Anda di halaman 1dari 115

SKRIPSI

PENGARUH PENERAPAN VIDEO EDUKASI TENTANG PERSONAL


HYGIENE SAAT MENSTRUASI TERHADAP PENGETAHUAN
REMAJA PUTRI DI PONDOK PESANTREN
KOTA BEKASI TAHUN 2021

OLEH :
USWATUN HASANAH
NIM. P3.73.24.1.17.058

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


PROGRAM SARJANA TERAPAN
JURUSAN KEBIDANAN
POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III
2021
SKRIPSI

PENGARUH PENERAPAN VIDEO EDUKASI TENTANG PERSONAL


HYGIENE SAAT MENSTRUASI TERHADAP PENGETAHUAN
REMAJA PUTRI DI PONDOK PESANTREN
KOTA BEKASI TAHUN 2021

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan tugas akhir

OLEH :
USWATUN HASANAH
NIM. P3.73.24.1.17.058

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


PROGRAM SARJANA TERAPAN
JURUSAN KEBIDANAN
POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III
2021
ABSTRAK

Program Studi Pendidikan Profesi Bidan Program Sarjana Terapan


Jurusan Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Jakarta III

Uswatun Hasanah,
Pengaruh Penerapan Video Edukasi mengenai Personal Hygiene saat
menstruasi terhadap Pengetahuan Remaja Putri di Pondok Pesantren Kota
Bekasi tahun 2021
xv + 100 halaman, 10 tabel, 5 gambar, 12 lampiran

Latar Belakang: Rendahnya pengetahuan remaja putri dalam personal hygiene


saat menstruasi merupakan penyebab dari banyak kejadian buruk pada kesehatan
reproduksi. Hal ini disebabkan oleh rendahnya pengetahuan tentang personal
hygiene saat menstruasi. Tindakan yang tepat untuk mengurangi kejadian terkait
hal tersebut dengan video edukasi, dimana media audiovisual menggunakan lebih
dari satu indera sehingga akan lebih efektif. Tujuan: Mengetahui pengaruh
penerapan video edukasi tentang personal hygiene menstruasi terhadap
pengetahuan remaja putri di Pondok Pesantren Kota Bekasi. Metode penelitian:
Penelitian kuantitatif dengan desain quasi eksperimen, dengan pre post test with
control group design. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik stratified
random sampling, sampel pada penelitian ini adalah 33 remaja putri pada tiap
kelompok. Hasil: Adanya peningkatan rerata skor pengetahuan sebelum (Mean =
74,81) dan sesudah (Mean = 90,34) diberikan intervensi berupa video edukasi pada
kelompok intervensi. Dan hasil uji statistik dengan uji Mann Whitney (p-value =
0,013) artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok. Saran:
Remaja Putri di Pondok Pesantren disarankan untuk mendapatkan pendidikan
kesehatan tentang personal hygiene saat menstruasi untuk meningkatkan
pengetahuan.
Kata Kunci: Video edukasi, Pengetahuan, Personal hygiene

iii

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


ABSTRACT

Program Studi Pendidikan Profesi Bidan Program Sarjana Terapan


Department of Midwifery
Health Polytechnic of Ministry of Health Jakarta III

Uswatun Hasanah,
The Effect of Application of Educational Video on Personal Hygiene during
Menstruation on Knowledge of Female Adolescent in Islamic Boarding School
in Bekasi City in 2021
xv + 100 pages, 10 tables, 5 pictures, 12 attachments

Background of the study: The lack of knowledge of female adolescent in personal


hygiene during menstruation is the cause of many adverse events in reproductive
health. This is caused by low knowledge about personal hygiene during
menstruation. The action that can be taken to reduce this incidence is providing
educational video, where audiovisual media can be used, since it uses more than
one sense so it will be more effective. Research Purpose: The research is conducted
to know the effect of educational video on personal hygiene during menstruation
towards female adolescent in Islamic boarding school in Bekasi City. Research
Methods: Quantitative research with quasi-experiment, with pre and post-test with
control group design approach. The Sample Collection Technique is using stratified
random sampling technique, the sample of this research is of 33 female adolescents
in the each group. Research Result: There is an increase from the mean of
knowledge before (Mean = 74,81) and after (Mean = 90,34) given the intervention
in the intervention group. And the result of statistical test with Mann Whitney test
(p=value = 0,013) shows a significant difference between the two groups.
Suggestion: Female adolescent in Islamic boarding school is advised to get health
education about personal hygiene during menstruation to increase knowledge.
Keywords: Educational Video, Knowledge, Personal hygiene

iv

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


v

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


vi

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


vii

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri


dan sumber yang dikutip maupun dirujuk
telah saya nyatakan benar

Nama : Uswatun Hasanah


NIM : P3.73.24.1.17.058

Tanda Tangan

Tanggal 14 Juni 2021

viii

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat karunia dan rahmat Nya saya telah
menyelesaikan proposal skripsi yang berjudul Pengaruh Video Edukasi tentang
Personal hygiene saat Menstruasi terhadap Pengetahuan Remaja Putri di Pondok
Pesantren Kota Bekasi Tahun 2021. Penyusun Skripsi ini tidak terwujud tanpa
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, melalui tulisan ini saya mengucapkan
terima kasih sebesar-besarnya kepada :

1. Yupi Supartini, S.Kp, M.Sc selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Jakarta III
2. Erika Yulita Ichwan, SST, M.Keb selaku Ketua Jurusan Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Jakarta III.
3. Shentya Fitriana, SST, M.Keb selaku Kepala Program Studi D-IV
Kebidanan Poltekkes Kemenkes Jakarta III.
4. Sri Sukamti, S.Kp, MKM selaku Dosen Pembimbing I yang telah
meluangkan waktunya untuk membimbing dan memotivasi saya dalam
penyusunan skripsi ini dengan telaten dan sabar.
5. Wa Ode Hajrah, SST, M.Kes selaku Dosen Pembimbing II yang telah
meluangkan waktunya untuk membimbing dan memotivasi saya dalam
penyusunan skripsi ini dengan telaten dan sabar.
6. Kepala Sekolah, para ustadz dan uztadzah yang mengajar di Pondok
Pesantren Ar-Ridwan dan Pondok Pesantren Al-Hidayah Al-Mumtazah
Bekasi yang telah mengizinkan dan memfasilitasi peneliti untuk melakukan
penelitian.
7. Para adik santriwati yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran
untuk menjadi responden bagi penelitian ini.
8. Ibunda dan Alm Ayahanda yang sejak awal selalu memberikan doa dan
dukungan.
9. Diri saya sendiri karena telah berhasil dan selalu kuat di segala titik terbaik
dan terburuk yang telah dilalui sepanjang perjuangan ini.

ix

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


10. Teman-Teman ASASI seperjuangan yang sangat berjasa dalam proses
perkuliahan selama ini

Akhir kata, saya berharap semoga Allah SWT membalas segala kebaikan pihak-
pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan skripsi ini. Saya menyadari
bahwa masih banyak kekurangan yang ada pada skripsi ini, maka saya
mengharapkan kritik dan saran dari para pihak untuk membangun skripsi ini
menjadi lebih baik. Terima kasih.

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


DAFTAR ISI

ABSTRAK ......................................................................................................................... iii


KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ix
DAFTAR ISI...................................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL............................................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................ xv
DAFTAR SINGKATAN ................................................................................................. xvi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................... xvii
BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................................... 4
1.3.1 Tujuan Umum ............................................................................................. 4
1.3.2 Tujuan Khusus ............................................................................................ 4
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................................... 4
1.4.1 Teoritis ........................................................................................................ 4
1.4.2 Praktis ......................................................................................................... 5
1.5 Ruang Lingkup Penelitian ......................................................................................... 5
BAB II................................................................................................................................. 7
TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................................... 7
2.1 Promosi Kesehatan .................................................................................................... 7
2.1.1 Pengertian Promosi Kesehatan.................................................................... 7
2.1.2 Tujuan Promosi Kesehatan ......................................................................... 7
2.1.3 Ruang Lingkup Promosi Kesehatan ............................................................ 8
2.1.4 Metode Promosi Kesehatan ...................................................................... 10
2.1.5 Media dalam Promosi Kesehatan .............................................................. 11
2.1.6 Media Audio visual ................................................................................... 12
2.2 Pengetahuan ............................................................................................................ 15
2.2.1 Pengertian ................................................................................................. 15
2.2.2 Tingkatan Pengetahuan ............................................................................. 15

xi

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


2.2.5 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan .................................. 16
2.4 Remaja .................................................................................................................... 18
2.4.1 Pengertian Remaja .................................................................................... 18
2.4.2 Tahap perkembangan remaja .................................................................... 18
2.4.3 Perubahan Fisik pada Masa Remaja ......................................................... 19
2.5 Menstruasi ............................................................................................................... 20
2.5.1 Pengertian ................................................................................................. 20
2.5.2 Fisiologis Menstruasi ................................................................................ 21
2.5.3 Siklus Menstruasi23 ................................................................................... 22
2.6 Personal hygiene saat Menstruasi ........................................................................... 24
2.6.1 Pengertian Personal hygiene ..................................................................... 24
2.6.2 Tujuan Personal hygiene saat Menstruasi................................................. 24
2.6.3 Dampak dari buruknya personal hygiene saat menstruasi ........................ 25
2.6.4 Faktor yang berhubungan dengan personal hygiene saat menstruasi ....... 26
2.6.5 Manajemen Kebersihan Menstruasi .......................................................... 27
2.7 Penelitian Terkait .................................................................................................... 30
2.8 Kerangka Teori........................................................................................................ 33
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................................... 34
3.1 Jenis dan Desain Penelitian ..................................................................................... 34
3.2 Kerangka Konsep .................................................................................................... 35
3.3 Hipotesis Penelitian................................................................................................. 35
3.4 Definisi Operasional................................................................................................ 36
3.5 Populasi dan Sampel Penelitian .............................................................................. 37
3.5.1 Populasi ..................................................................................................... 37
3.5.2 Sampel Penelitian...................................................................................... 37
3.5.3 Besar Sampel ............................................................................................ 38
3.6 Alat dan Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 39
3.6.1 Alat Pengumpulan Data ............................................................................ 39
3.6.2 Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 40
3.7 Uji Validitas, Realibilitas, dan Media ..................................................................... 42
3.7.1 Uji Validitas ............................................................................................................ 42
3.7.2 Uji Reliabilitas ........................................................................................................ 43
3.8 Etika Penelitian ....................................................................................................... 44
xii

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


3.9 Pengolahan Data...................................................................................................... 45
3.10 Analisis Data ........................................................................................................... 45
BAB IV ............................................................................................................................. 47
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................................................ 47
4.1 Gambaran Tempat Penelitian .................................................................................. 47
4.2 Keterbatasan Penelitian ........................................................................................... 47
4.3 Hasil Penelitian ....................................................................................................... 48
4.3.1 Analisis Univariat ..................................................................................... 48
4.3.2 Analisis Bivariat........................................................................................ 50
4.4 Pembahasan ............................................................................................................. 53
4.4.1 Frekuensi Karakteristik Responden pada Kelompok Intervensi dan
Kelompok Kontrol .................................................................................................... 53
4.4.2 Peningkatan Skor Rata-Rata Pengetahuan Pre-Post Test pada Kelompok
Intervensi................................................................................................................... 53
4.4.3 Peningkatan Skor Rata-Rata Pengetahuan Pre-Post Test pada Kelompok
Kontrol ................................................................................................................... 55
4.4.4 Perbedaan Pengetahuan Responden pada Kedua Kelompok .................... 56
4.4.5 Hubungan Variabel Confounding dengan Pengetahuan Responden ......... 59
BAB V .............................................................................................................................. 61
SIMPULAN DAN SARAN .............................................................................................. 61
5.1 Simpulan ................................................................................................................. 61
5.2 Saran........................................................................................................................ 61
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 63
LAMPIRAN...................................................................................................................... 67

xiii

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Terkait .............................................................................................. 31


Tabel 3.1 Definisi Operasional ......................................................................................... 37
Tabel 4. 1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden.................................................. 49
Tabel 4. 2 Distribusi Rata Rata Pre-test dan Post-test pada Pengetahuan Responden di
Kelompok Intervensi ......................................................................................................... 50
Tabel 4. 3 Distribusi Rata Rata Pre-test dan Post-test pada Pengetahuan Responden di
Kelompok Kontrol ............................................................................................................ 50
Tabel 4. 4 Perbedaan Skor Pengetahuan Pre-Post Test Responden pada Kelompok
Intervensi dan Kelompok Kontrol..................................................................................... 51
Tabel 4. 5 Analisa Hubungan Variabel Confounding terhadap Pengetahuan Responden
mengenai Personal Hygiene saat Menstruasi pada Kelompok Intervensi dan Kelompok
Kontrol .............................................................................................................................. 59

xiv

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Paradigma Hidup Sehat ...................................................................... 8


Gambar 2. 2 Kerucut Pengalaman ........................................................................ 13
Gambar 2. 3 Perbedaan Kemampuan Daya Ingat ................................................. 13
Gambar 2. 4 Kerangka Teori ................................................................................. 31
Gambar 3. 1 Kerangka Konsep ............................................................................. 35

xv

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


DAFTAR SINGKATAN

BKKBN : Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


BPS : Badan Pusat Statistik
FSH : Follicle Stimulating Hormone
GnRH : Gonadotropin-Releasing Hormone
ISR : Infeksi Saluran Reproduksi
LH : Luteinizing Hormone
MKM : Manajemen Kebersihan Menstruasi
PMS : Pre Menstrual Syndrome
PPSDMK : Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Kesehatan
UNESCO : United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization
UNICEF : United Nations International Children’s Emergency Fund
WHO : World Health Organization

xvi

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


DAFTAR LAMPIRAN

1. Penjelasan Sebelum Persetujuan


2. Surat Pernyataan Persetujuan
3. Kuesioner Karakteristik Responden
4. Kuesioner Pengetahuan
5. Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
6. Media Video Edukasi
7. Surat Izin Penelitian
8. Surat Kaji Etik
9. Biodata Peneliti
10. Lembar Bimbingan
11. Dokumentasi
12. Output SPSS

xvii

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut World Health Organization (WHO), remaja adalah penduduk
yang berada dalam rentang usia 10-19 tahun.1 Dalam laman resmi milik Badan
Pusat Statistik (BPS) Indonesia, jumlah remaja dalam kelompok usia 10-19
tahun selalu mengalami peningkatan. Di tahun 2019, jumlah remaja dengan
jenis kelamin perempuan di Indonesia pada usia 10-19 tahun adalah 22.120.004
jiwa dan menurut BPS di Kota Bekasi tahun 2015 usia 10-19 tahun berjumlah
237.267 jiwa.1 Pada masa remaja akan melalui perkembangan dan pertumbuhan
yang sangat pesat, secara fisik dan mental. Salah satu tanda yang akan dilalui
oleh perempuan adalah menstruasi. Menstruasi adalah sebuah proses alami
yang terjadi pada setiap wanita yang ditandai dengan keluarnya darah dari
vagina yang disebabkan karena meluruhnya dinding endometrium. Pada saat
menstruasi, pembuluh darah yang terdapat di dalam Rahim mudah terkena
infeksi.2 Oleh karena itu, karena terjadinya perubahan ini, para remaja
diharapkan dapat melakukan fungsi reproduksi dengan baik, karena apabila
fungsi organ reproduksi tidak dirawat dengan baik maka tidak akan berjalan
sesuai dengan fungsinya.3
Kurangnya upaya perawatan personal hygiene saat menstruasi dapat
menjadikan salah satu akibat dari infeksi alat reproduksi. Berdasarkan survey
BKKBN Jawa Barat tahun 2015 diperoleh hasil bahwa 83% remaja tidak
mengetahui kesehatan reproduksi yang benar, 61,8% tidak mengetahui tentang
kesuburan dan masalah menstruasi, 40,6% tidak mengetahui risiko kehamilan
remaja, dan 42,4% orang tidak mengetahui risiko PMS. Angka tersebut
menunjukan kurangnya pengetahuan dalam personal hygiene pada saat
menstruasi akan mempengaruhi perilaku kebersihan diri saat menstruasi yang
dapat menimbulkan beberapa keluhan dalam sebuah penelitian4 seperti pegal,
dismenorhoe, bau tak sedap, gatal, dan lainnya. Menurut WHO tahun 2010

1
Poltekkes Kemenkes Jakarta III
2

angka kejadian infeksi saluran reproduksi (ISR) tertinggi di dunia adalah pada
usia remaja (35%-42%) dan dewasa muda (27%-33%). Angka prevalensi pada
remaja di dunia, candidiasis (25%-50%), bacterialvaginosis (20%-40%), dan
trichomonasis (5%-50%) yang disebabkan oleh imunitas lemah 10%. Perilaku
kurang kebersihan atau hygiene saat menstruasi 30%. Lingkungan tidak bersih
serta penggunaan pemabalut yang kurang sehat saat menstruasi 50%.5
Dalam mencegah kemungkinan yang dapat terjadi dari rendahnya
personal hygiene saat menstruasi adalah dengan melakukan promosi kesehatan
untuk meningkatkan pengetahuan dalam melakukan personal hygiene saat
menstruasi dengan menggunakan media pembelajaran untuk menjadi lebih
efektif dan menarik sehingga akan mudah dalam menyampaikan materi
pembelajaran.6 Salah satu media pendidikan kesehatan praktis adalah media
audiovisual. Media audiovisual adalah suatu media terdiri dari media visual
yang digabungkan dengan media audio.7 Media audiovisual lebih efektif
sebagai salah satu media pendidikan kesehatan untuk meningkatkan
pengetahuan dan sikap.8 Berdasarkan penelitian Anisha Tiara Putri tahun 2017
membuktikan bahwa media audiovisual secara efektif mampu meningkatkan
pengetahuan dalam proses penyuluhan.9
Menjaga kebersihan diri pada saat menstruasi datang dengan cara
melakukan pengelolaan menstruasi adalah hak asasi bagi perempuan, baik
dewasa maupun anak-anak. Menstrual Hygiene Management atau Manajemen
Kebersihan Menstruasi (MKM) adalah pengelolaan hygiene wanita saat
menstruasi. Dalam penggunaan pembalut wanita harus sering diganti selama
periode menstruasi. Serta dapat menggunakan toilet, sabun, dan air untuk
membersihkan diri dalam kondisi nyaman dan bersih.10
Pada studi UNESCO (2014) mengatakan bahwa buruknya fasilitas
sanitasi di sekolah berkaitan dengan sikap menstruasi anak perempuan. Dengan
adanya pemahaman tentang menstruasi yang diperburuk karena keterbatasan
akses terhadap informasi baik di rumah maupun di sekolah, sehingga banyak
perempuan dan anak perempuan yang tidak memiliki pengetahuan tentang apa
yang terjadi pada tubuh mereka saat menstruasi dan bagaimana mengatasinya.11

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


3

Pondok Pesantren Ar-Ridwan Bekasi yang berkedudukan di


pertengahan Kecamatan Jati Asih Kota Bekasi merupakan salah satu sekolah
berasrama yang melakukan pembelajaran tatap muka pada kondisi pandemi
covid 19 ini sesuai dalam Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran pada Tahun
Ajaran 2020/2021 dan Tahun Akademik 2020/2021 di Masa Pandemi Corona
Virus Disease 2019 (Covid-19) nomor XIX bagian E.12 Hasil wawancara
langsung kepada santriwati SMP kelas VII dan VIII di Pondok Pesantren Ar-
Ridwan Bekasi kebanyakan dari santriwati tidak melakukan personal hygiene
saat menstruasi dengan baik, seperti tidak mengeringkan vagina setelah buang
air kecil dan besar dengan baik, tidak mengganti pembalut setiap 4-5 jam sekali,
tidak menggunakan celana dalam yang menyerap keringat, dan pernah
mengalami gatal bagian vagina dan keputihan. Hal ini disebabkan dari beragam
faktor, seperti kurangnya sumber pengetahuan tentang kebersihan diri saat
menstruasi. Berdasarkan latar belakang dan studi pendahuluan yang telah
disebutkan, maka penulis tertarik untuk mengambil penelitian pengaruh
penerapan video edukasi mengenai personal hygiene saat menstruasi terhadap
pengetahuan remaja putri di Pondok Pesantren Kota Bekasi tahun 2021
sehingga remaja putri akan memenuhi kebersihan diri dan alat reproduksinya
dengan tepat.

