Anda di halaman 1dari 5

Apa itu Rumah Subsidi?

Pernahkah Anda mendengar mengenai rumah subsidi? Pengertian rumah subsidi adalah
rumah yang dijual dengan harga terjangkau dimana pembeli rumah subsidi mendapat
kemudahan untuk mengajukan KPR dengan bunga yang  flat.  Bunga KPR rumah
subsidi flat karena telah disubsidi oleh Pemerintah dan Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat (PUPR). Pemerintah dan Kementerian PUPR bekerjasama dengan
beberapa developer properti yang kompeten dalam membangun rumah murah.   Pemerintah
tidak hanya melakukan subsidi pada bahan bakar dan kebutuhan pokok saja tetapi juga
melakukan subsidi bagi perumahan rakyat.

Membeli rumah subsidi adalah solusi bagi Anda khususnya kaum milenial yang baru
memulai karier atau keluarga baru yang memiliki kebutuhan akan tempat tinggal. Rumah
subsidi juga tepat bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dengan pendapatan
Upah Minimum Regional (UMR). Harganya yang murah, dengan DP ringan, bunga yang flat
dan cicilan bulanan yang terjangkau, akan memudahkan Anda dalam memiliki rumah.
Daripada Anda membayar kost atau mengontrak rumah, lebih baik Anda mencicil rumah.
Dengan begitu, impian memiliki rumah tidak hanya sebatas mimpi, tetapi menjadi sebuah
kenyataan. 

Lokasi Rumah Subsidi


Rumah subsidi umumnya dibangun di daerah  urban  yang padat penduduk. Developer rumah
subsidi umumnya melakukan pembangunan di daerah Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi.
Daerah tersebut merupakan tempat favorit bagi masyarakat yang kesehariannya melakukan
aktivitasnya di Ibu Kota Jakarta. Mengapa rumah subsidi umumnya tidak berada di Jakarta?
Alasannya karena harga tanah di Jakarta sudah sangat mahal sehingga developer memilih
membangun rumah subsidi di daerah urban karena harga tanahnya yang lebih terjangkau.  

Disamping itu,  demand perumahan di daerah urban  begitu tinggi. Padatnya aktivitas di kota


besar membuat banyak orang ingin tinggal di lingkungan yang hening dan jauh dari
bisingnya aktivitas perkotaan. Selain itu, daerah  urban  sangat cocok untuk dijadikan tempat
tinggal karena biaya hidup yang lebih murah dibandingkan biaya hidup di perkotaan.
Beberapa daerah urban  juga sudah memiliki sarana transportasi umum untuk
mengakomodasi aktivitas Anda ke ibu kota Jakarta. Hal ini semakin membuat rumah subsidi
di daerah urban  menjadi lebih menarik untuk dimiliki.  

Harga Rumah Subsidi


Sesuai namanya yang merupakan rumah subsidi, maka harga rumah subsidi bisa dikatakan
sangat murah untuk dimiliki. Harga rumah subsidi umumnya berkisar antara Rp. 140 juta
hingga Rp 170 jutaan. Namun ada juga developer yang mematok harga Rp. 190 juta hingga
Rp. 250 jutaan untuk rumah subsidi dengan kualitas baik setara rumah komersial biasa.
Mengapa harga rumah subsidi bisa begitu terjangkau? Harga rumah yang murah tersebut
diakibatkan karena adanya bantuan dari pemerintah yang tidak mengenakan Pajak
Pertambahan Nilai (PPN) layaknya rumah komersial.

Insentif lain yang akan didapatkan oleh pembeli rumah subsidi adalah suku bunga Kredit
Pemilikan Rumah (KPR) yang rendah. Suku bunga yang rendah tersebut semakin menarik
karena cicilannya yang flat karena dijamin oleh pemerintah. Selain bunga KPR yang rendah
dan cicilan yang flat, cicilan rumah subsidi bisa dilakukan hingga 20 tahun. Untuk bisa
mendapatkan rumah subsidi, Anda hanya perlu melakukan  down payment  (DP) sebesar 5%
hingga 10% saja. Sangat menarik bukan?

