cukup tua. Berdiri sejak abad ke-18 tepatnya tahun 1770 M. Menurut catatan
sejarah bahwa tokoh ulama yang pertama kali mendirikan pesantren ini
adalah seorang mufti besar kesultanan Cirebon bernama Kiai Haji Muqoyyim
yang sekarang. Dan atas petunjuk Allah Swt, lokasi pesantren bergeser tidak
Belanda pada waktu itu yang terus menerus menindas rakyat dengan berbagai
Kanoman dan pergi ke bagian Cirebon timur selatan untuk mencari tanah
perkampungan yang cocok dengan hati nuraninya. Dan di tempat itulah yaitu
1
A Zaini Hasan, Perlawanan dari Tanah Pengasingan; Kiai Abbas, Pesantren Buntet
dan Bela Negara. (Yogyakarta: LKiS, 2014), 30
63
64
Islam.
Belanda, maka Mbah Muqoyyim dan keluarga beserta para santri pindah ke
gagal lagi.4
2
Munib Rowandi Amsal Hadi, Kisah-kisah dari Buntet Pesantren, (Cirebon: Kalam,
2012), 6. Lihat juga, A Zaini Hasan, Perlawanan dari Tanah Pengasingan…, 20-21
3
Munib Rowandi Amsal Hadi, Kisah-kisah dari Buntet Pesantren, 11
4
Munib Rowandi Amsal Hadi, Kisah-kisah dari Buntet Pesantren, 16
65
Jawa Tengah.6
yang mematikan). Banyak sekali masyarakat yang menjadi korban, baik dari
5
Munib Rowandi Amsal Hadi, Kisah-kisah dari Buntet Pesantren, 17
6
Munib Rowandi Amsal Hadi, Kisah-kisah dari Buntet Pesantren, 18
7
Munib Rowandi Amsal Hadi, Kisah-kisah dari Buntet Pesantren, 24
8
Munib Rowandi Amsal Hadi, Kisah-kisah dari Buntet Pesantren, 25
66
tersebut. Dan dengan izin Allah Swt, wabah to`un dapat diatasi. Melihat
yang sudah hancur lebur dibombardir oleh Belanda. Namun kali ini
tempatnya berubah yaitu sekitar 200 m kearah timur yaitu di Blok Manis
Berbagai kegiatan seperti pengajian dan keterampilan bela diri diajarkan oleh
dipenuhi santri dari bergabagai kalangan dan daerah, Mbah Muqoyyim begitu
bondong banyak orang yang belajar kepada Mbah Muqoyyim. Materi yang
9
Munib Rowandi Amsal Hadi, Kisah-kisah dari Buntet Pesantren, 25
10
Munib Rowandi Amsal Hadi, Kisah-kisah dari Buntet Pesantren, 27
11
Munib Rowandi Amsal Hadi, Kisah-kisah dari Buntet Pesantren, 28
12
Munib Rowandi Amsal Hadi, Kisah-kisah dari Buntet Pesantren, 6
67
Ada dua bukti fisik yang masih bisa ditemui sampai sekarang yang
pesantren di Kedung Malang (Bulak Kulon), yaitu makam santri 13 dan sumur
banyak santri yang datang untuk belajar pada beliau. Para santri banyak yang
mondok karena Mbah Muqoyyim terkenal sangat alim. Ketika beliau menjadi
Belanda. Selain itu, para santri sudah terbiasa dengan hidup mandiri. Mbah
untuk berkhalwat taqarrub kepada Allah Swt, tiga tahun riya>d}ah berpuasa
13
Menurut cerita yang berkembang di masyarakat, makam santri adalah makam seorang
santri kiai Muqoyyim asal Indramayu yang meninggal karena kecelakaan. Konon karena
kecelakaan itulah lalu desa itu disebut dengan nama Kedung Malang. Kedung artinya daerah
sungai yang dalam, sedang malang artinya celaka.
14
Munib Rowandi Amsal Hadi, Kisah-kisah dari Buntet Pesantren, 8
15
Munib Rowandi Amsal Hadi, Kisah-kisah dari Buntet Pesantren, 8-9
68
Pesantren dan sekitarnya, tiga tahun untuk keselamatan anak cucunya, dan
dirinya saja tetapi lebih dari itu, beliau lebih mengutamakan masyarakatnya,
Sampai sekarang makam atau pesarean Mbah Muqoyyim dan kiai Ardi
membela rakyat kecil, dan sampai kapanpun harus membela agama Allah dan
sepuh ini berturut-turut hingga sekarang dipimpin oleh kiai yang dikenal khos
mendirikan desa-desa di lingkungan Buntet Pesantren adalah para kiai dan keluarga Buntet
Pesantren”. Munib Rowandi Amsal Hadi, Kisah-kisah dari Buntet Pesantren, 10
70
kali anyar; dan sebelah selatan berbatasan dengan blok Kiliyem Desa
Sida Mulya.
