organisasi Penyandang Disabilitas sekolah/madrasah untuk kegiatan tindak lanjutnya.
Proses Proses
b) Tim STBM Kecamatan 6. Melakukan wawancara mendalam dengan pengelola sekolah/madrasah dan atau
• Aparatur Kecamatan tokoh untuk menggali karakteristik lokasi calon daerah prioritas.
• Promkes dan Kesling Puskesmas 7. Rencana pemantauan untuk melihat hasil pelaksanaan rencana tindak
c) Tim STBM Desa/Kelurahan daerah prioritas.
• Kepala Desa/Lurah 8. Menyepakati dukungan sumber daya untuk lokasi yang menjadi prioritas.
• Kepala Sekolah/Madrasah 9. Menyerahkan dukungan sumberdaya untuk lokasi yang menjadi prioritas sesuai
• Komite Sekolah/Madrasah dengan kesepakatan jadual kegiatan
10. Melakukan pemantauan pelaksanaan kegiatan lokasi prioritas sesuai dengan
2. Hasil akhir dari pertemuan bertahap tadi, diharapkan akan teridentifikasi
kesepakatan jadual kegiatan.
kelembagaan yang dapat dimanfaatkan untuk mengarus-utamakan CTPS di
11. Menyusun laporan hasil pemantauan dan temuan pembelajaran yang diperoleh,
sekolah/madrasah
untuk menyemangati daerah lainnya.

Catatan: Untuk memperkuat hasil advokasi, dapat dilakukan pertemuan koordinasi dengan pihak-pihak
terkait dilakukan untuk mencapai kesepakatan siapa akan melakukan apa sesuai dengan kemampuan
sumber dayanya, sehingga semua tergerak untuk mendukung perubahan perilaku menuju perilaku
CTPS yang berkelanjutan

PEMICUAN CUCI TANGAN PAKAI SABUN


34 BUKU PANDUAN 35
DI SEKOLAH dan MADRASAH
5.1.3 Persiapan pemicuan CTPS di sekolah/madrasah Kegiatan peningatan kapasitas
Z

Z Pertemuan persiapan pemicuan Jika diperlukan, tersedia menu peningkatan kapasitas, baik dalam rangka pelaksanaan STBM/Sanitasi
Sekolah untuk pemangku kepentingan, maupun peningkatan keterampilan untuk pelaksanaan STBM-
Sesuai dengan rencana tindak sebagai hasil dari Pelatihan STBM- MKM di sekolah/madrasah, dapat dipergunakan menu di bawah ini:
MKM di sekolah/madrasah, sebelum dilakukan pemicuan, dilakukan
persiapan pemicuan CTPS di sekolah/madrasah, agar hasil yang Untuk itu, dapat dilakukan kegiatan advokasi terkait CTPS, yang
diperoleh berupa perilaku CTPS menjadi kebiasaan murid di sekolah/ dapat diatur sebagai berikut:
madrasahnya masing-masing.
• Lokakarya STBM/Sanitasi Sekolah/Madrasah
Untuk itu, dapat dilakukan kegiatan persiapan pemicuan CTPS
di sekolah/madrasah, yang dapat diatur sebagai berikut: Langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah meningkatkan
kapasitas bagi semua pemangku kepentingan hasil pemetaan diatas,
sehingga pemangku kepentingan berkomitmen untuk melaksanakan
program sanitasi sekolah/madrasah – termasuk dalam hal ini CTPS.

Untuk itu, dapat dilakukan kegiatan lokakarya STBM/Sanitasi


Sekolah/Madrasah, yang dapat diatur sebagai berikut:

Topik Persiapan pemicuan CTPS di sekolah/madrasah Topik Lokakarya STBM/Sanitasi Sekolah/Madrasah


Tujuan Mendapatkan informasi Tujuan 1. Para pemangku kepentingan berkomitmen untuk
melaksanakan program sanitasi sekolah/madrasah - termasuk dalam hal ini CTPS
Metode Pertemuan pemangku kepentingan kunci sekolah/madrasah calon lokasi pemicuan
2. Mendorong pihak sekolah/madrasah untuk memiliki sarana sanitasi dan hygiene
Waktu 1-2 jam yang aman, berkelanjutan dan inklusif serta memiliki komitmen program dan
anggaran pelaksanaan sanitasi sekolah/madrasah - termasuk dalam hal ini CTPS
1. Agenda pemicuan 3. Pemerintah di tingkat kabupaten/kota memiliki kebijakan/ rencana kerja untuk
Daftar
2. Daftar kebutuhan peralatan pemicuan mendukung kegiatan sanitasi sekolah/madrasah - termasuk dalam hal ini CTPS
Kebutuhan
3. Daftar Tim Pemicu
Strategi 1. lntegrasi dengan Program UKS/M
1. Dilakukan pertemuan secara bertahap, sehingga terpetakan 2. Melatih pendidik sebaya murid SD/SMP sebagai agen perubahan sanitasi
pemangku kepentingan: sekolah/madrasah
a) Kelompok Kerja yang mungkin akan ada kaitannya dengan CTPS di tingkat 3. Melibatkan seluruh pemangku kepentingan: Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan,
kabupaten/kota: Kantor Kementerian Agama dan unsur terkait lainnya
• Satgas Penanganan COVID-19: BNPB 4. Melibatkan seluruh unsur sekolah/madrasah: Kepala Sekolah/Madrasah, Guru,
• Pokja AMPL/Sanitasi/PPAS: Bappeda, Dinas Kesehatan, Dinas PU, Murid, Komite Sekolah/Madrasah
Dinas PMD, Dinas Kebersihan 5. Mengadopsi pendekatan STBM untuk pendekatan perubahan perilaku
• Pokja UKS/M: Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, Kantor Kementrian 6. Mengembangkan media KIE yang ramah anak
Agama 7. Menggabungkan pendekatan perubahan perilaku dan advokasi agar tercapai
• LSM atau program terkait CTPS tujuan program
• Organisasi Penyandang Disabilitas
Proses b) Tim STBM Kecamatan Materi 1. Paparan tentang Kebijakan Penggunaan Dana BOS dari Dinas Pendidikan
• Aparatur Kecamatan Kabupaten/Kota
• Promkes dan Kesling Puskesmas 2. Paparan tentang DAK Sanitasi untuk Sanitasi Sekolah/Madrasah dari Bappeda
c) Tim STBM Desa/Kelurahan Kabupaten/Kota
• Kepala Desa/Lurah 3. Paparan tentang STBM Berkesetaraan Gender dan Inklusi Sosial
• Kepala Sekolah/Madrasah 4. Paparan tentang Manajemen Kebersihan Menstruasi
• Komite Sekolah/Madrasah 5. Paparan praktek terbaik dari Puskesmas atau Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
terkait Sanitasi Sekolah/Madrasah
2. Hasil akhir dari pertemuan bertahap tadi, diharapkan akan teridentifikasi
Peserta Wakil dari seluruh pemangku kepentingan hasil pemetaan bersama
kelembagaan yang dapat dimanfaatkan untuk mengarus-utamakan CTPS di
sekolah/madrasah Kegiatan Lokakarya
Waktu 2 hari efektif
... ...

PEMICUAN CUCI TANGAN PAKAI SABUN


36 BUKU PANDUAN 37
DI SEKOLAH dan MADRASAH
1. Paparan narasumber Topik Pelatihan STBM-MKM di Sekolah/Madrasah
Daftar 2. LCD – laptop
Tujuan 1. Memberikan pemahaman tentang STBM dan MKM yang berkesetaraan
Kebutuhan 3. Kertas flipchart – spidol
gender dan inklusi sosial di sekolah/madrasah.
4. Selotip
2. Memberikan panduan bagi sekolah/madrasah cara melaksanakan STBM–MKM
Hari Pertama
yang berkesetaraan gender dan inklusi sosial di sekolah/madrasah.
1. Pembukaan
2. Introduksi dan Perkenalan 3. Memberikan panduan bagi sekolah/madrasah untuk mendampingi murid
3. Kebijakan Sanitasi dan MKM di Sekolah/Madrasah: pendidik sebaya dan agen perubahan STBM – MKM di sekolah/madrasah.
- STBM GESI
- Kebijakan Dinas Pendidikan – Penggunaan BOS untuk Sanitasi 4. Memberikan panduan bagi sekolah/madrasah cara melakukan monitoring dan
- Dana DAK Sanitasi untuk Sekolah/madrasah evaluasi pelaksanan kegiatan STBM – MKM yang berkesetaraan gender dan
4. Implementasi STBM dan MKM di Sekolah/Madrasah inklusi sosial di sekolah/madrasah
- Peran Pendidik Sebaya sebagai agen perubahan perilaku 1. Perkenalan
- Paparan MKM dan hasil studi MKM 2. 5 Pilar STBM
Proses Materi 3. Manajemen Kebersihan Menstruasi
Hari Kedua 4. Kesetaraan Gender dan Inklusi Sosial
1. Berbagi pengalaman Sanitasi Sekolah/Madrasah dan MKM dari Kabupaten/Kota 5. Rencana Tindak Lanjut
2. Pemetaan Masalah dan Potensi
- Sumberdaya – manusia, sarana prasarana dan media komunikasi 1. Calon pendidik sebaya, murid SD, SMP dan Madrasah
Peserta
- Pendanaan 2. Guru Pendamping
- Kebijakan 1. Ceramah dan tanya jawab
3. Penyusunan Rencana Tindak Lanjut 2. Penugasan
- Rencana Tindak Sekolah/Madrasah Metoda
3. Diskusi kelompok
- Rencana Tindak Kecamatan/ Puskesmas 4. Simulasi
- Rencana Tindak Kabupaten/Kota
13 jam efektif, dalam dua hari efektif pertemuan, atau diatur sesuai dengan
Waktu
kesepakatan bersama
1. Perkenalan, 45 menit
2. Pre-Test, 15 menit
3. Identifikasi Capaian Pelatihan, 45 menit
4. Diagram F, 90 menit
5. Pilar 1, Stop Buang Air Sembarangan, 90 menit
6. Pilar 2, Cuci Tangan Pakai Sabun, 90 menit
7. Pilar 3, Pengelolaan Air Minum dan Makanan Rumah Tangga, 45 menit
Proses
8. Pilar 4, Pengelolaan Sampah Rumah Tangga, 90 menit
• Pelatihan STBM-MKM di sekolah/madrasah 9. Pilar 5, Pengelolaan Limbah Cair Rumah Tangga, 45 menit
10. Manajemen Kebersihan Menstruasi, 45 menit
Jika diperlukan, sesuai dengan hasil Lokakaya STBM/Sanitasi 11. Kesetaraan Gender dan Inklusi Sosial, 60 menit
Sekolah/Madrasah dan advokasi, maka kegiatan CTPS sebagai 12. Post Test, 15 menit
bagian yang tidak terpisahkan dari STBM-MKM, perlu dilakukan 13. Rencana Tindak Lanjut, 60 menit
peningkatan kapasitas kepada calon pendidik sebaya, murid SD
dan SMP dan Guru pendampingnya agar kegiatan CTPS di sekolah/
madrasah dapat terlaksana dengan baik.
Sedangkan jika Tim Fasilitator Pemicuan CTPS memerlukan peningkatan kapasitas, dapat dilihat di
Untuk itu, agar Pelatihan STBM-MKM di sekolah/madrasah dapat buku Panduan Pemicuan CTPS di Masyarakat.
terlaksana dengan baik, contoh materi pembelajaran sebagai berikut:

PEMICUAN CUCI TANGAN PAKAI SABUN


38 BUKU PANDUAN 39
DI SEKOLAH dan MADRASAH
5.2 Pemicuan
Pemicuan adalah kegiatan untuk memfasilitasi anak-anak sekolah/madrasah dalam melakukan analisis d. Fasilitator menjelaskan protokol kesehatan dalam pandemik COVID-19
terkait perilaku higienitas dan sanitasi, dengan tujuan adalah agar anak-anak mau mengubah perilaku
e. Minta kesediaan anak-anak sekolah/madrasah yang hadir untuk mengikuti
CTPS-nya menjadi lebih baik, dengan cara lewat kelasnya masing-masing membuat Aksi Bersama:
pertemuan sampai selesai. Jika bisa diterima oleh anak-anak sekolah/madrasah,
menggunakan, merawat dan mengelola seluruh CTPS di sekolah/madrasahnya secara berkelanjutan.
maka jelaskan bahwa fasilitator akan banyak bertanya dan minta kesediaan
Sesuai dengan persiapan diatas, Tim Pemicuan dapat menyusun agenda pemicuan CTPS sesuai dengan
anak-anak sekolah/madrasah yang hadir untuk memberikan penjelasan.
durasi waktu yang tersedia. Berdasarkan hasil uji coba pemicuan di lapangan, berikut ini adalah alat
alat pemicuan yang direkomendasikan untuk pemicuan di sekolah/madrasah. Sedangkan alat pemicuan
3. Pencairan suasana:
lainnya dapat dipilih untuk kegiatan materi pendampingan atau promosi kesehatan di pasca pemicuan,
a. Lakukan pencairan suasana untuk menciptakan suasana akrab antara
disesuaikan dengan ketersediaan alat alat yang dibutuhkan oleh alat alat pemicuan tersebut.
fasilitator dan anak-anak sekolah/madrasah sehingga akan terbuka untuk
Berikut ini adalah susunan agenda pemicuan sesuai dengan hasil uji menceritakan apa yang terjadi di sekolah/madrasahnya tersebut.
coba lapangan dan sesuai dengan pedoman yang sudah tersedia:
b. Pencairan suasana dilakukan dengan permainan, mudah dilakukan oleh anak-
anak sekolah/madrasah, melibatkan banyak orang dan ada hubungannya
5.2.1. Bina Suasana
dengan topik yang akan dianalisis, sebagai contoh:
Bina suasana adalah pembuka fasilitasi pemicuan untuk CTPS • Bagi peserta ke dalam beberapa kelompok, bagikan kertas A4 & spidol
untuk membangun hubungan dalam pertemuan ini, sehingga ketika • Fasilitator utama menjelaskan setiap kelompok diminta untuk berdiskusi,
terbangun suasana yang informal, santai, diharapkan upaya untuk membuat gambar dan Yel-Yel tentang:
membangun kesadaran bahwa kebersihan lingkungan terkait CTPS o Permasalahan CTPS yang dihadapi di sekolah/madrasahnya
itu penting, akan lebih mudah untuk dicapai. o Cara anak-anak untuk membuat sekolah/madrasah menjadi lebih bersih
dan sehat melalui CTPS
Untuk itu, dapat diikuti panduan proses fasilitasi untuk topik bina
o Yel-yel atau nyanyian yang menggambarkan semangat untuk mencapai
suasana, sebagaimana panduan proses berikut ini:
lingkungan sekolah/madrasah yang lebih bersih dan sehat
o Sepakati siapa juru bicara kelompoknya masing-masing
Proses • Berikan kesempatan kepada setiap kelompok secara bergiliran
Topik Bina suasana untuk: memperkenalkan kelompoknya, menjelaskan gambarnya dan
1. Terciptanya suasana akrab antara guru dan pendidik sebaya serta teman teman menampilkan yel-yelnya atau nyanyiannya
sekolah/madrasah lainnya sehingga saling mengenal satu sama lainnya c. Fasilitator dapat memulai dengan pertanyaan:
Tujuan
2. Anak-anak sekolah/madrasah mau menyampaikan pendapatnya dan • “Siapa yang belum CTPS pada hari ini?”
mau menjawab pertanyaan yang diajukan • Apa dampaknya kalau tidak CTPS
1. Diskusi dan tanya jawab • Apa manfaatnya bagi anak yang sudah CTPS?
Metode 2. Penugasan • Lanjutkan dengan pertanyaan:
3. Diskusi kelompok o Dimana anak-anak biasa melakukan CTPS?
o Kapan saja melakukan CTPS?
Waktu 15 menit o Apa alat CTPS yang sudah tersedia?
o Dari mana sumber airnya?
Alat Kertas flipchat, Spidol dan Alat permainan sesuai tujuan
o Siapa yang menyediakan sabun?
1. Perkenalkan diri anda beserta tim dan bangun hubungan dengan masyarakat d. Sepakati bersama tentang penggunaan istilah terkait CTPS di sekolah/
yang hadir dalam pertemuan ini. Setelahnya dilakukan juga perkenalan antar madrasah. Gunakan kata-kata ini selama proses analisis.
peserta pemicuan
2. Pengantar pertemuan: 4. Ingat bahwa tugas fasilitator adalah membantu anak-anak untuk:
a. Jelaskan tujuan keberadaan pendidik sebaya. a. Melihat kondisi perilaku CTPS di sekolah/madrasah; menyadari perilaku
Catatan: tujuannya adalah untuk belajar tentang kebiasaan anak-anak sekolah/ CTPS mereka dan dampaknya terhadap seluruh anggota keluarga dan teman
madrasah yang berhubungan dengan CTPS. temannya di sekolah/madrasah
Proses b. Mengajak anak-anak untuk menjadikan CTPS menjadi kebiasaan sehari-hari
b. Minta persetujuan anak-anak sekolah/madrasah, apakah tim fasilitator dapat c. Tugas semua yang hadir adalah saling mengajak untuk melakukan CTPS yang
diterima dan proses dilanjutkan, jika tidak bisa diterima, proses tidak dilanjutkan, benar dan melaksanakannya pada waktu penting CTPS.
minta kesediaan anak-anak sekolah/madrasah kapan pemicuan dapat dilakukan.
c. Fasilitator mengajak anak untuk menyepakati aturan main selama proses
pemicuan dan menekankan bahwa selama berkegiatan merupakan ruang
aman bagi anak untuk menyampaikan ide dan pendapatnya

... ...

PEMICUAN CUCI TANGAN PAKAI SABUN


40 BUKU PANDUAN 41
DI SEKOLAH dan MADRASAH
5.2.2 Identifikasi Masalah 5.2.3 Identifikasi Pemecahan Masalah

Identifikasi masalah adalah tahapan pemicuan untuk mengajak anak- Identifikasi pemecahan masalah adalah tahapan pemicuan untuk
anak melakukan identifikasi masalah masalah yang berhubungan mengajak masyarakat melakukan identifikan upaya upaya yang dapat
dengan perilaku CTPS di sekolahnya. Kegiatannya adalah: dilakukan untuk memecahkan masalah, agar perilaku CTPS menjadi
perilaku yang berkelanjutan, baik di lingkungannya. Kegiatannya adalah:
(1) Transek atau Penelusuran Lingkungan
(1) Alur Penularan Virus COVID-19
Transek atau Penelusuran Lingkungan digunakan untuk mengajak
anak sekolah/madrasah melihat dan mengetahui keberfungsian Alur penularan adalah kegiatan diskusi kelompok untuk melakukan
sarana CTPS dan sarana sanitasi lainnya di suatu sekolah/madrasah, analisis penularan COVID-19, sebagai upaya memicu anak-anak
serta memicu agar selalu melakukan CTPS sesuai dengan tata cara agar selalu CTPS, karena akan memutus rantai penularan virus
dan waktu yang tepat. COVID-19, sehingga membuat tangan kita bersih dan sehat .
Untuk itu, dapat diikuti panduan proses fasilitasi untuk topik transek, Untuk itu, dapat diikuti panduan proses fasilitasi untuk topik alur
sebagaimana panduan proses berikut ini: penularan COVID-19, sebagaimana panduan proses berikut ini:

Tersedia poster alur penularan COVID-19, silahkan lihat di: http://bit.ly/PemicuanCTPS


Topik Transek atau Penelusuran Lingkungan
1. Untuk melihat dan mengetahui keberfungsian sarana CTPS di suatu sekolah/
madrasah serta sarana sanitasi lainnya
Topik Alur Penularan Virus COVID-19
Tujuan 2. Memicu rasa takut sakit bagi orang yang belum biasa CTPS jika melihat masih
ada tinja, sampah dan limbah cair sembarangan di sekolah/madrasah tersebut 1. Untuk melihat dan mengetahui keberfungsian sarana CTPS di suatu sekolah/
yang akan menyebabkan pencemaran air dan tidak dapat dipakai untuk CTPS madrasah serta sarana sanitasi lainnya
Tujuan 2. Memicu rasa takut sakit bagi orang yang belum biasa CTPS jika melihat masih
1. Pengamatan
Metode ada tinja, sampah dan limbah cair sembarangan di sekolah/madrasah tersebut
2. Diskusi
yang akan menyebabkan pencemaran air dan tidak dapat dipakai untuk CTPS
Waktu 30 menit
Metoda Diskusi kelompok
Lembar catatan untuk observasi kebiasaan dan peralatan CTPS murid
Alat Waktu 30 menit
di suatu sekolah/madrasah
Alat Lembar catatan untuk observasi kebiasaan dan peralatan CTPS murid
1. Fasilitator mengawali kegiatan dengan mengajak anak-anak berdiskusi tentang:
a. Penyebab tangan kotor 1. Ajukan beberapa pertanyaan berikut: Apakah virus COVID-19 dapat masuk ke
b. Pemahaman anak-anak tentang cuci tangan dalam tubuh manusia? Bagaimana caranya? Melalui media apa saja?
c. Perilaku CTPS di lingkungan sekolahnya 2. Fasilitator utama membagi peserta ke dalam 2-3 kelompok, dan membagikan
d. Sarana CTPS yang tersedia di sekolahnya Kartu alur penularan virus COVID-19 kepada masing-masing kelompok
2. Ajak anak-anak sekolah/madrasah untuk mendatangi berbagai sarana sanitasi 3. Fasilitator utama mengajak setiap kelompok untuk berdiskusi menyusun alur
untuk melihat kondisi keberfungsian sarana CTPS dan sarana sanitasi lainnya di penularan virus COVID-19:
sekolah/madrasah tersebut • Apa sumber virus COVID-19?
3. Ajak anak-anak untuk melihat kondisi peralatan dan tempat mencuci tangan. • Apa medianya?
4. Ajukan beberapa pertanyaan antara lain: • Bagaimana virus COVID-19 dapat masuk ke mata-hidung-mulut?
- dari mana mereka memperoleh air bersih, • Bagaimana cara memutus rantai virus COVID-19 tersebut
- apakah mereka mencuci tangan sebelum makan, 4. Setelah selesai minta perwakilan kelompok untuk menyampaikan hasilnya.
- bagaimana cara mereka mencuci tangan dan lain-lain. 5. Lakukan diskusi untuk memicu rasa takut sakit, terhadap hasil penggambaran
5. Lakukan observasi atau ajukan pertanyaan tentang sarana CTPS: Proses alur penularan virus COVID-19 secara bersama-sama.
Proses
- Apakah berfungsi? 6. Fasilitator menanyakan perasaan peserta:
- Bagaimana cara memeliharanya agar selalu berfungsi • Bagaimana setelah tahu virus COVID-19 dapat menular?
- Siapa yang memelihara? • Bagaimana kalau menuluar ke anggota keluarga kita?
- Siapa yang menyiapkan airnya? • Bagaimana kalau sampai terjadi kematian di anggota keluarga kita?
- Siapa yang menyiapkan sabun? 7. Fasilitator bertanya tentang Droplet:
- Lalu, apa yang diperankan oleh anak-anak sendiri? • Bahas dengan peserta melalui apa droplet dapat menyebar?
6. Catat semua temuan lapangan, sebagai bahan untuk melengkapi pembahasan • Penularan terjadi melalui apa? Mata – hidung dan mulut
tahap selanjutnya dalam pemicuan CTPS • Apa yang harus dilakukan untuk mencegahnya?
7. Simpulkan, bahwa kita telah menelusuri sarana sanitasi – terutama sarana 8. Tanyakan kepada peserta:
CTPS, ajak anak-anak untuk terbiasa menggunakan dan merawat sarana • Siapa yang paling rentan terpapar COVID-19
tersebut, agar terbiasa hidup bersih dan sehat • Ada yang mengetahui sudah berapa banyak korban terpapar COVID-19
• Bagaimana perasaannya jika diantara korban tersebut adalah keluarga kita?
Catatan:
Dapat dilakukan di SD/SMP/MI ... ...

PEMICUAN CUCI TANGAN PAKAI SABUN


42 BUKU PANDUAN 43
DI SEKOLAH dan MADRASAH
(2) Melemparkan Kuman
9. Lakukan diskusi untuk mengidentifikasi upaya untuk memutus alur penularan
Melemparkan kuman, adalah sebuah permainan sebagai upaya
virus COVID-19.
untuk memicu anak-anak sekolah/madrasah untuk selalu CTPS, agar
a. Tanyakan kepada mereka: Apa yang harus dilakukan agar virus COVID-19
terbiasa untuk hidup bersih dan sehat, salah satu diantaranya dengan
tidak menimbulkan penyakit?
melakukan CTPS dengan benar dan menyenangkan.
b. Minta mereka untuk menuliskan atau menggambarkan apa yang harus
dilakukan untuk memutus alur penularan virus COVID-19?
Untuk itu, dapat diikuti panduan proses fasilitasi untuk topik
Proses c. Jika salah satu jawaban peserta adalah dengan cara mencuci tangan,
Melemparkan kuman, sebagaimana panduan proses berikut ini:
tanyakan bagaimana cara mencuci tangan dengan benar dan kapan saja
CTPS harus dilakukan.
10. Tanyakan: Apa yang akan dilakukan esok hari? Apakah akan tetap melakukan Topik Melemparkan kuman
kebiasaan yang sama?
Mengajak anak-anak untuk meningkatkan
Catatan: Tujuan semangatnya dalam memerangi kuman dan
Topik ini lebih cocok untuk pelajar SMP/Madrasah Ibtidaiyah membuangnya jauh-jauh dari tangan dengan CTPS
Metoda Permainan interaktif
Waktu 30 menit
1. 20 buah balon dengan warna berbeda
Gambar potongan alur penularan virus COVID-19: 2. Tali atau karet untuk mengikat balon
Alat 3. Air
4. Kertas A3 yang telah dialasi dengan kertas karton
5. Kardus bekas atau kontainer lainnya dan biarkan terbuka
1. Persiapan:
a. Buat tulisan dari karton ukuran A4: Saya mencuci tangan pakai sabun ketika:
.......... masing-masing dua set
b. Isi balon dengan air, tiup secukupnya, ikat yang kuat agar air tidak bocor.
Beri nama balon memakai spidol dengan tulisan:
• kuman,
• bakteri,
Alur Penularan virus COVID-19 • virus,
• kotoran,
• cacing, dan lain sebagainya; masing-masing dua set
c. Buat kartu dari karton ukuran A4 bertulisan: (sesuaikan dengan dunia anak)
• sebelum makan
• sebelum membantu ibu mengolah makanan
Proses • setelah buang air kecil/besar
• setelah membantu adik BAB/pipis
• setelah bermain di tanah/lumpur
• setelah bersin
• setelah mengeluarkan ingus
• setelah berjabat tangan dengan banyak orang
• setelah naik di bis/ angkutan kota
• setelah membersihkan Iuka
• setelah menjenguk/menyentuh orang sakit
• setelah bermain dengan hewan peliharaan/ternak
2. Permainan
a. Fasilitator mengingatkan tentang pentingnya cuci tangan pada saat waktu
waktu penting melakukan CTPS

... ...

