Unsur Intrinsik Anisa Auliani
Unsur Intrinsik Anisa Auliani
Patih Sumedang....
Barang di mana ada keramaian di Sumedang atau di desa- desa yang tiada jauh benar dari
kota itu, hampir selalu ia kelihatan. Istimewa dalam adat kawin , yang diramaikan dengan
permainan seperti tari menari, tayuban dan lain-lain, tidak berhenti-hentinya. Hampir di
dalam segala perkara ia hendak di atas dan terkemuka ....rupanya dan cakapnya. Memang ia
pantas kerendahan , perkataannya pantang dipatahkan . meskipun ia berpangkat menteri
kabupaten.
1. Sudut pandang yang digunakan pengarang dalam kutipan cerpen tersebut adalah
A. Orang pertama
B. Orang kedua
C. Orang ketiga
D. Orang pertama dan kedua
E. Orang kedua dan ketiga
“Bung , tolong matikan rokoknya. Bus ini akan tambah pengap dengan asap rokok
bung!” .”iya, tolong matikan rokoknya,”kata penumpang yang lain. Tapi pemuda itu tenang –
tenang saja sambil terus mengepulkan asap rokok dengan nikmatnya. “Bung, tidak dengar,
ya?” pemuda itu menatapnya tajam. “Peduli apa pak tak ada larangan merokok dalam bus
ini. Apa harus minta permisi dulu untuk merokok,”katanya ketus.
5. Konflik dalam penggalan cerpen tersebut adalah...
A. Perselisihan antar penumpang bus yang merasa terganggu dengan adanya asap rokok.
B. Pemuda perokok dengan santai terus merokok di dalam bus.
C. Pemuda perokok yang menatap mtajam semua penumpang bus.
D. Harus minta izin dulu kalau ingin merokok di dalam bus.
E. Bus bertambah pengap karena adanya asap rokok.
7. Menitik air mata anak sunatan itu ketika jarum bius yang pertama menusuk kulit yang segera
dipotong. Lambat-lambat obat bius yang didesakkan dokter spesialis dari dalam tabung
injeksi menggembung disana. Dan anak sunatan itu menggigit bibir bawahnya, mencoba
menahan sakit. Matanya terpejam sambil terus berdo’a mengharap rahmatnya.
Nilai moral yang terdapat dalam cerpen tersebut adalah...
A. Dokter yang mampu menghibur pasiennya.
B. Ketabahan seorang anak dalam menerima cobaan hidup.
C. Kesabaran dikter mengobati pasiennya.
D. Kesabaran anak dalam menghadapi penderitaan.
E. Kepatuhan anak dalam mengikuti nasihat dokter yang merawatnya.
8. Apakah Sandra harus berterus terang? Tidak ia harus mengarang. Namun ia tidak punya
gamnbaran tentang seuatu yang pantas ditulisnya. Dua puluh menit telah berlalu. Ibu guru
Tati telah mondar-mandir di depan kelas. Sandra mencoba berpikir tentang sesuatu yang
mirip dengan liburan ke rumah nenek yang masuk ke dalam benaknya adalah gambar
seorang wanita yang sedang berdandan di depan cermin. Seorang wanita dengan wajah
yang penuh kerut yang merias dirinya dengan sapuan warna yang seba tebal. Merah itu
sangat tebal pada pipinya, hitam itu sangat tebal pada alisnya. Dan wangi itu sangat
memabukkan sandra.
Nilai budaya yang terdapat dalam penggalan cerpen tersebut adalah...
A. Tidak boleh mondar-mandir.
B. Wanita umumnya suka berdandan.
C. Tidak boleh berterus terang.
D. Liburan kerumah nenek.
E. Menyimpan masalah.
9. Maka dengan menangus terisak-isak Hasan pun meninggalkan kamar ayahnya . tapi ia tidak
jauh dari kamar itu. Dengan menangis tersedu duduklah ia diatas sebuah kursi di dekat
pintu yang sengaja tidak ditutupkan erat-erat olehnya. Tetapi dengan demikian kesedihan
Hasan semakin menjadi . pedih rasa hatinya bukan terutama karena dia diusir, tetapi oleh
karena insflah ia, bahwa selama itu ia telah membuat ayahnya menderita berat, berhubung
dengan perselisihan paham yangmengenai kepercayaan agamaanya itu.
