Anda di halaman 1dari 14

SISTEM GASTROINTESTINAL

A. Pengertian
Saluran gastrointestinal (GI) merupakan serangkaian organ muskular
berongga yang dilapisi oleh membran mukosa (selaput lendir). Saluran
gastrointestinal adalah jalur panjang yang total panjangnya mencapai 23 sampai
26 kaki, yang berjalan dari mulut melalui esofagus, lambung dan usus sampai
anus. Sistem pencernaan terdiri dari saluran pencernaan meliputi tuba muskular
panjang yang merentang dari mulut sampai anus, dan organ-organ lain seperti
gigi, lidah, kelenjar saliva, hati, kandung empedu, dan pankreas.

B. Fungsi Sistem Gastrointestinal


Fungsi utama dari sistem pencernaan adalah menyediakan air, garam,
mineral, dan elektrolit bagi tubuh dari nutrien yang telah dicernna sehingga
nustrisi tersebut siap untuk diabsorpsi. Memecahkan partikel makanan ke dalam
bentuk molekul yang siap dicerna, mengabsorpsi hasil pencernaan ke dalam
darah, dan mengeliminasi makanan yang tidak dicerna. Sistem pencernaan bekerja
dari proses mengunyah dan menelan serta proses lainnya yang berperan dalam
mengubah makanan ke dalam bentuk yang dipergunakan oleh sel dan membuang
sampah metabolisme.
Pencernaan ini terjadi secara mekanik dan kimia. Pencernaan ini melalui
beberapa proses, adapun proses dalam pencernaan sebagai berikut:
1.      Ingesti
Ingesti merupakan proses dimana makanan masuk ke dalam mulut.
2.      Pemotongan dan penggilingan
Proses pemotongan dan penggilingan ini terjadi setelah makannan masuk kedalam
mulut, sehingga makanan tersebut di potong dan digiling oleh gigi secara
mekanik. Kemudian setelah makan terpotong-potong makanan tersebut bercampur
dengan enzim yang dihasilkan oleh kelenjar saliva.2
3.      Peristaltis
Peristaltis merupakan gelombang kontraksi otot polos involunter yang
menggerakan makanan sehingga makanan tersebut tertelan melalui saluran
pencernaan. Gerakan ini berlangsung setelah makanan masuk ke dalam faring.
Trakea tertutup sedangkan esofgus terbuka, kemudian gelombang peristaltic yang
cepat dari faring memaksa bolus makanan masuk ke dalam esofagus.2
4.      Digesti
Digesti adalah proses hidrolisis kimia atau penguraian dari molekul yang lebih
besar menjadi molekul-molekul kecil. Sehingga molekul-molekul ini bisa
diabsorpsi oleh usus halus.2
5.      Absorpsi
Absorpsi merupakan proses penyerapan sari-sari makanan oleh usus halus.
Sehingga sari-sari makanan tersebut masuk ke dalam aliran darah dan di edarkan
ke seluruh bagian tubuh.2
6.      Egesti
Egesti atau yang biasa disebut dengan defekasi adalah proses eliminasi zat-zat sisa
yang tidak dicerna atau sisa dari proses pencernaan, dalam bentuk feses dari
saluran pencernaan.2

C.     Bagian-bagian sistem gastrointestinal.


Sistem gastrointestinal terdiri atas beberapa organ atau bagian yaitu, sebagai
berikut:
1.      Mulut

Mulut adalah rongga lonjong pada permulaan


saluran percernaan. Terdiri atas dua bagian, bagian luar yang sempit, atau
vestibula, yaitu ruang di antara gusi serta gigi dengan bibir dan pipi, dan bagian
dalam, yaitu rongga mulut yang dibatasi di sisi-sisinya oleh tulang maxilaris dan
semua gigi, dan di sebelah belakang bersambung dengan awal faring. 3 Mulut atau
rongga oral berisi organ aksesori yang berfungsi pada proses awal pencernaan.

