Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM FISIKA KOMPUTASI I

PENYELESAIAN PERSAMAAN LINIER MENGGUNAKAN OPERASI


PERHITUNGAN MATRIKS

NAMA : BERITA ARI ELIEZER TARIGAN TUA


NIM : 08021281924081
HARI / TANGGAL : RABU, 3 Maret 2021
KELAS :C
ASISTEN : MUHAMMAD RAFI PRATAMA

LABORATORIUM FISIKA KOMPUTASI


JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2021
LAPORAN PENDAHULUAN
PRAKTIKUM FISIKA KOMPUTASI I

PENYELESAIAN PERSAMAAN LINIER MENGGUNAKAN OPERASI


PERHITUNGAN MATRIKS

NAMA : BERITA ARI ELIEZER TARIGAN TUA


NIM : 08021281924081
HARI / TANGGAL : RABU, 24 Februari 2021
KELAS :C
ASISTEN : MUHAMMAD RAFI PRATAMA

LABORATORIUM FISIKA KOMPUTASI


JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2021
LAPORAN PRAKTIKUM
FISIKA KOMPUTASI I

LAPORAN PENDAHULUAN
PRAKTIKUM FISIKA KOMPUTASI I

I. Nomor Percobaan : 2 (Dua)


II. Nama Percobaan : Penyelesaian Persamaan Linier Menggunakan Operasi
Perhitungan Matriks.
III. Tujuan Percobaan : Menggunakan program komputer (script Matlab(TM)) untuk
penyelesaian persamaan linier menggunakan operasi
perhitungan matriks-matriks.

Fakultas MIPA – Jurusan Fisika


Universitas Sriwijaya
LAPORAN PRAKTIKUM
FISIKA KOMPUTASI I

IV.Dasar Teori

4.1. Pengertian Persamaan Linier


Sistem Persamaan Linear (SPL) merupakan gabungan dari beberapa persamaan
linear yang saling berkorelasi. Berbagai metode yang digunakan seperti eliminasi,
substitusi, eliminasi gauss, eliminasi gauss jordan dan lain sebagainya. Metode-metode
tersebut jika dikerjakan secara manual seringkali membutuhkan waktu yang lama untuk
menyelesaikan SPL. Sehingga untuk memudahkan pengerjaan maka digunakan software
MATLAB. MATLAB singkatan dari Matrix Laboratory yang merupakan software
matematika yang telah digunakan pada berbagai bidang ilmu. MATLAB sebagai software
tingkat menengah dan lanjut, dibutuhkan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan
matematika khususnya dalam menyelesaikan SPL (Irwan, 2017).
4.2. Solusi Matriks Untuk System Persamaan Linier
Sebelumnya kita sudah mempelajari cara menyelsaikan sistem persamaan linier
dengan cara eliminasi dan subtitusi. Matriks dapat kita gunakan untuk menyelesaikan
sistem persamaan linier. Sebelumnya kita harus bisa mengubah bentuk umum sistem
persamaan linier menjadi bentuk matriks.
Sistem persamaan linier
𝑎1 𝑥 + 𝑏1 𝑦 = 𝑝1 𝑎 𝑏1 𝑥 𝑝1
{ diubah menjadi ( 1 ) (𝑦) = (𝑝 ) (4.1)
𝑎2 𝑥 + 𝑏2 𝑦 = 𝑝2 𝑎2 𝑏2 2

A . X = P
𝑎1 𝑥 + 𝑏1 𝑦 = 𝑝1 𝑎1 𝑏1 𝑐1 𝑥 𝑝1
{𝑎2 𝑥 + 𝑏2 𝑦 = 𝑝2 diubah menjadi (𝑎2 𝑏2 𝑐2 ) (𝑦) = (𝑝2 ) (4.2)
𝑎3 𝑥 + 𝑏3 𝑦 = 𝑝3 𝑎3 𝑏3 𝑐3 𝑧 𝑝3

Dapat disingkat menjadi A . X = P


Sehingga tujuan kita adalah mencari matriks X (Irfan dkk., 2018). Aplikasi matriks dapat
digunakan untuk menyelesaikan berbagai macam solusi misalnya pada penyelesaian
sistem persamaan linier, baik sistem persamaan linier riil maupun sistem persamaan linier
kompleks. Sistem persamaan linier jika dibentuk kedalam, maka kita akan dapat
menyelesaikan sistem persamaan linier dengan menggunakan invers. Artinya sistem
persamaan linier dapat ditentukan apabila matriks tersebut mempunyai invers (Aryani
dan Rizkiani, 2016).
Cara Invers
Cara ini menggunakan sifat invers matriks dan sifat matriks identitas.
Fakultas MIPA – Jurusan Fisika
Universitas Sriwijaya
LAPORAN PRAKTIKUM
FISIKA KOMPUTASI I

