Anda di halaman 1dari 17

SOAL SISTEM INDERA (ILMU PENYAKIT MATA) UNTUK AIPKI

NOVEMBER 2018

1. Dakriostenosis (kompetensi : 2) = 3 soal.

Seorang pria 70 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan air mata sering tumpah
sendiri di sudut dalam mata kanan. Kotoran mata berlebih kadang-kadang ada dan seperti
lengket. Riwayat pernah mengalami infeksi pada kantung air mata 2 tahun yang lalu. Saat
ini pasien biasa mengkonsumsi antibiotik topikal kloramfenikol. Tidak ada pembengkakan
pada daerah apparatus lakrimalis. Tes yang sebaiknya dilakukan untuk memastikan
penyebab epifora pada pasien adalah :

a. Tes sondase.
b. Tes seidel.
c. Tes anel. ===
d. Tes fluoresens.
e. Tes minum air.

2. Dakriostenosis (kompetensi : 2)

Seorang pria 70 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan air mata sering tumpah
sendiri di sudut dalam mata kanan. Kotoran mata berlebih kadang-kadang ada dan seperti
lengket. Riwayat pernah mengalami infeksi pada kantung air mata 2 tahun yang lalu. Saat
ini pasien biasa mengkonsumsi antibiotik topikal kloramfenikol. Tidak ada pembengkakan
pada daerah apparatus lakrimalis. Pada tes anel didapatkan adanya reflux dari cairan yang
dimasukkan. Diagnosis yang paling mungkin adalah :

a. Dakriosistitis akut.
b. Dakriosistitis subakut.
c. Dakriosistitis kronik.
d. Dakriostenosis. ===
e. Dakrioadenitis.

3. Dakriostenosis (kompetensi : 2)

Seorang pria 70 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan air mata sering tumpah
sendiri di sudut dalam mata kanan. Kotoran mata berlebih kadang-kadang ada dan seperti
lengket. Riwayat pernah mengalami infeksi pada kantung air mata 2 tahun yang lalu. Saat
ini pasien biasa mengkonsumsi antibiotik topikal kloramfenikol. Tidak ada pembengkakan
pada daerah apparatus lakrimalis. Tindakan yang tepat untuk menangani keluhan epifora
pasien diatas adalah :

a. Operasi dakriosistorinostomi.
b. Operasi katarak.
c. Operasi glaukoma.
d. Operasi pterigium.
e. Operasi rekonstruksi palpebral.

4. Laserasi duktus lakrimal (kompetensi : 2) = 3 soal.

Seorang pria 25 tahun masuk Unit Gawat Darurat dengan riwayat kecelakaan lalu lintas.
Kesadaran pasien baik. Pada pemeriksaan segmen anterior bola mata didapatkan
semuanya dalam batas normal kecuali adanya laserasi pada palpebra inferior daerah
kantus medial.

Organ yang paling rawan mengalami kerusakan akibat laserasi tersebut adalah :

a. M. Levator Palpebra Superior.


b. Duktus lakrimalis. ===
c. Kelenjar lakrimalis.
d. Glandula Meibomm.
e. Sklera.

5. Laserasi duktus lakrimal (kompetensi : 2)

Seorang pria 25 tahun masuk Unit Gawat Darurat dengan riwayat kecelakaan lalu lintas.
Kesadaran pasien baik. Pada pemeriksaan segmen anterior bola mata didapatkan
semuanya dalam batas normal kecuali adanya laserasi pada palpebra inferior daerah
kantus medial.
Tindakan yang tepat untuk disarankan pada pasien (dilakukan oleh dokter spesialis mata)
pada kasus diatas adalah :

a. Jahit laserasi duktus lakrimalis dan jahit luka yang terbuka. ===
b. Jahit laserasi duktus lakrimalis saja.
c. Jahit laserasi duktus lakrimalis dan rekonstruksi kelopak mata.
d. Jahit laserasi duktus lakrimalis dan eksplorasi laserasi di permukaan bola mata.
e. Jahit laserasi duktus lakrimalis dan pemasangan implant bola mata.