1.2 Rumusan Masalah


Di Jawa Barat, menurut hasil survey yang dilakukan oleh BKKBN pada
tahun 2015 menunjukkan hasil bahwa 83% remaja tidak tahu tentang kesehatan
reproduksi yang benar. Rendahnya tingkat pengetahuan mengenai kesehatan
reproduksi, salah satunya adalah perilaku kurang kebersihan atau hygiene saat
menstruasi dan lingkungan tidak bersih serta penggunaan pemabalut yang
kurang sehat saat menstruasi (WHO 2010). Hal ini menunjukan kurangnya
pengetahuan dan terbatasnya sumber informasi mengenai personal hygiene saat
menstruasi yang benar. Pondok Pesantren Ar-Ridwan memiliki lebih dari
separuhnya tidak melakukan personal hygiene dengan benar. Sehingga

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


4

diperlukan memberi edukasi untuk meningkatkan pengetahuan dan merubah


sikap remaja putri saat menstruasi.

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui pengaruh penerapan video edukasi tentang personal
hygiene menstruasi terhadap pengetahuan remaja putri di Pondok Pesantren
Kota Bekasi.

1.3.2 Tujuan Khusus


a. Diketahui hubungan keterpaparan informasi dengan pengetahuan
remaja putri tentang personal hygiene saat menstruasi di Pondok
Pesantren
b. Diketahui hubungan sumber informasi dengan pengetahuan remaja putri
tentang personal hygiene saat menstruasi di Pondok Pesantren
c. Diketahui perbedaan rata-rata pengetahuan remaja putri di Pondok
Pesantren tentang personal hygiene saat menstruasi sebelum dan
sesudah dilakukan pemberian intervensi dengan video edukasi
d. Diketahui perbedaan rata-rata pengetahuan remaja putri di Pondok
Pesantren mengenai personal hygiene saat menstruasi sebelum dan
sesudah dilakukan ceramah pada kelompok kontrol
e. Diketahui perbedaan pengetahuan remaja putri di Pondok Pesantren
mengenai personal hygiene saat menstruasi antara video edukasi dan
ceramah

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Teoritis
a. Hasil Penelitian akan bermanfaat dan memperkaya wawasan bagi dunia
ilmu pengetahuan dalam bidang kesehatan
b. Dapat digunakan untuk mengembangkan penelitian selanjutnya

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


5

1.4.2 Praktis
a. Bagi Dinas Kesehatan Kota Bekasi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dari
tingkat pengetahuan tentang personal hygiene saat menstruasi pada
remaja putri di Pondok Pesantren Kota Bekasi tahun 2021, sehingga
memungkinkan untuk memberikan kebijakan atau intervensi yang tepat
untuk mengatasi permasalahan kesehatan reproduksi remaja putri di
Kota Bekasi.
b. Bagi Pihak Pondok Pesantren
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi pihak
pondok pesantren, sehingga para guru dan stakeholder akan lebih
memedulikan kesehatan reproduksi para santriwatinya.
c. Bagi Remaja Putri
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi remaja
prempuan untuk memperoleh pengaruh tentang personal hygiene saat
menstruasi, sehingga dapat memberikan kontribusi khususnya pada
remaja putri di pondok pesantren agar dapat mempunyai sikap yang
positif dalam melakukan personal hygiene saat menstruasi.
d. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dan
referensi dalam penelitian selanjutnya mengenai personal hygiene saat
menstruasi pada remaja putri.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan video
edukasi tentang personal hygiene saat menstruasi terhadap pengetahuan remaja
putri di Pondok Pesantren Kota Bekasi tahun 2021. Penelitian ini dilakukan
pada bulan Maret tahun 2021. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif,
bersifat quasi eksperimen dengan design pre-post test with control group
design, yaitu suatu desain penelitian yang didalamnya dilakukan observasi
sebanyak dua kali yaitu sebelum eksperimen dan sesudah eksperimen dengan

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


6

kelompok kontrol. Dengan teknik pengambilan sampel yaitu stratified random


sampling

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Promosi Kesehatan


2.1.1 Pengertian Promosi Kesehatan
Menurut Green dan Kreuter dalam Modul Promosi Kesehatan13,
promosi kesehatan adalah kombinasi upaya- upaya pendidikan, kebijakan
(politik, peraturan, dan organisasi untuk mendukung kegiatan-kegiatan dan
kondisi-kondisi hidup yang menguntungkan kesehatan individu, kelompok,
atau komunitas.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia merumuskan dalam
Keputusan Menteri Kesehatan No.1114/Menkes/SK/VIII/2005,
merumuskan bahwa promosi kesehatan adalah sebuah upaya untuk
meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengendalikan factor-faktor
kesehatan melalui pembelajaran dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat,
agar mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan
kegiatan yang bersumberdaya masyarakat, sesuai social budaya setempat
dan didukung oleh kebijakan public yang berwawasan kesehatan.

2.1.2 Tujuan Promosi Kesehatan


Menurut Green, tujuan promosi kesehatan terdiri dari 3 tingkatan
tujuan, yaitu 1) tujuan program, yang menyatakan tentang apa yang akan
dicapai dalam periode waktu tertentu yang berhubungan dengan status
kesehatan 2) tujuan pendidikan, mendeskripsikan perilaku yang akan
dicapai dalam mengatasi masalah kesehatan 3) tujuan perilaku, sebuah
pembelajaran yang harus tercapai yang berhubungan antara sikap dan
pengetahuan.13 Tujuan dari penerapan promosi kesehatan merupakan visi
promosi kesehatan sendiri, yaitu menciptakan masyarakat yang mau
(willingness) dalam upaya memelihara dan meningkatkan kesehatan,
mampu (ability) memelihara dan meningkatkan kesehatan, memelihara
kesehatan dimana mau dan mampu mencegah penyakit, melindungi diri dari

7
Poltekkes Kemenkes Jakarta III
8

gangguan-gangguan kesehatan, meningkatkan kesehatan dimana mau dan


mampu dalam meningkatkan derajat kesehatan setiap individu, kelompok,
dan masyarakat.13
Menurut WHO, tujuan umum dari promosi kesehatan adalah
mengubah perilaku individu/masyarakat di bidang kesehatan. Dan tujuan
khususnya adalah 1) menjadikan kesehatan sebagai sesuatu yang bernilai
bagi masyarakat 2) menolong individu agar mampu secara
mandiri/berkelompok mengadakan kegiatan untuk mencapai tujuan hidup
sehat 3) mendorong pengembangan dan penggunaan secara tepat sarana
pelayanan kesehatan yang ada.13
Dalam Pedoman Promosi Kesehatan oleh PPSDMK (2016),
promosi kesehatan memiliki tujuan operasional yaitu 1) agar
klien/masyarakat memiliki pengertian yang lebih baik tentang eksistensi
dan perubahan sistem dalam pelayanan kesehatan, serta memanfaatkan
secara efisien dan efektif 2) agar klien/masyarakat memiliki tanggung jawab
yang besar pada dirinya sendiri atas kesehatan, keselamatan lingkungan dan
masyarakat 3) agar klien/masyarakat melakukan langkah positif dalam
mencegah terjadinya penyakit 4) agar klien/masyarakat mempelajari apa
yang dia lakukan sendiri dan bagaimana caranya tanpa selalu meminta
tolong kepada sistem pelayanan kesehatan yang normal.

2.1.3 Ruang Lingkup Promosi Kesehatan

Gambar 2. 1 Paradigma Hidup Sehat13

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


9

Berdasarkan forcefield paradigm of health and wellbeing yang


diungkapkan oleh Bloom, ruang lingkup promosi kesehatan adalah keempat
determinan dalam kesehatan dan kesejahteraan.13
Keempat faktor pada gambar di atas saling mempengaruhi dalam
promosi kesehatan. Oleh karena itu, ruang lingkup utama sasaran promosi
kesehatan adalah perilaku dan akar-akarnya serta lingkungan. Ruang
lingkup promosi kesehatan dapat dilihat dari berbagai sudut pandang,
yaitu13 :
1) Ruang lingkup berdasarkan area masalah, melihat msalah
kesehatan dan penyebabnnya.
2) Ruang lingkup berdasarkan tingkat pencegahan, masyarakat
berada dalam beragam kondisi, sehingga promosi kesehatan
harus lebih komprehensif.
3) Ruang lingkup pelayanan kesehatan dasar, dikategorikan
menurut Sigerist menjadi 4 tingkat pelayanan, yaitu peningkatan
derajat kesehatan (halth promotion), pencegahan penyakit
(prevention of disease), perawatan/ pengobatan (curation of
disease), dan pemulihan dari sakit (rehabilitation).
4) Ruang lingkup aktivitas, yang dikemukakan oleh Green dan
Kreuter dalam kerangka precede-proceed, meliputi aktivitas
pendidikan kesehatan, pembuatan dan pelaksanaan kebijakan,
peraturan serta upaya organisasi, dan advokasi.
5) Ruang lingkup perilaku kesehatan, berdasarkan yang
dikemukakan oleh Becker perilaku kesehatan dibagi menjadi 3
domain, yaity pengetahuan kesehatan, sikap terhadap kesehatan,
dan praktik kesehatan.

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


10

2.1.4 Metode Promosi Kesehatan


1) Metode individual (perorangan)
Metode ini digunakan dalam melakukan pembinaan perilaku
baru, membina seseorang yang telah mulai tertarik dengan sesuatu
untuk mengubah prilaku. Dengan bentuk pendekatan yaitu :
a. Bimbingan dan penyuluhan
b. Wawancara (interview)
2) Metode kelompok
Dalam metode ini akan dibagi lagi menjadi kelompok besar
dan kecil.
a. Kelompok besar
Pada kelompok besar peserta penyuluhan terdiri dari lebih 15
orang. Metode pendekatan yang dilakukan pada kelompok besar
adalah ceramah. Ceramah adalah sebuah metode dengan
menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan.13
Tingkat keefektifan metode ceramah dalam promosi kesehatan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada metode ceramah adalah 1)
persiapan penguasaan materi yang akan disampaikan, 2)
pelaksanaan ceramah akan berhasil dengan kuncinya adalah
sikap dan penampilan, suara yang keras dan jelas, pandangan
penceramah, berdiri di depan, menggunakan alat bantu
semaksimal mungkin, dan 3) seminar adalah metode yang
digunakan untuk pendidikan formal dan disampaikan oleh para
ahli/beberapa ahli dan membawa suatu topic yang hangat di
tengah masyarakat.
b. Kelompok Kecil
Peserta dalam kegiatan di kelompok kecil adalah kurang dari 15
orang, berikut metode yang digunakan dalam kelompok kecil
adalah 1) dikusi kelompok 2) curah pendapat (Brain Storming)
3) bola Salju (Snow Balling), 4) kelompok-kelompok kecil (Buzz

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


11

Group) 5) memainkan peran (role play) 6) permainan simulasi


(simulation game).13
3) Metode Massa
Sebuah metode yang digunakan secara massa dipakai untuk
mengkomunikasikan pesan kesehatan yang ditujukan kepada
masyarakat yang sifatnya massa atau public, dengan sasaran bersifat
umum, dan digunakan untuk menggugah awareness (kesadaran)
masyarakat. Berikut contoh metode massa :
a. Ceramah umum (public speaking)
b. Pidato-pidato/diskusi
c. Simulasi
d. Tulisan di majalah atau Koran
e. Bill board

2.1.5 Media dalam Promosi Kesehatan


1) Pengertian Media
Media pembelajaran adalah media yang dapat digunakan
dalam pembelajaran, meliputi alat bantu guru dalam mengajar serta
sarana pembawa pesan dari sumber belajar ke penerima pesan
belajar.14
2) Peran Media Promosi Kesehatan
Pentingnya peranan dalam pelaksanaan penyuluhan
kesehatan, dikarenakan :
a. Media dapat mempermudah dalam penyampaian informasi
b. Media dapat menghindari adanya kesalahan dalam
menyampaikan persepsi
c. Media dapat lebih memabntu dalam memperjelas informasi
d. Media dapat mempermudah pengertian
e. Media dapat mengurangi komunikasi verbalistik
f. Media dapat menampilkan objek yang tidak dapat di tangkap
oleh mata

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


12

g. Media dapat mempermudah komunikasi


3) Jenis Media Promosi Kesehatan
a. Media cetak
Media ini mengutamakan pesan-pesan visual, biasanya terdiri
dari gambaran sejumlah kata, gambar atau foto dalam tata warna.
Yang termasuk dalam media ini adalah booklet, leaflet, flyer
(selebaran), flip chart (lembar balik), rubrik atau tulisan pada
surat kabar atau majalah, poster, foto yang mengungkapkan
informasi kesehatan.
b. Media elektronik
Media ini merupakan media yang bergerak dan dinamis, dapat
dilihat dan didengar dan penyampaiannya melalui alat bantu
elektronika. Yang termasuk dalam media ini adalah televisi,
radio, video film, cassette, CD, VCD, internet (computer dan
modem), SMS (telepon seluler).
c. Media luar ruang
Media menyampaikan pesannya di luar ruang, bisa melalui
media cetak maupun elektronik misalnya papan reklame,
spanduk, pameran, banner dan televisi layar lebar, umbul-
umbul, yang berisi pesan, slogan atau logo.
d. Media lain
Iklan di bus, mengadakan event (road show, sampling, dan
pameran)

2.1.6 Media Audio visual


1) Pengertian Media Audio Visual
Menurut Marshall Meluhan, media audio visual adalah
media pengajaran dan media pendidikan yang mengaktifkan mata
dan telinga peserta didik dalam waktu proses belajar mengajar
berlangsung. Media ini adalah jenis media yang selain mengandung
unsur suara kuga mengandung unsur gambar yang dapat dilihat

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


13

seperti sebuah rekaman video, berbagai ukuran film, slide suara, dan
lain sebagainya. Kemampuan media audio visual dianggap lebih
baik dan menarik, sebab mengandung kedua unsur jenis media yang
pertama dan kedua.15
Menurut Edgar Dale, penggunaan bahan/sarana
pembelajaran seringkali menggunakan prinsip kerucut pengalaman
yang membutuhkan media belajar, seperti buku teks, bahan yang
dibuat pengajar, dan video edukasi. Kerucut pengalaman
menjelaskan bahwa membaca akan mengingat 10% materi,
mendengar akan mengingat 20%, melihat akan mengingat 30%,
mendengar sekaligus melihat akan mengingat 50% materi.

Gambar 2. 2 Kerucut Pengalaman13


Sumber lain mengatakan bahwa efektifitas media terhadap
pemahaman sasaran, sebagai berikut :
Verbal : 1x
Visual : 3,5x
Verbal dan Visual : 6x
Dan adanya perbedaan kemampuan daya ingat seseorang, sebagai
berikut :

Gambar 2. 3 Perbedaan Kemampuan Daya Ingat13

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


14

2) Jenis Audio Visual


Media audio visual memiliki jenisnya, dimana memiliki
kemampuan yang lebih baik karena meliputi kedua jenis media yang
pertama dan kedua. Media ini dibagi menjadi dua jenis16 : 1) Audio
visual diam : yaitu adalah sebuah media yang menampilkan suara
dan gambar diam seperti bingkai suara (sound slides). Dan 2) Audio
visual gerak : yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara dan
gambar yang bergerak seperti film suara atau video cassette.
Kelebihan dalam penggunaan media audio visual dalam
proses pembelajaran, antara lain17 :
a. Dapat menangkap, menyimpan, menyampaikan kembali
suatu objek atau kejadian seperti keadaan yang sebenarnya
b. Dapat menampilkan kejaian dalam waktu singkat. Peristiwa
yang sebenarnya bertahun-tahun dapat disajikan dalam
waktu singkat dua jam
c. Dapat memanipulasi seperti ukuran, kecepatan gerakan,
warna, animasi
d. Dapat menembus keterbatasan ruang dan waktu atau
membawa dunia ke dalam pikiran peserta
e. Dapat lebih menarik perhatian dan meningkatkan motivasi
belajar peserta
f. Keterbasan dalam penggunaan media audio visual, sebagai
berikut17 :
g. Pengadaan media pembelajaran audiovisual umumya
membutuhkan biaya yang mahal dan waktu yang banyak
h. Pada saat penayangan, gambar-gambar bergerak terus
sehingga tidak semua audience mampu mengikuti
informmasi yang ingin disampaikan melalui media
i. Video yang tersedia untuk penayangan audio visual tidak
selalu sesuai dengan kebutuhan dan tujuan belajar yang
diinginkan.

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


15

2.2 Pengetahuan
2.2.1 Pengertian
Menurut Notoatmodjo (2011) pengetahuan adalah hasil dari tahu
setelah seseorang dalam melakukan penginderaan suatu objek tertentu.
Penginderaan terjadi melalui pancaindera meliputi pancamanusia yaitu
penglihatan, penciuman, pendengaran, indera rasa, dan perabaan.
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam
tindakan seseorang.18

2.2.2 Tingkatan Pengetahuan


Pengetahuan seseorang terhadap sebuah objek mempunyai
intensitas atau tingkat yang berbeda-beda, yang dibagi dalam 6 tingkatan,
yaitu18:
1) Know (Tahu)
Tahu atau mengetahui diartikan dalam mengingat suatu
materi yang telah ada atau dipelajari sebelumnya. Pengetahuan
tingkat ini merupakan mengingat kembali suatu spesifik dan seluruh
bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh
karena itu, tingkatan ini adalah tingkatan yang paling rendah.
Pengukurannya antara lain menyebutkan, menguraikan,
mendefinisikan, dan menyatakan.
2) Comprehension (Memahami)
Memahami adalah diartikan sebagai kemampuan seseorang
dalam menjelaskan secara benar terkait objek yang diketahui dan
dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Seseorang
yang telah paham terhadap objek atau materi akan dapat
menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, dan
meramalkan.
3) Application (aplikasi)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan seseornag yang
sudah atau dapat menggunakan materi yang dipelajarinya pada

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


16

situasi atau kondisi langsung atau sebenarnya. Seperti penggunaan


rumus, hokum-hukum, metode, prinsip, dan lainnya dalam situasi
atau kondisi khusus.
4) Analysis (analisis)
Sebuah kemampuan seseorang untuk menjabarkan atau
memisahkan suatu objek atau materi ke dalam komponen-
komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi, dan masih
memiliki keterkaitan satu dan yang lainnya. Dapat dilihat melalui
penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan,
membedakan, memisahkan, mengelompokan, dan sebagainya.
5) Synthesis (sintesis)
Sintesis adalah suatu kemampuan seseorang dalam
merangkum atau menghubungkan bagian dalam suatu bentuk
keseluruhan yang baru. Dan dapat diartikan bahwa sintesis adalah
kemampuan untuk menyusun formulasi bari dari formulasi yang
telah ada. Seperti menyesuaikan, merencanakan, dan meringkas juga
menyusun sebagainya terhadap suatu teori dan rumusan yang telah
ada.
6) Evaluation (evaluasi)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang dalam
melakukan penilaian terhadap suatu objek tertentu. Yang
penilaiannya dilakukan dengan sendirinya didasarkan pada suatu
kriteria yang ditemukan sendiri atau norma-norma yang berlaku
pada masyarakat.

2.2.5 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan


Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang,
yaitu19:
1) Pendidikan
Pendidikan adalah sebuah proses pengubahan sikap dan tata
perilaku seseorang atau kelompok yang mendewasakan manusia

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


17

melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Dimana pendidikan akan


mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan maka
seseorang akan makin mudah dalam menerima informasi. Seseorang
dengan pendidikan tinggi akan lebih mudah mendapatkan informasi,
baik dari orang lain atau media. Dimana saat seseorang memiliki
pendidikan tinggi diharapkan kepada seseorang tersebut akan
semakin luas pengetahuannya. Dan pada seseorang dengan
pendidikan rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah.
Peningkatan pengetahuan tidak hanya diperoleh pada pendidikan
formal. Pengetahuan seseorang pada suatu objek mengandung dua
aspek, yaitu positif dan negative. Pada dua aspek ini akan
menentukan sikap seseorang terhadap objek tertentu.
2) Media Informasi
Pada jaman sekarang, semakin tinggi dan baik
perkembangan teknologi yang menyediakan bermacam-macam
media massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat
tentang inovasi baru. Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk
media massa seperti televise, radio, surat kabar, majalah, dan
lainnya. Yang akan mengubah dan membentuk opini dan
kepercayaan orang. Media informasi sangat berperan penting pada
penyampaian informasi yang dimana merupakan tugas media
tersebut untuk membawa pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat
mengarahkan opini seseorang. Selain itu, sumber informasi juga bisa
didapatkan dari lingkungan sekitar (keluarga, teman, sekolah).
3) Sosial Budaya dan Ekonomi
Status ekonomi dan tingkah laku seseorang atau kelompok
dalam memenumi kebutuhan yaitu meliputi sikap dan kepercayaan
akan mempengaruhi pengetahuan seseorang
4) Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesutau yang ada disekitar
individu, baik lingkungan fisik, biologis, maupun social.