a.       Bibir
Bibir tersususn atas otot rangka (orbikularis mulut) dam jaringan ikat. Bibir
mrupakan organ yang berfungsi untuk menerima makanan. Adapun bagian-bagian
dari bibir, yaitu:
1.      Permukaan luar bibir
Permukaan luar bibir ini dilapisi oleh kulit yang mengandung folikel rambut,
kelenjar keringat, dan kelenjar sebasea.
2.      Area transisional
Area transisional memiliki epidermis transparan. Bagian ini terlihat merah karena
dilewati oleh banyak kapiler yang dapat terlihat.
3.      Permukaan dalam
Permukaan dalam bibir adalah membrane mukosa. Terdapat frenulum labia yang
melekatkan membrane mukosa pada gusi.2
b.      Lidah
Lidah ini dilekatkan di dasar mulut oleh frenulun lingua. Lidah berfungsi untuk
menggerakan makanan saat dikunyah atau di telan dan sebagai pengecap rasa.2
c.       Kelenjar saliva
Kelenjar saliva ini terdiri dari cairan encer yang mengandung enzim dan cairan
kental yang mengandung mukus. Terdapat tiga kelenjar saliva, yaitu:
1.      Kelenjar paratiroid
Kelenjar paratiroid adalah kelenjar saliva terbesar. Kelenjar paratiroid terletak
agak ke bawah dan di depan telinga serta membuka melalui duktus paroid menuju
papilla yang terletak berhadapan dengan gigi molar kedua pada kedua sisi.
2.      Kelenjar submandibular
Kelenjar submandibular kurang lebih besarnya sebesar biji kenari terletak di
permukaan dalam pada mandibula. Membuka melalui duktus Wharton menuju
kedasar mulut pada kedua sisi frenulum lingua.
3.      Kelenjar sublingual
Kelenjar sublingual terletak di dasar mulut dan membuka melalui duktus
sublingual kecil menuju dasar mulut.2
Dari sekresi serosa, terdapat 98% air dan mengandung enzim amilase
yang memecah karbohidrat menjadi maltosa di dalam mulut. Sedangkan sekresi
mukus yang lebih kental mengandung glikoprotein (musin), ion, dan air. Pada
manusia normal, saliva yang di sekresi per menit adalah sebanyak 1 ml. Saliva
yang di sekresi dapat mencapai 1 L samapai 1,5 L dalam 24 jam dengan pH 7,0. 2
Fungsi saliva di antaranya adalah:
1.Melarutkan makanan secara kimia.
2.Melembabkan dan melumasi makanan sehingga dapat ditelan.
3.Amilase pada saliva mengurai zat tepung menjadi maltosa.
d.      Gigi
Gigi merupakan bagian dari rongga oral yang bekerja pada proses awal
pencernaan secara mekanik. Setiap barisan gigi pada rahang membentuk lengkung
gigi. Lengkung bagian atas lebih besar dari daripada bagian bawah sehingga gigi
atas akan menutup gigi bagian bawah. Manusia memiliki dua susunan gigi yaitu,
gigi primer (gigi susu) dan gigi sekunder (permanen). Gigi primer berjmlah 20
gigi dalam setengah lengkung gigi terdiri dari dua gigi seri, satu taring, dan dua
geraham. Gigi sekunder berjumlah 32 buah. Setengah dari lengkung gigi terdiri
dari dua gigi seri, satu taring, dua premolar, dan tiga geraham.2
Gigi tersusun atas mahkota gigi yaitu bagian gigi yang terlihat. Mahkota
dan akar bertemu dengan leher yang diselubungi gingival (gusi). Kemudian ada
membrane periodontal yang menahan gigi di rahang. Mahkota yang melebar
kedalam saluran akar berisi pulpa gigi yang mengandung pembuluh darah. Selain
itu terdapat dentin yang menyelubungi rongga pulpa. Namun, dentin ini tertutupi
pleh email gigi. Email gigi ini tersusun dari 97% zat anorganik ( terutama kalsium
fosfat) yang berfungsi untuk melindungi gigi.2
Pada gigi seri, terdapat di bagian depan rongga mulut berfungsi untuk
memotong makanan yang sedikit lunak dan potongan yang dihasilkan oleh gigi
seri masih dalam bentuk potongan yang kasar, nantinya potongan tersebut akan
dihancurkan sehingga menjadi lebih lunak oleh gigi geraham dengan dibantu oleh
saliva sehingga nantinya dapat memudahkan makanan untuk menuju saluran
pencernaan seterusnya. Gigi taring lebih tajam sehingga difungsikan sebagai
pemotong daging atau makanan lain yang tidak mampu dipotong oleh gigi seri.3
2.      Faring
Faring merupakan jalan untuk masuknya material makanan, cairan dan
udara menuju esofagus. Faring berbentuk seperti corong dengan bagian atasnya
melebar dan bagian bawahnya yang sempit. Dari faring inilah proses menelan
dimulai. Dimulai dari keadaan dimana lidah menekan palatum keras saat rahang
menutup dan mengarahkan bolus ke arah orofaring. Bolus makanan dalam faring
merangasang reseptor orofaring yang mengirim impuls ke pusat menelan dalam
medulla dan batang obat bagian bawah. Sehingga menimbulkan refleks
penutupan semua lubang kecuali esopfagus dan makanan bisa masuk ke dalam
esofagus.2
3.      Esofagus
Esofagus adalah tuba muskular yang panjangnya sekitar 9 sampai 10
inchi (25 cm) dan berdiameter 1 inchi (2,54 cm). Esofagus berawal pada area
laringofaring, melewati diafragma dan membuka ke arah lambung. Esofagus
menggerakan makanan dari faring ke lambung melalui gerak peristaltis. Sfingter
kemudian berkontriksi untuk mencegah regurgitasi isi lambung ke esofagus.2
Dinding esofagus terdiri dari 4 lapis yaitu: mukosa, submukosa,
muskularis propria dan adventisia. Esofagus tidak terdapat lapisan serosa sehingga
merupakan saluran cerna yang unik. Mukosa normal terdiri dari epitel berlapis
pipih, antara muskularis propria dan mukosa terdapat aliran limfatik yang berasal
dari muskularis propria. Muskularis propria terdiri dari otot bergaris dan otot
polos yaitu pada bagian proksimal otot bergaris, bagian tengah otot bergaris dan
polos dan pada bagian distal otot polos. Otot lapisan dalam tersusun sirkuler dan
lapisan luar longitudinal.5
4.      Lambung