jenis apapun. Lantaran jalan yang menuju ke lokasi itu, sejak lama
terlewati kendaraan umum (bus, elf dan truk) dari Ciledug menuju ke
Cirebon; bahkan bus atau truk dari arah Jawa Tengah menuju ke Jakarta
antara dua Desa: + 80% Pesantren ini menjadi wilayah administratif desa
Mertapada Kulon dan sisanya bagian barat milik Desa Munjul. Pesantren
yang lalu, penduduk pesantren ini makin lama makin berkembang dan
Wilayah Buntet Pesantren ini mirip sebuah desa yang cukup luas,
tetapi bukanlah nama Desa Buntet. Sebab Desa Buntet yang memiliki
kepala desa berlokasi sebelah utara. Adapun posisi pesantren ini terletak
di antara dua desa, desa Mertapada dan desa Munjul. Sebelah utara
Pesantren ini dibatasi oleh Buntet Desa; sebelah timur Desa Mertapada
(LPI); Sebelah Selatannya adalah Desa Kiliyem dan sebelah Barat adalah
Desa Munjul.19
ini terbukti dengan banyaknya pusat pendidikan baik yang formal seperti
yaitu:
9. Madrasah Ibtidaiyah
19
http://www.buntetpesantren.org/p/tentang-buntet-pesantren.html
72
Abbas
Hisyam
Fuad Hasyim
Khaeriyah
Shobieh M
Abkari
10. Pondok Pesantren al-Markazi yang di asuh oleh K.H Abbas Shobieh
Hasanuddin Kriyani
13. Pondok Pesantren Daarus salam yang di asuh oleh Ny.H Chumaesoh
14. Pondok Pesantren Daarul Hijroh yang di asuh oleh K.H Fahim
Royandi
19. Pondok Pesantren Daarul Nikmah yang di asuh oleh K.H Drs
Majduddin
20. Pondok Pesantren Daarul Qur`an yang di asuh oleh Ny.H Ro`fan
Fuad Zen
21. Pondok Pesantren al-Inaroh yang di asuh oleh K.H Drs Adib
Rofi`uddin Izza
22. Pondok Pesantren al-Inayah yang di asuh oleh K.H Abdullah Syarif
23. Pondok Pesantren al-Falah yang di asuh oleh K.H Drs. Abdul Basith
Zen.
Baidlowi Yusuf.21
gramatika bahasa arab, dan karya-karya akhlak maupun tasawuf dan fiqh
Buntet ini cukup unik karena komunitasnya yang homogen; antara santri
dan penduduk asli pesantren ini sulit dibedakan, terutama bila dipandang
oleh orang lain. Orang yang mengenal Buntet sebagai sebuah pesantren,
22
http://www.buntet pesantren.org/p/tentang-buntet-pesantren.html
75
Buntet, hampir seluruh kiai di Pesantren ini adalah anak cucu dari
Kedua, masyarakat biasa. Asal mula mereka adalah para santri atau
Penduduk Buntet Pesantren yang bukan dari turunan kiai ini dulunya
siang para santri disibukkan dengan belajar di sekolah formal, dan malam
23
http://www.buntet pesantren.org/p/tentang-buntet-pesantren.html
24
Magersari adalah sebutan bagi penduduk Buntet Pesantren yang bukan keturunan kiai,
yang merupakan masyarakat biasa (second class).
25
http://www.buntetpesantren.org/p/tentang-buntet-pesantren.html
76
Ulama atau kiai merupakan elemen yang paling esensial dari suatu
pribadi kiainya. Perlu ditekankan bahwa ahli hukum Islam dikalangan umat
Islam disebut ulama. Di Jawa ulama yang memimpin pesantren disebut kiai.
pesantren. Dengan kaitan yang sangat kuat dengan tradisi pesantren, gelar
kiai biasanya dipakai untuk menunjuk para ulama dari kelompok Islam
tradisional.
cukup esensial. Laksana jantung bagi kehidupan manusia begitu urgen dan
dari sebuah pesantren. Oleh karena itu, pertumbuhan suatu pesantren sangat
kita melihat adanya banyak pesantren yang bubar, lantaran ditinggal wafat
kepemimpinannya.26
hanya karena faktor pendidikan tidak dapat menjamin bagi seseorang untuk
26
http://eprints.walisongo.ac.id/1484/4/105112054_Tesis_Bab2.pdf.