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


18

Lingkungan akan berpengaruh pada proses masuknya pengetahuan


ke dalam individu yang berbeda dalam lingkungan tersebut.
5) Pengalaman
Sebuah pengalaman akan menjadi sumber pengetahuan yang
merupakan cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan
cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam
memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu. Pengalaman belajar
akan memberikan pengetahuan dan keterampilan dalam bekerja
professional dan pengalaman belajar selama bekerja yang akan
mengembangkan kemampuannya.
6) Usia
Usia akan mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola
pikir seseorang. Dimana saat seseorang bertambah usia, maka akan
bertambah juga daya tangkap dan pola pikirinya.

2.4 Remaja
2.4.1 Pengertian Remaja
Remaja adalah masa dimana terjadinya sebuah tumbuh kembang
pada manusia setelah melalui masa anak-anak dan sebelum masa dewassa
dalam rentang usia 10-19 tahun20. Suatu masa dimana seorang individu
berkembang dan pertama kalinya memiliki tanda-tanda seksual sekunder
sampai saat mencapai kematangan seksual21.
Secara umum, definisi remaja berdasarkan penjelasan tersebut
seseorang dengan usia 10 – 19 tahun yang sedang dalam proses pematangan
baik secara mental, emosional, social, maupun secara fisik.
2.4.2 Tahap perkembangan remaja
Pada proses perkembangan remaja, tahap perkembangan masa
remaja dibagi menjadi tiga21, antara lain :
1) Remaja Awal
Seorang remaja pada masa ini masih terheran-heran akan
perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuhnya sendiri dan

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


19

beberapa faktor yang menyertai perubahan tersebut. Pada tahap awal


ini remaja akan mengembangkan pikiran baru, cepat tertarik pada
lawan jenis, dan mudah terangsang berlebihan.
2) Remaja Madya atau Tengah
Tahap ini remaja sangat membutuhkan teman sebayanya.
Remaja pada tahap ini senang jika memiliki banyak teman yang
menyukainya, ada kecenderungan mencintai dirinya sendiri atau
disebut narcistic. Selain itu, pada tahap ini remaja akan banyak
merasa bingung karena tidak tahu harus memilih yang mana seperti
peka atau tidak peduli, ramai-ramai atau sendiri, optimis atau
pesimis, ideal atau materialis, dan macam sebagainya.
3) Remaja Akhir
Pada tahapan merupakan sebuah tahapan peralihan menuju
dewasa dan ditandai dengan pencapaian lima hal, antara lain :
a. Minat yang makin mantap terhadap fungsi-fungsi intelek
b. Ego mencari kesempatan bersatu dengan orang lain dan
dalam pengalaman baru
c. Terbentuk identitas seksual yang tidak akan berubah lagi
d. Egosentrisme (terlalu memusatkan perhatian pada dirinya
sendiri) diganti dengan keseimbangan antara kepentingan
untuk diri sendiri dengan orang lain
e. Tumbuh pemisah antara dirinya sendiri (private self) dan
masyarakat umum (the public)

2.4.3 Perubahan Fisik pada Masa Remaja


Perubahan fisik dalam masa remaja adalah hal yang sangat penting
dalam kesehatan reproduksi karena pada masa inilah pertumbuhan fisik
akan terjadi sangat cepat untuk mencapai kematangan, termasuk organ-
organ reproduksi22, berikut perubahan yang terjadi :
1) Munculnya tanda-tanda seks primer : terjadinya menarche pada
perempuan dan terjadinya mimpi basah pada laki-laki

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


20

2) Munculnya tanda-tanda seks sekunder :


a. Laki-laki :
1. Tumbuhnya jakun
2. Penis dan buah zakar akan bertambah besar
3. Timbul terjadinya ereksi dan ejakulasi
4. Suara bertambah berat dan besar
5. Badna mulai timbul otot
6. Cambang dan rambut kemaluan
7. Timbulnya kumis di atas bibir
b. Perempuan :
1. Melebarnya panggul
2. Pertumbuhan Rahim dan vagina
3. Mulai tumbuh rambut pada daerah kemaluan
4. Payudara mulai membesar

2.5 Menstruasi

2.5.1 Pengertian
Menstruasi atau haid adalah sebuah perubahan fisiologis dalam
tubuh wanita yang secara berulang terjadi dan dipengaruhi oleh hormone
reproduksi. Siklus menstruasi dianggap sebagai indicator yang relevan dari
kesehatan reproduksi, dan perubahan pada siklus perdarahan dapat
mempengaruhi kualitas hidup wanita.
Menstruasi adalah keluarnya darah dari Rahim melalui vagina dan
berlangsung dalam setiap siklus menstruasi pada perempuan selama usia
subur. Menstruasi terjadi karena peluruhan lapisan endometrium, ketika
ovum tidak dibuahi. Ovum hanya akan keluar sebulan sekali. Jika tidak
dibuahi, maka 14 hari kemudian ovum akan ikut luruh bersama lapisan
endometrium yang menebal. Setiap wanita akan memiliki pengalam
menstruasi yang berbeda-beda. Ada wanita yang mengalami menstruasi
dengan keluhan dan tidak mengalami keluhan3.

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


21

2.5.2 Fisiologis Menstruasi


Proses fisiologis menstruasi ini terjadi akibat adanya interaksi antara
hipofisis, hipotalamus, dan ovarium akan mengakibatkan perubahan
jaringan sasaran pada saluran reproduksi wanita pada saat menstruasi.
Dimana ovarium bertanggung jawab dalam perubahan siklik ataupun
pengaturan lama siklus menstruasi. Ovarium akan mensekresikan hormone
steroid, terutama hormone estrogen dan hormone progesterone. Beberapa
hormone estrogen yang berbeda disekresikan oleh folikel ovarium, yang
mengandung ovum yang sedang berkembang dan oleh sel-sel yang
mengelilinginya. Estradiol adalah estrogen ovarium yang paling
berpengaruh23.
Hormone estrogen berperan dalam perkembangan dan pemeliharaan
organ reproduktif pada wanita serta karakteristik seksual sekunder.
Hormone tersebut memiliki peran penting selama pertumbuhan payudara
dan proses perubahan siklus bulanan pada uterus selama menstruasi.
Progesteron merupakan hormone yang memiliki peran penting selama
persiapan endometrium yaitu membrane mukosa pelapis uterus sebagai
tempat implantasi ovum yang telah dibuahi. Sekresi hormone progesterone
berperan pada plasenta dalam mempertahankan kehamilan jika terjadi
pembuahan. Sebagian kecil diperankan oleh hormone endrogen yang
dihasilkan ovarium. Hormone endrogen memiliki keterkaitan dengan
perkembangan dini folikel dan libido wanita23.
Selama 2-3 tahun setelah terjadinya menarch, menstruasi telah
disertai oleh ovulasi. Pada siklus yang normal umumnya menstruasi dapat
berlangsung setiap 28 hari selama kurang lebih 7 hari. Selama 3-5 pertama
biasanya jumlah darah yang keluar 30-40 cc. selama menstruasi terjadi
puncak perdarahan antara hari ke-2 atau ke-3. Kemudian akan diikuti oleh
fase proliferasi selama 6-8 hari23.

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


22

2.5.3 Siklus Menstruasi23


1) Siklus endometrium
a. Fase menstruasi
Pada fase menstruasi akan tersisa stratum basale akibat
terjadinya lepasnya endometrium pada bagian dinding uterus
yang disertai dengan perdarahan. Fase ini berlangsung hinggu 5
hari (rentang waktu 3-6 hari). Beberapa hormone akan menurun
atau mencapai kadar terendah seperti hormone progesterone,
estrogen, dan LH (Lutenizing Hormone) sedangkan kadar
hormone FSH (Folikel Stimulating Hormone) akan mulai
meningkat.
b. Fase proliferasi
Fase ini terjadi pertumbuhan cepat sekitar hari ke-5 sampai hari
ke-14 dari siklus haid. Ketebalan endometrium akan menjadi 8-
10 kali lipat dari semula atau sekitar kurang lebih 3,5 mm yang
berakhir saat ovulasi. Kemudian permukaann endometrium akan
kembali normal menjelang perdarahan berhenti. Fase proliferasi
ini tergantung pada stimulasi hormone estrogen yang berasal
dari folikel ovarium.
c. Fase sekresi/luteal
Fase ini berlangsung sejak saat ovulasi sampai sekitar 3 hari
sebelum periode menstruasi berikutnya. Pada akhir fase sekresi,
endometrium sekretorius yang matang dengan sempurna
mencapai ketebalan seperti beludru yang tebal dan halus.
Endometrium akan menjadi kaya dengan darah dan sekresi
kelenjar.
d. Fase iskemi/premenstrual
Pada fase ini akan terjadi implantasi atau nidasi ovum sekitar 7
sampai 10 hari setelah ovulasi ketika terjadi pembuahan.
Apabila tidak terjadi pembuahan dan implantasi, maka korpus
luteum yang mensekresi hormone estrogen dan progesterone

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


23

akan menyusut. Seiring penyusutan kedua hormone yang cepat


tersebut, arteri spiral menjadi spasme, sehingga terjadi nekrosis
akibat suplai darah kke endometrium fungsional terhenti.
Lapisan fungsional tersebut terpisah dari lapisan basal dan
perdarahan menstruasi dimulai.
e. Siklus ovulasi
Ovulasi adalah sebuah keadaan yang dimana terjadinya
peningkatan kadar hormone estrogen sebagai penghambat
sekresi FSH, kemudian hipofise mensekresi LH. Kadar LH yang
meningkat akan menstimulasi pengeluaran oosit sekunder dari
folikel. Satu sampai 30 folikel mulai mature dalam ovarium
dibawah pengaruh dari hormone FSH dan estrogen sebelum
terjadinya ovulasi. Ketika folikel kosong, folikel akan
berformasi menjadi sebuah korpus luteum. Puncak aktivitas
korpus luteum terjadi pada 8 hari setelah ovulasi dan mensekresi
dengan baik hormone estrogen maupun progesterone.
Endometrium tidak akan dapat bertahan dan pada akhirnya akan
luruh jika tidak terjadi implantasi, yang diakibatkan karena
korpus luteum yang berkurang dan kadar hormone yang
menurun.
f. Siklus hipofisis-hipotalamus
Kadar hormone pada ovarium menjadi rendah menjelang akhir
siklus menstruasi. Keadaan ini merangsang hipotalamus untuk
mensekresi Gn-RH (gonadotropin realizing hormone).
Kemudian Gn-RH akan menstimulasi sekresi dari FSH. Dan
FSH akan menstimulasi perkembangan folikel de graaaf ovarum
serta produksi hormone estrogen. Kadar hormone estrogen yang
mulai menurun dan Gn-RH hipotalamus akan memicu hipofisis
anterior untuk mensekresi LH. Kadar LH akan mencapai puncak
pada hari ke-13 atau ke-14 dalam siklus 28 hari. Apabila pada
masa ini tidak terjadi fertilisasi atau implantasi ovum, maka

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


24

korpus luteum akan menyusut dan menurunkan kadar estrogen


dan progesterone, sehingga terjadi menstruasi.

2.6 Personal hygiene saat Menstruasi

2.6.1 Pengertian Personal hygiene


Menurut World Health Organization (2013) personal hygiene
merupakan kondisi dan praktik untuk mempertahankan kesehatan,
mencegah terjadinya penyebaran penayakit, meningkatkan derajat
kesehatan individu, meningkatkan kepercayaan diri, dan menciptakan
keindahan. Kebersihan perorangan atau personal hygiene adalah sutau
tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang, untuk
upaya menjaga kesejahteraan fisik dan psikis.
Personal hygiene adalah cara perawatan diri manusia untuk
memelihara kesehatan mereka secara fisik dan psikisnya. Di dalam
kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan
harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan
psikis seseorang.24 Personal hygiene atau kebersihan diri saat menstruasi
merupakan kebersihan perorangan dalam usaha memelihara,
mempertahankan, memperbaiki kebersihan dan kesehatan seseorang untuk
kesejahteraan fisik maupun psikologis melalui implementasi tindakan
hygiene yang dilakukan saat menstruasi.1

2.6.2 Tujuan Personal hygiene saat Menstruasi


Tujuan personal hygiene adalah meningkatkan derajat kesejahteraan
derajat kesehatan, memelihara kebersihan diri, mencegah timbulnya
penyakit, menciptakan keindahan dan meningkatkan rasa kepercayaan
diri.25 Dapat disimpulkan bahwa tujuan dari personal hygiene adalah
meningkatkan derajat seseorang, memelihara kebersihan diri seseorang,
memperbaiki kebersihan diri yang kurang, mencegah penyakit,
menciptakan keindahan, serta meningkatkan rasa percaya diri.

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


25

2.6.3 Dampak dari buruknya personal hygiene saat menstruasi


Pengetahuan yang kurang mengenai personal hygiene saat
menstruasi akan menimbulkan sikap dan perilaku yang buruk saat
menstruasi, dan dapat menimbulkan beragam keluhan penyakit. Ketika
menstruasi, organ genitalia sangat mudah terinfeksi karena bakteri mudah
masuk dan menimbulkan penyakit pada saluran reproduksi.26
Ada beberapa dampak dari buruknya personal hygiene saat
menstruasi dalam Panduan Manajemen Kebersihan Menstruasi bagi Guru
dan Orang Tua10:
1) Dampak bagi kesehatan
Menjaga kebersihan tubuh saat menstruasi dengan
mengganti pembalut sesering mungkin dan membersihkan bagian
vagina dan sekitarnya dari darah akan mencegah perempuan dari
penyakit infeksi saluran kencing, infeksi saluran reproduksi,
keputihan, iritasi kulit.
2) Dampak bagi pendidikan
Penelitian UNICEF di Indonesia (2015) menemukan fakta 1
dari 6 anak perempuan terpaksa tidak masuk sekolah selama satu
hari atau lebih pada saat menstruasi. Dimana ketidakhadiran siswi
perempuan akan membuat mereka tertinggal dalam pelajaran.
Banyak alasan yang menjadikan siswi perempuan membolos, seperti
nyeri haid (disminore), sedangkan di sekolah tidak menyediakan
obat pereda nyeri, tidak adannya toilet yang pantas dna layak di
sekolah, tidka tersedianya air untuk membersihkan diri atau rok
yang terkena noda darah, tidak tersedianya pembalut cadangan
ketika dibutuhkan, dan tidak tersedianya tempat sampah dan
pembungkus untuk membungkus bekas pembalut. Dan perlakuan
siswa laki-laki yang sering mengejek anak perempuan yang sedang
menstruasi. Stigma inilah yang menjadikan aktivitas siswi
perempuan enggan dating ke sekolah.
3) Dampak terhadap partisipasi social

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


26

Banyaknya kepercayaan dan kebiasaan yang dilakukan


masyarakat, sehingga membatasi aktivitas anak perempuan saat
mereka sedang dalam masa menstruasi. Seperti halangan atau
larangan yang mengatakan bahwa anak perempuan tidak
diperbolehkan keluar rumah saat menstruasi.
4) Dampak terhadap Lingkungan
Lingkungan yang tidak tersedianya tempat untuk membuang
pembalut bekas pakai akan mendorong siswi perempuan untuk
membuangnya di lubang kloset atau sembarang tempat di
sekolahnya. Sehingga kloset akan tersumbat, tidak berfungsi, dan
kotor sehingga pada akhirnya toilet tidak dapat digunakan. Menurut
Plan International Indonesia (2016) menyebutkan hanya 25% anak
perempuan yang diajarkan cara membuang pembalut yang benar.

2.6.4 Faktor yang berhubungan dengan personal hygiene saat


menstruasi
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dea Amanda (2019)27
di Pondok Pesantren Al-Karimiyah Kota Depok, terdapat beberapa faktor
yang terdiri dari :
1) Pengetahuan
Pengetahuan tentang menstruasi, seperti definisi menstruasi,
tempat keluar darah, usia pertama kali menstruasi, cara melakukan
kebersihan diri saat menstruasi, dan lainnya.
2) Sikap
Pendapat dari siswa terhadap kebersihan diri saat menstruasi
dan dikaitkan dengan sikap yang dilakukan dalam kesehariannya.
3) Kepercayaan terhadap mitos
Memiliki kepercayaan pada mitos yang beredar yang tidak
dapat terbukti kebenarannya sehingga terjadi kekeliruan dan
mempengaruhi sikap siswa kearah yang negatif
4) Dukungan Guru/Ustadzah

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


27

Interaksi yang baik antara siswa dengan guru akan


memunculkan keinginan untuk belajar dan mendapatkan prestasi,
serta mendapatkan motivasi dalam menstrual hygiene.
5) Dukungan Teman
Teman sebaya dan sesame akan saling memberikan
informassi, saling mengingatkan, dan saling memotivasi dalam hal
menstrual hygiene.
6) Paparan Informasi
Mendapatkan informasi dari berbagai sumber di lingkungan
pesantren, seperti guru/ustadzah dan teman.
7) Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana pada penelitian merujuk pada
ketersediaan dan keadaan sarana prasarana yang mendukung.

2.6.5 Manajemen Kebersihan Menstruasi


Dalam memastikan proses menstruasi tetap berjalan dengan baik
dan sehat dapat melakukan manajemen kebersihan menstruasi. Berikut
adalah personal hygiene saat menstruasi yang dapat dilakukan28 :
1) Perawatan Kulit dan Wajah
Pada saat menstruasi, kelenjar sebascus akan meningkat
sehingga produksi keringat meningkat, oleh sebab itu mencuci muka
dua sampai tiga kali sehari dapat membantu mencegah timbulnya
jerawat.
2) Kebersihan Rambut
Mencuci rambut pada saat menstruasi harus tetap dilakukan.
Pelarangan yang mengatakan bahwa wanita menstruasi tidak boleh
mencuci rambut adalah sebuah mitos yang masih dipercaya oleh
banyak masyarakat sampai saat ini. Oleh karena itu, wanita yang
sedang menstruasi harus tetap mencuci rambut karena adanya
perubahan hormone.
3) Kebersihan Tubuh

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


28

Pada saat menstruasi, kebersihan tubuh jugua sangatlah


penting, sebaiknya mandi 2 kali sehari, dengan sabun biasa. Pada
saat mandi, organ reproduksi luar harus cermat dibersihkan. Cara
membersihkan daerah kewanitaan adalah membasuh air bersih dari
arah depan ke belakang (vagina ke anus), terutama saat sesudah
buang air besar (BAB). Jika salah arah akan menyebabkan kuman
dari anus akan berpindah dan menyebar ke daerah vagina. Dan tidak
memerlukan sabun khusus vagina, karena vagina memiliki pH asam,
yaitu 3,5-4,5. Tingkat asam inilah yang membuat vagina
menyimpan bakteri baik. Jadi tidak memerlukan sabun khusus yang
akan membahayakan bakteri baik tersebut, dan menyebabkan
kuman, bakteri, dan jamur menjadi sumber penyakit.
Jika musim hujan dan udara terasa dingin, sangat
diperbolehkan untuk mandi air hangat. Mandi air hangat tidak ada
hubungan dengan jumlah darah yang dikeluarkan saat menstruasi.
Bagi penderita nyeri menstruasi sangatlah disarankan untuk mandi
air hangat, agar menurunkan rasa nyeri pada perut. Dan disarankan
untuk menggunakan gayung dan shower. Lalu keringkan area
kewanitaan dengan handuk bersih atau paper towel. Gunakan
pembalut dan celana dalam dengan baik dan sesuai kebutuhan.
4) Kebersihan Pakaian Sehari-hari
Mengganti pakaian setiap hari sangatlah penting, terutama
pakaian dalam. Celana dalam yang baik adalah yang berbahan katun
dan tidak ketat, serta dapat menopang pembalut dengan baik. Celana
dalam yang ketat akan memperburuk sirkulasi udara, dan membuat
kulit menjadi iritasi. Keringat tidak akan terserap dengan baik, dan
menjadikan area kewanitaan menjadi lembab, dan membuat tempat
kuman, bakteri, dan jamur bersarang.
5) Tips Mencuci Celana Dalam
Seringkali saat menstruasi adanya noda darah atau bercak
darah pada celana dalam dan terkadang sulit untuk dihilangkan.

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


29

Untuk mengatasi hal ini, celana dalam dicuci dengan air hangat dan
sabun mandi akan membantu menghilangkan noda tersebut. Jika
sulit menghilangkannya, lebih baik merendam celana dalam terlebih
dahulu selama setengah jam sebelum dicuci.
6) Pemanfaatan Pembalut
Menurut Panduan Manajemen Kebersihan Menstruasi bagi
Guru dan Orang Tua10, antara lain :
a. Pada saat menstruasi pakailah pembalut untuk menampung
darah yang keluar dari vagina. Pembalut yang baik adalah
tidak mengandung parfume atau wewangian.
b. Gunakan pembalut sesuai jenisnya, pembalut sekali pakai
adalah pembalut yang tidak dapat digunakan kembali dan
harus dibuang setelah digunakan. Pembalut pakai ulang
terbuat dari kain, bisa dicuci, dan dapat digunakan kembali.
Hindari penggunaan daun, tisu, kain kotor, atau Koran.
c. Pembalut sebaiknya diganti setiap 4-5 jam sekali dan bisa
lebih sering apabila darah yang keluar banyak. Waktu yang
dianjurkan bagi anak usia sekolah yaitu saat mandi pagi, saat
di sekolah, setelah pulang sekolah, mandi sore, dan sebelum
tidur. Pembalut harus sering diganti untuk menghindari
banyaknya penaykit yang akan muncul.
d. Selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah mengganti
pembalut.
e. Pembalut sekali pakai harus dibuang setelah diguanakan.
Bungkus pembalut dengan kertas atau kantung plastik dan
masukan ke tempat sampah. Jangan membuang pembalut ke
dalam lubang kloset.

