Anda di halaman 1dari 21

ABORSI (ABORTUS) Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah

Tasikmalaya

KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat
dan karuniaNyalah, makalah ini dapat terselesaikan dengan baik, tepat pada waktunya adapun
tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Ilmu Keperawatan
Dasar I, pada semester I, di tahun ajaran 2012, dengan judul Abortus.
Dalam penyelesaian makalah ini , kami banyak mengalami kesulitan, terutama disebabkan
oleh kurangnya ilmu pengetahuan yang menunjang. Namun, berkat bimbingan dan bantuan dari
berbagai pihak dan kami ucapkan kepada ibu Rossy Rosnawati, S.Kep. Ners yang telah memberi
pengarahan kepada kami sehingga kami bias menyelesaikan makalah ini. Karena itu, sudah
sepantasnya jika kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat.
Kami sadar, sebagai seorang pelajar yang masih dalam proses pembelajaran, penulisan
makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan adanya
kritik dan saran yang bersifat positif, guna penulisan makalah yang lebih baik lagi di masa yang
akan datang. Harapan kami, semoga makalah yang sederhana ini, dapat memberi kesadaran
tersendiri bagi generasi muda.

Penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................................
DAFTAR ISI ............................................................................................................
1.1
1.2
1.3

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................


Latar Belakang ................................................................................................
Metode Penulisan ............................................................................................
Tujuan Penulisan ..............................................................................................

2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
2.7
2.8
2.9
2.10
2.11
2.12
2.13

BAB II ABORSI ......................................................................................................


Definisi Aborsi ................................................................................................
Aborsi dalam Pandangan Islam .......................................................................
Aborsi dalam medis .........................................................................................
Aborsi dan UU Kesehatan ..............................................................................
Aborsi yang tidak aman ...................................................................................
Hak Atas Pelayanan ........................................................................................
Hak-hak Pasien ................................................................................................
Aborsi Yang Aman ..........................................................................................
Resiko Aborsi ..................................................................................................
Jenis-jenis Aborsi .............................................................................................
Hikmah Medis Hukum Syariah tentang Aborsi ..............................................
Alasan Aborsi ..................................................................................................
Hukum Aborsi dalam UUD ............................................................................

3.1
3.2

BAB III PENUTUP .................................................................................................


Kesimpulan ......................................................................................................
Saran ................................................................................................................

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Menjalani kehamilan itu berat, apalagi kehamilan yang tidak dikehendaki. Terlepas dari
alasan apa yang menyebabkan kehamilan, aborsi dilakukan karena terjadi kehamilan yang tidak
diinginkan. Apakah dikarenakan kontrasepsi yang gagal, perkosaan, ekonomi, jenis kelamin atau
hamil di luar nikah.
Hasil riset Allan Guttmacher Institute ( 1989 ) melaporkan bahwa setiap tahun sekitar 55
juta bayi digugurkan. Angka ini memberikan bukti bahwa setiap hari 150.658 bayi dibunuh, atau
setiap menit 105 nyawa bayi direnggut sewaktu masih dalam kandungan.
Janin : ( Manusia dalam Rahim ) Pengguguran kandungan alias aborsi ( abortus, bahasa
Latin ) secara umum dapat dipilah dalam dua kategori, yakni aborsi alami ( abortus natural ) dan
aborsi buatan ( abortus provocatus ), yang termasuk didalamnya abortus provocatus criminalis,
yang merupakan tindak kejahatan dan dilarang di Indonesia ( diatur dalam pasal 15 ayat 2
Undang - undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1992 ).A.Aborsi tidak hanya dilakukan
oleh para wanita berstatus istri yang bermaksud menghentikan kelangsungan kandungannya,
tetapi juga banyak penyandang hamil pra-nikah melakukannya.
Kecenderungan melakukan aborsi ini tak lepas dari pandangan terhadap hakikat kapan
kehidupan anak manusia dimulai.
Aborsi merupakan masalah yang kompleks, mencakup nilai-nilai religius, etika, moral dan
ilmiah serta secara spesifik sebagai masalah biologi.

1.2

Sistematika Penulisan

1.1
1.2
1.3

BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sistematika Penulisan
Tujuan Penulisan

2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
2.7
2.8
2.9
2.10

BAB II ABORSI
Definisi Aborsi
Aborsi dalam pandangan Isam
Aborsi dalam medis
Aborsi dan UU kesehatan
Aborsi yang tidak aman
Hak atas pelayanan
Hak-hak pasien
Aborsi yang aman
Resiko aborsi
Jenis-jenis aborsi

2.11 Hikmah medis hukum syariah tentang aborsi


2.12 Alasan aborsi
2.13 Hukum aborsi dalam UUD
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui Definisi Aborsi
2.14
2.15
2.16
2.17
2.18
2.19
2.20
2.21
2.22
2.23
2.24

Aborsi dalam medis


Aborsi dan UU kesehatan
Aborsi yang tidak aman
Hak atas pelayanan
Hak-hak pasien
Aborsi yang aman
Resiko aborsi
Jenis-jenis aborsi
Hikmah medis hukum syariah tentang aborsi
Alasan aborsi
Hukum aborsi dalam UUD

BAB II
ABORSI
2.1

Definisi Aborsi

Secara sederhana kata aborsi adalah mati (gugurnya) hasil konsepsi. P engertian aborsi
adalah tindakan penghentian kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar kandungan (sebelum
usia 20 minggu kehamilan), bukan semata untuk menyelamatkan jiwa ibu hamil dalam keadaan
darurat tapi juga bisa karena sang ibu tidak menghendaki kehamilan itu.
Abortus atau aborsi adalah pengakhiran kehamilan atau konsepsi sebelum janin dapat
hidup di luar kandungan. Berarti pengeluaran hasil konsepsi (pertemuan sel telur dan sel
sperma) sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. Ini adalah suatu proses pengakhiran hidup
dari janin sebelum diberi kesempatan untuk bertumbuh.
Gugur kandungan atau aborsi (bahasa Latin: abortus) adalah berhentinya kehamilan
sebelum usia kehamilan 20 minggu yang mengakibatkan kematian janin.
Aborsi dalam bahasa Arab disebut ijhadh, yang memiliki beberapa sinonim yakni; isqath
(menjatuhkan), ilqa (membuang), tharah (melempar) dan imlash (menyingkirkan)) .Aborsi
secara terminology adalah keluarnya hasil konsepsi (janin, mudgah) sebelum bisa hidup sendiri
(viable).
2.2