Lambung terletak di bagian kiri atas


abdomen tepat di bawah diafragma. Dalam keadaan kosong, lambung berbentuk
tabung J dan bila penuh akan tampak seperti buah alpukat. Lambung terbagi atas
fundus, korpus dan pilorus. Kapasitas normal lambung adalah 1-2 liter. Fundus
adalah bagian atas dari lambung yang menonjol ke sisi kiri. Korpus merupakan
bagian yang terletak di bawah fundus yang membentuk du pertiga dari bagian
lambung. Sedangkan pylorus adalah bagian bawah lambung yang berhubungan
dengan usus halus.2
Sfingter pada kedua ujung lambung mengatur pengeluarn dan
pemasukan lambung. Sfingter kardia, mengalirkan makanan masuk ke lambung
dan mencegah refluks isi lambung memasuki esofagus kembali. Sedangkan
sfingter pilorus akan berelaksasi saat makanan masuk ke dalam duodenum dan
ketika berkontraksi, sfingter ini akan mencegah aliran balik isi usus halus ke
lambung.3
Fungsi lambung dalam proses pencernaan antara lain:
1.      Menyimpan makanan dalam jumlah besar sampai makanan tersebut dapat di
tampung pada bagian bawah pencernaan.
2.      Mencampur makanan tersebut dengan secret lambung sampai ia membentuk
suatu campuran setengah padat yang dinamakan kimus.
3.      Mengeluarkan makanan perlahan-lahan dari lambung masuk ke usus halusdengan
kecepatan yang sesuai untuk pencernaan dan absorpsi oleh usus halus.
Karbohidrat dapat masuk ke usus halus dengan cepat, protein lebih lambat, dan
lemak tetap dalam lambung selama 3 sampai 6 jam.3
Selain itu, lambung juga menskresikan pepsinogen, renin, mucus , dan
gastrin. Pepsinogen yang di hasilkan oleh sel chief diubah menjadi pepsin oleh
asam klorida ( yang disekresikan oleh sel parietal). Pepsin ini menguraikan
protein menjadi polipeptida. Tetapi, pepsinogen hanya bekerja dengan pH di
bawah 5. Enzim lipase mengubah lemak susu menjadi asam lemak dan gliserol.
Rennin berfungsi untuk mengkoagulasikan protein susu. Gastrin berfungsi untuk
merangsang sekresi lambung, meningkatkan motilitas usus dan lambung,
mengkontriksi sfingter esophagus bawah dan merelaksasi sfingter pilorus.2
5.      Usus halus
Usus halus merupakan tuba terlilit yang merentang dari sfingter pylorus
sampai ke katup ileosekal, tempatnya menyatu dengan usus besar. Diameter usus
halus kurang lebih 2,5 cm dan panjangnya 3 sampai 5 meter saat bekerja. Panjang
7 meter pada mayat dicapai saat lapisan muskularis eksterna berelaksasi.2
Duodenum mempunyai panjang sekitar
25 cm sampai 30 cm dan berhubungan dengan lambung, jejunum mempunyai
panjang sekitar 2,5 m, dimana proses digesti kimia dan absorpsi nutrisi terjadi
dalam jejunum sedangkan ileum mempunyai panjang sekitar 3,5 meter.
Disepanjang usus halus terdapat kelenjar usus tubular. Di duodenum terdapat
kelenjar duodenum asinotubular kecil yang membentuk kumparan. 3
Disepanjang membran mukosa usus halus yang diliputi oleh vili.
Terdapat 20 sampai 40 vili persegi glukosa. Vili adalah jutaan tonjolan
menyerupai jari ( tingginya 0,2 mm sampai 1,0 mm) yang memanjang ke lumen
dari permukaan mukosa. Vili merpakan struktur yang memperluas permukaan
reabsorpsi usus halus sampai krang lebih 600 kali.
Selain itu, usus halus juga mensekresi enzim maltase yang berfungsi untuk
menguraikan maltosa menjadi glukosa. Enzim sukrase yang mengubah sukrosa
menjadi glukosa dan fruktosa. Enzim laktase yang mengubah laktosa menjadi
glukosa dan galaktosa. Enzim peptidase yang menguraikan peptide menjadi asam
amino. Dan enzim lipase yang menguraikan monogliserida menjadi asam lemak
dan gliserol. Usus halus berfungsi sebagai akhir dari proses pencernaan. Di usus
halus inilah sari-sari makanan diabsorpsi dan di edarkan ke seluruh tubuh.
Glukosa, asam amino, asam lemak, gliserol, air, vitamin, dan elektrolit diabsorpsi
oleh duodenum dan jejunum melalui transport aktif.
Table jenis enzim dan fungsinya.2
Enzim Sumber skresi Aksi
Karbohidrat
Amilase saliva
Kelenjar saliva Zat tepung menjadi maltosa
(ptialin)
Amilase pankreas Pankreas Zat tepung menjadi disakarida da
maltosa
Maltase Usus halus Maltose menjadi glukosa
Sukrase Usus halus Sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa
Laktase Usus halus Laktosa menjadi glukosa dan galaktos
Lemak
Lipase pankreas Pankreas
Trigiserida menjadi monogliserida dan asam lemak
Lipase usus halus
Usus
Monogliserida
halus menjadi asam lemak dan gliserol
(steapsin)
Protein
Lambung ( pepsinogen
Pepsin diaktivasi oleh HCL Protein menjadi polipeptida
lambung)
Pankreas (tripsinogen
Protein dan peptida menjadi peptida yan
Tripsin diaktivasi oleh
lebih kecil
enterokinase)
Pankreas
Protein dan peptida menjadi peptida yan
Kimotripsin (kimotripsinogen
lebih kecil
diaktivasi oleh tripsin)
Peptidase Usus halus Dipeptida menjadi asam amino