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


30

2.7 Penelitian Terkait


Tabel 2.1 Penelitian Terkait

No Penulis Judul Tujuan dan Metode Uji Hasil Penelitian


Penelitian penelitian Penelitian
Jubaedah, Pendidikan Untuk mengetahui Wilcoxon Adanya perbedaan yang
1 Entin et. al. Kesehatan pengaruh pendidikan dan Mann bermakna tentang
(2019) Melalui Media kesehatan tentang Whitney pengetahuan personal
Video dan manajeen kebersihan hygiene menstruasi sebelum
Leaflet menstruasi terhadap dan setelah diberikan
terhadap pengetahuan personal intervensi baik pada
Pengetahuan hygiene menstruasi pada kelompok media video
Personal remaja putri. Metode ataupun media leaflet.
hygiene yang digunakan adalah Dengan perbandingan Antara
Menstruasi quasi experiment, media video dan leaflet
Remaja Putri rancangan penelitian (13,65 ; 8,65) terhadap
Kelas VII pre-post control design, pemberian intervensi tentang
Tahun 2019 dan jumlah sampel manajemen kebersihan
penelitian adalah 52 menstruasi dengan
remaja putri diambil pengetahuan personal
dengan simple random hygiene menstruasi, mean
sampling dan dibagi rank terbesar pada media
dalam kelompok video.
intervensi dan control.

2 Hilda, Efektivitas Untuk mengetahui Paired T Terdapat perbedaan rata-rata


Hafsah Nur Media Audio efektivitas media audio Test pada pengetahuan sebelum
(2019) Visual dan visual dan ceramah dan sesudah dilakukan
Ceramah terhadap pengetahuan intervensi dengan
terhadap menghadapi menarche. menggunakan media audio
Pengetahuan Penelitian pra- visual dan metode ceramah
dalam eksperinmental dengan
Menghadapi dua grup pra post test,
Menarche di dan pengambilan
SDN sampel dengan
PengasinanVIII purposive sampel
Bekasi29
3 Azalea, Pengaruh Untuk mengetahui Wilcoxon Perilaku personal hygiene
Luluk Pendidikan pengaruh perbedaan menstruasi sebelum diberikan
Novaliadin Kesehatan antara perilaku personal pendidikan kesehatan dengan
(2018) Dengan Media hygiene menstruasi media audiovisual pada siswi
Audiovisual sebelum dan sesudah kelas VII SMP Negeri 1
terhadap diberikan pendidikan Kokap Kulon Progo paling
Perilaku kesehatan dengan media banyak pada kategori baik
Personal audiovisual pada siswi sebanyak 30 (69,8%)
hygiene kelas VII SMP Negeri 1 responden, sesudah diberikan
Menstruasi Kokap Kulon Progo. pendidikan kesehatan paling
pada Siswi Metode yang digunakan banyak pada kategori baik
Kelas VII SMP adalah kuantitatif sebanyak 38 (88,4%)
Negeri 1 dengan rancangan pre responden.
Kokap Kulon experimental design,
Progo dengan design one
group pre post test

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


31

design, pengambilan
sampel teknik
proposional random
sampling, dan jumlah
sampling 43 responden

4 Arofah, Pengaruh Untuk mengetahui Wilcoxon Adanya perbedaan yang


Silfiyani Audiovisual pengaruh promosi bermakna antara skor
(2019) tentang IVA kesehatan menggunakan pengetahuan pada pretest dan
Test terhadap media audiovisual posttest setelah diberikan
Pengetahuan terhadap pengetahuan intervensi menggunakan
WUS dalam WUS tentang deteksi media audiovisual mengenai
Deteksi Dini dini kanker serviks. deteksi dini kanker serviks
Kanker Serviks Penelitian quasi melalui skrinning IVA test
di Wilayah ecperiment dengan one
Kerja group prepost test
Puskesmas design. Pengambilan
Kelurahan sampel dengan quotag
Rawa Badak sampling
Utara 1 Jakarta
Timur30
5 Rimadhanti Pengaruh Untuk mengetahui Paired T adanya peningkatan secara
(2020) Media pengaruh media Test bermakna nilai pengetahuan
Audiovisual audiovisual tentang isi dan sikap (p=0,0001) tentang
tentang Isi piringku terhadap Isi Piringku pada pretest
Piringku pengetahuan dan sikap posttest setelah diberikan
terhadap ibu dalam pemberian intervensi media audiovisual
Pengetahuan makan pada anak.
dan Sikap Ibu Dengan metode quasi
dalam eksperimen dan
Pemberian rancangan one group
Makan pada pretest-posttest. Dengan
Anak di TKIT teknik purposive
Al-Ishmah sampling sebanyak 30
Kota Bekasi responden.
Tahun 202031
6 Trianovita, Pengaruh untuk mengetahui Wilcoxon Hasil penelitian
Celly Media pengaruh media dan Mann menunjukkan bahwa ada
(2019) Audiovisual audiovisual terhadap Whitney perbedaan peningkatan
Terhadap peningkatan pengetahuan antara
Peningkatan pengetahuan ibu hamil kelompok intervensi dan
Pengetahuan tentang IMD. Dengan kelompok kontrol
Ibu Hamil metode quasi
Tentang experiment dengan
Inisiasi pretest posttest with
Menyusu Dini control group design.
Di Puskesmas Dan pengambilan
Wilayah sampel consecutive
Kabupaten sampling
Bogor Tahun
201932

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


32

7 Dewi, Pengaruh Untuk mengetahui Paired T Hasil analisis disimpulkan


Yoanda Media pengaruh media Test bahwa ada perbedaan yang
Mustika Audiovisual audiovisual terhadap bermakna antara skor
(2020) Terhadap pengetahuan orang tua pengetahuan pada pretest dan
Pengetahuan tentang kekerasan posttest setelah diberikan
Orang Tua seksual pada anak intervensi menggunakan
Tentang dengan child grooming media audiovisual mengenai
Kekerasan di SDN Jatisampurna 06 kekerasan seksual pada anak
Seksual Anak Bekasi tahun 2020 dengan child grooming
Dengan Child (p=0001)
Grooming Di
SDN
Jatisampurna
06 Bekasi
Tahun 202033
8 Dewi, Ni Pengaruh Untuk mengetahui Wilcoxon Terdapat peningkatan
Made Pendidikan pengaruh pendidikan Test pengetahuan serta peran
Novita Kesehatan kesehatan tentang asi suami setelah di berikan
(2020) Tentang ASI eksklusif dengan pendidikan kesehatan tentang
Eksklusif menggunakan video ASI Eksklusif dengan
Dengan terhadap pengetahuan menggunakan media video
Menggunakan dan peran suami di
Video posyandu karya mutiara.
Terhadap Dengan metode kuasi
Pengetahuan eksperimen dan desain
Dan Peran one group pretest
Suami Di posttest dan teknik
Posyandu sampel purposive
Karya Mutiara sampling.
Kelurahan
Karang Satria
Bekasi Tahun
202034
9 Sonita, Pengaruh Untuk mengetahui Paired T Terdapat perubahan yang
Linda Media adanya pengaruh media Test bermakna pada pengetahuan
(2019) Audiovisual audiovisual terhadap dan motivasi pada WUS
Terhadap pengetahuan dan mengenai iva tes sebelum
Pengetahuan motivasi WUS dan sesudah dilakukan
dan Motivasi mengenai IVA TEST. pemberian media audiovisual
WUS Metode penelitian ini mengenai iva tes didapatkan
Mengenai IVA kuantitatif dengan (p=0,000)
TEST di desain quasi
Puskesmas eksperiment one grup
Kecamatan pretest postest. Dan
KOJA Jakarta teknik sampel purposive
Utara Tahun sampling.
201935
10 Wijayanti, Pengaruh Untuk mengetahui Paired T Peningkatan skor kesiapan
Mustika Video dan pengaruh video dan Test, menghadapi menarche dan
Eka (2019) Leaflet leaflet tentang Wilcoxon, pengetahuan tentang
Tentang menstruasi terhadap dan Mann menstruasi pada kelompok
Menstruasi kesiapan remaja putri Whitney video dan leaflet lebih tinggi
Terhadap dalam menghadapi
Kesiapan menarche. Desain

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


33

Remaja Putri penelitian adalah Quasi dibandingkan pada kelompok


Menghadapi Eksperiment dengan leaflet
Menarche Pada metode Nonequivalen
Siswi Kelas IV Control Group Design.
dan V di SD Pengambilan sampel
Negeri Rorotan menggunakan purposive
03 dan 05 Pagi sampling.
Jakarta Utara
Tahun 201936

2.8 Kerangka Teori

Faktor Internal :
- Pendidikan
- Pengalaman Tingkat Pengetahuan
- Usia Remaja Putri tentang
Faktor Eksternal : Personal Hygiene saat
- Lingkungan
Menstruasi
- Sosial Budaya, dan
Ekonomi
- Media Informasi

Gambar 2. 4 Kerangka Teori


Sumber : Notoadmodjo S (2012)

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Desain Penelitian


Desain penelitian ini untuk menguji pengaruh video edukasi terhadap
tingkatan pengetahuan remaja putri di pondok pesantren. Penelitian ini
merupakan penelitian kuantitatif, dengan menggunakan data primer yang
diperoleh dari kuesioner responden. Penelitian menggunakan metode quasi
eksperimen dalam pre post test with control group design. Dengan melakukan
observasi sebanyak 2 kali yaitu sebelum eksperimen dan sesudah eksperimen
dengan kelompok kontrol.

Pre-test Perlakuan Post-test

O1 X1 O2
Kelompok 1

Kelompok 2 O3 X2 O4

Keterangan :
- Kelompok 1 = kelompok intervensi yaitu remaja putri Pondok Pesantren
Ar-Ridwan Bekasi yang akan diberikan video edukasi
- O1= tingkat pengetahuan remaja putri di Pondok Pesantren sebelum
diberikan intervensi video edukasi
- X1= Perlakuan yang diberikan yaitu intervensi berupa video edukasi
- O2= tingkat pengetahuan remaja putri di Pondok Pesantren sesudah
diberikan intervensi video edukasi
- Kelompok 2 = kelompok kontrol yaitu remaja putri Pondok Pesantren Al-
Hidayah Al-Mumtazah Bekasi yang akan diberikan ceramah
- O3= tingkat pengetahuan remaja putri di Pondok Pesantren sebelum
diberikan ceramah
- X2= Perlakuan yang diberikan yaitu ceramah

34

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


35

- O4= tingkat pengetahuan remaja putri di Pondok Pesantren sesudah


diberikan ceramah

3.2 Kerangka Konsep


Kerangka konsep adalah sebuah uraian dan visualisasi hubungan atau
kaitan antara konsep satu dan konsep lainnya, atau antara variabel satu dengan
variabel lain dari sebuah masalah yang ingin diteliti.

Variabel Independent Variabel Dependent

Metode Promosi Pengetahuan remaja


kesehatan dengan Video putri tentang personal
edukasi dan Ceramah hygiene saat menstruasi

Variable Confounding
- Keterpaparan Informasi
- Sumber informasi

Gambar 3. 1Kerangka
Gambar 3.1 Kerangka Konsep
Konsep

3.3 Hipotesis Penelitian


1. Terdapat hubungan keterpaparan informasi dengan pengetahuan
remaja putri tentang personal hygiene saat menstruasi di Pondok
Pesantren
2. Terdapat hubungan sumber informasi dengan pengetahuan remaja
putri tentang personal hygiene saat menstruasi di Pondok Pesantren
3. Terdapat perbedaan rata-rata pengetahuan remaja putri di Pondok
Pesantren tentang personal hygiene saat menstruasi sebelum dan
sesudah dilakukan pemberian intervensi dengan video edukasi
4. Terdapat perbedaan rata-rata pengetahuan remaja putri di Pondok
Pesantren mengenai personal hygiene saat menstruasi sebelum dan
sesudah dilakukan ceramah pada kelompok kontrol

35

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


36

5. Terdapat perbedaan pengetahuan remaja putri di Pondok Pesantren


mengenai personal hygiene saat menstruasi antara video edukasi dan
ceramah

3.4 Definisi Operasional

Tabel 3. 1 Definisi Operasional

No. Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Hasil Ukur Skala
dependent Ukur Ukur
1 Pengetahuan Pemahaman remaja Responden Kuesioner Nilai 0-100 Interval
putri mengenai menjawab
personal hygiene saat pertanyaan pada
menstruasi yang kuesioner
meliputi pengertian, dengan
tujuan, dampak, pernyataan 12
faktor, dan manajemen positif dengan
kebersihan menstruasi benar (1) salah
berdasarkan apa yang (0) dan
diketahui, yang pertanyaan 8
diambil melalui pretest negative dengan
dan posttest benar (0) dan
salah (1)

No. Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Hasil Ukur Skala
independent Ukur Ukur
1 Metode Metode promosi - - 0. Video Nominal
promosi kesehatan yang edukasi
kesehatan dilakukan dengan 1. Ceramah
menggunakan media
video edukasi dan
ceramah mengenai
personal hygiene saat
menstruasi

No. Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Hasil Ukur Skala
Confounding Ukur Ukur
1 Keterpaparan Sudah pernah Peneliti mengisi Kuesioner 0. Belum Ordinal
Informasi mendapatkan atau format sesuai terpapar
terpapar informasi dengan yang 1. Sudah
mengenai personal ditulis oleh terpapar
hygiene saat responden pada
menstruasi lembar
kuesioner

2 Sumber Mendapatkan Peneliti mengisi Kuesioner 0. Tidak Nominal


Informasi infromasi melalui format sesuai terpapar
sumber yang paling dengan yang informasi
sering digunakan ditulis oleh 1. Media
untuk mendapat responden pada elektroni
informasi tentang k

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


37

personal hygiene saat lembar 2. Keluarga


menstruasi. kuesioner 3. Teman
4. Tenaga
kesehatan
5. Guru

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian


3.5.1 Populasi
Populasi yaitu keseluruhan objek peneliti atau objek yang diteliti.
Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai maka yang menjadi dalam penelitian
ini adalah seluruh kelompok remaja putri yang memenuhi kritera inklusi di
Pondok Pesantren Ar-Ridwan tahun 2020/2021 adalah 109 siswi. Dan di
Pondok Pesantren Al-Hidayah Al-Mumtazah adalah 92 siswi.

3.5.2 Sampel Penelitian


Sampel penelitian adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi, atau dapat mewakili seluruh populasi yang
diteliti. Sampel adalah sebagian populasi yang ciri-cirinya diselidiki atau
diukur. Pengambilan besar sampel dari populasi yang digunakan dalam
penelitian ini menggunakan teknik probability sampling yaitu stratified
random sampling yaitu proses pengambilan sampel melalui pembagian
populasi ke dalam strata, memilih sampel secara acak sederhana dari setiap
strata memnggabungkannya ke dalam sebuah sampel. Dari populasi
tersebut kemudian dibagi ke dalam strata yang karakteristiknya sama.37
Adapun kriteria inklusi subjek penelitian pada penelitian ini yaitu :
1. Santriwati SMP Pondok Pesantren Ar-Ridwan dan Pondok
Pesantren Al-Hidayah Al-Mumtazah Bekasi
2. Tidak sedang sakit dan izin
Kriteria ekslusi subjek penelitian pada penelitian ini yaitu :
1. Santriwati tidak hadir dalam pelaksanaan

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


38

3.5.3 Besar Sampel


Besaran sampel ditetapkan dengan menggunakan urmus sampel
untuk uji hipotesis beda dua mean. Dalam menentukan besarnya sampel
dalam penelitian ini digunakan rumus besar sampel uji beda mean, sebagai
berikut :

2𝜎 2 [𝑧1−∝ + 𝑧1−𝛽 ]2
2
𝒏=
(𝑑)2
Keterangan :
n = banyaknya sampel
𝑧1−∝ = nilai Z pada derajat kemaknaan 95% = 1,96
2
𝑧1−𝛽 = nilai z pada kekuatan uji power = 0,84
𝜎 2 = varian dari beda dua mean pasangan38 = 3,1
µ1 = perkiraan rata-rata sebelum intervensi38 = 16,41
µ2 = perkiraan rata-rata sesudah intervensi38 = 18,72
d = µ2 - µ1 = 2,31

Hasil perhitungan :

2𝑥3,12 [1,96 + 0,84]2


𝒏=
(2,31)2

n = 30 responden, responden yang didapatkan sebanyak 30 responden.

Dari perhitungan di atas diperoleh jumlah sampel sebanyak 30 responden


dengan perhitungan kemungkinan kerusakan atau kehilangan data, maka
ditambah 10% dari sampel minimal, menjadi 33 responden. Total
keseluruhan sampel adalah 33 responden remaja putri di Pondok Pesantren
Ar-Ridwan Bekasi sebagai kelompok dengan intervensi dan 33 responden
remaja putri di Pondok Pesantren Al-Hidayah Al-Mumtazah Bekasi sebagai
kelompok kontrol. Dengan jumlah siswi tersebut, maka diambil sampel
sebagai berikut :

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


39

Pondok Pesantren Ar-Ridwan Bekasi (kelompok intervensi)


29
1. Kelas VII : x 33 = 8,77 = 9 responden
109
41
2. Kelas VIII : x 33 = 12,41 = 12 responden
109
39
3. Kelas IX : x 33 = 11,80 = 12 responden
109

Pondok Pesantren Al-Hidayah Al-Mumtazah (kelompok kontrol)


29
1. Kelas VII : x 33 = 10,40 = 10 responden
92
31
2. Kelas VIII : x 33 = 11,11 = 11 responden
92
32
3. Kelas IX : x 33 = 11,5 = 12 responden
92

3.6 Alat dan Teknik Pengumpulan Data


3.6.1 Alat Pengumpulan Data
Alat ukur atau instrumental penelitian ini adalah daftar pernyataan
berupa kuesioner. Media pemberian pendidikan kesehatan menggunakan
video edukasi. Data akan diperoleh dari jawaban responden terhadap
pernyataan atau jawaban yang diberikan melalui kuesioner (pre test dan post
test). Kuesioner sebelum digunakan akan dilakukan pengujian terlebih
dahulu agar data yang diperoleh baik dan daoat membuktikan hipotesis yang
diajukan.
Kuesioner dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh media video edukasi terhadap pengetahuan tentang personal
hygiene saat menstruasi pada remaja putri sehingga peneliti dapat
menentukan remaja putri yang dapat dijadikan sampel penelitian sesuai
dengan kriteria yang sudah ditentukan peneliti. Kuesioner pengetahuan
berisi 16 soal yang terdiri dari 9 pertanyaan positif dan 7 pertanyaan
negative.