6. Laserasi duktus lakrimal (kompetensi : 2)

Seorang pria 25 tahun masuk Unit Gawat Darurat dengan riwayat kecelakaan lalu lintas.
Kesadaran pasien baik. Pada pemeriksaan segmen anterior bola mata didapatkan
semuanya dalam batas normal kecuali adanya laserasi pada palpebra inferior daerah
kantus medial. Komplikasi yang dapat terjadi dan bersifat permanen pada pasien tersebut
jika tidak dilakukan operasi yang tepat adalah :

a. Blefarokonjungtivitis kronik.
b. Dakriosistitis kronik.
c. Lagoftalmus.
d. Ptosis.
e. Epifora. ===

7. Skleritis (kompetensi : 3A) = 6 soal

Seorang wanita 55 tahun dengan keluhan kedua mata merah disertai nyeri dan penurunan
tajam penglihatan. Saat ini wanita tersebut adalah salah seorang pasien Rumah Sakit
Khusus Kusta. Pada pemeriksaan visus ditemukan VOD : 5/60 dan VOS : 4/60 yang tidak
dapat dikoreksi. Pada pemeriksaan segmen anterior kedua mata ditemukan area
konjungtiva bulbi hiperemis tanpa adanya sekret, namun tampak bayangan kehitaman
didaerah sklera. Kornea agak keruh daerah perifer. Diagnosis yang paling mungkin untuk
pasien tersebut adalah :

a. Episkleritis.
b. Skleritis. ===
c. Konjungtivitis.
d. Keratitis.
e. Iridosiklitis.

8. Skleritis (kompetensi : 3A)

Seorang wanita 46 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan mata kiri merah yang
disertai nyeri. Keluhan tersebut pernah dialaminya sekitar 2 tahun yang lalu, namun sering
membaik sendiri dan hilang timbul. Saat ini pasien merasakan keluhan tersebut semakin
memberat dan penglihatan pasien mulai terganggu. Pada pemeriksaan dengan penetesan
Phenylephrine 2.5%, kemerahan tersebut tidak menghilang. Diagnosis yang paling mungkin
untuk pasien tersebut adalah :

a. Glaukoma akut.
b. Iridosiklitis.
c. Skleritis. ===
d. Pterigium tipe vaskuler.
e. Sindrom Dry Eye.

9. Skleritis (kompetensi : 3A)

Seorang wanita 57 tahun datang ke Puskesmas untuk kontrol rutin penyakit mata yang
dideritanya. Wanita tersebut didiagnosis dengan skleritis dan telah mendapat pengobatan
rutin dari dokter spesialis mata. Dia juga telah mendapat pengobatan dari dokter spesialis
yang lain yaitu dokter jantung, dokter kulit dan dokter paru terkait adanya penyakit lain yang
berhubungan dengan penyakit matanya. Dokter spesialis lain yang paling berhubungan
dengan penyakit skleritis adalah :

a. Dokter spesialis THT-KL.


b. Dokter spesialis endokrin.
c. Dokter spesialis rheumatology. ===
d. Dokter spesialis saraf.
e. Dokter spesialis bedah vaskuler.

10. Skleritis (kompetensi : 3A)

Seorang wanita 61 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan mata kanan merah disertai
nyeri yang sangat mengganggu. Pada pemeriksaan visus ditemukan VODS : 6/90 tidak
dapat dikoreksi. Pada pemeriksaan segmen anterior ditemukan injeksi episklera, tampak
bayangan kehitaman di sklera, kornea perifer kesan keruh dan perabaan pada sklera terasa
lunak.
Diagnosis yang benar untuk kasus diatas adalah :

a. Skleritis. ===
b. Episkleritis.
c. Konjungtivitis.
d. Keratitis perifer.
e. Glaukoma kronik.

11. Skleritis (kompetensi : 3A)

Seorang pria 46 tahun datang kontrol ke Puskesmas dengan keluhan kedua mata merah
yang disertai penglihatan kabur. Nyeri pada mata juga dirasakan oleh pasien tersebut dan
sangat mengganggu hingga tidak jarang pasien terbangun tengah malam oleh rasa sakit
yang dirasakan. Pasien juga mengaku memiliki penyakit kelamin yaitu sifilis namun
sementara dalam pengobatan. Pada pemeriksaan segmen anterior terlihat seperti gambar
dibawah ini :

Diagnosis yang paling benar adalah :

a. Endoftalmitis.
b. Koroiditis.
c. Neuritis.
d. Skleritis. ===
e. Panoftalmitis.