Ukuran Rumah Subsidi


Rumah subsidi tergolong dalam Rumah Sangat Sederhana (RSS). Sebagai rumah yang
sangat sederhana, maka tentu saja Anda akan mendapatkan rumah dengan ukuran kecil.
Dalam peraturan PUPR Nomor 242/KPTS/M/2020, luas bangunan rumah subsidi berada di
antara 21 meter persegi hingga 36 meter persegi, dengan luas tanah antara 60 hingga 200
meter persegi. Namun, pada umumnya luas bangunan rumah subsidi di kawasan
Jabodetabek adalah seluas 21 hingga 27 meter persegi dengan luas tanah rumah subsidi
pada umumnya adalah seluas 60 meter persegi. Anda bisa melakukan renovasi rumah
subsidi untuk melakukan perluasan luas bangunan menjadi 30 hingga 32 meter persegi
tergantung denah rumah subsidi yang Anda beli.  

Perbedaan Antara Rumah Subsidi dan Rumah


Komersial Non Subsidi
Bagaikan pepatah yang mengatakan “ada harga, ada rupa” begitulah jawaban yang tepat
untuk rumah subsidi. Sebagai rumah murah subsidi pemerintah, tentu kualitas bangunan
tidak sebagus rumah komersial dengan harga diatas Rp. 400 juta. Terdapat berbagai
penurunan spesifikasi untuk meminimalisir biaya pembangunan rumah subsidi. Perbedaan
antara rumah subsidi dengan rumah komersil (non subsidi) terletak pada kualitas bangunan.  

Rumah subsidi identik dengan penurunan kualitas bangunan. Hal ini tidak sepenuhnya
salah. Hal ini diperlihatkan saat Anda membuka pintu rumah subsidi. Anda akan
mendapatkan kusen pintu yang terbuat dari  double  triplek yang tipis dan cukup ringkih.
Begitu juga material daun pintu yang diberikan. Pintu  double tripleks yang tipis tersebut
sangat mudah rusak. Oleh sebab itu, sangat disarankan bagi Anda untuk mengganti pintu
dengan kualitas lebih bagus atau menambahkan pintu besi yang kuat agar tidak mudah
dibobol oleh pihak tak bertanggung jawab. 

Saat Anda akan membuka jendela, Anda akan diberikan jendela dengan kusen yang
umumnya terbuat dari kayu. Sangat jarang rumah subsidi memiliki kusen jendela yang
terbuat dari stainless steel.  Penggunaan material kayu pada eksterior rumah, khususnya
sebagai kusen jendela juga akan membuat kusen mudah rusak untuk jangka panjang. Jika
Anda memiliki budget  lebih, sebaiknya Anda mengganti jendela rumah subsidi dengan
material lebih bagus dan lengkapilah rumah Anda dengan teralis sebagai  double
protection pada rumah Anda. 

Setelah jendela rumah subsidi dibuka, Anda akan diperlihatkan tanah pekarangan yang bisa
dijadikan taman atau parkiran mobil. Sebagai rumah yang ditujukan untuk masyarakat
berpenghasilan rendah (MBR), yang notabenenya jarang memiliki mobil, maka
pembuatan carport oleh developer sangat jarang dilakukan. Sangat tidak lazim bagi
developer rumah subsidi untuk melakukan pengecoran untuk pembuatan  carport. Developer
umumnya hanya melakukan pengecoran minor untuk jalan setapak sebagai akses masuk ke
dalam rumah. Tujuannya agar tidak terlalu kotor dengan tanah, khususnya pada saat musim
hujan. Anda harus melakukan pengecoran pada tanah di pekarangan rumah subsidi tersebut
untuk bisa dijadikan carport  dan taman yang indah.

Perbedaan utama pada interior terletak pada kualitas dinding. Jika pada rumah komersial
menggunakan bata ringan (hebel) atau bata merah, maka dinding rumah subsidi umumnya
menggunakan batako. Batako merupakan kualitas terendah untuk bahan baku pembangunan
dinding. Walaupun berkualitas standar, bukan berarti rumah subsidi tidak aman untuk
dijadikan hunian. Rumah subsidi tentu saja dibangun berdasarkan Standar Nasional
Indonesia (SNI). Jadi, Anda tidak perlu khawatir untuk membeli rumah subsidi karena layak
dan aman digunakan sebagai hunian.