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


40

3.6.2 Teknik Pengumpulan Data


Pengumpulan data dilakukan adalah dengan mengambil data primer.
Pengumpulan data akan dilaksanakan pada bulan Maret 2021 dan
dilaksanakan oleh peniliti secara langsung dengan menerapkan protokol
kesehatan untuk pencegah penyebaran covid-19. Pengumpulan data
dilakukan di dua Pondok Pesantren Kota Bekasi, yaitu Pondok Pesantren
Ar-Ridwan (kelompok intervensi) dan Pondok Pesantren Al-Hidayah Al-
Mumtazah (kelompok kontrol) di hari yang berbeda, dengan tahapan
sebagai berikut :
1) Peneliti akan melakukan studi pendahuluan terhadap subjek penelitian
2) Peneliti membuat proposal penelitian
3) Setelah proposal mendapatkan persetujuan pembimbing akademik
dengan membuat surat permohonan dari ADAK Poltekkes Kemenkes
Jakarta III yang ditujukan kepada Kepala Sekolah Pondok Pesantren Ar-
Ridwan dan Pondok Pesantren Al-Hidayah Al-Mumtazah Kota bekasi.
4) Peneliti dan tim akan melakukan pemeriksaan Swab Antigen untuk
memastikan kondisi dalam keadaan sehat
5) Melakukan pengambilan sampel dengan teknik stratified random
sampling.
6) Pada kelompok dengan intervensi yaitu Pondok Pesantren Ar-Ridwan
Bekasi
a. Menjelaskan peraturan dan tahapan penelitian yang akan dilakukan
serta tetap melaksanakan protokol kesetahan dalam pencegahan
penyebaran covid-19, yaitu memakai masker, mencuci tangan
dengan sabun, dan menjaga jarak.39
b. Melakukan pretest sebelum dilaksanakannya penyuluhan dengan
waktu pengerjaan 20 menit
c. Melakukan penyuluhan mengenai personal hygiene saat menstruasi
d. Menyajikan video edukasi mengenai personal hygiene saat
menstruasi berdurasi 5 menit dengan satu kali penayangan
menggunakan proyektor

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


41

e. Setelah dilakukan pretest dan intervensi pada kelompok, responden


kembali pada kegiatannya.
f. Melakukan posttest dengan waktu 20 menit, setelah 3 jam dengan
kuesioner sebelumnya yang dimaksudkan untuk melihat apakah
terjadi perubahan pengetahuan mengenai personal hygiene saat
menstruasi
7) Pada kelompok kontrol yaitu Pondok Pesantren Al-Hidayah Al-
Mumtazah Bekasi
a. Menjelaskan peraturan dan tahapan penelitian yang akan dilakukan
serta tetap melaksanakan protokol kesetahan dalam pencegahan
penyebaran covid-19, yaitu memakai masker, mencuci tangan
dengan sabun, dan menjaga jarak.39
b. Melakukan pretest sebelum dilaksanakannya penyuluhan dengan
waktu pengerjaan 20 menit
c. Melakukan penyuluhan mengenai personal hygiene saat menstruasi
d. Setelah dilakukan pretest dan penyuluhan pada kelompok,
responden kembali pada kegiatannya.
e. Melakukan posttest dengan waktu 20 menit, setelah 3 jam dengan
kuesioner sebelumnya yang dimaksudkan untuk melihat apakah
terjadi perubahan pengetahuan mengenai personal hygiene saat
menstruasi
8) Peneliti mengumpulkan kuesioner kembali dan menyimpulkan promosi
kesehatan yang telah dilakukan.
9) Peneliti melakukan pengolahan data setelah semua data terkumpul, data
tersebut akan diolah dan diberikan penjelasan.
10) Peneliti akan melakukan penyusunan laporan skripsi berdasarkan data
yang akan diperoleh dan dilanjutkan dengan seminar hasil penelitian.

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


42

3.7 Uji Validitas, Realibilitas, dan Media


3.7.1 Uji Validitas
Pengukuran yang menunjukkan tingkat ketepatan ukuran suatu
instrument terhadap konsep yang diteliti disebut dengan validitas. Suatu
instrument akan tepat untuk digunakan sebagai ukuran suatu konsep
apabila memiliki tingkat validitas yang tinggi, dan sebaliknya apabila
validitas rendah mencerminkan bahwa instrument kurang tepat untuk
diterapkan. Uji validitas yang dilakukan adalah dengan mengkorelasikan
instrument yang didesain terhadap data empiris yang terjadi dilapangan.
Selanjutnya dilakukan uji korelasi dengan menggunakan rumus product
moment Pearson40 :
rumus :
𝑁𝛴𝑥𝑦−(𝛴𝑥𝛴𝑦)
rxy =
√{(𝑁𝛴𝑥 2 −(𝛴𝑥 )2 )(𝑁𝛴𝑦 2 −(𝛴𝑦)2 }
Keterangan :
rxy : Koefisien kolerasi product moment
N : Jumlah responden
Σx : Jumlah skor tiap responden pada setiap item soal
Σy : Jumlah skor tiap responden
Nilai rxy yang didapat dari perhitungan rumus product moment
tersebut dibandingkan dengan nilai r tabel, dengan taraf signifikan 5%.
Dengan secara keseluruhan uji validitas jika didapat rxy hitung lebih besar
dari r tabel maka item tersebut dinyatakan valid, dan jika rxy hitung lebih
kecil dari r tabel maka item pernyataan tersebut dikatan tidak valid41.
Uji instrument diujikan kepada 33 responden dengan r tabel 0,344.
Hasil uji instrument didapatkan variabel P6, P17, P18, dan P20 nilai
Corrected Item-Total Correlation ≤ r tabel. Maka sub variabel tersebut
tidak digunakan dalam penelitian. Sub variabel P1, P2, P3, P4, P5, P7, P8,
P9, P10, P11, P12, P13, P14, P15, P16, P19 untuk pengetahuan memiliki
nilai Corrected Item-Total Correlation ≥ r tabel maka sub variabel
tersebut dapat digunakan dalam penelitian.

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


43

3.7.2 Uji Reliabilitas


Reliabilitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana hasil
pengukuran tetap konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali atau
lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat pengukur yang
sama juga. Uji reliabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan teknik
Alpha Chronbach rumus Alpha Chronbach yaitu40 :

𝑘 𝛴𝜎𝑏2
r11 = α = [ ] [1 − ]
𝑘−1 𝜎𝑡2

Keterangan :
r11 : Koefisien reliabilitas instrument
k : Jumlah butir pertanyaan
𝛴𝜎𝑏2 : Jumlah varian butir
𝜎𝑡2 : Varian total
Kriteria suatu instrument penelitian dikatakan reliable dengan
menggunakan teknik ini, bila rhitung ≥ rtabel.

Tabel 3. 2 Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Pengetahuan

Variabel Reliabel Nilai Cronbach’s Alpha Hasil


Pengetahuan ≥ 0,6 0.722 Kuesioner Reliabel

Hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa kuesioner pengetahuan


reliable (r hitung=0,722). Pengukuran reliabilitas menggunakan bantuan
software dengan rumus alpha cronbach ≥ 0,6.

3.7.3 Uji Media


Uji media merupakan tahapan yang dilakukan setelah proses
pembuatan media telah selesai dilakukan. Uji media dilakukan dengan
cara memberikan tayangan video yang telah dibuat oleh peneliti. Peneliti
mengujinya dengan subjek penelitian sebanyak 6 orang yaitu 1 guru SMP
dan 5 remaja putri di luar responden yang dilibatkan dalam penelitian ini,
kemudian responden diminta untuk mengisi lembar evaluasi mengenai

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


44

video yang diberikan mulai dari aspek materi, audio pada video, penyajian
warna, dan gambar pada video tersebut.
Hasil uji media yang dilakukan pada 6 orang responden
mendapatkan hasil bahwa media video tentang personal hygiene saat
menstruasi dapat dijadikan sebagai media dalam penelitian.

3.8 Etika Penelitian


Manusia sebagai pelaku peneliti dan manusia lain sebagai objek penelitian
saling bergantung dan tidak lepas dari etika atau sopan santun. Dalam penelitian
juga memiliki kode etik penelitian. Dalam hubungannya etika penelitian juga
mencakup perilaku peneliti atau perilaku peneliti terhadap subjek penelitian
serta sesuatu yang dihasilkan oleh peneliti bagi masyarakat terdapat prinsip,
diantaranya:
1) Menghormati harkat dan martabat manusia
Hak-hak subjek penelitian perlu dipertimbangkan dan memberikan
kebebasan responden untuk memberikan informasi tentang tujuan peneliti
dalam melakukan penelitian. Peneliti juga menghormati harkat dan
martabat responden dengan mempersiapkan lembar persetujuan
(Informed Consent).
2) Menghormati privasi dan kerahasiaan subyek penelitian
Setiap orang memiliki hak-hak dasar individu termasuk privasi dan
kebabasan individu dalam memberikan informasi. Setiap informasi yang
disampaikan oleh responden dijamin kerahasiannya dan hanya digunakan
untuk peningkatan kesehatan anak
3) Keadilan dan inklusivitas/keterbukaan
Prinsip keterbukaan dan adil perlu dijaga oleh peneliti dengan
kejujuran, keterbukaan, dan kehati-hatian. Maka dari itu, lingkungan
penelitian perlu dikondisikan sehingga memenuhi prinsip keterbukaan
dengan menjelaskan prosedur penelitian. Selain itu, prinsip keadilan haru
memiliki jaminan semua responden memperoleh perlakuan yang sama.
4) Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


45

Hendaknya peneliti meminimalisasi dampak yang merugikan bagi


subjek. Pelaksanaan penelitian harus dapat mencegah atau mengurangi
rasa sakit, cedera, stress ataupun kematian subjek penelitian.

3.9 Pengolahan Data


1) Editing
Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data
atau formulir kuesioner yang diperoleh atau dikumpulkan. Proses
editing pada penelitian ini yaitu mengecek kembali lembar kuesioner yang
telah diisi, pengecekan yang dilakukan meliputi kelengkapan,
kejelasan, relevasi serta konsistensi jawaban responden.
2) Coding
Coding merupakan kegitan pemberian kode numerik (angka)
terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini
sangat penting bila pengolahan dan analisis data menggunakan computer.
3) Entry
Data entri adalah kegiatan memasukan data yang telah
dikumpulkan kedalam mastertable atau databasecomputer, kemudian
membuat distribusi frekuensi sederhana atau bisa dengan membuat table
kontingensi.
4) Cleaning
Cleaning data merupakan tahap pemeriksaan kembali terhadap data-
data yang sudah dimasukan untuk melihat kemungkinan-kemungkinan
adanya kesalahan kode, ketidaklengkapan, dan sebagainya, kemudian
dilakukan pembetulan atau koreksi kembali.

3.10 Analisis Data


1) Analisis Univariat
Analisis univariat merupakan analisa yang dilakukan pada tiap
variabel dari hasil penelitian pada umumnya dalam analisa ini hanya
menghasilkan distribusi dan presentasi dari tiap variabel. Data disajikan

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


46

dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Analisa pada penelitian ini adalah
pengetahuan remaja putri di Pondok Pesantren terhadap personal hygiene
saat menstruasi.
2) Analisis Bivariat
Analisa bivariat dilakukan terhadap dua variable yang diduga
berhubungan atau berkolerasi. Dalam analisis biavariat dilakukan dengan
tahap analisis proporsi atau presentase, dengan membandingkan distribusi
silang antara dua variable yang bersangkutan. Uji normalitas yang
digunakan dalam penelitian ini adalah uji saphiro wilk. Analisis dari hasil
uji statistic menggunakan uji independent paired T test dan uji dependent
paired T test. Dan jika data tidak berdistribusi normal maka menggunakan
statistic non parametric yaitu Wilcoxon dan Mann-Whitney U. Dari hasil
uji statistik akan dapat disimpulkan adanya hubungan 2 variabel tersebut
bermakna atau tidak bermakna.

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Tempat Penelitian


Penelitian dilaksanakan di Pondok Pesantren Ar-Ridwan (Kelompok
Intervensi) dan Pondok Pesantren Al-Hidayah Al-Mumtazah (Kelompok
Kontrol) di Jati Asih Kota Bekasi. Sekola yang berbasis agama islam ini
mengadopsi sistem pondok pesantren yang memadukan kurikulum
Kementerian Pendidikan dan Kementerian Agama dan berfokus pada
pembentukan karakter peserta didik. Kedua pondok pesantren ini memiliki
kesamaan dalam program unggulannya yaitu adalah pendidikan karakter atau
akhakul karimah, tahfidz Qur’an, pendidikan agama islam terpadu, dan
ekstrakulikuler. Dengan Jumlah siswa keseluruhan di Pondok Pesantren Ar-
Ridwan adalah 109 siswi perempuan dan Pondok Pesantren Al-Hidayah Al-
Mumtazah 92 siswi perempuan. Dengan fasilitas asrama pondok pesantren yang
berisikan setiap kamar dengan 10 siswi, toilet di luar kamar asrama, lab
computer, dan ruang kelas.

4.2 Keterbatasan Penelitian


Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan data primer yang
diperoleh dari instrument penelitian yaitu kuesioner. Pada penelitian ini terdapat
keterbatasan baik sebagai subjek maupun sebagai objek penelitian yang tidak
dapat dihindari sebagai seorang manusia. Dengan keterbatasan ini, diharapkan
dapat diperbaiki untuk penelitian yang akan datang. Keterbatasan penelitian ini
antara lain :
1) Keterbatasan waktu penelitian, sehingga evaluasi pemanfaatan video
dilakukan langsung di hari yang sama setelah intervensi
2) Waktu untuk mengurus surat perizinan membutuhkan waktu yang
cukup lama

47

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


48

4.3 Hasil Penelitian


4.3.1 Analisis Univariat
1) Frekuensi Karakteristik Responden

Tabel 4. 1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden


Variabel Frekuensi %
Keterpaparan Informasi
Belum Terpapar 53 80,3
Sudah Terpapar 13 19,7
Sumber Informasi
Tidak Mendapat Informasi 53 80,3
Media Informasi 8 12,1
Keluarga 3 4,5
Teman 2 3,0
Tenaga Kesehatan 0 0
Guru 0 0

Berdasarkan tabel 4.1 di atas, dapat diketahui dari 66


responden distribusi frekuensi karakteristik keterpaparan informasi
didapatkan sebagian besar dari responden belum terpapar informasi
mengenai personal hygiene saat menstruasi dengan jumlah 53
responden atau 80,3%, selanjutnya berdasarkan distribusi frekuensi
karakteristik sumber informasi didapatkan sebagian besar tidak
mendapatkan informasi mengenai personal hygiene saat menstruasi
dengan jumlah 53 responden atau 80,3%, 8 atau 12,1% responden
pada media informasi, 3 atau 4,5% responden pada keluarga, dan 2
atau 3% pada teman.

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


49

2) Distribusi Rata Rata Pre-test dan Post-test pada Pengetahuan


Responden di Kelompok Intervensi

Tabel 4. 2 Distribusi Rata Rata Pre-Post-test pada Pengetahuan


Responden di Kelompok Intervensi
Pengetahuan N Min Max Mean Standar
Deviasi (SD)
Pre-Test 33 50 100 74,81 12,051
Post-Test 33 56 100 90,34 8,571

Dari tabel 4.2 hasil analisis nilai rata-rata pengetahuan


remaja putri mengenai personal hygiene saat menstruasi sebelum
diberikan intervensi media video edukasi adalah 74,81, nilai
minimum 50, nilai maksimum 100, dan standar deviasi 12,051. Pada
saat setelah diberikan intervensi media video edukasi nilai rata-rata
pengetahuan remaja putri mengenai personal hygiene saat
menstruasi meningkat menjadi sebesar 90,34%, nilai minimum,
maksimum 100 dengan standar deviasi 8,571.

3) Distribusi Rata Rata Pre-test dan Post-test pada Pengetahuan


Responden di Kelompok Kontrol

Tabel 4. 3 Distribusi Rata Rata Pre-Post-test pada Pengetahuan


Responden di Kelompok Kontrol
Pengukuran N Min Max Mean Standar
Deviasi (SD)
Pre-Test 33 56 94 76,33 10,217
Post-Test 33 69 100 87,31 9,042

Dari tabel 4.3 hasil analisis nilai rata-rata pengetahuan


remaja putri mengenai personal hygiene saat menstruasi pada
kelompok kontrol s adalah 74,81, nilai minimum 50, nilai
maksimum 100, dan standar deviasi 12,051. Pada saat setelah
diberikan intervensi media video edukasi nilai rata-rata pengetahuan

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


50

remaja putri mengenai personal hygiene saat menstruasi meningkat


menjadi sebesar 90,34%, nilai minimum, maksimum 100 dengan
standar deviasi 8,571.

4.3.2 Analisis Bivariat


1) Uji Normalitas
Varibel yang di uji meliputi variabel pre-test dan post-test
pada kedua kelompok perlakuan. Untuk mengetahui apakah data
penelitian terdistribusi normal pada data tingkat pengetahuan
sebelum dan sesudah diberikan intervensi digunakan uji saphiro
wilk, yang dikatakan bahwa data akan berdistribusi normal jika nilai
sig > 0,05. Hasil dari uji normalitas pada penelitian ini adalah
memiliki nilai sig < 0,05 yang dikatakan bahwa data penelitian ini
tidak berdistribusi normal, sehingga pada penelitian ini
menggunakan uji Wilcoxon dan Mann Whitney.

2) Perbedaan skor pengetahuan responden pada kedua kelompok

Tabel 4. 4 Perbedaan Skor Pengetahuan Pre-Post Test


Responden pada Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol

Variabel N Negative Positive Median SD P


Pengetahuan Ranks Ranks value
Kelompok Intervensi
Pre-Test 33 2 29 71.87 12,051
Post-Test 33 93.75 8,571
0,013
Kelompok Kontrol
Pre-Test 33 2 28 75 10,217
Post-Test 33 87.50 9,042
*Wilcoxon Signed Ranks Test
*Mann Whitney Test

Berdasarkan hasil analisis uji Wilcoxon pada kelompok


intervensi terdapat peningkatan antara pre-test (median = 71,87) dan
post-test (median = 93,75). Begitupun dengan kelompok kontrol
terdapat peningkatan antara pre-test (median = 75) post-test (median

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


51

= 87,50). Dan berdasarkan hasil uji Mann Whitney pada kedua


kelompok didapatkan hasil p-value 0,013 (p-value < 0,05), maka
dapat disimpulkan bahwa adanya perbedaan skor pengetahuan
responden antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol.
Karena adanya perbedaan yang signifikan maka dikatakan bahwa
ada pengaruh penerapan video edukasi terhadap pengetahuan remaja
putri.

3) Analisis Hubungan Variabel Confounding terhadap


Pengetahuan Responden pada Kelompok Intervensi dan
Kelompok Kontrol
Tabel 4. 5 Analisa Hubungan Variabel Confounding terhadap
Pengetahuan Responden Mengenai Personal Hygiene saat
Menstruasi pada Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol

N Mean Rank P value


Kelompok Intervensi .000
Keterpaparan Informasi 29 15.00
Belum Terpapar 4 31.50
Sudah Terpapar .000
Sumber Informasi 29 15.00
Tidak Mendapat Informasi 4 31.50
Media Informasi 0 -
Keluarga 0 -
Teman 0 -
Tenaga Kesehatan 0 -
Guru
Kelompok Kontrol .000
Keterpaparan Informasi 24 12.50
Belum Terpapar 9 29.00
Sudah Terpapar .000
Sumber Informasi 24 12.50
Tidak Mendapat Informasi 0 -
Media Informasi 9 29.00
Keluarga 0 -
Teman 0 -

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


52

Tenaga Kesehatan 0 -
Guru
*Uji Mann-Whitney U
*Uji Kruskal Wallis

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan pada kelompok


intervensi diperoleh sebanyak 29 responden yang belum terpapar
informasi mengenai personal hygiene saat menstruasi dengan rata-
rata peningkatan 15,00. Sedangkan responden yang sudah terpapar
informasi sebanyak 4 responden dengan rata-rata peningkatan
31,50. Dan pada kelompok kontrol diperoleh sebanyak 24 responden
yang belum terpapar informasi mengenai personal hygiene saat
menstruasi dengan rata-rata peningkatan 12,50. Sedangkan
responden yang sudah terpapar informasi sebanyak 9 responden
dengan rata-rata peningkatan 29,00. Hasil uji yang dilakukan pada
kedua kelompok menunjukan nilai P value sebesar 0,000 (p<0,05)
yang dapat dikatakan bahwa adanya hubungan antara variabel
confounding keterpaparan informasi terhadap pengetahuan remaja
putri pada kedua kelompok.
Dan pada variabel sumber informasi pada kelompok
intervensi diperoleh sebanyak 29 responden tidak mendapatkan
informasi dengan rata-rata peningkatan 15,00. Media informasi
sebanyak 4 responden dengan rata-rata peningkatan 31,50. Dan pada
kelompok kontrol diperoleh sebanyak 24 responden tidak
mendapatkan informasi dengan rata-rata peningkatan 12,50.
Keluarga sebanyak 9 responden dengan rata-rata peningkatan 29,00.
Hasil uji pada kedua kelompok yang dilakukan menunjukan nilai P
value sebesar 0,000 (p<0,05) yang dapat dikatakan bahwa adanya
hubungan antara variabel confounding sumber informasi terhadap
pengetahuan remaja putri pada kedua kelompok.