Aborsi dalam Pandangan Islam


Sebelum membahas hukum aborsi, ada dua fakta yang dibedakan oleh para fuqaha dalam
masalah ini.
Pertama : apa yang disebut imlash ( aborsi, pengguguran kandungan ). Kedua, isqth
( penghentian kehamilan ).
Imlash adalah menggugurkan janin dalam rahim wanita hamil yang dilakukan dengan
sengaja untuk menyerang atau membunuhnya. Dalam hal ini, tindakan imlash ( aborsi ) tersebut

jelas termasuk kategori dosa besar; merupakan tindak kriminal. Pelakunya dikenai diyat ghurrah
budak pria atau wanita, yang nilainya sama dengan 10 diyat manusia sempurna. Dalam kitab Ash
- Shahhayn, telah diriwayatkan bahwa Umar telah meminta masukan para sahabat tentang
aktivitas imlsh yang dilakukan oleh seorang wanita, dengan cara memukuli perutnya, lalu
janinnya pun gugur. Al-Mughirah bin Syubah berkata: '' Rasulullah saw. telah memutuskan
dalam kasus seperti itu dengan diyat ghurrah 1 budak pria atau wanita ''. Pernyataan tersebut
dibenarkan oleh Muhammad bin Maslamah, yang pernah menjadi wakil Nabi saw. di Madinah.
Karena itu, pada dasarnya hukum aborsi tersebut haram.
Ini berbeda dengan isqth al - haml ( penghentian kehamilan ), atau upaya menghentikan
kehamilan yang dilakukan secara sadar, bukan karena keterpaksaan, baik dengan cara
mengkonsumsi obat, melalui gerakan, atau aktivitas medis tertentu. Penghentian kehamilan
dalam pengertian ini tidak identik dengan penyerangan atau pembunuhan, tetapi bisa juga
diartikan dengan mengeluarkan kandungan baik setelah berbentuk janin ataupun belum dengan
paksa.
Dalam hal ini, penghentian kehamilan ( al - ijhdh ) tersebut kadang dilakukan sebelum
ditiupkannya ruh di dalam janin, atau setelahnya. Tentang status hukum penghentian kehamilan
terhadap janin, setelah ruh ditiupkan kepadanya, maka para ulama sepakat bahwa hukumnya
haram, baik dilakukan oleh si ibu, bapak, atau dokter.Sebab, tindakan tersebut merupakan bentuk
penyerangan terhadap jiwa manusia, yang darahnya wajib dipertahankan.Tindakan ini juga
merupakan dosa besar.
Persoalan aborsi di bawah usia tiga bulan memang masih mengandung perbedaan
pendapat. Salah seorang ulama yang membolehkan aborsi adalah Muhammad Ramli dalam
kitabnya An-Nihayah, dengan alasan karena pada masa itu belum ada makhluk yang bernyawa.
Yang jelas setelah masa itu, atau sejak berusia empat bulan, para ulama sepakat
mengharamkan pengguguran janin karena roh sudah ditiupkan ke dalam janin.akan hidup
sebagai manusia.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah mengeluarkan fatwa tentang hukum aborsi sebagai
respon pertanyaan masyarakat.
Fatwa Majelis Ulama Indonesia Nomor 4 Tahun 2005, tentang Aborsi menetapkan
ketentuan hukum Aborsi sebagai berikut;
1. Aborsi haram hukumnya sejak terjadinya implantasi blastosis pada dinding rahim ibu (nidasi).
2. Aborsi dibolehkan karena adanya uzur, baik yang bersifat darurat ataupun hajat. Darurat adalah
suatu keadaan di mana seseorang apabila tidak melakukan sesuatu yang diharamkan maka ia
akan mati atau hampir mati. Sedangkan Hajat adalah suatu keadaan di mana seseorang apabila
tidak melakukan sesuatu yang diharamkan maka ia akan mengalami kesulitan besar.
1c. Kebolehan aborsi sebagaimana dimaksud huruf b harus dilakukan sebelum janin
berusia 40 hari.
3. Aborsi haram hukumnya dilakukan pada kehamilan yang terjadi akibat zina.
Fatwa tersebut berdasarkan pada dalil-dalil:
1) Al-Quran,
2) Hadits,
3) Kaidah Fiqih dan
4) berbagai pendapat Ulama sebagai berikut:
Firman Allah SWT:
a. Katakanlah: Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu, yaitu:
janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang

ibu bapak, dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan. Kami akan
memberi rezki kepadamu dan kepada mereka; dan janganlah kamu mendekati perbuatanperbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah
kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu
(sebab) yang benar. Demikian itu yang diperintahkan oleh Tuhanmu kepadamu supaya kamu
memahami (nya). (QS. al-An`am[6]: 151).
b. Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. Kamilah yang akan
memberi rezki kepada mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah
dosa besar. (QS. al-Isra`[17]: 31).
c.

Dan hamba-hamba Tuhan Yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas
bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan
kata-kata yang baik. Dan orang yang melalui malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk
Tuhan mereka. Dan orang-orang yang berkata: Ya, Tuhan kami, jauhkan azab Jahanam dari
kami, sesungguhnya azabnya itu adalah kebinasaan yang kekal. Sesungguhnya Jahanam itu
seburuk-buruk tempat menetap dan tempat kediaman.Dan orang-orang yang apabila
membelanjakan (harta), mereka tidak berlebih-lebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah
(pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian. Dan orang-orang yang tidak
menyembah tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah
(membunuhnya) kecuali dengan (alas an) yang benar, dan tidak berzina, barangsiapa yang
melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa (nya), (yakni) akan dilipat
gandakan azab untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu, dalam keadaan
terhina, kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; maka
kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.Dan orang yang bertaubat dan mengerjakan amal saleh, maka sesungguhnya dia
bertaubat kepada Allah dengan taubat yang sebenar-benarnya. (QS. al-Furqan[25]: 63-71).

d. Hai Manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka (ketahuilah)
sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian
dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak
sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami
kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi,
kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu
ada yang diwafatkan dan (ada pula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun,
supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya. Dan kamu lihat
bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan
suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah. (QS. al-Hajj[22]:
5)
e.

Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah.
Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).
Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan
segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu

Kami bungkus dengan daging, Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain.
Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik. (QS. al-Mu`minun[23]: 12-14)
Hadits nabi saw:
a. Seseorang dari kamu ditempatkan penciptaannya di dalam perut ibunya dalam selama empat
puluh hari, kemudian menjadi `alaqah selama itu pula (40 hari), kemudian menjadi mudhghah
selama itu pula (40 hari); kemudian Allah mengutus seorang malaikat lalu diperintahkan empat
kalimat (hal), dan dikatakan kepadanya: Tulislah amal, rezki dan ajalnya, serta celaka atau
bahagia-(nya); kemudian ditiupkan ruh padanya. (Hadits riwayat Imam al-Bukhari dari
`Abdullah).
Hadits di atas menunjukkan bahwa permulaan penciptaan janin dan penampakan
anggota-anggota tubuhnya, adalah setelah melewati 40 atau 42 malam.Dengan demikian,
penganiayaan terhadapnya adalah suatu penganiayaan terhadap janin yang sudah mempunyai
tanda-tanda sebagai manusia yang terpelihara darahnya (ma'shumud dam).Tindakan
penganiayaan tersebut merupakan pembunuhan terhadapnya. Berdasarkan uraian di atas, maka
pihak ibu si janin, bapaknya, ataupun dokter, diharamkan menggugurkan kandungan
ibu tersebut bila kandungannya telah berumur 40 hari.
Siapa saja dari mereka yang melakukan pengguguran kandungan, berarti telah berbuat
dosa dan telah melakukan tindak kriminal yang mewajibkan pembayaran diyat bagi janin yang
gugur, yaitu seorang budak laki-laki atau perempuan,atau sepersepuluh diyat manusia sempurna
(10 ekor onta), sebagaimana telah diterangkan dalam hadits shahih dalam masalah tersebut.
b. Dua orang perempuan suku huzail berkelahi. Lalu satu dari keduanya melemparkan batu
kepada yang lain hingga membunuhnya dan (membunuh pula) kandungannya. Kemudian mereka
melaporkan kepada Rasulullah.Maka, beliau memutuskan bahwa diat untuk (membunuh)
janinnya adalah (memberikan) seorang budak laki-laki atau perempuan. (Hadits muttafaq `alaih
riwayat Imam al-Bukhari dan Muslim- dari Abu Hurairah; lihat `Abdullah bin `Abdur Rahman
al-Bassam, Tawdhih al-Ahkam min Bulugh al-Maram, [Lubnan: Mu`assasah al-Khidamat alThiba`iyyah, 1994], juz V, h.185):
c.