𝐴. 𝐴−1 = 𝐴−1 . 𝐴 = 𝐼 dan


𝐴. 𝐼 = 𝐼. 𝐴 = 𝐴
Pada 𝐴. 𝑋 = 𝑃 maka
𝐴−1 . 𝐴. 𝑋 = 𝐴−1 . 𝑃
𝐼. 𝑋 = 𝐴−1 . 𝑃
𝑋 = 𝐴−1 . 𝑃 (4.3)
(Irfan dkk., 2018).
4.3. Invers Matriks dan Matriks Identitas

Matriks invers, jika A dan B adalah sebuah matriks berbentuk bujur sangkar dan berlaku
notasi AB = BA = I (I adalah matriks identitas), maka dapat dikatakan bahwa A dapat
dibalik dengan B, sehingga B adalah matriks invers dari A (notasi: A–1 ) (Yulian
dkk.,2019). Matriks identitas adalah Salah satu matriks yang sangat penting. matriks
identitas merupakan suatu matriks bujur sangkar dengan elemen diagonal utamanya
1(satu) dan elemen yang lain adalah nol(nol). suatu matriks identitas n x n dinyatakan
dengan simbol In.Elemen-elemen dari In dapat juga dinyatakan sebagai simbol delta
kronecher Sij sehingga dapat ditulis: In=[Sij]

Salah satu sifat matriks identitas n x n adalah dia komut dengan matriks apapun yang
berorde n x n jadi AI=IA(Gusnedi,1999).

Fakultas MIPA – Jurusan Fisika


Universitas Sriwijaya
LAPORAN PRAKTIKUM
FISIKA KOMPUTASI I

V. Algoritma
Program 1
Step 1 : Mulai
3 2 1 12
Step 2 : Inisialisasi Matriks A = [2 7 2 ], Matriks B = [28], Matriks C
8 2 −1 4
Step 3 : Cetak Matriks A
Cetak Matriks B
Step 4 : Proses Matriks C = A−1 x B
Step 5 : Cetak Matriks C
Step 6 : Selesai

Program 2
Step 1 : Mulai
2 1 4 5 8
Step 2 : Inisialisasi Matriks A = [1 −2 −1 5 ], Matriks B = [ 4 ],
9 3 3 4 10
4 3 7 −1 47
Matriks C, matriks X, variabel X1, X2, X3, X4
Step 3 : Cetak Matriks A
Cetak Matriks B
Step 4 : Proses Matriks C = A−1 x B
Step 5 : Cetak Matriks C
Step 6 : Proses X1 = C (11 )
X2 = C (21 )
X3 = C (31 )
X4 = C (41 )
X1
X
Proses pembentukan matriks X = [ 2 ]
X3
X4
Step 7 : Cetak Matriks X
Step 8 : Selesai

Fakultas MIPA – Jurusan Fisika


Universitas Sriwijaya
LAPORAN PRAKTIKUM
FISIKA KOMPUTASI I

VI. Flowchart
Program 1
Mulai

3 2 1 12
Inisialisasi Matriks A = [2 7 2 ], Matriks B = [28],
8 2 −1 4
Matriks C

Cetak Matriks A
Cetak Matriks B

Proses Matriks C = A−1 x B

Cetak Matriks C

Selesai
Program 2
Mulai

2 1 4 5 8
Inisialisasi Matriks A = [ 1 −2 −1 5 ], Matriks B = [ 4 ],
9 3 3 4 10
4 3 7 −1 47
Matriks C, matriks X, variabel X1, X2, X 3, X4

Cetak Matriks A
Cetak Matriks B

Proses Matriks C = A−1 x B

Fakultas MIPA – Jurusan Fisika


Universitas Sriwijaya
LAPORAN PRAKTIKUM
FISIKA KOMPUTASI I

Cetak Matriks C

Proses X1 = C (11 )
X2 = C (21 )
X3 = C (31 )
X4 = C (41 )
X1
X
Proses pembentukan matriks X = [ 2 ]
X3
X4

Cetak Matriks C

Selesai

Fakultas MIPA – Jurusan Fisika


Universitas Sriwijaya
LAPORAN PRAKTIKUM
FISIKA KOMPUTASI I

VII. Listing
Program 1

>>A=[3 2 1 ; 2 7 2 ; 8 2 -7]

>>B=[12 ; 28 ; 4]

>>C=inv(A)*B

Program 2

>>A= [2 1 4 5 ; 1 -2 -1 5 ; 9 3 3 4 ; 4 3 7 -1]

>>B= [8 ; 4 ; 10 ; 47]

>>C= inv(A)*B

>>X1 =5.9000; X2 = -17.3000;X3 =10.0000; X4 = -5.3000;

>>X= [X1 ; X2 ; X3 ; X4 ]