Masih berbicara soal interior rumah subsidi, terdapat beberapa rumah subsidi yang
dindingnya dilapisi cat hanya pada bagian luarnya saja. Hal ini tentu akan membuat Anda
kurang nyaman untuk tinggal di rumah yang interiornya hanya di aci oleh semen berwarna
abu-abu. Namun, beberapa rumah subsidi yang dibangun oleh developer terpercaya juga
turut melakukan pengecatan pada interior rumah.

Perbedaan selanjutnya terdapat pada lantai rumah. Lantai pada rumah subsidi pada
umumnya menggunakan keramik berkualitas standar. Memang ada beberapa dari rumah
subsidi yang hanya menggunakan lantai yang terbuat dari semen yang di aci tanpa
menggunakan keramik. Umumnya, rumah subsidi yang dibangun oleh beberapa developer
ternama sudah beralaskan keramik. Seiring berjalannya waktu, rumah subsidi yang dibangun
belakangan ini sudah mewajibkan penggunaan keramik agar lebih layak digunakan.

Atap pada rumah subsidi menggunakan rangka atap kayu dengan genting. Material kayu
lengkap dengan genting merupakan hal yang lazim digunakan dalam pembangunan rumah.
Jarang sekali developer menggunakan model atap dak pada rumah segmen menengah ke
bawah. Penggunaan plafon digunakan untuk rumah subsidi merupakan hal yang harus
diperhatikan. Beberapa developer yang memiliki reputasi baik tentu sudah mengaplikasikan
plafon pada properti subsidi yang dijual. Namun, ada beberapa rumah subsidi yang tidak
memberikan plafon pada atap rumah. Penggunaan plafon tentu akan membuat rumah Anda
semakin nyaman untuk ditinggali. Plafon juga meminimalisir resiko pencuri yang spesialis
mencuri melalui atap. Selain itu, plafon juga berfungsi meminimalisir kebocoran saat
terjadinya hujan. 

Spesifikasi lain yang sering diturunkan adalah jenis kloset yang digunakan. Umumnya rumah
komersial sudah dilengkapi kloset duduk bahkan untuk varian termurahnya. Namun, berbeda
halnya dengan rumah subsidi. Kloset menjadi salah satu spesifikasi yang dijadikan
sasaran cutting cost. Kloset pada rumah subsidi biasanya menggunakan kloset jongkok.
Penggunaan kloset jongkok dilakukan karena harganya yang lebih murah dibandingkan
kloset duduk.  
 

Tips Memilih Rumah Subsidi


 Perhatikan Kualitas Bangunan 
Tidak semua rumah subsidi berkualitas buruk. Banyak sekali rumah subsidi yang berkualitas
baik. Anda harus cerdik dalam memilih rumah subsidi yang akan dibeli. Memang secara
kualitas tidak sebaik dengan rumah komersil yang rata-rata ditawarkan dengan harga diatas
Rp 400 jutaan, tetapi bisa dijadikan sebagai alternatif daripada tidak memiliki rumah sama
sekali. Hal yang terpenting adalah memperhatikan kualitas bangunan. Pastikan interior
rumah sudah di cat, memiliki keramik dan plafon. Hal tersebut merupakan hal penting yang
membuat Anda akan semakin nyaman dirumah. 

 Kunjungi Rumah Contoh dan Lokasi Proyek 


Anda harus mengunjungi rumah contoh yang dibuat oleh developer agar mengetahui
secara real  akan kualitas bangunan rumah subsidi yang ditawarkan oleh developer. Anda
bisa memperhatikan detail kualitas pada poin-poin yang telah dijelaskan di atas untuk
menilai seberapa nyaman rumah tersebut untuk dihuni. Pastikan Anda juga melakukan
survei pada lokasi proyek untuk mencari tahu tingkat strategisnya dan
situasi surrounding  disekitarnya.