Tidak boleh membahayakan diri sendiri dan tidak boleh pula membahayakan orang lain.
(Hadits riwayat Ibnu Majah dari `Ubadah bin al-Shamit, Ahmad dari Ibn `Abbas, dan Malik dari
Yahya).

Kaidah Fiqih :
a. Menghindarkan kerusakan (hal-hal negatif) diutamakan dari
kemaslahatan.
b. Keadaan darurat membolehkan hal-hal yang dilarang (diharamkan).
c. Hajat terkadang dapat menduduki keadaan darurat.

pada

mendatangkan

Pendapat Para Ulama


Selain itu pendapat para ulama juga menjadi pertimbangan dikeluarkannya ketentuan hukum
tentang aborsi yaitu:
1) Imam al-Ghazali dari kalangan mazhab Syafi`i dalam Ihya` `Ulum al-Din, tahqiq Sayyid `Imrab
(al-Qahirah: Dar al-Hadits, 2004), juz II, hal.67 : jika nutfah (sperma) telah bercampur (ikhtilah)

dengan ovum di dalam rahim dan siap menerima kehidupan (isti`dad li-qabul al-hayah), maka
merusaknya dipandang sebagai tindak pidana (jinayah).
2) Ulama Al-Azhar dalam Bayan li-an-Nas min al-Azhar asy-Syarif (t.t.: Mathba`ah al-Mushhaf alSyarif, t.th.), juz II, h. 256 :
Jika aborsi dilakukan sebelum nafkhi ar-ruh, maka tentang hukumnya terdapat empat pendapat
fuqaha`. Pertama, boleh (mubah) secara mutlak, tanpa harus ada alasan medis (`uzur); ini
menurut ulama Zaidiyah, sekelompok ulama Hanafi walaupun sebagian mereka membatasi
dengan keharusan adanya alasan medis, sebagian ulama Syafi`i, serta sejumlah ulama Maliki dan
Hanbali.Kedua, mubah karena adala alasan medis (`uzur) dan makruh jika tanpa `uzur; ini
menurut ulama Hanafi dan sekelompok ulama Syafi`i. Ketiga, makruh secara mutlak; dan ini
menurut sebagian ulama Maliki. Keempat, haram; ini menurut pendapat mu`tamad (yang
dipedomani) oleh ulama Maliki dan sejalan dengan mazhab Zahiri yang mengharamkan `azl
(coitus interruptus); hal itu disebabkan telah adanya kehidupan pada janin yang
memungkinkannya tumbuh berkembang.
Jika aborsi dilakukan setelah nafkhi ar-ruh pada janin, maka semua pendapat fuqaha`
menunjukkan bahwa aborsi hukumnya dilarang (haram) jika tidak terdapat `uzur; perbuatan itu
diancam dengan sanksi pidana manakala janin keluar dalam keadaan mati; dan sanksi tersebut
oleh fuqaha` disebut dengan ghurrah.
3) Syeikh `Athiyyah Shaqr (Ketua Komisi Fatwa Al-Azhar) dalam Ahsan al-Kalam fi al-Taqwa,
(al-Qahirah: Dar al-Ghad al-`Arabi, t.th.), juz IV, h. 483:
Jika kehamilan (kandungan) itu akibat zina, dan ulama mazhab Syafi`i membolehkan untuk
menggugurkannya, maka menurutku, kebolehan itu berlaku pada (kehamilan akibat) perzinaan
yang terpaksa (perkosaan) di mana (si wanita) merasakan penyesalan dan kepedihan
hati.Sedangkan dalam kondisi di mana (si wanita atau masyarakat) telah meremehkan harga diri
dan tidak (lagi) malu melakukan hubungan seksual yang haram (zina), maka saya berpendapat
bahwa aborsi (terhadap kandungan akibat zina) tersebut tidak boleh (haram), karena hal itu dapat
mendorong terjadinya kerusakan (perzinaan).
Selain daripada itu, dalam menyikapi janin hasil perzinahan sekalipun, Nabi Muhammad
SAW tidak pernah menganjurkan kepada perempuan dari suku al-Ghamidiyah yang melakukan
perzinahan untuk mengaborsi kandungannya.Bahkan dalam kasus hamil di luar nikah ini, Nabi
justru menangguhkan pengabulan permintaannya untuk disucikan dengan hukuman rajam
sampai melahirkan yang diteruskan sampai berakhirnya masa menyusui bayi, demi
keberlangsungan hidup janin dan menjunjung tinggi kehidupan.
Jika nutfah (gumpalan darah) telah lewat empat puluh dua malam, maka Allah mengutus
seorang malaikat padanya, lalu dia membentuk nutfah tersebut; dia membuat pendengarannya,
penglihatannya, kulitnya, dagingnya, dan tulang belulangnya. Lalu malaikat itu bertanya (kepada
Allah),'Ya Tuhanku, apakah dia (akan Engkau tetapkan) menjadi lakilaki atau perempuan ?'
Maka Allah kemudian memberi keputusan...' (HR. Muslim dari Ibnu Mas).
Namun demikian, dibolehkan melakukan aborsi baik pada tahap penciptaan janin, ataupun
setelah peniupan ruh padanya, jika dokter yang terpercaya menetapkan bahwa keberadaan janin
dalam perut ibu akan mengakibatkan kematian ibu dan janinnya sekaligus. Dalam kondisi seperti
ini, dibolehkan melakukan aborsi dan mengupayakan penyelamatan kehidupan jiwa ibu.