10. Kita lihat dari pintu masuk sebuah ruangan dihotel berbintang empat itu, dia membelok ke
arah kiri. Dia memilih kursi paling samping dari deretan kursi paling belakang. Begitu dia
duduk sejumlah lelaki dekat kursi itu serempak kasak- kusuk dalam gelap.
11. Demikian open . ia lekas lupa kejadian-kejadian yang berlalu dan ia tidak pernah memikirkan
kejadian – kejadian yang akan datang. Ia adalah manusia waktu. Jika waktu berjalan . ia ikut
berjalan dengan waktu itu. Dan jika waktu berhenti ...open sudah lama tidak ada di dunia ini
lagi.
12. Mereka melihat harimau melepaskan Pak Balam dan terus berlari, menghilang kedalam
hutan yang gelap. Dengan cepat mereka berlari ke tempat Pak Balam terbaring. Dalam
cahaya samar-samar dari pohon kayu yangmenyala. Mereka melihat betapa kaki kiri Pak
Balam Hancur betisnya karena gigitan harimau, daging dan otot betis sperti kelihatan tulang
yang putih serta darah yang mengalir sangat banyak. Pak balam koyak-moyak , dan seluruh
badannya penuh dengan luka –luka kecil dan gores-gores merah kena duri, batu, kayu ketika
dilarikan harimau. Mukanya berdarah. Drah keluar dari hidungnya, dan mulutnya. Pak Balam
kelihatannya pingsan, tak sadar diri. Dia hanya terbaring disana mengerang-ngerang.
Bagian cerita yang membuktikan bahwa peristiwa tersebut berlatar di hutan rimba adalah...
A. Mereka melihat harimau melepaskan pak Balam dan terus berlari, menghilang ke dalam
hutan yang gelap.
B. Dalam cahaya samar-samar dari pohon kayu yang menyala.
C. Dengan cepat mereka berlari ketempak Pak balam terbaring.
D. Pak Balm koyak- moyak, dan seluruh badanya penuh dengan luka-luka kecil dan gores
merah kena duri.
E. Darah keluar dari hidungnya, dari mulutnya, Pak Balam kelihatannya pingsan.
13. “Ya, Bapak sekarang rajin benar mempelajari nagama, “Kta Maria. “Setiap petang Senin dan
petang Kamis datang ke mari haji guru agamanya. Kami disuruhnya juga belajar agam . kalu
bagi saya apa salahnya menurut kata orang tua , menyenangkan hatinya.”Bagi engkau ,
segala apa salahnya,” ujar Tuti. “Bagi saya mengerjakan sesuatu yang tiada berguna , terang
salah. Apa yang saya kerjakan hendaknya termakan oleh akal saya. Saya tidak mengerti apa
gunanya agama yang dipakai golongan terpelajar, golongan priyayi bangsa kita
sekarang.lihat sendiri di rumah paman Parta ketika ia selamatan di Jatinegara baru ini. Di
luarberkumpul priyayi yang jempol-jempol dan perlente-perlente duduk di kursi menghadapi
hidangan yang rapi dan nikmat. Dari sudut rumah masuk ke belakang beberapa orang haji
dari kampung untuk membaca do’a diatas tikar. Patut benar paman parta berkata , bahwa
agama itu untuk dipelajari kalau sudah pensiun, kalau tidak ada yang penting lagi yang dapat
dikerjakan di dunia ini. Kalau mata sudah kabur, kalau tenaga sudah habis, kalau hati sudah
tertutup. Jika tidak demikian tidak serup itu, ia menghinakan agama yang pura-pura
dipujinya.
Tidak ada yang bisa berbuat buruhburuh itu hanya berdiri saja, menantikan Kasan Ngali
bangun dan siap-siap. Mereka melihat juga paijo berdiri di seberang jalan . lalu dengan suara
keras mereka omong.”Saya tempeleng, siapa orangnya. “ ”Jotos!” “Patahitangannya.”