12. Skleritis (kompetensi : 3A)

Seorang pria 50 tahun datang kontrol ke Puskesmas dengan keluhan mata merah yang
belum membaik setelah mendapatkan terapi 2 minggu yang lalu. Ada riwayat menderita
penyakit Systemic Lupus Erythematosus. Sensasi benda asing, air mata berlebih dan nyeri
masih sangat mengganggu pasien. Pada pemeriksaan oftalmologi ditemukan gambaran
berikut :

Diagnosis yang paling mungkin adalah :

a. Vitritis.
b. Skleritis. ===
c. Pars planitis.
d. Neuritis retrobulber.
e. Koroiditis.

13. Episkleritis (kompetensi : 4A) = 7 soal

Seorang wanita umur 47 tahun datang ke unit gawat darurat dengan keluhan mata kanan
merah yang dialami secara tiba-tiba. Rasa nyeri ada namun ringan. Riwayat trauma tidak
ada, riwayat kotoran mata berlebih tidak ada, namun pasien telah mencoba memberikan
obat tetes mata merek Rohto namun tidak ada perubahan. Pada pemeriksaan visus
ditemukan VODS: 6/6, pemeriksaan segmen anterior ditemukan seperti gambar berikut :
Diagnosis yang paling mungkin adalah :

a. Pterigium
b. Konjungtivitis akut.
c. Skleritis nodosa.
d. Episkleritis nodosa. ===
e. Pingeikula.

14. Episkleritis (kompetensi : 4A)

Seorang wanita umur 28 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan mata kiri merah yang
dialami secara tiba-tiba namun tidak nyeri dan tidak ada keluhan gangguan penglihatan.
Penderita mengaku baru pertama kali menderita keadaan ini. Pada pemeriksaan visus
ditemukan VODS: 1.0, pemeriksaan segmen anterior tampak seperti gambar berikut :

Terapi yang dapat diberikan untuk mengatasi keluhan penderita adalah :

a. Analgetik.
b. Lubrikan topikal.
c. Topikal NSAIDs dan lubrikan topikal. ===
d. Topikal NSAIDs.
e. Oral kortikosteroid.

15. Episkleritis (kompetensi : 4A)


Seorang pasien wanita umur 31 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan mata kanan
merah yang dialami sejak 1 minggu yang lalu. Tidak terjadi penyembuhan meskipun telah
diberikan salep mata Oxytetracycline. Kotoran mata berlebih tidak ada, silau tidak ada dan
penurunan tajam penglihatan tidak ada. Pada pemeriksaan oftalmologi terlihat kemerahan
pada area konjungtiva bulbi seperti pada gambar :

Untuk membedakan penyebab dilatasi pembuluh darah pada pasien diatas adalah dengan
melakukan penetesan :

a. Midriatyl 0.5%.
b. Phenylephrine 2.5%. ===
c. Atropine 10%.
d. Efedrine 5%.
e. Lidocaine 2%.

16. Episkleritis (kompetensi : 4A)

Seorang wanita umur 33 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan mata kiri merah yang
dialami sejak 4 hari yang lalu secara tiba-tiba. Keluhan ini disertai rasa nyeri dan sensasi
benda asing. Tidak ada kotoran mata berlebih dan tidak ada penurunan tajam penglihatan,
visus pasien 6/6. Pasien telah mencoba memberikan sendiri tetes mata artificial tear namun
tidak ada perubahan pada kemerahannya namun dirasakan lebih nyaman oleh pasien.
Diagnosis yang paling mungkin adalah :

a. Episkleritis. ===
b. Konjungtivitis.
c. Keratitis.
d. Blefaritis.
e. Iridosiklitis.