6.      Pankreas
Pankreas merupakan kelenjar majemuk seperti glandula saliva. Pancreas
terletak sejajar lambung dan mengskresikan getahnya ke dalam duodenum
beberapa centimeter dari pilorus. Sel-sel endokrin pancreas mensekresi hormone
insulin dan glukagon. Sel endokrin (asinar) mensekresikan enzim-enzim
pencernaan.2 Pankreas memiliki beberapa fungsi dalam proses pencernaan, yaitu:
1.      Mensekresikan enzim tripsinogen yang diaktivasi menjadi tripsin oleh
enterokinase. Tripsin ini akan menguraikan protein dan polipeptida besar menjadi
polipeptida dan peptide kecil.
2.      Enzim kimotripsin yang diaktivasi oleh kimotripsinogen yang berfungsi untuk
menguraikan protein dan polipeptida besar menjadi polipeptida dan peptide kecil.
3.      Mensekresikan lipase lemak yang berfungsi untuk mengubah lemak menjadi
asam lemak dan gliserol.
4.      Enzim amilase pankreas berfungsi untuk menghidrolisis zat tepung yang tidak
dicerna oleh amilase saliva.3
7.      Hati
Hati adalah organ visceral terbesar yang terletak di bawah kerangka iga.
Beratnya adalah 1,500 gram dan pada saat kondisi hidup warnanya merah tua
karena kaya akan persediaan darah. Hati menerima darah yang teroksigenasi dari
arteri hepatika dan darah yang tidak teroksigenasi serta mengandung nutrien dari
vena hepatika. Hati terbagi menjadi dua lobus yaitu lobus kanan dan lobus kiri.
Lobus kanan memiliki ukuran yang lebih besar dari pada lobus kiri.2
Lobus kanan dan lobus kiri dipisahkan oleh ligament falsiform. Diantara
kedua lobus terdapat portal hepatis yang merupakan jalur masuk dan keluar
pembuluh darah, saraf, dan duktus. Saluran portal, berisi sebuah cabang vena
portal, arteri hepatika, dan duktus empedu yang membentuk lobulus portal.
Fungsi hati dintaranya, yaitu:
1.      Memproduksi empedu
2.      Hati menyimpan glukosa dalam bentuk glikogen dan mengubahnya kembali
menjadi glukosa jika dibutuhkan oleh tubuh.
3.      Mengurai protein dari sel-sel tubuh dan sel darah merah yang rusak.
4.      Menyimpan mineral, seperti zat besi dan vitamin larut lemak.
5.      Menyimpan darah untuk sekitar 30% curah jantung dan bersama dengan limfa
mengatur volume darah yang diperlukan tubuh.2
Empedu yang dihasilkan oleh sel hati akan memasuki kanalikuli empedu
dan akan disimpan di kandung empedu. Empedu adalah larutan berwarna kuning
kehijauan yang terdiri dari 97% air, dan pigmen dan garam empedu. Pigmen
empedu terdiri dari biliverdin (hijau) dan bilirubin (kuning). Namun pigemen
utamanya adalah bilirubin yang memberikan warna kuning pada feses. Pigmem-
pigmen ini merupakan hasil dari penguraian hemoglobin yang dilepas dari sel
darah merah yang terdisintegrasi. Garam empedu berasal dari asam empedu yang