Menyelamatkan kehidupan adalah sesuatu yang diserukan oleh ajaran Islam, sesuai firman
Allah SWT: Barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia
telah memelihara kehidupan manusiasemuanya (TQS Al Maidah : 32)
Di samping itu aborsi dalam kondisi seperti ini termasuk pula upaya pengobatan.Sedangkan
Rasulullah SAW telah memerintahkan umatnya untuk berobat.Rasulullah SAW bersabda :
Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla setiap kali menciptakan penyakit, Dia ciptakan pula
obatnya.Maka berobatlah kalian! (HR. Ahmad)
Kaidah fiqih dalam masalah ini menyebutkan:
Idza taaradha mafsadatani ruiya azhamuha dhararan birtikabi akhaffihima (Jika berkumpul dua
madharat (bahaya) dalam satu hukum, maka dipilih yang lebih ringan madharatnya) (Abdul
Hamid Hakim, 1927, Mabadi` Awaliyah fi Ushul Al Fiqh wa Al Qawaid Al Fiqhiyah, halaman
35).
Berdasarkan kaidah ini, seorang wanita dibolehkan menggugurkan kandungannya jika
keberadaan kandungan itu akan mengancam hidupnya, meskipun ini berarti membunuh janinnya.
Memangmengggugurkan kandungan adalah suatu mafsadat. Begitu pula hilangnya nyawa sang
ibu jika tetap mempertahankan kandungannya juga suatu mafsadat. Namun tak syak lagi bahwa
menggugurkan kandungan janin itu lebih ringan madharatnya daripada menghilangkan nyawa
ibunya, atau membiarkan kehidupan ibunya terancam dengan keberadaan janin tersebut
(Abdurrahman AlBaghdadi, 1998).
Pendapat yang menyatakan bahwa aborsi diharamkan sejak pertemuan sel telur dengan sel
sperma dengan alas an karena sudah ada kehidupan pada kandungan, adalah pendapat yang tidak
kuat.
Sebab kehidupan sebenarnya tidak hanya wujud setelah pertemuan sel telur dengan sel
sperma, tetapi bahkan dalam sel sperma itu sendiri sudah adakehidupan, begitu pula dalam sel
telur, meski kedua sel itu belum bertemu.Kehidupan (al hayah) menurut Ghanim Abduh dalam
kitabnya Naqdh Al Isytirakiyah Al Marksiyah (1963) halaman 85 adalah sesuatu yang ada pada
organisme hidup. (asy syai` al qa`im fi al ka`in al hayyi).
Ciri-ciri adanya kehidupan adalah adanya pertumbuhan, gerak, iritabilita,membutuhkan
nutrisi, perkembangbiakan, dan sebagainya. Dengan pengertian kehidupan ini, maka dalam sel
telur dan sel sperma (yang masih baik, belum rusak) sebenarnya sudah terdapat kehidupan, sebab
jika dalam sel sperma dan sel telur tidak ada kehidupan, niscaya tidak akan dapat terjadi
pembuahan sel telur oleh sel sperma. Jadi, kehidupan (alhayah) sebenarnya terdapat dalam sel
telur dan sel sperma sebelum terjadinya pembuahan, bukan hanya ada setelah pembuahan.
Agama Islam memberi aturan bagi umat muslim dalam rangka kehidupan dan peradaban
yang lebih baik. Tak terkecuali dalam hal pengguguran kandungan yang disengaja atau
aborsi.Hukum aborsi menurut Islam jelas keharamannya karena janin bayi yang berada dalam
rahim seorang ibu telah mempunyai nyawa. Penghilangan terhadap nyawa seseorang adalah
pembunuhan
Allah swt berfirman:
Janganlah kalian membunuh jiwa yang diharamkan oleh Allah, kecuali dengan cara yang
haq. (QS. al-Anam [6]: 151)Bahkan, syariat Islam menetapkan penundaan terhadap pelaksanaan
hukuman qishash pada wanitahamil untukmenjaga janinnya.Hal ini berdasarkan pada kisah
terkenal seorang wanita al-Ghamidiyah yang mendatangi Nabi sawuntuk meminta dihukum
qishash. Wanita tersebut tetap dihukum setelah melahirkan karena hukuman ini tidak boleh
dikenakan pada janin yang masih dikandungnya.

Dalam penetapan hukum pelarangan aborsi, terdapat sedikit perbedaan dari keempat mazhab
besar fiqih Islam, yaitu sebagai berikut:
1) Mazhab Hanafi berpendapat bahwa aborsi bisa dilakukan hanya bila membahayakan dan
mengancam keselamatan si ibu dan hanya dapat dilakukan sebelum masa empat bulan
kehamilan.
2) Mazhab Maliki melarang aborsi apabila telah terjadi pembuahan.
3) Mazhab Syafii berpaham apabila setelah terjadinya fertilisasi zygote, tidak boleh diganggu.Jika
diganggu, dianggap sebagai kejahatan.
4) Mazhab Hambali berpendapat karena adanya pendarahan yang menimbulkan miskram, hal ini
menunjukkan bahwa aborsi adalah dosa.
Dari pandangan mazhab mana pun, jelas menyatakan bahwa aborsi dalam pandangan
agama Islam tidak diperkenankan dan merupakan dosa besar karena dianggap membunuh nyawa
manusia tidak bersalah.Pelakunya bisa diminta pertanggungjawaban atas tindakannya itu.
2.3

Aborsi dalam Medis


Dalam pandangan medis, aborsi (abortus atau abortion) yang dibolehkan adalah abortus
berdasarkan indikasi medis (abortus artificialis therapicus). Selebihnya, aborsi yang dilakukan
tanpa indikasi medis dikategorikan sebagai abortus kriminal (abortus provocatus criminalis).
Adapun indikasi medis yang dimaksudkan adalah berdasarkan kesehatan ibu yang dibatasi
pengertiannya pada jiwa ibu.Bila keselamatan jiwa ibu terancam dengan adanya kehamilan itu,
aborsi dapat dilakukan.Pengertian ini kemudian diadopsi dalam KUHP dan menjadi dasar
penghukuman bagi siapa saja yang melakukan aborsi dan diancam hukuman penjara.
Ancaman ini tidak saja tertuju pada si wanita yang bersangkutan, tetapi semua orang yang
terlibat termasuk para bidan/dokter, juru obat, maupun orang yang menganjurkan aborsi.Dari sini
jelas bahwa persepsi hukum dan medis adalah menghargai kehidupan sejak masa konsepsi
sehingga aborsi yang dilakukan sejak dini sekalipun dianggap identik dengan pembunuhan
Praktek fetuscid ini di luar negeri juga dilarang keras.
Praktik aborsi yang terjadi sering kali dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak memiliki
kompetensi sehingga menimbulkan bahaya bagi ibu yang mengandungnya dan bagi masyarakat
umumnya.
Dalam ilmu kedokteran, istilah-istilah ini digunakan untuk membedakan aborsi:
Spontaneous abortion: gugur kandungan yang disebabkan oleh trauma kecelakaan atau sebabsebab alami.
Induced abortion atau procured abortion: pengguguran kandungan yang disengaja. Termasuk di
dalamnya adalah:
Therapeutic abortion: pengguguran yang dilakukan karena kehamilan tersebut mengancam
kesehatan jasmani atau rohani sang ibu, kadang-kadang dilakukan sesudah pemerkosaan.
Eugenic abortion: pengguguran yang dilakukan terhadap janin yang cacat.
Elective abortion: pengguguran yang dilakukan untuk alasan-alasan lain.
Dalam bahasa sehari-hari, istilah "keguguran" biasanya digunakan untuk spontaneous
abortion, sementara "aborsi" digunakan untuk induced abortion.