Fakultas MIPA – Jurusan Fisika


Universitas Sriwijaya
LAPORAN PRAKTIKUM
FISIKA KOMPUTASI I

VIII. Tugas Pendahuluan


1. Jelaskan pengertian Sistem Persamaan Linier
2. Jelaskan cara penyelesaian sistem persamaan linier menggunakan operasi
perhitungan matriks yang anda ketahui
Jawab :
1. Sistem persamaan linier adalah sebuah persamaan aljabar, yang tiap sukunya
mengandung konstanta, atau perkalian konstanta dengan variabel tunggal. Persamaan
ini dikatakan linier sebab hubungan matematis ini dapat digambarkan sebagai garis
lurus dalam sistem koordinat kartesius. Diana persamaan linier yang sering dikenal
dengan persamaan garis adalah persamaan yang mengandung peubah atau variabel
dengan pangkat tertinggi satu.
2. Matriks dapat kita gunakan untuk menyelesaikan sistem persamaan linier.
Sebelumnya kita harus bisa mengubah bentuk umum sistem persamaan linier menjadi
bentuk matriks.
Sistem persamaan linier
𝑎1 𝑥 + 𝑏1 𝑦 = 𝑝1 𝑎 𝑏1 𝑥 𝑝1
{ diubah menjadi ( 1 ) (𝑦) = (𝑝 )
𝑎2 𝑥 + 𝑏2 𝑦 = 𝑝2 𝑎2 𝑏2 2

A . X = P
𝑎1 𝑥 + 𝑏1 𝑦 = 𝑝1 𝑎1 𝑏1 𝑐1 𝑥 𝑝1
{𝑎2 𝑥 + 𝑏2 𝑦 = 𝑝2 diubah menjadi (𝑎2 𝑏2 𝑐2 ) (𝑦) = (𝑝2 )
𝑎3 𝑥 + 𝑏3 𝑦 = 𝑝3 𝑎3 𝑏3 𝑐3 𝑧 𝑝3

Dapat disingkat menjadi A . X = P


Sehingga tujuan kita adalah mencari matriks X dengan cara invers. Cara ini
menggunakan sifat invers matriks dan sifat matriks identitas.
𝐴. 𝐴−1 = 𝐴−1 . 𝐴 = 𝐼 dan
𝐴. 𝐼 = 𝐼. 𝐴 = 𝐴
Pada 𝐴. 𝑋 = 𝑃 maka
𝐴−1 . 𝐴. 𝑋 = 𝐴−1 . 𝑃
𝐼. 𝑋 = 𝐴−1 . 𝑃
𝑋 = 𝐴−1 . 𝑃

Fakultas MIPA – Jurusan Fisika


Universitas Sriwijaya
LAPORAN PRAKTIKUM
FISIKA KOMPUTASI I

IX. Data Hasil Pengamatan


Program 1

Program 2

Fakultas MIPA – Jurusan Fisika


Universitas Sriwijaya
LAPORAN PRAKTIKUM
FISIKA KOMPUTASI I

X. Analisa
Penyelesaian sistem persamaan linier kali ini menggunakan 3 variabel dan 4
variabel dengan cara invers. Untuk yang 3 variabel jika diubah kedalam bentuk matriks
akan menghasilkan matriks A yang berordo 3x3 dan matriks B berordo 3x1, dan hasil
penyelesaian persamaan liniernya akan menghasilkan matriks yang berordo 3x1 dengan
cara invers. Begitupun untuk sistem persamaan linier yang 4 variabel, jika diubah dalam
bentuk matriks akan membentuk matriks A yang berordo 4x4 dan matriks B yang berordo
4x1 dengan hasil penyelesaian persamaan liniernya dengan cara invers menghasilkan
matriks berordo 4x1. Jadi, ordo matriks dari persamaan linier tergantung dari variabel
yang dimiliki persamaan linier tersebut. Penyelesaian persamaan linier pada program
pertama maupun kedua tidak terjadi kesalahan karena memenuhi syarat dari sifat invers
matriks dan sifat matriks identitas. Karena penyelesaian sistem persamaan linier dengan
cara invers ini harus memenuhi syarat sifat tersebut.
Saat Matriks A dan matriks B telah di inisialisasi, maka untuk mendapat solusi
masing-masing variabel sistem persamaan linier dilakukan dengan membentuk matriks
C. Elemen matriks C berisi variabel-variabel yang akan ditentukan solusinya. Aturan
ukuran matriks C sama dengan ukuran matriks B. Variabel yang akan mengisi elemen
matriks C ditulis sesuai abjad dari atas ke bawah. Selain itu, matriks C ini didapat dari
proses mengkalikan hasil invers dari matriks A dengan matriks B. Artinya, Nilai solusi
variabel-variabel yang akan dicari ekivalen dengan elemen hasil dari proses perkalian dua
matriks tersebut.
Selain dengan cara invers, penyelesaian persamaan linier ini dapat juga dengan cara
eliminasi gauss. Dengan cara ini nilai-nilai dalam matriks akan teroperasi menjadi matriks
yang lebih sederhana. Penyelesaian persamaan linier dengan eliminasi gauss ini dengan
cara mengubah persamaan linier tersebut kedalam metode operasi matriks yang berbentuk
segitiga atas. Dimana semua koefisien dibawah diagonal utamanya bernilai nol. Bentuk
segitiga atas ini diselesaiakan dengan menggunakan substitusi balik. Untuk mendaptkan
persamaan linier yang segitiganya, dapat menggunakan operasi baris elementer dengan
cara mengalikan sebuah persamaan pada baris matriks terargumentasi dengan sembarang
konstanta yang tidak nol sehingga pada baris matriks yang terargumentasi atau koefisien
dibawah diagonal utamanya bernilai nol.

