Anda di halaman 1dari 3

Nama : Robertus Teke

Nim : 2123812076
Kelas / Semester :D/I
Prodi : Pengelolaan Hutan
Tugas : Agama katolik

Abortus Provocatus di Kalangan Kaum Muda


Pendahuluan

Manusia merupakan ciptaan Allah, dengan segala kemampuan dan karunia yang ia
terima. Manusia juga adalah ciptaan yang amat berharga di mata Sang Pencipta. Dengan debu
tanah Allah membentuk manusia dan dengan Roh-Nya, Allah memberi kehidupan bagi
manusia (Kej.2:7). Manusia pun diberi kuasa atas segala ciptaan-Nya di muka bumi. Manusia
dikaruniai akal budi dari Allah untuk mengatasi dan “menguasai” bumi. Akal budi inilah
yang menjadikan manusia berbeda dari makhluk lainnya. Dengan akal ia mampu memahami
dan mengerti banyak hal yang tidak mampu dipahami makluk lainnya.

Harkat dan martabat manusia sangatlah berharga sebab manusia adalah citra Allah.
Melihat manusia sebagai citra Allah, yang patut dihargai kehidupannya, serta mendapat cinta
dan kasih sayang yang layak. Kenyataan yang terjadi terlampau berbeda, manusia sebagai
ciptaan sering menggunakan kebebasan dan karunia akal budinya - dengan sadar - untuk
melanggar ketetapan Allah. Penyelewengan dan pelanggaran manusia, bahkan sampai pada
penghilangan jiwa orang lain dengan sengaja, khusunya aborsi. Berbagai kasus aborsi yang
sering terjadi di masyarakat. Bahkan aborsi seringkali dilakukkan oleh kaum muda sudah
menjadi rahasia dan bahan cerita umum di masyarakat.

Tujuan dari paper ini adalah untuk melihat masalah aborsi dan penyebabnya di
masyarakat khususnya di kalangan kaum muda.

Pembahasan

Istilah “abortus provokatus” mungkin bukanlah sesuatu yang asing bagi sebagian
orang. Abortus atau aborsi merupakan tindakan penghentian kehamilan sebelum janin dapat
hidup di luar kandungan. Secara etimologis aborsi berasal dari bahasa latin Abortio, ialah
pengeluaran hasil konsepsi dari uterus secara prematur. Sedangkan provokatus berkaitan
dengan kesengajaan dalam melakukan sesuatu. Dalam artian ini abortus provocatus bermakna

1
pembunuhan terhadap janin secara sengaja dengan cara apapun anatara masa pembuahan
sampai pada tahap awal kehidupannya.

Gereja Katolik dengan keras menolak dan mengecam tindakan ini. Karena gereja
menganggap tindakan demikian merupakan sebuah pelanggaran yang berat dan melanggar
harkat dan martabat manusia sebagai citra Allah. Kehidupan manusia bagi gereja merupakan
sebuah anugerah dari Allah sehingga hidup manusia sejak awal pembuahan maupun dalam
aneka tahap perkembangannya haruslah dilindungi dan dikasihi sepenuhnya.

Manusia dan kehidupannya sering terdapat kasus-kasus yang ambigu dan dilematis.
Sebab seperti ungkapan tidak ada asap kalau tidak ada api. Melihat realita yang terjadi
dengan tingkat aborsi yang tinggi di seluruh dunia pada tahun 2010-2014, diperkirakan
sekitar 62 per 1000 kasus kehamilan yang tidak diinginkan pada perempuan dalam rentang
usia antara 15-44 tahun. Angka ini diperkirakan mencapai 44% dari seluruh kehamilan dan
23% dari kejadian kelahiran pada tahun 2010-2014 (kementrian PPN/Bappenas, 2020).
Bahkan masih terus berlangsung hingga saat ini.

Tingginya kasus aborsi pada remaja merupakan efek dari pergaulan bebas, dan
kehamilan yang tidak diinginkan. Efek dari pergaulan bebas dan menjurus pada seks bebas
merupakan faktor yang cukup berperan dalam kasus kehamilan di luar nikah dan berujung
pada aborsi. Sedangkan dalam kasus kehamilan yang tidak diinginkan seperti, kasus
pemerkosaan pun berefek dan bahkan berakibat pada aborsi.

Dalam hal ini gereja dalam Kitab Hukum Kanonik kan. 1398- “Yang melakukan
aborsi dan berhasil, terkena ekskomunikasi latae sententiae” (Kitab Hukum Kanonik, 2006).
Dengan keras Gereja tidak membenarkan tindakan aborsi apapun penyebabnya.

Berhadapan dengan kasus yang demikian, sebagai makhluk yang berakal, tentunya
sikap yang harus diambil untuk mencegah tindakan aborsi di kalangan kaum muda adalah
dengan pendekatan dari segi rohani, medis, dan psikis. Dari segi rohani tentunya keluargalah
yang berperan penting, keluarga sebagai domestica eklesia atau gereja lokal, tempat
seseorang lahir, besar dan bertumbuh merupakan tempat yang cocok untuk menanamkan
pemahaman mendalam mengenai edukasi seksual, aborsi dll. Sedangkan dari segi medis,
sekolahlah yang memberikan edukasi tentang bahaya seks bebas dan aborsi selain itu pun
lingkungan keluarga dan sekolah yang baik turut andil dalam perkembangan psikis remaja.

2
Sehingga ia tidak mudah terbuai pada kesenangan-kesenangan buta yang merugikan diri
sendiri.

Penutup

Berdasarkan dari setiap pemaparan tadi maka kehidupan merupakan suatu Anugerah
dari Allah, yang patut dijaga dan dilindungi dengan baik. Sehingga tindakan aborsi
merupakan penyelewengan terhadap harkat dan martabat manusia. Peran keluarga dan
sekolah memiliki andil dalam pemberian edukasi dan pencegahan tindakan seks bebas yang
berujung pada abortus provocatus di kalangan kaum muda.

Daftar Pustaka

Alkitab deurokanonika. 2016, Jakarta: LAI, LBI


Kitab Hukum Kanonik. 2006, Jakarta, Komisi WaliGerja Indonesia.
Sardono, Eugenius Ervan. (2020). Aborsi menurut moral katolik dalam terang ensiklik
Evangeliium Vitae. (jurnal kebidanan STF Widya sasana, Malang, nov 2020). Diakses dari
http://jurnal.unipasby.ac.id

Anda mungkin juga menyukai