2.4

Aborsi dan UU Kesehatan


Namun, aturan KUHP yang keras tersebut telah dilunakkan dengan memberikan peluang
dilakukannya aborsi.Sebagaimana ditentukan dalam pasal 15 ayat 1 UU Kesehatan tersebut di
atas.
Namun pasal 15 UU Kesehatan juga tidak menjelaskan apa yang dimaksud tindakan medis
tertentu dan kondisi bagaimana yang dikategorikan sebagai keadaan darurat. Dalam
penjelasannya bahkan dikatakan bahwa tindakan media dalam bentuk pengguguran kandungan
dengan alasan apapun, dilarang karena bertentangan dengan norma hukum, norma agama, norma
kesusilaan, dan norma kesopanan.
Namun dalam keadaan darurat sebagai upaya menyelamatkan jiwa ibu dan atau janin yang
dikandungnya dapat diambil tindakan medis tertentu.Lalu apakah tindakan medis tertentu bisa
selalu diartikan sebagai aborsi yang artinya menggugurkan janin, sementara dalam pasal tersebut
aborsi digunakan sebagai upaya menyelamatkan jiwa ibu dan atau janin.Jelas disini bahwa UU
Kesehatan telah memberikan pengertian yang membingungkan tentang aborsi.

2.5

Aborsi yang tidak aman


Yang dimaksud dengan aborsi tidak aman (Unsafe Abortion) adalah penghentian
kehamilan yang dilakukan oleh orang yang tidak terlatih/kompeten dan menggunakan sarana
yang tidak memadai, sehingga menimbulkan banyak komplikasi bahkan kematian.
Umumnya aborsi yang tidak aman terjadi karena tidak tersedianya pelayanan kesehatan
yang memadai.Apalagi bila aborsi dikategorikan tanpa indikasi medis, seperti korban perkosaan,
hamil diluar nikah, kegagalan alat kontrasepsi dan lain-lain. Ketakutan dari calon ibu dan
pandangan negatif dari keluarga atau masyarakat akhirnya menuntut calon ibu untuk melakukan
pengguguran kandungan secara diam-diam tanpa memperhatikan resikonya .

2.6

Hak atas pelayanan kesehatan


Banyaknya kematian akibat aborsi yang tidak aman, tentu sangat memprihatinkan. Hal ini
diakibatkan kurangnya kesadaran dari perempuan dan masyarakat tentang hak atas pelayanan
kesehatan.Padahal bagaimanapun kondisinya atau akibat apapun, setiap perempuan sebagai
warganegara tetap memiliki hak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai dan
kewajiban negaralah untuk menyediakan hal itu.Hak-hak ini harus dipandang sebagai hak-hak
sosial sekaligus hak individu yang merupakan hak untuk mendapatkan keadilan sosial termasuk
didalamnya hak untuk mendapatkan pelayanan. Hak atas pelayanan kesehatan ini ditegaskan
pula dalam Pasal 12 Konvensi Penghapusan segala bentuk Kekerasan terhadap Perempuan
(Konvensi Perempuan) dan UU Kesehatan.
Dalam hal Hak Reproduksi, termasuk pula didalamnya hak untuk membuat keputusan
mengenai reproduksi yang bebas dari diskriminasi, paksaan dan kekerasan seperti dinyatakan
dalam dokumen-dokumen hak-hak asasi manusia (Rekomendasi bab 7 Konferensi
Kependudukan dan Pembangunan Internasional di Kairo 1994).

2.7

Hak-hak pasien

Sebuah Lokakarya tentang Kesehatan Perempuan, yang diselenggarakan oleh Yayasan


Lembaga Konsumen Indonesia dan The Ford Foundation, (1997) merumuskan hak-hak pasien
sebagai berikut:
a. Hak memperoleh pelayanan kesehatan yang mendasar, mudah diakses, tepat, terjangkau
b. Hak untuk terbebas dari perlakuan diskriminatif, artinya tidak ada pembedaan perlakuan
berdasarkan jenis kelamin, warna kulit, agama, suku bangsa.
c. Hak memperoleh informasi dan pengetahuan mengenai:
1) Kondisi kesehatan
2) Berbagai pilihan penanganan
3) Perlakuan medis yang diberika n
4) Waktu dan biaya yang diperlukan
5) Resiko, efek samping dan kemungkinan keberhasilan dari tindakan yang dilakukan
6) Hak memilih tempat dan dokter yang menangani
7) Hak untuk dihargai, dijaga privasi dan kerahasiaan
8) Hak untuk ikut berpartisipasi dalam membuat keputusan
9) Hak untuk mengajukan keluhan
10) Pelayanan yang diharapkan dalam aborsi
a)
b)
c)
d)

2.8

Tersedianya sarana pelayanan formal:


Fasilitas konseling
Jaminan tindakan aborsi
Pengetahuan tentang prosedur, usia kehamilan, resiko
Pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi, alat kontrasepsi (mencegah aborsi berulang).

Aborsi yang Aman


Melakukan aborsi pasti merupakan keputusan yang sangat berat dirasakan oleh perempuan
yang bersangkutan.Tapi bila itu memang menjadi jalan yang terakhir, yang harus diperhatikan
adalah persiapan secara fisik dan mental dan informasi yang cukup mengenai bagaimana agar
aborsi bisa berlangsung aman.
Aborsi aman bila:
Dilakukan oleh pekerja kesehatan (perawat, bidan, dokter) yang benar-benar terlatih dan
berpengalaman melakukan aborsi
Pelaksanaannya mempergunakan alat-alat kedokteran yang layak
Dilakukan dalam kondisi bersih, apapun yang masuk dalam vagina atau rahim harus steril atau
tidak tercemar kuman dan bakteri
Dilakukan kurang dari 3 bulan (12 minggu) sesudah pasien terakhir kali mendapat haid.
Pelayanan Kesehatan yang Memadai adalah HAK SETIAP ORANG, tidak terkecuali
Perempuan yang memutuskan melakukan Aborsi.