PEMICUAN CUCI TANGAN PAKAI SABUN


44 BUKU PANDUAN 45
DI SEKOLAH dan MADRASAH

b. Fasilitator menjelaskan bahwa kita akan melakukan permainan Melempar 1. Kumpulkan anak-anak dalam satu kelas
Kuman, dengan tata cara berikut ini: 2. Bagilah anak menjadi 4 kelompok: A, B, C dan D, seorang menjadi ketua
• Peserta dibagi kedalam 2 kelompok: kelompok A dan B kelompok
• Kelompok yang berhasil memasukkan balon terbanyak sebagai pemenang 3. Buat kesepakatan dengan anak mengenai waktu-waktu penting orang harus
• Minta setiap anak secara bergiliran di kelompoknya, mengambil salah mencuci tangan pakai sabun:
satu balon bertuliskan kuman dan salah satu kartu bertuliskan waktu o sebelum makan
penting CTPS, o sebelum membantu ibu mengolah makanan
• Minta setiap anak untuk berteriak sebelum melemparkan balon sambil o setelah buang air kecil/ besar
memegang kartu pada saat tepat cuci tangan, seperti contoh berikut ini : o setelah membantu adik BAB/pipis
- Wakil anak perempuan: saya lemparkan kuman, setelah buang air o setelah bermain di tanah/lumpur
kecil/ besar o setelah bersin
- Wakil anak laki-laki: saya lemparkan virus, setelah bersin. Dst o setelah mengeluarkan ingus
Proses • Terus lakukan sampai semua anak mendapatkan giliran o setelah berjabat tangan dengan banyak orang
• Lakukan pengecekan bersama, kelompok mana yang menang? o setelah naik di bis/ angkutan kota
Yang menang mendapatkan satu botol sabun cair untuk CTPS o setelah membersihkan luka
o setelah menjenguk/menyentuh orang sakit
2. Jelaskan bahwa kuman dan teman-temannya berbahaya dan harus dibuang
o setelah bermain dengan hewan peliharaan/ ternak
jauh-jauh dari tangan dengan mencuci tangan pakai sabun. Diharapkan melalui
Proses 4. Tulis waktu-waktu tersebut pada sebuah kertas karton besar
permainan ini anak mendapatkan pengalaman berkesan dan akan mengingat
5. Tempelkan karton tersebut di salah satu dinding kelas
dengan cepat waktu-waktu penting CTPS tersebut.
6. Pasangkan setiap waktu penting dengan gambar tokoh. Misalnya “setelah
3. Fasilitator menutup pembicaraan dengan menjelaskan tentang waktu penting membersihkan Iuka” dipasangkan dengan gambar “Doraemon”
melaksanakan CTPS. 7. Ajak anak di kelompoknya untuk membuat tabel berikut ini di kertas flipchart
sebagaimana lampiran panduan dibawah ini.
Catatan: 8. Mintalah setiap kelompok untuk memasangkan semua gambar kartunnya sampai
Dapat dipergunakan untuk murid SD/SMP/MI habis, sesuai dengan waktu penting CTPS yang tersedia.
9. Mintalah anak-anak untuk membuat tabel di bukunya masing-masing untuk
mencatat setiap kali melakukan CTPS pada saat waktu tepat CTPS tersebut.
Juga apabila mereka tidak melakukannya. Galakkan setiap kelompok untuk
saling mengingatkan anggota kelompoknya
(3) Pahlawan Penghancur Kuman 10. Periksa buku mereka sekali seminggu. Setiap bulan kelompok yang
pahlawannya banyak yang menang yang akan menjadi pemenang. Sediakan
Melemparkan kuman, adalah sebuah permainan sebagai upaya penghargaan yang menarik, misalnya sabun cair dalam botol, handuk kecil untuk
untuk memicu anak-anak sekolah/madrasah untuk selalu CTPS, lap tangan setelah CTPS, dan lain sebagainya.
agar terbiasa untuk hidup bersih dan sehat, salah satu diantaranya
Catatan:
dengan melakukan CTPS dengan benar dan menyenangkan.
Dapat dilakukan di SD/SMP/MI
Untuk itu, dapat diikuti panduan proses fasilitasi untuk topik
Melemparkan kuman, sebagaimana panduan proses berikut ini:

Topik Pahlawan Penghancur Kuman


Contoh Tabel Pelaksanaan Waktu Penting CTPS – Permainan Pahlawan Penghancur Kuman
Memberikan kesempatan kepada anak untuk
Tujuan meningkatkan semangat anak untuk membiasakan
cuci tangan pakai sabun secara aktif Tidak
Waktu Nama
No Tanggal Dilakukan Dilakukan Keterangan
Penting Pahlawan
Metoda Permainan + alasan
Waktu 30 menit Senin, Setelah Doraemon - Lupa Doraemon
1. 19 Oktober membersihkan kalah
1. Gambar tokoh kartun pahlawan yang disukai anak-anak, paling tidak 8 gambar
2020 luka
yang dibagi untuk 4 kelompok
2. Karton putih Setelah Avatar Ya, - Avatar
Alat Rabu,
3. Kertas flipchart membantu adik diingatkan ibu menang
2. 21 Oktober
4. Spidol dan selotip BAB/pipis
2020
5. Tabel pelaksanaan CTPS sesuai dengan waktu penting
... ...

PEMICUAN CUCI TANGAN PAKAI SABUN


46 BUKU PANDUAN 47
DI SEKOLAH dan MADRASAH
(4) Mengenal si Penjahat Hitam 5.2.4 Rencana Aksi

Mengenal si Penjahat Hitam adalah sebuah demo sebagai upaya Rencana aksi komitmen perubahan adalah puncak kegiatan pemicuan
untuk memicu anak-anak untuk selalu CTPS, karena mencuci CTPS, sebuah upaya bersama anak-anak yang telah terpicu untuk
tangan dengan memakai sabun akan menghilangkan semua kotoran, segera memulai perubahan perilaku tersebut, yang dituangkan
sehingga membuat tangan kita bersih dan sehat kedalam sebuah rencana aksi yang sesuai dengan kemampuannya.

Untuk itu, dapat diikuti panduan proses fasilitasi untuk topik Mengenal Untuk itu, dapat diikuti panduan proses fasilitasi untuk topik Rencana
si Penjahat Hitam, sebagaimana panduan proses berikut ini: Aksi Komitmen Perubahan, sebagaimana panduan proses berikut ini:

Topik Rencana Aksi Komitmen Perubahan


Melakukan kristalisasi semangat perubahan dari
situasi perilaku yang tidak sehat ke perilaku yang sehat
melalui Rencana Aksi Bersama yang akan dilakukan
Tujuan
oleh anak-anak di kelasnya – salah satu diantaranya
adalah mengelola dan merawat sarana CTPS
agar terjadi perilaku CTPS yang menetap
Topik Mengenal si Penjahat Hitam Metode Diskusi kelompok
Memberikan contoh bahwa Cuci Tangan Pakai Sabun Waktu 15 menit
Tujuan
akan menghilangkan semua kotoran
1. Kertas flipchart
Metoda Demo Alat 2. Spidol
Waktu 30 menit 3. Tabel Rencana Aksi Komitmen Perubahan

1. Minyak goreng 1. Ingatkan kembali anak-anak tentang kondisi perilaku CTPS yang tidak sehat
2. Kopi bubuk serta dampaknya.
Alat 3. Perlengkapan CTPS secukupnya 2. Tanyakan apakah anak-anak suka dengan kondisi tersebut
4. Lap atau tissu 3. Tanyakan apa yang akan dilakukan agar kondisi tersebut tidak menimpa pada
5. Baskom atau ember untuk menampung limbah CTPS anak-anak di kelasnya?
4. Mulai kapan akan dilakukan
1. Minta perwakilan anak-anak sebagai relawan di kelas tersebut untuk mengotori 5. Siapa yang bersedia sebagai agen perubahan, yang akan mendorong anak-anak
tangannya dengan minyak goreng serta ditaburi oleh bubuk kopi. berkomitmen untuk melakukan perubahan? Bertindak sebagai pendidik sebaya?
Proses 6. Berikan kertas flipchart dan spidol kepada yang sudah terpicu untuk berubah
2. Beritahukan pada anak bahwa bubuk kopi yang warnanya gelap itu perilakunya diajak untuk menyusun Rencana Aksi dengan menulis:
diumpamakan sebagai “kuman” penyebar penyakit yang bersembunyi di tangan • Apa yang akan dilakukan di masing-masing kelas?
3. Minta relawan anak untuk mencuci tangannya hanya dengan air dan lihat • Kapan akan dilakukan?
seberapa banyak minyak goreng dan kopi yang tersisa di tangan • Siapa yang bertanggung jawab melakukan kegiatan tersebut?

4. Kemudian ulangi dengan cara yang sama, dan minta relawan anak tersebut Catatan:
untuk mencuci tangan pakai sabun Dapat dipergunakan untuk murid SD/SMP/MI

5. Tanyakan kepada anak-anak, apa hasil yang diperoleh dari perbedaan diantara
Proses kedua cara mencuci tangan tadi?
Contoh tabel pelaksanaan waktu penting CTPS
6. Simpulkan bahwa:
a. Banyaknya benda yang disentuh atau dipegang oleh tangan dalam kegiatan No Kegiatan Hari Penanggung jawab Keterangan
sehari hari. Meskipun terlihat bersih, tidak berarti tidak ada kumannya, karena
itu harus menjaga kebersihannya dengan mencuci tangan pakai sabun Mengisi ember atau galon Senin Kelompok Banteng
1
b. Sabun dapat menghilangkan kotoran apapun dari tangan penampung air CTPS

7. Fasilitator menutup pembicaraan dengan menjelaskan cara melaksanakan CTPS 2. Membuat sabun cair Selasa Kelompok Mawar
dengan benar. 3. Membersihkan tuas kran air CTPS Kamis Kelompok Anyelir
Catatan:
4. Membersihkan saluran limbah CTPS Jum’at Kelompok Harimau
Topik ini dapat dilakukan untuk SD/SMP/MI
5. Membersihkan halaman tempat CTPS Sabtu Kelompok Anggrek

PEMICUAN CUCI TANGAN PAKAI SABUN


48 BUKU PANDUAN 49
DI SEKOLAH dan MADRASAH
5.3 Pasca pemicuan
5.2.5 Penutup Pemicuan CTPS memerlukan pendampingan anak didik serta sekolah/madrasah dalam proses
perubahan perilaku dengan kontrol yang ketat dan konsisten serta berjangka panjang dari lingkungan
Penutupan kegiatan pemicuan merupakan ajang untuk memberikan yang mendukung. Untuk itu diperlukan berbagai kegiatan pendampingan pasca pemicuan, antara lain:
apresiasi bagi warga yang telah menunjukkan keinginannya untuk
berubah menuju perilaku CTPS yang berkelanjutan. Berdasarkan masukan dan bahan yang sudah tersedia, maka menu kegiatan pendampingan dapat berupa:

Untuk itu, dapat diikuti panduan proses fasilitasi untuk topik 5.3.1 Pertemuan membahas pelaksanaan rencana aksi dan kegiatan lanjutan
Penutupan, sebagaimana panduan proses berikut ini:
Fasilitasi pemicuan untuk CTPS ini, memiliki keterbatasan waktu,
sementara agar CTPS menjadi kebiasaan sehari-hari, memerlukan
proses yang panjang. Pendampingan pasca pemicuan CTPS
menjadi sebuah kebutuhan. Agar tujuan tersebut tadi dapat dicapai,
diperlukan rangkaian kegiatan pendampingan bagi anak-anak yang
terjadwal, pembagian tugas, dimana, bagaimana caranya, serta
sumber daya yang dibutuhkan, memanfaatkan kegiatan UKS/M –
Topik Penutupan dengan mengaktifkan kegiatan UKS/M, termasuk mengaktifkan
kepengurusannya, maupun memanfaatkan mata pelajaran
Memberikan apresiasi terhadap komitmen perubahan pendidikan jasmani dan kesehatan.
Tujuan yang akan dilakukan, dan membuat janji pertemuan
lanjutan kapan akan dilakukan Untuk itu, dapat diikuti panduan proses fasilitasi pertemuan membahas
Metode Diskusi pleno pelaksanaan rencana aksi dan kegiatan lanjutan, sebagaimana
panduan proses berikut ini:
Waktu 5 menit
1. Kontrak Sosial Aksi Bersama untuk Pilar 2 STBM: CTPS di kelasnya Topik Pertemuan membahas pelaksanaan rencana aksi dan kegiatan lanjutan
Alat yang sudah disepakati
2. Spidol Anak-anak di kelasnya masing-masing mendapatkan dan menyepakati rencana
Tujuan kegiatan lanjutan pasca pemicuan CTPS, untuk mendukung terciptanya suasana
1. Fasilitator mengingatkan tentang rencana aksi masing-masing kelas. yang menyenangkan dalam menerapkan perilaku CTPS yang berkelanjutan
kemudian ingatkan:
- Pembagian tugas setiap hari Metode Diskusi kelompok dan kelas
- Semua warga kelas wajib saling mengingatkan pentingnya CTPS.
Memanfaatkan waktu untuk kegiatan UKS, kegiatan ekstrakulikuler maupun mata
- Ini adalah upaya bersama untuk hidup bersih dan sehat melalui CTPS Waktu
pelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan
2. Sesuai dengan komitmen tersebut, tanyakan kepada anak-anak, kapan 1. Rencana aksi masing-masing kelas
pertemuan lanjutan tentang CTPS akan dilakukan? Apabila sudah disepakati, 2. Panduan Pemicuan CTPS di sekolah/madrasah
Proses tuliskan pada bagian Kontrak Sosial Aksi Bersama CTPS yang masih kosong: Alat
3. Kertas flipchart
tanggal pertemuan lanjutan akan dilakukan. 4. Spidol dan selotip
3. Sepakati siapa saja yang akan hadir, pihak luar mana yang akan bertindak 1. Guru kelas, dan atau guru UKS bersama pendidik sebaya – jika sudah tersedia,
sebagai nara sumber dan atau fasilitator. mempersiapkan pertemuan lanjutan di masing-masing kelas.
4. Setelah selesai, fasilitator, mengucapkan terima kasih dan pamit, akan kembali 2. Guru mengingatkan kembali tentang rencana aksi CTPS yang sudah disepakati.
ke ruangannya masing-masing. Kemudian ditanyakan:
• Apa yang sudah dilaksanakan?
Proses • Apa manfaat yang sudah diperoleh?
• Apa yang belum dilaksanakan?
Untuk memudahkan pengguna, telah disediakan pula Buku Saku Pemicuan CTPS • Apa dampaknya?
dan Video Pemicuan CTPS di Sekolah/Madrasah, silahkan lihat di: • Apa ide ke depan untuk menjadikan CTPS kebiasaan sehari- hari?
http://bit.ly/PemicuanCTPS • Bagaimana cara melakukannya?

Dengan demikian diharapkan akan memudahkan siapa saja yang berminat untuk melakukan pemicuan
... ...
CTPS, agar semua pihak secara bersama sama dapat menjadikan CTPS sebagai perilaku yang
menetap, sejak dini di usia sekolah/madrasah.

PEMICUAN CUCI TANGAN PAKAI SABUN


50 BUKU PANDUAN 51
DI SEKOLAH dan MADRASAH
3. Guru mengajak anak-anak untuk menyusun agenda belajar bersama tentang CTPS 5.3.2 Promosi higiene dan kesehatan
untuk 6 bulan ke depan:
• Promosi hygiene dan kesehatan yang dibutuhkan? Upaya perubahan perilaku dalam CTPS perlu mendapatkan dukungan
• Pemicuan lanjutan agar isi kepalanya terisi dengan pengetahuan, hatinya tergerak untuk
• Penyediaan dan pemeliharaan sarana CTPS berubah, sehingga tangan dan kakinya bergerak untuk melakukan
• Jelaskan waktu pertemuan yang tersedia setiap minggu aksi perubahan, dengan menggunakan berbagai kegiatan, pertemuan
• Jelaskan waktu yang tersedia dalam semester ini – sekitar 5 bulan rata rata 4 yang sudah ada, maupun bekerja sama dengan pihak luar.
minggu perbulan
• Ajak anak-anak untuk menyusun jadwal dengan alokasi waktu yang tersedia, Untuk itu, dapat diikuti panduan proses fasilitasi untuk Promosi
Proses gunakan tabel terlampir dibawah panduan topik ini hygiene dan kesehatan, sebagaimana panduan proses berikut ini:

4. Guru dan pendidik sebaya mengajak anak-anak dikelasnya untuk berdiskusi,


mengenai apa saja yang perlu dipersiapkan untuk melaksanakan rencana kegiatan
CTPS di kelasnya:
• Apa yang dapat dilakukan dan disediakan secara mandiri oleh anak-anak?
• Mana yang butuh bantuan guru, sekolah/madrasah dan pihak luar?
• Sepakati apa kegiatan yang akan dilakukan sesuai dengan ide yang telah
dibicarakan tadi.
• Tutup kegiatan ini dengan menyanyikan lagu CTPS! Topik Promosi hygiene dan kesehatan
1. Anak-anak mengetahui pentingnya CTPS
Tujuan 2. Anak-anak tahu tata cara CTPS yang benar
3. Anak-anak tahu waktu penting CTPS
Contoh tabel pelaksanaan rencana aksi CTPS
1. Paparan
Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4 Bulan 5 2. Bermain peran
Metode
No Kegiatan 3. Demo/simulasi
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 4. Diskusi kelompok
1 Promosi higiene dan kesehatan: Sesuai dengan Rencana Kegiatan Pendampingan CTPS di kelasnya
Waktu
a. Penyelenggaraan Pentas masing-masing
Seni CTPS 1. Media KIE CTPS
b. Pemasangan poster CTPS Alat 2. Panduan Pemicuan CTPS
3. Perlengkapan pemicuan CTPS
c. ...
2. Pemicuan lanjutan Melakukan promosi higiene dan kesehatan bagi anak-anak, sesuai dengan
Rencana Kegiatan Pendampingan CTPS di kelasnya:
a. Mencari harta karun
1. Mengajak anak-anak untuk membuat gambar tentang pentingnya kegiatan CTPS
b. Melempar kuman sesuai dengan kemajuan pelaksanaan CTPS di kelasnya.
c. ... 2. Menggunakan kegiatan UKS, maupun mata pelajaran pendidikan jasmani
Proses dan kesehatan:
Penyediaan dan pemeliharaan
3. • Menentukan kapan dan durasi yang dapat dimanfaatkan untuk promosi CTPS
sarana CTPS
• Menyiapkan media KIE CTPS sesuai dengan kebutuhan dan waktu
a. Membuat Tippy Tap yang tersedia
• Melaksanakan promosi CTPS, dan membuat catatan singkat proses dan
b. Membuat sabun cair
hasil promosi
c. ...

PEMICUAN CUCI TANGAN PAKAI SABUN


52 BUKU PANDUAN 53
DI SEKOLAH dan MADRASAH
5.3.3 Pemicuan lanjutan 5.3.4 Penyediaan dan pemeliharaan sarana CTPS

Upaya perubahan perilaku agar CTPS menjadi kebiasaan sehari- Perubahan perilaku perlu mendapatkan dukungan sarana yang
hari perlu mendapatkan dukungan semua pihak. Tujuannya adalah, memadai, agar anak-anak di sekolah/madrasah dapat melakukan
untuk meningkatkan pengetahuan, menggerakkan semua warga kegiatan CTPS yang berkelanjutan, untuk diperlukan dukungan
kelas untuk melaksanakan rencana aksinya. Termasuk upaya untuk informasi mengenai opsi sarana maupun mekanisme pendanaan.
memantau secara bersama bagaimana hasil dari pelaksanaan
Untuk itu, dapat diikuti panduan proses fasilitasi penyediaan dan
rencana aksi tersebut.
pemeliharaan sarana CTPS, sebagaimana panduan proses berikut ini:
Untuk itu, dapat diikuti panduan proses fasilitasi untuk pemicuan
lanjutan, sebagaimana panduan proses berikut ini

Topik Pemicuan lanjutan Topik Penyediaan dan pemeliharaan sarana CTPS


1. Anak-anak mengetahui pentingnya CTPS Anak-anak sekolah/madrasah yang terpicu akan menerapkan perilaku CTPS,
Tujuan 2. Anak-anak tahu tata cara CTPS yang benar Tujuan mendapatkan dukungan informasi mengenai bagaimana menyediakan dan
3. Anak-anak tahu waktu penting CTPS memelihara sarana CTPS yang menjadi tanggung jawab kelasnya.
1. Paparan 1. Paparan
Metode 2. Demo/simulasi Metode
2. Diskusi kelompok
3. Diskusi kelompok
Waktu Sesuai dengan Rencana Kegiatan Pendampingan CTPS di kelasnya masing-masing
Sesuai dengan Rencana Kegiatan Pendampingan CTPS di kelasnya masing-
Waktu 1. Panduan Opsi Sarana CTPS yang diterbitkan Kementerian Pendidikan
masing
Alat dan Kebudayaan
1. Panduan Pemicuan CTPS 2. Gagasan penyediaan dan pemeliharaan sarana CTPS di sekolah/madrasah
Alat
2. Perlengkapan pemicuan CTPS
1. Penyediaan Sarana CTPS:
Pertemuan lanjutan dengan menggunakan alat alat pemicuan yang belum terpakai a. Guru pendamping, pendidik sebaya, anak-anak di kelas tersebut berdiskusi:
dalam rangka pemicuan lanjutan: • Kondisi keberfungsian sarana CTPS di kelasnya
• Apa yang harus dilakukan ke depan sesuai dengan kondisi keberfungsian
1. Menentukan kapan dan durasi pertemuan pemicuan sarana CTPS di kelasnya
2. Memilih alat pemicuan sesuai dengan kebutuhan dan waktu yang tersedia • Apa yang dapat dilakukan oleh anak-anak:
Proses
- Iuran dan mengumpulkan dana secara bertahap, dengan cara
3. Menyiapkan alat alat pemicuan menyisihkan dari uang jajan harian dari setiap anak yang ada di kelasnya
4. Melaksanakan pemicuan lanjutan sesuai dengan panduan yang tersedia, dan - Mengidentifikasi sumber daya lainnya yang dapat dikumpulkan
membuat catatan singkat proses dan hasil pemicuan - Menghitung jumlah sumber daya yang dapat dikumpulkan di kelasnya
- Menghitung kebutuhan untuk peningkatan fungsi sarana CTPS di kelasnya
• Apa yang akan dilaporkan kepada sekolah/madrasah terkait keberfungsian
sarana CTPS di kelasnya untuk mendapatkan dukungan sekolah/madrasah
• Menyepakati agenda yang akan dilakukan untuk meningkatkan
Proses keberfungsian sarana CTPS di kelasnya
b. Melaporkan hasil diskusi kelas ke sekolah/madrasah untuk tindak lanjut bersama
c. Sekolah menghitung kebutuhan dana secara keseluruhan, termasuk untuk
memenuhi kebutuhan sarana CTPS dalam rangka pembukaan kembali sekolah
sesuai dengan protokol kesehatan masa pandemik COVID-19.
2. Pemeliharaan Sarana CTPS:
a. Guru pendamping dan pendidik sebaya, mengingatkan kembali Rencana Aksi
hasil pemicuan sebelumnya, terutama kegiatan pemeliharaan, lalu tanyakan:
• Apa yang sudah dilaksanakan? Siapa yang melaksanakan?
(anak laki-laki/perempuan atau dua-duanya)? Bagaimana hasilnya?
Apa manfaat yang diperoleh?
• Apa yang belum dilaksanakan? Kenapa? Apa rencana ke depan?
b. Sepakati bersama kegiatan pemeliharaan sarana CTPS untuk ke depan agar
perilaku CTPS berkelanjutan