Namun mereka tidak berani berterus terang menuduh Paijo . dan memangPaijo
punkeheranan . dan tidak tahan mendengar omongan tu, tukang parkir menyingkir, mencari
urusan dengan orang konyol tidak ada gunanya, berpikirnya . lalu ia pergi. Kasan Ngali sudah
bangun. Ia diserbu buruh-buruhnya. “Bagaimana Pak?”. Kasang ngali hanya mengawasi saja .
Tidak tampak terkejut . Bayangan mereka ialah majikannya itu marah sejadi-jadinya !.
14. Konflik dalam kutipan novel tersebut adalah...
A. Memperebutkan lahan parkir lama dan lahan parkir baru.
B. Ketegangan buruh akan terjadinya perseteruan ngali dan paijo.
C. Para buruh menuntut hak kepada Kasan Ngali.
D. Kasan ngali marah dan diserbu oleh para buruh.
E. Kasan ngali bertemu dengan buruh-buruhnya.
15. Penyebab konflik yang terdapat dalam kutipan cerita tersebut adalah...
A. Memperebutkan lahan parkir di pasar.
B. Memperebutkan lahan pasar lama dan lahan pasar baru.
C. Mempermasalahkan dendam yang sudah lama.
D. Memperebutkan buruh yang bekerja di pasar lama.
E. Prasangka buruh akan terjadi perseteruan antara Kasan Ngali dan Paijo.
16. Peristiwa yang merupakan akibat konflik kutipan cerita tersebut adalah...
A. Ada anggapan bahwa majikan marah sejadi-jadinya.
B. Antara Kasan Ngali dan Paijo menjalin kekuasaan .
C. Tidak tejadi apa-apa hanya tenang-tanang saja.
D. Kasan Ngali merasa dihina oleh buruh-buruhnya.
E. Kasan ngalih diserbu buruh-buruhnya untuk segera mengambil tindakan.
17. Sanggar Kyaii Syafii tak jauh letaknya dengan rumahku. Sebuah kampung pesantren dan
kandungpring Kecamatan Tanggungreljo dengan penduduknya yang ramai. Disitulah sanggar
itu berdiri bertahun-tahun sebelum aku lahir. Bahkan sejak kyai Ahmad ayah Kyai Syafii alim
itu masih muda sedang ketika itu ayahku menjadi santri beliau.
18. “ Hanya itu alasan bunda melarang Anisa menikah dengan Akbar?” Bibir Anisa menyinggung
sinis. Oh , alangkah piciknya pikiran bunda!. Lalu apa artinya kemuliaan bunda yang selama
ini Anisa kagumi? Padahal dulu bunda tidak pernah mempermasalahkan status akbar yang
ternyata belum mempunyai pekerjaan tetap. Demikian kakakku yang selama ini
mendukungku sekarang berbalik arah.
20. “Aku tidak percaya-aku tidak pecaya, jika hanya melompat-lompat dan berkejaran
semalaman penuh. Aku tidak ercaya itu. Aku mulai percaya desas desus itu bahwa kau orang
tamak . orang yang kikir.penghisap.lintah darat, inilah ganjarannya ! aku mulai percaya desas
desus itu, tentang dukun-dukun yang mengilui luka sunatan anak-anak kita.aku mulai yakin
itu karena kesombongan mu,kekiranmu, angkuhmu, dan tak mau tahu tentang mereka. Aku
yakin, mereka menaruh racun pisau !dukun-dukun itu.”
Pendeskripsian watak tokoh “aku” yang digunakan pengarang dalam cerpen di ats melalui
21. Kang lantip tersenyum. “karena saya tidak percaya kepada sistem yang melahirkan dan
membesarkan penguasa yang begitu kejam seperti stalin. Sama dengan tidak percaya saya
kepada sistem yang melahirkan Hitler dan Mussolini. Dan sudah tentu , juga tidak percaya
kepada sistem yangmelahirkan Amangkurat yang sedang kejamnya membunuh santri-santri.