2.9

Resiko Aborsi

Ada 2 macam resiko kesehatan terhadap wanita yang melakukan aborsi:


i.
Resiko kesehatan dan keselamatan secara fisik
ii.
Resiko gangguan psikologis
a. Resiko kesehatan dan keselamatan fisik
Pada saat melakukan aborsi dan setelah melakukan aborsi ada beberapa resiko yang akan
dihadapi seorang wanita, seperti yang dijelaskan dalam buku Facts of Life yang ditulis oleh
Brian Clowes, Phd yaitu:
1) Kematian mendadak karena pendarahan hebat
2) Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal
3) Kematian secara lambat akibat infeksi serius disekitar kandungan
4) Rahim yang sobek (Uterine Perforation)
5) Kerusakan leher rahim (Cervical Lacerations) yang akan menyebabkan cacat pada
anak berikutnya
6) Kanker payudara (karena ketidakseimbangan hormon estrogen pada wanita)
7) Kanker indung telur (Ovarian Cancer)
8) Kanker leher rahim (Cervical Cancer)
9) Kanker hati (Liver Cancer)
10) Kelainan pada placenta/ari-ari (Placenta Previa) yang akan menyebabkan cacat pada anak
berikutnya dan pendarahan hebat pada saat kehamilan berikutnya
11) Menjadi mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi (Ectopic Pregnancy)Infeksi rongga
panggul (Pelvic Inflammatory Disease)
12) Infeksi pada lapisan rahim (Endometriosis).
b. Resiko kesehatan mental
Proses aborsi bukan saja suatu proses yang memiliki resiko tinggi dari segi kesehatan dan
keselamatan seorang wanita secara fisik, tetapi juga memiliki dampak yang sangat hebat
terhadap keadaan mental seorang wanita.
Gejala ini dikenal dalam dunia psikologi sebagai Post-Abortion Syndrome (Sindrom
Paska-Aborsi) atau PAS.Gejala-gejala ini dicatat dalam Psychological Reactions Reported After
Abortion di dalam penerbitan The Post-Abortion Review (1994).
Reported After Abortion di dalam penerbitan The Post-Abortion Review (1994).
dasarnya seorang wanita yang melakukan aborsi akan mengalami hal-hal seperti berikut ini:
1) Kehilangan harga diri (82%)
2) Berteriak-teriak histeris (51%)
3) Mimpi buruk berkali-kali mengenai bayi (63%)
4) Ingin melakukan bunuh diri (28%)
5) Mulai mencoba menggunakan obat-obat terlarang (41%)
6) Tidak bisa menikmati lagi hubungan seksual (59%)
Diluar hal-hal tersebut diatas para wanita yang melakukan aborsi akan dipenuhi perasaan
bersalah yang tidak hilang selama bertahun-tahun dalam hidupnya.
2.10 Jenis-jenis Aborsi

Dalam dunia kedokteran dikenal 3 macam aborsi, yaitu:


1) Aborsi Spontan/ Alamiah atau Abortus Spontaneus
2) Aborsi Buatan/ Sengaja atau Abortus Provocatus Criminalis
3) Aborsi Terapeutik/ Medis atau Abortus Provocatus Therapeuticum
Aborsi spontan/ alamiah berlangsung tanpa tindakan apapun.Kebanyakan disebabkan
karena kurang baiknya kualitas sel telur dan sel sperma.
Aborsi buatan/ sengaja/ Abortus Provocatus Criminalis adalah pengakhiran kehamilan
sebelum usia kandungan 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram sebagai suatu akibat
tindakan yang disengaja dan disadari oleh calon ibu maupun si pelaksana aborsi (dalam hal ini
dokter, bidan atau dukun beranak).
Aborsi terapeutik / Abortus Provocatus therapeuticum adalah pengguguran kandungan
buatan yang dilakukan atas indikasi medic.
Sebagai contoh, calon ibu yang sedang hamil tetapi mempunyai penyakit darah tinggi
menahun atau penyakit jantung yang parah yang dapat membahayakan baik calon ibu maupun
janin yang dikandungnya.
Tetapi ini semua atas pertimbangan medis yang matang dan tidak tergesa-gesa
(www.genetik2000.com).
Pelaksanaan aborsi adalah.:
Kalau kehamilan lebih muda, lebih mudah dilakukan. Makin besar makinlebih sulit dan
resikonya makin banyak bagi si ibu, cara-cara yang dilakukan di kilnik-klinik aborsi itu
bermacam-macam, biasanya tergantung dari besar kecilnya janinnya.
1. Abortus untuk kehamilan sampai 12 minggu biasanya dilakukan dengan MR/ Menstrual
Regulation yaitu dengan penyedotan (semacam alat penghisap debu yang biasa, tetapi 2 kali
lebih kuat).
2. Pada janin yang lebih besar (sampai 16 minggu) dengan cara Dilatasi & Curetage.
3. Sampai 24 minggu. Di sini bayi sudah besar sekali, sebab itu biasanya harus dibunuh lebih
dahulu dengan meracuni dia. Misalnya dengan cairan garam yang pekat seperti saline. Dengan
jarum khusus, obat itu langsung disuntikkan ke dalam rahim, ke dalam air ketuban, sehingga
anaknya keracunan, kulitnya terbakar, lalu mati.
4. Di atas 28 minggu biasanya dilakukan dengan suntikan prostaglandin sehingga terjadi proses
kelahiran buatan dan anak itu dipaksakan untuk keluar dari tempat pemeliharaan dan
perlindungannya.
5. Juga dipakai cara operasi Sesaria seperti pada kehamilan yang biasa (www.genetik2000.com).
Dengan berbagai alasan seseorang melakukan aborsi tetapi alasan yang paling utama
adalah alasan-alasan non-medis.
Aborsi yang tidak aman adalah penghentian kehamilan yang tidak diinginkan yang
dilakukan oleh tenaga yang tidak terlatih, atau tidak mengikuti prosedur kesehatan atau keduaduanya (Definisi WHO). Dari 46 juta aborsi/tahun, 20 juta dilakukan dengan tidak aman, 800

wanita diantaranya meninggal karena komplikasi aborsi tidak aman dan sekurangnya 13 persen
kontribusi Angka Kematian Ibu Global (AGI, 1997; WHO 1998a; AGI, 1999).
2.11 Hikmah Medis Hukum Syariah tentang Aborsi

Aborsi hakikatnya adalah melawan sunnatullah dalam masalah reproduksi umat manusia,
sehingga setiap metode aborsi memiliki efek samping yang berbahaya sebagai salah satu bentuk
peringatan Allah SWT untuk tidak mengubah-ubah sunnah ciptaan-Nya. Sebagai pelajaran ada
baiknya untuk merenungkan berbagai efek metode aborsi sebagai berikut :
Urea
Karena bahaya penggunaan saline, maka suntikan lain yang biasa dipakai adalah
hipersomolar urea, walau metode ini kurang efektif dan biasanya harus dibarengi dengan asupan
hormon oxytocin atau prostaglandin agar dapat mencapai hasil maksimal. Gagal aborsi atau tidak
tuntasnya aborsi sering terjadi dalam menggunakan metode ini, sehingga operasi pengangkatan
janin dilakukan.Seperti teknik suntikan aborsi lainnya, efek samping yang sering ditemui adalah
pusing-pusing atau muntah-muntah.Masalah umum dalam aborsi pada trimester kedua adalah
perlukaan rahim, yang berkisar dari perlukaan kecil hingga perobekan rahim.Antara 1-2% dari
pasien pengguna metode ini terkena endometriosis/peradangan dinding rahim.