17. Episkleritis (kompetensi : 4A)


Seorang wanita umur 50 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan sebelah mata merah
disertai sedikit nyeri dan sensasi benda asing. Air mata berlebih dan kotoran mata berlebih
tidak ada. Pada pemeriksaan visus ditemukan VODS : 1.0. Wanita tersebut juga merasakan
kondisi fisik yang tidak biasanya dan berencana memeriksakan diri ke dokter penyakit
dalam. Pada pemeriksaan segmen anterior bola mata ditemukan gambaran seperti berikut :

Kelainan penyerta yang dapat saja dialami oleh wanita tersebut adalah :

a. Gout.
b. Rosacea.
c. Rheumatoid arthritis. ===
d. Diabetes mellitus.
e. Hipertensi.

18. Episkleritis (kompetensi : 4A)

Seorang wanita umur 41 tahun datang ke Puskesmas untuk kontrol. Dari anamnesis
ditemukan, wanita tersebut di awal kunjungannya memiliki keluhan mata merah yang tidak
disertai penurunan tajam penglihatan. Wanita tersebut telah mendapatkan terapi tetes mata
lubrikan dan oral Natrium Diklofenak 2x50 mg. Namun, keluhan yang dirasakan wanita
tersebut dirasakan tidak berkurang. Kemungkinan diagnosis dan terapi tambahan yang
dapat diberikan untuk wanita tersebut adalah :

a. Episkleritis dan oral kortikosteroid dosis tinggi.


b. Episkleritis dan oral kortikosteroid dosis sedang.
c. Episkleritis dan oral kortikosteroid dosis rendah.
d. Episkleritis dan topikal kortikosteroid dosis tinggi.
e. Episkleritis dan topikal kortikosteroid dosis rendah. ===

19. Episkleritis (kompetensi : 4A)


Seorang wanita umur 44 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan mata kanan merah
dan sedikit agak nyeri. Tidak ada kotoran mata berlebih dan air mata berlebih. Pada
pemeriksaan visus ditemukan VODS : 20/20. Pada pemeriksaan segmen anterior
ditemukan kemerahan sektoral di area konjungtiva bulbi temporal. Pada penetesan
phenylephrine 2.5% ditemukan berkurangnya kemerahan tersebut. Untuk lebih memastikan
diagnosis, pemeriksaan yang sebaiknya dilakukan adalah :

a. Tes Seidel.
b. Menggerakkan pembuluh darah yang kemerahan dengan cotton-bud. ===
c. Tes sondase.
d. Tes fluoresens.
e. Tes provokasi dengan minum air.

20. Erosi kornea (kompetensi : 2) = 3 soal

Seorang ibu datang ke Puskesmas membawa anak laki-lakinya berumur 10 tahun dengan
keluhan mata kanan nyeri, sangat tajam dan sedikit merah. Sejam yang lalu anak tersebut
sedang bermain dengan temannya dan tanpa sengaja mata anak itu terkena tangan
temannya yang memiliki kuku panjang. Pada pemeriksaan segmen anterior ditemukan
konjungtiva hiperemis minimal dan kornea kesan jernih. Penyebab paling mungkin yang
berhubungan dengan keluhan anak tersebut adalah :

a. Erosi kornea. ===


b. Laserasi kornea.
c. Keratitis.
d. Keratokonjungtivitis.
e. Blefarokeratokonjungtivitis.

21. Erosi kornea (kompetensi : 2)

Seorang ibu datang ke Puskesmas membawa anak laki-lakinya berumur 10 tahun dengan
keluhan mata kanan nyeri, sangat tajam dan sedikit merah. Sejam yang lalu anak tersebut
sedang bermain dengan temannya dan tanpa sengaja mata anak itu terkena tangan
temannya yang memiliki kuku panjang. Pada pemeriksaan segmen anterior ditemukan
konjungtiva hiperemis minimal dan kornea kesan jernih. Tes yang sebaiknya dilakukan
untuk menentukan penyebab rasa nyeri hebat di mata anak tersebut adalah :

a. Tes adrenaline 2.5%.


b. Tes phenylephrine 2.5%.
c. Tes atropine 1%.
d. Tes fluorecens 5%. ===
e. Tes povidone iodium 5%.
22. Erosi kornea (kompetensi : 2)