berikatan dengan kolesterol dan asam amino. Garam tersebut direabsorpsi dari
ileum dan dibawa ke hati untuk di daur ulang. Garam empedu ini akan membantu
mengemulsi lemak, absorpsi lemak, dan penge luaran kolesterol dari tubuh.2
Kandung empedu adalah kantong muscular hijau menyerupai pir dengan
panjang 10 cm. organ ini terletak di lekukan dibawah lobus kanan hati. Kapasitas
total kandung empedu kurang lebih 30 ml sampai 60 ml. kandung empedu ini
berfungsi untuk menyimpan cairan empedu sampai cairan empedu tersebut
dibutuhkan oleh duodenum. Kandung empedu ini mampu menyimpan hasil 12
jam sekresi empedu dari hari.2
Secara fisiologis, fungsi utama dari hati adalah:
1. Fungsi Metabolik Hati
 Membantu dalam metabolisme karbohidrat
Fungsi hati menjadi penting, karena hati mampu mengontrol kadar gula dalam
darah. Misalnya, pada saat kadar gula dalam darah tinggi, maka hati dapat
mengubah glukosa dalam darah menjadi glikogen yang kemudian disimpan dalam
hati (Glikogenesis), lalu pada saat kadar gula darah menurun, maka cadangan
glikogen  di hati atau asam amino dapat diubah menjadi glukosa dan dilepakan ke
dalam darah (glukoneogenesis) hingga pada akhirnya kadar gula darah
dipertahankan untuk tetap normal. Hati juga dapat membantu pemecahan fruktosa
dan galaktosa menjadi glukosa dan serta glukosa menjadi lemak.
 Membantu metabolisme lemak
Membantu proses Beta oksidasi, dimana hati mampu menghasilkan asam lemak
dari Asetil Koenzim A. Mengubah kelebihan Asetil Koenzim A menjadi badan
keton (Ketogenesis). Mensintesa lipoprotein-lipoprotein saat transport asam-asam
lemak dan kolesterol dari dan ke dalam sel, mensintesa kolesterol dan fosfolipid
juga menghancurkan kolesterol menjadi garam empedu, serta menyimpan lemak.
 Membantu metabolisme Protein
Fungsi hati dalam metabolisme protein adalah dalam deaminasi (mengubah gugus
amino, NH2) asam-asam amino agar dapat digunakan sebagai energi atau diubah
menjadi karbohidrat dan lemak. Mengubah amoniak (NH3) yang merupakan
substansi beracun menjadi urea dan dikeluarkan melalui urin (ammonia dihasilkan
saat deaminase dan oleh bakteri-bakteri dalam usus), sintesis dari hampir seluruh
protein plasma, seperti alfa dan beta globulin, albumin, fibrinogen, dan protombin
(bersama-sama dengan sel tiang, hati juga membentuk heparin) dan transaminasi
transfer kelompok amino dari asam amino ke substansi (alfa-keto acid) dan
senyawa lain.
d.      Menetralisir obat-obatan dan hormon
Hati dapat berfungsi sebagai penetralisir racun, yakni pada obat-obatan seperti
penisilin, ampisilin, erythromisin, dan sulfonamide juga dapat mengubah sifat-
sifat kimia atau mengeluarkan hormon steroid, seperti aldosteron dan estrogen
serta tiroksin.