Fakultas MIPA – Jurusan Fisika


Universitas Sriwijaya
LAPORAN PRAKTIKUM
FISIKA KOMPUTASI I

XI. Tugas Akhir


1. Buat system persamaan linear dua variable, cari penyelesaian secara analitik dan
mathlab.
Jawab ;
5x + 3y = 16
6x + 4y = 14
a. Analitik
5 3
A =[ ]
6 4
Det A=( 5 x 4 )- (6 x 3 )=20 - 18 = 2
1 4 3
𝐴−1 = [ ]
2 6 5
2 − 1,5
=[ ]
−3 2,5
C = 𝐴−1 x B
2 − 1,5 16
=[ ][ ]
−3 2,5 14
32 + (−21)
=[ ]
(−48) + 35
11
=[ ]
−13

b. Mathlab

c.

Fakultas MIPA – Jurusan Fisika


Universitas Sriwijaya
LAPORAN PRAKTIKUM
FISIKA KOMPUTASI I

XII. Kesimpulan
1. Jumlah ordo matriks dari perdsamaan linear tergantung banyaknya variable yang
digunakan.
2. Semua variable padapersamaan linear jika diubah dalam bentuk matriks berperan
sebagai baris dan kolom.
3. Penyelesaian persamaan linear dengan cara invers ini akan berjalan jika
memenuhi sifat dari invers matriks dan sifat matriks identitas.
4. Penyelesaian persamaan lineardengan eliminasi gauss menggunakan operasi baris
elementer untuk menghasilkan matriks yang lebih sederhana.

Fakultas MIPA – Jurusan Fisika


Universitas Sriwijaya
LAPORAN PRAKTIKUM
FISIKA KOMPUTASI I

DAFTAR PUSTAKA
Aryani, F. dan Rizkiana, T., 2016. Penyelesaian Sistem Persamaan Linier Kompleks
Dengan Invers Matriks Menggunakan Metode Faddev (Contoh Kasus SPL
Kompleks Dan Hermit). Jurnal sains Matematika dan Statistika, 1(2): 1.
Gusnedi, 1999. Matriks dan Ruang Vektor. Padang:Universitas Negeri Padang.
Irfan, M. dkk., 2018. Modul Praktikum Fisika Komputasi I. Indralaya: Universitas
Sriwijaya.
Irwan, M., 2017. Pengantar Matlab Untuk Sistem Persamaan Linier. Jurnal MSA, 2(5):
48.
Yulian, A. dkk., Aljabar Linear dan Matriks. Tanggerang Selatan: Unpam Press.

Fakultas MIPA – Jurusan Fisika


Universitas Sriwijaya
LAPORAN PRAKTIKUM
FISIKA KOMPUTASI I

LAMPIRAN

Fakultas MIPA – Jurusan Fisika


Universitas Sriwijaya
LAPORAN PRAKTIKUM
FISIKA KOMPUTASI I

Fakultas MIPA – Jurusan Fisika


Universitas Sriwijaya
LAPORAN PRAKTIKUM
FISIKA KOMPUTASI I

Fakultas MIPA – Jurusan Fisika


Universitas Sriwijaya
LAPORAN PRAKTIKUM
FISIKA KOMPUTASI I

Fakultas MIPA – Jurusan Fisika


Universitas Sriwijaya
LAPORAN PRAKTIKUM
FISIKA KOMPUTASI I

Fakultas MIPA – Jurusan Fisika


Universitas Sriwijaya
LAPORAN PRAKTIKUM
FISIKA KOMPUTASI I

Fakultas MIPA – Jurusan Fisika


Universitas Sriwijaya
LAPORAN PRAKTIKUM
FISIKA KOMPUTASI I

Fakultas MIPA – Jurusan Fisika


Universitas Sriwijaya

Anda mungkin juga menyukai