77
memperoleh predikat kiai, melainkan faktor bakat dan seleksi alamiah yang
lebih menentukannya.
kedudukan yang tidak terjangkau oleh kebudayaan orang awam, atau dalam
istilah lazimnya disebut ”kiai khas” sehingga dalam beberapa hal mereka
Salah satu ulama (kiai) pendiri Buntet Pesantren yaitu K.H Abbas.
Beliau bukan hanya seorang ulama tapi juga merupakan guru tarekat,
kemerdekaan tanah air yang tidak sedikit andilnya bagi bangsa dan tanah
merupakan bagian dari kelompok elite dalam struktur sosial, politik, dan
ekonomi masyarakat. Sebab sebagai suatu kelompok, para kiai yang memiliki
atau kedudukan yang menonjol, baik pada tingkat lokal maupun nasional.
kehidupan sosial, tidak hanya dalam kehidupan keagamaan tetapi juga dalam
soal politik.
Tuhan, tetapi juga hampir semua hubungan sosial dan personal. Sehingga
dengan demikian memberikan kekuasaan yang sangat luas kepada para kiai
mereka sangat kuat. Para kiai yang memimpin sebuah pesantren yang besar
Indonesia dan sebagai hasilnya mereka diterima sebagai bagian dari elite
29
A Zaini Hasan, Perlawanan dari Tanah Pengasingan…, 88-89
30
Zamakhsyari Dofier, Tradisi Pesantren: Studi…, 57
79
pemerintahan.
Cirebon merupakan salah satu tempat tujuan untuk menggali ilmu bagi
kalangan santri maupun umum. Karena Cirebon adalah kota wali yang di
pesantren Buntet umumnya para santri ini berasal dari wilayah tiga Cirebon,
namun ada juga yang berasal dari luar daerah bahkan luar pulau jawa seperti
Sumatera, Nusa Tenggara, bahkan ada yang dari Irian Jaya. Mereka semua
dan lain-lain kepada para santri, khususnya para santri yang tinggal di asrama
Kegiatan kiai dan ibu nyai di pondok pesantren setiap harinya tak
ubahnya seperti gerakan jarum jam yang bergerak terus secara kontinyu dari
angka yang satu ke angka yang lainnya, begitu seterusnya. Begitu pula
dengan kiai dan ibu nyai bergerak terus memberikan pelayanan secara
Melayani para santri yang hendak mengaji, melayani tamu yang datang
kiai dengan seksama penuh keihlasan. Hampir semua kiai di pesantren Buntet
31
Contohnya Yaitu K.H Nahduddin Abbas, Yang Menjadi Staff Kedubes RI di London
Inggris.
32
A Zaini Hasan, Perlawanan dari Tanah Pengasingan…, 145-146
80
baik yang sepuh maupun usia muda yang terlibat aktif menggelar pengajian di
masyarakat dari berbagai tingkatan dan sesuai kemampuan yang dimiliki para
kiai/ibunyai.33
tahapan sebagai berikut: pertama, putranya mengaji kepada orang tua dan
dalam dua kelompok yaitu, kiai pendatang dan kiai keturunan mbah
Muqayim. Kiai pendatang adalah mereka yang bukan penduduk atau bukan
keturunan mbah Muqayim, melainkan santri atau orang lain yang karena
keturunan mbah Muqayim adalah mereka yang secara langsung atau tidak
langsung, ada garis keturunan dengan mbah Muqayim baik yang ada di dalam
maupun yang ada di luar komplek pondok pesantren Buntet seperti antara
33
A Zaini Hasan, Perlawanan dari Tanah Pengasingan…, 114
81
pesantren Buntet.34
Bagi masyarakat Buntet ucapan atau fatwa dari ulama bobotnya lebih
besar jika dibandingkan dengan orang yang menyandang gelar gelar sarjana
atau profesor. Oleh karena itu peran ulama bagi masyarakat hususnya
sekarang dan yang akan dating para ulama tetap menjadi panutan bagi
masyarakat, demi untuk kemajuan dan kejayaan Islam di muka bumi ini.
ilmu bagi kalangan santri maupun umum. Secara keseluruhan aktifitas sehari-
hari ini diatur oleh tema sentral bersama, yaitu membimbing para santri agar
menjadi individu yang taat dan berpengetahuan luas, berguna bagi diri
sendiri, orang tua, bangsa dan agama. Demi mencapai tujuan ini sebagian
yang terkenal adalah Pondok Pesantren Buntet. Berikut ini penulis akan
Buntet. Di antaranya:
34
Suteja, Buntet Pesantren, dalam https://rajasambel90.wordpress.com/2010/10/11/buntet-
pesantren/. Diposkan pada tanggal 11 oktober 2010. Diunduh pada tanggal 22 januari 2015 pukul
23.00 Wib
82
dari pernikahan tersebut beliau dikaruniai 6 orang putra dan putri, yaitu:
Pesantren, dan pensiun pada tahun 2010. Namun walaupun sudah pensiun,
35
KH. Hasanuddin Kriyani, pengasuh Pondok Pesantren asy-Syakiroh Buntet kec.