Sistem-sistem sepertiitu melahirkan bibit-bubit kekerasan yang selalu akan mengambil
korban ribuan orang yang tidak bersalah.” Saya terkejut mendengar suaranya. Lantip ,
Kakang saya, yang lemah lembut, sopan dan penuh tatab krama, dengan sekali tebas
menghambat tiga sistem kekuasaan yang besar.
Unsur Intrinsik yang menonjol dalam kutipan cerpen di atas adalah ...
A. Tema
B. Alur
C. Penokohan
D. Amanat
E. Gaya bahasa
23. Malam ini sekolah kami mengadakan pentas budaya di aula. Kami sudah mempersiapkannya
sejak pagi . pagi-pagi benar kami mulai membersihkan aula. Setelah itu kami membantu
Bapak dan ibu guru menghias ruangan itu. Setelah ruangan dihias, kami menata tempat
duduk untuk menonton pentas budaya. Usaha kami mebuahkan hasil. Pentas budaya
berlangsung dengan lancar. Penonton puas dengan atraksi yang kami sajikan.
24. Suasana begitu riuh , namun berlawanan dengan yang kurasakan dihatiku. Entah mengapa
jiwaku terasa sangat hampa. Sesak napas tanpa jelas sumber dan asal- usulnya. Tiga anak
perempuan yang aku kandung selama sembilan bulan satu persatu telah meninggalkanku.
Luh Wayan, putri pertamaku, sudah menikah dengan seorang bule yang menyukai
kemampuan Luh menari. Pikiranku melayang ke masa dua puluh tahunan lalu. Saat ku
tinggalkan rumahku untukmenikah dengan bil gede. Aku mengalami Meme dan Bapa, yang
melepasku dengan linangan air matanya. Ternyata masa itu kini mengahadang begitu saja di
depanku.karma terjadi begitu cepat.
Marni menghapus air matanya, dan perlahan keluar dari kamat tini. Termangu
sebentar,telinganya mendengar kokok ayam jantan pertama. Entahlah suara kokok itu
membawa suasana jernih dan kudus. Ada ketenangan merambah hati, membuatmarni
teringat sesuatu. Diambilnya lampu tempel .pintu samping berderitketika marni
mebukanya . marni ingin mengambil air sembahyang. Dikamar persalatan marni berusaha
mencari kesadaran tertinggi agar bisa berdekat-dekat dengan tuhan.ia bersimpuh dan
merasa begitu kecil dan lemah. Namun, dalam kesadaran dan kelemahan itu pula lah marni
menemukan sikap yang akan ditempuhnya.”Besok aku akan bertawakal; membiarkan apa
yang terjadi-terjadilah. Marnu lega . ternyata kepasrahan telah menyebabkan sebagian
besar beban pikirannya lenyap.
26. Latar waktu yang tampak dalam kutipan cerita diatas adalah...
A. Malam hari
B. Dini hari
C. Pagi hari
D. Senja hari
E. Sore hari.
28. Marni tidak menghiraukan bujukan sanak saudara yang menghendaki dia menikah lagi.
Akibatnya , mereka mulaimengambil jarak. Bantuan berupa kebutuhan hidup sehari-hari
mulai jarang diterima oleh perempuan muda beranak tiga itu. Namun, dengan tabah Marni
menghadapi semua kesulitan hidupnya. Dicobanya bekerja untuk memenuhi kebutuhan diri
bersama ketiga anaknya yang masih kecil . marni pernah bekerja di Sekolah Kepandaian
Putri, SKP, meskipun tak tamat. Maka ia bisa menjahit pakaian . tetapi marni memang
kurang beruntung . upayanya untuk hidup mandiri, gagal. Marni anak-beranak makin
menderita.
30. Pendeskripsian watak tokoh salaeh dalam kutipan tersebut adalah melalui..
A. Dialog tokoh
B. Secara langsung
C. Pikiran-pikiran tokoh
D. Tanggapan tokoh lain
E. Keadaan disekitar tokoh.