Seorang ibu datang ke Puskesmas membawa anak laki-lakinya berumur 10 tahun dengan
keluhan mata kanan nyeri, sangat tajam dan sedikit merah. Sejam yang lalu anak tersebut
sedang bermain dengan temannya dan tanpa sengaja mata anak itu terkena tangan
temannya yang memiliki kuku panjang. Pada pemeriksaan segmen anterior ditemukan
konjungtiva hiperemis minimal dan kornea kesan jernih. Terapi sementara yang dapat
diberikan untuk anak tersebut sebelum dirujuk ke dokter spesialis mata adalah :

a. Antibiotik topikal saja.


b. Antibiotik topikal dan lubrikan topikal. ===
c. Antibiotik topikal dan antibiotik sistemik.
d. Antibiotik topikal dan antijamur.
e. Antibiotik topikal dan antivirus.

23. Benda asing di kornea (kompetensi : 2) = 3 soal

Seorang pria 35 tahun yang bekerja di sebuah bengkel pembuatan pagar besi, datang ke
Unit Gawat Darurat dengan keluhan mata kiri nyeri disertai air mata berlebih. 2 jam yang
lalu pasien merasa mata kirinya tersebut terkena percikan besi saat memotong besi. Pasien
tidak menggunakan kacamata pelindung saat bekerja. Pada pemeriksaan segmen anterior
terlihat seperti gambar berikut :

Diagnosis dari keadaan diatas adalah :

a. Benda asing di palpebral.


b. Benda asing di konjungtiva.
c. Benda asing di kornea.
d. Benda asing di sklera.
e. Benda asing di intraokuler.
24. Benda asing di kornea (kompetensi : 2)

Seorang pria 35 tahun yang bekerja di sebuah bengkel pembuatan pagar besi, datang ke
Unit Gawat Darurat dengan keluhan mata kiri nyeri disertai air mata berlebih. 2 jam yang
lalu pasien merasa mata kirinya tersebut terkena percikan besi saat memotong besi. Pasien
tidak menggunakan kacamata pelindung saat bekerja. Pada pemeriksaan segmen anterior
terlihat seperti gambar berikut :

Tindakan yang harus segera dilakukan adalah :

a. Melakukan pengangkatan benda asing tersebut.


b. Merujuk ke dokter spesialis mata untuk melakukan pengangkatan dengan menggunakan
slit lamp biomikroskop. ===
c. Memberikan tetes mata antibiotik.
d. Memberikan salep mata antibiotik.
e. Memberikan tetes mata lubrikan.

25. Benda asing di kornea (kompetensi : 2)

Seorang pria 35 tahun yang bekerja di sebuah bengkel pembuatan pagar besi, datang ke
Unit Gawat Darurat dengan keluhan mata kiri nyeri disertai air mata berlebih. 2 jam yang
lalu pasien merasa mata kirinya tersebut terkena percikan besi saat memotong besi. Pasien
tidak menggunakan kacamata pelindung saat bekerja. Pada pemeriksaan segmen anterior
terlihat seperti gambar berikut :
Komplikasi yang dapat terjadi jika kasus diatas tidak mendapat penanganan yang tepat
adalah :

a. Perforasi kornea.
b. Keratitis.
c. Iritasi permanen dan konjungtivalisasi. ===
d. Keratokonjungtivitis kronik.
e. Hifema traumatik.

26. Luka bakar kornea (kompetensi : 2) = 3 soal

Seorang wanita 44 tahun datang ke Unit Gawat Darurat ditemani oleh saudaranya dengan
keluhan kedua mata terkena cipratan cairan pembersih lantai kamar mandi. Hal tersebut
terjadi ketika pasien baru saja hendak membuka botol cairan pembersih tersebut. Saat ini
pasien merasakan nyeri hebat, air mata berlebih dan sulit membuka mata. Diagnosis yang
paling mungkin pada keadaan darurat ini adalah :

a. Luka bakar palpebra.


b. Luka bakar konjungtiva.
c. Luka bakar kornea. ===
d. Luka bakar sklera.
e. Luka bakar iris.