Prostaglandin
Prostaglandin merupakan hormon yang diproduksi secara alami oleh tubuh dalam proses
melahirkan. Injeksi dari konsentrasi buatan hormon ini ke dalam air ketuban memaksa proses
kelahiran berlangsung, mengakibatkan janin keluar sebelum waktunya dan tidak mempunyai
kemungkinan untuk hidup sama sekali. Sering juga garam atau racun lainnya diinjeksi terlebih
dahulu ke cairan ketuban untuk memastikan bahwa janin akan lahir dalam keadaan mati, karena
tak jarang terjadi janin lolos dari trauma melahirkan secara paksa ini dan keluar dalam keadaan
hidup. Efek samping penggunaan prostaglandin tiruan ini adalah bagian dari ari-ari yang
tertinggal karena tidak luruh dengan sempurna, trauma rahim karena dipaksa melahirkan, infeksi,
pendarahan, gagal pernafasan, gagal jantung, perobekan rahim.

Partial Birth Abortion


Metode ini sama seperti melahirkan secara normal, karena janin dikeluarkan lewat jalan
lahir. Aborsi ini dilakukan pada wanita dengan usia kehamilan 20-32 minggu, mungkin juga
lebih tua dari itu. Dengan bantuan alat USG, forsep (tang penjepit) dimasukkan ke dalam rahim,
lalu janin ditangkap dengan forsep itu.Tubuh janin ditarik keluar dari jalan lahir (kecuali
kepalanya).Pada saat ini, janin masih dalam keadaan hidup.Lalu, gunting dimasukkan ke dalam
jalan lahir untuk menusuk kepala bayi itu agar terjadi lubang yang cukup besar.Setelah itu,
kateter penyedot dimasukkan untuk menyedot keluar otak bayi.Kepala yang hancur lalu
dikeluarkan dari dalam rahim bersamaan dengan tubuh janin yang lebih dahulu ditarik keluar.

Histerotomy
(untuk kehamilan trimester kedua dan ketiga) Sejenis dengan metode operasi caesar,
metode ini digunakan jika cairan kimia yang digunakan/disuntikkan tidak memberikan hasil
memuaskan.Sayatan dibuat di perut dan rahim.Bayi beserta ari-ari serta cairan ketuban
dikeluarkan. Terkadang, bayi dikeluarkan dalam keadaan hidup, yang membuat satu pertanyaan

bergulir: bagaimana, kapan dan siapa yang membunuh bayi ini? Metode ini memiliki resiko
tertinggi untuk kesehatan wanita, karena ada kemungkinan terjadi perobekan rahim.
2.12 Alasan Aborsi
Di Amerika Serikat alasan aborsi antara lain :
1) Tidak ingin memiliki anak karena khawatir menggangu karir, sekolah, atau tanggung jawab
yang lain (75%).
2) Tidak memiliki cukup uang untuk merawat anak (66%).
3) Tidak ingin memiliki anak tanpa ayah (50%) .
Alasan lain yang sering dilontarkan adalah masih terlalu muda (terutama mereka yang
hamil di luar nikah), aib keluarga,atau sudah memiliki banyak anak.
Ada orang yang
menggugurkan kandungan karena tidak mengerti apa yang merekalakukan. Mereka tidak tahu
akan keajaiban-keajaiban yang dirasakan seorang calon ibu, saat merasakan gerakan dan geliatan
anak dalam kandungannya.
Alasan-alasan seperti ini juga diberikan oleh para wanita di Indonesia yang mencoba
meyakinkan dirinya bahwa membunuh janin yang ada di dalam kandungannya adalah boleh dan
benar.Semua alasan-alasan ini tidak berdasar. (The house of Khilafah1924.org
,http://www.khilafah1924.org Powered by Joomla! Generated: 19November, 2010, 08:51)
Sebaliknya, alasan-alasan ini hanya menunjukkan ketidak pedulian seorang wanita, yang
hanya mementingkan dirinya sendiri (www.genetik2000.com).
Data ini juga didukung oleh studi dari Aida Torres dan Jacqueline Sarroch Forrest (1998)
yang menyatakan bahwa hanya 1% kasus aborsi karena perkosaan atau incest (hubungan intim
satu darah), 3% karena membahayakan nyawacalon ibu, dan 3% karena janin akan bertumbuh
dengan cacat tubuh yang serius. Sedangkan 93% kasus aborsi adalah karena alasan-alasan yang
sifatnya untuk kepentingan diri sendiri termasuk takut tidak mampu membiayai,
takutdikucilkan, malu, atau gengsi (www.genetik2000.com).
Banyak dalih yang dijadikan alasan untuk melakukan aborsi, beberapa alasan tersebut
antara lain:
a. Terdapat kemungkinan janin lahir dengan cacat yang diturunkan secara genetic). Penyakit
kelainan genetic biasanya disebut down syndrome, yang diturunkan melalui gen orang tuanya.
Pada umumnya ini terjadi karena kedua orang tuanya bersaudara artinya mereka memiliki
hubungan famili dekat, sehingga kemungkinan besar memiliki gen bawaan yang sama yang
ketika
dikawinkan
akan
melahirkan
kelainan
genetic.
Alasan diatas bukanlah alasan yang bisa diterima, sebab pencegahan sesuatu bukanlah dari
buahnya, melainkan dari akarnya.Artinya, bukan janin itu yang harus digugurkan, tapi
perkawinan antar saudaralah yang harus dicegah. Dalam sebuah hadist Rosulallah SAW bersabda
: Nikahilah suku yang jauh (bukan famili) untuk menghindari keturunan yang lemah. Dan anakanak muda, jika engkau mampu menikah, menikahlah!
b. Ditakuti atau dicurigai adanya cacat bawaan lahir). Retardasi mental (keterbelakangan mental),
yang dibawa sejak lahir banyak ditimbulkan oleh kebiasaan si Ibu mengkonsumsi alcohol. Maka,
jelas kebiasaan Si Ibulah yang harus diubah dan dibenarkan, bukan janin yang harus digugurkan.

c.