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


53

4.4 Pembahasan
4.4.1 Frekuensi Karakteristik Responden pada Kelompok Intervensi
dan Kelompok Kontrol
Pada penelitian ini karakteristik responden yang akan dibahas
adalah keterpaparan informasi dan sumber informasi. Hasil dari penelitian
ini didapatkan bahwa didominasi oleh responden yang menyatakan belum
terpapar informasi yang sebesar 80,3% dan sudah terpapar informasi
sebesar 19,7%. Menurut peneliti mayoritas remaja putri di kedua Pondok
Pesantren masih belum mengetahui bagaimana cara menjaga dan
melakukan personal hygiene saat menstruasi dengan baik. Penelitian ini
sejalan dengan penelitian Erna (2017) yang mengatakan bahwa
keterpaparan informasi adalah salah satu faktor yang mempengaruhi
pengetahuan remaja putri mengenai kebersihan diri saat menstruasi42. Dan
Dea (2019) yang mengatakan bahwa mayoritas dari remaja di Pondok
Pesantren kurangnya terpapar informasi atau rendahnya keterpaparan
informasi27.
Sumber informasi responden pada penelitian ini di dominasi oleh
ketidaktahuan remaja mengenai informasi tentang personal hygiene saat
menstruasi sebesar 80,3%. Penelitian ini sejalan dengan penelitian
Maharani (2018) yang mengatakan bahwa kurangnya sumber informasi
yang didapatkan oleh mayoritas remaja putri di Pondok Pesantren
mengenai kebersihan diri saat menstruasi sehingga mempengaruhi tingkat
pengetahuan para remaja43

4.4.2 Peningkatan Skor Rata-Rata Pengetahuan Pre-Post Test pada


Kelompok Intervensi
Adanya peningkatan yang bermakna dengan nilai P value <0,05.
Pre-test dan post-test pengetahuan remaja putri tentang personal hygiene
saat menstruasi dengan diberikan intervensi berupa video edukasi
didapatkan nilai (P value = 0,000) yaitu <0,05 maka dapat disimpulkan
bahwa terdapat perubahan dan perbedaan yang signifikan antara

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


54

pengetahuan responden saat pre-test dan post-test tentang personal


hygiene saat menstruasi.
Adanya peningkatan pengetahuan setelah diberikan intervensi
video edukasi sejalan dengan hasil penelitian Arofah (2019) bahwa
terdapat pengaruh dari penyuluhan media audiovisual terhadap tingkat
pengetahuan WUS di daerah Rawa Badak Utara mengenai deteksi dini
kanker serviks melalui skrining IVA test30. Pada penelitian Dewi (2020)
bahwa terdapat pengaruh dari pendidikan kesehatan dengan menggunakan
media audiovisual terhadap pengetahuan tentang kekerasan seksual pada
anak dengan child grooming dengan hasil uji hipotesis yang menunjukkan
nilai pvalue=0,000133.
Menurut pendapat peneliti, pengetahuan remaja putri mengalami
peningkatan setelah diberikan intervensi dengan media video edukasi
dikarenakan materi dalam video mudah diterima dengan baik oleh para
remaja putri dan waktu yang bertepatan pada hari libur sehingga
penerimaan pendidikan kesehatan tidak diganggu oleh hal lain. Sehingga
dapat dikatakan pemilihan media video edukasi dianggap tepat dalam
melakukan pendidikan kesehatan. Media video edukasi yang
menampilkan gerak, gambar, dan suara sehingga memiliki keunggulan
yaitu lebih menarik perhatian dan membangkitkan antusiasme remaja
putri dalam memperoleh informasi mengenai personal hygiene saat
menstruasi.
Menurut Notoatmodjo (2011) pengetahuan adalah hasil dari tahu
setelah seseorang dalam melakukan penginderaan suatu objek tertentu.
Penginderaan terjadi melalui pancaindera meliputi pancamanusia yaitu
penglihatan, penciuman, pendengaran, indera rasa, dan perabaan.
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam
tindakan seseorang. Pengetahuan dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu
ingatan, pemahaman, aplikasi tentang suatu yang perlu dipelajari. Dan
adanya faktor lain yang berpengaruh terhadap pengetahuan seseorang

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


55

seperti media elektronik, media cetak, radio, televisi mempunyai peran


penting dalam sosialisasi18.
Sejalan dengan hasil penelitian Trianovita (2019) dengan
pvalue=0,000 atau pvalue < 0,05 yang menyatakan bahwa media
audiovisual secara signifikan efektif untuk meningkatkan pengetahuan
kesehatan mengenai inisiasi menyusui dini di kabupaten bogor
dibandingkan dengan metode ceramah32. Animasi yang ditampilkan
dalam video dapat menarik perhatian remaja putri sehingga materi yang
disampaikan mudah dipahami. Animasi adalah suatu bentuk perubahan
yang terjadi pada suatu objek dalam jarak dan waktu tertentu. Perubahan
dapat berupa perubahan posisi, bentuk, dan warna. Pentingnya animasi
sebagai media adalah memiliki kemampuan untuk memamaparkan
sesuatu yang rumit atau komplek serta sulit dijalaskan dengan hanya
gambar atau kata-kata saja. Media video edukasi dengan menggunakan
animasi dapat digunakan untuk menjelaskan materi yang secara nyata
tidak dapat terlihat oleh mata.

4.4.3 Peningkatan Skor Rata-Rata Pengetahuan Pre-Post Test pada


Kelompok Kontrol
Adanya peningkatan yang bermakna dengan nilai P value <0,05.
Pre-test dan post-test pengetahuan remaja putri tentang personal hygiene
saat menstruasi dengan metode ceramah sebagai kelompok kontrol
didapatkan nilai (P value = 0,000) yaitu <0,05 maka dapat disimpulkan
bahwa terdapat perubahan dan perbedaan yang signifikan antara
pengetahuan responden saat pre-test dan post-test tentang personal
hygiene saat menstruasi.
Adanya peningkatan pengetahuan setelah dilakukan metode
ceramah sejalan dengan hasil penelitian Lubis (2019) bahwa terdapat
pengaruh dari dilakukannya metode ceramah dalam pemberikan
pendidikan kesehatan pada peningkatan pengetahuan anak tentang
PHBS44. Pada penelitian Ismail (2018) bahwa adanya pengaruh yang

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


56

signifikan dari metode ceramah dalam peningkatan pengetahuan dan


motivasi belajar siswa dengan angka sebesar 0,436. Menurut pendapat
peneliti, pengetahuan remaja putri mengalami peningkatan setelah
dilakukan metode ceramah dapat mudah diterima dengan baik oleh para
remaja putri dan waktu yang bertepatan pada hari libur sehingga
penerimaan pendidikan kesehatan tidak diganggu oleh hal lain. Metode
ceramah dengan mengandalkan materi yang disampaikan dan cara
penyampaian materi dalam metode ceramah45.
Menurut Notoatmodjo (2011) pengetahuan adalah hasil dari tahu
setelah seseorang dalam melakukan penginderaan suatu objek tertentu.
Penginderaan terjadi melalui pancaindera meliputi pancamanusia yaitu
penglihatan, penciuman, pendengaran, indera rasa, dan perabaan.
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam
tindakan seseorang. Pengetahuan dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu
ingatan, pemahaman, aplikasi tentang suatu yang perlu dipelajari. Dan
adanya faktor lain yang berpengaruh terhadap pengetahuan seseorang
seperti media elektronik, media cetak, radio, televisi mempunyai peran
penting dalam sosialisasi18. Sejalan dengan hasil penelitian Sri Dinengsih
(2020) dengan pvalue=0,000 atau pvalue < 0,05 yang menyatakan bahwa
metode ceramah secara signifikan efektif untuk meningkatkan
pengetahuan kesehatan remaja tentang kesehatan reproduksi46.

4.4.4 Perbedaan Pengetahuan Responden pada Kedua Kelompok


Adanya perbedaan yang signifikan antara pemberian intervensi
berupa video edukasi dan metode ceramah terhadap peningkatan
pengetahuan responden dapat diperoleh dari hasil analiss data bivariate.
Hasil penelitian uji Mann-Whitney U diperoleh nilai P value = 0,013 atau
<0,05 yang menunjukkan terdapat perbedaan pengetahuan remaja putri
mengenai personal hygiene saat menstruasi antara dua kelompok,
sehingga pemberian intervensi menggunakan video edukasi lebih efektif
untuk meningkatkan pengetahuan remaja putri di Pondok Pesantrem

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


57

tentang personal hygiene saat menstruasi dibandingkan menggunakan


metode ceramah.
Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan pengetahuan terjadi setelah
seseorang melakukan suatu penginderaan terhadap kejadian tertentu.
Penginderaan dapat terjadi melalui panca indera manusia yaitu indera
pendengaran, indera penciuman, indera penglihatan, dan lainnya18. WHO
menyatakan dalam Notoadmodjo (2011) bahwa perubahan pengetahuan
seseorang dapat diperoleh dengan pemberian informasi untuk
meningkatkan pengetahuan sehingga menimbulkan kesadaran yang pada
akhirnya orang itu akan berperilaku sesuai dengan pengetahuan tersebut18.
Perbedaan nilai pre-test dan post-test yang signifikan dapat
diartikan bahwa video edukasi dapat dimanfaatkan oleh responden
sebagai sebuah sumber informasi mengenai personal hygiene saat
menstruasi. Akan tetapi, metode ceramah juga dapat dimanfaatkan
sebagai sumber informasi responden mengenai personal hygiene saat
menstruasi. Dan dapat dikombinasikan dengan metode lainnya agar lebih
menarik sehingga dapat lebih meningkatkan pengetahuan responden
mengenai personal hygiene saat menstruasi.
Media pembelajaran yang mampu menstimulasi lebih dari satu
panca indera akan lebih efektif dari pada hanya memanfaatkan satu
reseptor saja, semakin banyak panca indera yang digunakan, semakin
banyak dan semakin jelas pula pengertian atau pengetahuan yang
diperoleh. Hal ini menunjukan bahwa keberadaan alat peraga
dimaksudkan menggerakan indera sebanyak mungkin pada suatu objek
sehingga memudahkan pemahaman14. Rimadhanti (2020) dalam
penelitiannya menyebutkan bahwa peningkatan pengetahuan dipengaruhi
oleh penggunaan media audiovisual dalam penyampaian informasi yang
memperjelas materi yang disampaikan karena responden tidak hanya
mendengar, tetapi juga melihat31.
Menurut kerucut Edgar Dale dimana yang menyebutkan membaca
akan mengingat 10% materi, mendengarkan mengingat 20%, melihat

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


58

akan mengingat 30%, mendengarkan sekaligus melihat 50%. Kemampuan


daya ingat seseorang menurut kerucut Edgar Dale tersebut dalam
menggunakan media secara verbal dan visual setelah 3 jam mencapai 85%
lebih tinggi dibandingkan visual saja 72%13. Menurut sumber lainnya
yang menyatakan bahwa efektivitas media terhadap pemahaman sasaran,
yaitu secara verbal dan visual 6 kali lebih baik dibandingkan visual saja47.
Sonita (2019) menyebutkan bahwa penggunaan media audio
visual dalam peningkatan pengetahuan WUS tentang IVA test, hal ini
karena WUS memanfaatkan lebih banyak indera yaitu pendengaran dan
penglihatan35. Sejalan dengan penelitian Wijayanti (2019) bahwa adanya
perbedaan efektivitas pendidikan kesehatan dengan media audio visual
dan leaflet terhadap pengetahuan tentang kesiapan menghadapi menarch
dengan pvalue sebesar <0,0536.
Hafsah (2019) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa
kekurangan yang dirasakan responden sebagai audience metode ceramah
adalah tidak memiliki bentuk fisik, hanya mengandalkan satu panca indera
yaitu indera pendengaran29. Hal ini sejalan dengan penelitian Rini (2019)
dimana media audio visual lebih efektif dalam meningkatkan pengetahuan
kesehatan dibandingkan dengan menggunakan media flipchart (visual).
Responden yang diberikan pendidikan kesehatan menggunakan video
akan lebih mudah memahami informasi karena mengaktifkan lebih
bnayak indera dibandingkan hanya dengan menggunakan flipchart48.
Video edukasi personal hygiene saat menstruasi menyajikan
animasi yang dapat diterima di kalangan remaja tentang apa itu personal
hygiene dan bagaimana cara menjaganya, serta bagaimana cara memilih
dan manajemen pembalut yang baik. Dilengkapi pengalaman-pengalaman
dasar dari responden, mengandung nilai-nilai positif dapat mengundang
pemikiran dan pembahasan dalam kelompok. Informasi dengan video
akan menambah pemahaman remaja putri sehingga pengetahuan remaja
dapat lebih baik. Melalui video ini, remaja putri akan memeroleh
pengetahuan tentang bagaimana cara melakukan personal hygiene saat

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


59

menstruasi yang baik dan benar. Dengan kata lain proses pencapaian
tujuan belajar dan perubahan perilaku dapat dilaksanakan dalam bentuk
informal yang menarik dan menyenangkan.
Peneliti berasumsi secara umum video edukasi tentang personal
hygiene saat menstruasi sudah memenuhi perancangan yang baik yaitu
mudah dipahami, mudah dilihat kapan saja, dapat diterima oleh semua
kalangan, dan dapat ditunjukan kepada kelompok besar atau kelompok
kecil, kelompok heterogen, maupun perorangan, penyajian animasi
gambar dalam video juga baik dan menarik sehingga media video edukasi
lebih efektif untuk meningkatkan pengetahuan remaja putri tentang
personal hygiene saat menstruasi dibandingkan dengan menggunakan
metode ceramah.
Dalam penelitian ini, peran bidan selaku tenaga kesehatan dalam
usaha promotif dan preventif sebagaimana telah dituangkan dalam
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2019 tentang Kebidanan menyebutkan
bahwa Bidan dalam melaksanakan pelayanan kesehatan berperan sebagai
pemeri pelayanan kebidanan, pengelola pelayanan kebidanan, penyuluh
dan konselor bagi klien, pendidik, pembimbing, dan fasilitator, dan
penggerak peran serta masyarakat dan pemberdayaan perempuan, serta
peneliti.

4.4.5 Hubungan Variabel Confounding dengan Pengetahuan


Responden
Menurut Notoadmodjo (2014), faktor yang mempengarui
pengetahuan adalah pendidikan, umur, pengalaman, social budaya dan
ekonomi, lingkungan, dan media informasi. Oleh sebab itu, dalam
penelitian ini dilakukan analisis ada atau tidaknya hubungan antara
variabel tersebut terhadap pengetahuan19.
Menurut peneliti, mayoritas responden tidak banyak terpapar
informasi, dikarenakan kondisi yang ada bahwa responden berada dalam
Pondok Pesantren yang dimana para santriwati tidak dapat keluar dari

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


60

Pondok Pesantren jika bukan alasan khusus, dan tidak diperbolehkan


membawa buku bacaan diluar keagamaan atau pelajaran sekolah, serta
tidak diizinkan menggunakan ponsel. Keterpaparan informasi adalah
salah satu faktor yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan termasuk
daya tangkapnya dalam penerimaan informasi yang diberikan. Namun
pada hasil bivariate peneliti menunjukan bahwa keterpaparan informasi
memiliki hubungan yang signifikan terhadap pengetahuan, dengan hasil
nilai P value 0,000 atau <0,05. Hasil tersebut sejalan dengan penelitian
Rimadhanti (2020) bahwa adanya hubungan keterpaparan informasi
terhadap pengetahuan dan sikap (pvalue <0,05) pada ibu di TKIT Kota
Bekasi31.
Mayoritas responden tidak mendapat informasi yaitu sebesar
80,3%. Menurut peneliti, hal ini dikarenakan kondisi para responden
sebagai santriwati di Pondok Pesantren tersebut dengan adanya larangan
seperti tidak boleh membawa ponsel, buku bacaan selain buku keagamaan
dan pelajaran sekolah, dan lebih banyak menghabiskan waktu di dalam
pondok pesantren. Sehingga terbatasnya sumber informasi yang mungkin
didapatkan oleh para responden sebagai seorang santriwati. Sumber
informasi yang diterima oleh seseorang dan bergantung dari seberapa
banyaknya informasi yang seseorang peroleh. Hasil uji bivariate sumber
informasi terhadap pengetahuan menunjukan adanya hubungan yang
signifikan dengan nilai P value 0,000 atau <0,05. Hasil tersebut sejalan
dengan penelitian Azalea (2018) bahwa adanya hubungan dari sumber
informasi terhadap pengetahuan dan sikap dengan nilai pvalue <0,05 pada
siswi SMPN Kokap Kulon Progo49.

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan
pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan pengaruh penerapan video
edukasi terhadap tingkat pengetahuan remaja putri di Pondok Pesantren
Kota Bekasi Tahun 2021 adalah :
1) Responden pada penelitian ini belum terpapar informasi tentang
personal hygiene saat menstruasi dan tidak mendapatkan informasi
sebagai sumber informasi tentang personal hygiene saat menstruasi.
2) Terdapat peningkatan rata-rata pengetahuan remaja putri mengenai
personal hygiene saat menstruasi sebelum dan sesudah diberikan
intervensi video edukasi di Pondok Pesantren Kota Bekasi.
3) Terdapat peningkatan rata-rata pengetahuan remaja putri mengenai
personal hygiene saat menstruasi sebelum dan sesudah dilakukan
metode ceramah di Pondok Pesantren Kota Bekasi.
4) Media video edukasi lebih efektif dalam meningkatkan pengetahuan
remaja putri mengenai personal hygiene saat menstruasi dibandingkan
dengan metode ceramah
5) Terdapat hubungan antara keterpaparan informasi dan sumber informasi
sebagai variabel confounding terhadap pengetahuan remaja putri
mengenai personal hygiene saat menstruasi.

5.2 Saran
1) Bagi Pondok Pesantren Ar-Ridwan dan Al-Hidayah Al-Mumtazah
Diharapkan sekolah dapat mensosialisasikan kepada para santriwati
agar dapat menerapkan personal hygiene saat menstruasi pada
kesehariannya di Pondok Pesantren maupun di rumah.

61

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


62

Sekolah dapat melakukan kolaborasi dengan puskesmas setempat untuk


melakukan pendidikan kesehatan mengenai personal hygiene saat
menstruasi pada santriwati yang adalah remaja putri.
2) Bagi Responden
Remaja putri dapat menerapkan personal hygiene saat menstruasi
dengan baik dan benar di kehidupan keseharian. Dan menyebarkan
informasi kesehatan ini kepada teman-teman yang juga adalah remaja
putri. Sehingga kegiatan personal hygiene saat menstruasi setiap remaja
dapat berjalan dengan baik.
3) Bagi Institusi Poltekkes Kemenkes Jakarta III
Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi di
lingkungan pendidikan serta sebagai bahan kajian lebih lanjut
khususnya pada penelitian sejenis. Diharapkan institusi dapat
memfasilitasi dalam mengembangkan media promosi kesehatan
personal hygiene saat menstruasi kepada masyarakat khususnya remaja
putri.
4) Bagi Ilmiah
Dapat menjadi landasan untuk penelitian sejenis selanjutnya yang
terkait dengan promosi kesehatan tentang personal hygiene saat
menstruasi. Serta dapat memberikan informasi mengenai manfaat
penerapan personal hygiene saat menstruasi dalam pencegahan penyakit
reproduksi pada remaja.
5) Bagi Kebidanan
Bidan sebagai tenaga kesehatan dapat melakukan upaya promotif
dengan memberikan pendidikan kesehatan menggunakan media video
edukasi tentang personal hygiene saat menstruasi di Puskesmas
khususnya pada poli PKPR. Bidan dapat bekerjasama dengan dinas
kesehatan dalam memberikan penyuluhan di setiap Sekolah atau
sejenisnya.

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


DAFTAR PUSTAKA

1. Tarwoto, Wartonah. Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses Keperawatan.


Salemba Medika; 2010.
2. Dolang Mwek. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Higiene Menstruasi
Terhadap Pengetahuan Remaja Putri. J Biol Sci Educ. 2020;9(1):101–8.
3. Suri Si, Nofitri Md. Pengaruh Minuman Kunyit Terhadap Penurunan
Tingkat Nyeri Menstruasi Pada Remaja Putri Kelas 1 Di Pondok Pesantren
Nurul Yaqin Pakandangan Kecamatan 6 Lingkung Kabupaten Padang
Pariaman Tahun 2014. ’Afiyah. 2015;2(1).
4. Pengetahuan G, Tentang Dank, Solehati T, Trisyani M, Kosasih Ce. Keluhan
Menstruasi. 2017;86–91.
5. Fransisca D, Handayani S, Rahmatiqa C, Dasril O, Novia D. Faktor-Faktor
Yang Berhubungan Dengan Personal Hygiene Saat Menstruasi Pada Remaja
Putri. Syedza Saintika. 2013;323–34.
6. Andayani Mp. Problema Dan Aksioma: Dalam Metodologi Pembelajaran
Bahasa Indonesia. Deepublish; 2015.
7. Riyanto N, Asmara Ap, Purbalingga B, Ar-Raniry Pkfstuin. Penilaian
Kualitas Media Audio Visual Tentang Karakteristik Larutan Asam Basa
Untuk Siswa Sma/Ma. J Pendidik Sains. 2018;6(1):73–85.
8. Kapti R, Rustina Y, Widyatuti W. Efektifitas Audiovisual Sebagai Media
Penyuluhan Kesehatan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Ibu
Dalam Tatalaksana Balita Dengan Diare Di Dua Rumah Sakit Kota Malang.
J Ilmu Keperawatan. 2013;1(1):Pp.53-60.
9. Putri A, Rezal F, Akifah A. Efektifitas Media Audio Visual Dan Leaflet
Terhadap Peningkatan Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Tentang
Pencegahan Penyakit Gastritis Pada Santriwati Di Pondok Pesantren
Hidayatullah Putri Dan Ummusshabri Kota Kendari Tahun 2017. J Ilm Mhs
Kesehat Masy Unsyiah. 2017;2(6):184073.
10. Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan. Panduan Manajemen
Kebersihan Menstruasi Bagi Guru Dan Orang Tua. Direktorat Pembinaan
Sekolah Dasar. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Dan Menengah.
Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan. 2017;16.
11. Hastuti, Dewi Rk, Pramana Rp. Studi Kasus Tentang Manajemen
Kebersihan Menstruasi ( Mkm ) Siswa Sd Dan Smp Pentingnya Fasilitas
Wash Di Sekolah. 2019;12.