27. Luka bakar kornea (kompetensi : 2)

Seorang wanita 44 tahun datang ke Unit Gawat Darurat ditemani oleh saudaranya dengan
keluhan kedua mata terkena cipratan cairan pembersih lantai kamar mandi. Hal tersebut
terjadi ketika pasien baru saja hendak membuka botol cairan pembersih tersebut. Saat ini
pasien merasakan nyeri hebat, air mata berlebih dan sulit membuka mata. Hal yang harus
segera dilakukan terhadap pasien adalah :

a. Irigasi dengan larutan ringer laktat. ===


b. Irigasi dengan larutan NaCl 0.9%.
c. Irigasi dengan aquades.
d. Irigasi dengan dextrose 5%.
e. Irigasi dengan mannitol.
28. Luka bakar kornea (kompetensi : 2)

Seorang wanita 44 tahun datang ke Unit Gawat Darurat ditemani oleh saudaranya dengan
keluhan kedua mata terkena cipratan cairan pembersih lantai kamar mandi. Hal tersebut
terjadi ketika pasien baru saja hendak membuka botol cairan pembersih tersebut. Saat ini
pasien merasakan nyeri hebat, air mata berlebih dan sulit membuka mata. Luka bakar
seperti trauma kimia ini, dapat juga ditemukan pada keadaan seperti :

a. Sindrom Sjogren.
b. Sindrom Steven-Johnson. ===
c. Sindrom Marfan.
d. Sindrom Brown.
e. Sindrom Duane.

29. Keratitis (kompetensi : 3A) = 5 soal

Seorang pria 61 tahun yang bekerja di kebun jagung datang ke Puskesmas dengan keluhan
mata nyeri dan merah yang dialami sejak 2 hari yang lalu. Riwayat mata tergores daun
jagung saat bekerja dan sejak saat itu air mata sering keluar berlebih. Pada pemeriksaan
visus ditemukan VODS : 6/60, dan pemeriksaan segmen anterior ditemukan palpebra
edem, konjungtiva hiperemis, kornea keruh di sentral dan perifer dan tampak hipopion di
bilik mata depan. Diagnosis yang tepat untuk pasien diatas adalah :

a. Konjungtivitis.
b. Keratitis. ===
c. Glaukoma akut.
d. Skleritis.
e. Blefaritis.

30. Keratitis (kompetensi : 3A)

Seorang pria 61 tahun yang bekerja di kebun jagung datang ke Puskesmas dengan keluhan
mata nyeri dan merah yang dialami sejak 2 hari yang lalu. Riwayat mata tergores daun
jagung saat bekerja dan sejak saat itu air mata sering keluar berlebih. Pada pemeriksaan
visus ditemukan VODS : 6/60, dan pemeriksaan segmen anterior ditemukan palpebra
edem, konjungtiva hiperemis, kornea keruh di sentral dan perifer dan tampak hipopion di
bilik mata depan. Organisme penyebab yang paling mungkin untuk kasus diatas adalah :

a. Virus.
b. Bakteri.
c. Jamur. ===
d. Acanthamoeba.
e. Nematoda.
31. Keratitis (kompetensi : 3A)

Seorang pria 61 tahun yang bekerja di kebun jagung datang ke Puskesmas dengan keluhan
mata nyeri dan merah yang dialami sejak 2 hari yang lalu. Riwayat mata tergores daun
jagung saat bekerja dan sejak saat itu air mata sering keluar berlebih. Pada pemeriksaan
visus ditemukan VODS : 6/60, dan pemeriksaan segmen anterior ditemukan palpebra
edem, konjungtiva hiperemis, kornea keruh di sentral dan perifer dan tampak hipopion di
bilik mata depan. Terapi awal yang harus diberikan pada pasien sebelum dirujuk ke dokter
spesialis mata adalah :

a. Antibiotik topikal, anti-jamur topikal dan antibiotik oral. ===


b. Antibiotik topikal, anti-virus oral dan antibiotik oral.
c. Antibiotik topikal, anti-jamur topikal dan kortikosteroid topikal.
d. Antibiotik topikal, anti-virus oral dan kortikosteroid topikal.
e. Antibiotik topikal, anti-jamur oral dan kortikosteroid topikal.