 Lokasi Rumah Subsidi


Lokasi merupakan aspek penting dalam sebuah properti. Memang benar bahwa rumah
subsidi terletak jauh dari ibukota. Lokasinya yang cukup jauh dan kurang strategis. Tetapi,
Anda tetap harus memperhatikan surrounding dari rumah subsidi tersebut. Apakah cukup
strategis untuk ke fasilitas umum seperti pusat perbelanjaan pusat pendidikan serta pusat
kesehatan? Setidaknya lokasi rumah subsidi Anda tidak terlalu terpencil, sehingga sudah
cukup memudahkan Anda dalam melangsungkan kehidupan.

 Cari Tahu Track Record Developer


Bagaikan rumah komersial lainnya, rumah subsidi juga dibangun oleh developer-developer
properti yang menjadi rekanan pemerintah dalam mengembangkan rumah subsidi. Beberapa
developer tersebut merupakan developer ternama yang memang spesialis dalam
mengembangkan developer rumah murah. Dengan Anda mengetahui  track record developer
tersebut, maka Anda akan mengetahui portofolio produk propertinya. Dengan mengetahui
produk propertinya, Anda bisa memperkirakan kualitas bangunan dari portofolio produk yang
pernah dibangun oleh developer tersebut.  

Dengan mengetahui track record  developer, Anda juga terhindar dari penipuan berkedok
rumah murah oleh developer yang tidak jelas  track record-nya. Developer memiliki peranan
penting dalam suksesnya pengembangan sebuah properti.  Brand image  sebuah developer
juga menunjukkan trust konsumen. Semakin baik brand image  sebuah developer, maka
semakin tinggi potensi kenaikan nilai investasi Anda.
 Cari Tahu Detail Metode Pembayaran
Sama halnya dengan membeli properti non subsidi, developer rumah subsidi umumnya
memiliki beberapa metode pembayaran. Untuk rumah subsidi umumnya hanya dapat dibeli
dengan metode KPR FLPP (Kredit Pemilikan Rumah Fasilitas Likuiditas Pembiayaan
Perumahan). Untuk metode pembayaran lain, Anda bisa tanyakan langsung ke developer
yang bersangkutan untuk mencari tahu info lebih lanjut seputar metode pembayaran.  

Kriteria Pengajuan KPR Rumah Bersubsidi


Segmen rumah subsidi ditujukkan bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dimana
sebagai persyaratan kreditnya harus seseorang yang berpenghasilan pokok tidak melebihi
Rp. 4.000.000 untuk rumah tapak bersubsidi dan Rp. 7.000.000 untuk rumah susun
bersubsidi. Kriteria lain yang harus dipenuhi adalah Warga Negara Indonesia (WNI) dan
berdomisili di Indonesia, berusia 21 tahun atau sudah menikah dan usia maksimal 55 tahun,
belum pernah punya rumah dan belum pernah membeli rumah subsidi, telah bekerja atau
memiliki usaha setidaknya 1 tahun dan memiliki NPWP dan melaporkan SPT PPh Pribadi.  

Cara Pengajuan KPR Rumah Subsidi


Anda bisa mengajukan KPR rumah subsidi dengan melampirkan berbagai dokumen berikut :

 Fotokopi KTP pemohon dan pasangan dengan dilengkapi KK dan Akta Nikah. Jika
sudah bercerai, lampirkan fotokopi Akta Cerai.
 Fotokopi NPWP.
 Fotokopi rekening koran selama 3 bulan terakhir.
 Slip Gaji Terakhir dengan disertai Surat Keputusan Pengangkatan Pegawai Tetap
atau Surat Keterangan Kerja (Bagi Karyawan Swasta).
 Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) dan Tanda Daftar Perusahaan (TDP) dengan
disertai dengan Surat Keterangan Domisili dan Laporan Keuangan 3 (tiga) bulan
terakhir (Bagi Wiraswasta).
 Izin Praktik (Bagi Profesional).
 Surat pernyataan belum memiliki rumah.
 Surat pernyataan belum pernah menerima subsidi kepemilikan rumah.
 Formulir aplikasi pengajuan kredit dan pas foto terbaru pemohon suami dan istri.

Anda mungkin juga menyukai