63

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


64

12. Kebudayaan Mp Dan, Agama M, Kesehatan M, Negeri Md. Skb 4 Menteri


Nomor 737 Tahun 2020 Tentang Panduan Penyelenggraan Pembelajaran
Pada Tahun Ajaran 2020/2021 Dan Tahun Akademik 2020/2021 Di Masa
Pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19). 2020;420(3987).
13. Susilowati S. Modul Bahan Ajar Keperawatan : Promosi Kesehatan.
Kementeri Kesehat Republik Indones. 2016;201.
14. Siregar Pa. Diktat Dasar Promkes. 2020. 107 P.
15. Kholifah K. Pengaruh Penggunaan Media Audio Visual Dengan Metode
Reading Aloud Dalam Pembelajaran Bahasa Arab Terhadap Hasil Belajar
Siswa Pada Materi Pokok ‫ ال ع نوان‬Kelas Iv Semester Ii Min Wonoketingal
Demak. Uin Walisongo; 2014.
16. Sanjaya W. Perencanaan & Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta Kencana
Prenadamedia Gr. 2008;
17. Hariyadi S. Video Sebagai Media Layanan Bimbingan Dan Konseling.
Bandung: Erlangga. 2012;
18. Notoatmodjo S. Promosi Kesehatan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta. 2012;45–62.
19. Budiman Ra. Kapita Selekta Kuesioner: Pengetahuan Dan Sikap Dalam
Penelitian Kesehatan. Jakarta Salemba Med. 2013;P4-8.
20. Pusdatin. Infodatin Reproduksi Remaja-Ed.Pdf [Internet]. Situasi Kesehatan
Reproduksi Remaja. 2017.
21. Prawirohardjo Nm. Sarwono. 2011. Ilmu Kebidanan Pt Bina Pustaka
Sarwono Prawiroharjo, Jakarta.
22. Marmi J. Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. Pustaka Belajar, Yogyakarta,
Indones Hal. 2013;67.
23. Fasha Ah. Hubungan Usia Menars, Kebiasaan Olahraga, Dan Stres Dengan
Dismenorea Pada Siswi Sman 1 Semarang. Unimus; 2017.
24. Irnawati C. Hipnoterapi Untuk Peningkatan Perilaku Personal Hygiene Anak
Jalanan Di Ppap Seroja Kodya Surakarta. Universitas Mercu Buana
Yogyakarta; 2018.
25. Delaune S, Ladner P. Fundamentals Of Nursing. Nelson Education; 2010.
26. Kusmiran E. Kesehatan Repsroduksi Remaja Dan Wanitajakarta. Selatan
Salemba Med. 2012;
27. Dea Amanda. Faktor-Faktor Yang Behubungan Dengan Perilaku Menstruasi
Hygiene Pada Santriwati Di Pondok Pesantren. Vol. 53, Journal Of Chemical

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


65

Information And Modeling. 2019. 131 P.


28. Rahma Th. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Peningkatan
Pengetahuan Dan Sikap Remaja Putri Tentang Personal Hygiene Saat
Menstruasi Di Sman 4 Bekasi Tahun 2019. Poltekkes Kemenkes Jakarta Iii
[Internet]. 2019 .
29. Hilda Hn. Efektifitas Media Audio Visual Dan Ceramah Terhadap
Pengetahuan Dalam Menghadapi Menarche Di Sdn Pengasinan Viii Bekasi.
Poltekkes Kemenkes Jakarta Iii. 2019;87(1,2):149–200.
30. Arofah S. Pengaruh Audiovisual Tentang Iva Test Terhadap Pengetahuan
Wus Dalam Deteksi Dini Kanker Serviks Di Wilayah Kerja Puskesmas
Kelurahan Rawa Badak Utara I Jakarta Utara. Poltekkes Kemenkes Jakarta
Iii [Internet]. 2019.
31. Rimadhanti. Pengaruh Media Audiovisual Tentang Isi Piringku Terhadap
Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dalam Pemberian Makan Pada Anak Di Tkit Al
Ishmah Kota Bekasi Tahun 2020. Poltekkes Kemenkes Jakarta Iii. 2020;64.
32. Trianovita C. Pengaruh Media Audiovisual Terhadap Peningkatan
Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Inisiasi Menyusu Dini Di Puskesmas
Wilayah Kabupaten Bogor Tahun 2019. Poltekkes Kemenkes Jakarta Iii.
2019;108.
33. Dewi Ym. Pengaruh Media Audiovisual Terhadap Pengetahuan Orang Tua
Tentang Kekerasan Seksual Anak Dengan Child Grooming Di Sdn
Jatisampurna 06 Bekasi Tahun 2020. Poltekkes Kemenkes Jakarta Iii.
2020;72.
34. Dewi Nmn. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Asi Eksklusif Dengan
Menggunakan Video Terhadap Pengetahuan Dan Peran Suami Di Posyandu
Karya Mutiara Kelurahan Karang Satria Bekasi Tahun 2020. Poltekkes
Kemenkes Jakarta Iii. 2020;
35. Sonita L. Pengaruh Media Audiovisual Terhadap Pengetahuan Dan Motivasi
Wus Mengenai Iva Test Di Puskesmas Kecamatan Koja Jakarta Utara Tahun
2019. Poltekkes Kemenkes Jakarta Iii. 2019;
36. Wijayanti Me. Pengaruh Video Dan Leaflet Tentang Menstruasi Terhadap
Kesiapan Remaja Putri Menghadapi Menarche Pada Siswi Kelas Iv Dan V
Di Sd Negeri Rorotan 03 Dan 05 Pagi Jakarta Utara Tahun 2019. Poltekkes
Kemenkes Jakarta Iii. 2019;
37. Masturoh, Imas ; Anggita N (Pusat Psdmk. Bahan Ajar Rekam Medis Dan
Informasi Kesehatan (Rmik) Metodologi Penelitian Kesehatan. 2018;307.
38. Sukaesih S. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pengetahuan Ibu
Hamil Mengenai Tanda Bahaya Dalam Kehamilan Di Puskesmas Tegal

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


66

Selatan Kota Tegal Tahun 2012. Skripsi Progr Sarj Kesehat Masy Univ
Indones. 2012;
39. Bnpb. Pedoman Perubahan Perilaku Penanganan Covid-19. 2020;60.
Available From: Https://Covid19.Go.Id/Storage/App/Media/Materi
Edukasi/Pedoman Perubahan Perilaku.
40. Siregar S. Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi Perbandingan
Perhitungan Manual Dan Spss, Edisi 1. Jakarta Indones Kencana
Prenadamedia Gr. 2013;
41. Riwidikdo H. Statistik Kesehatan Dengan Aplikasi Program R Dan Spss.
Yogyakarta: Rohima Press; 2013.
42. Susiani E (Jurusan Kjay. Gambaran Perilaku Kebersihan Genetalia Pada
Remaja Saat Menstruasi Di Pondok Pesantren Al-Islam Gedongkiwo,
Mantrijeron Yogyakarta. 2017;1–14.
43. Maharani R, Andryani W. Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku
Personal Hygiene Saat Menstruasi Pada Santriwati Di Mts Pondok Pesantren
Dar El Hikmah Kota Pekanbaru. Kesmars J Kesehat Masyarakat, Manaj Dan
Adm Rumah Sakit. 2018;1(1):69–77.
44. Lubis Zs, Lubis Nl, Syahrial E. Pengaruh Penyuluhan Dengan Metode
Ceramah Dan Diskusi Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Anak
Tentang Phbs. 2019;3(2252):58–66.
45. Efendi I. Pengaruh Metode Ceramah Terhadap Motivasi Belajar Pai Siswa
Kelas Xi Man 5 Jalan Magelang Km. 17 Margorejo, Tempel, Sleman
Yogyakarta. 2018;107.
46. Dinengsih S, Hakim N. Pengaruh Metode Ceramah Dan Metode Aplikasi
Berbasis Android. 2020;6(4):515–22.
47. Miftah M. Fungsi, Dan Peran Media Pembelajaran Sebagai Upaya
Peningkatan Kemampuan Belajar Siswa. J Kwangsan. 2013;1(2):95.
48. Sitanaya Ri. Efektivitas Flip Chart Dan Media Audiovisual Terhadap
Peningkatan Pengetahuan Siswa Sd Negeri Katangka Tentang Karies Gigi. J
Ilm Kesehat Sandi Husada. 2019;10(2):63–8.
49. Azalea Ln. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Dengan Media Audiovisual
Terhadap Perilaku Personal Hygiene Menstruasi Pada Siswi Kelas Vii Smp
Negeri 1 Kokap Kulon Progo. 2018;

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


LAMPIRAN

Lampiran 1. Penjelasan Sebelum Persetujuan

Assalamualaikum Wr. Wb.


Perkenalkan nama saya Uswatun Hasanah, mahasiswi Jurusan D-IV Kebidanan Poltekkes
Kemenkes Jakarta III. Saat ini sedang melakukan penelitian dalam memenuhi tugas akhir yang
bertemakan pemanfaatan media yaitu video edukasi, dengan judul Pengaruh Penerapan Video
Edukasi Tentang Personal hygiene Saat Menstruasi Terhadap Pengetahuan Remaja Putri Di
Pondok Pesantren Kota Bekasi Tahun 2021. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Maret
tahun 2021. Dalam penelitian ini saya mengundang para siswi untuk berpartisipasi menjadi
responden. Partisipasi atau keikutsertaan para siswi dalam penelitian ini bersifat sukarela, tanpa
adanya paksaan, dan apabila para siswi tidak berkenan sewaktu-waktu dapat mengundurkan diri tanpa
dikenakan sanksi apapun.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan video edukasi tentang
personal hygiene saat menstruasi terhadap pengetahuan remaja putri tentang personal hygiene saat
menstruasi. Sementara itu, manfaat yang diharapkan untuk siswi adalah meningkatnya pengetahuan
dalam personal hygiene saat menstruasi. Adanya prosedur dalam penelitian ini, yaitu :
1. Santriwati bersedia mematuhi protokol kesehatan dalam upaya pencegahan penyebaran covid-19,
yaitu memakai masker selama penelitian berlangsung, mencuci tangan menggunakan sabun, dan
menjaga jarak sejauh 2 meter antar responden.
2. Setelah santriwati bersedia untuk ikut partisipasi dalam penelitian ini, peneliti akan meminta
tanda tangan persetujuan pada lembar persetujuan menjadi respoden.
3. Pengambilan data akan dilakukan dalam kurun waktu tertentu sampai jumlah responden yang
sesuai dengan kriteria terpenuhi yaitu santriwati yang berada di Pondok Pesantren Kota Bekasi.
4. Penelitian dilakukan dengan menggunakan panduan kuesioner dan menonton video edukasi
tentang personal hygiene saat menstruasi.
5. Lama penelitian yaitu dilakukan pretest sekitar 15 menit untuk menjawab pernyataan yang
diajukan, lalu sekitar 5 menit untuk menonton video edukasi tentang personal hygiene saat
menstruasi dalam satu kali penayangan, kemudian dilanjutkan dengan posttest setelah 3 jam
pemberian penyuluhan dan intervensi.
6. Dalam waktu 3 jam tersebut, responden dapat melakukan kembali aktivitasnya.
7. Sebelum menayangkan video, peneliti menjelaskan manfaat dan informasi yang akan didapatkan
dari video tentang personal hygiene saat menstruasi.
8. Kompensasi berupa barang/souvenir yang akan diberikan sebagai tanda terima kasih atas
ketersediaan santriwati menjadi responden yang telah meluangkan waktunya untuk penelitian ini.
Peneliti akan menjamin kerahasiaan identitas dan jawaban yang diperoleh dari siswi sebagai
responden baik dalam proses pengumpulan data, pengolahan data maupun penyajian hasil penelitian.
Hasil penelitian hanya akan digunakan dalam penelitian tanpa disebar untuk tujuan lain.
Responden diberikan Hak undur diri kapan saja jika responden tidak menginginkan dan tidak
akan diberikan sanksi apapun. Tidak ada pengaruh yang merugikan bagi siswi dalam penelitian ini,
karena tidak ada perlakuan khusus yang peneliti lakukan pada siswi, melainkan hanya menilai
bagaimana pengaruh intervensi video edukasi yang telah ditayangkan terhadap pengetahuan para
siswi. Laporan hasil penelitian ini akan dilaporkan dan diserahkan pada Jurusan Kebidanan,
Poltekkes Kemenkes Jakarta III. Peneliti juga akan memberikan laporan hasil ini bila para siswi atau
sekolah menginginkan.
Demikian penjelasan ini saya sampaikan, jika para siswi memerlukan penjelasan lebih lanjut
berkaitan dengan penelitian ini, diharapkan dapat menghubungi peneliti (No. HP tercantum). Atas
ketersediaan dan partisipasinya, peneliti ucapkan terimakasih.

Hormat Saya,
Uswatun Hasanah
Poltekkes Kemenkes Jakarta III
Jl Polumas Barat 6, Kayu Putih, Pulo Gadung, Jakarta Timur
No. Hp : 0821-1404-8955
Email : u.hassanah@hotmail.com

Jakarta, Maret 2021


Peneliti,

Uswatun Hasanah
Lampiran 2. Surat Pernyataan Persetujuan

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN


(INFORMED CONSENT)
Setelah mendapat penjelasan mengenai tujuan penelitian dan memahami manfaat dan risiko
penelitian.
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : ____________________
Usia : ____________________
Alamat : ____________________
Telepon : ____________________
Menyatakan secara sukarela bersedia menjadi responden penelitian yang berjudul “Pengaruh
Penerapan Video Edukasi Tentang Personal hygiene Saat Menstruasi Terhadap Pengetahuan Remaja
Putri Di Pondok Pesantren Kota Bekasi Tahun 2021”. Dengan prosedur yang telah ditentukan, yaitu
:
1. Menjawab pertanyaan dengan sejujurnya dan sesuai dengan yang saya ketahui
2. Memahami bahwa penelitian ini tidak akan berpengaruh negatif pada diri saya
3. Bersedia bila hasil penelitian ini dipublishkan
Demikian pernyataan ini dibuat dalam keadaan sadar dan tanpa paksaan.

Bekasi, Maret 2021


Saksi Responden

( ) ( )
Lampiran 3. Kuesioner Karakteristik responden

LEMBAR KUESIONER
KARAKTERISTIK RESPONDEN

Petunjuk Pengisian :
Isilah pilihan yang tersedia di bawah ini dan beri tanda ceklist (√) pada bagian yang sesuai dengan
anda.
1. Nomor responden :
2. Nama Inisial :
3. Umur :
4. Sekolah :
5. Sumber Informasi
Sebelumnya apakah anda sudah pernah mendapat informasi kesehatan tentang PERSONAL
HYGIENE SAAT MENSTRUASI?
 Sudah pernah
 Belum pernah
(bila anda menjawab “Ya” dilanjutkan pada pertanyaan dibawah)
Darimanakah anda mendapat informasi tersebut :
 Media Elektronik
 Keluarga
 Teman
 Tenaga Kesehatan
 Guru
Lampiran 4. Kuesioner Pengetahuan

LEMBAR KUESIONER
PENGETAHUAN

PETUNJUK PENGISIAN :
Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap paling benar, dan berikan tanda ceklist (√) pada salah
satu kolom yang menurut anda tepat !
No Pertanyaan Pilihan
Benar Salah
1 Personal hygiene Menstruasi adalah kebersihan diri
seorang wanita saat menstruasi untuk mencegah
penyakit
2 Personal hygiene yang kurang baik pada remaja
tidak akan menimbulkan masalah pada kesehatan
reproduksi
3 Mencuci rambut atau keramas saat menstruasi harus
tetap dilakukan
4 Mencuci tangan sebelum dan sesudah membasuh
alat kelamin
5 Cara membersihkan alat kelamin atau cebok yang
terbaik adalah dari arah belakang ke depan
6 Tidak dibenarkan membuang pembalut di dalam
kloset
7 Celana dalam yang baik adalah berbahan
katun/menyerap keringat
8 Pembalut yang baik adalah yang mengandung
pewangi dan berisi padat
9 Saat menggunakan pembalut sekali pakai, maka
dibungkus dengan plastik dahulu sebelum
membuang pembalut
10 Jika salah dalam menggunakan/manajemen
pembalut maka akan menyebabkan timbulnya
penyakit
11 Pada saat awal menstruasi akan mengeluarkan darah
yang banyak, sehingga cukup dengan mengganti
pembalut 1 kali sehari
12 Mandi dengan air hangat baik saat seorang wanita
mengalami nyeri menstruasi
13 Mencuci muka tidak termasuk dalam personal
hygiene saat mentsruasi.
14 Dalam sehari perlu mengganti celana dalam minimal
2 kali sehari
15 Personal hygiene menstruasi adalah seputar
kebersihan bagian reproduksi saja
16 Tidak perlu mengganti pembalut jika darah tidak
banyak dan sudah melewati 3 – 4 jam
Lampiran 5. Satuan Acara Penyuluhan (SAP)

SATUAN ACARA PENYULUHAN


PERSONAL HYGIENE SAAT MENSTRUASI

1. Pokok Penyuluhan
A. Identifikasi Masalah
B. Pengantar
Topik : Kesehatan Reproduksi
Sub Topik : Personal hygiene saat Menstruasi
Sasaran : Remaja Putri Pondok Pesantren Bekasi
Hari, Tanggal : Maret 2021
Jam : Menyesuaikan
Tempat : Ruang Kelas Pondok Pesantren Ar-Ridwan Kota Bekasi dan Al
Hidayah Al Mumtazah Kota Bekasi
C. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan remaja putri di Pondok Pesantren Ar-
Ridwan dan Al-Hidayah Al-Mumtazah Kota Bekasi dapat mengetahui dan menerapkan
personal hygiene saat menstruasi yang baik dan benar.
D. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan ini, diharapkan remaja putri di Pondok Pesantren
Ar-Ridwan dan Al-Hidayah Al-Mumtazah Kota Bekasi dapat mengerti dan memahami
tentang :
1. Pengertian Personal hygiene saat Menstruasi
2. Tujuan menjaga personal hygiene saat menstruasi
3. Dampak dari menjaga personal hygiene saat menstruasi
4. Faktor yang berhubungan dengan personal saat menstruasi
5. Manajemen kebersihan menstruasi
E. Materi
Terlampir
F. Metode
1. Ceramah
2. Video Edukasi
G. Media
1. Materi SAP
2. Video Edukasi
H. Evaluasi
1. Apa itu personal hygiene saat menstruasi?
2. Kenapa kita perlu menjaga personal hygiene saat menstruasi?
3. Apa saja dampak jika kita mengabaikan kebesihan menstruasi?
4. Sebutkan apa saja yang dapat dilakukan saat penerapan manajemen menstruasi!
I. Referensi
a. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Panduan Manajemen Kebersihan
Menstruasi Bagi Guru dan Orang Tua. Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar.
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan. 2017;16.
b. Tarwoto, Wartonah. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Salemba
medika; 2010.
c. Dea Amanda. Faktor-faktor Yang Behubungan Dengan Perilaku Menstruasi Hygiene
Pada Santriwati di Pondok Pesantren. Vol. 53, Journal of Chemical Information and
Modeling. 2019. 131 p
MATERI PENYULUHAN
PERSONAL HYGIENE SAAT MENSTRUASI

a. Pengertian Personal hygiene saat Menstruasi


Menurut World Health Organization (2013) personal hygiene merupakan kondisi dan
praktik untuk mempertahankan kesehatan, mencegah terjadinya penyebaran penayakit,
meningkatkan derajat kesehatan individu, meningkatkan kepercayaan diri, dan menciptakan
keindahan. Kebersihan perorangan atau personal hygiene adalah sutau tindakan untuk
memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang, untuk upaya menjaga kesejahteraan fisik
dan psikis.
Personal hygiene atau kebersihan diri saat menstruasi merupakan kebersihan
perorangan dalam usaha memelihara, mempertahankan, memperbaiki kebersihan dan
kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik maupun psikologis melalui implementasi
tindakan hygiene yang dilakukan saat menstruasi (Tarwoto 2010).

b. Tujuan Personal Hygiene


Meningkatkan derajat seseorang, memelihara kebersihan diri seseorang, memperbaiki
kebersihan diri yang kurang, mencegah penyakit, menciptakan keindahan, serta
meningkatkan rasa percaya diri

c. Faktor yang berhubungan dengan personal hygiene saat menstruasi


Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dea Amanda (2019) di Pondok Pesantren
Al-Karimiyah Kota Depok, terdapat beberapa faktor yang terdiri dari :
1. Pengetahuan
Pengetahuan tentang menstruasi, seperti definisi menstruasi, tempat keluar darah, usia
pertama kali menstruasi, cara melakukan kebersihan diri saat menstruasi, dan lainnya.
2. Sikap
Pendapat dari siswa terhadap kebersihan diri saat menstruasi dan dikaitkan dengan sikap
yang dilakukan dalam kesehariannya.
3. Kepercayaan kepada mitos
Memiliki kepercayaan pada mitos yang beredar yang tidak dapat terbukti kebenarannya
sehingga terjadi kekeliruan dan mempengaruhi sikap siswa kearah yang negative. Seperti,
tidak boleh keramas saat menstruasi.