2.      Mensekresikan cairan empedu


Bilirubin, yang berasal dari heme pada saat perombakan sel darah merah,
diserap oleh hati dari darah dan dikeluarkan ke empedu. Sebagian besar dari
bilirubin di cairan empedu di metabolisme di usus oleh bakteri-bakteri dan
dikeluarkan di feses.
Dalam proses konjugasi yang berlangsung di dalam retikulum endoplasma sel
hati tersebut, mekanisme yang terjadi adalah melekatnya asam glukuronat (secara
enzimatik) kepada salah satu atau kedua gugus asam propionat dari bilirubin.
Hasil konjugasi (yang kita sebut sebagai bilirubin terkonjugasi) ini, sebagian besar
berada dalam bentuk diglukuronida (80%), dan sebagian kecil dalam bentuk
monoglukuronida.
Penempelan gugus glukuronida pada gugus propionat terjadi melalui suatu
ikatan ester, sehingga proses yang terjadi disebut proses esterifikasi. Proses
esterifikasi tersebut dikatalisasi oleh suatu enzim yang disebut bilirubin uridin-
difosfat glukuronil transferase (lazimnya disebut enzim glukuronil transferase
saja), yang berlokasi di retikulum endoplasmik sel hati.
Akibat konjugasi tersebut, terjadi perubahan sifat bilirubin. Perbedaan yang
paling mencolok antara bilirubin terkonjugasi dan tidak terkonjugasi adalah sifat
kelarutannya dalam air dan lemak. Bilirubin tidak terkonjugasi bersifat tidak larut
dalam air, tapi mempunyai afinitas tinggi terhadap lemak. Karena sifat inilah,
bilirubin tak terkonjugasi tidak akan diekskresikan ke urin. Sifat yang sebaliknya
terdapat pada bilirubin terkonjugasi.
Karena kelarutannya yang tinggi pada lemak, bilirubin tidak terkonjugasi
dapat larut di dalam lapisan lemak dari membran sel. Peningkatan dari bilirubin
tidak terkonjugasi dapat menimbulkan efek yang sangat tidak kita inginkan,
berupa kerusakan jaringan otak. Hal ini terjadi karena otak merupakan jaringan
yang banyak mengandung lemak.
Kandung Empedu, berfungsi sebagai depot penyimpanan bagi empedu.
Selama penyimpanan, sebagian besar air dalam empedu diserap melalui dinding
kandung empedu sehingga empedu dalam kandung empedu lebih pekat.

3.      Mensintesis garam-garam empedu


Garam-garam empedu digunakan oleh usus kecil untuk mengemulsi dan
menyerap lemak, fosfolipid, kolesterol, dan lipoprotein.

4.      Sebagai tempat penyimpanan


Selain glikogen, hati juga digunakan sebagai tempat menyimpan vitamin (A,
B12, D, E, K) serta mineral (Fe dan Co). Sel-sel hati terdiri dari sebuah protein
yang disebut apoferritin yang bergabung dengan Fe membentuk Ferritin sehingga
Fe dapat disimpan di hati. Fe juga dapat dilepaskan jika kadarnya didarah turun.
Jika terdapat kerusakan pada hati, otomatis akan mengganggu fungsi tubuh
seseorang. Salah satu kerusakan pada hati yang dikenal adalah kolestasis.
Kolestasis terjadi akibat kegagalan hati memproduksi dan  pengeluaran empedu.
Seseorang yang menderita kolestasis mengalami kesulitan dalam penyerapan
lemak dan vitamin A, D, E, K oleh usus. Selain itu kolestasis juga menyebakan
adanya penumpukan asam empedu, bilirubin dan kolesterol di hati.