PEMICUAN CUCI TANGAN PAKAI SABUN


54 BUKU PANDUAN 55
DI SEKOLAH dan MADRASAH
5.3.5 Pemasangan Nudges Jalur Menuju Sarana CTPS dari Jamban
b. Sarana CTPS yang mencolok
Dalam rangka membiasakan perilaku baru, salah satu
upaya yang dapat dilakukan adalah melalui pemasangan Dibangun agak tinggi agar mudah dilihat anak-anak,
nudges, yaitu memberikan tanda menuju sarana CTPS, dengan warna yang mencolok dan hiasan tangan
memasang tanda tangan di penampungan air untuk
CTPS, serta memasang poster terkait CTPS. Dengan
biaya yang sangat murah, nudges mendorong perubahan
perilaku yang menetap pada diri anak untuk secara mandiri
melakukan CTPS setelah menggunakan toilet. Untuk itu, c. Stiker Mata, Stiker Panah (dengan Sabun) dan
ikuti panduan proses fasilitasi berikut ini: Langkah CTPS
• Lokasi mata: Tempat dimana anak harus melihat saat
Tersedia file poster promosi CTPS dan stiker nudges, mencoba mencuci tangan pakai sabun, di atas sumber
silahkan lihat di: http://bit.ly/PemicuanCTPS air (kran, ember berisi air), kira-kira setinggi mata anak.
• Lokasi panah: Mengarahkan ke tempat sabun searah
Proses pandangan anak di lihat anak saat mencuci tangan
Topik Pemasangan Nudges Menuju Sarana CTPS dari Jamban
• Lokasi langkah CTPS: Di atas stiker mata
Memberikan tanda menuju sarana CTPS dan memasang poster CTPS di sarana
Tujuan
CTPS – sebagai upaya untuk pembiasaan perilaku CTPS d. Poster promosi CTPS - Berisi, kenapa dan kapan harus CTPS, serta
bagaimana CTPS yang benar?
1. Pemasangan tanda menuju sarana CTPS
Metode
2. Pemasangan poster CTPS di sarana CTPS
Lokasi tepat dibelakang pintu toilet agar dapat dilihat
Waktu Sesuai dengan kebutuhan anak-anak pada saat BAB. Poster ini secara reguler
disarankan untuk diganti agar tidak menimbulkan
1. Tabel tujuan dan interaksi pemasangan nudges kebosanan anak-anak; dan menjadi penasaran untuk
2. Tanda tanda menuju sarana CTPS membaca poster yang baru.
Alat
3. Gambar tangan di sarana CTPS
4. Poster CTPS di sarana CTPS
Penjelasan maksud dan tujuan pemasangan nudges, dengan menggunakan tabel
dibawah ini:
1. Pemasangan nudges menuju sarana CTPS:
• Bangunan CTPS harus terlihat langsung setelah menggunakan toilet
• Warna harus mencolok
• Diberi warna yang berbeda untuk jalan dan jalur menuju sarana CTPS Tabel tujuan dan interaksi pemasangan nudges
• Ada gambar cap tangan dan cap kaki dari bahan yang tahan air.
Nudge Tujuan Interaksi
2. Panduan pemasangan nudges:
a. Jalan setapak dengan Jejak Kaki Jalan setapak Mengisi tandon air CTPS Anak-anak berjalan
dengan Jejak Kaki di jalan setapak
Proses Lokasi: mengarahkan dari toilet ke sarana CTPS,
pastikan dapat diakses oleh anak disabilitas Sarana CTPS Untuk mendorong anak-anak pergi ke tempat Arah penglihatan anak-anak
yang mencolok CTPS daripada langsung kembali ke kelas mereka terarah kepada sarana CTPS
setelah menggunakan toilet langsung setelah BAB
Stiker Mata, • Mata: Untuk mensimulasikan perasaan diawasi, • Mata: alam bawah sadar
Stiker Panah yang menurut penelitian dapat menciptakan • Stiker Panah: anak-anak
(dengan Sabun) tekanan sosial dan mendorong orang untuk menggunakan sabun untuk
dan Langkah mencuci tangan cuci tangan, dan Guru
CTPS • Stiker panah: secara visual mengingatkan anak- mengisi sabun
anak untuk mencuci tangan pakai sabun dan • Poster langkah CTPS:
mengingatkan guru untuk menyediakan sabun anak-anak untuk
• Poster langkah CTPS: mengingatkan anak-anak mengikuti langkah CTPS
... ... untuk mengikuti langkah CTPS

PEMICUAN CUCI TANGAN PAKAI SABUN


56 BUKU PANDUAN 57
DI SEKOLAH dan MADRASAH
5.3.6 Membuat Tippy Tap 5.3.7 Membuat sabun cair

Membuat Tippy Tap, adalah sebuah upaya untuk melibatkan anak- Membuat sabun cair, adalah sebuah upaya untuk melibatkan anak-
anak sekolah/madrasah untuk selalu CTPS sejak awal dalam anak sekolah/madrasah untuk selalu CTPS sejak awal dalam
pembuatan sarana CTPS yang mudah dibuat, dengan pelibatan pembuatan perlengkapan CTPS yang mudah dibuat, dengan
membuat alat yang sederhana ini, diharapkan agar tertanam bahwa pelibatan membuat bahan yang sederhana ini, diharapkan agar
untuk melakukan CTPS bisa dilakukan dengan alat yang sederhana, tertanam bahwa untuk melakukan CTPS dapat dilakukan dengan
dengan bahan yang berada disekitar kita, sehingga karena mudah, bahan atau barang bekas yang sederhana, yang berada disekitar
akhirnya terbiasa untuk selalu hidup bersih dan sehat, salah satu kita, sehingga karena mudah, akhirnya terbiasa untuk selalu hidup
diantaranya dengan melakukan CTPS menggunakan alat yang bersih dan sehat, salah satu diantaranya dengan melakukan CTPS
mereka buat sendiri. menggunakan alat yang mereka buat sendiri.

Untuk itu, dapat diikuti panduan proses fasilitasi untuk topik Membuat Untuk itu, dapat diikuti panduan proses fasilitasi untuk topik membuat
Tippy Tap, sebagaimana panduan proses berikut ini: sabun cair, sebagaimana panduan proses berikut ini:

Topik Membuat Tippy Tap Topik Membuat sabun cair


Tujuan Untuk membuat alat cuci tangan sederhana dan menunjukkan penggunaan air Untuk memberikan keterampilan pada anak dalam membuat sabun cair, sekaligus
Tujuan
memanfaatkan barang bekas
Metode Penugasan
1. Penugasan
Waktu 30 menit Metode
2. Kerja kelompok
1. Bekas botol air mineral yang besar – atau jerigen bekas yang sudah di cuci bersih.
Waktu 30 menit
2. Tali untuk mengikat dan atau menggantung botol bekas/jerigen bekas
Alat 3. Alat untuk melubangi botol/jerigen bekas 1. Disinfektan
4. Sabun dan alat untuk mengikat/menggantungnya di dekat botol/jerigen bekas 2. Air
Alat
5. Air bersih secukupnya untuk mengisi botol/jerigen bekas 3. Sisa sabun mandi/sabun batangan lainnya
4. Botol plastik bekas air mineral/susu
1. Tippy Tap digunakan sebagai sumber air yang disediakan untuk cuci tangan
pakai sabun, serta merupakan cara efisien dalam menghemat penggunaan air
ketika air jumlahnya terbatas 1. Ambil botol bekas seperti botol bekas air mineral, sampo, dan lain-lain yang ada
di sekitarmu, sekaligus mengajak untuk melakukan daur ulang botol bekas.
2. Tippy Tap digantung pada bingkai atau pohon di sekitar toilet. Tippy Tap
harus mudah dijangkau oleh anak-anak dan sabun juga diletakan di tempat 2. Cuci bersih botol tersebut agar bau, minyak atau sisa-sisa isi botol tidak berbekas
yang terjangkau. 3. Potong-potong sisa sabun batangan tersebut menjadi lebih kecil dan cukup
3. Untuk membuat Tippy Tap: melewati mulut botol
• Ikat tali di sekitar mulut botol, leher botol dan bagian bawah botol untuk Proses 4. Isi botol dengan air dan tambahkan sedikit larutan disinfektan. Bahan ini dapat
membuat seperti ayunan. Letakkan bagian bawah botol di atas sehingga tali menambah sifat disinfektan pada sabun yang diciptakan
dapat dikendorkan atau dikencangkan
• Isi botol dengan air. Ikat botol di frame/bingkai sehingga botol dapat 5. Kocok sebentar dan jadilah sabun cair kreasi sendiri. Dapat bertahan selama
digunakan secara vertical karena masa dari air 1 bulan
Proses
4. Untuk menggunakan Tippy Tap, miringkan botol sehingga tetesan air dapat keluar 6. Simpulkan bahwa sabun harus selalu tersedia di dekat alat CTPS yang dapat
perlahan. Jika digoyangkan terlalu keras maka air akan keluar terlalu deras. dibuat sendiri dari bahan yang tersedia disekitar kita.

5. Sabun dapat pula digantung dekat dengan Tippy Tap

Catatan:
1. Alat ini sudah mulai diperkenalkan di Nusa Tenggara Timur oleh Plan Indonesia
sejak tahun 2011 di Kabupaten Timor Tengah Selatan dan Timor Tengah Utara.
2. Ajak anak-anak (berkelompok) untuk terlibat dalam pembuatan Tippy Tap
sehingga mereka mau menggunakan dan menjaga Tippy Tap milik mereka
3. Dapat dilihat di: Panduan Opsi Sarana Cuci Tangan Pakai Sabun, Kementerian
Pendidikan & Kebudayaan dan Unicef terbit tahun 2020

PEMICUAN CUCI TANGAN PAKAI SABUN


58 BUKU PANDUAN 59
DI SEKOLAH dan MADRASAH
5.3.8 Perlombaan dan Pemberian Penghargaan CTPS 5.3.9 Pemantauan dan inventarisasi temuan pembelajaran

Upaya lain yang dapat dilakukan adalah mengadakan perlombaan, Berdasarkan data awal pelaksanaan CTPS, perlu dilakukan
dan memberikan penghargaan terkait CTPS di lingkungan pendidikan pemantauan bersama hasil kegiatan pelaksanaan Rencana Aksi
dan sekolah/madrasah, yang dilakukan secara berjenjang sejak desa/ Bersama CTPS, dengan harapan semua fihak mengetahui kondisi
kelurahan, kecamatan, kabupaten/kota, provinsi sampai dengan terakhir pelaksanaan kegiatan CTPS sampai dengan memetik
tingkat nasional, misalnya dikaitkan dalam rangka hari kesehatan, pembelajaran dari aktifitas yang sudah terjadi.
atau Hari Cuci Tangan Pakai Sabun sedunia.
Untuk itu, dapat diikuti panduan proses fasilitasi untuk monitoring
Untuk itu, dapat diikuti panduan proses fasilitasi Pemberian pelaksanaan Rencana Aksi Bersama CTPS, sebagaimana panduan
Penghargaan Kebersihan Sarana CTPS, sebagaimana panduan proses berikut ini:
proses berikut ini:

Topik Perlombaan dan Pemberian Penghargaan CTPS Topik Pemantauan dan inventarisasi temuan pembelajaran
Memberikan apresiasi bagi sekolah/madrasah dan perorangan terkait upaya Semua fihak mengetahui kondisi terakhir pelaksanaan kegiatan CTPS serta dapat
Tujuan
Tujuan menjadikan CTPS menjadi perilaku yang berkelanjutan untuk perilaku hidup yang memetik pembelajaran dari aktifitas yang sudah terjadi
bersih dan sehat
Metode Diskusi kelompok
Metode Selebrasi Pemberian Hadiah Perlombaan dan Penghargaan CTPS
Waktu Sesuai dengan kebutuhan kegiatan monitoring secara rutin
Waktu 30 hari kerja efektif
1. Data awal Sarana CTPS Sekolah/Madrasah
1. Panduan Pemberian Hadiah Perlombaan dan Penghargaan CTPS Alat 2. Format monitoring pelaksanaan kegiatan CTPS di Sekolah/Madrasah
Alat 2. Piagam Penghargaan dan Plakat Penghargaan CTPS 3. Format penulisan pembelajaran CTPS di Sekolah/Madrasah
3. Agenda Acara Pemberian Hadiah Perlombaan dan Penghargaan CTPS
1. Tim Monitoring pelaksanaan CTPS di Sekolah/Madrasah
a. Tim Monitoring Desa/Kelurahan
1. Pembentukan Panitia Perlombaan dan Pemberian Penghargaan CTPS di Tim yang akan melakukan monitoring perkembangan kemajuan kegiatan CTPS
sekolah/madrasah sekolah/madrasah SD dan SMP serta Madrasah yang ada di wilayahnya
2. Penyusunan Panduan Perlombaan dan Pemberian Penghargaan CTPS: b. Tim Monitoring Kecamatan
a. Perlombaan mengarang dan menggambar terkait CTPS tingkat SD dan SMP Tim yang akan melakukan monitoring perkembangan kemajuan kegiatan
b. Pemberian PIN Duta CTPS tingkat SD dan SMP CTPS sekolah/madrasah di desa/kelurahan yang ada di wilayahnya
c. Pemberian Penghargaan Kebersihan dan Kelengkapan Sarana CTPS tingkat c. Tim Monitoring Kabupaten/Kota
SD dan SMP dalam rangka Sekolah/madrasah Sehat Tim yang akan melakukan monitoring perkembangan kemajuan kegiatan
CTPS sekolah/madrasah di kecamatan yang ada di wilayahnya
3. Pengumuman dan promosi rencana perlombaan dan pemberian penghargaan
CTPS di sekolah/madrasah 2. Format Monitoring pelaksanaan CTPS
a. Indikator dan cara melakukan (ada pada tabel berikutnya)
4. Pengumpulan berkas berkas perlombaan dan calon penerima penghargaan CTPS b. Kriteria
Proses
5. Penyaringan calon penerima hadiah perlombaan dan penghargaan CTPS Proses • CTPS: Jika nomor 1, 2, dan 3 dijawab “YA”
sampai 10 besar • Tidak CTPS: Jika salah satu atau lebih dijawab “TIDAK”
c. Format sebagaimana terlampir pada panduan sesi ini.
6. Verifikasi lapangan calon penerima hadiah perlombaan dan penghargaan CTPS
3. Diseminasi hasil monitoring
7. Rapat panitia penentuan calon penerima hadiah perlombaan dan penghargaan
a. Desa/Kelurahan
CTPS, 3 besar dan 2 juara harapan
Dilakukan 6 bulan sekali, menjelaskan hasil monitoring perkembangan
8. Pemberian hadiah perlombaan dan penghargaan CTPS dalam acara Hari Cuci kemajuan kegiatan CTPS sekolah/madrasah di desa/kelurahan
Tangan Pakai Sabun sedunia b. Kecamatan
Dilakukan 6 bulan sekali, menjelaskan hasil monitoring perkembangan
9. Penyusunan laporan pelaksanaan pemberian hadiah perlombaan dan kemajuan kegiatan CTPS sekolah/madrasah di kecamatan
penghargaan CTPS c. Kabupaten/Kota
Dilakukan 6 bulan sekali, menjelaskan hasil monitoring perkembangan
kemajuan kegiatan CTPS sekolah/madrasah di kabupaten/kota

... ...