Astanajapura Kab. Cirebon. Wawancara pada tanggal 23-01-2015
36
K.H Ahmad Mansur, Tokoh Masyarakat dan Imam Masjid Jami` Buntet Pesantren,
Wawancara pada tanggal 14-01-2015
83
Pesantren.
juga merupakan imam masjid jami` Buntet Pesantren. Beliau yang selalu
mengajak seluruh masyarakat baik warga Buntet maupun para santri yang
sholat lima waktu secara berjamaah. Atas jasa beliau, kini masjid jami`
sholat jamaah.
beliau yaitu K.H Izzuddin AZ dan ibunya bernama Nyai Hj. Nihayati.
Kewibawaan beliau bukan dilihat karena beliau adalah seorang anak kiai,
37
K.H Adib Rofiuddin Izza, pengasuh Pondok Pesantren al-Inaroh Buntet kec.
Astanajapura Kab. Cirebon. Wawancara pada tanggal 05-02-2015
84
ingin anak-anaknya tidak disiplin waktu apalagi tidak disiplin tentang ilmu
maka dari itu, pada umur 9 tahun, kiai Adib Rofiuddin Izza dapat
nya K.H. Izzuddin AZ dan kakeknya K.H. Ahmad Zaid. Tidak hanya itu
K.H. Adib Rofiuddin Izza juga dituntut untuk mengaji kepada kiai-kiai
lainnya.
hukum.
Syuriah. Pada tahun 1997, K.H. Adib Rofiuddin Izza menjadi Penasehat
Robit}oh Islamiyah Jawa Barat. Pada tahun 1999, K.H. Adib Rofiuddin
85
sekarang, dan pada tahun 2004 K.H. Adib Rofiuddin Izza menjadi Rois
Syuria PBNU.
dari mulai ilmu nahwu shorof sebagai ilmu alat sampai ilmu fiqih, tauhid
sebagai ilmu terapan, kitab-kitab yang beliau kaji yaitu: Al-Jurumiyah, al-
Amrithi, Alfiyah karya Ibnu Malik dibidang ilmu gramatika. Kiai Adib
Kiai Adib tidak puas hanya mengkaji kitab-kitab nahwu dan fiqih,
tetapi juga mengkaji kitab-kitab tafsir seperti tafsir Jalalain, tafsir Ibnu
K.H Adib Rofiuddin Izza menikah dengan Nyai Hj. Syarifah Lutfiah
binti K.H Abdul Chamid Anas pada tanggal 13 desember 1991 dengan No
Keluarga K.H Adib Rofiuddin Izza masih kerabat dekat dengan para
yang ada bukan karena ingin dilihat tapi karena tuntutan agama dan ajaran
juni 1963. Seperti halnya K.H Adib Rofiuddin Izza, kehidupan beliau juga
belakang pesantren.
Putra Buntet Pesantren lulus pada tahun 1979, dan melanjutkan di MAN
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan lulus pada tahun 1989, dan
39
Drs. H. Ilham Suhrowardi, M.H, salah satu pengasuh Pondok Pesantren al-Khiyaroh
Buntet kec. Astanajapura Kab. Cirebon. Wawancara pada tanggal 11-01-2015
87
yaitu: kitab al-Bajuri, kitab I`anatut Talibin, Fath}ul Ba>ri, Fiqih Sunnah
dan sebagainya.
Fabi Kriyan Ardani, Muhammad Izzul Aulia dan Ifada Putri Arizza.
juni 1972. Beliau merupakan putra kedua dari ayahnya yang benama KH
40
K.H. Mohammad Farid NZ, salah satu pengasuh Pondok Pesantren al-Khiyaroh Buntet
kec. Astanajapura Kab. Cirebon. Wawancara pada tanggal 17-01-2015
88
Negeri (MAN) Buntet, Lulus tahun 1991. Pada tahun yang sama ayah
beliau yaitu K.H Nasiruddin AZ meninggal dunia. Pada tahun 1992 beliau
diserahkan kembali oleh K.H Adib Rofiuddin Izza kepada beliau. Selain
menjadi pengasuh dan pendidik para santri putra dan putri di Pondok
merupakan sepupu, yang mana K.H Baidlowi Yusuf adalah uwa dari
beliau dan kakak kandung dari ibunya yaitu Ny. H Yatimah. Dari hasil
- M. Rajif Farnaz.