8.      Usus besar


Secara struktur, usus besar hampir sama dengan usus halus. Serabut
longitudinal pada dinding berotot tersusun dalam tiga jalur ( taeniae coli)
yangmenarik kolon menjadi kantong kantong yang disebut haustra yang memberi
rupa berkerut-kerut dan berlubang-lubang. Dinding mukosa lebih halus dari yang
ada pada usus halus, tidak memiliki vili, tidak memiliki lipatan-lipatan sirkular,
diameternya lebih lebar, panjangnya lebih pendek dari usus halus, dan daya
regangnya lebih besar dari usus halus. Di antara usus halus dan usus besar
terdapat katup ileosekal yang secara otomatis akan membuka dan menutup dan
berfungsi untuk mencegah masuknya cairan dari usus besar kembali ke usus
halus.1
Usus besar terdiri dari beberapa bagian yaitu:
1.      Sekum
Sekum adalah kantung tertutup yang menggantung di bawah area katup
ileosekal. Pada ujung sekum terdapat suatu tabung buntu yang sempit berisi
jaringan limfoid yang disebut apendiks vermiform.
2.      Kolon
Kolon adalah bagian usus besar dari sekum sampai rektum. Ada tiga
jenis kolon yaitu, kolon asenden, transversa, dan desenden. Kolon asenden adalah
kolon yang merentang dari sekum sampai ke tepi bawah hati disebelah kanan dan
membalik secra horizontal pada fleksura hepatika. kolon transversa merentang
menyilang abdomen di bawah hati dan lambung sampai ke tepi lateral ginjal kiri,
tempatnya memutar sampai ke bawah pada fleksura splenik. Dan kolon desenden
merentang ke bawah pada sisi kiri abdomen dan menjadi kolon sigmoid berbentuk
S yang bermuara di rektum.2
3.      Rektum
Rektum adalah bagian saluran pencernaan selanjutnya dengan panjang
12 cm sampai 13 cm. rectum berakhir pada saluran anal dan membuka ke
eksterior di anus. Struktur rektum serupa dengan kolon, tetapi dinding yang
berotot lebih tebal dan membran mukosanya memuat lipatan-lipatan membujur
yang disebut kolumna Morgagni. Semua menyambung ke dalam saluran anus. Di
dalam saluran anus ini serabut otot sirkuler menebal untuk membentuk otot
sfinkter anus interna. Sfinkter eksterna menjaga saluran anus dan orifisium supaya
tertutup.1

Usus besar tidak ikut serta dalam


pencernaan atau absorpsi makanan. Bila isi usus halus mencapai sekum maka zat
makanan telah diabsorpsi dan isinya cair. Selama perjalanan di dalam kolon isinya
menjadi semakin padat karena air diabsorpsi dan ketika rectum dicapai maka feses
bersifat padat-lunak. Fungsi usus besar yaitu, sebagai berikut:
1.      Usus besar mengabsorpsi 80% sampai 90% air dan elektrolit dari kimus yang
tersisa dan mengubah kimus dari cairan menjadi massa yang semi padat.
2.      Di dalam kolon terdapat populasi bakteri yang membantu proses pembusukan sisa
pencernaan. Bakteri ini juga mencerna sejumlah kecil selulosa dan memproduksi
sedikit kalori nutrien bagi tubuh.
3.      Usus besar memproduksi mucus.
4.      Usus besar mensekresikan sisa pencernaan dalam bentuk feses. Warna feses
berasal dari pigmen empedu dan baunya bersal dri bakteri.2

Daftar Pustaka

1.      Arthur C, Guyton. 1990.Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit.Jakarta:EGC


2.      Slone, Ethel.2003.Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula.Jakarta:EGC
3.      Smeltzer, Suzanne C.2001.Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner &
Suddarth.Jakarta:EGC
4.      Patricia A, Potter.2005.Buku ajar Fundamental Keperawatan Volume
2.Jakarta:EGC
5.      Jane Y, Yang Y, Ellen S, Deutsch D, James S, Reilly R. Bronchoesophagology.
In: James B, Snow JR, John JB, eds. Otorhinolaryngology head and neck surgery.
16th ed. Ontario: BC Decker Inc; 2003. hal. 1562-73.

Anda mungkin juga menyukai