PEMICUAN CUCI TANGAN PAKAI SABUN


60 BUKU PANDUAN 61
DI SEKOLAH dan MADRASAH
Contoh format pemantauan CTPS di sekolah/madrasah –
menggunakan sebagian format pemantauan STBM di sekolah/madrasah
4. Inventarisasi pembelajaran untuk persiapan berbagi pengetahuan, yang
dilakukan secara berjenjang sejak tingkat dusun, desa/kelurahan, kecamatan,
Nama Sekolah Jumlah Murid
kabupaten/kota, provinsi sampai dengan tingkat nasional
d. Tim STBM desa/kelurahan mengajak sekolah/madrasah untuk melakukan Satuan Pendidikan dan Tipe Sekolah Laki- Laki-laki dengan Perempuan Total
Perempuan
inventarisasi dan menyepakati pembelajaran dari kegiatan CTPS yang sudah laki Disabilitas dengan Disabilitas
Desa/Kelurahan
dilaksanakan, dapat dibagikan ke wilayah lainnya.
e. Tim STBM desa/kelurahan mencoba menuliskan pembelajaran dengan Kecamatan
menuliskannya kedalam tulisan, dengan outline: Jumlah Guru
Kabupaten/Kota (termasuk Tata Usaha, Tenaga PNS/Kontrak,
• Latar belakang, berisi tulisan tentang kondisi pelaksanaan CTPS sekolah/ Pengelola UKS dan CS)
madrasah pada saat program dimulai Jumlah Ruang Belajar Total
Proses Laki- Laki-laki dengan Perempuan
• Deskripsi, berisi tulisan pelaksanaan kegiatan CTPS sekolah/madrasah No. Kontak (Email) Sekolah Perempuan
di wilayah tersebut, sejak persiapan sampai dengan monitoring, dengan laki Disabilitas dengan Disabilitas
menonjolkan inovasi yang sudah dilakukan dalam setiap tahapan kegiatan Nama Pewawancara
• Tantangan, berisi tulisan tentang tantangan ke depan dalam pelaksanaan Hari/Tanggal Wawancara
kegiatan CTPS di sekolah/madrasah, terkait cakupan, perilaku,
Nama Responden Guru
kelembagaan serta peningkatan kapasitas
• Pembelajaran, berisi tulisan dari inovasi yang sudah dilakukan, pembelajaran Nama Responden Anak
apa yang dapat dipetik yang dapat diterapkan di daerah lainnya
• Kontak person, berisi nama, nomor kontak dan email yang dapat dihubungi
Jumlah Toilet yang Tersedia di Sekolah dan Bisa Diakses Jumlah Sarana CTPS yang Tersedia di Sekolah dan
ketika ada daerah lain yang tertarik untuk belajar CTPS di sekolah/madrasah oleh Semua Murid dan Guru Bisa Diakses oleh Semua Murid dan Guru

Toilet Laki-laki Perempuan Guru Sharing Total Sarana CTPS Jumlah Total

Berfungsi Berfungsi
Contoh format indikator dan cara melakukan CTPS di sekolah/madrasah
Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi

Indikator Cara melakukan Pertanyaan kunci


Pilar 2 “Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)”
Terdapat sarana Catat semua jenis Apakah fasilitas cuci tangan tersedia di
CTPS yang mudah di sarana yang digunakan masing-masing kelas, kantin sekolah/madrasah Hasil
Indikator Keterangan Pertanyaan Kunci Catatan
akses semua warga di dan di dalam toilet murid perempuan? Ya Tidak
sekolah/madrasah
Terdapat Sarana CTPS Catat semua jenis Apakah fasilitas cuci tangan tersedia di
Sarana CTPS bisa diakses oleh semua orang yang mudah diakses sarana CTPS yang masing-masing kelas, kantin sekolah dan
di sekolah/madrasah semua warga di sekolah digunakan di dalam toilet murid perempuan?
(termasuk penyandang disabilitas)?
Sarana CTPS bisa diakses oleh semua
orang di sekolah (termasuk penyandang
Apakah tersedia sabun dan air bersih di fasilitas disabilitas)?
cuci tangan Apakah tersedia sabun dan air bersih di
fasilitas cuci tangan?
Semua warga Semua warga (murid, Kapan saja, murid disekolah/madrasah mencuci Semua warga di sekolah Semua warga (Murid, Kapan saja, murid di sekolah mencuci
disekolah/madrasah guru termasuk petugas tangan dengan sabun dan air yang mengalir? mengetahui saat-saat Guru, termasuk Petugas tangan dengan sabun dan air yang
mengetahui saat-saat kantin) mampu Apabila murid menjelaskan minimal 3 waktu penting CTPS Kantin) menyebutkan mengalir? Apabila murid menjelaskan
penting CTPS menyebutkan 5 Waktu penting untuk mencuci tangan maka kriteria 5 Waktu Penting/ minimal 3 waktu penting untuk mencuci
Kritis CTPS tangan maka kriteria telah terpenuhi
Penting/Kritis CTPS telah terpenuhi
Semua warga di sekolah Pengamatan dan Apa yang dilakukan untuk menjamin agar
memahami cara CTPS Peragaaan Cara CTPS tangan bersih? Minta murid di sekolah
Semua warga Pengamatan dan Apa yang dilakukan untuk menjamin agar tangan dengan benar untuk memperagakan cara CTPS (tidak
disekolah/madrasah Peragaan Cara CTPS bersih, minta murid di sekolah/madrasah untuk harus berurut)
memahami cara CTPS memperagakan cara CTPS
dengan benar (tidak harus berurutan)
Berdasarkan menu kegiatan tersebut, diharapkan pemahaman anak-anak tentang CTPS, dapat
ditingkatkan dan terpelihara komitmennya, dan akan terus bergerak melakukan sebuah perubahan
menuju hidup yang lebih bersih dan sehat melalui CTPS.

Panduan kegiatan pendampingan ini, merupakan dokumen yang dinamis, dapat dimodifikasi sesuai
dengan kebutuhan lapangan. Selamat melakukan pendampingan.

PEMICUAN CUCI TANGAN PAKAI SABUN


62 BUKU PANDUAN 63
DI SEKOLAH dan MADRASAH
Daftar Pustaka
Kementerian Kesehatan. 2020. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus
Disease (COVID-19) Revisi Ke-5, Kementrian Kesehatan, Juli 2020

Kementerian Kesehatan. 2020. Protokol Pemicuan dan Verifikasi 5 Pilar STBM Pada Situasi
Pencegahan dan Pengendalian COVID-19.

Kementrian Kesehatan dan Unicef. 2020. Panduan Cuci Tangan Pakai Sabun

Kementrian Pendidikan & Kebudayaan dan Unicef. 2020. Panduan Opsi Sarana Cuci Tangan
Pakai Sabun.

Kementrian Kesehatan WHO. 2009. Permainan Interaktif Cuci Tangan Pakai Sabun

Sonny Harry B Harmadi. 2020. Kebijakan Protokol Kesehatan COVID-19, paparan Ketua
Bidang Perubahan Perilaku Satuan Tugas Penanganan COVID-19. 27 September 2020

Urip Purwono. 2020. Pendekatan Efektif Perubahan Perilaku untuk Pencegahan Covid-19
di Indonesia. Paparan Tim Pendukung Sub Bidang Mitigasi Gugus Tugas Penanganan
Covid-19. 7 September 2020

Kementrian Kesehatan, USAID, Tanya Jawab Seputar Virus Corona (COVID-19),


September 2020

UNICEF (2011). Water, Sanitation and Hygiene for Schoolchildren in Emergencies:


A Guidebook for Teachers. UNICEF. https://www.unicef.org/wash/files/WASH_in__
Schools_in_Emergencies_Guidebook_for_teachers_.pdf

Yayasan Plan International Indonesia. 2020. Modul Pelatihan Pelaksanaan STBM yang
Sensitif Nutrisi dan Berkekesetaraan Gender serta Inklusi Sosial.

Yayasan Plan International Indonesia. 2020. Modul Pelatihan STBM dan MKM yang Inklusif
untuk Pendidik Sebaya.

6. Penutup Yayasan Plan International Indonesia. 2020. Sistem Pemantauan STBM di Masyarakat,
uji coba di desa/kelurahan pilot dan replikasi,
Demikianlah Panduan Pemicuan Cuci Tangan Pakai Sabun di Sekolah/Madrasah, yang
kami susun berdasarkan studi literatur, asesmen, ujicoba panduan pemicuan, diskusi online
pembahasan bersama seluruh pemangku kepentingan CTPS, disertai harapan semoga dapat
membantu terwujudnya masyarakat yang bersih dan sehat – terlebih dalam kondisi pandemik
COVID-19.

Jakarta, Maret 2021

Kementerian Kesehatan
Kementerian Agama
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Yayasan Plan International Indonesia

PEMICUAN CUCI TANGAN PAKAI SABUN


64 BUKU PANDUAN 65
DI SEKOLAH dan MADRASAH
LAMPIRAN
Alat alat pemicuan lainnya untuk materi pendampingan dan promosi kesehatan. Berikut ini adalah alat alat
pemicuan CTPS lainnya yang dapat dipergunakan di sekolah/madrasah sebagai materi pendampingan
dan atau promosi kesehatan, yang dapat dilengkapi dengan media KIE tentang CTPS yang sudah Sumber Penularan Media Penularan Akibat/Dampak
tersedia, baik berupa barang cetakan, maupun audio visual. Penyakit Penyakit

1. Alur Kontaminasi Diare


Alur kontaminasi adalah kegiatan diskusi kelompok untuk
melakukan analisis alur kontaminasi, sebagai upaya untuk memicu
anak-anak untuk selalu CTPS, karena mencuci tangan dengan 4. Setelah selesai diskusi, fasilitator meminta masing-masing kelompok untuk
memakai sabun akan memutus rantai penularan penyakit yang mempresentasikan hasil diskusi di kelompoknya.
disebabkan oleh tinja/sampah/limbah cair rumah tangga, sehingga 5. Fasilitator mengajak diskusi: dari sumber penularan penyakit, melalui media
PSRT Pamm-RT
membuat tangan kita bersih dan sehat . penularannya dapat mengakibatkan: penyakit Diare atau Muntaber. Fasilitator
menanyakan kembali pertanyaan-pertanyaan kunci tentang :
PLCRT