32. Keratitis (kompetensi : 3A)

Seorang pria 61 tahun yang bekerja di kebun jagung datang ke Puskesmas dengan keluhan
mata nyeri dan merah yang dialami sejak 2 hari yang lalu. Riwayat mata tergores daun
jagung saat bekerja dan sejak saat itu air mata sering keluar berlebih. Pada pemeriksaan
visus ditemukan VODS : 6/60, dan pemeriksaan segmen anterior ditemukan palpebra
edem, konjungtiva hiperemis, kornea keruh di sentral dan perifer dan tampak hipopion di
bilik mata depan. Komplikasi yang dapat terjadi jika pasien tidak mendapatkan penanganan
cepat adalah :

a. Selulitis orbita.
b. Dakriosistitis.
c. Dakrioadenitis.
d. Endoftalmitis. ===
e. Blefarokonjungtivitis.

33. Keratitis (kompetensi : 3A)

Seorang pria 34 tahun datang ke Unit Gawat Darurat dengan keluhan kedua mata tiba-tiba
merah, nyeri hebat, berair dan sulit membuka kelopak matanya. Pasien setiap hari
menggunakan lensa kontak dalam aktifitasnya. Pada pemeriksaan visus ditemukan VODS :
20/100. Pada pemeriksaan segmen anterior ditemukan palpebra agak edem dan hiperemis,
konjungtiva hiperemis, lakrimasi hebat, kornea kesan agak keruh di daerah perifer.
Kemungkinan diagnosis pada pasien adalah :

a. Blefaritis.
b. Konjungtivitis.
c. Keratitis. ===
d. Episkleritis.
e. Skleritis.

34. Kerato-konjungtivitis sicca (kompetensi : 2) = 3 soal

Seorang wanita 65 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan rasa tidak nyaman pada
kedua mata. Rasa tidak nyaman tersebut antara lain rasa terbakar, gatal, sensasi benda
asing, air mata berlebih, merah serta kotoran mata kadang banyak di pagi hari. Ada riwayat
menggunakan obat hipertensi dan diabetes. Pada pemeriksaan oftalmologi tidak ditemukan
kelainan yang berarti pada kedua mata. Organ yang paling mungkin mengalami gangguan
pada wanita tersebut adalah :

a. Kornea.
b. Konjungtiva.
c. Sklera.
d. Tear film. ===
e. Palpebra.

35. Kerato-konjungtivitis sicca (kompetensi : 2)

Seorang wanita 65 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan rasa tidak nyaman pada
kedua mata. Rasa tidak nyaman tersebut antara lain rasa terbakar, gatal, sensasi benda
asing, air mata berlebih, merah serta kotoran mata kadang banyak di pagi hari. Ada riwayat
menggunakan obat hipertensi dan diabetes. Pada pemeriksaan oftalmologi tidak ditemukan
kelainan yang berarti pada kedua mata. Mekanisme dasar penyakit pada keadaan wanita
tersebut adalah :

a. Infeksi.
b. Inflamasi. ===
c. Neoplasma.
d. Alergi.
e. Metabolik.

36. Kerato-konjungtivitis sicca (kompetensi : 2)


Seorang wanita 65 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan rasa tidak nyaman pada
kedua mata. Rasa tidak nyaman tersebut antara lain rasa terbakar, gatal, sensasi benda
asing, air mata berlebih, merah serta kotoran mata kadang banyak di pagi hari. Ada riwayat
menggunakan obat hipertensi dan diabetes. Pada pemeriksaan oftalmologi tidak ditemukan
kelainan yang berarti pada kedua mata. Terapi yang dapat diberikan pada wanita tersebut
untuk mengurangi keluhannya adalah :

a. Lubrikan topikal dan kompres hangat. ===


b. Lubrikan topikal saja.
c. Kompres hangat saja.
d. Lubrikan topikal dan antibiotik topikal.
e. Lubrikan topikal dan antibiotik sistemik.

Anda mungkin juga menyukai