4. Dukungan guru
Interaksi yang baik antara siswa dengan guru akan memunculkan keinginan untuk belajar
dan mendapatkan prestasi, serta mendapatkan motivasi dalam menstrual hygiene.
5. Dukungan teman
Teman sebaya dan sesame akan saling memberikan informassi, saling mengingatkan, dan
saling memotivasi dalam hal menstrual hygiene.
6. Paparan informasi
Mendapatkan informasi dari berbagai sumber di lingkungan pesantren, seperti
guru/ustadzah dan teman, dan sumber media cetak/elektronik.
7. Sarana prasarana
Sarana dan prasarana pada penelitian merujuk pada ketersediaan dan keadaan sarana
prasarana yang mendukung.

d. Dampak dari buruknya personal hygiene saat menstruasi


1. Bagi kesehatan
Menjaga kebersihan tubuh saat menstruasi dengan mengganti pembalut sesering mungkin
dan membersihkan bagian vagina dan sekitarnya dari darah akan mencegah perempuan
dari penyakit :
a. Kanker Rahim
b. Infeksi saluran reproduksi (ISR)
c. Gatal kulit vagina
d. Keputihan
e. Radang permukaan vagina
f. demam
2. Bagi pendidikan
Penelitian UNICEF di Indonesia (2015) menemukan fakta 1 dari 6 anak perempuan
terpaksa tidak masuk sekolah selama satu hari atau lebih pada saat menstruasi. Dimana
ketidakhadiran siswi perempuan akan membuat mereka tertinggal dalam pelajaran.
Banyak alasan yang menjadikan siswi perempuan membolos, seperti nyeri haid
(disminore)
3. Terhadap partisippasi social
Banyaknya kepercayaan dan kebiasaan yang dilakukan masyarakat, sehingga membatasi
aktivitas anak perempuan saat mereka sedang dalam masa menstruasi. Seperti halangan
atau larangan yang mengatakan bahwa anak perempuan tidak diperbolehkan keluar rumah
saat menstruasi.
4. Terhadap lingkungan
Lingkungan yang tidak tersedianya tempat untuk membuang pembalut bekas pakai akan
mendorong siswi perempuan untuk membuangnya di lubang kloset atau sembarang
tempat di sekolahnya. Sehingga kloset akan tersumbat, tidak berfungsi, dan kotor
sehingga pada akhirnya toilet tidak dapat digunakan. Menurut Plan International
Indonesia (2016) menyebutkan hanya 25% anak perempuan yang diajarkan cara
membuang pembalut yang benar.

e. Manajemen Kebersihan Menstruasi


1. Perawatan kulit dan wajah
Pada saat menstruasi, kelenjar sebascus akan meningkat sehingga produksi keringat
meningkat, oleh sebab itu mencuci muka dua sampai tiga kali sehari dapat membantu
mencegah timbulnya jerawat.
2. Kebersihan rambut
Mencuci rambut pada saat menstruasi harus tetap dilakukan. Pelarangan yang mengatakan
bahwa wanita menstruasi tidak boleh mencuci rambut adalah sebuah mitos yang masih
dipercaya oleh banyak masyarakat sampai saat ini. Oleh karena itu, wanita yang sedang
menstruasi harus tetap mencuci rambut karena adanya perubahan hormone.
3. Kebersihan tubuh
Pada saat menstruasi, kebersihan tubuh jugua sangatlah penting, sebaiknya mandi 2 kali
sehari, dengan sabun biasa. Pada saat mandi, organ reproduksi luar harus cermat
dibersihkan. Cara membersihkan daerah kewanitaan adalah membasuh air bersih dari arah
depan ke belakang (vagina ke anus), terutama saat sesudah buang air besar (BAB). Jika
salah arah akan menyebabkan kuman dari anus akan berpindah dan menyebar ke daerah
vagina. Dan tidak memerlukan sabun khusus vagina, karena vagina memiliki pH asam,
yaitu 3,5-4,5. Tingkat asam inilah yang membuat vagina menyimpan bakteri baik. Jadi
tidak memerlukan sabun khusus yang akan membahayakan bakteri baik tersebut, dan
menyebabkan kuman, bakteri, dan jamur menjadi sumber penyakit.
Jika musim hujan dan udara terasa dingin, sangat diperbolehkan untuk mandi air hangat.
Mandi air hangat tidak ada hubungan dengan jumlah darah yang dikeluarkan saat
menstruasi. Bagi penderita nyeri menstruasi sangatlah disarankan untuk mandi air hangat,
agar menurunkan rasa nyeri pada perut. Dan disarankan untuk menggunakan gayung dan
shower. Lalu keringkan area kewanitaan dengan handuk bersih atau paper towel. Gunakan
pembalut dan celana dalam dengan baik dan sesuai kebutuhan.
4. Kebersihan pakaian sehari-hari
Mengganti pakaian setiap hari sangatlah penting, terutama pakaian dalam. Celana dalam
yang baik adalah yang berbahan katun dan tidak ketat, serta dapat menopang pembalut
dengan baik. Celana dalam yang ketat akan memperburuk sirkulasi udara, dan membuat
kulit menjadi iritasi. Usahakan mengganti celana dalam minimal 2 kali dalam sehari.
Keringat tidak akan terserap dengan baik, dan menjadikan area kewanitaan menjadi
lembab, dan membuat tempat kuman, bakteri, dan jamur bersarang.
5. Tips mencuci celana dalam
Seringkali saat menstruasi adanya noda darah atau bercak darah pada celana dalam dan
terkadang sulit untuk dihilangkan. Untuk mengatasi hal ini, celana dalam dicuci dengan
air hangat dan sabun mandi akan membantu menghilangkan noda tersebut. Jika sulit
menghilangkannya, lebih baik merendam celana dalam terlebih dahulu selama setengah
jam sebelum dicuci.
6. Pemanfaatan pembalut
Menurut Panduan Manajemen Kebersihan Menstruasi bagi Guru dan Orang Tua, antara
lain :
a. Pada saat menstruasi pakailah pembalut untuk menampung darah yang keluar dari
vagina. Pembalut yang baik adalah tidak mengandung parfume atau wewangian.
b. Gunakan pembalut sesuai jenisnya, pembalut sekali pakai adalah pembalut yang tidak
dapat digunakan kembali dan harus dibuang setelah digunakan. Pembalut pakai ulang
terbuat dari kain, bisa dicuci, dan dapat digunakan kembali. Hindari penggunaan daun,
tisu, kain kotor, atau Koran.
c. Pembalut sebaiknya diganti setiap 4-5 jam sekali dan bisa lebih sering apabila darah
yang keluar banyak. Waktu yang dianjurkan bagi anak usia sekolah yaitu saat mandi
pagi, saat di sekolah, setelah pulang sekolah, mandi sore, dan sebelum tidur. Pembalut
harus sering diganti untuk menghindari banyaknya penaykit yang akan muncul.
d. Selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah mengganti pembalut.
e. Pembalut sekali pakai harus dibuang setelah diguanakan. Bungkus pembalut dengan
kertas atau kantung plastik dan masukan ke tempat sampah. Jangan membuang
pembalut ke dalam lubang kloset.
Lampiran 6. Media Video Edukasi

Link Video : https://youtu.be/WnCLnh71NvY


Lampiran 7. Surat Izin Peneliti
Hasil Swab Antigen Peneliti
Lampiran 8. Surat Kaji Etik
Lampiran 9. Biodata Peneliti

BIODATA PENELITI

1. Identitas Diri Peneliti


Nama Lengkap : Uswatun Hasanah
Jenis Kelamin : Perempuan
NIM : P3.73.24.1.17.058
Tempat, Tanggal Lahir : Bekasi, 21 Maret 1999
E-mail : u.hassanah@hotmail.com
No. Telepon/Hp : 082-114-048-855
Alamat Rumah : Jalan Kutilang Blok D No.45 Rt 02/Rw 04, Jaka Mulya, Bekasi
Selatan
2. Riwayat Pendidikan
2005 – 2011 : SDN Klender 23 Petang, Jakarta Timur
2011 – 2014 : SMPIT Al-Binaa Islamic Boarding School, Karawang
2014 – 2017 : SMAI Darussalam, Bekasi Selatan
2017 – Sekarang : Program Studi Pendidikan Profesi Bidan Program
Sarjana Terapan Jurusan Kebidanan Poltekkes Jakarta III
Lampiran 10. Lembar Bimbingan

LEMBAR BIMBINGAN SKRIPSI


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN
PROGRAM SARJANA TERAPAN
JURUSAN KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III

NAMA MAHASISWA : Uswatun Hasanah


NIM : P3.73.24.1.17.058
NAMA PEMBIMBING PERTAMA : Sri Sukamti, S.Kp, MKM

NO HARI/ MATERI REKOMENDASI PARAF


TANGGAL BIMBINGAN
1 Kamis, 14 PSP dan Menambahkan pertanyaan ke
Januari Kuesioner dalam kuesioner,
2021 Menambahkan kuesioner
karakteristik responden
2 Jumat, 15 Studi Lakukan wawancara dengan
Januari pendahuluan siswi lebih dalam mengenai
2021 masalah pada kebersihan diri
saat menstruasi
3 Rabu, 20 Judul dan Latar Revisi kalimat pada judul,
Januari belakang Menambahkan data dalam latar
2021 belakang
4 Kamis, 21 Bab 1 – Bab 3 Revisi kerangka konsep dengan
Januari variable confounding, definisi
2021 operasional dengan variable,
dan Segera mencari tahu jumlah
populasi
5 Senin, 25 Bab 3 mengubah teknik sampling
Januari yang lebih tepat
2021
6 Selasa, 26 Perbaikan dari revisi tabel definisi operasional,
Januari sebelumnya membenarkan kata dan kalimat
2021
7 18 Februari Bab 1, 2, dan 3 Perbaiki Tujuan Khusus
2021 Perbaiki Hipotesis
Perbaiki cara pengambilan
sampel dalam penelitian
tersebut
8 25 Februari Kuesioner Setelah melakukan validitas
2021 kuesioner, hilangkan kuesioner
jika sudah ada pertanyaan yang
mewakilkan
9 5 Mei 2021 Bab 4 Perbaiki tabel hasil olah data
SPSS
Perbaiki judul tabel dari hasil
olah data
Kaitkan teori dalam
pembahasan hasil penelitian
10 9 Juni 2021 Bab 4 dan 5 Perbaikan sub judul dari
pembahasan
Perbaiki kesimpulan dan saran
Perbaiki tata penulisan skripsi
11 10 Juni Pengajuan Sudah ACC dan dapat sidang
2021 Sidang Skripsi akhir skripsi
LEMBAR BIMBINGAN SKRIPSI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN
PROGRAM SARJANA TERAPAN
JURUSAN KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III

NAMA MAHASISWA : Uswatun Hasanah


NIM : P3.73.24.1.17.058
NAMA PEMBIMBING KEDUA : Wa Ode Hajrah, SST, M.Kes

NO HARI/ MATERI REKOMENDASI PARAF


TANGGAL BIMBINGAN

1 Jumat, 15 Judul Revisi kalimat pada judul skripsi


Januari 2021 Penelitian dan
Bab 1

2 Sabtu, 16 Bab 1 Munculkan permasalahan yang


Januari 2021 lebih mendalam pada latar
belakang

3 Senin, 19 Bab 2 Revisi urutan materi pada Bab 2


Januari 2021

4 Rabu, 21 Bab 3 Tentukan populasi yang akan


Januari 2021 digunakan dan revisi kriteria
inklusi

5 Minggu, 24 Kuesioner dan Revisi abstrak dengan


Januari 2021 Abstrak memunculkan permasalahannya

6 20 Februari Kuesioner Perbaiki kalimat dengan yang


2021 lebih mudah untuk dipahami
oleh sasaran

88

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


7 28 Mei 2021 Bab 4 dan 5 Perbaiki penulisan abstrak

Tambahkan lampiran kode etik


penelitian

8 6 Juni 2021 Bab 1 - 5 Perbaiki penulisan

Perbaiki tabel hasil penelitian

9 9 Juni 2021 Abstrak Masukan masalah yang lebih


terlihat dan berkaitan

10 11 Juni 2021 Pengajuan ACC dapat ujian Sidang akhir


sidang skripsi skripsi

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


Lampiran 11. Dokumentasi

Pemberian Intervensi dengan Video Edukasi

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


Lampiran 12. Output SPSS
Hasil SPSS

Reliabilitas

Kuesioner Pengetahuan

Case Processing Summary

N %
Cases Valid 33 100.0
Excludeda 0 .0
Total 33 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.722 21

Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Total Correlation Deleted
p1 26.76 60.689 .448 .713
p2 27.15 59.508 .428 .709
p3 27.12 58.860 .513 .705
p4 26.76 61.064 .374 .715
p5 27.15 59.758 .395 .710
p6 26.76 62.189 .156 .721
p7 27.03 59.530 .436 .709
p8 27.03 59.780 .402 .710
p9 27.09 58.960 .502 .706
p10 27.00 59.625 .431 .709
p11 26.94 58.809 .571 .704

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


p12 26.88 59.360 .532 .707
p13 26.82 60.028 .483 .710
p14 27.00 59.250 .482 .707
p15 26.79 59.985 .531 .709
p16 27.27 59.580 .437 .709
p17 26.85 62.070 .133 .722
p18 26.82 61.403 .254 .718
p19 26.94 58.934 .553 .705
p20 26.76 63.689 -.130 .729
Skor_Total 13.82 15.778 1.000 .792

Analisis Univariat

Frequencies

Statistics

Keterpapan Sumber
Informasi Informasi
N Valid 66 66
Missing 0 0

Keterpaparan Informasi

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Belum Terpapar 53 80.3 80.3 80.3
Sudah Terpapar 13 19.7 19.7 100.0
Total 66 100.0 100.0

Sumber Informasi

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Mendapat Informasi 53 80.3 80.3 80.3
Media Informasi 8 12.1 12.1 92.4
Keluarga 3 4.5 4.5 97.0
Teman 2 3.0 3.0 100.0
Total 66 100.0 100.0

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Pre-test Kelompok Intervensi 33 50 100 74.81 12.051
Post-test Kelompok 33 56 100 90.34 8.571
Intervensi
Pre-test Kelompok Kontrol 33 56 94 76.33 10.217
Post-test Kelompok Kontrol 33 69 100 87.31 9.042
Valid N (listwise) 33

Uji Normalitas

Descriptive

Kelompok Statistic Std. Error


Pengetahuan Pre-Test Kelompok Mean 74.81 2.098
Intervensi 95% Confidence Interval Lower Bound 70.54
for Mean Upper Bound 79.08

5% Trimmed Mean 74.93


Median 75.00
Variance 145.227

Std. Deviation 12.051


Minimum 50
Maximum 100

Range 50
Interquartile Range 13

Skewness -.038 .409


Kurtosis -.332 .798
Post-Test Kelompok Mean 90.34 1.492
Intervensi 95% Confidence Interval Lower Bound 87.30
for Mean Upper Bound 93.38
5% Trimmed Mean 91.15

Median 93.75
Variance 73.464

Std. Deviation 8.571


Minimum 56
Maximum 100

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


Range 44
Interquartile Range 6
Skewness -1.988 .409

Kurtosis 6.752 .798


Pre-Test Kelompok Mean 76.33 1.779
Kontrol 95% Confidence Interval Lower Bound 72.70
for Mean Upper Bound 79.95
5% Trimmed Mean 76.47

Median 75.00
Variance 104.389
Std. Deviation 10.217

Minimum 56
Maximum 94
Range 38
Interquartile Range 16
Skewness -.272 .409
Kurtosis -.652 .798
Post-Test Kelompok Mean 87.31 1.574
Kontrol 95% Confidence Interval Lower Bound 84.10
for Mean Upper Bound 90.52
5% Trimmed Mean 87.50
Median 87.50
Variance 81.750
Std. Deviation 9.042
Minimum 69
Maximum 100
Range 31
Interquartile Range 13
Skewness -.142 .409
Kurtosis -.987 .798

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Kelompok Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Pengetahuan Pre-Test Kelompok .177 33 .010 .954 33 .175
Intervensi

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


Post-Test Kelompok .230 33 .000 .793 33 .000
Intervensi

Pre-Test Kelompok .145 33 .074 .948 33 .114


Kontrol
Post-Test Kelompok .156 33 .041 .925 33 .025
Kontrol

Analisis Bivariat

Wilcoxon Signed Ranks Test

Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
Post-Test Kelompok Negative Ranks 2a 4.50 9.00
Intervensi - Pre-Test Positive Ranks 29b 16.79 487.00
Kelompok Intervensi Ties 2c
Total 33
a. Post-Test Kelompok Intervensi < Pre-Test Kelompok Intervensi
b. Post-Test Kelompok Intervensi > Pre-Test Kelompok Intervensi
c. Post-Test Kelompok Intervensi = Pre-Test Kelompok Intervensi

Test Statisticsa

Post-Test Kelompok Intervensi - Pre-


Test Kelompok Intervensi
Z -4.713b
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on negative ranks.
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
Post-Test Kelompok Kontrol Negative Ranks 2a 5.00 10.00
- Pre-Test Kelompok Kontrol Positive Ranks 28b 16.25 455.00
Ties 3c
Total 33
a. Post-Test Kelompok Kontrol < Pre-Test Kelompok Kontrol
b. Post-Test Kelompok Kontrol > Pre-Test Kelompok Kontrol
c. Post-Test Kelompok Kontrol = Pre-Test Kelompok Kontrol

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


Test Statisticsa

Post-Test Kelompok Kontrol - Pre-Test


Kelompok Kontrol
Z -4.634b
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on negative ranks.

Mann Whitney Test

Ranks
Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
Post-Test Pengetahuan Kelompok Intervensi 33 37.15 1226.00
Kelompok Kontrol 33 29.85 985.00
Total 66

Test Statisticsa

Post-Test Pengetahuan
Mann-Whitney U 424.000
Wilcoxon W 985.000
Z -1.587
Asymp. Sig. (2-tailed) .013
a. Grouping Variable: Kelompok

Hubungan antara Varibel Confounding terhadap Variabel Pengetahuan

Mann Whitney Test

Kelompok Intervensi

Variabel Keterpaparan Informasi

Ranks
Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


Skor Belum Terpapar 29 15.00 435.00
Pengetahuan Sudah Terpapar 4 31.50 126.00
Total 33

Test Statisticsa
Karakteristik
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 435.000
Z -5.657
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .000b
a. Grouping Variable: Kelompok
b. Not corrected for ties.

Variabel Sumber Informasi

Ranks
Sumber Informasi N Mean Rank Sum of Ranks
Skor Pengetahuan Tidak Mendapat Informasi 24 12.50 300.00
Keluarga 9 29.00 261.00
Total 33

Test Statisticsa
Kelompok
Kontrol
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 300.000
Z -5.657
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .000b
a. Grouping Variable: Sumber Informasi
b. Not corrected for ties.

Kelompok Kontrol

Variabel Keterpaparan Informasi

Ranks

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
Skor Belum Terpapar 24 12.50 300.00
Pengetahuan Sudah Terpapar 9 29.00 261.00
Total 33
a
Test Statistics
Karakteristik
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 300.000
Z -5.657
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .000b
a. Grouping Variable: Kelompok
b. Not corrected for ties.

Variabel Sumber Informasi


Ranks
Sumber Informasi N Mean Rank Sum of Ranks
Skor Pengetahuan Tidak Mendapat Informasi 24 12.50 300.00
Keluarga 9 29.00 261.00
Total 33

Test Statisticsa
Kelompok
Kontrol
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 300.000
Z -5.657
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .000b
a. Grouping Variable: Sumber Informasi
b. Not corrected for ties.

Poltekkes Kemenkes Jakarta III

Anda mungkin juga menyukai