• PLCRT : Pengamanan Limbah Cair Rumah Tangga


Untuk itu, dapat diikuti panduan proses fasilitasi untuk topik alur • Jika ada 1 orang Buang Air Besar Sembarangan, apakah dapat menyebabkan
kontaminasi, penyakit diare, sebagaimana panduan proses berikut ini: terjadinya diare? Mengapa?
• Jika ada sampah menumpuk/berserakan, apakah dapat menyebabkan terjadinya
Tersedia poster alur kontaminasi diare, silahkan lihat di diare? Mengapa?
http://bit.ly/PemicuanCTPS • jika ada selokan tergenang air limbah apakah dapat menyebabkan terjadinya
diare? Mengapa?
Topik Alur Kontaminasi penyakit diare • Jika ada orang yang membuang popok sekali pakai sembarangan, sedangkan
masih ada tinjanya apakah ini juga dapat menimbulkan diare? Mengapa?
Mengajak anak sekolah/madrasah untuk menganalisis bersama tentang cara Proses
Tujuan kuman penyakit yang terdapat pada tinja, sampah dan limbah cair rumah tangga 6. Fasilitator meminta peserta kembali ke kelompoknya masing-masing,
dapat masuk ke tubuh manusia dan menimbulkan penyakit. mendiskusikan solusi untuk pencegahan diare/ muntaber. Setelah selesai
diskusi, fasilitator meminta masing-masing kelompok untuk mempresentasikan
Metode Diskusi kelompok
hasil diskusi kelompoknya.
Waktu 30 menit
7. Lakukan diskusi untuk memutus alur penularan penyakit:
1. Gambar-gambar alur penularan penyakit yang disebabkan oleh: a. Tanyakan kepada mereka: Apa yang harus dilakukan agar tinja/sampah/air
a. Tinja (diagram F), sampah dan limbah cair rumah tangga. limbah dan makanan yang dimakan tidak menimbulkan penyakit
Alat b. Media penyebaran penyakit oleh kedua sumber diatas b. Minta mereka untuk menuliskan atau menggambarkan apa yang harus dilakukan
c. Pencegahan oleh CTPS untuk memutus alur penularan penyakit (ajak peserta untuk melihat kembali alur
penularan penyakit yang mereka buat).
2. Potongan – potongan kertas dan spidol. c. Jika salah satu jawaban peserta adalah dengan cara mencuci tangan,
1. Fasilitator menyiapkan kertas flipchart yang dibagi menjadi tiga bagian dengan tanyakan bagaimana cara mencuci tangan dengan benar dan kapan saja
tulisan sebagaimana contoh, sebanyak kelompok yang akan dibentuk: CTPS harus dilakukan.
8. Fasilitator mengajak diskusi: solusi untuk mencegah penularan penyakit Diare
Sumber Penularan Media Penularan Akibat/Dampak
atau Muntaber adalah dengan 5 pilar STBM, jelaskan dengan Diagram F –
Penyakit Penyakit
Alur Kontaminasi Penyakit Diare:
• Pilar 1, Menggunakan toilet setelah Buang Air Besar dan Buang Air Kecil
Proses 2. Bagi peserta kedalam 2-3 kelompok. Bagikan potongan kartu alur kontaminasi • Pilar 2, Cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir
diare kepada setiap kelompok • Pilar 3, Minum air yang dimasak dan makanan bersih dan matang
3. Berikan kesempatan kepada setiap kelompok untuk menemukan kartu dan • Pilar 4, Buang sampah pada tempatnya
dikelompokkan sesuai dengan: • Pilar 5, Bersihkan saluran air secara rutin
a. Sumber Penularan Penyakit: Tinja, Sampah Berserakan dan Selokan Tersumbat
b. Media Penularan Penyakit: Tangan, Cairan, Lalat/Serangga, Tanah Catatan:
c. Akibat/Dampak: Diare, Muntaber Topik ini lebih cocok untuk murid SMP/MI
... ...

PEMICUAN CUCI TANGAN PAKAI SABUN


66 BUKU PANDUAN 67
DI SEKOLAH dan MADRASAH
2. Permainan Ular Tangga
Ular tangga CTPS, adalah sebuah permainan sebagai upaya untuk
Gambar potongan alur penularan penyakit diare memicu anak-anak sekolah/madrasah untuk selalu CTPS, agar
terbiasa untuk hidup bersih dan sehat, salah satu diantaranya
dengan melakukan CTPS.

Untuk itu, dapat diikuti panduan proses fasilitasi untuk topik Ular
tangga CTPS, sebagaimana panduan proses berikut ini:

Topik Permainan Ular Tangga


Untuk memperkuat pesan kebersihan perserorangan dan sanitasi,
Tujuan
termasuk mencuci tangan pakai sabun
Metode Permainan
Waktu 20 – 30 menit
1. Papan ular tangga STBM kecil – sebelum membuat untuk CTPS
2. Panduan ular tangga STBM
Alat
3. Batu kecil atau tutup botol
4. Dadu
1. Siapkan papan ular tangga yang telah dirancang dengan perintah di
Gambar alur penularan penyakit diare masing-masing nomor.
2. Setiap anak memegang satu batu kecil atau tutup botol.
3. Berikan kesempatan kepada setiap anak melemparkan dadu dan memindahkan
batu dari nomor posisi terakhir, beberapa langkah ke depan sesuai dengan
angka yang ditunjukkan oleh dadu
4. Perintahnya: sebelum melempar dadu dan memindahkan batu ke nomor yang
ditunjukkan dadu, misalnya anak diminta berpura-pura untuk mencuci tangan
dengan sabun terlebih dahulu.
5. Jika langkah terakhirnya sampai di kepala ular, maka batu harus turun nomornya
Proses ke ekor ular, dan harus mulai dari awal lagi di nomor tersebut. Ditambah dengan
hukuman: menyebutkan satu waktu tepat harus CTPS – yang sudah pernah
disebut, tidak boleh diulang.
6. Anak yang telah memindahkan batunya mendekati angka 100
adalah pemenangnya
7. Simpulkan, agar terbiasa untuk hidup bersih dan sehat, salah satu diantaranya
dengan melakukan CTPS sesuai dengan pesan pada ular tangga tersebut.
Catatan:
Dapat dipergunakan untuk murid SD/SMP/MI

Tersedia file Ular Tangga STBM untuk dicetak, silahkan lihat di:
http://bit.ly/PemicuanCTPS
• PLCRT : Pengamanan Limbah Cair Rumah Tangga

PEMICUAN CUCI TANGAN PAKAI SABUN


68 BUKU PANDUAN 69
DI SEKOLAH dan MADRASAH
3. Menebak Warna dan Aroma 4. Mencari Harta Karun
Tangan dan yodium sebuah demo sebagai upaya untuk memicu Mencari harta karun, adalah sebuah permainan sebagai upaya
warga masyarakat untuk selalu CTPS dengan menggunakan untuk memicu anak-anak sekolah/madrasah untuk selalu CTPS,
sabun dan air bersih yang mengalir, sehingga membuat tangan agar terbiasa untuk hidup bersih dan sehat, salah satu diantaranya
bersih dan sehat. dengan melakukan CTPS dengan benar dan menyenangkan.

Untuk itu, dapat diikuti panduan proses fasilitasi untuk topik tangan Untuk itu, dapat diikuti panduan proses fasilitasi untuk topik
dan yodium, sebagaimana panduan proses berikut ini: mencari harta karun, sebagaimana panduan proses berikut ini:

Topik Menebak warna dan aroma Topik Mencari harta karun


Mengajak anak-anak untuk belajar cuci tangan pakai sabun Mengajak anak-anak untuk dapat merasakan dan menikmati bahwa mencuci
Tujuan Tujuan
dengan cara menyenangkan tangan dengan benar pakai sabun adalah suatu hal yang menyenangkan
Metode Penugasan interaktif Metode Permainan kelompok interaktif
Waktu 30 menit Waktu 30 menit
1. 3 buah sabun warna warni dengan aroma yang berbeda 1. Tepung terigu/beras/ sagu/ tapioka
2. Nampan atau piring plastik untuk meletakkan sabun 2. Air untuk adonan
3. Kain atau sapu tangan untuk menutup warna anak 3. Baskom besar untuk adonan
Alat
4. Lap atau sapu tangan pribadi untuk pengering tangan 4. Beberapa buah uang logam pecahan Rp. 500, Rp. 1.000 dan yang masih tersedia
5. Perlengkapan CTPS secukupnya beserta airnya 5. Sabun
Alat
6. Baskom atau ember untuk menampung limbah CTPS 6. Ember berisi air bersih
7. Gayung
1. Siapkan ketiga sabun batangan di atas sebuah nampan atau piring plastik.
8. Perlengkapan CTPS secukupnya
2. Lakukan permainan dengan cara: 9. Baskom sedang untuk penadah air limbah CTPS
o Langkah pertama: Perlihatkan sabun dan beri kesempatan pada anak untuk 10. Kain lap atau sapu tangan pribadi untuk pengering tangan
mencium bau sabun tersebut dan mengingat warnanya
1. Buat adonan tepung dengan air di dalam wadah (ember/baskom). Adonan agak
o Langkah kedua: semua anak membasahi tangannya secara bergiliran
encer dan mudah diaduk dengan tangan.
o Langkah ketiga: Anak-anak mengambil sabun dalam keadaan mata tertutup,
dimana letak sabun telah diacak. Anak dibiarkan mengambil dan menggosok 2. Masukkan uang logam pecahan Rp. 500, Rp. 1.000 dan uang logam lainnya
gosokkan sabun ditangannya sambil mencium baunya. Setelah itu sabun yang masih tersedia saat ini.
dikembalikan ke nampan/piring plastik.
3. Ajak anak-anak untuk mencari “harta karun” tersebut sampai mendapatkannya (dalam
Proses o Langkah keempat: Setelah tutup mata dibuka kembali, dan anak kembali
waktu 5 menit). Sia pa yang menemukan “harta karun” tersebut boleh membawa
menggosok tangannya dengan teliti dan bilas dengan air, kemudian dikeringkan
pulang dengan syarat tangan yang kotor terkena adonan dicuci bersih pakai sabun
o Langkah kelima: Setelah tangan dikeringkan, minta anak untuk menebak sabun
mana yang dipakainya dan berwarna apa. 4. Ajak anak untuk mencuci tangan dengan cara:
o Jika benar, maka anak menang, jika tidak benar, anak harus menyanyikan • Pertama hanya memakai air
sebuah lagu sebagai hukuman. Proses • Kedua, menggunakan sabun dan air mengalir
3. Ingatkan sekali lagi tentang cara cuci tangan pakai sabun yang benar. 5. Tanyakan kepada anak-anak, apa perbedaan diantara kedua cara tadi?
Catatan: 6. Jelaskan pada anak bahwa setiap kali anak habis bermain, apalagi di tempat-tempat
Dapat dipergunakan untuk murid SD/SMP/MI yang kotor dan berlumpur, tidak boleh lupa untuk selalu mencuci tangan pakai sabun.
7. Simpulkan bahwa mencuci tangan memakai sabun akan menghilangkan
semua kotoran
Catatan:
Dapat dipergunakan untuk murid SD/SMP/MI

PEMICUAN CUCI TANGAN PAKAI SABUN


70 BUKU PANDUAN 71
DI SEKOLAH dan MADRASAH
5. Jabat Tangan Saya! 6. Tangkap Aku!
Jabat tangan saya adalah sebuah simulasi sebagai upaya untuk Tangkap Aku! adalah sebuah simulasi sebagai upaya untuk
memicu anak-anak sekolah/madrasah untuk selalu CTPS, karena memicu anak-anak sekolah/madrasah untuk selalu CTPS,
kotoran dapat berpindah dari tangan satu orang ke tangan karena penyakit diare dapat dengan cepat menyebar dari satu
orang lain, serta mencuci tangan dengan memakai sabun akan orang ke orang lain, oleh karena itu kita harus hidup bersih dan
menghilangkan semua kotoran, sehingga membuat tangan kita sehat, salah satu diantaranya dengan melakukan CTPS.
bersih dan sehat
Untuk itu, dapat diikuti panduan proses fasilitasi untuk topik
Untuk itu, dapat diikuti panduan proses fasilitasi untuk topik Jabat Tangkap Aku!, sebagaimana panduan proses berikut ini:
Tangan Saya!, sebagaimana panduan proses berikut ini:

Topik Jabat tangan saya! Topik Tangkap Aku!