Suatu diagnosis kandung kemih terhadap janin menunjukkan adanya kelainan parah yang tidak
sesuai dengan kehidupan seperti kehilangan penglihatan atau kerusakan otak. Hal ini disebabkan
oleh Ibu yang mememiliki penyakit STD (Penyakit kelamin menular), penyakit kelamin menular
ditimbulkan dari hubungan yang berganti-ganti pasangan.Mengugurkan kandungan dengan
alasan inipun tidak dibenarkan.
Semua alasan diatas, merupakan kesimpulan dari angket Asosiasi kesehatan Afrika selatan
kepada dar al-Ifta di Riyadh, arab Saudi, yang membuat lahirnya fatwa dari dar al-ifta bahwa
tindakan aborsi dengan alasan janin cacat tidak dibolehkan) .
Ada dua alasan lain yang dikemukakan oleh yayasan kesehatan perempuan dan
Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) dalam hal menyuarakan perlunya legalisasi
aborsi diIndonesia melalui RUU perubahan UU No. 23/1992.
Pertama, demi mengurangi Angka Kematian Ibu (AKI) akibat aborsi yang tidak
aman/illegal oleh tenaga-tenaga medis yang tidak memiliki kualifikasi yang memadai yang
sering menimbulkan kematian. Maka, aborsi yang tidak aman harus diubah menjadi aborsi yang
aman (safe abortion) yang dilakukan oleh tenaga medis yang professional bukan oleh tenaga
medis yang tidak professional) Oleh karena itu menurut mereka, aborsi harus diatur dalam UU,
termasuk yang boleh membantu melakukan aborsi seperti: dokter-dokter yang khusus, yang
terkualifikasi untuk melalukan aborsi agar tidak menimbulkan kematian.
Yang menjadi permasalahan seharusnya bukanlah yang membantu melakukan aborsi/
terkualifikasi atau tidaknya pembantu pelaku aborsi, tapi Aborsi itu sendiri, yang jelas-jelas
melanggar hak si janin untuk hidup dan terlahir sebagai manusia. Selain itu dipandang dari sudut
Moral, aborsi adalah perbuatan amoral yang seharusnya tidak dibolehkan dan tidak dilegalisasi.
Dalam islam, konsep safe abortion adalah batil, sebababorsi tetap haram walaupun aman).
Kedua, yang menjadi alasan perlunya aborsi dilegalkan adalah kebutuhan untuk adanya
alternative bagi warga Negara dalam menghadapi masalah kehamilan yang tidak diinginkan.
M.Siddiq Al-jawi menyatakan dalam seminar tersebut bahwa alasan kedua yang dikemukakan
tersebut merupakan alasan amoral, sebab hal tersebut sama artinya dengan mendukung
perzinaan. Dikatakan oleh beliau bahwa setiap suami-istri lazimnya mengharapkan keturunan, itu
artinya mereka mengharapakan adanya kehamilan. Lalu bagaiman dengan kehamilan yang tidak
diinginkan?, jawabannya adalah kehamilan tersebut karena adanya hubungan diluar nikah (zina),
yang jelas sangat tidak mengharapkan kehamilan. Apapun dalihnya, yang dinyatakan sebagai
alasan kedua perlunya legalisasi aborsi, sangat bertentangan dengan islam yang mengharamkan
perzinaan.
firman
Allah
SWT
dalam
QS.Al-Isra':32
yang
artinya:
"Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji.
Dan suatu jalan yang buruk".

2.13 Hukum Aborsi dalam UUD


Menurut hukum - hukum yang berlaku di Indonesia, aborsi atau pengguguran janin
termasuk kejahatan, yang dikenal dengan istilah Abortus Provocatus Criminalis
Yang menerima hukuman adalah:
1) Ibu yang melakukan aborsi

2) Dokter atau bidan atau dukun yang membantu melakukan aborsi


3) Orang - orang yang mendukung terlaksananya aborsi
Beberapa pasal yang terkait adalah:
Pasal 229
1. Barang siapa dengan sengaja mengobati seorang wanita atau menyuruhnya supaya diobati,
dengan diberitahukan atau ditimbulkan harapan, bahwa karenapengobatan itu hamilnya dapat
digugurkan, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun atau denda paling banyak
tiga milyar rupiah.
2. Jika yang bersalah, berbuat demikian untuk mencari keuntungan, atau menjadikan perbuatan
tersebut sebagai pencarian atau kebiasaan, atau jika dia seorang tabib, bidan atau juru obat,
pidananya dapat ditambah sepertiga.
3. Jika yang bersalah, melakukan kejahatan tersebut, dalam menjalani pencarian maka dapat
dicabut haknya untuk melakukan pencarian itu.
Pasal 314
Seorang ibu yang, karena takut akan ketahuan melahirkan anak, pada saat anak dilahirkan
atau tidak lama kemudian, dengan sengaja merampas nyawa anaknya, diancam, karena
membunuh anak sendiri, dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun.

Pasal 342
Seorang ibu yang, untuk melaksanakan niat yang ditentukan karena takut akan ketahuan
bahwa akan melahirkan anak, pada saat anak dilahirkan atau tidak lama kemudian merampas
nyawa anaknya, diancam, karena melakukan pembunuhan anak sendiri dengan rencana, dengan
pidana penjara paling lama sembilan tahun.

Pasal 343
Kejahatan yang diterangkan dalam pasal 341 dan 342 dipandang, bagi orang lain yang
turut serta melakukan, sebagai pembunuhan atau pembunuhan dengan rencana.

Pasal 346
Seorang wanita yang sengaja menggugurkan atau mematikan kandungannya atau
menyuruh orang lain untuk itu, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun.
Pasal 347
1. Barangsiapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang wanita tanpa
persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun.
2. Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, dikenakan pidana penjara paling
lama lima belas tahun.
Pasal 348
1. Barangsiapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang wanita dengan
persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun enam bulan.
2. Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, dikenakan pidana penjara paling
lama tujuh tahun.

Pasal 349

Jika seorang tabib, bidan atau juru obat membantu melakukan kejahatan yang tersebut
pasal 346, ataupun melakukan atau membantu melakukan salah satu kejahatan yang diterangkan
dalam pasal 347 dan 348, maka pidana yang ditentukan dalam pasal itu dapat ditambah dengan
sepertiga dan dapat dicabut hak untuk menjalankan pencarian dalam mana kejahatan dilakukan.
Ada 3 aturan aborsi di Indonesia yang berlaku hingga saat ini yaitu,
1. Undang-Undang RI No. 1 Tahun 1946 tentang Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP)
yang menjelaskan dengan alasan apapun, aborsi adalah tindakan melanggar hukum. Sampai saat
ini masih diterapkan.
2. Undang-Undang RI No. 7 Tahun 1984 tentang Pengesahan Konvensi Penghapusan Segala
Bentuk Diskriminasi Terhadap Perempuan.
3. Undang-undang RI No. 23 Tahun 1992 tentang kesehatan yang menuliskan dalam kondisi
tertentu, bisa dilakukan tindakan medis tertentu (aborsi).
Pada kehamilan muda, dimana usia janin masih sangat kecil, aborsi dilakukan dengan
cara menggunakan alat penghisap (suction). Sang anak yang masih sangat lembut langsung
terhisap dan hancur berantakan.Saat dikeluarkan, dapat dilihat cairan merah berupa gumpalangumpalan darah dari janin yang baru dibunuh tersebut.

BAB II
PENUTUP
3.1

Kesimpulan

Menjalani kehamilan itu berat, apalagi kehamilan yang tidak dikehendaki. Terlepas dari
alasan apa yang menyebabkan kehamilan, aborsi dilakukan karena terjadi kehamilan yang tidak
diinginkan. Apakah dikarenakan kontrasepsi yang gagal, perkosaan, ekonomi, jenis kelamin atau
hamil di luar nikah.
3.2

Saran
Berusahalah agar diri anda tidak samapi melalukan hal yang seperti itu karena sama saja
anda membunuh nyawa seseorang (bayi) dan itu hukumannya sangat berat baik didunia maupun
di akirat nanti. Jagalah diri anda baik-baik dan jagalah keluarga anda.

Anda mungkin juga menyukai