Tujuan Memberikan contoh bahwa tangan yang terlihat bersih masih bisa kotor Simulasi untuk menunjukkan seberapa cepat diare menyebar dari satu orang ke
Tujuan
orang lain
Metode Simulasi
Metode Simulasi
Waktu 20-30 menit
Waktu 20-30 menit
1. Abu, debu kapur atau arang, atau atau larutan sagu yang lengket
Alat 2. Peralatan CTPS secukupnya Alat Bola plastik
3. Lap atau sapu tangan pribadi untuk mengeringkan tangan
1. Minta anak-anak untuk membuat 2 barisan dengan berdiri berbaris ke belakang. 1. Minta ada satu orang anak atau guru yang berperan sebagai orang yang sedang
sakit diare.
2. Minta dari masing-masing barisan seorang relawan. Lumuri tangan satu orang
relawan dari setiap barisan, dengan abu, debu kapur atau arang, atau larutan 2. Satu anak atau guru berpura-pura berperan sebagai penyakit yaitu diare yang
sagu yang lengket berdiri di depan bola plastik dengan menghadap ke sepuluh orang anak yang
berdiri dengan jarak 10 meter.
3. Minta orang yang tangannya kotor kemudian menjabat tangan anak lainnya satu
per satu di barisannya masing-masing hingga ke ujung barisan 3. Kemudian seseorang yang berperan sebagai penyakit tadi berkata GO, maka
sepuluh anak tadi dipersilahkan untuk berlari menuju bola plastik tersebut
4. Tanyakan: Berapa banyak anak yang mendapatkan kotoran dari orang orang dengan cara melompat.
yang berada dalam barisannya tersebut?
4. Si penyakit juga mulai melompat kearah anak-anak tersebut dan berusaha
5. Jelaskan bahwa inilah yang terjadi sebagai akibat kita lupa mencuci tangan menangkap dan menyentuh anak-anak tersebut dengan perlahan
Proses
6. Ajak anak-anak berpikir tentang bagaimana hal ini dapat dihindari 5. Anak yang telah disentuh berarti sudah terkena diare juga. Kemudian anak-anak
Proses
7. Kemudian, minta semua anak yang tangannya sudah kotor untuk mencuci yang terkena diare juga mengejar teman lainnya.
tangan dengan memakai sabun, dan minta kepada setiap anak-anak untuk 6. Permainan ini berlanjut hingga seluruh anak sakit.
memeriksa bahwa kotorannya sekarang sudah hilang.
7. Simpulkan bahwa penyakit diare sangat cepat menyebar, oleh karena itu kita
8. Simpulkan bahwa apabila mencuci tangan dengan memakai sabun semua harus hidup bersih dan sehat, salah satu diantaranya dengan melakukan CTPS.
kotorannya akan hilang.
Catatan:
Catatan: 1. Metode serupa dapat dilakukan dengan menggunakan metode seperti bermain
1. Dimasa pandemik COVID-19, permainan ini disarankan untuk dilakukan permainan banteng tradisional
menggunakan sarung tangan. Atau, jika pertimbangan resikonya tinggi 2. Dapat dipergunakan untuk murid SD/SMP/MI
disarankan untuk tidak dimainkan.
2. Dapat dipergunakan untuk murid SD/SMP/MI

PEMICUAN CUCI TANGAN PAKAI SABUN


72 BUKU PANDUAN 73
DI SEKOLAH dan MADRASAH
7. Tangan Bahagia, Tangan Sedih! 8. Berhitung 5 sampai 10
Tangan Bahagia – tangan Sedih! adalah sebuah permainan sebagai Berhitung 5 sampai 10, adalah sebuah permainan sebagai
upaya untuk memicu anak-anak sekolah/madrasah untuk selalu upaya untuk memicu anak-anak sekolah/madrasah untuk selalu
CTPS, karena selalu ingat tangan akan berbahagia jika selalu dicuci CTPS,agar terbiasa untuk hidup bersih dan sehat, dengan
sampai bersih dengan menggunakan sabun, dengan demikian melakukan CTPS.
terbiasa untuk hidup bersih dan sehat, salah satu diantaranya
dengan melakukan CTPS. Untuk itu, dapat diikuti panduan proses fasilitasi untuk topik Berhitung
5 sampai 10, sebagaimana panduan proses berikut ini:
Untuk itu, dapat diikuti panduan proses fasilitasi untuk topik Tangan
Bahagia – tangan Sedih!, sebagaimana panduan proses berikut ini:

Topik Tangan bahagia, tangan sedih! Topik Berhitung 5 sampai 10


Untuk memperkuat pesan bahwa tangan bahagia adalah tangan yang dicuci dengan Untuk menunjukkan kepada anak-anak cara yang benar untuk mencuci tangan
Tujuan Tujuan
sabun dan menunjukkannya betapa mudahnya kita lupa mencuci tangan pakai sabun dengan sabun
Metode Permainan Metode Permainan
Waktu 20-30 menit Waktu 20-30 menit
Alat Tangan semua peserta dan fasilitator 1. Kartu metaplan dengan tulisan:
Alat a. Saya harus mencuci tangan saya (5 Kata)
1. Beri tahu anak-anak bahwa muka tangan mereka bahagia karena dicuci b. Saya harus mencuci tangan saya pakai sabun setelah dari toilet (10 kata)
dengan sabun. Sedangkan punggung tangan merasa sedih karena tidak dicuci
dengan sabun. 1. Fasilitator menyiapkan kalimat terkait CTPS, dan mengajak untuk menghitung
jumlah kata-kata dalam kalimat tersebut:
2. Minta mereka untuk berdiri dan berkeliling saling berhadapan dan mencoba
a. Saya harus mencuci tangan saya (5 Kata)
untuk menangkap tangan mereka.
b. Saya harus mencuci tangan saya pakai sabun setelah dari toilet (10 kata)
3. Mulai dengan berkata, tunjukan bagian tangan yang dicuci dengan sabun. Anak
2. Ajak anak-anak untuk mempraktekkan cuci tangan pakai sabun sambil
akan melambaikan tangan dengan tanda Bahagia ke hadapanmu.
mengulangi kata-kata dan menghitung kata-kata tersebut.
4. Lanjutkan kepada anak lainnya.
Proses Proses 3. Ajak anak-anak untuk improvisasi nadanya sehingga mudah diingat
5. Lakukan secara cepat, menunjukkan tangan Bahagia tangan Sedih, yang salah
4. Minta anak-anak untuk melakukan pengambilan suara bagi nada yang
menunjukan bagian tangan sesuai dengan yang disebutkan, maka anak tersebut
lebih disukai
kalah dan harus duduk.
5. Simpulkan, agar kita semuanya terbiasa untuk hidup bersih dan sehat, salah
6. Permainan dilakukan hingga tersisa satu anak yang menjadi pemenang.
satu diantaranya dengan melakukan CTPS
7. Simpulkan bahwa agar semua tangan berbahagia harus dicuci dengan Catatan:
memakai sabun! Dapat dipergunakan untuk murid SD/SMP/MI
Catatan:
Dapat dipergunakan untuk murid SD/SMP/MI

PEMICUAN CUCI TANGAN PAKAI SABUN


74 BUKU PANDUAN 75
DI SEKOLAH dan MADRASAH
9. Kapan Harus Cuci Tangan 10. Tangan dan Singkong
Kapan harus cuci tangan, adalah sebuah permainan sebagai upaya Tangan dan Singkong, adalah sebuah permainan sebagai upaya
untuk memicu anak-anak sekolah/madrasah untuk selalu CTPS, untuk memicu anak-anak sekolah/madrasah untuk selalu CTPS,
agar terbiasa untuk hidup bersih dan sehat, salah satu diantaranya agar terbiasa untuk hidup bersih dan sehat, salah satu diantaranya
dengan melakukan CTPS di 5 waktu penting CTPS. dengan melakukan CTPS dengan benar dan menyenangkan.

Untuk itu, dapat diikuti panduan proses fasilitasi untuk topik Kapan Untuk itu, dapat diikuti panduan proses fasilitasi untuk topik Tangan
harus cuci tangan, sebagaimana panduan proses berikut ini: dan Singkong, sebagaimana panduan proses berikut ini

Topik Kapan Harus Cuci Tangan Topik Tangan dan Singkong


Mengenalkan dan mengajak anak untuk berfikir kapan waktu penting untuk cuci Memberikan contoh agar anak-anak mengerti alasannya mengapa harus mencuci
Tujuan Tujuan
tangan pakai sabun tangan memakai sabun sebelum makan
Metode Permainan Metode Permainan
Waktu 20-30 menit Waktu 30 menit
1. Kartu 5 waktu penting untuk mencuci tangan pakai sabun, sesuai dengan jumlah 1. Singkong rebus 2 potong
kelompok yang akan dibentuk 2. Pisau
Alat
2. Kertas flipchart 3. Sabun
3. Selotip 4. Ember berisi air bersih
Alat
5. Gayung
1. Siapkan kartu CTPS dengan gambar menarik yang menunjukkan waktu penting
6. Perlengkapan CTPS secukupnya
cuci tangan pakai sabum
7. Kain lap atau sapu tangan pribadi pengering tangan
2. Minta anak berkumpul ke dalam 4 kelompok 8. Baskom untuk menampung limbah CTPS
3. Minta mereka memilih 5 waktu penting untuk mencuci tangan pakai sabun 1. Siapkan 2 potong singkong rebus.
4. Diskusikan di depan kelas, apa alasan kenapa harus CTPS pada waktu 2. Ajak anak untuk memegang satu bagian singkong dengan tangan kotor atau
Proses penting tersebut belum cuci tangan pakai sabun
5. Simpulkan, agar terbiasa untuk hidup bersih dan sehat, salah satu diantaranya 3. Ajak anak lainnya yang telah mencuci tangannya memakai sabun sehingga
dengan melakukan CTPS di 5 waktu penting CTPS bersih, untuk memegang belahan singkong yang lain
Catatan: 4. Ajak anak-anak untuk mengamati, terlihat dalam waktu 10 menit, permukaan
Dapat dipergunakan untuk murid SD/SMP/MI singkong yang dipegang dengan tangan kotor akan berubah menjadi hitam
5. Perlihatkan potongan singkong yang dipegang dengan tangan bersih, warnanya
Proses tetap dan tidak berubah jadi hitam
6. Jelaskan pada anak jika singkong tersebut merupakan makanan yang akan
dimakan oleh anak.
7. Simpulkan bahwa: Siapun yang tidak mencuci tangan sebelum makan, akan
makan singkong rebus yang berwarna hitam penuh dengan kuman. Sedangkan
siapapun yang mencuci tangan pakai sabun, akan menikmati makanan yang enak
dan sehat
Catatan:
Dapat dipergunakan untuk murid SD/SMP/MI

PEMICUAN CUCI TANGAN PAKAI SABUN


76 BUKU PANDUAN 77
DI SEKOLAH dan MADRASAH
11. Alur Penularan Penyakit
melalui Tangan Kotor
Alur Penularan Penyakit melalui Tangan Kotor adalah sebuah Gambar potongan Alur Penularan Penyakit melalui Tangan Kotor
diskusi sebagai upaya untuk memicu anak-anak untuk menganalisis
alur penularan berbagai penyakit yang disebabkan oleh tangan yang
kotor, karena dengan CTPS akan menghilangkan semua kotoran,
sehingga membuat tangan kita bersih dan sehat.

Untuk itu, dapat diikuti panduan proses fasilitasi untuk topik Mengenal
si Penjahat Hitam, sebagaimana panduan proses berikut ini:

Topik Alur Penularan Penyakit melalui Tangan Kotor


Mengajak anak-anak untuk melakukan diskusi menganalisis alur penularan
Tujuan penyakit melalui tangan yang kotor, dan dapat diputus rantai penularannya dengan
CTPS
Metode Diskusi kelompok Alur Penularan Penyakit melalui Tangan Kotor
Waktu 45 menit
1. Gambar-gambar Alur Penularan Penyakit melalui Tangan Kotor:
a. Diagram penularan penyakit melalui tangan kotor.
Alat b. Kartu-kartu penularan penyakit melalui tangan kotor
c. Pencegahan oleh CTPS
2. Potongan kertas dan spidol
1. Ajukan beberapa pertanyaan berikut: Apa saja yang menjadi penyebab tangan
kotor dan dapat menimbulkan penyakit, jika kotoran tersebut dapat masuk ke
dalam mulut manusia? Bagaimana caranya? Melalui apa saja?
2. Jika fasilitator sudah menyiapkan gambar-gambar dan tersedia cukup banyak,
bagi peserta menjadi 3 kelompok agar semua peserta dapat berpartisipasi
aktif. Minta setiap kelompok untuk mendiskusikan dan menyusur alur penularan
penyakit melalui tangan kotor
3. Setelah selesai minta perwakilan kelompok untuk menyampaikan hasilnya.
4. Lakukan diskusi untuk memicu rasa takut sakit dan jijik, terhadap hasil
penggambaran alur penularan penyakit melalui tangan kotor secara bersama-sama.
5. Tanyakan kepada mereka bagaimana perasaannya, setelah mereka menyadari
bahwa ternyata kotoran yang menempel ditangan tersebut dapat menjadi
penyebab penyakit jika masuk ke mulut manusia?
Proses Catatan bagi fasilitator: Makanan merupakan perantara yang baik untuk bakteri
berkembang biak. Bakteri yang terdapat di makanan tumbuh karena berbagai hal,
antara lain tersentuh oleh tangan yang tidak dicuci dengan bersih. Menimbulkan penyakit pada diri orang lain
6. Lakukan diskusi untuk mengidentifikasi upaya memutus alur penularan penyakit.
a. Tanyakan kepada mereka: Apa yang harus dilakukan agar tangan kotor tidak
menyentuh makanan yang dimakan dan tidak menimbulkan penyakit? Menimbulkan penyakit pada diri sendiri
b. Minta mereka untuk menuliskan atau menggambarkan apa yang harus
dilakukan untuk memutus alur penularan penyakit?
c. Jika salah satu jawaban peserta adalah dengan mencuci tangan, tanyakan
bagaimana cara mencuci tangan dengan benar dan kapan CTPS harus dilakukan.
Catatan:
Dapat dipergunakan untuk murid SD/SMP/MI

PEMICUAN CUCI TANGAN PAKAI SABUN


78 BUKU PANDUAN 79
DI SEKOLAH dan MADRASAH
80
Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia)
Komplek Buncit Utama Kav. 16
Jl. Warung Jati Barat RT.001/ RW.005 Jati Padang,
Kec. Pasar Minggu, Jakarta Selatan, DKI Jakarta 12540
Telp: +62-21-27873111 Fax: +62-21-27876435
Email: yayasan.pii@plan-international.org

e q d @planindonesia k www.plan-international.or.id

Anda mungkin juga menyukai